ktsp perkebunan
DESCRIPTION
materiTRANSCRIPT
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem dan
penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap
satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ruang lingkup SNP meliputi
standar: (1) isi, (2) proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga
kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6) pengelolaan, (7) pembiayaan, dan
(8) penilaian pendidikan.
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dirancang dan disusun
menggunakan pendekatan keilmuan (academic approach) pengembangan
kurikulum. Karena itulah baik bentuk atau rancang-bangun maupun substansi
yang menjadi muatannya ditetapkan melalui prosedur dan pertimbangan-
pertimbangan kaidah-kaidah kekurikuluman.
Berdasarkan pertimbangan bahwa lulusan SMK utamanya harus memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tertentu, dapat mengembangkan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 1 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
dirinya baik secara vertikal maupun horizontal, dan memiliki kecakapan untuk
menjalani kehidupannya secara baik, maka substansi atau isi Kurikulum SMK
dipilih dan dikemas dengan pendekatan berbasis kompetensi (competency-
based curriculum), pendekatan berbasis luas dan mendasar (broad-based
curriculum), dan pendekatan pengembangan kecakapan hidup (life skills).
Dengan pendekatan berbasis kompetensi terutama dimaksudkan, agar
kurikulum berisi materi pemelajaran yang benar-benar dibutuhkan untuk
mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana dipersyaratkan dunia kerja.
Demikian juga dari sisi ancangan pelaksanaan pemelajarannya, dengan
pendekatan pemelajaran berbasis kompetensi (competency-based training)
yang dikemas secara moduler, diharapkan peserta didik akan memperoleh
pengalaman belajar yang dapat mengembangkan potensinya masing-masing
menguasai secara tuntas (mastery) tahap demi tahap kompetensi-kompetensi
yang sedang dipelajarinya, tanpa harus dibebani oleh hal-hal yang tidak terkait
dengan penguasaan kompetensi tersebut. Bahkan secara konseptual,
kurikulum ini dirancang untuk dapat dilaksanakan dalam bentuk bekerja
langsung melalui proses produksi sebagai wahana pemelajaran (production-
based training).
Penyusunan KTSP Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman
Perkebunan, SMK Negeri 2 Sinjai ini, diharapkan dapat menjadi pedoman dan
acuan satuan pendidikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
disekolah dan memberi kemudahan kepada pendidik dalam melakukan proses
pembelajaran di sekolah.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 2 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL).
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan
SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
B. Tujuan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK Negeri 2 Sinjai sebagai
perwujudan dari kurikulum pendidikan menengah kejuruan di kembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan
dan komite sekolah, di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
provinsi, mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh
BSNP.
C. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 3 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung-jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti segala kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum harus memberikan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 4 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha/industri dan dunia kerja. Oleh karena itu,
upaya pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 5 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 6 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
BAB IITUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Visi SMK Negeri 2 Sinjai
Menjadikan SMK Negeri 2 Sinjai sebagai Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan yang berkualitas dan Profesional di Bidang Pertanian,
Perikanan, Peternakan dan Multimedia untuk mendukung perkembangan
dunia kerja
C. Misi SMK Negeri 2 Sinjai
1. Menyelenggarakan diklat di bidang pertanian, perikanan, peternakan
dan multimedia yang berbasis kompetensi dan produksi
2. Mengembangkan diklat di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan
multimedia yang berahlakul kharimah yang mencintai teknologi
3. Mengembangkan diklat yang mendukung program pemerintah Kab.
Sinjai di bidang pertanian, perikanan, peternakan dan multimedia.
D. Tujuan SMK Negeri 2 Sinjai1. Melahirkan tenaga menengah yang percaya pada diri sendiri, serta
mengembangkan sikap profesional dalam bidang pertanian dan
perikanan serta peternakan untuk terwujudnya masyarakat utama
adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
2. Memajukan dan mengembangkan diri dalam bidang keahlian
pertanian, perikanan, dan peternakan.
3. Menyiapkan dan mencetak tenaga kerja menengah khususnya di
bidang pertanian, perikanan, dan peternakan untuk mengisi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri serta dapat bekerja pada
instansi pemerintah yang terkait ataupun perusahaan negeri atau
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 7 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
swasta dan yang memberi peluang bagi tamatan untuk membuka
lapangan kerja baru.
4. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif
E. Tujuan Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan
1. Mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang
perkebunan
2. Membekali peserta didik dengan ketrampilan, pengetahuan dan
sikap agar kompeten di bidang perkebunan
3. Menjadikan siswa lebih mandiri dan mampu berwirausaha di bidang
perkebunan serta mempunyai sikap dan tingkah laku yang
berahlakul kharimah.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 8 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
BAB IIISTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK disusun dengan memperhatikan
kelompok mata pelajaran tersebut dan cakupan sebagaimana tertuang
pada tabel 1
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Mata Pelajaran Terkait
1. Agama dan Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia.
Agama, Pendidikan Kewarga-negaraan, Pengembangan Diri, IPA, Seni Budaya, IPS, Penjaskes, Matematika dan Kejuruan.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 9 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Mata Pelajaran Terkait
Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarga-negaraan dan Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarga-negaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan
Agama, Kewarga-negaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, Penjaskes, dan Pengembangan Diri.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 10 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Mata Pelajaran Terkait
membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu Penge-tahuan dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Kejuruan, KKPI, dan Muatan Lokal.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya, KKPI, Kejuruan dan Muatan Lokal.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 11 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan Mata Pelajaran Terkait
sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMK dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan, seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Penjaskes, IPA, dan Muatan Lokal.
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 12 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah
kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu
bekerja pada bidang tertentu.
Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat
mengembangkan keahlian dan keterampilan, peserta didik harus
memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi,
dan mampu berkomunikasi sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta
memiliki kemampuan mengembangkan diri, maka struktur kurikulum
pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK berisi mata
pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan
Pengembangan Diri.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 37, kurikulum SMK wajib memuat:
a. Pendidikan Agama;
b. Pendidikan kewarganegaraan;
c. Bahasa;
d. Matematika;
e. Ilmu Pengetahuan Alam;
f. Ilmu Pengetahuan Sosial;KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 13 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
g. Seni dan budaya;
h. Pendidikan jasmasi dan olah raga;
i. Keterampilan/kejuruan, dan
j. Muatan lokal.
Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada kurikulum SMK terdiri
atas Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa,
Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan, dan Keterampilan/Kejuruan (terdiri atas Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi, Kewirausahaan dan mata
pelajaran kejuruan). Mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk
manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang
dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan
Kompetensi Kejuruan (KK), dikembangkan mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja (SKK) melalui proses analisis.
Jika standar kompetensi mata pelajaran kelompok DKK tidak dijumpai
pada SKK, maka Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
dapat dirumuskan melalui analisis kompetensi kejuruan melalui langkah-
langkah :
a. Mendata standar kompetensi yang terdapat pada SKK;
b. Mengidentifikasi kompetensi yang sifatnya mendasar dan
melandasi prinsip-prinsip keilmuan, dan kompetensi yang menjadi
prasyarat untuk kompetensi kejuruan;
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 14 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
c. Mengidentifikasi materi-materi pendukung pada indikator
kompetensi kejuruan.
Selanjutnya kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam DKK dan KK
dikelompokkan dalam standar kompetensi baru yang menjadi nama
mata pelajaran sesuai dengan Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan berdasarkan Keputusan Dirjen Mandikdasmen
nomor 251/C/KEP/MN/2008 tanggal 22 Agustus 2008.
A. Struktur Kurikulum
Komponen Semester Durasi waktu
KetA. Mata Pelajaran I II III IV V VI1. Normatif
1.1. Agama 2 2 2 2 2 2 192 {a}1.2. Pkn 2 2 2 2 2 2 192 {a}1.3. Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 192 {a}1.4. Pend jasmani & OR 2 2 2 2 2 2 192 {a}1.5. Seni budaya 2 2 2 2 128 {a}
Jumlah 10 10 10 10 8 8 8962. Adaptif
2.1. Bahasa Inggeris 4 4 4 4 4 4 440 {a}2.2. Matematika 4 4 4 4 4 4 516 {a}2.3. IPA 2 2 2 2 2 2 192 {a}2.4. Fisika 2 2 2 2 2 2 192 {a}2.5. Kimia 2 2 2 2 2 2 192 {a}2.6. Biologi 2 2 2 2 2 2 192 {a}2.7. IPS 2 2 2 2 128 {a}2.8. KKPI 2 2 2 2 2 2 202 {a}2.9. Kewirausahaan 2 2 2 2 2 2 192 {a}
Jumlah 22 22 22 22 20 20 22463. Produktif
3.1. DKK3.1.1.Menerapkan K3LH 2 283.1.2.Mengidentifikasi
tanaman & pertumbuhannya
2 28
3.1.3.Mengop alat & mesin produksi tan
2 28
3.1.4.Membiakkan tan. Sec. generative
2 28
3.1.5.Membiakkan tan. Sec. vegetative
2 28
Jumlah 4 6 140KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 15 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
3.2. KK (TM + PS + PI)
3.2.1.Menentukan kom tan perkebunan
4 72
3.2.2.Meny lahan produksi tan perkeb
4 80
3.2.3.Membibitkan tan perkebunan
4 80
3.2.4.Menanam tanaman perkebunan
4 76
3.2.5.Mengend gulma pada TBM & TM
4 76
3.2.6.Memelihara kesuburan tanah
4 80
3.2.7.Mengendalikan hama pada TBM & TM
4 80
3.2.8.Mengendalikan penyakit pada TBM & TM
4 80
3.2.9.Mengatur/memberi perlakuan pada TBM dan TM
4 80
3.2.10. Melakukan sensus tanaman produksi
4 80
3.2.11. Memanen hasil tan. Perkebunan
4 76
3.2.12. Mengangkut hasil panen
2 48
3.2.13. Mengelolah pekerjaan kebun
4 72
3.2.14. Menyusun proposal usaha
4 64
Jumlah 12 14 8 12 10 8 1044 {b}B. Muatan local
1. Pertamanan 22. Membuat pupuk
organic4
3. Pengolahan hasil tanaman perkebunan
2
4. Pemb tan penghijauan 4Jumlah 2 4 2 4 192
C. Pengembangan diri {2} {2} {2} {2} {2} {2} {192}
JUMLAH 44 44 44 44 44 44 4710
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 16 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Keterangan notasi :
a) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap
Kompetensi Keahlian. Kompetensi Keahlian yang memerlukan waktu
lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan
kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi
tidak boleh kurang dari 1044 jam.
c) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka, dua jam pembelajaran praktik di sekolah atau
empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu jam tatap
muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari
durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).
Implikasi dari struktur kurikulum diatas dijelaskan sebagai berikut:
a. Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran dibagi
ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok program normatif, adaptif,
dan program produktif. Kelompok program normatif adalah mata
pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya.
Kelompok program adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok program
produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 17 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan.
Kelompok program adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang
b. alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi
Keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau
alternatif lain.
c. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian
untuk memenuhi standar kompetensi di dunia kerja.
d. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu
standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar
dari setiap mata pelajaran.
e. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem
ganda.
f. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
g. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka,
praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri
ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.
h. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu
dalam satu tahun pelajaran.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 18 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
B. Muatan Lokal
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh
sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara
profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya.
Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan
pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan
muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal
merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu
sekolah dan komite sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite
sekolah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh
BSNP
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah
Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan
dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 19 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan
seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan
dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas
dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi
aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah
dapat diketahui antara lain dari:
a. Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas
pembangunan daerah baik jangka pendek maupun jangka panjang;
b. Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jeni kemampuan-
kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan;
c. Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan
pengembangan daerahnya
2. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal
Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh
berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat
mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
a. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah;
b. Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu;
c. Meningkatkan kemampuan berwiraswasta;
d. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan
sehari-hari;
3. Menentukan bahan kajian muatan lokal
Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai
kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 20 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan
bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
a. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
b. Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik
yang diperlukan;
c. Tersedianya sarana dan prasarana
d. Tidak bertentangan dengan nilai luhur bangsa
e. Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan
f. Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah;
g. Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai
dengan kondisi dan situasi daerah.
4. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal
Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan
kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya
dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan
dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku
di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta
pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas,
potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang
sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 21 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran
muatan lokal. Substansi program muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
5. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta
silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.
a. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi adalah
langkah awal dalam membuat program muatan lokal agar dapat
dilaksanakan di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah
sebagai berikut:
1) Pengembangan Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran muatan
lokal. Sebelumnya, penyusun terlebih dahulu harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi;
b) Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran;
c) Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 22 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
2) Pengembangan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Sebelumnya,
penyusun terlebih dahulu memperhatikan hal-hal berikut:
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi;
b) Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran;
c) Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar
mata pelajaran.
b. Pengembangan silabus secara umum mencakup:
1) Mengembangkan indikator
2) Mengidentifikasi materi ajar/materi pokok
3) Mengembangkan pengalaman belajar
4) Pengalokasian waktu
5) Pengembangan penilaian
6) Menentukan Sumber/Bahan/Alat
Pihak yang Teribat dalam Pengembangan
Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam
mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM
dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama
dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum
(TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), perguruan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 23 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
tinggi dan instansi/lembaga di luar Depdiknas, misalnya pemerintah
Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh
masyarakat.
Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut
1. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-
masing;
2. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal;
3. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing;
4. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan
dilaksanakan;
5. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat
kurikulum muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah,
mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP
Peran perguruan tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan
bantuan teknis dalam:
1. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan
lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal;
2. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran;
3. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran
Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah:
1. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek
sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia
yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 24 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia
yang dibutuhkan;
2. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan
keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu;
3. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga
dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan
norma setempat.
Rambu-rambu
Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan muatan
lokal.
1. Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi Dasar dan
Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan program
muatan lokal. Apabila sekolah belum mampu mengembangkan Standar
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat
meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yang masih dalam satu
daerahnya. Bila beberapa sekolah dalam satu daerah belum mampu
mengembangkan dapat meminta bantuan sekolah dan komite sekolah
diluar daerahnya, atau meminta bantuan TPK daerah, atau meminta
bantuan dari LPMP di propinsinya.
2. Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir,
emosional, dan sosial peserta didik.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diatur sedemikian rupa agar
tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 25 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
pada kurikulum nasional. Oleh karena itu dalam pzelaksanaan muatan
lokal dihindarkan adanya pekerjaan rumah (PR).
3. Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat
kedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik dan
secara psikis.
Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam lingkungan tempat tinggal
dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis maksudnya
bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir
dan mencernakan informasi sesuai dengan usianya. Untuk itu, bahan
pengajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1)
bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang
diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke
pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih
sukar/rumit. Selain itu bahan kajian/pelajaran hendaknya bermakna bagi
peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi guru
dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan
nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan
dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan
memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnya dengan
memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi
terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh
masyarakat. Selain itu guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 26 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar
mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial.
5. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti
mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi
makna kepada peserta didik.. Bahan kajian muatan lokal juga dapat
disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua
semester atau satu tahun ajaran.
6. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu
memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal
pada setiap semester.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Membuat pupuk organik 1.1. Mengendalikan mikrobia bermanfaat sebagai stabir pupuk organik dan penyedia hara
1.2. Mengidentifikasi bahan dasar pembuatan pupuk organik
1.3. Mengidentifikasi jenis dan sifat bahan pembuatan pupuk organik
1.4. Membuat pupuk organik (microbia)
1.5. Mengidentifikasi kandungan hara pupuk.
2. Membudidayakan tanaman secara hidroponik
2.1. Menyiapkan lath house (green house)
2.2. Menyiapkan media tanam
2.3. Menyiapkan bibit
2.4. Menyiapkan nutrisi
2.5. Menanam dan menyulam
2.6. Memelihara tanamn hidroponik
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 27 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2.7. Memanen dan menangani hasil panen.
3. Pertamanan 3.1 Mengidentifikasi jenis dan bentuk-bentuk taman
3.2Menyiapkan peralatan pembuatan taman
3.3Menyiapkan bahan pembuatan taman
3.4Membuat taman4. Pengolahan hasil tanaman
perkebunan4.1 Mengidentifikasi jenis dan
karakteristik bahan pengolahan hasil tanaman
4.2 Mengidentifikasi peralatan pengolahan hasil tanaman
4.3 Melakukan pengolahan hasil tanaman perkebunan
5. Membibitkan tanaman penghijauan 4.4 Menyiapkan lokasi pembibitan4.5 Menyiapkan sarana prasarana4.6 Melakukan pembibitan tanaman4.7 Memelihara bibit tanaman4.8 Melakukan pemanenan bibit
C. Pengembangan Diri
1. Tujuan Umum
Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, kondisi dan perkembangan setiap peserta didik, sesuai dengan
kondisi SMK
2. Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 28 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
c. Kreativitas
d. Wawasan dan perencanaan karir
e. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
f. Kemampuan kehidupan keagamaan
g. Kemampuan sosial
h. Kemampuan belajar
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pengembangan diri terdiri atas kegiatan yang
direncanakan secara khusus dan kegiatan yang dilaksanakan secara lansung
oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah
BENTUK-BENTUK PELAKSANAAN
1. Kegiatan yang direncanakan secara khusus adalah kegiatan yang diikuti
oleh peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal,
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan ini terdiri
atas dua komponen:
a. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
1) kehidupan pribadi
2) kemampuan sosial
3) kemampuan belajar
4) wawasan dan perencanaan karir
b. Ekstra kurikuler, antara lain meliputi kegiatan:
1) kepramukaan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 29 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
2) latihan kepemimpinan, ilmiah remaja, palang merah remaja
3) seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, theater, keagamaan
2. Kegiatan yang dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik,
kegiatan ini terdiri atas:
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara
bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan,
pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah
pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca,
memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat
waktu.
Struktur Pelayanan Konseling
Pelayanan konseling di SMK merupakan usaha membantu peserta didik
dalam pengembangan kreatifitas dan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki.
Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi peserta didik.
1. Pengertian Konseling
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 30 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-
norma yang berlaku.
2. Paradigma, Visi, dan Misi
a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang
dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh
budaya lingkungan peserta didik.
b. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar
peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
c. Misi
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 31 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi
dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/
madrasah, keluarga dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-
hari.
3. Bidang Pelayanan Konseling
a.Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.
d.Pengembangan kreatifitas, yaitu bidang pelayanan yang membantu
menumbuh kembangkan keberanian peserta didik untuk
mengembangkan sesuatu yang bersifat baru untuk diri sendiri atau
orang lain sesuai dengan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 32 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya.
b. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
4. Fungsi Konseling
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami
diri dan lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi
masalah yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.
5. Prinsip dan Asas Konseling
a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan,
permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta
tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
b. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan,
keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 33 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri
handayani.
6. Jenis Layanan Konseling
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-
obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah
dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program
latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial,
kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 34 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah
peserta didik
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antarmereka.
7. Kegiatan Pendukung
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data
tentang diri peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi
berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan
dengan pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat
rahasia.
c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta
didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang
dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan
tertutup.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 35 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui
pertemuan dengan orang tua dan atau keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan
pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangannya.
8. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta
didik secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah
peserta didik dalam satu kelas.
d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
e. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.
9. Program Pelayanan
a. Jenis Program
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 36 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) konseling.
b. Penyusunan Program
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta
didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 37 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis
layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan,
dan volume/beban tugas konselor.
Perencanaan Kegiatan
1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan
serta mingguan.
2. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan
SATKUNG yang masing-masing memuat:
a. Sasaran layanan/kegiatan pendukung
b. Substansi layanan/kegiatan pendukung
c. Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan
d. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang terlibat
e. Waktu dan tempat
3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan
di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik
yang menjadi tanggung jawab konselor.
4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
5. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu
minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di
sekolah/ madrasah.
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 38 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan
peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi,
penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2
(dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara
terjadwal
3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah:
1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan,,
bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta
kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di
luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam
pembelajaran tatap muka dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran
sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan
pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madrasah.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 39 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
2. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan
program (LAPELPROG).
3. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan
persetujuan pimpinan sekolah/madrasah
4. Program pelayanan konseling pada SMK dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas
dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan
ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan
fasilitas sekolah/ madrasah.
Penilaian Kegiatan
1.Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis
layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui
perolehan peserta didik yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis
layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan
untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau
beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling
diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan
atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 40 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan kegiatan.
3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG .
4.Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu
semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor SMK Negeri 2
Sinjai
2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya
pelayanan profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada
pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/
madrasah, sejawat pendidik, dan orang tua.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama
pimpinan sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan
kegiatan pelayanan profesional konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling secara
berkelanjutan.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 41 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib
pendidik lainnya di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Pelaksana pelayanan konseling
Untuk melaksanakan pelayanan konseling di SMK dapat diangkat
sejumlah konselor dengan rasio seorang konselor untuk 150 orang
peserta didik.
Pengawasan Kegiatan
1. Kegiatan pelayanan konseling di SMK dipantau, dievaluasi, dan dibina
melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala SMK .
b. eksteren, oleh pengawas SMK bidang konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan
implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan
tugas konselor di SMK
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala
dan berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti
untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pelayanan konseling di SMK
Struktur Kegiatan Ekstra Kurikuler
1. Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 42 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di SMK.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat
dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
b. Misi
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan
peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan
mandiri dan atau kelompok.
3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 43 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
4. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana
yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
5. Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat
olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 44 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara
lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan,
seni budaya.
6. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta
didik antarkelas/antarsekolah/madraasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan lapangan.
Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan ekstra kurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan
yang memuat unsur-unsur:
1. Sasaran kegiatan
2. Substansi kegiatan
3. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta
keorganisasiannya
4. Waktu dan tempat
5 Sarana
Pelaksanaan Kegiatan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 45 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
1.Kegiatan ekstra kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga
kependidikan di SMK
2. Kegiatan ekstra kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan
sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana
sebagaimana telah direncanakan.
Penilaian Kegiatan
Hasil dan proses kegiatan ekstra kurikuler dinilai secara kualitatif dan
dilaporkan kepada pimpinan SMK dan pemangku kepentingan lainnya oleh
penanggung jawab kegiatan.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana kegiatan ekstra kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga
kependidikan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi
kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud.
Pengawasan Kegiatan
1. Kegiatan ekstra kurikuler di SMK dipantau, dievaluasi, dan dibina
melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan ekstra kurikuler dilakukan secara:
a. interen, oleh kepala SMK.
b. eksteren, oleh pihak yang secara struktural/fungsional memiliki
kewenangan membina kegiatan ekstra kurikuler yang dimaksud.
3. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti
untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler di SMK
D. Beban Belajar
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 46 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Beban belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan peserta
didik dalam mengikuti kompetensi pembelajaran melalui sistem tatap
muka (teori, praktik di sekolah dan praktik di industri), penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Penugasan terstruktur merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh
peserta didik, didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian
kompetensi pada kegiatan tatap muka, termasuk kegiatan perbaikan,
pengayaan dan percepatan. Sedangkan kegiatan mandiri tidak
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik
untuk menunjang pencapaian kompetensi yang waktu penyelesaiannya
diatur oleh peserta didik.
a. SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar
dalam sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban
belajar dalam sistem kredit semester (SKS). SMK kategori standar
adalah SMK yang belum memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
SMK kategori mandiri menggunakan pengaturan beban belajar
dalam sistem kredit semester (SKS). SMK kategori mandiri adalah
SMK yang hampir atau telah memenuhi 8 Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Tabel 2). KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 47 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat)
jam pelajaran per minggu secara keseluruhan. Penambahan 4 jam
pelajaran per minggu dapat dilakukan terhadap satu atau lebih mata
pelajaran yang ada, atau menambah mata pelajaran baru yang
dianggap penting tetapi tidak terdapat pada struktur kurikulum yang
tercantum pada standar isi.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMK 0% - 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan, contoh :
mata pelajaran dasar pengolahan dan penyajian makanan 114 jam
pelajaran, maka penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur maksimum adalah 60% x 114 jam = 68 jam . Pemanfaatan
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.
Pengertian tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dapat dilihat pada glosarium.
d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam
pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah, setara dengan satu
jam pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur
kurikulum.
Penghitungan jam terstruktur untuk kompetensi produktif dilakukan melalui
langkah-langkah berikut :
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 48 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
a. Penentuan alokasi waktu mata pelajaran didasarkan hasil analisis
kebutuhan waktu pada silabus yang terdiri atas jam tatap muka (TM)
/ teori, praktik di sekolah (PS) dan praktik industri (PI). Kolom jam
untuk praktik di sekolah
b. (PS) atau praktik di industri (PI) tidak harus selalu terisi jam,
tergantung pada tuntutan waktu kebutuhan penugasan kompetensi.
c. Mengkonversi jam estimasi untuk TM, PS dan PI dengan
ketentuan konversi 1 - 2 – 4.
d. Menghitung jumlah total jam terstruktur berdasarkan rumus :
Misalnya satu Kompetensi Dasar membutuhkan jam belajar sbb : tatap muka (TM) = 6 jam praktik di sekolah (PS) = 8 jam praktik di industri (PS) = 20 jamMaka : Jumlah jam terstruktur :
6 + 8 + 20 = 15 jam 1 2 4 Jumlah jam belajar di sekolah : 6 + 8 = 14 jam Jumlah jam di industri
(dalam bentuk prakerin) = 20 jam Total jam belajar di sekolah dan industri (jam terjadwal) adalah :
6 + 8 + 20 = 34
Penentuan Jam Prakerin
Jumlah jam untuk praktik di industri (Prakerin) tergantung pada
ketentuan yang dipersyaratkan industri dan seberapa erat hubungan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 49 dari 79
Ej TM1
Keterangan :Ej TM = Estimasi jam TMEj PS = Estimasi jam PSEj PI = Estimasi jam PI
Ej PS2
Ej PI4+ +
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
sekolah dengan industri. Untuk menentukan jam Prakerin dapat dihitung
dengan langkah-langkah berikut :
a. Menjumlahkan estimasi jam real untuk praktik di industri bagi setiap
kompetensi yang tertuang dalam silabus,
b. Menghitung total jam praktik di industri untuk seluruh kompetensi
sehingga diperoleh jumlah/angka tertentu, misalnya 800 jam.
c. Menghitung total kebutuhan waktu Prakerin (dalam bulan) sbb :
Total jam PI X Bulan = ……………. bulan 200
800 jam X bulan = 4 bulan 200
d. Menghitung jumlah kebutuhan jam terstruktur untuk praktik di industri sbb :
Total jam PI X jam = ……………. jam4
800 X jam = 200 jam 4
Jumlah jam 200 akan diambil dari jumlah jam terstruktur mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044).
Alokasi Jam Mata Pelajaran Program Produktif
Program Produktif terdiri dari beberapa mata pelajaran yang
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
(DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK), dengan alokasi jam 140 jam
untuk DKK dan 1044 jam untuk KK. Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk mendistribusikan jam DKK dan KK
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 50 dari 79
Keterangan :Nilai 200 diperoleh dari 4 x 50 (angka 4 adalah jumlah minggu/bulan; angka 50 adalah jumlah jam kerja/minggu @ 45 menit)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
e. Ketuntasan Belajar
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar untuk setiap indikator dalam
suatu kompetensi dasar yang ditentukan oleh satuan pendidikan,
berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah 75%.
a. KKM Kompetensi Normatif dan Adaptif
KKM kompetensi normatif dan adaptif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung
dalam penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai
berikut :
1) Tingkat Kemampuan rata-rata peserta didik
Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)
Dukungan tinggi, diberi skor 3
Dukungan sedang, diberi skor 2
Dukungan rendah, diberi skor 1
b. KKM Program Produktif
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 51 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KKM program produktif mengacu kepada standar minimal
penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang
bersangkutan. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator pada KD program produktif pada dasarnya adalah
lulus/tidak lulus atau kompeten/tidak kompeten. Peserta didik yang
mencapai kompetensi minimal diberi skor 70 atau 7,0. Penentuan
nilai ketuntasan belajar program produktif dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Tentukan proporsi pembobotan untuk pengetahuan, keterampilan
dan sikap sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar/standar
kompetensi mengarah pada kebutuhan ranah taksonomi.
2) Tentukan batas kompeten untuk pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Batas kompeten adalah cerminan penguasaan indikator
3) yang dipersyaratkan pada setiap SK/KD/indikator yang
merupakan kemampuan minimal. Peserta didik dinyatakan
kompeten jika memenuhi persyaratan minimal berikut :
- Pengetahuan : sesuai dengan kisi-kisi soal teori.
- Keterampilan dan sikap : sesuai dengan indikator yang
dijabarkan menjadi aspek penilaian pada lembar observasi
(lihat lampiran RPP Perangkat Penilaian).
4) Menghitung perolehan nilai untuk setiap ranah dan
menggabungkannya sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
Peserta didik yang telah mencapai standar minimal sesuai dengan
indikator dinyatakan kompeten dan memperoleh nilai konversi 75.
Gradasi nilai hanya diberikan kepada peserta didik yang telah
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 52 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
dinyatakan kompeten, yang berarti nilai 75 telah dimiliki peserta didik.
Jika peserta didik memiliki performansi/unjuk kerja melebihi standar
minimal yang ditetapkan dalam aspek penilaian seperti : Lebih cepat,
lebih presisi, lebih indah, lebih kreatif, lebih bersih, dan lebih teliti, maka
peserta didik dapat memperoleh nilai lebih dari 75.
f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Yang dimaksud dengan kenaikan kelas adalah pernyataan yang
menegaskan bahwa peserta didik telah kompeten dan berhak
melanjutkan ke jenjang kompetensi-kompetensi tahun selanjutnya.
Pernyataan kompeten atau yang berarti dapat melanjutkan, ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek :
a. Akademik : sesuai dengan KKM
b. Nonakademik :
1). Kehadiran ≥ 80%
2). Sikap/kepribadian minimal B
Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku rapor
yang dilakukan di akhir tahun pelajaran. Setiap siswa akan memperoleh
buku rapor yang berisi laporan hasil belajar sesuai dengan jumlah
kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
Yang dimaksud kelulusan menurut ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat
(1) adalah bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh kompetensi pembelajaran; yang berarti
peserta didik telah dinyatakan tuntas atau kompeten oleh gurunya
untuk seluruh kompetensi pendidikan dan pembelajaran yang diikuti.KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 53 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan. Berarti peserta didik memperoleh nilai kepribadian
minimal B (baik) atau telah dinyatakan kompeten untuk mata
pelajaran kompetensi normatif.
c. lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; Berarti telah mengikuti ujian sekolah dan dinyatakan
lulus atau kompeten untuk mata pelajaran yang diujikan. Program
produktif tidak menjadi bagian dari ujian sekolah. Pelaksanaan ujian
sekolah mengikuti ketentuan Permendiknas dan SOP yang
diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
d. lulus Ujian Nasional untuk mata pelajaran yang diujikan (Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ujian Kompetensi
Keahlian).
Pelaksanaan Ujian Nasional mengikuti Permendiknas yang
dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan SOP yang dikeluarkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Ke empat persyaratan di atas merupakan urutan prasyarat, artinya
kelulusan bukan semata-mata hanya ditentukan oleh kelulusan ujian
nasional; tetapi untuk bisa mengikuti ujian nasional dan ujian sekolah
syarat sebelumnya harus dilalui.
Standar Kompetensi Lulusana. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut
sesuai denganperkembangan remaja.KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 54 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki
kekurangannya.
c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab
atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
d. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan-aturan sosial.
e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.
f. Membangun dan menerapkan informasi dan
pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif.
g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif dalam pengambilan keputusan.
h. Menunjukkan kemampuan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.
j. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan
memecahkan masalah kompleks.
k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan
sosial.
l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab.
m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
o. Mengapresiasi karya seni dan budaya..
p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun
kelompok.
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 55 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran
jasmani, serta kebersihan lingkungan.
r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam
pergaulan di masyarakat.
t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati
terhadap orang lain.
u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis
naskah secara sistematis dan estesis.
v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca,
menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris.
w. Menguasai kompetensi program keahlian dan
kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia
kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai
dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam a. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi
manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
b. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar
melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna
c. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raza dan
meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabdzir dan fitnah
d. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta
menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 56 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
e. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan
periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia
Pendidikan Kewarganegaraan
a. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
b. Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hukum, peradilan
nasional, dan tindakan anti korupsi
c. Menganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan,
penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar
negeri
d. Menganalisis peran dan hak warganegara dan sistem pemerintahan
NKRI
e. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi , kedaulatan
negara, keterbukaan dan keadilan di Indonesia
f. Mengevaluasi hubungan internasional dan sistem hukum
internasional
g. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
h. Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan
internasional, regional, dan kerja sama global lainnya
i. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik
internasional, dan mahkamah internasional
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
a. Mempraktikkan keterampilan permainan dan olahraga dengan
menggunakan peraturan
b. Mempraktikkan rangkaian senam lantai dan irama serta nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 57 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
c. Mempraktikkan pengembangan mekanik sikap tubuh, kebugaran
jasmani serta aktivitas lainnya
d. Mempraktikkan gerak ritmik yang meliputi senam pagi, senam
aerobik, dan aktivitas lainnya
e. Mempraktikkan kegiatan dalam air seperti renang, permainan di air
dan keselamatan di air
f. Mempraktikkan kegiatan-kegiatn di luar kelas seperti melakukan
perkemahan, penjelajahan alam sekitar, mendaki gunung, dan lain-lain
g. Memahami budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari seperti
perawatan tubuh serta lingkungan yang sehat, mengenal berbagai
penyakit dan cara mencegahnya serta menghindari narkoba dan HIV
Bahasa Indonesia
Tingkat Semenjana
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan
informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
penyampaian informasi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan
tabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 58 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Tingkat Madia
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
penyampaian informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan pekerjaan
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan
tabel yang berkaitan dengan pekerjaan
Tingkat Unggul
a. Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian dan penerimaan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
penyampaian informasi yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
c. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis
berupa teks, grafik, dan tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah
sederhana
d. MenulisKOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 59 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan penyampaian informasi dalam bentuk teks, grafik, dan
tabel yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah sederhana
Bahasa Inggris
Level Novice
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional,
secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan
dan perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional,
secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan
perintah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari
Level Elementary
a. Mendengarkan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 60 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional,
secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan
dan perintah yang berkaitan dengan pekerjaan
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
pekerjaan
c. Membaca
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional,
secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan
perintah yang berkaitan dengan pekerjaan
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan
dengan pekerjaan
Level Intermediate
a. Mendengarkan
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional,
secara formal maupun informal, dalam bentuk mendengarkan permintaan
dan perintah yang berkaitan dengan keprofesian
b. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan permintaan dan perintah yang berkaitan dengan
keprofesian
c. Membaca
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 61 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Memahami makna dalam wacana tulis interpersonal dan transaksional,
secara formal maupun informal, dalam bentuk menyimak permintaan dan
perintah yang berkaitan dengan keprofesian
d. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
menyampaikan secara tertulis permintaan dan perintah yang berkaitan
dengan keprofesian
2. Matematika
Memahami konsep operasi bilangan riil serta penerapannya dalam
pemecahan masalah
a. Memahami konsep aproksimasi kesalahan serta penerapannya
dalam pemecahan masalah
b. Memahami sistem persamaan linier, pertidaksamaan linier, dan
persamaan kuadrat, serta penerapannya dalam pemecahan
masalah
c. Memahami logika matematik dalam pernyataan majemuk dan
pernyataan berkuantor serta penerapannya dalam pemecahan
masalah
d. Memahami konsep matriks dan penerapannya dalam pemecahan
masalah yang terkait dengan matriks
e. Memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas
trigonometri dan penerapannya dalam pemecahan masalah
f. Memahami konsep persamaan fungsi linier dan fungsi kuadrat dan
penerapannya dalam pemecahan masalah
g. Memahami konsep barisan dan deret dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
h. Memahami konsep kedudukan, jarak, dan besar sudut dalam ruang
dimensi dua dan penerapannya dalam pemecahan masalah
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 62 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
i. Memahami konsep vektor dan penerapannya dalam pemecahan
masalah
j. Memahami konsep teori peluang dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
k. Memahami konsep statistik sederhana dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
l. Memahami konsep irisan kerucut dan penerapannya dalam
pemecahan masalah
m. Memahami konsep limit fungsi dan turunan fungsi dan
penerapannya dalam pemecahan masalah
n. Memahami konsep integral dan penerapannya dalam pemecahan
masalah
o. Menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah
p. Menalar secara kritis dan mengembangkan aktivitas kreatif dalam
memecahkan masalah serta mengkomunikasikan ide
q. Menerapkan Matematika sebagai dasar penguasaan kompetensi
produktif dan pengembangan diri
Ilmu Pengetahuan Alam
a. Mampu mengenali gejala-gejala alam melalui pengamatan langsung
dan menafsirkannya untuk kepentingan kehidupan sehari-hari
b. Mengenali berbagai jenis polusi dan dampaknya terhadap manusia
dan lingkungan
c. Memiliki kesadaran dan mampu berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan ekosistem lingkungan dan sumber daya
alam
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 63 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
d. Menerapkan IPA sebagai dasar penguasaan kompetensi produktif
dan pengembangan diri
Fisika
a. Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran
besaran fisika secara langsung, tidak langsung, secara cermat,
teliti, dan obyektif
b. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls, dan momentum
c. Mendeskripsikan prinsip dan konsep konservasi kalor dan fluida dan
perubahannya
d. Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam
berbagai masalah
e. Menguasai konsep dasar Fisika yang mendukung secara langsung
pencapaian kompetensi program keahliannya
f. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mendukung penerapan
kompetensi program keahliannya dalam kehidupan sehari-hari
g. Menerapkan konsep dasar Fisika untuk mengembangkan
kemampuan program keahliannya pada tingkat yang lebih tinggi
Kimia
a. Memahami konsep materi dan perubahannya, fenomena reaksi
kimia yang terkait dengan kinetika, kesetimbangan, kekekalan masa
dan kekekalan energi
b. Memahami sifat berbagai larutan asam-basa, larutan koloid, larutan
elektrolit-non elektrolit, termasuk cara pengukuran dan kegunaannya
c. Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia serta
penerapannya dalam fenomena pembentukan energi listrik, korosi
logam, dan pemisahan bahan (elektrolisis)
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 64 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
d. Memahami struktur molekul dan reaksi senyawa organik yang
meliputi benzena dan turunannya, lemak, karbohidrat, protein, dan
polimer serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
e. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat
bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan
lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan
lingkungan demi kesejahteraan masyarakat
f. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi
g. Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-
hari, dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam
mengembangkan kompetensi di masing-masing bidang keahlian.
Biologi
a. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan
keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya.
b. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan
materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem
c. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan
fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada
sistem organ, serta implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi
dan masyarakat
d. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan, proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan
implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
e. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya
pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat
f. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi, serta
keterkaitannya dengan IPA lainnyaKOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 65 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
g. Meningkatnya kesadaran dan peran-serta dalam menjaga
kelestarian lingkungan
h. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan menganalisis
lingkungan dan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari
i. Mengembangkan pemahaman dan kemampuan untuk menunjang
kompetensi produktif dan pengembangan diri
Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Memahami konsep-konsep interaksi antarindividu serta interaksi
dengan lingkungan masyarakat sekitar
b. Memahami proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme
barat hingga terjadinya kebangkitan nasional
c. Memahami konsep kebutuhan manusia akan barang serta
memahami proses-proses dasar ekonomi dalam rangka pemenuhan
kebutuhan
d. Berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial ekonomi
e. Memiliki komitmen tinggi terhadap nilai-nilai sosial, budaya, dan
kemanusiaan
f. Mampu berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global.
Seni Budaya
Seni Rupa
a. Memahami konsep seni rupa dan memahami pentingnya seni rupa
dalam kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni rupa
Seni Musik
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 66 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
a. Memahami konsep seni musik dan memahami pentingnya seni
musik dalam kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni musik
Seni Tari
a. Memahami konsep seni tari dan memahami pentingnya seni tari
dalam kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap seni tari
Teater
a. Memahami konsep teater dan memahami pentingnya teater dalam
kehidupan
b. Menunjukan sikap apresiatif terhadap teater
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
a. Mampu mengoperasikan komputer PC
b. Mampu mengoperasikan sistem operasi soft ware
c. Mampu menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data,
keperluan sehari-hari serta keperluan yang terkait dengan
kebutuhan dunia kerja
d. Mampu mengoperasikan PC dalam suatu jaringan serta
mengoperasikan web design
Kewirausahaan
a. Mampu mengidentifikasi kegiatan dan peluang usaha dalam
kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan
masyarakatnya
b. Menerapkan sikap dan perilaku wirausaha dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan masyarakatnya
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 67 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
c. Memahami sendi-sendi kepemimpinan dan mampu menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari serta menerapkan perilaku kerja
prestatif dalam kehidupannya
d. Mampu merencanakan sekaligus mengelola usaha kecil/mikro
dalam bidangnya
Dasar Kompetensi Kejuruan
a. Menerapkan keselamatan kerja dan lingkungan hidup
b. Mengidentifikasi tanaman dan pertumbuhannya
c. Mengoperasikan alat dan mesin produksi tanaman
d. Membiakkan tanaman secara generatif
e. Membiakkan tanaman secara vegetatif
Kompetensi Kejuruan a. Menentukan komoditas tanaman perkebunan
b. Menyiapkan lahan produksi tanaman perkebunan
c. Membibitkan tanaman perkebunan
d. Menanam tanaman perkebunan
e. Mengendalikan gulma pada TBM dan TM
f. Memelihara kesuburan tanah pada TBM dan TM
g. Mengendalikan hama pada TBM dan TM
h. Mengendalikan penyakit pada TBM dan TM
i. Mengatur/memberikan perlakuan pada TBM dan TM
j. Mengatur/memberikan perlakuan pada TBM dan TM
k. Melakukan sensus produksi
l. Memanen hasil tanaman perkebunan
m. Mengangkut hasil panen
n. Mengelola pekerjaan kebun
o. Menyusun proposal usaha
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 68 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
G. Penjurusan
Yang dimaksud penjurusan pada SMK menyangkut 2 hal:
a. Pembukaan dan penutupan Bidang/Program Studi Keahlian dan
Kompetensi Keahlian di SMK yang diatur dalam Kepmendiknas
No.60/U/2002 dan Keputusan Dirjen Mandikdasmen
No.251/C/KEP/MN/2008.
b. Persyaratan siswa memilih masuk Kompetensi Keahlian tertentu,
meliputi:
1) persyaratan akademik : seperti nilai hasil UN, nilai tes masuk.
2) persyaratan non akademik : antara lain persyaratan
administrasi, persyaratan tidak buta warna, tinggi badan
(tergantung pada Kompetensi Keahlian).
H. Pendidikan kecakapan hidup
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan
kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri
(penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul
yang direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler,
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 69 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa dan atau dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan
kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
I. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat
bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau non formal.
1. Prinsip-Prinsip Pengembangan
a. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 70 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
2. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
a. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
b. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat
penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang
tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
3. Prinsip Pengembangan Silabus
a. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
b. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan salah satunya adalah :
relevansi dengan karakteristik daerah,
kebermanfaatan bagi peserta didik;
relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
alokasi waktu.
4. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 71 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Sekolah melakukan analisis konteks agar program pembelajaran dapat
terlaksanan sesuai dengan kondisi potensi lingkungan sekolah. Dalam
komponen analisis kontek diantaranya adalah;
Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan,
asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan
sosial budaya.
Dari ketentuan dan prinsip-prinsip dalam pengenmbangan kurikulum dan
silabus memberi isyarat bahwa dalam pengembangan kurikulum sekolah
harus memperhatikan kesesuaiannya dengan potensi lingkungan sekolah
dan mampu memenuhi kebutuhan sekolah/daerah. Untuk mengaktualkan
SK dan KD pada sub. mata pelajaran kejuruan dapat menerapkan melalui
media belajar berupa komoditas yang secara ekologis, biologis dan
ekonomis sesuai dengan potensi dan kebutuhan sekolah/daerah.
Kalau produk unggulan yang ada sudah ditetapkan, selanjutnya SK dan
KD pada kompetensi agribisnis tanaman perkebunan disinkronisasikan
dengan proses budidaya tanaman yang dipilih sebagai komoditas
unggulan
Model pendekatan ini juga berlaku bagi SMK dan kompetensi keahlian
lainnya sesuai potensi dan produk unggulan sekolah/daerah masing-
masing.
BAB IV
KELENDER PENDIDIKAN
Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 72 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan
pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari
libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
6. Kalender pendidikan ditetapkan oleh sekolah, apabila ada perubahan
sekolah melaporkan kepada dinas pendidikan
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 73 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel dibawa oini :
Tabel . Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1. Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2. Jeda tengah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu setiap semester
3. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
4. Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6. Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 74 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 75 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 76 dari 79
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KOMPETENSI KEAHLIAN :AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Halaman 77 dari 79