korelasi antara keterampilan proses sains
TRANSCRIPT
KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN INTERAKSI SISWA TERHADAP ALAT
PRAKTIKUM (ISTAP) PADA PRAKTIKUM BIOLOGI PEMBEDAHAN DAN PENGAMATAN MIKROSKOP DI
SMAN 6 TANGSEL
Disusun oleh
Fadli Robby Al-Farisi
11140161000037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
Skripsi Berjudul “Korelasi Antara Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum (ISTAP) Pada Praktikum biologi Pembedahan dan Pengamatan Mikroskop Di SMAN 6 Tangsel” disusun oleh Fadli Robby Al-Farisi Nomor Induk Mahasiswa 11140161000037, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui Bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 2020
Yang Mengesahkan
Pembimbing
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd
197101192008012010
KEMENTRIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-064 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi : 01 Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Fadli Robby Al-Farisi Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 06 April 1996 NIM : 11140161000037 Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi Judul Skripsi : Korelasi Antara Keterampilan Proses Sains (KPS) dan
Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum (ISTAP) Pada Praktikum biologi Pembedahan dan Pengamatan Mikroskop Di SMAN 6 Tangsel.
Alamat : Komplek Bukit Nusa Indah. Jl. Lawu No. 840. Serua, Ciputat.
Dosen Pembimbing : Dr. Yanti Herlanti, M.Pd Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 10 Agustus 2020 Mahasiswa Ybs,
Fadli Robby Al-Farisi NIM.11140161000037
iii
ABSTRAK
Fadli Robby Al-Farisi. 11140161000037. Korelasi Antara Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum (ISTAP) Pada Praktikum biologi Pembedahan dan Pengamatan Mikroskop Di SMAN 6 Tangsel. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara KPS dan ISTAP (Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 11 SMA pada (SMAN 6 Tangsel dengan jumlah seluruh responden sebanyak 58 peserta didik. Dari hasil penghitungan dapat dikatakan bahwa tidak terdapat korelasi signifikan antara KPS dan ISTAP yaitu sebesar 0.16. Karena jumlah sampel lebih dari 30 maka uji Z harus dilakukan, namun hasilnya menunjukkan tidak ada korelasi antara KPS dan ISTAP dengan nilai Z yang didapat sebesar 1.21. Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa antara kegiatan praktikum (ISTAP) dengan KPS tidak dapat secara pasti dikatakan terdapat saling keterhubungan.
Kata kunci: Keterampilan Ilmiah Siswa, Keterampilan Proses Sains, KPS, keterampilan motorik.
iv
ABSTRACT
Fadli Robby Al-Farisi. 11140161000037. Correlation Between Science Process Skills (KPS) and Student Interaction Against Practicum Tools (ISTAP) in Biology Practicum Surgery and Microscope Observation at SMAN 6 Tangsel. Thesis, Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
This study aims to determine whether there is a significant correlation between KPS and ISTAP (Student Interaction on Practicum Tools). The sample used in this study were students in grade 11 SMA (SMAN 6 Tangsel with a total number of respondents as many as 58 students. From the results it can be said that there is no significant correlation between KPS and ISTAP, namely 0.16. Because the sample size is more than 30, the Z test must be carried out, but the results show no correlation between KPS and ISTAP with a Z value of 1.21 From these results, it can be said that between practicum activities (ISTAP) and KPS, it cannot be said that there is a mutual connection.
Keywords: Student Scientific Skills, Science Process Skills, KPS, motor skills.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga juga para sahabat-sahabatnya dan umat-umatnya. Sehingga dengan Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum (ISTAP) Pada Praktikum biologi Pembedahan dan Pengamatan Mikroskop Di SMAN 6 Tangsel”
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga sebagai dosen pembimbing, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
3. Teruntuk kedua orang tua yang telah dengan sabar menantikan terselesainya skripsi ini.
4. Teruntuk tema-teman yang selalu mendukung dan menyemangati saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh keluarga besar SMAN 6 Tangsel yang telah bersedia bekerjasama selama penelitian berlangsung.
Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih.
vi
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Jakarta Agustus 2020
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI..............................................i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.........................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................iii
ABSTRACT................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...............................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xi
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang........................................................................................................1
Identifikasi Masalah................................................................................................6
Pembatas Masalah...................................................................................................7
Pertanyaan Masalah.................................................................................................7
Tujuan Penelitian.....................................................................................................7
Manfaat Penelitian...................................................................................................8
Keterbatasan Penelitian...........................................................................................8
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Praktikum Biologi............................................................................................10
1. Hakikat Praktikum Biologi.........................................................................10
2. Pentingnya Praktikum Dalam Pembelajaran Biologi.................................12
viii
B. Keterampilan Proses Sains (Scientific Process Skill).......................................16
C. Pembedahan Biologi.........................................................................................19
D. Mikroskop........................................................................................................25
D. Integrasi Antara KPS dan Praktikum Pembedahan dan Pengamatan Mikroskop.............................................................................................................28
BAB III Metodologi
A. Metodologi Penelitian......................................................................................32
B. Lokasi dan Waktu.............................................................................................32
C. Populasi dan Sampel.........................................................................................33
D. Instrumen Penelitian.........................................................................................33
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................................36
F. Teknik Analisi Data..........................................................................................36
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian................................................................................................39
1. Deskriptif dan Penelitian............................................................................39
a. Sor hasil tes KPS...................................................................................39
1. Observasi.......................................................................................40
2. Hipotesis........................................................................................41
3. Prediksi..........................................................................................42
4. Mengidentifikasi Variabel.............................................................43
5. Hubungan Antar Variabel..............................................................44
6. Merancang Investigasi...................................................................45
7. Kesimpulan....................................................................................46
b. Hasil Kuesioner ISTAP.........................................................................47
c. Korelasi hasil tes KPS dan ISTAP........................................................52
B. Pembahasan......................................................................................................53
ix
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan.......................................................................................................62
B. Saran.................................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 integrasi Antara KPS dan Praktikum Pembedahan dan Pengamatan
Mikroskop................................................................................................29
Tabel 3.1 Daftar sekolah dan jumlah peserta didik yang mengisi......................33
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal tes KPS..............................................................................34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner ISTAP.....................................................................36
Tabel 4.18 Korelasi SPSS spearman......................................................................52
Tabel 4.19 Jumlah peserta didik yang memiliki nilai tinggi dan rendah baik KPS maupun ISTAP di keduan form............................................................55
Tabel 4.20 Daftar peserta didik yang memiliki nilai sama tinggi dan sama rendah dikedua form..............................................................................56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gunting Bedah....................................................................................21
Gambar 2.2 Pisau Bedah.........................................................................................21
Gambar 2.3 Pinset....................................................................................................22
Gambar 2.4 Kaca Pembesar...................................................................................22
Gambar 2.5 Nampan Bedah...................................................................................23
Gambar 2.6 Jarum Pentul.......................................................................................23
Gambar 2.7 Mikroskop Binokuler (listrik)...........................................................26
Gambar 2.8 Mikroskop Monokuler (cahaya).......................................................26
Gambar 2.9 Mikroskop Binokuler (listrik)...........................................................27
Gambar 2.10 Mikroskop Trinokuler (listrik).......................................................27
Gambar 4.1 Diagram hasil tes soal observasi KPS...............................................40
Gambar 4.2 Diagram hasil tes soal hipotesis KPS ...............................................41
xi
Gambar 4.3 Diagram hasil tes soal prediksi KPS.................................................42
Gambar 4.4 Diagram hasil tes soal mengidentifikasi variabel KPS...................43
Gambar 4.5 Diagram nilai tes hubungan antar variabel KPS............................44
Gambar 4.6 Diagram nilai tes merancang variabel KPS.....................................45
Gambar 4.7 Diagram nilai tes menarik kesimpulan KPS....................................46
Gambar 4.8 Penggunaan mikroskop selama praktikum di MA.........................47
Gambar 4.9 Penggunaan lensa ibjek 40X..............................................................47
Gambar 4.10 Penggunaan sekrup halus untuk mempertajam gambar objek...48
Gambar 4.11 Seberapa cepat anda menemukan objek di mikroskop................48
Gambar 4.12 Mendapatkan cahaya untuk objek.................................................49
Gambar 4.13 Kemudahan dalam praktek membedah selama MA....................49
Gambar 4.14 Kemudahan mensayat ikan untuk praktikum anatomi hewan...50
Gambar 4.15 Pengenalan anda terhadap anatomi hewan...................................50
Gambar 4.16 Pengetahuan mengenai alat-alat bedah untuk praktikum...........51
Gambar 4.17 Ketelitian anda dalam menyayat objek bedah..............................51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Diagram KPS dan ISTAP..................................................................69
Lampiran 2 Tabel skor nilai KPS dan ISTAP......................................................71
Lampiran 3 Instrumen KPS...................................................................................73
Lampiran 4 Instrumen ISTAP................................................................................80
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis melainkan sesuatu yang dinamis
sehingga menuntut adanya suatu perbaikan yang terus menerus. Dunia pendidikan
memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik didik baik dalam
bentuk teori materi maupun praktek. Pendidikan tidak hanya ditekankan pada
penguasaan materi, tetapi juga ditekankan pada penguasaan keterampilan. Pada
proses pembelajaran, learning to know (pembelajaran untuk tahu) dan learning to
do (pembelajaran untuk berbuat) harus dicapai sebagai tujuan dalam kegiatan
belajar mengajar1. Dengan kata lain, peserta didik diharapkan memiliki
kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan proses dan prinsip
keilmuan yang telah dikuasai.
Berdasarkan Kurikulum 2013, pembelajaran IPA melalui Keterampilan Proses
Sains (KPS), sebenarnya sangat relevan dengan potensi serta tujuan umum
pembelajaran. Melalui penerapan keterampilan proses pada pembelajaran IPA
yang disajikan dengan strategi dan metode yang tepat, peserta didik dapat terlatih
dalam keterampilan scientific, yaitu keterampilan Proses Sains. Namun Masih
Jarang guru mata pelajaran IPA/sains untuk membawa peserta didik ke ranah
praktikum, yang mengakibatkan teori yang diperoleh tidak mampu diaplikasikan
secara maksimal di lapangan2. Praktikum akan menuntaskan ketercapaian K4 yang
berupa kegiatan mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
1 Wiwin Ambarsari, Slamet Santosa, Maridi, “Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajaran Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta”, Jurnal Pendidikan Biologi, 2013, Vol 5, h. 81-82. 2Tiara Purnama, Abdul Haris, Muhammad Arsyad, “Pengaruh Pendekatan Ilmiah Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas X SMAN 1 Marioriwawo Kabupaten Soppeng”, Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika, 2015, h. 156.
2
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan dimana peserta didik dapat melakukan 1) observasi, 2)
komunikasi, 3) interpretasi, 4) prediksi, 5) klasifikasi, serta 6) mengajukan
pertanyaan, 7) mengajukan hipotesis, dan 8) menerapkan konsep3.
Pembelajaran IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu:
pertama, unsur Sikap, yaitu menimbulkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah
baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pembelajaran IPA juga bersifat open minded, karena selalu
bersikap terbuka terhadap berbagai kemungkinan atau peluang dalam prosesnya.
Unsur yang kedua dalam proses pembelajaran IPA adalah Proses, yaitu dimana
peserta didik akan belajar memahami prosedur pemecahan masalah melalui
metode ilmiah. Metode ilmiah yang akan dipelajari akan meliputi penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan. Unsur selanjutnya adalah Produk, dimana diharapkan ada
hasil dari proses pembelajaran yang dapat berupa fakta, prinsip, teori, hukum.
Terakhir adalah unsur Aplikasi yaitu dimana peserta didik diharapkan dapat
menerapkan metode ilmiah dan konsep IPA yang telah mereka dapatkan dalam
kehidupan sehari-hari4.
Tujuan pendidikan IPA sendiri pada hakikatnya adalah perolehan
pengetahuan IPA oleh peserta didik, baik sebagai produk dimana Peserta didik
mendapatkan keterampilan ilmiah yang kuat, pemahaman tentang lingkungan
sekitarnya, maupun sebagai proses5. Proses-proses yang termasuk didalam
praktikum IPA adalah proses pengembangan keterampilan ilmiah, kedisiplinan,
dan kelincahan/ketangkasan dalam menggunakan alat praktikum. Berdasarkan
3 Baiq Fatmawati, “Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode Pembelajaran Pengamatan Langsung”, Jurnal Pendidikan Biologi, 2013, h. 1. 4 Siti Zubaidah, dkk., Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), h. 11-13. 5 Kusumaningsih, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi pada Konsep Sistem Pencernaan Manusia”, Jurnal Ilmiah Exacta, 2009 , h. 83.
3
dengan unsur dan tujuan IPA tersebut diatas, peserta didik diharapkan dapat
merasakan pengalaman dan proses secara langsung ketika melaksanakan proses
pembelajaran IPA. Pengalaman tersebut bisa diperoleh melalui pembelajaran yang
relevan dalam lingkup yang lebih spesifik melalui proses praktek-praktek di
laboratorium. Laboratorium merupakan tempat atau sarana peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan mereka yang bersifat praktek dan membutuhkan
keterampilan ilmiah. Laboratorium dapat berupa lab indoor (dalam ruangan) dan
outdoor (luar ruangan, contoh di kebun atau berbentuk field trip), tergantung pada
materi yang akan di praktekkan atau dipelajari.
Pentingnya peranan praktikum di laboratorium dalam membantu Peserta didik
untuk mendapatkan pengalaman melalui keterlibatan dalam proses secara langsung
merupakan bagian dari pengejewantahan kurikulum 2013. Konsep kurikulum 2013
menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara terpadu dan
utuh dengan menggunakan pendekatan discovery atau penemuan, sehingga setiap
pengetahuan yang diajarkan dapat dengan cepat dicerna dan dipahami secara utuh
oleh peserta didik melalui pengalaman secara langsung6. Juga dapat dikatakan
bahwa konsep kurikulum 2013 mengisyaratkan agar dalam proses pembelajaran
IPA dilanjutkan hingga membuat peserta didik terampil dalam menyajikan
pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak dimana hal tersebut
dapat diperoleh salah satunya melalui proses praktikum. Keyakinan akan
kontribusi praktikum bagi pemahaman materi pelajaran diungkapkan dengan
semboyan dari pembelajaran secara aktif yaitu “I hear and I forget, I see and
remember, I do and I understand”7. Hal tersebut berdasarkan karena praktikum
memberi kesempatan bagi peserta didik untuk membuktikan teori, menemukan
teori atau menyelesaikan teori secara menyeluruh. Dari kegiatan praktikum
6 Zubaidah. Op. cit., h. 13. 7 Agus Firman Muhidin, “Penerapan Model Pembelajaran Five Stage Conceptual untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Materi Fluida Statis”, Thesis (Diploma) pada UIN Bandung, Bandung, 2009, h. 14, tidak dipublikasikan.
4
tersebut diharapkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap suatu pelajaran
telah terasionalisasi melalui apa yang di lakukannya.
Penerapan Keterampilan Proses sains dan sikap ilmiah dalam pembelajaran
IPA terutama Biologi menjadi salah satu tujuan penting dalam pengembangan
keterampilan proses sains peserta didik dalam pembelajaran IPA8.
Proses pembelajaran IPA tidak hanya sebatas untuk menguasai kumpulan
pengetahuan (produk ilmu) yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja, tetapi lebih sebagai proses penemuan yang membutuhkan
keterampilan ilmiah. Dengan demikian, melalui pendidikan/pembelajaran IPA,
peserta didik diharapkan dapat mempelajari mengenai diri sendiri dan
lingkungannya, serta memahami prospek pengembangan proses pembelajaran
lebih lanjut dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses
pembelajaran IPA Peserta didik diharapkan dapat merasakan pengalaman secara
langsung melalui praktikum sehingga dapat mengembangkan kompetensi
menjelajahnya dan memahami alam secara ilmiah. Karena itulah, pembelajaran
IPA diarahkan pada inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih bermakna tentang alam sekitar.
Dapat disimpulkan bahwa kedudukan praktikum dalam kurikulum K13 adalah
untuk membantu peserta didik dalam mendapatkan pengalaman pembelajaran
melalui proses secara langsung sehingga dapat menghasilkan karya ilmiah yang
murni, abstrak ataupun konkret. Di sisi lain praktikum juga membantu
mengembangkan mengenai apa yang dipahami tentang fenomena di sekitar
berdasarkan materi praktikum yang diajarkan.
Proses praktikum, kegiatan motorik yang membutuhkan keterampilan ilmiah
memegang peranan penting. Bahkan dapat dikatakan bahwa keterampilan ilmiah
lah yang dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran dalam praktikum.
Kesimpulan tersebut diambil karena kemampuan peserta didik dalam menguasai
8 Subiantoro, “Pentingnya Praktikum Dalam Pembelajaran IPA”, Jurnal Pendidikan IPA, 2010, h. 5.
5
keterampilan ilmiah lah yang membuat peserta didik dapat merasakan pengalaman
langsung dalam pembelajaran IPA. Karena itu, memiliki keterampilan ilmiah yang
baik pada saat pelaksanaan praktikum sangat penting bagi peserta didik. Begitu
juga penggunaan alat-alat praktikum, dengan bantuan alat praktikum peserta didik
mampu memahami materi yang bersifat abstrak, karena alat praktikum adalah
suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan bantuan gerakan
sehingga memudahkan siswa mengingat dan memproses pembelajaran lebih
efisien dan efektif9.
Praktikum dapat mengembangkan keterampilan ilmiah dan proses ilmiah
keterampilan dalam laboratorium memberikan pengalaman langsung, pengalaman
pertama kepada peserta didik, sehingga mampu mengubah persepsi siswa tentang
hal-hal penting. Beberapa jenis keterampilan yang dapat dilatih kepada peserta
didik dalam praktikum pembelajaran Biologi diantaranya, peserta didik dapat
menyediakan atau membuat preparat, menggunakan mokroskop10, dan
menggunakan berbagai jenis alat-alat bedah seperti gunting bedah, pinset, pisau
bedah, dan lain sebagainya.
Aktivitas praktikum membutuhkan kemampuan keterampilan proses sains.
Kegesitan dalam bergerak, keterampilan dalam memilah gerak, kefokusan dalam
aktivitas gerak, dan kelincahan dalam perpindahan gerak yang didasarkan pada
pemahaman konsep sains. Pada praktikum dikembangkan 11 keterampilan proses
sains yang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu keterampilan dasar dan
keterampilan integrasi. Keterampilan dasar meliputi: observasi, pengukuran,
membuat inferensi, membuat prediksi mengelompokkan, mengumpulkan data, dan
mencatat data; keterampilan terintegrasi meliputi: menafsirkan data, mengedalikan
variabel, membuat definisi operasional dan merumuskan hipotesis11.
9 Widayanti dan Yuberti, “Pengembangan Alat Praktikum Sederhana Sebagai Media Praktikum Mahasiswa”, JPFRI, Vol 2, 2018, hal 22. 10 Dra. Oom Romlah, “Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja Laboratorium”, Jurnal Pendidikan IPA, 2009, h. 3. 11 Ibid., h 3.
6
Kenyatannya di lapangan, keterampilan proses sains siswa masih rendah.
Masih lemahnya ketrampilan proses sains (KPS) diperkuat hasil penelitian Anam
(2014) yang melakukan penelitian terhadap tiga puluh (30) peserta didik
perwakilan dari 30 MI di kabupaten Sumedang pada kegiatan Kompetensi Sains
Madrasah (KSM) yang menunjukkan bahwa 4 jenis keterampilan proses rata-rata
siswa yakni mengamati, merencanakan percobaan, mengklasifikasikan, dan
membuat tabel berada pada kategori kurang mahir, serta tidak mahir pada
keterampilan menyimpulkan. Demikian juga pada Ukarno, Permanasari dan
Hamidah (2013) menyatakan bahwa keterampilan proses sains peserta didik SMP
di Jambi pada keterampilan membuat kesimpulan mengobservasi memprediksi,
mengukur dan mengklasifikasi masih rendah12.
Oleh sebab itu penting untuk dilaksanakannya sebuah penelitian yang menguji
keterampilan proses sains peserta didik. Sehingga dapat diketahui tingkat
keterampilan ilmiah dalam pembelajaran Biologi yang ditemukan ketika kegiatan
mengamati yang menggunakan mikroskop, cara memegang mikroskop, kegiatan
pembedahan specimen, dan penggunaan alat praktikum kecil seperti menggunakan
pipet, pembuatan preparat, dan pengukuran.
2. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan dalam latar belakang, dapatlah teridentifikasi beberapa
masalah yang diakibatkan kurangnya keterampilan ilmiah peserta didik dalam
praktikum Biologi pembedahan dan pengamatan mikroskop.
1. Kurikulum 2013 memuat empat kompetensi dasar, namun kompetensi dasar keterampilan masih belum dianggap penting
2. Praktikum jarang dilakukan oleh peserta didik. 3. Pembelajaran masih memfokuskan pada kompetensi dasar tiga yaitu
pengetahuan 4. Belum banyak penelitian yang mengkaji hubungan antara Keterampilan
Proses Sains (KPS) dan Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum (ISTAP) 12 Ai Hayati Rahayu, Poppy Anggrean, “Analisis Profil Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang”, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 5, 2017, hal 23-24.
7
5. KPS peserta didik masih rendah.
3. Pembatas Masalah
Pada saat peneliti akan melakukan observasi keterampilan proses sains siswa
terhadap alat praktikum terjadi pandemik covid 19. Oleh karena itu penelitian
dibatasi pada:
1. Keterampilan proses sains tidak dilakukan dengan cara observasi, tetapi
dilakukan dengan memberikan tes soal-soal keterampilan proses sains.
2. ISTAP (Interaksi Siswa Terhadap Alat Praktikum) tidak dilakukan dengan
proses observasi lapangan tetapi melalui kuisioner. Kuisioner ISTAP
menggali pengalaman peserta didik dalam praktikum penggunaan
mikrsokop dan alat bedah praktikum.
3. Korelasi KPS dan ISTAP merupakan korelasi antara tes KPS dan kuisioner
ISTAP.
4. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah pertanyaan-
pertanyaan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana keterampilan
proses sains peserta didik pada praktikum pengamatan mikroskop dan
pembedahan.
1. Bagaimana hasil tes soal KPS yang disebarkan kepada peserta didik?
2. Bagaimana hasil kuisioner ISTAP yang menunjukkan pengalaman peserta
didik dalam praktikum peggunaan mikroskop dan pembedahan?
3. Bagaimana korelasi antara KPS dan ISTAP?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui Korelasi KPS dengan
ISTAP pada peserta didik kelas 11 SMA di SMAN 6 Tangsel.
8
6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah, antara lain peserta didik mengetahui pentingnya
kedudukan praktikum dalam pembelajaran Biologi, diharapkan peserta didik
berusaha untuk meningkatkan keterampilan ilmiah mereka agar praktikum berjalan
dengan baik sesui dengan tujuannya. Juga untuk mengembangkan keterampilan
ilmiah yang secara tidak langsung juga mengembangkan sikap disiplin, ketekunan,
dan kepresisian.
Untuk guru, diharapkan dengan diketahuinya tingkatan keterampilan ilmiah para
peserta didiknya, mereka akan lebih bisa mengarahkan kegiatan apa yang
dibutuhkan agar keterampilan ilmiah peserta didik bisa lebih baik.
Untuk sekolah, manfaat penelitian ini adalah untuk menyadarkan betapa
pentingnya keterampilan ilmiah anak, agar peserta didik terbiasa melakukan sesuatu
sesuatu dengan peruntukan benda tersebut dan sesusai aturan atau prosedur
penggunaannya. Manfaat penelitian ini juga bermaksud untuk mengetahui sejauh
mana keterampilan ilmiah peserta didik, agar kemampuan yang penting ini dapat
bertahan dan meningkat.
7. Keterbatasan penelitian
Pada masa awal penyusunannya, penelitian pengujian keterampilan ilmiah ini
akan dilaksanakan di MA Pembangunan, yaitu pada saat praktikum Biologi
pembedahan dan pada saat proses pengamatan mikroskop. Alasan dipilihnya
proses tersebut dalam penelitian ini adalah karena proses tersebut membutuhan
keterampilan ilmiah yang lebih rumit dan membutuhkan kehati-hatian untuk
kelancaran dan kesuksesan dalam mencapai tujuan praktikum tersebut.
9
Dikarenakan adanya pandemic covid-19, maka rencana penelitian mengalami
perubahan yang cukup besar. Perubahan itu mencakup cara pengambilan data dan
lokasi penelitian. Namun, dasar permasalahan serta inti dari apa yang hendak
diteliti masih tetap sama yaitu tentang Keterampilan Proses Sains siswa dan
interaksi peserta didik terhadap aktivitas dan alat-alat praktikum di lab.