konseling pranikah dalam meningkatkan …
TRANSCRIPT
KONSELING PRANIKAH DALAM MENINGKATKAN KEMATANGAN PSIKOLOGI CALON PENGANTIN STUDI KASUS KUA KECAMATAN
BATULAYAR T.A 2019/2020
Oleh MARIAMAH
NIM. 1503192058
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2020
KONSELING PRANIKAH DALAM MENINGKATKAN KEMATANGAN PSIKOLOGI CALON PENGANTIN STUDI KASUS KUA KECAMATAN
BATULAYAR T.A 2019/2020
Skripsi
Di ajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Sosial
Oleh MARIAMAH
NIM. 1503192058
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM
2020
vii
MOTTO
” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung”
(QS. Ali Imran : 104)
viii
PERSEMBAHAN
Kuhadiahkan Skripsi ini Kepada :
1. Yang terkasih kedua orang tuaku Bapak Ihsan dan Ibu Ku Tercinta
Sakrah Terimakasih sudah merawatku dan membesarkanku Doaku
selalu menyertaimu
2. Buat Ayah Tiriku Tercinta Bapak Zulkifli Terimaksaih sudah menjadi
layaknya Ayah Kandung Bagiku merawatku dan membesarkanku
3. Buat Nenekku Tercinta Inaq Sarinah dan Amaq H. Abdurrahman
Terimakasih untuk semunya .
4. Buat Suami dan Anakku, Hamzani dan Millatun Nufus Terimaksih
telah selalu ada
5. Buat Keluarga Besarku yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu .
Terimakasih Atas apa yang telah kalian berikan kepadaku .
6. Buat Saudara Ku Misan Ku Sepupu Ku Sahabatku Khusunya BKI A (
Luluk, Mariani, Melli, Rauhul, Bq. Laili, Fahrurrozi dan lainnya
)Yang Tidak Bisa Penulis Sebutkan Satu Persatu Terimakasih Atas
Motivasi dan Semangatnya.
7. Kepada Jurusan dan Fakultas tercinta, Jurusan “Bimbingan dan
Konseling Islam. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi”.
8. Almamater Kebanggaan Ku “Universitas Islam Negeri (UIN)
Mataram”.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan
Skripsi yang berjudul “ Konseling Pranikah Dalam Meningkatkan
Kematangan Psikologi Calon Pengantin Studi Kasus KUA Kecamatan
Batulayar T.A 2019/2020”. Dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi
pelita dalam menyebarkan syari’at islam yang diamanahkan Allah kepadanya
untuk umatnya.
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, peneliti ingin mengucapkan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam memberikan bimbingan, saran dan informasi yang sangat
berharga kepada peneliti. Terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Rendra Khaldun, M. Ag selaku pembimbing I dan Bapak H. Masruri,
Lc. M.A selaku pembimbing II yang senantiasa telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama proses pembimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
2. Bapak Rendra Khaldun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Konseling Islam dan Bapak H. Masruri, Lc. MA Selaku Sekertaris Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Mataram.
x
3. Bapak Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram yang selalu memberikan motivasi kepada
Mahasiswa/mahasiswinya.
4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram
Khususnya Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam.
6. Bapak Kepala KUA Kecamatan Batulayar Beserta Para Pegawai dan Calon
Pengantin dan Pasangan Pengantin.
Peneliti menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, peneliti mengaharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk menyempurnakan penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amiiin ya Robbal Alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Mataram, 2020
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI .................................................. vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii
ABSTRAK ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .................................. 8
E. Telaah Pustaka ..................................................................... 9
F. Kerangka Teori...................................................................... 18
G. Metode Penelitian.................................................................. 36
H. Keabsahan Data ..................................................................... 45
xii
I. Sistematika Pembahasan ....................................................... 50
BAB II PAPARAN DATA dan TEMUAN ......................................... 51
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 51
B. Model Pelaksanaan Konseling Pranikah Dalam Meningkatkan
Kematangan Psikologi Calon Pengantin Studi Kasus KUA
Kecamatan Batulayar ............................................................ 62
C. Konsep Konseling yang Digunakan Dalam Konseling Pranikah
Dalam Meningkatkan Kematangan Psikologi Calon Pengantin
Studi Kasus KUA Kecamatan Batulayar ............................. 71
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................... 78
A. Model Pelaksanaan Konseling Pranikah Dalam Meningkatkan
Kematangan Psikologi Calon Pengantin Studi Kasus KUA
Kecamatan Batulayar ............................................................ 79
B. Konsep Konseling yang digunakan Dalam Konseling Pranikah
Dalam Meningkatkan Kematangan Psikologi Calon Pengantin
Studi Kasus KUA Kecamatan Batulayar .............................. 88
BAB IV PENUTUP ............................................................................... 95
A. Kesimpulan ........................................................................... 95
B. Saran-Saran ........................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.I Ringkasan Telaah Pustaka 11
Tabel 1.II Data Sertifikat atau Legalitas Kepemilikan 57
Tabel 2.II Data Daftar Surat Masuk dan Keluar 61
xiv
KONSELING PRANIKAH DALAM MENINGKATKAN KEMATANGAN PSIKOLOGI CALON PENGANTIN STUDI KASUS
KUA KECAMTAN BATULAYAR
Oleh
Mariamah NIM : 1503192058
ABSTRAK
Konseling pranikah merupakan pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan penumbuhan kesadaran kepada calon pengantin dan remaja usia nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana model pelaksanaan konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin studi kasus KUA Kecamatan Batulayar dan konsep konseling yang digunakan dalam konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin studi kasus KUA Kecamatan Batulayar.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah ketua, penghulu, dan konselor di KUA Kecamatan Batulayar. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah calon pengantin yang sudah mendaftarkan dirinya, pasangan suami istri, dan remaja awal yang masuk usia pernikahan. Dalam pengumpulan data dilakukan dengan tehnik wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriprif kualitatif yang dimana data yang telah terkumpul disusun kemudian diklarifikasikan sehingga menggambarkan jawaban dari rumusan masalah.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa model pelaksanaan konseling pranikah di KUA Kecamatan Batulayar menggunakan dua tahapan, antara lain:1) tahap pra pelaksanaan, 2) tahap pelaksanaan. Kemudian konsep yang digunakan dalam konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin menggunakan dua konsep konseling yaitu: 1) konseling individu, 2) konseling kelompok, dengan memberikan materi-materi pernikahan, keluarga berencana, dan keluarga sakinah yang dilakukan dengan cara ceramah dan tanya jawab.
Kata Kunci :Konseling Pranikah, Kematangan Psikologi, Calon Pengantin.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan dan
semua pengalaman-pengalaman difokuskan pada masalah-masalah tertentu untuk
diatasi sendiri oleh orang yang bersangkutan dalam hal ini adalah konseli.
Konseling dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara teratasinya masalah yang
dihadapi klien.1
Kegiatan layanan atau bantuan dalam penyelesaian suatu permasalahan
dengan pendekatan psikologis, yakni kegiatan bimbingan dan konseling, yang
dikenal masyarakat luas. Hal tersebut sebagaimana yang telah tertuang dalam UU
Sistem Pendidikan Nasional mengenai kedudukan Konselor yang sejajar dengan
tenaga Pendidik dalam UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 6.2
Sedangkan konseling pranikah merupakan konseling yang diselenggarakan
untuk calon mempelai sebelum menikah. Dalam Latipun, Brammer dan Shostrom
mengemukakan tujuan konseling pranikah adalah membantu patner pranikah
untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, masing-masing
pasangan, dan tuntunan-tuntunan perkawinan. Tujuan tersebut tampaknya bersifat
1 Faizah Noer Laela, “Konseling Perkawinan sebagai Salah Satu Upaya Membentuk
Keluarga Bahagia”, Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, Vol 02.(Juni,2012), hal.112. 2 Yuliyatun, “Praktik Konseling Pernikahan Islam Dalam Pendampingan Tokoh Agama
Menangani Permasalahan Suami Istri”, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm.36
2
jangka pendek, sedangkan jangka panjang sebagaimana dalam Latipun
mengemukakan H. A Otto, yaitu membantu pasangan pranikah untuk membangun
dasar-dasar yang dibutuhkan untuk kehidupan pernikahan yang bahagia dan
produktif.3
Menurut Sofyan Willis konseling pernikahan atau Marriage Counseling
merupakan upaya yang dilakukan konselor profesional untuk membantu pasangan
suami istri atau calon pasangan suami istri dalam menyelesaikan masalahnya.
Sehingga mereka mampu berkembang dan memecahkan masalah yang
dihadapinya melalui cara-cara yang saling menghargai toleransi dan komunikasi
yang penuh pengertian sehingga terciptanya harmonisasi keluarga. Hal tersebut
dilakukan berdasarkan kerelaan, saling toleransi satu sama lain dan kasih sayang.4
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 30. tahun 1977 dalam bidang
perkawinan. Maka pengertian bimbingan pranikah tercantum dalam Peraturan
Dirjen BIMAS Islam tentang penyelenggaraan bimbingan pranikah Bab 1 Pasal 1
ayat 1 yang berbunyi: “bimbingan pranikah merupakan pemberian bekal
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan penumbuhan kesadaran kepada
remaja usia nikah tentang kehidupan rumah tangga dan keluarga.5
Kematangan psikologis merupakan suatu titik kematangan psikis untuk
menerima dan mempraktekan tingkah laku tertentu. Kematangan psikologis
3Latipun, Psikologi Konseling, (Malang:UMM Press.2005), hal.196. 4 Sofyan Willis, Konseling Keluarga (Family Counseling), (Bandung: Alfabeta, 2013),
Hlm.43 5 Nofri Yendra, Analisa Kebijakan BP4, Hlm. 50.
3
sebagai suatu kemauan/keinginan tertentu yang tergantung pada tingkat
kematangan, pengalaman, dan emosi.6
Kematangan psikologis merupakan emosi yang matang pada seseorang
dalam persiapan menghadapi sesuatu, dalam konteks ini adalah persiapan mental
untuk calon pasangan suami istri menuju pernikahan agar mereka siap lahir
maupun batin.7
Oleh sebab itu penting bagi pasangan suami istri untuk mempersiapkan
kondisi psikologis sebelum memutuskan untuk menikah, karena faktor psikologis
merupakan landasan penting dalam mencapai keluarga sakinah. Tanpa persiapan
psikologis yang matang baik suami atau istri akan mengalami kesulitan dalam
menghadapai berbagai kemungkinan yang terjadi pada kehidupan rumah tangga
mereka nantinya.8
Pernikahan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seorang muslim
dapat memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya
terhadap orang yang berhak mendapat pendidikan dan pemeliharaan. Pernikahan
memiliki manfaat yang paling besar terhadap kepentingan-kepentingan sosial
lainnya. Kepentingan sosial itu adalah memelihara kelangsungan jenis manusia,
memelihara keturunan, menjaga keselamatan masyarakat dari segala macam
penyakit yang dapat membahayakan kehidupan manusia serta menjaga
ketentraman jiwa.
6 Ibid. 7 Ibid.,1 8 Hafisa Idayu, Konseling Pranikah Dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental
Menuju Keluarga Sakinah Pada Mahasiswa Psikologi Semester VII Tahun Ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya, Skripsi dalam bentuk pdf (Jurusan Dakwah Bimbingan Dan Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ,2018), hlm.9.
4
Pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk keluarga
yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan yang maha Esa. Hal ini sesuai
dengan rumusan yang terkandung dalam Undang- undang Nomor 1 tahun 1974
pasal 1 bahwa : perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang
wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.9
Bimbingan pernikahan penekanannya pada fungsi preventif untuk
mencegah timbulnya berbagai problema dalam pernikahan, disebabkan
ketidaksiapan pasangan memasuki pernikahan dan kurangnya wawasan pasangan
terhadap kehidupan perkawinan yang sesuai dengan ajaran Islam. Sedangkan
konseling pernikahan dapat berfungsi kuratif dalam menyelesaikan problema atau
masalah yang dihadapi dalam perkawinan, dengan mengajak anggota keluarga
menyadari kembali eksistensinya dalam berbagai peran yang dimainkannya dalam
keluarga sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.
Setiap pasangan suami istri mendambakan rumah tangga yang damai,
tentram dan bahagia, sebagaimana keluarga Rasulullah SAW. Akan tetapi untuk
mencapai keluarga sakinah tidaklah mudah karena dalam sebuah keluarga tidak
selamanya merasakan kebahagiaan tetapi juga terkadang menghadapi banyak
cobaan dan rintangan. Maka disinilah pentingnya mempersiapkan mental sebelum
menikah agar mampu menghadapi segala cobaan yang terjadi dalam keluarga.
9 Mubasyaroh.Konseling Pranikah Dalam aqMewujudkan Keluarga Bahagia (Studi
Pendekatan Humanistik Carl R. Rogers). Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 2
5
Namun melihat realita sekarang banyak diantara calon pasangan suami
istri yang sudah matang dari segi fisik akan tetapi belum siap dari segi mental.
Maksudnya, calon pasangan suami istri tersebut belum mampu untuk menjalani
kehidupan rumah tangga, hal itu disebabkan karena kurangnya ilmu tentang
pernikahan, dan juga belum mengetahui bagaimana cara membangun keluarga
sakinah sebagaimana yang dianjurkan oleh Rasulullah.
Selain itu banyak diantara calon pasangan yang siap menikah akan tetapi
belum mengetahui bagaimana membangun rumah tangga yang diridhoi oleh Allah
SWT, bagaimana menghadapi konflik dalam rumah tangga dan lain sebagainya.
Sehingga banyak pasangan suami istri yang bercerai atau berpisah hanya karena
permasalahan ringan dalam rumah tangga.10
Sebagaimana kita ketahui banyak pasangan yang sudah menikah,
kemudian bercerai karena kurangnya kematangan psikologi bahkan kurangnya
pengetahuan tentang konseling pranikah atau konseling keluarga. Seperti yang
terjadi didesa Batulayar sebagian pasangan yang sudah menikah setelah beberapa
bulan dan tahun kemudian bercerai.
Perselingkuhan dan perceraian yang terjadi di Desa Batulayar dari data
awal yang peneliti peroleh ketika observasi awal diakibatkan karena kadang istri
terlalu banyak menuntut dan kurangnya perhatian kepada suaminya, sehingga
menimbulkan perkelahian dan berujung perceraian.11 Disamping istri yang terlalu
banyak menuntut faktor lain adalah suami yang tidak bertanggung jawab kepada
10 Hafisa Idayu, Konseling Pranikah Dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental
Menuju Keluarga Sakinah Pada Mahasiswa Psikologi Semester VII Tahun Ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya, Skripsi dalam bentuk pdf (Jurusan Dakwah Bimbingan Dan Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya 2018), hlm.4
11 Dusun Batulayar Barat Kec. Batulayar, Kab. Lombok Barat, Observasi 22 mei 2019
6
keluarga seperti tidak mau bekerja atau memberi nafkah sehingga berakibat
percekcokan dalam rumah tangga.
Sebagaimana kasus yang diangkat oleh peneliti mengenai kurangnya
kematangan psikologis calon pengantin, yang terdapat pada sepasang suami istri
di Desa Batulayar yang sudah menjalani rumah tangga selama empat tahun.
Dalam menjalani kehidupan rumah tangganya, sepasang suami istri ini selalu
bertengkar sehingga membuat tetangga disamping rumahnya merasa terganggu
dengan keributan yang dilakukan oleh pasangan ini, yang disebabkan oleh istri
yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah dinafkahi oleh suaminya.
Sehingga istri nekat berselingkuh dengan laki-laki lain bahkan ketika suami tidak
ada dirumah si istri membawa teman selingkuhannya ke dalam rumahnya secara
diam-diam. Bahkan si istri tidak segan- segan sering mengatakan ingin berpisah
pada suaminya, sehingga suami merasa sudah tidak tahan dengan tingkah laku
istrinya yang selalu menekannya. Kemudian dengan keadaan emosi suami
akhirnya menceraikan istrinya tanpa melihat anak yang menjadi korban dari
perceraian.12
Berdasarkan kasus diatas kurangnya kematangan psikologis pasangan
suami istri yang menyebabkan permasalahan atau konflik dalam kehidupan
berumah tangga sehingga tingkat perceraian dan perselingkuhan semakin banyak
dikalangan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Konseling Pranikah dalam Meningkatkan Kematangan Psikologis
Calon Pengantin” Studi Kasus di KUA Kecamatan Batulayar LOBAR.
12 Hamzani, Warga Dusun Batulayar, Wawancara, pada tanggal 8 Oktober 2019.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan
masalah diantaranya :
1. Bagaimana model pelaksanaan konseling pranikah dalam meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin di KUA Kecamatan Batulayar
Kabupaten Lombok Barat?
2. Konsep konseling apakah yang dipergunakan dalam konseling pranikah
dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin di KUA
Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui dan memahami sekaligus mendeskripsikan bagaimana
model konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologis
calon pengantin di KUA Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.
b. Untuk mengetahui bagaimana konsep konseling apakah yang di pergunakan
dalam konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon
pengantin di KUA Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat.
2. Manfaat penelitian
a) Secara Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan
dalam kajian prodi/jurusan bimbingan dan konseling Islam, tentang
bagaimana pentingnya konseling pranikah dalam meningkatkan
kematangan psikologis calon pengantin.
8
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan
kegunaan terutama bagi peneliti sendiri dan orang lain.
3. Bagi calon pengantin penelitian ini diharapkan mereka lebih
meningkatkan kematangan psikologis dalam membangun rumah
tangga yang sakinnah
b) Secara Praktis
1. Sebagai bahan masukan kepada Lembaga KUA Kecamatan Batulayar
untuk dapat meningkatkan pemahaman terhadap calon pengantin.
2. Memberikan kontribusi positif sebagai acuan calon pengantin
mengenai pentingnya meningkatkan kematangan psikologi.
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian merupakan keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan yang matang tentang hal-hal yang dilakukan serta yang
dapat pula dijadikan sebagai dasar penelitian, baik oleh peneliti itu sendiri
maupun orang lain terhadap penelitian dan bertujuan memberikan
pertanggung jawaban terhadap langkah yang diambil. Seperti halnya
dengan judul yang akan penulis kaji yaitu; “Konseling Pranikah dalam
Meningkatkan Kematangan Psikologi Calon Pengantin”.
2. Setting Penelitian
Setting atau lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Urusan
Agama (KUA) Kecamatan Batulayar Lombok Barat, Jalan Raya Sandik
Batulayar.
9
E. Telaah Pustaka
Untuk menghindari terjadinya kesamaan dan kesalah pahaman
terhadap penelitian ini, maka terlebih dahulu ditelaah pustaka terhadap
penulisan-penulisan yang sejenis. Adapun penelitian yang mempunyai
relevansi dengan penelitian ini yang telah ditelaah peneliti yaitu:
1. Skripsi Hafisa Idayu yang bejudul “Konseling Pranikah dalam Upaya
Meningkatkan Kesiapan Mental Menuju Keluarga Sakinah pada
Mahasiswa Psikologi Semester VIII.” Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus yang kemudian di
analisa dengan menggunakan deskriptif komparatif. Sedangkan dalam
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan juga angket.
Sedangkan yang menjadi fokus penelitian yaitu proses Konseling Pranikah
Dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental Menuju Keluarga Sakinah
pada Mahasiswa Psikologi semester VIII Tahun Ajaran 2017/2018 UIN
Sunan Ampel Surabaya beracu pada konseling pranikah melalui
identifikasi masalah, diagnosa, dengan konseling pranikah dapat
membantu calon pasangan suami istri untuk mengetahui kemungkinan,
tantangan dan permasalahan hidup dalam rumah tangga, membantu
pasangan mencapai pernikahan yang sakinah, hal tersebut berupa materi
ataupun pengalaman orang lain.
Hasil akhir Konseling Pranikah Dalam Upaya Meningkatkan
Kesiapan Mental Menuju Keluarga Sakinah pada Mahasiswa Psikologi
semester VIII Tahun Ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya
10
bagaimana membangun rumah tangga agar terhindar dari konflik.13
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa proses konseling
pranikah dalam upaya meningkatkan kesiapan mental menuju keluarga
sakinah pada mahasiswa psikologi semester VIII adalah dengan mengikuti
langkah-langkah konseling, langkah pertama identifikasi masalah untuk
mengetahui masalah yang dialami oleh konseli dengan cara wawancara
terhadap konseli dan teman konseli, observasi dan menggunakan angket.
Langkah yang kedua adalah diagnosis, setelah dari identifikasi masalah,
maka konselor dapat menyimpulkan permasalahan yang dialami oleh
konseli yaitu kurangnya kesiapan mental menuju pernikahan karena belum
memahami secara mendalam ilmu tentang pernikahan.
Dalam penelitian ini terdapat kesamaan pembahasan tentang
konseling pranikah. Adapun perbedaannya dalam penelitian ini fokus
terhadap mental calon pengantin secara khususnya, sedangkan dalam
penelitian sekarang berfokus pada keseluruhan dalam meningkatkan
psikologi calon pengantin.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Nurpratiwi yang berjudul “Pengaruh
Kematangan Emosi dan Usia Saat Menikah Terhadap Kepuasan
Pernikahan pada Dewasa Awal” Dalam penelitian ini menggunakan
metode regresi. Penelitian ini di laksanakan di wilayah RT 012/04 Jakarta
Timur dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang dewasa awal yang
menikah. Tehnik pengambilan sampel yang di gunakan adalah purposive
13 Hafisa Idayu, konseling pranikah dalam upaya meningkatkan kesiapan mental menuju keluarga sakinah pada mahasiswi psikologi semester VIII sunan ampel surabaya), skripsi dalam bentuk pdf ,(jurusan bimbingan konseling islam UIN Sunan ampel Surabaya), tahun 2018
11
sampling. Sedangkan yang menjadi fokus penelitian yaitu pengaruh yang
signifikan kematangan emosi dan usia saat menikah terhadap kepuasan
pernikahan pada dewasa awal dan seberapa besar kontribusi kematangan
emosi usia saat menikah terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kematangan
emosi dan usia saat menikah terhadap kepuasan pernikahan, serta ingin
mengetahui besarnya sumbangan kematangan emosi dan usia saat menikah
terhadap kepuasan pernikahan14. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan rumah tangga ditentukan oleh kematangan emosi dan
usia memasuki pernikahan yang matang, baik suami maupun istri.
Persamaan diatas dengan dengan peneliti kali ini adalah pada fokus
penelitian yaitu sama-sama membahas tentang pernikahan dan
kematangan psikologinya, sedangkan perbedaannya yakni pada objek yang
diteliti pada, penelitian yang dilakukan oleh Aulia Nurpratiwi lebih
perfokus pada Pengaruh Kematangan Emosi dan Usia saat Menikah
terhadap Kepuasan Pernikahan pada Dewasa Awal , sedangkan peneliti
sekarang ia lebih berfokus pada konseling pranikah dalam meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin.
3. Penelitian yang dilakukan Nur Handayani, yang berjudul “Efektifitas
Pelaksanaan Bimbingan Konseling Pranikah dalam Membantu Mengatasi
Perceraian (Studi evaluasi BP4 kecamatan Tugumulyo Musi Rawas).
Sedangkan yang menjadi fokus penelitian yaitu proses pelaksanaan, hasil,
14Aulia Nurpratiwi, Pengaruh Kematangan Emosi Dan Usia Saat Menikah Terhadap Kepuasan Pernikahan Pada Dewasa Awal , Skripsi dalam bentuk pdf (Jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Tahun 2010
12
dan efektivitas bimbingan konseling pra nikah dan pasca nikah yang
diterapkan BP4 Kecamatan Tugumulyo sebagai upaya membantu
mengatasi perceraian. Dalam peneitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi ( evaluation reserch). Tehnik
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dekumentasi dan
kuesioner. Tehnik analisis data menggunakan metode kualitatif dengan
model Miles dan Huberman, sedangkan data kuantitatif dianalisis secara
kuantitatif deskriptif yang diprosentasekan secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pelaksanaan bimbingan
konseling pranikah dan pasca nikah yang diterapkan BP4 belum efektif.
Hal ini dapat diketahui dari proses pelaksanan dan hasil kegiatan yang
belum sesuai dengan tujuan dan program yang telah di tetapkan. Dari
perspektif konseling, pendekatan yang digunakan konselor BP4 termasuk
pada pendekatan kognitif behavior dan pendekatan sistem keluarga. Akan
tetapi tahapan-tahapan dalam proses konseling belum dilaksanakan secara
sistematis, seperti pelaksanaan assesment, evaluasi, dan tindak lanjut.15
Persamaan diatas dengan Peneliti kali ini adalah pada fokus
penelitian yaitu sama-sama membahas tentang konseling pranikah,
sedangkan, perbedaannya yakni pada penelitian yang dilakukan oleh Nur
Handayani lebih berfokus pada efektifitas pelaksanaan bimbingan
konseling pranikah dan pasca nikah dalam membantu mengatasi
15Nur Handayani, Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Konseling Pranikah Dan Pasca
Nikah Dalam Membantu Mengatasi Perceraian (Studi evaluasi BP4 kecamatan Tugumulyo), Skripsi dalam bentuk pdf (Jurusan Konsentrasi Bimbingan dan Konsling Islam, Yoyakarta), Tahun 2016.
13
perceraian sedangkan peneliti sekarang lebih memfokuskan pada
konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon
pengantin.
14
Tabel I.I
Ringkasan Telaah Pustaka
No. Nama Judul Rumusan masalah Kerangka teori Persamaan Perbedaan 1 Hafisa
Idayu. Konseling Pranikah dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental Menuju Keluarga Sakinah pada Mahasiswa Psikologi Semester VIII Tahun Ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya.
1. Bagaimana proses konseling pranikah dalam meningkatkan kesiapan mental menuju keluarga sakinah pada mahasiswa psikologi semester VIII tahun ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya? 2. Bagaimanahasil konseling pranikah dalam menigkatkan kesiapan mental menuju keluarga sakinah pada mahasiswa psikologi semester VIII tahun ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya ?
1.Konseling pranikah merupakan konseling yang diselenggarakan untuk calon mempelai sebelum menikah. 2. Kesiapan mental merupakan kemampuan untuk mematangkan diri, kemampuan untuk bersikap saling dan kemampuan untuk mengemban tanggung jawab ataupun tugas. 4.Keluarga sakinah merupakan suatu
Adapun persamaan dengan peneliti yang dilakukan oleh Hafisa Idayu dengan peneliti sekarang adalah sama-sama membahas tentang konseling pranikah dan psikologi individu .
Adapun perbedaannya dalam penelitian ini fokus terhadap mental calon pengantin secara khususnya, sedangkan dalam penelitian sekarang berfokus pada keseluruhan dalam meningkatkan psikologi calon pengantin.
15
bangunan keluarga berdasarkan perkawinan yang sah, dan mengharapkan ridha dari yang maha esa dalam terwujudnya kehidupan sejahtera didunia maupun diakhirat nantinya .
2 Aulia Nurpratiwi.
Pengaruh Kematangan Emosi dan Usia saat Menikah terhadap Kepuasan Pernikahan pada Dewasa Awal.
1.Apakah ada pengaruh yang signifikan kematangan emosi dan usia saat menikah terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal? 2.Seberapa besar kontribusi kematangan emosi dan usia saat menikah trhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal.?
1. Pernikahan merupakan merupakan suatu akad suci dan luhur antara pria dan wanita yang menjadi sebab sahnya adalah statusnya sebagai suami istri. 2. Kepuasan pernikahan menggambarkan evaluasi yang mana ciri-ciri
Persamaan dengan peneliti yang di lakukan oleh Aulia sama-sama membahas tentang pernikahan dan psikologi individu.
Perbedaannya adalah, penelitian yang dilakukan oleh Aulia Nurpratiwi lebih perfokus pada Pengaruh Kematangan Emosi dan Usia saat Menikah terhadap Kepuasan Pernikahan pada Dewasa Awal ,
16
positif menonjol dan ciri-ciri negatif tidak ada. 3. Kematangan emosi sebagai suatu proses dimana kepribadian secara berkesinambungan berupaya mencapai kematangan.
sedangkan peneliti sekarang ia lebih berfokus pada konseling pranikah dalam upaya meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin dengan tehnik terapi Realitas.
3 Nur Handayani.
Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Konseling Pranikah dan Pasca Nikah dalam Membantu Mengatasi Perceraian.
1.Bagaimana proses pelaksanaan dan hasil bimbingan konseling pranikah dan pasca nikah yang diterapkan oleh BP4 Kecamatan Tugumulyodalam membantu mengatasi perceraian? 2.Bagaimana efektifitas pelaksanaan bimbingan konseling pranikah dan pasca nikah yang diterapkan oleh BP4 Kecamatan Tugumulyo
1. Perceraian merupakan kekacauan keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan. 2. Efektifitas merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan baik atau
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Handayani dengan peneliti sekarang adalah sama-sama mengkaji tentang konseling pranikah.
Adapun perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur Handayani lebih berfokus pada efektifitas pelaksanaan bimbingan konseling pranikah dan pasca nikah dalam membantu mengatasi
17
dalam membantu mengatasi perceraian?
3. Faktor-faktor pendukung apa saja yang dapat mempengaruhi efektifitas bimbingan konseling pranikah dan pasca nikah yang diterapkan oleh BP4 Kecamatan Tugumulyo dalam membantu mengatasi perceraian?
tuntas. Sedangkan bimbingan pranikah merupakan pemberian bekal pengetahuan pemahaman dan keterampilan dalam waktu sekurang-kurangnya 16 hingga 24 jam pelajaran kepada calon pengantin. 3. Hasil dari bimbingan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak dalam beribadah menjalani kehidupan rumah tangganya.
perceraian sedangkan peneliti sekarang lebih memfokuskan pada konseling pranikah dalam upaya meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin dengan tehnik terapi Realitas.
18
F. Kerangka Teori
1. Konseling Pranikah
a. Pengertian Konseling Pranikah
Konseling merupakan kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan
dan semua pengalaman-pengalaman difokuskan pada masalah-masalah
tertentu untuk di atasi sendiri oleh orang yang bersangkutan dalam hal ini
adalah konseli. Konseling dapat diartikan sebagai proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien)
yang bermuara teratasinya masalah yang dihadapi klien.16
Sedangkan konseling pranikah merupakan konseling yang
diselenggarakan untuk calon mempelai sebelum menikah. Dalam Latipun
Brammer dan Shostrom mengemukakan tujuan konseling pranikah adalah
membantu patner pranikah (klien) untuk mencapai pemahaman yang lebih
baik tentang dirinya, masing-masing pasangan, dan tuntunan-tuntnan
perkawinan. Tujuan tersebut tampaknya bersifat jangka pendek, sedangkan
jangka panjang sebagaimana dikemukakan dalam Faizah Noer Laela, yaitu
membantu pasangan pranikah untuk membangun dasar-dasar yang
dibutuhkan untuk kehidupan pernikahan yang bahagia dan produktif.17
b. Tujuan konseling pranikah
1) Membantu pasangan calon pengantin untuk mengerti makna dari
pernikahan;
16 Faizah Noer Laila, “Konseling Perkawinan sebagai Salah Satu Upaya Membentuk Keluarga Bahagia”, Jurnal bimbingan dan konseling Islam, Vol 02 (juni, 2012), hal.112
17 Ibid, hal.10
19
2) Membantu pasangan calon pengantin membina pondasi yang kuat
dan menyelaraskan tujuan dalam membentuk keluarga bahagia;
3) Membantu calon pengantin mengerti akan fungsi dan peran
masing-masing;
4) Membantu calon pengantin mempersiapkan diri menjelang
pernikahan, meliputi fisik, psikologis, dan spiritual.18
c. Asas-asas Konseling pernikahan
1) Asas kebahagiaan dunia dan akhirat
Upaya membantu individu mencapai kebahagiaan hidup
didunia dan akhirat. Dalam hal ini kebahagiaan didunia harus
dijadikan sebagai sarana mencapai kebahagiaan akhirat.19
2) Asas sakinnah, mawaddah, waramah
Pernikahan dimaksudkan untuk mncapai keadaan
keluarga yang sakinnah, mawaddah, warrahmah. Keluarga yang
tentram, penuh kasih sayang.20
3) Asas komunikasi dan musyawarah
Ketentuan keluarga yang didasari rasa kasih sayang akan
tercapai manakala dalam keluarga itu senantiasa ada komunikasi
dan musyawarah.21
18
Ibid. 19
Lailatul Siti Anisa dan Yusria Ningsi, Efektifitas Sucatin (kusrus calon pengantin) dalam membentuk Keluarga Bahagia, jurnal bimbingan dan konseling islam, hal 58.
20 Ibid. 21 Ibid,.
20
4) Asas sabar dan tawakkal
Membantu individu pertama-tama untuk bersikap sabar
dan tawakkal dalam menghadapi masalah-masalah pernikahan
dan kehidupan berkeluarga, sebab dengan bersabar dan
bertawakkal akan memperoleh kejernihan berfikir, tidak terburu-
buru mengambil keputusan, dan dengan demikian akan
menemukan keputusan yang lebih baik.22
5) Asas manfaat (maslahat)
Islam banyak memberikan solusi untuk memecahkan
masalah terhadap berbagai masalah pernikahan dan keluarga,
misalnya dengan membuka pintu poligami dan perceraian.
Dengan bersabar dan tawakkal terlbih dahulu, diharapkan pintu
pemecahan masalah pernikahan danrumah tangga maupun yang
diambil nantinya oleh seorang, selalu berkiblat pada mencari
manfaat maslahat yang sebesar-besarnya.23
d. Syarat-syarat proses konseling pranikah
Secara umum terdapat beberapa syarat dalam proses
pelaksanaan konseling pra pernikahan antara lain sebagai berikut.
1) Klien merupakan calon pengantin yang merupakan remaja atau
dewasa yang akan melangsungkan pernikahan. Klien memiliki
motivasi dan kesadaran untuk mengikuti bimbingan konseling
pernikahan.
22 Ibid. 23 Aunur Rahim Fiqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam (Yogyakarta: UII press,
2001), hal. 89-92.
21
2) Masalah pengembangan diri; yaitu kesulitan atau hambatan yang
tidak dapat dipecahkan sendiri oleh konseli berupa teknik atau tips
menciptakan keluarga yang bahagia (sakinah). Contohnya seperti
memilih atau menetapkan calon suami / istri, permasalahan realitas
tradisi pernikahan.
3) Pembimbing merupakan individu yang ahli dan terlatih seperti
konselor, psikolog, ustadz, tokoh agama atau ulama, dokter,perawat
dan tokoh masyarakat atau lembaga konseling lainnya yang masing-
masing pernah mengikuti berbagai training dan pelatihan konseling.
4) Penerapan metode atau teknik konseling melalui penasehatan,dialog
khusus dan kunjungan rumah .
5) Sarana dalam kegiatan bimbingan pranikah:buku panduan
pernikahan.24
Dalam proses konseling pranikah konselor perlu menanamkan
bebrapa faktor penting yang menjadi prasyarat memasuki pernikahan
dan berumah tangga. Sebagaimana yang diungkapkan walgito faktor-
faktor tersebut ialah:25
1) Faktor fisiologis dalam pernikahan
Faktor kesehatan pada umumnya kesehatan ini mempunyai
pengaruh besar terhadap hubungan pernikahan sepasang suami
istri, hal tersebut disebabkan bahwa jika dalam perkawinan
24
Ibid. hlm.27 25
Bambang Ismaya. Bimbingan dan Konseling Studi, Karier, dan Keluarga.(Bandung: Refika Aditama. 2015). hal. 121.
22
keadaan kesehatan terganngu akan mengakibatkan permasalahan
daam keluarga.26
2) Faktor psikologis dalam pernikahan
Faktor psiklogis menjadi asumsi dasar dalam mencapai
keluarga yang bahagia, tanpa persiapan psikologis yang matag baik
dari suami maupun istri akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi pada kehidupan
rumah tangga yang akan dijalani.
Oleh karenanya untuk menentukan calon pasangan dalam
pernikahan seyogyanya individu tidak mendasarkan diri pada segi
perasaan dan juga emosi, tetapi lebih menitik beratkan pada
pertimbangan berdasarkan kemampuan berfikirnya.27
3) Faktor agama dalam pernikahan
Faktor agama merupakan hal yang penting dalam
membangun keluarga. Perkawinan beda agama akan cenderung
menimbulkan berbagai masalah bila dibandingkan dengan
perkawinan seagama. Agama merupkan sumber yang memberikan
bimbingan hidup yang baik secara menyeluruh, dengan bgitu
keluarga yang diidam-idamkan tiap pasangan lebih mudah
tercapai.28
4) Faktor komunikasi dalam pernikahan
26 Ibid. 27
Bimo Walgito. Bimbingan dan Konseling Perkawinan (Yogyakarta: Andi Offset. 2002). hal. 43.
28 Ibid,
23
Komunikasi menjadi hal yang harus diperhatikan oleh
pasangan suami istri. Membangun komunikasi dengan baik
menjadi pintu untuk menghindari kesalahpahaan yang dapat
memicu timbulnya konflik dalam keluarga.29
e. Subjek konseling pranikah
Subjek konseling pranikah adalah individu yang memasuki usia
remaja dan pemuda yang akan atau sedang mempersiapkan diri untuk
memasuki jenjang pernikahan atau hidup berumah tangga. konseling
pranikah bersifat preventif dan dapat dilakukan secara individu maupun
kelompok.30
f. Tipe-tipe konseling pranikah
1) Wawancara dan dialog khusus
Jika yang dinasehati yang meminta untuk dinasehati
seorang diri atau satu pasang calon pengantin maka bentuk
penashatan yang baik adalah dengan wawancara dan dialog secara
tatap muka. Dalam hal ini dialog dilakukan ditempat tertutup atau
tempat khusus untuk konseling pranikah.31
2) Wawancara atau dialog umum
Pemberian nasehat dalam hal ini dapat dilakukan secara
bersama-sama di tempat tertentu dengan metod ceramah dan tanya
29
Ibid, 30
Aunur Rahim Fiqif, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII press, 2001), hal 93.
31 Depag, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah,(Surabaya: Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Dan Penyelenggaraan Haji Kementerian Agama RI, 2010), hal. 33.
24
jawab serta jika perlu dengan latihan misalnya upacara ijab kabul
pernikahan.32
g. Pernikahan dalam Islam
Kegagalan membangun perkawinan yang bahagia dewasa ini,
agaknya dipicu oleh tidak banyaknya pasangan yang membangun
kehidupan perkawinan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasulullah.
Pada hal dalam ajaran Islam, manusia dituntun memasuki kehidupan
perkawinan, mulai dari bagaimana memilih pasangan hidup,
bagaimana membangun keluarga sakinah, sampai kepada bagaimana
menyelesaikan konflik perkawinan berdasarkan petunjuk Alqur’an dan
hadits.
Tujuan perkawinan itu sesungguhnya sangatlah mulia, yaitu
untuk membangun terwujudnya sakinnah mawaddah warrahmah bagi
pasangan suami isteri yang menikah, sebagaimana disebutkan dalam
Alqur’an sebagai berikut:
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Q.S
Ar-Ruum/30 : 21).33
32 Ibid, 33 Ulfatmi, “ Bimbingan Konseling Pernikahan Keluarga Islami”, Intizar, VOL. 21,
Nomor 2, 2015, hlm. 350-351.
25
Menurut perundang-undangan (Undang-undang No 1 tahun
1974) Perkawinan adalah : “ikatan lahir batin antara sorang pria dan
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.” Materi undang-undang ini menegaskan bahwa perkawinan yang
ideal setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terjadi antara pria dan wanita dewasa
2. Ada tujuan yang jelas, dalam hal ini membentuk keluarga yang
bahagia, kekal dan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
3. Harmonis
4. Abadi
Untuk mewujudkan sakinah mawaddah warrahmah itu
tidaklah mudah, makanya Rasulullah memberi penjelasan agar
sesorang yang akan menikah, harus mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk memasuki sebuah pernikahan, dimulai dari
memilih pasangan hidup dengan memperhatikan indikator yang sesuai
dengan pandangan islam, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam
hadis berikut ini yang artinya:“Nabi SAW bersabda seorang wanita
dinikahi atas dasar agamanya, hartanya, kecantikan, dan
keturunannya. Maka utamakanlah kriteria agamanya agar hidupmu
bahagia.” (H.R. al- Turmudzi).34
34 Ibid.
26
Bila memperhatikan petunjuk Rasulullah, sebenarnya ada
sejumlah kriteria dalam urusan memilih calon pasangan hidup yang
terbagi ke pada 6 kategori : 1) agama, 2) kesuburan, 3) kegadisan, 4)
nasab yang baik, 5) bukan keluarga dekat, 6) sekufu.35
h. Tujuan dan Hikmah Pernikahan
1) Tujuan pernikahan
“Menurut Imam Ghazali dalam Ihyanya tujuan perkawinan
itu dapat dikembangkan menjadi lima, yaitu:
a. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan;
b. Memenuhi hajat manusia untuk menyalurkan syahwatnya dan
menumpahkan kasih sayangnya;
c. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan
kerusakan;
d. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab
menerima hak serta kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk
memperoleh harta kekayaan yang halal;
e. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang
tentram atas dasar cinta dan kasih sayang.36
2) Hikmah Pernikahan
Kita menyadari bahwa manusia diciptakan berpasang-
pasangan pria dan wnita lalu diantara pria dan wanita berjodoh-
35 Ibid.,351 36 Pebriana Wulansari, “Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin sebagai Upaya
Pencegahan Perceraian di Kantor Urusan Agama Kdondong Pesawaran, (Skripsi, FDIK IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017), hlm. 42
27
jodoh sehingga dapat menurunkan anak cucu yang banyak
berkembang dan anak hasil pernikahan ini akan membawa berkah
yang tidak sedikit serta mendatangkan kenikmatan hidup sebagai
karunia Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT surat An-
Nahl ayat 72 sebagai berikut :
Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis
kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu,
anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-
baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan
mengingkari nikmat Allah”.37
“Menurut Ali Ahmad Al-Jurjawi hikmah-hikmah
perkawinan itu banyak antara lain:
a. Dengan pernikahan maka banyaklah keturunan;
b. Keadaan hidup manusia tidak akan tentram kecuali jika keadaan
rmah tangganya teratur;
c. Laki-laki dan perempuan adalah dua sekutu yang berfungsi
memakmurkan dunia masing-masing dengan ciri khasnya
berbuat dengan berbagai macam pekerjaan;
37 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahkannya, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pembinaan Agama Islam Direktorat Urusan Agama Islamdan Pembinaan Syariah, 2007),, h. 374
28
d. Manusia diciptakan dengan memiliki rasa ghirah (kecemburuan)
untuk menjaga kehormatan dan kemuliaannya;
e. Sesuai dengan tabiatnya, manusia itu cenderung mengasihi
orang yang dikasihi.38
i. Konseling Pernikahan Islam
Konseling pernikahan dalam konseling Barat dengan istilah
konseling perkawinan, atau couples counseling, marriage counseling,
dan marital counseling. Latipun menjelaskan bahwa konseling
perkawinan dilakukan berdasarkan metode pendidikan, penurunan
ketegangan emosional, membantu partner-partner yang menikah untuk
memecahkan masalah dan cara menentukan pola pemecahan masalah
yang lebih baik. Konseling perkawinan bertujuan memberikan
pemahaman kepada pasangan tentang diri dan pasangannya serta
pemecahan masalah dalam relasi suami istri.39
Aktivitas konseling Islam hakekatnya telah Allah isyaratkan
dalam beberapa ayat Alqur’an yang selama ini juga menjadi rujukan
kegiatan dakwah. Seperti dalam QS. Ali Imran : 104
38 Ali Ahmad Al-Jurjawi, Hikmah Al-Tasyri wa Falsafatuh (Falsafah dan Hikmah Hukum
Islam), Penerjeman: Hadi Mulyo dan sobahus Surur, (Semarang:CV.Asy-Sifa, 1992), h. 256-258 39Yuliyatun, “Praktik Konseling Pernikahan Islam Dalam Pendampingan Tokoh Agama
Menangani Permasalahan Suami Istri”, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 42-45
29
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung”.40
j. Manfaat konseling pranikah
Manfaat konseling pranikah secara psikologis yaitu membantu
pasangan agar lebih matang dalam mengambil kesimpulan untuk
menikah dan membantu pasangan untuk lebih paham tentang
gambaran pernikahan yang sesungguhnya. Manfaat lain secara
psikologis mengenai kemampuan diri dalam menyelesaikan suatu
masalah yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara pasangan yang
dapat menjadi sumber konflik.41
2. Kematangan Psikologi Calon Pengantin
a. Konsep Kematangan Psikologi Calon Pengantin
Pemahaman mengenai kematangan, seseorang yang matang
mampu menampilkan perilaku yang sesuai dengan waktu, tempat, situasi,
budaya, tuntunan peran, dan kondisi permasalahan dimana ia tengah
berada. Ia mampu memahami permasalahan dari sudut pandang yang lebih
luas. Sehingga dapat mengetahui apa yang tepat untuk dilakukan atau
tidak dilakukan dalam situasi tertentu. Dapat mengetahui apa konsekuensi
40Ibid.,, hlm. 45 41 Valentina Rosa Manihuruk, Persepsi Tentang Konseling Pranikah Pada Mahasiswa tingkat
Akhir, (skripsi Fakultas Ilmu Kedokteran, Universitas Indonesia, 2012), hal 18.
30
dari tindakannya. Serta dengan sadar membuat keputusan. Karenanya, ia
pun tidak bergantung pada bimbingan dan pengawasan orang lain.42
Psikologi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan meneliti
tentang tingkah laku manusia atau ilmu tentang gejala-gejala kejiwaan
atau perbuatan manusia pada umumnya. Psikolog, Dra Ratih Andjayani
Ibrahim, MM Psi mengatakan jika diusia remaja sudah menikah,
perkembangan dirinya bisa tidak optimal. “Remaja butuh waktu untuk
perkembangan dirinya, bersosialisasi dan mencari jati diri. Tapi kalau
direnggut kebebasannya untuk menjadi istri dan mengurus rumah tangga,
perkembangannnya tentu tidak optimal”. Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) melihat usia menikah ideal untuk wanita
adalah 20- 35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria.
Pertimbangannya, pada umur 20 tahun keatas, organ produksi
wanita adalah siap mengandung dan melahirkan. Sedangkan pada usia 35
tahun mulai terjadi proses degenaratif atau penurunan fungsi organ. Selain
itu, kematangan psikologis mulai dicapai saat berumur 20 tahun.43
Tanda-tanda seseorang memiliki kematangan secara psikologis,
secara konkritnya, antara lain:
1) Mampu mempertahankan komitmen jangka panjang
42Hesti Nur Lestari, “Konsep Kematangan Individu Dilihat dari Ilmu Psikologis”, dalam
http://googleweblight.com diakses tanggal 14 Desember 2018, pukul 07.56 43Nurvita Indarini, “Sisi Psikologis Dibalik Pasangan Yang Menikah Muda” dalam
http//googleweblight.com, diakses pada tanggal 13 Desember 2018, pukul 23.16.
31
Seorang yang matang mampu menunda pemuasan keinginan
jangka pendek. Dia akan konsisten melakukan hal yang ia yakini
benar.
2) Tidak mudah tergoyahkan oleh ujian maupun kritikan
Seseorang yang matang telah membangun identitas diri yang
mantap. Dia mampu menerima pandangan orang lain dengan
pemikiran yang lapang.
3) Memiliki rasa rendah hati
Seseorang yang matang tidaak terpaku untuk mendapatkan
perhatian atau pengakuan bagi dirinya sendiri. Ia mampu menghargai
peran orang lain dan bersykur pada sang penciptanya. Dan dia
mempunyai bakat dan kemampuan yang diberikan kepadanya.
4) Mampu mengambil keputusan dan bertindak dengan berdasarkan
prinsip, bukan emosi
Seseorang yang matang hidup berdasarkan prinsip dan nilai-
nilai yang mereka yakini. Sehingga tidak bersikap relatif, karakternya
lebih kuat dari emosinya.
5) Mampu menunjukkan rasa syukur secara konsisten
Seorang yang matang mampu melihat dari sudut pandang yang
lebih luas. Sehingga mampu bersyukur atas hal besar maupun kecil
yang mereka miliki atau peroleh. Tidak menuntut hars selalu
menerima hal yang baik atau menyenangkan.
6) Memprioritaskan orang lain diatas diri sendiri secara sehat
32
Seorang yang matang tidak berputar di seputar dirinya sendiri.
Namun berorientasi untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
7) Mencari pertimbangan sebelum bertindak
Seorang yang matang adalah seorang yang “teachable” ia
tidak merasa sudah tau semuanya, sehingga tidak segan meminta
pertimbangan dari pihak lain.44
b. Manfaat Psikologi Pernikahan
Manfaat yang bisa diperoleh pasangan suami-istri ketika mengetahui
ilmu psikologi pernikahan adalah sebagai berikut:
1) Pasangan dapat mengetahui cara memilih pasangan yang tepat
dan mengambil keputusan dalam menikah
2) Pasangan dapat mengetahui cara menyesuaikan diri dan
beradaptasi dalam pernikahan
3) Pasangan dapat mengetahui cara mengelola konflik dan
menyelesaikan masalah dalam pernikahan
4) Pasangan dapat mengetahui komunikasi efektif dan membangun
kebersamaan dalam keluarga
5) Pasangan dapat mengetahui dan memahami kondisi psikologi
anggota keluarga
6) Pasangan dapat mengetahui cara pengasuhan anak dan
perkembangan anak dan remaja dalam keluarga
44Hesti Nur Lestari, “Konsep Kematangan Individu Dilihat dari Ilmu Psikologis”, dalam
http://googleweblight.com diakses tanggal 14 Desember 2018, pukul 08.16.
33
7) Pasangan dapat mengetahui cara mendidik dan membangun
karakter anak dalam keluarga
8) Pasangan dapat mengetahui psikologi kepemimpinan dalam
keluarga.45
c. Aspek-aspek psikologi calon pengantin
Dalam persiapan suatu perkawinan bagi para remaja yang akan
melaksanakan pernikahan dalam rangka mewujudkan sebuah rumah
tangga yang berkualitas dan mampu melaksanakan tugas serta tanggung
jawab dan kewajibannya hendaklah memperhatikan beberapa aspek
psikologis sebagai berikut:
1) Kepribadian
Aspek kepribadian ini amat penting agar masing-masing
pasangan mampu saling menyesuaikan diri, kematangan kepribadian
merupakan faktor utama dalam perkawinan, pasangan kepribadian
yang “matang “ dapat saling menyesuaikan kebutuhan efeksional
atau warohmah (kasih sayang) yang amat penting bagi keharmonisan
keluarga. Memang masing-masing orang tidak ada yang mempunyai
kepribadian sempurna, namun paling tidak masing-masing pasangan
sudah saling tahu kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing,
sehingga diharapkan kelak dapat saling mengisi dan melengkapi.
2) Pendidikan
45 Muhammad Iqbal, “Psikologi Pernikahan”,Skripsi bentuk pdf (Fakultas Psikologi
Universitas Merubuana jakarta), tahun 2017, hlm. 10
34
Taraf kecerdasan dan pendidikan juga perlu diperhatikan
dalam mencari pasangan, lazimnya taraf pendidikan dan kecerdasan
pihak pria lebih tinggi dari pihak wanita, hal ini sesuai pula dengan
taraf kematangan jiwa pria, agar pria sebagai suami lebih berwibawa
dimata istrinya, apa lagi dalam kedudukannya sebagai kepala rumah
tangga.
3) Latar belakang sosial keluarga
Hal ini perlu diperhatikan apakah salah satu pasangan berasal
dari keluarga baik-baik atau tidak (broken home) sebab latar
belakang keluarga ini berpengaruh pada kepribadian anak yang
dibesarkannya, dalam mencari pasangan usahakan pasangan yang
berasal dari kelurga yang baik-baik.
4) Latar belakang budaya
Perbedaaan suku dan bangsa tidak merupakan halangan
untuk saling berkenalan dan akhirnya menikah, namun faktor adat
istiadat atau budaya ini perlu diperhatikan unuk diketahui oleh
masing-masing pasangan agar dapat saling menghargai dan
menyesuaikan diri.
5) Pergaulan
Sebagaimana telah disinggung diatas bahwa sebagai dampak
mordenisasi telah terjadi pergeseran nilai-nilai kehidupan, antara lain
dalam pergaulan sosial muda-mudi. Sebagai persiapan menuju
perkawinan sudah tentu masing-masing calon pasangan saling kenal
35
mengenal terlebih dahulu, dalam pergaulan pernikahan ini
hendaknya tetap di ingat dan tetap mengindahkan nilai-nilai moral,
etik dan kaidah-kaidah agama. 46
Setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis yang terus
menerus hadir dalam rentang kehidupannya dan harus di penuhi. Ketika
seseorang mengalami masalah, hal yang menyebabkan adalah
terlambatnya dalam pemenuhan kebutuhan psikologisnya. Glasser
menjelaskan lima kebutuhan dasar psikologi manusia, meliputi :
1) Kelangsungan hidup (Survival)
Kehidupan fiskik ini bertempat di otak tua yang berlokasi di
sebuah kelompok kecil struktur yang terklaster di puncak tulang
belakang. Gen orang menginstruksikan otak tuanya untuk
melaksanakan semua kegiatan yang menjaga kelangsungan hidupp
yang mendukung kesehatan dan reproduksi (kebutuhan memperoleh
kesehatan, makanan, udara, perlindungan, rasa aman, dan kenyamanan
fisik).
2) Cinta dan rasa memiliki (Love and Belonging)
Salah satu kebutuhan psikologis manusia adalah kebutuhan
untuk merasa memiliki dan terlibat atau melibatkan diri dengan orang
lain. kebutuhan ini di sebut oleh Glasser sebagia identity sociaty, yang
menekankan pentingnya hubungan personal. Aktifitas yang
menunjukkan hubungan ini adalah persahabatan, acara perkumpuln
46 Juhar,”persiapan perkawinan ditinjau dari segi biologis dan psikologis”, dalam
http://bdkpadang.kemenag.co.id/artikel, diakses tangga 14 Desmber 2018, pukul 9.31.
36
tertentu. Bentuk kebutuhan ini adalah social belonging, work
belonging, dan family belonging.
3) Kekuasaan atau prestasi (power or Independence)
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk berprestasi, merasa
beharga, dan mendapatkan pengakuan. Kebbutuhan ini tidak
bergantung pada orang lain, misalnya membuat pilihan dalam
menentukan jurusan kuliah dan sebagainya.
4) Kesenangan (Fun)
Kebutuhan untuk merasa senang, bahagia, yang pada anak-
anak ditunjukkan dengan bermain, pada orang dewasa lebih
berkembang pada aktivitas berlibur, bersantai, dan sebagainya.47
G. Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui
tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta
menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu
pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.48
Metodelogi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,
47 Septian Adi Caraka Subono, “ Teori Konseling Realitas”, dalam
http//www.wordpress.com, diakses tanggal 11 Desember 2018, pukul 10.34. 48 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara
2016), hlm.02.
37
data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri kellmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau olehh penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.49
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang bermaksud
mempelajari secara intensif tentang latar belakang, keadaan sekarang dan
suatu interaksi sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
Dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalilis data penelitian
ini tidak memakai analilis statistik, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian menghasilkan data
deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
diamati.50
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen
kunci sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaanya di lokasi
49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 02. 50 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya)
hlm. 13.
38
mutlak di perlukan. Kehadiran peneliti di lokasi perlu di gambarkan secara
eksplisit dalam laporan penelitian.51
Untuk memperoleh data yang lengkap, peneliti melibatkan diri
dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melakukan pengamatan
secara cermat terhadap objek penelitian. Peneliti bertindak sebagai
instrument kunci sekaligus sebagai pengumpulan data. Cara ini dilakukan
untuk mendapatkan data yang akurat dan lengkap mengenai Konseling
Pranikah Dalam Meningkatkan Kematangan Psikologi Calon Pengantin
Studi Kasus di KUA Kecamatan Batulayar.
3. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data didalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data diperoleh. 52 Karena jenis penelitian kualitatif yang
dilakukan peneliti akan menggunakan sumber data adalah konseling
pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin.
Key Informant adalah informan kunci atau bisa disebut juga
dengan informan kunci dimana peneliti memperoleh data adapun yang
menjadi key informant dalam penelitian ini adalah Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan Batulayar, dengan menggunakan teknik purposive
simple yaitu tehnik pengambilan sample karena ada pertimbangan tertentu,
oleh karena itu sample diambil tidak dengan acak, tetapi ditentukan oleh
peneliti. Untuk mencapai tujuan penelitian maka penulis juga
menggunakan tehnik snowbaling sample yakni tehnik sample yang mula
51 Pedoman Penulisan Skripsi (Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram, 2015) 52Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta. 2010) hal.172 .
39
jumlahnya kecil, menjadi membesar.53 Sehingga peneliti mengambil
sample lain yakni, penghulu KUA, dan calon pengantin yang akan
menikah dan pasangan pengantin yang sudah menikah.
4. Jenis Data
Adapun Jenis data dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung oleh
peneliti (dari tangan pertama), atau yang dikumpulkan oleh peneliti
sendiri dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil
observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil
pengujian. adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini
adalah kepala kantor urusan agama, konselor kantor urusan agama, dan
calon pengantin
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain) atau dari sumber yang sudah ada. Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip (data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak di
publikasikan). Adapun data yang dimaksud diatas adalah data yang
53 Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, dan Kualitatif, dan
R&D (Bandung: Alfabeta, 2014) hal. 85.
40
berupa karya tulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
diperoleh melalui kunjungan penulis dibeberapa tempat, yaitu
perpustakaan Uin Mataram serta dokumen-dokumen yang penulis
dapatkan dari hasil observasi, seperti dokumentasi dan data yang ada di
KUA Kecamatan Batulayar.
5. Prosedur Penggumpulan Data
Proses pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam
suatu penelitian karena suatu keharusan bagi seorang peneliti untuk
memperoleh data yang dibutuhkan. Adapun metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu alat pengumpul
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Metode ini memiliki ciri yang
spesifik dibanding dengan metode pengumpulan data yang lain seperti
kuesioner, dan interview atau wawancara. Kalau kuesioner dan
interview selalu berbicara dengan orang, maka observasi tidak terbatas
pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain, seperti peristiwa-
peristiwa, kejadian-kejadian, benda-benda, prilaku dan sikap baik
secara individu atau kelompok. 54
Observasi dibedakan menjadi tiga yaitu observasi partisipatif,
terus terang dan tersamar, dan observasi tak terstruktur. .
54 Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi (Yogyakarta : Kurnia Alam Semesta 2011 ).
Hal. 117
41
1) Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
data penelitian. Observasi ini dapat digolongkan menjadi 4 bagian
antara lain partisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktip dan
partisipasi lengkap.
2) Observasi Terus - terang atau tersamar
Peneliti dalam hal mengumpulkan data menyatakan terus
terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang aktivitas peneliti.tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak
terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan suatu data yang
masih dirahasiakan.
3) Observasi Terstruktur
Observasi ini dilakukan apabila focus penelitian belum jelas
akan tetapi kalau focus penelitian sudah jelas maka peneliti
menggunakan observasi secara berstruktur dengan menggunakan
pedoman observasi.
Selain peneliti terjun ke lapangan dengan memperhatikan
situasi dan kondisi yang terjadi, maka keterlambatan peneliti dalam
penelitian berperan sebagai persiapan dalam penelitian yang bersifat
pasif. Metode ini peneliti menggunakan untuk mengungkapkan
42
aspek tentang memperoleh data dengan mengamati secara langsung
kegiatan konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan
psikologi calon pengantin di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Batulayar.
b. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, atau ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam. Wawancara
dibagi menjadi 3 bagian yaitu wawancara terstruktur, semi- struktur dan
tak berstruktur.
1) Wawancara Terstruktur ( strutured interview )
Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilaksanakan
secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang
telah dipersiapakan, dan wawancara yang terstruktur itu juga
berpedoman pada daftar pertanyaan.
Jadi peneliti membuat pedoman wawancara yang terkait
tentang apa yang mau diteliti dan berfokus pada apa yang ingin
didapatkan tentang Konseling Pranikah dalam Meningkatkan
Psikologi Calon Pengantin.
2) Wawancara Tak Berstruktur ( unstructured interview )
43
Wawancara ini digunakan dalam penelitian pendahuluan atau
penelitian yang lebih mendalam tentang subyek penelitian. 55
Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara ini telah dilakukan peneliti kepada Calon
Pengantin di KUA Batulayar, untuk melengkapi data yang kurang
dan menguatkan data yang didapat, peneliti juga melakukan
wawancara tidak terstruktur dengan beberapa pengantin yang sudah
menikah di KUA Batulayar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.56 Pada
tahap ini, peneliti mendapat banyak data dari dokumentasi yang telah
dibuat mengenai judul yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti
berupa foto-foto waktu melakukan wawancara dengan kepala, konselor,
55 Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, dan Kualitatif, dan R&D
( Bandung: Alfabeta, 2017 ) hal 226 - 235 56 Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, dan Kualitatif, dan R&D
( Bandung: Alfabeta, 2014) hal 240
44
dan pengantin yang ada di Kantor Urusan Agama Batulayar yang
dilkukan peneliti.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Analisis sebelum di lapangan dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian.
Analisis data selama di lapangan yang digunakan adalah model
Miles dan Huberman. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data
kualitatif di lakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh.57 Aktifitas dalam analisis
data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/ferification
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.
57 Ibid, hlm. 246.
45
b. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antara kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles
dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif, selain itu juga dapat berupa grafis, matrik, network
(jaringan kerja) dan chart.58
c. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.
H. Keabsahan Data
Suatu data dikatakan absah apabila data tersebut menunjukkan hasil
yang sesuai dengan kenyataan dan objek di lapangan setelah dianalisis
dengan seksama.
Jadi uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
credibility (Validitas Interval), transferability (Validitas Eksternal),
dependabily ( reliabilitas), dan Comfirmability (Obyektivitas).59
1) Uji Kredibilitas
58 Ibid, hlm.249. 59 Ibid.
46
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunanan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negative menggunakan bahan referensi dan
memberchek.
a) Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang pernah ditemui maupun yang baru. Dalam perpanjangan
pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya
difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah
data yang diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau
tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data
sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan
dapat diakhiri.
b) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. 60
60 Ibid., hal.272
47
c) Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat teriangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kusioner.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data
yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.61
61 Ibid hal 274
48
d) Analisis Kasus Negatif
Kasus negative adalah kasus yang tidak seseuai dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negative
berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditemukan.
e) Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan
adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia atau
gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto, yang sangat
diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan
oleh peneliti.
f) Memberchek
Memberchek adalah proses penegecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan memberchek adalah utuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati
oleh para pemeberi data berarti datanya tersebut valid, sehingga
semakin kredibel/ dipercaya . 62
62 Ibid ., hal . 276.
49
2) Uji Tranferability
Uji transferability atau biasa disebut juga dengan validitas
eksternal. Oleh karena itu supaya orang lain dapat memahami hasil
penelitian kualitatif maka peneliti dalam membuat laporannya harus
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.
3) Uji Depenability
Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat
mengulangi/ mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian
kualitatif, uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian.
4) Uji Komfirmability
Uji komfirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji
obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif apabila hasil
penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji
komfirmability sama dengan uji dependability sehingga pengujiaanya
dapat dialkukan secara bersamaan. 63
Jadi dalam uji keabsahan data sumber data ini penulis
mengorentasikan pada focus penelitian yang diteliti yaitu dengan berusaha
membandingkan pengamatan data dan wawancara kepada responden yang
ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Batulayar.
63 Ibid hal 277
50
I. Sistematika Pembahasan
Agar proposal skripsi ini tersusun dengan baik dan sistematis, maka penulis
membuat dan menyusun sistematika pembahasan dalam proposal skripsi ini
terdapat empat bab yakni:
1. Pada bagian awal proposal skripsi berisi tentang halaman judul, kata
pengantar, dan daftar isi.
2. Pada BAB I terdapat pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, ruang
lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metodelogi
penelitian, dan sistematika pembahasan.
3. Pada BAB II terdapat hasil temuan dilapangan
4. Pada BAB III terdapat isi atau pembahasan
5. Pada BAB IV terdapat penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
6. Pada akhir Skripsi terdapat Lampiran-lampiran dan daftar pustaka.
51
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Latar Belakang Berdirinya KUA Kecamatan Batulayar
Kantor Urusan Agama Kecamatan Batulayar berdiri pada tahun
2004 yang menangani masalah yang kaitannya dengan Agama Islam yaitu
masalah perkawinan, dan perwakafan yang dianggap sangat penting perlu
diatur dalam undang-undang. Kantor Urusan Agama Kecamatan Batulayar
sebelum mempunyai gedung sendiri Kantor Urusan Agama menetap di
Kantor Desa Sandik dari tahun 2004 sampai 2006 yang kemudian pada
tahun 2007 barulah gedung KUA Kecamatan Batulayar di resmikan oleh
Gubernur H. Lalu Serinata di tempatkan di lokasi yang strategis berada di
pinggir jalan raya tepatnya di Jalan Pariwisata meninting No. 63 Desa
Senteluk Dusun Sandik64.
2. Periodisasi Kepemimpinan
Periodesasi kepemimpinan Kantor Urusan Agama Kecamatan
Batulayar mulai dari berdirinya sampai masa sekarang tahun 2019 sudah
berganti 4 kali. Karena dianggap pentingnya regenerasi, oleh karenanya
Kantor Urusan Agama tidak dimonopoli oleh individu atau perorangan.
Adapun periodesasinya sebagai berikut : H.Lutfi, H. Mujthidin, Lc, Syamsul
Hadi, S. Ag M. Ag, Suhaidi, S. Hi.65
64 Profil , KUA Kecamatan Batulayar, 23 Oktober 2019 65 Ibid., 23 Oktober 2019.
52
3. Data Monografi KUA Kecamatan Batulayar
Tahun Data : 2019
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
Kabupaten : Lombok Barat
Kecamatan : Batulayar
Kode Lokasi : 83355
Alamat : Jln. Pariwisata. Meninting No. 63
Desa Senteluk
Telepon : 082-339-474-363
Luas Tanah : 136 M2
Luas Bangunan : 90 M2
Status : Tanah PEMDA
Nama Kepala : Suhaidi, S. Hi
Tempat/ Tgl. Lahir : Narmada, 31 Desember 1977
NIP : 197712312006041037
Pangkat / Gol : Penata (III/c)
Alamat : Dsn. Labuapi, Desa Labuapi
Jumlah Pegawai
a. Fungsional Khusus (Penghulu) : H. Mujtahidin, Lc
b. Fungsional Khusus (Penghulu) : H. Marzuki
c. Fungsional Khusus (penyuluh) : Bq. Hasnawati
d. Fungsional Umum : BQ. Ratna Hayini
e. Fungsional Umum : BQ. Nuzohariani
53
f. Operator : M. Kaelani
g. Administrasi : Marsawan
Jumlah Peristiwa NR Per Tahun
a. Peristiwa Nikah 2019 : 406 NR
b. Peristiwa Rujuk : -
Jumlah Desa : 9 Desa
Jumlah Tanah Wakaf : 109 Lokasi/ 10. 1021 M2
Jumlah Tanah Sertifikat : 28 Lokasi / 30. 266 M2.
Jumlah Tanah non Sertifikat : 81 Lokasi/ 70.755
Jumlah Penduduk : 46. 883 Jiwa
a.Penduduk Islam : 33. 919 Jiwa
b.Penduduk Kristen : 86 Jiwa
c.Penduduk Katolik : 48 Jiwa
d.Penduduk Budha : 10 Jiwa
e.Penduduk Hindu : 810 Jiwa
Jumlah Tempat Ibadah
a. Masjid : 96 Lokasi
b. Musholla : 27 Lokasi
c. Gereja : -
d. Pure : 10 lokasi
e. Wihara : -66
66 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 30 Oktober 2019.
54
4. Visi dan Misi KUA Kecamatan Batulayar
a. Visi
Terwujudnya masyarakat Islam yang beriman, bertaqwa dan
berahlak mulia yang terpancar pada perilaku sehari-hari dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
b. Misi
Meningkatkan bimbingan, pelayanan dan perlindungan terhadap
masyarakat Islam dalam menjalankan agamanya melalui :
1). Pengembangan keluarga sakinah.
2). Meningkatkan kesadaran hukum.
3). Meningkatkan kesadaran berzakat dan berwakaf.
4). Meningkatkan pelayanan kepada jama’ah haji.
5). Pemberdayaan lembaga keagamaan.
7). Memperkokoh kerukunan antar umat beragama.67
5. Dasar dan Tugas KUA Kecamatan Batulayar
Adapun dasar dari kegiatan kantor urusan agama dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :
a. Undang-undang No. 22 Th. 1946 tentang perceraian, nikah, talak, dan
rujuk.
b. Undang-undang R.I. No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
c. Peraturan pemerintah R. I. No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
Undang-undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
67 Ibid., 18 Oktober 2019
55
d. Peraturan Pemerintah R. I. No. 51 Tahun 2000 Tentang tarif atas jenis
penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementerian Agama
R.I.
e. Peraturan Menteri Agama No. 30 tahun 2005 tentang Wali Hakim.
f. KMA No. 517 Tahun 2001 tentang Penataan Organisasi Kantor Urusan
Agama Kec.
g. PMA No. 30 Tahun 2004 tentang Peningktan Pelayanan Pernikahan
pada KUA Kecamatan.
h. Undang –undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaannya.
i. Peraturan Menteri Agama Nomor: 11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan
Nikah.
j. Peraturan Pemerintah (PP) No. 48 Th. 2014 tentang Biaya Nikah.
k. Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Nikah di luar balai Nikah.68
Tugas Kantor Urusan Agama Islam (KUA) menurut Peraturan
Menteri Agama Nomor: 11 Tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah adalah
terdapat dalam Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang berbunyi “ Kantor
urusan agama yang bertugas melaksanakan sebagian tugas kantor
kementerian agama kabupaten / kota di bidang urusan agama Islam dalam
wilayah kecamatan”. dan untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut
diatas KUA mempunyai fungsi:
68 Ibid.,
56
1) Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi.
2) Menyelenggarakan surat-menyurat, kearsipan, pengetikan, dalam rumah
tangga KUA.
3) Melaksanakan pencatatan NTCR, mengurus dan membina masjid, zakat,
wakaf, ibadah sosial, kependudukan dan kesejahteraan keluarga. Sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh direktur jenderal bimbingan
masyarakat Islam dan berdasarkan peraturan perundang-undangan69.
6. Wilayah, Penduduk dan Tempat Ibadah Kecamatan Batulayar
Wilayah Kecamatan Batulayar merupakan suatu daerah yang dapat
dikatakan sebagai suatu daerah yang memiliki perekonomian yang sedang
mengalami perkembangan, hal ini juga dapat disaksikan melalui sebuah
kajian observasi, yang mana kebanyakan dari penduduk masyarakat
semakin sadar akan pentingnya melaksanakan berbagai hal keagamaan yang
senada dengan peraturan perundang-undangan, kebaikan ini
diimplementasikan oleh masyarakat dengan banyaknya masyarakat
mensekolahkan putrinya pada pendidikan lebih baik dan tinggi, dalam hal
keagamaan untuk mensertifikatkan tanah wakaf dan akte nikah pada pejabat
yang berwenang.70
Dan kajian sertifikat atau legalitas kepemilikan telah peneliti peroleh
beberapa data yang peneliti anggap dapat menjadi tolak ukur akan
kesadaran masyarakat dalam melaksanakan undang-undang dengan baik,
adapun data tersebut akan peneliti tampilkan pada tabel berikut:
69 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 31 Oktober 2019. 70 Observasi, KUA Kecamatan Batulayar, 31 Oktober 2019.
57
Tabel 1.II
No Uraian Ukuran Tanah
1 Tanah Non Sertifikat 81 Lokasi/ 70.755
2 Tanah Bersertifikat 28 Lokasi / 30. 266 M2
Jumlah 109 Lokasi / 101.021 M2
7. Program Kerja KUA Kecamatan Batulayar
a). Jabatan fungsional khusus
1. Penghulu
Tugas kepenghuluan dikaitkan dengan program kerja
mensosialisasikan UU Nomor : 1 Tahun 1974 tentang perkawinan
telah berjalan dngan lancar. Hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah
peristiwa nikah setiap tahun meskipun demikian bukan berarti bahwa
kasus liar atau kawin dibawah tangan tidak terjadi. Namun sejauh ini
belum ada laporan pembantu penghulu tentang adanya kasus seperti
itu. Oleh karena hal ini masih memerlukan evaluasi dan pengawasan
dari pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 1974 tersebut. Dalam hal
penanganan kasus talak dan cerai, senantiasa diarahkan untuk
diselesaikan melalui pengadilan agama. Oleh karena itu, BP4 dalam
kasus ini berada pada posisi yang dilematis71.
Kalau kita melihat jumlah desa dan jumlah penduduk agama
Islam di Kecamatan Batulayar perolehan peristiwa nikah tahun 2019
71 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 23 oktober 2019
58
berjumlah 406 peristiwa rata-rata 35 setiap bulan, namun melihat dari
tahun secara kalkulasi penerimaan nikah tahun 2019 mengalami
peningkatan seiring dengan semakin sadarnya masyarakat tentang arti
pentingnya buku kutipan nikah, disamping kesadaran masyarakat
pendewasaan usia kawin. Hal ini tidak terlepas dari penyuluhan yang
dilakukan oleh kepala KUA pada setiap kesempatan yang ada.72
2. Penyuluh
Pendataan umur atau usia perkawinan, sebab terjadinya
perselisihan dan perceraian merupakan ruang lingkup tugas Binwin.
Dalam setiap kesempatan bimbingan dan penasehatan perkawinan
selalu dilaksanakan kepada calon pengantin atau pasangan suami istri
yang sedang dalam masalah keluarga guna menciptakan keluarga yang
bahagia dan sejahtera, kegiatan ini juga melibatkan organisasi yang
eksis dalam bidang perkawinan terutama melakukan kerja sama
dengan tim penggerak PKK Kecamatan dan Dharma Wanita
kecamatan dengan mensinergi program kerja masing-masing73
Upaya ini dilaksanakan untuk memberikaan penyuluhan dan
bimbingan masing-masing desa untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan reproduksi dan maksud dari menunda
usia perkawinan serta problematika yang dihadapi oleh pasangan
muda74.
72 Ibid. 73 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 23 oktober 2019 74 Ibid.
59
(1). Musabaqoh alqur’an
Semenjak diresmikannya Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Batulayar pada tahun 2004 hingga saat ini ada
beberapa prestasi yang pernah diraih, dalam bidang Musabaqoh
Tilawatil qur’an, kecamatan pernah meraih juara umum ditingkat
Kabupaten Lombok Barat, kejuaraan ini bukan hanya sampai
ditingkat Kabupaten melainkan membawa nama baik Kabupaten
Lombok Barat ketingkat provinsi.
(2). Peribadatan (Kemasjidan)
Patut disyukuri bahwa masyarakat Batulayar adalah
masyarakat yang taat beribadah sehingga dimana-mana lokasi
majlis ta’lim selalu dihadiri jamaah. Hal ini didukung dengan
banyaknya da’i lokal yang dimiliki.75
Adapun sarana tempat peribadatan rata-rata dalam kondisi
baik, bahkan ada beberapa diantaranya dibangun bertingkat, walaupun
kondisi ekonomi masyarakat tergolong tidak mampu. Hal ini
menandakan bahwa kesadaran masyarakat untuk membangun sarana
peribadatan dan sekaligus sebagai perwujudan pengamalan agamanya
yang cukup tinggi.76Jumlah masjid diwilayah Kecamatan Batulayar
sebanyak 96 lokasi, sedangkan Musholla sebanyak kurang lebih 27
lokasi. Dalam melaksanakan tugasnya KUA Batulayar dibantu oleh
75 Profil , KUA Kecamatan Batulayar, 21 Oktober 2019 76 Ibid.
60
beberapa organisasi keagamaan yang mendukung keberhasilan dalam
melaksanakan tugasnya yakni:
1. PHBI
2. BAZIS
3. Forum Komunikasi TPQ (FKTPQ)
4. Forum Komunikasi Remaja Masjid (FKRM)
5. M. T. Haji Mandiri
6. BP.4, P2.A
7. Tim Penyelesaian Kasus-kasus perkawinan
8. LPTQ
9. DMI.77
b). Jabatan Fungsional Umum
1. Bidang Pelaksanaan Tata Usaha
Dalam hal teknis administrasi telah diatur dan dikoordinir
oleh petugas tersendiri. Oleh karenanya semua tugas menyangkut
bidang ini telah dikerjakan sesuai dengan uraian tugas yang telah
diberikan, antara lain telah mengerjakan dan merapikan surat
menyurat menurut klasifikasi dan telah mengagendakan surat
masuk dan surat keluar tahun 2018 dengan perincian sebagai
berikut:78
77 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 21 Oktober 2019
78 Ibid.
61
Tabel 2.II
Daftar Surat Masuk dan Surat Keluar79
No Surat masuk Jumlah Surat Keluar Jumlah Ket.
1 Kemenag Pusat 0 Kemenag Pusat 0
2 Kemenag Wil. Prov.
NTB
0 Kemenag Wil.
Prov. NTB
0
3 Kemenag Kab. Lobar 8 Kemenag Kab.
Lobar
17
4 KUA Kecamatan 55 KUA Kecamatan 217
5 Pengadilan Agama 7 Pengadilan
Agama
5
6 Pemda Kab. Lobar 5 Pemda Kab. Lobar 0
7 Kecamatan 26 Kecamatan 0
8 Kantor Desa 18 Kantor Desa 0
9 Instansi lain-lain 35 Instansi lain-lain 96
Jumlah 154 Jumlah 335
2. Bidang Zakat
Diakui bahwa masalah zakat ini belum sepenuhnya dapat
terlaksana sesuai dengan harapan, hal ini disebabkan adanya
beberapa faktor antara lain:
a. Faktor kesadaran muzaki
b. Faktor masih adanya pengelolaan zakat secara tradisional
79 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 21 Oktober 2019
62
c. Masih belum berfungsinya secara maksimal pengurus BAZIS
dan UPZ
d. Pemahaman ajaran agama masih kurang sempurna
e. Penyalurannya dilakukan secara langsung oleh muzakki.80
Sekalipun banyak faktor penyebab sebagaimana tersebut
diatas, kami mencoba berbuat cara mengadakan pendekatan-
pendekatan dan alhamdulillah sudah membuahkan hasil, setidak-
tidaknya mencatat banyaknya muzakki, mustahiq dan sekaligus
perolehannya.81
B. Model Pelaksanaan Konseling Pranikah Dalam Meningkatkan
Kematangan Psikologi Calon Pengantin di KUA Kecamatan Batulayar
Adapun model pelaksanaan konseling pranikah di KUA Kecamatan
Batulayar menggunakan tahap pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan. Dalam
tahap pra pelaksanaannya ada beberapa prosedur yang harus dipenuhi oleh
calon pengantin sebagaimana yang dikatakan pak suhaidi selaku kepala KUA
Kecamatan Batulayar beliau mengatakan bahwa
“model pelaksanaan yang digunakan pada konseling pranikah disini menggunakan tahapan-tahapan, yakni tahap pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan.tahapan pertama catin mendapftarkan diri, kemudian mengisi formulir pendaftaran dan berkas-berkas lainnya, setelah berkas-berkas di isi barulah catin menunggu informasi dari petugas KUA. Setelah semua memenuhi persyaratan barulah catin akan menuju tahap kedua yakni tahap pelaksanaan konseling pernikahan, yang dimana pada tahap ini kami memberikan materi sebelumnya catin terlebih dahulu mempersiapkan faktor psikogisnya artinya kesiapan mentalnya sebelum menuju pernikahan kemudian barulah kami memberikan
80 Profil, KUA Kecamatan Batulayar, 23 Oktober 2019 81 Ibid.
63
beberapa materi tentang UU pernikahan, materi keluarga berencana, dan materi keluarga sakinah”.82
Hal yang sama juga dibenarkan oleh bapak H. Mujtahidin selaku
penghulu di KUA Kecamatan Batulayar ia mengatakan
“model pelaksanaan konseling yang dilakukan di KUA sebagaimana prosedur yang sudah tercantum bahwa catin harus memenuhi beberapa persyaratan baru catin akan masuk pada tahap pelaksanaan konseling pernikahan”.83
Adapun pendapat calon pengantin mengenai model pelaksanaan
konseling pranikah di KUA Kecamatan Batulayar dalam meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin, disini peneliti menggunakan 5
pasangan, 3 dari pasangan yang sudah menjalani rumah tangga hampir 5 bulan
dan 2 pasanng calon pengantin yang akan mempersiapkan pernikahannya,
peneliti mengambil 3 orang sampel yang sudah berumah tangga agar peneliti
bisa mengetahui manfaat dari konseling yang diberikan KUA setelah menjalani
rumah tangga.
Adapun pendapat calon pengantin mengenai model pelaksanaan
konseling pranikah di KUA Kecamatan Batulayar dari pasangan catin Jupri dan
Ayu mereka mengatakan
“Satu minggu sebelum acara pernikahan kami harus memenuhi beberapa persyaratan dari petugas KUA mulai dari pendaftaran, mengisi formulir, dan biaya administrasi pernikahan, setelah itu kami diberikan nasehat tentang kehidupan rumah tanngga, dan lain-lain.84
Hal yang sama juga dibenarkan oleh pasangan calon pengantin Asri dan
Handayani mereka menuturkan
82 Suhaidi, Wawancara, Ketua KUA Kecamatan Batulayar, 25 Oktober 2019. 83 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu KUA Kecamatan Batulayar, 25 Oktober 2019. 84 Jupri dan Ayu, Wawancara penulis dengan pasangan calon pengantin, KUA Kecamatan
Batulayar, 15 Februari 2020.
64
“Memang benar mbak, kami harus memenuhi persyaratan dulu sebelum melaksanakan acara pernikahan”.85
Dari wawancara peneliti dengaan responden mengenai model
pelaksanaan koneling pranikah yang dilaksanakan KUA Kecamatan Batulayar
dilakukan dengan dua tahap pada tahap pertama pengantin harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan oleh petugas, baru kemudian calon
pengantin melaksanakan konseling pernikahan.
Adapun materi yang diberikan dalam tahap pelaksanaan konseling
pranikah di KUA Kecamatan Batulayar mengenai materi tenang UU
perkawinan atau pernikahan, keluarga sakinah, dan materi tentang keluarga
berencana.
Sebagaimana yang di paparkan oleh Ibu Baiq. Hasnawati selaku
penyuluh di KUA Kecamtan Batulayar beliau mengatakan:
“menurut saya tahap pelaksanaan konseling pranikah tidak lepas dari materi nah disini saya selaku penyuluh atau bisa dikatakan konselor yang memberikan nasehat kepada calon pengantin tentang bagaimanna membina hubungan setelah menikah, bagaimana menjaga kesehatan dalam keluaraga dan lain-lain yang pada hakekatnya tujuan dalam pernikahan itu tercapai yakni mengharapkan keluarga yang sakinnah,mawaddah dan warrahmah. Oleh karenanya dengan adanya konseling pranikah diharapkan calon pengantin yang akan menjadi pasangan suami istri bisa menjadi keluarga yang sesuai dengan harapannya”.86
Adapun materi yang diberikan konselor dalam tahap pelaksanaan
konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon
pengantin di KUA Kecamatan Batulayar yakni
85 Asri dan Handayani , wawancara penulis dengan calon pengantin, KUA Kecamatan
Batulayar, 25 Februari 2020. 86 Baq. Hasnawati, Wawancara, Konselor, KUA Kecamatan Batulayar, 25 Oktober 2019.
65
1. Materi pernikahan yang diberikan selaku penyuluh di KUA sebagaimana
yang ia katakan:
“Materi pernikahan kami berikan kepada calon pengantin agar mereka bisa mengetahui bagaimana kehidupan setelah menikah, bagaimana hak dan kewajiban suami istri, bagaimana membagun keluarga yang sakinah sesuai tuntunan agama”.87
Adapun pemberian materi pernikahan yang diberikan konselor
kepada konseli atau calon pengantin bertujuan agar calon pengantin bisa
menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bisa mengetahui
hak dan kewajiban masing-masing. Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan
konseling pranikah itu sendiri
Hal tersebut dibenarkan oleh kepala KUA Kecamatan Batulayar
mengenai pemberian materi pernikahan kepada calon pengantin beliau
mengatakan
“materi pernikahan merupakan materi inti dari sebuah pelaksanaan konseling, karena itu sebagai bekal calon pengantin menjalani kehidupan rumah tangganya”.88 Hal yang sama juga dibenarkan oleh pasangan yang sudah mengikuti
pemberian materi tentang pernikahan yakni pasangan Hartomo dan Ami
yang sudah memasuki kehidupan rumah tangga.
“Memang dulu kami diberikan materi pernikahan yang dimana pembahsannya tentang hukum, dan hak-hak dan kewajiban suami istri, begitulah seingat kami dulu”.89
2. Materi keluarga sakinah yang diberikan oleh selaku konselor sendiri
mengatakan bahwa:
87 Ibid. 88 Suhaidi, Wawancara, Kepala KUA Kecamatan Batulayar, 25 Oktober 2019. 89 Hartomo dan Ami, wawancara, pasangan suami istri, Batulayar, 26 Oktober 2019.
66
“Keluarga sakinnah maksudnya diharapkan menjadi keluarga yang bahagia dan tentram, agar kehidupan setelah pernikahan menjadi langgeng sampai maut memisahkan dengan cara membangun pondasi agama yang tepat artinya membangun jiwa-jiwa spiritual yang kuat, dengan, sholat berjamaah, mengaji,dan lain-lain”.90
Sebagaimana pendapat H. Mujtahidin selaku penghulu mengenai
materi keluarga sakinah ia mengatakan:
“Menurut saya materi keluarga sakinnah merupakan materi yang sangat penting untuk calon pengantin yang dimana calon pengantin bisa membangun keutuhan rumah tangganya melalui pembekalan materi keluarga sakinah”.91
Hal ini juga dibenarkan oleh pasangan Saleh dan Nurjannah yang
sudah mengikuti materi keluarga sakinnah mereka menuturkan bahwa;
“Materi yang berkaitan tentang keluarga sakinah seingat saya dulu kami diberikan oleh petugas KUA, dan dulu kami sangat antusias mendengarkan nashat dari pembimbing”.92
Dalam pemberian materi keluarga sakinah diharapakan calon
pengantin bisa membangun keutuhan rumah tangganya dengan
mengamalkan pengetahuan yang di dapatkannnya, selanjutnya materi yang
diberikan oleh petugas KUA Kecamatan Batulayar atau biasa disebut
pemateri atau konselor yakni tentang materi keluarga berencana
3. Materi keluarga berencana dalam hal ini disampaikan oleh penyuluh ia
mengatakan bahwa:
“Pemberian materi tentang keluarga berencana dengan tujuan agar perkembangan individu bisa terarah dan kesejahteraan dalam
90 Baiq. Hasnawati, wawancara, Penyuluh, KUA Kecamatan Batulayar, 27 Oktober 2019. 91 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu, KUA Kecamatan Batulayar, 15 November 2019. 92 Saleh dan Nurjannah, Wawancara, pasangan suami istri, Batulayar, 16 November 2019.
67
suatu keluarga bisa menjadi baik, mulai dari pendidikan anak, kesehatan, dan perekonomiannya, bisa terarah sebaik mungkin”.93
Sebagaimana juga wawancara peneliti dengan penghulu mengenai
materi keluarga berencana ia mengatakan:
“Menurut saya tentang materi keluarga berencana ini merupakan ilmu yang sangat penting, agar kedepannya pasangan tersebut bisa mengelola rumah tangganya sebaik mungkin, mengelola dalam arti mengelola jarak kehamilan, mengelola keuangan, dan lain-lainnya, seperti itu menurut saya”.94
Hal yang sama juga dibenarkan oleh pasangan suami istri mengenai
materi keluarga berencana yang disampaikan oleh penasehat di KUA
Kecamatan Batulayar mereka menuturkan bahwa:
“Dulu kami ketika mengikuti konseling pranikah di KUA kami diberikan materi tentang KB atau keluarga berencana, seperti itu”.95
Konseling pranikah yang dilaksanakan di KUA Kecamatan
Batulayar dilaksanakan setiap jam kerja yang ditentukan oleh petugas KUA
sendiri, adapun materi-materi yang telah diberikan pihak penasehat entah itu
penyuluh, penghulu, bahkan kepala KUA pun ikut berperan aktif dalam
pelaksanaan konseling pernikahan.96 Sebagaimana yang dikatakan
responden terhadap peneliti bahwa:
“Dalam pelaksanaan konseling pernikahan yang kami lakukan disini tidak lepas dari subyek dalam kata lain orang yang sebagai penasehat, didalam proses penasehatan tentunya ada yang namanya objek atau orang yang dinasehati yakni calon pengantin yang hendak melaksanakan pernikahan. Nah, dalam hal ini saya selaku kepala KUA pun ikut berperan jika teman-teman disini ada
93Baiq. Hasnawati, Wawancara, penyuluh , KUA Kecamatan Batulayar, 16 November
2019. 94 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu KUA Kecamatan Batulayar, 17 November 2019. 95 Rumdhan dan Ismi, Wawancara, Pasangan suami istri, Batulayar, 17 November 2019. 96 Observasi, Peneliti, diKUA Kecamatan Batulayar, 18 November 2019.
68
halangan saya pun menggantikannya sebagai konselor, tentunya seorang konselor harus mempunyai pengetahuan yang lebih dan bahkan mempunyai kualifikasi sertifikat sebagai penyuluh atau konselor”.97
Konseling pernikahan yang dilaksanakan di KUA Kecamatan
Batulayar dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin
dilakukan dengan pemberian materi tentang pernikahan, keluarga sakinah,
keluarga berencana, dan lain-lain. Adapun yang menjadi konselor yakni
penyuluh dan penghulu yang ada di KUA sendiri, kemudian adapun yang
menjadi objek dalam konseling tidak lepas dari calon pengantin yang sudah
memasuki usia pernikahan.
Dalam pemberian materi konseling pernikahan KUA Kecamatan
Batulayar menggunakan beberapa metode dan media sesuai wawancara
peneliti dengan kepala KUA Kecamatan Batulayar beliau mengatakan
bahwa:
“Dalam pemberian materi kami disini menggunakan beberapa metode yakni metode ceramah, dan tanya jawab. Metode tersebut kami berikan kepada peserta konseling agar lebih memahami materi yang sudah diberikan. Bahkan kami memberikan beberapa tes kepada calon pengantin supaya kita tahu sejauh mana pengetahuannya, kemudian disini kami menggunakan media dalam pemberian materi yang kami gunakan disini yakni media lisan dan tulisan, media lisan berupa suara dari kami sendiri kemudian media tulisan berupa buku panduan tentang pernikahan, nah seperti itu kiranya dek”.98
Hal tersebut juga dibenarkan oleh penghulu KUA terkait metode dan
media yang digunakan dalam pelaksanaan konseling pranikah calon
pengantin, beliau mengatakan:
97 Suhaidi, Wawancara, Kepala KUA Kecamatan Batulayar, 18 November 2019. 98 Ibid.
69
“Memang benar kiranya kami menggunakan metode dan media seperti yang dijelaskan oleh pak kepala sendiri, bahkan kami memberikan tes kepada calon pengantin seperti tes dalam membaca doa-doa yang mudah-mudah seperti membaca doa masuk wc dan lain-lain. Nah, dari hal sepele seperti itu kami jadi tahu sampai mana pengetahuan peserta konseling barulah kami memberikan pendalaman materi”99
Berdasarkan wawancara peneliti terhadap responden terkait metode
dan media dalam pelaksanaan konseling pranikah calon pengantin, bahkan
peserta konseling juga membenarkan hal terkait yakni dari pasanagan Jupri
dan Ayu mereka mengatakan
“waktu kami diberikan materi disana kami diberikan beberapa pertanyaan dan lain-lain”.100
Hal yang sama juga dibenarkan oleh pasangan calon pengantin Asri
dan Handayani mereka mengatakan bahwa
“Selain diberikan pertanyaan kami juga diberikan latihan tentang tata cara ijab kabul dan doa-doa lainnya”.101 Adapun mengenai media yang digunakan responden terkait
pelaksanaan konseling pranikah di KUA Kecamatan Batulayar sebagaimana
yang diungkapkan pak suhaidi selaku kepala KUA dengan menggunakan
media lisan dalam setiap pelaksanaan konseling. Seperti yang diungkapakan
pasangan pengantin dari hasil wawancara mengenai model pelaksanaan
konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon
pengantin di KUA Kecamatan Batulayar, adapun mereka menuturkan
bahwa:
99 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu KUA Kecamatan Batulayar, 19 November 2019. 100 Jupri dan Ayu, Wawancara, calon pengantin, Batulayar, 19 November 2019. 101 Asri dan Handayani, Wawancara, Calon pengantin, Batulayar, 19 November 2019.
70
“Kami berdua sangat puas dengan pelaksanaan konseling yang diberikan oleh petugas KUA meski banyak tahap yang harus kami lalui”.102
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pasanagn pengantin yang
sudah melaksanakan konseling pranikah
“Dalam pelaksanaan konseling kami mendapatkan banyak pengetahuan tentang kehidupan rumah tangga, walau banyak proses yang kami lalui”.103
Pendapat yang lain juga mengatakan:
“mulai dari tahap pertama sampai tahap pelaksanaan kami mendaptkan banyak pelajaran dalam kegiatan tersebut”.104
Hal tersebut juga dituturkan oleh pasangan Artomo dan Ami mereka
mengatakan bahwa:
“Alhamdulillah, kami merasa sangat bersyukur sudah mengikuti kegiatan tersebut karna dari kegiatan tersebut banyak ilmu dan pengetahuan yang kami dapatkan”.105 Sebagaimana ungkapan pasangan pengantin Saleh dan Nurjannah,
mereka mengatakan bahwa:
“pelaksanaan konseling yang diberikan sangat memuaskan sehingga alhamdulillah sampe detik ini kami berumah tangga baik-baik aja”.106 Jadi dari hasil wawancara diatas mengenai model pelaksanaan
konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi calon
pengantin yang digunakan oleh KUA Kecamatan Batulayar menggunakan
tahapan, yang dimana tahap pertama calon pengantin harus memenuhi
persyaratan yang diberikan oleh petugas, setelah itu barulah calon pengantin
102 Ibid. 103 Rumdhan dan Ismi, wawancara, pasangan suami istri, Batulayar, 20 November 2019. 104 Jupri dan Ayu, Wawancara, calon pengantin, Batulayar, 20 November 2019. 105 Artomo dan Ami, Wawancara, Pasanagan suami istri, Batulayar, 20 November 2019. 106 Saleh dan Nurjannah, Wawancara, Pasangan suami istri, Batulayar, 20 November
2019.
71
menuju pada tahap pelaksanaan konseling pranikah, dalam meningkatkan
psikologi calon pengantin diberikan materi-materi tentang pernikahan dan
lain-lain dengan metode dan media yang digunakan petugas KUA yang
sudah dijelaskan oleh kepala KUA sendiri, sehingga dalam pelaksanaannya
berjalan lancar berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti
melihat bahwa calon pengantin dan pengantin yang sudah mengikuti
pelaksanaan konseling pranikah sudah merasakan manfaat dari konseling di
kehidupan berumah tangganya dari penuturan pasangan Saleh dan
Nurjannah, Artomo dan Ami, Rumdhan dan Ismi, Jupri dan Ayu, dan
pasangan Asri dan Handayani, sehingga mereka mampu membangun
keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan warrahmah.
C. Konsep Konseling yang digunakan dalam Konseling Pranikah dalam
Meningkatkan Kematangan Psikologi Calon Pengantin di KUA
Kecamatan Batulayar
Adapun konsep konseling yang digunakan dalam konseling pranikah
untuk meningkatkan psikologi calon pengantin di KUA Kecamatan Batulayar
menurut kepala KUA Kecamatan Batulayar yakni bapak Suaidi beliau
mengatakan bahwa
“Mengenai konsep konseling yang kami gunakan dalam konseling pranikah disini, kami menggunakan dua konsep yakni konsep konseling individual dan kelompok. Seperti pembahasan sebelumnya didalam pelaksanaan pemberian materi konseling pernikahan nah disana kami menerapkan konsep tersebut, disaat calon pengantin sudah memenuhi persyaratan barulah kami memberikan materi kemudian kami menggunakan konseling individu. Sedangkan konsep konseling kelompok yang kami gunakan disini kami fokuskan kepada remaja yang sudah memasuki usia dewasa awal, materi yang kami berikan adalah bagaimana gambaran kehidupan setelah menikah, dampak
72
pernikahan dibawah umur, dan lain-lain. seperti itu jelasnya. Adapun mengenai metode yang kami gunakan sama halnya dalam pembahasan pada model pelaksanaan konseling pranikah dengan metode ceramah dan tanya jawab, kemudian terkait media disini kami menggunakan lisan dan memberikan buku panduan pernikahan. Hal yang sama juga kami terapkan pada konseling kelompok perbedaanya pada objek atau peserta konselingnya, pada konseling kelompok kami tujukan pada remaja awal”.107
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh penghulu yang ada di KUA
Kecamatan Batulayar yakni Bapak H. Mujtahidin ia mengatakan:
“Konsep konseling yang diterapkan di sini menggunakan konsep konseling individu dan kelompok, konseling individu yang digunakan disini calon pengantin yang hendak menikah yang dimana setelah calon pengantin memenuhi tahap pra pelaksanaan dan mengisi formulir dan sebagainya barulah pihak kami menginformasikan kepada pasangan calon pengantin untuk melakukan konseling individu di ruangan khusus yang membahas seputar gambaran tentang pernikahan. Sedangkan konseling kelompok disini kami lakukan di remaja-remaja yang akan memasuki usia pernikahan”.108
Adapun mengenai konsep konseling individu dan kelompok menurut
beberapa ahli sebagaimana Prayitno mengatakan
“Konseling individual adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara peserta konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami kesulitan yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien”.109
Sedangkan konsep konseling kelompok menurut Tatik Romlah ia
mengartikan
“Konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya tersebut bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan lebih mudah”.110
107 Suhaidi, Wawancara, Kepala KUA Kecamatan Batulayar, 21 November 2019. 108 H. Mujtahidin, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 21 November 2019. 109 Prayitno, Konseling Perorangan, (Padang, Universitas Negeri Padang, 2005) hal.52. 110 http://kamilahnoor.wordpress.com diakses pada tanggal 25 November jam 22:37.
73
Konseling kelompok merupakan layanan konseling kelompok yang
berupa informasi tentang kehidupan berumah tangga aspek-aspek usia
pernikahan yang ideal yang ditujukan kepada kumpulan calon atau bakal
pengantin yang sudah memasuki usia pernikahan. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan Kepala KUA Kecamatan Batulayar yakni Bapak
Suhaidi, S. Hi beliau menjelaskan bahwa:
“Konseling kelompok disini kami targetkan pada sebuah lembaga seperti pondok pesantren yang menjadi sasarannya adalah anak-anak remaja yang telah memasuki syarat kelayakan sebagaimana Firman Allah yang memerintahkan kepada seluruh wali nikah untuk menikahkan perwaliannya yang telah memenuhi syarat kelayakan, syarat kelayakan ini tinjauannya sangat luas yang pertama, aspek kelayakan usia, aspek kelayakan dari sisi pendidikan (agama), aspek kelayakan dari sisi nafkah (zahir dan batin), yang keempat aspek kelayakan dari sisi kesehatan.”111
Hal yang sama di ungkapkan oleh ibu Bq. Hasnawati sebagai penyuluh
di KUA Kecamatan Batulayar, ia mengatakan bahwa:
“Konseling Kelompok yang di adakan di KUA kami pusatkan kepada remaja-remaja yang teah memasuki usia pernikahan, disini kami memberikan bimbingan secara kelompok yang membahas tentang pernikahan dengan bahasa-bahasa agama tentunya”.112
Bapak H. Mujtahidin selaku penghulu di KUA Kecamatan Batulayar
juga berpendapat bahwa:
“Bimbingan klasikal atau konseling kelompok yang diterapkan KUA hanya diberikan kepada remaja-remaja yang telah memasuki usia perkawinan, yang pantas mendapatkan informasi-informasi tentang pernikahan dalam Islam itu sendiri seperti apa”.113
Konseling individu yang diberikan kepada calon pengantin yang datang
ke KUA Kecamatan Batulayar, yang hendak melaksanakan akad, diberikan
111 Suhaidi, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019. 112 Hasnawati, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019. 113 H. Mujtahidin, wawancara, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019.
74
bimbingan pernikahan secara individu pada setiap calon pasangan yang hendak
melakukan pernikahan.Adapun materi yang diberikan kepada calon pengantin
tentang pernikahan, keluarga berencana dan keluarga sakinah dan lain-lain.114
Sedangkan konsep konseling kelompok yang dilaksanakan oleh KUA
Kecamatan Batulayar kepada remaja yang sudah memasuki usia pernikahan
diberikan konseling kelompok, yang dimana materi yang diberikan disini
mengenai gambaran kehidupan setelah menikah, bahaya penikahan dibawah
umur dan lain-lain.115
Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti dengan pegawai yang
ada di KUA Kecamatan Batulayar diatas memang usia pernikahan memang
sangat penting dalam membangun sebuah rumah tangga karena usia juga
berpengaruh pada sisi psikis setiap individu dan kelompok, yang dimana
tingkat emosi seseorang ada yang bisa terkontrol dan ada yang tidak bisa,
karena kadang usia yang masih terlalu muda untuk memasuki dunia keluarga
kadang bisa mengakibatkan percekcokan dan berujung perceraian.116
Sebagaimana ungkapan beberapa pasangan pengantin yang telah
peneliti wawancarai mereka berpendapat bahwa:
“Saya menikah dulu pada usia 23 tahun sedangkan suami saya sekitar 29 tahun selama menjalankan kehidupan rumah tangga pasti ada kesulitan yang kami lalui, akan tetapi alhamdulillah kami bisa melewatinya sampai sekarang kami baik-baik saja”.117
114 Observasi, Peneliti, KUA Kecamatan Batulayar, 22 November 2019. 115 Ibid. 116 Ibid. 117 Saleh dan Nurjannah (pasangan pengantin), wawancara, Batulayar, 23 November
2019.
75
Hal yang sama juga dipaparkan oleh pasangan Artomo dan Ami yang
sudah menjalani rumah tangga hampir 2 tahun lamanya, ia mengatakan bahwa:
“Kami sampai sekarang merasa bahagia karna disaat menikah dulu kami sama-sama sudah dewasa dan sudah siap untuk membangun sebuah keluarga suka duka kami lalui bersama”.118
Dari beberapa pendapat pasangan diatas yang peneliti telah wawancarai
bahwa memang usia pernikahan sangat mempengaruhi tingkat emosional dan
tingkah laku seseorang.119
Konseling individu dan kelompok yang digunakan KUA Kecamatan
Batulayar merupakan konsep konseling yang sangat efektif dimana calon
pengantin secara khusus di berikan pengarahan tentang hak dan kewajiban
menjadi suami istri, sedangkan remaja yang memasuki usia pernikahan
diberikan motivasi dan gambaran tentang kehidupan setelah pernikahan dan
dampak pernikahan dini, sebagaimana ungkapan beberapa pasangan pengantin
dan remaja yang sudah melakukan konseling individu dan kelompok di KUA
Kecamatan Batulayar,
“Waktu itu saya dan suami saya masuk di sebuah ruangan khusus yang ada di KUA untuk diberikan informasi seputar pernikahan, dan bagaimana menjadi suami dan isteri yang bertanggung jawab, begitulah seingat saya dulu.”120
Hal yang sama juga di rasakan oleh pasangan Saleh dan Nurjannah,
mereka berpendapat bahwa:
“Seingat saya dulu kami diberikan pencerahan kemudian di suruh bertanya jika ada yang masih mengganjal, disebuah ruangan khusus di KUA.”121
118 Artomo dan Ami (pasangan pengantin 2018), wawancara, Batulayar, 26 Oktber 2019. 119 Observasi, Batulayar 26 Oktober 2019. 120 Artomo dan Ami, Wawancara, pasangan suami istri, Batulayar 23 November 2019. 121Saleh dan Nurjannah, Wawancara,pasangan suami istri, Batulayar 23 November 2019.
76
Pasangan Jupri dan Ayu juga berpendapat bahwa :
“Sebelum kami melangsungkan akad nikah beberapa hari sebelumnya kami dipanggil ke KUA dan di masukkan di ruangan dan berikan ceramah tentang pernikahan setelah itu kami diberikan tanya jawab oleh petugas KUA”.122
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh pasangan calon pengantin Asri
dan Handayani mengenai konseling individu:
“Memang seperti itu kami diberiakan layanan khusus pada sebuah ruangan yang didalam ruanagn tersebut kami diberikan pemahaman dan pertanyaan seputar pernikahan”.123
Adapun terkait konsep konseling kelompok yang digunakan KUA
Kecamatan Batulayar peneliti melakukan wawancara kepada Selfia dan Haekal
yang pernah mengikuti konseling kelompok mereka menuturkan bahwa:
“Sebelum saya mengikuti konseling kelompok ini saya tidak mengetahui apa-apa tentang bahayanya pernikahan dini, saya mengira berkeluarga itu mulus, tidak ada lika likunya, disana kami diberikan ceramah oleh petugas KUA”.124
Hal yang sama juga disambung oleh Haekal:
“Awalnya saya malas mengikuti acara-acara seperti itu, akan tetapi lama-lama saya merasa senang karna banyak penegtahuan yang kami belum tahu, karna saya merasa itu sangat penting untuk saya kedepannya.125
Adapun mengenai konsep konseling individu dan konseling kelompok
yang sudah dilaksanakan oleh pihak KUA, ibu Baiq Hasnawati selaku
penyuluh di KUA mengatakan:
“Dengan adanya kegiatan tersebut kami berharap masalah kawin cerai-kawin cerai dikecamatan batulayar ini sedikit berkurang, dan jumlah pernikahan dibawah umur kedepannya tidak ada, itu harapan
122 Jupri dan Ayu, Wawancara, Pasangan pengantin, 23 November 2019. 123 Asri dan Handayani, Wawancara, pasangan pengantin, 23 November 2019. 124 Selfia, Wawancara, Remaja Dewasa Awal, Batulayar, 25 November 2019. 125 Haekal, Wawancara, Remaja Dewasa Awal, Batulayar, 25 November 2019.
77
kami. Dan agar tujuan pernikahan itu tercapai membina keluaga yang sakinnah, mawadah, dan warrahmah”.126
Sedangkan pak H. Mujtahidin selaku penghulu mengatakan:
“Kami berharap peserta konseling pranikah baik itu individu maupun kelompok agar bisa menjadi atau membina rumah tangga dan keluarganya, dan menjadikan pernikahan sebagai jambatan menuju surga yang diridhai, karna pernikahan itu adalah menyatukan kedua belah pihak menjadi ikatan yang suci”.127
Kemudian disambung lagi oleh kepala KUA Kecamatan Batulayar pak
Suhaidi mengatakan
“Setelah kami memberikan nasehat-nasehat perkawinan semoga semua peserta bisa menerapkannya pada kehidupan sehari-hari ketika dalam berumah tangga maupun yang belum berumah tangga agar lebih mendalami psikologi atau menyiapkan mental sebelum memasuki dunia pernikahan”.128
Dari beberapa pasangan yang peneliti telah wawancarai bahwa konsep
konseling yang digunakan di KUA Kecamatan Batulayar menggunakan konsep
konseling individu dan kelompok yang dimana konseling ini berupa bantuan
yang diberikan petugas KUA terhadap pasangan pengantin dan remaja dewasa
awal berupa nasihat-nasihat pernikahan yang secara perorangan dan kelompok,
yang dimana juga pihak KUA memberikan tanya jawab kepada peserta jika ada
yang masih diragukan atau mengganjal di hati dan pikiran mereka masing-
masing.129
126Baiq Hasnawati, Wawancara, Penyuluh KUA Kecamatan Batulayar, 26 November
2019. 127 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu, KUA Kecamtan Batulayar, 26 November 2019. 128 Suahidi, Wawancara, Kepala Kua Kecamatan Batulayar, 26 November 2019. 129 Observasi, 26 Novemeber 2019.
78
BAB III
PEMBAHASAN
Konseling pranikah merupakan salah satu upaya membantu calon
pengantin untuk mengetahui kemungkinan tantangan dan permasalahn hidup
dalam berumah tangga nantinya. Sehingga dalam konseling pranikah calon
pasangan suami istri akan dibekali keterampilan dan pengetahuan dalam
memecahkan masalah sebagai antisipasi.130
Adapun peserta yang mengikuti konseling pranikah adalah pasangan calon
pengantin yang sudah mempersiapkan pernikahannya dan remaja dewasa awal
yang sudah memasuki usia pernikahan.
Di KUA Kecamatan Batulayar konseling pranikah digunakan oleh petugas
KUA baik itu penyuluh, penghulu, dan kepala untuk membantu calon pengantin
dan remaja mempersiapkan pengetahuan, baik secara fisik(material), psikis, dan
agama dalam menghadapi kehidupan berumah tangga nantinya demi mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sebagaimana yang di jelaskan oleh Suhaidi selaku Kepala KUA pada bab
paparan data dan temuan dalam konseling pranikah untuk meningkatkan
psikologis calon pengantin maka Suhaidi menyiapakan model pelaksanaan
konseling pranikah dan konsep yang digunakan dalam konseling pranikah untuk
membantu calon pengantin meningkatkan kematangan psikologinya.
130 Hafisa Idayu, Konseling Pranikah Dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental
Menuju Keluarga Sakinah Pada Mahasiswa Psikologi Semester VII Tahun Ajaran 2017/2018 UIN Sunan Ampel Surabaya, Skripsi dalam bentuk pdf (Jurusan Dakwah Bimbingan Dan Konseling Islam UIN Sunan Ampel Surabaya ,2018), hlm.36.
79
A. Model Pelaksanaan Konseling Pranikah Dalam Meningkatkan
Kematangan Psikologis Calon Pengantin di KUA Kecamatan Batulayar
Adapun mengenai model pelaksanaan konseling pranikah yang
dilaksanakan oleh Petugas KUA Kecamatan Batulayar untuk meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin menggunakan dua tahapan yakni:
a. Tahap pra pelaksanaan
Pada tahap pra pelaksanaan merupakan bagian yang penting dari
langkah suatu pola pengajaran. Setiap usaha apapun akan berjalan secara
efektif dan efisien, jika sebelumya sudah direncanakan secara matang.
Karena penyelenggaraan segala kegiatan akan berjalan lebih terarah dan
teratur.
Adapun pada tahap prapelaksanaan yang diberikan oleh Suhaidi di
KUA Kecamatan Batulayar disini mengatakan pengantin harus menyiapkan
beberapa prosedur sesuai dengan yang ditetapkan oleh kementerian agama.
a. Pesiapan mental atau psikologis;
b. Calon pengantin harus mendaftarkan diri H-7 sebelum acara pernikahan;
c. Pengantin harus mengisi formulir pendaftaran;
d. Pengantin harus menyelesaikan administari pernikahan;
e. Setelah semua selesai barulah calon pengantin membawa berkas-berkas
ke petugas KUA yang dibantu dengan aparat desa, yang kemudian di
periksa kembali,
80
f. Kemudian calon pengantin menunggu informasi dari KUA untuk datang
ke KUA.131
Adapun aspek-aspek psikologi yang harus dipersiapkan calon
pengantin dalam membangun sebuah keluarga guna mewujudkan sebuah
rumah tangga yang berkualitas dan mampu melaksanakan tanggung jawab
ialah sebagai berikut : 1. Aspek kepribadian agar masing-masing pasangan
mampu saling menyesuaikan diri, 2. Aspek pendidikan juga perlu
diperhatikan , taraf kecerdasan pria lebih tinggi dari pihak wanita, agar pria
lebih berwibawa dimata istrinya, 3. Latar belakang sosial perlu diperhatikan
apakah pasangan berasal dari keluarga baik-baik, 4. Latar belakang budaya
perbedaan suku dan bangsa, perlu diperhatikan untuk diketahui oleh
masing-masing pasangan agar dapat saling menghargai dan menyesuaikan
diri, 5. Pergaulan agar calon pasanagan hendaknya tetap mengindahkan
nilai-nilai moral, etik dan kaidah-kaidah agama.132
Pasangan yang menjadi bahan data mengungkapkan tahapan
sebelum konseling pranikah sebagaimana yang diungkapkan oleh Jupri dan
Ayu yang mengatakan:
“satu minggu sebelum acara pernikahan kami harus mempersiapkan beberapa persyaratan mulai dari pendaftaran, mengisi formulir, dan biaya administrasi pernikahan”.133
Demikian sama seperti yang diungkapkan oleh pegawai KUA
Kecamatan Batulayar yang mengatakan:
131
Suhaidi, Wawancara, Ketua KUA Kecamatan Batulayar, 25 Oktober 2019. 132 Juhar, “Persiapan perkawinan ditinjau dari segi biologis dan psikologis”, dalam
http//bdkpadang.kemenag.co.id, diakses tanggal 14 Desember 2018, pukul 9.31 133 Jupri dan Ayu, Wawancara, calon pengantin, Batulayar, 15 Februari 2020
81
“Model pelaksanaan konseling pranikah disini menggunakan tahapan, yakni tahap pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan, pada tahap pra pelaksanaan pengantin harus memenuhi prosedur yang telah kami siapkan sesuai dengan kementerian agama”.134
Terdapat kesamaan antara jawaban pasangan yang telah
melaksanakan konseling pranikah dengan pegawai KUA artinya tahapan
model pra pelaksanaan bimbingan pranikah di KUA Kecamatan Batulayar
telah berjalan dengan efektif.
Konseling pranikah bagi calon pengantin yang diselenggarakan
KUA Kecamatan Batulayar mrupakan suatu pemberian bantuan kepada
calon pengantin yang dilakukan secara sistematis dalam memecahkan
masalah, dan pemberian informasi seputar pernikahan yang akan dihadapi
oleh pasangan calon pengantin. Tujuan diselenggarakannya konseling
pranikah ini adalah agar calon pengantin memahami dan mengerti hakikat
dan arti pernikahan sehingga dapat terwujud keluarga sakinah, mawadah,
warahmah.
Selain itu tujuan konseling pernikahan bagi calon pengantin yang
dilaksanakan di KUA Kecamatan Batulayar juga untuk membentengi calon
pengantin yang akan mengalami perubahan psikologis karena akan hidup
bersama, agar menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan dalam
mengarungi bahtera rumah tangga, beradaptasi dan mengambil manfaat dari
apa dialaminya dalam rumah tangga dikemudian hari.
134 H. Mujtahidin, Wawancara, Penghulu, KUA Kecamatan Batulayar, 25 Desember 2019.
82
b. Tahap pelaksanaan konseling pranikah
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan.135
Pada tahap pelaksanaan banyak yang dapat dibahas diantaranya
yaitu tentang materi konseling pranikah, metode dan media yang digunakan
untuk menunjang pelaksanaan konseling pranikah. Dalam pelaksanaannya
konseling yang disampaikan oleh pembimbing pranikah kepada calon
pengantin, materi yang disampaikan adalah UU Perkawinan, kesehatan dan
penyuluhan KB, keluarga sakinah dan materi dasar yang berkaitan dengan
kehidupan rumah tangga. dengan harapan agar materi yang disampaikan itu
benar-benar diketahui, dipahami, dan dihayati serta diterapkan dalam
kehidupan berumah tangga bagi calon pengantin.
Adapun terkait yang dilaksanakan KUA Kecamatan dalam uraian
diatas menurut departemen negara RI bahwa merupakan unsur-unsur yang
mendukung pelaksanaan konseling pranikah. Unsur-unsur konseling
prankah ialah komponen-komponen yang selalu ada dalam kegiatan
konseling pranikah diantaranya yakni subjek konseling pranikah, objek
konseling pranikah, materi konseling pranikah, metode konseling pranikah
dan media konseling pranikah.136
135 Nurdin Usman, 2002, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta: PT. Raja
Grfindo Persada, hal. 70. 136 Departemen Negara RI, Op. Cit h. 15.
83
Adapun terkait materi yang diberikan petugas KUA Kecamatan
Batulayar adalah sebagai berikut:
a. Materi UU pernikahan
Materi adalah bahan yang akan digunakan oleh konselor dalam
melakukan proses konseling pranikah.137 Adapun terkait materi UU
pernikahan ini disampaikan agar calon pengantin lebih memahami
konsep pernikahan itu seperti apa nantinya, hak dan kewajiban suami
istri, batasan usia menikah.
Dengan diberikannya materi tersebut diharapkan agar calon
pengantin bisa menyelesaikan masalahnya kelak dalam menjalani
kehidupan berumah tangga.
b. Materi keluarga sakinah
Adapun terkait materi keluarga sakinah penasehat akan
menjelaskan tentang fungsi-fungsi keluarga, merawat cinta kasih dalam
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dan inti dari masyarakat
artinya apabila kita sukses dalam membina rumah tangga maka kita
akan sukses juga pada masyarakat.138
c. Materi keluarga berencana
Adapun terkait materi keluarga berencana yang diberikan pihak
KUA disini sebagaimana wawancara peneliti dengan responden terkait
materi keluarga berencana yang menjelaskan bahwa dalam sebuah
137
Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pranikah, (Online), tersedia di : http://simbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/perdirjen-no-dj-ii -542-th2013-pedoman-penyelenggaraan-kursus-pranikah.pdf (4 april 2019).
138 Ibid.
84
keluarga harus biasa mengelola berbagai hal, entah anak, ekonomi dan
lain-lain.
Dalam memudahkan proses penyampaian materi konseling pranikah
diperlukan metode sebagai pendukung pelaksanaan konseling pranikah bagi
calon pengantin. Metode yang digunakan oleh pembimbing di KUA
Kecamatan Batulayar adalah metode ceramah dan metode tanya jawab.
Dengan metode ceramah pembimbing dapat menyampaikan materi-materi
kepada calon pengantin secara lisan, dalam hal ini materi yang disampaikan
adalah tentang pernikahan dan metode tanya jawab dapat mempermudah
pembimbing mengetahui kepahaman calon pengantin dalam materi yang
telah disampaikan. Metode ini cukup efektif untuk menyampaikan materi
kepada calon pengantin karena sederhana.
Dalam pelaksanaan konseling pranikah metode ceramah
disampaikan secara jelas dan dapat dipahami oleh pikiran dan perasaan
calon pengantin dan dengan metode diskusi atau tanya jawab calon
pengantin yang masih belum memahami materi dapat menanyakan kepada
pembimbing agar memahami lebih mendalam. Dengan menggunakan
metode ceramah artinya pemateri berinteraksi langsung dengan calon
pengantin yang melaksanakan konseling pranikah. Metode ceramah ini
mempermudah pembimbing dan calon pengantin melakukan tanya jawab
agar calon pengantin yang kurang memahami dan mengerti materi dapat
menanyakan langsung dengan pembimbing.
85
Media yang digunakan dalam konseling pranikah di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Batulayar adalah media lisan dan buku panduan
pernikahan atau ringkasan materi tentang pernikahan yang disampaikan oleh
pembimbing. Media lisan yakni suatu cara penyampaian oleh pembimbing
melalui suara.
Meskipun media yang digunakan sederhana tetapi materi yang
disampaikan tetap dengan mudah dipahami oleh calon pengantin.
Pembimbing yang berkompeten juga menunjang media lisan ini
mempermudah calon pengantin memahami materi yang dismpaikan. Tata
bicara yang sopan dan kosa kata yang dipilih oleh pembimbing dalam
menyampaikan materi juga mudah dipahami.
Konseling pranikah sangat penting diberikan kepada calon
pengantin dengan tujuan calon pengantin dapat memperkuat hubungan
setelah menikah. Konseling pranikah memiliki manfaat diantaranya yaitu
masa depan lebih terarah, mengurangi resiko keretakan hubungan,
memudahkan dalam penyatuan visi dan saling memahami keluarga
pasangan.
Konseling pranikah sangatlah penting sebagai wahana membimbing
dua orang yang berbeda untuk saling berkomunikasi, belajar menyelesaikan
masalah dan mengolah konflik. Pasangan muda sangat membutuhkan
bimbingan terutama untuk memperjelas harapan harapan mereka pada
pernikahannya dan memperkuat hubungan sebelum menikah. Peranan
86
konseling pranikah sangat terkait dengan tujuan pernikahan yaitu dalam hal
mewujudkan keluarga yang sakinah sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Model pelaksanaan konseling pranikah dalam meningkatkan
kematanagan psikologi calon pengantin di KUA Kecamatan Batulayar
menurut penulis telah berjalan dengan baik dan efektif, hal ini dibuktikan
dari wawancara dan observasi peneliti kepada 5 pasangan pengantin yang
telah mengikuti konseling pranikah di KUA Kecamatan Batulayar, yang
merasa sangat puas dan merasakan manfaat setelah mengikuti konseling
pranikah.
Dalam pelaksanaan konseling pernikahan, pembimbing di KUA
Kecamatan Batulayar lebih menitik beratkan pada penyampaian materi
mengenai pernikahan menurut Islam serta hak dan kewajiban suami isteri
dalam membentuk keluarga sakinah, hal ini ditekankan agar calon pengantin
lebih mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan, serta
mampu mengamalkan di dalam kehidupan sehari-harinya.
Dari semua uraian tentang model pelaksanaan konseling pranikah
dalam meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin di KUA
Kecamatan Batulayar di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa
pelaksanaan konseling pranikah sudah berjalan baik walaupun dari beberapa
segi perlu peningkatan, akan tetapi semuanya bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan konseling pranikah sudah berjalan dengan baik
dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara peneliti kepada pasangan
saleh dan nurjannah yang telah mengikuti konseling pranikah pada tahun
87
2018. Berarti mereka telah mengarungi bahtera rumah tangga selama 1
tahun lebih lamanya. Dari kelima pasangan yang peneliti jadikan sampel
tiga dari beberapa pasangan yang sudah menikah selama 1 tahun lebih
membangun rumah tangga tidak ada permasalahan yang cukup besar hanya
terkadang ada pertengkaran kecil dan semua dapat terselesaikan.
Menjalani kehidupan rumah tangga tidak akan pernah mulus pasti
ada kerikil-kerikil kecil yang menghiasi perjalanan dalam rumah tangga.
dengan dibekali materi konseling pranikah sebelum melaksanakan
pernikahan mereka lebih mengetahui cara yang tepat untuk menyelesaikan
dengan baik tanpa emosi.
Kematangan jiwa dan kedewasaan dalam melangsungkan
pernikahan juga menjadi hal penting dalam membentuk keluarga sakinah,
tapi kalau sebaliknya, kematangan jiwa itu belum ada dalam calon
pengantin dan kemudian mereka menikah pada usia muda, maka antara
suami istri tersebut tidak dapat menjalankan hak dan kewajibannya sebagai
suami istri di dalam hidup berumah tangga, dan akan menimbulkan
kegoncangan karena hal tersebut tlah menyimpang dari ketentuan yang ada.
Dengan adanya konseling pranikah sangat membantu calon
pengantin dalam mempersiapkan kehidupan baru baik fisik maupun psikis.
Dalam mempersiapkan kehidupan baru materi yang disampaikan dalam
pelaksanaan konseling pranikah juga sebagai bekal awal calon pengantin
untuk membekali diri dalam menghadapi berbagai masalah dalam
kehidupan rumah tangganya kelak.
88
B. Konsep Konseling yang digunakan dalam Konseling Pranikah dalam
Meningkatkan Kematangan Psikologi Calon Pengantin di KUA
Kecamatan Batulayar
Adapun mengenai konsep konseling pranikah yang diterapkan oleh
KUA Kecamatan Batulayar dalam meningkatkan kematangan psikologi calon
pengantin adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Konseling Individu
Konseling individu adalah konseling yang dilakukan oleh konselor
kepada seseorang atau individu dalam membuat penyesuaian diri terhadap
berbagai bentuk masalah yang dihadapinya. Sedangkan pengertian
konseling individu menurut Prayitno adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara peserta konseling oleh seorang ahli (konselor)
kepada individu yang sedang mengalami kesulitan yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.139
Secara umum proses konseling individu terdiri dari 3 tahapan
yaitu:140
a. Tahap awal (tahap mendefinisikan masalah)
Pada tahap ini klien menemui konselor hingga berjalan sampai
konselor dan klien menemukan masalah klien.141
b. Tahap inti (tahap kerja)
Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan
diantaranya: mengeksplorasi masalah klien lebih dalam, konselor
139 Prayitno, Konseling Perorangan, (Padang, Univesitas Negeri Padang, 2005) hal. 52. 140 http//akhmadsudarajat.wordpress.com. diakses pada tanggal 07 Juli 2020, jam 00:43. 141 Ibid.
89
melakukan penilaian kembali bersama-sama klien meninjau kembali
permasalahan yang dihadapi klien.142
c. Tahap akhir (tahap tindakan)
Pada tahap ini ditandai beberapa hal, yaitu: a) menurunnya
kecemasan klien; b) perubahan prilaku klien kearah yang positif; c)
pemahaman baru dari klien tentang masalah yang dihadapinya; d)
adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang
jelas.143
Adapun mengenai konseling individu yang dilakukan oleh KUA
Batulayar dengan memberian materi secara langsung kepada calon pengantin
yang sudah mendaftarkan dirinya dalam sebuah ruangan khusus, sebagaimana
wawancara peneliti dengan penghulu yang ada di KUA Batulayar ia
mengatakan:
“Pasangan calon pengantin melakukan konseling individu diruanan khusus yang membahas seputar pernikahan dan lain-lain”.144
Adapun terkait layanan individu yang dilakukan oleh KUA Batulayar
menggunakan metode dan media. Dari hasil wawancara peneliti dengan
responden terkait dengan metode yang dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab, sedangkan terkait media yang digunakan responden
dengan menggunakan media lisan dan buku panduan pernikahan yang
diberikan kepada calon pengantin.
142 Ibid. 143 Ibid. 144 H. Mujtahidin, wawancara, penghulu KUA Kecamatan Batulayar, 21 November 2019.
90
Sebagaimana yang dikutip oleh Anton Baker didalam bukunya terkait
pengertian metode ia menuliskan bahwa metode berasal dari kata yunani
“Methods” dimana “metha” yang berarti menuju , melalui, mengikuti, dan kata
“hodos” ialah jalan , perjalanan, cara, dan arah. Jadi pengertian metode adalah
cara bertindak menurut aturan sistem tertentu supaya kegiatan praktisi
terlaksana secara rasional dan terarah, agar mendapat hasil yang optimal.145
Adapun mengenai metode yang digunakan dalam sebuah bimbingan
khususnya konseling pranikah yang dilakukan oleh KUA Batulayar cukup
efektif dengan menggunakan metode ceramah atau wawancara langsung
kepada calon pengantin dilihat dari hasil wawancara peneliti terhadap peserta
konseling.
Berarti konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan
secara face to face oleh seorang ahli dalam bidang mengkonselingi kepada
individu pria maupun wanita, konseling pranikah merupakan upaya untuk
membantu calon pengantin yang akan mengahdapi masalah-masalah dalam
berumah tangga kedepannya, agar mampu mengatasinya.146
Adapun hasil dari wawancara peneliti terkait konsep konseling individu
yang diterapkan oleh KUA Kecamatan Batulayar terhadap calon pengantin
yang sudah memenuhi prosedur pernikahan cukup efektif namun dalam
tahapan-tahapan dan tehnik konseling di KUA tidak sesuai dengan tahapan dan
tehnik dalam teori konseling sendiri. Jadi kedatangan calon pengantin ke
Kantor Urusan Agama Batulayar dengan arahan dari petugas KUA tersebut
145 Anton Baker, Metode-metode filsafat (Jakarta:Balai Aksara, 1984), hal. 10. 146 Indiri novianti, “Bimbingan Pranikah”, Dalam https://mediabkiwordpress.
wordpress.com diakses tanggal 16 November 2019, pukul 11.44
91
merupakan konsep konseling secara individu yang dilaksanakan oleh petugas
KUA dalam memberikan arahan dan nasihat-nasihat tentang pernikahan
kepada calon pengantin agar bisa mengatasi masalah yang akan dihadapi
kedepannya.
2. Melakukan Konseling Kelompok
Konseling kelompok menurut Pauline Harrison adalah konseling
yang terdiri dari 4-8 konseli yang bertemu dengan 1-2 konselor. Dalam
prosesnya, konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah,
seperti kemampuan dalam membangun hubungan dan komunikasi,
pengembangan harga diri, dan keterampilan-keterampilan dalam mengatasi
masalah. Penegrtian tersebut sejalan dengan pendapat Juntika Nurishn yang
mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu bantuan kepada
individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan
penyembuhan, serta diarahkan dalam pemberian kemudahan dalam
perkembangan dan pertumbuhan.147
Konseling kelompok yang diterapkan oleh petugas KUA Kecamatan
Batulayar sebagaimana penjelasan dari Bapak H. Mujtahidin sebagai
penghulu beliau mengatakan konseling kelompok yang diterapkan KUA
hanya diberikan kepada remaja-remaja yang telah memasuki usia
perkawinan, yang pantas mendapatkan informasi-informasi tentang
pernikahan dalam Islam itu sendiri seperti apa, dari penuturan beliau bahwa
konseling kelompok merupakan pemberian bantuan kepada kelompok atau
147 Edi Kurnanto, Konseling Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 7.
92
individu dalam merubah tingkah lakunya dan merupakan salah satu tehnik
bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai
perkembangan secara optimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan
dilaksanakan dalam situasi kelompok.
Adapun terkait tujuan dari konseling kelompok menurut Winkle
konseling kelompok dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu:
a) Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan
menemukan dirinya sendiri;
b) Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan berkomunikasi
satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberiakan bantuan
dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas pada fase
perkembangan mereka;
c) Para anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang
lain.
d) Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang
ingin mereka capai yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku;.148
Menurut Corey dan Yalom adapun tahap-tahap dalam sebuah konseling
kelompok adalah: 1) persiapan; 2) tahap permulaan; 3) tahap transisi; 4)
tahap kerja; 5) tahap akhir.
Dalam bimbingan konseling kelompok yang diterapkan oleh KUA
Kecamatan Batulayar hanya menggunakan metode langsung dengan
memberikan ceramah dan diskusi tanpa melalui tahapan-tahapan dalam teori
148 Ibid.
93
konseling. Namun tidak menutup kemungkinan hasil yang diharapkan
lumayan efektif dilihat dari hasil wawancara peneliti terhadap responden
yang pernah mengikuti konseling kelompok yang mengatakan bahwa:
“Sebelum saya mengikuti konseling kelompok ini saya tidak mengetahui apa-apa tentang bahayanya pernikahan dini, saya mengira berkeluarga itu mulus, tidak ada lika likunya, disana kami diberikan ceramah oleh petugas KUA”.149
Dari hasil wawancara peneliti dengan responden maka peneliti dapat
menegetahui bahwa konseling kelompok yang dilaksanakan oleh KUA
Kecamatan Batulayar cukup efektif dan berjalan lancar walau dalam segi
teori bimbingan konseling belum semaksimal mungkin akan tetapi manfaat
dari konseling yang diberikan sudah dapat diliha dari pernyataan peserta
konseling.
Menurut Failor, konseling adalah bantuan kepada seseorang dalam
proses pemahaman dan penerimaan terhadap kenyataan yang ada pada
dirinya sendiri serta penilaian terhadap lingkungan sosio-ekonomisnya masa
sekarang dan masa mendatang dan bagaimana cara menintregitaskan kedua
hal tersebut melalui pemilihan-pemilihan serta penyesuaian diri yang
membawa kepuasan hidup.150
Aktivitas konseling Islam hakekatnya telah Allah isyaratkan dalam
beberapa ayat Alqur’an yang selama ini juga menjadi rujukan kegiatan
dakwah. Seperti dalam QS. Ali Imran : 104
149 Selfia, Wawancara, Remaja Dewasa Awal, Batulayar, 25 November 2019. 150 Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hal 5.
94
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah
dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.151
Jadi konseling kelompok yang diterapkan oleh KUA Kecamatan
Batulayar yang menjadi sasarannya adalah remaja-remaja yang sudah
masuk dalam usia pernikahan, yang dimana bimbingan atau bantuan yang
dilakukan KUA guna mempersiapakan remaja tersebut memasuki dunia
rumah tangga nantinya. Dan merupakan sudah berjalan lancar walaupun
banyak kekurangan dari segi teori dalam konseling itu sendiri.
151 Yuliyatun, “Praktik Konseling Pernikahan Islam Dalam Pendampingan Tokoh Agama
Menangani Permasalahan Suami Istri”, Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 7, Nomor 2, Desember 2016, hlm. 42-45
95
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, penulis dapat
menarik kesimpulan sesuai dengan rumusan skripsi ini sebagai berikut :
1. Model Pelaksanaan Konseling Pranikah dalam Meningkatkan Kematangan
Psikologi Calon Pengantin di KUA Kecamatan Batulayar dilaksanakan
melalui dua tahap yaitu tahap pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan. Pada
tahap pra pelaksanaan calon pengantin diwajibkan memenuhi semua
persyaratan yang telah ditentukan oleh petugas KUA. Sedangakan tahap
pelaksanaan konseling pranikah bagi calon pengantin di KUA Kecamatan
Batulayar dilakukan dengan memberi materi tentang pernikahan, materi
keluarga berencana, dan materi keluarga sakinah. Materi tersebut dilakukan
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Media yang digunakan dalam
konseling pranikah adalah media lisan yang cukup efektif.
2. Konsep konseling yang digunakan dalam konseling pranikah dalam
meningkatkan kematangan psikologi calon pengantin di KUA Kecamatan
Batulayar, menggunakan dua konsep konseling yaitu konseling individu
dan konseling kelompok. Konseling individu yang di gunakan petugas
KUA terhadap calon pengantin yang datang setelah melakukan pendaftaran
dan sebagaianya barulah calon pengantin diberikan nasihat-nasihat sebelum
melaksanakan akad pernikahan. Sedangkan konseling kelompok yang
96
dilaksanakan oleh petugas KUA tersebut menargetkan pada subjek
sasarannya adalah remaja-remaja yang sudah memasuki usia pernikahan.
3. Peserta konseling pranikah dalam meningkatkan kematangan psikologi
calon pengantin sudah bisa menegtahui ilmu-ilmu tentang pernikahan dan
cara membangun rumah tangga yang sakinah.
B. Saran
1. Kepada Ketua KUA Kecamatan Batulayar agar dapat mengusahakan kerja
sama dengan lembaga atau mencari tenaga kerja yang menguasai materi
yang belum ada seperti materi psikologi perkawinan dan teori-teori
konseling demi peningkatan konseling pranikah kedepannya.
2. Bagi calon pengantin, diharapkan agar lebih antusias dalam melaksanakan
konseling pranikah di KUA Kecamatan Batulayar agar pelaksanaannya
dapat berjalan dengan lancar.
3. Kepada pasangan suami istri yang sudah mendapatkan materi konseling
pernikahan agar mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang sudah didapat di
KUA Kecamatan Batulayar supaya lebih menjadi keluarga sakinah
mawadah warahmah.
97
DAFTAR PUSTAKA
A.Syahraeni, “Konseling Perkawinan Keluarga Islami”. Bimbingan Konseling Islam. Vol.1, Nomor 1, Desember 2014 .
Aulia Nurpratiwi, “Pengaruh Kematangan Emosi Dan Usia Saat Menikah
Terhadap Kepuasan Pernikahan Pada Dewasa Awal. Skripsi, Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010.
Before The Wedding:150 Question For Muslims To Ask Gt Married, terj. Sri
Murniati. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006. Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2016. Faizah Noer Laela, “Konseling Perkawinan sebagai salah satu Upaya Membentuk
Keluarga Bahagia”. Bimbingan dan Konseling Islam. Vol. 2, Nomor 1, Juni 2012.
Febriana Wulansari, “Bimbingan Pranikah Bagi Calon Pengantin sebagai Upaya
Pencegahan Perceraian di Kantor Urusan Agama Kedondong Pesawaran. Skripsi, FDIK IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2017.
Fitrika, “Konseling Realita”, dalam http//www.blogspot.com. Diambil tanggal 11
Desember 2018, pukul 10.27. Hafisa Idayu, Konseling Pranikah dalam Upaya Meningkatkan Kesiapan Mental
Menuju Kelarga Sakinah Pada Mahasiswi Psikologi Semester VIII Sunan Ampel Surabaya. Skripsi, FDIK UIN Sunan Ampel Surabaya, Surabaya, 2018.
Hesti Nur Lestari, “Konsep Kematangan Individu dilihat Dari Ilmu Psikologi”,
dalam http//googleweblight.com. Diambil tanggal 14 Desember, pukul 08.16.
Juhar, “ Persiapan Perkawinan ditinjau Dari Segi Biologis dan Psikologis”, dalam
http//bdkpadang.kemenag.co.id/artikel. Diambil tanggal 14 Desember 2018, pukul 09.31.
Latipun, Psikologi Konseling. Malang: UMM Press, 2005. Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya .
98
Mubasyaroh, “Konseling Pranikah Dalam Mewujudkan Keluarga Bahagia”. Bimbingan Konseling Islam. Vol. 7, Nomor 2, Desember 2016.
Muhammad Iqbal, “Psikologi Pernikahan. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas
Merubuana, Jakarta, 2017. Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan
Praktik. Jakarta: Kencana, 2011. Nur Handayani, “Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Konseling Pranikah dan
Pasca Nikah dalam Membantu Mengatasi Perceraian. Tesis, Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016.
Nurvita Indarini, “Sisi Psikologi dibalik Pasangan Yang Menikah Muda”, dalam
http//googleweblight.com. Diambil tanggal 13 Desember 2018, pukul 23.16.
Septian Adi Caraka Subono, “Teori Konseling Realitas”, dalam
http//www.wordpress.com. Diambil tanggal 11 Desember 2018, pukul 10.34.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2011. Sugiyono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, dan Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2014. Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2017. Supardi, Bacaan Cerdas Menyusun Skripsi. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta,
2011. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram. Mataram: UIN
Mataram, 2018. Ulfatmi, “Bimbingan Konseling Pernikahan Keluarga Islami”, Intizar. Vol. 21,
Nomor 2, 2015. Yuliatun, “ Praktik Konseling Pernikahan Islam Dalam Pendampingan Tokoh
Agama Menangani Permasalahan Suami Istri”.Bimbingan Konseling Islam. Vol.7, Nomor 2, Desember 2016.
99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
100
Pedoman Wawancara
B. Kepala KUA
1. Bagaimana model pelaksanaan konseling pranikah dalam meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin di KUA ini menurut bapak?
2. Apakah konsep konseling yang digunakan dalam konseling pranikah
dalam meningkatkan kematanagn psikologi calon pengantin menurut
bapak?
3. Bagaimana harapan bapak selaku kepala KUA setelah pelaksanaan
konseling berjalan baik?
C. Penyuluh
1. Bagaimana model pelaksanaan konseling pranikah dalam meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin di KUA ini menurut ibu?
2. Apakah konsep konseling yang digunakan dalam konseling pranikah
dalam meningkatkan kematanagn psikologi calon pengantin menurut
ibu?
3. Metode apakah yang digunakan ibu ketika pelaksanaan konseling
berjalan?
4. Media apakah yang digunakan dalam konseling paranikah
untukmeningkatkan kematangan psikologi pengantin?
5. Bagaimana harapan ibu selaku penyuluh di KUA setelah pelaksanaan
konseling berjalan baik?
101
D. Penghulu
1. Bagaimana model pelaksanaan konseling pranikah dalam meningkatkan
kematangan psikologi calon pengantin di KUA ini menurut bapak?
2. Apakah konsep konseling yang digunakan dalam konseling pranikah
dalam meningkatkan kematanagn psikologi calon pengantin menurut
bapak?
3. Metode apakah yang digunakan bapak ketika pelaksanaan konseling
berjalan?
4. Media apakah yang digunakan dalam konseling paranikah
untukmeningkatkan kematangan psikologi pengantin?
5. Bagaimana harapan bapak selaku penghulu di KUA setelah pelaksanaan
konseling berjalan baik?
E. Pasangan Pengantin
1. Bagaimana perasaan anda ketika mengikuti model pelaksanaan konseling
pranikah yang ada diKUA?
2. Materi apa saja yang anda terima ketika konseling pranikah
dilaksanakan?
3. Apakah anda sudah memahami materi yang diberikan??
4. Apakah anda merasa puas denan pelaksanaan konseling di KUA?
5. Bagaimana manfaat yang anda alami setelah mengikuti konseling
pranikah di KUA?
102
Lampiran-Lampiran
Wawancara Kepala KUA
Wawancara penyuluh KUA
103
Wawancara Penghulu
Pasangan calon pengantin