konsep tuntutan serta tekanan kerja dengan kesehatan dan kepuasan kerja
TRANSCRIPT
TUGAS INDIVIDU
KONSEP TUNTUTAN SERTA TEKANAN KERJA DENGAN
KESEHATAN DAN KEPUASAN KERJA
Oleh :
FERY ANGGRIAWAN
NPM : 081510395
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2010
KONSEP TUNTUNAN SERTA TEKANAN KERJA DENGAN
KESEHATAN DAN KEPUASAN KERJA
Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan penerapan teknologi
untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala aktivitas yang
digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas
hidupsecara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka, dkk, 2004 : 6)
Sedangkan menurut Nurmianto (1996 : 1), definisi ergonomi
adalah studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang
ditinjau secara anantomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain/perancangan serta evaluasi dari sebuah produk.
Ergonomi merupakan suatu studi ilmiah mengenai keterkaitan
antara orang dengan lingkungan kerjanya. Yang dimaksud dengan
lingkungan kerja di sini adalah keseluruhan alat dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitar tempat bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perorangan maupun kelompok (Sastrowinoto,
1998:164).
Menerapkan ergonomi di tempat kerja dapat mengurangi potensi
kecelakaan, mengurangi potensi rerjadinya luka dan kesakitan,
meningkatkan kinerja dan produktivitas pekerja.ergonomi dapat juga
mengurangi kesakitan di tempat kerja seperti sakit dan nyeri pergelangan
tangan, bahu dan punggung. Pertimbangan tata letak dari kendali-kendali
dan peralatan, seharusnya ditempatkan sesuai dengan keterbatasan
manusia maupun pekerja.peralatan tersebut harus di tempatkan pada para
pekerja yang sering menggunakan dan pertimbangan para pekerja mudah
untuk menjangkau tanpa harus membungkuk, meregangkan dll.
Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi menurut Tarwaka, dkk
(2004 : 7) adalah sebagai berikut :
a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban
kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan
kerja.
b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas
kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat
guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu
usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu
aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap
sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas hidup yang
tinggi.
A. Konsep Tuntutan Serta Tekanan Kerja Dengan Kesehatan dan
Kepuasan Kerja.
1. Personal Capacity (Karakteristik Pribadi) : meliputi faktor usia, jenis
kelamin, antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama
dan kepercayaan, status kesehatan, kesegaran tubuh dan lain
sebagainya.
- Umur seseorang berbanding langsung dengan kapasitas fisik
sampai batas tertentu dan mencapai puncaknya pada umur 25
tahun. Pada umur 50-60 tahun kekuatan otot menurun 25%,
kemampuan sensor motoris menurun sebanyak 60%. Selanjutnya
kemampuan kerja fisik seserang yang berumur > 60 tahun tinggal
mencapai 50% dari umur orang yang berumur 25 tahun.
Sedangkan hubungan umur dengan produktifitas umur meningkat,
maka akan menurun. alasanya menurunnya kecepatan, kecekatan,
dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau kebosanan, dan
kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga study yang
mengemukakan bahwa hubungan umur dengan produktifitas
ternyata tidak ada hubungannya sama sekali. Dengan alasan :
menurunnya ketrampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi
menurunnya produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya
diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.
- Jenis Kelamin : Secara umum wanita hanya mempunyai
kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot laki-
laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki.
Menurut Konz (1996) untuk kerja fisik wanita mampunyai
VO2max 15-30% lebih rendah dari laki-laki yang menyebabkan
persentase lemak wanita lebih tinggi dan kadar Hb darah lebih
rendah daripada laki-laki.
- Antropometri: Data antropometri sangat penting dalam
menentukan alat dan cara mengoperasikanya. Kesesuaian
hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang
digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat
kelelahan, kemampuan kerja dan produktifitas kerja.
2. Physiological Capacity (kemampuan fisiologis) meliputi kemampuan
dan daya tahan cardio-vaskuler, syaraf otot, panca indra, dsb.
- Ketahanan kardiovaskuler adalah suatu pengukuran kemampuan
sistem kardiovaskuler dengan melakukan pekerjaan secara trerus
menerus sampai terjadi kelelahan.Ketahanan kardiovaskuler dapat
ditentukan dengan beban maksimumdan sub-maksimum. Untuk
beban maksimum, ketahanan kardiovaskuler diketahui sebagai
konsumsi O2 Max (VO2 max) atau tenaga aerobik maksimum.
VO2 max adalah jumlah maksimum oksigen yang seseorang
dapatkan selama kerja fisik sambil menghirup udara (Astrand &
Rodahl,1977). Menurut Nala (2001) bahwa ketahanan
kardiovaskuler adalah suatu kemampuan tubuh untuk bekerja
dalam waktu lama tanpa kelelahan setelah menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Ketahanan kardiovaskuler umumnya diartikan
sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan
setelah mengalami kelelahan.Ketahanan kardiovaskuler yang
tinggi dapat mempertahankan performansi atau penampilan dalam
jangka waktu yang relatif lama secara terus menerus.
Hal yang harus diperhatikan dalam beban kardiovaskular :
- keadaan iklim
- status gizi dan kesehatan kardiorespirasi (jantung dan paru)
- pembebanan maksimum diharuskan dlm waktu yang singkat
(4-5 menit)
- pembebanan fisik yg tdk melebihi 1/3 kapasitas kerja max dpt
bekerja cukup lama(bbrp jam)
- Kekutan otot adalah tenaga maksimum yang digunakan oleh suatu
group otot dibawah kondisiyang ditetapkan. Kekutan otot
biasanya ditentukan setelah beberapa putaran kerja (10). Terdapat
2 macam kekutan otot yaitu kekutan otot statis dan dinamis.
Kekutan otot statis tidak termasuk beberapa gerakan selama
pengerahan tenaga fisik. Kekuatan otot statis juga dikenal sebagai
kontraksi volunter maksimum atau kekutan isometik yaitu tenaga
maksimum yang digunakan untuk suatu group otot setelah
percobaan tunggal (single trial). Sedangkan kekuatan otot dinamis
memerlukan pengerahan selama proses gerakan. Kekuatan otot
dinamis adalah beban maksimum yang dapat ditangani oleh
seseorang tepat waktu atau beberapa kali tanpa istirahat diantara
repetisi (contoh: 10 repetisi) untuk pekerjaan yang diinginkan
(Genaidy, 1996). Menurut Suharno (1993) dan Nala (2001)
bahwa kekuatan otot merupakan kemampuan otot-otot skeletal
atau otot rangka untuk melakukan kontraksi atau tegangan
maksimal dalam menerima beban, menahan atau memindahkan
beban sewaktu melakukan aktivitas atau pekerjaan. Pada
umumnya komponen kekuatan otot ini dapat diukur dengan
menggunakan alat seperti dinamometer.Dengan demikian jelas
bahwa kekuatan otot sangat menentukan penampilan seseorang
dalam setiap aktivitas pekerjaan yang dilakukan.
- Ketahanan otot adalah kemampuan spesifik grup otot untuk terus
dapat melakukan pekerjaan sampai seseorang tidak mampu lagi
untuk mempertahankan pekerjaannya. Ketahanan otot dapat
diukur dalam waktu bertahan (maksimum lamanya waktu selama
seseorang mampu mempertahankan suatu beban kerja secara terus
menerus). Daya otot pada prinsipnya dapat dilatih dan
dikembangkan sejak usia dini sampai usia 20 tahun. Daya tahan
otot mencapai kemampuan maksimum pada usia 25-30 tahun
(Konz,1996).
3. Psycological Capacity (kemampuan psikologis) berhubungan dengan
kemampuan mental, waktu reaksi, kemampuan adaptasi, stabilitas
emosi.
- Kemampuan adaptasi dari seorang pekerja sangat dibutuhkan hal
ini dikarenakan dalam menjalani pekerjaan seorang pekerja harus
sudah menyukai tempat dimana ia bekerja, hal ini sungguh sangat
mempengaruhi produktifitas pekerja tersebut.
4. Biomechanical capacity (kemampuan bio-mekanik) berkaitan dengan
kemampuan dan daya tahan sendi, persendian, tendon dan jalinan
tulang.
PersonalCapacity
BiomechanicalCapacity
PhysiologicalCapacity
PsycologicalCapacity
WORKCAPACITY
- Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian
informasi hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik
manusia yang mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika
bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan
harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia
ketika melakukan aktivitas kerja tersebut. Dalam biomekanik ini
banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan untuk dapat
menopang perkembangan biomekanik.
B. Konsep Task Demand (Tuntutan Tugas)
Tuntutan tugas pekerjaan / aktivitas tergantung pada :
1. Task and material Characteris (karakteristik tugas dan material);
ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan, dan
irama kerja.
2. Organization characteristic; berhubungan dengan jam kerja dan jam
istirahat, kerja malam dan bergilir cuti dan libur, manajemen dan
sebagainya.
MaterialCharacteristics
EnvironmentalCharacteristics
Task/Work PlaceCharacteristics
OrganizationalCharacteristics
TASKDEMAND
3. Environmental characterstic; berkaitan dengan manusia teman
setugas, suhu dan kelembaban, bising dan getaran,penerangan, sosio
dan budaya,tabu,norma,adat dan kebiasan,bahan-bahan pencemar dsb.
C. Konsep Work Capacity (Kapasitas Kerja)
Work Capacity (Kapasitas Kerja) Kemampuan seorang tenaga kerja
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu jenis kelamin, usia, masa kerja, status gizi dan
kesehatan.
- Jenis Kelamin
Ukuran dan daya tahan tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih
sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak
sedikitpun dapat dikerjakan wanita, kegiatan wanita pada umumnya
lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang
memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukan
- Umur
Penelitian Flippo (1984) menunjukan bahwa pada pekerja yang
mempunyai tingkat kesukaran absensi tinggi adalah bukan karena
penyakit tetapi karena adanya kesukaran adaptasi terhadap lingkungan
kerja. Pada usia tua penyakit syaraf seperti trmor pada tangan dapat
menurunkan produktivitas kerja pada perusahaan yang memerlukan
ketrampilan tangan. Hal ini juga dapat diukur dengan tingkat absensi
yang tinggi pada golongan umur ini. Masa Kerja Suma’mur
(1999:160), menunjukan bahwa masa kerja mempunyai kaitan dengan
kepuasan kerja. Tenaga kerja mempunyai kepuasan kerja yang terus
meningkat sampai masa kerja 5 tahun dan kemudian mulai terjadi
penurunan sampai masa kerja 8 tahun, tetapi kemudian setelah tahun
ke delapan maka kepuasan kerja secara perlahan-lahan akan
meningkat lagi.
- Status Kesehatan
Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya
secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya menjadi nihil sama
sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya
produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan diantara
sehat dan sakit juga menjadi turunnya produktivitasnya yang sering
dapat dilihat secara nyata bahkan besar (Budiono, 2003:59).
- Status Gizi
Menurut Emil Salim (2002: 232) bahwa gizi kerja adalah gizi yang
diterapkan pada kayawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai
dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya.
- Kesegaran Jasmani
Ditinjau dari fisiologi kesegaran jasmani merupakan kesanggupan dan
kemampuan tubuh melakukan adaptasi terhadap pembebanan fisik yg
diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yg berlebihan.
Definisi lain tentang kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk
pelaksanaan tugas sehari2 dgn giat dan kewaspadaan, tanpa mengalami
kelelahan yg berarti masih tersisa kapasitas utk menikmati waktu &
menghadapi hal2 tak terduga. Merupakan kesatuan yang saling
menunjang dan saling terkait dengan kemampuan fisik seseorang.
Kesegaran jasmani dapat dipelihara dgn meningkatkan kemampuan
otot dan kecepatan dengan cara latihan dan olah raga secara teratur
menyebabkan performa kerja dan ketahanan kerja akan lebih baik .
- Beban Tambahan Akibat Lingkungan Kerja
Beban tambahan akibat lingkungan kerja antara lain terdiri dari :
1. Faktor Lingkungan Fisik
Faktor lingkungan fisik lingkungan kerja merupakan beban
tambahan akibat lingkungan pekerjaan. Sedangkan beban
pekerjaan itu sendiri meliputi beban fisik, beban mental dan
beban sosial yang harus ditanggung tenaga kerja sebagai
pelakunya dalam setiap melakukan pekerjaanya. Faktor-faktor
lingkungan fisik yang mempengaruhi produktivitas kerja :
Cuaca Kerja
Cuaca kerja adalah kombinasi dari sushu udara, kelembaban
udara, kecepatan gerakan angin dan suhu radiasi. Koordinasi
keempat faktor tersebut dihubungkan dengan produksi panas
oleh tubuh disebut tekanan panas. (Suma’mur, 1996:79).
Suhu udara dapat diukur dengan termometer yang disebut
suhu kering, kelembaban udara diukur dengan hygrometer.
Sedangkan suhu dan kelembaban dapat diukur bersama-sama
dengan sling psychometer atau arsmann psychometer yang
menunjukan suhu basah sekaligus. Kecepatan udara yang
besar dapat diukur dengan suatu anemometer, sedangkan
kecepatan yang kecil dapat diukur dengan thermometer kata.
Suhu radiasi diukur dengan thermometer bola. Efisiensi kerja
sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja. Suhu nikmat kerja
sekitar 24 – 26 0C bagi orang-orang Indonesia, suhu dingin
mempengaruhi efisiensi dengan keluhan kaku-kaku atau
kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama berakibat
menurunnya prestasi kerja pikir, penurunan sangat hebat
sesudah 32 0C. Suhu panas mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan
keputusan, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan
motorik. Sedangkan kelembaban yang optimal (nyaman)
adalah 65 % - 67 %. (Suma’mur, 1996:246).
Kebisingan
Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak
dikehendaki. Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga
akibat getaran udara atau media lain. Kebisingan adalah suara
yang tidak enak didengar oleh telinga, tidak disukai,
mengganggu atau menjengkelkan, mengganggu konsentrasi
pikiran, memperlambat waktu reaksi bahkan menurunkan
daya rekasi/ketrampilam dan lain-lain. (Sastrowinoto,
1989:90).
Ada dua hal yang menentukan kualitas kebisingan yaitu
frekuensi dan intesitas, frekuensi dinyatakan dalam hearts
(Hz) dan intensitas dinyatakan dalam desibel (dB). Telinga
manusia mampu mendengan frekuensi antara 16 – 20.000 Hz.
Pengaruh utama kebisingan pada kesehatan adalah kerusakan
jaringan pendengaran yang megakibatkan ketulian progresif.
Disamping itu efek kebisingan biasanya merugikan daya
kerja dan gangguan komunikasi antar tenaga kerja baik
secara lisan maupun psikis. Kebisingan mengganggu
perhatian yang terus-menerus dicurahkan sehingga
mengakibatkan kesalahan, kelelahan dan kerugian-kerugian.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/Men/1999,
NAB untuk kebisingan adalah 85 dB (A).
Penerangan
Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihatan.
Untuk melihat, manusia membutuhkan penerangan. Hanya
pekerjaan tertentu mungkin tidak memerlukan pencahayaan.
Oleh sebab itu salah satu masalah lingkungan tempat kerja
yang harus diperhatikan adalah penerangan. (Depkes RI,
1994).
Penerangan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan
keadaan lingkungan kerja yang nyaman dan aman, disamping
itu, penerangan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
meningkatkan produktivitas. Keadaan terang merupakan
persyarat yang mendukung terhadap kondisi penglihatan
manusia. Dalam kegelapan total tidak dapat melihat apa-apa,
sebaliknya dalam keadaan yang sangat terang justru membuat
mata tidak tahan terhadap kesilauan. Suatu daerah optimum
diantara daerah terang minimum dan terang maksimum
diperlukan untuk bisa melihat secara sehat dan nikmat
(Budiyono, 2003:Majalah Hiperkes Volume IV). Penerangan
yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seorang
tenaga kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan
tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan.