kompetensi dokter indonesia (modul etika, profesional dan humaniora)
TRANSCRIPT
KOMPETENSI lulusan Fak Kedokteran
(SK.Mendiknas no.045/U/2002 ttg Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi)
Komunikasi efektif Keterampilan klinis Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Pengelolaan masalah kesehatan Pengelolaan informasi Mawas diri dan pengembangan diri Etika, Moral, Medikolegal, dan
Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
Manfaat Standar Kompetensi Dokter (SKD)
Bagi mahasiswaStandar Kompetensi Dokter dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mengarahkan proses belajarnya, karena mahasiswa mengetahui sejak awal kompetensi yang harus dikuasai di akhir pendidikan. Dengan demikian proses pendidikan diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan efisien
MATERI / MODULdr. Erdanela Setiawati, MM
Etika, Profesionalisme dan Humaniora
1. Aspek perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran
2. Hubungan antar manusia3. Kesehatan jiwa (Mental
Healt)
TUJUAN
dirancang sebagai salah satu modul agar lulusan dokter, selain sebagai seorang ilmuwan kedokteran yang berpengetahuan luas di bidang ilmu kedokteran dan kesehatan, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, belajar mandiri, mawas diri dan belajar sepanjang hayat, serta memiliki kepedulian dan empati terhadap sesama manusia, baik individu sehat atau sakit, dan senantiasa mempertimbangkan individu sebagai bagian dari keluarga dan komunitasnya serta latar belakang sosial-budayanya.
LINGKUP BAHASAN
1. Aspek perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokterana. Konsep umum kepribadianb. Fleksibilitas dan rigiditas kepribadianc. Faktor-faktor yg mempengaruhi pembentukan
kepribadian
2. Hubungan antar manusiaa. General system theoryb. Dasar hubungan antar manusia yg adekuat
3. Kesehatan jiwa (Mental Health)a. Konsep kesehatan jiwa (WHO)b. Kesehatan jiwa sebagai tujuan akhir perbaikan
kualitas hidup
Subpokok Bahasan2. Hubungan antar manusia Pengertian general system theory Pentingnya general system theory
serta pengaruhnya terhadap hubungan antar manusia
Empati sebagai dasar hubungan antar manusia yg adekuat
3. Kesehatan Jiwa Pengertian kesehatan jiwa (WHO):
rasa sehat dan gembira, dapat menghadapi/ menye-suaikan diri terhadap tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya, bersikap positif terhadap dirinya maupun orang lain
Mengapa kesehatan jiwa merupakan tujuan akhir perbaikan kualitas hidup
Mengapa hubungan antar manusia yg adekuat penting untuk mempertahankan kesehatan jiwa
Pengaruh general system theory terhadap kesehatan jiwa
1. Aspek perilaku dan kepribadian dalam bidang kedokteran • Pengaruh sifat-sifat kepribadian
dalam menumbuhkan empati• Pengaruh faktor-faktor bio-psiko-
sosial dalam pembentukan kepribadian
• Jenis kepribadian tertentu yang memadai untuk menjadi dokter
• Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri/sadar diri sebagai bagian dari 5 qualities of mind
• Pentingnya mengetahui kepribadian sendiri dan orang lain utk membangun empati dan rapport agar terbentuk hubungan antar manusia yg adekuat sehingga mencapai tujuan akhir meningkatkan kualitas hidup sesuai definisi kesehatan jiwa (WHO)
KEDOKTERAN DAN HAKEKAT KEHIDUPAN
Bidang ilmu / profesi yang sangat erat dengan hakekat kehidupan manusia secara menyeluruh.
Bukan sekedar urusan penyakit, pengobatan, hidup-mati, penguasaan ilmu, ataupun ketrampilan medik saja
TUJUAN :Meningkatkan taraf kesehatan Meningkatkan makna hidup secara
menyeluruh Menuju kualitas hidup yang lebih baik
HUBUNGAN DOKTER - PASIEN
Kata-kunci: acceptance-empathy-rapport
Acceptance : menerima pasien apa adanya
Empathy : kemampuan untuk memahami dan menghayati, bukan
hanya segi kognitif akan tetapi juga afektif.
Rapport : terjalinnya kondisi hubungan inter-personal yang
empatik, dengan suasana kepercayaan dan pengertian.
Merupakan dasar utama hubungan dokter-pasien
Bagaimana Hubungan Dokter – Pasien
Dalam hubungan dokter-pasien
dokter hendaklah memperlakukan
dirinya pertama-tama sebagai manusia yang kebetulan beridentitas / berprofesi dokter, dan
memperlakukan pasien pertama- tama sebagai manusia yang kebetulan berstatus pasien.
Jadi hal itu jelas berbeda dengan paradigma :
Saya ini dokter, kamu ini pasien
yang menomorsatukan identitasnya, lebih-lebih lagi kalau pasien diperlakukan sebagai objek semata-mata.
Keadaan itu akan menjadi lebih parah lagi kalau dokter hanya mengobati organ/alat tubuh pasien saja.
Dalam membuat suatu penilaian dan rumusan bagi pasien, hendaklah hal itu dilakukan secara
komprehensif
yaitu memperhatikan semua aspek bio-psiko-sosial pasien dan melihat / memperlakukan pasien sebagai orang yang unik / khas dirinya.
THE FIVE STAR DOCTOR / DOCTORS FOR THE FUTURE
Doctor for health: a WHO global strategy for changing medical education practice for health for all. Adapted from Boelen C. Frontline doctors of tomorrow, World Health Organization, 1994; 47:4-5.
1. Care provider, who considers the patient holistically as an individual and as an integral part of a family and the community and provides high quality, comprehensive, continuous and personalized care within a longterm relationship based on trust.
2. Decision maker, who chooses which technologies to apply ethically and cost effectively while enhancing the care he or she provides.
3. Communicator, who is able to promote healthy lifestyles by effective explanation and advocacy, thereby enpowering individuals and group to enhance and protect their health.
4. Community leader, who having won the trust of the people among whom he or she works, can reconcile individual and community health requirements and initiate action on behalf of the community.
5. Manager, who can work harmoniously with individuals and organizations inside and outside the health care system to meet the needs of the patients and communities, making appropriate use of available health data.
GOOD DOCTORPresented by Prasobsri Ungthavorn MD,FAAP,FRCP, Vice President, The Medical Council of Thailand, on the occasion of Asean Medical Council meeting, Denpasar, 04 November 2007
Good doctors make the care of their patients their first concern
They are competent, keep their knowledge and skills up to date
Establish and maintain good relationships with patients and colleagues
They are honest and trustworthy and act with integrity
What Makes a Good Doctor - Views of Non-Medical Professionals
T Koh et al- Singapore Medical Journal 1998
A good doctor should have a high Emotional Quotient or EQ
A good doctor should have three qualities: • Knowledge • Empathy • Philosophy.
Sosok DokterDahulu: Sosok dokter di masyarakat
bukan sekedar seorang tenaga medis, juga merupakan sosok panutan, nara sumber dalam berbagai masalah kehidupan termasuk hal2 nonmedis, yang pendapatnya sering menjadi rujukan.
Dokter diharapkan merupakan pribadi yang peka terhadap berbagai masalah kehidupan, keluarga, budaya dan kepercayaan/agama.
Sekarang? Banyak pelanggaran etik,
malpraktek, tindak medis/informasi medis yang tidak benar, kurang bijaksana/tidak professional => membingungkan dan membodohi masyarakat.
Popularitas sering lebih menarik daripada kebenaran medis ataupun rasionalitas.
Sekarang sudah mulai berubah => tuntutan legal