komparasi antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensionallpm.iain-jember.ac.id › download ›...
TRANSCRIPT
1
Makalah
Diskusi Periodik
KOMPARASI ANTARA SISTEM EKONOMI ISLAM
DAN EKONOMI KONVENSIONAL
MUZAYYIN, S.E.I., M.E.
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem ekonomi yang dikenal oleh masyarakat secara global adalah sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis. Dalam konteks ekonomi, kedua sistem ini telah mampu meningkatkan
kemakmuran rakyat dinegara yang menggunakan kedua sistem ekonomi tersebut. Sistem
kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan
sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk
memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini mengakibatkan tingginya persaingan diantara
sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi kapitalis memiliki beberapa kecenderungan
antara lain: kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan
bebas, serta ketimpangan ekonomi.1
Sedangkan sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Filosofis
ekonomi sosialis, adalah bagaimana bersama-sama mendapatkan kesejahteraan. Ciri-ciri
ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan harta oleh negara, kesamaan ekonomi, dan disiplin
politik.
Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis, masyarakat juga
mengenal sistem ekonomi lainnya yaitu sistem ekonomi islam yang sebenarnya telah ada
sejak 14 abad yang lalu. Pemikiran ekonomi islam diawali sejak nabi muhammad saw dipilih
sebagai seorang Rasul (utusan Allah). Sistem ekonomi islam, lebih berkaitan dengan
bangunan masyarakat yang perilakunya lebih didasarkan atas sumber islam, al-Qur’an, dan al-
Hadits. Sistem ekonomi islam dapat dipraktekan oleh masyarakat manapun juga. Prinsip
dasar ekonomi islam adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi
dalam batas yang wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan,
dan kesejahteraan individu dan masyarakat.2
Berdasarkan latar belakang uraian diatas maka kami menyimpulkan adanya beberapa
pokok masalah yang di rangkum dalam rumusan maslah sebagai berikut :
1https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/ 2Karim, Adiwaraman, Ir., SE, MA. Ekonomi Mikro Islami Ed. II. Jakarta: IIIT Indonesia, 2003
3
B. Fokus Masalah
1. BagaimanaSistem Ekonomi Konvensional?
2. Bagaimana sistem ekonomi kapitalis?
3. BagaimanaSistem Ekonomi Sosialis ?
4. BagaimanaSistem Ekonomi Islam ?
5. Bagaimana komparasi antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sistem ekonomi Konvensional, kapitalis, Sosialis, dan prinsip-prinsip
ekonomi islam.
2. Mendapatkan perbandingan antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional.
D. Manfaat
Sebagaimana tujuan Pemakalah, manfaat utama dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Memberikan pemahaman mengenai perbedaan antara sistem ekonomi islam dengan
sistem ekonomi konvensional.
2. tidak hanya memberikan pemahaman ekonomi pada umumnya tetapi membantu
memahami konsep ekonomi islam yang saat ini telah berkembang
3. memberikan penilaian terhadap aktivitas mahasiswa sepanjang penyusunan makalah
terutama dari segi pembahasan, penyajian, presentasi, dan pemahaman pada mata kuliah
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi konvensional merupakan sistem ekonomi yang banyak digunakan
oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Ekonomi konvensional merupakan sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian. Sistem ekonomi konvensional menyatakan bahwa
pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan
kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi.3
Dalam ekonomi konvensional, setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba
sebesar-besarnya, serta melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan
berbagai cara. Hal ini mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan
sekelompok orang yang miskin. Kaum kaya akan semakin kaya dan kaum miskin akan
semakin miskin. Di dalam sejarah dunia, terdapat beberapa sistem ekonomi konvensional
yang begitu berpengaruh diantaranya:
B. Sistem Ekonomi Kapitalis
Salah satu sistem perekonomian yang sudah ada sejak abad 18 masehi, diawali di
inggris dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat Laut dan Amerika Utara.
Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian. Dalam sistem ini
pemerintah dapat ikut campur atau tidak sama sekali dalam system ekonomi ini.4 Lembaga
hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme. Pemberian hak pemilikan
atas harta kekayaan memliliki fungsi ekonomi penting yaitu Para individu memperoleh
perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut sangat
3https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/ 4Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, cet. 3, (Yogyakarta: Ekonosia,2004), hal. 91
5
mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu diperkenankan
untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada para ahli waris secara mutlak apabila
mereka meninggal dunia. Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi oleh karena orang
memiliki hak pemilikan atas barang-barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada
pihak lain.
Dengan demikian sistem ekonomi kapitalis sangat erat hubungannya dengan
pengejaran kepentingan individu. Bagi Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar
kepentingannya sendiri tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-akan
dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the invisible hand), untuk mencapai yang terbaik
pada masyarakat.
Dengan kata lain dalam sistem ekonomi kapitalis berlaku "Free Fight Liberalism"
(sistem persaingan bebas). Siapa yang memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal
(Capital) secara efektif dan efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis.5
B.1. Ciri-ciri Ekonomi Kapitalis :
a. Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di
tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik
bagi dirinya.
b. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan
“signal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan
pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur
perekonomian menjadi efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari
laba.
c. Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar
kepentingan sendiri.
B.2. Kebaikan-kebaikan Ekonomi Kapitalisme:
a. Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.
5Pindyck, Robert S. dan Daniel L. Rubinfeld. Microeconomics 5th Ed. New Jersey: Prentice-Hall Inc., 2001
6
b. Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal
yang terbaik
c. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan
lebih kecil.
B.3. Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
a. Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan
monopolistik.
b. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-
faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).6
C. Sistem Ekonomi Sosialis
gerakan ekonomi yang muncul sebagai perlawanan terhadap ketidak-adilan yang
timbul dari sistem kapitalisme. sebutan sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong
orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan
pemerintah. Dalam bentuk yang paling lengkap sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-
alat produksi, termasuk di dalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan
milik swasta. Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme atau rasa
kerbersamaan. Untuk mewujudkan rasa kebersamaan ini, alokasi produksi dan cara
pendistribusian semua sumber-sumber ekonomi diatur oleh negara.
Dengan demikian sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem yang
memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam
ekonomi untuk menjamin kesejahteraan masyarakat.
C.1 Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis
1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme) :
a. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu
fiksi belaka.
b. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
6Nasution, Mustafa E. Beberapa Pemikiran tentang Keuangan Publik Islam.Jurnal Mini Economica Edisi 34 thn. 2004
7
c. Peran pemerintah sangat kuat.
d. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
e. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
2. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi :
a. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme
(masyarakat sosialis).
b. ola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).
c. Mengabaikan pendidikan moral.
C.2. Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebagai berikut:
a. Pemilikan Harta oleh Negara.
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara
keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak
diperbolehkan.
b. Kesamaan Ekonomi.
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis)
bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan.
Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
c. Disiplin Politik.
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum
buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta
hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang
lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan
berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.7
7Mannan, Islamic Economics, Theory and Practice, Delhi, Sh. M. Ashraf, 1970
8
C.3. Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis antara lain:
a. Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman,
pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu
mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada
dalam pengawasan Negara.
b. Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna,
diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan
kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan
terjadi.
c. Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang
diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.
C.4. Kelemahan sistem Ekonomi Sosialis
a. Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan
kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan
makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga
ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar.
b. Membatasi kebebasan
Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan
individu yang menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini
menunjukkan secara tidak langsung sistem ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
c. Mengabaikan pendidikan moral
9
Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi,
sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian
kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi.
D. Sistem Ekonomi Islam
Gagalnya sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis dalam menciptakan kesejahteraan
masyarakat mengharuskan adanya pemecahan. Karena itu, negara-negara muslim sangat
membutuhkan suatu sistem yang lebih baik yang mampu memberikan semua elemen untuk
berperan dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Sistem ekonomi ialah bukanlah
sistem ekonomi alternatif maupun sestem ekonomi pertengahan; siste ekonomi islam
merupakan sistem ekonomi solutif atas berbagai permasalahan yang selama ini muncul.
Deskripsi paling sederhana dari ekonomi islam adalah “suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai islam, dimana keseluruhan nilai tersebut sudah tentu
berasal dari Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas.” Secara umum, lahirnya ide tentang
sistem ekonomi islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan
sempurna, islam tentulah tidak hanya memberikan penganutnya aturan-aturan soal ketentuan
dan iman, melainkan juga jawaban atas berbagai masalah yang dihadapai oleh manusia,
termasuk ekonomi.
Sistem ekonomi Islam hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas,
yaitu pada abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Dalam sistem
ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi pendapatan, seperti
tercantum dalam surat Al-Hasyr ayat 7.
ابه انمساكه انتام نذ انقزب سل نهزه ه للف م انقز مه أ رسن عه ما أفاء للاه
ا اكم عى فاوت ما و سل فخذي ما آتاكم انزه ه الغىاء مىكم ل كن دنة ب انسهبم ك
ذذ ان قاا نه للاه اتهقا للاه
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah,
untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-
10
orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka
terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.
Dalam ekonomi Islam, kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan
sumber-sumber daya semau kita. Karena didalam Islam, kesejahteraan sosial dapat
dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi juga dialokasikan sesuai dengan tuntunan syariat.
Dalam Islam kegiatan ekonomi memiliki tujuan yang lebih tinggi yaitu kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat, dengan berupaya mewujudkan keadilan sosial ekonomi
karakteristik ekonomi Islam seperti disebut dalam Al Mawsu’ah, Al Ilmiah wa Al-
Amaliyah Al-Islamiyah, yaitu:8
1. Harta kepunyaan Allah dan manusia merupakan khalifah atas harta.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa semua harta yang ada di tangan manusia pada
hakikatnya kepunyaan Allah, karena Dialah yang menciptakannya. Akan tetapi Allah
memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkannya. Namun pemanfaaannya tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain. Jadi kepemilikan dalam Islam tidak
mutlak.
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah dan moral.
Yaitu setiap kegiatan ekonomi akan bernilai ibadah dengan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan dalam Islam.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan.
Maksudnya adalah bahwa apa saja yang kita lakukan di dunia ini hakikatnya adalah untuk
mencapai kebahagiaan akhirat.
4. Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan umum.
Artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mensejahterakan dirinya tidak
boleh dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan
masyarakat umum.
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam.
8Diakses dari http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11096166.pdf
11
Dalam Islam diberikan kebebasan individu namun tidak boleh melanggar aturan-aturan
Allah, dengan kata lain kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian.
Dalam Islam Negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari
ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Negara berkewajiban
memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.
7. Bimbingan konsumsi.
Artinya didalam Islam ada ketentuan mana yang halal dan haram untuk dikonsumsi dan
juga perilaku yang baik dan tidak baik.
8. Petunjuk Investasi.
Dalam Islam ada kriteria untuk dapat melakukan investasi yaitu:
a. Proyek yang baik menurut Islam
b. Memberikan rezeki seluas mungkin kepada masyarakat
c. Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan
d. Memelihara dan mengembangkan harta
e. Melindungi kepentingan anggota masyarakat
9. Zakat.
Adalah karakteristik yang paling istimewa, karena tidak dimiliki oleh sistem ekonomi
konvensional. Dalam hal ini ada konsep dalam harta kita ada hak orang lain dan hukumnya
harus kita sisihkan.
10. Larangan riba.
Dalam Islam sangat tegas dikatakan bahwa riba adalah haram. Untuk itu harus
dihidupkan ekonomi pada sektor riil. Sebagaimana firman Allah SWT:
لك بأنهم قالوا إنما با ل يقومون إل كما يقوم الذي يتخبطه الشيطان من المس ذ الذين يأكلون الر
با فمن جاءه موعظة من ربه فانتهى فله ما سلف م الر البيع وحر با وأحل للا البيع مثل الر
ومن عاا فأول ك أ حاا النار م فيها خالاون وأمره إلى للا
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
12
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.(QS.Al-Baqarah Ayat 275 )9
a. Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umar Chaptra adalah:
1. Prinsip tauhid, tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa segala apa
yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Allah SWT, bukan
kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan inilah yang memberikan
signifikansi dan makana pada eksistensi jagat raya, termasuk manusia yang menjadi salah
satu penghuni di didalamnya.
2. Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Allah SWT di muka bumi dengan dibekali
perangkat baik jasmani maupun rohani untuk dapat berperan secara efektif sebagai
khalifah-Nya.
Implikasi dari prinsip ini adalah:
a. Persaudaraan yang universal
b. Sumber daya adalah amanah
c. Gaya hidup sederhana
d. Kebebasan manusia
3. Prinsip keadilan, keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam, implikasi dari
prinsip ini adalah:
a. Pemenuhan kebutuhan pokok manusia
b. Sumber-sumber pendapatan yang halal dan thayyib
c. Distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata
9Departemen Agama RI. Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi. Jakarta: Departemen Agama RI, 2002
13
d. Pertumbuhan dan stabilitas10
b. Kebaikan dari Sistem Ekonomi Islam
1. Nilai-nilai yang tertanam dalam sistem ekonomi Islam sangat kuat, sehingga setiap
pelaku ekonomi dalam menjalankan aktivitasnya tidak akan pernah melakukan aktivitas
yang dapat menyebabkan pencapaian tujuan perekonomian dengan cara-cara yang penuh
intrik dan tipu daya. Apabila sistem ekonomi konvensioal baik kapaitalisme maupun
sosialisme menafikan nilai-nilai moral dan agama dalam perekonomiannya maka sistem
ekonomi Islam sangat komitmen dan memegang nilai-nilai tersebut.
2. Sangat memperhatikan kepemilikan individu, namun tetap memberikan batasan-batasan
yang diatur ssesuai syariat Islam. deminian itu karena konsep inti kepemilikan dalam
Islam adalah milik sbsolut dari Allah SWT. Dimana manusia hanya diberi amanah untuk
mendayagunakannya sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.
3. Negara merupakan salah satu institusi penting dalam perekonomian, bahkan ia
menempati salah satu posisi sentral di dalamnya. Negara berperan sebagai pembuat
kebijakan dan melakukan fugsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi di dalam
perekonomian dan akan campur tangan apabila telah terjadi distorsi di dalamnya. Hal ini
agar kepentingan ekonomi setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.
4. Memiliki sistem yang baik bagi pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui
instrumen zakat, infak dan shadaqah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin.
Dengan sistem ini pertentangan antarkelas tidak akan terjadi karena telah terjadi saling
pengertian diantara mereka. Instrumen yang built in dalam sestem ini merupakan
mekanisme distribusi pendapatan yang tidak terdapat pada sistem ekonomi konvensioal.
5. Setiap individu dalam sistem ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras. Setiap
ajaran agama menganfurkan penganutnya untuk bekerja sebagai kunci kesuksesan
individu. Berbagai praktik ibadah dalam Islam memotivasi individu untuk bekerja keras
seperti zakat dan haji. Keduanya merupakan ibadah yang hanya dapat dilaksanakan oleh
orang yang berkecukupan.
10Umer Chapra, The Future of Economics, (terj), Jakarta:Gema Insani Press, 2001, hal. 202-206
14
Disamping kebaikan-kebaikan itu, apakah sistem ekonomi Islam memiliki kelemahan.
Menurut Pemakalah kelemahan utama dalam sistem ekonomi Islam saat ini adalah masih
belum sistematisnya pembahasan sistem ekonomi Islam secara keilmuan. Hal ini
menyebabkannya belum mampu memberikan pembahasan yang terstruktur secara baik seperti
sistem ekonomi konvensioanl. Selain itu, masih banyak konsep dalam sistem ekonomi Islam
yang belum mampu diaplikasikan secara keseluruhan, karena belum ada negara yang
mengaplikasi sistem ekonomi Islam secara penuh dalam perekonomiannya.
E. komparasi antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional
Bila dilihat dari berbagai aspek inilah komparasi antara sistem ekonomi islam dengan
ekonomi konvensional :
No Keterangan Islam Konvensional
1 Sumber Al-Quran Daya fikir manusia
2 Motif Ibadah Rasional matearialism
3 Paradigma Syariah Pasar
4 Pondasi dasar Muslim Manusia ekonomi
5 Landasan fillosofi Falah Utilitarian individualism
6 Harta Pokok kehidupan Asset
7 Investasi Bagi hasil Bunga
8 Distribusi kekayaan Zakat, infak, shodaqoh,
hibah, hadiah, wakaf dan
warisan.
Pajak dan tunjangan
9 Konsumsi-produksi Maslahah, kebutuhan dan
kewajiban
Egoism, materialism, dan
rasionalisme
10 Mekanisme pasar Bebas dan dalam
pengawasan
Bebas
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah komparasi mendasar antara ekonomi Islam dan
ekonomi konvensional. Di antara komparasi mendasar itu adalah:
1. Rasionaliti dalam ekonomi konvensional adalah rational economics man yaitu tindakan
individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest)
yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi konvensional
15
mengabaikan moral dan etika dan terbatas hanya di dunia saja tanpa mengambil kira
hari akhirat. Sedangkan dalam ekonomi Islam jenis manusia yang hendak dibentuk
adalah Islamic man Islamic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten dengan
prinsip-prinsip Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang.
Tauhidnya mendorong untuk yakin, Allah-lah yang berhak membuat peraturan untuk
mengantarkan kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti secara
lebih menyeluruh tentang tingkah laku agen-agen ekonomi yang berlandaskan etika ke
arah mencapai al-falah, bukan kesuksesan di dunia malah yang lebih penting lagi ialah
kesuksesan di akhirat.
2. Tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan
ekonomi konvensional semata-mata kesejahteraan duniawi.
3. Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Quran dan al-Sunnah atau ajaran Islam.
4. Islam lebih menekankan pada konsep need daripada want dalam menuju maslahah,
karena need lebih bisa diukur daripada want. Menurut Islam, manusia mesti
mengendalikan dan mengarahkan want dan need sehingga dapat membawa maslahah
dan bukan madarat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5. Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi konvensional
adalah untuk semata-mata mengutamakan keuntungan. Semua tindakan ekonominya
diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika tidak demikian justru
dianggap tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang tidak hanya ingin
mencapai keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan keuntungan rohani dan al-
falah. Keseimbangan antara konsumen dan produsen dapat diukur melalui asumsi-
asumsi secara keluk. Memang untuk mengukur pahala dan dosa seorang hamba Allah,
tidak dapat diukur dengan uang, akan tetapi hanya merupakan ukuran secara anggaran
unitnya tersendiri.
Wallahua’lam bi Ash-Shawab.
16
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, M. Umer. The Future of Economics: An Islamic Perspective, terj.Jakarta: SEBI, 2001
Departemen Agama RI. Islam untuk Disiplin Ilmu Ekonomi. Jakarta: Departemen Agama RI,
2002
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11096166.pdf
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, cet. 3, (Yogyakarta: Ekonosia,2004), hal. 91
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-fungsi-dan-macam-macam-sistem-ekonomi/
Karim, Adiwaraman, Ir., SE, MA. Ekonomi Mikro Islami Ed. II. Jakarta: IIIT Indonesia, 2003
Mannan, Islamic Economics, Theory and Practice, Delhi, Sh. M. Ashraf, 1970
Nasution, Mustafa E. Beberapa Pemikiran tentang Keuangan Publik Islam.Jurnal Mini
Economica Edisi 34 thn. 2004
Pindyck, Robert S. dan Daniel L. Rubinfeld. Microeconomics 5th Ed. New Jersey: Prentice-Hall
Inc., 2001