korelasi antara penerapan hukuman dengandigilib.uinsby.ac.id/24706/3/maslahatun...
TRANSCRIPT
-
KORELASI ANTARA PENERAPAN HUKUMAN DENGAN
KEDISIPLINAN SHOLAT BERJAMA’AH SANTRIWATI TSANAWIYAH
DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU
SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh:
MASLAHATUN NISA’
D01214012
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2018
-
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : MASLAHATUN NISA’
NIM : D01214012
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam
E-mail address : [email protected]
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusifatas karya ilmiah : Skripsi Tesis Desertasi Lain-lain (……………………………) yang berjudul :
Korelasi Antara Penerapan Hukuman Dengan Kedisiplinan Sholat Berjama’ah
Santriwati Tsanawiyah Di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Surabaya, 4 Mei 2018 Penulis
(Maslahatun Nisa’)
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail: [email protected]
√
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
vii
ABSTRAK
MASLAHATUN NISA’. D01214012. Pengaruh penerapan hukuman terhadap
kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati tsanawiyah di Pondok Pesantren
Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.
Pembimbing (1) Drs. H. M. Mustofa, SH. M.Ag. (2) Drs. Mahmudi.
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitan ini yaitu: (1) Bagaimana
kedisiplinan Santriwati dalam sholat berjama‟ah di Pondok Pesantren Fadllillah
Tambak Sumur Waru Sidoarjo? (2) Bagaimana penerapan hukuman terhadap
pelanggaran kedisiplinan sholat berjama‟ah di pondok pesantren Fadllillah
Tambak Sumur Waru Sidoarjo? (3)Adakah pengaruh penerapan hukuman
terhadap kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati Tsanawiyah di Pondok
Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh penerapan hukuman sebagai alat
pendidikan untuk mendisiplinkan sholat berjama‟ah santriwati tsanawiyah di
Pondok Pesantren Fadllillah. Yang mana penerapan hukuman dibagi menjadi 2
yakni hukuman fisik dan non-fisik tentunya saja dengan strategi Tarbawi atau
mendidik sehingga tetap menimbulkan efek jerah tanpa harus meninggalkan bekas
trauma. Dengan penerapan hukuman tersebut santri akan lebih disiplin mentaati
peraturan khususnya dalam sholat berjama‟ah. Kedisiplinan sholat berjama‟ah
yang dimaksud adalah seputar berpakaian yang suci, datang tepat waktu,
membaca dzikir dan aqidatul awwam, dan mendirikan sholat sunnah rowatib
qobliyah dan ba‟diyah.
Data-data penelitian ini dihimpun dari santri tsanawiyah sebesar 30% atau
46 santriwati tsanawiyah sebagai obyek penelitian. Dan mengumpulkan data
menggunakan metode observasi, interview, angket dan dokumentasi. Penelitian
ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, untuk analisis datanya menggunakan
persentase dan regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan dan perhitungan dengan
menggunakan rumus persentase dan regresi linier sederhana, dapat disimpulkan
bahwa: (1) Persentase santriwati yang disiplin dalam sholat berjama‟ah cukup
baik yakni 64% (2) Persentase penerapan hukuman di pondok pesantren Fadllillah
baik dengan persentase 61% (3) Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan
hukuman dengan kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati Pondok Pesantren
Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, dengan hasil perhitungan regresi linier
sederhana diperoleh 85% penerapan hukuman mempengaruhi kedisiplinan sholat
berjama‟ah santriwati.
Kata Kunci : Penerapan Hukuman, Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
viii
ABSTRACT
MASLAHATUN NISA’. D01214012. Effect of punishment on discipline of
praying in congregation santriwati tsanawiyah in Pondok Pesantren
Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.
Supervisor (1) Drs. H. M. Mustofa, SH. M.Ag. (2) Drs. Mahmudi.
Problems to be studied in this research are: (1) How to discipline Santriwati in
praying congregation at Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru
Sidoarjo? (2) How is the application of punishment to disciplinary breach of
congregational prayer in boarding school of Fadllillah Tambak Sumur Waru
Sidoarjo? (3) Is there any effect of punishment on discipline of praying in
congregation santriwati Tsanawiyah in Pondok Pesantren Fadllillah Tambak
Sumur Waru Sidoarjo.
This research is based on the application of punishment as an educational
tool to discipline the prayers in congregation santriwati tsanawiyah in Pondok
Pesantren Fadllillah. Which is the application of punishment is divided into 2 ie
physical and non-physical punishment of course with a Tarbawi strategy or
educate so that still creates a bright effect without having to leave trauma. With
the application of the punishment santri will be more disciplined to obey the rules,
especially in praying congregation. The discipline of the congregational prayer is
meant around the holy dressing, coming on time, reciting dhikr and aqidatul
awwam, and establishing sunna prayer rowatib qobliyah and ba'diyah.
The data of this research is collected from santri tsanawiyah by 30% or 46
santriwati tsanawiyah as research object. And collect data using observation
methods, interviews, questionnaires and documentation. This research belongs to
quantitative research, for data analysis using simple linear percentages and
regression.Based on the results obtained from the field and calculations using
simple linear percentage and linear regression formula, it can be concluded that:
(1) The percentage of discipline in discipline in congregational praying is good
64% (2) Percentage of punishment application in Fadillillah boarding school
either with percentage of 61% (3) There is a significant influence between the
implementation of punishment with discipline of praying in congregation
santriwati Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, with the
results of simple linear regression calculation obtained 85% of the application of
punishment affect the discipline of praying congregation santriwati.
Keywords: Implementation of Punishment, Discipline of Civil Prayer
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xi
DAFTAR ISI
SAMPUN DALAM ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................ iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 10
E. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 11
F. Devinisi Operasional ......................................................................... 14
G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 19
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penerapan Hukuman............................................................................ 21
1. Pengertian Penerapan Hukuman ............................................... 21
2. Jenis-jenis Hukuman ................................................................ 24
3. Teori Hukuman ........................................................................ 29
4. Fungsi Hukuman...................................................................... 30
5. Syarat-syarat Hukuman Pedagogis ........................................... 31
B. Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah .......................................................... 33
1. Pengertian Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah ............................. 33
2. Fungsi Kedisiplinan Sholat berjama‟ah .................................... 37
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xii
3. Hukum Sholat Berjama‟ah ....................................................... 38
4. Syarat-syarat Sholat Berjama‟ah .............................................. 41
5. Hikmah Sholat Berjama‟ah ...................................................... 44
C. Korelasi Antara Penerapan Hukuman Dengan Kedisiplinan Sholat
Berjama‟ah Santriwati ......................................................................... 45
D. Hipotesis ............................................................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 53
B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ....................................... 57
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 60
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ........................................... 62
E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 77
B. Sajian Data .......................................................................................... 94
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis................................................. 103
D. Pembahasan ........................................................................................ 135
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 137
B. Saran-saran.......................................................................................... 138
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 140
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Indikator Variabel X dan Variabel Y ................................................................ 58
3.2 Jumlah Populasi ............................................................................................... 60
3.3 Lembar Observasi ............................................................................................ 64
3.4 Kisi-kisi Lembar Angket .................................................................................. 69
3.5 Tabulasi Scoring .............................................................................................. 69
4.1 Struktur Organisasi Kepengasuhan Pondok Pesantren Fadllillah....................... 81
4.2 Struktur Organisasi Pelajar Pondok Fadllillah Tahun Ajaran 2018/2019 ........... 83
4.3 Jumlah Keseluruhan Santri Pengabdian ............................................................ 88
4.4 Jumlah Keseluruhan Santri TMI ....................................................................... 89
4.5 Jumlah KeseluruhanSantri Tsanawiyah ............................................................ 90
4.6 Pembagian Nama-nama Ibu Asuh Kelas 1-3 TMI/ VII-IX Tsanawiyah ............ 91
4.7 Macam-macam Hukuman Berdasarkan Tingkatan Kesalahan ........................... 96
4.8 Data Angket Penerapan Hukuman .................................................................... 99
4.9 Data Angket Kedisiplinan Sholat Berjamaah Santriwati ................................... 101
4.10 Tabulasi Scoring Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah .......................................... 103
4.11 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernahkah Tidak Mengikuti Sholat
Berjama‟ah ................................................................................................... 104
4.12 Data Hasil Persentase Angket Tentang Terlambat Masuk Musholla ............... 104
4.13 Data Hasil Persentase Angket Tentangdatang Lebih Awal Sebelum Jaros
Sholat ........................................................................................................... 105
4.14 Data Hasil Persentase Angket Tentang Ikut Membaca Aqidatul Awwam ....... 105
4.15 Data Hasil Persentase Angket Tentang Mengisi Shaff Yang Kosong Dahulu .. 106
4.16 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menggunakan Seragam Ketika Sholat
Berjamaah .................................................................................................... 106
4.17 Data Hasil Persentase Angket Tentang Sholat Menggunakan Pakaian Khusus .107
4.18 Data Hasil Persentase Angket Tentang Makmum Yang Mengikuti Imam ....... 107
4.19 Data Hasil Persentase Angket Tentang Mengetahui Gerakan Imam Saat
Sholat ........................................................................................................... 108
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xiv
4.20 Data Hasil Persentase Angket Tentang Sholat Berjama‟ah Satu Tempat
Dengan Imam ............................................................................................... 108
4.21 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melakukan Sholat Di Belakang Ima. .. 109
4.22 Data Hasil Persentase Angket Tentang Sholat Yang Sesuai Dengan Imam ..... 109
4.23 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menjadi Makmum Masbuq ................ 110
4.24 Data Hasil Persentase Angket Tentang Ramai Ketika Membaca Aqidatul
Awwam Ataupun Ketika Dzikir .................................................................... 110
4.25 Data Hasil Persentase Angket Tentang Membaca Dzikir Dengan Suara
Keras. ........................................................................................................... 111
4.26 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melakukan Sujud Syukur Setelah
Sholat .......................................................................................................... 111
4.27 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melaksanakan Sholat Sunnah
Qobliyah ....................................................................................................... 112
4.28 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melaksanakan Sholat Sunnah
Rawatib Ba‟diyah ......................................................................................... 112
4.29 Hasil Jawaban Angket Variabel Y .................................................................. 113
4.30 Kategori Interval ............................................................................................ 116
4.31tabulasi Scoring Penerapan Hukuman.............................................................. 117
4.32 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernahkah Mendapat Hukuman
Karena Melanggar Kedisiplinan Sholat Berjamaah ....................................... 118
4.33 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Berdiri Ketika Dzikir
Membuat Jerah ............................................................................................. 118
4.34 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Berdiri Ketika Doa
Yaumiyah Membuat Jerah ............................................................................ 119
4.35 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Sholat Dibelakang Imam
Tidak Membuat Jerah ................................................................................... 119
4.36 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Hafalan Pelajaran-
Pelajaran Pondok Membuat Jerah ................................................................. 120
4.37 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Hafalan Surat-Surat Al-
Qur‟an Membuat Jerah ................................................................................. 121
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xv
4.38 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menghafal Doa-Doa Setelah Sholat
Membuat Jerah ............................................................................................. 121
4.39 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Memakai Kerudung
Pelanggaran Membuat Jerah ......................................................................... 122
4.40 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menyukai Hukuman Hafalan Pondok . .122
4.41 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Ketika Dzikir Membuat
Malu ............................................................................................................. 123
4.42 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernah Mendapat Hukuman Memakai
Kerudung Pelanggaran .................................................................................. 123
4.43 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernahkah Tidak Melaksanakan
Hukuman Yang Diberikan ............................................................................ 124
4.44 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Yang Diberikan Membuat
Melakukan Kesalahan Yang Sama ................................................................ 125
4.45 Data Hasil Persentase Angket Tentang Adanya Hukuman Dapat
Meningkatkan Kedisiplinan Sholat Berjamaah .............................................. 125
4.46 Data Hasil Persentase Angket Tentang Jika Hukuman Ditiadakan Apakah
Masih Disiplin Dalam Sholat Berjamaah....................................................... 125
4.47 Data Hasil Persentase Angket Tentang Ada Atau Tidaknya Hukuman
Berpengaruh Terhadap Kedisiplinan Sholat Berjamaah ................................. 126
4.48 Data Hasil Persentase Angket Tentang Adanya Hukuman Mencegah
Pelanggaran Kedisiplinan Sholat Berjamaah ................................................. 127
4.49 Hasil Jawaban Angket Variabel X ................................................................. 127
4.50 Kategori Interval Variabel Penerapan Hukuman ............................................. 130
4.51 Koefisien Korelasi Antara Penerapan Hukuman Dengan Kedisiplinan Sholat
Berjamah Santriwati Tsanawiyah Di Pondok Pesantren Fadllillah ................. 131
4.52 Korelasi Product Moment Menggunakan SPSS .............................................. 135
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat izin penelitian ............................................................................. 145
2. Surat pemberian izin ............................................................................ 146
3. Lembar hasil observasi ........................................................................ 147
4. Angket ............................................................................................... 149
5. Nama-nama Responden ....................................................................... 152
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam menentukan
perkembangan dan perwujudan diri individu. Pendidikan bertanggung jawab
untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal sehingga anak
dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai kebutuhan pribadi
dan masyarakat.1Seperti yang tercantum dalam Undang-undang republik
indonesia nomor 20 tahun 2003 BAB I pasal 1 yakni Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.2
Keyakinan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting untuk
kehidupan manusia memang ada sejak dulu sampai sekarang apalagi Allah
Swt telah menjelaskan dalam Al-Qur‟an yang menggambarkan tingginya
kedudukan orang beriman yang mempunyai ilmu pengetahuan, ayat ini bisa
menjadi motivasi untuk terus mencari ilmu, adapun ayat itu adalah surat Al-
Mujadalah: 11
1 Munandar, S.C.Utami, Krerativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), 4. 2 Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dharma Bhakti, 2003), 3 .
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.3
Tujuan pendidikan mengandung pengertian bahwa setiap manusia
khususnya Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas iman dan
takwa kepada Allah SWT dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa.
Hal ini sejalan dengan tujuan pondok pesantren pada umumnya, yakni
menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu pribadi beriman
dan bertakwa kepada tuhan.4Maka untuk dapat meningkatkan kualitas iman
dan takwa seorang santri dapat diperoleh apabila santri tersebut memiliki
kedisiplinan dalam menaati peraturan di pondok pesantren salah satunya agar
selalu mengikuti sholat berjama‟ah tanpa harus terlambat atau meninggalkan
sholat fardlu tersebut.
Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan
pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama
sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat
atau pesantren Ramadhan yang diadakan disekolah-sekolah umum misalnya,
tidak termasuk dalam pengertian ini.5
3 Qur’an in Word, Ver 1.3 4 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,
(Jakarta: Penerbit Erlangga,Tanpa Tahun), 4. 5Ibid., 2.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
Seperti yang kita ketahui bahwasanya sistem pendidikan pesantren
didasari, digerakkan, dan diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang
bersumber pada ajaran Islam. Pesantren memenuhi kriteria yang disebut
dalam konsep pembangunan, yaitu pembangunan kemandirian, mentalitas,
kelestarian, kelembagaan, dan etika.6Adapun salah satu ciri-ciri pendidikan
pesantren yakni Disiplin yang sangat dianjurkan, dan untuk menjaga
kedisiplinan ini pesantren biasanya memberikan sanksi-sanksi edukatif.7
Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang.
Tanpa adanya kedisiplinan yang besar didalam setiap diri maka alam kelabu
akan selalu menutupi dunianya8 termasuk dalam dunia pendidikan dan
pengajaran dalam pondok Pesantren.Kata disiplin/ discipline semula
disinonimkan dengan education (pendidikan), dalam pengertian modern
pengertian dasarnya adalah kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu
kekuasaan luar ataupun oleh individu sendiri.9
Disiplin adalah penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran
sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan itu.10
Disiplin juga bisa diartikan
esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi. Para anggota
harus mengendalikan keinginan-keinginan pribadi masing-masing dan
bekerja sama untuk kebaikan semua. Dengan kata lain, mereka harus
6 Rifiq A. Dkk, Pemberdayaan Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), 5-6. 7 Matsuki. Dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), 93. 8 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Dalam Rangka Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 163. 9 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV Citra Media, 1996), 21. 10 Ibid., 164.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
mengikuti dengan layak tata perilaku yang ditetapkan oleh kepemimpinan
organisasi sehingga tujuan-tujan yang telah disepakati itu bisa dicapai.11
Tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa
hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya,
tempat individu diidentifikasi.12
Sholat merupakan kewajiban mutlak yang harus dilaksanakan oleh
umat Islam selama ruh masih ada dikandung badan dalam situasi dan kondisi
apapun, diamanpun dan kapan pun. Kewajiban shalat ini sebagaimana firman
allah ta‟ala dalam al-Qur‟an QS. An-Nisa‟/ 4: 103 :
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila
kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.13
Sholat adalah ibadah yang paling penting diantara rukun Islam yang
lainnya sebab ia mempengaruhi yang baik bagi kondisi akhlaq manusia.14
Menurut Prof. Hasby Ash-Shiddiqi sholat adalah melahirkan niat atau
keinginan dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah, dengan
perbuatan atau gerakan dan perkataan, keduanya bersamaan.15
11 Oteng Sutista. Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1983), 96-97. 12Elizabetg B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, ( PT Gelora Aksara Pratama, 1987), 82. 13 Qur’an in Word, Ver 1.3. 14 Saiful Jazil, Fiqih Ibadah Thaharah dan Sholat, (Surabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2010), 121. 15 Hembing, Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan Kesehatan, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), 116.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Sholat dalam Islam memberikan pendidikan sosial yang terarah dan
merupakan sekolah kemanusiaan yang tinggi, dalam suatu sistem yang tiada
duanya sepanjang sejarah agama-agama dan bentuk-bentuk peribadahan.
Karena itu, Islam mengajarkan bahwa seorang muslim tidak cukup dalam
menunaikan sholat hanya selalu sendirian, dengan mengasingkan diri dari
masyarakat lingkungannya. Akan tetapi, ia juga dianjurkan secara serius
untuk menuanaikan salat dengan jama‟ah, bersama-sama, dan khususnya
dimasjid. Rasulullah saw berkeinginan keras untuk membakar rumah-rumah
kaum, karena mereka meninggalkan sholat berjamaah. Sekalipun sholat
berjamaah itu hukumnya tidak wajib, namun ia merupakan keutamaan
ketimbang sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat. 16
Rasulullah saw
bersabda:
َرُسوَل اَّللَِّ َصلَّى اَّللَُّ َعَلْيِو َوَسلََّم قَاَل َوالَِّذي نَ ْفِسي بَِيِدِه َلَقْد ََهَْمُت أَْن آُمَر َعْن َأِب ُىرَيْ رََةأَنَّ ََلِة فَ يُ َؤذََّن ََلَا ُثَّ آُمَر َرُجَلا فَ يَ ُؤمَّ النَّاَس ُثَّ أَُخاِلَف ِإََل رِ َجاٍل ِِبََطٍب فَ ُيْحَطَب ُثَّ آُمَر ِِبلصَّ
يناا َأْو ِمْرَماتَ ْْيِ َفُأَحّرَِق عَ ُد َعْرقاا َسَِ َلْيِهْم بُ ُيوتَ ُهْم َوالَِّذي نَ ْفِسي بَِيِدِه َلْو يَ ْعَلُم َأَحُدُىْم أَنَُّو َيَِ َحَسنَ تَ ْْيِ َلَشِهَد اْلِعَشاءَ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku
ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku
perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk
memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-
orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah
mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya
seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan memperaleh daging
yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka akan
mengikuti shalat 'Isya berjama'ah." (HR Bukhari)17
16 Yusuf al-Qaradlawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1998), 407-408. 17 Hadis Explorer Ensiklopedi Sunnah Nabawi Berdasarkan 9 Kitab Hadits, HR Bukhari, no. 608
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
Rasulullah Saw. menganjurkan kepada keluarga untuk
menanamkan kebiasaan sholat kepada Anak semenjak dini. Keluarga
memperhatikan anak-anak dengan menanamkan kebiasaan sholat dengan
mengajarkan sholat kepada mereka dan membuat mereka meniru anggota
keluarga lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
ٍْبْ ْْبيَِْْعْوِشَّْعيْْ ََِْْعيُْْْشعَ ٍَِْْعيْْْأَبٍِ َِْْاّلَلَُْْصلَىْاّلَلَِْْسُسْلُْْقَالَْ قَالََْْجذِّ ٍْ َْعلَ
َسلَنَْ ََلدَُكنُْْْهُشّاَّْ ّْ ُُنْْْبِالَصََلةِْْأَ اْضِشبُُُْنْْْيَِْسٌٍَِْسْبعِْْأَْبٌَاءَُّْْ اَّْ َِ ٍْ ُُنَْْْعلَ َّْ
قُْاَْعْششْ ْأَْبٌَاءُْ فَّشِ ُِنَّْْْ ٌَ ٍْ اْلَوَضاِجعِْْفًِْبَ
"Dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak-
anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur
tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka
pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka
dalam tempat tidurnya"(HR. Tirmidzi)18
Ketika anak-anak sudah mencapai usia sepuluh tahun, keluarga
lebih menekankan sholat kepada mereka dengan membuat hukuman yang
dapat membuat anak merasakan pembelajaran yang serius sampai
kebiasaan sholat ini benar-benar tertanam pada diri anak.19
Jika kita melihat pendidikan sekarang ini yang berhubungan
dengan tingkah laku siswa, terjadi banyak penyimpangan dan tidak sesuai
dengan harapan yang diinginkan. Ini terbukti dengan banyaknya moral dan
akhlak siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Misalnya: terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik di kelas, saling
kirim surat disaat pelajaran, membantah perintah dan sebagainya.
18 Hadis Explorer Ensiklopedi Sunnah Nabawi Berdasarkan 9 Kitab Hadits, HR Tirmidzi, no. 372. 19 Muhammad Bahnasi, Sholat Sebagai Terapi Psikologi, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 188.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Salah satu alat penolong didalam pendidikan adalah dengan
diterapkannya hukuman dalam lingkungan pendidikan tersebut. Hukuman
juga diperlukan untuk menghindari adanya pelanggaran terhadap peraturan
dan tata tertib.20
Hukuman sebagai alat terakhir digunakan apabila
memang tidak ada upaya lain untuk mengatasi masalah. Hukuman adalah
penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh
seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran,
kejahatan atau kesalahan. Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah
sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan
kearah perbaikan, hukuman itu hendaklah di berikan untuk kepentingan
anak itu sendiri.21
Menurut Ibnu Sina bila seorang juru-didik terpaksa harus
menghukum anak-anak, maka Ibnu Sina berpendapat bahwa hukuman itu
dilakukan bila keadaan memaksa, dan pukulan tidak digunakan kecuali
sesudah diberi peringatan, ancaman dan mediator (perantara) untuk
memberi nasehat, dengan maksud merangsang pengaruh yang diharapkan
dalam jiwa anak-anak itu. Bila dipukul, hendaklah pukulan pertama kali
itu menimbulkan rasa pedih pada si anak sehingga timbul efek yang
diharapkan dan supaya ia jangan menganggap enteng saja hukuman yang
akan datang.22
Seperti halnya dalam lingkup pendidikan, termasuk pendidikan
dalam pondok pesantren. Agar santri tersebut menjalankan kedisiplinan
dengan baik, maka seharusnya diadakan sebuah hukuman sebagaimana
fungsi hukuman adalah untuk melemahkan atau menghentikan tingkah
20 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak) ter. K.H. Farid Ma’ruf (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), 62. 21 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), 174. 22 M. Athiya al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), 154-155.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
laku yang sifatnya negatif atau untuk menghentikan tingkah laku yang
tidak sesuai dengan peraturan tata tertib.23
Sehubungan dengan hal tersebut pondok pesantren Fadllillah yang
di pimpin oleh Drs. KH. Ja‟far Shodiq dengan sangat ketat mewajibkan
para santri menjalankan kedisiplinan di pondok pesantren termasuk dalam
hal sholat berjama‟ah bagi seluruh santri, dan akan diadakan sebuah
makamah ta‟lim sebagai penghukuman atas kesalahan apabila santri
melanggar kediplinan salah satunya terlambat atau tidak mengikuti sholat
berjam‟ah.
Hal ini terbukti dengan sedikitnya kekacauan atau pelanggaran
yang ada di Pondok pesantren Fadllillah, banyak sekali santri yang
terlambat untuk mengikuti sholat berjama‟ah, terutama pada santri kelas
atas mereka lebih memilih terlambat dengan hukuman berdiri ketika
berdzikir setelah sholat dari pada datang tepat waktu.
Berdasarkan latarbelakangmasalahyangdiuraikan diatas,penulis
tertarikuntuk melakukanpenelitiandenganjudul“Korelasi Antara Penerapan
Hukuman dengan Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah Santriwati Tanawiyah
Di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
23 Suharsini Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 1993), 167.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
1. Bagaimana kedisiplinan Santriwati dalam sholat berjama‟ah di
Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana penerapan hukuman terhadap pelanggaran kedisiplinan
sholat berjama‟ah di pondok pesantren Fadllillah Tambak Sumur
Waru Sidoarjo?
3. Bagaimana korelasi antara penerapan hukuman dengan
kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati Tsanawiyah di Pondok
Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Ketertarikan penulis untuk meneliti hal-hal diatas berdasarkan tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk menggambarkan kedisiplinan santriwati dalam sholat
berjama‟ah di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru
sidoarjo
2. Untuk mendriskipsikan penerapan hukuman pelanggaran
kedisiplinan sholat berjama‟ah dipondok pesantren Fadllillah
Tambak Sumur Waru Sidoarjo
3. Untuk mengukur korelasi antara penerapan hukuman dengan
kedisiplinan sholat berjam‟ah santriwati di Pondok Pesantren
Fadllillah
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
D. Kegunaan Penelitian
Dalam penulisan penelitian ini, peneliti berharap hasil penelitian
ini dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis,
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat menambahKhazanahilmu pengetahuan di
bidang pendidikan dalam mengenai penerapan hukuman
terhadap kedisiplinan para santri di Pondok Pesantren
Fadllillah.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
pengembangan atau input untuk penelitian selanjutnya yang
sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah yang bersangkutan hasil penelitian ini
diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi dan selalu
melakukan pengembangan-pengembangan demi
pencapaian tujuan pendidikan Islam yakni melahirkan
generasi yang berkepribadian muslim dan unggul.
b. Bagi kalangan akademis khususnya Pengurus Pondok, hasil
penelitian ini diharapkan menjadi input dalam
mengembangkan Kedisiplinan di Pondok Pesantren
Fadllillah untuk menekankan pendidikan kepribadian
Muslim.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
c. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan pertimbangan
bagi para peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
E. Penelitian Terdahulu
Untuk menghindari dari kegiatan peniruan/plagiasi penemuan
dalam memecahkan sebuah permasalahan, maka disini kami akan
memaparkan beberapa karya ilmiah yang mempunyai ranah pembahasan
yang sama dengan pembahasan yang akan kami sampaikan didalam
skripsi yang sedang kami rencanakan ini. Dan karya–karya tersebut
nantinya juga menjadi bahan telah kami dalam menyusun skripsi yang
sedang kami rencanakan ini. Karya–karya Ilmiah itu diantaranya adalah:
1. Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Pemberian Hukuman Terhadap
Pembentukan akhlak Peserta Didik di SMP Muhammadiyah 1
Sidoarjo.” Karya ini ditulis oleh Rachmad Nur Wachid Dari jurusan
Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbit
pada tahun 2017.
Pada hasil Penelitian terdahulu disini Rachmad Nur Wachid
menulis tentang kedisiplinan yang lebih mengutamakan dalam
pembentukan akhlak peserta didik pada lingkup sekolah. Sedangkan
dalam penelitian yang akan saya teliti penulis lebih terfokuskan
kepada kedisiplinan sholat berjama‟ah pada santriwati di Pondok
Pesantren. Namun disini peneliti memiliki kesamaan variabel yakni
membahas tentangpenerapan hukuman.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
2. Skripsi yang berjjudul: “Pengaruh Pemberian Hukuman (Ta‟zir)
Pesantren Terhadap Kedisiplinan Belajar Agama Di Pondok Pesantren
Sabilunnajah Sidosermo Jagir Wonocolo Surabaya” Karya ini di tulis
oleh Miftahul Hidayah dari Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN
Sunan Ampel Surabaya yang terbit pada tahun 2010.
Pada hasil Penelitian terdahulu disini Miftahul Hidayah
menulis tentang penerapan hukuman yang lebih mengutamakan dalam
kedisiplinan santri dalam Belajar Agama. Sedangkan dalam penelitian
yang akan saya teliti penulis lebih terfokuskan kepada kedisiplinan
sholat berjama‟ah pada santriwati di Pondok Pesantren. Dan penulis
memiliki kesamaan variabel yakni dalam pengaruh penerapan
hukuman sebagai alat kedisiplinan.
3. Skripsi yang berjudul: “Korelasi Tindakan Punishment Dalam Bentuk
Hukuman Rohani Terhadap Motivasi Belajar Siswa Ma Darul Ulum
Waru Sidoarjo”karya ini di tulis oleh Munir dari Jurusan Pendidikan
Agama Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbit pada tahun
2010.
Pada hasil Penelitian terdahulu disini Munir menulis tentang
menghubungkan tindakan hukuman yang ada dengan menggunakan
hukuman rohani kepada siswa. Sedangkan dalam penelitian yang akan
saya teliti penulis lebih terfokuskan kepada hukuman rohani dan
jasmanin yang ada terhadap kedisiplinan sholat berjama‟ah pada
santriwati di Pondok Pesantren.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
4. Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Penerapan Hukuman Terhadap
akhlak Santri di Pondok Pesantren al-Hidayah Ketegangan
Tanggulangin Sidoarjo.” Karya ini ditulis oleh M. Syueb Fanani Dari
jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya yang
terbit pada tahun 2000.
Pada hasil Penelitian terdahulu disini M. Syueb Fanani
menulis tentang penerapan hukuman yang lebih mengutamakan dalam
kedisiplinan pembentukan akhlak santri di pondok pesantren.
Sedangkan dalam penelitian yang akan saya teliti penulis memiliki
kesamaan perihal hukuman kedisiplinan namun lebih terfokuskan
kepada kedisiplinan sholat berjama‟ah pada santriwati.
5. Skripsi yang berjudul : “Studi tentang Pengaruh Hukuman Terhadap
Kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Umum Unggala Sidoarjo.”
Karya ini ditulis oleh Fatrotin Dari jurusan Pendidikan Agama Islam,
UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbit pada tahun 1999.
Pada hasil Penelitian terdahulu disini Fatroni menulis tentang
kedisiplinan secara Umum yang ada disekolah, seperti halnya
kerapian seragam, telat masuk sekolah dll. Sedangkan dalam
penelitian yang akan saya teliti penulis memiliki kesamaan perihal
hukuman kedisiplinan namun lebih terfokuskan kepada kedisiplinan
sholat berjama‟ah pada santriwati di Pondok pesantren.
Terdapat banyak sekali judul yang membahas tentang penerapan
hukuman sebagai variabel Bebas (X), namun ada beberapa perbedaan
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
penelitian dalam yang akan peneliti teliti yakni tentang variabel terikat (Y),
yang mana belum diantara sekian penelitian terdahulu membahas tentang
penerapan hukuman dengan kedisiplinan sholat berjama‟ah. Maka penulis
menjadikan kedisiplinan sholat berjama‟ah sebagai variabel terikat (Y) agar
penelitian ini tidak terbenturan dengan judul-judul penelitian sebelumnya.
F. Definisi Operasional
Agar pembahasan lebih fokus dan mengarah kepada sasaran pembahasan,
maka dalam defenisi oprasional kami paparkan beberapa kata kunci sesuai
dengan judul yang ada, yakni : Korelasi Antara Penerapan Hukuman dengan
Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah Santriwati di Pondok Pesantren Fadllillah
Tambak sumur Waru Sidoarjo.
1. Korelasi
Korelasi dapat diartikan sebagai hukuman. Namun ketika
dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dipahami sebatas
pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik data dalam
statistik yang dugunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi
karena adanya hubungan sebab akibat ataudapat pula terjadi karena
kebetulan saja.24
24 Richard Dunne, Pembelajaran Efektif (terjemahan), (Jakarta: Grasindo), 23.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
2. Penerapan Hukuman
a. Penerapan
Penarapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu
teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.25
b. Hukuman
Hukuman adalah Suatu perbuatan yang tidak menyenangkan
dari orang yang lebih tinggi kedududukannya untuk pelanggran dan
kejahatan. Bermaksud memperbaiki kesalahan anak. Bukan untuk
mendendam.26
Hukuman sebagai alat terakhir digunakan apabila
memang tidak ada upaya lain untuk mengatasi masalah.
Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau
ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan
sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.
Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah sedikit banyaknya
selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan kearah
perbaikan, hukuman itu hendaklah di berikan untuk kepentingan
anak itu sendiri.27
Jadi maksud dalam Korelasi Penerapan Hukuman pada
penelitian disini adalahhubungan dipraktekkannya sebuah kegiatan
yang tidak menyenangkan sebagai alat kedisiplinan sehingga
memberikan efek jera terhadap pelanggar tersebut.
25W.J.S. Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), 731. 26 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bumi Aksara,1994), 63. 27 Ngalim, Ilmu Pendidikan,Bandung, 1991, 174.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
3. Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah Santriwati Tsanawiyah
a. Kedisiplinan
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan
pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Istilah
disiplin mengandung banyak arti. Good‟s Dictionary of Education
menjelaskan disiplin sebagai berikut:
1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan,
dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk
mencapai tindakan yang lebih efektif.
2) Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui
hukuman atau hadiah.28
Disiplin juga bisa diartikan penurutan terhadap suatu peraturan
dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan.29
b. Sholat
Menurut Abdullah Gymnastiar dalam bukunya yang berjudul
Shalat daDalam Prespektif Shufi mengatakan bahwa sholat
dirumuskan sebagai “Ibadah kepada allah dan pengagungan-Nya
dengan bacaan-bacaan dan tindakan-tindakan tertentu yang dibuka
dengan takbir (Allahu akbar) dan ditutup dengan taslim (al-salamu
„alaikum wa rahmatullah wa barakatuh), dengan runtutan dan tertib
tertentu yang diterapkan dalam Islam.30
28 Oteng, Adimistrasi¸1983, 97. 29
Subari, supervisi Pendidikan, 1994, 164. 30 Abdullah Gymnastiar. Dkk, Shalat Dalam Perspektif Sufi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 147.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
c. Berjama‟ah
Berasal dari bahasa Arab al-Jama‟ah yaitu menghimpun,
mengumpulkan. Salat yang dilaksanakan secara bersama-sama
dipimpin oleh imam.31
Atau jamaah dapat diartikan golongan yang
memiliki imam yang mencocoki al-Qur‟an dan al-Hadist dan
membaiatnya serta menaatinya.
Imam ath-Thobari rohimakumullah mengatakan pengertian yang
benar dari hadis menetapi jama‟ah adalah oran-orang yang selalu
mentaati seseorang yang telah mereka sepakati sebagai Amir, maka
barang siapa yang yang merusak baiat (tidak mentaati amir) berarti dia
kelaur dari jama‟ah.32
d. Santri
Menurut Johns, Seperti dikutip oleh Zamakhsari Dhofier, kata santri
berasal dari bahasa Tamil Sastri yang berarti “Guru Mengaji”.
Sedangkan menurut C.C. Berg, sebagimana dikutip oleh Dhofier
berasal dari bahasa india Shastri yang berarti Buku Suci, Buku-buku
agama, atau buku tentang ilmu pengetahuan. Menurut Robson, kata
santri berasal berasal dari nahasa Tamil Sattiri yang diartikan orang
yang tinggal disebuah rumah miskin atau bangunan secara umum.
Dengan ketiga pendapat tersebut maka dapat diartikan santri adalah
orang-orang yang memperdalam agama kemudian mengajarkannya
kepada masyarakat Islam dan orang-orang demikian masyarakat jawa
dikenal dengan istilah “Guru Mengaji”.33
31 Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid 5, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2006). 1573 32 https://www.google.com/search?ie=UTF-8&source=android-browser&q=pengertian+berjamaah 33 Hanun Asroha, Pelembagaan Pesantren Asal-usul Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), 30.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
e. Tsanawiyah
Operasionalisasi Madrasah Tsanawiyah didasarkan atas Kepmenag
RI NO. 369 tahun 1993 tentang Madrasah Tsanawiyah. Pasal 1 bab 1
ayat (1) menyatakan bahwa Madrasah Tsanawiyah adalah sekolah
lanjutan Tingkat pertama yang berciri khas agama Islam yang
menyelenggarakan program tiga tahun setelah Madrasah Ibtidaiyah atau
sekolah Dasar.34
Jadi, madrasah Tsanawiyah dapat dipahamu sebagai
satuan pendidikan tingkat menengah pertama yang bersifat umum, yang
mewujudkan pendidikan agama Islam sebagai identitas
kelembagaannya.
Jadi pengertian dari Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah santriwati
Tsanawiyah yakni penurutan ketaatan terhadap aturan dengan kesadaran
sendiri oleh santriwati Tsanawiyah dalam menjalankan sholat berjma‟ah.
3. Pondok Pesantren
Kata Pesantren berasal dari akar “Santri” yaitu istilah yang
digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agam dilembaga
pendidikan Islam tradisional jawa. Kata santri mendapat awalan “pe” dan
akhiran “an”, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu.35
Sedangkan
dalam buku lain pondok pesantren adalah lembaga pendidikan ddan penyiar
agama Islam, tempat pelaksanaan kewajiban belajar dan mengajar dan pusat
pengembangan jamaah (masyarakat) yang diselenggarakan dalam kesatuan
34
Ahmad Ali Riyadi, Politik Pendidikan Menggugat Birokrasi Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 97-98. 35 Ibid., 30.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
tempat pemukiman dengan masjid sebagai pusat pendidikan dan
pembinaannya.36
Adapun maksud dari korelasi antara penerapan hukuman dengan
kedisiplnan sholat berjama‟ah santriwati adalah Yakni suatu hubungan yang
timbul pada saat dipraktikkannya suatu kegiatan yang tidak menyenangkan dan
memberikan efek jera sebagai pelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang
sama atau melanggar aturan tata tertib di kalangan pelajar santriwati
Tsanawiyahdalam hal menjalankan sholat berjama‟ah.
J. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini,
maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut
Bab pertama yakni tentang pendahuluan yang mana pada bab ini akan
menguraikan terkait latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, ruang lingkup dan pembatasan masalah,
definisi operasional, sistematika pembahasan.
Bab kedua landasan teori yang mana pada bab ini penulis menjelaskan
tinjauan tentang penerapan hukuman yang meliputi: pengertian penerapan,
pengertian hukuman, jenis-jenis hukuman, teori hukuman, fungsi hukuman, dan
syarat-syarat hukuman yang pedagogis. kedisiplinan sholat berjam‟ah meliputi:
pengertian kedisiplinan sholat berjama‟ah, fungsi disiplin, hukum sholat
berjama‟ah, syarat sholat berjama‟ah, dan hikmah sholat berjama‟ah. hipotesis.
36 Abdul Qadir Jaelani, Peran Ulama dan Santri, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1994), 7.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Bab ketiga metode penelitian yang mana pada bab ini berisi tentang jenis
dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, indikator, dan instrumen
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab keempat hasil penelitianbab ini berisi tentang: deskripsi data, analisis
data, pengujian hipotesis dan pembahasan dan diskusi hasil penelitia
Bab kelima penutup pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-
saran yang berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penerapan Hukuman
1. Pengertian Penerapan Hukuman
Sebelum mengungkap pengertian dari penerapan hukuman, maka ada
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengrtian dari masing-masing,
yakni:
a. Pengertian Penerapan
Penarapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu
teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.37
Dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa penerapan adalah
mempraktekkan atau melaksanakan sesuatu teori atau rumusan yang
telah disusun.
b. Pengertian Hukuman
Hukuman berasal dari kata kerja latin Punire dan berarti
menjatuhkan Hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan,
perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.38
Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis, pengertian dari hukuman adalah penderitaan yang
diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (Orang
37 W.J.S. Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), 731. 38 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1978), 86.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
tua, guru dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan
atau kesalahan.39
Menurut Zinuddin dkk. bahwasannya hukuman adalah suatu
perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja mejatuhkan nestapa
pada orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki dan melidungi
dirinya sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani, sehingga
terhindar dari segala macam pelanggaran.40
Menurut Suharsimi Arikunto, menjelaskan pengertian
hukuman adalah suatu alat yang digunakan untuk menghentikan
tingkah laku yang tidak sesuai dengan peraturan tata tertib yang
mana berfungsi sebagai alat untuk “Melemahkan” atau bahkan
“Menghentikan” tingkah laku yang sifatnya negatif.41
Hukuman biasanya membawa rasa tidak enak,
menghilangkan jaminan perkenan dan kasih sayang. Hal mana tak
diingini oleh anak. Ini mendorong anak untuk selanjutnya tidak
berbuat lagi.42
Menurut pendapat al-„Abdari, sifat-sifat anak yang berbuat
salah harus diteliti, dan satu pandangan mata kerlingan saja terhadap
si anak mungkin cukup untuk pencegahan dan perbaikan. Sebaliknya
ada anak-anak lain yang memang membutuhkan celaan dan
dampratan sebagai hukumannya, di samping mungkin ada pula anak-
anak yang harus dipukul dan dihinakan baru ia dapat diperbaiki.
Seharusnya seorang juru-didik tidak boleh mempergunakan tongkat
39 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke- 2 2011), 186. 40 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara 1991), 86. 41 Suharsimi Arikunto, Majanemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakata: Penerbit Rineka Cipta, 1993), 167 42 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam cet. 5, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1989), 87.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
kecuali kalau memang sudah putus asa dari mempergunakan jalan-
jalan perbaikan yang sifatnya halus dan lembut-lunak. Jika terpaksa
harus menjatuhkan hukuman atas anak kecil, gukuplah kiranya diberi
tiga pukulan ringan dan tidak lebih dari 10 pukulan. 43
Imam al-Ghazali menegaskan bahwa seorang juru-didik
harus mengetahui jenis penyakit, umur si sakit dalam hal harus
menegor anak-anak dan mendidik mereka, oleh karena itu guru
dalam pandangan seorang anak ibarat dokter, sekiranya si dokter
mengobati segala macam penyakit dengan satu macam obat, seorang
pasien akan mati dan hati mereka akan jadi beku. Artinya, setiap
anak harus dilayani dengan layanan yang sesuai, diselidiki latar
belakang yang menyebabkan ia berbuat kesalahan serta menangani
umur yang berbuat kesalahan itu, dalam hal mana harus dibedakan
antara anak kecil dan anak yang sudah beranjak dewasa dalam
menjatuhi hukuman dan memberikan pendidikan.44
Dari beberapa pengertian penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa hukuman adalah pemberian tindakan yang tidak
menyenangkan oleh pendidik kepada peserta didik yang telah
melakukan suatu perilku menyimpang dari tata tertib atau aturan ,
dengan tujuan agar peserta didik tersebut tidak akan mengulanginya
lagi dan akan memperbaiki kesalahan yang telah ia perbuat.
Berdasarkan jabaran pengertian dua istilah penerapan dan
hukuman di atas, dapat disumpulkan bahwa pengertian penerapan
hukuman adalah mempraktekkan suatu tindakan yang tidak
menyenangkan karena terjadinya sebuah kegiatan melanggar tata
tertib aturan yang dilakukan oleh peserta didik, dengan tujuan
memberikan efek jerah agar peserta didik tidak melakukan
kesalahannya lagi.
43
Ibid., 156. 44 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1970), 155.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
2. Jenis-jenis Hukuman
Dalam buku Didaktik Metodik juga dijelasknn tentang macam-
macam hukuman yakni hukuman jasmaniah dan rohaniah.45
a. Hukuman Jasmaniah atau Fisik
Yaitu hukuman yang menyebabkan rasa sakit pada tubuh anak
seperti, menyakiti, menyuruh berdiri, mencubit dan lain-lain.
Dalam kutipan jurnal Pendidikan Gama Islam Nizamia charter
mengatakan46
Corporal punishment is disciplinary action in
calving the infliction of physical pain upen one person by another,
althought physical contact is not necessary. Maksudnya hukuman
fisik adalah tindakan pendisiplinan yang dilakukan oleh orang
tertentu kepada orang lain dengan menggunakan hukuman fisik,
meskipun sebenarnya hukuman / kekerasan fisik tersebut tidak
diperlukan.
Sedangkan menurut H. Abu Ahmadi Nur Uhbiyati dalam
bukunya Ilmu Pendidikan47
mengatakan bahwa hukuman ini
memberikan akibat yang merugikan anak,karena dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi si anak seperti sakit saat di
cubit, dijewer dll. Munurut Najib Khalid al-„Am mengatakan48
bahwa hukuman fisik atau badan diberikan ketika sang anak
melakukan kesalahan yang berat seperti berbohong ataupun
45 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 65. 46 Nizamia, Jurnal Pendidikan Islam, (Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, vol 9, 2006), 20-21 47 Abu Ahmadi Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 157 48 Najib Khalid al-‘Am, Mendidik Cara Nabi Saw.,(Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), 28
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
mencuri, dengan begitu hukuman yang diberikan berbeda dengan
hukuman atas kesalahan yang ringan seperti tidak memperhatikan
kebersihan pakaian. Salah datu hukuman fisik menurut Najib
Khalid al-„Am adalah memukul yang tidak menyakitkan. Memukul
dalam artian mendidik, maka memukul yang dimaksud tentu saja
yang tidak dilakukan terus-menerus dan semata-mata untuk
melampiaskan nafsu, melainkan memukul yang harus mengikuti
aturan-aturan yang dibenarkan oleh agama.
Hukuman fisik atas nama pendisiplinan baik yang dilakukan
oleh para pendidik baik di lingkungan keluarga, sekolah ataupun
lembaga pendidikan yang lainnya adalah berupa:49
1) Dipukul dengan atau tanpa alat
2) Jeweran pada telinga
3) Berdiri satu kaki dengan kedua tangan di telinga
4) Sentilan
5) Damparan
6) Tendangan
7) Cubitan
8) Berdiri di bawah terik matahari (dijemur)
9) Berdiri di atas bangku
Adapun bentuk hukuman fisik ini dalam masa kini bukan
sesuatu yang melukai badan peserta didik, melainkan
49 Mamiq Gaza, Bijak Menghukum Siswa, (Jogjakarta: ar-Ruzz Media, 2012), 46
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
memberikan efek lelah seperti, distrap (Berdiri dengan waktu
yang lama) atau bahkan bersih-bersih lingkungan sekitar.
b. Hukuman Rohaniyah atau non-fisik
Yaitu hukuman yang tidak menimbulkan rasa sakit pada
diri anak didik tetapi mempunyai pengaruh psikologis yang
cukup besar dalam anak didik antara lain seperti, membuat anak
malu, mengasingkan anak, menyuruh mengulangi pekerjaan,
menakut-nakuti. menyuruh pulang, menyadarkan, bahkan
mengeluarkan dari kelas atau sekolah.
Menurut Emmer dan kawan-kawan (1984), Adapun
jenis-jenis hukuman yang bersifat non fisik adalah pengurangan
skor, pengurangan hak, hukuman berupa benda, pemberian
celaan, penahanan sesudahsekolah, dan penyekoresan.50
1) Pengurangan Sekor atau Penurunan Peringkat
Hukuman ini merupakan hukuman yang paling sering
dipraktekkan di lembaga pendidikan, terutama untuk
kesalahan siswa yang berupa: terlambat datang, tidak atau
terlambat mengumpulkan tugas, atau bekerja dengan
ceroboh. Apabila guru menentukan kriteria penilaian maka
pemberian hukuman dalam bentuk pengurangan angka ini
juga harus dipikirkan masak-masak, disesuaikan dengan
jenis kesalahan yang diperbuat siswa.
50 Suharsimi Arikunto, Majanemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakata: Penerbit Rineka Cipta, 1993), 174.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
2) Pengurangan Hak
Hukuman jenis ini merupakan jenis yang dapat di pandang
efektif karena dapat disesuaikan dengan selera siswa.
Dengan demikian dari guru memang dituntut pengamatan
yang teliti supaya dapat dengan tepat memilihkan
pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa.
3) Hukuman Berupa denda
Jenis hukuman yang berupa denda ini di Indonesia
merupakan sesuatu yang masih kurang atau tidak lazim.
Yang dimaksud dengan denda dalam hal ini memang tidak
berupa uang. Tetapi lebih banyak mempunyai makna
pembayaran-payment dalam bentuk pada umumnya
berupa pengulangan pekerjaan.
4) Pemberian Celaan
Pemberian hukuman jenis ini kepada siswa biasanya
digabungkan dengan jenis hukuman yang lain. Siswa yang
melanggar peraturan penting yang diperuntukkan bagi
siswa oleh sekolah, akan mendapat celaan. Atau
pemberian celaan yang dimaksud adalah melakukan
sidang bersama di depan siswa yang lain agar membuat
siswa pelanggar tersebut malu karena melakukan
pelanggaran.
5) Penahanan Sesudah Sekolah
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
Hukuman ini dapat diberikan hanya apabila siswa yang
disuruh tinggal disekolah setelah jam usai ditemani oleh
guru sendiri atau oleh orang dewasa lain. Hukuman jenis
ini biasanya diberikan kepada siswa yang terlambat
datang, absen yang tidak dimaafkan atau melanggar
peraturan sekolah yang dianggap penting atau tata tertib
kelas.
6) Penyekoresan
Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang berat,
terutama karena menyangkut administratif siswa.
Penyekoresan merupakan pencabutan hak sebagai siswa
untuk sementara kepada siswa yang mempunyai hak
penuh sebagai siswa disuatu sekolah.
Sedangkan Menurut Mimiq Gaza dalam Bukunya Bijak
Menghukum Siswa menyebutkan bahwa pada dasarnya hukuman itu
ada dua, yakni hukuman langsung dan tidak langsung:
a. Hukuman Tidak Langsung, merupakan hukuman yang tidak
langsung diarahkan sebagai bentuk hukuman kepada siswa,
tetapi lebih bersifat sindiran, bahan renungan, dan sumber
pelajaran bagi siswa.
b. Hukuman Langsung, ini merupakan tindakan yang diberikan
kepada siswa setelah muncul perilku negatif.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
3. Teori Hukuman
Teori hukuman menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya
Manajemen Pendidikan secara Manusiawi, yakni:51
a. Teori Pembalasan
Menurut teori ini, hukuman diadakan sebagai pembalasan
dendam terhadap pelanggaran yang telah dilakukan seseorang. Teori
ini tidak diperbolehkan menggunakannya di sekolah.
b. Teori Perbaikan
Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk membasmi
kejahatan. Jadi maksud hukuman itu ialah untuk memperbaiki si
pelanggar agar jangan berbuat kesalahan semacam itu lagi. Teori
inilah yang lebih bersifat Pedagogis karena bermaksud memperbaiki
si pelanggar, baik lahiriah maupun batiniahnya.
c. Teori Perlindungan
Menurut teori ini hukuman diadakan untuk melindungi
masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan
adanya hukuman ini, masayrakat dapat dilindungi dari kejahatan-
kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.
d. Teori Ganti-Rugi
Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk mengganti
kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dair kejahatan-
51 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke- 20 2011), 187.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
kejahatan atau pelanggaran itu. Hukuman ini banyak dilakukan
dalam masyarakat atau pemerintahan.
Toeri ganti-rugi dalam pendidikan dapat dikatan sebagai
hukuman denda, teori ini dapat dikategorikan sebagai hukuman non-
fisik, karena tidak membuat badan pelaku merasa kesakitan, akan
tetapi dlam penelitian teori ganti-rugi tidak digunakan. Sebagaimana
teori ganti-rugi ini digunakan untuk barang sitaan.
e. Teori Menakut-nakuti
Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk menimbulkan
perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatnnya yang
melanggar itu sehingga ia akan selalu takut melakukan perbuatan itu
dan mau maeninggalkannya.
4. Fungsi Hukuman
Hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembngan moral
anak, adapun fungsi hukuman menurut Elizabeth dalam bukunya
perkambangan anak antara lain menghalangi, mendidik, dan
memotivasi:52
a. Menghalangi. Maksud dari pada fungsi ini adalah mengahalangi
pengulangan tindakan yang menyimpang, bila peserta didik
menyadari bahwa melakukan perbuatan tertentu akan mendapatkan
hukuman, maka mereka biasanya urung melakukan tindakan
tersebut.
52 Elizabeth, Perkembangan, 1978, 87.
-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
b. Mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar
bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat
hukuman kar