korelasi antara penerapan hukuman dengandigilib.uinsby.ac.id/24706/3/maslahatun...

157
KORELASI ANTARA PENERAPAN HUKUMAN DENGAN KEDISIPLINAN SHOLAT BERJAMA’AH SANTRIWATI TSANAWIYAH DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh: MASLAHATUN NISA’ D01214012 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2018

Upload: others

Post on 02-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KORELASI ANTARA PENERAPAN HUKUMAN DENGAN

    KEDISIPLINAN SHOLAT BERJAMA’AH SANTRIWATI TSANAWIYAH

    DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU

    SIDOARJO

    SKRIPSI

    Oleh:

    MASLAHATUN NISA’

    D01214012

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    2018

  • LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

    Nama : MASLAHATUN NISA’

    NIM : D01214012

    Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam

    E-mail address : [email protected]

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusifatas karya ilmiah : Skripsi Tesis Desertasi Lain-lain (……………………………) yang berjudul :

    Korelasi Antara Penerapan Hukuman Dengan Kedisiplinan Sholat Berjama’ah

    Santriwati Tsanawiyah Di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

    Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Surabaya, 4 Mei 2018 Penulis

    (Maslahatun Nisa’)

    KEMENTERIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

    PERPUSTAKAAN Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300

    E-Mail: [email protected]

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    vii

    ABSTRAK

    MASLAHATUN NISA’. D01214012. Pengaruh penerapan hukuman terhadap

    kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati tsanawiyah di Pondok Pesantren

    Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

    Pembimbing (1) Drs. H. M. Mustofa, SH. M.Ag. (2) Drs. Mahmudi.

    Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitan ini yaitu: (1) Bagaimana

    kedisiplinan Santriwati dalam sholat berjama‟ah di Pondok Pesantren Fadllillah

    Tambak Sumur Waru Sidoarjo? (2) Bagaimana penerapan hukuman terhadap

    pelanggaran kedisiplinan sholat berjama‟ah di pondok pesantren Fadllillah

    Tambak Sumur Waru Sidoarjo? (3)Adakah pengaruh penerapan hukuman

    terhadap kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati Tsanawiyah di Pondok

    Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

    Penelitian ini dilatar belakangi oleh penerapan hukuman sebagai alat

    pendidikan untuk mendisiplinkan sholat berjama‟ah santriwati tsanawiyah di

    Pondok Pesantren Fadllillah. Yang mana penerapan hukuman dibagi menjadi 2

    yakni hukuman fisik dan non-fisik tentunya saja dengan strategi Tarbawi atau

    mendidik sehingga tetap menimbulkan efek jerah tanpa harus meninggalkan bekas

    trauma. Dengan penerapan hukuman tersebut santri akan lebih disiplin mentaati

    peraturan khususnya dalam sholat berjama‟ah. Kedisiplinan sholat berjama‟ah

    yang dimaksud adalah seputar berpakaian yang suci, datang tepat waktu,

    membaca dzikir dan aqidatul awwam, dan mendirikan sholat sunnah rowatib

    qobliyah dan ba‟diyah.

    Data-data penelitian ini dihimpun dari santri tsanawiyah sebesar 30% atau

    46 santriwati tsanawiyah sebagai obyek penelitian. Dan mengumpulkan data

    menggunakan metode observasi, interview, angket dan dokumentasi. Penelitian

    ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, untuk analisis datanya menggunakan

    persentase dan regresi linier sederhana.

    Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lapangan dan perhitungan dengan

    menggunakan rumus persentase dan regresi linier sederhana, dapat disimpulkan

    bahwa: (1) Persentase santriwati yang disiplin dalam sholat berjama‟ah cukup

    baik yakni 64% (2) Persentase penerapan hukuman di pondok pesantren Fadllillah

    baik dengan persentase 61% (3) Ada pengaruh yang signifikan antara penerapan

    hukuman dengan kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati Pondok Pesantren

    Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, dengan hasil perhitungan regresi linier

    sederhana diperoleh 85% penerapan hukuman mempengaruhi kedisiplinan sholat

    berjama‟ah santriwati.

    Kata Kunci : Penerapan Hukuman, Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    viii

    ABSTRACT

    MASLAHATUN NISA’. D01214012. Effect of punishment on discipline of

    praying in congregation santriwati tsanawiyah in Pondok Pesantren

    Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

    Supervisor (1) Drs. H. M. Mustofa, SH. M.Ag. (2) Drs. Mahmudi.

    Problems to be studied in this research are: (1) How to discipline Santriwati in

    praying congregation at Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru

    Sidoarjo? (2) How is the application of punishment to disciplinary breach of

    congregational prayer in boarding school of Fadllillah Tambak Sumur Waru

    Sidoarjo? (3) Is there any effect of punishment on discipline of praying in

    congregation santriwati Tsanawiyah in Pondok Pesantren Fadllillah Tambak

    Sumur Waru Sidoarjo.

    This research is based on the application of punishment as an educational

    tool to discipline the prayers in congregation santriwati tsanawiyah in Pondok

    Pesantren Fadllillah. Which is the application of punishment is divided into 2 ie

    physical and non-physical punishment of course with a Tarbawi strategy or

    educate so that still creates a bright effect without having to leave trauma. With

    the application of the punishment santri will be more disciplined to obey the rules,

    especially in praying congregation. The discipline of the congregational prayer is

    meant around the holy dressing, coming on time, reciting dhikr and aqidatul

    awwam, and establishing sunna prayer rowatib qobliyah and ba'diyah.

    The data of this research is collected from santri tsanawiyah by 30% or 46

    santriwati tsanawiyah as research object. And collect data using observation

    methods, interviews, questionnaires and documentation. This research belongs to

    quantitative research, for data analysis using simple linear percentages and

    regression.Based on the results obtained from the field and calculations using

    simple linear percentage and linear regression formula, it can be concluded that:

    (1) The percentage of discipline in discipline in congregational praying is good

    64% (2) Percentage of punishment application in Fadillillah boarding school

    either with percentage of 61% (3) There is a significant influence between the

    implementation of punishment with discipline of praying in congregation

    santriwati Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, with the

    results of simple linear regression calculation obtained 85% of the application of

    punishment affect the discipline of praying congregation santriwati.

    Keywords: Implementation of Punishment, Discipline of Civil Prayer

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUN DALAM ...................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii

    PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................ iv

    MOTTO ....................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi

    ABSTRAK ..................................................................................................... vii

    ABSTRACT .................................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8

    C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

    D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 10

    E. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 11

    F. Devinisi Operasional ......................................................................... 14

    G. Sistematika Pembahasan ................................................................... 19

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Penerapan Hukuman............................................................................ 21

    1. Pengertian Penerapan Hukuman ............................................... 21

    2. Jenis-jenis Hukuman ................................................................ 24

    3. Teori Hukuman ........................................................................ 29

    4. Fungsi Hukuman...................................................................... 30

    5. Syarat-syarat Hukuman Pedagogis ........................................... 31

    B. Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah .......................................................... 33

    1. Pengertian Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah ............................. 33

    2. Fungsi Kedisiplinan Sholat berjama‟ah .................................... 37

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    xii

    3. Hukum Sholat Berjama‟ah ....................................................... 38

    4. Syarat-syarat Sholat Berjama‟ah .............................................. 41

    5. Hikmah Sholat Berjama‟ah ...................................................... 44

    C. Korelasi Antara Penerapan Hukuman Dengan Kedisiplinan Sholat

    Berjama‟ah Santriwati ......................................................................... 45

    D. Hipotesis ............................................................................................. 51

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 53

    B. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ....................................... 57

    C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 60

    D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ........................................... 62

    E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 71

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 77

    B. Sajian Data .......................................................................................... 94

    C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis................................................. 103

    D. Pembahasan ........................................................................................ 135

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 137

    B. Saran-saran.......................................................................................... 138

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 140

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    3.1 Indikator Variabel X dan Variabel Y ................................................................ 58

    3.2 Jumlah Populasi ............................................................................................... 60

    3.3 Lembar Observasi ............................................................................................ 64

    3.4 Kisi-kisi Lembar Angket .................................................................................. 69

    3.5 Tabulasi Scoring .............................................................................................. 69

    4.1 Struktur Organisasi Kepengasuhan Pondok Pesantren Fadllillah....................... 81

    4.2 Struktur Organisasi Pelajar Pondok Fadllillah Tahun Ajaran 2018/2019 ........... 83

    4.3 Jumlah Keseluruhan Santri Pengabdian ............................................................ 88

    4.4 Jumlah Keseluruhan Santri TMI ....................................................................... 89

    4.5 Jumlah KeseluruhanSantri Tsanawiyah ............................................................ 90

    4.6 Pembagian Nama-nama Ibu Asuh Kelas 1-3 TMI/ VII-IX Tsanawiyah ............ 91

    4.7 Macam-macam Hukuman Berdasarkan Tingkatan Kesalahan ........................... 96

    4.8 Data Angket Penerapan Hukuman .................................................................... 99

    4.9 Data Angket Kedisiplinan Sholat Berjamaah Santriwati ................................... 101

    4.10 Tabulasi Scoring Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah .......................................... 103

    4.11 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernahkah Tidak Mengikuti Sholat

    Berjama‟ah ................................................................................................... 104

    4.12 Data Hasil Persentase Angket Tentang Terlambat Masuk Musholla ............... 104

    4.13 Data Hasil Persentase Angket Tentangdatang Lebih Awal Sebelum Jaros

    Sholat ........................................................................................................... 105

    4.14 Data Hasil Persentase Angket Tentang Ikut Membaca Aqidatul Awwam ....... 105

    4.15 Data Hasil Persentase Angket Tentang Mengisi Shaff Yang Kosong Dahulu .. 106

    4.16 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menggunakan Seragam Ketika Sholat

    Berjamaah .................................................................................................... 106

    4.17 Data Hasil Persentase Angket Tentang Sholat Menggunakan Pakaian Khusus .107

    4.18 Data Hasil Persentase Angket Tentang Makmum Yang Mengikuti Imam ....... 107

    4.19 Data Hasil Persentase Angket Tentang Mengetahui Gerakan Imam Saat

    Sholat ........................................................................................................... 108

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    xiv

    4.20 Data Hasil Persentase Angket Tentang Sholat Berjama‟ah Satu Tempat

    Dengan Imam ............................................................................................... 108

    4.21 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melakukan Sholat Di Belakang Ima. .. 109

    4.22 Data Hasil Persentase Angket Tentang Sholat Yang Sesuai Dengan Imam ..... 109

    4.23 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menjadi Makmum Masbuq ................ 110

    4.24 Data Hasil Persentase Angket Tentang Ramai Ketika Membaca Aqidatul

    Awwam Ataupun Ketika Dzikir .................................................................... 110

    4.25 Data Hasil Persentase Angket Tentang Membaca Dzikir Dengan Suara

    Keras. ........................................................................................................... 111

    4.26 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melakukan Sujud Syukur Setelah

    Sholat .......................................................................................................... 111

    4.27 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melaksanakan Sholat Sunnah

    Qobliyah ....................................................................................................... 112

    4.28 Data Hasil Persentase Angket Tentang Melaksanakan Sholat Sunnah

    Rawatib Ba‟diyah ......................................................................................... 112

    4.29 Hasil Jawaban Angket Variabel Y .................................................................. 113

    4.30 Kategori Interval ............................................................................................ 116

    4.31tabulasi Scoring Penerapan Hukuman.............................................................. 117

    4.32 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernahkah Mendapat Hukuman

    Karena Melanggar Kedisiplinan Sholat Berjamaah ....................................... 118

    4.33 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Berdiri Ketika Dzikir

    Membuat Jerah ............................................................................................. 118

    4.34 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Berdiri Ketika Doa

    Yaumiyah Membuat Jerah ............................................................................ 119

    4.35 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Sholat Dibelakang Imam

    Tidak Membuat Jerah ................................................................................... 119

    4.36 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Hafalan Pelajaran-

    Pelajaran Pondok Membuat Jerah ................................................................. 120

    4.37 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Hafalan Surat-Surat Al-

    Qur‟an Membuat Jerah ................................................................................. 121

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    xv

    4.38 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menghafal Doa-Doa Setelah Sholat

    Membuat Jerah ............................................................................................. 121

    4.39 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Memakai Kerudung

    Pelanggaran Membuat Jerah ......................................................................... 122

    4.40 Data Hasil Persentase Angket Tentang Menyukai Hukuman Hafalan Pondok . .122

    4.41 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Ketika Dzikir Membuat

    Malu ............................................................................................................. 123

    4.42 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernah Mendapat Hukuman Memakai

    Kerudung Pelanggaran .................................................................................. 123

    4.43 Data Hasil Persentase Angket Tentang Pernahkah Tidak Melaksanakan

    Hukuman Yang Diberikan ............................................................................ 124

    4.44 Data Hasil Persentase Angket Tentang Hukuman Yang Diberikan Membuat

    Melakukan Kesalahan Yang Sama ................................................................ 125

    4.45 Data Hasil Persentase Angket Tentang Adanya Hukuman Dapat

    Meningkatkan Kedisiplinan Sholat Berjamaah .............................................. 125

    4.46 Data Hasil Persentase Angket Tentang Jika Hukuman Ditiadakan Apakah

    Masih Disiplin Dalam Sholat Berjamaah....................................................... 125

    4.47 Data Hasil Persentase Angket Tentang Ada Atau Tidaknya Hukuman

    Berpengaruh Terhadap Kedisiplinan Sholat Berjamaah ................................. 126

    4.48 Data Hasil Persentase Angket Tentang Adanya Hukuman Mencegah

    Pelanggaran Kedisiplinan Sholat Berjamaah ................................................. 127

    4.49 Hasil Jawaban Angket Variabel X ................................................................. 127

    4.50 Kategori Interval Variabel Penerapan Hukuman ............................................. 130

    4.51 Koefisien Korelasi Antara Penerapan Hukuman Dengan Kedisiplinan Sholat

    Berjamah Santriwati Tsanawiyah Di Pondok Pesantren Fadllillah ................. 131

    4.52 Korelasi Product Moment Menggunakan SPSS .............................................. 135

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Surat izin penelitian ............................................................................. 145

    2. Surat pemberian izin ............................................................................ 146

    3. Lembar hasil observasi ........................................................................ 147

    4. Angket ............................................................................................... 149

    5. Nama-nama Responden ....................................................................... 152

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam menentukan

    perkembangan dan perwujudan diri individu. Pendidikan bertanggung jawab

    untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal sehingga anak

    dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai kebutuhan pribadi

    dan masyarakat.1Seperti yang tercantum dalam Undang-undang republik

    indonesia nomor 20 tahun 2003 BAB I pasal 1 yakni Pendidikan adalah usaha

    sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

    pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

    untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara.2

    Keyakinan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting untuk

    kehidupan manusia memang ada sejak dulu sampai sekarang apalagi Allah

    Swt telah menjelaskan dalam Al-Qur‟an yang menggambarkan tingginya

    kedudukan orang beriman yang mempunyai ilmu pengetahuan, ayat ini bisa

    menjadi motivasi untuk terus mencari ilmu, adapun ayat itu adalah surat Al-

    Mujadalah: 11

    1 Munandar, S.C.Utami, Krerativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), 4. 2 Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Dharma Bhakti, 2003), 3 .

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    2

    Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.3

    Tujuan pendidikan mengandung pengertian bahwa setiap manusia

    khususnya Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas iman dan

    takwa kepada Allah SWT dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan

    dan keterampilan serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa.

    Hal ini sejalan dengan tujuan pondok pesantren pada umumnya, yakni

    menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu pribadi beriman

    dan bertakwa kepada tuhan.4Maka untuk dapat meningkatkan kualitas iman

    dan takwa seorang santri dapat diperoleh apabila santri tersebut memiliki

    kedisiplinan dalam menaati peraturan di pondok pesantren salah satunya agar

    selalu mengikuti sholat berjama‟ah tanpa harus terlambat atau meninggalkan

    sholat fardlu tersebut.

    Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan

    pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama

    sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat

    atau pesantren Ramadhan yang diadakan disekolah-sekolah umum misalnya,

    tidak termasuk dalam pengertian ini.5

    3 Qur’an in Word, Ver 1.3 4 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,

    (Jakarta: Penerbit Erlangga,Tanpa Tahun), 4. 5Ibid., 2.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    3

    Seperti yang kita ketahui bahwasanya sistem pendidikan pesantren

    didasari, digerakkan, dan diarahkan oleh nilai-nilai kehidupan yang

    bersumber pada ajaran Islam. Pesantren memenuhi kriteria yang disebut

    dalam konsep pembangunan, yaitu pembangunan kemandirian, mentalitas,

    kelestarian, kelembagaan, dan etika.6Adapun salah satu ciri-ciri pendidikan

    pesantren yakni Disiplin yang sangat dianjurkan, dan untuk menjaga

    kedisiplinan ini pesantren biasanya memberikan sanksi-sanksi edukatif.7

    Masalah disiplin merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang.

    Tanpa adanya kedisiplinan yang besar didalam setiap diri maka alam kelabu

    akan selalu menutupi dunianya8 termasuk dalam dunia pendidikan dan

    pengajaran dalam pondok Pesantren.Kata disiplin/ discipline semula

    disinonimkan dengan education (pendidikan), dalam pengertian modern

    pengertian dasarnya adalah kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu

    kekuasaan luar ataupun oleh individu sendiri.9

    Disiplin adalah penurutan terhadap suatu peraturan dengan kesadaran

    sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan itu.10

    Disiplin juga bisa diartikan

    esensial bagi semua kegiatan kelompok yang terorganisasi. Para anggota

    harus mengendalikan keinginan-keinginan pribadi masing-masing dan

    bekerja sama untuk kebaikan semua. Dengan kata lain, mereka harus

    6 Rifiq A. Dkk, Pemberdayaan Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), 5-6. 7 Matsuki. Dkk, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005), 93. 8 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Dalam Rangka Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 163. 9 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV Citra Media, 1996), 21. 10 Ibid., 164.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    4

    mengikuti dengan layak tata perilaku yang ditetapkan oleh kepemimpinan

    organisasi sehingga tujuan-tujan yang telah disepakati itu bisa dicapai.11

    Tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa

    hingga ia akan sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya,

    tempat individu diidentifikasi.12

    Sholat merupakan kewajiban mutlak yang harus dilaksanakan oleh

    umat Islam selama ruh masih ada dikandung badan dalam situasi dan kondisi

    apapun, diamanpun dan kapan pun. Kewajiban shalat ini sebagaimana firman

    allah ta‟ala dalam al-Qur‟an QS. An-Nisa‟/ 4: 103 :

    Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di

    waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila

    kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

    Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-

    orang yang beriman.13

    Sholat adalah ibadah yang paling penting diantara rukun Islam yang

    lainnya sebab ia mempengaruhi yang baik bagi kondisi akhlaq manusia.14

    Menurut Prof. Hasby Ash-Shiddiqi sholat adalah melahirkan niat atau

    keinginan dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah, dengan

    perbuatan atau gerakan dan perkataan, keduanya bersamaan.15

    11 Oteng Sutista. Administrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1983), 96-97. 12Elizabetg B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, ( PT Gelora Aksara Pratama, 1987), 82. 13 Qur’an in Word, Ver 1.3. 14 Saiful Jazil, Fiqih Ibadah Thaharah dan Sholat, (Surabaya: CV. Putra Media Nusantara, 2010), 121. 15 Hembing, Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan Kesehatan, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1997), 116.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    5

    Sholat dalam Islam memberikan pendidikan sosial yang terarah dan

    merupakan sekolah kemanusiaan yang tinggi, dalam suatu sistem yang tiada

    duanya sepanjang sejarah agama-agama dan bentuk-bentuk peribadahan.

    Karena itu, Islam mengajarkan bahwa seorang muslim tidak cukup dalam

    menunaikan sholat hanya selalu sendirian, dengan mengasingkan diri dari

    masyarakat lingkungannya. Akan tetapi, ia juga dianjurkan secara serius

    untuk menuanaikan salat dengan jama‟ah, bersama-sama, dan khususnya

    dimasjid. Rasulullah saw berkeinginan keras untuk membakar rumah-rumah

    kaum, karena mereka meninggalkan sholat berjamaah. Sekalipun sholat

    berjamaah itu hukumnya tidak wajib, namun ia merupakan keutamaan

    ketimbang sendirian, dengan dua puluh tujuh derajat. 16

    Rasulullah saw

    bersabda:

    َرُسوَل اَّللَِّ َصلَّى اَّللَُّ َعَلْيِو َوَسلََّم قَاَل َوالَِّذي نَ ْفِسي بَِيِدِه َلَقْد ََهَْمُت أَْن آُمَر َعْن َأِب ُىرَيْ رََةأَنَّ ََلِة فَ يُ َؤذََّن ََلَا ُثَّ آُمَر َرُجَلا فَ يَ ُؤمَّ النَّاَس ُثَّ أَُخاِلَف ِإََل رِ َجاٍل ِِبََطٍب فَ ُيْحَطَب ُثَّ آُمَر ِِبلصَّ

    يناا َأْو ِمْرَماتَ ْْيِ َفُأَحّرَِق عَ ُد َعْرقاا َسَِ َلْيِهْم بُ ُيوتَ ُهْم َوالَِّذي نَ ْفِسي بَِيِدِه َلْو يَ ْعَلُم َأَحُدُىْم أَنَُّو َيَِ َحَسنَ تَ ْْيِ َلَشِهَد اْلِعَشاءَ

    Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

    bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku

    ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku

    perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk

    memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-

    orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah

    mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya

    seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan memperaleh daging

    yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka akan

    mengikuti shalat 'Isya berjama'ah." (HR Bukhari)17

    16 Yusuf al-Qaradlawi, Ibadah Dalam Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1998), 407-408. 17 Hadis Explorer Ensiklopedi Sunnah Nabawi Berdasarkan 9 Kitab Hadits, HR Bukhari, no. 608

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    6

    Rasulullah Saw. menganjurkan kepada keluarga untuk

    menanamkan kebiasaan sholat kepada Anak semenjak dini. Keluarga

    memperhatikan anak-anak dengan menanamkan kebiasaan sholat dengan

    mengajarkan sholat kepada mereka dan membuat mereka meniru anggota

    keluarga lainnya. Rasulullah Saw bersabda:

    ٍْبْ ْْبيَِْْعْوِشَّْعيْْ ََِْْعيُْْْشعَ ٍَِْْعيْْْأَبٍِ َِْْاّلَلَُْْصلَىْاّلَلَِْْسُسْلُْْقَالَْ قَالََْْجذِّ ٍْ َْعلَ

    َسلَنَْ ََلدَُكنُْْْهُشّاَّْ ّْ ُُنْْْبِالَصََلةِْْأَ اْضِشبُُُْنْْْيَِْسٌٍَِْسْبعِْْأَْبٌَاءَُّْْ اَّْ َِ ٍْ ُُنَْْْعلَ َّْ

    قُْاَْعْششْ ْأَْبٌَاءُْ فَّشِ ُِنَّْْْ ٌَ ٍْ اْلَوَضاِجعِْْفًِْبَ

    "Dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata;

    Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak-

    anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur

    tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka

    pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka

    dalam tempat tidurnya"(HR. Tirmidzi)18

    Ketika anak-anak sudah mencapai usia sepuluh tahun, keluarga

    lebih menekankan sholat kepada mereka dengan membuat hukuman yang

    dapat membuat anak merasakan pembelajaran yang serius sampai

    kebiasaan sholat ini benar-benar tertanam pada diri anak.19

    Jika kita melihat pendidikan sekarang ini yang berhubungan

    dengan tingkah laku siswa, terjadi banyak penyimpangan dan tidak sesuai

    dengan harapan yang diinginkan. Ini terbukti dengan banyaknya moral dan

    akhlak siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.

    Misalnya: terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik di kelas, saling

    kirim surat disaat pelajaran, membantah perintah dan sebagainya.

    18 Hadis Explorer Ensiklopedi Sunnah Nabawi Berdasarkan 9 Kitab Hadits, HR Tirmidzi, no. 372. 19 Muhammad Bahnasi, Sholat Sebagai Terapi Psikologi, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 188.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    7

    Salah satu alat penolong didalam pendidikan adalah dengan

    diterapkannya hukuman dalam lingkungan pendidikan tersebut. Hukuman

    juga diperlukan untuk menghindari adanya pelanggaran terhadap peraturan

    dan tata tertib.20

    Hukuman sebagai alat terakhir digunakan apabila

    memang tidak ada upaya lain untuk mengatasi masalah. Hukuman adalah

    penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh

    seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran,

    kejahatan atau kesalahan. Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah

    sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan

    kearah perbaikan, hukuman itu hendaklah di berikan untuk kepentingan

    anak itu sendiri.21

    Menurut Ibnu Sina bila seorang juru-didik terpaksa harus

    menghukum anak-anak, maka Ibnu Sina berpendapat bahwa hukuman itu

    dilakukan bila keadaan memaksa, dan pukulan tidak digunakan kecuali

    sesudah diberi peringatan, ancaman dan mediator (perantara) untuk

    memberi nasehat, dengan maksud merangsang pengaruh yang diharapkan

    dalam jiwa anak-anak itu. Bila dipukul, hendaklah pukulan pertama kali

    itu menimbulkan rasa pedih pada si anak sehingga timbul efek yang

    diharapkan dan supaya ia jangan menganggap enteng saja hukuman yang

    akan datang.22

    Seperti halnya dalam lingkup pendidikan, termasuk pendidikan

    dalam pondok pesantren. Agar santri tersebut menjalankan kedisiplinan

    dengan baik, maka seharusnya diadakan sebuah hukuman sebagaimana

    fungsi hukuman adalah untuk melemahkan atau menghentikan tingkah

    20 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak) ter. K.H. Farid Ma’ruf (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), 62. 21 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktia, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), 174. 22 M. Athiya al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan agama, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), 154-155.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    8

    laku yang sifatnya negatif atau untuk menghentikan tingkah laku yang

    tidak sesuai dengan peraturan tata tertib.23

    Sehubungan dengan hal tersebut pondok pesantren Fadllillah yang

    di pimpin oleh Drs. KH. Ja‟far Shodiq dengan sangat ketat mewajibkan

    para santri menjalankan kedisiplinan di pondok pesantren termasuk dalam

    hal sholat berjama‟ah bagi seluruh santri, dan akan diadakan sebuah

    makamah ta‟lim sebagai penghukuman atas kesalahan apabila santri

    melanggar kediplinan salah satunya terlambat atau tidak mengikuti sholat

    berjam‟ah.

    Hal ini terbukti dengan sedikitnya kekacauan atau pelanggaran

    yang ada di Pondok pesantren Fadllillah, banyak sekali santri yang

    terlambat untuk mengikuti sholat berjama‟ah, terutama pada santri kelas

    atas mereka lebih memilih terlambat dengan hukuman berdiri ketika

    berdzikir setelah sholat dari pada datang tepat waktu.

    Berdasarkan latarbelakangmasalahyangdiuraikan diatas,penulis

    tertarikuntuk melakukanpenelitiandenganjudul“Korelasi Antara Penerapan

    Hukuman dengan Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah Santriwati Tanawiyah

    Di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

    permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    23 Suharsini Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: PT Rineke Cipta, 1993), 167.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    9

    1. Bagaimana kedisiplinan Santriwati dalam sholat berjama‟ah di

    Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo?

    2. Bagaimana penerapan hukuman terhadap pelanggaran kedisiplinan

    sholat berjama‟ah di pondok pesantren Fadllillah Tambak Sumur

    Waru Sidoarjo?

    3. Bagaimana korelasi antara penerapan hukuman dengan

    kedisiplinan sholat berjama‟ah santriwati Tsanawiyah di Pondok

    Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo?

    C. Tujuan Penelitian

    Ketertarikan penulis untuk meneliti hal-hal diatas berdasarkan tujuan

    sebagai berikut:

    1. Untuk menggambarkan kedisiplinan santriwati dalam sholat

    berjama‟ah di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru

    sidoarjo

    2. Untuk mendriskipsikan penerapan hukuman pelanggaran

    kedisiplinan sholat berjama‟ah dipondok pesantren Fadllillah

    Tambak Sumur Waru Sidoarjo

    3. Untuk mengukur korelasi antara penerapan hukuman dengan

    kedisiplinan sholat berjam‟ah santriwati di Pondok Pesantren

    Fadllillah

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    10

    D. Kegunaan Penelitian

    Dalam penulisan penelitian ini, peneliti berharap hasil penelitian

    ini dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis,

    sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Diharapkan dapat menambahKhazanahilmu pengetahuan di

    bidang pendidikan dalam mengenai penerapan hukuman

    terhadap kedisiplinan para santri di Pondok Pesantren

    Fadllillah.

    b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

    pengembangan atau input untuk penelitian selanjutnya yang

    sejenis.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi sekolah yang bersangkutan hasil penelitian ini

    diharapkan mampu menjadi bahan evaluasi dan selalu

    melakukan pengembangan-pengembangan demi

    pencapaian tujuan pendidikan Islam yakni melahirkan

    generasi yang berkepribadian muslim dan unggul.

    b. Bagi kalangan akademis khususnya Pengurus Pondok, hasil

    penelitian ini diharapkan menjadi input dalam

    mengembangkan Kedisiplinan di Pondok Pesantren

    Fadllillah untuk menekankan pendidikan kepribadian

    Muslim.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    11

    c. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan bahan pertimbangan

    bagi para peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

    E. Penelitian Terdahulu

    Untuk menghindari dari kegiatan peniruan/plagiasi penemuan

    dalam memecahkan sebuah permasalahan, maka disini kami akan

    memaparkan beberapa karya ilmiah yang mempunyai ranah pembahasan

    yang sama dengan pembahasan yang akan kami sampaikan didalam

    skripsi yang sedang kami rencanakan ini. Dan karya–karya tersebut

    nantinya juga menjadi bahan telah kami dalam menyusun skripsi yang

    sedang kami rencanakan ini. Karya–karya Ilmiah itu diantaranya adalah:

    1. Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Pemberian Hukuman Terhadap

    Pembentukan akhlak Peserta Didik di SMP Muhammadiyah 1

    Sidoarjo.” Karya ini ditulis oleh Rachmad Nur Wachid Dari jurusan

    Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbit

    pada tahun 2017.

    Pada hasil Penelitian terdahulu disini Rachmad Nur Wachid

    menulis tentang kedisiplinan yang lebih mengutamakan dalam

    pembentukan akhlak peserta didik pada lingkup sekolah. Sedangkan

    dalam penelitian yang akan saya teliti penulis lebih terfokuskan

    kepada kedisiplinan sholat berjama‟ah pada santriwati di Pondok

    Pesantren. Namun disini peneliti memiliki kesamaan variabel yakni

    membahas tentangpenerapan hukuman.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    12

    2. Skripsi yang berjjudul: “Pengaruh Pemberian Hukuman (Ta‟zir)

    Pesantren Terhadap Kedisiplinan Belajar Agama Di Pondok Pesantren

    Sabilunnajah Sidosermo Jagir Wonocolo Surabaya” Karya ini di tulis

    oleh Miftahul Hidayah dari Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN

    Sunan Ampel Surabaya yang terbit pada tahun 2010.

    Pada hasil Penelitian terdahulu disini Miftahul Hidayah

    menulis tentang penerapan hukuman yang lebih mengutamakan dalam

    kedisiplinan santri dalam Belajar Agama. Sedangkan dalam penelitian

    yang akan saya teliti penulis lebih terfokuskan kepada kedisiplinan

    sholat berjama‟ah pada santriwati di Pondok Pesantren. Dan penulis

    memiliki kesamaan variabel yakni dalam pengaruh penerapan

    hukuman sebagai alat kedisiplinan.

    3. Skripsi yang berjudul: “Korelasi Tindakan Punishment Dalam Bentuk

    Hukuman Rohani Terhadap Motivasi Belajar Siswa Ma Darul Ulum

    Waru Sidoarjo”karya ini di tulis oleh Munir dari Jurusan Pendidikan

    Agama Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbit pada tahun

    2010.

    Pada hasil Penelitian terdahulu disini Munir menulis tentang

    menghubungkan tindakan hukuman yang ada dengan menggunakan

    hukuman rohani kepada siswa. Sedangkan dalam penelitian yang akan

    saya teliti penulis lebih terfokuskan kepada hukuman rohani dan

    jasmanin yang ada terhadap kedisiplinan sholat berjama‟ah pada

    santriwati di Pondok Pesantren.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    13

    4. Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Penerapan Hukuman Terhadap

    akhlak Santri di Pondok Pesantren al-Hidayah Ketegangan

    Tanggulangin Sidoarjo.” Karya ini ditulis oleh M. Syueb Fanani Dari

    jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya yang

    terbit pada tahun 2000.

    Pada hasil Penelitian terdahulu disini M. Syueb Fanani

    menulis tentang penerapan hukuman yang lebih mengutamakan dalam

    kedisiplinan pembentukan akhlak santri di pondok pesantren.

    Sedangkan dalam penelitian yang akan saya teliti penulis memiliki

    kesamaan perihal hukuman kedisiplinan namun lebih terfokuskan

    kepada kedisiplinan sholat berjama‟ah pada santriwati.

    5. Skripsi yang berjudul : “Studi tentang Pengaruh Hukuman Terhadap

    Kedisiplinan siswa di Sekolah Menengah Umum Unggala Sidoarjo.”

    Karya ini ditulis oleh Fatrotin Dari jurusan Pendidikan Agama Islam,

    UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbit pada tahun 1999.

    Pada hasil Penelitian terdahulu disini Fatroni menulis tentang

    kedisiplinan secara Umum yang ada disekolah, seperti halnya

    kerapian seragam, telat masuk sekolah dll. Sedangkan dalam

    penelitian yang akan saya teliti penulis memiliki kesamaan perihal

    hukuman kedisiplinan namun lebih terfokuskan kepada kedisiplinan

    sholat berjama‟ah pada santriwati di Pondok pesantren.

    Terdapat banyak sekali judul yang membahas tentang penerapan

    hukuman sebagai variabel Bebas (X), namun ada beberapa perbedaan

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    14

    penelitian dalam yang akan peneliti teliti yakni tentang variabel terikat (Y),

    yang mana belum diantara sekian penelitian terdahulu membahas tentang

    penerapan hukuman dengan kedisiplinan sholat berjama‟ah. Maka penulis

    menjadikan kedisiplinan sholat berjama‟ah sebagai variabel terikat (Y) agar

    penelitian ini tidak terbenturan dengan judul-judul penelitian sebelumnya.

    F. Definisi Operasional

    Agar pembahasan lebih fokus dan mengarah kepada sasaran pembahasan,

    maka dalam defenisi oprasional kami paparkan beberapa kata kunci sesuai

    dengan judul yang ada, yakni : Korelasi Antara Penerapan Hukuman dengan

    Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah Santriwati di Pondok Pesantren Fadllillah

    Tambak sumur Waru Sidoarjo.

    1. Korelasi

    Korelasi dapat diartikan sebagai hukuman. Namun ketika

    dikembangkan lebih jauh, korelasi tidak hanya dipahami sebatas

    pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah satu teknik data dalam

    statistik yang dugunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel

    yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi

    karena adanya hubungan sebab akibat ataudapat pula terjadi karena

    kebetulan saja.24

    24 Richard Dunne, Pembelajaran Efektif (terjemahan), (Jakarta: Grasindo), 23.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    15

    2. Penerapan Hukuman

    a. Penerapan

    Penarapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu

    teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk

    suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau

    golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.25

    b. Hukuman

    Hukuman adalah Suatu perbuatan yang tidak menyenangkan

    dari orang yang lebih tinggi kedududukannya untuk pelanggran dan

    kejahatan. Bermaksud memperbaiki kesalahan anak. Bukan untuk

    mendendam.26

    Hukuman sebagai alat terakhir digunakan apabila

    memang tidak ada upaya lain untuk mengatasi masalah.

    Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau

    ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan

    sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.

    Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah sedikit banyaknya

    selalu bersifat tidak menyenangkan dan selalu bertujuan kearah

    perbaikan, hukuman itu hendaklah di berikan untuk kepentingan

    anak itu sendiri.27

    Jadi maksud dalam Korelasi Penerapan Hukuman pada

    penelitian disini adalahhubungan dipraktekkannya sebuah kegiatan

    yang tidak menyenangkan sebagai alat kedisiplinan sehingga

    memberikan efek jera terhadap pelanggar tersebut.

    25W.J.S. Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), 731. 26 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bumi Aksara,1994), 63. 27 Ngalim, Ilmu Pendidikan,Bandung, 1991, 174.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    16

    3. Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah Santriwati Tsanawiyah

    a. Kedisiplinan

    Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan

    pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Istilah

    disiplin mengandung banyak arti. Good‟s Dictionary of Education

    menjelaskan disiplin sebagai berikut:

    1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan,

    dorongan, atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk

    mencapai tindakan yang lebih efektif.

    2) Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui

    hukuman atau hadiah.28

    Disiplin juga bisa diartikan penurutan terhadap suatu peraturan

    dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya tujuan peraturan.29

    b. Sholat

    Menurut Abdullah Gymnastiar dalam bukunya yang berjudul

    Shalat daDalam Prespektif Shufi mengatakan bahwa sholat

    dirumuskan sebagai “Ibadah kepada allah dan pengagungan-Nya

    dengan bacaan-bacaan dan tindakan-tindakan tertentu yang dibuka

    dengan takbir (Allahu akbar) dan ditutup dengan taslim (al-salamu

    „alaikum wa rahmatullah wa barakatuh), dengan runtutan dan tertib

    tertentu yang diterapkan dalam Islam.30

    28 Oteng, Adimistrasi¸1983, 97. 29

    Subari, supervisi Pendidikan, 1994, 164. 30 Abdullah Gymnastiar. Dkk, Shalat Dalam Perspektif Sufi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), 147.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    17

    c. Berjama‟ah

    Berasal dari bahasa Arab al-Jama‟ah yaitu menghimpun,

    mengumpulkan. Salat yang dilaksanakan secara bersama-sama

    dipimpin oleh imam.31

    Atau jamaah dapat diartikan golongan yang

    memiliki imam yang mencocoki al-Qur‟an dan al-Hadist dan

    membaiatnya serta menaatinya.

    Imam ath-Thobari rohimakumullah mengatakan pengertian yang

    benar dari hadis menetapi jama‟ah adalah oran-orang yang selalu

    mentaati seseorang yang telah mereka sepakati sebagai Amir, maka

    barang siapa yang yang merusak baiat (tidak mentaati amir) berarti dia

    kelaur dari jama‟ah.32

    d. Santri

    Menurut Johns, Seperti dikutip oleh Zamakhsari Dhofier, kata santri

    berasal dari bahasa Tamil Sastri yang berarti “Guru Mengaji”.

    Sedangkan menurut C.C. Berg, sebagimana dikutip oleh Dhofier

    berasal dari bahasa india Shastri yang berarti Buku Suci, Buku-buku

    agama, atau buku tentang ilmu pengetahuan. Menurut Robson, kata

    santri berasal berasal dari nahasa Tamil Sattiri yang diartikan orang

    yang tinggal disebuah rumah miskin atau bangunan secara umum.

    Dengan ketiga pendapat tersebut maka dapat diartikan santri adalah

    orang-orang yang memperdalam agama kemudian mengajarkannya

    kepada masyarakat Islam dan orang-orang demikian masyarakat jawa

    dikenal dengan istilah “Guru Mengaji”.33

    31 Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid 5, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2006). 1573 32 https://www.google.com/search?ie=UTF-8&source=android-browser&q=pengertian+berjamaah 33 Hanun Asroha, Pelembagaan Pesantren Asal-usul Perkembangan Pesantren di Jawa, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), 30.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    18

    e. Tsanawiyah

    Operasionalisasi Madrasah Tsanawiyah didasarkan atas Kepmenag

    RI NO. 369 tahun 1993 tentang Madrasah Tsanawiyah. Pasal 1 bab 1

    ayat (1) menyatakan bahwa Madrasah Tsanawiyah adalah sekolah

    lanjutan Tingkat pertama yang berciri khas agama Islam yang

    menyelenggarakan program tiga tahun setelah Madrasah Ibtidaiyah atau

    sekolah Dasar.34

    Jadi, madrasah Tsanawiyah dapat dipahamu sebagai

    satuan pendidikan tingkat menengah pertama yang bersifat umum, yang

    mewujudkan pendidikan agama Islam sebagai identitas

    kelembagaannya.

    Jadi pengertian dari Kedisiplinan Sholat Berjama‟ah santriwati

    Tsanawiyah yakni penurutan ketaatan terhadap aturan dengan kesadaran

    sendiri oleh santriwati Tsanawiyah dalam menjalankan sholat berjma‟ah.

    3. Pondok Pesantren

    Kata Pesantren berasal dari akar “Santri” yaitu istilah yang

    digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agam dilembaga

    pendidikan Islam tradisional jawa. Kata santri mendapat awalan “pe” dan

    akhiran “an”, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu.35

    Sedangkan

    dalam buku lain pondok pesantren adalah lembaga pendidikan ddan penyiar

    agama Islam, tempat pelaksanaan kewajiban belajar dan mengajar dan pusat

    pengembangan jamaah (masyarakat) yang diselenggarakan dalam kesatuan

    34

    Ahmad Ali Riyadi, Politik Pendidikan Menggugat Birokrasi Pendidikan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), 97-98. 35 Ibid., 30.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    19

    tempat pemukiman dengan masjid sebagai pusat pendidikan dan

    pembinaannya.36

    Adapun maksud dari korelasi antara penerapan hukuman dengan

    kedisiplnan sholat berjama‟ah santriwati adalah Yakni suatu hubungan yang

    timbul pada saat dipraktikkannya suatu kegiatan yang tidak menyenangkan dan

    memberikan efek jera sebagai pelajaran agar tidak melakukan kesalahan yang

    sama atau melanggar aturan tata tertib di kalangan pelajar santriwati

    Tsanawiyahdalam hal menjalankan sholat berjama‟ah.

    J. Sistematika Pembahasan

    Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang tata urutan penelitian ini,

    maka peneliti mencantumkan sistematika laporan penulisan sebagai berikut

    Bab pertama yakni tentang pendahuluan yang mana pada bab ini akan

    menguraikan terkait latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, ruang lingkup dan pembatasan masalah,

    definisi operasional, sistematika pembahasan.

    Bab kedua landasan teori yang mana pada bab ini penulis menjelaskan

    tinjauan tentang penerapan hukuman yang meliputi: pengertian penerapan,

    pengertian hukuman, jenis-jenis hukuman, teori hukuman, fungsi hukuman, dan

    syarat-syarat hukuman yang pedagogis. kedisiplinan sholat berjam‟ah meliputi:

    pengertian kedisiplinan sholat berjama‟ah, fungsi disiplin, hukum sholat

    berjama‟ah, syarat sholat berjama‟ah, dan hikmah sholat berjama‟ah. hipotesis.

    36 Abdul Qadir Jaelani, Peran Ulama dan Santri, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1994), 7.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    20

    Bab ketiga metode penelitian yang mana pada bab ini berisi tentang jenis

    dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, indikator, dan instrumen

    penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

    Bab keempat hasil penelitianbab ini berisi tentang: deskripsi data, analisis

    data, pengujian hipotesis dan pembahasan dan diskusi hasil penelitia

    Bab kelima penutup pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-

    saran yang berkenaan dengan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan daftar

    pustaka, dan lampiran-lampiran.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    21

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Penerapan Hukuman

    1. Pengertian Penerapan Hukuman

    Sebelum mengungkap pengertian dari penerapan hukuman, maka ada

    baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengrtian dari masing-masing,

    yakni:

    a. Pengertian Penerapan

    Penarapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu

    teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk

    suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau

    golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.37

    Dari

    pengertian tersebut dapat dipahami bahwa penerapan adalah

    mempraktekkan atau melaksanakan sesuatu teori atau rumusan yang

    telah disusun.

    b. Pengertian Hukuman

    Hukuman berasal dari kata kerja latin Punire dan berarti

    menjatuhkan Hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan,

    perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.38

    Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis

    dan Praktis, pengertian dari hukuman adalah penderitaan yang

    diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (Orang

    37 W.J.S. Poerwardaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), 731. 38 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1978), 86.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    22

    tua, guru dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan

    atau kesalahan.39

    Menurut Zinuddin dkk. bahwasannya hukuman adalah suatu

    perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja mejatuhkan nestapa

    pada orang lain dengan tujuan untuk memperbaiki dan melidungi

    dirinya sendiri dari kelemahan jasmani dan rohani, sehingga

    terhindar dari segala macam pelanggaran.40

    Menurut Suharsimi Arikunto, menjelaskan pengertian

    hukuman adalah suatu alat yang digunakan untuk menghentikan

    tingkah laku yang tidak sesuai dengan peraturan tata tertib yang

    mana berfungsi sebagai alat untuk “Melemahkan” atau bahkan

    “Menghentikan” tingkah laku yang sifatnya negatif.41

    Hukuman biasanya membawa rasa tidak enak,

    menghilangkan jaminan perkenan dan kasih sayang. Hal mana tak

    diingini oleh anak. Ini mendorong anak untuk selanjutnya tidak

    berbuat lagi.42

    Menurut pendapat al-„Abdari, sifat-sifat anak yang berbuat

    salah harus diteliti, dan satu pandangan mata kerlingan saja terhadap

    si anak mungkin cukup untuk pencegahan dan perbaikan. Sebaliknya

    ada anak-anak lain yang memang membutuhkan celaan dan

    dampratan sebagai hukumannya, di samping mungkin ada pula anak-

    anak yang harus dipukul dan dihinakan baru ia dapat diperbaiki.

    Seharusnya seorang juru-didik tidak boleh mempergunakan tongkat

    39 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke- 2 2011), 186. 40 Zainuddin dkk, Seluk Beluk Pendidikan al-Ghazali, (Jakarta: Bumi Aksara 1991), 86. 41 Suharsimi Arikunto, Majanemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakata: Penerbit Rineka Cipta, 1993), 167 42 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam cet. 5, (Bandung : PT. Al-Ma’arif, 1989), 87.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    23

    kecuali kalau memang sudah putus asa dari mempergunakan jalan-

    jalan perbaikan yang sifatnya halus dan lembut-lunak. Jika terpaksa

    harus menjatuhkan hukuman atas anak kecil, gukuplah kiranya diberi

    tiga pukulan ringan dan tidak lebih dari 10 pukulan. 43

    Imam al-Ghazali menegaskan bahwa seorang juru-didik

    harus mengetahui jenis penyakit, umur si sakit dalam hal harus

    menegor anak-anak dan mendidik mereka, oleh karena itu guru

    dalam pandangan seorang anak ibarat dokter, sekiranya si dokter

    mengobati segala macam penyakit dengan satu macam obat, seorang

    pasien akan mati dan hati mereka akan jadi beku. Artinya, setiap

    anak harus dilayani dengan layanan yang sesuai, diselidiki latar

    belakang yang menyebabkan ia berbuat kesalahan serta menangani

    umur yang berbuat kesalahan itu, dalam hal mana harus dibedakan

    antara anak kecil dan anak yang sudah beranjak dewasa dalam

    menjatuhi hukuman dan memberikan pendidikan.44

    Dari beberapa pengertian penjelasan di atas dapat diketahui

    bahwa hukuman adalah pemberian tindakan yang tidak

    menyenangkan oleh pendidik kepada peserta didik yang telah

    melakukan suatu perilku menyimpang dari tata tertib atau aturan ,

    dengan tujuan agar peserta didik tersebut tidak akan mengulanginya

    lagi dan akan memperbaiki kesalahan yang telah ia perbuat.

    Berdasarkan jabaran pengertian dua istilah penerapan dan

    hukuman di atas, dapat disumpulkan bahwa pengertian penerapan

    hukuman adalah mempraktekkan suatu tindakan yang tidak

    menyenangkan karena terjadinya sebuah kegiatan melanggar tata

    tertib aturan yang dilakukan oleh peserta didik, dengan tujuan

    memberikan efek jerah agar peserta didik tidak melakukan

    kesalahannya lagi.

    43

    Ibid., 156. 44 M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1970), 155.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    24

    2. Jenis-jenis Hukuman

    Dalam buku Didaktik Metodik juga dijelasknn tentang macam-

    macam hukuman yakni hukuman jasmaniah dan rohaniah.45

    a. Hukuman Jasmaniah atau Fisik

    Yaitu hukuman yang menyebabkan rasa sakit pada tubuh anak

    seperti, menyakiti, menyuruh berdiri, mencubit dan lain-lain.

    Dalam kutipan jurnal Pendidikan Gama Islam Nizamia charter

    mengatakan46

    Corporal punishment is disciplinary action in

    calving the infliction of physical pain upen one person by another,

    althought physical contact is not necessary. Maksudnya hukuman

    fisik adalah tindakan pendisiplinan yang dilakukan oleh orang

    tertentu kepada orang lain dengan menggunakan hukuman fisik,

    meskipun sebenarnya hukuman / kekerasan fisik tersebut tidak

    diperlukan.

    Sedangkan menurut H. Abu Ahmadi Nur Uhbiyati dalam

    bukunya Ilmu Pendidikan47

    mengatakan bahwa hukuman ini

    memberikan akibat yang merugikan anak,karena dapat

    menimbulkan gangguan kesehatan bagi si anak seperti sakit saat di

    cubit, dijewer dll. Munurut Najib Khalid al-„Am mengatakan48

    bahwa hukuman fisik atau badan diberikan ketika sang anak

    melakukan kesalahan yang berat seperti berbohong ataupun

    45 Roestiyah, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 65. 46 Nizamia, Jurnal Pendidikan Islam, (Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, vol 9, 2006), 20-21 47 Abu Ahmadi Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 157 48 Najib Khalid al-‘Am, Mendidik Cara Nabi Saw.,(Bandung: Pustaka Hidayah, 2002), 28

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    25

    mencuri, dengan begitu hukuman yang diberikan berbeda dengan

    hukuman atas kesalahan yang ringan seperti tidak memperhatikan

    kebersihan pakaian. Salah datu hukuman fisik menurut Najib

    Khalid al-„Am adalah memukul yang tidak menyakitkan. Memukul

    dalam artian mendidik, maka memukul yang dimaksud tentu saja

    yang tidak dilakukan terus-menerus dan semata-mata untuk

    melampiaskan nafsu, melainkan memukul yang harus mengikuti

    aturan-aturan yang dibenarkan oleh agama.

    Hukuman fisik atas nama pendisiplinan baik yang dilakukan

    oleh para pendidik baik di lingkungan keluarga, sekolah ataupun

    lembaga pendidikan yang lainnya adalah berupa:49

    1) Dipukul dengan atau tanpa alat

    2) Jeweran pada telinga

    3) Berdiri satu kaki dengan kedua tangan di telinga

    4) Sentilan

    5) Damparan

    6) Tendangan

    7) Cubitan

    8) Berdiri di bawah terik matahari (dijemur)

    9) Berdiri di atas bangku

    Adapun bentuk hukuman fisik ini dalam masa kini bukan

    sesuatu yang melukai badan peserta didik, melainkan

    49 Mamiq Gaza, Bijak Menghukum Siswa, (Jogjakarta: ar-Ruzz Media, 2012), 46

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    26

    memberikan efek lelah seperti, distrap (Berdiri dengan waktu

    yang lama) atau bahkan bersih-bersih lingkungan sekitar.

    b. Hukuman Rohaniyah atau non-fisik

    Yaitu hukuman yang tidak menimbulkan rasa sakit pada

    diri anak didik tetapi mempunyai pengaruh psikologis yang

    cukup besar dalam anak didik antara lain seperti, membuat anak

    malu, mengasingkan anak, menyuruh mengulangi pekerjaan,

    menakut-nakuti. menyuruh pulang, menyadarkan, bahkan

    mengeluarkan dari kelas atau sekolah.

    Menurut Emmer dan kawan-kawan (1984), Adapun

    jenis-jenis hukuman yang bersifat non fisik adalah pengurangan

    skor, pengurangan hak, hukuman berupa benda, pemberian

    celaan, penahanan sesudahsekolah, dan penyekoresan.50

    1) Pengurangan Sekor atau Penurunan Peringkat

    Hukuman ini merupakan hukuman yang paling sering

    dipraktekkan di lembaga pendidikan, terutama untuk

    kesalahan siswa yang berupa: terlambat datang, tidak atau

    terlambat mengumpulkan tugas, atau bekerja dengan

    ceroboh. Apabila guru menentukan kriteria penilaian maka

    pemberian hukuman dalam bentuk pengurangan angka ini

    juga harus dipikirkan masak-masak, disesuaikan dengan

    jenis kesalahan yang diperbuat siswa.

    50 Suharsimi Arikunto, Majanemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakata: Penerbit Rineka Cipta, 1993), 174.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    27

    2) Pengurangan Hak

    Hukuman jenis ini merupakan jenis yang dapat di pandang

    efektif karena dapat disesuaikan dengan selera siswa.

    Dengan demikian dari guru memang dituntut pengamatan

    yang teliti supaya dapat dengan tepat memilihkan

    pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa.

    3) Hukuman Berupa denda

    Jenis hukuman yang berupa denda ini di Indonesia

    merupakan sesuatu yang masih kurang atau tidak lazim.

    Yang dimaksud dengan denda dalam hal ini memang tidak

    berupa uang. Tetapi lebih banyak mempunyai makna

    pembayaran-payment dalam bentuk pada umumnya

    berupa pengulangan pekerjaan.

    4) Pemberian Celaan

    Pemberian hukuman jenis ini kepada siswa biasanya

    digabungkan dengan jenis hukuman yang lain. Siswa yang

    melanggar peraturan penting yang diperuntukkan bagi

    siswa oleh sekolah, akan mendapat celaan. Atau

    pemberian celaan yang dimaksud adalah melakukan

    sidang bersama di depan siswa yang lain agar membuat

    siswa pelanggar tersebut malu karena melakukan

    pelanggaran.

    5) Penahanan Sesudah Sekolah

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    28

    Hukuman ini dapat diberikan hanya apabila siswa yang

    disuruh tinggal disekolah setelah jam usai ditemani oleh

    guru sendiri atau oleh orang dewasa lain. Hukuman jenis

    ini biasanya diberikan kepada siswa yang terlambat

    datang, absen yang tidak dimaafkan atau melanggar

    peraturan sekolah yang dianggap penting atau tata tertib

    kelas.

    6) Penyekoresan

    Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang berat,

    terutama karena menyangkut administratif siswa.

    Penyekoresan merupakan pencabutan hak sebagai siswa

    untuk sementara kepada siswa yang mempunyai hak

    penuh sebagai siswa disuatu sekolah.

    Sedangkan Menurut Mimiq Gaza dalam Bukunya Bijak

    Menghukum Siswa menyebutkan bahwa pada dasarnya hukuman itu

    ada dua, yakni hukuman langsung dan tidak langsung:

    a. Hukuman Tidak Langsung, merupakan hukuman yang tidak

    langsung diarahkan sebagai bentuk hukuman kepada siswa,

    tetapi lebih bersifat sindiran, bahan renungan, dan sumber

    pelajaran bagi siswa.

    b. Hukuman Langsung, ini merupakan tindakan yang diberikan

    kepada siswa setelah muncul perilku negatif.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    29

    3. Teori Hukuman

    Teori hukuman menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya

    Manajemen Pendidikan secara Manusiawi, yakni:51

    a. Teori Pembalasan

    Menurut teori ini, hukuman diadakan sebagai pembalasan

    dendam terhadap pelanggaran yang telah dilakukan seseorang. Teori

    ini tidak diperbolehkan menggunakannya di sekolah.

    b. Teori Perbaikan

    Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk membasmi

    kejahatan. Jadi maksud hukuman itu ialah untuk memperbaiki si

    pelanggar agar jangan berbuat kesalahan semacam itu lagi. Teori

    inilah yang lebih bersifat Pedagogis karena bermaksud memperbaiki

    si pelanggar, baik lahiriah maupun batiniahnya.

    c. Teori Perlindungan

    Menurut teori ini hukuman diadakan untuk melindungi

    masyarakat dari perbuatan-perbuatan yang tidak wajar. Dengan

    adanya hukuman ini, masayrakat dapat dilindungi dari kejahatan-

    kejahatan yang telah dilakukan oleh si pelanggar.

    d. Teori Ganti-Rugi

    Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk mengganti

    kerugian-kerugian yang telah diderita akibat dair kejahatan-

    51 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke- 20 2011), 187.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    30

    kejahatan atau pelanggaran itu. Hukuman ini banyak dilakukan

    dalam masyarakat atau pemerintahan.

    Toeri ganti-rugi dalam pendidikan dapat dikatan sebagai

    hukuman denda, teori ini dapat dikategorikan sebagai hukuman non-

    fisik, karena tidak membuat badan pelaku merasa kesakitan, akan

    tetapi dlam penelitian teori ganti-rugi tidak digunakan. Sebagaimana

    teori ganti-rugi ini digunakan untuk barang sitaan.

    e. Teori Menakut-nakuti

    Menurut teori ini, hukuman diadakan untuk menimbulkan

    perasaan takut kepada si pelanggar akan akibat perbuatnnya yang

    melanggar itu sehingga ia akan selalu takut melakukan perbuatan itu

    dan mau maeninggalkannya.

    4. Fungsi Hukuman

    Hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembngan moral

    anak, adapun fungsi hukuman menurut Elizabeth dalam bukunya

    perkambangan anak antara lain menghalangi, mendidik, dan

    memotivasi:52

    a. Menghalangi. Maksud dari pada fungsi ini adalah mengahalangi

    pengulangan tindakan yang menyimpang, bila peserta didik

    menyadari bahwa melakukan perbuatan tertentu akan mendapatkan

    hukuman, maka mereka biasanya urung melakukan tindakan

    tersebut.

    52 Elizabeth, Perkembangan, 1978, 87.

  • digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

    31

    b. Mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar

    bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat

    hukuman kar