komplikasi anestesi perifer
DESCRIPTION
tugas S1TRANSCRIPT
KOMPLIKASI ANESTESI PERIFER PASCA ANESTESIA. SOMATIC BLOCKADE OF THE UPPER EXTREMITY
Bracial Plexus BlockKomplikasi: Letak arteri vertebralis yang lebih ke proksimal membuat injeksi
intra arterial memungkinkan progresi cepat terjadinya kejang grand mal setelah anestesi diinjeksikan sedikit. Injeksi vena dan penyerapan cepat pada pembuluh darah leher dapat menyebabkan fenomena pengurangan cepat eksitasi system saraf pusat. Foramina neural dapat dicapai, dan epidural masif, subarachnoid, atau injeksi subdural dapat terjadi. Pneumotoraks mungkin terjadi, dan lebih seperti penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) yang disertai pergeseran apeks paru ke arah superior. Stellate ganglion blok tampak pada tanda Horner (miosis, ptosis, anhidrosis) pada 30-50% interscalene blok. Kekambuhan blok nervus laringeal (30-50%) menimbulkan serak dan suara yang melemah. Blok nervus frenikus (sampai 100%) menimbulkan rasa berat pada dada bagian ipsilateral dan juga dapat menimbulkan sesak nafas pada pasien paru yang tidak pernah berobat, atau pada pasien paru kronis. Seperti sesudahnya, infeksi, hematoama, dan luka pada saraf jarang terjadi tapi masih mungkin terjadi.Supraclavicular Brachial Plexus Block
Komplikasi: Pneumotoraks dan hematoraks merupakan komplikasi yang sering terjadi pada blok supraklavikular. Angka kejadian pneumotoraks dapat setinggi 1-6%, walau secara klinis pneumotoraks signifikan (>20%) atau tension pneumotoraks jarang terjadi. Presentasi yang tertunda pada komplikasi ini membuat teknik ini masih dipertanyakan. Sindroma Horner dan blokade nervus frenikus dapat juga terjadi.Infraclavicular Brachial Plexus Block
Komplikasi: Pneumothorax, hematothorax, dan chylothorax (disertai blok di sisi kiri) dapat terjadi dan angkanya lebih tinggi daripada teknik supraklavikular. Maka dari itu, jarang para klinisi menggunakan teknik ini.Axillary Block
Komplikasi: Injeksi intravaskuler yang dapat menimbulkan toksisitas anestesi lokal sistemik, dapat sering terjadi pada teknik transarterial. Terjadinya parastesi, umumnya secara multipel, dapat meningkatkan insidensi neuropati pasca operasi (walaupun penemuan ini masih kontroversial). Hematoma dan infeksi sangat jarang terjadi. PERIPHERAL NERVE BLOCKSIntercostobrachial & Medial Brachial Cutaneous Nerves
Komplikasi: Tidak ada komplikasi yang spesifik pada teknik iniMusculocutaneous Nerve
Komplikasi: Komplikasi terjadi pada injeksi ke aksilaris, arteri brakialis, atau injeksi intraneural. Radial Nerve
Komplikasi: Pada injeksi arteri radialis dan injeksi intraneural memungkinkan terjadinya infeksi.Median Nerve
Komplikasi: Injeksi ateri brakialis dan injeksi intraneural merupakan faktor risiko utama terjadinya komplikasi.
Ulnar NerveKomplikasi: Injeksi intraneural dapat dilakukan pada siku dan injeksi intraneural
atau intra-arterial pada pergelangan tangan. Digital Nerve
Cedera saraf adalah resiko utama pada digital block.B. SOMATIC BLOCKADE OF THE LOWER EXTREMITY
INNERVATION OF THE LOWER EXTREMITIESFemoral Nerve Block
Partial block dapat diperoleh dari distal injeksi lebih ke percabangan yang proksimal. Injeksi intravascular itu mungkin, terutama jika pada aspirasi dilakukan tak secara hati-hati. Injeksi intraneural kemungkinan itu lebih kecil selayaknya block yang lain dikarenakan komponen saraf pada percabangan yang multiple.Obturator Nerve Block
Kegagalan block dan ketidaknyamanan pasien merupakan keadaan yang hampir sering terjadi.Lateral Femoral Cutaneous Nerve Block
Kegagalan block dan ketidaknyamanan pasien dan potensi tindakan buruk dari injeksi intraneural yang dapat terjadi yakni persistent paresthesia. Sciatic Nerve Block
Partial block akan menginjeksi bagian percabangan ke arah distal dan komplikasi pada injeksi intraneural merupakan yang sering terjadi.Popliteal BlockInjeksi intravascular dan intraneural bisa juga terjadi.Ankle Block
Ketidaknyamanan pasien, kegagalan block dan persisten paresthesia berpotensi sebagai komplikasi dari injeksi intraneural. Aggressive injeksi, khususnya disertai dengan volume yang berlebih, dapat menyebabkan kerusakan hidrostatik pada saraf-saraf yang kecil, khususnya dilakukan pada rongga ligamentum yang tertutup,sepertihalnya nervus tibia.
C. SOMATIC BLOCKADE OF THE TRUNKSuperficial Cervical Plexus Block
Tingginya tingkat vaskularisasi pada daerah leher, alirannya cenderung lebih cepat dan komplikasi cenderung paling sering pada injeksi intravascular.Intercostal Block
Hasil yang diperoleh dari intercostal block di tingkatan darah paling tinggi pada lokal anestesi per volume yang diinjeksikan di setiap block pada tubuh. Perawatan harus segera dilakukan untuk mencegah tingkat toksik pada local anestesi. Aspirasi yang perhatikan dapat membantu mencegah injeksi intravascular. Resiko pada pneumothorax adalah obvious dan indikasi lain thorax harus diketahui dengan foto thorax pakai X-ray.Thoracic Paravertebral Block
Komplikasi yang paling sering pada paravertebral block adalah pneumothorax, seberapa kompetennya dan pengalaman dari sang operator. Jika udara itu teraspirasi, pada foto thorax tampak mandatory. Diluar prosedur keperluan pasien, anestesi block ini seharusnya diperhatikan secara seksama. Kemungkinan permasalahan yang lain adalah injeksi intravaskular dan kegagalan block.
Inguinal Nerve BlockKetidaknyamanan pasien dan persisten paresthesia merupakan potensi dari tindak
lanjut injeksi intraneural.Penile Block
Aspirasi yang hati-hati dapat mencegah injeksi intravascular. Injeksi dengan volume yang berlebih pada local anestesi dapat menghambat aliran darah ke penis.
Daftar Pustaka:G.Edward Morgan,Jr.,MD and Mages S.Mikhail,MD. Peripheral Nerve Blocks. Dalam: a LANGE medical book Clinical Anesthesiology. 2nd. London: Prentice-Hall International, Inc. 1995: 245-72.