kkn ppm ugm 2017 laporan pelaksanaan ... - … fileedukasi profesi kesehatan dan tanggungjawabnya...
TRANSCRIPT
KKN PPM UGM 2017
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
KKN-PPM UGM 2017
UNIT 17T-JBR08
DESA TAMANJAYA, KEC. CIEMAS, KAB. SUKABUMI,
JAWA BARAT
Disusun oleh :
Kluster Medika
Durrotun Nafi’isah 14/362586/KG/09886
Maria Katarina R. 14/362842/FA/09998
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
KKN PPM UGM 2017
I. DAFTAR PROGRAM
NO. NAMA PROGRAM SASARAN
1. Penyuluhan dan Praktik Cuci Tangan Siswa SD Desa Tamanjaya
2. Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Warga Desa Tamanjaya
3. Pelatihan BLS (Basic Life Support) Siswa SD Desa Tamanjaya
4. Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut dan Praktik Sikat Gigi Siswa SD Desa Tamanjaya
5. Edukasi Profesi Kesehatan dan Tanggungjawabnya Siswa SD Desa Tamanjaya
6. Edukasi DAGUSIBU (Dapat Gunakan Simpan Buang) Warga Desa Tamanjaya
II. RINCIAN PROGRAM
1. Penyuluhan dan Praktik Cuci Tangan
Sasaran : Siswa SD Desa Tamanjaya
Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu Pelaksanaan Lokasi Kegiatan Sasaran Jumlah Peserta
1. 19 Juli 2017 MI Bantarpanjang Dusun
Ciseureuh
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
16 siswa
16 siswa
2. 20 Juli 2017 SD Bihbul Dusun Pasir Baru Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
16 siswa
22 siswa
3. 21 Juli 2017 SD Tamanjaya Dusun
Tamanajaya
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
31 siswa
36 siswa
Penyuluhan dan Praktik Cuci Tangan merupakan salah satu program dari kluster
medika tim KKN-PPM Desa Tamanjaya 2017 yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran siswa perihal sanitasi dan higienitas. Penyampaian materi dilakukan dengan
cara menampilkan slide powerpoint yang berisi antara lain;
1. Pengertian mencuci tangan
2. Waktu mencuci tangan
3. Mengapa harus mencuci tangan
4. Manfaat mencuci tangan
5. Cara mencuci tangan yang baik dan benar
Selain penyampaian materi, diajarkan pula Lagu Cuci Tangan yang berisi tahapan
cuci tangan untuk meningkatkan kepahaman siswa terkait materi tersebut dan juga
KKN PPM UGM 2017
games yang berhubungan dengan topik cuci tangan agar siswa lebih mudah
mengingat dan tidak bosan saat pelaksanaan kegiatan. Praktik cuci tangan dilakukan
setelah penyampaian materi, siswa diminta untuk mempraktikan cara mencuci tangan
yang baik dan benar sesuai dengan apa yang telah diajarkan saat berada di kelas,
praktik cuci tangan diselingi dengan menyanyikan lagu sehingga siswa dapat
mengingat tahapan cuci tangan yang tepat. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan
program ini adalah kurang layaknya fasilitas sekolah untuk menunjang penyampaian
materi dan adanya keterbatasan sumber air sehingga praktik cuci tangan kurang
maksimal, hal ini diatasi dengan meminta siswa membawa air dari rumah untuk
mengantisipasi jika sumber air di sekolah tidak dapat digunakan.
2. Sosialisasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Sasaran : Warga Desa Tamanjaya dan Siswa SD Desa Tamanjaya
Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu Pelaksanaan Lokasi Kegiatan Sasaran Jumlah Peserta
1. 2 Juli 2017 Dusun Ciseureuh Warga Dusun
Ciseureuh
41 orang
2. 14 Juli 2017 Dusun Pasir Baru Warga Dusun
Pasir Baru
30 orang
3. 28 Juli 2017 SD Cirambutan Dusun
Cigadok
Siswa Kelas II-
Kelas VI
48 siswa
Selama observasi dilakukan, diketahui bahwa hampir setiap warga Desa
Tamanjaya tidak memiliki tempat pembuangan yang layak sehingga pembuangan
dilakukan di sungai, atau di halaman rumah untuk selanjutnya di bakar. Sosialisasi
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) ditujukan untuk menginformasikan kepada
warga Desa Tamanjaya perihal pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat agar
tercipta kehidupan yang serupa. Sosialisasi PHBS dilakukan dengan penyampaian
materi kepada warga masyarakat melalui penayangan slide power point dan diskusi
bersama. Sosialisasi ini merupakan pengantar yang direalisasikan dengan
pembangunan TPS secara swadaya di beberapa area di Desa Tamanjaya. Selain itu
dilakukan pula follow up berupa edukasi pengelolaan sampah yang dilaksanakan di
KKN PPM UGM 2017
Sekolah Dasar tepatnya di SD Cirambutan Dusun Cigadok dengan mengajak siswa
membuat pot tanaman dari botol plastik bekas. Hambatan dalam pelaksanaan program
ini adalah sulitnya mengumpulkan warga dan menyesuaikan jadwal mengingat di
kedua dusun tidak ada suatu wadah dimana warga bisa berkumpul di satu tempat dan
satu waktu. Hal ini dapat diatasi dengan mengumumkan beberapa hari sebelum
kegiatan dilaksanakan dan meminta bantuan ke perangkat desa untuk memberikan
pengumuman kepada seluruh warga.
3. Pelatihan BLS (Basic Life Support)
Sasaran : Siswa SD Desa Tamanjaya
Pelaksanaan Kegiatan
No. Waktu Pelaksanaan Lokasi Kegiatan Sasaran Jumlah Peserta
1. 21 Juli 2017 SD Bihbul Dusun Pasir Baru Siswa Kelas IV
Siswa Kelas V
22 orang
22 orang
2. 27 Juli 2017 MI Bantarpanjang Dusun
Ciseureuh
Siswa Kelas IV
Siswa Kelas V
16 orang
22 orang
BLS (Basic Life Support) atau sering disebut Pertolongan Pertama merupakan
suatu tindakan awal untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami luka
atau cedera sebelum ditangani oleh tenaga kesehatan. Pelatihan BLS dirasa perlu
untuk diajarkan mengingat area Geopark Ciletuh merupakan area yang memiliki
kemungkinan terjadi bencana alam, dan pengetahuan untuk pertolongan pertama akan
sangat berguna pada keadaan darurat bencana dimana perlu dilakukan penyelamatan.
Program ini dilaksanakan di Sekolah dengan sasaran siswa kelas IV dan V dengan
harapan siswa SD tersebut dapat menjadi Kader Tim Penyelamat. Penyampaian
materi dilakukan dengan penayangan slide power point yang berisi materi tentang
pertolongan pertama yaitu 1) Isi Kotak P3K 2) Mimisan 3)Luka 4)Pingsan 5)Fraktur
(Patah Tulang), untuk meningkatkan kepahaman siswa dilakukan simulasi oleh
pemateri tentang cara-cara penanganan keadaan darurat. Selain itu, dilaksanakan pula
games edukasi berupa permainan ular tangga dimana di setiap kotak angka ada
tantangan yang diberikan, tantangan tersebut berupa perintah untuk melakukan
simulasi pertolongan pertama seperti yang sudah diajarkan. Selama pelaksanaan
program, siswa sangat antusias dan kooperatif untuk belajar tentang tata cara
KKN PPM UGM 2017
pertolongan pertama. Hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah menjaga
kondisi kelas kondusif karena jumlah siswa peserta cukup banyak dalam satu kelas,
hal ini diatasi dengan memberikan ice breaking berupa games dan lagu yang membuat
siswa semangat menerima materi.
4. Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut dan Praktik Sikat Gigi
Sasaran : Siswa SD Desa Tamanjaya
Pelaksanaan Program
No. Waktu Pelaksanaan Lokasi Kegiatan Sasaran Jumlah Peserta
1. 25 Juli 2017 SD Bihbul Dusun Pasir Baru
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
16 siswa
22 siswa
2. 25 Juli 2017 MI Bantarpanjang Dusun
Ciseureuh
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
16 siswa
16 siswa
3. 26 Juli 2017 SD Tamanjaya Dusun
Tamanajaya
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
31 siswa
36 siswa
Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut dan Praktik Sikat Gigi merupakan salah satu
program yang bertujuan untuk menunjang peningkatan kondisi kesehatan gigi &
mulut yang seringkali diabaikan. Sasaran utama dalam program ini adalah anak-anak
siswa Sekolah Dasar di Desa Tamanjaya, karena pada usia sekolah anak-anak rentan
mengalami berbagai penyakit dan kelainan gigi & mulut seperti karies (gigi
berlubang), gigi telat atau terlalu cepat tanggal, gigi tumbuh tidak posisi nya dan lain-
lain. Materi penyuluhan yang disampaikan tidak hanya sekedar menjabarkan tentang
pentingnya sikat gigi dan seruan untuk menyikat gigi tetapi juga menjelaskan
bagaimana cara menjaga kesehatan gigi & mulut, pengetahuan mengenai gigi geligi
dan games-games menyenangkan yang memacu daya ingat dan kerjasama antar
siswa. Hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah fasilitas di kedua sekolah
tersebut kurang mendukung dalam penyampaian materi yang menggunakan media
elektronik berupa Slide Power Point yang membutuhkan proyektor agar slide yang
ditayangkan dapat dilihat oleh semua peserta penyuluhan. Keterbatasan ketersediaan
air juga menjadi hambatan dalam pelaksanaan praktik sikat gigi, namun dapat diatasi
dengan mengatur penggunaan air sehingga tidak banyak air yang terbuang. Hambatan
KKN PPM UGM 2017
lain yaitu membuat siswa SD fokus pada materi yang diberikan dan tetap kondusif,
untuk itu penyampaian materi dilakukan dengan sederhana dan menarik, diikuti ice
breaking di sela kegiatan untuk mengurangi kebosanan dan lagu serta games-games
ringan yang berhubungan dengan topik sikat gigi agar siswa mampu mencerna materi
dengan baik dan dapat mengingat materi yang diberikan. Keingintahuan dan
ketertarikan peserta penyuluhan terhadap materi yang diberikan serta kerjasama pihak
Sekolah Dasar membuat pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik.
5. Edukasi Profesi Kesehatan dan Tanggung Jawabnya
Target : Siswa SD Desa Tamanjaya
Pelaksanaan program
No. Waktu Pelaksanaan Lokasi Kegiatan Sasaran Jumlah Peserta
1. 19 Juli 2017 MI Bantarpanjang Dusun
Ciseureuh Baru
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
16 siswa
16 siswa
2. 20 Juli 2017 SD Bihbul Dusun Pasir Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
16 siswa
22 siswa
3. 21 Juli 2017 SD Tamanjaya Dusun
Tamanajaya
Siswa Kelas III
Siswa Kelas IV
31 siswa
36 siswa
Selama observasi, tim KKN mendapatkan hanya terdapat satu Puskesmas di
desa Tamanjaya dan nyatanya masih sulit diakses oleh warga Dusun Ciseureuh dan
Pasir Baru. Selain itu, kurangnya tenaga kesehatan di Desa Tamanjaya menyebabkan
satu profesi kesehatan memegang banyak tanggung jawab, oleh karena itu perlu
adanya edukasi sedini mungkin tentang profesi kesehatan beserta tanggung jawabnya
demi tersampaikannya informasi tentang kesehatan dengan benar. Profesi kesehatan
yang dibahas adalah dokter, dokter gigi, perawat, ahli gizi, apoteker, dan bidan.
Edukasi sejak dini tentang profesi kesehatan juga dapat menjadi motivasi bagi anak-
anak untuk menempuh pendidikan lebih tinggi.
Target dari program ini adalah siswa SD kelas tiga dan empat dan dilaksanakan
bersama dengan penyuluhan dan praktik cuci tangan. Selain penyampaian materi
singkat, juga ada praktik melipat kertas untuk serbuk bagi (puyer) dan pengenalan
jenis-jenis obat untuk profesi apoteker. Hambatan dan tantangan yang dihadapi adalah
KKN PPM UGM 2017
masih banyak siswa yang belum paham tentang profesi kesehatan dan butuh motivasi
untuk meningkatkan semangat belajar, serta fokus siswa yang mudah terpecah.
6. Edukasi DAGUSIBU (Dapat Gunakan Simpan Buang)
Target : Masyarakat Desa Tamanjaya
Pelaksanaan program
No. Waktu Pelaksanaan Lokasi Kegiatan Sasaran Jumlah Peserta
1. 6 Juli 2017 Dusun Cigaok Masyarakat 30
2. 22 Juli 2017 Dusun Ciseureuh Masyarakat 42
DAGUSIBU adalah singkatan dari Dapatkan, Gunakan ,Simpan dan Buang .
DAGUSIBU merupakan langkah penggunaan obat yang tepat oleh konsumen.
Program ini dilaksanakan karena menurut observasi dari tim KKN PPM UGM 2017,
fasilitas kesehatan resmi (apotek) dan tenaga ahli obat yaitu apoteker berikut
pemberian informasi yang tepat terkait obat di Desa Tamanjaya masih sangat kurang.
Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih mengelola obat secara pribadi, oleh
karena itu perlu adanya edukasi mengenai pengelolaan obat secara pribadi.
Sebagai calon tenaga kesehatan yaitu calon apoteker, merupakan tanggung
jawab kami untuk menyelenggarakan program edukasi informasi obat bertema
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang). Tema ini sendiri merupakan
salah satu tema besar yang diangkat oleh IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) dalam
kampanye GKSO (Gerakan Keluarga Sadar Obat). Tujuannya adalah untuk menjamin
mutu dan keamanan obat yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.
GKSO (Gerakan Keluarga Sadar Obat) adalah program yang dicanangkan
oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang merupakan upaya bersama untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat melalui sosialisasi
“DAGUSIBU” (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) obat dengan benar. Hal ini
terkait fakta bahwa:
1. Obat merupakan sarana atau komoditi kesehatan yang dapat memberikan manfaat
apabila cara mendapatkan, cara menggunakan, cara menyimpan dan cara
membuangnya dilakukan dengan benar.
2. Masyarakat banyak yang belum memahami masalah terkait obat tersebut.
KKN PPM UGM 2017
3. Semua komponen bangsa, baik organisasi masyarakat, organisasi sosial,
organisasi profesi, dan juga masyarakat sendiri harus bersinergi untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat.
DAGUSIBU
a. DA (Dapatkan Obat Dengan Benar)
Membeli obat di tempat yang paling terjamin, yaitu di Apotek. Penyimpanan obat di
Apotek lebih terjamin sehingga obat sampai ke tangan pasien dalam kondisi baik
(keadaan fisik dan kandungan kimianya belum berubah). Penting bagi pasien untuk
memastikan Apotek yang dikunjungi memiliki ijin dan memiliki Apoteker yang siap
membantu pasien setiap saat.
b. GU (Gunakan Obat Dengan Benar)
Gunakan obat dengan benar. Penggunaan obat harus sesuai dengan aturan yang
tertera pada wadah atau etiket. Obat jenis antibiotik harus dikonsumsi sampai habis.
Pastikan Apoteker memberitahukan cara pemakaian obat yang diberikan dengan
jelas, khususnya untuk obat dengan sediaan yang tidak terlalu dikenal oleh
masyarakat umum.
c. SI (Simpan Obat Dengan Benar)
Supaya obat yang kita pakai tidak rusak maka kita perlu menyimpan obat dengan
benar, sesuai dengan petunjuk pemakaian yang ada di dalam kemasan. Kebanyakan
obat tidak boleh terpapar oleh sinar matahari secara langsung untuk itu obat perlu
disimpan di tempat yang tertutup dan kering. Selain itu jauhkan obat dari anak-anak
dengan menyimpannya di tempat yang sulit dijangkau oleh anak-anak.
d. BU (Buang Obat Dengan Benar)
Bila obat telah kadaluarsa atau rusak maka obat tidak boleh diminum, untuk itu obat
perlu dibuang. Obat jangan dibuang secara sembarangan, agar tidak disalahgunakan.
Obat dapat dibuang dengan terlebih dahulu dibuka kemasannya, direndam dalam air,
lalu dipendam didalam tanah
Program ini dilaksanakan di Dusun Cigaok dan Ciseureuh. Pelaksanaan di
Dusun Cigaok tanggal 6 Juli 2017 bertepatan dengan diadakannya kegiatan
pemeriksaan ibu hamil melalui Posyandu di salah satu rumah warga dan dihadiri oleh
30 warga. Sedangkan pelaksanaan di Dusun Ciseureuh tanggal 22 Juli 2017
dilakukan di salah satu rumah warga dan dihadiri oleh 42 warga. Penyampaian materi
KKN PPM UGM 2017
dengan presentasi dan melibatkan tenaga kesehatan (bidan) dari Puskesmas Desa
Tamanjaya serta warga Desa Tamanjaya. Menurut masyarakat, mereka belum pernah
mendapat informasi tentang pengelolaan obat sendiri sehingga penyampa ian
program ini merupakan hal baru yang mereka peroleh. Hambatan yang dihadapi
adalah ada antusiasme dan fokus warga yang berkurang selama penyampaian materi.
Tantangannya adalah menumbuhkan tingkat kesadaran warga akan pentingnya
kesehatan, selain itu juga dalam hal mengedukasi warga bahwa peran sebagai
apoteker sebagai tenaga ahli obat sangat penting dan keberadaannya harus memiliki
izin praktik yang jelas.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan hasil dari setiap kegiatan yang terlaksana didapatkan
beberapa kesimpulan:
a) Program-program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan
dapat memberikan manfaat positif bagi warga maupun lingkungan Desa
Tamanjaya. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses eksekusi tidak bisa
dihindari, melainkan dapat diminimalisasi dengan adanya kerja sama tim KKN
dengan para warga.
b) Secara keseluruhan antusiasme masyarakat dewasa masih kurang di beberapa
program, seperti kegiatan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, walau
demikian masih bisa berjalan dengan baik. Selain itu perlu dilakukan kegiatan
berkelanjutan agar apa yang telah dipelajari dapat tetap diterapkan meski program
KKN telah selesai.
c) Kegiatan yang menyasar pada segmen anak-anak dan remaja berhasil
dilaksanakan secara intensif, sehingga dapat menumbuhkan ikatan yang kuat dan
antusiasme yang tinggi. Hal tersebut memudahkan setiap kegiatan yang menyasar
pada anak-anak terlaksana dengan sangat lancar.
d) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan merupakan simbiosis mutualisme kepada
banyak pihak, terutama untuk para mahasiswa KKN dan seluruh warga Desa
Tamanjaya. Bagi masyarakat, adanya KKN menjadi sarana pembangunan
kesejahteraan masyarakat dan menjadi titik awal pembangunan infrastruktur di
Desa Tamanjaya, sedangkan bagi mahasiswa menjadi pengalaman yang sangat
berharga dan sebagai sarana dalam mempraktekkan teori yang selama ini telah
KKN PPM UGM 2017
dipelajari di bangku kuliah. Dan yang paling penting, adanya KKN menjalin erat
tali silaturahmi antara mahasiswa dengan warga Desa Tamanjaya.
IV. SARAN
1. KKN dalam waktu 2 bulan pada bulan Ramadhan tidak terlalu efektif dan tidak cukup
untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama dikarenakan karena banyak
masyarakat yang enggan mengikuti program-program saat kondisi berpuasa. Hal
tersebut menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat untuk program-program
tertentu.
2. Masalah kesehatan di Desa Tamanjaya juga merupakan masalah yang perlu dikaji
lebih dalam mengingat sulitnya mengakses tempat pelayanan dan tenaga kesehatan.
Hal ini juga berkaitan dengan rendahnya infrastruktur di beberapa daerah sehingga
fasilitas kesehatan tidak terjangkau hingga pelosok daerah. Selain itu perlu diadakan
program-program khusus guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan.
KKN PPM UGM 2017
LAMPIRAN
1. Penyuluhan dan Praktik Cuci Tangan
Penyampaian materi
dengan tayangan slide
dan menyanyi lagu
“Cuci Tangan”
Pelaksanaan praktik
cuci tangan
2. Sosialisasi PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)
Penyampaian materi
PHBS kepada ibu-ibu
pengajian Dusun Pasir
Baru
KKN PPM UGM 2017
Proses pembangunan
TPS
Edukasi pemanfaatan
botol plastik sebagai pot
tanaman kepada siswa
SD Cirambutan
3. Pelatihan BLS (Basic Life Support)
Penyampaian materi
tentang Luka dalam
program pelatihan BLS
Simulasi Pingsan dalam
program Pelatihan BLS
KKN PPM UGM 2017
Permainan untuk
melatih kemampuan
siswa dalam melakukan
BLS
4. Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut dan Praktik Sikat Gigi
Penyampaian materi
kesehatan gigi & mulut
Penyampaian dan
simulasi sikat gigi
Pelaksanaan praktik
sikat gigi
5. Edukasi tentang Profesi Kesehatan dan Tanggungjawabnya
KKN PPM UGM 2017
Penyampaian materi
tentang profesi
kesehatan
Mencontohkan
pembuatan obat
6. Edukasi DAGUSIBU (Dapat Gunakan Simpan Buang)
Penyampaian materi
DAGUSIBU
bersamaan dengan
kegiatan POSYANDU
KKN PPM UGM 2017
Penyampaian materi
DAGUSIBU di Dusun
Ciseureuh