kuis faal-tri desiana kurniawati hartono 021211131006.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: kuis faal-tri desiana kurniawati hartono 021211131006.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100507/55725c26497959da6be8b5b4/html5/thumbnails/1.jpg)
Tri desiana kurniawati hartono /021211131006 fkg 2012
1. Estrogen - pain
Estrogen adalah hormon yang diproduksi oleh ovarium dan juga sebagian kecil oleh
korteks adrenal. Berfungsi juga untuk tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Kenaikan
kadar estrogen dapat mengganggu proliferasi dari sel-sel yang dipacu oleh estrogen. Dan
penurunan estrogen dapat mengakibatkan kram haid(sherwood, 2011).
Fase haid adalah fase yang paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan sisaendometrium dari vagina. Hari pertama haid dianggap sebagai permulaan siklus baru. Saat ini bersamaan dengan pengakhiran fase liteal ovarium dan dimulainya fase folikular. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadinya fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan selama siklus sebelumnya, kadar progesteron dan estrogen darah turun tajam . penurunan yang tajam pada kedua hormon ini menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskuler dan nutrient ini kehilangan hormon-hormon penunjangnya (sherwood, 2011).
Turunya kadar hormon ovarium ini (progesteron dan estrogen) juga merangsang pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium dan menghambat aliran darah ke endometrium sehingga terjadi penurunan kadar O2 yang berakibat matinya endometrium dan pembuluh darahnya. Prostaglandin uterus juga mengakibatkan terjadinya kontraksi ritmik ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus keluar melalui vagina. Kontraksi uterus yang terlalu kuat akibat produksi prostagladin yang banyak menyebabkan kram haid yang memiliki rasa nyeri (dismenore) yang dialami sebagian wanita (sherwood, 2011).
Mekanisme :
Kadar Estrogen menurun secara drastis prostaglandin meningkat terjadinya kontraksi ritmik miometrium uterus jika terjadi kontraksi terlalu kuat kram haid (dismenore) rasa nyeri.
![Page 2: kuis faal-tri desiana kurniawati hartono 021211131006.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100507/55725c26497959da6be8b5b4/html5/thumbnails/2.jpg)
Sheerwood, L. 2011. Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Ed. 6. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Perbedaan gamet
Perbedaan yang pertama adalah dalam segi diferensiasi. Ovum telah mengalami
proses diferensiasi menjadi ovum matang mulai dari masa janin, yang sempat terhenti
sebelum akhirnya aktif kembali saat masa pubertas, yang mungkin disebabkan oleh faktor
hormonal/ hormon sex yang merangsang pematangan sel sex. Sementara, sperma baru
terbentu dari sel benih primordial sebagai stem sel unipotennya menjadi spermatozoa yang
telah matang baru dimulai saat masa pubertas. Jadi, stem sel unipoten pembentuk ovum pada
wanita lebih cepat berkembang dari pada stem sel pembentuk sperma pada pria.
Perbedaan yang kedua adalah dalam segi struktur. Ovum memiliki beberapa
lapisan pelindung, yaitu :
1. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di bagian tengah.
Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk spermatozoa.
3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar oosit dan
merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan)
dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada manusia
bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil
dengan rata-rata berdiameter 1,5µ.
Sedangkan struktur pada sperma yang pertama kali terlihat pada tahun 1677 oleh
Antonie van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop, ia menggambarkan mereka sebagai
animalcules (binatang kecil), mungkin karena keyakinannya pada preformationism, yang
meskipun masing-masing berisi bahwa sperma manusia sepenuhnya terbentuk tetapi kecil.
Sel sperma terdiri dari kepala, bagian tengah dan ekor. Kepala berisi inti dengan
kromatin yang padat serat melingkar, dikelilingi oleh akrosom anterior, yang berisi enzim
yang digunakan untuk menembus sel telur wanita. Bagian tengah memiliki inti berfilamen
pusat dengan berputar di sekitar itu banyak mitokondria, digunakan untuk produksi ATP
untuk perjalanan melalui rahim, leher rahim perempuan dan tabung rahim. Ekor atau "flagel"
mengeksekusi gerakan cambuk yang mendorong spermatosit tersebut.
Pada manusia laki-laki, sel sperma terdiri dari 5 pM kepala oleh 3 pM dan 50 ekor pM
panjang. Para flagelata ekor, yang mendorong sel sperma (sekitar 1-3 mm / menit pada
manusia) dijahit dalam kerucut elips. Semen memiliki sifat alkali, dan mereka tidak mencapai
![Page 3: kuis faal-tri desiana kurniawati hartono 021211131006.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100507/55725c26497959da6be8b5b4/html5/thumbnails/3.jpg)
motilitas penuh (hipermotilitas) sampai mereka mencapai vagina dimana pH basa dinetralkan
oleh cairan vagina bersifat asam. Proses bertahap memakan waktu 20-30 menit. Saat ini,
fibrinogen dari vesikula seminalis bentuk gumpalan, mengamankan dan melindungi sperma.
Sama seperti mereka menjadi hypermotile, fibrinolisin dari prostat melarutkan bekuan, yang
memungkinkan sperma untuk kemajuan optimal.
Perbedaan yang ketiga adalah dalam segi pembentukan. Pembentukan ovum yang
disebut oogenesis dan pembentukan sperma yang disebut spermatogenesis.
![Page 4: kuis faal-tri desiana kurniawati hartono 021211131006.docx](https://reader038.vdocuments.mx/reader038/viewer/2022100507/55725c26497959da6be8b5b4/html5/thumbnails/4.jpg)
PERBEDAAN SPERMATOGENESIS OOGENESIS
Tujuan Pembentukan sperma Pembentukan ovum
Tempat Testis Ovarium
Hasil 4 Sel fungsional 1 sel fungsional
Pembelahan Pembelahan meiosisnya terjadi
secara simetris
Pembelahan meiosisnya terjadi
secara asimetris
Proses Spermatogenesis terjadi secara
terus-menerus
Oogenesis memiliki periode
istirahat yang panjang
3. Stress pada wanita menyusui
Pada saat kehamilan progesteron,estrogen, dan laktogen plasenta, serta prolaktin,
kortisol, dan insulin, tampak bekerja selaras untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan aparatus penghasil ASI pada kelenjar mamae. Dengan terjadinya proses
kelahiran, terdapat penurunan kadar progesteron dan estrogen dalam jumlah besar dan
mendadak, yang menggantikan pengaruh inhibisi progesteron terhadap produksi α-
laktalbumin oleh retikulo endoplasma kasar. Peningkatan α-laktalbumin berfungsi untuk
merangsang sintesa laktosa dan pada akhirnya meningkatkan jumlah laktosa ASI. Penurunan
progesteron juga menyebabkan prolaktin bekerja tanpa hambatan dalam merangsang
produksi α-laktalbumin. Meskipun kadar prolaktin plasma turun setelah melahirkan hingga
mencapai kadar yang jauh lebih rendah dibanding waktu hamil, setiap tindakan menghisap
putting mencetuskan peningkatan kadar prolaktin. Agaknya suatu rangsang dari payudara
mengurangi pelepasan faktor penghambat-prolaktin dari hipotalamus, yang pada akhirnya
menginduksi peningkatan sekresi prolaktin sementara oleh hipofisis. Neurohipofisis
mensekresi oksitosin secara berkala. Hal ini merangsang pengeluaran susu dari payudara
menyusui dengan menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel di alveoli dan duktus-duktus susu
kecil. Ejeksi, atau pengeluaran ASI, merupakan sebuah reflek yang diawali terutama oleh
isapan puting susu, yang merangsang neurohipofisis untuk melepaskan oksitosin. Pikiran
maupun perasaan ibu akan sangat memengaruhi refleks ini. Dengan melihat bayinya,
memikirkan bayi dengan perasaan penuh kasih dan sayang, mendengar tangisan bayi,
mencium bayi dan perasaan ibu yang tenang dan bahagia; semuai ini dapat meningkatkan
refleks pengeluaran ASI. Sebaliknya stres merupakan hal yang dapat menghambat refleks
oksitosin.