konfigurasi schlumberger

11
1. Konfigurasi Schlumberger 2. ρ a = πL 2 2 s ( V MN I ) Pada konfigurasi Schlumberger ini MN digunakan sebagai elektroda potensial dan AB digunakan sebagai elektroda arus. Pada konfigurasi ini nilai MN < AB, bisa kita lihat pada persamaan 1 dan 2 maka kita dapatkan nilai Ksnya adalah Jenis konfigurasi schlumberger termasuk resistivitas sounding,konsepnya antara lain.: a. pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai variasi resistivitas secara vertikal b. pengukuran pada satu titik tetap (titik sounding) dengan spasi elektroda bervariasi c. data: resistivitas-semu sebagai fungsi spasi elektroda Keunggulan dari konfigurasi schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2 sedanngkan kelemahannya adalah pembacan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh sehingga diperluhkan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high impedance dengan akurasi tinggi. 2. Konfigurasi Wenner 1

Upload: ahmad-reza

Post on 27-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

konfigurasi VES

TRANSCRIPT

1. Konfigurasi Schlumberger

2.

Pada konfigurasi Schlumberger ini MN digunakan sebagai elektroda potensial dan AB digunakan sebagai elektroda arus. Pada konfigurasi ini nilai MN < AB, bisa kita lihat pada persamaan 1 dan 2 maka kita dapatkan nilai Ksnya adalah

Jenis konfigurasi schlumberger termasuk resistivitas sounding,konsepnya antara lain.:

a. pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai variasi resistivitas secara vertikal

b. pengukuran pada satu titik tetap (titik sounding) dengan spasi elektroda bervariasi

c. data: resistivitas-semu sebagai fungsi spasi elektroda

Keunggulan dari konfigurasi schlumberger ini adalah kemampuan untuk mendeteksi adanya non homogenitas lapisan batuan pada permukaan yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2 sedanngkan kelemahannya adalah pembacan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relatif jauh sehingga diperluhkan alat ukur multimeter yang mempunyai karakteristik high impedance dengan akurasi tinggi.

2. Konfigurasi Wenner

Jenis konfigurasi wenner termasuk resistivitas sounding,konsepnya antara lain.:

a. pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai variasi resistivitas secara 2-D atau 3-D

b. resistivity-mapping dg variasi spasi elektroda cukup banyak (n >>)

c. aspek akuisisi data otomatis + pemodelan data (inversi)

Keunggulan dari konfigurasi ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB, sedangkan kelemahan konfigurasi ini adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas didekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan .Data yang didapat sangat sulit untuk menghilangkan faktor non homogenitas batuan sehingga hasil yang didapat kurang akurat

3. Konfigurasi Dipole-Dipole

Pada konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu.

1.

DATA LEMBAR DATA VES SCHLUMBERGER DAN PEMBAHASAN

Tareget (d)

45

d = L/3

3

L = d*3

135

e

0,33

minimal data

67,5

Keterangan :

L=(AB/2)

s=(MN/2)

Rho= phi*L^2/(2*s)

K = phi*(L^2-s^2)/(2*s)

No,

10^dekade

AB/2

MN/2

V

I

R

e

K

rHORho

1

0

1

1

0,33

0,33

4,757576

2

0,1

1,25892541

1,3

0,33

0,253846

8,040303

3

0,2

1,58489319

1,6

0,33

0,20625

12,17939

4

0,3

1,99526231

2

0,33

0,165

19,0303

5

0,4

2,51188643

2,5

0,33

0,132

29,73485

6

0,5

3,16227766

3,2

0,33

0,103125

48,71758

0,5

3,16227766

3,2

1,33

0,415625

12,08782

7

0,6

3,98107171

4

1,33

0,3325

18,88722

8

0,7

5,01187234

5

1,33

0,266

29,51128

9

0,8

6,30957344

6,3

1,33

0,211111

46,85211

10

0,9

7,94328235

7,9

1,33

0,168354

73,67195

11

1

10

10

1,33

0,133

118,0451

12

1,1

12,5892541

13

1,33

0,102308

199,4962

1,1

12,5892541

13

5,33

0,41

49,78049

13

1,2

15,8489319

16

5,33

0,333125

75,40713

14

1,3

19,9526231

20

5,33

0,2665

117,8236

15

1,4

25,1188643

25

5,33

0,2132

184,0994

16

1,5

31,6227766

32

5,33

0,166563

301,6285

17

1,6

39,8107171

40

5,33

0,13325

471,2946

18

1,7

50,1187234

50

5,33

0,1066

736,3977

1,7

50,1187234

50

20,33

0,4066

193,0644

19

1,8

63,0957344

63

20,33

0,322698

306,5091

20

1,9

79,4328235

79

20,33

0,257342

481,9661

Pada konfigurasi schlumberger dengan kedalaman aquifer 45 meter dbutuhkan 20 data.Pada pengerjaan ini digunakan excel dalam pengolahan Ves ini , pengerjaan lembar data ini untuk mengetahui nilai K yang merupakan factor geometri.Nilai K ini dicari agar dapat mengetahui nilai rho.Pada saaat dilapangan ada beberapa parameter yang harus dicatat yaitu tanggal pengukuran,lokasi pengukuran , koordinat,arah bentangan waktu ,cuaca nama tiitik,ab/2,mn/2 ,V,I,R yang terhitung maupun yang terbaca oleh alat.

Sedangkan dalam lembar data parameter yang dibutuhkan adalah decade,10^decade,ab/2,mn/2,V,I,R,K,dan Rho.Namun dalam praktikum ini praktikum tidak perlu menyertakan nilai V,I,R karena tidak melalkukan pengukuran dilapangan.

Nilai ab/2 merupakan jarak dari titik tengah hingga elektroda arus A atau B. NM/2 merupakan jarak dari titik tengah hinggahingga elektroda M/N, untuk nilai ab/2tergantung dari kedalaman target yang diinginkan.

2.Lembar data Ves Schlumberger dengan

Target :deep aquifer daerah prambanan +- 75 m

Daerah semiresitif ,eks.maks 1/5

Menggunakan kriteria umum kedalaman tabel APParao 1971

No,

10^dekade

AB/2

MN/2

V

I

R

e

K

rHORho

1

0

1

1

0,2

0,2

7,85

2

0,1

1,25892541

1,3

0,2

0,153846

13,2665

3

0,2

1,58489319

1,6

0,2

0,125

20,096

4

0,3

1,99526231

2

0,2

0,1

31,4

0,3

1,99526231

2

0,5

0,25

12,56

5

0,4

2,51188643

2,5

0,5

0,2

19,625

6

0,5

3,16227766

3,2

0,5

0,15625

32,1536

7

0,6

3,98107171

4

0,5

0,125

50,24

0,7

5,01187234

5

0,5

0,1

78,5

8

0,7

5,01187234

5

1,3

0,26

30,19231

9

0,8

6,30957344

6,3

1,3

0,206349

47,93331

10

0,9

7,94328235

7,9

1,3

0,164557

75,37208

11

1

10

10

1,3

0,13

120,7692

12

1,1

12,5892541

13

1,3

0,1

204,1

1,1

12,5892541

13

3,2

0,246154

82,91563

13

1,2

15,8489319

16

3,2

0,2

125,6

14

1,3

19,9526231

20

3,2

0,16

196,25

15

1,4

25,1188643

25

3,2

0,128

306,6406

16

1,5

31,6227766

32

3,2

0,1

502,4

1,5

31,6227766

32

8

0,25

200,96

17

1,6

39,8107171

40

8

0,2

314

18

1,7

50,1187234

50

8

0,16

490,625

19

1,8

63,0957344

63

8

0,126984

778,9163

20

1,9

79,4328235

79

8

0,101266

1224,796

1,9

79,4328235

79

20

0,253165

489,9185

21

2

100

100

20

0,2

785

22

2,1

125,892541

126

20

0,15873

1246,266

23

2,2

158,489319

158

20

0,126582

1959,674

24

2,3

199,526231

200

20

0,1

3140

Untuk kasus ini target kedalaman berada dikedalaman 75 meter .Nilai d untuk survey VES ini menggunakan konfigurasi schlumberger untuk daerah resisitif sebesar 0,1881 (berdasarkan tabel apparao)untuk kedalaman 75 meter nilai ab/2 yang digunakan adalah 199,4681 nilai eksentisitas yang digunakan adalah 1/55 , semakinkecil nilai e maka semkain kecil nilai mn/2nya.

3.Lembar data Profiling dipole-dipole dengan gambar titik ukurnya dengan kriteria

Target deetil urat sulfide kedalaman 7m sejauh 15m

Pengukuran sangat detail dipermukaan mengguakan a= 1 meter dipermukaan dan a=2 meter untuk daerah yang lebih dalam dengan nilai n=7

Menguunakan kriteria kedalaman umum

No

n

A

B

M

N

d

A+N/2

1

1

0

2

4

6

-2

3

2

0

2

6

8

-3

4

3

0

2

8

10

-4

5

4

0

2

10

12

-5

6

5

0

2

12

14

-6

7

6

0

2

14

16

-7

8

7

0

2

16

18

-8

9

2

1

2

4

6

8

-2

5

2

2

4

8

10

-3

6

3

2

4

10

12

-4

7

4

2

4

12

14

-5

8

5

2

4

14

16

-6

9

6

2

4

16

18

-7

10

7

2

4

18

20

-8

11

3

1

4

6

8

10

-2

7

2

4

6

10

12

-3

8

3

4

6

12

14

-4

9

4

4

6

14

16

-5

10

5

4

6

16

18

-6

11

6

4

6

18

20

-7

12

7

4

6

20

22

-8

13

4

1

6

8

10

12

-2

9

2

6

8

12

14

-3

10

3

6

8

14

16

-4

11

4

6

8

16

18

-5

12

5

6

8

18

20

-6

13

6

6

8

20

22

-7

14

7

6

8

22

24

-8

15

5

1

8

10

12

14

-2

11

2

8

10

14

16

-3

12

3

8

10

16

18

-4

13

4

8

10

18

20

-5

14

5

8

10

20

22

-6

15

6

8

10

22

24

-7

16

7

8

10

24

26

-8

17

6

1

10

12

14

16

-2

13

2

10

12

16

18

-3

14

3

10

12

18

20

-4

15

4

10

12

20

22

-5

16

5

10

12

22

24

-6

17

6

10

12

24

26

-7

18

7

10

12

26

28

-8

19

7

1

12

14

16

18

-2

15

2

12

14

18

20

-3

16

3

12

14

20

22

-4

17

4

12

14

22

24

-5

18

5

12

14

24

26

-6

19

6

12

14

26

28

-7

20

7

12

14

28

30

-8

21

8

1

14

16

18

20

-2

17

2

14

16

20

22

-3

18

3

14

16

22

24

-4

19

4

14

16

24

26

-5

20

5

14

16

26

28

-6

21

6

14

16

28

30

-7

22

7

14

16

30

32

-8

23

9

1

16

18

20

22

-2

19

2

16

18

22

24

-3

20

3

16

18

24

26

-4

21

4

16

18

26

28

-5

22

5

16

18

28

30

-6

23

6

16

18

30

32

-7

24

10

1

18

20

22

24

-1

21

2

18

20

24

26

-2

22

3

18

20

26

28

-3

23

4

18

20

28

30

-4

24

5

18

20

30

32

-5

25

11

1

20

22

24

26

-1

23

2

20

22

26

28

-2

24

3

20

22

28

30

-3

25

4

20

22

30

32

-4

26

12

1

22

24

26

28

30

25

2

22

24

28

30

32

26

3

22

24

30

32

34

27

13

1

24

26

28

30

32

27

2

24

26

30

32

34

28

14

1

26

28

30

32

-2

29

Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi dipol-dipol ,nilai spasi yang digunakan adalah sebesar 2 meter (a) dan jumlah n maksimal adalah 7. Jumlah pengukuran yang digunakn sebanyak 14 kali dengan dilakukan pengurangan terhadap nilai n agar data yang terukur akan membentuk tutup mangkuk .Nilai n 7 dikarenakan target pengukuran yang diinginkan memiliki kedalaman 7 meter dibawah permukaan berdaasarkan perhitungan table lembar pengukuran didapatkan titik-titik data pengukuran seperti yang telah digambarkan pada plot kedalaman.terlihat titik-titik data pengukuran membentuk tutup mangkok yang baik.

KESIMPULAN

1.Pada pengukuran menggunaakn konfigurasi schlumberger semakin dalam target pengukuran makin lebar bentangan yang digunakan

2.Pada pengukuran menggunaakn konfigurasi dipol-dipol maikn dalam target maka semakin besar nilai a dan b yang digunakan

3.Jumlah n yang semakin berkurang dalam pengukuran dimaksudkan agar titik-titik data ynag terukur membentuk tutup mangkok.

DAFTAR PUSTAKA

Hartantyo,Eddy Umar,Darwis 2012 .Modul Praktikum Geoelektrivitas dan Elektromagnetik .Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada

Pola Persebaran Kedalaman

pola persebaran kedalaman34567895678910117891011121391011121314151112131415161713141516171819151617181920211718192021222319202122232421222324252324252625262727282923456782345678234567823456782345678234567823456782345678234567234562345234232

Jarak (M)

D kedalaman (M)

9

=

I

V

s

L

MN

a

2

2

p

r

I

V

a

MN

a

p

r

2

=

,...

3

,

2

,

1

)

2

)(

1

(

=

+

+

=

n

I

V

a

n

n

n

MN

a

p

r