konsep manusia sebagai makhluk bio
TRANSCRIPT
KONSEP MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Manusia ad makhluk misterius à banyak hal ttg manusia yg belum terungkap – mengapa manusia berbuat sesuatu untuk sesuatu
Manusia ad makhluk unik à tdk ada dua individu yg identik (sama) kendati dibesarkan dlm suatu kondisi lingkungan yg sama pula.
Manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam mencapai kebutuhannya tersebut, manusia mencoba belajar menggali dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dengan segala keterbatasannya.
Manusia secara terus menerus menghadapi berbagai perubahan lingkungan dan selalu berusaha menyesuaikan diri agar tercapai keseimbangan à interaksi dengan lingkungan dan menciptakan hubungan antar manusia secara serasi.
Dalam teori keperawatan sering memandang manusia sebagai manusia holistik à Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
a. Memiliki kaidah jasmaniah yg terpadu sitem organismik
· masing-masing mempunyai fungsi
· tunduk pada hakekat hukum alam
lahir-berkembang-tua-mati
· mempunyai individu
b. Sebagai makhluk hidup yg memiliki jiwa
· Ia diperintah/dikendalikan oleh ego
· Ia dipengaruhi oleh perasaan,kata hati
· Ia memiliki daya pikir karena mempunyai intelegensia
· Ia memiliki aspek spiritual dlm aspek terjang
c. Sebagai makhluk sosial
· Ia dilahirkan, hidup, berperan di tengah-tengah masyarakat dengan norma serta sistem nilainya.
· Ia adalah anggota keluarga, masyarakat, dunia
· Ia memiliki peranan yg harus ia sumbangkan untuk kepentingan dirinya, masyarakat.
d. Sebagai makhluk dengan dasar spiritual
· Ia memiliki keyakinan dan kepercayaan
· Ia menyembah tuhan atau sembahyang
Adaptasi secara umum ( GAS ) dapat diperinci menjadi lima tingkatan, dan mungkin masih terjadi tumpang tindih atau pergeseran diantara tingkatan tersebut. Pembagian tingkatan ini berdasarkan pada jumlah dan kekuatan stress, kemampuan orang bereaksi serta ketepatan reaksi itu sendiri.
Tingkat I
Adaptasi ini merupakan reaksi pertahanan ( adaptasi defensif ) ang normal terhdp stress, biasanya terjadi dlm kehidupan sehari-hari. Individu tersebut mampu untuk menurunkan stress awal dengan adaptasi fisiologik atau psikologik, dan pada umumnya tidak disadari, misalnya refleks muntah bila perut kemasukan zat yang merangsang, pembekuan darah pada saat terjadi perlukaan pada jaringan. Secara psikologik mekanisme pertahanan yang dipakai antara lain rasionalisasi, fantasi, hal ini ditujukan untuk mengurangi kecemasan dan melindungi ego. Adaptasi tingkat I ini bersifat sementara dan sebagian besar ditujukan untuk melindungi, memperbaiki serta mempertahankan status quo.
Tingkat II
Apabila adaptasi defensif pada tingkat I tidak sanggup menurunkan stress, individu akan melakukan adaptasi kompensatif, baik secara fisiologik maupun psikologik. Adaptasi ini menimbulkan kesadaran bahwa telah terjadi suatu kegagalan, misalnya meningkatnya rasa haus pada pasien demam dan secara psikologik menggunakan mekanisme kompensasi.
Tingkat III
Pada tingkat ini mekanisme pertahanan dan kompensatif telah gagal dan menunjukkan adanya masalah kesehatan yang memerlukan adaptasi yang menyeluruh dan mendalam, misalnya rasa sakit, lemah, demam yang terjadi pada proses peradangan. Secara psikologik, penggunaan mekanisme kompensasi yang berlebihan atau penggunaan gejala fisik yang menunjukkan ketidak mampuan seseorang untuk menangani atau mengurangi sumber kecemasan dan merupakan tanda bahwa individu tersebut memerlukan bantuan.
Tingkat IV
Pada tingkat ini akan timbul stress baru yang memerlukan adaptasi lebih lanjut, karena tidak tepat dan tidak sesuai baik dari segi lokasi maupun intensitasnya. Kemampuan individu untuk beradaptasi telah terganggu dan ia dipaksa untuk bereaksi terhdp stress tambahan yang muncul. Apabila tindakan dari pihak luar tidak sanggup menghentikan sikulus stress adaptasi ini, maka akan terjadi kerusakan yang menetap, misalnya suhu tubuh yang meninggi akibat sress mikrobiologik, dapat menimbulkan stress baru yaitu terjadinya ketidak seimbangan cairan dan elektrolit, sedangkan secara psikologik individu tidak mampu lagi menghadapi kenyataan dan mulai menarik diri.
Tingkat V
Pada tingkat ini biasanya stress banyak dan berat. Fungsi organ dpt terganggu, kehidupan terancam dan gangguan ini dapat bersifat sementara atau menetap, misalnya pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal karena obat-obatan, pada umumnya memerlukan bantuan dialisa sampai obat tersebut keluar dari seluruh sistem tubuh pasien tersebut, atau pada pasien yang mengalami oedema laryng karena reaksi alergi, biasanya membutuhkan bantuan berupa trakheotomi, sampai oedema berkurang. Secara psikologik individu akan kalut dan cenderung untuk menggunakan mekanisme pertahanan diri yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, juga pikiran serta persepsinya semakin kacau dan kalut ( reaksi kebingungan yang akut )
Tugas individu ! Buat penjelasan 3 tahap Reaksi GAS & Krisis
Adaptasi secara psikologik
Stress psikik ( emosional ) menimbulkan kecemasan, rasa tidak tenteram, frustasi, terancam dan konflik, dan mungkin diekspresikan dlm bentuk kemarahan, khawatir, berbicara sangat cepat, berjalan mondar-mandir atau meremas-remas tangannya.
Kecemasan diartikan sebagai perasaan khawatir secara terus menerus terhadap sesuatu hal yang akan terjadi, tetapi tidak jelas sebabnya.
Kecemasan ringan à terjadi sehari-hari, berguna agar individu lebih berhati-hati dan waspada
Kecemasan sedang – berat à dpt mengganggu pikiran dan tingkah laku à penurunan kesadaran dan persepsi ( penglihatan dan pendengaran terganggu ) à panik à kontak realitas terganggu.
Reaksi terhadap kecemasan :
a. Secara sadar
· Minta pertolongan pada orang lain
· Rela dan mengungkapkan perasaan
· Mencari informasi lebih banyak ( klarifikasi )
· Mencoba merumuskan / merencanakan tindakan à problem solving
· Menggunakan cara pemecahan masa lampau
b. Secara tidak sadar
Menggunakan mekanisme defensif
c. Menggunakan gejala fisik
Terjadi reaksi konversi
Ciri mekanisme pertahanan diri :
1. Berfungsi hanya untuk melindungi atau bertahan dari hal-hal yg tidak menyenangkan atau mencemaskan dan tidak langsung memecahkan masalah, sifatnya hanya sementara.
2. Individu tidak menyadari bahwa mekanisme tersebut sedang terjadi dan terjadi diluar kesadaran.
3. Mekanisme yang tidak berorientasi kepada kenyataan.
Mekanisme Pertahanan Diri :
1. Denial, mengingkari/menolak untuk melihat apa yang jelas bagi siapapun.
2. Displacement, mentransfer perasaan yg tidak menyenangkan dan agresif dari objek satu ke yang lain tapi bertentangan dengan norma masyarakat.
3. Proyeksi, menyalahkan orang lain untuk ketidak mampuan pribadinya atas kesalahan yang diperbuat.
4. Rasionalisasi, menggunakan alasan-alasan yang dapat diterima utk menjelaskan tingkah laku yg tidak sesuai.
5. Konversi, suatu keadaan stress psikologis yg ditransfer secara fisiologis.
6. Regresi, kemunduran dalam hal tingkah laku.
7. Menarik diri, melepaskan diri baik perhatian/minat dari lingkungan sosial secara langsung.
8. Sublimasi, mentransfer perasaan yg tidak menyenangkan dan agak agresif dari objek satu ke objek lain dan tidak bertentangan dengan norma masyarakat.
9. Fantasi, mengganti dengan situasi yg lebih memuaskan dan menyenangkan yg diciptakan sendiri yg merupakan situasi yg berkhayal/fantasi.
10. Represi, perasaan2, pemikiran2, dan pengalaman2 yg menyakitkan ditekan kealam tidak sadar dan sengaja dilupakan.
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan
banyak kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan
unik. Sebagai mahluk yang utuh manusia terdiri dari bio psiko sosio dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan
berakal, memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam
kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan
setiap manusia lain, mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi
kebutuhannya. Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia perbedaan
dengan manusia lain dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio- psiko sosio
dan spiritual.
1. Manusia sebagai mahluk biologis
Manusia adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi manusia memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup yang membentuk satu jaringan dan
jaringan akan bersatu membentuk organ dan system organ. Dalam pertumbuhan
dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh berbagai macam factor meliputi :
1). Faktor lingkungan, meliputi idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
2). Faktor social, sosialisasi dengan orang lain
3). Faktor fisik : geografis, iklim/cuaca.
4). Factor fisiologis : system tubuh manusia
5). Faktor psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
6). Spiritual : pandangan, motivasi, nilai-nilai.
b. Tunduk terhadap hukum alam
c. Memiliki kebutuhan
2. Manusia sebagai mahluk psikologis
a. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek
psikologi ) dan Super ego ( aspek social ).
b. Dipengaruhi perasaan dan kata hati
c. Memiliki daya pikir dan kecerdasan
d. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi dapat berkembang
Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan ketegangan, kemesraan dan cinta,
kepuasan alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.
e. Memiliki kepribadian yang unik
3. Manusia sebagai mahluk social
Manusia membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Ciri-ciri
mahluk sosial adalah :
a. Sebagai mahluk yang tidak dapat lepas dari orang lain. manusia memiliki cipta
(kemampuan untuk melakukan sesuatu), rasa (perasaan), dan karsa (tujuan).
b. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga, masyarakat), manusia suci bagi
manusia lain (Homosacra Res Homonim), dan engkau adalah aku (Tat Twan Asi)
c. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungam, menyesuaikan diri, saling mencintai,
menghormati, dan saling menghargai manusia lain dari masa kanak-kanak sampai
dengan meningal dunia.
4. Manusia sebagai mahluk spiritual
Manusia diciptakan oleh Allah SWT, dalam bentuk yang sebaik-baiknya, memiliki
jiwa yang sempurna, untuk menjadi khalifah dibumi. Bukti manusia mahluk spiritual :
a. Memiliki keyakinan dan kepercayaan
b. Menyembah tuhan
B. KONSEP SEHAT SAKIT
1. Pengertian sehat
2. Pengertian sakit
C. STRESS DAN ADAPTASI
1. Stress
Hans Selye (1956) mendefinisikan stress sebagai respon nonspesifik tubuh
terhadap setiap kebutuhan tanpa memperhatikan sifatnya. Respon tubuh tersebut
merupakan satu seri reaksi fisiologis yang disebut General Adaptasi Sindrom (GAS).
Lazarus dan Folkman (1994) mendefinisikan stress psikologis sebagai
hubungan khusus antara seseorang dengan lingkungan yang dihargai oleh orang
tersebut sebagai pajak terhadap sumber dayanya dan membahayakan
kemampuannya.
Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan
setiap hari yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian
Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan
stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan
positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta
Stress adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan lingkungan yang diterima
sebagai suatu hal yang menantang, mengancam atau merusak keseimbangan atau
ekuilibrium dinamis seseorang. Perubahan atau stimulus yang membangkitkan
keadaan stress disebut stresor. Sifat stressor sangat berbeda-beda, kejadian, atau
perubahan yang dapat menimbulkan stress pada seseorang. Seseorang akan
berusaha menghindari atau mengatasi stress dengan mengubah situasi dengan
tujuan yang diingginkan sampai tercipta keadaan adaptasi. mekanisme ini disebut
stress koping yaitu suatu kompensasi dengan mekanisme fisiologis dan psikologis.
Jenis Stress
Stress fisik
Stress kimiawi
Stress mikrobiologis
Stress fisiologis
Stress proses tumbuh kembang
Stress psikologis atau emosional
Penyebab
Penyebab stress dapat berasal internal dan eksternal yang bersifat bersifat fisik,
fisiologis, psikososial dan spiritual.
Eksternal stressor :
Stressor fisik dapat berupa perubahan suhu panas atau dingin dan agen kimia,
model tempat tidur, alat tenun dan kebersihannya serta tidak adanya bel.
Stresor psikologis berupa reaksi emosi, takut atau kegagalan dalam mencapai
tujuan, suara, sikap tenaga kesehatan.
Stresor social (ekonomi) berupa penolakan, kemiskinan, hubungan klien dengan
keluarga, jam berkunjung, dan informasi.
Internal stressor :
Perubahan fisiologis yang tampak melalui tanda dan gejala (nyeri, kelelahan)
Proses pemeriksaan seperti rontgent, ct scan yang mengunakan sesuatu alat yang
asing dipikiran klien.
Proses perawatan seperti tindakan pemberian obat parenteral, prosedur invasive.
Penilaian klien terhadap penyakit dan lingkungan.
Stresor transisional berupa pertumbuhan dan perkembangan, melahirkan,
perkawinan.
Respon Fisiologi Terhadap Stress
Hans Selye (1956) Mengidentifikasi dua respon fisiologis terhadap Stress, yaitu :
a. Local Adaptation Syndrom (LAS). Tubuh menghasilkan banyak respons setempat
terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan
penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka
pendek.
b. General Adaptation Syndrom (GAS)
1) Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh
dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi
fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di
perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh
terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya
tahan tubuh menurun
2) Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh
berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal
dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala
stress menurun àtau normal
3) Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress yang belum
dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul
gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental,
penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka
kelelahan dapat mengakibatkan kematian
2. Stresor
Setressor adalah setiap faktor yang dapat menimbulkan stress/ mengganggu
keseimbangan.
Dampak stressor dapat dipengaruhi oleh beberapa factor :
a. Sifat stresor
stressor yang sama memberikan arti yang berbeda bagi seseorang. Luka diwajah
seorang aktris menjadi stressor yang berat dibanding orang biasa.
b. Jumlah stresor
Pada waktu yang bersamaan seseorang memiliki beberapa atau banyak stressor
yang harus dihadapi, sehingga stressor yang kecil dapat menjadi berat.
c. Lama pemajanan terhadap stressor
Semakin lama seseorang terpapar stressor maka orang tersebut mengalami
penurunan kemampuan dalam mengatasi masalah karena kelelahan.
d. Pengalaman masa lalu
Pengamlaman klien masa lalu seseorang mempengaruhinya dalam menghadapi
stressor. Seorang klien yang mendapatkan perlakuan yang kurang baik oleh perawat
maka ketika sakit dan harus dirawat kembali akan bertambah cemas.
e. Tingkat perkembangan
Menikah pada seorang yang masih remaja berbeda rekasinya dengan seseorang
yang telah dewasa (tergantung kesiapannya).
3. Koping
4. Adptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam
berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi
kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas
terhadap stress.
Ada banyak bentuk adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis
fisiologis. Namun demikian mungkin terjadi proses yang serupa dalam dimensi
psikososial dan dimensi lainnya.
Suatu proses adaptif terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal
menyebabkan penyimpangan keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi
adalah suatu upaya untuk mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi
melibatkan refleks, mekanisme otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan
idealnya dapat mengarah pada penyesuaian atau penguasaan situasi (Selye, 1976, ;
Monsen, Floyd dan Brookman, 1992).
Stresor yang menstimulasi adaptasi mungkin berjangka pendek, seperti demam
atau berjangka panjang seperti paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat
berfungsi optimal, seseorang harus mampu berespons terhadap stressor dan
beradaptasi terhadap tuntutan atau perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi
membutuhkan respons aktif dari seluruh individu.
DIMENSI ADAPTASI
Stres dapat mempengaruhi dimensi fisik, perkembangan, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Sumber adaptif terdapat dalam setiap dimensi ini.
Oleh karenanya, ketika mengkaji adaptasi klienterhadap stress, perawat harus
mempertimbangkan individu secara menyeluruh.
ADAPTASI FISIOLOGIS
Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan
secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu
teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator
tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien
mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi.
Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress.
Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi
dan intensitas stressor yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem.
Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua
sistem.Hubungan antara stress psikologik dan penyakit sering disebut interaksi
pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit
dan pola penyakit. Pada masa lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian
paling utama, tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat,
pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, dan metode sanitasi yang lebih baik
telah menurunkan angka kematian. Sekarang penyebab utama kematian adalah
penyakit yang mencakup stressor gaya hidup.
Indikator fisiologis stress
1. Kenaikan tekanan darah
2. Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.
3. Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan
4. Telapak tangan berkeringat Tangan dan kaki dingin
5. Postur tubuh yang tidak tegap
6. Keletihan
7. Sakit kepala
8. Gangguan lambung
9. Suara yang bernada tinggi
10. Mual,muntah dan diare.
11. Perubahan nafsu makan
12. Perubahan berat badan
13. Perubahan frekwensi berkemih
14. Dilatasi pupil
15. Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur
ADAPTASI PSIKOLOGIS
Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati
perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara.
Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak
faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan
memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu
dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran,
konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik
kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini
adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang
berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk
pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993).
Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :
o Ansietas
o Depresi
o Kepenatan
o Peningkatan penggunaan bahan kimia
o Perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, dan pola aktivitas.
o Kelelahan mental
o Perasaan tidak adekuat
o Kehilangan harga diri
o Peningkatan kepekaan
o Kehilangan motivasi.
o Ledakan emosional dan menangis.
o Penurunan produktivitas dan kualitas kinerja pekerjaan.
o Kecendrungan untuk membuat kesalahan (mis. buruknya penilaian).
o Mudah lupa dan pikiran buntu
o Kehilangan perhatian terhadap hal-hal yang rinci.
o Preokupasi (mis. mimpi siang hari )
o Ketidakmampuan berkonsentrasi pada tugas.
o Peningkatan ketidakhadiran dan penyakit
o Letargi
o Kehilangan minat
o Rentan terhadap kecelakaan.
ADAPTASI PERKEMBANGAN
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk
menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang
biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku
dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu
atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam
bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis
pendewasaan.Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika
diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu
mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping
adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).
Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka
mulai mnyedari bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat
membantu mereka mencapai tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan
berteman dan saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh
ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan
berteman.Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada
waktu yang bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem
pendukung sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial
sering menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992).
Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke
tanggung jawab orang dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab
pekerjaan dan keluarga. Stresor mencakup konflik antara harapan dan realitas.
MEKANISME PEMBELAAN EGO
Bila digunakan terus menerus akibatnya ego bukannya mendapat
perlindungan, melainkan lama kelamaan akan mendapat ancaman/bencana. Oleh
karena mekanisme ini Tidak realistik Mengandung banyak unsur penipuan diri
sendiri Distorsi realitas pemutarbalikan realitas).
Mekanisme Pembelaan EGO
1.IDENTIFIKASI
Ingin menyamai seorang figur yang diidealkan, dimana salah satu ciri atau
segi tertentu dari figure itu ditransfer pada dirinya. Dengan demikian ia merasa harga
dirinya bertambah tinggi.
Contoh : Teguh, 15 tahun mengubah model rambutnya menirukan artis
idolanya yang ia kagumi.
2. INTROJEKSI
Merupakan bentuk sederhana dari identifikasi, dimana nilai-nilai, norma-
norma dari luar diikuti atau ditaati, sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman
dari luar. Contoh : Rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang yang dicintai
dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
3. PROJEKSI
Hal ini berlawanan dengan introjeksi, dimana menyalahkan orang lain atas
kelalaian dan kesalahan-kesalahan atau kekurangan diri sendiri, keinginan
keinginan, impuls-impuls sendiri.
Contoh : Seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayunya
4. REPRESI
Penyingkiran unsur psikik (sesuatu afek, pemikiran, motif, konflik) sehingga
menjadi nirsadar dilupakan/tidak dapat diingat lagi). Represi membantu individu
mengontrol impuls-impuls berbahaya.Contoh :Suatu pengalaman traumatis menjadi
terlupakan
5. REGRESI
Kembali ke tingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang bersifat
primitif).
Contoh : Seorang anak yang mulai berkelakuan seperti bayi, ketika seorang
adiknya dilahirkan.
Esvi yang berumur 4 tahun mulai mengompol lagi sejak adiknya yang baru
lahir dibawa pulang dari rumah sakit
6. REACTION FORMATION
Bertingkah laku berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-
keinginan, perasaan yang sebenarnya. Mudah dikenal karena sifatnya ekstrim dan
sukar diterima.
Misalnya :
Seorang wanita yang tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan
orang tersebut dengan kasar.
7. UNDOING
Meniadakan pikiran-pikiran, impuls yang tidak baik, seolah-olah menghapus
suatu kesalahan.
Misalnya :
Seorang ibu yang menyesal karena telah memukul anaknya akan segera
memperlakukannya penuh dengan kasih sayang
8. DISPLACEMENT
Mengalihkan emosi, arti simbolik, fantasi dari sumber yang sebenarnya
(benda, orang, keadaan) kepada orang lain, benda atau keadaan lain.
Misalnya :
Seorang pemuda bertengkar dengan pacarnya dan sepulangnya ke rumah
marah-marah pada adik-adiknya
9. SUBLIMASI
Mengganti keinginan atau tujuan yang terhambat dengan cara yang dapat
diterima oleh masyarakat. Impuls yang berasal dari Id yang sukar disalurkan oleh
karena mengganggu individu atau masyarakat, oleh karena itu impuls harus dirubah
bentuknya sehingga tidak merugikan individu/masyarakat sekaligus mendapatkan
pemuasan
Misalnya :
Impuls agresif disalurkan ke olah raga, usaha-usaha yang bermanfaat
10. ACTING OUT
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginan terhalang.
Misalnya :
Mengatasi problem dengan jalan paling sedikit bertengkar
11. DENIAL
Menolak untuk menerima atau menghadapi kenyataan yang tidak enak.
Misalnya :
Seorang gadis yang telah putus dengan pacarnya, menghindarkan diri dari
pembicaraan mengenai pacar, perkawinan atau kebahagiaan
12. KOMPENSASI
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan kemampuannya atau
kelebihannya.
Misalnya :
Saddam yang merasa fisiknya pendek sebagai sesuatu yang negatif,
berusaha dalam hal menonjolkan prestasi pendidikannya
13. RASIONALISASI
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang
seolah-olah rasional, sehingga tidak menjatuhkan harga dirinya.
Misalnya :
Munawir yang menyalahkan cara mengajar dosennya ketika ditanyakan oleh
orang tuanya mengapa nilai semesternya buruk.
14. FIKSASI
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi atau
tingkah laku atau pikiran, dsb) sehingga perkembangan selanjutnya terhambat.
Misalnya :
Seorang gadis yang tetap berbicara kekanak-kanakan atau seseorang yang
tidak dapat mandiri dan selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya dan orang
lain.
15. SIMBOLISASI
Menggunakan benda atau tingkah laku sebagai simbol pengganti suatu
keadaan atau hal yang sebenarnya
Misalnya :
Seorang anak remaja selalu mencuci tangan untuk menghilangkan
kegelisahannya/kecemasannya. Setelah ditelusuri, ternyata ia pernah melakukan
masturbasi sehingga perasaan berdosa/cemas dan merasa kotor
16. DISOSIASI
Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari kesadaran
/identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih kepribadian pada diri
seorang individu.
Misalnya :
Seorang laki-laki yang dibawa ke ruang emergensi karena mengamuk
ternyata tidak mampu menjelaskan kembali kejadian tersebut (ia lupa sama sekali)
17. KONVERSI
Adalah transformasi konflik emosional ke dalam bentuk gejala-gejala jasmani.
Misalnya :
Seorang mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas-tugasnya tiba-tiba merasa
sakit sehingga tidak masuk kuliah.
http://ia-hadiansyah.blogspot.com/2011/10/konsep-manusia-sebagai-makhluk-bio.html