kritik hadis yang disampaikan oleh para muballigh...
TRANSCRIPT
KRITIK HADIS YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA
MUBALLIGH
DI TIGA MASJID DAN MAJLIS TAKLIM DI WILAYAH
JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Hassan Abdurrahman
NIM. 1113034000222
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/2018 M
vi
vi
ABSTRAK
Hassan Abdurrahman
KRITIK HADIS YANG DISAMPAIKAN OLEH PARA MUBALLIGH DI
TIGA MASJID DAN MAJLIS TAKLIM DI WILAYAH JAKARTA BARAT
Pada Abad ke 18 agama Islam di Batavia disiarkan oleh orang Arab dan
orang betawi, Jawa , Banten, dan Bugis. Saat itu banyak orang china masuk Islam.
Salah satu muballigh dan penyiar Islam di wilayah Jakarta adalah Habib Husain
Alaydrus yang datang dari Hadramaut, Yaman dan mendirikan Masjid Kramat
Luar Batang pada tahun 1735. Habib Husain wafat dalam usia muda antara 30-35
tahun pada 28 ramadhan 1169 H atau 24 juni 1751 M. Beliau dimakamkan di
Serambi masjid Luar Batang yang kini di sebut Al-Anwar.
Sebagai media dakwah untuk menyampaikan ayat-ayat Al-Qur‟an dan
sunnah RasulullahSaw. Masjid dan majlis taklim memiliki peranan penting bagi
berkembangnya sebuah daerah, maka dari itu penyebaran agama saat ini yang
sudah tidak bisa dibendung lagi karena banyaknya masjid dan majlis taklim
membuat pergeseran sudut pandang masyarakat. Landasan inilah yang membuat
penulis mempertimbangkan agama yang sampai pada masyarakat khususnya
lewat hadis perlu dikaji lebih mendalam, karena dengan adanya kajian itu kita
dapat sama-sama bisa memahami sesuatu yang disampaikan itu adalah benar
adanya terkait sabda Rasulullah Saw maupun Firman Allah Swt, penelitian ini di
lakukan dengan metode kepustakaan (library research) dan metode lapangan
(field research).
Setelah dilakukan penelitian. Penulis mengambil kesimpulan bahwasanya
apa-apa yang telah disampaikan oleh Muballigh diwilayah Jakarta Barat mayoritas
hadisnya adalah hadis sahih, meskipun ada sedikit hadis daif, akan tetapi hadis
daif masih bisa untuk diamalkan selama tidak bertentangan dengan hadis sahih.
Kata kunci: Kritik hadis, di khutbah Jum‟at dan Majlis Taklim
vii
vii
KATA PENGANTAR
Assalāmu‟alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah
SWT. yang telah memberikan banyak nikmat kepada peneliti sehingga dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi Muhammad saw. karena jasa-jasanya semua umat Islam bisa dengan mudah
memahami agama Allah.
Skripsi tentang “Kritik Hadis yang Disampaikan oleh Para Muballigh di
tiga Masjid dan Majlis Taklim di wilayah Jakarta Barat” ini merupakan salah
satu tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan memperoleh gelar sarjana Strata
Satu (S-1) pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
penyusunan skripsi ini, peneliti telah mengerahkan segenap kemampuan sehingga
selesailah penulisan ini.
Pada kesempatan ini peneliti ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Pihak-pihak yang berjasa
tersebut di antaranya adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A., selaku
Dekan Fakultas Ushuluddin yang membawa Fakultas Ushuluddin
menjadi Fakultas yang terbaik.
2. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Al-Qur‟an dan Tafsir, Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., selaku
Sekretaris Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir serta Bapak M.
viii
viii
Najib Tsauri, S.Th.I dan Ibu Hani Hilyati Ubaidah, S.Th.I yang turut
membantu dalam pengelolaan Program Studi.
3. Bapak Rifqi Muhammad Fatkhi, M.A., selaku Dosen Pembimbing dalam
skripsi ini, penulis mengucapkan ribuan terima kasih karena telah
meluangkan waktu, mengarahkan, dan memberikan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini sekaligus dosen Penasehat Akademik.
4. Segenap dosen pada program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, penulis
mengucapkan terima kasih karena telah sabar dan ikhlas mendidik serta
banyak memberikan berbagai macam ilmu kepada penulis. Semoga ilmu
yang penulis dapatkan bermanfaat dan menjadi amal jariah.
5. Pustakawan Fakultas Ushuluddin dan pustakawan Perpustakaan Utama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pinjaman buku-
bukunya sebagai acuan dan literatur peneliti menyusun skripsi.
6. Kepada orang tua peneliti, Bapak Sahri Muhammad dan Ibu Rosdah,
yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan penuh
baik berupa moril dan materil serta doa sehingga peneliti dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan sampai lulus.
Terimakasih kepada seluruh keluarga yang memberikan dukungan terus
menerus mengingatkan peneliti untuk menyelesaikan skripsi
7. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir F angkatan
2013 yang telah berjuang bersama-sama dan memberikan motivasi
peneliti dalam mengerjakan skripsi.
x
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada
buku “pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang
diterbitkan oleh Tim CeQDA (Center for Quality Development dan Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
A. Konsonan
ARAB NAMA Latin KETERANGAN
Alif - Tidak dilambangkan ا
Ba‟ B Be ب
Ta‟ T Te ت
Tsa‟ Ts Te dan es ث
Jim J Je ج
Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah ح
Kha Kh Ka dan ha خ
Dal D De د
Dzal Dz De dan zet ذ
Ra‟ R Er ر
Zai Z Zet ز
Sin S Es س
Syin Sy Es dan ye ش
Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah ص
Ḍad Ḍ De dengan titik di bawah ض
Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah ط
Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah ظ
Ain „ Koma terbalik di atas„ ع
Ghain Gh Ge dan ha غ
Fa F Fa ؼ
Qaf Q Qi ؽ
Kaf K Ka ؾ
xi
xi
Lam L El ؿ
Mim M Em ـ
Nun N En ف
Wau W We ك
Ha‟ H Ha ق
Hamzah ‟ Apostrof ء
Ya‟ Y Ye م
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong,
vokal rangkap atau diftong dan Vokal Panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah A A ا
Kasrah I I ا
Ḍammah U U ا
Contoh:
su‟ila : سئل kataba dan : كتب
2. Vokal Rangkap
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah dan ya‟ sakin Ai A dan I ى ي
Fatḥah dan wau sakin Au A dan U ى و
Contoh:
kaifa dan : كيف ل و ḥaula :ح
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat atau huruf, adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas ى ب
xii
xii
Kasrah dan ya‟ Ī I dengan garis di atas ى ي
Ḍammah dan wau Ū U dengan garis di atas ى و
Contoh:
ل qīla dan : ق ي ل qāla : ق بل yaqūlu : ي ق و
C. Ta’ Marbuṭah
1. Transliterasi untuk ta‟ marbuṭah hidup
Ta‟ marbuṭah yang hidup atau yang mendapat harakat fatḥah, kasrah, dan
ḍammah, transliterasinya adalah “t”.
2. Transliterasi untuk ta‟ marbuṭah mati
Ta‟ marbuṭah yang mati atau mendapat harakat sakin, transliterasinya
adalah “h”.
Contoh:
.ṭalḥah : طلحة
3. Transliterasi untuk ta‟ marbuṭah jika diikuti oleh kata yang menggunakan
kata sandang “al-” dan bacaannya terpisah maka ta‟ marbuṭah
ditransliterasikan dengan “h”.
Contoh:
rauḍah al-aṭfāl : روضةاألطفبل
al-Madīnah al-Munawwarah : المدينةالمنورة
D. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd)
Transliterasi Syaddah atau Tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan tanda tasydīd ( dalam transliterasi dilambangkan dengan ,(ى
huruf yang sama (konsonan ganda).
Contoh:
rabbanā : رب نب
ل nazzala : نز
E. Kata Sandang Alif-Lam “ال”
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf alif-
lam ma„rifah “ال”. Namun dalam transliterasi ini, kata sandang dibedakan atas
xiii
xiii
kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti
oleh huruf qamariyah.
1. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan dengan
bunyi yaitu “ال” tetap huruf yang sama dengan huruf tersebut.
Contoh:
جل al-rajul : الر
al-sayyidah : السي دة
2. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai
dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Huruf
sandang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan
tanda sambung (-). Aturan ini berlaku untuk kata sandang yang diikuti oleh huruf
syamsiyah maupun kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah.
Contoh:
al-qalam : القلم
al-falsafah : الفلسفة
F. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah yaitu menjadi apostrof (‟) hanya berlaku
bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Bila hamzah terletak di awal
kata, hamzah tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
‟an-nau : النوء umirtu : امرت syai‟un : شيئ
G. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam
transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan
sebagainya seperti keterangan-keterangan dalam EYD. Awal kata sandang pada
nama diri tidak menggunakan huruf kapital kecuali jika terletak di awal kalimat.
Contoh:
Wamā Muhammadun illā rasūl : ومبمحمدإالرسول
Abū Naṣīr al-Farābīl
xiv
xiv
Al-Gazālī
Syahru Ramaḍān al-ladzī unzila fīh al-Qur‟ān
H. Lafẓ al-Jalālah (هللا)
Kata Allah yang didahului dengan partikel seperti huruf jar dan huruf
lainnya, atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nomina), ditransliterasi
tanpa huruf hamzah.
Contoh:
هللادين : dīnullāh
billāh : ببهلل
Adapun ta‟ marbuṭah di akhir kata yang betemu dengan lafẓ al-jalālah,
ditransliterasikan dengan huruf “t”.
Contoh:
hum fī raḥmatillāh : همفيرحمةهللا
I. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah, dan kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia,
atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut
cara transliterasi di atas. Misalnya kata al-Qur‟an dari al-Qur‟ān, Sunah dari
sunnah. Kata al-Qur‟an dan sunah sudah menjadi bahasa baku Indonesia maka
ditulis seperti bahasa Indonesia. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian
dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh.
Contoh:
Fī ẓilāl al-Qur‟ān
As-Sunnah qabl at-tadwīn
Jāmi„ah Syarīf Hidāyatullah al-Islāmiyyah al-Hukūmiyyah bi Jākarta
J. Daftar Singkatan
Swt : Subẖānahū wa ta‟ālā
Saw : Ṣallā Allāhu „alayh wa sallam
M : Masehi
H : Hijriyah
xv
xv
QS : Qur‟ān Surat
HR : Hadis Riwayat
Bin : b.
Binti : bt.
xvi
xvi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Permasalahan ......................................................................................... 8
1. Identifikasi Masalah .......................................................................... 8
2. Pembatasan Masalah ......................................................................... 9
3. Perumusan Masalah......................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 10
1. Tujuan.............................................................................................. 10
2. Manfaat............................................................................................ 11
D. Kajian Pustaka..................................................................................... 11
E. Metodologi Penelitian ......................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14
BAB II PERKEMBANGAN ISLAM DI JAKARTA BARAT DAN
RELIGIUSITAS MASYARAKATNYA .............................................. 16
A. Pengertian Religiusitas ........................................................................ 16
xvii
xvii
B. Relegiussitas Islam di Jakarta Barat .................................................... 18
C. Statistik data penduduk di wilayah Jakarta Barat ............................... 30
BAB III ANALISIS TEKS HADIS KHUTBAH JUM‟AT DAN MAJLIS
TAKLIM ............................................................................................................... 33
A. Referensi ............................................................................................. 33
B. Takhrij hadis ....................................................................................... 34
C. Akurasi pengutipan .......................................................................................59
D. Kualitas hadis dalam Khutbah Jum‟at dan Majlis Taklim ...........................72
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 89
A. Kesimpulan ......................................................................................... 89
B. Saran-Saran ......................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw, baik
berupa perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan), atau sifat.1 Hadis menurut istilah
ahli hadis adalah : apa yang di sandarkan kepada Nabi Saw, baik berupa ucapan,
perbuatan, penetapan sifat, atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau
sesudahnya.
Menurut ulama hadis, hadis adalah segala sesuatu yang diberitakan Nabi
Saw baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun ihwal, Sedangkan
menurut ulama Ushul fiqh hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi yang tersangkut paut dengan hukum syara, sedang menurut para fuqaha
segala sesuatu yang ditetapkan Nabi Saw, yang tidak bersangkut paut dengan
masalah-masalah fardhu atau wajib. Adapun sebelum kenabian tidak dianggap
sebagai hadis, karena yang dimaksud dengan hadis adalah mengerjakan apa yang
menjadi setelah kenabian. 2
Ibn Taimiyāh berkata, buku-buku yang di dalamnya berisi tentang khabār
Rasulullah, antara lain adalah tafsir, sirāh dan maghazi. Buku-buku hadis adalah
1 Muhammad bin Shalīh Al-Utsmān, Musthālah al-Hadis, (Yogyakarta: Media Hidayah,
2004), h. 15. 2 Mannā Al-Qathtān, Pengantar Studi ilmu Hadis, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005), h.
22.
2
lebih khusus berisi tentang hal-hal sesudah kenabian. Namun itu tidak disebutkan
untuk dijadikan landasan amal dan syariat.3
Kata hadis berasal dari bahasa Arab : الحديث al-Hadis; jamaknya : األحبديث
al-aHadiis.4 dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, diantara nya (1) al
Jadīd : yang baru, lawan dari kata al-Qādim : yang lama dan (2) al-Khabār :
kabar berita.5 Dari segi istilah, hadis diberi pengertian yang berbeda-beda oleh
ulama. Menurut Ibn al-Subky (wafat 771 H = 137 M), pengertian hadis, yang
dalam hal ini disebut juga dengan istilah al-Sunnah, adalah segala sabda dan
perbuatan Nabi Muhammad Saw. Al-Subky tidak memasukkan taqrir telah
tercakup dalam af‟al (segala perbuatan) apabila kata taqrir dinyatakan secara
eksplisit, maka rumusan definisi akan menjadi gayr mani (tidak terhindar dari
sesuatu yang tidak didefinisikan). 6
Kalangan ulama ada yang menyatakan, apa yang berasal dari sahabat Nabi
dan al-Tabi‟īn disebut juga dengan hadis. Sebagai buktinya, telah dikenal adanya
istilah hadis Marfū‟ (Hadis yang disandarkan kepada Nabi), Hadis Mawqūf (Hadis
yang disandarkan kepada sahabat Nabi), dan hadis Maqtū (Hadis yang
disandarkan kepada al-Tabi‟īn), sebagian ulama berpendapat, bila kata hadis
3 Mannā Al-Qathtān, Pengantar Studi ilmu Hadis, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005), h.
22.
4 Muḥammad Subkhī al-Salīh, Ulumūl al-Ḥadis wa Mustālahūh, (Beirut: Dār al-Fikr,
1989) , h. 4. 5 Muḥammad Ibn Mukarrām Ibn.manzur, Lisān al-A‟rāb (mesir : Dār al-misriyyah), juz
II h. 436-439. 6 Lihat al-Bannīy, Hasyīaha‟lā syarh Muhammad Ibn Ahmad al-Mahālity‟alā matan al-
Jawamī‟ li al-Imām Taj al-din „Abd al-Wahāb Ibn al-Subky, (Dār Ihya‟al-kutūb al-Arabiyyāh, tth)
juz II. hlm 94-95. Ibn al-Subky sesungguhnya tidak mengingkari taqrir sebagai hadis. tapi
pendapatnya yang memasukkan taqrir ke dalam bagian perbuatan tersebut akan mengelirukan
bentuk hadis Nabi itu sendiri. sebab walaupun dari segi hukumnya taqrir Nabi sama dengan
perbutan Nabi, akan tetapi di lihat dari segi terjadi nya peristiwa, taqrir Nabi berbeda dengan
perbuatan Nabi.
3
berdiri sendiri, dalam arti tidak dikaitkan dengan kata atau istilah lain, maka
biasanya yang dimaksudkan adalah apa yang berasal dari atau di sandarkan
kepada Nabi. Hanya kadang-kadang saja, kata hadis yang berdiri sendiri itu
memiliki pengertian tentang apa yang disandarkan kepada sahabat Nabi atau al-
Tabi‟īn.
Ulama hadis pada umumnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
hadis ialah segala sabda, perbuatan, taqrir, dan Ihwāl-ihwāl yang disandarkan
kepada Nabi Muḥammad Saw. Dalam pengertian ini oleh ulama hadis
disinonimkan dengan al-Sunnah.7
Secara struktural hadis menduduki posisi kedua setelah al-Qur‟ān sebagai
sumber kepada ajaran Islam : baik teologis, syariat, akhlak dan lainya. pernyataan
hadis berada diurutan kedua setelah al-Qur‟ān dapat dipahami dari materi hadis itu
sendiri yang merupakan Sabda-sabda Nabi atau setiap sesuatu yang disandarkan
kepada beliau, sedagkan al-Qurān merupakan firman Allah dzat yang mengutus
Nabi Muhammad SAW. Sebagai utusannya kepada seluruh alam, Sedangkan
secara fungsional hadis merupakan penjelas terhadap Ayat-ayat al-Qur‟ān yang
sebagian besar bersifat umum dan global.
Sebagai sumber ajaran Islam, hadis selalu mendapat perhatian khusus dari
para ulama dari generasi ke generasi baik dari aspek Riwāyah (periwayatan) dan
dari aspek Dirāyah (studi hadis). Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga
eksistensi hadis agar tetap terjaga dan tidak hilang. Dari aspek riwayāh dan aspek
7 al-Tirmisiy: Musthafa al-Siba‟īy, al-Sunnah wa Makanātuha fiy al-Tarsiy al-Islamīy (al-
Dār al-Qawāmiyyāh, 1966 M), h. 53.
4
dirāyah, Ulama-ulama hadis tidak pernah berhenti melakukan kajian tentang
otentisistas dan validitasnya. Salah satu upaya ulama untuk melestarikan hadis
adalah membukukan hadis-hadis yang dinilai memiliki kualitas sanad dan matan
yang shahīh saja seperti Ṣaḥīh al-Bukhāri dan Ṣahīh Muslim.
Sejarah Islam merupakan sejarah yang sejajar dengan Masjid. Dalam
pertumbuhan Islam, ketika Islam melebarkan sayapnya ke berbagai macam
aktifitasnya pula, Sampai saat ini masjid merupakan salah satu barometer dan
gambaran bagaimana umat penggunanya di gambarkan oleh keberadaan masjid
tersebut dari segi kuantitas, ukuran, bentuk, dan interaksinya dengan masyarakat
sekitar sebagai pengguna masjid tersebut. ini menunjukan, bahwa semenjak masa
Nabi, masjid merupakan “lambang Islam” dan dalam arti lain pembangunan
masjid berarti pembangunan Islam dalam suatu masyarakat, keruntuhan masjid
bermakna keruntuhan Islam dalam masyarakat.
Masjid Nabi dengan bentuk bangunannya pada masa itu mencerminkan
identitasnya sebagai tempat orang-orang Islam berkumpul. Berjamaah di masjid
pada masa Nabi tentunya tidak hanya menjadikan masjid sebagai tempat
beribadah saja, akan tetapi masjid pada masa Nabi dengan bentuk bangunannya
juga berfungsi sebagai tempat tinggal sahabat yang belum mempunyai tempat
tinggal.8 Dan hubungannya dengan persoalan selain ibadah shalat berjamaah,
seperti hubungannya dengan persoalan sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan
lain sebagainya. bahkan Masjid Nabawi yang di bangun pada masa Nabi menjadi
pusat pemerintahan pada saat itu.
8 Supardi dan Teuku Amiruddin, Konsep Manajemen Masjid Optimalisasi Peran Masjid
(Yogyakarta: UII Press, 2001), h. 6.
5
Di zaman modern sekang ini, zaman yang segala sesuatunya berkaitan
dengan tekhnologi atau media sosial acapkali menjadi sesuatu yang
menguntungkan dan merugikan bagi penggunanya, seperti marak nya postingan-
postingan Islami yang beredar di facebook, twiter, atau pun media sosial lainya
tanpa memperhatikan dari mana si pemosting akun tersebut mendapatkan
refrensinya dan si penerima tanpa pikir panjang langsung membagikan kepada
teman atau kerabatnya, hal seperti inilah yang terjadi di negeri ini, ilmu yang
belum tentu kebenarannya terkadang sudah tidak asing di telinga kita bahkan
tidak sedikit dari kita mempercayai dan mengamalkan ilmu tersebut tanpa mencari
tahu kebenaran ilmu tersebut melalui pembelajaran yang lebih mendalam. Seperti
hadis yang demikian :
نػىوـي الصا ئم عبىادىةه , كىصيمتيوي تىسبيحي , كىديعىاؤيهي ميستىجىابه , كىعىمىليوي ميضىا عىفي . “Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Doa
nya adalah doa yang mustajab. Pahala amalanya pun akan dilipatgandakan “
Penggalan hadis diatas adalah hadis yang nyatanya sudah tidak asing lagi
di telinga kita, namun apakah kita mengetahui status dari hadis itu sendiri, dan
setelah penulis menelitinya ternyata hadis tersebut adalah hadis daif 9, seperti
Syaikh Al-Bani dalam silsilah ad‟aifah no. 4696 mengatakan bahwa hadis ini
adalah hadis daif.
Perbedaan adalah rahmat, hampir tidak ada orang yang tidak mengetahui
hadis ini karena kepopulerannya, bukan hanya mereka yang selalu bersentuhan
dengan Kitab-kitab kuning saja akan tetapi orang-orang yang terbilang awam pun
9Ali Musthofa Ya‟kub, Hadis-hadis bermasalah, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008), h.
162.
6
mengetahui hadis ini. Namun yang menjadi permasalahan mereka hanya
mengetahui bahwa ungkapan itu adalah hadis, tentang siapakah perawinya,
apakah kualitasnya, dan dalam kitab apa saja hadis itu ada.
Menurut Al-Sakhawī (W902 H) yang kemudian di ikuti oleh Al-„Ajlūni
(w1162 H ), hadis dengan versy seperti ini sebenarnya merupakan penggalan dari
hadis yang cukup panjang dan telah mengalami sedikit perubahan redaksi. Sebab
teks aslinya sebagai berikut :
ا أيكتيتيم من كتىاب اهلل فىالعىمىلي بو الى عيذرى لىحىدو من تػىر كو فىاف لى يىكين ف كتىاب اهلل سينةي فى مىهمىاب بىنزلىة النيجيوـي ف السىمى ا قىاؿى أىصحىاب .إف أىصحى ي منماىضيىةه فىإف لى تىكين سينةي من فىمى ذ ى اء . فىىىا أى
تالىؼ أىصحىاب لىكيم رىحىتيكيم . يػتيم كىا بو اىتىدىSelagi kamu telah di beri kitab Allāh, maka ia harus di amalkan. tidak ada
alasan bagi seseorang untuk meninggalkanya. apabila tidak ada keterangan
dalam kitab Allāh, maka (kamu harus memakai) Sunnah dari pada ku yang sudah
berjalan. Apabila tidak ada keterangan dalam Sunnah, maka kamu ambil
pendapat para shabat ku. Karena sesungguhnya, para sahabat ku itu ibarat
bintang-bintang di langit. mana yang kamu ambil pendapatnya, kamu akan
mendapatkan petunjuk. Dan perbedaaan (pendapat) para Sahabat ku itu
merupakan rahmat bagi kamu.10
Hadis harus memiliki dua unsur, sanad dan matan. Boleh jadi ungkapan itu
kata-kata mutiara, kemudian di klaim sebagai hadis Nabi. Syekh Al-Banī
mengatakan hadis ini “ lā ashlā lah “ (tidak ada sumbernya). Para ulama hadis
juga sudah berusaha mencari semaksimal mungkin sanadnya, namun tidak
menemukan. Sampai al-Suyūti mengatakan, boleh jadi hadis ini ditulis dengan
10
Ali Musthofa Ya‟kub, Hadis-hadis bermasalah, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008) h.
10.
7
sanad yang lengkap dalam kitab para ahli hadis, namun kitab itu tidak sampai
kepada kita.11
Di dalam Muqaddimah Riyadūs Shalihīn dikatan bahwa jalan yang paling
benar dan terbaik bagi seorang mukallāf dalam beribadah, ialah mengikuti Sunnah
Nabi kita Muhammad Saw. Sehingga perlu untuk kita para ahli hadis meneliti dan
menyelidiki Hadis-hadis dan mengkajinya, sehingga kita mengetahui mana Hadis-
hadis yang sahīh dan mana Hadis-hadis yang daif.
Jakarta adalah Kota Metropolitan yang dimana kemajuan pesat telah
terjadi didaerah ini baik dari segi pendidikan, insfrastruktur, dan lainnya.
Kemajuan seperti ini menjadi magnet perhatian seluruh warga Indonesia, yang
kemudian mengundang mereka untuk datang ke Ibukota Indonesia (Jakarta),
Jakarta Barat adalah bagian dari Ibu kota, banyak aktivitas yang berlangsung
disini, tidak luput dari bidang keagaamaan.
Majlis Taklim yang ada di Jakarta Barat juga memberikan kontribusi
dalam berkembangnya agama disini, banyak sekali Majlis Taklim yang aktif
mengadakan kajian rutin setiap hari nya, ini menggambarkan bahwa di Jakarta
Barat nilai keagamaan masih kental, namun dibeberapa Majlis Taklim yang aktif
ini terkadang masih terdengar Hadis-hadis yang di bilang lemah untuk dijadikan
Hujjah.
Melihat dari masalah diatas para tokoh agama menjadi barometer dalam
hal ini. Karena sebagai agen perubahan sosial di masyarakat, para tokoh agama
adalah pihak yang menempati posisi terdepan dalam kehidupan keberagamaan
11
Ali Musthofa Ya‟kub, Hadis-hadis bermasalah, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2008), h.
10.
8
masyarakat. Artinya kehidupan masyarakat tergantung bagaimana para tokoh
agama di daerah tersebut. Jika para tokoh agama saja tidak mengetahui mana
hadis sahih dan mana hadis daif, bagaimana bisa masyarakat mengetahui hal
tersebut. Inilah yang menjadi perhatian bagi penulis dimana sekarang para
Mubaligh tidak memperhatikan ilmu yang dia sampaikan akan serta merta
menjadi konsumsi masyarakat dan terus seperti itu.
Persoalan Hadis-hadis yang begitu penting ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi penulis untuk menganggkatnya kedalam sebuah bentuk penelitian
dalam tulisan skripsi. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
mengetahui dan kemudian membahas persoalan Hadis-hadis dikalangan
masyarakat dengan mengkhususkan pada sebuah penelitian lapangan di
lingkungan Cengkareng, Srengseng , Pekojan, Jakarta Barat.. Melalui penelitian
ini semoga kita bisa mengkritisi Hadis-hadis daif yang tersebar di masyarakat kita,
dan hanya berpegang kepada Hadis-hadis sahih kemudian membuang jauh-jauh
Hadis-hadis daif .
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
a . Hadis yang tersebar di wilayah Jakarta Barat diduga hadis daif.
b. Diduga hadis yang benar-benar maudu dan daif masih dijadikan pegangan oleh
beberapa kalangan.
c. Penyampaian hadis dikalangan masyarakat tidak menggunakan sanad.
Di sini penulis hanya meneliti bagian ke 1 dari Identifikasi Masalah di
karenakan masalah yang ada lebih dekat dengan masyarakat dan juga banyak
9
sumber-sumber yang bisa penulis gunakan dalam penelitian ini. Sedangkan
Identifikasi Masalah bagian 2 dan 3 tidak penulis teliti dikarenakan penulis lebih
memfokuskan untuk mengetahui hadis yang telah tersebar dikalangan Mubaligh.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari Pembahasan-pembahasan yang tidak fokus dan
melebar, maka dalam kajian skripsi ini penulis membatasi kepada penelitian
tentang Hadis-hadis yang tersebar di wilayah Jakarta Barat ditiga masjid dan
majlis taklim, ditiga kecamatan Cengkareng, Srengseng, Pekojan yakni masjid
yang paling tertua Masjid al-Ansor, masjid pemerintahan yakni Masjid as-Sahara,
masjid yang memiliki jama‟ah yang banyak yakni Masjid Jami‟Fajar Shidiq, dan
juga tiga majlis taklim yang tersebar di Jakarta Barat. Penelitian ini akan
mengungkap sejumlah hadis yang dikeluarkan oleh para muballigh melalui
Khutbah Jum‟at dan juga pada majlis taklim. Kemudian peneliti mengumpulkan
Hadis-hadis yang tersebar tersebut untuk dilakukan kajian yang lebih mendalam.
Walaupun kenyataannya hadis daif lebih sedikit di banding dengan Hadis-hadis
yang shahih. Akan tetapi jumlah yang lebih sedikit ini apabila dibiarkan akan
menodai jumlah yang lebih banyak.
Penelitian ini terfokus pada Khutbah Jum‟at dan Majlis Taklim
dikarenakan dari wadah tersebutlah sumber-sumber pengetahuan dimasyarakat
kita, dan jumlah masyarakatnya cukup banyak, karena kewajiban bagi Umat Islam
yang Mukallaf untuk Shalat Jum‟at dan Majlis Taklim adalah jembatan untuk
memproduksi Mubaligh-Mubaligh di masyarakat. Karena jumlah masjid yang
10
terlalu banyak, sehingga jika diteliti semua memakan waktu yang banyak maka
diadakan sampling yaitu Khusus Tiga Masjid saja.12
D. Rumusan Masalah
Adapun penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu:
Bagaimanakah kualitas Hadis-hadis di tiga masjid dan majlis taklim di kalangan
mubaligh yang tersebar di wilayah Jakarta barat ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Hadis-hadis yang ada dikalangan masyarakat Cengkareng,
Jakarta Barat.
2. Untuk mengetahui kualitas Hadis-hadis yang dijadikan landasan untuk berdalil
oleh masyarakat.
3. Untuk menghindari adanya penggunaan Hadis-hadis daif dikalangan
masyarakat khususnya Cengkareng Jakarta-Barat.
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat meramaikan kajian dan penelitian hadis dimasyarakat
Indonesia sehingga dapat menjadi satu sumbangan berarti bagi para peneliti
selanjutnya.
2. Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
menambahkan pengetahuan dalam khazanah Islam intelektual khususnya
12
Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989),. h.
149.
11
dalam bidang hadis yang diterapkan sehari-hari sebagai pedoman hidup umat
Islam setelah al-Qur‟ān dan di dalam penerapan ilmu Ikhtilaf al-Hadits.
3. Semoga mamapu memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang hadis
terutama wilayah Jakarta Barat agar tidak serta-merta menelan ilmu yang telah
disampaikan oleh muballigh.
F. Kajian Pustaka
Setelah menelusuri kumpulan skripsi tesis dan disertasi serta buku-buku
yang ada di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencari tema
yang berkaitan. Persoalan hadis daif atau Mauḍû‟‟ dan segala yang bersangkutan
dengan keduanya telah banyak dibahas dalam bentuk tulisan-tulisan lepas seperti
skripsi, artikel maupun dalam bentuk buku. Akan tetapi dalam skripsi ini
kajiannya lebih mendekatkan kepada penelitian lapangan mengenai Hadis-hadis
daif maupun Mauḍu‟‟ pada daerah tertentu saja.
Berikut skripsi yang terkait terdapat pada skripsi yang dilakukan oleh Deni
Rahman. S yang berjudul “Popularitas Hadis-hadis Mauḍu‟‟ di Kalangan Tokoh
Agama dan Respon Terhadapnya” tahun 2007, Asri wiwit putri “Penggunaan
Hadis daif dalam praktek keagamaan masyarakat” 2014, Muhammad Mukhlis
“Telaah Hadis-Hadis yang di gunakan sebagai Hujjah jama‟ah tabligh Masjid
Jami kebon jeruk” 2011 di jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun penelitian ini masih sangatlah kurang menurut penulis, hal ini
dikarenakan beberapa hal seperti; hanya mengungkap sejumlah hadis yang
12
berderajat mauḍû‟‟ (palsu) yang dikenal luas dan dijadikan materi pegangan bagi
pemahaman dan pengalaman ajaran Islam oleh sejumlah tokoh agama di
lingkungan Kecamatan Cengkareng dan respon para tokoh agama tentang Hadis-
hadis tersebut.
Kemudian dalam skripsi yang berjudul “Hadis-hadis yang Populer di
Masyarakat: Studi Kasus Tiga Majlis Ta‟lim: Nur Fatimiyyah, Fii Sabilillah, dan
Al-Huda” yang disusun oleh Etin Suhartini, tahun 2004 di jurusan Tafsir Hadis
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Selain itu, penulis juga melihat ke ulama-ulama dahulu yang pernah
menyusun kitab Hadis-hadis yang populer di masyarakat, Kasyf al-Khafā wa
Muzil al-Ilbās fi Masytaharati al-Sunnāti al-nâs karangan Imam „Ajluni. Di
dalam kitabnya Imam „Ajluni mengumpulkan hadis-hadis yang daif dan palsu
yang populer dimasyarakat. Sebelum Imam „Ajluni ada juga Imam Al-Sakhawī
dalam kitabnya al-Maqāshid al-Hasanāh pekerjaannya sama dengan Imam
„Ajlunī.
Adapun dalam membedakan pembahasan ini dengan beberapa pustaka
diatas adalah bahwa penelitian ini berusaha meneruskan pekerjaan ulama „Ajlunī
dan al-Sakhawī mengumpulkan hadis-hadis daif dan palsu yang telah masyhur
dikalangan masyarakat awam.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan gabungan penelitian kepustakaan (library
research) dan penelitian lapangan (field research). Tujuannya untuk
13
mengumpulkan data, data yang telah terkumpul kemudian dilakukan reduksi data.
Proses ini dimaksudkan untuk dapat lebih memfokuskan masalah pada apa yang
diinginkan.13
Penelitian kepustakan digunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang Hadis-hadis daif dan palsu dari bahan-bahan kepustakaan
berupa buku-buku yang membahas ilmu-ilmu hadis (ulum al-hadis) seperti: kitab
al-Jamī‟ al-Shaghīr dan Tadrîb al-Râwi karya Jalal al-Din al-Suyûṭi, dan kitab-
kitab syarah hadis. Juga buku-buku yang menghimpun hadis-hadis daif dan palsu
seperti : Silsilat al-Ahâdis al-Da‟îfah wa al-Maudû‟ah wa Atsâruha al-Sayyi fi al-
Ummah karya Muhammad Nashir al-Din al-Albani, al-Maqashid al-Hasanah
karya Al-Sakhawi, Kasyf al-Khafā‟ wa Muzil al-Ilbas karya al-„Ajluni dan lain-
lain.
Sedangkan penelitian lapangan digunakan untuk mengumpulkan data dan
informasi tentang tingkatan hadis-hadis daif atau palsu dimasyarakat. Untuk
memperoleh data dan informasi dari lapangan ini, penulis mengumpulkan
khutbah-khutbah jum‟at melalui teks-teks yang dibaca oleh khatib dan berupa
rekaman khutbah jum‟at dan juga di Majlis Taklim.
Data-data terkumpul kemudian diolah dan dibahas dengan metode
menggunakan metode analisa takhrij. Adapun data yang diperoleh melalui teks-
teks Khutbah jum‟at dan rekaman audio akan diubah untuk mempermudah
penyajian, menimbangnya, membandingkannya, dan kemudian diberikan
interpretasi ditarik generalisasi-generalisasi penilaian dan terakhir kesimpulan.
13
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama, 2009), Cet. 2, h. 12.
14
Adapun tehnik penulisan skripsi ini, penulis mengacu kepada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Pedoman Akademik Fakultas Ushuluddin
dan Filsafat 2006/2007 yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah.14
H. Sistematika Penulisan
Agar penelitian ini lebih sistematis dalam penguraiannya, maka penulisan
skripsi ini ditulis bab perbab, yaitu:
Bab pertama yakni bab pendahuluan, penulis perlu membahas latar
belakang masalah yaitu gambaran umum penelitian yang akan diteliti, pembatasan
dan rumusan masalah agar penelitiannya lebih fokus, kajian pustaka hal ini
sangatlah penting agar masalah yang dibahas dalam penelitian ini tidak sama
dengan penelitian yang sudah ada, kemudian metode penelitian agar penelitian
menjadi lebih terstruktur dan juga sistematika penulisan dari penelitian ini.
Bab kedua, penulis mencoba membahas tentang relegiusitas masyarakat di
wilayah Jakarta Barat. Dan penulis mencoba menjelaskan tentang sejarah dari
penyebaran agama Islam di wilayah jakarta Barat yang tidak terlepas dari masa
zaman penjajahan kolonial belanda. Dan juga Ulama- Ulama betawi yang di kenal
oleh masyarakat luas bahakan mancanegara.
Selanjutnya pada bab ketiga peneliti mengumpulkan data-data hadis yang
telah tersebar luas di wilayah Jakarta Barat dan mengumpulkannya menjadi satu.
Setelah mengumpulkan data-data tersebut, maka penulis dalam bab ketiga ini,
14
Tim Penyusun, Pedoman Akademik Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 2006/2007,
(Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, 2006).
15
membahas teks-teks hadis yang peneliti ambil dari khutbah-khutbah jum‟at dan
Majlis Tak‟lim dengan cara mentakhrijnya.
Setelah penelitian tersebut selesai maka peneliti memberikan kesimpulan
guna mengetahui dari pembatasan dan perumusan masalah. Kemudian menuliskan
saran agar kita mengetahui kelemahan kita dalam penelitian ini dan memberikan
jalan terhadap peneliti selanjutnya pada karya-karya yang lain
16
BAB II
RELEGIUSITAS MASYARAKAT JAKARTA BARAT
A. Pengertian Religiusitas
Banyak ahli menyebutkan agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “a”
yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau. Maka agama berarti tidak kacau
(teratur). Dengan demikian agama itu adalah peraturan, yaitu peraturan yang
mengatur keadaan manusia maupun mengenai sesuatu yang ghaib, mengenai budi
pekerti dan pergaulan hidup bersama.1
Menurut Drajad agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan
terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tinggi dari pada manusia.
Sedangkan Glock dan Stark mendefinisikan agama sebagai sistem simbol, sistem
keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembaga, kesemuanya terpusat
pada persoalan-persoalan hayati sebagai yang paling maknawi (ultimate Mean
Hipotetiling).2
Agama disebut Hadikusuma dalam Bustanudin Agus sebagai ajaran yang
diturunkan oleh Tuhan untuk petunjuk bagi umat dalam menjalani kehidupannya.3
Ada juga yang menyebut agama sebagai suatu ciri kehidupan sosial manusia yang
Universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara berfikir dan
pola-pola perilaku yang memenuhi untuk disebut “agama” yang terdiri dari tipe-
1Faisal Ismail. Para digma Kebudayaan Islam: Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Jogjakarta: Titian Illahi press: 2001), Hal.28. 2Daradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. 2005. Hal 10.
3Bustanudin Agus. Agama Dalam kehidupan Manusia : Pengantar Antropologi Agama.
(Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada : 2006), Hal. 33.
17
tipe simbol, citra, kepercayaan dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk
manusia menginterpretasikan eksistensi mereka yang didalamnya juga
mengandung komponen ritual. 4
Ada beberapa istilah lain dari agama, antara lain religi, religion (Inggris),
religie (Belanda) religio/ relegare (latin) dan dien (Arab). Kata religion (Bahasa
Inggris) dan religie (Bahasa Belanda) adalah berasal dari bahasa induk dari kedua
bahasa tersebut, yaitu bahasa latin “religio” dari akar kata “relegare” yang berarti
mengikat.5
Menurut Cicero, relegare berarti melakukan sesuatu perbuatan dengan
penuh penderitaan, yakni jenis peribadatan yang dikerjakan berulang-berulang dan
tetap. Lactancius mengartikan kata relegare sebagai mengikat menjadi satu dalam
persatuan bersama.6 Dalam bahasa Arab, agama di kenal dengan kata al-Dīn
mengandung berbagai arti. Ia bisa berarti al-Mulk (kerajaan), al-Khidmāt
(pelayanaan), al-Izz (kejayaan), al-Dzul (kehinaan), al-Ibadat (pengabdian), al-
Qahr wa al-Sulthān (kekuasaan dan pemerintahan), al-Tadzulluwāl al-Khudū
(tunduk dan patuh), al-thāat (taat), al-Islam al-Tauhid (penyerahan dan pengesaan
Tuhan).7
Dari istilah agama inilah kemudian muncul apa yang disebut religiusitas.
Glock dan Stark merumuskan religiusitas sebagai komitmen religius (yang
4 Dadang Kahmad. Sosiologi Agama (Bandung PT. Remaja Rosdakarya : 2002),. Hal. 13.
5 Ishomuddin. Pengantar Sosiologi Agama. (Jakarta : Ghalia Indonesia : 2002). Hal 29.
6Faisal Ismail. Para digma Kebudayaan Islam : Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Jogjakarta: Titian Illahi press: 2001). Hal.28 7 Dadang Kahmad. Sosiologi Agama (Bandung PT. Remaja Rosdakarya : 2002). Hal. 13.
18
berhubungan dengan agama atau keyakinan iman) yang dapat dilihat melalui
aktivitas atau perilaku individu yang bersangkutan dengan agama atau keyakinan
iman yang dianut. Religiusitas serigkali diidentikan dengan keberagamaan.
religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh
keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah dan seberapa penghayatan atas keyakinan
yang dianutnya, bagi seorang muslim, religiusitas dapat diketahui dari seberapa
jauh pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam.8
Dari pengertian di atas maka religiusitas Islam menyangkut lima hal yakni
aqidah, ibadah, amal, akhlak, dan pengetahuan. aqidah menyangkut keyakinan
kepada Allah, Malaikat, Rasul, dan seterusnya. Ibadah menyangkut pelaksanaan
hubungan antar manusia dengan Allah. Amal menyangkut pelaksanaan hubungan
manusia dengan sesama makhluk. akhlak merujuk pada spontanitas tanggapan
atau perilaku seseorang atau rangsangan yang hadir padanya, sementara ikhsan
merujuk pada situasi dimana seseorang merasa sangat dekat dengan Allah Ta‟ala.
Ihsan merupakan bagian dari akhlak . Bila akhlak positif seseorang mencapai
tingkatan yang optimal, maka ia memperoleh berbagai pengalaman dan
penghayatan keagamaan, itulah ikhsan dan merupakan akhlak tingkat tinggi.
B. Relegiusitas Islam di Jakarta Barat
Islam awalnya mengikat orang-orangnya dengan perkawinan campur dan
peleburan tempat tinggal, kemudian terjadi pula percampuran bahasa dan budaya
dimasyarakat yang saling mempengaruhi, sehingga membentuk sebuah etnis baru
8Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam. Mengembangkan Kreativitas dalam
Prespektif Psikologi Islam, (Jogjakarta : menara kudus : 2002), Hal 71.
19
di Batavia, yaitu Betawi. Kehadiran etnis „baru‟ Betawi ini setidaknya sudah ada
sejak sebelum abad ke 19. Istilah etnis Betawi sendiri, sebenarnya belum dikenal
(setidaknya pada catatan resmi) dalam registrasi populasi penduduk Batavia yang
dilakukan oleh pejabat di Batavia tahun 1593, 1815, dan 1893.9 Sementara etnis-
etnis lainnya (Bali, Ambon, Jawa, Melayu dan lainnya) sudah terdaftar, etnis
betawi belum disebut. Istilah Betawi menurut beberapa penulis sejarah Jakarta
(dan Betawi) tercatat secara resmi, saat M.H. Thamrin ketika membentuk
„Perkoempoelan Kaoem Betawi‟ tahun 1923.10
Namun sebenarnya istilah Betawi,
sudah dikenal sebagai suatu asal atau etnis. Hal ini dapat kita lihat dari nama
seorang ulama besar asal Betawi. Ia dikenal oleh masyarakat dengan nama Junayd
al-Batawi. Ulama yang tinggal di Makkah sejak 1834, nantinya akan dikenal
sebagai poros ulama Betawi.11
Ada beberapa pendapat mengenai asal kata Betawi, pertama ia adalah
pengucapan dari bahasa arab untuk Batavia. Prof. Uka Tjandrasasmita termasuk
yang memegang pendapat ini Namun pendapat ini12
ditolak oleh Ridwan Saidi, ia
berpendapat Betawi berasal dari kata Pitawi, yang berarti suci atau larangan, ia
menunjuk kata suci tersebut terkait dengan tempat suci yang dihubungkannya
dengan sejarah Betawi di Batu Jaya dan Telaga Jaya di Karawang.13
9 Castles, Lance. The Ethnic Profile of Jakarta. Jurnal Indonesia Vol. 3. (1967), h 6.
10Shahab, Yasmin Z. The Creation of Ethnic Tradition: The Betawi of Jakarta (Jakarta :
balai pustaka 1994), h 23. 11
Kiki, Rakhmad Zailani. Genealogi Intelektual Ulama Betawi: Melacak Jaringan Ulama
Betawi dari Abad ke-19 sampai Abad ke-21. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta (Jakarta Islamic Center 2011), h 35. 12
Tjandrasasmita,Uka Sejarah Jakarta Ditinjau dari Perspektif Arkeolog.(Dinas Musium
dan Sejarah Jakarta 1977), h 12 13
Saidi, Ridwan. 2010. Sejarah Jakarta dan Peradaban Melayu-Betawi. (Jakarta:
Renaisance Indonesia), h 35.
20
Kemungkinan lain, menurut Yasmin Z. Shahab, kata Betawi berasal dari kata
“Bau Tai.” Sebuah istilah yang dipakai ketika Belanda berhasil merebut Sunda
kelapa. Lainnya, Betawi berasal dari kata fatawi, yang berarti orang yang
memperkenalkan fatwa, yaitu Fatahillah. Terlepas dari berbagai kemungkinan
tersebut, yang jelas, kata Betawi setidaknya telah disebutkan sejak paruh pertama
abad ke 19 melalui nama ulama Junayd al Batawi.
Pada Abad ke 18 agama Islam di Batavia disiarkan oleh orang Arab dan
orang betawi, Jawa , Banten, dan Bugis. Saat itu banyak orang china masuk Islam.
Salah satu muballigh dan penyiar Islam di wilayah Jakarta adalah Habib Husain
Alaydrus yang datang dari Hadramaut Yaman dan mendirikan Masjid Kramat
Luar Batang pada tahun 1735. Habib Husain wafat dalam usia muda antara 30-35
tahun pada 28 ramadhan 1169 H atau 24 juni 1751 M. Beliau dimakamkan di
Serambi masjid Luar Batang yang kini di sebut Al-Anwar.14
Seorang Arab Hadramaut lainya yang menyiarkan Islam di Batavia adalah
Sayyid Ali bin Abdurrahman Ba‟lawi. Dia mendirikan Masjid Al-Mukarramah di
kampung Bandan Mangga dua pada tahun 1715. Di daerah Kampung Sawah
Jembatan lima yang menyiarkan Islam adalah Abdul Muhit bin Pangeran
Cakrajaya , tumenggang Mataram. Ia mendirikan Masjid Al-Mansur pada tahun
1717. Di daerah Pekojan , Islam disiarkan oleh seorang pangeran dari Mataram
bernama Pangeran Dahlan yang mendirikan Masjid An-Nawier di pakojan pada
tahun 1760. Ia memiliki hubungan keluarga dengan Sunan Gunung Jati.
14
Tim peneliti, Sejarah Perkembangan Islam di Jakarta, Abad XVII sampai Abad XX,
fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1979, hal 37.
21
Perkembangan Islam di Tanah Abang juga sudah lama terjadi. Di daerah ini
didirikan sebuah Masjid Al-Ma‟mur oleh KH. Abdul Mur‟od Asyuro dan KH
Abdul Syara pada tahun 1760.
Ulama betawi yang juga kiprahnya terkenal di wilayah Pekojan, Jakarta
Barat adalah Syaikh Junaid Al-Batawi, sejak tahun 1834 telah menetap cukup
lama di Makkah. Karena menetap di sana, maka ia sering menampung dan
mengajari jama‟ah calon haji asal Betawi.15
Junaid yang berasal dari kampung Pekojan memiliki banyak murid, di
antaranya adalah Syaikh Nawawi al-Bantani. Karenanya , setiap haul Syaikh
Nawawi, selalu dibacakan al-fatihah untuk Syaikh Junaid. Karena kedalaman ilmu
yang di miliki Junaid maka ia mendapat kepercayaan dari penguasa Hijaz untuk
menjadi Imam Masjidil Haram dan berhak mengajar di serambi masjid tersebut.
Sebelum kepergianya ke Makkah, Junaid memang sudah di kenal sebagai
ulama yang sangat luas pengetahuan keagamaanya di tanah airnya sendiri,
khususnya di Jakarta, oleh karenanya wajar jika kemudian di Serambi Makkah itu
ia juga banyak mempunyai anak murid. Dan karena luasnya ilmu pengetahuan
keagamaan Syaikh Junaid itu, masyarakat Islam di Makkah menggelarinya
Syaikhūl Masyāikh, guru dari segala guru. Sebuah gelar penghormatan bagi
seorang ulama yang pengetahuanya sangat luas dan mendalam.16
15
Dinas kebudayaan dan permuseuman DKI Jakarta, Ragam Budaya Betawi, 2002, h 15. 16
Dinas kebudayaan dan perumusan DKI Jakarta, Ragam Budaya Betawi, 2002 h16.
22
Syaikh Junaid adalah paman dari Guru Mansur. Silsilah Guru Mansur
yang di tulis oleh keturunanya, KH. Ahmadi Muhammad17
termaktub bahwa
kakek Guru Mansur, Imam Damiri memiliki tiga anak, Junaid, Abdul Hamid
(ayah Guru Mansur) dan Hamim. Kemudian menikah dengan seorang wanita asal
mesir. Ia dikaruniai tiga orang anak, yaitu Sa‟id, As‟ad, dan Ruqoyah. Lalu
Ruqoyah menikah dengan Syaikh Ahmad Muntaha dari tegal dan di karuniai 2
(dua) anak Muhammad dan Jamilah. Ada sumber menyebutkan bahwa Junaid
memiliki 4 anak, 2 putra dan putri.18
Dari sekian banyak murid Junaid, salah seorang di antaranya bernama
Guru Mujtaba. Belakangan, Guru Mujtaba juga mendapat kehormatan dengan di
berikan gelar waliyullah kepadanya oleh masyarakat Islam di tanah suci karena
keilmuwanya. Guru Mujtaba satu angkatan dengan Syaikh Nawawi Banten dan
Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Guru Mujtaba terkadang kembali ke
Betawi untuk menjenguk istrinya. Pada kesempatan itu ia membawa barang
dagangan dari Hijaz dan dijual di Batavia. Ia juga membawa beberapa kitab-kitab
agama, karena kunjungan yang singkat ia tidak sempat membangun madrasah.
Selain itu, ulama betawi ada juga Sayyid Usman beliau lahir di Pekojan
pada tanggal 17 Rabiul Awal 1438 H/01 Desember 1822 M. Ayahnya adalah
17
Ahmad fadhli HS, Ulama Betawi, (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan
Kontribusinya terhadap perkembangan Islam Abad ke 19 dan 20), Manhalun Nasyii in Press. H
77. 18
Ridwan Saidi, Potret Budaya Manusia Betawi, perkumpulan Renaissance Indonesia,
Jakarta 2011 h 50.
23
Sayyid Abdullah bin Agil Bin Umar bin Yahya. Sedanglan ibunya adalah Aminah
binti Syaikh Abdurrahman al-Misri.19
Sayyid Usman pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji tetapi
kemudian bermukim disana selama 7 tahun dengan maksud memperdalam
ilmunya. Di Makkah ia belajar pada ayahnya dan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan,
seorang Mufti Makkah.
Pada tahun1848 ia berangkat ke Hadramaut untuk belajar pada Syaikh
Abdullah bin Husein bin Thahir, Habib Abdullah bin Umar bin Yahya, Habib
Alwi bin Saggaf al-Jufri dan Habib Hasan bin Shaleh al-Bahar. Dari Hadramaut ia
berangkat pula ke Mesir dan Belajar di Kairo walaupun hanya untuk 8 bulan.
Kemudian meneruskan perjalanan lagi ke Tunis (berguru pada Syaikh
Abdurrahman Al- Maghribi ), Istanbul, Persia, dan Syria. Maksud Sayyid Usman
bepergian dari satu negeri ke negri yang lain adalah untuk mendalami ilmu setelah
itu pergi ke Hadramaut.20
Di Batavia, ia juga mengabdikan hidupnya untuk berdakwah, mengajar
dan menulis, ia merupakan Guru agama yang dicari di masyarakat Betawi. Dia
mulai mengajar di Masjid Pekojan dengan bantuan ulama terkenal Abdul Ghani
Bima. Sayyid Usman dengan tegas menolak antara Sayyid dan Non Sayyid dan
kerap kali berpolemik dengan ulama lain. Sebelum wafat Sayid Usman berpesan
agar makamnya tidak dibuat kubah dan tidak perlu mengadakan haul untuk
19
Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, (Lentera
Jakarta 1999), h 253. 20
Muhammad Syamsu As, Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya, (Lentera
Jakarta 1999), h 253.
24
dirinya. Sayid Usman wafat pada 21 Shofar 1331 H atau bertepatan dengan 19
Januari 1914 M, Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Jakarta, namun pada
masa Gubernur Ali Sadikin, makam Sayid Usman di gusur dan oleh pihak
keluarga dipindahkan ke pondok Bambu. Sekarang makamnya masih terpelihara
dengan baik di sebelah Selatan Masjid al-Abidin di Jl Masjid Abidin Sawah Barat,
Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Ada juga ulama yang berasal dari Jembatan Lima , Jakarta Barat sebut saja
KH. Muhammad Mansur (Guru Mansur) lahir pada tahun 1878 di Kampung
Sawah, yang dahulu masih termasuk kawasan hunian orang-orang asal kepulauan
Banda. Ayahnya bernama KH.Abdul Hamid bin Imam Damiri bin Imam Habib
bin Abdul Muhit bin pangeran Tjakra Jaya (Tumenggung Mataram). Abdul Muhit
adalah orang alim yang membangun masjid kuno di Kampung Sawah pada tahun
1717 M (sekarang bernama Masjid Al-Mansur).21
Guru mansur merupakan
keponakan dari Syakh Junaid Al-Batawi karena KH. Abdul Hamid, ayah Guru
Mansur adalah adik kandung Syaikh Junaid Al-Batawi. Guru Mansur pertama kali
belajar agama kepada ayahnya dan sesudah ayahnya meninggal, ia belajar dari
kakak kandungnya KH.Mahbub bin Abdul Hamid dan kakak misanya yang
bernama KH. Thabrani bin Abdul Mughni. Selain kepada mereka, Guru Mansur
juga pernah belajar kepada seorang Ulama dari meester Cornelis (Jatinegara)
bernama H. Mujtaba bin Ahmad.
Pada usia 16 tahun, tepatnya pada 1894, Guru Mansur pergi ke Makkah
bersama ibunya untuk menunaikan ibadah haji dan belajar agama disana selama
21
Abdul Aziz , Islam dan Masyarakat Betawi, logos, Jakarta 2002, h 49.
25
empat tahun.22
Selama di Makkah ia berguru kepada sejumlah ulama, antara lain
Syaikh Mukhtar Athsrid al-Bogori, Syaikh Umar Bajunaid al-Hadrāmi, Syaikh
Ali al-Maliki, Syaikh Said al-Yamāni, dan Syaikh Umar Sumbawa. Karena tulisan
Guru Mansur di anggap cakap dan rapih serta tertib maka oleh Syaikh Umar
Sumbawa ia diangkat menjadi sekretaris pribadi.23
Guru mansur berpulang ke rahmatullah pada hari Jum‟at 12 mei 1967
pukul 16.40. Almarhum dimakamkan di halaman Masjid al-Mansur, Jl. Sawah lio
II Jembatan Lima, Tambora Jakarta Barat. Kini dalam bidang falak penerus Guru
Mansur adalah cicitnya KH.Fathahillah Ahmadi yang juga meneruskan Madrasah
Chairiyah Mansuriyah. Sementara dalam bidang dakwah diteruskan oleh cicit
yang lain. Ustad H.Yusuf Mansur, Pengasuh Pesantren Tahfidzil Qur‟ān
Dārul”Qur‟ān, Cipondoh Tanggerang yang kerap kali tampil mengisi dakwah
dimedia cetak dan elekteronik.
Dari Jakarta Barat muncul pula tokoh ulama lain yakni KH. Abdul Majid
(Guru Majid) yang lahir di Pekojan pada tahun 1887. Ayahandanya bernama KH.
Abdurrahman bin Sulaiman bin Muhammad Nur bin Rahmatullah. Buyutnya yang
bernama Rahmatullah ini konon masih keturunan pangeran Dipenogoro dan
datang di daerah yang sekarang ini di sebut Kebayoran Lama dengan cara ikut
sayembara menaklukan macan buas yang meresahkan masyarakat. Atas
keberhasilanya menaklukan macan itu, ia di beri sebidang tanah, sesuai dengan
bunyi sayembara, kelak kuburanya dekat stasiun kereta Kebayoran Lama pernah
22
Ridwan Saidi, profil Orang Betawi, Asal Muasal, Kebudayaan dan Adat Istiadatnya,
(Gunara kata Jakarta 2001), h 203. 23
Abdul Aziz , Islam dan Masyarakat Betawi, logos, Jakarta 2002 h 50.
26
di anggap “ kuburan keramat rahmat” karena terkena pelebaran jalan, kuburan ini
telah di pindahkan ke tempat lain yang kini tidak di ketahui lagi.24
Guru Majid belajar kepada ayahnya sendiri sebelum bermukim di Makkah
dan belajar antaralain kepada Syaikh Mukhtar Atharid, Syaikh Umar Bajunaid al-
Hadrami, Syaikh Ali al-Maliki dan Syaikh Sa‟id al-Yamani, seperti lazimnya
ulama saat itu, ilmu yang di pelajari nya dari ilmu fiqih, usul fiqh, tafsir hadis dan
beberapa ilmu cabang bahasa Arab. Namun demikian, Guru Majid terkenal
sebagai ahli tasawuf, ahli tafsir dan terutama sekali ahli bidang ilmu falaq.25
Ia
pergi ke Makkah pada tahun 1897 atau diusianya yang ke 10 tahun. Ia belajar
disana selama 20 tahun kemudian kembali ke Indonesia pada tahun 1917 lalu
mengajar di Jakarta selama 30 tahun. Guru Majid berpulang ke rahmatullah pada
hari Jum‟at 27 Juni 1947 dalam usia 60 tahun dan dimakamkan di dekat Masjid
al-Musari‟in kampung Basmol, Kembangan Utara Jakarta Barat.26
Salah satu ulama yang terkemuka dari Jakarta Barat yang lain adalah
KH.Najihun. Ia dilahirkan di Duri Kosambi pada 1897 dari pasangan H. Hud bin
Baman dan Aisyah binti H. Muhammad zen.27
Ia belajar agama terhadap H. Hud ayahnya sendiri, KH. Usman perak,
Guru Zen Basmol dan KH. Abdul Majid Pekojan (Guru Majid). Saat itu usianya
masih 15 tahun atau pada tahun 1912, ia menunaikan ibadah haji. Tidak di ketahui
24
Abdul Aziz , Islam dan Masyarakat Betawi, logos, Jakarta 2002 h 51. 25
Abdul Aziz , Islam dan Masyarakat Betawi, logos, Jakarta 2002 h 51. 26
Ahmad fadhli HS, Ulama Betawi, (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan
Kontribusinya terhadap perkembangan Islam Abad ke 19 dan 20), Manhalun Nasyii in Press. H
115. 27
Ahmad fadhli HS, Ulama Betawi, (Studi Tentang Jaringan Ulama Betawi dan
Kontribusinya terhadap perkembangan Islam Abad ke 19 dan 20), Manhalun Nasyii in Press. H
117.
27
apakah setelah menunaikan haji ia juga menyempatkan diri belajar di Makkah.
Namun yang pasti sepulang dari ibadah haji KH.Najihun tetap belajar kepada
Guru Majid, Guru Zen dan KH. Usman Perak.
KH. Najihun mengajar di beberapa tempat. Ia sangat ahli dalam bidang
Arr‟ud (sajak), tetapi ia juga mengajar fiqh, tasawuf, tafsir, tauhid, dan juga
mantiq. Di antara murid-muridnya yang kemudian menjadi Ulama adalah Guru
Ma‟mun Rawa Buaya, KH. Ali Duri Kosambi, KH. Asirun Duri Kosambi (Ayah
dari KH. Mahfud Asirun, pengasuh Pesantren al-Itqon Duri Kosambi Jakarta
Barat), KH. Ahmad Zaini Tanah Koja, KH. Abdul Hamid yang kemudian menjadi
menantunya, KH Ahmad Baedlawi Karang Mulya Tangerang, KH.Ahmad Seruji
Karang Tengah Tangerang dan lain-lain.
KH. Najihun wafat pada 23 Juni 1984 dan di makamkan di sebelah rumah
puteranya, KH. Abdul Mubin atau seberang jalan Masjid ad-Dakwah di jalan Duri
Kosambi Raya, Cengkareng Jakarta Barat.
Cara-cara dakwah Islam pada masa itu adalah ceramah, pengajian,
pengajaran fiqih, tauhid Al-Qur‟an dan Hadis menurut madzhab Syafi‟i, Ahlu
sunnah wal jamaah yang diajarkan di masjid dan langgar (mushola) disamping itu
juga diajarkan tasawuf, tarikat, bela diri, kekebalan, gambang kromong dan
rebana.
Sejak akhir Abad ke 19 ini muncul kaum intelektual di Batavia seperti
KH. Muhammad Mansur dan KH. Muhammad Husni Thamrin, KH. Muhammad
Mansur yang lahir pada tahun 1878 dan meninggal pada tahun 1967
28
mengembangkan pendidikan Islam di Batavia. Sedangkan Husni Thamrin yang
lahir pada tahun 1894 juga berkiprah di bidang pendidikan serta gerakan
kemerdekaan Indonesia.
Pada Abad ke 19 juga sistem pendidikan di Batavia adalah pesantren
seperti yang dilakukan di Masjid al-Mansur. Madrasah dan sekolah Agama ada di
Batavia setelah belanda memulai politik etis pada tahun 1900. Pencak silat di
ajarkan untuk melatih fisik seperti yang dilakukan para ulama di Masjid Istiqomah
di Mampang Prapatan oleh H.Nawi yang di teruskan oleh muridnya H. Hasan.
Fakta yang tak kalah penting, Syaikh Junayd al-Batawi juga menjadi poros
para ulama Betawi untuk belajar ke Tanah Suci, ulama Betawi tak berhenti
melahirkan generasi-generasi ulama penerus. Salah seorang Ulama Betawi yang
menjadi guru para ulama Betawi adalah Guru Marzuqi Cipinang Muara. Ia adalah
anak dari Guru Mirshod, yang pernah menjadi murid Syaikh Junayd al-Batawi.
Guru Marzuqi disebut guru para ulama Betawi, karena begitu banyak murid-
muridnya orang Betawi yang menjadi ulama. Diantaranya adalah KH Abdullah
Syafi‟i, KH Noer Ali, Guru Asmat, dan lain-lain. Para ulama betawi ini bukan
saja menjadi tumpuan menimba ilmu, tetapi juga tumpuan umat Islam dalam
melawan penjajahan. Salah satu nama yang dikenal sebagai pemimpin dalam
berjihad melawan penjajah adalah KH Noer Ali di Bekasi. Selain dikenal anti
penjajahan, dia juga dikenal anti komunisme, dan sangat berani mengkritik rezim
Soeharto, seperti misalnya dalam perjuangan RUU Perkawinan yang kontroversial
itu. Dalam lapangan politik, nama KH Abdullah Syafi‟i adalah orator ulung yang
29
menjadi anggota partai Masyumi. Pendiri Asyafi‟iyyah ini juga dikenal dekat M.
Natsir.
Ulama bagi masyarakat Betawi adalah pemimpin yang diikuti. Meski di
Abad ke 19-20, pemerintah Batavia memberikan jabatan pemimpin kampung,
yang disebut Bek, namun mereka bukan pemimpin yang diikuti oleh masyarakat
Betawi. Melainkan para ulama-lah yang mendapatkan tempat tertinggi dihati
masyarakat Betawi.28
Ada hirarki yang diakui dalam keulamaan bagi masyarakat Betawi. Status
tertinggi dalam ulama di Betawi adalah „Guru.‟ Posisinya dalam tradisi keilmuan
Islam seperti Syaikhūl Masyaikh.‟Guru‟ tidak hanya tempat bertanya tetapi juga
memiliki otoritas dalam mengeluarkan fatwa. Di bawah „Guru‟ ada sebutan
„Mu‟allim.‟ „Mu‟allim‟ memiliki otoritas untuk mengajar berbagai ilmu dalam
Islam, namun belum otoritatif dalam mengeluarkan fatwa. Di bawah „Mu‟allim‟
ada „Ustadz.‟ „Ustadz‟ biasanya memberikan pelajaran agama Islam untuk tingkat
dasar dan lanjutan, seperti membaca Al Qur‟ān, bahasa arab, tarikh dan
sebagainya.
Kedudukan para ulama dalam masyarakat Betawi tersebut memberikan
kita gambaran akan pengaruh Islam yang kuat pada orang Betawi. Orang-orang
Betawi dikenal sebagai orang Islam yang taat. Islam memberikan pengaruh
kepada orang-orang Betawi, mulai dari elemen penyatu masyarakat yang akhirnya
28
Kiki, Rakhmad Zailani. Genealogi Intelektual Ulama Betawi: Melacak Jaringan Ulama
Betawi dari Abad ke-19 sampai Abad ke-21. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam
Jakarta (Jakarta Islamic Center 2011), h 47.
30
melahirkan etnis Betawi, tetapi juga berkelanjutan, meresap dalam tradisi yang
hidup dalam masyarakat Betawi, seperti hakekah, dan sunatan. Orang Betawi
identik dengan Muslim.
Agama Islam dalam perjalanan sejarah Jakarta, bukanlah faktor pinggiran.
Ia menjadi unsur dominan yang hidup dalam masyarakat sejak Jayakarta, Batavia
hingga Jakarta. Islam meleburkan berbagai etnis dalam masyarakat Batavia,
„melahirkan‟ etnis Betawi, dan mewarnai denyut masyarakatnya dengan derap
para ulama. Maka berbicara Jakarta dalam konteks masa kini, tidak mungkin
melepaskan agama Islam dari Jakarta. Dan bagi masyarakat muslim di Jakarta
pada umumnya dan orang Betawi khususnya, meneruskan tongkat estafet syiar
Islam di Jakarta saat ini adalah tugas yang harus dipikul dipundak masing-masing.
C. Statistik data penduduk di wilayah Jakarta Barat
Kota administrasi Jakarta Barat adalah salah satu kota administrsi di daerah
khusus ibu kota Jakarta. pusat pemerintahan nya berada di Kembangan jakarta
barat secara administrative terbagi menjadi 8 kecamatan dan 56
kelurahan.batas wilayahnya meliputi :
Utara : kota administrasi Jakarta Utara
Selatan : kota administrasi Jakarta Selatan
Barat : Provinsi banen ( kota Tanggerang )
Timur : kota administrasi Jakarta Pusat.
31
Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa colonial Belanda seperti
gedung balai kota (kini menjadi Museum sejarah). kawasan pecinan (Glodok) dan
juga sejumlah masjid tua serta benteng-benteng pertahanan pada masa awal
pendudukan Belanda di Batavia.
Setelah Jakarta Selatan, Jakarta Barat kini di rancang untuk menjadi daerah
yang baru bagi kawasan Jakarta dan sekitarnya. Khususnya di kecamatan
Kembangan telah dan akan dibangun Mall, pusat hiburan, pusat perbelanjaan,
rumah sakit, sekolah dan sebagainya.
Tabel 1
Jumlah penduduk di wilayah jakarta barat berdasarkan umur :29
Kelompok umur
Persentase penduduk menurut kelompok
umur dan jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
2017 2017 2017
0-4 9.03 8.89 8.96
5-9 8.48 8.29 8.39
10-14 7.14 6.92 7.03
15-19 6.98 7.34 7.16
20-24 8.40 9.55 8.97
25-29 10.41 10.61 10.51
29
https://,jakbarkota.bps.go.id diambil pada tgl 25-12-2017
32
30-34 10.61 10.02 10.30
35-39 9.31 8.77 9.05
40-44 7.78 7.38 7.54
45-49 6.57 6.20 6.93
33
BAB III
ANALISIS TEKS HADIS KHUTBAH JUM‟AT DAN MAJLIS TAKLIM
A. Referensi
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan bahwa hadis-hadis yang disebar
di tiga masjid dan majlis taklim adalah sebagai berikut :
Masjid Jami fajar Siddiq 5, Masjid al-Mansur 5, Masjid as Sahara 5, sedangkan
Majlis taklim ada di tiga tempat yakni Majlis taklim Fajar Shiddiq 5, Majlis
taklim Raudatul Mustafa 5, Majlis taklim Dzarwiyatul Rasul 5 .
Setelah peneliti melakukan klarifikasi terhadap hadis-hadis temuan dengan
cara mentakhrij masing-masing hadis yang terkumpul dalam skripsi ini , dengan
jumlah hadis keseluruhanya ialah 30 hadis , yang masih perlu di ketahui hitungan
kuat lemahnya sebagai berikut :
Nama kitab Banyaknya hadis
Shahih al-Bukhari 25
Shahih Muslim 20
Sunan al-Nasai 12
Sunan Abu Dawud 13
Sunan tirmidzi 65
Sunan Ibn majah 21
Kitab lainya 130
Sittah Non sittah Jumlah
34
7< 8 83
KUALITAS
SHAHIH HASAN DAIF
25 1 4
B. Takhrij hadis.
Teks hadis 1
اهلل تى مى ع ن كى ري دى ز تػى الى ف اى ري دى ج أى وى هي , فػى م كي ق و فػى ن م لى ا ا ك ري ظي ن تػى الى , كى م كي ن م ل فى س أى ن م لى إ ك ري ظي ن أي مكي ي لى عى
Lihatlah kepada orang-orang yang lebih rendah daripada kalian, dan
janganlah kalian melihat kepada orang-orang yang berada di atas kalian, karena
yang demikian itu lebih patut bagi kalian, supaya kalian tidak meremehkan
rahmat Allah yang telah di anugerahkan oleh Allah kepada kalian .1
Untuk hadis yang ke 1 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
Takhrij hadis2
, : حلية , : ۳ عر , : حم , ۲ق , ۲۳ ت, ـ الزىد املقدمة , .
1Hadis pada Khutbah Jum‟at pada tanggal 3 November 2017 di Masjid Jami fajar
Shiddiq. 2Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 2 ( Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 582.
35
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ Muslim al-Muslim bin al-Ḥajjāj,
bab “ az-Zahdul muqodimah” hadis ke-9, Sunan al-Tirmidzī halaman 2513, Sunan
Ibn Mājah, hadis ke 4142, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal, j.2, hal. 482, Al-Mughni
„an Haml al-Asfar li „Araqi, j.2, hal. 235, Hilyatul Auliya li Abī Nua‟im, j.8, hal.
118, Hilyatul Auliya li Abī Nua‟im j.8 hal. 118.
Teks hadis 2
مىن نػىفسى عىن ميؤ من كيربىةن من كيرىب الد نػيىا نػىفسى اهللي عىنوي كير بىةن من كيرىب يػىوـ القيىا مىة Barang siapa yang melepaskan dari orang mukmin satu kesusahan dari
kesusahan-kesusahan dunia, pasti Allah akan mlepaskan dari padanya satu
kesusahan dari kesusahan hari kiamat. 3
Untuk hadis yang ke 2 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah
al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
Takhrij hadis :4
, مشكاة : , جممع : ۳۳, ؾ : , حم , ت ۳ـ الذ كر , : , بدية , كنز : , إختف ۱: ۲, شج ۲۳: ۱, سنة ۲. علل
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ Muslim “az-Zikru” hadis ke 38,
Sunan Tirmidzī hadis ke 1425, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 2 : 252, Mustadrak
al-Ḥākim, j.4, hal. 383, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī, j.8, hal. 1938, Musyakāh
al-Maṣābih li al-Tibrizī, hal. 204, Syarah al-Sunnatu li Bughawi, j.1, hal. 273,
3 Hadis pada Khutbah Jum‟at pada tanggal 3 November 2017 di Masjid As shahara.
4Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 584.
36
Amali al-Sajri, j.2, hal. 179, Ithaf Sadatu Al-Al-Muttaqīn li Zubaidi, j.5, hal. 8,
Kanz „Amal li Al-Muttaqīl Hindi: 3456, Al-Bidāyah Wa an-Nihāyah li Bini Katsīr
j.1, hal. 53, „Ilal al-Hadis li Bin Abī Hatim al-Razi, hal. 1979.
Teks hadis 3
و ت يى ع رى ن عى ؿه ؤي س مى م كي ل كي كى اعو رى م كي ل كي Setiap diri akan bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuat
5 .
Untuk hadis yang ke 3 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadist :6
, ىق ۱۲۱, ۱۱۱, , : , حم ۱, ت : , : , ۱: , : ۲خ , إختف : , ترغيب ۲: , ۱۱: , : ۲, فتح ۲۱: , ۲: , ۲: , قر طي : , منثور ۲: ۲, دتهيد ۱۱, كنز ۲: , ۱: . : ـ
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, j.2, hal. 6, j.3,
hal.196, j.4, hal 6, j.9, hal 77, Sunan Tirmidzī, hadis ke 1705, Musnad Aḥmad bin
Ḥanbal, j.3, hal. 5, 54, 111, 121, Sunan al-Kubrā lil Baihaqī, j.6, hal. 287, j.7, hal
192, Fatẖul Bari li Bini Hajar al-‟Asqalanī, j.2, hal. 380, Targhib wa Tarhib li
Munziri, j.3, hal.48, Ithaf Sadatu Al-Al-Muttaqīn li Zubaidi, j.5, hal. 318, j.6,
hal.327, Kanz „Amal li Al-Muttaqīl Hindi: 1471, At-Tamhid li Ibn „Abd al-Barr: 2
5 Hadis pada Khutbah Jum‟at pada tanggal 3 November 2017 di Masjid Al-mansur.
6Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 124
37
: 248, Dur al-Mantsūr li Suyūṭi: 3 : 69, Tafsir al-Qurtubī: 5 : 257, Ṣaḥīḥ Muslim
j.6 hadis ke 7.
Teks hadis 4
يلي اجلىنةى مىن كىافى ف قػىلبو مثػقىاؿى ذىرةو من كبو الى يىد Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat (rasa)
sombong sekalipun hanya sebesar biji sawi.7
Untuk hadis yang ke 4 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah
al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
Takhrij hadis :8
, , , ۱۲, , : , إختف ۱, , ق ۱, د ۱ت
: ۱ , ـ , ۲, ۲: ۱, فتخ ۱, مشكاة ۱۱: , : منثور
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 1998, Sunan
Abī Dāwud hadis ke 4091, Sunan Ibn Mājah, hadis ke 59, Ithaf Sadatu Al-Al-
Muttaqīn li Zubaidi, j.6, hal. 498, j.8, hal 192, 348, 449, Dur al-Mantsūr li Suyūṭi:
j.3 hal 79, j.4 hal 114, Musyakāh Al-Maṣābih li Al-Tibrizī, hal. 5018, Fatẖul Bari
li Bini Hajar al-‟Asqalanī, j.10, hal.259, 260, 490, Ṣaḥīḥ Muslim j.1 hal 65.
Teks hadis 5
ا من نىلو أىفضىلى من أىدىبو حىسىنو مىا نىىلى كىالده كىلىدن
7 Hadis pada Majlis taklim Masjid fajar Shiddiq pada tanggal 6 November 2017.
8 Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 7 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990) 367.
38
Tidak ada sesuatu pemberitaan yang paling baik yang di berikan sang
ayah kepada anaknya, kecuali pendidikan atau akhlak yang baik.9
Untuk hadis yang ke 5 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah
al-Atraf al-Syarif Hadis dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
Takhrij hadis :10
۲۱, كنز , جوامع , مشكاة ۲: , ترغيب ۱: , جممع ۱۲ت .۱۲: , إختاؼ ,
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis 1952, Majma‟
al-Zawa‟id li Haitsamī, j.8, hal.159, Targhib wa Tarhib li Munziri, j.3, hal. 72,
Musyakāh al-Maṣābih li al-Tibrizī, hal. 4487, Jami‟ al-Jawāmi‟ li Suyūṭi: 4873,
Kanzul „Amal li al-Muttaqīl Hindi: 2157, 3873, Ithaf Sadatu Al-Al-Muttaqīn li
Zubaidi, j.4, hal. 126.
Teks hadis 6
ااسنيكيم قى يىا ريكيم اىحى اء ضى "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar (hutang atau
pinjaman).11
Untuk hadis yang ke 6 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
Takhrij hadis :12
9 Hadis pada Majlis taklim pada tanggal 6 November 2017.
10 Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 316. 11
Hadis pada Majlis taklim pada tanggal 6 November 2017.
39
, تلخيص ۲: , إختف ۱: , جممع : ۲, حم ۱: , ف ۱۱ت , ۲۱۱, ۱, ۱, ۱: , خ , درر ۲: , حلية ۱, كنز :
. : ۱, مجع ۱: ق , : , ـ ۲۱۲Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmidzī, hadis ke 1316,
Sunan an-Nasā‟ī, j.7 hal. 318, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal, jilid 2, hal. 476,
Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī j.4, hal. 139, Ithaf Sadatu Al-Al-Muttaqīn li
Zubaidi, j.5, hal. 502, Talkhis al-HAbīr li Bin Hajar j.3, hal. 34, Kanzul al-„Umāl
li al-Muttaqī al-Hindī: 15433, Hilyatul Auliya li Abu Nua‟im: j.7 hal. 263, Dirar
Mutanatsirah fil Aḥadiṣ Musytahar li Suyūṭi al-Halbi: 80, , Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, j.3,
hal. 130, 153, 155, 211, 212, Ṣaḥīḥ Muslim al-Muslim bin al-Ḥajjājj. j.5, hal. 54,
Sunan Ibn Mājah j.5 hal. 351, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī, j.17. hal. 305.
Teks hadis 7
يػري اخلىطا ئيى التػوىبػيوفى ى ىطاءه كى ـى كيل بىن اىدى Setiap anak adam itu bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah itu
adalah yang meminta ampun.13
Untuk hadis yang ke 7 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah
al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :14
12
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 4 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990) 640. 13
Majlis Taklim Dzawiyatul Rasul pada Tanggal 5 November 2017. 14
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990) 425 .
40
, كنز : , : ۱, إختف ۲: , ؾ ۲: ۲, مي ۲۱, ق ۲ت ۱: ۲, فا ۲۱, مشكاة ۱: ۱, شج ۲: , سنة ۲۱: ۱, منثور ۱۲۲
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 2499, Sunan
Ibn Mājah hadis ke 4251, Sunan Dārimī: j.2 hal. 203, Mustadrak al-Ḥākim: j.4
hal. 244, Ithaf Sadatil Al-Muttaqīn li Zubaidi: j.1 hal. 409, j.8 hal.596, Kanz al-
„Umāl li Al-Muttaqī al-Hindī: hadis ke 1022, Dār al-Mantsūr li Suyūṭi: j.1 hal.
261, Syarah al-Sunnatu li Bughawi, j.5 hal. 92, Musyakāh al-Maṣābih li Tabrizi:
2341, Kasyful Khofa‟ li Ajlūnī: 2 : 176, Amali al-Sajri, j.1, hal. 198.
Teks hadis 8
ى لىو الى ةو اىف اشيق عىلىى أيمت لى مىرتػيهيم با السوىاؾ عندى كيل صىالى Apabila aku tidak memberatkan umatku, maka akan aku perintahkan
mereka untuk bersiwak pada setiap shalat.15
Untuk hadis yang ke 8 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :16
, ف ۲, ۲۲, ت , , د ۲رقم ۱, ـ الطهرة ب ۱: , : , : ۲خ , ۱, , , ۲, ۲, ۲: ۲, , ۲۲: ۱, حم ۲, ق ۱۲: ۱
, : ۱, ىق : ۱: ۱, , : ۲, ۲۲۱: ۱, جممع ۲, , ۲, ۱: , دتهيد ۲, إحتا ؼ ۱۲, حب : ۱۲, ۲: , طب ,
۱ ,۲۱ .
15
Hadis pada Majlis taklim pada tanggal 8 November 2017. 16
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 798 .
41
Hadis tersebut terdapat dalam kitabṢaḥīḥ al-Bukhārī, j.2 hal. 5, j.3 hal. 40,
j.9 hal. 106, Ṣaḥīḥ Muslim al-Muslim bin al-Ḥajjāj, bab “at-Toharah” hadis ke 15
hal. 42, Sunan Abī Dāwud hal 46, hal. 47, Sunan al-Tirmidzī hadis ke 22, 33,
Sunan an-Nasā‟ī j.1 hal 12, Sunan Ibn Mājah hadis ke 278, Musnad Aḥmad bin
Ḥanbal, j.1, hal. 22, 366, j.2 hal. 245, hal. 250, hal. 287, hal. 399, hal. 400, hal.
410, hal. 429, hal. 433, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī, j.1 hal. 221, j.2 hal. 97,
hal. 98, j.10 hal. 154, Sunan al-Kubrā lil Baihaqī, j.1 hal. 35, hal. 36, hal. 37, Al-
Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: 5: 280, j.12 hal.375, Mawārid al-Ẕamāni li Haitsamī:
142, Ithaf Sadatil Al-Muttaqīn li Zubaidi: 265, At-Tamhid li Ibn „Abd al-Barr, j.7,
hal. 197, hal. 199, hal. 210.
Teks hadis 9
و ن رى ص ن يػى كى و ا ن دى و هي يػى قي و بػي ى فى ة رى ط ى الف لى عى دي لى و يػي دو لي و مى ل كي Setiap anak terlahir dalam keadaan suci ayahnya yang membuatnya Yahudi
atau Nasrani.17
Untuk hadis yang ke 9 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :18
: , ف : , ـ ۱, ۱, ۲: ۲, حم ۲, ۲۲: , ىق ۲۱ت . ۱۲, ۱: , ۱۱: ۲, خ
17
Hadis pada Majlis taklim pada tanggal 10 November 2017. 18
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 449.
42
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 2138, Sunan
al-Kubrā lil Baihaqī, j.6, hal. 202, 203, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 2 : 253, 410,
481, Ṣaḥīḥ Muslim j.8 hal.53, Sunan Nasā‟ī j.4 hal. 58, Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī juz.2
hal. 118, juz.6 hal. 143, hal. 125.
Teks hadis 10
و ب ل قػى ى اهلل لى عى اهلل عى ب ا طى ا بى انى وى ه ( تػى اتو ر مى ثى الى ) ثى ةى عى م اجلي ؾى رى تػى ن مى Siapa orang yang meninggalkan shalat Jum‟at tiga kali, maka Allah akan
menutup hatinya.19
Untuk hadis yang ke 10 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah
al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis , peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :20
, حب : ۲, ؾ ۲, ۲, ۱۲, ىق ۲: , حم ۱۱۲, ق ت : ۱, قرطيب ۲۱۱: ۲۱۱, كنز ۱, جتريد ۱۲: ۲, جممع ۲۲, ۱, ال . ۱۲: ۱۲, ط ۱, ۱
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzīhadis ke 500, Sunan
Ibn Mājah hadis ke 1125, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: j.3 hal. 332, Sunan al-
Kubrā lil Baihaqī hal 172, 247, 248, Mustadrak al-Ḥākim: j.2 hal. 488, Mawārid
al-Ẕamāni li Haitsamī: 554, Al-Kunā wa al-Asmā‟ li Daulābī: j.1 hal. 22, Majma‟
al-Zawa‟id li Haitsamī, j.2 hal. 192. Tajrid al-Tamhid li Ibn Abd al-Barr: 176,
19
Hadis pada Khutbah Jum‟at di Masjid Fajar Shiddiq pada tanggal 10 November 2017. 20
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 8 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 181.
43
Kanz „Amal li al-Muttaqīl Hindi: 21136, Tafsir al-Qurtubī: 18 : 105, 106, Tārīkh
Baghdadi li Khatīb al-Baghdadi: 12 : 142.
Teks hadis 11
وت ميستػى ىرىة كىالذم نػىفسي بيىده مىا بػىعدى امل لىقتيم لألى ى لىقتي لىكيم كىاىنػتيم ى نػيىا عتىبه كىالى بػىعدى فىاف الد
اره إال اجلىنة أىك النار نػيىا منى الدى الدSesungguhnya dunia diciptakan untuk kamu sekalian sedangkan kamu
diciptakan untuk akhirat kelak. Demi Allah yang jiwaku berada pada kuasanya,
setelah dunia ini tidak ada lagi beban tugas dan tidak ada lagi sesudah dunia ini
suatu negeri lain kecuali surga dan nraka.21
Untuk hadis yang ke 11 peneliti menemukan dalam kitab takhrij
Mawsu‟ah al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan
dengan hasil sebagai berikut :
Takhrij hadis:22
Penulis sudah mencoba mencari hadis tersebut dengan dua metode akan tetapi
tidak di ketemukan dalam Kutub as-sittah namun ada di kitab Syu‟abūl Iman.23
Teks hadis 12
ؿ الى الى ـ ر حى تى يػى ب ت سى ي ا لى يى نػ دي لا ف ة ادى ىى الز Orang yang zuhud di dunia adalah orang yang tidak mengambil hal-hal
yang di haramkan.24
21
Hadis pada Khutbah Jum‟at di Masjid Al-mansur pada tanggal 10 November 2017 22
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 11 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 91. 23
Ahmad bin al Husain Abu Bakr al- Baihaqi, Syu‟abul Iman, Juz 13 (Riyādl: Maktabah
al-Ruysd, 2003), h 153. 24
Hadis pada Khutbah Jumat di Masjid As-Sahara.pada tanggall 10 November 2017.
44
Untuk hadis yang ke 12 peneliti menemukan dalam kitab takhrij
Mawsu‟ah al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan
dengan hasil sebagai berikut :
takhrij hadis :25
, ق , كنز ۱, مشكاة : ۲: , تر غيب : ۱, إختاؼ ۲ت . ۱, طب ۲: ۱, جممع ۱
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 2340, Ithaf
al-Sadah al-Muttaqīn li ZAbīdi: j.10 hal. 377, Targhib wa Tarhib li Munziri: j.4
hal.277, Musyakāh al-Maṣābih li Tabrizi: 5301, Kanzul al-„Umāl li al-Muttaqī al-
Hindī: 6059, Sunan Ibn Mājah hadis ke 4100, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī,
j.6; hal. 200, Al-Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: 147.
Teks hadis 13
ـى ـي ابن آدى ، عىن عيميره فيمى الى تػىزيكؿي قىدى أىفػنىاهي، كىعىن ايػىوـى القيىامىة من عند رىبو حىت ييسىؿى عىن خىسوا عىلمى. اأىبالىهي، كىمىالو من أىينى اكتىسىبىوي كىفيمى اشىبىابو فيمى أىنػفىقىوي، كىمىاذىا عىملى فيمى
"Kaki anak Adam tidaklah bergeser pada hari kiamat dari sisi Rabbnya
sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan,
masa mudanya untuk apa ia habiskan, hartanya darimana ia peroleh dan kemana
ia belanjakan, dan tentang ilmunya apa yang ia perbuatkan dengan ilmunya
tersebut. 26
Untuk hadis yang ke 13 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
25
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 5 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 179 . 26
Hadis pada Majlis Taklim Raudatul Mustafa pada tanggal 6 November 2017
45
takhrij hadis :27
: , طب ۱۱, : , حم : ۲, ف ۱, مشكاة ۲۱, ۲۱ت ۱, بدا ية ۱: , كثري ۲, كنز : , ۲: , منثور ۱: ۱, ۲
. ۲۱: , جممع ۱, طب ۱۱: Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 2416, 2417,
Musyakāh al-Maṣābih li Tabrizi: 5197, Kasyful Khofa‟ li Ajlūnī: 2 : 350, Musnad
Aḥmad bin Ḥanbal: 5 : 9, Al-Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: 7 : 254, 18 : 146, ad-
Dur al-Mantsūr li Suyūṭi: 3 : 327, 5 : 378, Kanzul al-„Umāl li al-Muttaqī al-Hindī:
32395, Tafsir Ibn Katsīr: j.7 hal. 19, Al-Bidāyah Wa an-Nihāyah li Ibn Katsīr: 1 :
115, Al-Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: 6871, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī: 214.
Teks hadis 14
الف نى م لة ي ال اهللي زؿى ن أى اذى مى اهلل نى حى ب سي نى ا ئ زى اخلى نى م حي ت ا فػى اذى مى كى تى Subhanallah ( Maha Suci Allah), fitnah apakah yang di turunkan pada malam
ini? Dan apa yang dari dua perbendaharaan (Ramawi dan Parsi).28
Untuk hadis yang ke 14 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :29
, ۲۱: ۱, فتخ ۲۱, ت : ۲: , : , ۲۱: , ۲: ۲, : ۱خ . , حم ۲۲: , بد ية : ۱, طب كنز
27
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid < (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 16: . 28
Hadis pada Majlis Taklim Dzarwiyatur Rasul pada tanggal 7 November 2017 29
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Maswsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 5 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 201 .
46
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, jilid 1 hal. 40, jilid
2 hal. 62, jilid 4 hal. 241, jilid 8 hal. 60, jilid 9 hal. 62, Sunan al-Tirmidzī hadis ke
2196, Fatẖul Bari li Bini Hajar al-‟Asqalanī, j.10 hal. 210, Kanzul al-„Umāl li al-
Muttaqī al-Hindī: 3083, Al-Bidāyah Wa an-Nihāyah li Bini Katsīr: 6 : 292, Al-
Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: j.14 hal. 4, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 6.
Teks hadis 15
يى ن م ا ملؤ ل ب ك ا أى : أنى اؿى قى و ي لى عى اهللي حي ت ا فػى م لى فػى م كي بي اح ى صى لى ا عى و ل صى Salatilah saudara- saudara kalian ketika Allah Swt telah membukakan
kemenangan kepada beliau di berbagai negri beliau berkata : aku lebih utama
menjamin orang-orang beriman.30
Untuk hadis yang ke 15 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :31
, ف ۱, ۱, ت ۲۱, د ۱: , ـ : , ۱۲, ۱۲, ۱۲: خ , : , , , ۱, ۲: ۲, ۱, ۱۱: ۱, حم ۲, ق :
, ۱۱: , : , , , ۲: , ىق ۲, ۲: , ۱۱, , , ۱: ۱, مشكاؿ ۱۲, , جممع ۱۲: , , ۲: , طب , ۲: ۲مي , ۲۱۲: , سنة ۱۱۲, ۱۱, حب : ۲, ترغيب ۱۱, ۲۱, مشكاة ۱
. ۲: ۱۲, ۱, ۱: , ش ۲۱Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī, jilid 3 hal.124, 126,
128, jilid 7 hal. 86, Ṣaḥīḥ Muslim j.4 hal.14, Sunan Abī Dāwudhadis ke 2710,
30
Hadis pada Khutbah Jum‟at di Masjid As-Sahara pada tanggal 10 November 2017 31
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 5 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 337.
47
Sunan al-Tirmidzī hadis ke 481, 1070, Sunan an-Nasā‟ī jilid 4 hal. 65, Sunan Ibn
Mājah, hadis ke 2848, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal, j.1 hal.101, hal. 138, j. 2 hal.
290, hal. 381, hal. 399, hal. 453, j.4 hal. 7, hal. 47, hal. 50, hal. 114, j.5 hal. 297,
hal. 203, Sunan al-Kubrā lil Baihaqī j.6 hal. 72, hal. 73, hal. 75, j.7 hal. 53, j.9
hal. 101, Sunan al-Dārimī j.2 hal. 263, Al-Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: j.7 hal. 24,
hal. 35, j.8 hal. 125, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī: 40, 125, Musykil al-Atsar li
Thahawi: 1 : 16, Musyakāh al-Maṣābih li al-Tibrizī: 2923, 4011, Targhib wa
Tarhib li Munziri: j.2 hal. 307, Mawārid al-Ẕamāni li Haitsamī: 1159, 1162,
Syarah al-Sunnatu li Bughawi: 8 : 212, Muṣannaf Ibn Abī Syaybah: j.3 hal. 351,
hal. 371, j.12 hal. 492.
Teks hadis 16
ارى و بػي ا قػي ىى اذي خ ت تػى الى كى م كي ت يي بػي ا ف لو صى Shalatlah di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian menjadikannya
sebagai kuburan. 32
Untuk hadis yang ke 16 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al- Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :33
, حم ۱: , ف ۱, , ت ۱, د ۲رقم ۲ـ الصالة املسا فرين ب , ۱, كنز ۲۲: , دتهيد ۲: ۲, ش ۲, ۲: , طب ۱۲:
. : ۱, ـ : ۱۱, صحيحة ۲: ۲, جممع ۱
32 Hadis pada Khutbah Jum‟at di Masjid Fajar Shiddiq pada tanggal 10 November 2017
33Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 5 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 339.
48
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ Muslim bab “as-Solatu
musāfirīn” hadis ke 29 hal 209, Sunan Abī Dāwud hadis ke 1066, Sunan Tirmidzī
hadis ke 444, 451, Sunan Nasā‟ī juz 3 halaman 197, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal:
3 : 123, Al-Mu‟jam al-Kabīr li Ṭabrānī: j.5 hal. 297, 298, Muṣannaf Ibn Abī
Syaybah: j.2 hal. 255, At-Tamhid li Ibn „Abd al-Barr, j.5, hal. 229, Kanz „Amal li
Al-Muttaqīl Hindi: 41505, 14506, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī: j.2 hal. 247, Al-
Silsilah al-Ṣaḥīḥah li Albani: 191, Ṣaḥīḥ Muslim al-Muslim bin al-Ḥajjāj j.1 hal.
539.
Teks hadis 17
بػوا تىسى مىا أىدرىؾى أىصىحىاب فػىوىالذم نػىفسي بيىده لىواىنػفىقى أيحيدكيم مثلى أيحيد ذىىىبى الىJanganlah kalian mencela para sahabatku, demi dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, sekiranya salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar
gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai (pahala) satu mud atau setengahnya
sekalipun dari sedekah salah seorang dari mereka. 34
Untuk hadis yang ke 17 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :35
۱۲: , منثور ۱: ۱۲, ش , : ۲, ؾ ۱۱, ق ۱, ت د .۱, ط ۱: , بداية ۱۲۲: , عر ۲, كنز
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Abī Dāwud hadis ke 4657,
Sunan Tirmidzī hadis ke 3861, Sunan Ibn Mājah hadis ke 161, Mustadrak al-
34
Hadis pada majlis taklim Dzarwiyatul Rasul pada tanggal 15 November 2017 35
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 5 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 339.
49
Ḥākim: 2 : 478, 479, Muṣannaf Ibn Abī Syaybah: j.12 hal. 175, ad-Dur al-Mantsūr
li Suyūṭi: 6 : 172, Kanz „Amal li al-Muttaqīl Hindi: 32463, Al-Mughni „an Haml
al-Asfar li „Araqi: 3 : 122, Al-Bidāyah Wa an-Nihāyah li Bini Katsīr: 7 : 163,
Tārīkh Baghdadi li Khatīb al-Baghdadi: 144.
Teks hadis 18
ل الى ـي يى ثو بإحدىل إال اللو رىسيوؿي كىأىن اللوي إال إلىوى الى أىف يىشهىدي ميسلمو امرئو دى الزان الثػيبي ثىالى للجىمىاعىة الميفىارؽي لدينو كىالتارؾي بالنػفس كىالنػفسي
Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang haq selain Allah dan aku adalah utusan Allah kecuali salah
satu dari tiga orang; Orang tua yang berzina, jiwa dibalas dengan jiwa (orang
yang membunuh orang lain), dan orang yang murtad dari agamanya memisahkan
diri dari jama'ah muslimin 36
Untuk hadis yang ke 18 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :37
, درر ۲, د ۱: , ـ : , خ ۲: ۱, حم ۲: ۱, ش ۱۲ت .۱, مشكاؿ ۱: معاىن ,۱: , : , ف ۲, ق ۲
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmidzī hadis ke 1402,
Musonnif bin Abī Syaybah: 14 : 270, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 1: 327, Ṣaḥīḥ
al-Bukhārī j.9 hal. 6, Ṣaḥīḥ Muslim; 5 : 106, Sunan Abī Dāwudhadis ke 4352,
Dirar Mutanatsirah fil Aḥadiṣ Musytahar li Suyūṭi al-Halbi: 2303, Sunan Ibn
36
Hadis pada majlis taklim Raudatul Mustafa pada tanggal 17 November 2017 37
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 10 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 104 .
50
Mājah hadis ke 2534, Sunan Nasā‟ī j.7 hal. 90, j.8 hal. 13, Syarh Maanil Atsar: 3
: 160, Musykil al-Atsar li Thahawi: 1804.
Teks hadis 19
ب ى ض وى تػى يػى افى كى ى ي ا ك كى مى ة سى م بى لي س تى غ يػى كى ؾ و كي امل
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam berwudlu' dengan satu mud air
(kira-kira 600 ml. Pent) dan mandi dengan lima mud air. 38
Untuk hadis yang ke 19 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :39
, ۱: ۱, ـ : , إختاؼ ۱, ۱: ۱, ىق ۲۲, ۲: , حم ت .۱, ۱۲, : ۱ف
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 609, Musnad
Aḥmad bin Ḥanbal: 3 : 259, 282, Sunan al-Kubrā lil Baihaqī: 1 : 194, 195, Ithaf
Sadatu al-Muttaqīn li Zubaidi: 4 : 55, Ṣaḥīḥ Muslim j.1 hal. 177, Sunan Nasā‟ī j.1
hal. 75, 127, 179.
Teks hadis 20
تػىعىالى اللوي فىىنػزىؿى ة بى ع الكى لى إ وي جى و يػي ف أى ب يي Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyukai sekiranya beliau
menghadap ke arah Ka'bah, maka Allah pun menurunkan ayat 40
38
Hadis pada majlis taklim pada tanggal 17 November 2017 39
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 218. 40
Hadis pada majlis taklim pada tanggal 20 November 2017
51
Untuk hadis yang ke 20 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :41
, ۱: ۱, خ , ۲, ۲: حم , ۲: ۱, فتخ ۲۲: ۲, سنة ت .۲, ۲۲: ۱, ف ۱۱, ق , : ۲, ـ ۱: , ۲: , ۱۱
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmidzī hadis ke 340,
Syarah al-Sunnatu li Bughawi: 2 : 322, Fatẖul Bari li Ibn Hajar al-‟Asqalanī: 1 :
502, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 4 : 283, 288, 304, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, j.1 hal. 16,
110, j.6 hal. 25, j.9 hal. 108, Ṣaḥīḥ Muslim: 2 : 65, 66, Sunan Ibn Mājah hadis ke
1010, Sunan Nasā‟ī j.1 hal. 242, 243,
Teks hadis 21
نػيىا كىىيى رىاغ لىوي، كىأىتػىتوي الد رىةي هىوي جىعىلى اللوي غنىاهي ف قػىلبو كىمجىىعى لىوي شى انىت اآل مىةه، كىمىن كىانىت مىن كىلىوي، كىلى يى نػىيو، كىفػىرؽى عىلىيو شى نػيىا هىوي جىعىلى اللوي فػىقرىهي بػىيى عىيػ رى لىوي.الد نػيىا إال مىا قيد تو منى الد
Barang siapa yang keinginanya hanya kehidupan akhirat maka Allah akan
memberi rasa cukup dalam hatinya, menyatukan urusanya yang mensegerakan
dunia datang kepadanya tanpa dia cari, dan barang siapa yang keinginanya
hanya kehidupan dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang
bayangi di antara kedua matanya, mencerai beraikan urusanya dan dunia tidak
akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditentukan baginya. 42
Untuk hadis yang ke 21 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
41
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 6 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 227 . 42
Hadis pada Khutbah Jmu‟at pada Masjid Jami fajar Shiddiq pada tanggal 24 November
2017.
52
takhrij hadis :43
: , تر غيب , ۱, : , اختاؼ ۲: , عر : ۱, مع ۲ت .۱۱: , جممع ۲: ۱, الشرؼ ۱, كنز ۱, مشكاة ۱۲۱
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzīhadis ke 2465, Jami‟
Bayan al-Ilmi wa Fadhlihi li Bin „Abd al-Bar: 1 : 39, Al-Mughni „an Haml al-
Asfar li „Araqi: 4 : 352, Ithaf Sadatil Al-Muttaqīn li Zubaidi: 6 : 390, 10 : 8,
Targhib wa Tarhib li Munziri: 4 : 121, Musyakāh al-Maṣābih li al-Tibrizī: 5183,
Kanz „Amal li al-Muttaqīl Hindi: 3186, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī: 3 : 11.
Teks hadis 22
مىن تىشىبوى بقىوـو فػىهيوى منػهيم
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk golongannya” 44
Untuk hadis yang ke 22 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :45
ع , جمم : , نصب ۲۲, ۱: , ش : ۲, حم ۲فوائد ۱د , فتخ , مشكاة ۲, ۲۲, ۲, كنز , , تغليق ۲۱: ۱ . : , كثري ۲: ۱
43
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid = (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h :63. 44
Hadis pada majlis taklim pada tanggal 13 November 2017 45
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 8 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 6>7
53
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Abī Dāwud hadis ke 4031,
Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 2 : 50, Musonnif bin Abī Syaybah: 5 : 313, Nasb al-
Rayat li Zaili: 4 : 95437, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī, j.10 hal. 271, Taghliq
at-Ta‟liq li Ibn Hajar al-‟Asqalanī: 955, 956, Kanzul al-„Umāl li al-Muttaqī al-
Hindī: 24680, Musyakāh al-Maṣābih li al-Tibrizī: 4347, Fatẖul Bari li Ibn Hajar
al-‟Asqalanī: 10 : 274, Tafsir Ibn Katsīr: 8 : 53.
Teks hadis 23
ي ق تى ال إ كى امى عى طى لي كي يى الى ا كى نن م ؤ مي ال إ بي اح صى تي الى Janganlah berteman kecuali dengan orang mu`min dan jangan ada yang
memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa46
Untuk hadis yang ke 23 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil sebagai
berikut :
takhrij hadis :47
.۲مي , : , حم , : ۱, سنة ۲: , ترغيب ۲, د ۲ت Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmidzī, hadis ke 2395,
Targhib wa Tarhib li Munziri: 4 : 27, Sunan Abū Dāwud 4832, Syarah al-Sunnatu
li Bughawi: 13 : 69, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 3 : 38, Sunan al-Dārimī : 2063.
Teks hadis 24
ى بى وي ن عى ط حى كى ةه جى رى ا دى بى اهللي عى فى رى ال إ ةن دى جى سى اهلل دي جي س يى د ب عى ن ا م مى ةه ئى ي ط ا
46 Hadis pada majlis taklim pada tanggal 22 November 2017
47Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 7 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h142.
54
Tidaklah seorang hamba sujud kepada Allah dengan sekali sujud kecuali
dengannya Allah akan mengangkat satu derajat dan menghapus satu kesalahan.48
Untuk hadis yang ke 24 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :49
۲, ىق ۲۲: ۲, ف ۱: ۲, ـ ۲, ۲, ۱: , حم ۱۲, ق ت .۱: , جممع :
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan Tirmidzī hadis ke 388, Sunan
Ibn Mājah hadis ke 1423, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 5 : 276, 280, Ṣaḥīḥ
Muslim: 2 : 288, Sunan Nasā‟īj.2 hal. 228, Sunan al-Kubrā lil Baihaqī: 2 : 485,
Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī, j.3 hal. 319.
Teks hadis 25
ةي ن ىى ةى مى ك ال كى اف ى في اى ال Iman itu seperti kedua belah telapak tangan dan hikmah seperti 50
Untuk hadis yang ke 25 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :51
48Hadis pada majlis taklim pada tanggal 24November 2017
49Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 9 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 271. 50
Hadis pada Khutbah Jum‟at pada tanggal 24 November 2017 51
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 4 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), juz 4 h 225.
55
, ۲۲, ۲: ۲, حم , ت , , ـ الاف ۲۱: , ۲۱: خ : ۲, , : ۱, مشكاؿ ۱۲: ۱, ال : ۱, مي ۲, ۲, ۲ ., , كنز ۱, حيدم ۲
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī j.4 hal. 217, j.5 hal.
219, Ṣaḥīḥ Muslim al-Muslim bin al-Ḥajjāj bab“ al-Imān” 89, 90, Sunan al-
Tirmidzī hadis ke 3935, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal, j.2 hal. 235, 258, 267, 270,
Sunan ad-Dārimi 1 : 37, Al-Kunā wa al-Asmā‟ li Daulābī: 1 : 172, Musykil al-
Atsar li Thahawi: 1 : 347, Musnad al-Hamidi, hal. 1049, Kanz „Amal li Al-
Muttaqīl Hindi: 33957, 33965.
Teks hadis 26
ىنىا رىاحى ثي اجلىنىابىة غيسلى اجليميعىة يػىوـى اغتىسىلى مىن نىةن قػىربى فىكى ىنىا الثانيىة الساعىة ف رىاحى كىمىن بىدى قػىربى فىكىىنىا الثالثىة الساعىة ف رىاحى كىمىن بػىقىرىةن ىنىا ابعىة الر الساعىة ف رىاحى كىمىن أىقػرىفى كىبشنا قػىربى فىكى قػىربى فىكى
ىنىا اخلىامسىة الساعىة ف رىاحى كىمىن دىجىاجىةن رىجى فىإذىا بػىيضىةن قػىربى فىكى ـي ى مىا ئكىةي حىضىرىت ال المىالى الذكرى يىستىمعيوفى
"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at sebagaimana mandi janabah, lalu
berangkat menuju Masjid, maka dia seolah berkurban seekor unta. Dan
barangsiapa datang pada kesempatan (saat) kedua maka dia seolah berkurban
seekor sapi. Dan barangsiapa datang pada kesempatan (saat) ketiga maka dia
seolah berkurban seekor kambing yang bertanduk. Dan barangiapa datang pada
kesempatan (saat) keempat maka dia seolah berkurban seekor ayam. Dan
barangiapa datang pada kesempatan (saat) kelima maka dia seolah berkurban
sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khuthbah), maka
para Malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah tersebut). 52
Untuk hadis yang ke 26 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
52
Hadis pada Khutbah Jum‟at di Masjid Jami fajar Shiddiq pada tanggal 24 November
2017.
56
takhrij hadis :53
, : ۲, حم : ۳, ف ۱۲, د الطهارة ب , ت ۱, ـ المعة ۳: ۲خ : ۳, مشكل : ۱, دتهيد ۲: ۳, إختاؼ ۲۲: ۳, ۲: ۱, ىق ۱۱موط .: ۱, ترعيب ۲
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, j.2 hal. 3, Ṣaḥīḥ
Muslim al-Muslim bin al-Ḥajjāj bab “al-Jum‟ah” 10, Sunan Tirmidzī, hadis ke
499, Sunan Abī Dāwud hadis ke bab “ at-Tohārah” 128, Sunan Nasā‟ī j.3 hal.
99, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 2 : 460, Muwatta Mālik: 101, al-Sunan al-Kubrā
li Baihaqī: 1 : 297, Ithaf Sadatu al-Muttaqīn li Zubaidi: 3 : 256, At-Tamhid li Ibn
„Abd al-Barr 10 : 80, Musykil al-Atsar li Thahawi: 3 : 249, Targhib wa Tarhib li
Munziri: 1 : 498.
Teks hadis 27
بطى عىمىليوي مىن تػىرىؾى صىالىةى العىصر فػىقىد حىBarang siapa yang meninggalkan Shalat Ashar maka batal seluruh amal.
54
Untuk hadis yang ke 27 peneliti menemukan dalam kitab takhrij
Mawsu‟ah al-Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan
dengan hasil sebagai berikut :
takhrij hadis :55
53
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, Jilid 8 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 120. 54
Hadis pada majlis taklim pada tanggal 27 November 2017 55
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 8 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 186 .
57
, : ۲, نصب : ۲, فتح ۳: , حم ۲۳: ۱, ف ۱, ۱: ۱خ: ۱ل , عل ۱۳, كنز ۳, : ۱, ترغيب , مشكاة , ۲: ۱منثور . ۲۳: ۲, ۳۱: ۱, كثري ۲, ۲
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī j.1 hal. 145, 154,
Sunan Nasā‟īj.1 hal. 236, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal: 5 : 350, Fatẖul Bari li Ibn
Hajar al-‟Asqalanī: 2 : 13, 66, Nasbu ar-Rayah li Zaili‟i: 2 : 479, Dur al-Mantsūr
li Suyūṭi: 1 : 259, Musyakāh Al-Maṣābih li Al-Tibrizī 595, Targhib wa Tarhib li
Munziri, j.1 hal. 64, Kanz al-„Umāl li al-Muttaqī al-Hindī, hadis ke 19389, „Ilal
al-Hadis li Bin Abī Hatim al-Razi 1 : 276, 277, Tafsir Ibn Katsīr: 1: 431, 2 : 234.
Teks hadis 28
هي ىسىح فىالى أىحىديكيم أىكىلى إذىا يػيلعقىو أىك يػىلعىقىهىا حىت يىدىJika salah seorang dari kalian makan, maka janganlah ia mengelap
tangannya hingga ia menjilatinya
Untuk hadis yang ke 28 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :56
.۳: , ىق ۲: , ف ۱: ۳, ـ ۲: خ Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī : 7 : 82, 3 : 1605,
Ṣaḥīḥ Muslim: 3 : 1605, Sunan Nasā‟ī 6: 267, Sunan al-Kubrā li Baihaqī: 453.
Teks hadis 29 ن مىن اىطىا عىن فػىقىد أىطىاعى اهللى كى مىن عىصىا ىن فػىقىد عىصىى اهللى كى مىن ييطع االى ميػرى فػىقىد اىطىا عىن كى مى
رى فػىقىد عىصىا ىن يػىعص االى ميػ
56Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Hadis al-
Nabawi al-Syarif, jilid 1 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990) h 260.
58
Barang siapa yang taat kepada ku maka dia taat kepada Allah dan sebaliknya
barangsiapa membangkang terhadapku, ia membangkang Allah, dan barangsiapa
mentaatiku amirku berarti ia mentaatiku, dan barangsiapa membangkang amirku,
berarti ia membangkang terhadapku. 57
Untuk hadis yang ke 29 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :58
: ۲, حم ۲, , ق ۲: , ۱: , ف , ۲, ـ المارة خ : : , ىق ۱۱, ۱, , ۱, , ۲, ۱, ۲, ۲۲, ۲,
۱, فتخ ۱, مشكاة ۱: ۲, منثور ۲, ىب ۱۲, ۱۲۱: , ؾ ۱: , ط : ۱, معان ۲: , قرطيب ۱, : ۲, كثري ۱۱۲, ۱۱۱:
۲ . Hadis tersebut terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī: 77, Ṣaḥīḥ Muslim
al-Muslim bin al-Ḥajjāj, bab “al-Imārah” 32 : 33, Sunan an-Nasā‟ī 7 : 154, 8 :
286, Sunan Ibn Mājah, hadis ke 30, 2859, Musnad Aḥmad bin Ḥanbal, j.2 hal. 93,
244, 252, 270, 313, 342, 386, 416, 467, 471, 511, Sunan al-Kubrā lil Baihaqī, j.8
hal. 155, Mustadrak al-Ḥākim, j.3, hal. 121, 128, Dār al-Mantsūr li al-Suyūṭi, 2 :
176, Musyakāh Al-Maṣābih li Al-Tibrizī hal. 3361, Fatẖul Bari li Bini Hajar al-
‟Asqalanī, j.13 hal. 11, 112, Tafsir Ibn Katsīr, j.2 hal. 493, Tafsir al-Qurtubī: 5 :
288, Syarh Maanil Atsar, j.1 hal. 404, Tārīkh Baghdadi li Khatīb al-Baghdadi8 :
72.
Teks Hadis 30 .
ةن صىلى اللوي عىلىيو عىشرنا مىن صىلى عىلىي كىاحدى
57
Hadis pada majlis taklim pada tanggal 29 November 2017 58
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Ḥadis al-
Nabawī al-Syarif, jilid 8 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h 100.
59
Barang siapa yang bershalawat kepadu ku satu kali maka aku bershalawat
atasnya sebanyak 10 kali.59
Untuk hadis yang ke 30 peneliti menemukan dalam kitab takhrij Mawsu‟ah al-
Atraf al-Syarif Hadits dari awal matan hadis, peneliti menemukan dengan hasil
sebagai berikut :
takhrij hadis :60
۱۲: ۱, جممع , ۱۳, د ۱: ۲, ش , ۳۲: ۲, حم : ۳ف : ۱, ـ ۱۳, كنز ۱: ۱۱, فتخ ۲۱: , منثور ۱, مشكاة ۱: ۳, سنة ۳ .
Hadis tersebut terdapat dalam kitab Sunan an-Nasā‟ī 3 : 50, Musnad Aḥmad
bin Ḥanbal 2 : 372, 485, Muṣannaf Ibn Abī Syaybah, j.2 hal. 517, Sunan Abu
Dāwud, hadis ke 1530, Majma‟ al-Zawa‟id li Haitsamī, j.10 hal.162, Syarah al-
Sunnatu lil Bughawi: 3 : 195, Musyakāh al-Maṣābih li al-Tibrizī 916, Al-Dār al-
Mantsūr li al-Suyūṭi 5 : 218, Fatẖul Bari li Bini Hajar al-‟Asqalanī 11 : 167,
Kanz al-„Umāl li al-Muttaqī al-Hindī, hadis ke 1435,
C. Akurasi
AKURAT KURANG AKURAT TIDAK AKURAT
17 7 1
Hadis 1
. م كي ي لى عى اهلل تى مى ع ن كى ري دى ز تػى الى , م كي ق و فػى ىيوى ن مى لى ا ا ك ري ظي ن تػى الى , كى م كي ن م ل فى س أى ن م لى إ ك ري ظي ن أي
59
Hadis pada majlis taklim pada tanggal 24 November 2017 60
Abu Hajar Muhammad al-Sai‟id bin Basyuni Zaghlul, Mawsuah Atraf al-Ḥadis al-
Nabawī al-Syarif, Jilid 8 (Beirut : Dar Kutub al-Ilmiyyah, 1990) h 369.
60
, ةى رى يػ رى ىي ب أى ن , عى ح ال صى ب أى ن , عى ش مى ع لى ا ن , عى ع ي ك كى كى ة يى اك عى مي و بػي ا أى نى ثػى د : حى اؿى , قى بو ي ر كى و بػي أى نى ثى د حى و فػى ىيوى ن م لى ا ا ك ري ظي ن تػى الى , كى م كي ن م ل فى س أى ن م لى إ ك ري ظي ن أي )مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى اؿى : قى اؿى قى 61.)م كي ي لى عى اهلل تى مى ع ن كى ري دى ز تػى الى ف اى ري دى ج أى وى هي , فػى م كي ق
Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis setelah
lafadz م كي ق و فػى ىيوى ن مى ada lafadz ف اى ري دى ج أى وى هي فػى . Hadis 2
نػيىا نػىفسى اهللي عىنوي كير بىةن من كيرىب يػىوـ القيىا مىة مىن نػىفسى عىن ميؤ من كيربىةن من كيرىب الد
: قى ، عىن أىب ىيرىيػرىةى قىاؿى ثػىنىا أىبيو عىوىانىةى، عىن الىعمىش، عىن أىب صىالحو : حىد ثػىنىا قػيتػىيبىةي قىاؿى اؿى رىسيوؿي حىدنػيىا، نػىفسى اللوي عىنوي كيربىةن من كيرىب مىن »اللو صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى: نػىفسى عىن ميؤمنو كيربىةن من كيرىب الد
رىة، كىاللوي ف عىوف العىبد، مىا كىافى نػيىا كىاآل تػىرىهي اللوي ف الد ، سى تػىرى عىلىى ميسلمو رىة، كىمىن سى العىبدي ف اآليو 62 عىوف أى
Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis setelah
karena setelah hadis tersebut masih ada كاهلل ف عوف العبد ada lafadz يػىوـ القيىا مىة
kelanjutanya.
Hadis 3
و ت يى ع رى ن عى ؿه ؤي س مى م كي ل كي كى اعو رى م كي ل كي
صلى اهلل عليو كسلم , قػيتػىيبىةي , قىاؿى : حىد ثػىنىا الليثى , عىنى نىافع , عىن ابن عمىرى , عىن انيب حىد ثىناى , فىا لى ميػري كى الرجيلي رىاعو عىلىى أىىل بػىيتو كىىيوى مىسؤيؿه )أىالى كيلكيم رىاعو كىكيلكيم مىسؤيؿه عىن رىعيىتو قىاؿى : )
61
Muslim bin al-Hajjāj Abu al-Hasan al-Qusāyiri an-Naisaburi, Musnad as-Sḥaḥīḥ al-
Muhtasir, juz 977<: . 62
Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Ghārib al-Islami juz 4 h 34.
61
يديهي كى ا كىىيى مىسؤيلىةه عىنوي , كىالعىبدي رىاعو عىلىى مىاؿ سى ىرأىةي رىاعيىة عىلىى بػىيت بعىلهىىيوى مىسؤيؿه عىنوي عىنػهيم , كىامل
مىسؤيؿه عىن رىعيىتو. , اىالى فىكيلكيم راىعو كىكيلكيم 63
Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis
sebelum lafadz اعو رى م كي ل كي ada lafadz أىالى kemudian hadisnya pun hanya ada
potongan hadis.
Hadis 4
يلي اجلىنةى مىن كىافى ف قػىلبو مثػقىاؿى ذىرةو من كبو الى يىد
اـو الرفىاعي , قاؿى : حىد ثػىنىا أىبػيو بىكرو بن عىباسو , عىن الىعمىش , عىن إبػرىىيمى , عىن حىد ثػىنىا أىبػيو ىشىي اهللي عىلىيو كى سىلم : ) عىلقىمىةى , عىن عىبدي اهلل , قىاؿى : رىسيوؿي اهللي صىلى لي اجلىنةى مىن كىافى ف قػىلبو الى يىد
يلي النار مىن كىافى ف قػىلبو ر دىؿو من كبو , كىالى يىد ى بةو مىن مىن إىافن مثػقىاؿى حى بة و 64(مثػقىلى حىPerbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis setelah
lafadz بو مثػقىاؿى ف قػىل masih ada kelanjutan dan juga tidak ada lafadz ذىرةو .
Hadis 5
ا من نىلو أىفضىلى من أىدىبو حىسىنو مىا نىىلى كىالده كىلىدن
ثػىنىا أىي : حىد ، قىاؿى ثػىنىا عىامري بني أىب عىامرو اخلىزازي : حىد ثػىنىا نىصري بني عىلي اجلىهضىمي، قىاؿى وبي بني حىد: مىا نىىلى كىالده كىلى ه، أىف رىسيوؿى اهلل صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى قىاؿى ا من نىلو ميوسىى، عىن أىبيو، عىن جىد دن
65 أىفضىلى من أىدىبو حىسىنو.
63
Muslim bin al-Hajjāj Abu al-Hasan al-Qusyāiri an-Naisaburi, Musnad as-Ṣhaḥiḥ al-
Muhtasir, Juz 3 h 1459. 64Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Ghārib al-Islami juz 4 h 360. 65
Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 4 h 409.
62
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis adalah lafadz yang disampaikan sama akan tetapi hanya sepenggal saja dari
keseluruhan hadis tersebut.
Hadis 6
يىا ريكيم ااسنيكيم اءى ضى قى اىحى
ةى مى لى سى ب أى ن , عى ل ي هى كي ن ب ةى مى لى سى ن , عى ح ا ل صى ن ب ي ل عى ن , عى ع ي ك ا كى نى ثػى د : حى اؿى , قى ب ي رى ا كي نى ثػى د حى نى آ م رى يػ ى , سنا فىاعطىاهي سنا ا ن س مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى ضى رى ق تػى س : ا اؿى , قى ةى رى يػ رى ىي ب أى ن , عى ااسنيكيم قى اؿى قى , كى و ن س يىا ريكيم اىحى 66 ( اءى ضى : )
Tidak ada Perbedaan hadis yang di kutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama .
Hadis 7
يػري كي ى ىطاءه كى ـى اخلىطا ئيى التػوىبػيوفى ل بىن اىدى
اؿى , قى ي ل اى البى ةى دى عى س مى ن ب ي لى ا عى نى ثػى د : حى اؿى , قى ب اب حي ني ب دي ي ا زى نى ثػى د حى اؿى , قى عي ي ن بن مى دي حى ا أى نى ثػى د حى يػري اخلىطا : ) اؿى قى مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى يب لن ف , اى س نى أى ن , عى ةي دى تى ا قػى نى ثػى د : حى ى ىطاءه كى ـى كيل بىن اىدى
67ئيى التػوىبػيوفى(Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 8
ى لىو الى ةو عندى كيل هيم با السوىاؾ مىرتػي اىف اشيق عىلىى أيمت لى صىالى
66Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 3 h 599. 67
Ibn Majah Abū Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibn Majah, dāar al-Ihyā al-
Kutūb al-Arābiyah juz 2 h 1420.
63
ب أى ن , عى ة مى لى سى ب أى ن ك , عى ر م عى ن حممد ب ن اف , عى مى ي لى بن سي ةي دى ب : عى اؿى , قى بو ي رى كي و بػي ا أى نى ثػى د حى ى لىو الى اىف اشيق عىلىى : ) مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿي و سي رى اؿى : قى اؿى , قى ةى رى يػ رى ىي هيم با السوىاؾ مىرتػي أيمت لى
ةو( عندى كيل 68 صىالى
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 9
و ن رى ص ن يػى ك أى و ا ن دى و هي يػى هي و بػي ى ة فى رى ط ى الف لى عى دي لى و يػي دو لي و مى ل كي
ا نى ثػى د : حى اؿى , قى ا ن نى البػي ةى عى يػ ب بن رى ز ي ز العى دي ب ا عى نى ثػى د : حى اؿى , قى م ر ص البى ي ع طى القي يى يى ن ا حممد ب نى ثػى د حى دو لي و مى ل : ) كي مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى اؿى : قى اؿى , قى ةى رى يػ رى ىي ب أى ن , عى ح ل صى ب أى ن , عى ش مى ع الى كى ال ذى لى ب قػى كى لى ىى ن مى اهلل فى ؿى و سي ارى : يى لى ي ( ق و ان كى ر شى يي ك أى و ن رى ص ن يػى ك أى و ا ن دى و هي يػى هي و بػي ى ة فى رى ط ى الف لى عى دي لى و يػي
69( . وب يى ل مى ع اى و نػي ا كى بى مي لى ع اى : )اهللي اؿى ؟ قى Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis
lafadz tersebut sama.
Hadis 10
. وب ل ى اهلل قػى لى عى اهلل عى ب ا طى ا بى انى و هى ( تػى اتو رى مى ثى الى )ثى ةى عى م اجلي ؾى رى تػى ن مى
رى ش ي ن ب ي ل ا عى نى ثػى د حى ن ب ةى دى ي ب عى ن ك , عى ر م عى ن حممد ب ن , عى سى ني و يػي ن ب سى ي ا ع نى رى بػى : اى اؿى , قى ـو
: اؿى ك , قى ر م عى ن حممد ب مى عى ا زى مى ي ف ةن بى ح صى وي لى ت ا نى كى , كى م ر م الض ن ع يػى د ع اجلى ب ، أى ن اف , عى يى ف سي ى اهلل لى عى اهلل عى ب ا طى ا بى انى و هى ( تػى اتو رى مى ثى الى ثى ) ةى عى م اجلي ؾى رى تػى ن مى : ) م ل سى ى اهلل عليو كى ل اهلل صى ؿى و سي رى اؿى قى 70 (.وب ل قػى
68Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 1 h 76. 69
Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 4 h 447. 70
Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 1 h 630.
64
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 11
رىة كىالذم لىقتيم لألى ى لىقتي لىكيم كىاىنػتيم ى وت ميستػىعتىبه كىالى بػىعدى فىاف الدنى ىنػىفسي بيىده مىا بػىعدى امل
نػيىا منى دىاره إال جلىنة أىك النار الد
بػىرىنىا أىبيو عىبدي اهلل الىا فظي, أىنىا عىبدي اهلل الصىفر, ثػىنىا أىبػيو بىكر بني أىب الد نػيىا, حىد ثى بني عىبدي ن اىحىدي أىيطىبى انيبي صلى اهلل عليو : قىاؿى الىسىنى البىصرم: طىلىبىت كي, قىاؿى
ىعفىرو امل , حىد ثىن اىبػيو جى الىعلىى
ىلتيوي عىن ذىلكى فػىقىاؿى مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى كسلم ف اجليميعىة فىىعيىتن فىلزمتي رىجيالن من أىصحىاب النيب فىسىطبىتو يوماجلمعة: " يا أيها الناس, إف لكم علما فانتهوا إل علمكم, كإف لكم : كىافى يػىقيوؿي ف
يىدرم كىيفى صىنىعى اهللي ؤمنى بػىيى خمىىافػىتػىي بػىيى أىجىلو قىد مىضىا الىيفيو, كىبػىيى هناية فانتوا إل هنيتكم, فىإف امل
رىت ىرءي لنػىفسو, كىمن دينػيىاهي لىو, كىمنى الشبىب أىجىلو قىد بىقي الى يىدرم كىيفى اهللى بصىانىعى فيو, فػىليىتػىزىكدي امل
رىة كىالد لىقتيم لألى ى ة قػىبلى السقىم, فىإنكيم , كىمنى الصحى لىقتى لىكيم, كىالذم بيىده مىابػىعدى قػىبلى اهلىرـى ى نػيىا نػيىا دىاره إال اجلىنة كى النار, كىاستػىغفري اهللى ل كىلىكيم. و ت من ميستػىعتىبو كىمىا بػىعدى الد
ى 71 امل
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 12
ؿي الى الى ي ر ح تى ب ت سى ي ا لى يى نػ د لا ف ة ادى ىى لز
ن مد ب ا حمنى رى بػى : أى اؿى , قى ن حى الر دي ب اهلل عى دي ب ا عى نى ثػى د حى ي اؿى , قى د اق كى ن ك ب ري م ا عى نى ثػى د : حى اؿى ؾ , قى ارى بى امل
مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى يب الن ن , عى ر ذى ب أى ن , عى ن الى و اخلى يسى ر د إ ب أى ن , عى س ل بن جى سي و نػي و ا يػي نى ثػى د : حى ة عى ا إضى الى كى ؿي الى الى ي ر ح تى ب ت سى ي ا لى يى نػ د ال ف ة ادى ىى : )الز اؿى قى
ى في و كي تى الى ف ا أى يى نػ الد ف ةي ادىى الز ن ك لى كى اؿي امل
71
Ahmad bin al-Husain Abu Bakr al-Baihaqi, Syu‟abul Iman, Juz 13 (Riyādl: Maktabah
al-Rusyd, 2003), h 153.
65
ا بىكى بي و ثػى مب ف يىدىكىا ف في و ك تى أنػ اهلل كى دى يى ا ف دم قى ثى ك اى ؾى دى يى ا ف بى ي بي غى ر ا أى بى تى ب ص أي نتى ا اى ذى إ ة بى ي ص مل
72. كى لى ة يى ق ب ا أى هن أى و ا لى هى يػ ف Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis setelah
lafdz ؿي الى الى ي ر ح تى ب ada lafadz ة عى ا إضى الى كى ىاؿي امل hadis ini disampaikan hanya sepenggal
saja.
Hadis 13
، عىن عيميره فيمى أىفػنى ـى يػىوـى القيىامىة من عند رىبو حىت ييسىؿى عىن خىسو ـي ابن آدى كىعىن اهي، الى تػىزيكؿي قىدىشىبىابو فيمى أىبالىهي، كىمىالو من أىينى اكتىسىبىوي كىفيمى أىنػفىقىوي، كىمىاذىا عىملى فيمىا عىلمى.
ثػىنىا ثػىنىا العىقىدم ميعىاذو بني بشري حىد عىن الىسىن عىن قػىتىادىةى عىن عىريكبىةى أىب بن سىعيد عىن زيرىيعو بني يىزيدي حىدـه قىاؿى كىسىلمى عىلىيو اللوي صىلى النيب عىن سىيرىةى ـه العىرىب أىبيو سىا ا 73 الركـ أىبيو كىيىافثي الىبىش أىبيو كىحى
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 14
؟ ن ا ئ زى اخلى نى م ااذى مى ت نى تػ الف نى م ةى لى يػ اهلل الى ؿى ز ن أي اذى مى اهلل نى حى ب سي
ن , عى م ر ى الز ن , عى ره مى ع ا مى نى رى بػى : أى اؿى , قى اؾ رى بػى امي ن اهلل ب دي ب ا عى نى ثػى د : حى اؿى , قى رو ص بن نى دي ي وى ا سي نى ثػى د حى اذى مى اهلل نى حى ب : سي اؿى قى فػى ةى لى يػ لى ظى قى يػ تػى س ا مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى يب الن ف , أى ةى مى لى سى ـ أي ن , عى ثار الى ت ن ب دى ن ى ف ة ي اس كى ب ارى ؟ يى ات رى جي الي بى اح وى صى ظي ق و يػي ن ؟ م ن ا ئ زى اخلى نى م ااذى مى ت نى تػ الف نى م ةى لى يػ اهلل الى ؿى ز ن أي
. ة رى م االى ة يى ار ا عى يى نػ الد 74
72
Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Ṭirmidzi , Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 4 h 149. 73
Muhammad bin Isa bin Sūrah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz : h 218. 74
Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Ṭirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 4 h 487.
66
Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis setelah
lafadz ت نى تػ الف نى م ada lafadz ن ا ئ زى اخلى نى م ااذى مى .
Hadis 15
و ي لى اعى اهللي حى تى ا فػى م لى فػى م كي بي اح ى صى لى ا عى و ل صى
ثي ي ال ن ثى د حى , قاؿى ح ال صى ن اهلل ب دي ب ا عى نى ثػى د : حى اؿى , قى م ذ م ر التػ اس ب بن عى ـي و تػي ك مى ل ض الفى و بػي أى ن ثى د حى ف , أى ةى رى يػ رى ىي ب أى ن , عى ن حى الر د ب عى بني ةى مى لى سى و بػي أى ن رى بػى : أى اؿى , قى ابو هى ش ن ب ا ن , عى له ي قى عه ن ثى د : حى اؿى قى .مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى
ل جي الر ى ب تى ؤ يػي افى كى ي ؾى رى تػى وي ن أى ثى د حي ف إ ( . فى اءو ضى قى ن م و ن ي دى ل ؾى رى تػى ل ىى : )وؿي قي يػى , فػى ني ي الد و ي لى , عى ؼ وى تػى امل
ا ب لى ك ا أى نى : أى اؿى قى و ي لى اعى اهللي حى تى ا فػى م لى فػى م كي بي اح ى صى لى ا عى و ل صى ) :يى م ل س مي ل ل اؿى قى ال إ , كى و ي لى ى عى ل صى اءى فى كى ي نى م فى توي ن مى , فى م ه س في نػ أى ن م يى ن م ؤ مل
ي( و ت ث رى وى ل وى هي فػى االى مى ؾى رى تػى ن م , كى هي ا ؤي ضى ى قى لى , عى انن يػ دى ؾى رى تػى فػى يى م ل س امل
.75 Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis
berbeda di karenakan sebelum lafadz او لي صى ada lafadz يى م ل س مي ل ل maka dari itu
pengutipan ini melewati dari susunan hadisnya.
Hadis 16
اورى بن ا قػى ىى كى ذي خ ت تػى الى كى م كي ت يي بػي ا ف و لي صى
، عىن الن . ، عىن ابن عيمىرى ، عىن نىافعو بػىرىنىا أىيوبي ثػىنىا عىبدي الوىىاب، أى ، حىد ثػىنىا ابني الميثػىن يب صىلى كحىد : ا قػيبيورنا»اهللي عىلىيو كىسىلمى، قىاؿى صىلوا ف بػيييوتكيم، كىالى تػىتخذيكىى
76
75Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa, al-Jami al-Kabir Sunan at-Ṭirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 2 h 373. 76
Muslim bin al-Hajjaj Abū al-Hasan al-Qusyāiri an-Naisaburi, Musnad as-Ṣḥahiḥ al-
Muhtasir , juz 1 h 539.
67
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 17
بػوا أىصىحىاب فػىوىالذم نػىفسي بيىده لىواىنػفىقى أىحىديكيم مثلى أىحىديكيم ذىىىبى تىسى مىا أىدرىؾى الى
ثػىنىا أىبيو فى حىد ثػىنىا حمىميودي بني غىيالى عتي ذىكوىافى أىبىا صىالحو حىد دىاكيدى قىاؿى أىنػبىىنىا شيعبىةي عىن الىعمىش قىاؿ سىذم نػىفسي عىن أىب سىعيدو اخليدرم قىاؿى قىاؿى رىسيوؿي اللو صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى الى تىسيبوا أىصحىاب فػىوىال
دىم كىالى نىصيفبيىده لىو أىف أىحىدىكي بنا مىا أىدرىؾى ميد أىحى 77م أىنػفىقى مثلى أيحيدو ذىىىHadis 18
كىالنػفسي بالنػفس كىالتارؾي لدينو الميفىارؽي للجىمىاعىة
بػىرىنىا أىبيو ميعىاكيىةى، عىن الىعمىش، عىن عىبد ، أى ثػىنىا عىمريك بني عىوفو ، عىن حىد اللو بن ميرةى، عىن مىسريكؽو، يىشهىدي أى ـي رىجيلو ميسلمو ل دى : قىاؿى رىسيوؿي اللو صىلى اهللي عىلىيو كىسىلمى: " الى يى ف الى إلىوى إال عىبد اللو، قىاؿى
: الثػي ثو بي الزان، كىالنػفسي بالنػفس، كىالتارؾي لدينو الميفىارؽي اللوي، كىأىن رىسيوؿي اللو، إال بإحدىل ثىالى 78للجىمىاعىة
Hadis 19
ب ى ض وى تػى يػى افى كى ى ي ا ك كى مى ة سى م بى لي س تى غ يػى كى ؾ و كي امل
، عىن عىبد اللو بن عيسىى، عىن ابن جىبو، عىن أىنىس ثػىنىا كىكيعه، عىن شىريكو : حىد ناده قىاؿى ثػىنىا ىى بن حىد : ، أىف رىسيوؿى اللو صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى قىاؿى ف من مىاءو »مىالكو ا «: »ييزئي ف الويضيوء رطالى حىديثه ىىذى
ا اللفظ ديث شىريكو عىلىى ىىذى ، الى نػىعرفيوي إال من حى كىرىكىل شيعبىةي، عىن عىبد اللو بن عىبد اللو بن « غىريبه
77
Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa, al-Jami al-Kabir Sūnan at-Ṭirmidzi, Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 7 h 507. 78
Abū Sulaimān bin al-As‟as bin Ishaq, Sunan Abi Daūd, Beirut al-Maktabah al-ash-
Riyah juz 4 h 126.
68
ك »جىبو، عىن أىنىس بن مىالكو ىي بامل ة أىف النيب صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى كىافى يػىتػىوىض وؾ، كىيػىغتىسلي بىمسى
مىكىاكي 79
Hadis 20
ة بى ع الكى لى إ وي جى و يػي ف أى ب يي
ثػىنىا ناده حىد ثػىنىا ىى ـى لىما قىاؿى عىازبو بن البػىرىاء عىن إسحىقى أىب عىن إسرىائيلى عىن كىكيعه حىد اللو رىسيوؿي قىدقدس بػىيت نىوى صىلى المىدينىةى كىسىلمى عىلىيو اللوي صىلى بػعىةى أىك ستةى المى اللو رىسيوؿي كىكىافى شىهرنا عىشىرى سىب كىسىلمى عىلىيو اللوي صىلى عبىة إلى يػيوىجوى أىف يي اء قىد نػىرىل تػىقىلبى ( تػىعىالى اللوي فىىنػزىؿى الكى كىجهكى ف السمى
لىةن تػىرضىاىىا فػىوىؿ كىجهى ـ فػىلىنػيوىليػىنكى قبػ سجد الىرىا ، (كى شىطرى المى ب ذىلكى عبىة، كىكىافى يي ، فػىوىجوى نىوى الكى، ثي مىر عىلىى قػىوـو منى الىنصىار كىىيم ريكيوعه ف صىالىة العىصر نىوى بػىيت فىصىلى رىجيله مىعىوي العىصرى
: ىيوى يىشهىدي أىنوي صىلى مىعى رىسيوؿ اهلل صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى، كىأىنوي قىد كىج قدس، فػىقىاؿى عبىة، المى وى إلى الكى: فىانىرىفيوا كىىيم ريكيوعه. 80قىاؿى
Hadis 21
رىةي انىت اآل نػيىا كىىيى رىاغمىةه مىن كى لىوي، كىأىتػىتوي الد هىوي جىعىلى اللوي غنىاهي ف قػىلبو كىمجىىعى لىوي شى
، عىن يىزيدى بن أىبىافى كىىيوى الرقىاشي، ثػىنىا كىكيعه، عىن الربيع بن صىبيحو : حىد ناده، قىاؿى ثػىنىا ىى عىن أىنىس بن حىدرىةي هىوي جىعىلى اللوي غنىاهي ف قػى مىال انىت اآل : قىاؿى رىسيوؿي اهلل صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى: مىن كى ، قىاؿى لبو كو
نػيىا هىوي جىعىلى اللوي فػىقرىهي بػى نػيىا كىىيى رىاغمىةه، كىمىن كىانىت الد نػىيو، كىفػىرؽى عىلىيو كىمجىىعى لىوي شىلىوي، كىأىتػىتوي الد يى عىيػنػيىا إال مىا قيدرى لىوي. لىوي، كىلى يىتو منى الد 81. شى
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 22
79
Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa, al-Jamī al-Kabir Sunan at-Tirmidzi , Beirut
dāar al-Ghārib al-Islami juz 7 h 507 80
Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa, al-Jamī al-Kabir Sunan at-Tirmidzi , Beirut
dāar al-Ghārib al-Islami juz 4 h 224. 81
Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa, al-Jamī al-Kabir Sunan at-Tirmidzi, Beirut
daar al-Gharib al-Islami juz 4 h 651.
69
هيم مىن تىشىبوى بقىوـو فػىهيوى منػ
ثػىنىا ، حىد ثػىنىا عىبدي الرحىن بني ثىابتو ثػىنىا أىبيو النضر، حىد يبىةى، حىد ثػىنىا عيثمىافي بني أىب شى حىسافي بني حىد: قىاؿى رىسيوؿي اللو صىلى اهللي عىلىيو كى ، قىاؿى ، عىن ابن عيمىرى مىن تىشىبوى »سىلمى: عىطيةى، عىن أىب مينيبو اجليرىشي
82« .بقىوـو فػىهيوى منػهيم Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis lafadz
ضو رى مى الى كى masih dilanjutkan oleh lafadz و كل ر ى الد ـي و صى وي ن عى ض ق يػى لى
Hadis 23
ي ق تى ال إ كى امى عى طى لي كي يى الى ا كى نن م ؤ مي ال إ بي اح صى تي الى
نى رى بػى : أى اؿى , قى ر ص نى ن ب دي ي وى اسي نى ثػى د حى ي, ف الى ي غى ن ب لي ا ا سى نى ثػى د : حى اؿى , قى وو ي رى , ابن شي ةى وى يػ حى ن , عى ؾ رى بػى ا ابن امل
ب أى ن , عى م ثى ي اهلى ب أى ن عى ك : أى مه لى : سى اؿى , قى م ر د اخلي دي ي ع ا سى بى أى عى سى وي ن أى هي رى بػى أى يبى ج الت سو ي قػى ن ب دى ي ل الوى ف أى كى امى عى طى لي كي يى الى ا كى نن م ؤ مي ال إ بي اح صى تي )الى : ؿي و قي يػى مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى عى سى وي ن أى د ي ع سى 83.( ي ق تى ال إ
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 24
ى بى وي ن عى ط حى كى ةه جى رى ا دى بى اهللي عى فى رى ال إ ةن دى جى سى اهلل دي جي س يى دي ب عى ن ا م مى ةه ئى ي ط ا
اـو شى بن ى دي ي ل ا الوى نى ثػى د : حى اؿى , قى ي اع زى كى الى ن , عى مو ل س بن مي دي ي ل ا الوى نى ثػى د : حى اؿى , قى ارو م عى و بػي ا أى نى ثػى د حى ي اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى لى و مى افى بى و ثػى تي ي ق : لى اؿى , قى م ر مى ع اليػى ةى حى ل ابن طى افي دى ع ا مى نى ثػى د : حى اؿى , قى ي ط ي عى امل , ثي اي ل مى ن عى تى ك سى ؟ فى ةى ن اجلى اهللي نى لي ي د يى كى و ب اهللي ن عى فى نػ يػى لو مى ى عى لى عى ن ل , دي وي لى تي ل قي , فػى مى ل سى كى و ي لى عى
82
Abī Dāwud Sulayman bin al-Asy‟ats al-Sijīstānī, Sunan Abī dāwud , Juz 4 (Rīyadh:Dār
al-Ḥadis, 2009) h 324. 83
Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa, al-Jamī al-Kabir Sunan at-Ṭirmidzi , Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 4 h 187.
70
دي ب عى ن ا م مى : ) ؿي و قي يػى مى ل سى كى و ي لى عى اهللي لى صى اهلل ؿى و سي رى تي ع سى ن إ , فى د و جي الس ب كى ي لى : عى اؿى قى فػى ل إ تى فى التػى ى بى وي ن عى ط حى كى ةه جى رى ا دى بى اهللي عى فى رى ال إ ةن دى جى سى اهلل دي جي س يى 84( .ةه ئى ي ط ا
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 25
ةه ي ن ىى ةى مى ك ال كى اف ى في اى ال
ثػىنىا عىبدي اهلل بني ا كىحىد ، عىن الزىرم، بىذى بػىرىنىا شيعىيبه اف، أى بػىرىنىا أىبيو اليىمى ، أى ارمي عىبد الرحىن الدسنىاد مثػلىوي، كىزىادى: ىافي ىىافو كىالكمىةي ىىانيىةه »ال 85.ال
Perbedaan hadis yang di kutip dan yang ada dalam kitab-kitab hadis lafadz
في اى ال sebelumnya di dahului oleh lafadz ةن دى ئ ف أى ؽي ر أى كى .
Hadis 26
ىنىا رىاحى ثي اجلىنىابىة غيسلى اجليميعىة يػىوـى اغتىسىلى مىن نىةن قػىربى فىكى بىدى
ثػىنىا بػىرىنىا قىاؿى ييوسيفى بني اللو عىبدي حىد صىالحو أىب عىن الرحىن عىبد بن بىكر أىب مىولى سيىي عىن مىالكه أى يػىوـى اغتىسىلى مىن قىاؿى كىسىلمى عىلىيو اللوي صىلى اللو رىسيوؿى أىف عىنوي اللوي رىضيى ىيرىيػرىةى أىب عىن السماف ىنىا رىاحى ثي اجلىنىابىة غيسلى اجليميعىة نىةن قػىربى فىكى ىنىا الثانيىة الساعىة ف رىاحى كىمىن بىدى رىاحى كىمىن بػىقىرىةن قػىربى فىكى
ىنىا الثالثىة الساعىة ف ىنىا الرابعىة الساعىة ف رىاحى كىمىن أىقػرىفى كىبشنا قػىربى فىكى ةن قػىربى فىكى رىاحى كىمىن دىجىاجىىنىا اخلىامسىة الساعىة ف رىجى فىإذىا بػىيضىةن قػىربى فىكى ـي ى مىا ئكىةي حىضىرىت ال 86الذكرى يىستىمعيوفى المىالى
84Muhammad bin Isa bin Surah bin Mūsa al-Jami al-Kabir Sunan at-Tirmidz , Beirut
dāar al-Gharib al-Islami juz 1 h 499. 85
Muslim bin al-Hajjāj Abū al-Hasan al Quasāyri an-Naisaburi, Ṣaḥīḥ Muslim Beirut
dāar ihyā at-Tarasi al-Arabi juz 1 h 73. 86
Muhammad bin Ismaīl Abū Abdullah al-Bukhārī al-Ja‟fi, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, dāar tuqā
an-Najah juz 2 h 3.
71
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 27
بطى عىمىليوي مىن تػىرىؾى صىالىةى العىصر فػىقىد حى
ثريو، عىن أىب ق ثػىنىا يىيى بني أىب كى : حىد ـه، قىاؿى ثػىنىا ىشىا : حىد ثػىنىا ميسلمي بني إبػرىاىيمى، قىاؿى الىبىةى، عىن أىب حىدةى ف غىزكىةو ف : كينا مىعى بػيرىيدى ليح، قىاؿى
ى: بىكريكا بصىالىة العىصر، فىإف النيب صىلى امل ، فػىقىاؿى يػىوـو ذم غىيمو
: 87«مىن تػىرىؾى صىالىةى العىصر فػىقىد حىبطى عىمىليوي »اهللي عىلىيو كىسىلمى قىاؿىTidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 28
هي ىسىح فىالى أىحىديكيم أىكىلى إذىا ا أىك يػىلعىقىهىا حىت يىدى يػيلعقىهى
ثػىنىا ثػىنىا اللو عىبد بني عىلي حىد صىلى النيب أىف عىباسو ابن عىن عىطىاءو عىن دينىارو بن عىمرك عىن سيفيىافي حىدهي ىسىح فىالى أىحىديكيم أىكىلى إذىا قىاؿى كىسىلمى عىلىيو اللوي ا أىك يػىلعىقىهىا حىت يىدى يػيلعقىهى
88
Tidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
Hadis 29
مىن عىصىا ىن فػىقىد عىصىى اهللى كى مىن ييطع االى ميػرى فػىقىد اىطىا عىن كى مىن عىن فػىقىد أىطىاعى اهللى كى مىن اىطىارى فػىقىد عىصىا ىن يػىعص االى ميػ
87Muhammad bin Ismaīl Abu Abdullah al-Bukhārī al-Ja‟fi, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī dāar tuqā
an-Najah juz 1 h 115. 88
Muhammad bin Ismail Abū Abdullah al-Bukhārī al-Ja‟fi, Ṣḥaḥīḥ al-Bukhārī dāar tuqā
an-Najah juz 7 h 82.
72
ثػىنىا الىعمىشي : حىد ثػىنىا كىكيعه قىاؿى : حىد يبىةى، كىعىلي بني حميىمدو قىاالى ثػىنىا أىبيو بىكر بني أىب شى عىن أىب ، حىد: قىاؿى رىسيوؿي اللو صىلى اهللي عىلىيو كىسىلمى: ، عىن أىب ىيرىيػرىةى، قىاؿى مىن أىطىاعىن، فػىقىد أىطىاعى اللوى، »صىالحو
ـى، مىا ـى، فػىقىد أىطىاعىن، كىمىن عىصىى ال مىا 89«فػىقىد عىصىان كىمىن عىصىان، فػىقىد عىصىى اللوى، كىمىن أىطىاعى الHadis 30
ةن صىلى اللوي عىلىيو عىشرنا مىن صىلى عىلىي كىاحدىبػىرىنىا الفىضلي بني اليبىاب، قى ثػىنىا ميوسىى عىن أى : حىد ء، عىن أىبيو، عىن اؿى عفىرو، عىن العىالى إسىاعيلى بن جى
: أىب ىيرىيػرىةى، أىف النيب ةن صىلى اللوي »صىلى اللوي عىلىيو كىسىلمى، قىاؿى 90« عىلىيو عىشرنا مىن صىلى عىلىي كىاحدىTidak ada Perbedaan hadis yang dikutip dan yang ada dalam kitab-kitab
hadis lafadz tersebut sama.
D. Kualitas Hadis Dalam Khutbah Jum‟at dan Majlis Taklim
Dari 30 hadis yang penulis telah telusuri ada 2: hadis yang telah jelas
kualitas ke Ṣḥaḥīhanya dalam skripsi ini dari hasil takhrij peneliti, adapun redaksi
hadis yang telah di ketahui sebagi berikut :
اهلل تى مى ع ن كى ري دى ز تػى الى ف اى ري دى ج أى وى هي , فػى م كي ق و فػى ن م لى ا ا ك ري ظي ن تػى الى , كى م كي ن م ل فى س أى ن م لى إ ك ري ظي ن أي ۱ مكي ي لى عى
مىن نػىفسى عىن ميؤ من كيربىةن من كيرىب الد نػيىا نػىفسى اهللي عىنوي كير بىةن من كيرىب يػىوـ القيىا مىة ۲
و ت يى ع رى ن عى ؿه ؤي س مى م كي ل كي كى اعو رى م كي ل كي
يلي اجلىنةى مىن كىافى ف قػىلبو مثػقىاؿى ذىرةو من كبو الى يىد
يىا ريكيم اىحىااسنيكيم قى اءى ضى
89
Ibn Majah abū abdullah Muhammad bin yazid al-Quzūniy Muhammad fuadi abdul
bāaqi, Sūnan Ibn Majah dāar ihyā al – Kutūb al- Arābiyyah. 90
Muhammad bin Hibbān bin Ahmad bin Hibbān bin muadz bin ma‟bad at-Tamimī Abū
Hātim ad-Darimi al-Busti, Al-ihsān fi taqrib Ṣaḥīḥ Ibn Hibbān, Beirut
73
ري اخلىطا ئيى التػوى يػ ى ىطاءه كى ـى بػيوفى اكيل بىن اىدى
ى لىو الى اىف اشيق عىلىى أيمت ةو هيم با السوىاؾ عندى كيل مىرتػي لى صىالى
و ن رى ص ن يػى كى و ا ن دى و هي يػى قى و بػي ى فى ة رى ط ى الف لى عى دي لى و يػي دو لي و مى ل كي
ؿ الى الى ـ ر حى تى يى ب ت سى ي ا لى يى نػ دي لا ف ة ادى ىى الز ۱۲
الف نى م لة ي ال اهللي زؿى ن أى اذى مى اهلل نى حى ب سي ۱ نى ا ئ زى اخلى نى م حي ت ا فػى اذى مى كى تى
ل ب ك ا أى : أنى اؿى قى و ي لى اعى اهلل حي ت ا فػى م لى م فػى كي بي اح ى صى لى ا عى و لي صى ۱ي يى ن م ؤ ا مل
راو بػي ا قػي ىى ا ك ذي خ ت تػى الى كى م كي ت يي بػي ا ف لو صى ۱
بػوا أىصىحىاب فػىوىالذم نػىفسي ۱ تىسى مىا أىدرىؾى بيىده لىواىنػفىقى أىحىديكيم مثلى أىحىديكيم ذىىىبى الى
ل الى ۱ ـي يى ثو بإحدىل إال اللو رىسيوؿي كىأىن اللوي إال إلىوى الى أىف يىشهىدي ميسلمو امرئو دى الزان الثػيبي ثىالى للجىمىاعىة الميفىارؽي لدينو كىالتارؾي بالنػفس كىالنػفسي
ب ى ض وى تػى يػى افى كى ۱ ى ي ا ك كى مى ة سى م بى لي س تى غ يػى كى ؾ و كي امل
تػىعىالى اللوي فىىنػزىؿى ة بى ع الكى لى إ وي جى و يػي ف أى ب يي ۲
ى بى وي ن عى ط حى كى ةه جى رى ا دى بى اهللي عى فى رى ال إ ةن دى جى سى اهلل دي جي س يى دي ب عى ن ا م مى ۲ ةه ئى ي ط ا
ةي ن ىى ةى مى ك ال كى اف ى في اى ال ۲
ىنىا رىاحى ثي اجلىنىابىة غيسلى اجليميعىة يػىوـى اغتىسىلى مىن ۲ نىةن قػىربى فىكى ىنىا الثانيىة الساعىة ف رىاحى كىمىن بىدى فىكىىنىا الثالثىة الساعىة ف رىاحى كىمىن بػىقىرىةن قػىربى ىنىا الرابعىة الساعىة ف رىاحى كىمىن أىقػرىفى كىبشنا قػىربى فىكى قػىربى فىكى
ىنىا اخلىامسىة الساعىة ف رىاحى كىمىن دىجىاجىةن رىجى فىإذىا بػىيضىةن قػىربى فىكى ـي ى مىا ئكىةي حىضىرىت ال المىالى الذكرى يىستىمعيوفى
مىن تػىرىؾى صىالىةى العىصر فػىقىد حىبطى عىمىليوي ۲
يػيلعقىو أىك يػىلعىقىهىا حىت يىدىهي ىسىح فىالى أىحىديكيم أىكىلى إذىا ۲
74
كى مىن ييطع االى ميػرى فػىقىد اىطىا عىن كى مىن مىن اىطىا عىن فػىقىد أىطىاعى اهللى كى مىن عىصىا ىن فػىقىد عىصىى اهللى ۲رى فػىقىد عىصىا ىن يػىعص االى ميػ
ةن صىلى اللوي عىلىيو عىشرنا مىن صىلى عىلىي كىاحدىAdapun dari hadis yang tidak tercantum di atas belum diketahui
kualitasnya, maka akan di lanjutkan dengan metode kritik sanad.
Hadis ke 5
Biografi perawi dan komentar Ulama :
a) Sa‟īd bin al Āṣ
Nama lengkapnya Saīd bin alĀṣ bin Abi Aḥaiḥah Saīd bin al Ās bin
Umayyah Qurasyī Umayyah „Utsman. Dan dikatakan juga Abū „ Abd al Raḥmān
al-Madanī, ayah dari „Umar bin Saīd bin al Āṣ. Gurunya Nabi saw, „Utsmān bin
Affan, „Umar bin al-Khaṭṭāb dan „Aisyah. Muridnya Sālim bin Abdullah bin Umar,
„Urwah bin al-Zubair, „Ammār bin Abī „Ammār, anaknya „Amr bin Saīd bin al „Āṣ,
Mūsā bin Amr bin Sa‟īd bin Āṣ bin Sa‟id bin al Āṣbin Umayyah, Katsir bin
Salat dan anaknya „ Yaḥya bin Sa‟īd bin „Ās penilaian ulama : Ibn Ḥajar al-
„Asqalānī : seorang shabat kecil
b) Mūsā bin Amr
Nama lengkapnya Mūsā bin Amr bin Sa‟īd bin Āṣ bin Saīd bin al-Āṣ bin
Umayyah Quraysi Umayyah Makkī bin „Amr bin Sa‟īd Ayah dari Ayyūb bin Mūsā.
Gurunya : Sa‟īd bin al-Āṣ bin Sa‟īd bin al-„Āṣ bin Umayyah bin Abdū manāf
Ayyūb bin Mūsā bin „Amr bin SA‟id bin al-„Ās bin Sa‟id bin al-„Āṣ bin
Umayyah bin „Abd as-Syams.
75
Penilaian Ulama : Abu Ḥātim, Ibn Hibban dan al Bastī disebutkan dalam
kitabnya tsiqah . Ibn Ḥajar al Asqalānī : tukang kebun.
c) Ayyyūb bin Mūsā
Nama lengkapanya Ayyūb bin Mūsā bin „Amr bin Sa‟īd al-„Āṣ bin Sa‟īd
bin al „Āṣ bin Umayyah bin „Abd as-Syams bin Abd al Manāf al Qurasyī Umayyah
Abū Mūsā al Makkī. Sepupu Isma‟īl bin Umayyah. Gurunya Muḥammad bin Ka‟ab
al-Qurazī, Muḥammad bin Muslim bin Syihāb az Zuhrī, Ayahnya Mūsā bin „Amr
bin Sa‟īd dan Abū „Ubaid al Mudzhajī Ḥājjāj al-Bahīlī al Ahwal, Rūh bin Qāsim
„Amir bin Abi „Amir al Khazaz, „Abdullāh bin „Āmir al-Aslamī dan Abdullah bin
Farrūkh.
Penilaian ulama : Abu dawad al-Sijīstanī, Abū Zur‟ah ar-Razī, Aḥmad bin
Ḥanbal dan Ibn Ḥajar al Asqālānī : tsiqah.
d) Amir bin Abī „Amir al Khazāz
Nama lengkapnya „Āmir bin Ṣāliḥ bin Rustam al Muzanī. Gurunya :
Ayyūb bin Mūsā, ayahnya Ṣāliḥ Rustam Abū „Amir Khāzāz, Yunus bin „Ubaid
dan Abī Bakr al Muqadamī, Muḥammad bin Sudran bin Mualim Azadī, Naṣir bin
Ali al Juhdamī dan Ya‟qub bin Ishāq al Ḥaḍramī.
Penilaian ulama : Abū Ḥātīm ar-Rāzī : tidak kuat, Abū Dawād al Sijistānī :
daif dan Ibn Hajar al „Asqalani : Ṣadūq.91
e) Nasir bin Alī al Juhḍamī
Nama lengkapnya Naṣir bin „Alī bin Naṣir bin „Alī bin Ṣahbānbin Abī al
Azdī al Juhdamī Abū „Amr al Basrī al Ṣaghīr. Gurunya sufyan bin Uyaynah, Abū
91
Jamāl al-Din Abī al-Hajjāj Yūsuf al-Mizzī , tahdzib al- Kamal Fi Asmā al-Rijāl, Jilid
14, h 43-45.
76
Qutaibah bin Ṣalim bin Qutaibah, Abū badr Syuja‟ bin al Walīd, Safwan bin Isā az
Zuhrī „Amir bin Abī „ Amir al-Khazaz dan „Abd al A‟la bin „Abd al A‟lā
muridnya al-Jamaa‟ah, Ahmad bin Zanjuwiyah al-Qattān, Ahmad bin Zaid bin
Ḥarīsī al Ahwazī, Abū Bakar Ahmad bin „Alī bin Sa‟īd al Mawarzī.
Penilaian ulama : Ibn Ḥajar al Asqalānī : tsiqah tsubut, ad Dzahabī : Ḥafiz
dan „Abd ar-Rahman bin Yūsuf bin Kharasy : tsiqah.
Hadis ini di riwayatkan oleh Aḥmad bin Ḥanbal , selain di dalam musnad
Ahmad bin Ḥanbal, hadis ini juga di riwayatkan oleh Imam al Tirmidzi, di dalam
sunan al Tirmidzi, dikarenakan hadis ini hanya diketahui dari bin „Āmir al Khazāzī
dan „Āmir bin Ṣālih bin Rustam merupakan perawi yang di kenal daif. Maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa hadisnya juga daif.92
Hadis ke 11
a) Ḥassān al Baṣri
Nama lengkapnya Ḥassān bin Abū Ḥassān, namanya adalah Yasār al
Basrī, Abū Sa‟iīd, tuan dari Zaid bin Tsabit, dikatakan pula tuan dari Jābir bin
Abdullāh, di sebutkan pula tuan dari Jamīl bin Qutbaḥ bin „Āmir bin Ḥadīdah, di
katakan tuan dari Abū al Yasār. Ibunya adalah Khīrah seorang budak dari Ummū
sālamah, Istri Nabi Saw. Muhammad bin Sa‟īd berkata : namanya Abū al Yasār,
dikatakan pula: Ia pernah berjalan mengasingkan diri ke kota Madinah, kemudian ia
bertemu ar Rabī binti an Nadar saudara perempuan dari orang tua Anas bin Mālik,
dan dimerdekakanya. Disebutkan dari Ḥassān bahwa ia berkata adalah seorang
orang tua dari laki laki yang berasal dari bani an Najār,„Ubay bin Ka‟ab, Ahmar, al
92
Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Ḥilal bin Asad al Shaybānī,
Musnad Imam Ahmad Ibn Ḥanbal, Juz 3 (Beirut : Mu;asasah ar Risalah, 2001 M/1421 H), h 412.
77
aḥnaf bin Qais, Jābir bin Abdullāh al Anṣārī. Yang meriwayatkan darinya : Abān
bin Ṣālih, Abān bin Abu I‟yas, Aban bin Yazīd al Atsar, „Umar bin Qais dan
masih banyak yang lainya.
Abū al Ḥassān al Madīnī berkata : bahwa Ḥassān berkata Bapak dan Ibuku
menemui laki laki yang berasal dari Bani Najār, kemudian ia menikahi seorang
wanita dari bani Salamāh, kemudian meminta pertimbangan bapak dan Ibuku
tentang mahar yang akandi berikan, lalu setelah itu, letenangan menyelimuti kami
Isma‟īl bin „Alaih berkata dia meninggal di bulan Rajab tahun 110 H.93
b) Abū Ja‟far al Makkī
Nama lengkapnya „Umar bin Qais al Makkī Abū Ḥafṣ saudara dari
Ḥumaid bin Qais al A‟raj al Muqrī seorang pembesar Bani Asad bin „Abdul „Izzī
dan dikatakan ia seorang pembesar dari keluarga Manzur bin SayyAr al Fazarī. Ia
meriwayatkan hadis dari Sa‟īd bin Mīnā, Ṭalhah bin Yahyā bin Ṭalḥaḥ bin
Ubaidillāh,Āsim bin Ubaidillāh bin Āsim bin Ummar bin Khattāb dan Ḥassān bin
Yassar. Yang meriwayatkan darinya: Ahmad bin Abdullāh bin Yunus, Ishaq bin
Sulaiman ar-Rāzī, Abu Mansūr bin Ḥarits al Mansūr al Wasītī dan lainya.
Yahyā bin Sa‟īd al Qatthān berkata pada suatu malam aku berdiri di sekitaran
Masjidil haram, kemudian ia berkata dan sungguah Yahyā telah melakukanya,
kemudian ia berkata : aku mendengar ia meriwayatkan hadsi dari „Aṭā , dari
„Ubaid bin Āmir, dari Umar dalam kalangan yahudi, Nasrani, sungguh
menabjukan. Al Nasa‟ī mengatakan matruk al hadis. Al Bukhārī mengatakan
Munkar al-Hadits Abu Ḥatim mengatakan daif al Hadis.
93
Al-Mizzi Tahdzib al Kamal, Jilid 6 h 95-126.
78
c) Aḥmad bin „Abd al A‟lā
Nama lengkapnya Aḥmad bin Abd al A‟lā as-Syaibānī, as Syāmī al
Baghdādī as Syaibānī, bertempat tinggal di Syam. Pengikut madzhab Syafi‟iyah.
Ia meriwayatkan hadis dari Isḥāq bin Manṣūr, Bāqīyah bin al Walīd bin Ka‟ab
bin Ḥarīz, Hikam bin Zahīr, Umar bin Qais, Hasyīm bin Basyīr bin Qāsim bin
Dīnār. Yang meriwayatkan darinya Sulaimān bin Dāwud bin Yaḥyā, „ Abdullah
bin Muḥammad bin „Ubaid bin Sufyan, Muhammad bin ṣāliḥ bin „Abd al
Rahmān, Muhammad bin Yusuf bin Basyar bin Naḍar.
Abū hatim dan Ibn Hībbān berkata bahwa ia merupakan salah satu yang
sangat intens mempelajari madzhab para Ulama Madinah. Ibn „Asākir ad
Damayqī berkata, bahwa ia telah meriwayatkan hadis yang sangat banyak dari
Damaskus.
d) Abū Bakr bin Abū Dūnya
Nama lengkapnya „Abdullah bin Muhammad bin „Ubaid bin Sufyān bin
Qais al Quraysī al Umawwī. Ia berguru kepada Ibrahim bin Dīnār al Baghdādī,
Ibrāhīm bin Ziyād Sabalan, Ibrāhīm bin Mundzir, Ahmad bin „Abdul A‟la dan
masih banyak lagi. Murid murid beliau antara lain Ibn Mājah, Ibrāhīm bin
„Abdullah bin Junaid al Khatlā, Ibrāhīm bin „Utsman bin Saīd bin al Mutsannā al
Miṣrī al Khasyab dan Abū „Abdullah Muhammad bin Abdullah bin Aḥmad al
Saffār Asbahānī.
79
„ Abd al Rāhmān bin Abū Ḥatīm berkata: Ṣadūq. Abū „Alī Ṣālīh bin
Muḥammad bin Abū Dunyā, dia mengatakan : Ṣadūq. Kata Abū Hussain bin al
Munādī, „Abdul al Bāqī, dan Aḥmad bin Kāmāl : Wafat pada tahun 281 H.94
e) Abu Abdillāh al Ṣaffār
Nama lengkapnya Muḥammad bin Abdullāh bin Ṣaffār wafat pada tahun
339 H. Ia berguru kepada Ahmad bin Muḥammad bin Atsyah, Aḥmad bin
Muḥammad bin Salām bin Abudwaih, Ahmad bin Muḥammad bin „Abd al
Rahmanbin Yūnus, „Abdullāh bin Muḥammad bin Ubaid bin Sufyān bin Qais
dan masih banyak lagi. Murid muridnya antara lain Aḥmad bin Ibrāhīm bin
Aḥmad bin „Abdullāh bin Ahmad bin Isḥāq bin Mūsā bin Mihrān, Ahmad bin
Ubaid bin Tarkān, Ahmad bin „Abdullah bin Ahmad bin Ishāq bin Musa bin
Mihrān, Ahmad bin „Ubaid bin Isma‟īl dan Muḥammad bin „Abdullāh
Ḥamdawiyyah bin Na‟im bin al Ḥakim penilaian ulama: Abu Abdullāh al
Ḥākim al Naisābūrī : tsiqah.
f) Abū „ Abdillah al Ḥāfiz
Nama lengkapnya Muḥammad bin „ Abdullāh bin Na‟īm bin Ḥākim wafat
pada tahun 405 H. Guru gurunya Abū al Ḥassān bin Abū al Qāsīm, Abū Nadr,
Abu Dzar bin Mundzir, Abū Abdullāh , Ahmad bin Ḥassān. Murid muridnya
antara lain Abu Bakr bin Abū al Ḥassān, Ahmad bin Hussain bin Alī bin „
Abdullah bin Mūsā, Aḥmad bin Khalaf bin „Abdul Malīk bin Ghālib, Ismaīl bin
IbrāhIm bin „Ali bin Urwah, Ismaīl bin Abd al Rahmān bin Ahmad bin Ismā‟īl.
94
Al Mizzi Tahdzīb al Kāmāl, Jilid 16 h 74.
80
Penilaian ulama : Jalāluddīn as Suyūtī mwngatakan tsiqah. Abdūl Hay bin
al Imād al Ḥanbālī bin „Abd al Rahmān bin Ahmad bin Ismā‟il.
Dari segi kualitas kepribadian dan kapasitas intelektual para perawinya,
jelas sekali bahwa hadis ini dai‟f , yaitu perawi Abū Ja‟far al Makkī yang dinilai
matrūk. Maka dapat di simpulkan bahwa untuk sana dhadisnya dalah sangat da‟if.
Hadis ke 13
a) Ibn Mas„ūd
Nama lengkapnya adalah „Abdullāh b. Mas„ūd b. Ghāfil b. Ḥabīb b.
Syamkh b. Makhzūm. Sahabat Rasulullah saw yang masuk Islam di Makkah. Ia
hijrah ke Habbasyah dua kali, mengikut perang Badar dan semua peperangan
bersama Rasulullah saw. Ia meriwayatkan hadis dari Nabi saw, „Umar dan Sa‟ad
b. Mu‟ādz. Yang meriwayatkan hadis darinya adalah „Abdullāh b. Buraidah,
„Abdullāh b. Ḥārits, „Abdullāh b. Rabī‟ah, „Abdullāh b. „Umar b. al-Khaṭṭāb
dan beberapa yang lain.
Ibn Ḥajar al-„Asqalānī dan ad-Dzahabī: Assabiqunal aww‟alīn. Abū
Nu‟aim mengatakan meninggal di Madinah pada tahun 32 H.95
b) Ibn „Umar
Nama lengkapnya „Abdullāh b. „Umar b. al-Khaṭṭāb al-Qurasyī al-„Adawī
Abū Abd al-Raḥmān al-Makkī. Ibn „Umar masih kecil belum baligh ketika masuk
islam bersama ayahnya. Kemudian mendahului ayahnya ia hijrah ke Madinah.
Pada saat perang Uhud ia masih terlalu kecil untuk ikut perang. Dia saudara
kandung Sayyidah Ḥafṣah Ummul Mukminīn. Ia meriwayatkan hadis dari Abū
95 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 2, h. 740
81
Bakr, „Umar, „Utsmān, Sayyidah „Ᾱisyah, saudari kandungnya Ḥafṣah dan
„Abdullāh b. Mas„ūd. Yang meriwayatkan dari Ibn Umar banyak sekali, Di
antaranya Sa‟īd b. al-Musayyab, al-Ḥassān al-Baṣrī, Ibn Syihāb az-Zuhrī, Ibn
Sīrīn, „Aṭā‟ b. Abī Rabāḥ dan Ikrimah.
Ibn Ḥajar al-Asqalānī mengatakan dia sahabatku lahir setelah Basyir, dan
yang termuda usia 14 tahun pada hari ahad, salah satu budak, dan merupakan
salah satu orang yang paling berpengaruh. Al-Wāqidī mengatakan Ia wafat pada
tahun 73 H.96
c) „Aṭā‟ b. Abī Rabāḥ
Nama lengkapnya Aslam al-Qurasyī al-Fahrī Abū Muḥammad al-Makkī.
Kunyahnya Abū Muḥammad. Ia meriwayatkan dari Usāmah b. Zaid, Awus b. as-
Ṣāmat, Iyās b. Khalīfah, „Abdullāh b. „Umar b. al-Khaṭṭāb dan masih banyak
lainnya. Yang meriwayatkan darinya Abān b. Ṣāliḥ, Ibrāhīm b. Maisarah, Ibrāhīm
b. Maimūn, Ḥusain b. Qais dan lainnya.
Menurut Ibn Ḥajar Ḍa‟īf dan Majhul. Lahir tahun 26 H dan wafat 114 H di
Makkah. Abū Zur„ah ar-Rāzī, Aḥmad b. Ṣāliḥ dan Yaḥyā b. Ma„īn mengatakan
tsiqah.97
d) Ḥusain b. Qais al-Ruḥabī
Nama lengkapnya Ḥusain b. Qais al-Ruḥabī Abū „Alī al-Wāsiṭī.
Mempunyai julukan Ḥanasy. Yang meriwayatkan darinya ialah Ismā‟īl b. „Iyāsy,
Abū Muẖṣin Ḥuṣain b. Numair, Khālid b. „Abdullāh, Sulaimān b. at-Taymī,
96 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 15, h. 332-341
97 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 20, h. 69-85
82
„Abdul Ḥakīm b. Manṣūr, „Alī b. „Ᾱṣim dan Mustalam b. Sa‟īd. Guru beliau „Aṭā‟
b. Abī Rabāḥ, „Ikrimah Mawlā Ibn Abbās dan „Albā‟ b. Aḥmar.
Imam Aḥmad mengatakan saya tidak pernah meriwayatkan sesuatu
darinya. Menurut „Abdullāh b. Aḥmad b. Ḥanbal, hadis beliau Matrūk dan Ḍa‟īf.
Menurut Imam al-Bukhārī hadisnya Munkar. Menurut Abū Aḥmad „Adi beliau
lemah tapi dekat dengan kejujuran. Menurut Abū Ya„lā al-Musili, bahwa beliau
adalah seorang syekh yang jujur, dikarenakan Ḥusain ibn Numair pernah
meriwayatkan hadis darinya. Ibn Ḥajar mengutip dari para ulama ahli jarh dan
ta‟dil bahwa beliau Munkar, Matrūk dan lemah periwayatanya.98
e) Ḥuṣain b. Numair al-Wāsiṭī al-Kūfī
Kunyahnya Abū Muẖṣin ad-Ḍarīr. Yang meriwayatkan hadis darinya
Umayyah b. Khālid, Bahaz b. Asad, Ḥassān b. Qaz„ah, Ḥusain b. Muḥammad,
Humaid b. Mas„adah dan Mali b. Asad. Guru beliau Ḥusain b. Qais ar-Ruḥabī,
Sufyān b. Ḥusain, Sufyān ats-Tsaurī, Syu„bah ibn Ḥajjāj.
Penilaian pakar hadis: Menurut pendapat Yaḥyā Ibn Ma„īn adalah orang
yang Ṣāliḥ. Sedangkan menurut Abū Zur„ah adalah orang yang tsiqah. Sedangkan
menurut Ibn Ḥibbān di dalam kitabnya tsiqah bahwa beliau adalah orang yang
tsiqah. Menurut al-Ḥakīm Abū Aḥmad beliau adalah orang yang tidak kuat
periwayatanya.99
f) Ḥumaid b. Mas‟adah b. Mubārak as-Sāmī al-Bāhilī
Nama kunyahnya adalah Abū „Alī, ada yang mengatakan juga Abū al-Abbās
al-Baṣrī. Wafat pada tahun 244 H. Yang meriwayatkan hadis darinya Ibrāhīm b.
98
al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 6, h. 465-468
99
al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 6, h. 546-547
83
Isḥāq, Ibrāhīm b. Ja‟far, Ibrāhīm b. Yūsuf, Aḥmad b. Ja‟far, Isḥāq b. Ibrāhīm b.
Naṣr, Isḥāq b. Ibrāhīm b. Yūnus, Ja‟far b. Aḥmad, Ja‟far b. Muḥammad, Ḥassān b.
Muḥammad dan lainnya. Guru-guru beliau Ḥuṣain b. Numair, Bisyr b. al- Faḍl,
Ḥārits b. Wajīh, Ḥarb b. Maimūn al-Asghar, Ḥammād b. Zaid.
Penilaian pakar hadis: Menurut Abū Ḥātim, Ibn Ḥajar al-„Asqalānī dan
Ad-Dzahabī adalah orang yang jujur. Begitu juga penilaian Abū Ḥātim dan Ibn
Ḥibbān beliau adalah orang yang Tsiqah. Senada dengan Abū Ḥātim dan Ibn
Ḥibbān , al-Nasā‟ī menelai beliau adalah orang yang Tsiqah100
Kualiatas hadis ini ḍa‟īf (lemah) karena di dalamnya terdapat Ḥusain b.
Qais yang kualitasnya Munkar al-Hadīts, dan „Aṭā‟ b. Abī Rabāḥ yang ḍa‟īf.
Hadis ke 21
Biografi perawi dan komentar ulama
a) Anas bin Mālik
Nama lengkapnya Anas bin Mālik bin Naḍri bin Ḍamḍam bin Zaiḍ bin
Ḥarām bin Jundub bin „Āmir bin Ghanam bin „Uday bin Najārī Abu Ḥamzah al
Madānī. Seorang penduduk kota Baṣraḥ, Sahabat Rasulullah saw dan juga
pembantunya, Ibunya adalah Ummu Aslam binti Malhān bin Khālid bin Zaid bin
Ḥarām, dia ikut membantu Rasulullah saw selama 10 tahun, selama di Madinah.
Ia meriwayatkan hadis dari Nabi Saw, Ubay bin Ka‟ab, Asyad bin Ḥadīr, Tsabīt
bin Qais, Ubadāh bin Syāmīt. Yang meriwayatkan darinya : Aban bin Ṣālīh, Abān
bin Abū Iyās, Ibrahīm bin Mayṣarahdan Yazīd bin Abān ar Raqsāyī.
100 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 7, h. 395-397
84
Abu al Qasīm al Baghawī berkata, Ibunya Ummu salīm binti Malhan, „Ali
bin Madanī berkata: namanya (ibu) Mālikah binti Malhān dan ibunya ar Ramīsāi.
Berkata al Waqīdī dari dari „Abdillah bin Yazīd al Huzāli bliau meninggal pada
tahun 92 H.101
b) Yazīd bin Abān ar Raqāsyī
Nama lengkapnya Yazīd bin Abān ar Raqāsyī al Bīsrī. Kunyahnya Abū
„Amr. Wafat 120 H. Murid muridnya: Al Rabī‟ bin Ṣabīḥ, al Ḥassān al Baṣrī,
Ibrāhīm al‟Ajlī, Ḥārits bin al Sāib. Bukhārī, Ibn Majāh, al Tirmidzi. Guru
Gurunya: Anas bin Malik, Abān ar Raqāsyī, al Ḥassān al Basrī, Abū Ḥakam al
Bajalī.
Penlaian Ulama: menurut al Mizzi di dalam Tahdzibul Kamal beliau
adalah orang yanglemah. Menurut „Abd al Rahman beliau adalah orang yang
Ṣalih akan tetapi periwayatanya kurang kuat, kesimpulanya mayoritas ulama
berpendapat bahwa beliau adalah orang yang lemah seperti yang di kutip al Mizzī
di dalam Tahdzib al Kamal.102
c) Rabī bin Ṣabīh
Nama lengkapnya al Rabī bin Ṣabīh al Sa‟di al Basrī. Kunyahnya adalah
Abū Bakr. Wafat 160 H. Murid muridnya: Waki‟ bin Jarraḥ, Ibrāhīm bin Sa‟ad,
Khalid bin Yazīd al Qasīm, al Tirmidzī, Ibn Mājah. Guru gurunya : Yazīd al
Raqasyī, Ḥāzim al Kirmānī, TsabIt al Banānī, ḤassAn al Bāsrī, Ḥamīd al Ṭawīl.
Penilaian ulama terhadapnyavcukup beragam dari para ulama hadis,
seperti yang di kutip al Mizzī. Para ulama ada yang mengatakan tidak masalah
101
al-Mizzi, Tahdzib al Kamāl, Jilid 3, h 353-378. 102
al- Mizzi Tahdzīb al Kamāl, Jilid 32, h 64-77
85
mengambil riwayat al Rabī karena dia lelaki yang Ṣalīḥ seperti yang dikatakan „
Abdullāh bin Ahmad bin Ḥanbal. Menurut beberapa pakar yang lain seperti
Yaḥyā bin Māinberpendapat beliau adalah seorang yang lemah dalma periwayatan
dan menurut „Utsmān bin Muslim beliau adalah orang yang maqlub. Ibn Ḥajar
al‟Asqalanī menilai beliau adalh orang yang jujur, hamba yang taat, akan ttapi
buruj dalam masalah hafalan. Menurut Abū Syaybāh beliau adalah orang yang
jujur. Akan tetapi kalau kita melihat mayoritas penilaian kepada beliau, mayorits
ulama menganggap beliau adalah orang yanglemah.
d) Wakī‟
Nama lengkapnya adalah Wakī‟ b. al-Jarrāḥ b. Malīḥ ar-Ruāsī Abū Sufyān
al-Kūfī. Beliau wafat pada tahun 196 H. Guru-gurunya dalam periwayatan hadis
adalah Sufyān b. Sa‟īd b. Masrūq, Sufyān b. „Uyaynah, Ḥannād b. Al-sirri,
Ibrāhīm bin Saīd al-Jauharī, IbrAhīm bin Abdillah bin „Abu al-Khubūrī, Ahmad
bin Ḥanbal, Ahmad bin Abu Syu‟aib. Guru gurunya: Rabī‟ bin Ṣabih, Hammad
bin Najīh, zakariya bin Salim, Jamaah bin Ṣalīh Sālim al MurAdī, Abān bin Yazid
al- Atar. dan yang lainnya. Murid-muridnya dalam periwayatan hadis adalah
Abū Bakar b. Abī Syaibah, Abdullāh b. Muḥammad b. Nufail, „Alī b.
Muḥammad dan yang lainnya. 103
Pendapat para ulama kritikus hadis tentangnya: menurut al-„Ijlī Wakī‟
adalah seorang yang tsiqah.104
Sedangkan Ya‟qūb b. Syaybah dan Ibn Ḥibbān
menilainya seorang yang hāfiẓ.105
103 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 30, h. 462-484
104
Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahdzīb al-Tahdzīb, Jilid 4, h. 314
105
al-Rāzi, al-Jarh wa al-Ta‟dīl, jilid 1, cet. 1 (Bairut: Dār al-Fikr, 1952), 228-229
86
e) Hannad bin al Sirrī bin Mus‟ab bin Abū Bakr al Kufī. Lahir 152 H wafat
243 H. Yang meriwatkan hadis dari nya Bukhārī, Muslīm, Abū Dawūd, al
Tirmidzī, an Nasāī, Ibn Majāh Ahmad bin Manṣur ar Ramādī. Guru gurunya Waki
bin Jarraḥ, AsbAt bin Muḥammad al Quraysī, Isma‟īl bin „Iyās, Ḥafs bin Ghiyats.
Penilaian pakar hadis: al Mizzī mengutip pendapat Imam al Nasā‟ī, Ibn Ḥibbān
dan beberapa ulama ahli hadis yang lainya mengatakan bahwa beliau adalah orang
yang tsiqah.106
Dari segi kualitas pribadi dan kapasitas intelektual para perawinya, terlihat bahwa
periwayatanya daif, yaitu pada perawi Yazīd bin Abān dan Rabī bin ṢabIḥ yang di
nilai daif. Maka dapat di simpulkan bahwa untuk sanad hadisnya adalah daif.
Hadis ke 22
a) Ibn „Umar
Ibn „Umar atau nama aslinya „Abdullāh b. „Umar b. al-Khaṭṭāb al-Qurasyī
al-„Adawī Abū „Abd al-Raḥmān al-Makkī. Beliau meriwayatkan hadis dari
Rasulullah saw, Bilāl, Zaid b. Tsābit, Zaid b. al-Khaṭṭāb. Dan mempunyai murid
di antaranya Sa‟d b. Abū Waqaṣ, Ṣuhaib b. Sanān, „Abdullāh b. Mas„ūd, Abū
Munīb al-Jarsyī dan masih banyak lainnya.
Al-Wāqidī berkata bahwa Ibn „Umar wafat pada tahun 74 H. Karena
beliau termasuk sahabat, maka beliau menurut jumhur Ulama termasuk orang
yang adil.107
b) Abū Munīb
106
al- Mizzi, Tahdzīb al- Kamal, Jilid 30, h 311-313.
107
al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 2, h. 713
87
Abū Munīb al-Jarsyī ad-Dimasyqī al-Aḥdab atau nama aslinya „Īsā b.
„Ubaid b. Mālik. Beliau meriwayatkan hadis dari Sa‟īd b. Mūsāyyab, „Abdullāh
b. „Umar b. al-Khaṭṭāb, „Umar b. al-‟Ᾱṣ, Mu‟ādz b. Jabal, Abū ‟Aṭāi al-Yaḥbūrī
dan Abū Hurairah. Sedangkan yang meriwayatkan hadis dari beliau Tsūr b. Yazīd,
Ḥassān b. „Aṭiyyah, Dāwud Abū Hindun dan Mujāhid b. Farqad as-Ṣan‟ānī.
Al-„Ijlī mengatakan Tsiqah. Dan disebutkan oleh Ibn Ḥibbān di dalam
kitabnya Tsiqah.108
c) Ḥassān b. „Aṭiyyah
Ḥassān b. „Aṭiyyah al-Muḥāribī atau nama kunyahnya Abū Bakr asy-
Syāmī. Beliau berguru pada Khālid b. Mi‟dān, Sa‟īd b. al-Mūsāyyab, Abū Qilābah
„Abdillāh b. Zaid dan Abū Munīb al-Jarsyī. Murid-murid beliau di antaranya:
Abū Mu‟īd Ḥafṣ b. Ghīlān, „Abd al-Raḥmān b. Tsābit b. Tsaubān, „Abd al-
Raḥmān b. „Amr, al-Walīd b. Muslim.
Abū al-Ḥassān b. Samī‟ mengatakan bahwa Ḥassān b. „Aṭiyyah tergolong
pada tobaqat ke-4. Aḥmad b. Ḥanbal berkata bahwa Ḥassān b. „Aṭiyyah adalah
Tsiqah.109
d) „Abd al-Raḥmān b. Tsābit
Nama lengkapnya „Abd al-Raḥmān b. Tsābit b. Tsaubān al-„Ansī, atau
nama kunyahnya Abū „Abdullāh ad-Damasyqī. Beliau berguru pada Abān b. Abū
„Ayyāsy, Bakr b. „Abdillāh, Tsābit b. Tsaubān, Ḥassān b. „Aṭiyyah, al-Qāsim b.
„Abd al-Raḥmān. Dan murid-murid beliau di antaranya: Zaid b. Yaḥyā b. „Ubaid,
108 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 22, h. 634-635
109
al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 6, h. 34-40
88
„Abdullāh b. Ṣāliḥ, Salīm b. Ṣāliḥ, Abū Naḍri Hāsyim b. al-Qāsim dan masih
banyak lainnya.
Yaḥyā b. Ma‟īn berkata bahwa „Abd al-Raḥmān b. Tsābit, Ṣāliḥ. Ibrāhīm
b. „Abdillāh berkata bahwa „Abd al-Raḥmān b. Tsābit wafat pada 165 H.110
e) Abū Naḍri
Nama aslinya Hāsyim b. al-Qāsim Abū an-Naḍri al-Laitsī al-Baghdādī,
dipanggil at-Tamīmī. Beliau meriwayatkan hadis dari Ayyūb b. „Utbah al-
Yamamī, Sa‟īd b. Jābir, Sa‟īd b. „Utsmān dan „Abd al-Raḥmān b. Tsābit b.
Tsaubān. Yang meriwayatkan hadis dari beliau di antaranya: Aḥmad b. Ḥanbal,
Abū al-„Awam Aḥmad b. Yazīd, Isḥāq b. Abū Ismā‟īl dan „Utsmān b.
Muḥammad b. Ibrāhīm b. „Utsmān.
Penilaian ulama: Yaḥyā b. Ma„īn mengatakan Tsiqah. Al-„Ijlī mengatakan
beliau tinggal di Baghdad Tsiqah. Abū Ḥātim b. Ḥibbān mengatakan beliau
meninggal 207 H.111
f) „Utsmān b. Abū Syaybah
Nama lengkapnya „Utsmān b. Muḥammad b. Ibrāhīm b. „Utsmān atau
nama kunyahnya Abū al-Ḥassān b. Abū Syaybah. Di antara guru-gurunya yaitu
Abū Ismā‟īl Ibrāhīm b. Sulaimān, Aḥmad b. Isḥāq al-Ḥaḍramī, Isḥāq b. Manṣūr
dan Hāsyim b. al-Qāsim. Dan murid-murid beliau di antaranya: al-Bukhārī,
Muslim, Abū Dāwud, Ibn Mājah, Ḥamīd b. Muḥammad b. Syu‟aib.
Abū Syaybah mengatakan bahwa „Utsmān b. Abū Syaybah adalah Ṣadūq.
Beliau di katakan oleh Muḥammad b. „Abdillāh al-Ḥaḍramī wafat pada 239 H.112
110 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 17, h. 12-17
111
al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 30, h. 130-135
89
Seluruh periwayat hadis kualitasnya tsiqah hanya „Utsmān b. Abū Syaybah dan
„Abd al-Raḥmān b. Tsābit kualitasnya ṣadūq dan ṣāliḥ. Term periwayatan yang
digunakan Abū Munīb dan Ibn „Umar adalah „an yang rentan akan tadlis, namun
tidak ada indikasi yang mengarah pada tadlis. Sementara dari „Utsmān b. Abū
Syaybah sampai Ḥassān b. „Aṭiyyah menggunakan term ḥaddatsanā/akhbaranā
yang merupakan term tertinggi dalam hierarki periwayatan hadis. Maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa hadis tersebut adalah berkualitas Ḥasan.
112 al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl, Jilid 19, h. 478-487
90
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadis yang digunakan oleh para pemuka agama memberikan kontribusi
yang cukup besar dalam pengetahuan identitas islam itu sendiri, karna acapkali
orang orang yang belum memahami kandungan hadis itu sendiri akan menelan
mentah hadis itu tanpa mengecek keotentikan terlebih dahulu.
Pemuka agama memiliki otoritas penting yang ikut andil dalam
perkembangan atau pemahaman tentang hadis, karna pemuka agama adalah
penerus para Nabi yang akan membawa masyarakat sekitar kepada pemahaman
yang lebih mendalam tentang hadis dan agama Islam itu sendiri, hujjah yang
digunakan para pemuka agama yang menjadi pegangan para masyarakat yang
belum memahami hadis secara mendalam akan mempengaruhi gaya perilaku
dalam beribadah, maka dari itu penting sekali menjadi perhatian dalam
penyebaran hadis yang di gunakan oleh para da‟i maupun ulama setempat. Jika
hadis yang di gunakan berstatus Shahih maka tidak menjadi permasalahan bagi
para kaum awam maupun pemula yang sedang mendalami ilmu agama, jika
hadis yang disampaikan berstatus daif hal ini masih bisa di maklumi, namun
jika yang di gunakan adalah hadis yang berstatus maudhu maka ini bisa
menjadi masalah tersendiri bagi para pemula maupun masyarakat yang awam
terhadap hadis.
Bahwa hadis-hadis yang di ajarkan di khutbah jum‟at di wilayah Jakarta
Barat ada 30 hadis. Adapun kedudukan hadis tersebut shahih 25 , hasan 1, dan
daif 4. melihat kenyataan di atas, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut :
91
1. Ternyata hadis-hadis khutbah jum‟at yang sering disampaikan kepada
masyarakat kebanyakan hadis shahih yang beredar dikalangan para tokoh
agama di wilayah Jakarta Barat dengan persentase lebih dari 80 % .
2. Banyaknya penyampaian hadis yang tidak sesuai dengan yang ada di kitab
aslinya baik dari segi redaksi maupun penyampaian secara maknanya saja . Hal
ini menunjukan rendahnya tingakat pengtahuan dan perhataian mereka
terhadap hadis .
B. Saran saran
Penelitian tentang hadis di wilayah Jakarata Barat merupakan langkah
awal untuk mengetahui tentang realitas di kalangan masyarakat tentang status
hadis yang berada di lingkungan tersebut. Karena itu penulis, mengharapkan
adanya penelitian dengan skala yang lebih luas dan hadis yang lebih banyak.
Banyaknya pandangan para da‟i membuat penulisan hadis jauh lebih
menarik untuk lebih mendalami motiv atau gagasan yang telah dipegang oleh
da‟i satu dan da‟i yang lainya
92
DAFTAR PUSTAKA
Al-„Ajlūnī, Ismā‟īl b. Muḥammad. Kasyf al-Khafa wa Muzil al-Ilbas
„Ammasytahara min al-Ahadiṡi „ala al-Sinat al-Nās, (Damaskus:
Maktabah al-Gazali), 1162 H
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Silsilah Hadis Dha‟if dan Maudhu‟,
Penerjemah A.M. Basalamah, (Jakarta: Gema Insani Press), 2001
Anas, Mālik Ibn. al-Muwaṭṭa‟ Mālik. (Bairut: Dār Iḥyā‟ al-Tarātsi al-„Arabī),
1985
Al-„Asqalānī, Syihābuddin Aḥmad b. „Alī b. Ḥajar. Kitab Tahdzīb al-Tahdzīb,
(Bairut: Dār al- Fikr), t.t
Baddu, J.S, Sultan Muhammad Zein. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan), 1996
Al-Baqi‟, Muhammad Fuad „Abd. al-Lu‟lu‟ wal Marjan, Penerjemah Ahmad
Fadhil, (Jakarta: Al-Kautsar), 2011
Al-Bukhārī, Abī „Abdullāh Muḥammmad b. Ismā‟īl b. Ibrāhīm b. al-Mughīrah al-
Ja‟fi. Ṣaḥīḥ al- Bukhārī, (Riyāḍ: Maktabah al-Rasyad), 1992
Al-Burrāk, Mubārak. al-Ḍa„if wa al-Mauḍū‟, (Riyāḍ: Dār al-Salām), 1996
Bustamin, dan Salam, M. Isa A. Metodologi Kritik Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada), 2004
Al-Dārimī, Abū „Abd Allāh Ibn „Abd al-Raḥman Ibn al-Faḍal Ibn Bahrām. Sunan
al-Dārimī, (Riyāḍ: Dār al-Mugnī), 2000
Ḥanbal, Aḥmad Ibn. Musnad Aḥmad Ibn Ḥanbal, (Riyāḍ: Bayt al-Afkā al-
Dawliyah), 1998
Hasan, Qadir. Ilmu Mushthalah Hadis, (Bandung: Diponegoro), 1994
Husnan, Ahmad. Kajian Hadits Metode Takhrij, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar),
1993
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama), 2009
Isma‟il, M. Syuhudi. Kaidah Ke-ṣaḥiḥ-an Sanad Hadis: Telaah Kritis dan
Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang), 1995
……., Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang), 1992
93
Al-Khatib, Muḥammad Ajjaj. Pokok-pokok Ilmu Hadis, Penerjemah H.M.
Qodirun Nur, Ahmad Muusyafiq, (Jakarta: Gaya Media Pratama), 1998
Al-Kūfiy, Abī Bakr „Abdillah b. Muhammad b. Abī Syaybah al-„Absī. al-
Muṣannaf li Ibn Abī Syaybah, (Suriah: Mu‟asasah „Ulūm al-Qur‟ān), 2006
Al-Mizzi, Jamāl al-Dīn Abī al-Hajjāj Yūsuf. Tahdzīb al-Kamāl fi Asmā‟ al-Rijāl,
(Bairut: Mu‟asasah al-Risālah, 1992
Al-Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia
Terlengkap, (Yogyakarta: Pustaka Progresif), 1984
Nawawi, Imam. Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, Penerjemah Muhil
Dhofir … [et. Al.], (Jakarta: Al-I‟tishom), 2005
Al-Naysābūrī, Abī al-Ḥusayn Muslim Ibn al-Ḥajjāj al-Qusyayrī, Ṣaḥīḥ Muslim,
(Bairut: Dār Iḥyā‟ al-Kutub al-„Ilmiyyah), 1991
Penyusun, Tim. Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Jakarta: Balai Pustaka), 1989
Penyusun, Tim. Pedoman Akademik Program Strata I 2012/2013, (Ciputat: UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta), 2012
Qardawi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi saw, Penerjemah
Muḥammad al-Baqīr, (Bandung: Karisma), 1993
Al-Qazwīnī, Abī „Abdullāh Muḥammad Yazīd. Sunan Ibn Mājah, (Dār Iḥyā‟ al-
Kutub al-„Arabiyyah), t.t
Al-Razi. Kitab al-Jarh wa al-Ta‟dīl, (Bairut: Dar al-Fikr), 1952
Al-Sakhawi, Syams al-Dīn Muḥammad Ibn „Abd al-Raḥmān. al-Maqaṣid al-
Ḥasanah fi Bayankaṭir min al-Hadis al-Mustahirah „ala al-Sunnah, (Bairut:
Dār al-Kitāb al-„Arabī), 1405 H
Al-Salah, Ibnu. „Ulum al-Hadis, (Madinah: al-Maktabah al-Ilmiyah), 1972
Al-Sijistānī, Abī Dāwud Sulaymān Ibn al-Asy‟ats. Sunan Abī Dāwud, (Riyāḍ: Dār
al-Ḥadīts), 2009
Al-Siddiqy, Muḥammad Absi. Pokok-pokok Ilmu Dirayah, (Jakarta: Bulan
Bintang), 1976
Sulaiman, Abu Dawud. Musnad Abu Dawūd Sulaiman al-Tayālisi, (Mesir: Dār
Hijr), 1999
Suparta, Munzier. Ilmu Hadis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 1993
94
Al-Suyuti. al-Jami al-Shaghir, (Bairut: Dar al-Fikr), 1981
Al-Syāfi‟ī, Aḥmad b. „Alī b. Ḥajar Syihāb al-Dīn al-„Asqalānī. Tahdzīb al-
Tahdzīb, (Bairut: Mu‟asasah al-Risālah), t.t
Syaroni, Usman. Otentisitas Hadis: Menurut Ahli Hadis dan Kaum Sufi, (Jakarta:
Pustaka Firdaus), 2008
Syuyuti, Jalaluddin. Tadrīb al-Rāwi fi Syarh Taqrīb al-Nawawi, (Madinah:
Maktabah al-Munawwarah), 1972
Al-Ṭabrānī, Abī al-Qāsim Sulayman Aḥmad. al-Mu‟jam al-Awsaṭ, (Mesir: Dār al-
Ḥaramayn), 1995
Al-Tirmidzī, Abī „Īsā Muḥammad b. „Īsā. al-Jāmi‟ al-Kubrā, (Dār al-Gharb al-
Islāmī), 1996
Wensinck, A.J., et al. al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadīts an-Nabawī,
(Leiden: A.J. Brill), 1936.
Yakub, Ali Mustafa. Hadis-Hadis Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus), 2003
Yakub, Ali Mustafa. Hadis-Hadis Palsu Seputar Ramadhan, (Jakarta: Pustaka
Firdaus), 2003
Yakub, Ali Mustafa, Kritik Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus), 2000
Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis, (Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya), 2001
Zaglul, Basyumi. Mausuat Aṭraf al-Ḥadits al-Nabawi al-Syarīf, (Bairut: Dar al-
Fikr), t.t
Zuhri, Muhammad. Hadis Nabi, Telaah Historis dan Metodologis, (Yogjakarta:
PT. Tiara Wacana), 1997
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN