kk dampingan

Upload: naquib90

Post on 10-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kk damp

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    1/19

    BAB I

    GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

    1.1.

    Profil Keluarga Dampingan

    Keluarga dampingan merupakan salah satu program kerja pada Kuliah Kerja

    Nyata (KKN) yang wajib dilaksanakan oleh peserta KKN-PPM. Kegiatan ini

    bertujuan untuk meningkatkan taraf atau kesejahteraan hidup keluarga yang

    didampingi dengan mengedepankan pemberdayaan anggota keluarga. Mahasiswa

    diharapkan berpartisipasi sebagai inisiator dan motivator untuk

    mengoptimalisasikan potensi keluarga dampingan dalam mangatasi permasalahan

    yang ada. Strategi pendampingan keluarga memuat penerapan unsur-unsur

    keilmuan yang relevan dan aplikatif bagi keluarga dampingan.

    Untuk merealisasikan program KK dampingan KKN-PPM di Desa Satra,

    Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, dilakukan koordinasi dengan kepala

    desa dan kepala urusan terkait untuk memperoleh data keluarga pra sejahtera.

    Identitas keluarga dampingan dijabarkan sebagai berikut:

    Tabel 1. Identitas Anggota Keluarga Dampingan

    No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket

    1. I Made Gama Kawin 52 thn SDPetani

    Suami

    2. Ketut Sura Kawin 50 thn SD Petani Istri

    3. Wayan Rauh Kawin 24 thn SDBuruh

    bangunan

    Anak

    Perta

    ma

    4 NyomanWidiasih

    BelumKawin

    21thn SMA Pegawai Anakketiga

    5 Ketut SatriaBelum

    Kawin6 thn SD Pelajar

    Anak

    Keem

    pat

    Keluarga Made Gama merupakan keluarga pra sejahtera yang tercatat sebagai

    keluarga penerima jatah raskin setiap bulan. Pada awalnya, anggota keluarga

    Made Gama berjumlah lima orang, namun pada tahun 2006, anak pertama Bapak

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    2/19

    2

    Made Gama telah berstatus menikah dan tinggal di Denpasar. Anak ke 2 Bapak

    Made Gama meninggal pada umur 3 bulan. Anak ketiga bapak Made Gama

    tinggal bersama pamannya di Ubud untuk bekerja dan anak keempat bapak Made

    Gama tinggal dirumah di Desa Satra bersama bibinya. Bapak Made Gama

    sekarang hanya tinggal berdua bersama dengan istrinya.

    Lokasi rumah Bapak Made Gama berada di wilayah timur desa, tepatnya banjar

    Tanah Gambir. Rumah Bapak Made Gama berada di atas tanah seluas 2 are

    yang dikelilingi tembok pembatas dari dahan pohon. Halaman rumah masih

    berupa tanah. Secara fisik, rumah Bapak Made Gama tergolong sederhana dan

    layak huni. Terdapat tiga bangunan, meliputi: tempat ibadah, satu bangunan

    utama, dapur. Semua bangunan yang ada terlihat belum permanen (berdinding

    bambu dan berlantai tanah). Terkait kepemilikan, lahan rumah dan bangunan

    merupakan pondok di dekat perkebunan yang dikelolanya. Keluarga ini tidak

    memiliki kamar mandi dan sering mandi di kali.

    Denah rumah Bapak Made Gama digambarkan sebagai berikut.

    U

    Bapak Made Gama tidak memiliki lahan pertanian untuk digarap. Dia bekerja

    untuk mengurus kebun orang lain. Meskipun demikian, beberapa kebutuhan

    pokok keluarga telah dipenuhi dengan baik. Pakaian yang digunakan sebagaian

    besar merupakan pemberian dari sanak saudara. Untuk kebutuhan konsumsi

    5

    23

    1

    4

    Keterangan:

    1.

    Merajan

    2.

    Tempat tidur

    3.

    Dapur

    4.

    Kandang ayam

    5.

    Halaman

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    3/19

    3

    sehari-hari, keluarga Made Gama memperoleh jatah beras untuk keluarga miskin

    sebanyak 15 kg tiap bulannya, namun belakangan ini batuan tersebut tidak

    kunjung datang. Bahan bakar untuk keperluan memasak masih menggunakan

    kayu api. Sementara, untuk pemenuhan lauk pauk, keluarga Made Gama lebih

    sering mengonsumsi sayuran yang dipetik dari kebun yang dikelolanya. Jenis lauk

    pauk yang dikonsumsi sangat jarang berupa daging ataupun ikan. Perabotan

    rumah tangga tergolong layak dan cukup untuk menunjang aktivitas memasak.

    Kebutuhan vital seperti air, dipenuhi dengan memanfaatkan mata air, meskipun

    terkadang terpaksa membeli, karena volume air di mata air tidak konstan. Untuk

    memenuhi kebutuhan transportasi,bapak Made Gama hanya dapat berjalan kaki.

    1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

    1.2.1 Pendapatan Keluarga

    Pendapatan utama keluarga Bapak Made Gama berasal dari upah bekerja sebagai

    petani di ladang. Namun, penghasilan tersebut bersifat tidak tetap, tergantung dari

    permintaan jasa. Jumlah pendapatan bapak Made Gama dan istrinya adalah Rp

    40.000,00 per hari, dimana dalam kurun waktu satu bulan, total penghasilan yang

    diperoleh bekisar Rp. 600.000,00 Rp. 1.000.000,00. Untuk meningkatkan

    pendapatan keluarga, bapak Made Gama mencoba untuk membuat keranjang dari

    bambu,

    1.2.2 Pengeluaran Keluarga

    Pengaturan pendapatan untuk pengeluaran keluarga masih belum dilakukan

    dengan baik. Menurut bapak Made Gama, pengeluaran rutin memang jarang

    direncanakan dengan baik, sehingga ada kebutuhan penting yang tidak terpenuhi

    pada suatu waktu karena tidak memiliki uang sama sekali. Dilihat dari beberapa

    kebutuhan, pengeluaran bapak Made Gama diuraikan sebagai berikut:

    1. Kebutuhan sehari hari

    Pengeluaran untuk kebutuhan sehari hari seperti kebutuhan dapur (makan,

    minum, lauk pauk, sayur, dan lain-lain) berkisar antara Rp. 15.000,00 sampai

    Rp. 20.000,00 sehari. Setiap bulan keluarga Bapak Made Gama membayar Rp

    30.000,00 untuk memperoleh raskin.

    2. Kesehatan

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    4/19

    4

    Bapak Made Gama memiliki permasalahan kesehatan yang cukup mengganggu

    aktivitasnya, yaitu batuk lama disertai darah(curiga TBC). Pada saat gejalannya

    muncul, bapak Made Gama belum memperoleh pengobatan di puskesmas

    pembantu. Namun, pada suatu waktu, ada kondisi dimana Bapak Made Gama

    tidak mampu berobat karena masih mengikuti upacara ngaben. Tidak terdapat

    anggaran khusus untuk prihal kesehatan.

    3. Pendidikan

    Saat ini, anak kedua bapak Made Gama, Ketut Satria masih duduk di kelas VI

    SD. Ketut Satria dibebaskan dari kewajiban membayar SPP, sehingga

    pengeluaran rutin adalah untuk uang saku Rp 5000,00 per hari dan tabungan

    mingguan Rp. 2000,00.

    4. Kebutuhan lain

    Kebutuhan lain mencakup pembayaran listrik pra bayar, sekitar Rp 50.000,00

    per bulan dan kegiatan sosial keagamaan sejumlah Rp 10.000,00. Pengeluaran

    lain yang belum dapat dikontrol oleh Bapak Made Gama adalah membeli

    rokok, Rp. 20.000,00 tiap minggunya.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    5/19

    5

    BAB II

    IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

    2.1 Identifikasi Permasalahan Keluarga Dampingan

    Berdasarkan diskusi dengan anggota keluarga dampingan dan observasi, maka

    dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

    1. Eksistensi Penyakit yang Mengganggu Aktivitas

    Adanya gangguan fungsi tubuh memberikan dampak yang nyata bagi

    produktivitas. Bapak Made Gama sering mengeluhkan batuk disertai dahak

    berdarah, demam sumer sumer dan penurunan berat badan. Gejala ini sering

    kambuh dan sangat menggangu aktivitas Bapak Made Gama. Munculnya

    keluhan berulang- ulang didasari oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya

    pemahaman mengenai faktor risiko atas penyakit yang diderita serta belum

    memperoleh pengobatan yang tepat. Penatalaksanaan komprehensif sangat

    dibutuhkan dalam permasalahan ini.

    2. Perilaku yang Berisiko bagi Kesehatan Keluarga

    Selama ini, Bapak Made Gama merupakan seorang perokok. Kebiasaan

    merokok di depan anggota keluarga merupakan perilaku berisiko tinggi bagi

    kesehatan anggota keluarga lain. Paparan asap rokok secara gradual merupakan

    toksin bagi tubuh orang yang terpapar. Modifikasi perilaku merokok Bapak

    Made Gama merupakan sebuah urgensi untuk mencegah risiko yang

    ditimbulkan, baik untuk dirinya sendiri maupun anggota keluarga. Selain itu

    bapak Made Gama tidak memiliki kamar mandi dimana terjadi minimnya

    penggunaan jamban, dimana itu merupakan salah satu rantai penularan

    penyakit.

    3. Pemenuhan Bahan Makanan Pokok

    Dengan pendapatan yang sangat minim, pemenuhan kebutuhan makanan pokok

    masih merupakan permasalahan bagi keluarga Bapak Made Gama. Jatah beras

    miskin yang diperoleh setiap bulannya dikeluhkan tidak cukup untuk

    memenuhi konsumsi dalam satu bulan. Bapak Made Gama, terpaksa harus

    mengeluarkan pengeluaran untuk membeli beras. Selama ini, memang belum

    ada pemanfaatan sumber karbohidrat lain, seperti ubi dan jagung untuk

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    6/19

    6

    dikonsumsi bersama nasi. Keluarga Bapak Made Gama masih memiliki

    paradigma bahwa sumber karbohidrat selain beras bukan merupakan bahan

    makanan pokok yang sepadan dengan beras.

    4. Pengelolaan Keuangan Keluarga

    Perencanaan keuangan yang baik perlu diupayakan untuk menjangkau

    kebutuhan-kebutuhan vital secara proporsional. Selama ini, keluarga Bapak

    Made Gama masih belum memiliki prioritas pengeluaran yang jelas.

    Pengeluaran untuk biaya kesehatan dan pendidikan anak belum terencana

    dengan baik. Upaya untuk menekan pengeluaran yang tidak semestinya masih

    belum dilakukan. Biaya pengeluaran untuk membeli rokok dan taruhan dalam

    judi sabung ayam (tajen) seharusnya dapat dihentikan.

    2.2 Permasalahan Prioritas

    Mengacu pada permasalahan yang ada di keluarga dampingan, keempat

    permasalahan yang berhasil diidentifikasi dipandang perlu dijadikan sebagai

    prioritas permasalahan. Penatalaksanaan di bidang kesehatan, bahan pangan dan

    pengelolaan keuangan adalah beberapa kebutuhan mendasar yang perlu

    diupayakan oleh setiap keluarga.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    7/19

    7

    BAB III

    USULAN PEMECAHAN MASALAH

    Dalam pemecahan permasalahan yang menjadi prioritas tersebut di atas dapatdijabarkan alternatif usaha pemecahannya yang selama ini direkomendasikan di

    lapangan bersama keluarga dampingan. Adapun alternatif solusi yang kami

    ditawarkan dapat dibagi dalam tiga hal, antara lain :

    3.1 Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan

    Penatalaksanaan permasalahan kesehatan mencakup langkah pencegahan yang

    dikategorikan dalam pencegahan primer, sekunder, tersier dan quartier. Tahapan

    pencegahan tersebut berperan penting dalam memutus rantai perjalanan penyakit.

    (1) pencegahan primer mencakup usaha promotif melalui persuasi dan edukasi;

    (2) pencegahan sekunder, melakukan deteksi dini; (3) pencegahan tersier, langkah

    kuratif; (4) pencegahan tersier, manajemen disabilitas. Implementasi prinsip

    pencegahan ini memungkin penatalaksanaan masalah kesehatan secara lebih

    komprehensif. Dalam mencegah risiko dan melakukan pengobatan terkait masalah

    kesehatan pada keluarga Bapak Made Gama, pencegahan primer, sekunder dan

    tersier relevan dilakukan.

    Adapun dalam melakukan penanganan terhadap penyakit yang dialami Bapak

    Made Gama, dipandang perlu dilakukan pendekatan kedokteran keluarga.

    Pendekatan kedokteran keluarga mencakup aspek-aspek personal, komprehensif,

    berkesinambungan, koordinatif dan kolaboratif, mengutamakan pencegahan, serta

    menimbang keluarga, masyarakat dan lingkungan. Mengacu kepada konsep-

    konsep tersebut, maka metode pemecahan masalah kesehatan diuraikan sebagai

    berikut:

    1. Melakukan pengkajian berdasarkan ilmu kedokteran untuk menegakkan

    diagnosis klinis penyakit Bapak Made Gama, melakukan medikasi yang tepat,

    serta konsultasi informasi dan edukasi yang baik. Ditinjau dari gejala yang

    dikeluhkan berupa batuk berdarah, demam sumer sumer, penurunan berat

    badan dimana diagnosis klinis mengarah kepada Infeksi Tuberkulosis.

    Meskipun belum pernah memeriksakan diri namun dilihat dari kondisi rumah

    yang lembab dan beberapa tetangga yang menderita tuberkulosis maka cukup

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    8/19

    8

    mengarahkan ke faktor risiko tuberkolusis. Bangunan tempat tidur bapak

    Made Gama tidak memiiki jendela dimana hanya mengandalkan pintu untuk

    mempertahankan sirkulasi. Pemberian medikamentosa penting dilakukan

    untuk mengatasi gejala yang ada. Namun upaya promotif melalui edukasi

    tidak kalah penting untuk dilakukan. Adapun informasi dan edukasi yang

    diberikan mengenai penyakit itu sendiri beserta komplikasinya, pengobatan

    dengan harga terjangkau dan efek samping obat, upaya untuk memodifikasi

    perilaku dan lingkungan rumah.

    2. Langkah promotif mengenai dampak merokok sangat penting dilakukan,

    dimulai dengan menyarankan lokasi merokok yang baik hingga upaya

    berhenti merokok.

    3. Edukasi perilaku sanitasi diri, seperti mencuci tangan dan etika bersin,

    diberikan kepada anggota keluarga, terutama istri Bapak Made Gama, agar

    mendapat pemahaman sedini mungkin

    4. Pemanfaatan sebagian kecil halaman rumah untuk menanam tanaman obat

    keluarga (TOGA) adalah langkah pemberdayaan untuk mempersiapkan

    tanaman berpotensi obat untuk mengobati penyakit tertentu.

    5. Perencanaan pembuatan jamban dan perbaikan ventilasi rumah.

    3.2 Alternatif Pemecahan Masalah Bahan Makanan Pokok

    Tabel 2. Kandungan Nutrisi Sejumlah Bahan Makanan Pokok

    Sumber: Setiyono, D.2000. Ketahanan Pangan. Bogor: IPB Press.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    9/19

    9

    Berdasarkan tabel 2, bahan makanan sumber karbohidrat non beras sangat

    potensial untuk dimanfaaatkan sebagai bahan makanan pokok. Merujuk kepada

    permasalahan keluaraga Bapak Made Gama, sumber karbohidrat kategori umbi-

    umbian sangat sesuai dijadikan bahan makanan pokok komplementer, bersama

    dengan beras. Kandungan mikronutrien pada beberapa umbi-umbian memberikan

    nilai tambah nutrisi.

    Melihat potensi yang ada di Desa Satra, sumber karbohidrat non beras seperti

    talas, ubi kayu dan ubi ungu sangat potensial untuk dimanfaatkan. Kepemilikan

    tanah untuk menanam tanaman tersebut bukanlah sepenuhnya masalah. Hal ini

    dikarenakan, ubi kayu dan talas sangat banyak tumbuh baik secara liar, maupun di

    areal perkebunan Desa Satra. Pemanfaatan secara khusus sebagai bahan makanan

    pokok oleh masyarakat Desa Satra belum pernah dilakukan. Memahami potensi

    ini, jika terdapat inisiatif untuk memanfaatkan bahan makanan tersebut, Bapak

    Made Gama dapat memperolehnya secara cuma-cuma. Kelebihan ekonomis yang

    diperoleh adalah dari prihal harga adalah harga jual umbi-umbian yang relatif

    lebih murah disbanding dengan harga beras. Rekomendasi inilah yang perlu

    disampaikan kepada keluarga dampingan, tentunya dimulai dari merubah

    paradigma yang cenderung kurang menerima sumber karbohidrat non beras

    sebagai bahan makanan pokok.

    3.3 Alternatif Solusi untuk Masalah Penghasilan dan Pengelolaan Keuangan

    Pekerjaan merupakan hal penting dalam memenuhi kebutuhan finansial untuk

    dapat melangsungkan hidup. Pekerjaan dengan penghasilan kecil sampai yang

    terbesar merupakan wujud nyata penghargaan terhadap hidup dan semua

    pekerjaan yang halal yang menghasilkan pendapatan sebesar apapun sangat patut

    disyukuri. Demikian halnya dengan keluarga Made Gama yang menopang

    hidupnya pada pekerjaannya sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan

    keluarganya. Pendapatan Bapak I Made Gama yang tidak begitu besar diharapkan

    mampu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dimana kebutuhan keluarga tidak

    tetap dan dapat selalu bertambah setiap saat.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    10/19

    10

    Memperhatikan permasalahan tersebut, hal yang perlu direkomendasikan adalah

    perencanaan keuangan yang baik. Adanya kebutuhan prioritas jangka pendek dan

    jangka panjang harus semestinya memperoleh porsi utama dalam pengelolaan

    penghasilan. Untuk memfasilitasi hal ini, perlu dilakukan diskusi dengan anggota

    keluarga dampingan untuk mulai menyusun prioritas dan merencanakan

    pengeluaran dengan baik. Selama ini, kebutuhan vital yang belum dipersiapkan

    dengan baik adalah biaya penunjang pendidikan dan kesehatan. Sejauh ini, anak

    Bapak Made Gama masih kelas VI SD, dimana biaya sekolah masih dapat

    dipenuhi oleh keluarga, namun untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya,

    diperlukan persiapan dana yang cukup. Dalam kurun waktu satu tahun, anak

    Bapak Made Gama sudah mulai masuk ke jenjang SMP. Dengan menekankan

    bahwa hal ini adalah prioritas, keluarga Bapak Made Gama perlu didorong untuk

    mempersiapkan pendidikan anaknya dalam waktu satu tahun ini.

    Kemudian, mengarah pada masalah kesehatan, kepemilikian kartu Jamkesmas

    sangat membantu dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Meskipun demikian,

    persiapan keuangan untuk menunjang pembiayaan kesehatan yang dapat datang

    mendadak sangatlah penting.

    Untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan perencanaan

    prioritas pembiayaan seperti pendidikan dan kesehatan, Saran yang paling

    mungkin diberikan adalah membiasakan keluarga untuk menyisihkan sebagian

    pendapatannya untuk ditabung, baik pada koperasi simpan pinjam dengan sistem

    yang baik ataupun menabung sendiri di rumah. Tabungan anak Bapak Made

    Gama di sekolah dapat dipertimbangkan sebagai kas yang dapat direncanakan

    untuk membantu kebutuhan biaya pendidikan. Selain itu, usaha pembuatankerajinan keranjang yang dilakukan perlu diarahkan untuk menunjang kebutuhan

    prioritas. Terlepas dari upaya tersebut, sebagai bagian dari perencanaan yang baik,

    konsumsi rokok dan berjudi sabung ayam sedapat mungkin diminimalisir atau

    bahkan dihentikan. Hal inilah yang sangat penting untuk disampaikan kepada

    keluarga dampingan dan dilakukan fasilitasi dalam hal perencanaan keuangan.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    11/19

    11

    3.4 Jadwal Kegiatan

    Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan)

    yang dari awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh

    mahasiswa yang bersangkutan di keluarga Bapak Made Gama. Adapun kegiatan

    kegiatan yang dilakukan adalah:

    Perkenalan dan Sosialisasi

    NoKegiatan Tempat Org Jam

    Total

    (Jam)

    1. Bertemu dengan Kepala

    Desa Satra

    Kantor Desa 1 2 2

    2.Bertemu dengan Kepala

    Dusun SatraKantor Desa 1 2 2

    3. Berkenalan dan sosialisasi

    kepada KK Dampingan

    Rumah KK

    Dampingan1 5 5

    Total 9

    Kunjungan ke KK Dampingan

    NoKegiatan Tempat Org Jam Total

    1. Kunjungan,

    inventarisasi masalah dan

    pemecahannya

    Rumah KK

    Dampingan1 66 66

    Total 66

    Pembuatan laporan KK Dampingan

    No Kegiatan Tempat Org Jam Total

    1. Pengetikan laporan KK

    Dampingan

    Posko

    KKN PPM1 10 11

    Total 11

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    12/19

    12

    Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

    No Tanggal Waktu Lokasi Masalah Solusi Dampak

    1 6/82014 16.00-

    19.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Belum berkenalan Melakukan

    pengenalan dan

    sosialisasi

    Pola

    komunikasi

    yang baik

    2 8/8/2014 16.00-

    19.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Pengumpulan

    data KK

    dampingan

    Melakukan

    diskusi

    Data

    terkumpul

    3 9/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Belum

    mengetahui

    masalah yang ada

    Melakukan

    diskusi dan

    observasi

    Permasalahan

    teridentifikasi

    4 11/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Belum

    menemukan

    potensi keluarga

    Menggali

    potensi keluarga

    Potensi

    keluarga

    teridentifikasi

    5 13/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    mendiskusikan

    solusi

    permasalahan

    mendiskusikan

    solusi

    permasalahan

    Memahami

    perencanaan

    solusi

    6. 14/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Mengkaji

    kesehatan KK

    dampingan

    Melakukan

    anamnesis,

    pemeriksaan

    fisik dan KIE

    Diagnosis

    klinis

    ditegakkan

    7 16/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Memberikan

    pengobatan dan

    promosi

    kesehatan

    Memberikan

    pengobatan dan

    promosi

    kesehatan

    Keluarga

    dampingan

    kooperatif

    8 17/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Mengevaluasi

    kesehatan dan

    memodifikasi

    faktor risiko

    Mengevaluasi

    kesehatan dan

    memodifikasi

    faktor risiko

    Kesehatan

    KK

    membaik,

    lingkungan

    rumah lebih

    bersih, KK

    mengurangi

    merokok

    9 18/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah

    KK

    dampingan

    Belum

    memahami

    penggunaan kartu

    jamkesmas

    Memberikan

    edukasi

    Dipahami

    dengan baik

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    13/19

    13

    Jadwal Pelaksanaan Pelaksanaan, Lanjutan

    No Tanggal Waktu Lokasi Masalah Solusi Dampak

    10 19/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah KK

    dampingan

    Informasi

    TOGA

    Edukasi dan

    sumbangan

    TOGA

    Diterima dan

    penanaman

    TOGA di

    halaman

    rumah

    11 20/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah KK

    dampingan

    Informasi

    alternatif

    bahan

    makanan

    pokok

    Edukasi dan

    sumbangan ubi

    jalar

    Diterima

    dengan baik,

    pembuatan

    makanan

    olahan

    campuran ubi

    dan nasi

    12 21/8/2014 15.00-

    18.00

    Rumah KK

    dampingan

    alternatif

    sumber

    penghasian

    Diskusi

    alternatif

    pekerjaan

    Diterima

    dengan baik

    13 23/8/2014 15.00-

    18.00

    Rumah KK

    dampingan

    Keuangan

    belum

    terencana

    Diskusi prioritas

    pengeluaran,

    saran menekan

    pengeluaranmerokok dan

    berjudi

    Keluarga

    kooperatif

    14 25/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah KK

    dampingan

    Persiapan

    pembiayaan

    pendidikan

    Observasi tempat

    pembibitan dan

    memfasilitasi

    mencari

    informasi di

    koperasi simpan

    pinjam

    KK antusias

    dan

    kooperatid

    15 27/8/2014 13.00-

    15.00

    Rumah KK

    dampingan

    Evaluasi dan

    ramah tamah

    perpisahan

    Dukungan moril

    dan sumbangan

    (sembako dan

    obat)

    Beberapa

    program

    berjalan baik,

    sumbangan

    diterima.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    14/19

    14

    BAB IV

    PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN

    KELUARGA

    Berhasil tidaknya suatu upaya sangat tergantung pada kesadaran dan partisipasi

    aktif masing masing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana solusi yang

    diberikan dalam menjawab permasalahan permasalahan yang ditemui serta

    partisipasi positif demi terwujudnya kondisi yang diinginkan.

    Pendampingan terhadap keluarga Bapak I Made Gama menghasilkan beberapa hal

    positif seperti berikut :

    1.Perbaikan Aspek Kesehatan

    a. Setelah melakuan pengkajian dan pemeriksaan secara kontinyu, keluhan

    penyakit Bapak Made Gama dirasakan membaik. Pemahaman Bapak Made

    Gama mengenai penyakitnya dan faktor risiko yang mempengaruhi

    tergolong sudah baik. Upaya kooperatifnya untuk memeriksakan dan

    menekan faktor risiko merupakan strategi mencapai kesembuhan. Setelah

    diberikan edukasi, ruang tidur dan lingkungan rumah lainnya lebih bersih,lebih rapi dan kamar yang awalnya berdebu sudah rutin dibersihkan.

    b. Kemudian, terkait perilaku merokok, Bapak Made Gama sudah tidak lagi

    merokok di depan anggota keluarganya. Saat ini, beliau memilih untuk

    merokok di halaman. Selama kunjungan, jumlah rokok yang dikonsumsi

    semakin berusaha dikurangi.

    c. Peningkatan pemahaman mengenai penggunaan kartu Jamkesmas sudah

    semakin baik. Bapak Made Gama sudah memiliki inisiatif untuk mencoba

    langsung memeriksakan diri ke Puskesmas Kintamani II dengan kartu

    Jamkesmas.

    d. Ketut Satria, anak Bapak Made Gama, sudah mampu mempraktikan cara

    mencuci tangan dan etrika bersin yang benar.

    e. Bapak Made Gama bersedia menanam TOGA di halaman rumahnya dan

    dengan informasi yang diberikan, Bapak Made Gama ingin menambah

    koleksi tanaman obat yang dimiliki.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    15/19

    15

    2. Pemanfaatan Bahan Makanan Pokok Non Beras

    Membenahi paradigma yang cenderung kurang menerima bahan makanan

    pokok non beras memang cukup sulit. Hal yang dapat dievaluasi adalah adanya

    pemahaman mengenai pemanfaatan umbi-umbian sebegai pelangkap beras.

    Setelah sering berdiskusi, Bapak Made Gama dan istrinya sudah mengerti dan

    sepakat bahwa nasi yang dicampur dengan ubi bukanlah makanan yang kurang

    nutrisi. Inisiasi memberikan sumbangan ubi jalar direspon dengan membuat

    makanan campuran nasi dan ubi jalar. Kontinuitas hal ini sangat penulis

    harapkan.

    3. Aspek Perencanaan Pengeluaran

    Mengevaluasi kesadaran untuk mengurangi pengeluaran untuk membeli rokok

    dan berjudi sabung ayam sangat sulit. Memang dibutuhkan pendekatan yang

    kontinyu. Usaha untuk mencari informasi membuat tabungan di koperasi

    simpan pinjam merupakan sebuah kemajuan positif.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    16/19

    16

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1. SIMPULAN

    Berdasarkan proses dan hasil pendampingan keluarga, maka dapat disimpulkan

    beberapa hal sebagai berikut:

    1. Permasalahan prioritas keluarga dampingan yang berhasil diidentifikasi adalah

    eksistensi penyakit yang menggangu aktivitas, perilaku yang berisiko

    mengganggu kesehatan keluarga, pemenuhan bahan pangan pokok dan

    perencanaan keuangan.

    2.

    Alternatif solusi yang diupayakan bersama keluarga dampingan dibagi dalam

    tiga hal, antara lain: (1) aspek kesehatan: pendekatan kedokteran keluarga,

    edukasi untuk memodifikasi faktor risiko, fasilitasi aplikasi jaminan

    kesehatan, peningkatan sanitasi diri dan lingkungan rumah dan inisiasi

    penanaman TOGA; (2) inisiasi dan persuasi pemanfaaatan bahan pangan

    pokok non beras; (3) diskusi perencanaan keuangan keluarga yang baik.

    3. Berdasarkan evaluasi, terjadi perubahan positif dalam hal perbaikan kesehatan

    dan modifikasi faktor risiko, peningkatan pemahaman alternatif bahan

    makanan pokok serta adanya inisiatif untuk menyisihkan pendapatan untuk

    perencanaan pendidikan anak dan kesehatan.

    4. Kendala yang paling dirasakan adalah mengupayakan alternatif pekerjaan bagi

    kepala keluarga dan istrinya. Hal ini dikarenakan minimnya keterampilan pada

    bidang usaha tertentu dan keterbatasan modal usaha.

    5.2. SARAN

    Terkait dengan permasalahan keluarga dampingan dan upaya pemecahan masalah

    yang dibutuhkan, direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

    1. Dibutuhkan komitmen berwirausaha secara bertahap dengan memanfaatkan

    potensi dan peluang yang ada. Dalam hal pemodalan, dibutuhkan fasilitasi

    oleh perangkat desa untuk menjamin keteraksesan dana usaha kecil dan

    menengah.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    17/19

    17

    2. Upaya pemberdayaan oleh mahasiswa KKN masih memiliki banyak

    keterbatasan. Dalam hal pemberdayaan yang berkesinambungan sangat

    dibutuhkan dukungan pihak desa dalam memantau dan menjembatani

    kepentingan keluarga dampingan sebagai bentuk kepedulian sosial dan

    realisasi program pensejahteraan masyarakat.

    3. Diupayakan peningkatan kesadaran untuk sedapat mungkin menekan

    pengeluaran yang berpotensi menurunkan taraf kesejahteraan keluarga, dalam

    hal ini konsumsi rokok dan kebiasaan berjudi.

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    18/19

    18

    LAMPIRAN

    Mahasiswa dan KK Dampingan

    Dapur KK Binaan

  • 5/20/2018 Kk Dampingan

    19/19

    19

    Pemeriksaan umum KK Dampingan

    Kandang ayam

    Bangunan tempat tidur KK Dampingan