kritik artikel 4
DESCRIPTION
Earnings QualityTRANSCRIPT
![Page 1: Kritik Artikel 4](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/563db920550346aa9a9a4ad8/html5/thumbnails/1.jpg)
1. Pertanyaan Penelitian
Apakah ada hubungan antara keputusan alokasi investor yang dilihat dari biaya modal
saham dengan tujuh atribut dari earnings: accrual quality, persistence, predictability,
smoothness, value relevance, timeliness, dan conservatism?
2. Motivasi Penelitian
Penelitian ini meneliti hubungan antara tujuh atribut dari earnings yaitu accrual quality,
persistence, predictability, smoothness, value relevance, timeliness, dan conservatism
dengan keputusan alokasi investor, menggunakan biaya modal saham sebagai indikator
dari keputusan-keputusan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
apakah setiap atribut dipertimbangkan dan penting bagi investor, dan untuk mengetahui
atribut mana yang paling penting bagi investor, dibuktikan oleh kekuatan dari asosiasi
antara atribut-atribut earnings tersebut dengan estimasi dari biaya modal. Penelitian ini
termotivasi oleh deskripsi, pada penelitian akuntansi dan lainnya, mengenai atribut-atribut
sistem pelaporan keuangan dan atribut-atribut earnings.
3. Theoritical Background
Accrual quality. Beberapa pendekatan untuk menilai earnings quality memandang
bahwa earnings akan lebih baik jika mendekati kas (e.g., Penman 2001; Harris et al.
2000).
Persistence. earning yang tetap lebih dianggap baik karena menggambarkan
keberlanjutan (e.g., Penman and Zhang, 2002; Revsine et al. 2002; Richardson 2003).
Predictability. Mengikuti Lipe (1990), konstruk ini didefinisikan sebagai kemampuan
earning untuk memprediksi dirinya sendiri.
Smoothness. Pandangan bahwa manajer menggunakan informasi privat mereka untuk
meratakan fluktuasi laba sehingga menjadi angka laba yang lebih baik untuk
dilaporkan.
Value relevance. Konstruk ini biasa diukur sebagai kemampuan earning dalam
menjelaskan variasi pada return.
Timeliness dan Conservatism. Kedua atribut ini merupakan hasil dari pandangan bahwa
laba akuntansi digunakan untuk mengukur pendapatan ekonomi, yang didefinisikan
sebagai perubahan pada market value of equity (see, for example, Ball et al. 2000).
Nama : Bima Cinintya Pratama / 371744
Judul Artikel : Costs of Equity and Earnings Attributes
Author(s) : Jennifer Francis, et al. (2004)
![Page 2: Kritik Artikel 4](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/563db920550346aa9a9a4ad8/html5/thumbnails/2.jpg)
Penelitian ini didasarkan pada hubungan antara biaya modal saham dan sifat-sifat dari
informasi spesifik perusahaan dan pada dugaan bahwa laba merupakan sumber utama
dari informasi tersebut.
4. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini memberikan bukti empiris mengenai atribut earnings apakah yang
dipertimbangkan dan penting bagi investor, dan juga atribut manakah yang paling penting
bagi investor, dibuktikan oleh kekuatan dari asosiasi antara atribut-atribut earnings
tersebut dengan estimasi dari biaya modal.
5. Metode Penelitian
Sample mencakup 27 tahun, t = 1975-2001.
Menguji masing-masing 7 atribut dari earnings yaitu: accrual quality, persistence,
predictability, smoothness, value relevance, timeliness, dan conservatism.
Melakukan cross-sectional tests, sensitivity test, dan alternative measures of the cost of
equity.
6. Hasil & Kesimpulan
Ditemukan bukti secara statistik yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
setiap atribut earnings attribute dan proksi biaya modal; dengan pengecualian (atau paling
kurang konsisten hubungannya) adalah pada predictability dan conservatism. Asosiasi
kondisional, yang memasukkan tujuh atribut-atribut earning ditambahkan dengan faktor
risiko yang diketahui dan faktor yang dipercaya menentukan porsi sebenarnya dari atribut
earning, menunjukkan bahwa accounting-based earnings attributes lebih mampu
menjelaskan cross-sectional variation in cost of equity daripada market-based attributes.
Secara individual, accrual quality, earnings persistence, smoothness, dan value relevance
memiliki pengaruh yang kuat pada biaya modal. Secara keseluruhan, dari bobot bukti yang
ditemukan dapat disimpulkan bahwa accrual quality merupakan atribut yang paling
dominan dalam hal pengaruhnya pada biaya modal.
7. Implications / Further Research
Bukti empiris pada individual and conditional cost-of-equity effects of earnings attributes
yang ditemukan dalam penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis investor, peneliti,
dewan standar, dan manajer. Untuk penelitian selanjutnya, dapat meneliti apakah over-
time changes pada pengukur tidak spesifik dari earnings attributes perusahaan itu
berhubungan dengan over-time changes pada biaya modal.
1.
![Page 3: Kritik Artikel 4](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/563db920550346aa9a9a4ad8/html5/thumbnails/3.jpg)
Pertanyaan Penelitian
Apakah yang membuat macam-macam indikator pengukur dari “earning quality”
termasuk persistence, accruals, smoothness, timeliness, loss avoidance, investor
responsiveness, dan external indicators seperti restatements dan SEC enforcement
releases berbeda dalam hal variasi pengukurannya maupun konsekuensinya?
2. Motivasi penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa berbagai macam indikator pengukur
dari “earning quality” termasuk persistence, accruals, smoothness, timeliness, loss
avoidance, investor responsiveness, dan external indicators seperti restatements dan SEC
enforcement releases berbeda dalam hal variasi pengukurannya maupun konsekuensinya.
3. Theoritical Background
Statement of Financial Accounting Concepts No. 1: Earnings quality. Kualitas laba
yang lebih baik akan memberikan informasi yang lebih baik mengenai kondisi kinerja
keuangan perusahaan yang relevan bagi keputusan spesifik yang dibuat oleh pembuat
keputusan tertentu.
4. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai berbagai macam indikator pengukur dari
“earning quality” termasuk persistence, accruals, smoothness, timeliness, loss avoidance,
investor responsiveness, dan external indicators seperti restatements dan SEC
enforcement releases sehingga dapat diketahui variasi pengukurannya maupun
konsekuensinya dari masing-masing indikator pengukur. Penelitian ini memberikan
pemahaman yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya mengenai 5 area utama yang
dapat diteliti guna memperkaya pengetahuan kita mengenai kualitas laba.
5. Metode Penelitian
Studi literatur dengan mereview lebih dari 300 penelitian mengenai kualitas laba.
Mengidentifikasi proksi dari kualitas laba dalam setiap paper dan Mengevaluasi
totalitas dari bukti-bukti empiris mengenai proksi-proksi yang sudah teridentifikasi
untuk memahami kemampuannya untuk mencerminkan konstruk laten dari kualitas
laba.
Nama : Bima Cinintya Pratama / 371744
Judul Artikel : Understanding Earnings Quality
Author(s) : Patricia Dechow, Weili Ge, and Catherine Schrand (2010)
![Page 4: Kritik Artikel 4](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/563db920550346aa9a9a4ad8/html5/thumbnails/4.jpg)
Mengelompokkan proksi kualitas laba menjadi 3 kategori: (1) properties of earnings;
(2) investor responsiveness to earnings; (3) external indicators of earnings
misstatements.
6. Hasil & Kesimpulan
Peneliti menyimpulkan 2 kesimpulan utama dari review yang dilakukan pada penelitian-
penelitian mengenai literatur kualitas laba. Pertama, karena semua proksi dari kualitas laba
yang berhubungan dengan laba (contohnya, persistence, timely loss recognition,
smoothness, small profits, dan ERCs) memiliki inti yang sama yaitu angka laba berbasis
akrual yang dilaporkan, maka proksi-proksi tersebut dipengaruhi oleh kinerja fundamental
perusahaan dan oleh pengukurannya. Kedua, meskipun semua proksi yang berdasarkan
pelaporan laba dipengaruhi oleh kinerja fundamental perusahaan dan oleh pengukurannya,
tingkat pengaruhnya tidaklah sama bagi setiap proksi-proksi tersebut. Sehingga, proksi-
proksi tersebut tidaklah mengukur konstruk yang sama. Sebagai tambahan, karena proksi-
proksi tersebut berfokus pada elemen-elemen yang berbeda dari decision usefulness, kita
tidak bisa berekspektasi proksi-proksi tersebut akan berjalan baik dalam semua keadaan
yang diteliti oleh para peneliti. Diharapkan, kedalaman diskusi dari masing-masing proksi
sudah memberikan pemahaman pada dimensi context-specific dari kualitas yang tercermin
dalam setiap proksi dan pada perbedaan antar proksi.
7. Limitations / Further Research
Karena semua proksi dari kualitas laba yang berhubungan dengan laba memiliki inti yang
sama yaitu angka laba berbasis akrual yang dilaporkan, maka proksi-proksi tersebut
dipengaruhi oleh kinerja fundamental perusahaan dan oleh pengukurannya. Penelitian
selanjutnya seharusnya lebih jelas dalam membedakan antara kinerja dan pengukuran
kinerja dalam membuat prediksi dan mengevaluasi hasilnya. Hal ini akan membantu
profesi akuntan dalam menentukan kontribusi dari sistem pengukuran akuntansi terhadap
kualitas laba yang dilaporkan. Penelitian ini juga memberikan catatan pada 5 area
penelitian yang masih sedikit diteliti dan dapat diteliti oleh peneliti selanjutnya guna
memperkaya pengetahuan kita mengenai kualitas laba.
.
1.
![Page 5: Kritik Artikel 4](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/563db920550346aa9a9a4ad8/html5/thumbnails/5.jpg)
Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah pandangan dari top financial executives, terutama Chief Financial Officers
(CFOs) mengenai kualitas laba?
2. Motivasi penelitian
Penelitian terdahulu mengenai kualitas laba kebanyakan menggunakan data empiris.
Masih kurang cukupnya hasil penelitian empiris untuk memisahkan porsi-porsi laba yang
di-manage yang berasal dari proses fundamental laba (Dechow et al., 2010). Sehingga,
beberapa pertanyaan masih sulit untuk dijawab dengan penelitian sebelumnya karena
jawabannya bergantung pada niat dan intensi manajemen yang tidak bisa diobservasi
dengan metode sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba memberikan suatu
pandangan dan perspektif mengenai kualitas laba dari sumber data yang baru yaitu survey
dan interview dengan para top financial executives, terutama Chief Financial Officers
(CFOs).
3. Theoritical Background
Karena rumitnya pengukuran kualitas laba, penelitian terdahulu tidak dapat
menguraikan secara memuaskan porsi dari laba yang di-manage dari bagian proses laba
fundamental (Dechow et al., 2010). Dengan demikian, sejumlah pertanyaan yang
menggelitik sulit untuk dijawab dalam penelitian terdahulu karena jawaban bergantung
pada niat dan intensi manajemen yang tidak bisa diobservasi dalam penelitian
terdahulu.
Penelitian ini menggunakan sumber data baru yaitu dari survey dan interview dengan
CFO. CFO dapat memberikan pemahaman mengenai kualitas laba karena (1) CFO
merupakan produser langsung dari kualitas laba; (2) CFO biasanya memiliki
background di bidang akuntansi yang memberikan mereka pemahaman mengenai
determinan dari kualitas laba, termasuk keuntungan dan keterbatasan dari GAAP; (3)
CFO merupakan pembuat keputusan kunci dalam akuisisi yang dilakukan perusahaan
(Graham et al., 2012).
4. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini memberikan suatu pandangan dan perspektif mengenai kualitas laba dari
sumber data yang baru yaitu survey dan interview dengan para top financial executives,
Nama : Bima Cinintya Pratama / 371744
Judul Artikel : Earnings Quality: Evidence From the Field
Author(s) : Ilia D.Dichev, et al. (2013)
![Page 6: Kritik Artikel 4](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022082708/563db920550346aa9a9a4ad8/html5/thumbnails/6.jpg)
terutama Chief Financial Officers (CFOs) guna menjawab gap dari penelitian sebelumnya
yang belum bisa menjawab pertanyaan mengenai pandangan manajemen.
5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan dengan 169 CFO dari
perusahaan public dan interview yang dalam dengan 12 CFO serta dewan standar.
6. Hasil & Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa CFOs percaya bahwa:
a. laba yang berkualitas tinggu adalah laba yang berkelanjutan dan terus-menerus
(sustainable and repeatable);
b. sekitar 50% kualitas laba dipengaruhi oleh faktor-faktor non-discretionary seperti
industri dan kondisi ekonomi makro;
c. pada period apapun, sekitar 20% perusahaan melakukan manajemen laba untuk
merubah pelaporan kinerja ekonomi, dan untuk perusahaan yang melakukannya ada
sekitar 10% perusahaan yang biasanya juga me-manage EPS;
d. manipulasi laba sulit untuk diuraikan dari luar akan tetapi perbandingan dari
perusahaan sejenis dan kurangnya korespondensi antaa laba dan arus kas dapat
memberikan suatu sinyal bahaya.
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa CFO ternyata memandang kualitas
laba sebagai suatu karakteristik yang khusus dan unconditional, hal ini kontras dengan
penelitian sebelumnya yang menjelaskan bahwa pengukur kualitas laba itu kondisional
tergantung pada pengaturan keputusan.
7. Limitations / Further Research
Pandangan CFO pada kualitas laba dapat dikatakan hampir sama antara perusahaan privat
dan public, untuk penggunaan yang berbeda dari laba, dan antara berbagai karakteristik
manajer dan perusahaan. Sedangkan, penelitian yang ada menganggap bahwa kualitas laba
itu sangat kondisional pada konteks keputusannya, dan memandang kualitas laba sebagai
suatu bagian dari karakteristik yang dapat menjadi semakin penting tergantung dari
keputusan yang akan diambil. Untuk penelitian selanjutnya dapat membantu menentukan
diantara kedua perspektif kualitas laba tersebut.