kkp bsi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Istilah industri kreatif telah mulai banyak dibicarakan oleh kalayak ramai.
Tetapi pengertian industri ini masih samar-samar bagi kebanyakan orang. Banyak
pertanyaan yang tidak sempat terjawab sebab sudah muncul lagi istilah-istilah
lainnya. Pertumbuhan industri kreatif pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan peradaban umat manusia sendiri. Pada tahap awal perkembangan
peradaban manusia ditandai oleh sektor pertanian, yang kemudian disusul oleh
peradaban berbasis industri, teknologi dan kini gagasan (kreatifitas). Dalam bangun
ekonomi ini mereka yang memiliki gagasan yang unggul yang akan mampu
memperoleh keuntungan ekonomis yang besar.
Industri kreatif kerapkali dimaknai sebagai industri yang berfokus pada kreasi
dan eksploitasi produk yang memiliki hak kekayaan intelektual. Di samping itu,
aktivitas industri kreatif berkisar pada pendesainan, penciptaan dan pemasaran objek
atau karya seni di mana nilai dari objek tersebut bersumber pada orisinalitas
estetiknya.
Definisi industri kreatif yang paling banyak dirujuk, kita tahu, berasal dari
Departemen Budaya, Media dan Oleh Raga (DCMS) pemerintah Inggris yang
berbunyi: “those industries which have their origin in individual creativity, skill and
talent and which have a potential for wealth and job creation through the generation
and exploitation of intellectual property” (industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya
cipta individu tersebut). Definisi ini memiliki pengaruh yang luas, sehingga sejumlah
negara, termasuk Indonesia, mengadopsinya. Setidaknya ada empat belas sektor yang
termasuk dalam industri kreatif itu, menurut cetak biru ekonomi kreatif Departemen
Perdagangan, antara lain:
a. Periklanan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, diantaranya
adalah riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi
material iklan, promosi, kampanye relasi publik dan tampilan iklan di media
cetak dan elektronik.
b. Arsitektur
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi
produksi diantaranya adalah arsitektur taman, perancangan kota, perencanaan
biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan dan dokumentasi lelang.
c. Pasar Seni dan Barang Antik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan produk antik
dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan dan internet.
d. Kerajinan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan produksi dan distribusi pokok
kerajinan, antara lain kerajinan yang terbuat dari besi, tembaga, batu berharga,
batu mulia, kayu, porselin, marmer, kain dan kapur.
e. Desain
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kegiatan desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, desain pengemasan dan konsultasi identitas
perusahaan.
f. Fesyen
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain pakaian, desain alas
kaki, desain asesoris mode, produksi pakaian mode dan asesorisnya, konsultan
lini produk fesyen serta distribusi produk fesyen.
g. Video, Film dan Fotografi
Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film dan jasa
fotografi. Termasuk didalamnya penulisan naskah, alih suara, sinematografi,
sinetron dan eksibisi film.
h. Permainan Interaktif
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
permainan computer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan dan
edukasi.
i. Musik
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan ritel rekaman
suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulisan lirik, penciptaan lagu dan
aransemen musik, pertunjukan musik dan komposisi musik.
j. Seni Pertunjukan
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perkembangan isi pertunjukan seni,
produksi pertunjukan, pertunjukan tari, pertunjukan drama, pertunjukan
musik, opera, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung dan
tata pencahayaan.
k. Penerbitan dan Percetakan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid, konten digital serta kegiatan kantor berita.
l. Layanan Komputer dan Piranti Lunak
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi
termasuk jasa layanan computer, pengembangan piranti lunak, integrasi
sistem, desain dan analisa sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain
prasarana piranti lunak dan piranti keras serta desain portal.
m. Televisi dan Radio
Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kerasi, produksi dan
pengemasan, pernyiaran dan transmisi televisi dan radio.
n. Riset dan Pengembangan
Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan
penemuan ilmu pengetahuan serta penerapan ilmu pengetahuan tersebut dalam
perbaikan produk, kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru,
metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Pada saat informasi sudah menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan
sehari-hari dan diikuti dengan perkembangan teknologi yang semakin lama semakin
berkembang maka semakin besar pula kebutuhan manusia tehadap informasi yang
akurat, cepat dan praktis.
Scissors Apparel adalah suatu perusahaan yang termasuk dalam salah satu
kategori industri kreatif yaitu, fesyen. Dalam kegiatan penjualannya, Scissors Apparel
menggunakan sistem penjualan secara konsinyasi. Sebagai objek penelitian, penulis
memilih Scissors Apparel, karena secara umum tempat tersebut masih menggunakan
sistem manual dalam proses pengolahan data termasuk dalam sistem penjualan
konsinyasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud penulis melakukan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yaitu:
1. Sebagai pengalaman untuk menerapkan dan memperluas wawasan
pengetahuan di dalam kegiatan riset, membentuk pola pikir penulis untuk
menjadi pribadi yang memiliki wawasan pengetahuan yang konkrit.
2. Mengetahui sistem yang berjalan dalam kegiatan penjualan konsinyasi pada
perusahaan Scissors Apparel Sukabumi.
Sedangkan tujuan dari penulisan KKP ini adalah sebagai tahap awal dan juga
salah satu syarat guna melanjuntukan ke tugas akhir pada program Diploma Tiga
(D.III) jurusan Komputerisasi Akuntansi di Akademi Manajemen Informatika dan
Komputer (AMIK) Bina Sarana Informatika (BSI) Sukabumi.
1.3 Metode Penelitian
Dalam penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini, penulis melakukan
beberapa metode dalam proses pengumpulan data, antara lain :
1. Metode Wawancara
Suatu bentuk metode riset dengan mengajukan beberapa pertanyaan terhadap
orang yang mempunyai peran penting pada objek penelitian penulis. Penulis
melakukan wawancara secara langsung kepada pihak-pihak yang berkaitan
dengan sistem penjualan secara konsinyasi di Scissors Apprel.
2. Observasi
Proses pengamatan objek penelitian secara langsung di lapangan pada saat
jjmelakukan riset. Penulis melakukan pengamatan langsung ke perusahaan
tersebut untuk mendapatkan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan
kegiatan penjualan konsinyasi untuk mengetahui masalah yang terjadi pada
sistem berjalan.
3. Studi Pustaka
Mencari data dan fakta dengan mengkaji sumber-sumber pustaka yang
berhubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini penulis memperoleh
buku-buku, dan artikel-artikel di internet .
1.4 Ruang Lingkup
Penulis disini mengambil judul “ANALISA SISTEM PENJUALAN
SSECARA KONSINYASI PADA SCISSORS APPAREL SUKABUMI” yaitu untuk
mengetahui proses penjualan secara konsinyasi yang meliputi proses persiapan
barang, proses pengiriman barang dan proses pembuatan laporan penjualan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjabaran dari setiap isi bab yang ditulis
didalam laporan secara global. Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan
gambaran yang jelas untuk mempermudah pemahaman terhadap laporan ini, yaitu
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi pembahasan umum, maksud dan tujuan, metode
penelitian, ruang lingkup serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan penjelasan mengenai konsep dasar sistem dan peralatan
pendukung yang terdiri dari diagram arus data, normalisasi, dan kamus
data.
BAB III ANALISA SISTEM BERJALAN
Bab ini berisikan masalah umum, tinjauan organisasi, struktur organisasi,
tugas dan fungsi organisasi, prosedur sistem berjalan, diagram alir data,
spesifikasi sistem berjalan, bentuk dokumen masukan dan keluaran,
permasalahan pokok serta alternatif pemecahan masalah.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Sistem menurut Steven A. Moscove yaitu “suatu kesatuan (entity) yang
terdiri dari bagian-bagian (subsistem) yang saling berkaitan, dengan tujuan untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu”.
Sistem menurut Gordon B. Davis adalah “seperangkat unsur-unsur yang
terdiri dari manusia, alat-alat, prosedur dan konsep yang dihimpun untuk maksud dan
tujuan bersama”.
Menurut Raymon Mc. Leod Jr. “sistem adalah sekelompok elemen-elemen
yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan”.
Sedangkan Menurut Jerry Fith Gerald “sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.
Menurut Krismiaji, “sistem dapat didefenisikan sebagai serangkaian
komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan”.
Dalam definisi sistem menurut Mulyadi, “sistem adalah suatu jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan”.
Selain definisi diatas, terdapat dua kelompok pendekatan didalam
mendefinisikan sistem yaitu pendekatan sistem yang berorientasi terhadap prosedur
dan pendekatan sistem yang berorientasi pada elemen atau komponennya.
Pendekatan sistem yang berorientasi terhadap prosedur merupakan suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling terintegrasi, berkumpul bersama-
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Prosedur itu sendiri menurut Mulyadi adalah “suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang”. Jadi sistem adalah serangkaian jaringan prosedur yang dibuat
menurut pola yang terpadu dan dikoordinasikan untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu
urutan kegiatan klerikal yang membentuk sistem. Sedangkan pendekatan sistem yang
berorientasi pada elemen atau komponen merupakan kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2.1.1 Karakteristik Sistem
a. Komponen Sistem ( Components )
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli
betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-
subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar
yang disebut supra sistem. misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan
suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat
disebut dengan supra sistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang
sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.
b. Batasan Sistem ( Boundary )
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem ( Environment )
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi bagi sistem tersebut, dengan demikian lingkungan luar
tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang
merugikan harus dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu
kelangsungan hidup dari sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem ( Interface )
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Bentuk keluaran dari suatu subsistem akan menjadi masukan untuk
subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung tersebut. Dengan
demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem ( Input )
Energi yang dimasukkan kedalam sistem disebut masukan sistem yang dapat
berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Sebagai
contoh didalam suatu unit sistem komputer. Program adalah maintenance
input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah
signal input untuk diolah menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem ( Output )
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Seperti
contoh sistem informasi, keluaran yang dihasilkan adalah informasi yang
mana informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem yang lainnya.
g. Pengolah Sistem ( Process )
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan merubah masukan
menjadi keluaran, sebagai contoh sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah
data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak
manajemen.
h. Sasaran Sistem ( Objective )
Yaitu segala sesuatu yang harus dicapai dalam pelaksanaan sebuah sistem.
Sasaran sangat menentukan kebutuhan akan masukan dan keluaran yg
diharapkan. Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem
tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau
tujuan yang telah direncanakan.
2.1.2 Klasifikasi Sistem
1. Sistem Abstrak
Sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik
misalnya sistem teologika (ketuhanan).
2. Sistem Fisik
Merupakan sistem yang ada secara fisik seperti sistem komputer, sistem
akuntansi dan sistem produksi.
3. Sistem Alamiah
Sistem yang terjadi melalui proses alam. Contohnya sistem matahari, sistem
luar angkasa dan sistem reproduksi.
4. Sistem Buatan Manusia
Sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin disebut human machine system. Misalnya
sistem informasi.
5. Sistem Tertentu (deterministic system)
Sistem beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi
bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem
dapat diramalkan. Contohnya sistem computer.
6. Sistem Tak Tentu (probabilistic system)
Sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilitas.
7. Sistem Tertutup (close system)
Sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya.
Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari
pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak
ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed
system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
8. Sistem Terbuka (open system)
Sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya
melalui arus sumber daya.
2.1.3 Sistem Terotomasi
Lebih spesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem terotomasi yang
merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berineraksi dengan kontrol oleh
satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam
masyarakat modern. Sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu ;
1. Perangkat keras, seperti CPU, disk, printer, tape.
2. Perangkat lunak, misalnya sistem operasi, sistem database, program
pengontrol komunikasi program aplikasi.
3. Personil, yaitu orang yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan,
mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung
sistem.
4. Data, merupakan suatu bentuk yang harus tersimpan dalam sistem selama
jangka waktu tertentu.
5. Prosedur, yaitu instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem.
Sistem terotomasi terbagi dalam sejumlah kategori :
1. Sistem On Line.
Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input pada area dimana
input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil
komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-
pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi
reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll.
2. Sistem Real Time
Sistem real time adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data,
pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima
dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on line adalah
satuan waktu yang digunakan. Sistem real time biasanya seperseratus atau
seperseribu detik sedangkan on line masih dalam skala detik atau bahkan
kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on line biasanya hanya
berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real time berinteraksi langsung
dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.
3. Sistem Pendukung Keputusan (Decision support system) dan Sistem
Perencanaan Strategis (strategic planning system).
Sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para
manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan
organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem
akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket
pemasaran, dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi
juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan menampilkan
informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan
konvensional.
4. Sistem Berbasis Ilmu Pengetahuan (Knowledge Based System)
Program komputer yang dibuat mendekati kemampuan dan pengetahuan
seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak
khusus seperti LISP dan PROLOG.
2.1.4 Pelaku Sistem
1. Pemakai
Pada umumnya ada tiga jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan
eksekutif.
2. Manajemen
Umumnya terdiri dari tiga jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang
bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen
sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen
umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung
pengambilan keputusan.
3. Pemeriksa
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi
dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan
perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya
berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak
perusahaan sejenis.
4. Penganalisa sistem
Fungsi dari analis sistem antara lain sebagai berikut:
a. Arkeolog ,yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama
berjalan,
b. bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut
sistem lama.
c. Inovator, yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka
wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
d. Mediator, yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level,
antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku
sistem yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan cara
pandang yang sama.
e. Pimpinan proyek. Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih
berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat
penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu
pekerjaan sebelum yang lain bekerja, adalah hal yang wajar jika
penanggung jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem.
5. Pendesain Sistem
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan
pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian
ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan
oleh programmer.
6. Programmer
Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari
Pendesain.
7. Personel Pengoperasian
Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan
keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan
backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak
besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.
2.1.5 Daur Hidup Sistem
Siklus hidup sistem (system life cycle) adalah proses evolusioner yang diikuti
dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup
sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan
sistem, karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara
top down. Siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem.
Pembangunan sistem hanyalah salah satu dari rangkaian daur hidup suatu
sistem. Meskipun demikian proses ini merupakan aspek yang sangat penting. Di
samping itu terdapat beberapa fase/tahapan dari daur hidup suatu sistem, antara lain :
a. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problem yang
harus dapat dikenali sebagaimana adanya. Kebutuhan dapat terjadi sebagai
hasil perkembangan dari organisasi dan volume yang mengikat melebihi
kapasitas dari sistem yang ada.
b. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa
kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
c. Pemasangan Sistem
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting pula dalam daur hidup
sistem, dimana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional
terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan langkah akhir
dari suatu pembangunan sistem.
d. Pengoperasian Sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan
organisasi-organisasi yang ditunjang dengan sistem informasi tadi akan selalu
mengalami perubahan-perubahan dan itu dapat disebabkan oleh pertumbuhan
kegiatan bisnis, perubahan aturan dan kebijaksanaan ataupun kemajuan
teknologi. Untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut, maka sistem harus
diperbaharui.
e. Sistem menjadi usang
Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis, sehingga tidak dapat
diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem yang
berjalan. Tibalah saatnya dimana secara ekonomis dan teknis sistem yang ada
sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu
dibangun untuk menggantikannya.
2.2 Peralatan Pendukung ( Tools System )
Pada penulisan Laporan Kerja Praktek (KKP) ini penulis juga menggunakan
peralatan pendukung dalam mendeskripsikan sistem yang sedang berjalan, yaitu
Diagram Arus Data ( DAD ), dan Kamus Data.
2.2.1 Diagram Alir Data ( DAD )
Diagram alir data merupakan rangkaian simbol-simbol yang mengatur suatu
prosedur yang menunjukkan arus data atau dokumen pada suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut tersimpan.
Fungsi dari DAD yaitu :
1. DAD membantu para analis sitem meringkas informasi tentang sistem,
mengetahui hubungan antar sub-sub sistem, membantu perkembangan
aplikasi secara efektif.
2. DAD berfungsi sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis
sistem.
3. DAD dapat menggambarkan sejumlah batasan otomasi untuk pengembangan
alternatif sistem fisik.
Ada beberapa simbol yang digunakan dalam DFD yang merupakan
karakteristik dari suatu sistem, yaitu :
1. Terminator (External Entity)
Gambar II.1 Terminator
Terminator disimbolkan dalam bentuk persegi panjang, yang mewakili entity
luar dimana sistem berkomunikasi. Biasanya notasi ini melambangkan orang
atau kelompok orang misalnya organisasi diluar sistem, grup, departemen,
perusahaan pemerintah, dan berada di luar kontrol sistem yang dimodelkan.
Pada sejumlah kasus dapat merupakan sistem lain.
2. Proses
Gambar II.2 Proses
Proses disimbolkan dalam bentuk lingkaran. Melambangkan suatu proses dari
data yang dimasukkan ke dalam sistem yang mengubah input menjadi output.
Pemberian nama pada proses dengan menggunakan kata kerja transistif
(membutuhkan objek).
3. Penyimpanan Data (Data Store)
Gambar II.3 Data Store
Data store disimbolkan dengan garis sejajar, yang digunakan untuk
memodelkan kumpulan data atau paket data. Data store dapat berupa file atau
database yang tersimpan dlm disket, hard disk, dll.
4. Alur Data (Data Flow)
Gambar II.4 Alur Data
Data Flow disimbolkan dengan tanda anak panah, alur ini mengalir diantara
proses, data store, dan terminator. Alur data menunjukkan arus data yang
dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil proses sistem.
Diagram Alur Data (DAD) mempunyai beberapa tingkatan (levelisasi) yaitu :
1. Diagram Konteks
Diagram konteks dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang
akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut menggambarkan sistem
secara global dari keseluruhan sistem yang ada.
2. Diagram Nol
Diagram nol dibuat untuk menggambarkan tahapan-tahapan proses yang ada
didalam diagram konteks yaitu penjabaran secara rinci
.
3. Diagram Detail
Diagram detail ini dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih detail
dan terperinci lagi dari tahapan-tahapan yang ada didalam diagram nol.
Dalam membuat Diagram Arus Data terdapat peraturan yang harus diikuti,
diantaranya :
1. Setiap external entity tidak boleh dihubungkan secara langsung dengan
external entity lainnya.
2. Tidak boleh menghubungkan data storage secara langsung dengan
data storage lainnya.
3. Dalam Diagram Arus Data tidak boleh menghubungkan data storage
dengan external entity secara langsung.
4. Setiap proses harus ada data yang masuk dan keluar.
2.2.2 Kamus Data ( Data Dictionary )
Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi
yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai
pengertian yang sama tentang input, output, dan komponen data store. Kamus data
atau data dictionary dapat juga disebut dengan istilah system data dictionary adalah
suatu data katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu
sistem informasi.
Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data
yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan
dengan lengkap dan terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap
analisis dan perancangan suatu sistem.
Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan
analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang
masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu,
pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input,
laporan dan database.
Pembentukan kamus data didasarkan atas alur data yang terdapat pada DAD.
Alur data pada DAD ini bersifat global, dalam arti hanya menunjukan nama alur
datanya tanpa menunjukan struktur dari alur data itu. Untuk menunjukan struktur dari
alur data secara terinci maka dibentuklah kamus data yang didasarkan pada alur data
di dalam DAD. Kamus data atau data dictionary harus dapat mencerminkan
keterangan yang jelas tentang data yang dicatatnya.
Untuk maksud keperluan ini, maka kamus data memuat hal-hal sebagai
berikut :
1. Arus Data
Arus data menunjukkan darimana data mengalir dan kemana data akan
menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya
memudahkan mencari arus data didalam DAD.
2. Nama Arus Data
Karena arus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DAD, maka
nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka yang
membaca DAD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus
data tertentu di DAD dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus
data.
3. Bentuk Data
Telah diketahui bahwa arus data dapat mengalir dari suatu proses ke proses
lainnya. Data yang mengalir ini biasanya dalam bentuk laporan serta dokumen
hasil cetakan komputer. Dengan demikian bentuk dari data yang mengalir
dapat berupa dokumen dasar atau formulir, dokumen hasil cetakan komputer,
laporan tercetak, tampilan layar di monitor, variabel, parameter dan field-
field. Bentuk data seperti ini perlu dicatat di kamus data.
4. Struktur Data
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat pada kamus data yang
terdiri dari item-item atau elemen-elemen data.
5. Alias
Alias atau nama lain dari data yang harus dituliskan karena data yang sama
mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen yang satu
dengan yang lainnya.
6. Volume
Volume yang perlu dicatat di dalam kamus data adalah tentang volume rata-
rata dan volume puncak dari arus data. Volume rata-rata menunjukkan
banyaknya arus data yang mengalir dalam suatu periode tertentu. Sedangkan
volume puncak menunjukkan volume terbanyak.
7. Periode
Periode perlu dicatat di dalam kamus data, karena menunjukkan kapan
terjadinya arus data ini. Periode dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kapan input data harus dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program
harus dilakukan dan kapan laporan-laporan harus dihasilkan.
8. Penjelasan
Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di
kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi keterangan-keterangan
tentang arus data tersebut.
Di dalam kamus data terdapat beberapa notasi yang dapat digunakan sebagai
penjelasan informasi-informasi tambahan yaitu :
1. Notasi Tipe Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi format masukan dan keluaran
suatu data
Tabel II.1 Notasi Tipe Data
NOTASI KETERANGAN
X Setiap karakter
9 Angka numerik
A Karakter alphabet
Z Angka nol ditampilkan sebagai spasi kosong
. Titik, sebagai pemisah ribuan
, Koma, sebagai pemisah pecahan
~ Hypen, sebagai tanda penghubung
/ Slash, sebagai tanda pembagi
2. Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesifikasi elemen data.
Tabel II.2 Notasi Struktur Data
NOTASI KETERANGAN
= Terdiri dari
+ And (dan)
( ) Pilihan (Ya atau Tidak)
{ } Iterasi/Pengulangan Proses
[ ]Pilih salah satu pilihan
Pemisah pilihan di dalam tanda [ ]
* Keterangan atau catatan
@ Petunjuk (Key Field)
BAB III
ANALISA SISTEM BERJALAN
3.1 Penjualan Konsinyasi
Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang
menyarankan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamat, sedang
pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut konsinyi atau komisioner.
Adapun pengertian penjualan menurut Hadori Yunus Harnanto adalah “konsinyasi
merupakan suatu perjanjian dimana pihak yang memiliki barang menyerahkan
sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi”.
Pada dasarnya semua penjualan konsinyasi tersebut mengandung unsur
perjanjian, pemilik barang, pihak yang dititipi barang, barang yang dititipkan,
penjualan dan komisi. Mengabaikan salah satu unsur tersebut akan membuat transaksi
tidak dapat disebut penjualan konsinyasi, oleh karena itu seluruh unsur tersebut harus
ada pada saat penjualan konsinyasi.
3.1.1 Karakteristik Konsinyasi
1. Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh
pengamanat, sedangkan barang-barang konsinyasi tidak boleh
diperhitungkan sebagai persediaan oleh komisioner.
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak mengakibatkan timbulnya pendapatan
dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui pendapatan, baik
bagi pengamanat maupun komisioner, sampai dengan saat barang dapat
dijual kepada pihak ketiga.
3. Pihak pengamanat sebagai pemilik, tetap bertanggung jawab terhadap semua
biaya yang berhubungan dgn barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai
dengan komisioner berjasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga,
kecuali ada perjanjian lain.
4. Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban untuk
menjaga keamanan keselamatan barang komisi yang diterimanya.
3.1.2 Alasan Pengamat Untuk Mengadakan Perjanjian Konsinyasi
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran
yang dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor.
2. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan oleh pengamanat.
3. Pengamanat mungkin ingin mendapatkan penjual khusus.
4. Pengamanat dapat mengontrol harga eceran barang-barang yang
bersangkutan.
3.1.3 Alasan Komisioner Menerima Perjanjian Konsinyasi
1. Komisoner dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan
barangnya atau keharusan menjual dengan rugi .
2. Menghindarkan resiko kerusakan barang dan adanya fluktuasi harga.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi.
3.1.4 Hak dan Kewajiban Komisioner
Hak Komisioner antara lain :
1. Berhak mendapatkan komisi dan penggantian biaya yang dikeluarkan
untuk menjual barang titipan tersebut sesuai dengan jumlah yang diatur dlm
perjanjian antara ke dua belah pihak.
2. Diberikan hak untuk memberikan jaminan terhadap kualitas barang
yang dijual.
3. Berhak untuk memberikan syarat-syarat pembayaran kepada
langganan.
Kewajiban Komisioner antara lain :
1. Melindungi keamanan dan keselamatan barang-barang yang diterima
dari pihak pengamanat.
2. Mematuhi dan berusaha untuk menjual barang-barang pengamanat
sesuai ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
3. Mengelola secara terpisah (fisik atau administrasi) terhadap barang
milik pengamanat.
4. Membuat laporan secara periodik tentang barang yang diterima, dijual
dan barang yang masih dalam persediaan.
3.1.5 Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi
Dalam prinsipnya pendapatan pada konsinyasi diakui saat penjualan terhadap
barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika
konsinyor membutuhkan laporan penjualan atau rugi atas penjualan barang-barang
konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan terpisah dari transaksi
penjualan reguler.
Sedangkan untuk metode administrasi barang dagangan, terdapat dua
alternatif, yaitu metode perpektual dan fisik. Apabila transaksi konsinyasi dicatat
secara terpisah dari transaksi lain, maka metode apapun yang dipakai, pihak
konsinyor harus menyelenggarakan rekening “barang-barang konsinyasi”. Apabila
transaksi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi lain, maka pengiriman barang-
barang konsinyasi dicatat dalam “memorandum”.
Untuk setiap perjanjian dalam transaksi konsinyasi rekening barang-barang
yang dititipkan pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening barang-barang
konsinyasi yang merupakan persediaan bagi konsinyor. Rekening tersebut dibuat
sebagai rekening kontrol untuk tiap-tiap konsinyi atau satu rekening kontra dibuat
untuk transaksi konsinyasi dengan semua konsinyi. Apabila konsinyor memerlukan
rekening pembantu maka diselenggarakan rekening pembantu untuk tiap-tiap
konsinyi. Apabila pihak konsinyor menghendaki laba atas penjualan konsinyasi harus
ditetapkan tersendiri, maka rekening barang-barang konsinyasi untuk masing-masing
konsinyi dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada konsinyi dan semua
biaya yang berkaitan dengan konsinyasi. Jika penjualan telah dilakukan oleh konsinyi
maka rekening ini dikredit. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi akhirnya
dipindah bukukan dari perkiraan laba atau rugi konsinyasi ke perkiraan laba rugi
biaya yang mengikhtisarkan hasil netto dari semua aktifitas. Sedangkan apabila pihak
konsinyor menghendaki transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi biasa
lainnya dan laba rugi usaha juga harga dihitung. Maka pendapatan dan biaya
penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan yang mengikhtisarkan kegiatan
usaha bersama.
3.2 Tinjauan Perusahaan
Scissors Apparel yang beralamat di Jl.Pelabuan II No.13, Sindangsari,
Sukabumi, 43167 merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan
penjualan produk fesyen dan asesorisnya. Target pasar Scissors Apparel adalah tujuh
puluh persen laki-laki dan tiga puluh persen perempuan. Kisaran umur segmentasi
pasarnya adalah dari umur sepuluh tahun sampai dua puluh lima tahun. Sistem
Penjualan yang berlaku di Scissors Apparel adalah sistem penjualan langsung direct
selling) dan sistem penjualan konsinyasi yaitu, produk dititip edar ke outlet atau
distro (distribution store) tertentu yang nantinya setiap periode akuntansi, perusahan
mendapatkan laporan penjualan dari distro yang bersangkutan. Scissors Apparel
sendiri memiliki distro bernama “Blackhouse” yang beralamat di Jl. Baldes No.13,
Sukabumi, 43111.
Selain di Blackhouse, Scissors Apparel melakukan konsinyasi dibeberapa
distro di pulau Jawa. Seperti di distro “Mignon” (Cibadak, Sukabumi), “Harmony”
(Cianjur), “Premium Nation” (Jakarta) dan “Vocuz Absolute” (Bandung).
Sebagai strategi promosi, Scissors Apparel menggunakan artis, dalam hal ini
musisi atau band sebagai media promosi, yang dikenal dengan nama Artist
Endorsement. Artis yang bersangkutan melakukan perjanjian dengan Scissors
Apparel untuk menggunakan produknya dalam suatu acara (event) publik dan dalam
sesi foto yang berkaitan dengan media massa.
3.2.1 Sejarah Perusahaan
Scissors Apparel berdiri sekitar tahun 2002. Pendirinya yaitu Agus Juan
Irawanda, S.Sn yang menjadi pemilik perusahaan hingga sekarang ini. Perusahaan ini
berawal dari sebuah idealisme memperkuat eksistensi sebuah komunitas, yang
diturunkan dalam bentuk gaya berpakaian serta meningkatnya kebutuhan manusia
akan kebutuhan sandang dan berkembangnya zaman yang selalu ingin tampil trendy
menjadikan banyak orang sekarang ingin selalu tampil sesuai trend saat ini, terutama
pada kalangan remaja. Dengan berbekal modal seadanya, ditambah dengan hubungan
pertemanan dan sedikit kemampuan untuk membuat dan memasarkan produk sendiri,
Scissors Apparel menawarkan desain-desain yang menarik dan umumnya tidak
memproduksi dalam jumlah massal.
Pada awalnya dengan kemampuan distribusi yang masih sedikit, produk-
produk yang dihasilkan dan didistibusikanpun masih terbatas dan itupun masih dijual
secara perorangan (hand to hand). Lalu seiring dengan berjalannya waktu dan
ketekunan sang pemilik akhirnya Scissors Apparel pun mengalami kemajuan dan
hingga saat ini Scissors Apparel sudah mempunyai showroom produknya sendiri dan
sudah mempunyai beberapa orang karyawan.
3.2.2 Struktur Organisasi dan Fungsi
Seperti halnya organisasi yang lain, Scissors Apparel juga mempunyai
struktur organisasi beserta fungsinya, karena pengorganisasian itu sendiri mempunyai
arti adanya suatu penetapan struktur peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan bagian-bagiannya,
pendelegasian wewenang untuk menjalankannya, pengkoordinasian hubungan
wewenang dan informasi baik horizontal maupun vertikal serta bila ingin peran
organisasi itu berarti bagi orang lain, maka harus ada tujuan yang bisa dibuktikan,
konsep yang jelas dari batas kewajiban atau aktivitas yang terlibat, batas-batas untuk
menentukan kebijaksanaan yang dimengerti atau wewenang, dan harus disediakan
informasi serta alat lain sebagai sumber-sumber yang penting bagi hasil kerja dalam
suatu peran.
Adapun struktur organisasi pada Scissors Apparel adalah sebagai berikut :
Gambar III.1 Struktur Organisasi Scissors Apparel
Sesuai dengan struktur organisasi Scissors Apparel yang disusun, maka setiap
bagan mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri demi lancarnya kinerja di
perusahaan tersebut. Tugas-tersebut diantaranya:
a. Owner
Orang yang memiliki perusahaan Scissors Apparel, secara teknis owner
sebagai direktur utama perusahaan tersebut.
b. Finance
Orang yang bertanggung jawab mengenai hal-hal administrasi keuangan yang
terjadi di Scissors Apparel, khususnya dalam mengatur keuangan pada
kegiatan produksi dan dalam sistem penggajian karyawan.
c. Supervisor
Orang yang bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan sehari-hari dan
membawahi beberapa posisi yang berkaitan dengan kegiatan produksi, desain
produk dan administrasi kantor.
d. Product Designer
Orang yang bertanggung jawab mengenai desain-desai produk yang dibuat di
Scissors Apparel, termasuk inovasi-inovasi terbaru mengenai produk tersebut.
e. Production
Orang yang bertanggung jawab mengenai kegiatan produksi yang dihasilkan
oleh Scissors Apparel, termasuk mengatur sumber daya yang ada.
f. Quality Control
Orang yang bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan
Scissors Apparel. Termasuk bertugas dalam proses packaging produk.
g. Merchandise Inventory
Orang yang bertanggung jawab terhadap traffic (lalu lintas) produk Scissors
Apparel. Berkaitan dengan pendataan produk masuk dari tempat produksi ke
gudang, produk keluar dari gudang ke pihak pembeli atau pihak komisioner
dan produk yang digunakan untuk kepentingan promosi perrusahaan.
h. Helper
Orang yang membantu semua kegiatan perusahaan sesuai dengan intruksi
yang diberikan dari atasan, atau bisa juga disebut pembantu umum.
3.3 Prosedur Sistem Berjalan
Berikut ini penulis jelaskan mengenai prosedur sistem berjalan pada sistem
penjualan secara konsinyasi di Scissors Apparel. Sistem berjalan tersebut terdiri atas :
1. Prosedur Persiapan Barang
Pada proses ini produk yang akan dikirimkan ke pihak komisioner disiapkan.
Produk dikeluarkan dari gudang dan dibuatkan surat keluar barang (SKB)
oleh Merchandise Inventory kepada Helper untuk dicek ulang sebelum
dikirim kepada pihak komisioner.
2. Prosedur Pengiriman Barang
Di proses ini Merchandise Inventory membuat Faktur Pengiriman Barang
yang akan diberikan beserta produk. Untuk distro di luar kota Sukabumi,
produk dikirim menggunakan jasa perusahaan pengirimman barang, jadi
konfirmasi penerimaan barang ke pihak komisioner dilakukan melalui
hubungan komunikasi telepon. Sedangkan untuk distro dalam kota Sukabumi,
produk titipan dikirim langsung dan pihak Scissors Apparel menerima tanda
terima dari pihak komisioner.
3. Prosedur Pembuatan Laporan
Setelah produk sampai ke tangan komisioner dan telah menerima konfirmasi
atau tanda terima barang dari pihak komisioner, Merchandise Inventory
membuat laporan pengiriman barang konsinyasi yang kemudian dilaporkan
kepada Supervisor. Setiap awal periode Merchandise Inventory menerima
laporan penjualan dari setiap distro. Dari laporan tersebut, Merchandise
Inventory membuat laporan penjualan barang konsinyasi untuk diberikan
kepada Supervisor.
3.4 Diagram Alir Data ( DAD )
Gambar III.2 Diagram Konteks Sistem Berjalan
Gambar III.3 Diagram Nol Sistem Berjalan
Gambar III.4 Diagram Detail 1.0 Sistem Berjalan
Gambar III.5 Diagram Detail 2.0 Sistem Berjalan
Gambar III.6 Diagram Detail 3.0 Sistem Berjalan
3.5 Kamus Data
Kamus data adalah suatu aplikasi khusus dari jenis kamus-kamus yang
digunakan sebagai referensi kehidupan sehari-hari. Fungsi kamus data sebagai suatu
katalog yang menjelaskan lebih detail tentang DFD yang mencakup proses, data flow
dan data store.
Adapun kamus data sistem berjalan pada sistem penjualan secara konsinyasi
Scissors Apparel adalah sebgai berikut :
a. Kamus Data Dokumen Masukan
1. Surat Keluar Barang (SKB)
Nama Arus Data : Surat Keluar Barang
Alias : SKB
Bentuk Data : Dokumen Manual
Arus Data :
Penjelasan : Sebagai bukti barang keluar dari gudang
Periode : Pada saat barang keluar dari gudang
Volume : Rata-rata 3 kali
Struktur Data : Header + Isi
Header = No_SKB + Tanggal + Tujuan
No_SKB *Terdiri dari 10 digit*
Tanggal = Tanggal + Bulan + Tahun
Isi = No + Item + Code + Qty + Price + Subtotal +
Total.
b. Kamus Data Dokumen Keluaran
1. Faktur Pengiriman
Nama Arus Data : Faktur Pengiriman
Alias : -
Bentuk Data : Dokumen Manual
Arus Data :
Penjelasan : Bukti pengiriman barang
Periode : Terjadi pada saat barang dikirim ke pihak
komisioner
Volume : Rata-rata 10 kali per bulan
Struktur Data : Header + Isi
Header = No_Faktur + Customer + Pengiriman
No_Faktur *Terdiri dari 10 digit*
Pengiriman = Tanggal + Bulan + Tahun
Isi = No + Item + Code + Qty + Price + Subtotal +
Total.
2. Laporan Pengiriman Konsinyasi
Nama Arus Data : Laporan Pengiriman Konsinyasi
Alias : -
Bentuk Data : Dokumen Manual
Arus Data :
Penjelasan : Laporan pengiriman barang konsinyasi
Periode : Setiap akhir periode akuntansi
Volume : 1 kali per bulan
Struktur Data : Isi
Isi = Tgl + No_Faktur + Customer + Sum_Kons +
Total.
No_Faktur *Terdiri dari 10 digit*
Tgl = Tanngal + Bulan + Tahun
3. Laporan Penjualan Konsinyasi
Nama Arus Data : Laporan Penjualan Konsinyasi
Alias : -
Bentuk Data : Dokumen Manual
Arus Data :
Penjelasan : Laporan penjualan barang konsinyasi
Periode : Setiap awal periode akuntansi
Volume : 1 kali per bulan
Struktur Data : Header + Isi
Header : Customer + Periode
Isi = Tgl + No_Faktur + Customer + Sum_Kons +
Total.
No_Faktur *Terdiri dari 10 digit*
Periode = Bulan + Tahun
Isi = Kode + In + Harga + Out + Retur + Stock + Sold
+ Total + Pot_Kons + Net_Sales.
3.6 Spesifikasi Sistem Berjalan
Spesifikasi sistem berjalan adalah serangkaian dari proses-proses yang akan
digunakan dalam sistem berjalan yang memerlukan dokumen input untuk mendukung
terhadap jalannya proses yang akan menghasilkan output. Spesifikasi sistem
penjualan secara konsinyasi pada Scissors Apparel adalah :
3.6.1 Spesifikasi Dokumen Masukan
Dokumen masukan atau dokumen input adalah segala bentuk masukan yang
berupa dokumen dan diolah dalam proses sehingga dapat menghasilkan suatu
keluaran. Dokumen masukan dalam sistem penjualan secara konsinyasi pada Scissors
Apparel adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Surat Keluar Barang
Fungsi : Sebagai bukti barang keluar dari gudang
Sumber : Merchandise Inventory
Tujuan : Helper
Frekuensi : Terjadi pada saat pendaftaran
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Format : Lampiran A-1
3.6.2 Spesifikasi Dokumen Keluaran
Dokumen keluaran merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan data yang
keluar. Bentuk dokumen keluaran dalam sistem penjualan secara konsinyasi pada
Scissors Apparel adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Faktur Pengiriman Konsinyasi
Fungsi : Sebagai bukti pengiriman barang
Sumber : Merchandise Inventory
Tujuan : Komisioner
Frekuensi : Terjadi pada saat pengiriman barang
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Format : Lampiran B-1
2. Nama Dokumen : Laporan Pengiriman Barang
Fungsi : Sebagai laporan pengiriman barang
Sumber : Merchandise Inventory
Tujuan : Supervisor
Frekuensi : Terjadi pada akhir periode akuntansi
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Format : Lampiran B-2
3. Nama Dokumen : Laporan Penjualan Konsinyasi
Fungsi : Sebagai laporan penjualan barang konsinyasi
Sumber : Merchandise Inventory
Tujuan : Supervisor
Frekuensi : Terjadi pada awal periode akuntansi
Media : Kertas
Jumlah : 1 Lembar
Format : Lampiran B-2
3.7 Permasalahan Pokok
Setelah mengamati dan mempelajari sistem berjalan pada Scissors Apparel,
penulis mencoba memberikan analisa terhadap prosedur penjualan barang secara
konsinyasi. Dalam hal ini penulis mencoba menguraikan permasalahan yang ada pada
Scissors Apparel tentang sistem yang berjalan yang pengelolaan datanya masih
dilakukan secara manual, sehingga sering menimbulkan kerumitan dalam proses data
entry dan pembuatan laporan karena dokumen input berkaitan dengan semua
dokumen output yang berkaitan dengan sistem penjualan secara konsinyasi.
3.8 Alternatif Pemecahan Masalah
Penulis mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan
melakukan komputerisasi dalam sistem penjualan secara konsinyasi pada Scissors
Apparel sehingga akan mempercepat dalam proses pengolahan data. Ada beberapa
kelebihan dan keuntungan sistem komputerisasi antara lain :
1. Dapat mempercepat dalam pengolahan data sehingga dapat meningkatkan
produktifitas dan efektifitas kerja.
2. Dapat menghindari kesalahan-kesalahan kecil pada proses pengolahan data
sehingga keakuratan informasi dapat terjaga.
3. Dalam pencarian data melalui sistem komputerisasi akan lebih cepat tanpa
harus menunggu lama sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
4. Pekerjaan akan menghasilkan laporan yang cepat dan akurat.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan serta alternatif permasalahan
yang telah diuraikan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada sistem informasi akuntansi pada Scissors Apparel, khususnya dalam
sistem penjualan secara konsinyasi pengolahan data masih dilakukan secara
manual sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengolahan data
dan terdapat kerangkapan data (Redudancy).
2. Sistem komputerisasi yang diusulkan diharapkan dapat diterapkan untuk
mendapatkan pengolahan data yang lebih cepat, efisien, dan akurat.
3. Sistem komputerisasi yang diusulkan diharapkan dapat memberikan informasi
bagi kepentingan manajemen dalam rangka mengambil keputusan.
4.2 Saran-saran
Agar sistem pada Scissors Apparel dapat berjalan dengan baik maka penulis
mencoba memberikan saran sebagai berikut :
1. Setiap orang yang terlibat dalam sistem hendaknya memperhatikan sistem
yang berjalan sehingga setiap kerusakan pada sistem dapat diketahui secara
pasti.
2. Suatu sistem akan berjalan baik jika didukung oleh aspek teknis seperti
perangkat lunak, perangkat keras, dan manusia yang mengoperasikannya serta
aspek non teknis yaitu dukungan dari luar.
3. Perlunya diadakan peninjauan sistem berjalan pada setiap waktu yang telah
ditetapkan.
4. Mengingat pentingnya data-data yang disimpan dalam file, maka diperlukan
suatu back up atau file cadangan dalam mengantisipasi apabila ada file yang
hilang atau rusak.
5. Perubahan pada sistem hendaknya dilakukan dan bila perlu perbaikan pada
sistem berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto, HM. Akt. MBA. Ph.D. 1999. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Cetakan kedua. Buku ke-2. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Kusnadi, Yahdi. 1998. Perancangan Sistem Informasi. Penerbit Bina Sarana Informatika. Jakarta
Sutabri, Tata. 1997. Analisa Sistem Informasi. Penerbit Bina Sarana Informatika. Jakarta.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Biodata Mahasiswa
NIM : 11076083
Nama Lengkap : Fajar Yanuar Saputra
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 03 Januari 1986
Alamat Lengkap : Jl.Pajajaran I, No.21 RT/RW : 09/04
Kec. Cisaat, Kab. Sukabumi, 43152
2. Riwayat Pendidikan Formal
a. SD Negeri Cisaat Kab. Sukabumi, Lulus Tahun 1994
b. SMP Negeri 1 Cisaat Kab. Sukabumi, Lulus Tahun 1997
c. SMK Negeri 3 Kota Sukabumi, Lulus Tahun 2003
Sukabumi, November 2009
Hormat Saya
Fajar Yanuar Saputra
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Biodata Mahasiswa
NIM : 11076083
Nama Lengkap : Fajar Yanuar Saputra
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 03 Januari 1986
Alamat Lengkap : Jl.Pajajaran I, No.21 RT/RW : 09/04
Kec. Cisaat, Kab. Sukabumi, 43152
2. Riwayat Pendidikan Formal
d. SD Negeri Cisaat Kab. Sukabumi, Lulus Tahun 1994
e. SMP Negeri 1 Cisaat Kab. Sukabumi, Lulus Tahun 1997
f. SMK Negeri 3 Kota Sukabumi, Lulus Tahun 2003
Sukabumi, November 2009
Hormat Saya
Fajar Yanuar Saputra