komunikasi1

44
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK A. Pengertian Komunikasi Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini adalah manusia. Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with What Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu: Komunikator (siapa yang mengatakan?) Pesan (mengatakan apa?) Media (melalui saluran apa?)

Upload: erna-libya

Post on 10-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aaa

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi1

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

A. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara

epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan

perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana

“berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk

kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam

komunikasi ini adalah manusia.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif

oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang

dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of

Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk

menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who

Says What In Which Channel to Whom with What Effect?

Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

• Komunikator (siapa yang mengatakan?)

• Pesan (mengatakan apa?)

• Media (melalui saluran apa?)

• Komunikan (kepada siapa?)

• Efek (efek apa?)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese komunikasi

adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui

suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

B. Proses komunikasi

Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses

komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Proses komunikasi secara primer

Page 2: Komunikasi1

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing sebagai media.

Lambing sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal

(bahasa), dan pesan nonverbal.

Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang

diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator menyandi

(encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator

memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang

diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian, komunikan

menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan

lambing yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator.

Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa

komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok

dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan

pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm juga menambahkan,

bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang pengalaman komunikator

sama dengan dengan bidang pengalaman komunikan. Sebagai contoh: si A seorang

mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan

lancaraapabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga

sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si C yang

yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikasi tidak akan

berjalan lancar.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi karena

komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya

banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media yang sering

digunakan dalan komunikasi.

Page 3: Komunikasi1

C. Konseptual Komunikasi

Deddy Mulyana mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasidalam

tiga konseptual yaitu:

a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai

biladiterapkan di komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru, jika diterapkan

pada komunikasi publikyang melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam

konsep ini sebagai definisi berorientasi sumber.dalam konteks ini juga, komunikasi

dianggap sebagai suatu tindakan yang diserngaja untuk menyampaikan pesandemi

memenuhi kebutuhan komunkator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau

membujuk orang lain melakukan sesuatu.

Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:

Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari

sumber kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah

laku.

Theodore M. Newcomb: setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu

transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber

kepada penerima.

Gerald M. Milller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan

suatu pesan kepada penerima pesan dengan niat disadari untuk mempengaruhi

perilaku penerima.

Komunikasi sebagai interaksi

Menurut konsep ini, komunikasi merupakan suatu proses sebab-akibat atau

aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal

maupun nonverbal, seoarng penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbalatau

nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respom atau

umpan balik dari orang kedua, dan begitulah seterusnya.

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Sharon dan Weaver (dalam

Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling

mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada

bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan

teknologi.

Page 4: Komunikasi1

b. Komunikasi sebagai transaksi

Menurut pandanan ini komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara

berkesinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarka

pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator

yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap mereka bertukar pesan

verbal atau nonverbal.

Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: komunikasi adalah proses pembentukan

makna anatara dua orang atau lebih.

Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: komunikasi adalah proses memahami

dan berbagai makna.

William I. Gordon: komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang

melibatkan gagasan dan perasaan.

D. Fungsi Komunikasi

William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30

mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu:

a. Sebagai komunikasi social

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan

bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tegangan dan

tekanan, antara lain lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur danb memupuk

hubungan dengan orang lain.

Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan mengenai diri kita, dan

itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan oleh orang lain kepada

kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa

kita, namun bagaiaman kita merasakan siapa kita. George Herbert Mead (dalam

Jalaluddin Rakhmat, 1994) mngistilahkan significant others (orang lain yang sangat

penting) untuk orang-orang di sekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam

membentuk konsep diri kita. Richard Dewey dan W.J Humber (19969) menamai

affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita punya ikatan emosional.

Dari merekalah perlahan- lahan kita membentuk konsep diri kita.

Page 5: Komunikasi1

Selain itu, terdapat juga yang disebut reference group yaitu kelompok yang secara

emosioanal mengikat kiota, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita.

Dengan ini, orang akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri

kelompok.

Page 6: Komunikasi1

• Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya

eksis. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas pada seorang

pnanya pada sebuah seminar, walaupun sudah diperingati oleh moderator

untuk brbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau

komentator itu sering berbicara panjang kebar dengan argument-argumen yang

kebanyakan tidak relevan.

• Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh

kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai

manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah

kebutuhan akan hubungan sosialyang ramah, yang hany bisa dipenuhi dengan

membina hubungan yang baik dengan orang lain. Komunikasi sangat

dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk

mebujuk, dan mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif

atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta

hiburan.

b. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan peerasaan-perasaan (emosi) kita.

Perasan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalaui pesan-pesan nonverbal.

Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut dapat disampaikan

lewat kata-kata, namun bisa disampaiakn lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal.

Misalnya ibu menunjukan rasa kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.

c. Sebagai komunikasi ritual

Komunikasi ritual biasanya dapat terlihat pada suatu komunitas yang

melakukan upacara-upacara yang disebut oleh para antropolog sebagai rites of

passage, seperti upacara kelahiran, upacara pernikahan, siraman, dan lain-lain.dalam

acara tersebut orang-orang biasanya mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku

simbolik.

d. Sebagai komunikasi instrumental

Page 7: Komunikasi1

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:

menginformasikajn, mengajar,mendorong, mengubah sikap, menggerakan

tindakan, dan juga menghibur.

Sebagai instrument, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan

membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.

Komunikasi berfungsi esbagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan

pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang,

Berkenaan dengan fungsi komuniasi ini, seorang ahali bernama Harold D

Laswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

• Pengawasan lingkungan yaitu epnyingkapan ancaman dan kesempatan yang

mempengaruhi nilai masyarakat.

• Menghubungkan bagian-bagian penting yang tak terpisahkan bagi masyarakat

untuk menanggapi lingkungan

• Menurunkan warisan social dari generasi ke generasi

E. Tingkatan Komunikasi

a) Komunikasi intrapersonal

Komunikasi intrapersonel adalah komunikasi yang terjadi dalam diri

seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera

dan sistem syaraf manusia.

b) Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan

seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat

pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada

tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam

komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisalebih dari

dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang

baik. Begitupun, komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila

pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi

komunikan. Komunikasi bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan,

namun juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Memahami proses

komunikasi interpersonal menuntut pemahaman hubungansimbiotis antara

Page 8: Komunikasi1

komunikasi dengan perkembangan relasional. Komunikasi mempengaruhi

perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serrentak),

perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara

pihakpihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.

c) Komunikasi kelompok

Definisi kelompok. Kelompok adalah sekelompok orang yang yang

anggota - angotanya merasa terikat dengan kelompok - ada sense of

belonging - yang tidak dimilik oleh angota yang bukan kelompok, serta

mereka merasa saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam

cara tertentu dengan hasil yang lain.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung di antara

anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner

memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari

tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang

dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan

masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik

pribadi anggota lainnya dengan akurat.

Dikotomi kelompok

Kelompok primer - sekunder (Cooley)

Kelompok primer yaitu kelompok yang hubungannya terasa akrab,

lebih personal, dan lebih menyentuh hati.. Misalnya : hubungan dengan

keluarga, kawan sepermainan, dan tetangga - tetangga yang dekat (di

kampung, bukan di real estate). Sedangkan kelompok sekunder, yaitu

kelompok yang hubungannya tidak akrab, tidak personal, dan tidak

menyentuh hati. Misalnya : organisasi massa, fakultas, serikat buruh,

danb sebagainya.

Perbedaan utama antara kelompok primer dan sekunder :

Kualitas pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal

Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek

hubungan daripada aspek isi

Kelompok primer bersifat ekspresif dan informal

Ingroup - outgroup (Summer)

Page 9: Komunikasi1

Ingroup berarti kelompok kita, sedangkan outgroup berarti kelompok

mereka. Dalam ingroup , terdapat semangat “kekitaan” (we-ness).

Semangat ini lazim disebut kohesi kelompok (cohesiveness).

Rujukan - keanggotaan (Theodore Newcomb)

Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur

(standar) untuk menilai diri sendri atau untuk membentuk sikap. Jika

kelompok tersebut digunakan sebagai teladan bagaimana seharusnya

bersikap, maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif. Jika

kelompok tersebut digunakan sebagai teladan bagaimana seharusnya

tidak bersikap, maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif.

Kelompok rujukan memiliki beberapa fungsi, yaitu :

Fungsi komparatif (Hyman, Kelley, dan Merton)

Fungsi normative (Hyman, Kelley, dan Merton)

Fungsi perspektif (Tamotsu Shibutani)

Deskriptif - preskriptif (John F. Cragan dan David W. Wright)

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat

proses pembentukannya secara alamiah.

Kategori perspektif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah -

langkah yang rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok

untuk mencapai tujuannya.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi

Konformitas

Konformitas (Kiesler dan Kiesler) adalah perubahan perilaku atau

kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan

kelompok - yang real atau yang dibayangkan. Faktor - faktor yang

mempengaruhi konformitas adalah kejelasan situasi, konteks situasi,

cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengrauh, ukuran

kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.

Fasilitasi sosial

Fasilitasi sosial adalah kelancaran atau peningkatan kualitas kerja

karena ditonton oleh kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan

sehingga terasa lebih “mudah”. Fasilitasi sosial sebetulnya bukan

istilah yang tepat karena dalam beberapa hal, kehadiran kelompok

malah menghambat pelaksanaan kerja. Istilah ini sepertinya hanya

Page 10: Komunikasi1

tepat dipergunakan untuk penelitian - penelitian awal dalam psikologi

sosial.

Polarisasi

Orang justru cenderung membuat keputusan yang lebih berani ketika

mereka berada dalam kelompok daripada ketika mereka sendirian,

gejala ini disebut geseran risiko (risky shift). Banyak penelitian yang

menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena difusi tanggung jawab.

Dalam kelompok, inidividu dapat berbagi tanggung jawab dengan

orang lain sehingga risiko kegagalan juga ditanggung bersama.

d) Komununikasi organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai

pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

organisasi.

e) Komunikasi massa

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi

yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan

anonimmelalui media massa cetak ataupun elektronik sehingga pesan yang

diterima secara serentak dan sesaat. Konteks komunikasi massa dikaitkan

dengan komunikasi public. Komunikasi publik adalah komunikasi antara

komunikasi antara seorang pembicara dengan khalayak, yang tidak

dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,

ceramah, atau kuliah (umum).

Menurut Bittner, “Mass communicatrion is messages communicated

through a mass medium to a large number of people”. Gerbner menulis,

“Mass communication is the technologically and institutionally based

production and distribution of the most broadly shared continuous flow of

messages in industrial societies”. Dari pendefinisian yang dilakukan oleh

beberapa orang ahli, maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Tanda pokok dari komunikasi massa

Bersifat tidak langsung

Bersifat satu arah

Page 11: Komunikasi1

Bersifat terbuka

Mempunyai publik yang secara geografis tersebar

Faktor - faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada komunikasi

massa

Teori Defleur dan Ball Rokeach

DeFleur dan Rokeach mengemukakan tiga kerangka teoretis, yaitu :

Perspektif perbedaan individual, yang memandang bahwa sikap

dan organisasi personal - psikologis individu akan menentukan

bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan

bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap orang

mempunyai potensi biologis. Pengalamn belajar, dan lingkungan

berbeda. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang

berbeda pula.

Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat

terdapat kelompok - kelompok sosial, yang rekasinya pada stimuli

tertentu cenderung sama.

Perspektif hubungan sosial menekankan pada pentingnya peranan

hubungan sosial yang informasi dalam mempengaruhi reaksi orang

terhadap media massa.

Pendekatan Motivasional dan Uses dan Gratification

Model ini memandang individu sebagai makhluk suprasional dan

sangat efektif. Dalam model ini perhatian bergeser dari proses

pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan.

Efek komunikasi massa

Efek komunikasi massa dapat dilihat dari pesan yang disampaikan

maupun media fisik yang digunakan untuk berkomunikasi. Efek ini

meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral. Efek kognitif

terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau

dipersepsi. Efek ini juga berkaitan dengan transmisi pengetahuan,

keterampilan, kepercayaan, atau informasi . efek afektif muncul ketika

ada perubhan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci. Aspek

ini berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai. Sedangkan efek behavioral

terlihat pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola

tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

Page 12: Komunikasi1

Komunikasi kelompok

Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian

orang, sejak lahir orang sudah mulai bergabung dengan kelompok primer yang

paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia dan

kemampuan intelektual kita masuk dan terlibat dalam kelompok - kelompok

skunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat perkerjaan dan kelompok

skunder lainya yang sesuai dengan minat dan keterikatan kita, ringkasannya

kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita,

karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagai informasi,

pengalaman, dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.

Kelompok adalah sekumpulan orang - orang yang terdiri dari dua atau tiga orang

bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara mereka satu sama

Page 13: Komunikasi1

lainnya, terutama kelompok pimer, intensitaf hubungan diantara mereka merupakan

persyaratan utama yang dilakukan oleh orang -

orang dalam kelompok tersebut.

Kelompok memiliki tujuan dan aturan - aturan yang dibuat sendiri dan merupakan

kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga mampu menciptakan atribut

kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu.

Pengertian juga memiliki tujuan - tujuan yang diperjuangkan bersama,

sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan tujuan - tujuan

pribadinya. Dengan demikian, kelompok memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan masing

- msing pribadi dalam kelompok dan tujuan kelompok, sedangkan tujuan kelompok

harus memberi kepastian kepada tercapainya tujuan - tujuan individu.

Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan

penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari

suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).

Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang - orang yang

berkumpulan dipasar, terminal bis, atau sedang antri loket bioskop tidak dapat

disebut kelompok, tetapi disebut agregat. Supaya agregat menjadi kelompok

diperlukan kesedaran dari anggota - anggotanya akan adanya ikatan yang sama

yang mempersatukan mereka. Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi

(meskipun tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi atau komunikasi

diantara anggota - anggotanya.

1. Klasifikasi kelompok

Kelompok disini dapat diklasifikasikan dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi,

kelompok dapat diklasifikasi kedalam :

a. Kelompok Primer dan Kelompok Skunder

Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Hortono Cooley

(1990). Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional,

personal, dan akrab, menyentuh hati, sperti hubungan dengan

keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah di pedesaan

Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai

hubungan yang tidak akrab,tidak personal, dan tidak menyentuh

hati kita seperti organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan

sebagainya.

b. In -group dan Out-group

In-group adalah kelompok kita, Out-group adalah kelompok

mereka.in-group dapat berubah kelompok primer maupun skunder.

Page 14: Komunikasi1

Keluarga kita adalah in-goup kelompok primer. Fakultas adalah in-

group kelompok skunder. Perasamaan in-group diungkapkan

dengan kesetiaan, solodaritas, kesenangan, dan kerja sama. Untuk

membedakan In-group an Ot-group, kita membuat batas/oundaries, yang

menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar.

c. Kelompok Keanggotaan dalam Kelompok Rujukan

Pembagian kelompok ini dikemukakan olehtheodoe New-comb yang

melahirkan istilah membership group dan refence group. Kelompok rujukan

diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat untuk member

sikap. Jika Anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana

seharusnya bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan negative.

d. Kelompok Deskritiptif dan Kelompok Preskiptif

Jhon F Cragan dan David W. Wrigtht membagi kelompok pada

dua katagori preskriptif Katagori deskritif menunjukan klasifikasi

Page 15: Komunikasi1

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK

1.    PENGERTIAN

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang

dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan

sebagainya. Definisi lain menegnai komunikasi kelompok adalah suatu iteraksi secara

bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti

berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya

dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secaratepat. Kedua

definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi

tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan

kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang

berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya,

dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan

masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu

kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1.      Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

2.      Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3.      Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

4.      Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

5.      Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :

1.      Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of

belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.

Page 16: Komunikasi1

2.      Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait

dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.

2.    PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-

hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi

setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam

hamper semua aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan

persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan

sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula

merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota

(kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut

terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang

yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang

penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan

sebagai orang yang antisosial.

Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan diatas tersebut, yaitu

:

a.       elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan

faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat

perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact

adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang

sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya

secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut

sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah

mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.

b.      elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk

jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok.

Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena

dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh

kumpulan yang bersifat sementara.

c.       elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi

kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu

kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang.

Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang

Page 17: Komunikasi1

dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk

dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.

Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota

mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota

mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan

dalam definisi pertama.

d.      elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa

keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi

anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

3.    FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK

1.      Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana

suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para

anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan

kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.

2.      Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah

kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan

mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan

dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat

dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai

dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah

informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta

frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan

sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi

kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota,

mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.

3.      Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan

anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang

terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak

diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut

terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru

orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan

demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.

Page 18: Komunikasi1

4.      Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk

memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah

(problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak

diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making)

berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah

menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.

5.      Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan

dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari

kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya.

Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna

mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan

membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah

kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok

berat dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal

dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang

mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa

yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi

yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan

mengaturnya.

4.    PENGARUH KELOMPOK PADA PRILAKU KOMUNIKASI

      KON FORMITAS

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)

kelompoks sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila

sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada

kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.

Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-

rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan

anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan

seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan

anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

Contoh :

Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh

33 orang perwakilan daerah. Salah seorang calon ketua umum (misalnya A)

Page 19: Komunikasi1

merancang 5 orang perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat

pemilihan tersebut dan menyatakan pilihannya pada A. Maka setelah kelima orang

tersebut selesai berbicara, anggota-anggota perwakilan daerah lainnya tanpa sadar

akan ”terbawa” pada pendapat/pilihankelima orang tersebut, sehingga akan

terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.

      FASILITASI SOSIAL

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran

atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok

mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965)

menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit

energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan

hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan

mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon

dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah

yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang

salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang

dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat

kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

Contoh :

Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya .

Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (baca : Geng

Nero), maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya

terheran-heran dibuatnya, karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu,

padahal di rumah ia terlihat diam dan kalem.

     POLARISASI

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum

diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan

tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu.

Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang

tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. Jadi

polarisasi adalah proses mengkutub, baik ke arah mendukung/positif/pro maupun

kea rah menolak/negative/kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.

Page 20: Komunikasi1

5.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KELOMPOK

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:

a.       melaksanakan tugas kelompok

b.      memelihara moral anggota-anggotanya.

Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi

(performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila

kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar),

maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh

anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam

kegiatan kelompok.

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua factor, yaitu: factor situasional

(karateristik kelompok dan factor personal (karateristik para anggota kelompok).

Faktor situasional meliputi:

a.       ukuran kelompok,

b.      jaringan komunikasi,

c.       kohesi kelompok,

d.      dan kepemimpinan.

  factor personal meliputi:

a.       kebutuhan interpersonal,

b.      tindak komunikasi,

c.       peranan.

Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok

sebagai berikut :

1)    Ukuran kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance

bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.

Page 21: Komunikasi1

Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan

tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar

dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi.Pada tugas interaktif, anggota-anggota

kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, atau

keputusan.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok

adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang

konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan

kelompok kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan

hanya membutuhkan sumber, ketrampilan, dan kemampuan yang terbatas.

Bila tuga memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai kegiatan

gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

2) Jaringan komunikasi

Bagan atau gambar Jaringan Kelompok Roda, Rantai, Y, Lingkaran, dan

Jaringan Kelompok Bintang secara lebih lengkap dapat dilihat di buku

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi.

Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin,

menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota

kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan

pemimpinnya.

Pada jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat

berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi dengan dengan D, dan

begitu seterusnya.

Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan

dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang

yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya.

Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang hanya dapat berkomunikasi

dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam

model ini tidak ada pemimpin .

Page 22: Komunikasi1

Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi

semua saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua

anggota kelompok yang lain.

Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa

jaringan komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan

komunikasi, menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi.

Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak memusat, adalah yang paling

lambat dalam memacahkan masalah. Jaringan komunikasi lingkaran cenderung

melahirkan sejumlah kesalahan.

Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa pola komunikasi

yang paling efektif adalah pola semua saluran. Mengapa? Karena pola semua

saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling

memberikan kepuasan kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas

bila tugas itu berhubungan dengan masalah yang sulit.

Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah.

3) Kohesi kelompok

Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan

interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.

Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk

tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok.

Kohesi kelompok diukur dari :

a.       keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain

b.      ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok

c.       sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk

memuaskan kebutuhan personalnya.

Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok

kohesif, sebagai berikut :

1.                Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan

kelompok. Jika gagasannya sesuai dengan mayoritas anggota

kelompok.

Page 23: Komunikasi1

2.                Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin

dipengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat,

keyakinan, dan tindakan.

3.                Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus

memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota-anggota

kelompok.

4.                Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok,

kelompok yang lebih kohesif akan cenderung menolak pesan.

5.                Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat

meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan

yang bertentangan.

 

4) Kepemimipinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi

kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor

yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok. Ada tiga gaya

kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.

6.    BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI KELOMPOK

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun

dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

       KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)

mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan

kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-

anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik

komunikasinya, sebagai berikut:

Page 24: Komunikasi1

a.       Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,

menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam

suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan

rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi

bersifat dangkal dan terbatas.

b.      Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok

sekunder nonpersonal.

c.       Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada

aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

d.      Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok

sekunder instrumental.

e.       Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok

sekunder formal.

         KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK RUJUKAN

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan

(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok

keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan

fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah

kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri

atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,

fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok

rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang

(fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan

sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing

perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi

normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia

ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan

makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi

perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam

bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok

Page 25: Komunikasi1

rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok

rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam

berkomunikasi.

         KELOMPOK DESKRIPTIF DAN KELOMPOK PRESIKRIPTIF

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua:

deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok

dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan,

ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a.

kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok

tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau

merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang

menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.

Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.

Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik

yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an

menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh

anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright

mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar,

simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.

Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan KesehatanManusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga

Page 26: Komunikasi1

menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah:(1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi dengan klien.(2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik.(3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri. 

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth

Publishing Company.

Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

http://www.one.indoskripsi.com/content/teori-pengertian-komunikasi

http://www.adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-

antarpribadi.html

eJournal llmu Komunikasi, 2013, 1 (3) 465-479

ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id

http://robbysaputrasiakper.blogspot.com/2012/04/sistem-komunikasi-

Page 27: Komunikasi1

kelompok.html

https://refnilismarwati.wordpress.com/2013/04/26/komunikasi-dalam-

pelayanan-kesehatan/