koloid

24
Praktikum Kimia Fisika IV: Koloid A. Judul Percobaan : KOLOID B. Hari, Tanggal Percobaan : Mulai : Rabu, 26 Nopember 2014 Pukul 09.30 WIB Selesai : Rabu, 26 Nopember 2014 Pukul 12.00 WIB C. Tujuan Percobaan : Mempelajari sifat fisik dan kimia dari koloid D. Dasar Teori Pengertian Koloid Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel- partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Jenis-Jenis Koloid Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase 1

Upload: gatot

Post on 16-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jfmsfffffffffffffffffffffffffa,,,fnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaejfmda,lllllllllllllllllllllllllllllkfnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnneknfrdkammmmmmmfndmbdmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmsnmfnnnnsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

TRANSCRIPT

A. Judul Percobaan: KOLOIDB. Hari, Tanggal Percobaan: Mulai: Rabu, 26 Nopember 2014 Pukul 09.30 WIB Selesai: Rabu, 26 Nopember 2014 Pukul 12.00 WIBC. Tujuan Percobaan: Mempelajari sifat fisik dan kimia dari koloidD. Dasar TeoriPengertian KoloidKoloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel. Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll. Jenis-Jenis KoloidSistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: a. Koloid SolSeperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:1. Sol Padat Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya :adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.

2. Sol Cair (Sol)Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll.3. Sol Gas (Aerosol Padat)Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll

b. Koloid EmulsiSeperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi:1. Emulsi Gas (Aerosol Cair)Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon, dapat membentuk system koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown.2. Emulsi CairEmulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak.

c. Emulsi Padat dan GelGel merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini, partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubung-lubang struktur tersebut.

d. Koloid BuihBuih merupakan koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi:1. Buih Cair (Buih)Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair. Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO2. Kestabilan buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorpsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh kestabilan. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih telur.

Sifat-Sifat Koloida. Efek TyndallEfek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamatiGambar Efek Tyndall :

b. Gerak BrownPartikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).Gambar Gerak Brown :

c. AdsorbsiBeberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain.Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).Contoh :1. Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.2. Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.

Gambar Adsorbsi :

d. KoagulasiKoagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.Gambar Koagulasi :

e. DialisisDialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisahGambar Dialisis :

f. ElektroforesisElektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. Gambar Elektroforesis :

Pembuatan Sistem Koloid1. KondensasiKondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.a. Reaksi dekomposisi rangkaMisalnya: Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melaluilarutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarnakuning terang;As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l)(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)b. Reaksi redoksMisalnya: Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnyadengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam airdenganmengalirinya gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)c. Reaksi hidrolisis.Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih; FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+) Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih; AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)d. ReaksipergantianpelarutCara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid.Misalnya; Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air. Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.2. DispersiDispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonic.a. Cara mekanik.Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam; industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb. Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,deterjen, dsb. Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna. Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.b. Cara peptisasiCara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.Contoh; Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3. Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air.c. Cara busur bredig.Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, seperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.

E. Alat dan Bahan Bahan :Larutan AgNO3 0, 1 MLarutan KCl 0,1 MAlat : Gelas kimia3 buah Pipet tetes10 buah Gelas kotak1 buah Lampu senter1 buah Kertas karbon1 lembar Gelas ukur2 buah

F. Alur Percobaan

Peptisasi

Larutan encer AgNO3 0,1 M 25 mLDimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah KCl 0,1 M sampai tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan sampai timbul endapan)HasilLarutan encer KCl 0,1 M 25 mLDimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah AgNO3l 0,1 M sampai tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan sampai timbul endapan)Hasil

Sifat Optis Sol

Sol dibuat dari pembuatan sol no. 1Dimasukkan kedalam gelas kotakGelas kotak ditutup dengan kertas berwarna hitam dan diberi lubang kecil dibawahDinyalakan lampu laser dilubang kecilDiamati Hasil

Praktikum Kimia Fisika IV: Koloid

16

G. Hasil Pengamatan

No.Perc.Prosedur PercobaanHasil PengamatanDugaan/ReaksiKesimpulan

1. Peptisasi

Larutan encer AgNO3 0,1 M 25 mL

Dimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah KCl 0,1 M sampai tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan sampai timbul endapan)

Hasil

Larutan encer KCl 0,1 M 25 mL

Dimasukkan kedalam erlnmeyer dan diberi tanda silang pada kertasDiletakkan dibawah erenmeyerDitambah AgNO3l 0,1 M sampai tanda silang yang ada di bawah gelas kimia tidak nampak (jangan sampai timbul endapan)

Hasil

Sebelum AgNO3 0,1 M : larutan tidak berwarna KCl 0,1 M : larutan tidak berwarna

Sesudah AgNO3 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan tidak berwarna AgNO3 0,1 M + KCl 0,1 M : berwarna putih keruh (tanda silang hilang) Tetesan KCl 0,1 M : 12 tetes

Sebelum AgNO3 0,1 M : larutan tidak berwarna KCl 0,1 M : larutan tidak berwarna

Sesudah KCl 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan tidak berwarna KCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M : berwarna putih keruh (tanda silang hilang) Tetesan AgNO3 0,1 M : 14 tetesAgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)

KCl (aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)AgNO3 yang ditambahkan KCl 12 tetes dapat membentuk koloid

KCl yang ditambahkan AgNO3 14 tetes dapat membentuk koloid

2. Sifat Optis Sol

Sol dibuat dari pembuatan sol no. 1

Dimasukkan kedalam gelas kotakGelas kotak ditutup dengan kertas berwarna hitam dan diberi lubang kecil dibawahDinyalakan lampu laser dilubang kecilDiamati

Hasil

Sebelum Kertas karbon : kertas berwarna hitam

Sesudah Pada sol AgNO3 + KCl : terbentuk sinar dihamburkan saat diberi cahaya laser Pada sol KCl + AgNO3 : terbentuk sinar dihamburkan saat diberi cahaya laserTerbentuk sinar yang dihamburkan (Efek Tyndall) pada sifat optis sol pada AgNO3 + KCl dan KCl + AgNO3Sol dapat menghamburkan sinar (Efek Tyndall)

H. Analisis dan Pembahasan Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Secara Makroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak heterogen, masih dapat dibedakan atas komponennya. Koloid umumnya keruh tetapi stabil (tidak memisah). Percobaan pertama yaitu peptisasi percobann ini bertujuan untuk pendispersian material larutan koloid menggunakan penambahan elektrolit dalam larutan (peptizing agent).Percobaan pertama yaitu melakukan peptisasi. Mula mula gelas kimia ditaruh diatas kertas yang sudah diber tanda X. kemudian gelas kimia diberi 25 mL AgNO3 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan/direaksikan dengan KCl 0,1 M yang berupa larutan tidak berwarna pada gelas kimia tersebut tetes demi tetes hingga tanda X pada kertas dibawah gelas kimia tidak terlihat. Tetesan dilakukan sebanyak 12 tetes. Sehingga terbentuk larutan koloid dengan reaksi:AgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)Dimana endapan AgCl 0,1 M memberikan warna putih keruh. Pada percobaan ini garam KCl 0,1 M adalah sebagai peptizing agent (agen peptisasi elektrolit dalam larutan).Selanjutnya dilakukan dengan cara yang sama kedua larutan tersebut dibalik yaitu mula-mula menyiapkan gelas kimia yang di bawahnya sudah diberi kertas yang ada tanda X kemudian dibuat larutan koloid dengan memasukkan KCl 0,1 M kedalam gelas kimia dan ditambahkan AgNO3 0,1 M tetes demi tetes hingga tanda X dibawah gelas kimia tidak terlihat. Tetesan dilakukan sebanyak 14 tetes dan membentuk larutan berwarna putih keruh. Sehingga terbentuk koloid dengan reaksi:AgNO3(aq) + KCl(aq) AgCl(s) + KNO3(aq)Pada percobaan ini larutan AgNO3 0,1 M adalah sebagai peptizing agent (agen peptisasi elektrolit dalam larutan).Selanjutnya yaitu untuk menentukan sifat optis dari sol yang terbentuk pada percobaan pertama dan kedua yaitu dengan prinsip Effek Tyndall atau peristiwa scattering. Percobaan dilakukan dengan cara larutan yang telah dibuat pada percobaan pertama dimasukkan kedalam gelas berbentuk persegi secara bergantian. Kemudian gelas yang yang berisi larutan ditutup dengan kertas berwarna hitan yang telah di beri lubang dibagian bawah. Lubang berfungsi untuk menyalurkan lampu laser kedalam gelas yang sudah berisi larutan yang akan diamati peristiwa yang terjadi. Hasil dari larutan pertama dan kedua yaitu sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan teramati berupa jalur cahaya. Efek tyndal adalah sifat khas koloid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.

I. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:1. Sol dapat dibuat dari larutan AgNO3 dengan garam KCl2. Larutan AgNO3 dan garam KCl dapat bertindak sebagai peptizing agent dari sol3. Efek tyndal adalah sifat khas koloid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.

J. Daftar PustakaBird, Tony. 1987.Kimia Fisika untuk Universitas.Erlangga: JakartaKeenam,C.W.dkk.1984.Kimia Untuk Universitas.Jakarta: ErlanggaTim Dosen Kimia Fisika IV.2014.Penuntun Praktikum Kimia Fisika IV. Surabaya: UnesaYudhistira. Suharsini,Maria. 2005. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganesa Exact.

Lampiran Gambar

Peptisasi

AgNO3 0,1 M + KCl 0,1 M : berwarna putih keruh (tanda silang hilang)AgNO3 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan tidak berwarna

KCl 0,1 M dan diberi tanda silang pada kertas : larutan tidak berwarna

KCl 0,1 M + AgNO3 0,1 M : berwarna putih keruh (tanda silang hilang)

Sifat Optis Sol

Pada sol AgNO3 + KCl : terbentuk sinar dihamburkan saat diberi cahaya laser

Pada sol KCl + AgNO3 : terbentuk sinar dihamburkan saat diberi cahaya laser