kordents 8

2
LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS Dari Redaksi Kordents Volume 8 Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015 Diterbitkan Oleh Lembaga Pers Mahasiswa Edents Pemimpin Umum: Rio Putri Paramita; Pemimpin Redaksi: Gita Suksesi; Pemimpin Artistik: Anih Purwanti; Editor: Nur Wahid; Reporter: Nabila, Rima, Dewi S, Lutfi, Shelby, Khikmah; Layouter: Julius Endryawan Sekretariat: Gedung PKM lt. 1 FEB Undip, Tembalang Edents Call Center : 024 - 91181513 Vol. 8 Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015 Minggu Ini lpmedents.com di KORAN EDENTS www.lpmedents.com Dinamika Intelektual Mahasiswa Peran serta organisasi dalam memupuk softskill mahasiswa sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Dengan adanya fasilitas yang lengkap bagi suatu organisasi mahasiswa dapat menunjang prestasi organisasi maupun mahasiswa itu sendiri. Namun, munculnya masalah mengenai ketiadaan ruang sekretariat organisasi dapat menjadi salah satu penghalang untuk memajukan kemampuan softskill mahasiswa. Berbagai tanggapan muncul akibat masalah tersebut baik dari pihak yang tidak memiliki sekretariat maupun yang memiliki, serta solusi yang diberikan pihak dekanat juga. Informasi tersebut dapat Anda baca di Koran Edents Volume 8 edisi 22 Juni – 5 Juli 2015 Selain permasalahan ketiadaan ruang sekretariat organisasi, Koran Edents edisi kali ini juga menilik permasalahan yang muncul dari adanya KKN Tematik, yang dirasa memberatkan mahasiswa karena jangka waktunya yang lebih lama. Selain itu, dengan munculnya berbagai permasalahan akademik di FEB Undip, muncullah gagasan mengenai Sharing Bersama antara mahasiswa dengan pihak dekanat dalam acara Kesma Sharing Centre yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Acara tersebut membahas permasalahan akademik yang dihadapi oleh mahasiswa. Acara yang bertempat di Gedung PKM Lantai 2 menghadirkan Anis Chariri selaku Pembantu Dekan I FEB Undip. Berpindah dari masalah-masalah yang ada di FEB Undip, lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat Rowosari telah berhasil menemukan sebuah obat pencegah kanker yang dibuat menjadi minuman segar dan berkhasiat. Terakhir, dari redaksi mengucapkan mohon maaf apabila terdapat salah kata dan selamat membaca! Mahasiswa Undip Ciptakan Teknologi Pengolahan Ikan Asin Berdaya Saing International Proses pengeringan ikan yang dibantu oleh adanya cahaya dan material katalis. Selain meraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI tahun anggaran 2015 Bidang PKM-KC, inovasi ini juga berhasil di publikasikan pada 12th Hokkaido Indonesian Student Ascociation Scienctific Meeting (HISAS 12)-Hokkaido University. Terobosan Baru Sistem Pemungutan Suara Berbasis Android Karya Mahasiswa Undip Berbekal dari berbagai bidang ilmu yang mereka miliki, mereka berhasil menggagas sistem pemungutan suara berbasis android yang dituangkan dalam bentuk PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) berjudul Digion “Digital Democration” Sistem Pemungutan Suara Berbasis Android Terintegritas E-KTP Reader. Padatara 2015 : Ajak Mahasiswa Cintai Budaya Indonesia FEB Undip (15/5) – Dilatarbelakangi oleh keinginan agar lebih mencintai kebudayaan Indonesia, UPK Tari FEB Undip kembali adakan Pagelaran Tari Budaya Nusantara (Padatara) yang bertempat di Dome FEB Undip. Masing- masing tarian yang ditampilkan memiliki makna, misalnya tari Papua yang melambangkan kegembiraan hati penduduk Papua ketika menerima tamu dari luar daerah, atau tari Tor-Tor dari Sumatera Utara yang merupakan lambang untuk kematian, panen dan lain- lain. Pengabdian dan Penerapan Kompetensi Mahasiswa Melalui KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kurikulum dari setiap universitas. Universitas Diponegoro (Undip) tahun ini melaksanakan program KKN pada tanggal 27 Juli sampai 31 Agustus. Terdapat 2 jenis KKN di Universitas Diponegoro, yaitu Reguler dan Tematik. Meski begitu, yang rutin diadakan adalah KKN Reguler. KKN ini bisa dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun, dimana setiap tema dan program kerja dari masing-masing kelompok mahasiswa berdasar pada inisiatif dari kelompok itu sendiri. Sedangkan untuk KKN Tematik dilaksanakan berdasarkan tema-tema tertentu. Artinya pelaksanaan dari KKN Tematik ini tergantung pada program kerja-program kerja yang diterima dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) atau penyandang dana lainnya untuk dibiayai dan didanai. Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Jenis KKN Muhammad Imam Mursyd, mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) 2012, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip mengungkapkan bahwa perbedaan dari KKN Regular dengan KKN tematik antara lain pada KKN tematik, orientasi program lebih jelas, terfokus dan sistematis, yakni mencoba fokus untuk memecahkan suatu permasalahan di desa pada satu bidang tertentu. Sedangkan untuk KKN Reguler tidak ada satu tema khusus yang ditetapkan sebagaimana pada KKN Tematik, KKN Reguler dapat menelurkan ide-ide kreatif mahasiswa yang tiada batas mengenai permasalahan-permasalahan di desa. Ia pun lebih memilih KKN Tematik daripada KKN Reguler. Menurutnya, karena dari awal memang ia lebih menyukai suatu pekerjaan yang jelas arah dan tujuannya, serta mendalam pada suatu tema permasalahan tertentu sebagaimana halnya pada KKN tematik. Meski begitu, ia pun menyadari bahwa waktu pelaksanaan yang relatif singkat dan padatnya agenda, menurut Imam dapat menyebabkan ikatan kekeluargaan antaranggota relatif tidak seerat KKN Reguler. KKN Tematik Tahun ini Lebih Lama Pelaksanaannya Menurut Darwanto, salah satu dosen pembimbing KKN Tematik, perbedaan KKN Tematik tahun 2015 dengan tahun sebelumnya adalah pada waktu pelaksanaanya, jika pada tahun-tahun sebelumnya hanya dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, tetapi untuk sekarang disamakan dengan reguler yaitu setiap hari selama kurang lebih satu bulan. “Sekarang bisa lebih efisien selama satu bulan. Sebenarnya Tematik itu lebih fleksibel,” terang Darwanto. Pembiayaan KKN Tematik untuk pendaftaran dan pembuatan jaket gratis, karena mendapat dana dari Tim Dosen. Berbeda dengan KKN Reguler yang berasal dari dana pribadi mahasiswa, mulai dari biaya pendaftaran sampai biaya hidup di daerah pelaksanaan KKN. “Kalau reguler itu nantinya dikenakan biaya, baik untuk pendaftaran, pembuatan jaket, serta pelaksananaan programnya harus swadana,” tegas Darwanto. Selain itu, ditambahkan pula bahwa tema untuk KKN Reguler pastinya murni dari hasil survei ketika di lapangan, jadi bebas. Sedangkan untuk KKN Tematik itu disesuaikan dengan tema- tema yang telah dipilihkan oleh dosen pembimbing. Harapan Terkait Pelaksanaan KKN Manfaat dari KKN sendiri adalah transfer ilmu pengetahuan baru dan teknologi dari program-program mahasiswa kepada masyarakat dimana mereka ditempatkan. Selain itu bagi mahasiswa, KKN dapat meningkatkan kompetensinya, pembelajaran terkait dengan materi yang dipelajari mahasiswa, serta dapat memberikan sumbangsih nyata untuk masyarakat terkait dengan program-program yang telah mereka jalankan di wilayah tersebut. “Pertama, mahasiswa diajarkan untuk bisa menerapkan kompetensi yang telah diterima di kuliah ini, bagaimana menerapkan ilmu yang diterima di bangku kuliah untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat,” jelas Darwanto. Imam juga berharap bahwa dengan mengikuti KKN ini mahasiswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat melalui perencanaan yang matang, terstruktur, dan menggunakan metode yang ilmiah, serta mengubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju. Begitu pula yang diutarakan oleh Muhammad Wahid Abdullah yang juga mengikuti KKN Tematik, “Maksudnya, kalau kita sebagai mahasiswa ekonomi diharapkan bisa menerapkan ilmu ekonomi secara nyata bagi peningkatan perekonomian masyarakat desa yang bersangkutan.” Darwanto berpesan kepada semua mahasiswa yang mengikuti KKN agar mempersiapkan program kerjanya dengan benar dan bersungguh-sungguh sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Meskipun pelaksanaan KKN hanya satu bulan, namun Darwanto berharap mahasiswa dapat memulai sejak awal. “Permasalahan yang ada di masyarakat itu apa yang mungkin dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang tidak cukup hanya dalam satu bulan, tetapi paling tidak mahasiswa bisa memulai,” ujarnya. Imam juga berharap bahwa KKN tahun ini dapat berjalan dengan lancar dan seluruh stakeholder yang terlibat didalamnya dapat menjalankan program dengan sungguh- sungguh dan penuh komitmen sehingga outcome dan benefitnya dapat dirasakan oleh masyarakat. (gt) Baik itu KKN Reguler maupun KKN Tematik, keduanya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan menerapkan ilmu yang diperoleh mahasiswa saat perkuliahan. Sharing Bersama, Ciptakan Perkuliahan yang Lebih Baik Tindakan tidak disiplin yang dilakukan oleh beberapa pihak secara tidak langsung dapat merugikan para mahasiswa yang seharusnya mendapatkan pelayanan penuh dari kampusnya. Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMJ IESP) kembali mengadakan Kesma Sharing Center yang mewadahi para mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya demi menuntut kesejahteraan mahasiswa khususnya di bidang akademik. Acara ini dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai permasalahan akademik yang ada di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Berbeda dengan acara Kesma Sharing Center sebelumnya yang hanya ditujukan untuk mahasiswa jurusan IESP, acara Kesma Sharing Center Kali ini ditujukan untuk mahasiswa di semua jurusan di FEB UNDIP. Kesma Sharing Center diselenggarakan pada 18 Juni 2015 pukul 13.00 WIB bertempat di Gedung PKM lantai 2 FEB UNDIP. Acara Kesma Sharing Center kali ini bertema “Suarakan Keinginanmu untuk Perkuliahan yang Lebih Baik”. Inti kegiatan ini lebih mengacu kepada permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait perkuliahan di FEB UNDIP. Zaka Eldurr M. A., selaku ketua panitia, mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah membantu mahasiswa dalam menyampaikan secara langsung pertanyaan-pertanyaan terkait permasalahan perkuliahan yang belum sempat terjawab kepada pihak yang berwenang dalam menangani permasalahan ini, yaitu Pembantu Dekan I selaku penanggungjawab di bidang akademik dan kemahasiswaan. Diselenggarakannya acara Kesma Sharing Center ini ternyata memberikan manfaat bagi para pesertanya. Salah satunya Yermianto Agung Puspito, “Saya mendapatkan info terbaru bahwa salah satunya itu perkuliahan tidak boleh digabung dan mungkin pak dekan juga menyampaikan sharing-sharingnya yang lebih apa membuat saya lebih tau tentang peraturan-peraturan di FEB yang lain,” ucapnya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Anis Chariri selaku Pembantu Dekan I menjadi pembicara dalam acara ini guna menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa. Sebelum acara inti dimulai, moderator membacakan keluhan- keluhan dan pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa tentang permasalahan perkuliahan di FEB yang diutarakan melalui media sosial. Setelah itu pembicara menanggapi dengan menjelaskan mengenai sistem akademik yang ada di FEB UNDIP serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa. Anis berbicara mengenai sistem absensi di FEB yang sudah menggunakan kartu flazz (mulai dari latar belakang penggunaan kartu flazz, permasalahannya, serta solusi dari permasalahan itu sendiri), proses belajar mengajar, serta sanksi yang diberikan kepada dosen pengampu serta mahasiswa yang tidak disiplin atau berbuat curang. Pasalnya kartu flazz digunakan untuk mendisiplinkan para dosen dan para mahasiswa dalam melakukan aktivitas perkuliahan. Adanya keterbatasan jaringan dan aliran listrik menyebabkan sistem akademik ini tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, ada pula kesewenang-wenangan dari pihak dosen maupun mahasiswa. Meski demikian, Anis mengatakan bahwa Sistem Informasi Mahasiswa berbasis Web (Simaweb) sedang diusahakan untuk diperbaiki agar dapat berjalan normal kembali. Anis pun menambahkan di akhir pembahasannya bahwa bagi siapa saja yang melihat kecurangan atau ketidakdisiplinan dari pihak dosen maupun mahasiswa wajib melaporkan kepada bidang akademik disertai dengan bukti-bukti yang jelas. (gt)

Upload: lpm-edents

Post on 22-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Koran Edents Vol. 8 Edisi 22 Juni-5 Juli 2015 kali ini membahas mengenai perbedaan antara Kuliah Kerja Nyata (KKN) reguler dan tematik. Selain itu, adanya berbagai sudut pandang mengenai sekretariat bagi ormawa yang ada di FEB Undip. Tak lupa acara Kesma Sharing Center yang diadakan oleh HMJ IESP turut dihadirkan dalam Kordents Vol. 8 ini. Terakhir, kabar prestasi yang hadir dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan penemuannya yakni Busa Songkar, Buah Markisa Solusi Kanker. Dari redaksi memohon maaf dan selamat membaca!

TRANSCRIPT

LEMBAGA PERS MAHASISWA EDENTS

Dari Redaksi

Kordents Volume 8Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015

Diterbitkan OlehLembaga Pers Mahasiswa Edents

Pemimpin Umum: Rio Putri Paramita; Pemimpin Redaksi: Gita Suksesi;

Pemimpin Artistik: Anih Purwanti;Editor: Nur Wahid;

Reporter: Nabila, Rima, Dewi S, Lutfi, Shelby, Khikmah;

Layouter: Julius Endryawan

Sekretariat: Gedung PKM lt. 1 FEB Undip, Tembalang

Edents Call Center : 024 - 91181513

Vol. 8 Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015

Minggu Ini

lpmedents.comdi

KORAN EDENTSw w w. l p m e d e n t s. c o mDinamika Intelektual Mahasiswa

Peran serta organisasi dalam memupuk softskill mahasiswa sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Dengan adanya fasilitas yang lengkap bagi suatu organisasi mahasiswa dapat menunjang prestasi organisasi maupun mahasiswa itu sendiri. Namun, munculnya masalah mengenai ketiadaan ruang sekretariat organisasi dapat menjadi salah satu penghalang untuk memajukan kemampuan softskill mahasiswa. Berbagai tanggapan muncul akibat masalah tersebut baik dari pihak yang tidak memiliki sekretariat maupun yang memiliki, serta solusi yang diberikan pihak dekanat juga. Informasi tersebut dapat Anda baca di Koran Edents Volume 8 edisi 22 Juni – 5 Juli 2015 Selain permasalahan ketiadaan ruang sekretariat organisasi, Koran Edents edisi kali ini juga menilik permasalahan yang muncul dari adanya KKN Tematik, yang dirasa memberatkan mahasiswa karena jangka waktunya yang lebih lama.

Selain itu, dengan munculnya berbagai permasalahan akademik di FEB Undip, muncullah gagasan mengenai Sharing Bersama antara mahasiswa dengan pihak dekanat dalam acara Kesma Sharing Centre yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Acara tersebut membahas permasalahan akademik yang dihadapi oleh mahasiswa. Acara yang bertempat di Gedung PKM Lantai 2 menghadirkan Anis Chariri selaku Pembantu Dekan I FEB Undip.

Berpindah dari masalah-masalah yang ada di FEB Undip, lima mahasiswa Fakultas Kesehatan Mahasiswa bekerjasama dengan masyarakat Rowosari telah berhasil menemukan sebuah obat pencegah kanker yang dibuat menjadi minuman segar dan berkhasiat.

Terakhir, dari redaksi mengucapkan mohon maaf apabila terdapat salah kata dan selamat membaca!

Mahasiswa Undip Ciptakan Teknologi Pengolahan Ikan Asin Berdaya Saing InternationalProses pengeringan ikan yang dibantu oleh adanya cahaya dan material katalis. Selain meraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa DIKTI tahun anggaran 2015 Bidang PKM-KC, inovasi ini juga berhasil di publikasikan pada 12th Hokkaido Indonesian Student Ascociation Scienctific Meeting (HISAS 12)-Hokkaido University.

Terobosan Baru Sistem Pemungutan Suara Berbasis Android Karya Mahasiswa UndipBerbekal dari berbagai bidang ilmu yang mereka miliki, mereka berhasil menggagas sistem pemungutan suara berbasis android yang dituangkan dalam bentuk PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) berjudul Digion “Digital Democration” Sistem Pemungutan Suara Berbasis Android Terintegritas E-KTP Reader.

Padatara 2015 : Ajak Mahasiswa Cintai Budaya IndonesiaFEB Undip (15/5) – Dilatarbelakangi oleh keinginan agar lebih mencintai kebudayaan Indonesia, UPK Tari FEB Undip kembali adakan Pagelaran Tari Budaya Nusantara (Padatara) yang bertempat di Dome FEB Undip. Masing-masing tarian yang ditampilkan memiliki makna, misalnya tari Papua yang melambangkan kegembiraan hati penduduk Papua ketika menerima tamu dari luar daerah, atau tari Tor-Tor dari Sumatera Utara yang merupakan lambang untuk kematian, panen dan lain-lain.

Pengabdian dan Penerapan Kompetensi Mahasiswa Melalui KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kurikulum dari setiap universitas. Universitas Diponegoro (Undip) tahun ini melaksanakan program KKN pada tanggal 27 Juli sampai 31 Agustus. Terdapat 2 jenis KKN di Universitas Diponegoro, yaitu Reguler dan Tematik. Meski begitu, yang rutin diadakan adalah KKN Reguler. KKN ini bisa dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun, dimana setiap tema dan program kerja dari masing-masing kelompok mahasiswa berdasar pada inisiatif dari kelompok itu sendiri. Sedangkan untuk KKN Tematik dilaksanakan berdasarkan tema-tema tertentu. Artinya pelaksanaan dari KKN Tematik ini tergantung pada program kerja-program kerja yang diterima dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) atau penyandang dana lainnya untuk dibiayai dan didanai.

Kekurangan dan Kelebihan Masing-Masing Jenis KKNMuhammad Imam Mursyd, mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) 2012, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Undip mengungkapkan bahwa perbedaan dari KKN Regular dengan KKN tematik antara lain pada KKN tematik, orientasi program lebih jelas, terfokus dan sistematis, yakni mencoba fokus untuk memecahkan suatu permasalahan di desa pada satu bidang tertentu. Sedangkan untuk KKN Reguler tidak ada satu tema khusus yang ditetapkan sebagaimana pada KKN Tematik, KKN Reguler dapat menelurkan ide-ide kreatif mahasiswa yang tiada batas mengenai permasalahan-permasalahan di desa. Ia pun lebih memilih KKN Tematik daripada KKN Reguler. Menurutnya, karena dari awal memang ia lebih menyukai suatu pekerjaan yang jelas arah dan tujuannya, serta mendalam pada suatu tema permasalahan tertentu sebagaimana halnya pada KKN tematik. Meski begitu, ia pun menyadari bahwa waktu pelaksanaan yang relatif singkat dan padatnya agenda, menurut Imam dapat menyebabkan ikatan kekeluargaan antaranggota relatif tidak seerat KKN Reguler.

KKN Tematik Tahun ini Lebih Lama PelaksanaannyaMenurut Darwanto, salah satu dosen pembimbing KKN Tematik, perbedaan KKN Tematik tahun 2015 dengan tahun sebelumnya adalah pada waktu pelaksanaanya, jika pada tahun-tahun sebelumnya hanya dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu, tetapi untuk sekarang disamakan dengan reguler yaitu setiap hari selama kurang lebih satu bulan. “Sekarang bisa lebih efisien selama satu bulan. Sebenarnya Tematik itu lebih fleksibel,” terang Darwanto.

Pembiayaan KKN Tematik untuk pendaftaran dan pembuatan jaket gratis, karena mendapat dana dari Tim Dosen. Berbeda dengan KKN Reguler yang berasal dari dana pribadi mahasiswa, mulai dari biaya pendaftaran sampai biaya hidup di

daerah pelaksanaan KKN. “Kalau reguler itu nantinya dikenakan biaya, baik untuk pendaftaran, pembuatan jaket, serta pelaksananaan programnya harus swadana,” tegas Darwanto. Selain itu, ditambahkan pula bahwa tema untuk KKN Reguler pastinya murni dari hasil survei ketika di lapangan, jadi bebas. Sedangkan untuk KKN Tematik itu disesuaikan dengan tema-tema yang telah dipilihkan oleh dosen pembimbing.

Harapan Terkait Pelaksanaan KKNManfaat dari KKN sendiri adalah transfer ilmu pengetahuan baru dan teknologi dari program-program mahasiswa kepada masyarakat dimana mereka ditempatkan. Selain itu bagi mahasiswa, KKN dapat meningkatkan kompetensinya, pembelajaran terkait dengan materi yang dipelajari mahasiswa, serta dapat memberikan sumbangsih nyata untuk masyarakat terkait dengan program-program yang telah mereka jalankan di wilayah tersebut. “Pertama, mahasiswa diajarkan untuk bisa menerapkan kompetensi yang telah diterima di kuliah ini, bagaimana menerapkan ilmu yang diterima di bangku kuliah untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat,” jelas Darwanto.

Imam juga berharap bahwa dengan mengikuti KKN ini mahasiswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat melalui perencanaan yang matang, terstruktur, dan menggunakan metode yang ilmiah, serta mengubah pola pikir masyarakat ke arah yang lebih maju. Begitu pula yang diutarakan oleh Muhammad Wahid Abdullah yang juga mengikuti KKN Tematik, “Maksudnya, kalau kita sebagai mahasiswa ekonomi diharapkan bisa menerapkan ilmu ekonomi secara nyata bagi peningkatan perekonomian masyarakat desa yang bersangkutan.”

Darwanto berpesan kepada semua mahasiswa yang mengikuti KKN agar mempersiapkan program kerjanya dengan benar dan bersungguh-sungguh sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Meskipun pelaksanaan KKN hanya satu bulan, namun Darwanto berharap mahasiswa dapat memulai sejak awal. “Permasalahan yang ada di masyarakat itu apa yang mungkin dapat diselesaikan oleh mahasiswa yang tidak cukup hanya dalam satu bulan, tetapi paling tidak mahasiswa bisa memulai,” ujarnya. Imam juga berharap bahwa KKN tahun ini dapat berjalan dengan lancar dan seluruh stakeholder yang terlibat didalamnya dapat menjalankan program dengan sungguh-sungguh dan penuh komitmen sehingga outcome dan benefitnya dapat dirasakan oleh masyarakat. (gt)

Baik itu KKN Reguler maupun KKN Tematik, keduanya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan menerapkan ilmu yang diperoleh mahasiswa saat perkuliahan.

Sharing Bersama, Ciptakan Perkuliahan yang Lebih Baik

Tindakan tidak disiplin yang dilakukan oleh beberapa pihak secara tidak langsung dapat merugikan para mahasiswa yang seharusnya mendapatkan pelayanan penuh dari kampusnya.

Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HMJ IESP) kembali mengadakan Kesma Sharing Center yang mewadahi para mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya demi menuntut kesejahteraan mahasiswa khususnya di bidang akademik. Acara ini dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai permasalahan akademik yang ada di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Berbeda dengan acara Kesma Sharing Center sebelumnya yang hanya ditujukan untuk mahasiswa jurusan IESP, acara Kesma Sharing Center Kali ini ditujukan untuk mahasiswa di semua jurusan di FEB UNDIP.

Kesma Sharing Center diselenggarakan pada 18 Juni 2015 pukul 13.00 WIB bertempat di Gedung PKM lantai 2 FEB UNDIP. Acara Kesma Sharing Center kali ini bertema “Suarakan Keinginanmu untuk Perkuliahan yang Lebih Baik”. Inti kegiatan ini lebih mengacu kepada permasalahan yang dihadapi mahasiswa terkait perkuliahan di FEB UNDIP. Zaka Eldurr M. A., selaku ketua panitia, mengatakan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah membantu mahasiswa dalam menyampaikan secara langsung pertanyaan-pertanyaan terkait permasalahan perkuliahan yang belum sempat terjawab kepada pihak yang berwenang dalam

menangani permasalahan ini, yaitu Pembantu Dekan I selaku penanggungjawab di bidang akademik dan kemahasiswaan.

Diselenggarakannya acara Kesma Sharing Center ini ternyata memberikan manfaat bagi para pesertanya. Salah satunya Yermianto Agung Puspito, “Saya mendapatkan info terbaru bahwa salah satunya itu perkuliahan tidak boleh digabung dan mungkin pak dekan juga menyampaikan sharing-sharingnya yang lebih apa membuat saya lebih tau tentang peraturan-peraturan di FEB yang lain,” ucapnya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Anis Chariri selaku Pembantu Dekan I menjadi pembicara dalam acara ini guna menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa. Sebelum acara inti dimulai, moderator membacakan keluhan-keluhan dan pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa tentang permasalahan perkuliahan di FEB yang diutarakan melalui media sosial. Setelah itu pembicara menanggapi dengan menjelaskan mengenai sistem akademik yang ada di FEB UNDIP serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa.

Anis berbicara mengenai sistem absensi di FEB yang sudah menggunakan kartu flazz (mulai dari latar belakang penggunaan kartu flazz, permasalahannya, serta solusi dari permasalahan itu sendiri), proses belajar mengajar, serta sanksi yang diberikan kepada dosen pengampu serta mahasiswa yang tidak disiplin atau berbuat curang. Pasalnya kartu flazz digunakan untuk mendisiplinkan para dosen dan para mahasiswa dalam melakukan aktivitas perkuliahan. Adanya keterbatasan jaringan dan aliran listrik menyebabkan sistem akademik ini tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, ada pula kesewenang-wenangan dari pihak dosen maupun mahasiswa. Meski demikian, Anis mengatakan bahwa Sistem Informasi Mahasiswa berbasis Web (Simaweb) sedang diusahakan untuk diperbaiki agar dapat berjalan normal kembali. Anis pun menambahkan di akhir pembahasannya bahwa bagi siapa saja yang melihat kecurangan atau ketidakdisiplinan dari pihak dosen maupun mahasiswa wajib melaporkan kepada bidang akademik disertai dengan bukti-bukti yang jelas. (gt)

Kordents. 8 Edisi 22 Juni - 5 Juli 2015w w w. l p m e d e n t s. c o mKunjungi !

Organisasi Mahasiswa (ormawa) adalah organisasi yang bertujuan mewadahi bakat, minat, dan potensi mahasiswa. Suatu ormawa tentu mempunyai program kerja yang harus dijalankan dan bisa memberikan manfaat untuk mahasiswa lain. Pentingnya menjaga kekompakan antaranggota dibutuhkan dalam sebuah organisasi, salah satunya melalui keberadaan tempat berkumpul, tempat menyimpan dokumen-dokumen, dan lainnya. Tempat itu adalah ruang sekretariat atau yang biasa disebut sekre.

Terdapat 25 ormawa di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip). Meski begitu hanya 12 diantaranya yang memiliki ruang sekretariat. Mereka adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa (Sema), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi, HMJ Manajemen, HMJ Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), LPM Edents, Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI), EECC, Tari, Fepala, Teater Buih, Kelompok Mahasiswa Wirausaha (KMW), dan Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM).

Economic Finance Study Club (Ecofinsc), Kelompok Studi Masalah Ekonomi dan Sosial (Kesmes), serta Mizan merupakan tiga diantara ormawa lain yang tidak memiliki ruang sekretariat. Ketua dari ketiga ormawa tersebut menilai bahwa ruang sekretariat menjadi penting karena di ruang kecil tersebut, kekompakan dan rasa kekeluargaan bisa tetap terjaga. "Menurutku, adanya ruang sekretariat bagi suatu ormawa itu sangat penting karena disitu merupakan pusat informasi, pengalihan wewenang, dan juga untuk pemberian rincian tugas kepada para bawahannya," tutur Tiara Trie Chandra Dewi selaku ketua Ecofinsc. Serupa dengan pendapat Tiara, Umar Syafiq ketua Mizan dan Joseph Jati Aryo Bimo ketua Kesmes pun menilai bahwa tidak adanya ruang sekretariat

dapat menghambat program kerja. Hal ini karena program kerja membutuhkan kerja sama, sehingga ketiadaan sekretariat sebagai meeting point menyebabkan anggota jarang berkumpul dan kebersamaan menjadi berkurang.

Pendapat serupa pun diungkapkan dari pihak ormawa yang telah mempunyai ruang sekretariat. "Sekre itu basecamp, untuk menjaga kekeluargaan, menjadi tempat istirahat di sela-sela kuliah, rapat, dan membuat proposal. Kita pernah sampai masak bareng ya di basecamp ini," ujar Priyo Adhi Handoko selaku ketua Fepala.

Sekretariat BersyaratOrmawa yang tidak memiliki ruang sekretariat pun telah berusaha menghubungi pihak dekanat guna mendapatkan ruang. Edy Yusuf Agung Gunanto selaku Pembantu Dekan III menyampaikan bahwa terdapat syarat tertentu untuk memperoleh ruang, misalnya dengan berprestasi di tingkat nasional. Hal ini pula yang dialami oleh UPK Tari. Sebelumnya, mereka juga tak memiliki ruang sekretariat, namun kini mereka bisa mendapatkan ruang karena prestasi yang telah mereka dapatkan di Vietnam.

"Sekre itu hanya untuk administratif sebagai penyimpan dokumen-dokumen saja sedangkan untuk rapat atau diskusi bisa di mana saja mengingat ruangan sekretariat hanya seberapa," ujar Edy. Selain itu, keterbatasan area pada Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) FEB Undip menjadi alasan tidak diberikannya ruang sekretariat bagi beberapa ormawa. Edy Yusuf mengatakan bahwa ada dua solusi untuk mengatasi ormawa yang tidak memiliki ruang sekretariat. Pertama, dengan mengembalikan ruang sekretariat Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi, Manajemen, maupun IESP ke ruang jurusan

masing-masing karena HMJ bertujuan untuk meningkatkan potensi akademik. Solusi kedua adalah menggunakan ruangan mushola yang berada di PKM lantai 2 untuk ruang sekretariat bersama. Edy Yusuf berharap dengan adanya dekan baru dapat mengusahakan pemberian ruang sekretariat bagi ormawa yang belum mendapatkannya. Namun tetap dengan syarat bahwa ormawa tersebut harus memiliki prestasi paling tidak di tingkat nasional.

Sekretariat dan HarapanKekompakan dan kekeluargaan merupakan kunci utama suksesnya kinerja ormawa. "Alhamdulillah Ecofinsc masih kompak karena kita masih sering main di luar tetapi kalau dibilang tidak adanya sekre berpengaruh terhadap ketidakkompakan itu juga bisa karena salah satu anggota pernah menyuarakan pendapatnya pada saya," ungkap Tiara. Sementara itu, Jati mengungkapkan bahwa tidak adanya sekretariat dapat menghambat program kerja. "Tidak adanya sekre membuat pengurus dan para anggota menjadi ilang-ilangan karena kita menentukan tempat sendiri untuk rapat, jadi orang malas kumpulnya kan berganti tempat terus," imbuh Jati. Di lain pihak, Anicha Dien Raras, ketua UPK Tari berpendapat lain, tidak adanya sekre tidak berpengaruh terhadap kekompakan. "Kekompakkan bisa dilatih dengan memperbanyak kegiatan-kegiatan, dan untuk rapat bisa dilakukan luar sambil hangout juga," ujarnya.

"Harapan kami ke depan semoga bisa punya sekre seperti ormawa yang lain," ujar Umar. Priyo juga mengharapkan hal serupa agar ada kesetaraan dengan ormawa yang lain. Terakhir, Edy Yusuf berpesan bahwa semoga keberadaan ruang sekretariat tidak memengaruhi kinerja ormawa. “Tunjukkan prestasi,” pungkas Edy. (gt)

Berbagai Sudut Pandang tentang Keberadaan SekretariatSemoga keberadaan sekre tidak mempengaruhi kinerja ormawa. Tunjukkan prestasi.

-Edy Yusuf Agung Gunanto (Pembantu Dekan III FEB Undip)

Laporan Utama

Kabar Prestasi

Busa Songkar, Buah Markisa Solusi Kanker karya Mahasiswa FKM

Kabar gembira kembali mendatangi Universitas Diponegoro. Pasalnya, Lima mahasiswanya yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) berhasil

membuat minuman solusi kanker.

Sejak Januari 2015, Rozzaq Alhanif Islamudin (2012), Erlangga Rendra Wardana (2014), Rizky Arum (2013), Diana Kusmi Tridiantari (2013), dan Ayu Ernawati (2013) mulai melakukan penelitian tentang manfaat atau kandungan dari buah markisa. Mereka memanfaatkan buah markisa yang tidak dimanfaatkan dan dibiarkan membusuk oleh warga desa Rowosari dan juga untuk membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat tersebut diciptakanlah minuman Buah Solusi Kanker atau yang dikenal “Busa Songkar”.

Rizky Arum sebagai ketua tim menjelaskan bahwa minuman yang mereka hasilkan bukan untuk mengobati, tetapi untuk mencegah supaya tidak terjadi penyakit kanker. “Awalnya itu kita memanfaatkan buah markisa di daerah Rowosari, karena masyarakat disana tidak mengerti pengolahannya seperti apa,” tambahnya. Selain itu, Diana pun menjelaskan bahwa menurut hasil penelitian di University of Florida tentang ekstrak markisa kuning itu memang bisa untuk anti kanker pencegahan, khususnya

infitro. Lebih lanjut lagi tentang kandungan yang ada pada buah markisa dijelaskan oleh Ayu Ernawati. “Di dalam buah markisa juga ada kandungan fitokimia, salah satu zat pencegah kanker. Itu juga sudah diuji di laboratorium terpadunya Undip,” tegasnya.

Minuman Busa songkar tersebut telah mendapatkan sertifikat P-IRT (Pangan- Industri Rumah Tangga) No : 2133374013063-20 dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang yang menunjukkan

bahwa minuman tersebut aman dan halal untuk dikonsumsi masyarakat. Pemasaran produk itu pun sudah meliputi toko-toko di daerah sekitar Rowosari Tembalang, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa Tengah.

Peran serta beberapa dosen di Universitas Diponegoro turut membantu menyukseskan penciptaan produk tersebut. Menurut Arum, mereka melakukan konsultasi ke beberapa dosen di luar FKM, misalnya untuk masalah pengawetan, mereka berkonsultasi kepada dosen ilmu gizi. Selain terbuat dari sari buah markisa, produk Busa Songkar juga terbuat dari bahan alami lainnya. Proses pengawetan produk minuman tersebut menggunakan pengawet alami, yaitu dengan memanfaatkan buah jeruk nipis. “Dari hasil konsultasi kita ke dosen gizi kita diberikan informasi bahwa jeruk nipis itu bisa menjadi pengawet,” tutur Arum.

Keberhasilan yang mereka peroleh sekarang merupakan bukti perjuangan keras mereka. Beberapa kendala dialami ketika melakukan penelitian tersebut. Selain masalah dana, kendala lain yang dialami adalah kegagalan dalam bereksperimen untuk menciptakan produk minuman tersebut. “Kita bereksperimen membuat produk dari tiga kali, lima kali gagal terus karena rasanya aneh, masam, tidak enak, kurang awet, terus kurang manis,” jelas Diana Kusmi. Busa Songkar dihargai per botol nya Rp. 6000 sampai Rp.6500. Terakhir, seuntai harapan dituturkan oleh Erlangga. “Harapannya produk kita bisa menang PIMNAS agar mengharumkan nama Undip, terlepas dari perlombaan harapannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Rowosari,” tutup Erlangga. (gt)