komunitas drummer semarang (kajian dalam kontek ...lib.unnes.ac.id/31934/1/2501410158.pdf · semoga...
TRANSCRIPT
i
KOMUNITAS DRUMMER SEMARANG
(KAJIAN DALAM KONTEK KEORGANISASIAN DAN
PEMBELAJARANNYA)
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
oleh
Aditya Oraga Dewantara Setiaji
2501410158
JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Ujian Skripsi
Drs. Syahrul Syah Sinaga S., M.Hum. (196408041991021001) -----------------
Ketua
Dra. Malarsih, M.Sn. (196106171988032001) -----------------
Sekretaris
Abdul Rachman, S.Pd., M.Pd. (198001202006041002) -----------------
Penguji I
Kusrina Widjajantie, S.Pd, M.A. (197205182005012001) -----------------
Penguji II
Dr. Udi Utomo, M.Si. (196708311993011001) -----------------
Penguji III/Pembimbing
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. (196008031989011001)
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang betanda tangan di bawa ini saya
Nama : Aditya Oraga Dewantara Setiaji
NIM : 2501410158
Prodi Studi : Pendidikan Seni Musik
Jurusan : Pendidikan Sendratasik
Judul Skripsi : Komunitas Drummer Semarang (Kajian dalam Kontek
Keorganisasian dan Pembelajarannya)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya serahkan ini adalah benar hasil karya saya
yang dibuat sesuai dengan kode etik ilmiah dan penuh kesadaran bahwa saya tidak
melakukan tindakan plagiasi atau mengambil alih seluruh hasil karya tulis orang
lain tanpa menyertakan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa saya melakukan plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai aturan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Aditya Oraga Dewantara Setiaji
NIM 2501410158
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Cobalah untuk tidak menjadi seorang yang sukses, tapi jadilah seorang yang
bernilai”(Albert Einstein)
“Setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih
muda” (Dahlan Iskan)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala
karuniaNya skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Yang Tersayang Ibunda Ony Gunarti Setyorini yang selalu
mendukung baik secara moral maupun material serta doa
yang selalu terucap, dan Ayahnda Alm. Adji Suyoto yang
telah banyak memberikan tauladan semasa hidupnya.
2. Dosen Pembimbing Bapak Dr. Udi Utomo, M.Si., yang
telah membimbing dengan baik.
3. Adikku Denta yang selalu memberikan dorongan belajar
dan motivasi.
4. Yang tercinta pendamping hidup Oda Rahma yang selalu
memberikan semangat.
5. Teman-teman Seni Musik dan segenap keluarga besar
Sendratasik.
v
PRAKATA
Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Komunitas Drummer Semarang (Kajian dalam Kontek Keoganisasian
dan Pembelajarannya)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah banyak
mendapatkan bantuan dan bimbingan serta saran dari berbagai pihak, baik dalam
bentuk moral maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan penulis untuk menimba ilmu di Unnes.
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
3. Dr. Udi Utomo, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan
Musik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas.
4. Dosen pembimbing Dr. Udi Utomo, M.Si., yang telah memberikan saran,
koreksi, pengarahan dan memberikan kemudahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Para dosen jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.
6. Ibu Ony Gunarti Setyorini, ibu saya yang selalu memberikan dukungan secara
material, semangat dan budi pekerti.
7. Seluruh pengurus dan anggota Komunitas Drummer Semarang yang telah
memberikan izin tempat serta membantu penulis dalam memperoleh data
selama penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
vi
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada pihak-
pihak yang terkait tersebut dan membalasnya dengan lebih baik. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Semarang, Agustus 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Setiaji, Aditya Oraga Dewantara. 2016. “Komunitas Drummer Semarang
(kajian dalam Kontek Keorganisasian dan Pembelajarannya)”. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Pembimbing : Dr. Udi Utomo, M.Si.
Kata kunci: Komunitas Drummer Semarang, Organisasi, Pembelajaran.
Komunitas Drummer Semarang merupakan salah satu komunitas yang
terbentuk di Kota Semarang yang memiliki tujuan sebagai wadah berekspresinya
musisi drummer khususnya di Kota Semarang, kegiatan yang diadakan meliputi
berbagai aspek seperti kegiatan musikal dan nonmusikal serta dalam setiap
pertemuannya selalu diadakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk
berbagi ilmu tentang drum.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber
data yang digunakan adalah berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Komunitas Drummer Semarang dalam pertunjukannya terdapat dua bentuk
pertunjukan yakni pertunjukan solo dan berkolaborasi dengan komunitas lain.
Organisasi Komunitas Drummer Semarang terdapat struktur organisasi serta tugas
dan wewenang. Pembelajaran Komunitas Drummer Semarang meliputi tiga ranah
yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh Komunitas Drummer Semarang diklasifikasikan menjadi 3
garis besar yang menggaris bawahi kegiatan Komunitas Drummer Semarang
terarah dan sesuai dengan tujuan yakni (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Ranah afektif berkenaan
dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah
psikomotorik, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c)
kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan ketrampilan
kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
Saran yang dapat diberikan, Bagi pembina Komunitas Drummer
Semarang, selalu memperhatikan dunia luar dengan berbagai modernisasi yang
terjadi didalamnya tapi tentunya tidak meninggalkan prinsip berdirinya
Komunitas Drummer Semarang yang sesungguhnya. Bagi masyarakat yang ikut
serta dalam kegiatan sebagai anggota Komunitas Drummer Semarang, selalu
menjaga kekompakan dan kerjasama serta tingkatkan rasa cinta akan kesenian
yang ada dengan cara saling toleransi sesama untuk mempertahankan kegiatan
yang sudah tercapai bagus agar tetap terlaksana dan terus lebih maju dalam
berkarya.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
PRAKATA ............................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ....................................................................... xii
DAFTAR FOTO ....................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ................................ 7
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 7
2.2 Landasan Teori .................................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Komunitas ...................................................................................... 8
2.2.2 Pengertian Pembelajaran .................................................................................. 10
2.2.3 Pengertian Manajemen ..................................................................................... 13
ix
2.2.4 Pengertian Musik ........................................................................................... 16
2.2.4.1 Pengertian Musik ........................................................................................... 16
2.2.4.2 Unsur-Unsur Musik ........................................................................................ 17
2.2.4.2.1 Irama ........................................................................................................... 17
2.2.4.2.2 Melodi ......................................................................................................... 18
2.2.4.2.3 Harmoni ...................................................................................................... 18
2.2.5 Alat Musik ........................................................................................................ 19
2.2.5.1 Drum .............................................................................................................. 19
2.2.5.1.1 Sejarah Drum .............................................................................................. 19
2.2.5.1.2 Pengertian Drum ......................................................................................... 20
2.2.5.1.3 Bagian-Bagian Drum .................................................................................. 21
2.2.5.3.1.1 Snare ........................................................................................................ 21
2.2.5.3.1.2 Tom-Tom ................................................................................................. 21
2.2.5.3.1.3 Cymbal ..................................................................................................... 22
2.2.5.2 Pembelajaran Drum ........................................................................................ 23
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 24
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 24
3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian ............................................................................. 25
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 25
3.2.2 Sasaran Penelitian ............................................................................................ 26
3.3 Teknik Pengumpulan data .................................................................................... 26
3.3.1 Teknik Observasi .............................................................................................. 26
3.3.2 Teknik Wawancara............................................................................................ 28
x
3.3.3 Teknik Dokumentasi ........................................................................................ 30
3.4 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 32
3.4.1 Reduksi Data ..................................................................................................... 33
3.4.2 Penyajian Data .................................................................................................. 33
3.4.3 Kesimpulan Atau Verifikasi .............................................................................. 33
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 35
4.1 Profil Komunitas Drummer Semarang................................................................. 35
4.1.1 Pertunjukan Solo Komunitas Drummer Semarang ........................................... 40
4.1.1.1 Urutan Sajian .................................................................................................. 41
4.1.1.1.1 Bagian Awal ............................................................................................... 42
4.1.1.1.2 Bagian Inti ................................................................................................... 42
4.1.1.1.3 Bagian Akhir ............................................................................................... 42
4.1.1.2 Instrumen ....................................................................................................... 43
4.1.1.2.1 Snare Drum ................................................................................................. 43
4.1.1.2.2 Mini Timbales ............................................................................................. 44
4.1.1.2.3 Cymbal Crash .............................................................................................. 45
4.1.1.2.4 Floor Drum .................................................................................................. 46
4.1.1.3 Lagu ............................................................................................................... 46
4.1.1.4 Pemain ............................................................................................................ 46
4.1.1.5 Tata Suara....................................................................................................... 49
4.1.1.6 Tempat............................................................................................................ 49
4.1.1.7 Waktu ............................................................................................................. 50
4.1.1.8 Tata Cahaya .................................................................................................... 51
xi
4.1.2 Pertunjukan Kolaborasi Dengan Komunitas Musik Lain ................................ 52
4.2 Organisasi Komunitas Drummer Semarang ........................................................ 53
4.2.1 Struktur Organisasi .......................................................................................... 54
4.2.2 Tugas Dan Wewenang ...................................................................................... 57
4.2.2.1 Manajemen Kepengurusan ............................................................................. 58
4.2.2.2 Jadwal Pertemuan Rutin Dan Pembelajaran .................................................. 59
4.2.2.3 Jadwal Perform Dan Penanggungjawabnya ................................................... 59
4.2.2.4 Pengelola Keuangan ....................................................................................... 59
4.3 Kegiatan Musikal Dan Nonmusikal Komunitas Drummer Semarang ................. 61
4.3.1 Pertemuan Rutin Anggota Komunitas Drummer Semarang ............................. 61
4.3.2 Pembelajaran Komunitas Drummer Semarang ................................................. 64
4.4 Pembelajaran Musik Komunitas Drummer Semarang.........................................66
BAB 5 PENUTUP..................................................................................................... 71
5.1 Simpulan ............................................................................................................. 71
5.2 Saran.................................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 74
LAMPIRAN.............................................................................................................. 76
xii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Bagan 1 Analisis Data Kualitatif Menurut Miles dan Huberman .............................. 34
Gambar 1 Set Drum Lengkap................................................................................ .... 43
Gambar 2 Formasi pada Pertunjukan Komunitas Drummer Semarang.................. ... 47
xiii
DAFTAR FOTO
Foto 1. Dave Mahardika, ketua organisasi Komunitas Drummer Semarang ............. 37
Foto 2. anggota Komunitas Drummer Semarang ...................................................... 38
Foto 3. Ferdian anggota Komunitas Drummer Semarang ......................................... 39
Foto 4.Snare Drum ..................................................................................................... 44
Foto 5. Mini Timbales ................................................................................................ 45
Foto 6.Cymbal ............................................................................................................ 45
Foto 7. Floor Drum .................................................................................................... 46
Foto 8. Formasi di panggung saat perform Komunitas Drummer Semarang ............ 48
Foto 9. Formasi di panggung saat perform Komunitaas Drummer Semarang .......... 48
Foto 10. Tata Cahaya saat pertunjukan solo dari Komunitas Drummer Semarang ... 51
Foto 11. Tata Cahaya saat pertunjukan solo Komunitas Drummer Semarang .......... 52
Foto 12. profil Bapak Hamdani, pembina organisasi Komunitas Drummer
Semarang .................................................................................................................... 55
Foto 13. profil Bapak Samboedi, pembina organisasi Komunitas Drummer
Semarang .................................................................................................................... 55
Foto 14. anggota Komunitas Drummer Semarang saat mengadakan acara .............. 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian..........................................................................75
Lampiran 2. Transkrip Wawancara......................................................................83
Lampiran 3. Biodata Penulis..................................................................................87
Lampiran 4. Peta Wilayah Kota Semarang............................................................88
Lampiran 5. SK Pembimbing.................................................................................89
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas....................................................90
Lampiran 7. Dokumentasi…....................................................................................91
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesenian merupakan bagian dari kebudayaan, dimana kesenian merupakan
arti yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, pada dasarnya, seni hadir
sebagai bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi yang mendatangkan
kepuasan dan perasaan-perasaan tertentu terhadap nilai-nilai budaya.
Berkaitan dengan hal tersebut pengalaman berkesenian yang didapat
seseorang dari sekolah membantu meningkatkan kemampuan berapresiasi pada
diri seseorang (Bastomi, 1988: 27). Kesenian telah menyertai kehidupan sejak
manusia mengembangkan potensi kemanusiaannya, kesenian menyertai dalam diri
seseorang dimanapun dan kapanpun manusia itu berada, begitu sederhana dan
terbatasnya kehidupan, manusia senantiasa menyisihkan waktunya untuk
mengekspresikan dan menikmati keindahan. Seni merupakan pertunjukan dari
perasaan manusia. Kata pertunjukan dimaksudkan sebagai proses yang
ditampilkan dalam diri manusia atau hal yang disiratkan dalam hasil karya seni itu
sendiri.
Kehadiran musik sebagai bagian dari kehidupan manusia bukanlah hal yang
baru, setiap orang memerlukan musik dan tak ada satu masyarakat atau budaya
yang tidak memiliki musik. Kehidupan seseorang tidak lepas dari musik, tentunya
musik yang berkembang tidak lewat begitu saja dari diri individu karena musik
mempunyai efek pada manusia yang dapat dihubungkan dengan segala sesuatu
2
seperti fisik, emosional, tingkah laku seseorang, pendidikan, imajinasi dan sosial.
Seni musik terwakili dalam suara atau pantun yang umumnya secara internal dan
eksternal tidak saja mengandung hiburan tetapi juga bercerita, mendidik,
mengajarkan bagi anggota nilai-nilai kebudayaan tertentu maupun bagi komunitas
budaya yang lain (Allo liliweri, 2013).
Manusia dan musik merupakan dua hal yang berkaitan erat. Mengutip dari
pendapat J.E. Titon, mengatakan bahwa musik memiliki kekuatan untuk
menyentuh dan menggerakan perasaan manusia. Melalui musik, manusia dapat
menyalurkan emosionalnya. Selain itu J.E. Titon juga mengungkapkan bahwa
musik berfungsi sebagai ekspresi diri, komunikasi dan media politik.
Era modern saat ini banyak jenis musik yang bermunculan dan membentuk
suatu wadah untuk perkembangannya dalam bentuk komunitas, walaupun
komunitas musik setiap individu berbeda-beda jenisnya, seperti komunitas gitar,
komunitas bass, dan komunitas drum. Di dalam sebuah komunitas musik tentunya
memiliki ciri khas masing-masing terutama dalam proses sosialnya, baik individu,
individu dengan individu, kelompok, bahkan antar kelompok atau komunitas.
Komunitas terbentuk karena adanya sebuah persamaan yang terbagi menjadi
tiga komponen yakni berdasarkan tempat atau lokasi, berdasarkan minat,
berdasarkan komuni. Dari paparan tersebut di Kota Semarang terbentuk sebuah
komunitas musik yang bernama Komunitas Drummer Semarang (KDS). KDS
dalam aktivitasnya menyampaikan sebuah pembelajaran baik di dalam
anggotanya maupun antar komunitas musik lainnya yang ada di Kota Semarang.
3
Komunitas Drummer Semarang adalah komunitas drum yang pertama kali
dibentuk pada tanggal 1 September 2011. Komunitas ini mengusung permainan
alat musik pukul yakni drum dimana memiliki suatu misi dan visi mempererat
persaudaraan sesama drummer. Kegiatan Komunitas Drummer Semarang
memberikan pembelajaran dan keorganisasian tentang drum baik teknik bermain
maupun hal yang bersangkutan dengan drum, hal ini menjadikan penulis
melakukan penelitian. Organisasi menurut T. Hani Handoko (1986: 167),
menjabarkan kata organisasi kedalam dua pengertian secara umum, pengertian
pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok dengan proses
pengorganisasian sebagai suatu cara dalam kegiatan organisasi yang dialokasikan
dan ditugaskan di antara para anggotanya agar organisasi dapat tercapai secara
efisien. Dengan kata lain organisasi merupakan wadah kerjasama sekelompok
orang dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama.
Oleh karena itu, peneliti menekankan pada ilmu pembelajaran dan proses
pengelolaan organisasi dalam Komunitas Drummes Semarang itu sendiri maupun
terhadap masyarakat umum dan anggotanya tentang struktur organisasi,
kepemimpinan, keakraban, pembelajaran serta pengalaman baik dari anggotanya
maupun dari pihak lain, ciri khas yang ada dan membedakan Komunitas Drummer
Semarang dengan komunitas lain yakni adanya pembelajaran teknik bermain
drum perkusi. Komunitas Drummer Semarang diketuai oleh Dave Mahardika.
Dave merupakan musisi kelahiran 19 Agustus 1990 yang dipercaya untuk
mengelola dan menjaga kegiatan Komunitas Drummer Semarang yang sudah
berdiri sejak tahun 2010. Meskipun di dalam proses kegiatan Komunitas
4
Drummer Semarang ini memiliki susunan struktur organisasi, Dave mempunyai
peran penting dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Komunitas Drummer
Semarang. Tidak hanya sebagai ketua dalam organisasi Komunitas Drummer
Semarang, namun dalam setiap kepanitiaan yang dibentuk pada suatu acara atau
kegiatan yang digelar Komunitas Drummer Semarang seperti acara Semarang
Drummer Banjir, Semarang Drumer Competition selalu menjabat sebagai ketua
panitia.
Komunitas Drummer Semarang mulanya dipelopori oleh 3 tokoh musisi
yang ada di semarang yakni bernama Bapak Hari Joko, Bapak Samboedi, dan
Bapak Handana Wikarta. Beliau yang mendorong munculnya ide untuk menggali
dan membentuk komunitas para musisi khususnya musisi drummer yang ada di
Kota Semarang, karena pada tahun 2010 Kota Semarang belum memiliki wadah
berekspresi dan berbagi untuk musisi drummer di Semarang sedangkan di kota
lain sudah ada.
Sejak berdiri pada tahun 2010 yang diketuai oleh Paul, Aktivitas atau
kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Drummer Semarang tiap tahunnya
sama namun konsep setiap tahunnya berbeda. Kegiatan yang diadakan Komunitas
Drummer Semarang yang rutin diadakan setiap tahunnya adalah Semarang
Drummer Banjir dan Semarang Drum Competition. Selain kegiatan pertunjukan
yang diadakan, Komunitas Drummer Semarang mengadakan kegiatan
pembelajaran drum yang diperuntukan untuk anggotanya. Pembelajaran
difokuskan pada pengembangan skill yang dimiliki anggota, sesama anggota juga
dapat saling berbagi kemampuan dan bakat yang dimiliki serta bisa berbagi solusi
5
tentang permasalahan materi drum. Kegiatan pembelajaran dan kegiatan tahunan
inilah yang mampu membuat Komunitas Drummer Semarang tetap berdiri dan
berkembang sehingga anggota musisi drum semakin banyak tiap tahunnya.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
“Komunitas Drummer Semarang (kajian dalam kontek keorganisasian dan
pembelajarannya)”. Penelitian ini difokuskan pada proses kegiatan keorganisasian
dan pembelajaran Komunitas Drummer Semarang.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah.
1.2.2 Bagaimana keorganisasian Komunitas Drummer Semarang?
1.2.2 Kegiatan musikal dan nonmusikal apa sajakah yang dilakukan oleh
Komunitas Drummer Semarang?
1.2.3 Bagaimana kegiatan pembelajaran musik yang berlangsung dikalangan
anggota Komunitas Drummer Semarang?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana keorganisasian yang ada
di Komunitas Drummer Semarang.
1.3.2 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kegiatan musikal dan nonmusikal
yang dilakukan oleh Komunitas Drummer Semarang.
6
1.3.3 Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kegiatan pembelajaran musik yang
berlangsung dikalangan anggota Komunitas Drummer Semarang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat teoritis
Memberikan informasi tertulis bagi masyarakat umum, khususnya generasi
muda dapat lebih mengenal Komunitas Drummer Semarang (kajian dalam kontek
keorganisasian dan pembelajarannya). Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat
sebagai bahan acuan penelitian yang sejenis. Manfaat khususnya dapat menambah
wawasan tentang Komunitas Drummer Semarang (kajian dalam kontek
keorganisasian dan pembelajarannya) bagi mahasiswa, terutama mahasiswa
Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
1.4.2 Manfaat praktis
1.4.2.1 Bagi peneliti sendiri yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang
Komunitas Drummer Semarang (kajian dalam kontek keorganisasian dan
pembelajarannya).
1.4.2.2 Bagi mahasiswa seni musik dari penelitian ini yaitu memberikan wawasan
lebih dalam mengenai Komunitas Drummer Semarang (kajian dalam
kontek keorganisasian dan pembelajarannya).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, penelitian ini mempunyai persamaan
dan perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Wisnu Blues (2011) yang berjudul “Bentuk Pertunjukan Musik
Komunitas Semarang Blues dan Manfaat bagi Peningkatan Musikalitas
Anggotanya di Kota Semarang”. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu
bagaimana bentuk penyajian dan manfaat pertunjukan musik Komunitas
Semarang Blues. Penelitian tersebut meneliti tentang bagaimana bentuk penyajian
Komunitas Semarang Blues. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian
penulis yakni sama-sama meneliti sebuah komunitas di Semarang tetapi topik
yang diteliti berbeda, komunitas yang ditelitipun juga berbeda.
Penelitian berikutnya terdapat dari Bagus Endy Kurniawan (2009) yang
berjudul “Metode dan Tehnik Pembelajaran Drum Anak Usia Dini di Anugrah
Abadi Musik Studio Semarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
memahami, dan menjelaskan metode dan teknik pembelajaran drum usia dini serta
mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran drum usia dni di
Anugrah Abadi Musik Studio Semarang. Penelitian tersebut memaparkan proses
pembelajaran yang menggunkan metode ceramah, demonstrasi, dan metode
latihan. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penulis yakni sama-sama
8
meneliti tentang pembelajaran drum, tetapi pada penelitian yan dilakukan oleh
Bagus Endry Kurniawan.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Danny Ariyanto N.P.H (2011)
yang berjudul “Komunitas Punk di Kota Pekalongan: Kajian Bentuk Musik,
Ideologi, dan Penampilan”. Dimana dalam penelitian tersebut membahas tentang
bentuk, ideologi, dan penampilan Komunitas Punk di Pekalongan. Penelitian ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni sama-
sama membahas tentang komunitas tetapi komunitas yang dibahas berbeda, jika
dalam penelitian tersebut adalah komunitas punk penelitian yang dilakukan oleh
penulis yakni Komunitas Drummer Semarang. Topik kajian yang dibahaspun
berbeda, dalam penelitian tersebut membahas kajian bentuk musik, ideologi dan
penampilan. Jika dalam penelitian yang dilakukan penulis membahas tentan
kajian organisasi dan pembelajaran.
2.2 LANDASAN TEORI
2.2.1 Pengertian Komunitas
Definisi dari kata komunitas adalah kelompok organisasi yang hidup dan
saling berinteraksi di dalam daerah tertentu misalnya; masyarakat; paguyuban;
atau sejenisnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusunan Kamus Pusat
Bahasa terbitan Balai Pustaka, 2002: 586). Komunitas terbentuk karena adanya
sebuah persamaan yang terbagi menjadi tiga komponen yakni berdasarkan tempat
atau lokasi, berdasarkan minat, berdasarkan komuni.
Definisi komunitas dapat dijelaskan melalui; pertama, terbentuk dari
sekelompok orang; kedua, saling berinteraksi secara sosial diantara anggota
9
kelompok itu; ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam
diri mereka atau di antara anggota kelompok yang lain; keempat, adanya wilayah-
wilayah individu yang terbuka oleh kelompok lain Van Hoeve (dalam Dadang
2013: 38). Ada banyak definisi komunitas ditemukan dalam literatur. George
Hillery Jr, pernah mengidentifikasi sejumlah definisi, kemudian menemukan
bahwa kebanyakan definisi tersebut memfokuskan makna komunitas sebagai: (1)
the common elements of area; (2) common ties; (3) social interaction. Kemudian,
George merumuskan pengertian komunitas sebagai “people living within a
specific area, sharing common ties, and interacting with one another” (orang-
orang yang hidup disuatu wilayah tertentu dengan ikatan bersama dan satu dengan
lain saling berinteraksi). Sementara itu, terlihat bahwa konsep komunikasi
mengandung empat komponen, yaitu: 1) people; 2) place or territory; 3) sosial
interaction; dan 4) psychological identification. Sehingga merumuskan pengertian
komunitas sebagai “orang-orang yang bertempat tinggal di suatu daerah yang
terbatas secara geografis, yang terlibat dalam interaksi sosial dan memiliki satu
atau lebih ikatan psikologi satu dengan yang lain dan denan wilayah tempat
tinggalnya”.
Definisi di atas tampak selaras dan saling melengkapi, komunitas
mengandung makna adanya sejumlah orang di suatu wilayah terbatas di mana satu
dengan yang lain saling berinteraksi dan memiliki ikatan (sosial psikologi)
bersama baik antara sesamanya maupun dengan wilayah teritorinya. Komunitas
digunakan juga untuk menunjuk kepada suatu unit atau kesatuan sosial yang
terprganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama, tidak
10
saja yang mempunyai territorial tetapi juga yang bersifat fungsional. Pada kajian
ini komunitas yang dimaksud adalah komunitas dalam pengertian territorial,
seperti dikemukakan oleh beberapa ahli di atas. Komunitas musik adalah
sekelompok orang yang berinteraksi dan mempunyai kesamaan dan kebutuhan
akan berkesenian musik.
Komunitas Drummer Semarang terbentuk karena adanya sebuah persamaan
yakni berdasarkan tempat atau lokasi dimana komunitas ini terbentuk pada
individu yang memiliki tempa tinggal yang sama di daerah Kota Semarang,
berdasarkan minat yakni keinginan yang sama, kesukaan atau minat yang sama,
dan tujuan yang sama, berdasarkan komuni yang sama yakni individu yang
memiliki latar belakang dan kepentingan yang sama membentuk kumpulan.
2.2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (event) yang mempengaruhi
peserta didik sedemikian rupa sehingga memperoleh kemudahan. Seperangkat
peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang internal jika peserta didik
melakukan self instruction dan sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal,
yakni jika bersumber antara lain dari pendidikan. Unsur utama dari pembelajaran
adalah pengalaman anak sebagai perangkat event sehingga terjadi proses belajar.
Pendidikan, pengajaran dan pembelajaran memiliki hubungan konseptual yang
berbeda. (Tim MKDK UNNES 2010 : 191).
Pembelajaran menurut Andrias (2003: 35) Belajar merupakan proses
pertumbuhan dan perubahan agar tahu (knowledge), agar mau (Attitude), agar bisa
berhasil (performance). Selanjutnya, dengan menempatkan manusia sebagai titik
11
sentral dari proses pembelajaran, maka pengertian belajar mungkin juga biasa
dipahami sebagai proses perubahan dan /atau pertumbuhan manusia dari keadaan
yang potensial (human being) menjadi aktual (being human).
Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah efektif, ranah
psikomotoris (Nana Sudjana 2013 : 22) .
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan
keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan
refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d)
keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan ketrampilan kompleks, dan (f) gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek pembelajaran dalam banyak komunitas
yang berdiri. Ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang sering digunakan meski
ketiga ranah tersebut digunakan dan berkesinambungan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003 : 5), bahwa pengertian pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu
12
lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasa kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi
sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks, guru mengajar
agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai
suatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang
peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan suatu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan, pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang dilaksanankan secara sadar dan disengaja dan merupakan
proses perubahan tingkah laku seperti variabel kepribadian, kemampuan dan
keterampilan yang terjadi karena adanya suatu pengalaman atau latihan dalam
rangka pencapaian tujuan yang dikehendaki.
Menurut Sudjana (1989: 5), belajar adalah suatu proses yang ditandai
adanya perubahan pada diri seseorang, seperti pengetahuan, penalaran, sikap,
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta aspek lainnya yang ada
13
pada individu yang belajar. Panadangan ini menekankan adanya perubahan pada
sifat dasar tersebut menyangkut segi pengetahuan, keterampilan maupun tingkah
laku atau sikap.
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan
dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-
potensi yang dibawanya sejak lahir. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-
perubahan pada diri orang yang belajar baik mengarah pada yang lebih baik atau
pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak.
Menurut Tri Anni (2004: 2-5) belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan,
kebiasaan, sikap keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
Oleh karena itu dengan menguasai prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang
mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam
proses psikologis.
2.2.3 Pengertian Manajemen
Definisi manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain Mary Parker Follett (dalam dadang 2013: 7). Pengertian tersebut
mengandung arti bahwa manajer mencapai tujuan organisasi melalui orang lain
untuk melaksanakan sebagai tugas yang mungkin diperlukan.
Definisi diatas menerangkan secara sederhana manajemen, namun
manajemen juga dapat didefinisikan secara lebih merinci seperti pendapat George
R. Terry (dalam Jazuli 2001: 34), merumuskan fungsi dasar manajemen sebagai
14
proses dinamis yang meliputi fungsi-fungsi: 1) Perencanaan (planning), 2)
Pengorganisasian (organizing), 3) Penggerakan ( aktualing), 4) Pengawasan atau
evaluasi (controlling). Manajemen merupakan dasar bagi hidup matinya sebuah
organisasi.
2.2.3.1 Langkah-langkah manajemen
Melaksanakan sesuatu dibutuhkan rencana, tujuan dan penetapan prosedur
kerja baik untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Manajemen berfungsi
untuk menjamin masukan dari berbagai sumber daya organisasi guna
menghasilkan produk yang dirancang secara tepat sehingga keinginan konsumen
dapat terpenuhi ( Jazuli, 2001: 45). Selanjutnya terdapat empat fungsi dasar yang
terdapat dalam manajemen agar dapat berjalan dengan baik maka perlu diadakan
proses yang terarah. Proses tersebut adalah:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan, pengelola hendaknya menetapkan tujuan, merumuskan
keadaan, identifikasi kemudahan dan hambatan, setelah itu adalah
mengembangkan rencana. Selain itu pengelola harus memahami kemampuan
organisasi dan kondisi lingkungan. Dalam mengelola sebuah organisasi harus
mempunyai struktur organisasi serta pembagian tugas dan wewenang dari
pengurus.
b. Pengorganisasian (Organising)
Setelah struktur organisasi terbentuk, hendaknya segera menyusun program
kerja agar langkah dari sebuah organisasi berjalan sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan. Menjabarkan tentang organisasi T. Hani Handoko (1986: 167),
15
menjabarkan kata organisasi kedalam dua pengertian secara umum, pengertian
pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok dengan proses
pengorganisasian sebagai suatu cara dalam kegiatan organisasi yang dialokasikan
dan ditugaskan di antara para anggotanya agar organisasi dapat tercapai secara
efisien. Dengan kata lain organisasi merupakan wadah kerjasama sekelompok
orang dalam rangka mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama. Organisasi
merupakan salah satu dalam unsur langkah-langkah manajemen.
c. Penggerakan (Aktualing)
Penggerakan merupakan suatu langkah untuk membuat pengurus organisasi
berjalan berdasarkan tugas dan wewenang. Penggerakan merupakan merupakan
salah satu langkah untuk memotivasi pengurus sehingga pengurus merasa dihargai
keberadaannya.
d. Pengawasan (Controlling)
Setelah ketiga langkah manajemen berjalan maka langkah selanjutnya
adalah pengawasan dari pelaksana ketiga hal tersebut. Pengawas hendaknya
mengawasi dari tahap awal persiapan selanjutnya tahap pelaksanaan atau ketika
proses berlangsung dan juga pengawasan pada tahap akhir atau evaluasi kegiatan.
Kesimpulan tersebut merupakan acuan penulis untuk mengungkapkan hasil
penelitian dan pembahasan pada penulisan tugas akir yang tertuju pada Komunitas
Drummer Semarang.
16
2.2.4 Pengertian Musik
2.2.4.1 Pengertian Musik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602), musik adalah ilmu
atau seni menyusun nada atau suara diutarakan kombinasi dan hubungan temporal
untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan
kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu dan keharmonisan. Lebih lanjut Jamalus (1988: 1-2) mengemukakan
bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pencipta melalui
unsure-unsur musik yaitu: irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu dan
ekspresi sebagai satu kesatuan.
Musik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 602) mengandung arti :
(1) ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan
hubungan temporal untuk menghasilkan kombinasi (suara) yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan, (2) nada atau suara yang disusun demikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Bila dilihat dari
unsur-unsur bahasa musik berasal dari bahasa yunani Mousikos dan Mosike yang
mengambil nama dari salah satu dewa keindahan dan menguasai bidang kesenian
dan ilmu pengetahuan.
Pengertian musik, sebagai yang diungkapkan oleh Hartono (2003: 59)
musik adalah perwujudan ungkapan perasaan atau ekspresi jiwa manusia yang
direncanakan yang diwujudkan melalui (nada atau bunyi lain) yang mengandung
17
unsur irama, melodi dan harmoni sehingga menjadi suatu bentuk karya yang dapat
dinikmati oleh dirinya maupun oleh orang lain dengan menggunakan alat
pendengaran, melalui suara atau bunyi bunyian.
Soedarsono dalam bukunya mengungkapkan beberapa pendapat dari
beberapa tokoh, Schopenhauer, filsuf Jeman di abad ke – 19 mengatakan dengan
singkat bahwa “Musik adalah melodi yang Syairnya adalah alam semesta”.
Komponis Amerika Dello Joio juga mengungkapkan “Mengenal musik dapat
memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain
diluar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa penghargaan
akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain diri suatu kenyataan yang
selain ini tersembunyi” (Soedarsono 1992: 13).
2.2.4.2 Unsur-unsur Musik
Unsur ialah elemen-elemen pembentuk sesuatu. Keterangan selengkapnya
mengenai unsur-unsur musik tersebut sebagai berikut:
2.2.4.2.1 Irama
Irama dapat juga diartikan bunyi atau kelompok bunyi dengan bermacam-
macam penjang pendeknya not dan tekanan atau aksen pada not. Irama dapat pula
diartikan sebagai ritme, yaitu susunan panjang pendeknya nada dan tergantung
pada nilai titinada (jamalus, 1988: 8). Irama dalam musik terbentuk dari
sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam panjang pendeknya,
digunakan dengan notasi irama dengan besntuk dan nilai tertentu, dan untuk
tekanan atau aksen dalam not diperlukan tanda birama.
18
Menurut Sudarsono (1996: 14) dalam praktek sehari-hari irama mempunyai
dua pengertian. Pengertian pertama irama diartikan sebagai pukulan atau ketukan
yang selalu tetap dalam suatu lagu berdasarkan pengelompokan pukulan kuat dan
pukulan lemah. Pengertian kedua irama diartikan sebagai pukulan-pukulan
berdasarkan panjang pendek atau nilai nada-nada dalam suatu lagu.
Sebuah lagu baik vokal maupun instrumental merupakan alur bunyi yang
teratur. Dalam lagu tersebut terdapat adanya suatu pertentangan bunyi antara
bagian yang bertekanan ringan dan bagian yang bertekanan berat. Pertentangan
yang teratur dan selalu berulang-ulang tersebut dinamakn irama atau ritme.
2.2.4.2.2 Melodi
Melodi adalah rangkaian nada-nada yang disusun ke dalam pola-pola yang
beraturan, atau dengan kata lain adalah rangkain nada-nada secara tunggal yang
member ritmik suatu keseluruhan (Van Ess dalam Hartono 2013: 63). Rangkaian
atau perpaduan nada-nada tersebut memperindah suasana dan memberikan
kepuasan bagi siapa saja yang menikmatinya. Misalnya nada naik, nada turun dan
juga nada datar. Gerak melodi naik berarti langkah dari satu nada kenada lain
yang lebih tinggi. Gerak melodi turun adalah langkah dari satu nada kenada lain
yang lebih rendah. Gerak melodi datar adalah langkah dari satu nada kenada lain
pada tinggi nada yang tetap.
2.2.4.2.3 Harmoni
Harmoni adalah keselarasan bunyi yang berupa gabungan dua nada atau
lebih yang berbeda tinggi rendahnya yang dibunyikan secara serentak, dasar dari
nada ini ialah trinada (Jamalus, 1988: 30). Selanjutnya trinada atau akord ialah
19
gabungan tiga nada yang terbentuk dari salah satu nada dengan nada terts atau
kwintnya, atau dikatakan juga terts bersusun. Trinada diberi nomor dengan angka
romawi sesuai dengan tingkat kedudukan nada dasarnya dalam tangga nada.
Angka romawi besar menunjukan trinada mayor, dan angka romawi kecil
menunjukan trinada minor.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah
perpaduan dua nada atau lebih yang dibunyikan, sehingga terdengar harmonisasi
suara atau harmoni yang terbentuk dari salah satu nada dengan nada tertentu.
2.2.5 Alat Musik
2.2.5.1 Drum
2.2.5.1.1 Sejarah Drum
Sejarah alat musik drum berlanjut ke peradaban Mesir kuno sekitar 4000
SM, disana ditemukan drum kayu yang terbuat dari kulit binatang, dan cara
memainkannya pun dipukul dengan tongkat kayu yang ukuran bentuknya kurang
lebih sama seperti stik drum zaman sekarang. Kemudian sejarah alam music drum
juga di temukan di Afrika dan Yunani di abad 2000 SM, kerangka drum yang
ditemukan mempunyai kemiripan dengan bentuk drum yang ditemukan di zaman
peradaban mesir. Sekitar tahun 600-an masehi, sejarah alat musik drum di Persia,
dimana disana dibuat gendering pendek dari tanah liat. Lalu gendering tersebut
dibuat dari kayu dan logam. Alat musik tersebut dari situlah berkembang ke
Afrika, Eropa dan Asia, dan digunakan sebagai alat musik pengiring perang. Abad
ke-13 masyarakat masyarakat eropa mengenal alat musik timpani, alat music
tersebut terbuat dari tembaga yang berbentuk kettle sup, dan tipani pun bisa juga
20
disebut dengan kettle drum. Dua abad kemudian kettle digunakan di Inggris
sebagai alat penandan waktu dan aba-aba serangan untuk bidang ketentaraan
(Muda, 2014: 90).
Rizky Muda dalam bukunya Mahir Drum (2014: 10) selain menjelaskan
sejarah drum pada peradaban mesir kuno juga menerangkan tentang sejarah alat
music drum pada penjelajahan bangsa Eropa-Amerika, penjelajahan bangsa Eropa
ke Amerika di tahun 1500 yang juga sekaligus memperkenalkan alat music drum.
Saat itu pengaruh alat musik drum sangat luar biasa, hingga 1800 beberapa
Negara mulai memasukan alat musik drum untuk tentara mereka. Sejarah drum
berlanjut ke pada pertama drum dan symbal memang dimainkan terpisah dalam
militer ataupun musik orkestra, kemudian pada walanya, drummer memaikan bass
drum dan snare dengan tangan. Di tahun 1890-an beberapa pemain drum mulai
bereksperimen untuk menggunakan footpedals dalam memainkan bas drum.
Sejarah alat music drum terdapat nama William Ludwig yang membuat system
pedal bas drum yang dibuat di tahun 1909, dan ini merupakan jalan pembuka
untuk alat music drum modern.
Perkembangan sejarah yang sangat pesat membuat perkembangan alat
music drum juga berkembang sangat pesat, muncul nya hi-hat dan para musisi
menemukan trik baru dalam penempatan drum, kemudian mereka melakukan
banyak latihan, dan dari sana satu pemain pun dapat memainkan satu set drum.
2.2.5.1.2 Pengertian Drum
Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang
direntangkan dan dipukul dengan tangan atau sebuah batang. Selain kulit, drum
21
juga digunakan dari bahan lain, misalnya plastik. Drum terdapat di seluruh dunia
dan memiliki banyak jenis, misalnya kendang, timpani, bodhran, Ashiko, snare
drum, bass drum, tom-tom, bentuk, dan lain-lain (Muda, 2014: 11).
Musik pop, rock, dan jazz, drum biasanya mengacu pada drum kit atau drum
set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass
drum, cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah sebagai alat musik drum elektrik.
Orang yang memakai drum set disebut”drummer”.
2.2.5.3.1 Bagian-bagian Drum
Set drum biasa terdiri dari beberapa komponen:
2.2.5.3.1.1 Snare
Snare merupakan unsure paling vital dalam drum, karena snare merupakan
bagian penentu dalam penentu ketukan dalam bermain drum. Snare terdiri dari
berbagai variasi ukuran antara 10” hingga 15”. Pada snare terdapat bagian yang
sangat penting yaitu snare wire atau stainer yang terdapat di bawah snare. Jika
kita memukul sisi atas pada drum, maka staniner yang di rapatkan pada bawah
snare akan berintraksi yang menghasilkan bunyi yang sangat nyaring (Muda,
2014: 15).
2.2.5.3.1.2 Tom-tom
Tom-tom pada drum merupakan kelengkapan pada drum set, dimana
drummer dapat lebi leluasa mem-variasikan pukulan. Tom-tom baru muncul pada
decade 30-an; pada awalnya tidal bisa dituning. Tom-tom terdiri dari bermacam-
macam ukuran dan bahan yang berbeda. Tom-tom terbuat dari kayu maple atau
22
birch, untuk ukuran yang ber-variasi ; 6”, 8”, 10”, 12”, 13”, 14”, 15”, 16”, 18”,
20” (Muda, 2014: 14).
2.2.5.3.1.3 Cymbal
Cymbal terbagi dalam berbagai bagian: 1) Hi-Hat, merupakan dua lempeng
cymbal yang di gabungkan menjadi satu bagian. Biasanya kedua bagian itu
mempunyai ukuran yang sama. Fungsi dari Hi-Hat sangat penting sekali, sebab
mempunyai peranan mengatur tempo atau waktu dalam permainan. Hi-Hat
mempunyai ukuran 10”, 13”, 14”, dan 15”. Pada jaman dahulu drummer belum
mengenal Hi-Hat, tetapi “Low boy” (letaknya dibawah), 2) Ride Cymbal,
mempunyai fungsi yang sama dengan Hi-Hat, yaitu sebagai iringan atau rhythm.
Dalam satu set drum, biasanya ride cymbal hanya satu sedangkan jenis cymbal
lainnya ada banyak. Ride cymbal mempunyai ukuran 18”-26”, 3) Crash cymbal,
berfungsi sebagai variasi dalam permainan. Biasanya memukul crash cymbal pada
waktu tertentu (fill-in). crash cymbal memiliki ukuran 15”, 16”, 17”, 18”, 19”,
20”, dan 22”, 4) Splash cymbal, mempunyai fungsi yang sama dengan crash
cymbal. Tetapi Splash cymbal memiliki ukuran yang lebih kecil dibandin crash
cymbal yakni memiliki ukuran 6”, 8”, 10”, dan 12”, 5) Chinese cymbal,
mempunyai fungsi yang sama dengan crash cymbal, tetapi Chinese cymbal
memiliki bentuk yang berbeda yakni seperti bentuk cymbal yang dibalikkan,
Chinese cymbal di ciptakan karena pengaruh dari music china, 6) bell cymbal,
seperti Splash cymbal hanya ukurannya jauh lebih tebal, 7) Sizzle cymbal ,
mempunyai keeling di bagian tepi cymbal, sehingga menghasilkan suara desis
yang panjang, kemudian muncul pula sizzle hi-hat (Muda, 2014: 19).
23
2.2.5.2 Pembelajaran Drum
Bermain drum tentu memiliki tehnik yang dipelajari oleh pemain drum,
Rizky Muda dalam bukunya Mahir Drum (2014: 84) menjelaskan teknik dasar
rudimen, rudiment merupakan tehnik awal bermain drum. Rudiment yang sering
disebut teknik dasar ini memiliki banyak bentuk penerapan dalam bermain drum
atau alat musik perkusi yang lain. Teknik yang mengunakan tangan, dan
menghasilkan pola pukulan yang bervariasi dalam permainan drum, akan tetapi
seiring berkembangnya musik drum, rudiment juga berkembang dan tidak
dimainkan dengan tangan tetapi dikombinasikan dengan kaki sehingga dapat
menghasilkan variasi yang lebih banyak lagi. Ada beberapa teknik dasar
(rudiment): Single Stroke, Double Stroke, Triple Stroke, Triplet, Paradidle, Flam,
Drag, Ratamacue.
Pembelajaran drum di Komunitas Drummer Semarang mengaplikasikan
pembelajaran dasar yang diterangkan di atas. Namun, terdapat pengembangan dan
penambahan variasi dalam setiap tekniknya.
71
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Komunitas Drummer Semarang adalah komunitas yang terbentuk sebagai
wadah musisi-musisi drummer di Kota Semarang khususnya, terbentuk sampai
dengan tahun 2016 ini. Komunitas Drummer Semarang berjalan dengan
terbentuknya sebuah organisasi di dalamnya, sehingga tujuan dan kegiatan
terbentuknya Komunitas Drummer Semarang dapat tercapai dengan sempurna.
Kegiatan Komunitas Drummer Semarang terbagi menjadi dua yakni kegiatan
musikal dan nonmusikal. Adapun pembelajaran yang diadakan Komunitas
Drummer Semarang mencakup Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif,
ranah afektif, ranah psikomotorik.
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Komunitas Drummer
Semarang diklasifikasikan menjadi 3 garis besar yang menggaris bawahi kegiatan
Komunitas Drummer Semarang terarah dan sesuai dengan tujuan yakni (1) Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Komunitas Drummer Semarang
dalam pembelajaran perlu adanya pengetahuan dari narasumber dan ingatan yang
diperoleh anggota untuk mengingat materi pembelajaran, setelah dirasa anggota
72
mendapat materi perlunya pemahaman dan pengaplikasian dengan salah satu
anggota maju kedepan untuk memperlihatkan kemampuannya yang divariasi
dengan materi yang baru saja diperoleh. Selagi salah satu anggota maju
mempraktekkan kemampuannya anggota yang lain memperhatikan dan
menganalisis teknik yang diperlihatkan. Evaluasi dilaksanakan setelah salah satu
anggota maju kedepan dan dabing dengan narasumber. (2) Ranah afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban
atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Pembelajaran Komunitas
Drummer Semarang juga mencakup ranah afektif karena dalam persiapan
pembelajaran menerapkan sistem manajemen organisasi, dimana seluruh anggota
ikut serta dalam mempersiapkan pembelajaran. Adanya penerimaan pembelajaran
yang diterima oleh anggota Komunitas Drummer Semarang dan reaksi yang
ditunjukan seperti maju untuk unjuk diri memperlihatkan kemampuannya serta
mengembangkan skill dari materi yang didapat dari pertemuan pembelajaran yang
berlangsung menunjukan bahwa hasil pembelajaran yang diadakan di Komunitas
Drummer Semarang berhasil sesuai dengan tujuan. (3) Ranah psikomotorik
berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada
enam aspek ranah psikomotorik, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan
gerakan dasar, (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e)
gerakan ketrampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif.
Pembelajaran Komunitas Drummer Semarang menggunakan enam ranah
Psikomotorik ini karena dalam perform peserta didik yang maju memperlihatkan
kemampuan dan perpaduan materi yang diperoleh dilakukan secara sadar dan
73
gerakan reflek diperoleh dari pengembangan materi yang diperoleh saat itu juga.
Gerakan kompleks, ekspresif dan interatif diperlihatkan pada anggota yang maju
dengan penguasaan panggung dengan percaya diri dengan kemampuannya.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah :
a. Bagi pembina Komunitas Drummer Semarang, selalu memperhatikan dunia
luar dengan berbagai modernisasi yang terjadi didalamnya tapi tentunya tidak
meninggalkan prinsip berdirinya Komunitas Drummer Semarang yang
sesungguhnya.
b. Bagi masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan sebagai anggota Komunitas
Drummer Semarang, selalu menjaga kekompakan dan kerjasama serta tingkatkan
rasa cinta akan kesenian yang ada dengan cara saling toleransi sesama untuk
mempertahankan kegiatan yang sudah tercapai bagus agar tetap terlaksana dan
terus lebih maju dalam berkarya.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, suharsimi. 2011. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Dadang. 2013. Komunitas Hardcore Straightedge di Kabupaten Batang (kajian
tentang Bentuk Musik dan Aktivitasnya). Skripsi. UNNES.
Geoge, Leslie. 2009. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Harefa, Andrias. 2013. Mengasah paradigm pembelajar. Yogyakarta: Gradien.
Hartono. 2013. Pendidikan Seni Memacu Potensi Anak, Memicu Konservasi Seni
Tradisi. Semarang: Unnes Press.
Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta:
Depdikbud.
Joni, Raka. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Josep, Wagiman. 2001. Teori Musik Dasar. Semarang.
2007. Teori Musik 1. Semarang: Sendratasik.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 1996. Depdiknas: Balai Pustaka.
Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2002. Depdiknas: Balai Pustaka.
Koentjaraningrat. 1991. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.
Gramedia.
Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
RosdaKarya.
75
Moleong. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Miles, M.M dan Huberman, A.M. 1992. Terjemahan T. Rehendi Rohidi. Analisis
Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Muda, Rizky. 2014. Mahir Drum Semudah Membalikan Telapak Tangan. Jakarta:
PT Niaga Swadaya.
Nasir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghaliia Jakarta.
Rifa’i, Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.
Rohidi. 1993. Analisis Data Kualitatif dalam Matthew M. Miles dan A. Michael
Huberman (terjemahan). Jakarta: UI Press.
Scott, Jhon. 2012. Teori Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana.2013. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sumaryanto, Totok. 2001. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif.
Semarang: IKIP Press.
_______________. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Seni. Semarang: Unnes Press.
Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia Musik Klasik. Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa.