kulliah pertama anstruk 1 2015
DESCRIPTION
anstruk cara titik buhulTRANSCRIPT
![Page 1: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/1.jpg)
STRUKTUR RANGKA BATANG
Windu Partono
![Page 2: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/2.jpg)
DEFINISI RANGKA BATANG
Truss : Susunan elemen linier yg membentuk segitiga atau kombinasi segitiga shg membentuk suatu rangka yang stabil
Setiap elemen tergabung pada suatu titik kumpul yang satu sama lain terhubung sebagai sendi.
![Page 3: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/3.jpg)
ASUMSI DALAM RANGKA BATANG
1. Batang – batang yang saling terhubung dengan titik buhul (joint) dengan dianggap sebagai hubungan sendi.
2. Sumbu-sumbu batang bertemu di satu titik joint.
3. Beban yg bekerja dianggap sebagai beban terpusat pada join.
4. Elemen-elemen batang hanya menerima gaya aksial yang bekerja searah sumbu batang.
![Page 4: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/4.jpg)
ASUMSI DALAM RANGKA BATANG
![Page 5: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/5.jpg)
ASUMSI DALAM RANGKA BATANG
Sambungan sendi pada kuda-kuda (rangka) kayu
![Page 6: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/6.jpg)
ASUMSI DALAM RANGKA BATANG
Sambungan sendi pada jembatan rangka baja
![Page 7: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/7.jpg)
ASUMSI DALAM RANGKA BATANG
Rangka Baja
Rangka Baja Ringan
Kuda-kuda (rangka) kayu
![Page 8: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/8.jpg)
STABILITAS RANGKA BATANG
Untuk dapat melayani beban secara baik, maka struktur rangka batang harus stabil. Sebuah rangkaian segitiga yang membentuk rangka batang akan tetap stabil jika menenuhi persamaan: m = jumlah batang j = jumlah joint = jumlah titik kumpul = jumlah titik buhun r = jumlah reaksi tumpuan
rj2m
![Page 9: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/9.jpg)
STABILITAS RANGKA BATANG
Untuk dapat melayani beban secara baik, maka struktur rangka batang harus stabil.
Sebuah rangkaian segitiga yang membentuk rangka batang akan tetap stabil jika menenuhi
persamaan:
m = jumlah batang
J = jumlah joint
32 jm
![Page 10: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/10.jpg)
STABILITAS RANGKA BATANG
7
3527
32 jm
2.5t
1.5 m
1.5 m
1.5 m
1
2 3
4 5 6 7
A
B
Contoh struktur di atas jumlah batang = 7 dan jumlah jointnya = 5, maka
Jadi struktur STABIL
![Page 11: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/11.jpg)
STABILITAS RANGKA BATANG
7
3526
32 jm
Contoh struktur di atas jumlah batang = 6 dan jumlah jointnya = 5, maka
Jadi struktur TIDAK STABIL
2.5t
1.5 m
1.5 m
1.5 m
1
2 3
4 5 6
A
B
![Page 12: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/12.jpg)
STABILITAS RANGKA BATANG
5
3424
32 jm
2.5t
1.5 m
1.5 m
1
2
3 4
A
B
Contoh struktur di atas jumlah batang = 4 dan jumlah jointnya = 4, maka
Jadi struktur TIDAK STABIL
![Page 13: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/13.jpg)
Contoh struktur di atas jumlah batang = 10 dan jumlah jointnya = 6, maka Jadi struktur STABIL
STABILITAS RANGKA BATANG
9 10
36210
3j2m
1
2
3 4
5
6 7
8 9
3,0 m 3.0 m
3.5
m
P1
P2
A
B
10
![Page 14: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/14.jpg)
Contoh struktur di atas jumlah batang = 10 dan jumlah jointnya = 6, maka Jadi struktur STABIL
STABILITAS RANGKA BATANG
6 7
4527
4j2m
1
2
3 4
5
6
7
3,0 m 3.0 m
3.5
m
P1
P2
A
B
![Page 15: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/15.jpg)
RANGKA BATANG STATIS TERTENTU
0
0
0
M
V
H
Sebuah struktur statis tertentu adalah struktur yang reaksi dan gaya‐gaya dalam
pada elemen-elemennya dapat dicari dengan persamaan keseimbangan gaya
![Page 16: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/16.jpg)
RANGKA BATANG STATIS TERTENTU
Sebuah struktur rangka batang termasuk struktur statis tertentu jika memenuhi syarat:
32 jm
32 jm struktur statis tertentu
struktur statis tak tertentu
![Page 17: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/17.jpg)
RANGKA BATANG STATIS TERTENTU
struktur statis tertentu
2.5t
1.5 m
1.5 m
1.5 m
1
2 3
4 5 6 7
A
B
![Page 18: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/18.jpg)
RANGKA BATANG STATIS TERTENTU
struktur statis tak tertentu
1
2
3 4
5
6
7
3,0 m 3.0 m
3.5
m
P1
P2
A
B
1
2
3 4
5
6 7
8 9
3,0 m 3.0 m3
.5 m
P1
P2
A
B
10struktur statis tak tertentu
![Page 19: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/19.jpg)
Konsep Dasar Perhitungan Gaya Pada Rangka Batang (Konsep
keseimbangan gaya)
1. Uraian satu gaya menjadi dua gaya lain yang bekerja secara seimbang.
2. Gaya-gaya yang bekerja secara konkuren dan membentuk keseimbangan gaya artinya
resultante dari semua gaya-gaya konkuren tersebut sama dengan nol.
Gaya-gaya konkurent adalah gaya-gaya yang mempunyai garis kerja yang tidak berimpit (tidak
segaris) tetapi berpotongan pada satu titik yang sama.
![Page 20: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/20.jpg)
Contoh Gaya-gaya yang bekerja secara konkuren (Statika)
![Page 21: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/21.jpg)
Contoh mencari resultante gaya-gaya yang bekerja secara konkuren dengan menggunakan poligon gaya
Cara perhitungan secara grafis untuk mencari resultante dua gaya P1 dan P2
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
R =
5 K
N
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
R =
5 K
N
53.131o
![Page 22: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/22.jpg)
Contoh mencari resultante gaya-gaya yang bekerja secara konkuren dengan menggunakan poligon gaya
Dengan adanya resultante gaya P1 dan P2 maka kedua gaya tersebut berada dalam kondisi tidak seimbang. Untuk menyeimbangkan kedua gaya P1 dan P2,
maka harus ada satu gaya lain (misal P3) yang melawan kedua gaya tersebut yang besarnya sama dengan R dan arahnya berlawanan dengan gaya R.
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
R =
5 K
N
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
R =
5 K
N
53.131o
![Page 23: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/23.jpg)
Contoh mencari resultante gaya-gaya yang bekerja secara konkuren dengan menggunakan poligon gaya
Garis kerja P3 harus berimpit dengan garis kerja gaya R. Karena garis kerja R dan P3 sama (berimpit) dan besar kedua gaya tersebut sama dan arahnya saling
berlawanan maka resultante dari P3 dan R sama dengan nol.
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
P3
= 5
KN
GA
RIS
KER
JA P
3
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
P3
= 5
KN
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
R =
5 K
N
53.131o
P3
= 5
KN
GA
RIS
KER
JA P
3
![Page 24: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/24.jpg)
Contoh mencari resultante gaya-gaya yang bekerja secara konkuren dengan menggunakan poligon gaya
Jadi gaya P1, P2 dan P3 berada dalam kondisi seimbang.
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
P3
= 5
KN
GA
RIS
KER
JA P
3
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
P3
= 5
KN
X
Y
P1 = 3 KN
P2
= 4
KN
R =
5 K
N
53.131o
P3
= 5
KN
GA
RIS
KER
JA P
3
![Page 25: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/25.jpg)
Contoh menguraikan satu gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
Dari hasil analisa keseimbangan gaya P1, P2 dan P3 maka dapat dilakukan pendekatan berlawanan yaitu mencari besarnya gaya P1 dan P2 jika arahnya sudah diketahui dan besar serta arah gaya P3
juga sudah diketahui.Sebagai contoh gaya P3 sebesar 4.5 kN bekerja pada “Garis Kerja P3”. Dengan gaya P3 maka dapat dihitung gaya P1
dan P2 yang garis kerjanya sudah diketahui.
X
Y
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJ
A P
2
30o
X
Y
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJ
A P
2
30oP4 = 4.5 KN
P1 = 3.9 KN
P2
= 2
.2 K
N
P3 = 4.5 KN
P1 = 3.9 KN
P2
= 2
.2 K
N
![Page 26: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/26.jpg)
Contoh menguraikan satu gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
Jadi gaya P3 = 4.5 kN jika diuraikan menjadi gaya-gaya P1 dan P2 dengan arah yang sudah diketahui akan menghasilkan gaya P1 = 3.9
kN dan gaya P2 = 2.2 kN.
X
Y
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJ
A P
2
30o
X
Y
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJ
A P
2
30oP4 = 4.5 KN
P1 = 3.9 KN
P2
= 2
.2 K
N
P3 = 4.5 KN
P1 = 3.9 KN
P2
= 2
.2 K
N
![Page 27: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/27.jpg)
Contoh menguraikan satu gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
Gaya P3, P1 dan P2 harus membentuk poligon tertutup dan susunan ketiga vektor gaya tersebut juga harus saling tertutup. Perhatikan
gambar segitiga gaya-gaya P3, P1 dan P3.
X
Y
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJ
A P
2
30o
X
Y
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJ
A P
2
30oP4 = 4.5 KN
P1 = 3.9 KN
P2
= 2
.2 K
N
P3 = 4.5 KN
P1 = 3.9 KN
P2
= 2
.2 K
N
![Page 28: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/28.jpg)
Contoh menguraikan satu gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
Pada contoh di atas gaya P1 dan P2 bekerja saling tegak lurus atau gari kerja kedua gaya tersebut saling tegak lurus.
Cara pendekatan yang sama juga dapat dilakukan jika garis kerja gaya-gaya P1 dan P2 sebarang.
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJA
P2
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJA
P2
P4 = 4.5 KN
P1 = 3.7 KN
P2 =
1.8
KN
P3 = 4.5 KN
P1 = 3.7 KN
P2 =
1.8
KN
![Page 29: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/29.jpg)
Contoh menguraikan satu gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
Jadi jika diketahui satu gaya maka dapat dihitung dua gaya lain yang garis kerjanya konkuren dan ketiga gaya tersebut berada dalam
kondisi seimbang.
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJA
P2
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJA
P2
P4 = 4.5 KN
P1 = 3.7 KN
P2 =
1.8
KN
P3 = 4.5 KN
P1 = 3.7 KN
P2 =
1.8
KN
![Page 30: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/30.jpg)
Contoh menguraikan dua gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
Cara yang sama juga dapat dilakukan jika diketahui dua gaya (misal P3 dan P4) dan akan dicari dua gaya (misal P1 dan P2) yang garis
kerjanya diketahui. Dihitung resultante gaya P3 dan P4 (misal R34). Kemudian dibuat gaya P34 yang besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan R34. Gaya P34 kemudian diuraikan menjadi gaya-gaya P1 dan P2.
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1G
AR
IS K
ER
JA
P2
GARIS KERJA P4
P4 = 6 KN
![Page 31: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/31.jpg)
Contoh menguraikan dua gaya menjadi dua gaya yang arahnya sudah diketahui.
P3 = 4.5 KN
GARIS K
ERJA P3
GARIS KERJA P1
GA
RIS
KE
RJA
P2
GARIS KERJA P4
P4 = 6 KN
R34P34
P2 =
1 K
N
P3 = 4.5 KN
P4 = 6 KN
P2 =
1 K
NP1 = 9.4 KN
P1 = 9.4 KN
![Page 32: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/32.jpg)
Kesimpulan : beberapa gaya yang bekerja secara konkuren (gaya-gaya awal) dapat diuraikan menjadi
dua gaya lain yang garis kerjanya diketahui dan bekerja secara konkuren dengan gaya-gaya awal.
Untuk menghitung besarnya dua gaya tersebut dapat dilakukan secara grafis dengan pendekatan poligon
gaya yang membentuk poligon gaya tertutup.
![Page 33: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/33.jpg)
Contoh mencari uraian 5 gaya (P1, P2, P3, P4 dan P5) yang diketahui besar dan arahnya menjadi dua gaya
(P6 dan P7) yang diketahui garis kerjanya.
X
Y
15.6°
P1 = 6 KN
P2 = 6.2 KN
71.6°135.0°
P3 = 4.8 KN
202.9°
P4 = 4.25 KN
321.8°
P5 = 2.2 KNGARIS KERJA P6
GA
RIS
KE
RJA
P7
![Page 34: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/34.jpg)
Contoh mencari uraian 5 gaya (P1, P2, P3, P4 dan P5) yang diketahui besar dan arahnya menjadi dua gaya
(P6 dan P7) yang diketahui garis kerjanya.
X
Y
15.6°
P1 = 6 KN
P2 = 6.2 KN
71.6°135.0°
P3 = 4.8 KN
202.9°
P4 = 4.25 KN
321.8°
P5 = 2.2 KNGARIS KERJA P6
GA
RIS
KE
RJA
P7
P1 = 6 KN
P2 = 6.2 KN
P3 = 4.8 KN
P4 = 4.25 KN
P5 = 2.2 KNP6 = 5.2 KN
P7 =
9.1
KN
![Page 35: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/35.jpg)
X
Y
15.6°
P1 = 6 KN
P2 = 6.2 KN
71.6°135.0°
P3 = 4.8 KN
202.9°
P4 = 4.25 KN
321.8°
P5 = 2.2 KNGARIS KERJA P6
GA
RIS
KE
RJA
P7
P6 = 5.2 KN
P7 =
9.1
KN
![Page 36: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/36.jpg)
X
Y
15.6°
P1 = 6 KN
P2 = 6.2 KN
71.6°135.0°
P3 = 4.8 KN
202.9°
P4 = 4.25 KN
321.8°
P5 = 2.2 KNGARIS KERJA P6
GA
RIS
KE
RJA
P7
P6 = 5.2 KN
P7 =
9.1
KN
Gaya-gaya P6 dan P7 dapat digambar dengan posisi yang berbeda tetapi masih pada garis kerja yang sama.
![Page 37: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/37.jpg)
X
Y
15.6°
P1 = 6 KN
P2 = 6.2 KN
71.6°135.0°
P3 = 4.8 KN
202.9°
P4 = 4.25 KN
321.8°
P5 = 2.2 KNGARIS KERJA P6
GA
RIS
KE
RJA
P7
P6 = 5.2 KN
P7 =
9.1
KN
Urutan penggambaran gaya P1 sampai P5 dapat dilakukan dengan cara yang berbeda tetapi tetap akan
menghasilkan gaya-gaya P6 dan P7 yang sama.
P2 =
6.2
KN
P3 = 4.8 KN
P4 = 4.25 KN
P5 = 2.2 KNP1 = 6 KN
P6 = 5.2 KN
P7 =
9.1
KN
![Page 38: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/38.jpg)
Konsep dasar perhitungan gaya-gaya pada rangka batang mengacu pada
pendekatan yang sama seperti perhitungan dua gaya akibat satu atau lebih gaya-gaya yang bekerja
secara konkuren.
![Page 39: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/39.jpg)
Cara pendekatan yang telah disampaikan di atas diilhami dari cara perhitungan secara grafis.
Cara perhitungan ini dikenal sebagai cara titik buhul dengan pendekatan
grafis.
![Page 40: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/40.jpg)
Perhatikan gaya-gaya batang yang akan dicari pada satu titik kumpul
adalah dua. Gaya luar yang bekerja pada titik tersebut bisa satu atau lebih dari satu. Reaksi perletakan
juga diambil sebagai gaya luar yang bekerja pada satu titik.
![Page 41: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/41.jpg)
Pada contoh pertama akan dihitung gaya-gaya batang pada sebuah rangka batang sederhana yang ditumpu pada dua tumpuan. Gaya-gaya batang yang dicari merupakan gaya normal (gaya normal batang) yang berbentuk gaya
tekan atau gaya tarik. Gaya normal tekan terjadi jika arah gaya menekan batang
sedangkan gaya normal tarik terjadi jika gaya normal menarik batang.
![Page 42: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/42.jpg)
Diketahui jembatan rangka batang ditumpu pada dua tumpuan A (sendi) dan B (roll) dengan ukuran seperti terlihat pada gambar di bawah. Rangka menderita beban-beban P1 =
2kN dan P2 = 2kN. Tentukan besar gaya-gaya batang 1,2 sampai 7 dengan pendekatan titik buhul.
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
C D
E
![Page 43: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/43.jpg)
Pertama harus dihitung reaksi perletakan pada tumpuan A dan B dengan cara yang sama seperti pada kuliah “statika”. Dengan menggunakan keseimbangan momen MA = 0 dan
MB = 0
MA = 0 VB = (2*4 + 4*6 + 4*2)/8 = 5 kN ( ) MB = 0 VA = (2*4 + 4*2 + 4*6)/8 = 5 kN ( )
![Page 44: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/44.jpg)
Pertama harus dihitung reaksi perletakan pada tumpuan A dan B dengan cara yang sama seperti pada kuliah “statika”. Dengan menggunakan keseimbangan momen MA = 0 dan
MB = 0
MA = 0 VB = (2*4 + 4*6 + 4*2)/8 = 5 kN ( ) MB = 0 VA = (2*4 + 4*2 + 4*6)/8 = 5 kN ( )
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
VB
= 5
kN
VA
= 5
kN
C D
E
![Page 45: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/45.jpg)
yang tidak diketahui besar gayanya. Pada gambar terlihat titik A bekerja gaya luar VA dan ada dua batang (1) dan (4) yang
belum dihitung gaya normalnya. Pada titik B bekerja gaya luar VB dan dua batang (3) dan (5) yang belum diketahui besar
gayanya. Sedangkan pada titik C dan D bertemu tiga batang, pada titik E bertemu 4 batang. Maka langkah pertama adalah
menghitung gaya-gaya batang (1) dan (4) akibat VA.
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
VB
= 5
kN
VA
= 5
kN
C D
E
![Page 46: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/46.jpg)
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
VB
= 5
kN
VA
= 5
kN
C D
E
VA
= 5
kN
S4 = 5 kN
S1
= 7.
1 kN
A
1
4
VA
= 5
kN
S4 = 5 kNS1
= 7.
1 kN
S4 = 5 kN (tarik) sedangkan gaya S1 = 7.1 kN (tekan)
Karena gaya S1 sudah diketahui maka pada titik kumpul C sekarang ada dua gaya S1 dan P2 dan dua
batang yang tidak diketahui gayanya (2) dan (6). Maka langkah berikutnya adalah menghitung gaya-
gaya batang (2) dan (6).
![Page 47: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/47.jpg)
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
VB
= 5
kN
VA
= 5
kN
C D
E
S2 = 5.9 kN (tekan) sedangkan gaya S6 = 1.3 kN (tarik)
Karena bentuk rangka batang simetri maka dengan cara yang sama melalui titik tumpuan B dapat
dihitung gaya-gaya batang (3) dan (5). Gaya batang S3 = S1 = 7.1 kN (tekan) dan gaya batang S5 = S4 = 5
kN (tarik).
1
6C
P2
= 4
kN
S1
= 7.
1 kN
2
S1
= 7.
1 kN P
2=
4k
N
S2 = 5.9 kNS6 = 1.3 kN
![Page 48: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/48.jpg)
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
VB
= 5
kN
VA
= 5
kN
C D
E
Gaya-gaya batang S1, S2 dan S3 adalah gaya batang tekan sedangkan gaya-gaya batang S4 dan S5 adalah
gaya batang tarik.
![Page 49: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/49.jpg)
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
VB
= 5
kN
VA
= 5
kN
C D
E
Kembali pada teori dasar statika pada konsep serat tertekan dan tertarik pada perhitungan momen lentur, maka hasil perhitungan gaya-gaya batang pada soal ini menunjukkan batang-batang yang terletak di atas akan menderita gaya tekan sedangkan batang-batang yang
di bawah akan menderitagaya tarik.
![Page 50: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/50.jpg)
Gaya batang warna hijau (tekan) sedangkan warna merah (tarik).
P1= 2 kN
P2= 4kN P2= 4kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
C D
ES1
= 7.
1 kN S2 = 5.9 kN
S6 = 1.3 kN S
7 =
1.3
kNS1 = 7.1 kN
S4 = 5 kN S5 = 5 kN
![Page 51: Kulliah Pertama Anstruk 1 2015](https://reader034.vdocuments.mx/reader034/viewer/2022051214/563db9be550346aa9a9f7fde/html5/thumbnails/51.jpg)
Latihan : selesaikan gaya-gaya batang pada rangka batang di bawah dengan pendekatan titik buhul (kumpul) dengan
menggunakan cara grafis.
P1= 3 kN
P2= 4kN P3= 5kN
2 m 2 m2 m 2 m
2 m
A B
1
2
3
4 5
6 7
C D
E