konfigurasi metode geolistrik
DESCRIPTION
Praktikum GeolistrikJurusan Teknik Geofisika Universitas LampungTRANSCRIPT
DESAIN AKUISISI(Laporan Praktikum Eksplorasi Geomagnetik)
Oleh
Egi Ramdhani1315051018
LABORATORIUM GEOFISIKAJURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG
2015
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARv
DAFTAR TABELvi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2
II TINJAUAN PUSTAKA
II1Pemilihan Konfigurasi Elektroda 3II2Kegunaan Metode Geolistrik 3
III TEORI DASAR
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1Waktu dan Tempat Praktikum10
IV2Alat Praktikum10
IV3Pengambilan Data Praktikum11
IV4Pengolahan Data Praktikum11
IV5Di
agram Alir Praktikum12
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
i
V1Data Praktikum13V2Pembahasan13
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7
Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9
Gambar 421 Laptop 10
Gambar 422 Alat Tulis 10
Gambar 423 Kalkulator 11
Gambar 424 Kertas 11
Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13
Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15
Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15
Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16
Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17
Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17
ii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5
iii
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah
permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk
eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini
menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk
mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik
ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan
menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam
permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger
dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-
schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini
kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan
penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan
pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan
perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi
elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum
konfigurasi metode geolistrik ini
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
DAFTAR ISI
HalamanLEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
DAFTAR ISIiii
DAFTAR GAMBARv
DAFTAR TABELvi
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang 1I2 Tujuan Percobaan 2
II TINJAUAN PUSTAKA
II1Pemilihan Konfigurasi Elektroda 3II2Kegunaan Metode Geolistrik 3
III TEORI DASAR
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1Waktu dan Tempat Praktikum10
IV2Alat Praktikum10
IV3Pengambilan Data Praktikum11
IV4Pengolahan Data Praktikum11
IV5Di
agram Alir Praktikum12
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
i
V1Data Praktikum13V2Pembahasan13
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7
Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9
Gambar 421 Laptop 10
Gambar 422 Alat Tulis 10
Gambar 423 Kalkulator 11
Gambar 424 Kertas 11
Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13
Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15
Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15
Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16
Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17
Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17
ii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5
iii
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah
permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk
eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini
menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk
mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik
ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan
menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam
permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger
dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-
schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini
kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan
penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan
pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan
perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi
elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum
konfigurasi metode geolistrik ini
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
V1Data Praktikum13V2Pembahasan13
VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7
Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9
Gambar 421 Laptop 10
Gambar 422 Alat Tulis 10
Gambar 423 Kalkulator 11
Gambar 424 Kertas 11
Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13
Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15
Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15
Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16
Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17
Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17
ii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5
iii
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah
permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk
eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini
menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk
mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik
ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan
menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam
permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger
dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-
schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini
kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan
penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan
pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan
perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi
elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum
konfigurasi metode geolistrik ini
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
DAFTAR GAMBAR
HalamanGambar 31 Konfigurasi elektroda wenner dan schlumberger 7
Gambar 32 Pola aliran arus antara dua elektroda arus 9
Gambar 421 Laptop 10
Gambar 422 Alat Tulis 10
Gambar 423 Kalkulator 11
Gambar 424 Kertas 11
Gambar 521 Konfigurasi elektroda wenner 13
Gambar 522 Konfigurasi elektroda schlumberger 14
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger 14
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D 15
Gambar 525 Konfigurasi elektroda dipole-dipole 15
Gambar 526 Konfigurasi elektroda pole-pole 16
Gambar 527 Konfigurasi elektroda pole-dipole 17
Gambar 528 Konfigurasi elektroda square 17
ii
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5
iii
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah
permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk
eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini
menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk
mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik
ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan
menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam
permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger
dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-
schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini
kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan
penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan
pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan
perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi
elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum
konfigurasi metode geolistrik ini
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda 5
iii
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah
permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk
eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini
menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk
mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik
ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan
menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam
permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger
dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-
schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini
kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan
penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan
pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan
perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi
elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum
konfigurasi metode geolistrik ini
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
I PENDAHULUAN
I1 Latar Belakang
Metode Geolistrik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
eksplorasi geofisika terutama dalam penentuan keberadaan air tanah bawah
permukaan (eksplorasi air tanah) Adapun fungsi lainnya adalah untuk
eksplorasi batubara emas bijih besi mangan dan chromites Metode ini
menggunakan penginjeksian arus listrik dibawah permukaan untuk
mendapatkan data bawah permukaan bumi tentunya dengan menggunakan
sifat-sifat kelistrikan batuan Istilah lain dalam penyebutan metode geolistrik
ini adalah metode electrical resistivity Metode resistivity ini bekerja dengan
menginjeksikan arus Direct Current (DC) atau arus searah kedalam
permukaan bumi dengan elektroda arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis yang dicari Selanjutnya mengukur voltase
(beda tegangan) yang ditimbulkan di dalam bumi Arus Listrik dan Tegangan
disusun dalam sebuah susunan garis linier yang biasa disebut dengan
konfigurasi elektroda Beberapa susunan garis linier atau konfigurasi
elektroda yang umum dipakai adalah dipole-dipole pole-pole schlumberger
dan wenner Adapun konfigurasi elektroda yang lain yakni wenner-
schlumberger pole-dipole dan square atau persegi Pada praktikum kali ini
kami membahas tentang konfigurasi metode geolistrik yakni melakukan
penurunan rumus masing-masing konfigurasi elektroda lalu melakukan
pembahasan macam-macam konfigurasi elektroda serta melakukan
perhitungan sesuai dengan faktor geometri masing-masing konfigurasi
elektroda Untuk lebih memahami tentang macam-macam konfigurasi
elektroda dalam konfigurasi metode geolistrik maka dilakukanlah praktikum
konfigurasi metode geolistrik ini
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
2
I2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah
1 Dapat mengetahui jenis-jenis konfigurasi elektroda
2 Dapat menghitung nilai K sesuai dengan faktor geometri masing-masing
konfigurasi elektroda
3 Dapat mengetahui sensitivitas masing-masing konfigurasi elektroda
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
II TINJAUAN PUSTAKA
II1 Pemilihan Konfigurasi Elektroda
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan
dipetakan sensitivitas alat tahanan jenis dan tingkat noise yang ada Masing-
masing konfigurasi elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan
Suatu permasalahan mungkin lebih baik dilakukan dengan suatu jenis
konfigurasi elektroda tetapi belum tentu permasalahan tersebut dapat
dipecahkan jika digunakan jenis konfigurasi lainnya Oleh karena itu
sebelum dilakukan pengukuran harus diketahui dengan jelas tujuannya
sehingga kita dapat memilih jenis konfigurasi yang mana yang akan dipakai
Karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi
elektroda adalah sensitivitas konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan
jenis bawah permukaan secara vertikal dan horizontal kedalaman investigasi
cakupan data horizontal dan kuat sinyal (Sari 2013)
II2 Kegunaan Metode Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman
sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan
akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air Umumnya
yang dicari adalah lsquoconfined aquiferrsquo yaitu lapisan akifer yang diapit oleh
lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan
bagian atas lsquoConfinedrsquo akifer ini mempunyai lsquorechargersquo yang relatif jauh
sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh
perubahan cuaca setempat Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya
lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
4
pada bagian atas dan bawahnya Bisa juga untuk mengetahui perkiraan
kedalaman lsquobedrockrsquo untuk fondasi bangunan Metoda geolistrik juga bisa
untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan Hanya
saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika
yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di
bawah permukaan (Batubara 2014)
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
III TEORI DASAR
Besarnya tahanan jenis diukur dengan mengalirkan arus listrik dan
memperlakukan lapisan batuan sebagai media penghantar arus Resistivitas yang
dihasilkan bukanlah nilai sebenarnya melainkan resistivitas semu Semakin besar
tingkat resistivitas maka semakin sukar untuk menghantarkan arus listrik dan
bersifat isolator begitu pula sebaliknya Oleh karena itu resistivitas berbanding
terbalik dengan konduktivitas atau daya hantar listrik Metode resistivitas ini
sering digunakan untuk pendugaan lapisan bawah tanah karena cukup sederhana
dan murah walaupun jangkauan kedalamannya tidak terlalu dalam tetapi itu
sudah mencapai target yang diinginkan untuk eksplorasi air bawah tanah (Ardan
2011)
Setiap konfigurasi elektroda dalam metode geolistrik tahanan jenis mempunyai
faktor geometri masing-masing berikut ini adalah beberapa faktor koreksi
masing-masing elektroda
Tabel 31 Konfigurasi dan faktor geometri masing-masing elektroda
Konfigurasi Elektroda Faktor Geometri
I
V
A M N B
Schlumberger
K = π (L2minusx2)12
2(L2+x2)
C1
P1 P2
C2
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
6
Wenner
K = 2πa
Wenner-Schlumberger
K = πn(n+1)a
Dipole-Dipole
K = πn(n+1)(n+2)a
Pole-Pole
K = 2πa
Pole-Dipole
K = 2πn(n+1)a
Square
K = πa(2+radic2iquestR
(Zaenudin 2015)
CC
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
7
Semua metode resistivity menggunakan sumber artifisis yang ditanamkan
kedalam tanah melalui titik elektroda atau sepanjang garis kontak antara elektroda
dan permukaan tanah Prosedur dari metode ini adalah untuk mengukur beda
potensial antar elektroda yang berbeda di sekitar aliran arus Karena arus juga
diukur ini memungkinkan untuk mengukur resistivitas efektif Dalam hal ini
metode resistivity lebih unggul setidaknya secara teori untuk AL1 metode listrik
lainnya karena hasil kuantitatif yang diperoleh menggunakan sumber
dikendalikan dari dimensi tertentu seperti dalam metode geofisika lain potensi
maksimum tahanan tidak pernah mati Kepala kelemahan adalah sensitivitas yang
tinggi terhadap variasi kecil dalam konduktivitas dekat permukaan atau biasa
dikenal dengan noise situasi akan ada di tanah survei magnetik jika satu orang
untuk menggunakan magnetometer dengan sensitivitas dalam kisaran picotesla
(Telford dkk 2004)
Banyak konfigurasi elektroda telah dirancang (Habberjam 1979) dan meskipun
beberapa kadang-kadang digunakan dalam survei khusus hanya dua yang sering
gunakan yakni konfigurasi elektroda Wenner dan konfigurasi elektroda
schlumberger seperti ditunjukan pada gambar
Gambar 31 Konfigurasi elektroda Wenner dan Schlumberger
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
8
Konfigurasi wenner sederhana dalam elektroda saat ini dan potensi yang
dipertahankan pada jarak yang sama antar elektrodanya Selama VES jarak yang
secara bertahap meningkat sekitar tetap titik pusat dan di CST seluruh spread
bergerak sepanjang profil dengan nilai tetap dari Efisiensi melakukan terdengar
listrik vertikal dapat sangat meningkat dengan memanfaatkan kabel multicore
untuk mana sejumlah elektroda yang melekat secara permanen pada pemisahan
standar (Barker 1981) Sebuah terdengar bisa kemudian dengan cepat dicapai
dengan beralih antara berbagai set empat elektroda Sistem seperti memiliki
tambahan keuntungan itu dengan mengukur resistensi tanah di dua posisi susunan
elektrode efek nearsurface variasi resistivitas lateral yang dapat secara substansial
dikurangi Dalam survei dengan konfigurasi Wenner keempat elektroda perlu
dipindahkan antara pembacaan berturut-turut Tenaga kerja ini sebagian diatasi
dengan penggunaan Schlumberger konfigurasi di mana batin elektroda potensial
memiliki 2l jarak yang merupakan sebagian kecil dari yang dari luar elektroda
arus (2L) Dalam survei CST dengan konfigurasi Schlumberger beberapa gerakan
lateral elektroda potensial dapat diakomodasi tanpa perlu memindahkan elektroda
saat ini Di VES survei elektroda potensial tetap tetap dan elektroda saat ini
diperluas simetris tentang pusat penyebaran Dengan nilai-nilai yang sangat besar
L mungkin namun perlu untuk meningkatkan l juga dalam rangka
mempertahankan terukur potensial (Kearey dkk 2002)
Ada beberapa macam aturan pendugaan lapisan bawah permukaan tanah dengan
geolistrik ini antara lain aturan Wenner aturan Schlumberger aturan frac12 Wenner
aturan frac12 Schlumberger dipole-dipole dan lain sebagainya Prosedur pengukuran
untuk masing-masing konfigurasi bergantung pada variasi resistivitas terhadap
kedalaman yaitu pada arah vertikal (sounding) atau arah lateral (mapping)
Metode resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara
mengkondisikan spasi antar elektrode potensial adalah tetap sedangkan spasi antar
elektrode arus berubah secara bertahap Pengukuran resistivitas pada arah vertikal
atau Vertical Electrical Sounding (VES) merupakan salah satu metode geolistrik
resistivitas untuk menentukan perubahan resistivitas tanah terhadap kedalaman
yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
9
bumi secara vertikal Metode ini dilakukan dengan cara memindahkan elektroda
dengan jarak tertentu maka akan diperoleh harga-harga tahanan jenis pada
kedalaman yang sesuai dengan jarak elektroda Harga tahanan jenis dari hasil
perhitungan kemudian diplot terhadap kedalaman (jarak elektroda) pada kertas
lsquologndashlogrsquo yang merupakan kurva lapangan Selanjutnya kurva lapangan tersebut
diterjemahkan menjadi jenis batuan dan kedalamannya (Halik dan Widodo 2008)
Survai geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi Resistivitas
bumi berhubungan dengan jenis mineral kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan Metode yang biasa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
umum yaitu dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dengan
menggunakan dua elektroda arus (A dan B) dan pengukuran beda potensial
dengan menggunakan dua elektroda potensial (M dan N) seperti yang
diperlihatkan pada gambar
Gambar 32 Pola Aliran arus antara dua elektroda arus (Supriyadi dkk 2012)
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
IV METODOLOGI PRAKTIKUM
IV1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum konfigurasi metode geolistrik ini dilaksanakan pada
Waktu Kamis 9 April 2015
Tempat Praktikum Laboratorium Geofisika
IV2 Alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai
berikut
Gambar 421 Laptop
Gambar 422 Alat Tulis
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
11
Gambar 423 Kalkulator
Gambar 424 Kertas
IV3 Pengambilan Data Praktikum
Pengambilan data pada praktikum konfigurasi metode geolistrik ini diambil
dari beberapa sumber Termasuk buku penuntun praktikum sebagai sumber
data pengamatan dan juga beberapa sumber lain seperti jurnal-jurnal ilmiah
buku-buku lain dan juga sumber artikel di Internet
IV4 Pengolahan Data Praktikum
Data praktikum diolah mulai dari menganalisis macam-macam konfigurasi
elektroda yang ada pada survei resistivity lalu dilakukan penurunan rumus
nilai K hingga didapatkan faktor geometrinya Setelah itu dilakukan
perhitungan nilai K dengan data yang telah tersedia pada buku panduan
praktikum geolistrik Secara terpisah sebagai tugas selanjutnya dilakukan
penggambaran ulang jenis-jenis konfigurasi elektroda yang ada dan pencarian
sensitivitas masing-masing elektroda
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
12
IV5 Diagram Alir Praktikum
Adapun diagram alir pada praktikum konfigurasi metode geolistrik kali ini
adalah sebagai berikut
Mulai
Menggambarkan masing-masing
konfigurasi elektroda
Menghitung nilai K Menuliskan sensitivitas
Menganalisis jenis konfigurasi yang
paling sensitif
Mencari jenis-jenis konfigurasi elektroda
Selesai
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
V HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
V1 Data Praktikum
Adapun data hasil pengamatan dari praktikum konfigurasi metode geolistrik
ini yakni terlampir dalam lampiran 1 berupa tugas penggambaran konfigurasi
elektroda penurunan nilai K dan perhitungan nilai K berdasarkan data yang
disajikan dalam buku panduan praktikum
V2 Pembahasan
Konfigurasi elektroda pada dasarnya merupakan aturan untuk penempatan
alat khususnya elektroda saat melakukan pengukuran dalam survei geolistrik
Terdapat 7 konfigurasi elektroda dalam praktikum kami kali ini yakni
konfigurasi elektroda wenner schlumberger wenner-schulmberger dipole-
dipole pole-pole pole-dipole dan square atau persegi Berikut adalah
penjelasan masing-masing konfigurasi tersebut
Konfigurasi Elektroda Wenner merupakan konfigurasi yang membutuhkan
tempat yang sangat luas Konfigurasi ini tersusun atas 2 elektroda arus dan 2
elektroda potensial Elektroda potensial ditempatkan pada bagian dalam dan
elektroda arus dibagian luar dengan jarak antar elektroda sebesar a
Gambar 521 Konfigurasi Elektroda Wenner
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
14
Pangukuran dilakukan dengan memindahkan semua elektroda secara
bersamaan kearah luar dengan jarak a selalu sama (AM = MN = AB)
Konfigurasi ini digunakan dalam pengambilan data secara lateral atau
mapping Faktor geometris untuk konfigurasi ini sebesar 2πa
Sehingga besar resisitivitas semu adalah ρ=2πa(VI)
Konfigurasi Elektroda Schlumberger Merupakan konfigurasi yang hampir
sama dengan Wenner hanya saja jarak elekroda potensial dibiarkan tetap
pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektroda arus ke arah luar
Gambar 522 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Metode ini tidak membutuhkan bentangan yang luas dan digunakan untuk
pengambilan data sounding Jarak antara elektroda AM dan NB sama (AM =
NB) sedangkan untuk jarak MN tetap Faktor geometrisnya K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger Menurut Sumanovac F
dkk (2007) Konfigurasi Wenner-Sclumberger mempuyai penetrasi
maksimum hingga kedalaman 90 meter sedangkan konfigurasi Wenner hanya
mencapai 80 m
Gambar 523 Konfigurasi elektroda wenner-schlumberger
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
15
Gambar 524 Konfigurasi pengukuran resistivitas 2D
Variabel n merupakan kelipatan untuk menunjukkan tingkat lapisan yang
teramati Faktor geometri dari konfigurasi elektroda Wenner-Schlumberger
adalah K = πn(n+1)a Dimana a adalah jarak antara elektroda P1 dan P2
serta n adalah perbandingan antara jarak elektrode C1-P1 dengan P1-P2
(misal 3a maka n=3) Sehingga nilai resistivitas semu dirumuskan
Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole Selain konfigurasi Wenner dan
Wenner-Schlumberger konfigurasi yang dapat digunakan adalah Pole-pole
Pole-dipole dan Dipole-dipole
Gambar 525 Konfigurasi Elektroda Dipole-Dipole
Pada konfigurasi Pole-pole hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan
satu elektrode untuk potensial Sedangkan elektrode yang lain ditempatkan
pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 20 kali spasi terpanjang
C1-P1 terhadap lintasan pengukuran Sedangkan untuk konfigurasi Pole-
dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
16
ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 5 kali spasi
terpanjang C1-P1 Sehingga untuk penelitian skala laboratorium yang
mungkin digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole Pada konfigurasi
Dipole-dipole dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na sedangkan spasi masing-masing elektrode a
Pengukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu
penampang dengan elektrode arus tetap kemudian pemindahan elektrode arus
pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial
sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik
terakhir di lintasan itu Sehingga berdasarkan gambar maka faktor geometri
untuk konfigurasi Dipole-dipole adalah K= πn(n+1)(n+2)a
Sehingga berlaku hubungan
Konfigurasi Elektroda Pole-Pole yaitu merupakan konfigurasi elektroda
elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial
Gambar 526 Konfigurasi Elektroda Pole-Pole
Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan
di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya
dapat diabaikan Sehingga faktor geometrinya
K = 2πa
Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole yaitu sumber arus tunggal tetapi
pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang
membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a Didapat faktor
geometrinya adalah
K = 2πn(n+1)a
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
17
Gambar 527 Konfigurasi Elektroda Pole-Dipole
Konfigurasi Elektroda Square atau persegi ini pada dasarnya telah digunakan
untuk memperkirakan arah strike pada sebuah model anomali dibawah
permukaan bumi Keuntungan konfigurasi persegi yaitu lebih sensitif dalam
perlakuan medan anisotropik dibawah permukaan seperti strike Konfigurasi
persegi mapping digunakan untuk mengetahui adanya respon anomali model
pada lintasan pengukuran jarak elektroda yang digunakan 1 m 14 m 2 m
dan 28 m Awalnya konfigurasi ini diciptakan sebagai alternatif konfigurasi
wenner-schlumberger ketika mengukur kedalam permukaan Konfigurasi ini
lebih menguntungkan karena dapat melakukan pengukuran lebih dari 65
dari luas permukaan Faktor geometri dari konfigurasi elektroda ini adalah K
= πa(2+radic2iquestR
Gambar 528 Konfigurasi Elektroda Square
Diatas merupakan pengertian dari masing-masing konfigurasi elektroda
dengan faktor geometrinya masing-masing dalam praktikum ini kami para
praktikan diminta untuk menggambarkan masing-masing konfigurasi
elektroda tersebut kembali dan hasil dari penggambaran yang kami lakukan
adalah terlampir dalam lampiran 1A
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
18
Selain menggambarkan kembali macam-macam konfigurasi elektroda yang
terdapat dalam survei geolistrik dan berjumlah tujuh buah kami juga
melakukan penurunan rumus untuk memerolah rumus pencarian nilai K
macam-macam konfigurasi elektroda Adapun penurunan rumus ini juga telah
terlampir di lampiran tepatnya pada lampiran 1B
Seletah melakukan penggambaran dan penurunan rumus untuk mencari
rumus nilai K masing-masing konfigurasi elektroda maka kami juga
melakukan penghitungan nilai K untuk konfigurasi elektroda wenner-
schlumberger dipole-dipole dan wenner dengan data yang telah disajikan
dalam buku penuntun panduan praktikum Adapun perhitungan yang saya
dapatkan juga telah terlampir pada lampiran 1C
Sensitivitas konfigurasi elektroda tentunya berbeda antara satu-sama lainnya
Seperti konfigurasi wenner yang dipakai untuk survei dangkal dan sensitif
terhadap arah horizontal atau mendatar untuk mapping Konfigurasi
schlumberger yang dipakai untuk penyelidikan yang berlaku pada area
mendatar atau relatif datar Jika konfigurasi ini dika aplikasikan pada medan
tidak datar maka dari data yang peroleh haruslah dilakukan koreksi ulang
dari hasil pengukuran yang diperoleh Konfigurasi elektroda schlumberger ini
sensitif terhadap arah vertikal (sounding) Selanjutnya konfigurasi elektroda
wenner-schlumberger memiliki hasil cakupan horizontal mapping lebih baik
untuk memperbaiki data kedalaman maka jaran antara dua elektroda M-N
akan ditingkatkan menjadi 2a dan pengukuran dapat diulangi untuk n yang
sama sampai elektroda terakhir kemudian ditingkatkan lagi hingga 3a
Konfigurasi elektroda dipole-dipole sensitivitas konfigurasi ini pada arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Konfigurasi elektroda
dipole-dipole memiliki keunggulan tersendiri dalam pelaksanaan dibanding
konfigurasi elektroda wenner ataupun schlumberger Untuk konfigurasi pole-
pole dan pole-dipole kedua konfigurasi elektroda ini sensitif terhadap arah
vertikal dan horizontal (sounding dan mapping) Terakhir adalah konfigurasi
elektroda square Konfigurasi ini lebih sensitif terhadap heterogenitas dan
anisotropi batuan tertentu hingga cocok untuk mapping Konfigurasi ini lebih
unggul dibanding wenner ataupun schlumberger untuk survei yang sama
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktikum konfigurasi metode geolistrik yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa
1 Perbedaan konfigurasi elektroda pada dasarnya berdasar pada perbedaan
formasi peletakan batang elektroda di daratan saat dilakukannya survei
geolistrik
2 Setiap konfigurasi elektroda memiliki faktor geometri yang tentunya berbeda
pula Faktor geometri merupakan multiplier atau faktor pengkali pada
konfigurasi elektroda agar didapatkan nilai resistivitas yang stabil
3 Masing-masing konfigurasi elektroda memiliki sensitivitas yang berbeda-
beda Dan konfigurasi wenner memiliki sensitivitas yang paling baik untuk
fungsi mapping
4 Perhitungan nilai K memilikii rumus yang berbeda antar konfigurasi
elektroda Ini disebabkan juga karena penurunan rumus yang berbeda
5 Survei geolistrik atau resistivity bekerja berdasarkan resistivitas dan
konduktivitas Dan bekerja dengan cara penginjeksian arus DC dan didapat
data beda potensial
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
DAFTAR PUSTAKA
Ardan 2011 Macam-macam metode geolistrik httpsardandipoldipol wordpresscom phisic geophisic geolistrik macam-macam-metode- geolistrik diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 0926 WIB
Batubara Abdullah Badawi 2014 Metode Geolistrik httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml diakses pada tanggal 14 april 2015 pukul 1025 WIB
Halik Gusfan dan Widodo Jojok 2008 Pendugaan Potensi Air Tanah Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Kampus Tegal Boto Universitas Jember Media Teknik Sipil Juli hal 110
Kearey Philip dkk 2002 An Introduction to Geophysical Exploration Great Britain TJ International hal 186
Sari Qurnia Wulan 2013 Modul Geolistrik httpsqurniawulansariwordpress comcategorygeophysicsgeolistrik-zone diakses pada tanggal 14 april 2015 pkul 0930 WIB
Supriyadi dkk 2012 Pemodelan Fisik Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger Untuk Mendeteksi Keberadaan Air Tanah Jurnal MIPA Vol 1 hal 39
Telford WM 2004 Applied Geophysics Second Edition USA University of Cambridge hal 522
Zaenudin Ahmad 2015 Penuntun Praktikum Eksplorasi Geolistrik Bandar Lampung Universitas Lampung hal 1-2
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
LAMPIRAN
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
Lampiran 2 Referensi Tinjauan Pustaka dan Teori Dasar
httpsqurniawulansariwordpresscomcategorygeophysicsgeolistrik-zone
Qurnia Wulan Sari (2013) ndash Modul Geolistrik
httpsardandipoldipolwordpresscomphisicgeophisicgeolistrikmacam-
macam-metode-geolistrik
Ardan 2011 ndash Macam-macam metode geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik
httpmineritysriwijayablogspotcom201403metode-geolistrikhtml
Abdullah Badawi Batubara (2014) ndash Metode Geolistrik
Aplied Geophysics 522 cover
Introduction 186 cover
Cover buku praktikum
Halik dan Widodo 2008 PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIKKONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KAMPUS TEGAL BOTO UNIVERSITASJEMBER
Supriyadi dkk 2012 PEMODELAN FISIK APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGERUNTUK MENDETEKSI KEBERADAAN AIR TANAH
httpalchemiststarblogspotcom201210konfigurasi-elektroda-pada-
metode_18html
httpmahendra-dwi-stumblrcompost34217416621konfigurasi-dalam-
geolistrik
httpsharnoviwordpresscom20110329metode-geolistrik