kultur jaringan

3
1. Medium yang digunakan pada kultur jaringan tanaman berbentuk padatan gel untuk mempertahankan posisi dari individu yang terbentuk. Sedangkan pada kultur jaringan hewan media yang digunakan berbentuk cairan dengan kondisi sedemikian rupa dibuat seperti dalam rahim. Kultur sel merupakan teknik pembelajaran sel untuk dapat mengerti bagaimana proses kehidupan dalam lingkup unit struktural dan fungsional terkecil. Kultur jaringan/sel hewan adalah metode untuk mempelajari tingkah laku atau sifat-sifat sel hewan dalam keadaan fisiologis maupun dalam kondisi artifisial dengan suatu perlakuan (treatment). Perkembangan teknik ini dimulai ketika Ross Granville Harrison (1870 – 1959) pada tahun 1885, menemukan sebuah metode yang dikenal sebagai kultur jaringan. Pertengahan tahun 1900-an, dengan memanfaatkan proses kultur jaringan sel, Ross Granville Harrison (1870 – 1959) menganalisis serabut saraf secara in vitro. Serabut saraf dan getah bening diekstraksi dari embrio katak lalu diamati pada slide kaca. Sejak 1910-1923, Alexis Carrel ( 1873 – 1944) mengembangkan teknik untuk transplantasi organ. Mensubkultur sel melalui penambahan ekstrak pada embrio ayam. Pada tahun 1923 membuat termos kultur sel, yang disebut D- termos. Terdapat beberapa prinsip dasar kultur sel yang harus diperhatikan ketika membuat kultur, diantaranya : 1. Medium harus aseptik dan steril . 2. Medium harus menyediakan semua nutrien yang diperlukan oleh sel . 3. Medium harus memelihara pH 7.0 – 7.4, dan preservasi sel . Selain itu terdapat beberapa contoh penerapan kultur sel hewan dalam kehidupan sehari – hari, diantaranya : 1. Untuk mendapatkan sel-sel yang homogen untuk diamati struktur dan fungsinya. 2. Untuk penelitian yang memerlukan hewan coba dengan jumlah banyak. 3. Banyak dimanfaatkan dalam pembuatan antibodi maupun vaksin. Medium kultur sel hewan : 1. Medium dasar : asam amino, asam lemak, glukosa, ion, vitamin dan ko- faktor ,dll

Upload: cobacobacoeg

Post on 22-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kultur jaringan

TRANSCRIPT

Page 1: Kultur Jaringan

1. Medium yang digunakan pada kultur jaringan tanaman berbentuk padatan gel untuk mempertahankan posisi dari individu yang terbentuk. Sedangkan pada kultur jaringan hewan media yang digunakan berbentuk cairan dengan kondisi sedemikian rupa dibuat seperti dalam rahim.

Kultur sel merupakan teknik pembelajaran sel untuk dapat mengerti bagaimana proses kehidupan dalam lingkup unit struktural dan fungsional terkecil. Kultur jaringan/sel hewan adalah metode untuk mempelajari tingkah laku atau sifat-sifat sel hewan dalam keadaan fisiologis maupun dalam kondisi artifisial dengan suatu perlakuan (treatment).

Perkembangan teknik ini dimulai ketika Ross Granville Harrison (1870 – 1959) pada tahun 1885, menemukan sebuah metode yang dikenal sebagai kultur jaringan. Pertengahan tahun 1900-an, dengan memanfaatkan proses kultur jaringan sel, Ross Granville Harrison (1870 – 1959) menganalisis serabut saraf  secara in vitro. Serabut saraf dan getah bening diekstraksi dari embrio katak lalu diamati pada slide kaca.

Sejak 1910-1923, Alexis Carrel ( 1873 – 1944) mengembangkan teknik untuk transplantasi organ. Mensubkultur sel melalui penambahan ekstrak pada embrio ayam. Pada tahun 1923 membuat termos kultur sel, yang disebut D-termos.

 

Terdapat beberapa prinsip  dasar kultur sel yang harus diperhatikan ketika membuat kultur, diantaranya :

1. Medium harus aseptik dan steril .

2. Medium harus  menyediakan semua nutrien yang diperlukan oleh sel .

3. Medium harus memelihara pH 7.0 – 7.4, dan preservasi sel .

Selain itu terdapat beberapa contoh penerapan kultur sel hewan dalam kehidupan sehari – hari, diantaranya :

1. Untuk mendapatkan sel-sel yang homogen untuk diamati struktur dan fungsinya.

2. Untuk penelitian yang memerlukan hewan coba dengan jumlah banyak.

3. Banyak dimanfaatkan dalam pembuatan antibodi maupun vaksin.

Medium kultur sel hewan :1. Medium dasar : asam amino, asam lemak, glukosa, ion, vitamin dan ko-faktor ,dll

2. Serum : FBS dengan konsentrasi 10 – 20 %

3. Aditif : antibiotik penisilin dan steptomycin , antifungi: fungizone 0,5%, dan Mercapto Ethanol

4. Sistem penyangga : sodium bikarbonat

Medium untuk kultur sebaiknya dihindarkan dari pembentukan busa. Medium pertumbuhan yang umum dipakai dalam kultur sel atau jaringan mamalia adalah Dulbecco’s modified eagle’s medium (DMEM). 

Page 2: Kultur Jaringan

Mekanisme Kultur Sel Hewan1. Menyiapkan peralatan kultur .

2. Mencuci organ atau jaringan di dalam PBS 3-4 kali ..

3. Organ dicincang sampai halus dengan gunting dan pinset .

4. Dicuci kembali dengan PBS 3-4 kali .

5. Dipindahkan dalam botol steril dan ditambah ATV .

6. Tripsinasi dilakukan dalam pemanas air dengan pengaduk steril selama 5-10 menit sampai cairan dalam botol terlihat keruh .

7. Cairan dipindah dalam botol steril dan ditambah FBS .

8. Organ yang belum hancur di tripsinasi ulang dan cairan yang terkumpul disaring, di sentrifugasi .

9. Supernatan dibuang, diganti DMEM, diinkubasi .

10.Setelah 2-3 hari, biakan sel yang sudah monolayer dapat diperbanyak dengan cara pasase .

Gambar 1. Mekanisme Kultur Jaringan

Dalam melakukan teknik kultur jaringan terdapat kelebihan dan kekurangannya, diantaranya adalah :

Kelebihan Kultur Sel Hewan1. Mudah dikontrol fisikokimia lingkungannya (pH, suhu, tekanan oksigen, dan CO2)

sesuai dengan keinginan .

2. Pengambilan kesimpulan relatif lebih mudah dengan menggunakan populasi sel yang homogen .

3. Kultur sel primer tetap memiliki integritas morfologi dan biokimiawi dalam jangka waktu lama, dengan demikian memungkinkan melakukan penelitian ulang (reproducible) dan terkontrol .

4. Ekonomis, tidak perlu memakai banyak hewan coba .

  Kekurangan Kultur Sel Hewan1. Memerlukan keahlian, selalu menjaga aseptis, tertib dan sabar .

2. Gambaran histologis sudah tidak nampak .

3. Dalam kasus kultur sel telah mengalami perubahan sifat aslinya, maka hasil pengamatan yang diperoleh akan menyimpang .

4. Tidak ada pengaruh sistemik dan kerjasama antar-sel yang berbeda dalam suatu jaringan yang kemungkinan memegang peran penting dalam aktivitas fisiologis .