kolom

18
 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk semua cuplikan ,dan kromatografi preparatif hanya dilakukan juka diperlukan fraksi murni dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat ialah : (1) Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan), (2) Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi, penjerapan), dan (3) Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian). I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Mengetahui dan memahami cara kromatografi kolom dari sampel spons  jenis Callyspongia sp. I.2.2 Tujuan Melakukan kromatografi kolom sampel pada spons untukmemurnikan senyawanya.

Upload: hijrah-al-kautsar-b

Post on 14-Jul-2015

301 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 1/18

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat

dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya yang

leluasa, dipakai secara luas untuk pemisahan analitik dan preparatif.

Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk semua

cuplikan ,dan kromatografi preparatif hanya dilakukan juka diperlukan fraksi

murni dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara

mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Sifat utama

yang terlibat ialah : (1) Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan

(kelarutan), (2) Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan

serbuk halus (adsorpsi, penjerapan), dan (3) Kecenderungan molekul untuk

menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian).

I.2 Maksud dan Tujuan

I.2.1 Maksud 

Mengetahui dan memahami cara kromatografi kolom dari sampel spons

 jenis Callyspongia sp.

I.2.2 Tujuan

Melakukan kromatografi kolom sampel pada spons untukmemurnikan

senyawanya.

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 2/18

 

I.3 Prinsip Percobaan

1. Kolom konvensional

Pemisahan suatu senyawa dari senyawa lain dalam suatu ekstrak,

dimana senyawa-senyawa itu akan terpartisi sesuai tingkat kepolarannya,

dimana fase diam yang digunakan adalah bubur silika kasar yang

dimampatkan pada kolom yang terlebih dahulu dimasukkan kapas untuk

mencegah silikanya turun, dan digunakan kertas saring agar proses

partisi dapat berjalan baik dan lebih selektif karena lewat pori-pori

penggunaan perbandingan eluen tertentu berguna untuk mempartisi

ekstrak dan digunakan dari yang paling nonpolar lalu paling polar agar 

proses pemisahan lebih baik dan dibantu dengan bantuan gaya gravitasi.

2. Kolom vakum

Pemisahan senyawa dalam sampel dengan adanya proses adsorbsi dan

partisi yang dibantu dengan alat vakum sehingga sampel akan terpisah

menurut kepolarannya akibat tarikan vakum

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 3/18

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kolom konvensional

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang

masih banyak digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan

senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan

partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah silika gel G-60,

kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua macam (1):

a. Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberi

kapas kemudian ditambahkan cairan pengelusi.

b. Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan

pengelusi yang akan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam kolom

melalui dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk

semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat,

setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben

kemudian kran ditutup dan sampel dimasukkan yang terebih dahulu

dilarutkan dalam eluen sampai diperoleh kelarutan yang spesifik.

Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom melalui dinding

kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka dan

diatur tetesannya, serta cairan pengelusi ditambahkan. Tetesan yang

keluar ditampung sebagai fraksi-fraksi.

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 4/18

 

Kolom yang terbuat dari gelas diisi dengan fase diam berupa serbuk

penyerap (seperti selulosa, silika gel, poliamida). Fase diam dialiri (dielusi)

dengan fase gerak berupa pelarut. (2)

Sampel yang mengandung campuran senyawa dituangkan ke bagian

atas dari kolom, kemudian dielusi dengan pelarut sebagai fase gerak. Setiap

senyawa/komponen dalam campuran akan didorong oleh fase gerak dan

sekaligus ditahan oleh fase diam. Kekuatan senyawa ditahan oleh fase diam

akan berbeda dengan senyawa lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemisahan dengan kromatografi

kolom adalah fase diam yang digunakan, kepolaran pelarut (fase diam),

ukuran kolom (diameter dan panjang kolom), kecepatan alir elusi (2).

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 5/18

 

Keterbatasan kromatografi kolom-terbuka klasik ialah sebagai berikut : (3)

1. Pemisahan lambat

2. Penjerapan eluen yang tidak bolak-balik

3. Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil.

Untuk kolom gaya tarik bumi yang memakai penjerap berukuran 60-230 mesh

(63-250 μm), umumnya laju aliran sekitar 10-20 mL/cm2 penampang

kolom/jam. Untuk partikel yang lebih kecil dari 200 mesh diperlukan semacam

pemompaan atau sistem bertekanan. Kemudian laju dapat ditingkatkan

sampai 2 mL atau lebih setiap menitnya, atau sampai batas sistem tekanan

(4).

II.1 Kolom vakum

Kromatografi kolom cair dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau

pada tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan bantuan

tekanan luar misalnya gas nitrogen. Untuk keberhasilan praktikan di dalam

bekerja dengan menggunakan kromatografi kolom vakum cair, oleh karena

itu syarat utama adalah mengetahui gambaran pemisahan cuplikan pada

kromatografi lapis tipis.

Kromatografi vakum cair dilakukan untuk memisahkan golongan

senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel

sebagai absorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat :

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 6/18

 

metanol (elusi gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan

penarikan eluen

 Adapun cara kerja kromatografi cair vakum yaitu kolom kromatografi

dikemas kering (biasanya dengan penjerap mutu KLT 10-40 μm) dalam

keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum

dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan

penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dipisah sampai kering dan sekarang

siap dipakai (5).

Jenis-jenis kromatografi kolom vakum

1. Suction Colomn

Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang banyak, berdasarkan

absorpsi dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan

dengan suatu pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi

komponen kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.(6)

2. Rapid-Sigel

Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang sedikit berdasarkan absorpsi

dan partisi, dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan

suatu pompa vakum agar eluen dapat turun mengelusi komponen kimia

yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.(7)

3. Press Colomn

Kromatografi kolom sederhana di mana fase gerak bergerak dengan

cepat karena penggunaan tekanan positif dari tabung nitrogren. Udara

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 7/18

 

yang ditekan mengandung O2 dan uap air yang dapat menyebabkan

peruraian produk dari ekstrak dan berubah saat pemisahan

kromatografi.(7)

Kombinasi antara kromatografi kolom kering dan kromatografi cair 

vakum memiliki kelebihan dimana laju pengelusian lebih tinggi dan

memperpendek waktu kontak eluen dengan penjerap.

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 8/18

 

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

 Alat yang digunakan adalah kolom komvensional, vial, statif dan klem,

pipet skala, pipet tetes, kertas saring, batang pengaduk, botol coklat,

mangkok kaca

III.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah air, aluminium foil, eluen etil

asetat, hexan, methanol, ekstrak Callyspongia sp larut etil, kertas saring,

silika gel kasar 0,040-0,063 mm.

III.2 Cara Kerja

1. Penyiapan Kolom Kromatografi Kolom Konvensional

 Alat-alat perangkat kromatografi kolom dicuci dengan metanol dan

dikeringkan; Dirangkai alat kolom berdasarkan petunjuk yang ada ;

Rangkaian tersebut ditegakkan dengan bantuan statif dan klem

2 Penyiapan Sampel

Penyiapan Bubur Silika

Ditimbang silika kasar dan ekstrak; Diperoleh bobot silika yaitu 100x

dari ekstrak; Silika dibagi dalam dua bagian; Bagian pertama yang bobotnya

lebih besar dimasukkan ke dalam cawan porselen, sedangkan sisanya untuk

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 9/18

 

penyiapan ekstrak; Silika yang ada di cawan porselen dibasahkan dengan

pelarut hexan; Diaduk-aduk hingga terbasahi semuanya; Didiamkan

beberapa saat (sesekali diaduk); Silika siap digunakan

Penyiapan Ekstrak (Metode Basah)

Disiapkan alat dan bahan; Ekstrak ditimbang; Kemudian ekstrak

dilarutkan dengan kloroform; Ekstrak dikeringkan dengan penambahan sisa

silika yang tadi sedikit demi sedikit; Kemudian digerus di dalam lumpang

kecil; Sisa silika disimpan; Ekstrak siap digunakan

Pengerjaan Partisi

Disiapkan alat dan bahan; Alat kolom yang telah dipasang dimasukkan

kapas pada ujung kolom (dasar kolom); Dimasukkan bubur silika yang telah

disiapkan secara perlahan-lahan; Ditunggu beberapa saat sehingga mampat

atau dipukul dengan karet pipet tetes; Dimasukkan sampel perlahan-lahan;

Ditunggu beberapa saat; Dimasukkan perbandingan eluen satu-satu mulai

dari non-polar hingga polar, perbandingannya yaitu: heksan 100%;

heksan:etil 5:1, 3:1, 1:1; etil 100%; etanol:etil 5:1, 3:1, 1:1; serta methanol

100%. Masing-masing eluan dibuat 30 mL; Ditampung dalam vial hingga

mencapai volume 5 mL dan dibiarkan menguap.

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 10/18

 

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

1. Daftar eluen yang digunakan

Eluen Perbandingan Volume (mL)

Heksan 100% 30

Heksan:Etil

10:1

5:1

3:1

1:1

27,3:2,7

25:5

22,5:7,5

15:15

Etil 100% 30

Metanol:Etil

1:1

3:1

5:1

15:15

22,5:7,5

25:5

Metanol 100% 30

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 11/18

 

2. Gambar 

ZZZ

Perubahan Ke 1 Perubahan Ke 2 Perubahan Ke 3

Perubahan Ke 4 Perubahan Ke 5 Perubahan Ke 6

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 12/18

 

 

Perubahan Ke 7 Perubahan Ke 8 Perubahan Ke 9

Perubahan Ke 10 Perubahan Ke 10 Perubahan Ke 10

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 13/18

 

IV.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pemisahan dengan cara kolom

konvensional. Sampel diserbukkn kemudian dikolom dengan metode basah,

yakni dengan mensuspensikan silica terlebih dahulu kemudian dimasukkan

dalam kolom. Pada proses ini telah dibuat 10 jenis eluen dari sifat non polar 

ke polar. Eluan tersebut adalah heksan 100%; heksan:etil 10:1, 5:1, 3:1, 1:1;

etil 100%; etanol:etil 1:1, 3:1, 5:1; serta methanol 100%. Masing-masing

eluan dibuat 30 mL, sehingga dari jumlah tersevut dapat dihitung bahwa

 jumlah volume yang akan terisi sampel yang telah dipisahkan adalah 300 ml

dengan volume masing vial adalah 5 mL.

Vial-vial tersebut secara berurutan akan mengandung senyawa non

polar yang akan ditarik oleh senyawa non polar pula sebagao eluen. Itulah

sebabnya dalam pembuatan eluen harus dibuat senyawa non polar ke polar.

Penambahan eluen harus dilakukan 2 cm diatas sampel untuk

menghindari sampel dan silica kering, sebab jika pada bagian silika ada yang

basah dan kering akan menyebabkan tidak meratanya eluen yang akan

digunakan selanjutnya.

Keuntungan kolom

1. Hasil partisi yang diperoleh sangat bagus, sebab elusi terjadi secara

wajar tanpa ada tekanan dari alat lain serta waktu kontak antara eluen

dengan sangat lama

2. Dapat digunakan pada sampel dengan sampel yang jumlah yang sedikit

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 14/18

 

3. Silika yang sudah digunakan dapt dicuci kembali sehingga lebih hemat

Kerugian kolom

1. Prosesnya tidak hemat waktu

2. Alatnya konvensional dengan membutuhkan keahlian khusus dalam

penggunaannya

Reverse phase chromatography  merupakan alat analitikal yang kuat

dengan memadukan sifat hidrofobik serta rendahnya polaritas fase stasioner 

yang terikat secara kimia pada padatan inert seperti silika.  Metode ini biasa

digunakan untuk proses ekstraksi dan pemisahan senyawa yang tidak mudah

menguap (non-volatile).

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 15/18

 

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan 

1. Pengerjaan kolom menggunakan cara basah pada pembuatan silika

2. Digunakan 10 macam eluen yaitu heksan 100%; heksan:etil 10:1, 5:1,

3:1, 1:1; etil 100%; etanol:etil 1:1, 3:1, 5:1; serta methanol 100% dengan

masing-masing volume 30 mL.

V.2 Saran

1. Alat dan bahan dilengkapi

2. Asisten mengawasi praktikan pada saat praktikum

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 16/18

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Redaksi chem-is-try.org. ed. (2007). Kromatografi Kolom [Internet].

Tersedia dalam: <http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen

analisis/kromatografi1/kromatografi_kolom/> [Diakses 13 November 

2011]

2. Wiryawan, Adam. (2011). Pemisahan dengan Kromatografi Tipis dan

Kromatografi Kolom. [Internet] Tersedia dalam:

<Http://www.chemistry.org/ SitusKimiaIndonesia/Kromatograf-Kolom//>

[Diakses 13 November 2011]

3. Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara

Kromatografi Preparatif . Bandung: Penerbit ITB.

4. Gritter, Roy J., Bobbit, James M., dan Arthur E. S. (1991). Pengantar  

Kromatograf i. Bandung: Penerbit ITB.

5. Sea Dragon. (2011). Pemisahan Senyawa Metabolit Sekunder Dengan

Kromatografi Vakum Cair (Kvc) (Laporan Pratikum). [Internet] Tersedia

dalam: <http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/pemisahan-senyawa-

metabolit-sekunder.html> [Diakses 13 November 2011]

6. Conners. A.K. Pharmaceutical Analysis, Solvent Extraction.

7. Kisman, Dr. Sastro, dkk. (1994).  Analisis Farmasi.  Cetakan kedua.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 17/18

 

LAMPIRAN

1. Skema kerja

Penyiapan Bubur Silika

Ditimbang silika kasar dan ekstrak

Diperoleh bobot silika kasar 100x dari ekstrak

Dibagi menjadi 2 bagian

Bagian pertama dimasukkan di cawan porselenBagian kedua untuk penyiapan sampel

Dibasahkan dengan pelarut hexan

Diaduk-aduk hingga terbasahi semuanya

Diamkan beberapa saat (sekali-sekali diaduk)

Silika siap digunakan

Penyiapan Ekstrak 

Ekstrak ditimbang

Dilarutkan dengan CHCl3 

Penyiapan dengan metode kering

Ekstrak dikeringkan dengan penambahan sisa silika tadi

5/12/2018 KOLOM - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/kolom-55a4d5441d891 18/18

 

Sedikit demi sedikit

Digerus hingga kering

Sisa silika disimpan

Ekstrak siap digunakan

Proses Partisi 

Dirangkai alat kolom

Dimasukkan kapas pada buret kolom

Dimasukkan bubur silika

mampatkan

Dimasukkan sampel

Dimasukkan sisa silika

Dimasukkan perbandingan eluen

Ditampung di vial

Diuapkan