komunikasi1
DESCRIPTION
aaaTRANSCRIPT
![Page 1: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/1.jpg)
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
A. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara
epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana
“berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk
kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi ini adalah manusia.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif
oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of
Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who
Says What In Which Channel to Whom with What Effect?
Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
• Komunikator (siapa yang mengatakan?)
• Pesan (mengatakan apa?)
• Media (melalui saluran apa?)
• Komunikan (kepada siapa?)
• Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
B. Proses komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
![Page 2: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/2.jpg)
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing sebagai media.
Lambing sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang
diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator menyandi
(encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian, komunikan
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan
lambing yang mengandung perasaan dan pikiran komunikator.
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa
komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok
dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan pengalaman dan
pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm juga menambahkan,
bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang pengalaman komunikator
sama dengan dengan bidang pengalaman komunikan. Sebagai contoh: si A seorang
mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan
lancaraapabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga
sama-sama mahsiswa. Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si C yang
yang seorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikasi tidak akan
berjalan lancar.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi karena
komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media yang sering
digunakan dalan komunikasi.
![Page 3: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/3.jpg)
C. Konseptual Komunikasi
Deddy Mulyana mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasidalam
tiga konseptual yaitu:
a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai
biladiterapkan di komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru, jika diterapkan
pada komunikasi publikyang melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi dalam
konsep ini sebagai definisi berorientasi sumber.dalam konteks ini juga, komunikasi
dianggap sebagai suatu tindakan yang diserngaja untuk menyampaikan pesandemi
memenuhi kebutuhan komunkator, seperti menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau
membujuk orang lain melakukan sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku.
Theodore M. Newcomb: setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber
kepada penerima.
Gerald M. Milller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan
suatu pesan kepada penerima pesan dengan niat disadari untuk mempengaruhi
perilaku penerima.
Komunikasi sebagai interaksi
Menurut konsep ini, komunikasi merupakan suatu proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal
maupun nonverbal, seoarng penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbalatau
nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respom atau
umpan balik dari orang kedua, dan begitulah seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Sharon dan Weaver (dalam
Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada
bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.
![Page 4: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/4.jpg)
b. Komunikasi sebagai transaksi
Menurut pandanan ini komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara
berkesinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarka
pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator
yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap mereka bertukar pesan
verbal atau nonverbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: komunikasi adalah proses pembentukan
makna anatara dua orang atau lebih.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: komunikasi adalah proses memahami
dan berbagai makna.
William I. Gordon: komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang
melibatkan gagasan dan perasaan.
D. Fungsi Komunikasi
William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu:
a. Sebagai komunikasi social
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian, terhindar dari tegangan dan
tekanan, antara lain lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur danb memupuk
hubungan dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan mengenai diri kita, dan
itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan oleh orang lain kepada
kita. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa
kita, namun bagaiaman kita merasakan siapa kita. George Herbert Mead (dalam
Jalaluddin Rakhmat, 1994) mngistilahkan significant others (orang lain yang sangat
penting) untuk orang-orang di sekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam
membentuk konsep diri kita. Richard Dewey dan W.J Humber (19969) menamai
affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita punya ikatan emosional.
Dari merekalah perlahan- lahan kita membentuk konsep diri kita.
![Page 5: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/5.jpg)
Selain itu, terdapat juga yang disebut reference group yaitu kelompok yang secara
emosioanal mengikat kiota, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita.
Dengan ini, orang akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan diri dengan ciri-ciri
kelompok.
![Page 6: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/6.jpg)
• Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya
eksis. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas pada seorang
pnanya pada sebuah seminar, walaupun sudah diperingati oleh moderator
untuk brbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, penanya atau
komentator itu sering berbicara panjang kebar dengan argument-argumen yang
kebanyakan tidak relevan.
• Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh
kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai
manusia, dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah
kebutuhan akan hubungan sosialyang ramah, yang hany bisa dipenuhi dengan
membina hubungan yang baik dengan orang lain. Komunikasi sangat
dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk
mebujuk, dan mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif
atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta
hiburan.
b. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan peerasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalaui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut dapat disampaikan
lewat kata-kata, namun bisa disampaiakn lebih ekspresif lewat perilaku nonverbal.
Misalnya ibu menunjukan rasa kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.
c. Sebagai komunikasi ritual
Komunikasi ritual biasanya dapat terlihat pada suatu komunitas yang
melakukan upacara-upacara yang disebut oleh para antropolog sebagai rites of
passage, seperti upacara kelahiran, upacara pernikahan, siraman, dan lain-lain.dalam
acara tersebut orang-orang biasanya mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku
simbolik.
d. Sebagai komunikasi instrumental
![Page 7: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/7.jpg)
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikajn, mengajar,mendorong, mengubah sikap, menggerakan
tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrument, komunikasi tidak saja digunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi esbagai instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan
pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang,
Berkenaan dengan fungsi komuniasi ini, seorang ahali bernama Harold D
Laswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
• Pengawasan lingkungan yaitu epnyingkapan ancaman dan kesempatan yang
mempengaruhi nilai masyarakat.
• Menghubungkan bagian-bagian penting yang tak terpisahkan bagi masyarakat
untuk menanggapi lingkungan
• Menurunkan warisan social dari generasi ke generasi
E. Tingkatan Komunikasi
a) Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapersonel adalah komunikasi yang terjadi dalam diri
seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera
dan sistem syaraf manusia.
b) Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan
seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat
pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada
tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam
komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisalebih dari
dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang
baik. Begitupun, komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila
pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi
komunikan. Komunikasi bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan,
namun juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Memahami proses
komunikasi interpersonal menuntut pemahaman hubungansimbiotis antara
![Page 8: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/8.jpg)
komunikasi dengan perkembangan relasional. Komunikasi mempengaruhi
perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serrentak),
perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara
pihakpihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.
c) Komunikasi kelompok
Definisi kelompok. Kelompok adalah sekelompok orang yang yang
anggota - angotanya merasa terikat dengan kelompok - ada sense of
belonging - yang tidak dimilik oleh angota yang bukan kelompok, serta
mereka merasa saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam
cara tertentu dengan hasil yang lain.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung di antara
anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner
memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari
tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud dan tujuan yang
dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan
masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik
pribadi anggota lainnya dengan akurat.
Dikotomi kelompok
Kelompok primer - sekunder (Cooley)
Kelompok primer yaitu kelompok yang hubungannya terasa akrab,
lebih personal, dan lebih menyentuh hati.. Misalnya : hubungan dengan
keluarga, kawan sepermainan, dan tetangga - tetangga yang dekat (di
kampung, bukan di real estate). Sedangkan kelompok sekunder, yaitu
kelompok yang hubungannya tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati. Misalnya : organisasi massa, fakultas, serikat buruh,
danb sebagainya.
Perbedaan utama antara kelompok primer dan sekunder :
Kualitas pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal
Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek
hubungan daripada aspek isi
Kelompok primer bersifat ekspresif dan informal
Ingroup - outgroup (Summer)
![Page 9: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/9.jpg)
Ingroup berarti kelompok kita, sedangkan outgroup berarti kelompok
mereka. Dalam ingroup , terdapat semangat “kekitaan” (we-ness).
Semangat ini lazim disebut kohesi kelompok (cohesiveness).
Rujukan - keanggotaan (Theodore Newcomb)
Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur
(standar) untuk menilai diri sendri atau untuk membentuk sikap. Jika
kelompok tersebut digunakan sebagai teladan bagaimana seharusnya
bersikap, maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif. Jika
kelompok tersebut digunakan sebagai teladan bagaimana seharusnya
tidak bersikap, maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif.
Kelompok rujukan memiliki beberapa fungsi, yaitu :
Fungsi komparatif (Hyman, Kelley, dan Merton)
Fungsi normative (Hyman, Kelley, dan Merton)
Fungsi perspektif (Tamotsu Shibutani)
Deskriptif - preskriptif (John F. Cragan dan David W. Wright)
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat
proses pembentukannya secara alamiah.
Kategori perspektif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah -
langkah yang rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok
untuk mencapai tujuannya.
Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi
Konformitas
Konformitas (Kiesler dan Kiesler) adalah perubahan perilaku atau
kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan
kelompok - yang real atau yang dibayangkan. Faktor - faktor yang
mempengaruhi konformitas adalah kejelasan situasi, konteks situasi,
cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengrauh, ukuran
kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok.
Fasilitasi sosial
Fasilitasi sosial adalah kelancaran atau peningkatan kualitas kerja
karena ditonton oleh kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan
sehingga terasa lebih “mudah”. Fasilitasi sosial sebetulnya bukan
istilah yang tepat karena dalam beberapa hal, kehadiran kelompok
malah menghambat pelaksanaan kerja. Istilah ini sepertinya hanya
![Page 10: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/10.jpg)
tepat dipergunakan untuk penelitian - penelitian awal dalam psikologi
sosial.
Polarisasi
Orang justru cenderung membuat keputusan yang lebih berani ketika
mereka berada dalam kelompok daripada ketika mereka sendirian,
gejala ini disebut geseran risiko (risky shift). Banyak penelitian yang
menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena difusi tanggung jawab.
Dalam kelompok, inidividu dapat berbagi tanggung jawab dengan
orang lain sehingga risiko kegagalan juga ditanggung bersama.
d) Komununikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi.
e) Komunikasi massa
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi
yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan
anonimmelalui media massa cetak ataupun elektronik sehingga pesan yang
diterima secara serentak dan sesaat. Konteks komunikasi massa dikaitkan
dengan komunikasi public. Komunikasi publik adalah komunikasi antara
komunikasi antara seorang pembicara dengan khalayak, yang tidak
dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,
ceramah, atau kuliah (umum).
Menurut Bittner, “Mass communicatrion is messages communicated
through a mass medium to a large number of people”. Gerbner menulis,
“Mass communication is the technologically and institutionally based
production and distribution of the most broadly shared continuous flow of
messages in industrial societies”. Dari pendefinisian yang dilakukan oleh
beberapa orang ahli, maka komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Tanda pokok dari komunikasi massa
Bersifat tidak langsung
Bersifat satu arah
![Page 11: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/11.jpg)
Bersifat terbuka
Mempunyai publik yang secara geografis tersebar
Faktor - faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada komunikasi
massa
Teori Defleur dan Ball Rokeach
DeFleur dan Rokeach mengemukakan tiga kerangka teoretis, yaitu :
Perspektif perbedaan individual, yang memandang bahwa sikap
dan organisasi personal - psikologis individu akan menentukan
bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan
bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap orang
mempunyai potensi biologis. Pengalamn belajar, dan lingkungan
berbeda. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang
berbeda pula.
Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat
terdapat kelompok - kelompok sosial, yang rekasinya pada stimuli
tertentu cenderung sama.
Perspektif hubungan sosial menekankan pada pentingnya peranan
hubungan sosial yang informasi dalam mempengaruhi reaksi orang
terhadap media massa.
Pendekatan Motivasional dan Uses dan Gratification
Model ini memandang individu sebagai makhluk suprasional dan
sangat efektif. Dalam model ini perhatian bergeser dari proses
pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan.
Efek komunikasi massa
Efek komunikasi massa dapat dilihat dari pesan yang disampaikan
maupun media fisik yang digunakan untuk berkomunikasi. Efek ini
meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral. Efek kognitif
terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau
dipersepsi. Efek ini juga berkaitan dengan transmisi pengetahuan,
keterampilan, kepercayaan, atau informasi . efek afektif muncul ketika
ada perubhan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci. Aspek
ini berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai. Sedangkan efek behavioral
terlihat pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola
tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.
![Page 12: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/12.jpg)
Komunikasi kelompok
Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian
orang, sejak lahir orang sudah mulai bergabung dengan kelompok primer yang
paling dekat, yaitu keluarga. Kemudian seiring dengan perkembangan usia dan
kemampuan intelektual kita masuk dan terlibat dalam kelompok - kelompok
skunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat perkerjaan dan kelompok
skunder lainya yang sesuai dengan minat dan keterikatan kita, ringkasannya
kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita,
karena melalui kelompok, memungkinkan kita dapat berbagai informasi,
pengalaman, dan pengetahuan kita dengan anggota kelompok lainnya.
Kelompok adalah sekumpulan orang - orang yang terdiri dari dua atau tiga orang
bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara mereka satu sama
![Page 13: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/13.jpg)
lainnya, terutama kelompok pimer, intensitaf hubungan diantara mereka merupakan
persyaratan utama yang dilakukan oleh orang -
orang dalam kelompok tersebut.
Kelompok memiliki tujuan dan aturan - aturan yang dibuat sendiri dan merupakan
kontribusi arus informasi diantara mereka sehingga mampu menciptakan atribut
kelompok sebagai bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu.
Pengertian juga memiliki tujuan - tujuan yang diperjuangkan bersama,
sehingga kehadiran setiap orang dalam kelompok diikuti dengan tujuan - tujuan
pribadinya. Dengan demikian, kelompok memiliki dua tujuan utama, yaitu tujuan masing
- msing pribadi dalam kelompok dan tujuan kelompok, sedangkan tujuan kelompok
harus memberi kepastian kepada tercapainya tujuan - tujuan individu.
Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari
suatu organisasi (Wiryanto, 2005:52).
Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang - orang yang
berkumpulan dipasar, terminal bis, atau sedang antri loket bioskop tidak dapat
disebut kelompok, tetapi disebut agregat. Supaya agregat menjadi kelompok
diperlukan kesedaran dari anggota - anggotanya akan adanya ikatan yang sama
yang mempersatukan mereka. Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi
(meskipun tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi atau komunikasi
diantara anggota - anggotanya.
1. Klasifikasi kelompok
Kelompok disini dapat diklasifikasikan dari perspektif psikologi, dan juga sosiologi,
kelompok dapat diklasifikasi kedalam :
a. Kelompok Primer dan Kelompok Skunder
Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Hortono Cooley
(1990). Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional,
personal, dan akrab, menyentuh hati, sperti hubungan dengan
keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah di pedesaan
Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai
hubungan yang tidak akrab,tidak personal, dan tidak menyentuh
hati kita seperti organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan
sebagainya.
b. In -group dan Out-group
In-group adalah kelompok kita, Out-group adalah kelompok
mereka.in-group dapat berubah kelompok primer maupun skunder.
![Page 14: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/14.jpg)
Keluarga kita adalah in-goup kelompok primer. Fakultas adalah in-
group kelompok skunder. Perasamaan in-group diungkapkan
dengan kesetiaan, solodaritas, kesenangan, dan kerja sama. Untuk
membedakan In-group an Ot-group, kita membuat batas/oundaries, yang
menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar.
c. Kelompok Keanggotaan dalam Kelompok Rujukan
Pembagian kelompok ini dikemukakan olehtheodoe New-comb yang
melahirkan istilah membership group dan refence group. Kelompok rujukan
diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat untuk member
sikap. Jika Anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana
seharusnya bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan negative.
d. Kelompok Deskritiptif dan Kelompok Preskiptif
Jhon F Cragan dan David W. Wrigtht membagi kelompok pada
dua katagori preskriptif Katagori deskritif menunjukan klasifikasi
![Page 15: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/15.jpg)
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
1. PENGERTIAN
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan
sebagainya. Definisi lain menegnai komunikasi kelompok adalah suatu iteraksi secara
bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti
berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya
dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secaratepat. Kedua
definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi
tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan
kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya,
dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :
1. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of
belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.
![Page 16: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/16.jpg)
2. Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait
dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
2. PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-
hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi
setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam
hamper semua aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan
persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan
sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok belajar) dan ia bias pula
merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota
(kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut
terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang
yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang
penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan
sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan diatas tersebut, yaitu
:
a. elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan
faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat
perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact
adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang
sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya
secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut
sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah
mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
b. elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk
jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok.
Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena
dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh
kumpulan yang bersifat sementara.
c. elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi
kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu
kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang.
Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang
![Page 17: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/17.jpg)
dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk
dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.
Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota
mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota
mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan
dalam definisi pertama.
d. elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa
keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi
anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.
3. FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK
1. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana
suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para
anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan
kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.
2. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah
kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan
mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan
dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat
dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai
dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah
informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta
frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan
sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi
kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota,
mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.
3. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang
terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak
diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut
terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru
orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan
demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
![Page 18: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/18.jpg)
4. Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk
memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah
(problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak
diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah
menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.
5. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan
dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari
kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya.
Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna
mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan
membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah
kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok
berat dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal
dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang
mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa
yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi
yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan
mengaturnya.
4. PENGARUH KELOMPOK PADA PRILAKU KOMUNIKASI
KON FORMITAS
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)
kelompoks sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila
sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada
kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-
rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan
anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan
seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan
anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
Contoh :
Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh
33 orang perwakilan daerah. Salah seorang calon ketua umum (misalnya A)
![Page 19: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/19.jpg)
merancang 5 orang perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat
pemilihan tersebut dan menyatakan pilihannya pada A. Maka setelah kelima orang
tersebut selesai berbicara, anggota-anggota perwakilan daerah lainnya tanpa sadar
akan ”terbawa” pada pendapat/pilihankelima orang tersebut, sehingga akan
terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.
FASILITASI SOSIAL
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran
atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok
mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965)
menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit
energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan
hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan
mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon
dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah
yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang
salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang
dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat
kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
Contoh :
Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya .
Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (baca : Geng
Nero), maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya
terheran-heran dibuatnya, karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu,
padahal di rumah ia terlihat diam dan kalem.
POLARISASI
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum
diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan
tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu.
Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang
tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. Jadi
polarisasi adalah proses mengkutub, baik ke arah mendukung/positif/pro maupun
kea rah menolak/negative/kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.
![Page 20: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/20.jpg)
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KELOMPOK
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:
a. melaksanakan tugas kelompok
b. memelihara moral anggota-anggotanya.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi
(performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila
kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar),
maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh
anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam
kegiatan kelompok.
Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua factor, yaitu: factor situasional
(karateristik kelompok dan factor personal (karateristik para anggota kelompok).
Faktor situasional meliputi:
a. ukuran kelompok,
b. jaringan komunikasi,
c. kohesi kelompok,
d. dan kepemimpinan.
factor personal meliputi:
a. kebutuhan interpersonal,
b. tindak komunikasi,
c. peranan.
Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok
sebagai berikut :
1) Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance
bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.
![Page 21: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/21.jpg)
Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan
tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar
dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi.Pada tugas interaktif, anggota-anggota
kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, atau
keputusan.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok
adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang
konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan
kelompok kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan
hanya membutuhkan sumber, ketrampilan, dan kemampuan yang terbatas.
Bila tuga memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai kegiatan
gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.
2) Jaringan komunikasi
Bagan atau gambar Jaringan Kelompok Roda, Rantai, Y, Lingkaran, dan
Jaringan Kelompok Bintang secara lebih lengkap dapat dilihat di buku
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi.
Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin,
menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota
kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan
pemimpinnya.
Pada jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat
berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi dengan dengan D, dan
begitu seterusnya.
Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan
dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang
yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya.
Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang hanya dapat berkomunikasi
dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam
model ini tidak ada pemimpin .
![Page 22: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/22.jpg)
Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi
semua saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua
anggota kelompok yang lain.
Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa
jaringan komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan
komunikasi, menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi.
Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak memusat, adalah yang paling
lambat dalam memacahkan masalah. Jaringan komunikasi lingkaran cenderung
melahirkan sejumlah kesalahan.
Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa pola komunikasi
yang paling efektif adalah pola semua saluran. Mengapa? Karena pola semua
saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling
memberikan kepuasan kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas
bila tugas itu berhubungan dengan masalah yang sulit.
Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah.
3) Kohesi kelompok
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan
interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.
Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk
tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok.
Kohesi kelompok diukur dari :
a. keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain
b. ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
c. sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personalnya.
Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok
kohesif, sebagai berikut :
1. Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan
kelompok. Jika gagasannya sesuai dengan mayoritas anggota
kelompok.
![Page 23: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/23.jpg)
2. Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin
dipengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat,
keyakinan, dan tindakan.
3. Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus
memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota-anggota
kelompok.
4. Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok,
kelompok yang lebih kohesif akan cenderung menolak pesan.
5. Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat
meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan
yang bertentangan.
4) Kepemimipinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi
kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor
yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok. Ada tiga gaya
kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.
6. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI KELOMPOK
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun
dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan
kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik
komunikasinya, sebagai berikut:
![Page 24: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/24.jpg)
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,
menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam
suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan
rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi
bersifat dangkal dan terbatas.
b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada
aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok
sekunder instrumental.
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok
sekunder formal.
KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK RUJUKAN
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan
fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah
kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri
atau untuk membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,
fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok
rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang
(fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan
sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing
perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi
normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia
ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan
makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi
perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam
bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok
![Page 25: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/25.jpg)
rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok
rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam
berkomunikasi.
KELOMPOK DESKRIPTIF DAN KELOMPOK PRESIKRIPTIF
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua:
deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok
dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan,
ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a.
kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok
tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau
merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang
menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.
Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.
Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.
Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik
yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an
menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh
anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright
mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar,
simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan KesehatanManusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya. Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga
![Page 26: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/26.jpg)
menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan sebagai provider. Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab diantaranya adalah:(1) Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik saat melakukan intraksi dengan klien.(2) Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan komunikasi dua arah secara terapeutik.(3) Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth
Publishing Company.
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya
http://www.one.indoskripsi.com/content/teori-pengertian-komunikasi
http://www.adiprakosa.blogspot.com/2007/12/pengertian-komunikasi-
antarpribadi.html
eJournal llmu Komunikasi, 2013, 1 (3) 465-479
ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id
http://robbysaputrasiakper.blogspot.com/2012/04/sistem-komunikasi-
![Page 27: Komunikasi1](https://reader030.vdocuments.mx/reader030/viewer/2022020320/563db901550346aa9a9919df/html5/thumbnails/27.jpg)
kelompok.html
https://refnilismarwati.wordpress.com/2013/04/26/komunikasi-dalam-
pelayanan-kesehatan/