kuliah pengantar.ppt
DESCRIPTION
kuliah pengantar blok medikolegal fk uii 2010dr handayaniTRANSCRIPT
Yogyakarta, 9 desember 2013TIM BLOK MEDIKOLEGALhandayani dwi utami
Handayani dwi utami, dr., M.Sc., Sp.F (ketua)
Syaifudin Ali Akhmad, dr., M.Sc.Torana Kurniawan, dr.Taufik Nur Yahya, dr.
Blok semester 7 beban 4 sks4 minggu berikut ujiannyaPerkuliahan tanggal 9-31 desember
2013Ujian 2-3 januari 2014
Blok HumanioraBlok KPK
Hukum IslamPenerapan syariat islam dalam
praktek kedokteranBedah jenazah menurut islamPerwalian dan nasab dalam islam Islamic perspective
BioetikaKaidah ushul fiqh dalam penerapan
kasus bioetika dan KBBioethic, ethical decision making and
the model’sClinical ehics, bioethics : Animal
welfare in researchProblem bioethic di Indonesia
Hukum kesehatan Hukum kedokteran dan peraturan
perundang-undangan Perlindungan hukum dalam praktek
kedokteran Peranan KKI dan MKEK dalam praktek
kedokteranSosiologi (keluarga, masyarakat, &
negara)Forensik/Ilmu Kedokteran Kehakiman
BiokimiaPatologi anatomiPatologi klinikRadiologi Ilmu kesehatan gigi dan mulutFarmakologi dan toksikologi Ilmu Kedokteran jiwa
Mengacu pada kompetensi KBK DIKTI yaitu 7 area kompetensi dari blok Medikolegal, meliputi :
Area komunikasi efektif: Area ketrampilan klinis Area landasan ilmiah kedokteran Area pengelolaan masalah kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat Area pengelolaan informasi: Area mawas diri & pengembangan diri: Area etika, moral, medikolegal &
profesionalisme serta keselamatan pasien
Memberikan pemahaman yang benar tentang tanggung jawab profesi dokter terkait berbagai aspek hukum pelayanan kedokteran dari sisi medis, etika, hukum dan perspektif islam.
Memberikan pemahaman bahwa aplikasi ilmu kedokteran dalam bidang hukum sangat berarti untuk menentukan sebab dan kualifikasi luka, sebab kematian, cara kematian, saat kematian untuk kepentingan investigasi dan rekonstruksi kasus.
Setelah menyelesaikan blok medikolegal diharapkan mahasiswa mampu
Merencanakan pemeriksaan korban kriminal atau korban dari tindakan seseorang yang melawan hukum baik korban hidup dan mati akibat kekerasan.
Melakukan informed consent dan membuat visum serta dokumen kesehatan lainnya.
Menerapkan prinsip etika profesi dalam kehidupan sehari-hari.
Menganalisis dilema etik dan hukum praktek kedokteran.
Memahami hirarki secara hukum tugas dan tanggung jawab dokter dalam kaitannya dengan proses pengadilan.
No. Jenis Kompetensi Level
1 Pemeriksaan jenazah 4
2 Deskripsi luka 4
3 Fotografi forensik 2
4 Menentukan sebab kematian, cara kematian dan saat kematian
3
5 Menentukan pemeriksaan penunjang 3
6 Struktur hukum kesehatan dan kedokteran di Indonesia 2
7 Analisis bioetik dan pengambilan keputusan etik (prima facie)
3
8 Analisis pelanggaran hukum 3
9 Melakukan identifikasi forensik 3
10 Pembuatan surat keterangan dan visum 4
11 Perawatan jenazah 3
12 Melakukan informed consent 4
13 Aspek hukum islam dalam praktek kedokteran 2
Diskusi tutorial 4 skenario 3-3-2-2Ketrampilan medik (kelompok dan
klasikal) 7 pertemuan termasuk sidang simulasi
Kuliah pakar (15 pertemuan)Diskusi panel Praktikum (2x)PenugasanPerilaku profesional
Jadwal blok 9-31 desember 2013 Ujian tanggal 2-3 januari Terdiri dari 4 modul dan skenario Modul 1 delik kesusilaan dan identifikasi
forensik—3 pertemuan Modul 2 patologi forensik—3 pertemuan Modul 3 hukum dan etika profesi—2
pertemuan Modul 4 bioetika—2 pertemuan
Ditemukan janin, laki-laki, PB 29 cm BB 2100gram, tanpa tanda perawatan terbungkus dalam kardus mie disebuah pinggiran sungai. Hasil investigasi polisi tak jauh dari sungai terdapat rumah seorang wanita 29 tahun dengan tanda-tanda post partum disertai perdarahan dan demam tinggi. Korban segera dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan selama 1 pekan. Selama perawatan dan dilakukan visum pada korban didapatkan keterangan bahwa wanita ini merupakan korban pelaku aborsi dari sebuah iklan klinik alternatif yang mengaku melayani aborsi aman. Ia terpaksa melakukan karena pasangan selingkuhnya anak seorang pejabat daerah yang sudah berkeluarga tidak mau mengakui dan bertanggungjawab menikahinya walaupun hasil visum 6 bulan yang lalu menunjukkan adanya persetubuhan dan uji DNA identik dengan sperma pelaku.
Kata kunci : aborsi, infanticide, uji DNA paternitas, delik susila, nikah
Jumlah pertemuan : 3 kali
Kegiatan pendukung :
Kuliah : delik kesusilaan, visum et repertum, hukum perwalian dan nasab dalam islam
Keterampilan medik : visum et repertum Praktikum : biokimia Isolasi DNA dan
identifikasi forensik dengan DNA
Seorang pemuda, usia sekitar 20-25 tahun tewas tenggelam di Sungai Code. Korban ditemukan seorang warga dalam keadaan telah mengapung dipinggir sungai sekira jam 04.00. dan segera dibawa ke rumahsakit untuk di visum. Namun pemeriksaan baru dilakukan pada pukul 08.00 karena menunggu surat permintaan visum dari penyidik. Keluarga semula menolak dilakukan otopsi karena bertentangan dengan keyakinannya. Hasil pemeriksaan luar didapatkan kaku dan bercak jenazah namun belum ada pembusukan. Hasil pemeriksaan luar jenazah adalah : pada kepala korban ditemukan luka tembak dipelipis kiri disertai luka-luka robek, lecet dan memar di ekstemitas kiri. Pada mukosa mulut dan jaringan di bawah kuku ujung jari-jari nampak kebiruan. Hasil pemeriksaan organ dalam didapatkan tanda kongesti, dan benda-benda air di dalam saluran pernafasan. Pemeriksaan patologi anatomi menunjukkan adanya kongesti paru, diatome test (+) hasil lab darah : alkohol darah negatif, sianida negatif.
Kata kunci : tenggelam, investigasi, otopsi, tanatologi, traumatologi, toksikologi, balistik
Jumlah pertemuan : 3 kali pertemuan
Kegiatan pendukung :
Kuliah : pengantar blok, tanatologi dan sebab kematian, traumatologi, toksikologi, pemeriksaan dan investigasi forensic, balistik, visum et repertum
Keterampilan medik : Visum et repertum, tanatologi dan identifikasi kematian mendadak
Kasus dr. A dkk yang sedang menghangat belakangan ini patut menjadi perhatian bersama. Bermula dari tuntutan keluarga atas meninggalnya pasien persalinan yang menjalani operasi sectio caesaria di sebuah rumah sakit yang ditangani oleh 3 dokter ahli kebidanan yang saat kejadian masih berstatus sebagai residen yang bertugas di rumah sakit tersebut. Keluarga menuntut, karena merasa kematian korban akibat adanya keterlambatan/pembiaran tindakan. Sidang MKEK dan IDI menyatakan dr A dkk tidak melakukan pelanggaran etik dan melakukan penatalaksanaan sesuai SPM. Pada pengadilan tingkat pertama ketiganya diputus bebas namun hasil kasasi MA memutuskan vonis 10 bulan penjara atas kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa.
Jumlah pertemuan : 2 kali pertemuan
Kegiatan pendukung :Kuliah : hukum kedokteran &
peraturan perundang-undanganKeterampilan medik : Sidang MKEK
Adam, 20 tahun, adalah seorang mahasiswa kedokteran di sebuah universitas Islam di Yogyakarta. Ketika sedang membuka situs jejaring sosialnya, dia menemui sebuah link menarik yang ditautkan salah seorang temannya, Hasan, 20 tahun, yang bukan mahasiswa kedokteran. Link tersebut tertuju pada berita tentang keberhasilan para ilmuwan di Kanada meneliti vaksin HIV pada clinical trial fase I. Dalam tautannya tersebut, temannya berkomentar, “Wah, keren banget vaksin HIV sudah berhasil dibuat!”
Tautan Hasan tersebut mendapat banyak respon dari teman-temannya, berupa like dan komentar. Komentar mereka kurang lebih bernada sama dengan komentar Hasan; mereka menunjukkan rasa senang dan syukur bahwa akhirnya vaksin HIV sudah berhasil ditemukan. Mereka selama ini mengetahui bahwa HIV menyebabkan AIDS, suatu penyakit yang belum ada obatnya.
Adam merasa komentar-komentar tersebut tidak sepenuhnya benar. Dia ikut komentar untuk meluruskan pendapat mereka. Adam komentar bahwa dalam dunia kedokteran, suatu prosedur terapi yang baru --seperti vaksin atau obat-obatan- harus melalui clinical trial sebelum diproduksi secara masal. Clinical trial sendiri mempunyai 4 fase. Vaksin HIV yang dimaksud, baru lolos pada clinical trial fase I, jadi masih ada 3 fase lagi sebelum vaksin tersebut bisa diproduksi secara massal. Dengan kata lain, penelitian tentang vaksin tersebut belum selesai.
Membaca penjelasan Adam, Hasan pun membalas komentarnya, “Dalam clinical trial, apakah vaksin tersebut dicobakan langsung pada manusia? Jika begitu, kenapa para pasiennya bersedia dijadikan subjek percobaan yang belum tentu aman?”
Jumlah pertemuan: 2 kali pertemuan
Kuliah pendukung :Bioethic, Ethical Decision Making and
the Model’sEtika penelitian
Surat Keterangan Dokter (sehat, sakit, kematian)
Informed consent Visum et Repertum Tanatologi dan traumatologi Sholat jenazah dan perawatan jenazah MEQ kasus-kasus Forensik Prima Facie
Mahasiswa dibagi kelp @2 orang/kelp Mendapat tema di awal blok Bimbingan intensif penulisan dg tutor Seperti membuat referat-judul kreatif
menyesuaikan tema Dimonev tiap pekan perkembangan
tulisannya Tujuan blok ini menghasilkan kompilasi
tulisan mahasiswa yang berbobot dan layak publish
Mahasiswa dibagi lembar catatan harian
Dikumpulkan diakhir skenarioDi feedback tutor dan jika ada
masalah bisa menjadi skrining u ke ubk
Jika mahasiswa melanggar maka punishment sesuai assessment afektif
Surat Keterangan Dokter (sehat, sakit, kematian)
Informed consent Visum et Repertum Tanatologi dan traumatologi Sholat jenazah dan perawatan jenazah MEQ kasus-kasus Forensik Prima Facie SIDANG SIMULASI
Praktikum isolasi DNAPraktikum identifikasi forensik
melalui test DNA
Membuat paper/makalah dalam bentuk referat untuk kasus-kasus dengan tema hukum, etika kedokteran dan bioetika
Bimbingan dengan tutor dimulai dari pekan 1-pengumpulan maks jumat 27 desember
Setiap mahasiswa menulis dilembar catatan harian yang dibagikan tiap pertemuan tutorial dan dikumpulkan ke tutor diakhir pertemuan
Mendapat feedback dari tutor Tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
akademik jika melanggar kontrak belajar (terutama waktu dan baju)
Pengumpulan berkas kontrak belajar tepat waktu
Pembuatan penugasan sesuai batas waktu, menghindari plagiarisme
meliputi ketaatan terhadap aturan busana yang sesuai dengan syariat islam dan berpegang teguh pada nilai integritas dan kehormatan (jujur), tanggung jawab, kepemimpinan (leadership) dan menghargai sesama (respect for others). Penilaian ini bersifat kontinus dalam setiap kegiatan blok di dalam kampus dan mempertimbangkan perilaku di luar kampus. Penilaian bersifat observasi terhadap sikap dan tindakan sehari-hari yang mencerminkan periaku profesional.
Konflik etikolegal Kaidah-kaidah ushul fiqh dlm
penerapan kasus bioetika dan KB 15
Islamic Perspective 16
Model klasikal dengan Mahasiswa dibuat kelompok dan
berbagi peran (penggugat, tergugat, komite medik, IDI, penasehat hukum, audiens pro penggugat dan tergugat, saksi ahli, MKEK)—dengan skenario dari tim blok
Proporsi bentuk penilaian pada Blok Medikolegal yang akan diberikan kepada mahasiswa adalah sebagai berikut:
Ujian akhir : 45% Diskusi tutorial : 25% (50% tutorial, 50% minikuis)Ketrampilan medik : 20%Penugasan : 10%
Hadir tutorial min 75%Hadir ketrampilan medik 75%Hadir dan lulus praktikum 100%Hadir kuliah pakar min 75 %Sudah mengumpulkan kontrak
belajar sesuai ketentuanTidak mendapat sanksi dari
assessment afektif
No Huruf Bobot Patokan Penilaiannya
1 A 4.00 Mempunyai tingkat penguasaan > 75.0%
2 A - 3.75 Mempunyai tingkat penguasaan > 72.5 – < 75.0%
3 A/B 3.50 Mempunyai tingkat penguasaan > 70.0 – < 72.5%
4 B + 3.25 Mempunyai tingkat penguasaan > 67.5 – < 70.0%
5 B 3.00 Mempunyai tingkat penguasaan > 65.0 – < 67.5%
6 B - 2.75 Mempunyai tingkat penguasaan > 62.5 – < 65.0%
7 B/C 2.50 Mempunyai tingkat penguasaan > 60.0 – < 62.5%
8 C + 2.25 Mempunyai tingkat penguasaan > 57.5 – < 60.0%
9 C 2.00 Mempunyai tingkat penguasaan > 55.0 – < 57.5%
10 C - 1.75 Mempunyai tingkat penguasaan > 52.5 – < 55.0%
11 C/D 1.50 Mempunyai tingkat penguasaan > 50.0 – < 52.5%
12 D + 1.25 Mempunyai tingkat penguasaan > 47.5 – < 50.0%
13 D 1.00 Mempunyai tingkat penguasaan > 45.5 – < 47.5%
14 E 0.00 Mempunyai tingkat penguasaan < 45.5%