kepulauanseribukab.bps.go.idkepulauanseribukab.bps.go.id/backend/filemenu/kliping-berita-online... ·...
TRANSCRIPT
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 11:07:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Pramdia Arhando Julianto
Mendag Optimistis Inflasi Sektor Pangan Akan
Terus Terjaga
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan ( Mendag) Enggartiasto Lukita optimistis ke depan
Indonesia akan mampu menahan laju inflasi terutama dari sektor pangan.
"Kita harus bisa menahan laju inflasi, karena negara-negara lain bisa, kenapa kita tidak bisa, apalagi
masa-masa yang tidak normal (Ramadhan-Lebaran) telah kita lalui," ujar Mendag Enggartiasto
setelah melakukan halal bihalal di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (4/7/2017).
Menurut Mendag, angka inflasi bulan Juni yang di bawah 1 persen akan memberikan dampak
positif pada perekonomian, seperti pendapatan masyarakat yang tidak tergerus hingga tingkat
bunga utang pemerintah.
"Kalau inflasi tinggi maka kita harus bayar bunga lebih tinggi, demikian juga dengan pendapatan
masyarakat tidak tergerus dengan inflasi," paparnya.
Kendati mampu menahan laju inflasi saat Ramadhan hingga Lebaran 2017 dirinya mengaku belum
puas atas pencapaian tersebut. Dengan itu, pemerintah menegaskan akan terus menjaga stabilitas
harga komoditas strategis maupun pasokan agar tidak terjadi gejolak harga yang berpengaruh pada
laju inflasi.
"Kami bersyukur, tapi kami belum puas, inflasi ini akan kami pertahankan, bahkan dalam beberapa
hari sudah terjadi deflasi lagi yaitu penurunan beberapa harga komoditi. Dan ni akan terus kami
dorong sampai pada satu harga yang stabil," jelas Mendag.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)
Rusli Abdullah mengatakan, upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan pada periode
Ramadhan hingga Lebaran 2017 perlu diapresiasi.
"Saya mengapresiasi kinerja Menteri Perdagangan yang menjaga distribusi barang bahan pokok,”
ungkap dia.
Selain itu, Menurutnya, kebijakan pasar murah juga mendorong terciptanya stabilitas harga pangan
di tingkat daerah, karena konsentrasi masyarakat tidak hanya pada pasar tradisional.
"Kemudian terkait pasar murah yang ada di 300 sekian titik. Misalnya di Kebumen, di Yogyakarta,
tidak seperti tahun lalu, kini harga-harga seperti ayam dan daging itu lebih terjaga," ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis angka inflasi untuk bulan Juni 2017 sebesar 0,69 persen.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:19:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Halimatus Sa'diyah/ Dwi Murdaningsih
Kementan Lanjutkan Strategi Manajemen Tanam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juni 2017 mengalami peningkatan 0,38
persen dibanding bulan sebelumnya menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada
Senin (3/7) lalu. Hal ini menunjukkan daya beli petani dan pendapatan petani di perdesaan
mengalami peningkatan.
Untuk semakin meningkatkan nilai tukar petani tersebut, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Spudnik Sujono mengatakan, setidaknya ada tiga hal utama yang perlu dikawal, yakni memastikan
adanya peningkatan produksi, menjaga kualitas produksi serta menjamin produk dibeli dengan harga
yang baik.
Menurut Spudnik, sejauh ini tidak ada perubahan strategi yang dijalankan Kementerian Pertanian
dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab, jika mengacu pada rangking Indonesia
dalam Indeks Keberlanjutan Pangan atau Food Suistanability Index (FSI) yang meningkat pesat,
artinya program yang selama ini dijalankan sudah tepat.
"Pola tanam, manajemen tanam itu kita kawal terus, kan sudah kita rasakan manfaatnya," ujar
Spudnik, yang juga pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Ketahanan Pangan, saat ditemui di
Kementerian Perdagangan, Selasa (4/7).Secara umum, NTP merupakan rasio indeks harga yang
diterima petani dibagi dengan indeks harga yang dibayar petani, baik untuk faktor produksi maupun
konsumsi rumah tangga. NTP digunakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan tingkat
kesejahteraan petani.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:14:00 PM Sumber : Detik Penulis : Fadhly Fauzi Rachman
Bangun Pabrik Petrokimia Rp 17 T, LG Serap Gas
Bintuni dan Masela
Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyarankan perusahaan Korea
Selatan, LG International, agar d memanfaatkan penggunaan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat dan
Blok Masela, Maluku. Ini lantaran LG International dan PT. Duta Firza telah sepakat untuk
mendirikan industri petrokimia di Indonesia dengan menyerap gas sebagai bahan baku. "Pemerintah
Indonesia membuka diri terhadap permintaan dari para investor.
Untuk itu, melalui business meeting ini, kami berharap ada investasi dari Korea Selatan di industri
strategis seperti sektor petrokimia," ujar Airlangga ketika menyampaikan hasil pertemuannya
kemarin, Senin (3/7/2017) dengan CEO LG International Song Chi Ho di Seoul, Korea Selatan, dalam
keterangan tertulis Selasa (4/7/2017). Airlangga menjelaskan, pabrik petrokimia yang bakal
dibangun oleh LG International memiliki nilai investasi sebesar USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 17,29
triliun (kurs US$ 1 = Rp 13.300) dan ditargetkan memproduksi methanol sebanyak 1 juta ton per
tahun. "Proyek mereka akan membutuhkan natural gas mencapai 90 mmscfd dengan ekspektasi
harga US$ 1 per mmbtu.
Saat ini, LG masih melakukan feasibility study di Bintuni," terang Airlangga. Kementerian
Perindustrian mencatat, potensi pembangunan industri petrokimia di Bintuni karena terdapat dua
cadangan gas yang dioperasikan oleh dua perusahaan, BP Tangguh sebesar 23,8 trillion standard
cubic feet (TSCF) dan Genting Oil Kasuri Pte, Ltd sebesar 1,7 TSCF. Area ini berpotensi dikembangkan
untuk pabrik petrokimia yang memproduksi komoditas gas alam dalam dua fase. Fase pertama,
sebesar 257 mmscfd yang dipasok dari BP Tangguh dan Genting Oil Kasuri Pte, Ltd.
dengan target beroperasi pada tahun 2021 untuk menghasilkan methanol, ethylene, propylene,
polyethylene, dan polypropylene. Fase kedua sebesar 90 mmscfd tahun 2026 dari BP tangguh untuk
pabrik ammonia. Adapun, beberapa investor yang telah menyatakan minat untuk membangun
industri petrokimia di Bintuni, antara lain Ferrostaal, Asahi Kasei Chemicals, LG, Mitsui, dan Sojitz.
"Untuk di Masela, pemerintah bersama dengan operator saat ini masih menghitung cadangan gas
yang feasible dan alokasi gas alam di blok ini. Untuk produksi LNG dan cadangan untuk industri kimia
dibuatkan skema gas pipa," papar Airlangga.
Terdapat empat area yang akan dikembangkan sebagai on-shore yang terdiri dari wilayah Maluku
barat daya dengan perkiraan jarak 220 km, Maluku selatan dengan perkiraan jarak 180 km,
Kepulauan Aru yang berjarak 600 km, dan Maluku tenggara yang juga berjarak 600 km. Beberapa
perusahaan yang sudah minat dan menunggu penghitungan untuk dapat mendirikan pabrik
petrokimia, antara lain PT. Pupuk Indonesia, Sojitz, dan Elsoro Multi Pratama. Dirjen Industri Kimia,
Tekstil, dan Aneka (IKTA), Achmad Sigit Dwiwahjono, menyampaikan pemerintah memfasilitasi
pemberian fasilitas dan insentif bagi investor yang ingin mendirikan industri petrokimia, di antaranya
pembangunan infrastruktur.
Pada tahun 2016, pemerintah telah membuka jalan baru di Papua sebagai komitmen dalam
membangun kawasan Indonesia Timur. Upaya ini juga dilakukan untuk mendukung investasi
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
petrokimia baru di Bintuni, Papua Barat. Selain jalan, pemerintah juga telah melengkapi kebutuhan
infrastruktur dasar seperti air, listrik yang memadai dan pelabuhan industri. Fasilitas lainnya, yakni
insentif fiskal berupa tax allowance dan tax holiday dengan persyaratan tertentu untuk industri yang
spesifik. Selain itu, sedang diusulkan insentif khusus berupa pembebasan pajak untuk 20 tahun.
Kebijakan ini masih terus didiskusikan di rapat tingkat Menko Perekonomian, yang akan
dimanfaatkan bagi investor di Bintuni dan Masela.
Sigit menambahkan, kapasitas industri petrokimia terus meningkat sejak tahun 2010 dengan rata-
rata 0,845 million ton per annum (MTPA). Total kapasitas di 2016 mencapai 33,727 MT. "Saat ini,
industri petrokimia di Indonesia mampu memproduksi 42 jenis produk, dengan produk utama urea,
ammonia, ethylene dan propylene," tutur Achmad Sigit. Meski berada di peringkat kelima dunia,
namun Indonesia memiliki tantangan di industri petrokimia pada tiga basis produk, yaitu olefin,
methane dan aromatic. "Indonesia masih membutuhkan impor untuk kimia dan farmasi. Menurut
BPS, Indonesia mengimpor US$ 19,03 miliar di 2016, sedangkan ekspornya US$ 10,84 miliar,"
pungkasnya. (hns/hns)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 7:52:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Melisa Riska Putri/ Nidia Zuraya
Aprindo Akui Ada Penurunan Daya Beli
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum
Rahanta mengakui terjadinya penurunan daya beli di ritel. Namun ia tidak mengetahui pasti
penyebab penurunan daya beli tersebut. Berdasarkan riset yang dilakukan pihaknya beserta para
ahli, penurunan daya beli ini tidak sejalan dengan adanya peningkatan industri.
"Ini industrinya juga jelek, bukan semata-mata pengalihan," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa
(4/7). Menurutnya, penurunan daya beli di ritel dalam hal ini offline dimungkinkan karena adanya
pengalihan cara belanja ke online. Namun, faktanya tidak terjadi peningkatan industri.
Padahal, kata Tutum, dengan adanya permintaan online juga seharusnya berdampak pada
peningkatan industri. Diakui Tutum, industri juga mengeluh karena permintaan berkurang.
Menurutnya, penurunan daya beli ini bisa saja menjadi penyebab inflasi inti. Namun ia tidak berani
memastikan hal tersebut. Selain penurunan daya beli masyarakat, adapula pengontrolan produk
komoditi inti seperti minyak goreng dan gula. "Nah ada korelasinya juga tapi kita tidak pastikan,"
kata dia. Badan Pusat Statistik (BPS) awal pekan ini merilis angka inflasi inti Lebaran tahun ini
sebesar 0,42. Selama periode kepemimpinan Joko Widodo, inflasi inti saat Lebaran turun dari 0,6
pada 2015 dan 0,67 pada 2016. Bagi kami, ia melanjutkan, apapun yang terjadi, inflasi baik atau
turun, daya beli harus kuat. Ia tidak ingin pemerintah menjadikan inflasi seakan sebagai acuan
perekonomian. Daya beli dikaitkan kemampuan mendapatkan uang dan pengeluaran mereka. Kala
pendapatan mereka minimum maka akan berdampak besar pada daya beli. Tapi, yang seharusnya
dilakukan pemerintah adalah membenahi penurunan harga barang bukan hanya selalu menaikkan
pendapatan. "Bagaimanapun harus diturunkan harga-harga barang secara rasional," tegasnya.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 7:47:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Nathania Pessak Hendra Gunawan
Jaga inflasi, Menkeu terus koordinasi dengan BI
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap inflasi Indonesia terus stabil hingga akhir tahun.
Hal-hal mengkhawatirkan seperti harga pangan dan harga-harga yang diatur oleh pemerintah
(administered price) juga diharapkan dapat dikendalikan. "Kemarin pak Presiden memutuskan
bahwa listrik 900 volt ampere (VA).
Namun yang lain seperti BBM dan elpiji tidak melakukan perubahan," ujar Menteri Keuangan Sri
Mulyani di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/7). Adapun Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat, inflasi pada Juni 2017 mencapai 0,69%. Angka ini berada di atas ekspetasi, yakni sebesar
0,55&-0,6%. Selain itu, angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada Juni tahun lalu
yang tercatat sebesar 0,66%.
Sri menambahkan, faktor inflasi yang berasal dari core inflation juga telah diatur oleh BI melalui
kebijakan moneternya agar bisa menjaga keseimbangan dan stabilitas harga, termasuk dalam hal
nilai tukar. "Dengan koordinasi kebijakan ini, tentu kita berharap, agar inflasi bisa tetap terjaga
sampai akhir tahun," pungkasnya. BACA JUGA : Inflasi Juni bantu topang kurs rupiah Pasca
Lebaran, laju inflasi bakal melandai
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 7:40:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Sapto Andika/ Teguh Firmansyah
Pengamat: Daya Beli Menurun, Alarm Bagi
Pemerintah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat inflasi inti bulan Juni 2017 tercatat menjadi yang terendah
sejak 2009 lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa inflasi inti pada Juni lalu, bertepatan
dengan momen Ramadhan dan Lebaran, hanya sebesar 0,26 persen. Penurunan tingkat inflasi inti ini
diyakini lantaran daya beli masyarakat yang memang sedang menurun. Ekonom Institute for
Development of Economic and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, rendahnya nilai inflasi inti
jelas memberikan gambaran penurunan daya beli masyarakat.
Hal ini juga terbaca dari rendahnya konsumsi masyarakat di kuartal pertama tahun 2017 ini yang
hanya tumbuh 4,93 persen dan pertumbuhan industri ritel atau minimarket yang tercatat hanya 3,8
persen pada semester pertama 2017."Artinya daya beli memang rendah," ujar Bhima, Selasa (4/7).
Namun daya beli yang rendah tidak hanya berkaitan dengan komponen inti di luar administered
prices atau harga yang diatur pemerintah dan volatile foods atau harga yang bergejolak.
Bhima menyebutkan, daya beli yang lesu berkaitan dengan tingginya inflasi harga yang diatur
pemerintah terutama listrik dan air sejak awal 2017. Menurutnya, justru komponen tersebut
menjadi faktor utama yang menggerus daya beli masyarakat. "Di sisi lain, pendapatan masyarakat
cenderung turun. Dilihat momen Lebaran juga masyarakat lebih menahan belanja. Kondisinya nyaris
sama dengan 2008 lalu," jelas Bhima. Bhima melanjutkan, lemahnya daya beli masyarakat tentu
mengusik perhatian pemerintah lantaran 57 persen ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi
rumah tangga. Ia bahkan tak segan menyebut kondisi saat ini merupakan 'alarm bahaya' bagi
pemerintah.
Pelemahan konsumsi rumah tangga bisa menjadi ganjalan bagi pemerintah dalam mencapai target
pertumbuhan ekonomi 5,1 persen pada 2017 ini. Apalagi, lanjutnya, harga komoditas ekspor di
semester kedua 217 diprediksi akan mengalami penurunan dan harga minyak dunia masih fluktuatif.
"Kalau begini, tumpuannya tinggal investasi dan ekspor. Sebetulnya dana masuk cukup banyak.
Artinya minat investasi bagus, namun sektor riil belum tersentuh," ujar dia. Senada, Chief Economist
SIGC Eric Sugandi juga menilai bahwa tingkat inflasi inti yang rendah mencerminkan pelemahan daya
beli masyarakat. Hal tersebut ia nilai bisa dilihat dari inflasi bahan pangan yang kali ini tidak setinggi
inflasi dari komponen transportasi dan tarif dasar listrik. "Kalau untuk pangan, kelihatannya memang
antisipasi pemerintah lewat operasi pasar cukup bisa kendalikan harga, selain karena demandnya
melemah," ujar Eric. Kepala BPS Suhariyanto menambahkan, survei penjualan eceran yang dilakukan
Bank Indonesia dan data yang diambil dari Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)
menunjukkan, penjualan eceran hingga paruh pertama 2017 masih mengalami pertumbuhan. Hal ini
menurutnya paling tidak memberikan kepercayaan bagi investor bahwa pasar Indonesia masih
cukup kompetitif. "Hanya saja, meski tumbuh, namun penjualan eceran melemah dibandingkan
tahun lalu," katanya
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 7:23:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Eldo Christoffel Rafael Hendra Gunawan
Bangun pabrik petrokimia, LG investasi US$ 1,3
M
JAKARTA. Dalam kunjungan ke Korea Selatan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
menyarankan kepada perusahaan asal Korea Selatan, LG International agar dapat memanfaatkan
penggunaan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat dan Blok Masela, Maluku. Hal ini lantaran LG
International dan PT Duta Firza telah sepakat untuk mendirikan industri petrokimia di Indonesia
dengan menyerap gas sebagai bahan baku. “Pemerintah Indonesia membuka diri terhadap
permintaan dari para investor.
Untuk itu, melalui business meeting ini, kami berharap ada investasi dari Korea Selatan di industri
strategis seperti sektor petrokimia,” kata Menperin ketika menyampaikan hasil pertemuannya
dengan CEO LG International Song Chi Ho, Selasa (4/7). Airlangga menjelaskan, pabrik petrokimia
yang bakal dibangun oleh LG International memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,3 miliar dan
ditargetkan memproduksi methanol sebanyak 1 juta ton per tahun. “Proyek mereka akan
membutuhkan natural gas mencapai 90 mmscfd dengan ekspektasi harga USD 1 per mmbtu. Saat
ini, LG masih melakukan feasibility study di Bintuni,” ungkapnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, potensi pembangunan industri petrokimia di Bintuni karena
terdapat dua cadangan gas yang dioperasikan oleh dua perusahaan, BP Tangguh sebesar 23,8 trillion
standard cubic feet (TSCF) dan Genting Oil Kasuri Pte, Ltd sebesar 1,7 TSCF. Area ini berpotensi
dikembangkan untuk pabrik petrokimia yang memproduksi komoditas gas alam dalam dua fase.
Pertama, sebesar 257 mmscfd yang dipasok dari BP Tangguh dan Genting Oil Kasuri Pte, Ltd. dengan
target beroperasi pada tahun 2021 untuk menghasilkan methanol, ethylene, propylene,
polyethylene, dan polypropylene.
Fase kedua sebesar 90 mmscfd tahun 2026 dari BP tangguh untuk pabrik ammonia. Adapun,
beberapa investor yang telah menyatakan minat untuk membangun industri petrokimia di Bintuni,
antara lain Ferrostaal, Asahi Kasei Chemicals, LG, Mitsui, dan Sojitz. “Untuk di Masela, pemerintah
bersama dengan operator saat ini masih menghitung cadangan gas yang feasible dan alokasi gas
alam di blok ini. Untuk produksi LNG dan cadangan untuk industri kimia dibuatkan skema gas pipa,”
paparnya. Terdapat empat area yang akan dikembangkan sebagai on-shore yang terdiri dari wilayah
Maluku barat daya dengan perkiraan jarak 220 km, Maluku selatan dengan perkiraan jarak 180 km,
Kepulauan Aru yang berjarak 600 km, dan Maluku tenggara yang juga berjarak 600 km.
Petrokimia pangkas target penyaluran pupuk Beberapa perusahaan yang sudah minat dan
menunggu penghitungan untuk dapat mendirikan pabrik petrokimia, antara lain PT. Pupuk
Indonesia, Sojitz, dan Elsoro Multi Pratama. Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad
Sigit Dwiwahjono mengatakan, pemerintah memfasilitasi pemberian fasilitas dan insentif bagi
investor yang ingin mendirikan industri petrokimia, di antaranya pembangunan infrastruktur. Pada
tahun 2016, pemerintah telah membuka jalan baru di Papua sebagai komitmen dalam membangun
kawasan Indonesia Timur. Upaya ini juga dilakukan untuk mendukung investasi petrokimia baru di
Bintuni, Papua Barat. Selain jalan, pemerintah juga telah melengkapi kebutuhan infrastruktur dasar
seperti air, listrik yang memadai dan pelabuhan industri. Fasilitas lainnya, yakni insentif fiskal
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
berupa tax allowance dan tax holiday dengan persyaratan tertentu untuk industri yang spesifik.
Selain itu, sedang diusulkan insentif khusus berupa pembebasan pajak untuk 20 tahun. Kebijakan ini
masih terus didiskusikan di rapat tingkat Menko Perekonomian, yang akan dimanfaatkan bagi
investor di Bintuni dan Masela. Sigit menambahkan, kapasitas industri petrokimia terus meningkat
sejak tahun 2010 dengan rata-rata 0,845 million ton per annum (MTPA). Total kapasitas di 2016
mencapai 33,727 MT.
“Saat ini, industri petrokimia di Indonesia mampu memproduksi 42 jenis produk, dengan produk
utama urea, ammonia, ethylene dan propylene,” ujarnya. Meski berada di peringkat kelima dunia,
namun Indonesia memiliki tantangan di industri petrokimia pada tiga basis produk, yaitu olefin,
methane dan aromatic. “Indonesia masih membutuhkan impor untuk kimia dan farmasi. Menurut
BPS, Indonesia mengimpor US$ 19,03 miliar di 2016, sedangkan ekspornya US$ 10,84 miliar,”
ungkapnya.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 6:57:00 PM Sumber : Republika Penulis : Citra Listya Rini
Pemerintah Pastikan Stok Beras Aman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan stok beras untuk konsumsi masyarakat pada
2017 dalam kondisi aman. Stok beras yang ada di Perum Bulog kurang lebih sebanyak 1,7 juta ton
dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga tujuh bulan kedepan. Menteri Perdagangan
Enggartiasto Lukita mengatakan, untuk menjamin keamanan stok beras tersebut diperlukan
pendataan yang lebih akurat khususnya untuk beras yang dimiliki oleh para pelaku usaha, dengan
mendaftarkan gudang dan juga posisi stok beras yang dimiliki. "Stok pangan kita, berdasarkan data
sementara yang kami miliki itu berlebih.
Akan lebih akurat lagi jika para pedagang dan pengusaha mendaftarkan posisi stoknya dan
memperbaharui secara berkala," kata Enggartiasto di Jakarta, Selasa (4/7). Berdasarkan data
Kementerian Pertanian, dalam Angka Ramalan (Aram) produksi beras 2016 produksi gabah kering
giling mencapai 79,1 juta ton. Sementara pada 2017, diharapkan produksi gabah kering giling
mencapai 89 juta ton atau setara dengan 48 juta ton beras. Direktur Utama Perum Bulog Djarot
Kusumayakti mengatakan hingga saat ini stok beras yang ada di Bulog sebanyak 1,7 juta ton. Dari
total stok tersebut, sebanyak 1,3 juta ton akan dialokasikan kepada masyarakat pengguna beras
sejahtera. "Artinya, jika tidak ada serapan sama sekali hingga akhir tahun 2017 akan ada sisa stok
400 ribu ton," ujar Djarot. Djarot menambahkan, dengan kondisi saat ini yang mulai memasuki masa
panen kedua diasumsikan Perum Bulog mampu menyerap kurang lebih sebanyak 1-1,25 juta ton
hingga akhir 2017.
Diharapkan, pada akhir 2017 posisi stok beras Bulog berada pada kisaran 1,6-1,7 juta ton. "Jika
semua berjalan lancar, seharusnya hingga panen raya 2018 stok masih aman," tutur Djarot.
Kementerian Perdagangan berupaya melakukan pendataan stok beras khususnya yang dimiliki oleh
para pelaku usaha untuk membenahi tata niaga perberasan nasional. Pelaku usaha tersebut, wajib
untuk mendaftarkan gudang dan posisi stok secara berkala. Para pelaku usaha tersebut diberikan
tenggat waktu hingga akhir Juli 2017 untuk mendaftarkan gudang dan stok yang dimiliki. Sementara
itu, Kepala Satgas Pangan Instektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan bahwa tata niaga
perberasan nasional saat ini sudah berlaku cukup lama.
Tata niaga tersebut bisa dikatakan belum mencakup konsep distribusi keuntungan wajar dan layak.
"Pada tingkat produsen atau petani masih mendapatkan keuntungan relatif kecil dibandingkan
dengan rantai distribusi. Sementara yang harus dibayar konsumen itu cukup besar," ujar Setyo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Juni 2017 rata-rata harga beras kualitas
premium di penggilingan sebesar Rp9.444 per kilogram naik sebesar 0,09 persen dibandingkan bulan
sebelumnya.
Sementara rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp8.794,00 per kilogram,
yang juga naik sebesar 0,05 persen. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan
sebesar Rp8.380,00 per kilogram naik sebesar 0,07 persen. Dibandingkan dengan Juni 2016, rata-
rata harga beras di penggilingan pada Juni 2017 untuk kualitas premium naik 0,96 persen, kualitas
medium turun 1,99 persen, dan kualitas rendah juga turun 2,35 persen.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 6:48:00 PM Sumber : MetroTvNews Penulis : Desi Angriani
Mendag Belum Puas Meski Harga Pangan Stabil
Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku belum puas meski
harga pangan stabil dan inflasi rendah selama Lebaran 2017. Badan Pusat Statistik merilis inflasi
bahan pangan pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen.
"Kita bersyukur tapi kita belum puas," ujar Mendag di auditorium Kementerian Perdagangan di
Jakarta, Selasa 4 Juli 2017.
Menurutnya, pemerintah harus terus mengendalikan harga pangan demi menahan laju inflasi. Inflasi
yang rendah bukan berarti cerminan dari rendahnya daya beli masyarakat melainkan perekonomian
yang semakin membaik.
"Kita harus bisa menahan laju inflasi itu karena negara-negara lain bisa kenapa kita tidak bisa?
Apalagi masa-masa yang tidak normal telah kita lalui dan ibu-ibu sudah bisa tersenyum," tuturnya.
Enggar pun mengapresiasi kinerja sejumlah kementerian dan lembaga terkait dalam mengendalikan
bahan pangan selama Ramadan hingga lebaran.
"Sekali lagi ini karena kerja keras semua. Kepolisian, KPPU, Bulog, kementerian," ungkap dia.
Selain itu, Mendag juga mengapresiasi peringkat indeks pangan yang terus membaik. Indonesia
tercatat bercokol di posisi ke-21 secara keseluruhan, sementara tiga peringkat teratas diraih Prancis,
Jepang, dan Kanada.
"Peringkat pertanian kita dan itu menunjukkan kita keberhasilan dan pemerintahan secara
keseluruhan," tutupnya.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 6:37:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Issha Harruma/ Andi Nur Aminah
Okupansi Hotel Berbintang Menurun di Sumut
REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatra Utara
menurun. Pada Mei 2017 lalu, okupansi kamar hotel berbintang di provinsi ini tercatat sebesar 43,83
persen atau turun sekitar 5,62 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi mengatakan, penurunan okupansi tertinggi terjadi di hotel
bintang 4, yakni 16,71 persen dari 61,61 persen menjadi 44,9 persen. "Sementara untuk hotel
bintang 5, okupansinya turun 5,72 persen dari 50,75 persen menjadi 45,03 persen. Sedangkan hotel
bintang 3, turun 4,85 persen dari 49,18 persen menjadi 44,33 persen," kata Suhaimi, Selasa (4/7).
Turunnya okupansi hotel berbintang ini, kata Suhaimi, justru terjadi di tengah meningkatnya jumlah
wisatawan asing yang masuk ke Indonesia. Ada tiga pintu utama yang menjadi jalur masuknya
wisatawan, yakni Bandara Kualanamu, Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Tanjung Balai
Asahan."Berdasarkan catatan BPS, jumlah wisatawan asing yang masuk ke Sumut dari tiga pintu
masuk utama itu mencapai 20.080 orang. Naik 13,91 persen dibanding Mei 2016 yang hanya 17.628
orang," ujar dia.Suhaimi menjelaskan, penurunan okupansi ini terjadi di tengah menurunnya rata-
rata lama menginap tamu asing.
Jika di Mei 2016 rata-rata tamu asing menginap di hotel berbintang selama 2,04 hari, pada Mei 2017
rata-rata lama menginap tamu asing hanya 1,62 hari."Ada penurunan terhadap rata-rata lama
menginap tamu asing. Sedangkan untuk rata-rata lama menginap tamu Indonesia mengalami
kenaikan sebesar 0,29 poin yaitu dari 1,34 hari pada bulan Mei 2016 menjadi 1,63 hari pada bulan
Mei 2017," kata Suhaimi.
Menurut Suhaimi, peningkatan okupansi kamar hanya terjadi di hotel bintang 1 dan 2. Okupansi
hotel bintang 1 di Sumut meningkat 7,7 persen dari 28,36 persen menjadi 36,06 persen. Sementara
hotel bintang 2, okupansinya naik 3,55 persen menjadi 40,88 persen menjadi 44,43 persen.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 6:24:00 PM Sumber : Republika Penulis : Irwan Kelana
Limbah Jagung Dibuang Sayang, Gunakan untuk
Kepiting Bakau
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Negara maritim merupakan salah satu julukan untuk negara Indonesia
di samping negara megabiodiversitas, kepulauan, maupun paru-paru dunia. Tidaklah mengejutkan
bila julukan tersebut melekat pada negara yang memiliki luas perairan hampir 70 persen dari total
luas wilayahnya.Menyadari akan besarnya potensi perikanan di Indonesia, pemerintah bertekad
memajukan industri perikanan. Bahkan menurut Menteri Perindustrian Hartarto, industri pangan
berbasis perikanan masuk ke dalam sektor prioritas berdasarkan Rencana Induk Pembangunan
Perikanan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035.
Sekelompok mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB)
yaitu Tri Setya Prabowo, Yunika Andina, Rama Ramzhani, Yanuardhi Prabu Wicaksono, dan Akbar
Ridho Yosanto dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian 2017 (PKM-P) membuat
sebuah penelitian mengenai teknologi biofiltrasi yang memanfaatkan limbah kulit jagung untuk
budidaya kepiting bakau (Scylla serrata).Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Selasa (4/7)
menyebutkan, penelitian tersebut menggunakan teknologi biofiltrasi berupa resirkulasi. Resirkulasi
merupakan salah satu cara untuk menjaga kualitas air dengan memberikan alat penyaring di luar
wadah pemeliharaan kepiting bakau.
Para mahasiswa tersebut membuat sistem resirkulasi dengan menyelipkan kulit jagung yang telah
dikeringkan dalam alat penyaring mereka dimana digunakan pula bahan lain seperti kapas filter,
pasir malang dan batu zeolith.Pembuatan wadah resirkulasi dibuat guna memelihara air media
pemeliharaan dalam kualitas optimum dan mengurangi sisa feses dan pakan dalam wadah
pemeliharaan kepiting. Selama proses pemeliharaan, kepiting bakau diberikan pakan berupa ikan
rucah (ikan selar) yang diperoleh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Muara Angke, Jakarta. Pakan
ikan selar diberikan setiap hari sebanyak empat kali. Jumlahnya 10 persen dari biomassa.“Kami
memilih limbah jagung sebagai bahan penyaring karena limbah kulit jagung cukup banyak di pasaran
dan sebagian besar akan dibuang saja.
Selain itu juga kami melihat potensi kulit jagung yang besar,” ujar Tri Setya Prabowo yang
merupakan ketua kelompok penelitian tersebut.Mengutip data BPS, Tri menyebutkan, tahun 2015
saja Indonesia dapat menghasilkan 19.611.704 ton jagung. Komposisi kulit jagung terdiri atas 15
persen lignin; 5,09 persen abu; 4,57 persen alkohol-sikloheksana; dan 44,08 persen selulosa. “Kulit
jagung yang berserat tinggi sangat berpotensi untuk dijadikan media penyaringan air, seperti halnya
limbah pertanian lainnya yaitu sekam padi dan ampas tebu,” kata Tri.Tri menambahkan, timnya
berharap penelitian ini selain dapat meningkatkan kualitas budidaya kepiting bakau dengan
alternatif limbah kulit jagung sebagai media penyaring, dapat juga meningkatkan nilai ekonomis kulit
jagung. “Sehingga, ke depannya kulit jagung dapat dilirik oleh industri perikanan dan tidak hanya
berakhir di tempat pembuangan saja,” tutur Tri Setya Prabowo.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 5:50:00 PM Sumber : BeritaSatu Penulis : Aditya L Djono / ALD
Kenaikan Kunjungan Wisman ke Indonesia Paling
Tinggi di ASEAN
Jakarta – Kerja keras Kementerian Pariwisata (Kempar) di bawah kepemimpinan Menteri Pariwisata
(Menpar) Arief Yahya mulai menunjukkan hasil positif. Salah satu yang nyata adalah tren kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang Januari-April 2017 tertinggi dibandingkan
negara lain di Asia Tenggara. Tak hanya jumlah kunjungan wisman, dampaknya terhadap usaha
wisata dan perekonomian juga mulai terlihat.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 4,2 juta wisman mengunjungi Indonesia
sepanjang Januari-April 2017. Jumlah itu meningkat 19,34% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya, di mana kunjungan wisman hanya tercatat 3,52 juta orang.
Khusus kunjungan wisman pada April 2017 juga mengalami lonjakan signifikan, yakni mencapai 1,14
juta orang. Jumlah itu naik 26,75% dibandingkan April 2016, yang hanya ada 901.000 wisman yang
datang ke Tanah Air.
Kunjungan wisman ke Indonesia tersebut lebih banyak dibandingkan tiga negara kompetitor, yakni
Singapura, Malaysia, dan Thailand. Dilansir dari laman Business Times pada 24 Juni 2017, kunjungan
wisman ke Singapura dalam empat bulan pertama 2017 mencapai 5,79 juta. Jumlah itu hanya
meningkat 4,4 persen secara year on year (yoy) atau dibandingkan periode yang sama 2016 lalu.
Dari jumlah itu, sebanyak 1,1 juta merupakan wisman asal Tiongkok. Sementara itu, wisatawan asal
Indonesia yang berkunjung ke Singapura mencapai 968.000.
Namun, kunjungan wisatawan asal Indonesia ke negeri Singa itu berpeluang menurun. “Penguatan
dolar Singapura diperkirakan bertahan tahun ini. Hal itu akan menghalangi warga Indonesia untuk
liburan ke Singapura,” ujar Direktur Riset Cushman & Wakefield, Christine Li.
Kenaikan yang hanya 4,4 persen itu membuat industri perhotelan di Singapura anjlok 2% pada
Januari-April 2017. Dampaknya, average room rate (ARR) juga turun 2,3%. Demikian pula total
penerimaan dari wisman hanya Sin$ 1,06 miliar.
Sementara itu, tren kunjungan wisman ke Malaysia malah lebih parah. Mengutip laman Xinhua pada
8 Juni, kunjungan wisman ke negeri jiran itu turun 0,5% pada kurun Januari-April 2017 dibandingkan
periode yang sama 2016.
Penurunan terbesar berasal dari wisman asal Amerika Serikat (AS). Melansir laman Bernama pada 19
Juni, kunjungan turis asal AS sepanjang Januari-April 2017 hanya 52.237 orang. Artinya, ada
penurunan sebesar 12,9%. Namun, kunjungan wisman asal Tiongkok mencapai 551.000 orang, atau
naik 7,5 persen.
Sedangkan, tren kunjungan wisman ke Thailand juga tak terlalu menggembirakan. Berdasarkan data
Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand, sebagaimana dilansir TTR Weekly akhir Mei lalu,
kunjungan wisman ke Negeri Gajah Putih pada empat bulan pertama 2017 mencapai 12,02 juta.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Angka itu hanya naik 2,91% dibandingkan periode yang sama 2016 lalu. Saat itu, sebanyak 11,68 juta
wisman pelesiran ke Thailand.
Kunjungan turis asing dari beberapa negara ke Thailand juga anjlok cukup tajam. Penurunan terbesar
terjadi dari wisman Tiongkok yang anjlok 7,5%.
Sedangkan, peningkatan tertinggi berasal dari wisman Rusia, yang sebanyak 595.618 turis. Jumlah
itu meningkat 34,35% dibandingkan periode yang sama 2016 lalu, yang sejumlah 443.346 orang.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 5:25:00 PM Sumber : Republika Penulis : Karta Raharja Ucu
Kadin Minta Sektor Migas Segera Diperbaiki
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Ahmad Wijaya meminta pemerintah benar-benar mengelola sektor hulu migas. Tujuannya agar
impor migas yang cenderung naik bisa ditekan. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor
migas Mei 2017 mencapai 1,82 miliar dolar AS atau naik 10,54 persen dibanding April 2017.
Sedangkan jika dibanding Mei 2016 meningkat 9,10 persen.Soal impor, kata Ahmad, memang tidak
bisa ditutup semua, namun tetap harus ada usaha keras dari pemerintah untuk benar-benar
mengelola hulu migas.
Jika tidak, maka sektor hilir, akan terus dibanjiri impor. Ujungnya, industri tertekan dan tidak
memiliki daya saing. "Impor terus terjadi sebab Pemerintah belum serius menarik investasi industri
hulu berbasis minyak nan petro chemical yang secara pertumbuhan turun ke industri intermediate
baru ke industri hilir," kata Ahmad dalam keterangannya, Senin (3/7). Menurut Ahmad, jika
pemerintah mendorong menarik investasi ke sektor tersebut, maka secara pelan tapi pasti, impor
migas akan bisa dikurangi secara drastis. "Jika tidak dibenahi, kondisi impor tiap tahun naik, dari
konsumsi harian seperti bawang sampai gula masih tinggi impornya," ujar Ahmad. Catatan BPS,
secara total, nilai impor Indonesia Mei 2017 mencapai 13,82 miliar dolar AS atau naik 15,67 persen
dibanding April 2017.
Bahkan, jika dibandingkan Mei 2016 melonjak hingga 24,03 persen. Cina jadi negara pemasok barang
impor nonmigas terbesar dengan nilai 13,67 miliar dolar AS (26,12 persen), Jepang 5,82 miliar dolar
AS (11,12 persen), dan Thailand 3,77 miliar dolar AS (7,21 persen). Khusus sektor migas, Ahmad
menegaskan, agar impor yang membanjiri sektor hilir bisa benar-benar dikurangi. Menurut dia,
Indonesia perlu 10 pabrik baru petrochemical seperti Chandra Asri. Jika 10 pabrik itu sudah ada, hasil
produksinya pun tak boleh lagi diekspor namun digunakan untuk kepentingan mendukung industri
dalam negeri.
"Baru industri hulu, intermediate sampai hilir bertumbuh. Saat ini kondisi kita di industri banyak
melakukan paralel impor dan produsen. Jadi cash cost tinggi di semua linier," ujar dia.Bagi Ahmad,
mengutamakan memperbaiki sektor hulu merupakan jalan tercepat agar sengkarut impor migas bisa
dibenahi. Alhasil, jika hulu tidak ada masalah, maka di sektor hilir impor bisa dihilangkan. "Utamakan
sektor hulu tidak ada jalan lain," tegasnya.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 5:07:00 PM Sumber : Jpnn Penulis :
Mantap! 1,15 Juta Wisman Kunjungi Indonesia
Turis mancanegara di Bali. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN 1 SHARES jpnn.com, JAKARTA -
Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia kembali menunjukkan tren bagus.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 1,15 juta wisman berkunjung ke Indonesia
pada Mei lalu. Artinya, terjadi peningkatan 1,5 persen dibandingkan April 2017. Bila dibandingkan
dengan torehan pada Mei tahun lalu, kenaikan jumlah wisman mencapai 26,6 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, pada periode Januari–Mei, jumlah kunjungan wisatawan asing
mencapai 5,36 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat 20,85 persen dibandingkan lima bulan pertama
2016. Para wisman masuk melalui beberapa pintu kedatangan utama. Yakni, Bandara Soekarno-
Hatta, Ngurah Rai, Batam, Entikong, Tanjung Priok, dan Sepinggan. 1 2 3 Next TAGS industri
pariwisata kunjungan wisman Badan Pusat Statistik
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 4:36:00 PM Sumber : Inilah Penulis : -
Menunggu Tangan Dingin Sri Mulyani Jaga Inflasi
INILAHCOM, Jakarta - Baru saja Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%.
Ini memang bukan angka yang rendah. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati punya
mimpi besar. Apa itu?Ya, Sri Mulyani berharap, laju inflasi nasional pada akhir 2017 bisa terjaga di
angka 4%. "Kami berharap inflasi masih dijaga sesuai asumsi di APBN 2017 sebesar empat persen,"
kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (3/7/2017).
Sri Mulyani mengatakan, upaya untuk menjaga inflasi hingga akhir tahun adalah dengan terus
menjaga stabilitas perekonomian pada semester II-2017.Ia menambahkan hal itu bisa dilakukan
karena pemerintah sudah menjalankan berbagai tindakan untuk menjaga "supply side", dengan
mengendalikan harga kebutuhan pangan.Pemerintah juga telah berkomitmen untuk tidak
menyesuaikan tarif elpiji dan BBM hingga September 2017 serta menahan kenaikan tarif listrik
hingga akhir tahun.
"Kami berharap tekanan inflasi dari sisi biaya akan melemah atau berkurang," kata mantan direktur
pelaksana Bank Dunia ini.Selain itu, permintaan masyarakat juga diperkirakan akan berkurang
karena periode Lebaran sudah terlewati, sehingga bisa ikut menekan inflasi pada periode
ini."Tekanan dari sisi demand juga akan berkurang, sehingga kami berharap pada semester dua,
outlook inflasi jadi relatif lebih baik," kata Sri Mulyani.Ia memastikan pemerintah akan terus
berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi inti dan inflasi yang disebabkan karena
perubahan harga di luar negeri dan atas perubahan nilai tukar (imported inflation).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada Juni 2017 sebesar
0,69 persen yang disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif angkutan
antarkota.Dengan tingkat inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69%, maka laju inflasi Januari-Juni 2017
mencapai 2,38% dan inflasi dari tahun ke tahun (year on year/yoy) tercatat 4,37%. Jadi, perlu kerja
lebih keras dan serius untuk meraih mimpi itu, bu menteri. [tar]
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 3:27:00 PM Sumber : Sindonews Penulis :
Mendag Belum Puas Inflasi Terkendali Saat
Lebaran
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku belum puas dengan capaian
inflasi periode Lebaran 2017 atau Juni 2017. Meskipun, inflasi berada di angka 0,69% dinilai lebih
terkendali dan bukan disebabkan oleh harga pangan yang melambung.(Baca: Pasca Lebaran, BPS
Rilis Inflasi Juni 0,69%)Dia mengungkapkan, pihaknya akan terus menjaga laju inflasi agar tetap
berada di posisi rendah.
Mantan Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) ini tak mau kalah dengan negara lain yang mampu
menjaga angka inflasi di posisi rendah."Kita bersyukur (inflasi rendah), tapi kita belum puas, kita
harus bisa menahan laju inflasi itu karena negara lain bisa kenapa kita tidak bisa?" katanya di
Gedung Kemendag, Jakarta, Selasa (4/7/2017).Apalagi, kata Enggar, masa-masa krisis untuk inflasi
seperti periode Lebaran sudah berhasil dilalui.
Bahkan, saat ini di beberapa daerah sudah mulai terjadi deflasi. Sehingga, dia meyakini dalam
beberapa waktu mendatang akan mampu menjaga inflasi agar tetap terkendali."Inflasi ini akan kita
pertahankan dalam beberapa hari sudah terjadi deflasi lagi. yaitu penurunan beberapa komoditi
yang ada. Saya meyakini ini akan terus kita dorong. Sampai pada satu harga yang stabil," jelas
Mendag. (izz)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 3:15:00 PM Sumber : Inilah Penulis : -
Kerja Keras BTN Gerus Kredit Bermasalah
INILAHCOM, Jakarta - Pada Mei hingga Juni 2017, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero/BTN)
mampu mengerem laju kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sebesar 25 basis points
(BPS).Dipaparkan Direktur BTN, Nixon Napitupulu, rasio NPL pada Juni 2017, berada di level 3,2%.
Ada penurunan 2% ketimbang NPL Mei 2017 sebesar 3,4%. "NPL turun sedikit dibandingkan Mei.
Dari 3,4% menjadi 3,2% di Juni. Jika dibanding Maret turun sekitar 0,2%," kata Nixon di Jakarta,
Senin (3/7/2017).Nixon menyebut, sumbangan NPL terbesar BTN saat ini, berasal dari segmen
komersial. Sementara NPL di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non-subsidi, ikut menyumbang.
Hanya saja dirinya tak sebut angka.
Guna menjaga laju NPL, kata dia, BTN melakukan restrukturisasi kredit di segmen KPR non subsidi.
Dan berhasil, BTN telah merestrukturisasi kredit segmen KPR non-subsidi sebanyak 2.500 hingga
3.000 rekening per bulan."Kira-kira 2.500 sampai 3.000 akun yang direstrukturisasi, dengan rata-rata
ticket size Rp 300 juta hingga Rp 400 juta per unit rumah," kata Nixon.Selain melakukan
restrukturisasi kredit, bank yang fokus di pembiayaan rumah ini juga melakukan penjualan aset
bermasalah lewat Asset Management Unit (AMU) BTN.
"Kami sudah bikin Asset Management Unit pakai anak usaha Dana Pensiun, kita akan coba jual (aset
bermasalah) dengan size Rp 50 miliar," tuturnya.Sebelumnya, BTN mengatakan pihaknya akan
merestrukturisasi kredit sebesar Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,5 triliun di sektor KPR. Tujuannya untuk
menjaga rasio NPL yang dipatok terjaga di level 2,5%-2,6% pada akhir semester II-2017. [tar]
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:52:00 PM Sumber : Okezone Penulis : Lidya Julita Sembiring
Lawan Kartel Pangan, Alasan Inflasi Bisa Rendah
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di bulan Juni 0,69%. Artinya tahun ini adalah
inflasi terendah dalam 3 tahun terakhir di periode yang sama yakni bulan puasa dan Lebaran.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, inflasi rendah saat bulan Lebaran ini
disebabkan karena pemerintah menjaga harga bahan pokok dan makanan yang sering menjadi
penyebab inflasi terjaga di tahun ini.
Harga Pangan Terjaga Selama Lebaran, Pengusaha Ikut LegaSri Mulyani: Alhamdulillah Harga Pangan
StabilSuplai Pangan Cukup, Kapolri: Harga Sembako Stabil
"Sekali lagi ini karena kerja keras semua. Kerja sama dari seluruh Kementerian/Lembaga, baik dari
Kementerian Pertanian yang mampu memproduksi dan ada satu berita menggembirakan adalah
peringkat yang juga sudah muncul di berbagai media, dari peringkat pertanian kita. Dan itu
menunjukkan keberhasilan kita dan pemerintahan secara keseluruhan," ungkap Mendag di
kantornya, Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Selain itu, kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah dengan Kepolisian hingga Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki badan usaha yang ingin melakukan kartel, dianggap
menjadi salah langkah penting yang dilakukan pemerintah untuk menjaga harga pangan tetap stabil.
"Kemudian dari Kepolisian, KPPU, Bulog. Dengan dukungan penuh segala pihak dan tentu dengan
pasokan yang ada dampaknya inflasi kita terendah," jelasnya.
Menurutnya dengan kondisi seperti saat ini, maka yang mejadi fokus Menteri Keuangan adalah
mengenai biaya yang akan dikaluarkan oleh Pemerintah.
"Kalau inflasi tinggi maka kita harus bayar bunga lebih tinggi. Demikian juga dengan pendapatan
masyarakat, tidak tergerus dengan inflasi. Itu pun kami belum puas. Kita bersyukur tapi kita belum
puas, kita harus bisa menahan laju inflasi itu karena negara-negara lain bisa kenapa kita tidak bisa?
Apalagi masa-masa yang tidak normal telah kita lalui dan ibu-ibu sudah bisa tersenyum kemarin,"
tukasnya.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:33:00 PM Sumber : Merdeka Penulis : Anggun P. Situmorang
Mendag: Tidak ada harga komoditas pangan naik
tinggi selama Ramadan
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim bahwa selama Ramadan
hingga Lebaran 1438 Hijriah tidak ada lonjakan kenaikan harga komoditas pangan yang tinggi. Hal
tersebut juga tercermin dari data Badan Pusat Statistik (BPS) di mana harga-harga bahan pokok
tersebut tidak berpengaruh besar terhadap angka inflasi.
"Lebih dari 10 tahun terakhir ini setiap Ramadan dan Lebaran selalu saja harga komoditas pangan
dinaikkan, padahal sebenarnya tidak ada kenaikan harga dan pasokan berbagai komoditas pangan
tersebut juga tidak ada masalah, bahkan berlimpah," ujar Mendag Enggar di Jakarta, Selasa (4/7).
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah, mengapresiasi
kinerja Mendag atas terjaganya harga pangan selama bulan puasa hingga Lebaran. Menurutnya
langkah Kemendag dan Kementerian terkait melakukan pengendalian harga cukup berhasil.
"Terkait pasar murah yang ada di sekian titik ya, di desa saya itu, di Kebumen, di Yogyakarta, tidak
seperti tahun lalu, kini harga-harga seperti ayam dan daging itu lebih terjaga ya. Saat Lebaran itu
yang menjadi parameter daging sapi dan daging ayam, terus telur," jelas Rusli.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)
atau inflasi Juni 2017, sebesar 0,69 persen. Inflasi tersebut naik 0,30 persen dari inflasi Mei sebesar
0,39 persen.
"Berdasarkan pantauan BPS di 82 kota pada Juni inflasi tercatat 0,69 persen. Hal ini masih
dipengaruhi oleh naiknya sejumlah harga komoditas saat masa Lebaran," ujar Kepala BPS
Suhariyanto di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Jumat (3/7).
Adapun inflasi pada tahun kalender adalah sebesar 2,38 persen. Inflasi tahun ke tahun (year on
year/yoy) 4,13 persen.
Suhariyanto mengatakan dari 82 kota surveh IHK, tercatat pada 79 kota mengalami inflasi. Inflasi
tertinggi terdapat di daerah Tual sebesar 4,48 persen dan terendah di daerah Merauke 0,13 persen.
"Namun demikian inflasi 2017 madih lebih terkendali dibanding tahum sebelumnya. Sebab ada
beberapa pengendalian pangan yang dilakukan oleh pemerintah," pungkasnya. [idr]
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:15:00 PM Sumber : Okezone Penulis : Wahyudi Aulia Siregar
Okupansi Hotel Berbintang di Sumut Turun 5,6%
MEDAN - Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Utara tercatat sebesar
43,83% pada Mei 2017. Rasio okupansi tersebut turun sekira 5,62% dibandingkan periode yang sama
pada 2016. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Syech Suhaimi, mengatakan bahwa
penurunan okupansi tertinggi terjadi di hotel bintang 4. Yakni turun 16,71% dari 61,61% menjadi
44,9%.
Hyperloop Hotel, Penginapan di Kereta CepatAnggaran Kementerian dan Lembaga Dipangkas,
Industri Perhotelan LesuRaih Investment Grade, Bisnis Hotel di RI Diprediksi Makin Menarik
Sementara untuk hotel bintang 5, okupansinya turun 5,72% dari 50,75% menjadi 45,03%. Sedangkan
hotel bintang 3, turun 4,85% dari 49,18% menjadi 44,33%. "Peningkatan okupansi hanya terjadi di
hotel bintang 1 dan bintang 2. Hotel bintang 1 di Sumut okupansinya meningkat 7,7% dari 28,36%
menjadi 36,06%. Sementara hotel bintang 2, okupansinya naik 3,55% menjadi 40,88% menjadi
44,43%," ujar Syech Suhaimi, Selasa (4/7/2017).
Syech Suhaimi menjelaskan, penurunan okupansi ini terjadi di tengah menurunnya rata-rata lama
menginap tamu asing. Jika di Mei 2016 rata-rata tamu asing menginap di hotel berbintang selama
2,04 hari, pada Mei 2017 rata-rata lama menginap tamu asing hanya 1,62 hari. "Secara agregat rata-
rata lama menginap tamu hotel berbintang di bulan Mei 2017 mengalami kenaikan 0,24 poin
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun ada penurunan terhadap rata-rata lama
menginap tamu asing. Sedangkan untuk rata-rata lama menginap tamu Indonesia mengalami
kenaikan sebesar 0,29 poin yaitu dari 1,34 hari pada bulan Mei 2016 menjadi 1,63 hari pada bulan
Mei 2017," paparnya.
Turunnya okupansi hotel berbintang ini, kata Suhaimi, justru terjadi di tengah meningkatnya jumlah
wisatawan asing yang masuk ke Indonesia dari tiga pintu utama yakni Bandara Internasional
Kualanamu, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Tanjungbalai Asahan. "Berdasarkan catatan BPS,
jumlah wisatawan asing yang masuk ke Sumatera Utara dari tiga pintu masuk utama itu mencapai
20.080 orang. Naik 13,91% dibandingkan Mei 2016 yang hanya 17.628 orang," tandasnya.
ht
tps:/
/kepu
laua
nser
ibuk
ab.b
ps.g
o.id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:14:00 PM Sumber : Republika Penulis : Gita Amanda
Pariwisata Indonesia Tumbuh Paling Pesat di
Asia Tenggara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerja keras "anak buah" Presiden Joko Widodo dalam menggenjot
sektor pariwisata mulai memperlihatkan tanda-tanda positif. Pariwisata Indonesia benar-benar
melejit secara fundamental.Sejak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) "dinakhodai" Arief Yahya,
industri pariwisata Indonesia melesat gila-gilaan. Impact ekonomi di level bisnisnya, juga semakin
terasa. Setidaknya, hal itu terlihat dari tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke
Indonesia sepanjang Januari-April 2017.Tren kunjungan wisman ke Indonesia lebih tinggi
dibandingkan tiga negara besar di Asia Tenggara. Yakni, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Melansir
laman Business Times pada 24 Juni, kunjungan wisman ke Singapura dalam empat bulan pertama
2017 mencapai 5,79 juta.
Jumlah itu hanya meningkat 4,4 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama
2016 lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 1,1 juta merupakan wisman asal Cina. Sementara itu,
wisatawan asal Indonesia yang berkunjung ke Singapura mencapai 968 ribu.Namun, kunjungan
wisman asal Indonesia ke Singapura berpeluang menurun. “Penguatan dolar Singapura diperkirakan
bertahan tahun ini. Hal itu akan menghalangi warga Indonesia untuk liburan ke Singapura,” ujar
Direktur Riset Cushman & Wakefield, Christine Li.Kenaikan yang hanya 4,4 persen itu membuat
industri perhotelan di Singapura anjlok dua persen pada empat bulan pertama 2017. Total revenue
hanya mencapai 1,06 miliar dolar Singapura. Average room rates (ARR) juga turun 2,3
persen.Sementara itu, tren kunjungan wisman ke Malaysia malah lebih parah. Melansir laman
Xinhua pada 8 Juni, kunjungan wisman ke Negeri Jiran Malaysia turun 0,5 persen secara year on year
(yoy). Penurunan terbesar berasal dari wisman asal Amerika Serikat (AS). Melansir laman Bernama
pada 19 Juni, kunjungan turis asal Amerika Serikat sepanjang Januari-April 2017 hanya sejumlah
52.237.
Artinya, ada penurunan sebesar 12,9 persen. Turis AS menempati posisi ke-14 dari 15 total wisman
yang mengunjungi Malaysia. Namun, kunjungan wisman asal Cina mencapai 551 ribu alias naik 7,5
persen. Jumlah itu menjadikan turis asal Cina menduduki peringkat ketiga dari total wisman yang
berkunjung ke Negeri Jiran. Sementara itu, tren kunjungan wisman ke Thailand yang selama ini
dianggap musuh profesional oleh Arief Yahya juga tak terlalu menggembirakan.Berdasarkan data
Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand sebagaimana dilansir TTR Weekly akhir Mei lalu,
kunjungan wisman ke Negeri Gajah Putih pada empat bulan pertama 2017 mencapai 12,02 juta.
Angka itu hanya naik 2,91 persen dibandingkan periode yang sama 2016 lalu.
Saat itu, sebanyak 11,68 juta wisman pelesiran ke Thailand.Kunjungan turis asing dari beberapa
negara ke Thailand juga anjlok cukup tajam. Penurunan terbesar terjadi dari wisman Cina yang
anjlok 7,5 persen. Sedangkan peningkatan tertinggi berasal dari wisman Rusia. Sebanyak 595.618
turis Rusia berkunjung ke Thailand sejak Januari hingga April.Jumlah itu meningkat 34,35 persen
dibandingkan periode yang sama 2016 lalu sejumlah 443.346. Sementara itu, wisman India yang
selama ini menjadi pasar nan gemuk hanya naik dari 94.012 menjadi 107.451. Artinya, kenaikan
hanya sebesar 14,29 persen.Melihat tren kunjungan wisman ke tiga negara besar itu, Indonesia
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
boleh "menepuk dada". Sebab, tren kunjungan wisman ke Indonesia berhasil melampaui tiga negara
besar tersebut. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 4,20 juta wisman mengunjungi
Indonesia sepanjang Januari-April 2017. Artinya, ada peningkatan sebesar 19,34 persen
dibandingkan periode yang sama 2016 lalu. Saat itu, jumlah kunjungan wisman mencapai 3,52 juta.
Khusus kunjungan wisman pada April 2017 juga mengalami lonjakan signifikan. Jumlah wisman yang
ke Indonesia pada April 2017 lalu mencapai 1,14 juta. Angka itu melesat 26,75 persen dibandingkan
periode yang sama tahun lalu. Ketika itu, sebanyak 901.09 wisman berlibur ke Indonesia.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:06:00 PM Sumber : Okezone Penulis : Ulfa Arieza
Sri Mulyani: Alhamdulillah Harga Pangan Stabil
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai bahwa harga komoditas pangan cukup stabil.
Dampaknya, inflasi pada Juni masih dapat dikendalikan. Pasalnya selama ini, harga pangan menjadi
salah satu komponen yang menyumbang angka inflasi. "Kalau kita lihat dari harga pangan,
alhamdulillah sampai sekarang kita stabil dan akan mengharapkan stabil sampai akhir tahun,"
ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, (4/7/2017).
Lawan Kartel Pangan, Alasan Inflasi Bisa RendahHarga Pangan Terjaga Selama Lebaran, Pengusaha
Ikut LegaSuplai Pangan Cukup, Kapolri: Harga Sembako Stabil Sementara sumber inflasi dari sisi
harga-harga yang diatur pemerintah (administed price), Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah
telah melakukan penyesuaian untuk tarif dasar listrik 900 volt ampere (va), melalui pengurangan
subsidi untuk pelanggan listrik 900 va.
Untuk menjaga inflasi dari segi administered price, Sri Mulyani mengandalkan harga bahan bakar
minyak (BBM) dan elpiji yang tetap dijaga stabil. "Kita harapkan itu memberikan stabilitas terhadap
faktor inflasi dari harga-harga yang diatur oleh pemerintah," tambah dia. Sekadar informasi, Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni terjadi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,69%.
Adapun inflasi pada kalender 2017 adalah sebesar 2,38%, dan inflasi tahunan 4,37% (year on
year/yoy). Angka inflasi tersebut masih sejalan dengan hasil survei pemantauan harga (SPH) yang
dilakukan bank sentral pada pekan keempat Juni, yang memperkirakan angka inflasi berada di posisi
0,64%.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:03:00 PM Sumber : TheJakartaPost Penulis : News Desk
Indonesian tourism growth tops Malaysia,
Singapore, Thailand
Indonesia has recorded an increase in the rate of foreign tourist arrivals between January and April
this year compared to its three neighboring countries of Singapore, Malaysia and Thailand, according
to the Central Statistics Agency (BPS).
BPS data shows that the archipelago welcomed 4.2 million foreign tourists in the four-month period,
an increase by 19.34 percent from last year. The month of April alone saw a significant jump of 1.14
million visits, a 26.75 percent year-on-year increase from 901,090 foreign tourists in April 2016.
Meanwhile, according to The Business Times, Singapore welcomed 5.79 million foreign tourists in
the first four months of 2017, an increase by 4.4 percent from the same period last year, with 1.1
million Chinese and 968,000 Indonesian visitors.
Read also: Action needed to lure 10 million Chinese tourists to Indonesia
"The strengthening of the Singapore dollar is expected to persist this year, and this could continue to
deter some Indonesians from traveling to Singapore," said Cushman & Wakefield research director
Christine Li, as quoted in the article.
Singapore's hotel sector revenues reportedly decreased by 2 percent to about S$1.06 billion
(US$767.34 million), with average room rates (ARR) experiencing a 2.3 percent decrease.
Meanwhile, Xinhua reported that the number of tourist arrivals in Malaysia had dropped by 0.5
percent in the first quarter of 2017.
Read also: An American’s guide to visiting Jakarta
Malaysia saw its greatest first-quarter slump in visitors from the United States, which fell by 12.9
percent to 52,237 visitors according to The Star. The slump ranked US tourists 14th of the top 15
nationalities visiting Malaysia during the period, but the number of tourists from China rose 7.5
percent to 551,000 visitors, ranking them third.
As for Thailand, its Ministry of Tourism and Sports recorded 12.02 million tourists in the first quarter
of 2017, a 2.91 percent year-on-year increase.
The Thai ministry also recorded declines in tourist arrivals from several nations, with Chinese visitors
showing the biggest drop at 7.5 percent. The highest recorded increase was in Russian tourist
arrivals, with a 34.35 percent increase to 595,618 visitors. Meanwhile, arrivals from India rose 14.29
percent to 107,451 visitors, leading tourist visits from South Asia. (kes)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 2:00:00 PM Sumber : Inilah Penulis : Uji medianti
Stabilitas Pangan Sukses Besar, Ini Kata Enggar
INILAHCOM, Jakarta - Indeks Harga Konsumen (IHK) inflasi Juni 2017 mencapai 0,69%. Salah satu
faktor penekan inflasi adalah terjaganya harga pangan. Kontribusi kepada inflasi hanya 0,14%.Atas
capaian ini, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita sumringah. Dia bilang, terjaganya inflasi
berkah dari terjaganya harga pangan.
Sejak awal, antisipasi dari pemerintah bersama swasta, kepolisian, kementerian pertanian dan
instansi atau lembaga lainnya, membentuk Satgas Pangan."Kalau inflasi tinggi maka kita harus bayar
bunga lebih tinggi. Demikian juga dengan pendapatan masyarakat, tidak tergerus dengan inflasi.
(tapi) itu pun kami belum puas," papar Enggar di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa
(4/7/2017).Enggar mengatakan, upaya-upaya itu telah dilakukan sejak Oktober hingga Desember
tahun lalu. Setelah itu pada awal tahun pihaknya memanggil asosiasi untuk diajak berdiskusi."(Kita
mendiskusikan) berapa produksinya kemudian jaringan distribusi mereka kita juga lakukan. Dan itu
dengan seluruh stakeholder yang tadi disampaikan, dan sesudah itu kami tidak lepas," kata politisi
Nasdem ini.
Pasca lebaran, lanjut mantan politisi Golkar ini, harga-harga kebutuhan pokok akan cenderung turun.
Kendati Badan Pusat Statistik (BPS) sudah memringatkan, akhir tahun bakal menjadi masa-masa
krusial bagi harga pangan. "Kami optimis, masalah akhir tahun, bisa diatasi, berkaca pada 2016,"
kata Enggar. [ipe]
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 1:35:00 PM Sumber : Detik Penulis : Citra Fitri Mardiana
Harga Pangan Stabil, Mendag: Ibu-ibu Bisa
Tersenyum
Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, mengapresiasi kerja sama
kementerian dan lembaga dalam mengendalikan bahan pangan selama Ramadan hingga Lebaran.
Upaya tersebut membuahkan hasil karena menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang
menyebut andil bahan pangan ke inflasi Juni yang bertepatan momen Lebaran,rendah.Pernyataan
ini disampaikan Mendag di sela-sela acara halal bihalal Kementerian Perdagangan (Kemendag),
Selasa (4/7/2017).
Sebagai informasi, BPS mencatat selama Juni 2017 inflasi bahan pangan sebesar 0,69%, dan andilnya
ke inflasi Juni sebesar 0,14%."Sekali lagi ini karena kerja keras kita semua. Kerja sama dari seluruh
kementerian lembaga. Kemudian dari kepolisian, KPPU, Bulog dan media. Kita bisa kendalikan harga
dan tentu dengan pasokan yang ada dampaknya inflasi kita terendah," ujar pria yang akrab disapa
Enggar itu.Baca juga: Naik Saat Ramadan, Harga Pangan Tak Jadi Pemicu Utama InflasiEnggar
mengaku puas dengan stabilnya harga bahan pangan selama momen Lebaran. Selain itu, harga
bahan pangan pasca Lebaran berangsur-angsur pulih.
"Masa-masa yang tidak normal telah kita lalui dan ibu-ibu sudah bisa tersenyum kemarin," kata
Enggar.Baca juga: BPS: Harga Beras di Lebaran Tahun Ini TerkendaliIa menambahkan, pemerintah
terus mengendalikan harga pangan agar tidak lagi menjadi pemicu utama inflasi. "Kita bersyukur tapi
kita belum puas, kita harus bisa menahan laju inflasi itu karena negara-negara lain bisa kenapa kita
tidak bisa. Saya ingin pertahankan ibu-ibu senantiasa tersenyum tidak ada beban tambahan,"
terangnya. (hns/hns)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 1:20:00 PM Sumber : Liputan6 Penulis : nofie tessar
Pariwisata Indonesia Tumbuh Paling Pesat di
Asia Tenggara
Liputan6.com, Jakarta Kerja ngotot, pergi pagi pulang pagi yang dijalani "anak buah" Presiden Joko
Widodo ini mulai memperlihatkan tanda-tanda positif. Pariwisata Indonesia benar-benar melejit
secara fundamental. Perpaduan antara dedikasi, komitmen, strategi, dan teori yang diambil Menteri
Arief Yahya mulai terasa detak-nya.
Sejak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dinakhodai Arief, industri pariwisata Indonesia melesat
gila-gilaan. Impact ekonomi di level bisnisnya, juga makin terasa. Setidaknya, hal itu terlihat dari tren
kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sepanjang Januari-April 2017.
Tren kunjungan wisman ke Indonesia lebih tinggi dibandingkan tiga negara besar di Asia Tenggara.
Yakni, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Melansir laman Business Times pada 24 Juni, kunjungan
wisman ke Singapura dalam empat bulan pertama 2017 mencapai 5,79 juta. Jumlah itu hanya
meningkat 4,4 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama 2016 lalu.
Dari jumlah itu, sebanyak 1,1 juta merupakan wisman asal Tiongkok. Sementara itu, wisatawan asal
Indonesia yang berkunjung ke Singapura mencapai 968 ribu. Namun, kunjungan wisman asal
Indonesia ke Singapura berpeluang menurun. “Penguatan dolar Singapura diperkirakan bertahan
tahun ini. Hal itu akan menghalangi warga Indonesia untuk liburan ke Singapura,” ujar Direktur Riset
Cushman & Wakefield, Christine Li.
Kenaikan yang hanya 4,4 persen itu membuat industri perhotelan di Singapura anjlok dua persen
pada empat bulan pertama 2017.Total revenue hanya mencapai SGD 1,06 miliar. Average room
rates (ARR) juga turun 2,3 persen.
Sementara itu, tren kunjungan wisman ke Malaysia malah lebih parah. Menukil laman Xinhua pada 8
Juni, kunjungan wisman ke Negeri Jiran, julukan Malaysia turun 0,5 persen secara year on year (yoy).
Penurunan terbesar berasal dari wisman asal Amerika Serikat (AS). Melansir laman Bernama pada 19
Juni, kunjungan turis asal AS sepanjang Januari-April 2017 hanya sejumlah 52.237.
Artinya, ada penurunan sebesar 12,9 persen. Turis AS menempati posisi ke-14 dari 15 total wisman
yang mengunjungi Malaysia. Namun, kunjungan wisman asal Tiongkok mencapai 551 ribu alias naik
7,5 persen.
Jumlah itu menjadikan turis asal Tiongkok menduduki peringkat ketiga dari total wisman yang
berkunjung ke Negeri Jiran. Sementara itu, tren kunjungan wisman ke Thailand yang selama ini
dianggap musuh profesional oleh Arief Yahya juga tak terlalu menggembirakan.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Olahraga Thailand sebagaimana dilansir TTR Weekly
akhir Mei lalu, kunjungan wisman ke Negeri Gajah Putih pada empat bulan pertama 2017 mencapai
12,02 juta. Angka itu hanya naik 2,91 persen dibandingkan periode yang sama 2016 lalu. Saat itu,
sebanyak 11,68 juta wisman pelesiran ke Thailand.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kunjungan turis asing dari beberapa negara ke Thailand juga anjlok cukup tajam. Penurunan terbesar
terjadi dari wisman Tiongkok yang anjlok 7,5 persen. Sedangkan peningkatan tertinggi berasal dari
wisman Rusia. Sebanyak 595.618 turis Rusia berkunjung ke Thailand sejak Januari hingga April.
Jumlah itu meningkat 34,35 persen dibandingkan periode yang sama 2016 lalu sejumlah 443.346.
Sementara itu, wisman India yang selama ini menjadi pasar nan gemuk hanya naik dari 94.012
menjadi 107.451. Artinya, kenaikan hanya sebesar 14,29 persen.
Melihat tren kunjungan wisman ke tiga negara besar itu, Indonesia boleh menepuk dada. Sebab,
tren kunjungan wisman ke Indonesia berhasil melampaui tiga negara besar tersebut. Merujuk data
Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 4,20 juta wisman mengunjungi Indonesia sepanjang Januari-
April 2017.Artinya, ada peningkatan sebesar 19,34 persen dibandingkan periode yang sama 2016
lalu. Saat itu, jumlah kunjungan wisman mencapai 3,52 juta. Khusus kunjungan wisman pada April
2017 juga mengalami lonjakan signifikan. Jumlah wisman yang ke Indonesia pada April 2017 lalu
mencapai 1,14 juta.Angka itu melesat 26,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketika itu, sebanyak 901.09 wisman berlibur ke Indonesia. (.)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 1:20:00 PM Sumber : MetroTvNews Penulis : Mulyadi Pontororing
27.049 Turis Tiongkok Padati Manado
Metrotvnews.com, Manado: Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 152.914
wisatawan asing mengunjungi Indonesia pada periode 1 Januari-3 Juli 2017. Ini berarti ada kenaikan
13,19 persen dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
Menariknya, kunjungan wisatawan asing tertinggi berada di Bandara Sam Ratulangi, Manado,
Sulawesi Utara. Sebab, telah dibuka penerbangan langsung atau charter flight menuju beberapa kota
di Tiongkok.
Kepala Kantor Imigrasi (Kanim) Manado Antrioes Permiy yang membawahi Tempat Pemeriksaan
Imigrasi (TPI) Bandara Sam Ratulangi mengatakan, selama periode 1 Januari hingga 30 Juni 2017
telah melakukan pemeriksaan terhadap 27.049 turis mancanegara. Mayoritas turis berasal dari
delapan kota di Tiongkok.
"Dalam rangka pelayanan dan pengawasan keimigrasian ini, kami Divisi Keimigrasian Kanwil
Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Utara tentu saja setiap saat melakukan pengawasan dan
pengendalian agar pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian dapat berjalan dengan baik sesuai
aturan," kata Permiy di Manado, Selasa 4 Juli 2017.
Menurut Permiy, mendatangkan turis dengan pesawat carter adalah program Pemprov Sulut.
Sehingga harus didukung sepenuhnya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan devisa
negara dari sektor pariwisata.
"Bayangkan, jika dalam empat hari lima malam kunjungan para turis berwisata di Sulawesi Utara
menghabiskan uangnya masing-masing Rp10 juta untuk kuliner, souvenir, dan akomodasi. Maka,
devisa negara dari sektor pariwisata yang masuk ke Sulawesi Utara cukup memberikan harapan guna
menggerakkan roda perkenomoian kita," ujarnya. (NIN)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:27:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Mutia Ramadhani/ Andi Nur Aminah
2,3 Juta Wisman Kunjungi Bali Hingga Mei 2017
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali
sepanjang Januari-Mei 2017 meningkat 23,66 persen. Angkanya mencapai 2.307.148 orang, lebih
tinggi dibanding periode sama tahun lalu sebesar 1.856.773 orang. Kepala Badan Pusat Statistik
(BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan jumlah wisman ke Bali pada Mei saja naik 24,03 persen
dibanding tahun lalu. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah wisman ke Bali meningkat
2,49 persen.
"Wisman terbanyak datang ke Bali Mei 2017 masih berkebangsaan Cina, Australia, India, Inggris, dan
Jepang," katanya, Selasa (4/7). Persentase wisman Cina ke Bali Mei 2017 mencapai 21,35 persen dari
total jumlah wisman. Berikutnya adalah Australia 16,88 persen, India 5,52 persen, Inggris 4,23
persen, dan Jepang 3,43 persen. Adi menerangkan dari 10 negara dengan jumlah wisman terbanyak
datang ke Bali, hanya Australia dan Malaysia yang mengalami penurunan. Pertumbuhan wisman
Cina ke Bali tercatat paling tinggi, mencapai 49,83 persen, sementara negara di luar 10 kontributor
utama mencatat pertumbuhan 56,67 persen.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, AA Gede Yuniartha Putra sebelumnya mengatakan Bali
menargetkan kunjungan wisman tahun ini mencapai 5,5 juta orang. Angka ini meningkat dibanding
4,5 juta wisman 2016. "Target 4,5 juta wisman 2016 tercapai 4,9 juta wisman. Kami berharap tahun
ini juga melampaui target," katanya.
Yuniartha Putra mengatakan target tahun ini ditentukan angka kunjungan wisman ke Bali tahun
sebelumnya. Ia berharap pemerintah pusat menaruh perhatian pada pembenahan infrastruktur di
Bali untuk mendukung target kunjungan 20 juta wisman secara nasional di mana Bali menjadi
kontributor utama. Pemerintah provinsi dan daerah di Bali menganggarkan sektor pariwisata
mencapai Rp 15 miliar. Jumlah ini tidak cukup, oleh sebabnya membutuhkan dukungan pemerintah
pusat.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:16:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang Rizki Caturini
BTN berhasil tekan NPL menjadi 3,2% di Juni
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) berhasil menurunkan rasio kredit
bermasalah atawa Non Performing Loan (NPL) sebanyak 25 basis points (BPS) sepanjang Mei hingga
Juni 2017. Direktur BTN Nixon Napitupulu mengatakan, sampai akhir Juni 2017 NPL BTN terjaga di
level 3,2%. "NPL turun sedikit dibandingkan bulan Mei di 3,4% menjadi 3,2% di bulan Juni. Jika
dibanding Maret turun sekitar 0,2%," katanya, Senin (3/7).
GWM averaging tidak menambah likuiditas BTN Syariah Pekanbaru jual 600 unit rumah MBR Lebih
lanjut, Nixon menyebut sumbangan NPL terbesar BTN saat ini masih berasal dari segmen komersial.
Sementara itu, NPL di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non-subsidi juga ikut menyumbang
rasio kredit bermasalah BTN. Guna menekan laju NPL semakin dalam, BTN telah melakukan
restrukturisasi kredit di segmen KPR non subsidi.
Menurutnya, BTN telah berhasil merestrukturisasi kredit segmen KPR non-subsidi sebanyak 2.500
hingga 3.000 rekening per bulan. "Kira-kira 2.500 sampai 3.000 akun yang direstrukturisasi, dengan
rata-rata ticket size Rp 300 juta hingga Rp 400 juta per unit rumah," tambahnya. Selain melakukan
restrukturisasi kredit, bank yang fokus di pembiayaan rumah ini juga melakukan penjualan aset
bermasalah lewat Asset Management Unit (AMU) BTN. "Kami sudah bikin Asset Management Unit
pakai anak usaha Dana Pensiun, kita akan coba jual (aset bermasalah) dengan size Rp 50 miliar,"
tuturnya.
Sebelumnya, BTN mengatakan pihaknya akan merestrukturisasi kredit sebesar Rp 1,4 triliun hingga
Rp 1,5 triliun di sektor KPR. Tujuannya untuk menjaga rasio NPL yang dipatok terjaga di level 2,5%-
2,6% pada akhir semester II-2017.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:12:00 PM Sumber : TheJakartaPost Penulis :
Despite tension, RI sees jump in arrivals
PREMIUM
Indonesia received a whopping increase in the number of foreign arrivals between January and May
this year despite mass rallies in Jakarta late last year that triggered concerns around rising Islamic
conservatism and anti-Chinese sentiment. The Central Statistics Agency (BPS) announced on
Monday that the total number of foreign visitors, including those passing through Indonesia’s
borders from n...
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 11:30:00 AM Sumber : Sindonews Penulis :
Impor Tinggi, Pemerintah Didesak Benahi Sektor
Hulu Migas
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta pemerintah untuk benar-benar mengelola
sektor hulu migas agar impor migas yang cenderung naik bisa ditekan. Merujuk data Badan Pusat
Statistik (BPS), impor migas Mei 2017 mencapai USD1,82 miliar atau naik 10,54% dibanding April
2017, sedangkan jika dibanding Mei 2016 meningkat 9,10%.Ketua Koordinator Gas Industri Kadin
Ahmad Wijaya menerangkan, soal impor memang tidak bisa ditutup semua, namun tetap harus ada
usaha keras dari pemerintah untuk benar-benar mengelola hulu migas. Jika tidak, maka sektor hilir,
akan terus dibanjiri impor.
Ujungnya, industri tertekan dan tidak memiliki daya saing. "Impor terus terjadi sebab Pemerintah
belum serius menarik investasi industri hulu berbasis minyak nan petro chemical yang secara
pertumbuhan turun ke industri intermediate baru ke industri hilir," tegas Ahmad pada siaran
persnya di Jakarta, Selasa (4/7/2017). Menurutnya, jika pemerintah mendorong menarik investasi ke
sektor tersebut, maka secara pelan tapi pasti, impor migas akan bisa dikurangi secara drastis.
"Jika tidak dibenahi, kondisi impor tiap tahun naik, dari konsumsi harian seperti bawang sampai gula
masih tinggi impor nya," sambung diaCatatan BPS, secara total, nilai impor Indonesia Mei 2017
mencapai USD13,82 miliar atau naik 15,67% dibanding April 2017. Bahkan, jika dibandingkan Mei
2016 melonjak hingga 24,03%. China jadi negara pemasok barang impor nonmigas terbesar dengan
nilai USD13,67 miliar (26,12%), Jepang USD5,82 miliar (11,12%), dan Thailand USD3,77 miliar
(7,21%). Khusus sektor migas, dia menegaskan, agar impor yang membanjiri sektor hilir bisa benar-
benar dikurangi, Indonesia perlu 10 pabrik baru petrochemical seperti Chandra Asri. Jika 10 pabrik
itu sudah ada, hasil produksinya pun tak boleh lagi diekspor namun digunakan untuk kepentingan
mendukung industri dalam negeri.
Pemerintah dinilai tak pernah serius mengembangkan industri hulu minyak dan gas Tanah Air.
Terbukti, investor tak tertarik menanamkan modalnya di sektor ini. Bukti lain tak seriusnya
pemerintah adalah dengan tingginya impor di hilir migas. Hal ini terjadi karena bagian hulu tak
diurus dengan baik, sehingga tidak mencukupi kebutuhan hilir.Bagi Ahmad, mengutamakan
memperbaiki sektor hulu merupakan jalan tercepat agar sengkarut impor migas bisa dibenahi.
Alhasil, jika hulu tidak ada masalah, maka di sektor hilir impor bisa dihilangkan. "Utamakan sektor
hulu tidak ada jalan lain," tegasnya. (akr)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 11:15:00 AM Sumber : BeritaSatu Penulis : / YTB
BPS Catat Pertumbuhan Penumpang
Transportasi Nasional Naik
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan penumpang transportasi nasional menunjukkan
perkembangan yang menggembirakan. Menurut data BPS, pertumbuhan seluruh jenis angkutan
pada Mei 2017 mengalami kenaikan dibanding April 2017.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 11:11:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Ghina Ghaliya Quddus Rizki Caturini
Tunjangan kinerja anyar pegawai pajak
disepakati
JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) sepakat dengan perubahan skema pemberian tunjangan kinerja
(tukin) bagi pegawai Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak. Rencananya, skema baru bakal diterapkan
tahun ini juga. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, skema baru tersebut dibuat
oleh pemerintah agar pegawai pajak termotivasi meningkatkan kinerjanya. Bila kinerja meningkat,
penerimaan pajak juga makin optimal.
BACA JUGA : Tunjangan kinerja pegawai pajak segera dirombak PNS Kementerian PU dapat
tunjangan kinerja “Supaya bisa langsung mengaitkan antara kinerja dan pembayaran insentif yang
mencerminkan asas keadilan dan bisa pertanggungjawabkan dari sisi produktivitas (pegawai pajak)-
nya,” ujar Sri Mulyani, Senin (3/7). Skema pemberian tunjangan kinerja bagi pegawai Ditjen Pajak
sebelumnya berbasis target penerimaan. Namun kini, basisnya adalah beban kinerja dan lokasi atau
wilayah kerja.
"Kami buat sistem insentif yang agak berbeda antara Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang melakukan
penerimaan pajak dan risikonya sangat besar bagi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
dengan yang sifatnya menengah. Kami juga lihat teliti targetnya,” ujarnya. Sebelumnya, Staf Ahli
Pengawasan Pajak Kemenkeu Puspita Wulandari, mengatakan, skema tunjangan kinerja yang selama
ini digunakan adalah skema Perpres 37 Tahun 2015 dengan satu ukuran kinerja saja, yakni
penerimaan pajak secara keseluruhan.
“Sedangkan Ditjen Pajak punya 341 kantor, ada kantor yang secara penerimaan 100%, tapi mereka
harus menerima tunjangan kinerja sama dengan yang tidak 100%,” kata Puspita. Adapun dalam
mengukur besaran tukin, klasifikasi wilayah kerja juga akan dijadikan parameter. Pasalnya, ada
wilayah paling mahal dan paling murah, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Paling murah
sudah ditetapkan di Solo, dan Papua yang paling mahal. Nantinya, kinerja tersebut akan diukur
secara individual dengan lima lapis parameter, yakni mulai dari stars, gold, average, under average,
dan poor.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 10:18:00 AM Sumber : Republika Penulis : Andri Saubani
Kunjungan Wisman ke Bali Tahun Ini Naik 23,66
Persen
REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pulau Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)
sebanyak 2,3 juta orang selama lima bulan periode Januari-Mei 2017. Jumlah itu naik 23,66 persen
dibandingkan periode sama 2016 yang tercatat 1,86 juta orang.
"Pelancong dari berbagai negara di belahan dunia itu datang melalui Bandara Ngurah Rai dengan
menumpang pesawat yang terbang langsung dari negaranya sebanyak 2,28 juta orang dan hanya
23.424 orang yang datang melalui pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar," kata Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Selasa (4/7). Pulau Dewata
selama 2017 menargetkan kunjungan 5,5 juta wisman atau meningkat dibandingkan realisasi 2016
sebanyak 4,2 juta. Adi menambahkan, khusus untuk Mei 2017 kunjungan wisman ke Pulau Dewata
sebanyak 489.376 orang yang terdiri atas wisman melalui Bandara Ngurah Rai 486.207 orang dan
pelabuhan laut 3.169 orang. Wisman yang datang ke Bali pada Mei itu naik sebesar 24,03 persen
dibandingkan dengan bulan yang sama 2016.
Sedangkan dibandingkan dengan April 2017 (bulan sebelumnya) mengalami peningkatan sebesar
2,49 persen. Adi menjelaskan, dari sepuluh negara terbanyak memasok turis ke Bali, delapan negara
di antaranya mengalami peningkatan signifikan dan dua negara mengalami penurunan. Kedelapan
negara yang penduduknya semakin bergairah ke Bali yakni Cina yang menempati peringkat teratas
melonjak 59,61 persen dari 386.096 orang periode Januari-Mei 2016 menjadi 616.233 orang pada
periode yang sama 2017. Menyusul wisatawan Australia yang menempati peringkat kedua naik 1,41
persen dari 430.324 orang menjadi 436.374 orang. Wisman dari India juga mengalami kenaikan
32,37 persen dari 74.151 orang menjadi 98.153 orang.
Selain itu wisatawan Inggris naik 12,13 persen dari 80.550 orang menjadi 90.322 orang, Amerika
Serikat naik 16,15 persen dari 68.567 orang menjadi 79.639 orang, Korea Selatan bertambah 18,87
persen dari 58.960 orang menjadi 70.083 orang. Wisman asal Taiwan naik 15,28 persen dari 52.075
orang menjadi 60.030 orang, Jerman naik 13,33 persen dari 51.741 persen menjadi 58.636 orang.
Sedangkan dua negara lainnya yang masyarakatnya berkurang ke Bali meliputi Jepang merosot 0,24
persen dari 91.297 orang selama periode Januari-Mei 2016 menjadi 91.076 orang pada periode yang
sama tahun 2017. Demikian pula wisatawan Malaysia merosot 10,88 persen dari 75.735 orang
menjadi 67.492 orang.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:30:00 AM Sumber : Liputan6 Penulis : Ilyas Istianur Praditya
BI: Harga BBM Tak Jadi Naik, Inflasi Juli Bakal
Terkendali
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi di Jakarta pada Juli 2017
akan lebih terkendali dibandingkan Juni 2017. Langkah pemerintah menahan kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) menjadi salah satu penyebab inflasi pada Juli tak bakal melambung.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta, Doni P Joewono menjelaskan ,
berkurangnya permintaan masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi, seiring
berakhirnya perayaan Hari Raya Idul Fitri, akan menyebabkan turunnya tekanan inflasi.
"Selain itu, kebijakan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM bersubsidi pada 1 Juli 2017,
turut mendukung terkendali inflasi Juli 2017," kata Doni, Selasa (4/7/2017).
Penguatan koordinasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI melalui TPID sangat
diperlukan untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi tahun 2017. "Pengamanan stok pangan DKI
dengan mengoptimalkan peran BUMD perlu terus diupayakan," tambah Doni.
Selain itu, komitmen kuat untuk mengimplementasikan peta jalan Program Pengendalian Inflasi yang
telah disusun oleh TPID DKI Jakarta sangat diperlukan untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil,
yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni mencapai 0,69 persen. Adapun inflasi tahun
kalender sebesar 2,38 persen dan tahun ke tahun 4,37 persen."Pada Lebaran 2017, inflasi terkendali
dari sebelumnya. Pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas pangan dan lainnya," ujar
Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Senin 3 juli 2017.
Dia menyebutkan dari 82 kota IHK, sebanyak 79 kota mencatat inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi
tertinggi di Tual 4,48 persen, terendah di Merauke sebesar 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi
di Singaraja 0,64 persen dan terendah di Denpasar 0,01 persen.Adapun besaran inflasi bulan
Ramadan dan Lebaran tahun sebelumnya,2014 (Juni dan Juli) masing-masing 0,43 persen dan 0,93
persen. Sementara pada 2015 (Juni dan Juli) sebesar 0,54 persen dan 0,93 persen. Kemudian di
2016, besaran inflasi masing-masing di Juni dan Juli sebesar 0,66 persen dan 0,69 persen.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:30:00 AM Sumber : Republika Penulis : Andi Nur Aminah
BPS Catat Selama Mei Tamu Asing ke Maluku 772
Orang
REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku mencatat selama Mei 2017 jumlah
tamu asing yang berkunjung ke Maluku dan menginap di hotel bintang dan hotel non bintang
berjumlah 772 orang. "Dari hasil pendataan tempat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di
Maluku tercatat sebanyak 644 orang, dan yang menginap di hotel nonbintang sebanyak 128 orang,"
kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk di Ambon, Selasa
(4/7).
Ia menambahkan, dapat dirinci lagi, untuk tamu asing yang menginap di hotel bintang tercatat
sebanyak 644 orang itu terjadi peningkatan 35,29 persen bila dibanding dengan bulan April 2017
yang mencapai 476 orang. Dengan demikian, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di
Maluku pada Mei 2017 mencapai 41,58 persen atau meningkat 0,09 poin dibanding April 2017.
Demikian pula jika dibandingkan dengan TPK hotel pada Mei 2016 yang tercatat sebesar 34,47
persen, TPK hotel bintang di Maluku mengalami peningkatan 7,11 poin.Sedangkan jumlah tamu
asing yang menginap di hotel nonbintang di Maluku selama Mei 2017 sebanyak 128 orang atau
menurun 20,99 persen dibanding April 2017 yang mencapai 162 orang.
Sedangkan tamu domestik berjumlah 8.993 orang atau turun 5,53 persen dibanding April 2017."Jika
dibanding dengan TPK hotel nonbintang Mei 2016, yang mencapai 21,96 persen, maka TPK hotel non
bintang di Maluku selama Mei 2017 mengalami peningkatan 0,34 poin," ujarnya.Sedangkan tamu
domestik yang menginap di hotel nonbintang selama bulan Mei, lanjutnya, tercatat sebanyak 18.176
orang atau turun 3,29 persen dibanding April 2017 yang mencapai 18,794 orang.Dumangar
mengatakan, rata-rata lama menginap tamu asing di hotel yang ada di Maluku pada bulan Mei 2017
adalah 3,21 hari atau meningkat 0,77 poin dibanding April 2017. Sedangkan lama menginap rata-rata
tamu domestik di hotel bintang di Maluku semala Mei 2017 adalah 1,98 hari atau meningkat 0,17
poin dibanding April 2017.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:23:00 AM Sumber : Republika Penulis : Andi Nur Aminah
Harga Gabah Turun di Lampung
REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Harga gabah kering panen di tingkat petani Provinsi
Lampung pada Juni 2017 turun dibandingkan bulan sebelumnya. "Penurunan rata-rata harga
kelompok kualitas GKP di tingkat petani sebesar 1,22 persen dan tingkat penggilingan 1,27 persen,"
kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum, di Bandarlampung, Selasa
(4/7).Ia menyebutkan, harga GKP di tingkat petani itu turun dari Rp 4.485,83 per kilogram menjadi
Rp 4.431/kg.
Dengan kelompok kualitas yang sama, harga gabah di tingkat penggilingan turun dari Rp 4.581/kg
menjadi Rp 4.522/kg.Menurutnya, harga gabah tertinggi di tingkat petani mencapai Rp 5.000/kg
pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Pringsewu. Harga gabah terendah mencapai Rp 4.000/kg pada gabah kualitas GKP yaitu varietas IR64
terdapat di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan.
Harga tersebut, lanjutnya, berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu Rp 3.700/kg. Di
tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Rp 5.050/kg pada gabah kualitas GKP yaitu varietas
Ciherang terdapat di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu. Sedangkan harga gabah
terendah kelompok kualitas GKP yaitu Rp 4.050/kg dengan varietas IR64 terdapat di Kecamatan
Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. "Harga tersebut berada di atas HPP yaitu Rp3.750 per
kilogram," ujarnya.
Selama Juni 2017, survei harga produsen gabah mencatat 29 observasi. Observasi didominasi oleh
kelompok gabah kualitas GKP. "Tidak dijumpai kelompok gabah kualitas gabah kering giling dan
kualitas rendah," tambahnya.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:09:00 AM Sumber : Inilah Penulis : -
BPS Suarakan Kabar Baik untuk Petani
INILAHCOM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan rata-rata harga gabah kering
panen (GKP) di tingkat petani sebesar 0,97% menjadi Rp4.528 per kilogram pada Juni 2017.Kepala
BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga gabah kering panen di tingkat petani diikuti
pada tingkat penggilingan, menjadi Rp4.615 per kilogram. Atau mengalami kenaikan 0,98%. "Harga
gabah pada tingkat petani dan penggilingan mengalami kenaikan, namun harga beras secara relatif
terkendali," kata Kecuk kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/7/2017).Harga rata-rata untuk gabah
kering giling di petani Rp5.564 per kilogram, atau naik 0,60%.
Sementara di tingkat penggilingan menjadi Rp5.677 per kilogram, atau naik 0,99%. Harga gabah
kualitas rendah di tingkat petani sebesar Rp3.934 per kilogram, atau naik 0,96%. Sementara di
tingkat penggilingan sebesar Rp4.008 per kilogram, atau naik 1,05%.Pantauan BPS berdasarkan
1.124 transaksi penjualan gabah di 24 provinsi, selama Juni 2017. Yang didominasi transaksi gabah
kering panen sebanyak 63,88%, gabah kualitas rendah 21,09%, dan gabah kering giling 15,03%.
Dibandingkan Juni 2016, rata-rata harga pada Juni 2017 di tingkat petani untuk semua kualitas GKP
dan GKG mengalami kenaikan masing-masing 0,60% dan 2,47%, sedangkan gabah kualitas rendah
mengalami penurunan 1,85%.Di tingkat penggilingan rata-rata harga untuk kualitas GKP dan GKG
juga mengalami kenaikan masing-masing 0,37% dan 2,73%, sedangkan gabah kualitas rendah
mengalami penurunan sebesar 2,48%.Untuk harga beras, pada Juni 2017 rata-rata harga beras
kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.444 per kilogram naik 0,09% dibandingkan bulan
sebelumnya.
Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp8.794,00 per kilogram, naik
sebesar 0,05%. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.380,00
per kilogram naik sebesar 0,07%. "Harga beras kualitas premium naik tipis, medium hampir flat,"
ujar Kecuk.Dibandingkan dengan Juni 2016, rata-rata harga beras di penggilingan pada Juni 2017
untuk kualitas premium naik 0,96%, kualitas medium turun 1,99%, dan kualitas rendah turun 2,35%.
[tar]
ht
tps:/
/kepu
laua
nser
ibuk
ab.b
ps.g
o.id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 9:05:00 AM Sumber : Detik Penulis : Ellen May
IHSG Cetak Rekor Tertinggi, Selanjutnya
Bagaimana?
Jakarta - Hari pertama perdagangan usai libur kemarin, IHSG masih bergerak menguat meskipun
ditekan oleh berbagai sentimen negatif dari global. IHSG ditutup menguat sebesar 1,38% di level
5,910.24. Sementara itu, Dow Jones dan EIDO juga masih bergerak positif, dengan penguatan
sebesar 0,61% ke level 21,479.27 dan EIDO sebesar 0,70% ke level 27,40.Pada awal perdagangan
pekan ini, IHSG terlihat masih berpotensi untuk terus menguat dalam jangka pendek hingga
menengah saat ini.
Terdapat beberapa hal menarik yang mempengaruhi pergerakan IHSG dan perlu Anda perhatikan,
antara lain:1. Moody's Memberi Peringkat Investasi Untuk Medium Term Notes (MTN)
IndonesiaBeberapa waktu kemarin, Moody's kembali menaikkan level investasi di Indonesia untuk
surat utang valas jangka menengah (MTN).Lembaga pemeringkat global, Moody's Investor Service
memberikan peringkat Baa3 (Investment Grade) untuk MTN Indonesia, yang rencananya akan
diterbitkan dalam denominasi Euro (Euro Bond).
Kenaikan peringkat tersebut, lantaran tingkat utang Indonesia yang saat ini relatif rendah, yang
didukung oleh sehatnya perkembangan ekonomi di Indonesia.Kondisi ekonomi Indonesia yang
sedang membaik saat ini, juga dimanfaatkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk melakukan
defisit fiskal dengan target hingga 2,6% yang rencananya akan diajukan dalam Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017.Rencana tersebut diharapkan akan
menjaga stabilitas makroekonomi dan juga kebijakan moneter.2. Inflasi Juni 2017 Sebesar
0,69%Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%.Angka ini di
atas ekspektasi sebagian besar ekonom sebesar 0,55%-0,6%.
Angka itu juga lebih tinggi dibanding inflasi Juni tahun lalu yang tercatat sebesar 0,66%.Dengan
perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38% dan inflasi
tahunan Juni 2017 mencapai 4,37% year on year (YoY).Jika dibandingkan dengan inflasi tahun-tahun
sebelumnya, Inflasi pada bulan puasa 2017 cenderung lebih rendah, hanya di kisaran 1,18%.Hal ini
tentunya jauh lebih baik daripada inflasi tahun 2016 dan 2015 lalu yang mencapai angka 1,35% dan
1,47%.Terkendalinya laju inflasi ini menunjukkan kondisi ekonomi yang membaik serta keberhasilan
peran pemerintah yang berhasil menjaga stabilitas harga pangan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.
Sentimen-sentimen tersebut tidak hanya berhasil mendorong laju IHSG, akan tetapi juga saham-
saham blue chip yang kembali bergerak kemarin seperti TLKM dan UNTR.Pergerakan IHSG saat ini
masih berpotensi terus menguat hingga ke level 6000 dalam jangka pendek ini. Hal ini juga membuat
saham-saham blue chip di Indonesia masih cukup menarik baik untuk trading jangka pendek maupun
investasi jangka panjang.Apalagi mengingat sentimen-sentimen positif dari luar maupun dalam
negeri sejak Januari lalu, seperti Tax Amnesty, dana World Bank, upgrade S&P dll yang terus
memberikan dorongan bagi IHSG untuk bergerak menguat. Hal ini menjadi sentimen positif
penguatan sektor perbankan dan saham-saham bluechip ke depannya.Salam profit,Ellen May
(ang/ang).
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 8:46:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang Barratut Taqiyyah Rafie
Bunga kredit turun terbatas di semester II
\JAKARTA. Ruang penurunan bunga kredit terbatas hingga akhir tahun 2017 nanti. Beberapa faktor
jadi sebab. Inflasi tahun yang masih di kisaran 4,37% (yoy) pada Juni serta rasio pinjaman terhadap
simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan yang masih terbatas jadi sebab. Direktur
Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, ruang penurunan bunga kredit
masih akan terbatas hingga memasuki kuartal III-2017. Inflasi yang stabil menjadi alasan potensi
penurunan bunga kredit berkurang.
Kendati demikian, segmen kredit korporasi dan kredit pemilikan rumah (KPR) berpotensi mengalami
penurunan bunga di semester II. "Untuk bunga kredit korporasi dan KPR masih bisa turun, tapi untuk
bunga kredit komersial atau kredit usaha kecil masih susah untuk turun," ujar Kartika, Senin (3/7).
Bank milik negara ini menilai pergerakan suku bunga kredit masih sangat bergantung pada
permintaan kredit. Gambarannya, andai rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan berada di
atas 10%, ruang gerak kenaikan bunga kredit akan stabil.
Oleh karena itu, Direktur Bank Mandiri Royke Tumilaar menambahkan, saat ini, Bank Mandiri belum
ada rencana menaikkan suku bunga simpanan maupun suku bunga kredit Wakil Direktur Utama PT
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sunarso mengatakan, pergerakan suku bunga kredit bergantung
pada kondisi likuiditas perbankan. Jika tingkat inflasi rendah namun diiringi dengan keterbatasan
likuiditas, maka tidak ada ruang bagi perbankan untuk memangkas bunga kredit. Bank berkode
saham BBRI ini memandang saat ini kondisi likuditas di pasar cenderung stabil dan dapat memenuhi
permintaan kredit.
Hanya saja, kondisi likuiditas perbankan hanya cukup untuk menjaga suku bunga kredit berada di
level stagnan meski ada ruang untuk turun. Presiden Direktur T Bank OCBC NISP Tbk Parwati
Surjaudaja menuturkan, ruang gerak suku bunga kredit cenderung lebih terbatas. Kedepan, bank
milik investor Singapura ini menilai ada kemungkinan bunga kredit meningkat dengan
pertimbangkan likuiditas dan bunga pasar. "Bunga kredit sudah turun banyak sekali, kalau turun lagi
agak susah," kata Parwati.
Sebelumnya, OCBC NISP telah memangkas bunga kredit sebanyak 100 BPS hingga awal bulan Juni
2017. Secara tahunan jauh lebih besar dibandingkan penurunan bunga dana yang berkisar 90 BPS.
Sependapat, Direktur Keuangan dan Resiko Kredit PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal
Budidarmo menyampaikan, permintaan kredit masih belum naik signifikan di akhir semester I-2017
dengan rasio LDR di kisaran 89%-90%. Kondisi LDR tersebut mencerminkan likuiditas tidak banjir
sehingga akan mempengaruhi tingkat bunga simpanan dalam memupuk sumber dana.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 8:17:00 AM Sumber : Sindonews Penulis :
IHSG Akan Bergerak di Kisaran 5.821-5.945,
Cermati Saham Ini
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari kedua di awal bulan
Juli diperkirakan bergerak di kisaran level 5.821-5.945. Analis PT Indosurya Mandiri Sekuritas William
Surya Wijaya menerangkan, di awal semester kedua 2017 bursa saham Tanah Air terlihat berusaha
untuk melanjutkan kenaikan. Penguatan IHSG ditunjang dengan derasnya aliran capital inflow.
"Capital inflow ini yang masih memungkinkan terjadi pasca libur panjang," ujar William kepada
SINDOnews di Jakarta, Selasa (4/7/2017).Selain itu, dia menjelaskan, sentimen selanjutnya tentunya
ditopang oleh fundamental perekonomian yang terjaga, tercermin dari rilis data inflasi yang terlansir
terkendali. Seperti diketahui sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi periode Juni
2017 sebesar 0,69%. Angka tersebut diklaim jauh lebih terkendali dibanding inflasi pada Ramadan
dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya, namun bila dibandingkan bulan kemarin terlihat lebih
tinggi.
"Sehingga, tingkat kepercayaan investor masih cukup tinggi untuk berinvestasi dalam pasar modal
Indonesia, hari ini IHSG berpotensi menguat," pungkasnya.Adapun sejumlah saham yang
direkomendasikan pada perdagangan hari ini yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI). Selanjutnya saham
lain yang patut dicermati adalah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), HMSP,
GGRM, UNVR, TLKM, dan PGAS. (akr)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 8:12:00 AM Sumber : Sindonews Penulis :
Perkotaan Menyambut Pendatang
Dr. Edy Purwo Saputro, SE, MSi Dosen Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Solo KETIKA
hingar-bingar Idul Fitri berlalu, maka yang tersisa adalah hiruk-pikuk arus balik menuju ke perkotaan,
Jakarta tetaplah menjadi favorit tujuan para perantau melalui rutinitas arus balik pasca-Idul Fitri
yang selalu dua kali atau lebih dari arus mudik.
Justru yang menjadikan pertanyaan bagaimana perkotaan menyikapi tantangan arus balik Idul Fitri?
Problem perkotaan memang kompleks, tidak hanya terkait dengan tata ruang, tapi juga aspek
lingkungan sosial, kemasyarakatan, dan budaya. Oleh karena itu, seiring laju pembangunan
perkotaan, maka yang harus lebih diperhatikan adalah bagaimana supaya pembangunan benar-
benar manusiawi dan tidak sebaliknya, yang justru makin memicu kerentanan terhadap masyarakat
perkotaan atau lebih parah lagi memacu timbulnya kelompok masyarakat miskin perkotaan.
Oleh karena itu, dibalik laju pembangunan kota selalu ada sejumlah kasus klasik, yaitu pertama,
mengapa dan apa sebabnya cenderung terjadi kompleksitas problem sosial di perkotaan yang
meliputi persoalan kependudukan, urbanisasi, kesenjangan sosial yang makin kuat, disorganisasi
kelembagaan masyarakat, meningkatnya penyandang masalah sosial, patologi sosial, ketimpangan
pendidikan dan derajat kesehatan, serta fenomena PKL.
Kedua, mengapa dan apa sebabnya cenderung terjadi kompleksitas permasalahan ekonomi di
perkotaan yang meliputi lemahnya kemampuan dunia usaha, pengangguran, dan realitas kemiskinan
di perkotaan. Ketiga, mengapa dan apa sebabnya cenderung terjadi kompleksitas permasalahan
sarana-prasarana perkotaan yang meliputi persoalan penataan ruang tidak efektif, sampah dan air
limbah, transportasi kota semakin buruk, keterbatasan air bersih, perumahan dan permukiman
kumuh, gangguan pelestarian aliran sungai, serta merosotnya kualitas lingkungan secara makro.
Acuan Mendasar Pembangunan sejumlah kota baru juga rentan memicu implikasi sosial-ekonomi
karena pembangunan sejumlah kota baru secara tidak langsung menjadi lampion menarik bagi
laron-laron desa untuk menyerbu perkotaan, terutama pasca-Idul Fitri.
Ironisnya, laron-laron desa tersebut ada yang memiliki keterampilan, tapi banyak juga yang hanya
bonek sehingga sangat rentan memicu dampak sosial-ekonomi baru di perkotaan sebagai daerah
tujuan migrasi dari laron-laron desa itu. Konsekuensinya kue hasil pembangunan di perkotaan akan
semakin banyak pembaginya dan ini rentan gesekan antara warga asli versus pendatang. Sementara
semua memiliki hak untuk mendapatkan kue pembangunan.
Artinya, konflik sosial sangat rentan dan tentu ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah pusat dan
daerah untuk memacu ekonomi di daerah secara maksimal. Berbagai persoalan klasik tersebut tentu
semakin membebani perkotaan, terutama untuk perkotaan yang menjadi tujuan pendatang, baik
pendatang murni berbekal skill atau pendatang yang memanfaatkan arus balik pasca-Idul Fitri untuk
mengadu nasib di kota dengan berbekal sanak saudara yang terlebih dahulu hidup di perkotaan.
Dengan begitu, tidak peduli apakah mereka termasuk yang beruntung di kota atau justru menjadi
komunitas miskin kota, termasuk juga komunitas pendatang yang marak menjadi PKL. Tidak bisa
dimungkiri banyak pendatang beralih profesi menjadi PKL karena tidak mendapat kesempatan
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
berkiprah di sektor formal. PKL bisa menjadi simbol eksistensi ekonomi kerakyatan, meski di sisi lain,
PKL juga memicu kerawanan dan implikasi sosial lainnya. Jadi beralasan jika pemerintah
berkomitmen memacu kewirausahaan untuk mereduksi pengangguran dan mengurangi fenomena
migrasi pasca Lebaran. Gerakan kewirausahaan ternyata menjadi tantangan berat, terutama
dikaitkan dengan kegagalan program kewirausahaan sehingga hal ini harus dilakukan berkelanjutan.
Oleh karena itu, migrasi pasca-Lebaran menjadi PR besar, terutama bagi instansi di pusat daerah
yang berkompeten dengan keberhasilan kewirausahaan.
Selain itu, keberhasilan program ini berpengaruh terhadap perkembangan industri kreatif yang
notabene juga menjadi agenda bagi daerah di era otda, terutama untuk menciptakan produk
unggulan berbasis sumber daya lokal agar menggerakkan ekonomi daerah dan mereduksi
pengangguran. Implikasi program kewirausahaan, yaitu memacu perekonomian di daerah,
mereduksi kesenjangan, dan mencegah terjadinya migrasi pasca-Lebaran. Program ini juga bisa
didukung dengan alokasi dana desa. Tahun 2016 dana desa Rp776,3 triliun terdiri dari dana transfer
daerah Rp729,3 triliun dan dana desa Rp47 triliun.
Tahun 2017 menjadi Rp764,9 triliun terdiri dari dana transfer ke daerah Rp704,9 triliun plus dana
desa Rp60 triliun. Berkelanjutan Salah satu esensi pendukung gerakan kewirausahaan adalah peran
dari perbankan. Sebuah bank persero gencar mengiklankan kewirausahaan dengan fokus ekspo
kewirausahaan melalui skim kredit untuk memacu kewirausahaan di kalangan generasi muda. Pada
satu sisi, ini menarik terkait komitmen memacu kewirausahaan di kalangan generasi muda.
Target generasi muda ini adalah tepat karena migrasi pasca-Lebaran mayoritas dilakukan usia muda.
Di sisi lain, membangun etos kewirausahaan juga butuh spirit sosial karena tidak hanya sekadar
dibantu modal. Data BPS menegaskan bahwa rasio wirausaha pada 2013/2014 sekitar 1,67% dan per
Maret 2017 menjadi 3,1%. Tidak mudah membangun wirausaha baru, apalagi jika iklim makro tidak
sejalan dengan komitmen ini. Belum lagi ancaman suku bunga jika terkait bantuan modal.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 8:11:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Adinda Ade Mustami Barratut Taqiyyah Rafie
Pasca Lebaran, laju inflasi bakal melandai
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69% atau lebih tinggi dari
periode yang sama tahun lalu yang sebesar 0,66%. Dengan begitu, inflasi selama enam bulan
pertama tahun ini mencapai 2,38%. Walau lebih tinggi dari tahun lalu, namun Kepala BPS
Suhariyanto mengatakan, inflasi selama puasa dan Lebaran tahun ini lebih terkendali. Dalam catatan
BPS, inflasi puasa dan Lebaran tahun 2014 yang jatuh pada Juni dan Juli 2014 masing-masing sebesar
0,43% dan 0,93%, sehingga total inflasi puasa dan Lebaran kala itu 1,36%.
Pada 2016, inflasi lebaran yang jatuh pada Juni dan Juli masing-masing 0,66% dan 0,69% sehingga
totalnya 1,35%. Sementara inflasi tahun ini yang jatuh pada Mei dan Juni masing-masing 0,39% dan
0,69% sehingga total inflasi 1,18%. "Secara umum inflasi puasa dan Lebaran 2017 jauh lebih
terkendali dibanding tahun sebelumnya. Sebab pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas
pangan dan sebagainya," kata Suhariyanto, Senin (3/7). Menurutnya berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya, pemicu inflasi pada puasa dan Lebaran tahun ini lebih bersumber dari penyesuaian tarif
listrik 900 volt ampere (VA), khususnya pelanggan pasca bayar dan tarif transportasi. Sementara
bahan makanan relatif terkendali.
Berdasarkan catatan BPS, kelompok bahan makanan mencatat inflasi 0,69% dengan andil inflasi
0,14%. Kenaikan inflasi pada bahan makanan bersumber dari kenaikan harga ikan segar, bawang
merah, pepaya, wortel dan bayam. Sedangkan komoditas daging dan beras yang selama ini turut
berkontribusi pada inflasi justru harganya cukup stabil. Sedangkan untuk kelompok makanan jadi
terjadi inflasi 0,39% dengan andil 0,07%. Pemicu inflasi pada kelompok ini adalah kenaikan harga kue
kering, mie, nasi dan lauk, kopi manis dan rokok kretek. Puncak inflasi lewat Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati yakin, Juni 2017 sudah menjadi puncak inflasi pada tahun ini dari sisi permintaan.
Pasalnya, Juni 2017 bertepatan dengan puasa, Lebaran, liburan sekolah, dan menjelang tahun ajaran
baru.
Alhasil, ia optimistis hingga akhir tahun ini inflasi akan bisa terjaga sesuai target pemerintah. "Inflasi
akan bisa kami kendalikan, masih sama dengan asumsi di APBN 2017 yakni 4%," ujar Sri Mulyani.
Meski begitu, Menkeu bilang ada sejumlah hal yang menjadi perhatian pemerintah di paruh kedua
tahun ini, seperti nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia. Ekonom SKHA Institute for Global
Competitiveness Eric Sugandi bilang, setelah Juni 2017, ke depan tekanan inflasi akan mereda.
Menurutnya, pada Juli tahun ini tekanan inflasi yang bersumber dari harga yang diatur pemerintah
bakal berkurang lantaran pemerintah memastikan tidak akan menaikkan harga elpiji hingga
September.
Pemerintah juga tidak akan menaikkan tarif listrik hingga akhir tahun serta tidak ada kenaikan harga
BBM di bulan ini. Selain itu, harga pangan setelah lebaran akan kembali normal. Hanya saja, Eric
bilang pada bulan Juli masih ada kenaikan permintaan lantaran masuk tahun ajaran baru. "Saya
perkirakan inflasi Juli sekitar 0,4%, tapi ini angka sementara," ujarnya. Dengan begitu Eric meyakini
hingga akhir tahun inflasi masih bisa dijaga di level 4%.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 8:00:00 AM Sumber : Merdeka Penulis : Idris Rusadi Putra
Sektor hulu tak dibenahi, Indonesia akan terus
dibanjiri impor migas
Merdeka.com - Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Ahmad Wijaya
meminta pemerintah untuk mengelola sektor hulu migas dengan benar. Harapannya, impor migas
yang saat ini cenderung naik bisa ditekan.Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor migas
Mei 2017 mencapai USD 1,82 miliar atau naik 10,54 persen dibanding April 2017, sedangkan jika
dibanding Mei 2016 meningkat 9,10 persen.Ahmad mengakui, impor memang bisa ditutup semua,
namun tetap harus ada usaha keras dari pemerintah untuk mengelola hulu migas. Jika tidak, maka
sektor hilir, akan terus dibanjiri impor.
Ujungnya, industri tertekan dan tidak memiliki daya saing."Impor terus terjadi sebab pemerintah
belum serius menarik investasi industri hulu berbasis minyak nan petro chemical yang secara
pertumbuhan turun ke industri intermediate baru ke industri hilir," ucap Ahmad di Jakarta, Senin
(3/7).Menurut Ahmad, jika pemerintah mendorong menarik investasi ke sektor tersebut, maka
secara palan pasti, impor migas akan bisa dikurangi secara drastis. "Jika tidak dibenahi, kondisi impor
tiap tahun naik, dari konsumsi harian seperti bawang sampai gula masih tinggi impor nya," ujar
Ahmad.Catatan BPS,
secara total, nilai impor Indonesia Mei 2017 mencapai USD 13,82 miliar atau naik 15,67 persen
dibanding April 2017. Bahkan, jika dibandingkan Mei 2016 melonjak hingga 24,03 persen.China jadi
negara pemasok barang impor nonmigas terbesar dengan nilai USD 13,67 miliar (26,12 persen),
Jepang USD 5,82 miliar (11,12 persen), dan Thailand USD 3,77 miliar (7,21 persen).Khusus sektor
migas, Ahmad menegaskan, agar impor yang membanjiri sektor hilir bisa benar-benar dikurangi,
Indonesia perlu 10 pabrik baru petrochemical seperti Chandra Asri. Jika 10 pabrik itu sudah ada, hasil
produksinya pun tak boleh lagi diekspor namun digunakan untuk kepentingan mendukung industri
dalam negeri."Baru industri hulu, intermediate sampai hilir bertumbuh. Saat ini kondisi kita di
industri banyak melakukan paralel impor dan produsen. Jadi cash cost tinggi di semua linier,"
tegasnya.Persoalan tetap tingginya impor di sektor migas, juga berkolerasi dengan kepentingan para
trader. Kata Ahmad, sektor migas masih banyak melayani trader. Sementara untuk meyakinkin
investor refinery masih perlu waktu lama."Masih panjang, kemungkinan satu periode Pemilu lagi
belum tentu ada hasil maksimal sebab RUU migas masih blum tuntas," ujar Ahmad.Di sisi lain, sektor
ESDM juga masih tumpang tindih di SKK Migas dan Ditjen migas. Alhasil semua jalan di tempat.
Maka tak heran, potensi besar energi yang bisa mendukung industri nasional, seperti LNG di wilayah
timur Indonesia, tidak bisa dimanfaatkan maksimal."Alhasil semua jalan di tempat, LNG yang
berlimpah dari timur selalu alasan infrastruktur belum memadai," sindir Ahmad.
[bim]
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 7:40:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Barratut Taqiyyah Rafie
Wisman di Batam turun karena isu keamanan
BATAM. Isu keamanan dan demo di Indonesia membuat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
asal Singapura melalui Batam mengalami penurunan. Hal itu dikatakan oleh Menteri Pariwisata,
Arief Yahya seusai acara Halal Bihalal Kementerian Pariwisata di Jakarta. "Kalau menurut saya
(penurunan kunjungan wisman Singapura) karena isu ketidaknyamanan dari demo. Kalau untuk
Batam, itu (kedatangan wisman) paling banyak dari Singapura. Saya mohon rekan-rekan di Batam.
Wisman kita sangat sensitif terhadap isu," kata Arief. Ia meminta tak ada lagi isu-isu keamanan dan
demo yang bisa menyebabkan turunnya kunjungan wisman di Batam.
Menurut Arief, isu-isu keamanan dan demo mesti dikelola dengan baik agar tak memengaruhi
kunjungan wisman. "Tak perlu demo. Ini tak akan menyejahterakan banyak pihak, merugikan terlalu
banyak pihak," tambahnya. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa ada penurunan kunjungan
wisman asal Singapura pada bulan Mei 2017 dibandingkan bulan Mei tahun lalu atau bulan April
2017.
Bulan Mei tahun 2017, jumlah kunjungan wisman yang masuk melalui pintu Batam sebanyak
112.333 orang. Sementara pada bulan Mei tahun lalu sebanyak 132.410 orang dan bulan April 2017
sebanyak 134.218 orang. Adapun isu-isu negatif terkait keamanan di Indonesia salah satunya
ledakan bom yang terjadi di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5)
malam. Ledakan tersebut mengakibatkan korban tewas dan luka-luka baik dari pihak sipil maupun
polisi. (Wahyu Adityo Prodjo)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 7:38:00 AM Sumber : Tribunnews Penulis : Sanusi
Harga Pangan Stabil, Kinerja Mendag Diapresiasi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan,
selama Ramadan hingga Lebaran 1438 Hijriah tidak ada kenaikan harga komoditas pangan.
Menurutnya harga-harga bahan pokok tersebut juga tidak berpengaruh terhadap angka inflasi,
bahkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi bulan puasa dan Lebaran 2017 adalah inflasi
bulan puasa dan Lebaran yang terendah sejak 2014.
"Lebih dari 10 tahun terakhir ini setiap Ramadhan dan Lebaran selalu saja harga komoditas pangan
dinaikkan, padahal sebenarnya tidak ada kenaikan harga dan pasokan berbagai komoditas pangan
tersebut juga tidak ada masalah, bahkan berlimpah," tegas Mendag usai meninjau Pasar Terpadu
Dinoyo Kota Malang, Jawa Timur, Jumat lalu.
Pengamat sekaligus peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli
Abdullah, mengapresiasi kinerja Mendag atas terjaganya harga pangan selama bulan puasa hingga
lebaran. “Saya mengapresiasi kinerja Mendag yang menjaga distribusi barang bahan pokok,” kata
Rusli kepada wartawan.
Pengamat yang mengawali karirnya sebagai asisten peneliti di Laboratorium Studi Kebijakan
Ekonomi (LSKE) FEB UNDIP ini juga mengapresiasi kebijakan pasar murah yang digelar Kemendag di
seluruh daerah di Indonesia. “Kemudian yang kedua tadi terkait pasar murah yang ada di tiga ratus
sekian titik ya, (misal) di desa saya itu, di Kebumen, di Yogyakarta, tidak seperti tahun lalu, kini
harga-harga seperti ayam dan daging itu lebih terjaga ya. Saat lebaran itu yang menjadi parameter
daging sapi dan daging ayam, terus telur,” tutur Rusli.
Presiden Joko Widodo mengapresiasi jajaran menterinya yang mampu menciptakan stabilitas harga
kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena kalau kita lihat, harga
kebutuhan pokok menjelang Lebaran tahun ini berada dalam posisi yang sangat baik, stabil," ujar
Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/6/2017).
Selain itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto, mengatakan, inflasi bulan puasa dan
Lebaran 2017 adalah inflasi bulan puasa dan Lebaran yang terendah sejak 2014.
Pada bulan puasa dan Lebaran 2017 yang jatuh pada Mei dan Juni, inflasi masing-masing mencapai
0,39 persen dan 0,69 persen atau berjumlah 1,08 persen.
"Inflasi pada bulan puasa dan Lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibandingkan tiga tahun
sebelumnya. Kita tahu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan
membentuk satgas pangan," kata Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Jakarta,
Senin, 3 Juli 2017.
Diketahui pada bulan puasa dan Lebaran 2014-2016 yang jatuh pada Juni dan Juli, besaran inflasi
mencapai 1,36 persen pada 2014 (Juni 0,43 persen, Juli 0,93 persen), 1,47 persen pada 2015 (Juni
0,54 persen dan Juli 0,93 persen), dan 1,35 persen pada 2016 (Juni 0,66 persen dan Juli 0,69 persen).
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Menurut Suhariyanto, pada bulan puasa dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya, harga pangan
terutama beras dan daging berpengaruh besar terhadap inflasi. "Langkah pemerintah tahun ini jauh
lebih bagus. Harga terkontrol. Itu (harga pangan) tidak menjadi penyebab utama inflasi," pungkas
Suhariyanto.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 6:48:00 AM Sumber : MetroTvNews Penulis : Suci Sedya Utami
Menko Darmin Sebut Inflasi Juni Terkendali
Metrotvnews.com, Jakarta: Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan capaian inflasi Juni
bisa dibilang masih terkendali meskipun diakui lebih dari yang diperkirakan.
Data Juni tercacat inflasi sebesar 0,69 persen. Dengan angka tersebut maka inflasi tahun kalender
2017 atau secara kumulatif Januari-Juni yakni 2,38 persen dan inflasi tahunan 4,37 persen.
"Memang agak ketinggian, 0,69 persen itu di atas harapan tapi kalau dilihat year to date (kumulatif)
masih oke, juga data year on year masih oke dibandingkan tahun-tahun lalu," kata Darmin di
kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin 3 Juli 2017.
Capaian inflasi ini didukung oleh minimnya andil harga pangan. Darmin berharap data pangan yang
baik akan tetap berlanjut. Pemerintah, kata dia, akan terus berupaya mengembalikan harga pangan
agar tidak terlalu tinggi.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada kelompok pengeluaran bahan
makanan di bulan Juni sebesar 0,69 persen dengan andil 0,14 persen. Itupun, kata Ketua BPS
Suhariyanto, bahan pangan yang selama ini sering bergejolak seperti beras dan daging sapi, kali ini
tak terjadi.
Andil pada inflasi, lebih dikarenakan adanya kenaikan pada komoditas pangan atau sayur yang
kontribusinya kecil seperti ikan segar 0,05 persen, bawang dan merah daging ayam ras 0,03 persen,
pepaya 0,02 persen, bayam kentang ketimun kelapa masing-masing 0,01 persen.
Inflasi Juni lebih disebabkan karena adanya penyesuaian tarif listrik 900 VA dan kenaikan tarif
angkutan udara dan angkutan antar kota. Terlihat dari inflasi harga yang diatur pemerintah alami
inflasi 2,10 persen dengan andil 0,42 persen. Sementara harga yang bergejolak yang berasal dari
pangan hanya mengalami inflasi 0,69 persen dengan andil 0,12 persen.
"Sementara bahan makanan relatif terkendali, patern ini sangat berbeda dengan lebaran tahun-
tahun sebelumnya," ujar Suhariyanto. (SAW)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 5:00:00 AM Sumber : Okezone Penulis : Feby Novalius
BUSINESS HITS: Lebaran Kali Ini Catat Inflasi
Paling Terkendali dalam 3 Tahun Terakhir
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perekonomian sepanjang Juni 2017 terjadi inflasi
sebesar 0,69%. Dengan capaian tersebut, maka capaian inflasi selama Lebaran 2017 menjadi yang
terbaik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jika ingin membandingkan capaian inflasi pada Lebaran 2017
dengan tahun sebelumnya maka harus ada penyesuaian. Lebaran 2017 jatuh pada Mei dan sisanya
pada Juni.
Emisi MTN Rp350 Miliar, Bali Towerindo Pasang Kupon 12,5%BUSINESS HITS: Melonjak 253%, Saham
Asia Pacific Kena SuspensiBUSINESS HITS: Raup Laba Rp353 Miliar, Nusantara Infrastructure Tetap
Tidak Bagi Dividen
"Pada 2017 ini, di Ramadan pada bulan Mei terjadi inflasi 0,39% dan Juni 0,69%, sehingga selama
Lebaran ini inflasi 1,08%. Secara umum inflasi Lebaran tahun ini jauh terkendali dibanding tiga tahun
sebelumnya,"ujarnya di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Baca Selengkapnya: Dibanding 3 Tahun Sebelumnya, Inflasi Selama Lebaran 2017 Catat Rekor
Terbaik
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 4:29:00 AM Sumber : Inilah Penulis : Uji medianti
Meski Meleset, Darmin Gembira dengan Inflasi
Juni
INILAHCOM, Jakarta - Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, laju inflasi Juni 2017
sebesar 0,69% sedikit di atas perkiraan. Tentu saja ini kabar baik."Memang agak tinggi, artinya 0,69
persen, agak di atas harapan," kata Darmin kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/7/2017).Menurut
Darmin, pengendalian harga bahan makanan relatif berhasil dalam periode ini. Meski, laju inflasi
masih sedikit lebih tinggi ketimbang proyeksi. "Kalau dilihat dari year to date masih oke, dan year on
year masih oke. Kita masih mengharapkan inflasi dari pangan tidak terlalu tinggi," ujar Darmin.
Darmin menambahkan, tingkat inflasi pada periode Lebaran ini masih lebih baik dari inflasi dalam
periode sama tahun-tahun sebelumnya.Darmin menyakini, upaya stabilisasi harga pangan yang
dilakukan pemerintah hingga akhir tahun, mampu menjaga laju inflasi bertahan di kisaran
4%.Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada Juni 2017
sebesar 0,69%. Memang cukup tinggi lantaran dipicu kenaikan tarif listrik, tarif angkutan udara dan
tarif angkutan antarkota.
Dengan tingkat inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69%, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Juni
2017 mencapai 2,38% dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) tercatat 4,37%.Seluruh kelompok
pengeluaran mengalami inflasi dalam periode ini di antaranya kelompok transportasi, komunikasi
dan jasa keuangan sebesar 1,27% diikuti kelompok sandang sebesar 0,78%.Selain itu, kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar ikut menyumbang inflasi 0,75%, kelompok bahan
makanan sebesar 0,69% dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar
0,39%. [ipe]
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:20:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis :
Cetak Rekor Baru, IHSG Tembus 5.910
SM/AntaraREKOR BARU IHSG : Seorang karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (IHSG), Jakarta, Senin (3/7). Perdagangan IHSG pada
hari pertama seusai libur Lebaran, mencetak rekor baru sepanjang masa, ditutup naik 80,529 poin
atau 1,38% ke level 5.910. (55)
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/7), IHSG tembus ke level 5.910, ditutup
naik 80,529 poin atau 1,38% dari penutupan perdagangan sebelum libur Lebaran.
Menurut Analis First Asia Capital, David Sutyanto, meroketnya IHSG terdorong data perekonomian
inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (3/7). Tercatat inflasi Juni 2017 yang
bertepatan dengan musim mudik Lebaran, cukup terkendali sebesar 0,69%.
“Inflasi ini sangat penting, karena inflasi di bulan Lebaran biasanya paling tinggi. Tapi pemerintah
bisa menjinakkannya,” tutur David di Jakarta, kemarin. Dia mengungkapkan, inflasi Juni atau bulan
Lebaran tahun ini memang cenderung lebih terkendali dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada Lebaran 2014 yang jatuh pada Juli 2014 terjadi inflasi sebesar 0,93%, lalu Lebaran 2015 sebesar
0,93%, dan Lebaran 2016 yang jatuh pada Juni 2016 sebesar 0,66% dan Juli 0,69%, sehingga
jumlahnya 1,35%. “Dengan inflasi rendah berarti tantangan pemerintah berkurang untuk menahan
inflasi hingga akhir tahun.
Ini juga bisa menahan Bank Indonesia (BI) agar tidak menaikkan suku bunga acuannya,” imbuh
David. Dengan data inflasi tersebut, menurut David, pelaku pasar cukup optimistis melihat
perkembangan ekonomi Indonesia tahun ini, khususnya investor asing.
Pada perdagangan kemarin, tercatat investor asing melakukan aksi beli dengan catatan net buy
sebesar Rp 476 miliar. Mengawali perdagangan kemarin, IHSG dibuka melaju 28,670 poin (0,49%) ke
level 5.858,378. Adapun indeks LQ45 dibuka menanjak 6,897 poin (0,71%) ke level 984,517.
Secara perlahan IHSG terus menanjak dibantu aksi beli investor asing. Rekor intraday IHSG langsung
terpecahkan dengan posisi tertinggi pada 5.862,936. Hingga pukul 09.05 waktu Jakarta Automated
Trading System (JATS), IHSG bertambah 20,688 poin (0,35%) ke level 5.850,396.
Sementara Indeks LQ45 tumbuh 3,830 poin (0,39%) ke level 981,450. Semakin siang, IHSG semakin
perkasa mendekati level 5.900. IHSG menguat 33,069 poin (0,57%) ke posisi 5.862,777. Indeks LQ45
naik 7,163 poin (0,73%) ke 7,163.
181 Saham Menguat
Laju penguatan IHSG semakin tak terbendung hingga berhasil menembus level 5.900. IHSG akhirnya
ditutup naik 80,529 poin (1,38%) ke 5.910,237 sekaligus menjadi level tertinggi IHSG sepanjang
masa. Adapun indeks LQ45 naik 19,894 poin (2,03%) ke 997,514.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Sepanjang perdagangan kemarin, telah terjadi 353.024 kali transaksi sebanyak 6,8 miliar lembar
saham senilai Rp 8,5 triliun. Sebanyak 181 saham menguat, 167 saham melemah, dan 95 saham
stagnan. Penguatan IHSG turut ditopang penguatan sembilan sektor saham dipimpin sektor
infrastruktur yang naik 3,80%.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida
mengungkapkan, biasanya usai libur panjang memang terjadi kenaikan transaksi di pasar saham.
“Umumnya setelah libur panjang itu transaksinya ada kenaikan, karena ada jeda di liburan, banyak
investor yang mau transaksi,” kata Nurhaida di Gedung BI, Jakarta, kemarin.
Dia menyebutkan, kenaikan transaksi pada perdagangan di awal pekan setelah libur Lebaran,
diharapkan bisa menjaga tren positif di pasar modal Indonesia. “Selain itu kenaikan transaksi juga
didukung oleh kondisi perekonomian nasional yang stabil dan bagus, jadi trennya terus naik,”
ungkap Nurhaida.
Adapun dalam perdagangan kemarin, saham-saham yang masuk jajaran top gainers di antaranya,
Gudang Garam (GGRM) naik Rp 3.000 ke Rp 81.300, United Tractors (UNTR) naik Rp 1.400 ke Rp
28.850, Bank Mandiri (BMRI) naik Rp 750 ke Rp 13.500, dan Unilever Indonesia (UNVR) naik Rp 650
ke Rp 49.450.
Sementara itu, saham-saham yang masuk jajaran top losers di antaranya, Bank of India (BSWD)
turun Rp 200 ke Rp 2.000, Adira Dinamika (ADMF) turun Rp 175 ke Rp 6.625, Multi Prima (LPIN)
turun Rp 165 ke Rp 955, dan Astra International (ASII) turun Rp 150 ke Rp 8.775. (sb,dtc-55)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:18:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis :
BPS: Inflasi Juni 0,69 Persen
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir laju inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69%. Inflasi Juni
yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri 1438 Hijriah itu dinilai lebih terkendali dibandingkan Idul
Fitri tiga tahun sebelumnya.
“Pada 2017 ini Ramadan jatuh pada Mei dan Juni. Lebaran 2017 lebih terkendali dibandingkan tiga
tahun sebelumnya,” kata Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (3/7). BPS
mencatat inflasi saat Lebaran 2014 yang terjadi pada Juli 2014 sebesar 0,93%.
Selanjutnya, Lebaran 2015 terjadi pada Juli (0,93%), Lebaran 2016 pada Juni (0,66%) dan Juli (0,69%),
sehingga jumlahnya 1,35%. Menurut Suhariyanto, inflasi Juni 2017 yang terkendali tidak terlepas
dari upaya pemerintah dalam menekan gejolak harga pangan. Gejolak harga pangan biasa terjadi
menjelang Lebaran.
“Pemerintah melakukan berbagai upaya dengan adanya Satgas Pangan dan sebagainya,” katanya.
Dia menambahkan, tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 sebesar 2,38% dan tingkat inflasi
year on year (yoy) atau dari tahun ke tahun sebesar 4,37%.
BPS juga mencatat harga beras relatif terkendali selama Juni 2017. Harga beras kualitas premium di
penggilingan naik 0,09% menjadi Rp 9.444 per kilogram (kg) dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan naik 0,05% menjadi Rp 8.794/kg dan
rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan naik 0,07% menjadi Rp 8.380/kg.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu pada Juni 2016, rata-rata harga
beras di penggilingan mengalami kenaikan 0,96%, kualitas medium dan rendah turun masing-masing
1,99% dan 2,35%.
Di Atas Perkiraan
“Harga beras relatif terkendali. Sangat terkendali hanya naik tipis 0,09% untuk beras premium,
sedangkan medium 0,05%, sementara beras kualitas rendah naik 0,07%,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan,
laju inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69% merupakan sedikit di atas perkiraan sebelumnya.
“Memang agak tinggi, artinya 0,69% agak di atas harapan,” kata Darmin di Jakarta, kemarin.
Menurut Darmin, pengendalian harga bahan makanan relatif berhasil dalam periode ini, meski laju
inflasi sedikit lebih tinggi dari proyeksi. “Kalau dilihat dari year to date masih oke, dan year on year
masih oke.
Kita masih mengharapkan inflasi dari pangan tidak terlalu tinggi,” ujarnya. Darmin juga menyakini
melalui upaya stabilisasi harga pangan yang dilakukan pemerintah hingga akhir tahun, dapat
menjaga target laju inflasi berada pada kisaran empat persen. (J10-55)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:18:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis : (sb,dtc-55)
Bank Belum Minat Turunkan Bunga Kredit
JAKARTA – Meskipun inflasi relatif stabil, yakni Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi Juni 2017
sebesar 0,69%, sejumlah bank menyatakan belum berminat untuk menurunkan suku bunga kredit.
Salah satu alasannya, selama ini bank sudah menurunkan suku bunga kredit cukup banyak. Presiden
Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk, Parwati Surjaudaja mengungkapkan, bunga kredit belum
akan bisa turun.
“Bunga kredit kan sudah turun banyak sekali, jadi tidak akan banyak lagi turunnya, karena
penurunan bunga sejak tahun lalu sudah cukup besar,” kata Parwati di Gedung Bank Indonesia (BI),
Senin (3/7). Dia menyebutkan, target kredit hingga akhir tahun ini mencapai 10-15%. Hingga
memasuki semester kedua saat ini, penyaluran kredit perseroan masih sesuai target.
Berdasarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) perseroan per 2 Mei 2017, tercatat suku bunga kredit
korporasi 10,25%, sedangkan untuk kredit ritel sebesar 11,25%. Adapun kredit konsumsi untuk
kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 12,5% dan kredit konsumsi non-KPR 12,75%.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Bank Mandiri Tbk, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan,
bunga kredit dari tahun lalu sudah mengalami penurunan. Kemudian semua bank juga harus
melakukan pencadangan yang besar.
“Cost of credit kita juga tinggi, jadi kalau masih tinggi dan kondisi likuiditas meskipun bunga deposito
meningkat, tapi ruang untuk penurunan bunga kredit sangat terbatas,” kata Kartika. Menurut dia,
ada segmen yang mungkin terjadi penurunan bunga kredit seperti korporasi. Namun untuk
komersial dan bisnis kecil masih susah untuk turun.
Dijelaskan, dari data SBDK perseroan per 31 Maret 2017 suku bunga kredit korporasi tercatat 9,95%,
kredit ritel 9,95%. Sedangkan untuk kredit mikro tercatat 18,75%. Kemudian kredit konsumsi KPR
10,25% dan kredit konsumsi non-KPR 12,25%.
Bunga Simpanan
Dirut PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib menambahkan, suku bunga kredit di perseroan
tergantung dengan tingkat suku bunga simpanan. “Praktiknya lihat dulu suku bunga simpanan, kalau
turun ya bunga kredit bisa turun juga,” ujar dia.
Menurut Kostaman, angka inflasi tersebut akan berdampak terhadap suku bunga yang seharusnya di
atas inflasi. “Kalau misalnya suku bunga naik, maka dampaknya terhadap masyarakat harga-harga
bisa naik,” imbuh dia. Dijelaskan, per Juni 2017, penyaluran kredit Bank Mega tumbuh Rp 1,7 triliun.
Kostaman mengharapkan adanya kenaikan pada semester kedua tahun ini. Direktur PT Bank Negara
Indonesia Tbk (BNI), Rico Rizal Budidarmo mengungkapkan, belum berencana untuk menurunkan
tingkat suku bunga kredit.
“Belum, permintaan kredit masih normal, loan to deposit ratio (LDR) masih di kisaran 90%, dari situ
kelihatan supply dan demandnya masih match,” ujar Rico. Menurut dia, penurunan suku bunga
kredit tergantung dengan kondisi likuiditas perbankan nasional.
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Dia mengatakan, semester kedua tahun ini kredit diprediksi bisa sesuai dengan target perseroan. Dia
menjelaskan, dari data SBDK BNI per 31 Maret 2017, bunga kredit korporasi tercatat 10,25%, bunga
kredit ritel 9,95%.
Untuk bunga kredit konsumsi KPR 10,5% dan kredit konsumsi non-KPR 12,5%. Mengutip data uang
beredar BI, suku bunga kredit relatif stabil per April 2017 bunga kredit tercatat pada posiai 11,92%,
meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,9%.
Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan masing-masing sebesar
6,37%, 6,64%, dan 7,02%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang masing-masing
sebesar 6,44%, 6,69%, dan 7,03%. Sementara itu, suku bunga simpanan bertenor 12 bulan stabil
pada 7,10%. (sb,dtc-55)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id
Kliping Berita Online
Tanggal : 7/4/2017 12:01:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis :
Inflasi Purwokerto Tertinggi Kedua di Jateng
PURWOKERTO – Kota Purwokerto pada Juni 2017 inflasi 0,98 persen dengan Indeks Harga Konsumen
(IHK) sebesar 127,23. Angka inflasi ini tertinggi kedua setelah Kota Cilacap dan di atas inflasi Jawa
Tengah.
Inflasi di lima kota survei biaya hidup (SBH) di Jawa Tengah, meliputi Kota Cilacap 0,99 persen, Kota
Tegal 0,90 persen, Kota Surakarta 0,87 persen, Kota Kudus 0,55 persen, inflasi terendah di Kota
Semarang 0,37 persen, sedangkan inflasi Jawa Tengah 0,61 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas, Edy Aprotuwiyono, inflasi Kota Purwokerto
terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran,
antara lain, kelompok bahan makanan 2,09 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
0,54 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,04 persen, kelompok sandang
0,19 persen, kelompok kesehatan 0,23 persen, kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga 0,06
persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,76 persen.
Dikatakan, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah tarif
listrik 0,21 persen, bawang putih 0,12 persen, daging ayam ras 0,10 persen, bawang merah 0,08
persen dan angkutan antar kota 0,05 persen.
”Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya deflasi antara
lain, daging sapi 0,04 persen, jeruk dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03 persen, daun
bawang dan cabai merah masing-masing 0,02 persen,” katanya.
Dengan perkembangan inflasi Juni, maka tingkat inflasi tahun kalender (Juni) 2017 sebesar 3,25
persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,84 persen.
Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender pada periode yang sama tahun kalender 2015 dan 2016
masing-masing 0,44 persen dan 0,86 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Juni 2015
terhadap Juni 2014 dan Juni 2016 terhadap Juni 2015 masing-masing 5,34 persen dan 2,95 persen.
(H60-62)
http
s://ke
pula
uans
erib
ukab
.bps
.go.
id