kisah dua musim
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
1/285
KISAH
MUSIM
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
2/285
I
DAFTAR ISI
Ucapan Terima Kasih ......................................................... V
KIS H DI MUSIM PERT M
Andi Nurul Khasanah
TERIMA KASIH TELAH MENYAPA .................................................................. 2
Genggamlah Aku .................................................................. 3
Andi Utari Anniza Nurqolbi
DIMENSI RASA .................................................................. 4
Kosong .................................................................. 5
Arya Syaefulah Farsya
BUKU EINSTEIN ................................................................... 6
Diriku dan Dirinya ................................................................... 7
Ayu Amaliah
ANTARA BINTANG DAN MATAHARI................................................................. 8
Kasih Nyata .................................................................. 9
Danang Darmawan
JIKA AKU DAPAT MENUNDA ................................................................... 10
Aku dan Bumi ................................................................... 11
Ersyam Kelana
DERAI TANGIS TAK BERSUA.................................................................... 12
Romansa Juli .................................................................... 14
Khairulbariyah
SEPASANG PELENGKAP .................................................................... 16
Rupa Kebahagiaan .................................................................... 18
Melisa Porogoi
PANDANGAN PERTAMA ................................................................... 20
Perpisahan ................................................................... 22
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
3/285
II
DAFTAR ISI
Moh. Rizky R. Dwizhaputra
TANGISAN MONSTER ................................................................... 24
Cerpen Negeri Demokrasi ................................................................... 26
Muh. Arif Alim
CINTA. APA ITU CINTA? ...................................................... 28
Senyum Kerinduan ...................................................... 29
Rizky Akbar
MEREKA YANG LUPA DIRI .................................................................... 31
Dari Langit Tentang Kita .................................................................... 33
Sarah Adilah
DIA ................................................................... 34
Potrait ................................................................... 36
Syarifah Aliyah Fitrisam
IMPIAN MASA DEPAN .................................................................... 37
Dalam Dekat Denganmu .................................................................... 38
Tirta Safira
CINTA ABADI .................................................................... 39
Musim yang Dinantikan .................................................................... 40
Vitis Anatoni
PERCAYALAH PADA PELANGI ..................................................................... 41
Dua Jiwa ..................................................................... 42
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
4/285
III
DAFTAR ISI
KIS H DI MUSIM KEDU
Salsabilla Abani
Polkadot Ungu .......................................................... 44
Nurmasyita Anggraini
Ternyata Dia ......................................................... 55
Abdul Razaq Prasadana
Klub Relawan Sekolah ......................................................... 64
Elsa Fadhila
Memoria .......................................................... 73
Aldi Gifari
Seandainya Itu Nyata .......................................................... 92
Rismayani
Senja Yang Sendu .......................................................... 100
Moh. Rafid Naufaldi
Virus .......................................................... 110
Tri Putri Handayani
9 Misteri Game .......................................................... 119
Moh. Iman Afandy
Tidak Ada Yang Sia-Sia .......................................................... 137
Rizki Nurfita
Bye .......................................................... 147
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
5/285
IV
DAFTAR ISI
Engka Charisma Muhammad Anais
Dari Jomblo Ke Pacaran ............................................... 157
Kirana Prastyaning Hutami
Memoire Dete (Summer Memory) .............................................. 165
Moh. Rizky Muchtar Hidayat
Two Masked Man .............................................. 186
Nadia Putri Paramitha
Sacrifio ............................................... 203
Moh. Amar Dani
Wendigo Psychosis ............................................... 213
Rahti Dwi KusumaCold ............................................... 224
Hardianti
Not In The Right Place ............................................... 237
Sri Rahma Wati
180 ............................................... 252
Tentang Penulis ............................................... 270
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
6/285
V
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama, terima kasih kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Yang telah memberi kami kesempatan untuk membuat karya-
karya brilian seperti. You are our everything.
Kedua, terima kasih kepada orangtua kami yang telah memenuhi
kebutuhan kami selama kurang lebih tujuh belas tahun kami hidup.
Ketiga, terima kasih kepada pihak SMA Al-Azhar Palu, tempat kami
menuntut ilmu. Sejauh ini tak ada yang lebih baik selain sekolah kami tercinta ini.
Keempat, terima kasih kepada Bapak Ahmad Maulidi, S.Pd yang telah
memberikan kami tugas yang sangat menantang seperti ini. Semoga manfaat dari
tugas ini tidak berhenti sampai di lemari perpustakaan, melainkan sampai
kapanpun dan dimanapun.
Last but not least, terima kasih pada makhluk-makhluk aneh kelas XIc yang
telah meluangkan waktunya untuk membuat karya hebat ini. Karya orang lain
memang keren, tapi buatan sendiri itu lebih keren lagi. Semoga kisah-kisah di dua
musim ini manfaatnya tidak putus di email si editor, tapi bisa lebih dari itu.
Nikmati serunya membaca 15 puisi di musim pertama dan 18 cerpen di
musim kedua, para pembaca yang tercinta!
Best regards, ELITE.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
7/285
1
KIS H DI MUSIM PERT M
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
8/285
2
TERIMA KASIH TELAH MENYAPA
Oleh: Andi Nurul Khasanah
Bulan tak menyapaku dengan kecerahannya
Bintang tak menampakkan senyumannya
Kabut menutupi keindahan langit
Hujan pun membakar kedinginan malam
Malam yang sunyi
Ditemani bising suara jangkrik
Dan keganasan hidup
Serta rindu yang penuh tangis
Bersamaan menemani malamku..
Rindu akan sosok dirinya
Rindu canda tawanya
Rindu ganasnya kemarahannyaRindu semua yang ada padanya
Pikiran yang berbicara
Tangisan yang bercerita
Dan kegalauan hati yang menyempurnakan
Hanya Rindu yang dapat menjelaskan
Dan doa yang dapat menyampaikannya
Rindu Terima kasih telah menyapa
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
9/285
3
Genggamlah Aku
Oleh: Andi Nurul Khasanah
Senyuman telah menjadi kebiasaan
Keceriaan adalah jati diri
Candaan sebagai pelengkap hari
Tapi segalanya tak berarti tanpaMu
Kini kegelapan menyelimuti hidup
Kesedihan menerpa bagaikan ombak
Kerisauan hati melumpuhkan diri
Dan emosi menghapus ketenangan jiwa
Tak ada lagi kebahagiaan
Dan tak ada lagi kegembiraan
Apakah aku sedang diuji olehNya ?
Apakah aku dapat melewati beban ini ?
Tuhan..
Aku telah menggenggamMU dari kejauhan
Tak akan kulepas genggamanku ini
Tetapi TUHAN..
Ampunilah aku
Genggam eratlah tangankuKembalikanlah hidupku.. TUHAN..
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
10/285
4
DIMENSI RASA
Oleh: Andi Utari Anniza Nurqolbi
Awan putih, langit biru
Mereka masih tampak sama
Masih tetap indah dari kejauhan
Teriknya raja siang, dinginnya angin malam
Rasanya masih sama
Tak ada yang berubah
Tapi, saat kutengok kembali
Rupanya ada yang hilang
Tak ada lagi orang yang sama
Tak ada lagi perasaan yang menggebuhkan jiwa
Rupanya, perlahan-lahan waktu menyedot perasaan kita
Membiarkannya terbang bersama angin malamBiarkannya sembunyi dari teriknya sang fajar
Melepaskan keping kenangan di langit senja
Agar dia dapat tertawa lepas bersama awan putih
Sehingga kelak dia dapat menari di atas pelangi
Dan bersenandung bersama hujan
Hujan yang menghapus kepingan memori dan membuatnya sadar
Bahwa langit senja, awan putih, pelangi dan hujan
Telah membawanya ke dimensi rasa yang menakjubkan
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
11/285
5
Kosong
Oleh: Andi Utari Anniza Nurqolbi
Di tengah keramaian
Rasa itu seketika datang
Merasakan helai angin
Menikmati setiap hembusannya
Menuai tanya dalam sukma
Lalu tersadar, ada yang hilang
Ada ruang yang kosong
Nada yang tak terselesaikan
Dibawah langit biru
Bersama senandung lagu
Terbesit rasa iri pada alang-alang yang menari
Rasa itu pun berkecamukMemberontak pada jiwa yang kehilangan
Lalu, perlahan ia sadar
Di tengah keramaian
Saat angin bersenandung
Ketika alang-alang menari
Kemudian,
kamu tak ada disini.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
12/285
6
BUKU EINSTEIN
Oleh: Arya Syaefulah Farsya
Meja bundar jadi tempat tumpuanku sehari-harinya
Menghitung segala kemungkinan dalam angka yang berjejer
Menanti segala jawaban pasti dari huruf-huruf yang bertanya
Menjalani hari dalam tumpuan buku Einstein
Kursi persegi yang kududuki setiap harinya
Jadi pengantar tubuh untuk berpikir lebih
Ingin bebas tapi tak bisa
Terkekang oleh keahlian yang membuatku mati
Tak merasa dunia yang senang akan kehadiran diri remaja
Tapi untungnya ada kawanku yang setia menunggu
Setiap detik yang kulewatkan bersama buku Einstein
Jadi janji masa depanku yang cerah
Setiap tawa yang kuhabiskan bersama teman
Jadi kesenangan konstan yang kunikmati.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
13/285
7
Diriku dan Dirinya
Oleh: Arya Syaefulah Farsya
Aku merenung dalam diam
Memikirkan kemungkinan dirinya
Dan diriku
Melihat masa depan yang memungkinkan
Akan diriku dan dirinya
Masih abstrak memang
Karena aku hanyalah manusia
Yang tidak tahu akan masa depan
Yang mengetahuinya saja tidak
Karena semuanya ada di tanganNya
Tetapi diri ini hanya bisa berdoa,
Akan kepastian masa depan
Demi diriku dan dirinya
Dalam naungan rumah
Yang melindungiku dan melindunginya
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
14/285
8
ANTARA BINTANG DAN MATAHARI
Oleh: Ayu Amaliah
Aku memang penghitung ruang
Memecahkan masalah bintang
Membuat berbagai turunan
Integral yang mengikat berbagai angka
Aku adalah seorang pelajar
Remaja berpendidikan dalam ruang lab
Berkutat dalam segala pemecahan masalah
Mengandaikan bintang-bintang dalam pikiran
Memaksakan diri merealisasikan bintang yang jauh
Bukan hanya bintang yang bersinar
Matahari tersenyum pun ku tahu
Karena kuhabiskan waktu tuk mengamatinya
Jangan pikir aku hanya berkutat dalam angka
Alam semesta aku cermati
Pada akhirnya aku hanya bisa berdoa
Ribuan ucapan tuk berharap
Dan ribuan ucapan sahabat yang membantuku berharap
Agar apapun yang kulakukan membuahkan hasil
Setidaknya hanya untuk membanggakan kedua orang tua
Yang menghabiskan waktu tuanya dalam mendidikku
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
15/285
9
Kasih Nyata
Oleh: Ayu Amaliah
Aku memang pernah memiliki satu kasih
Yang kepadanya kurasakan apa itu menyayangi
Yang olehnya aku belajar untuk mengalah
Yang karenanya aku tahu apa itu rasa sakit
Hingga pada waktu ini,
Aku dapati diriku sendiri
Banyak memang yang datang lagi
Tapi aku telah memilih sendiri
Bukan, bukan karena tidak ada yang sepertinya
Bukan karena aku membandingkan segala yang datang,
Hanya saja aku telah berjanji
Dalam kesucian diri yang ingin kuraih
Dalam keridhoanNya yang abadi
Ia letakkan lengan pada kesendirianku
Tapi aku menolak
Karena aku sadar aku bukanlah sendiri selama ini
Aku memilih setia pada kekasih sejati
Rabb yang selalu ada dalam pikiran dan hati
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
16/285
10
JIKA AKU DAPAT MENUNDA
Oleh: Danang Darmawan
Kawan,
Maafkan aku dari jarak yang memisahkan kita
Maafkan bila jiwa ini tak dapat menyapamu
Mengurai canda dan tawa darimu
Maafkan aku dalam janji yang kulanggar sendiri
Yang kukubur dalam tanah menjadi santapan cacing
Kawan,
Bila angin dapat membawaku serta bersamanya
Mungkin sebelum sore menyapa
Dapat kupastikan tubuh ini bersamamu
Menggenggam tawamu kembali
Menepati janji yang kubuat
Andai saja kucing jepang bukanlah kartun belaka
Sudah pasti sifatku seperti Nobita
Memaksa Doraemon,
Mengabulkan impianku bertemu denganmu
Tapi apa daya,
Aku tidak dapat menunda waktu
Kembali saat aku belum membuat keputusan ini
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
17/285
11
Aku dan Bumi
Oleh: Danang Darmawan
Sudah seharusnya aku melangkah maju
Menginjak pijakan coklat yang kukagumi
Hingga kuhabiskan waktu bermain kata dengannya
Menghafal setiap baris bermakna
Yang mengetahui dirimu dengan sangat baik
Bumi,
Begitulah nama yang kau tanggung
Menjadi pelindung bermilyar-milyar orang
Menghakimi siapa saja yang berani mengacaukanmu
Tapi tenang saja,
Karena aku di sini bersamamu
Menjadi pelindung sejati pelindungku
Segenap timbal balik
Yang aku hargai
Pun kau begitu
Tetaplah menjadi dekat denganku
Walaupun hanya lewat tumpukan buku
Yang setiap harinya aku peluk
Jadi pengantar tidur yang sempurna
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
18/285
12
DERAI TANGIS TAK BERSUA
Oleh: Ersyam Kelana
Hancur..
Sekuncup asa yang menjadi butiran debu
Terbang
Dibawa tiupan angin kesengsaraan tak berujung
Bening rembulan bersama malamNamun sinar terang hanyut dalam sungai kegelapan
Mengalir deras ke dasar mariana
Layaknya hati termakan jiwa yang putus asa
Kutulis sajak sedih ini
Diatas kanvas pudar berlambang kehancuran
Dimana orang-orang tak bisa membaca
Jeritan lara mimpi yang sirna
Terbawa diri dalam bunga tidur
Melihat sesaat apa itu cinta
Namun kembali diri tersadar
Kemustahilan dari dunia fana
Detik , menit, jam berlalu
Bisikan subuh mulai terdengar
Kicau gelatik mulai mengusik
Mencoba menghibur rasa lelah akan penantian
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
19/285
13
Dalam sujud doaku pada Tuhan
Berharap kasih kelak menyapa
Berharap rindu terlepas bebas
Berharap cinta mencabut tusukan panah dalam kalbu
Kini fajar telah menyingsing
Namun tak satu pun kabar terbawa merpati
Berjerih hati mengais cinta
Terbuang waktu pupuslah angan
Kutulis sajak sedih ini
Diatas kanvas merah berlambang kebencian
Dalam kisah letih menanti dewi
Terbayang dongeng khayal Fatamorgana
Kutulis sajak sedih ini
Dengan coretan amarah kesedihan
Akan derai tangis tak bersua
Yang kan begitu sampai akhir jua
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
20/285
14
Romansa Juli
Oleh: Ersyam Kelana
Langit malam bertabur cahaya dewi malam
Menghapus penat di taman tak berbunga
Penyejuk pohon gersang tak berakar
Merdu kicau burung gereja
Temani suara sunyi kesendirianYang larut dalam bayang ilusi sekejap mata
Sekilas rabun mata memandang
Sosok malaikat tak bersayap
Dalam siluet kabur sinar rembulan
Menari perlahan penuh keanggunan
Berkedip mata berulang bertanya
Apakah ini sekedar imajinasi khayalan
Balutan abu lavender gaun mahkota
Penerang mata di atas bumi kegelapan
Semerbak wangi menyebar ke penjuru semesta
Menembus angkasa menembus hadal lautan
Tercipta takjub alam sekitar
Bagai katai putih diantara bintang-bintang
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
21/285
15
Tercengang raga diri ini terharu
Jiwa yang tak sedang berada di bawah alam sadar
Tampak bidadari berdiri di depan mata
Berbisik halus berkata rayu
Berlari diri ini mengejar
Bayangan putih di bawah sinar orion
Mencari sosok manja yang didamba
Meraih cinta yang tak kasat mata namun terasa dalam
Bertemu dua insan dalam naungan rasa sayang
Dibawah aurora cahaya kasih yang lembut
Dimana Cancerdan Leomenjadi saksi
Kisah cinta sejarah dunia dan hidup berdua
Dua tiga jemari bergenggaman
Tatapan mata penuh kasih sayang
Dimana langit buta membisu
Melihat tali intan menyatukan rasa dalam ikatan yang abadi
Ini bukanlah kisah cinta relativitas ruang dan waktu
Bukan dongeng Isabella antar galaksi yang berbeda
Ini hanya Romansa Juli tiga puluh satu hari belaka
Antara dua insan yang bertemu karena arti cinta
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
22/285
16
SEPASANG PELENGKAP
Oleh: Khairulbariyah
Aku benar mencari kebahagiaan dalam pekat fajar
Mengintip secercah puncak kehidupan pada benih sinar
Melantunkan segala kebolehan raga yang sejatinya bisu
Mencecap setangkup cahaya dalam kelebihan yang aku usahakan
Berharap secuil kata mengagumkan hinggap pada bulir peluh
Tapi pertunjukkan takkan pernah mengisi setiap kekosongan pinta
Ia membutuhkan lantunan sajak yang berkata, bahwa aku memang bisa
Walau hanya dengan keterbatasan yang mengekang nafas ringkih
Aku adalah kerapuhan dalam ranum senja
Belukar kesalahan Tuhan dalam menciptakanku
Menjadi abu dalam setiap jiwa yang sempurna
Mengurai seluruh amarah pada lubuk yang suci
Habis membekas sebagai peluru gundah raga putih
Menusuk senandung-diam dengan pena sajak di atas kayu
Menjamu imbas kehidupan dalam lembah neraka dunia
Di titik saat diri luruh meredam seluruh tubuh
Nyatanya ku punya malaikat raga yang kupeluk erat
Sorot kebahagiaan yang kucari sedalam pekat fajar
Gelak kehidupan dalam kerapuhan ranum senja
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
23/285
17
Kawan yang jadi cerminan diri sendiri
Tak perlu aku mengoceh padanya
Karena kita adalah sepasang pelengkapDua nyawa yang berkawan dalam rindu
Yang perkataan adalah tatapan seluruh Tanya
Dan gerakan adalah genggaman seluruh jawaban
Aku dan ia adalah aroma kebahagiaan
Menuntut rekaan rencana esok agar tetap tertawa
Menjadi kalap dengan segala hari depan agar tetap tersenyum
Aku dan ia adalah isyarat jiwa kebersamaan
Pelantun sekelumit lugu keremajaan
Serenada bukti dalam derik ketidaksempurnaan
Meredam keremukan saat peluk menjadi obat sejuta rindu
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
24/285
18
Rupa Kebahagiaan
Oleh: Khairulbariyah
Dalam waktu yang padanya kutorehkan ribuan memori
Kutemukan diriku berbagi wajah pada satu diri
Menjelma seribu karakter sebelum menjadi satu jiwa
Pada setiap sosok ketidaksempurnaan suatu ciptaan
Kau menancapkan jarum mengkritik
Karena mereka tidak berada pada titik kesempurnaanmu
Kita adalah rupa berbagai manusia
Yang mengais perbedaan dalam bentuk yang ragam
Berbagi semburat kata sempurna
Kemudian menuju satu titik yang indah
Sementara yang lain mengalir dalam kesederhaan bernyawa
Kita adalah klise dalam rinai kehidupan
Yang pandai berkutat pada kesamaan prinsip
Menginginkan ketulusan kalbu dalam mengasihi
Berpegangan pada kepalsuan sosok yang nyata
Padahal dunia adalah hamparan kekurangan
Sejatinya sempurna adalah gersang penghimpit sesak
Yang disetiap pelukannya adalah kesakitan
Porakan jemari yang merantai camar saat singgah
Mengaliri setangkup sudut dengan tajamnya darah
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
25/285
19
Kepada sisa senja di jalur sutra
Pada akhirnya, hanya satu yang jadi simpul keseluruhan sajak
Kekurangan yang melahirkan decit kesempurnaanDan kelebihan yang menuju derik kebanggaan
Kepada setiap yang bernyawa di kekejaman dunia
Yang berwajah kekuatan di terik waktu siang
Sementara jatuh terlelap dalam bulir air mata
Yang mengoceh bahwa ia tak apa
Tapi mungkin ia hanyalah pembohong yang lihai
Menutupi segala nestapa yang menggeregoti ringkihan tubuhnya
Agar selalu bisa berdiri sambil menghindari sakit
Yang muncul saat ia menjadi terlalu lemah
Kupersembahkan serenade cinta sebagai penyembuh
Yang sebisanya meredam sengsaramu
Dengan pena kau lantunkan syair kegundahan
Lewat frasa kau remukkan suara yang bisu
Dan raga, kau peluk seorang lugu yang rapuh
Mari kita sedekat pekat dalam purnama
Menyatu dalam jarak bagai urat dan nadi
Dan jadikan kebahagiaan, bukanlah suatu pilihan
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
26/285
20
PANDANGAN PERTAMA
Oleh: Melisa Porogoi
Kulihat dirimu di sisi kota
Kota yang nan indah pemandangannya
Tapi semua itu tertutupi oleh satu bayangan
Yah bayangan warna ceria dirimu
Ku berjalan menyelusuri kota
Mengikuti jejak kakimu
Mengikuti setiap langkah yang kau tinggalkan
Hati ini tak bisa menahannya
Menahan rasa keingintahuan tentang dirimu
Menahan rasa kagum terhadap dirimu
Dirimu yang begitu menakjubkan dimataku
Kau pun mulai menunjukkan bakatmu
Bakatmu yang dapat melelehkan hati ini
Bakatmu yang dapat membutakan mata ini
Bakatmu yang bernama senyuman
Betapa manisnya senyuman pertama yang kau berikan
Senyuman itu begitu memukau hati
Hati ini pun ingin mengukirnya
Tigadetik , tidak satu detik saja sudah tak terlupakan
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
27/285
21
Aku tak bisa melupakan senyuman itu
Aku sudah hanyut dalam senyuman itu
Hanyut sedalam-dalamnya cinta ini bisa bertahan
Akan ku ukir rasa cinta yang kurasakan
Rasa dimana kau selalu terbayang
Rasa dimana hati ini sudah berdering
Berdering karena rasa yang tak tertahankan
Aku percaya ini bukanlah rasa yang hanya lewat
Aku tau itu karena rasa ini cukup berbeda
Berbeda dengan apa yang pernah kurasakan
Aku akan pastikan rasa ini akan tetap ada
Walaupun itu hanya rasa pada pandangan pertama
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
28/285
22
Perpisahan
Oleh: Melisa Porogoi
Semilir waktu berganti
Tak terasa kita akan menempuh jalan sendiri
Jalan dimana kita akan ke masa depan
Masa depan yang akan menentukkan nasib kita
Masih ingatkah kalian sahabat?
Hari di mana kita bersama-sama menginjakkan kaki di sekolah
Hari di mana kita hanya saling bertatap muka
Hari di mana kita selalu bercanda tawa
Hari-hari itu kini berubah menjadi kenangan
Tiga tahun kita telah menempuh masa depan bersama
Tahun-tahun itu sudah berlalu tak lama ini
Dan kita tak pernah menyadariBetapa cepatnya tiga tahun itu lenyap dimakan kenangan
Sahabat taukah kalian betapa menyakitkannya hal ini?
Dimana kita harus berpisah dan mencari jalan sendiri
Dimana kita harus tak lagi bisa makan bersama
Dimana kita harus tak lagi bisa belajar bersama
Dimana kita harus menyadari hal-hal itu
Maafkanlah diriku yang tak cukup ini sahabat
Harusnya akupun tau,
Bahwa aku harus menggunakan waktu sebaik mungkin
Akupun jadi menyadari betapa merindukannya tugas
Tugas-tugas yang diberikan para guru
Tugas-tugas itu mengingatkanku
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
29/285
23
Betapa sulitnya kita melaluinya bersama
Mengerjakan setiap barisnya
Tapi janganlah khawatir sahabatAku tak akan pernah menghapus suka dan duka kita
Aku yakin kita bisa bersama lagi
Dimana kita akan bersama-sama lagi
Dan mengajarkan betapa pentingnya waktu-waktu itu
Kepada anak-anak kita
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
30/285
24
TANGISAN MONSTER
Oleh: Moh. Rizky R. Dwizhaputra
Tangisan kesepian lahir di antara bebatuan
Aku tak begitu paham mengapa aku ada
Tangisan terus kudendangkan hingga orang riuh
Semua orang tercengang akan keberadaanku
Dan salah seorang membawaku..
Ia mulai merawatku, memanjaku, membelai dengan penuh rasa iba
Rasa iba yang kuanggap sebagai kasih sayang
Di lain jalan,
Badut seumurku melihatku dengan mata yang lain
Anggapan bahwa aku monster
Sekali lagi tak ku pahami
Tak ada yang menemaiku
Tak ada yang mau denganku
Tak ada yang menerimaku
Bahkan teman hal langka bagiku
Seluruh hidupku tertatih
Seluruh aktivitas ku akhiri dengan tangis
Sungguh ini lebih sulit
Semuanya membuat deritaku hebat
Bagaikan sampah tanpa daur ulang,
Semua mengabaikan
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
31/285
25
Semua tak melihatku
Dan tercium busuk
Kini aku terlihat payahMata pengintaipun menjauh dariku
Sorotan bulan tak ada pancaran
Waktu sekalipun tak akan mau menjawabnya.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
32/285
26
Cerpen Negeri Demokrasi
Oleh: Moh. Rizky R. Dwizhaputra
Dibawah garis khatulistiwa yang lurus
Terhampar indah bumi kepulauan yang luas
Dikepung gunung berlatar belakang kembang api
Hingga perang bisa dihadapi sendiri
Lautan lebar nan panjang tempat ikan bercengkrama
Membuat nelayan tak patah semangat untuk mencari nafkah
Perkebunan teh yang asri
Riuh persawahan yang tinggi
Menjadikan petani tak bosan bekerja di sini
Kaya merupakan dedikasi bumi pertiwi
Itu hanya sebuah prolog cerita
Komplikasi ceritanya seperti nahkoda mendayung tanpa arah
Naik dan turun, mungkin bahan bakar bisa disamaratakan
Disamaratakan dengan kasmaran cinta anak SMA
Yang tak tentu arah
Menteri tak bisa damai dengan PSSI
PSSI tak mau menerima putusan menteri
Masalah yang terjadi karena solusi
Apa sebenarnya yang dipikirkan negeri?
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
33/285
27
Belum sempat setahun menjabat,
Ketidakstabilan terjadi di kursi pejabat
Satu anak buah pemimpin mulai pucat
Setelah itu siapa lagi akan dipecat
Ucapan bibir manis tersimpan rapi di memori
Pengambilan janji tanpa basa basi
Sebagai taruhan tertingginya ialah demokrasi
Namun kini rakyat menderita terjadi
Disumpah atas nama garuda
Menyumpah di atas kitab suci umat beragama
Ia mungkin tak tahu bahwa dirinya boneka
Boneka yang diperintah oleh warga indonesia
Lantas ia menyalahgunakan boneka milik rakyatnya
Katanya anak terlantar dan anak miskin harus dilindungi
Tapi nyatanya mereka meminta minta di lampu merah sana sini
Apakah ini di sebut demokrasi?
Kita tunggu resolusi cerita Pak Jokowi
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
34/285
28
CINTA. APA ITU CINTA?
Oleh: Muh. Arif Alim
CINTA
Satu kata, lima huruf, berjuta arti
Suatu perasaan yang tak kunjung reda
Namun, apakah kau tahu apa itu cinta?
Apakah cinta itu seperti udara ?
Tak tampak wujudnya, tapi jelas adanya
Apakah cinta itu seperti Tom and Jerry?
Yang membuat sepasang makhluk salingmengejar satu sama lain
Apakah cinta itu seperti miras?
Yang dapat memabukkan dua insan ketika merasakannya
Apakah cinta itu seperti jelangkung ?
Datang tak diundang
Apakah cinta itu seperti permen nano-nano ?
Kadangmanis, kadangasam, kadangasin
Ataukah seperti kentut ?
Ditahan sakit, dikeluarkan malu
CINTA
Apa itu cinta?
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
35/285
29
Senyum Kerinduan
Oleh: Muh. Arif Alim
Harumnya iman yang mengalir dalam tiap sel-sel darah
Ikrar syahadat yang meneguhkan tiap perjalanannya
Sebaris dua baris irama zikir yang membangkitkannya dikala ia melemah
Dan lantunan ayat suci Al-quran yang menambahkemuliaannya
Saat membuka lembaran sirah kehidupan Nabi Muhammad
Hati ini tak henti-henti memancarkan rasa kagum
Rona wajahnya meneduhkan, dan bibirnya selalu terkembang senyuman
Melukiskan kepada seluruh insan penghuni jagat,
Menjadikan Islam agama yang haq, penuh dengan rahman
Senyuman yang dapat menghapus setetes pilu
Menghancurkan kegundahan di dalam hati
Mampu mengubah hati yang keras menjadi lembut
Pembenci menjadi pecinta, dan musuh menjadi kawan
Meluluhkan hati singa padang pasir hingga ia memeluk islam
Engkau, duhai Rasul, akhlakmu sungguh luhur
Tak pernah engkau aniaya lawan, apalagi engkau lukai kawan
Pribadimu adalah jelmaan Al-quran, memancarkansinar kebaikan
Menyiratkan cahaya keteladanan, menyulamkan indahnya Islam
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
36/285
30
Yaa Rabbi, Yaa muqollibul qulub..
Bimbing kami untuk meneladani setiap akhlak nabiMu,
sedepa demi sedepa, sejengkal demi sejengkal
Betapa besar hati ini untuk bertemu dengannya,
walaupun hanya untuk melihat wajahnya ataupun memegang tangannya
Yaa Rabbi, yaa malikal mulki..
Tuntun hamba agar senantiasa mengeja shalawat untuk NabiMu
Tuntun hamba agar terampil membuktikan cinta dan rindu kepada nabiMu dengan
kebaikan dan amal-amal hasanah
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
37/285
31
MEREKA YANG LUPA DIRI
Oleh: Rizky Akbar
Manusia
Mereka yang dulu berfoya-foya
menghambur-hamburkan uang mereka untuk membeli pakaian mahal
Kini hanya berbalutkan beberapa helai kain dari jaman nabi
Mereka yang dulu berlagak tuliyang pura-pura tak mendengar ketika dipanggil sang Khalik
Kini berharap untuk dipanggil untuk sekali lagi
Walau harus merangkak ke arah si pemanggil
Mereka yang dulu bermandikan lampu diskotik
Mereka yang dulu berteman dengan barang-barang haram
Kini hanya bermandikan cahaya Gelap dan amal yang tak banyak pula
Kini hanya berteman dengan butiran tanah dan ulat-ulat
Mereka yang dulu selalu protes dengan tempat teduhnya
Kini hanya beralas dan beratapkan tumpukan tanah
Kapankahpara Manusia tersebut akan sadar
Sadar kalau mereka hanya sementara
Sadar kalau mereka pada akhirnya takkan memiliki apa-apa
selain amal Jariyah dan hal-hal baik yang pernah dilakukan
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
38/285
32
Sadar kalau mereka .
Pada akhirnya hanya akan sendiri
Di tempat gelap
Berbalutkan Kain Kafan
Berpenerang mal saja yang tidak banyak jumlahnya
dan Berteduh di tanah yang mengelilinginya
Lantas masihkah mereka ingin protes, dengan semua nikmat yang di berikan-Nya?
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
39/285
33
Dari Langit Tentang Kita
Oleh: Rizky Akbar
Butiran-butiran bintang di langit malam
Bercerita tentang kisah kita
Saat deras hujan meteor bagai air mata
Cerah purnama jadi wajah kita
Lukisan Petang di langit biru
Sapaan sesaat si kilat
Hanya jadi saksi bisu
Saksi kisah perjalanan kita yang lalu
Saat perbedaan jadi keindahan
Langit pun berbahasa
Tanda bersenandung ria
Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku
Melalui suara merdu si guntur
Langit pun berbahasa
Tanda bergembira ria
Pelihatkan air mata tanda bahagia
Melalui tangis bahagia si Hujan
Dan dengarlah, tengoklah, dan perhatikanlah slalu
Itu semua tentang kita . . .
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
40/285
34
DIA
Oleh: Sarah Adilah
Adalah dia
Warna pelangi kala itu seusai hujan,
mengalihkan perhatian
Membuatku menolehkan pandangan,
terpaku akan sosok yang terpantul penglihatan
Tentang dia
Adalah dia
Tenggelamnya senja dikejauhan,
mengisi kedamaian
Membuat hatiku bangun beriringan,
berdegup bersama keinginan dan angan-angan
Tentang dia
Adalah dia
Bunyi desiran ombak dilautan,
memecah keheningan
Membuatku sulit mengucap perkataan,
terjebak keingintahuan dan berjuta pertanyaan
Tentang dia
Oh
Adalah dia
Disana diberjuta-juta kilometer kepulauan
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
41/285
35
Mungkin belum tersadarkan,
Ada yang selalu menaruh keyakinan
menunggu kepastian
Tentang dia
Adalah dia
Hadirnya kabut dipegunungan,
membiaskan penglihatan
Membuatku kehilangan tujuan,
terperangkap ditengah perasaan dan harapan
Tentang dia
Adalah dia
Tunas yang tumbuh dikeringnya rerumputan,
mengisi kekosongan
Membuatku bisu disetiap ingatan,
terperdaya oleh setitik kenangan dan kerinduan
Tentang dia
Oh
Adalah dia
Mungkin belum tersadarkan,
Disini diberjuta-juta jarak sebuah penantian
Ada yang selalu bertahan
buta oleh ketidakpastian
Tentang dia
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
42/285
36
Potrait
Oleh: Sarah Adilah
Aku berbicara tentang potrait
Wajah jalanan yang terperangkap
mati namun sebenarnya hidup
Aku berbicara tentang potrait
Lensa terbuka kembali menutup
beberapa wajah tertangkap
Aku berbicara tentang potrait
Mereka yang terus meratap
semalam sulit tuk terlelap
Aku berbicara tentang potrait
Mereka yang wajahnya penuh harap
begitu dalam menatap
Aku berbicara tentang potrait
Wajah-wajah yang terkatup
matanya sayup-sayup
Aku berbicara tentang potrait
Wajah-wajah menguncup
mati namun sebenarnya hidup
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
43/285
37
IMPIAN MASA DEPAN
Oleh: Syarifah Aliyah Fitrisam
Saat fajar menyingsing di balik kabut
Azan menyentilku dengan lembut senandung lafadz
Membangunkanku untuk memulai hari baru
Menuntut segala pengetahuan di ruang sekolah
Dedaunan ramai memenuhi setapak
Gesekan sepatu hening jadi suara sendiri
Dengan semangat menuai segala ilmu dari tinta di atas kertas
Mendengar segala ucap orang berpendidikan
Di depan kelas membimbing insan penerus bangsa
Apalagi yang ditunggu,
Kalau bukan bel nyaring penanda kebebasan
Apalagi yang dilihat di bawah sana,
Kalau bukan ramai antrian ribuan siswa
Demi sesuap lauk pengisi kekosongan
Saat Senja Muncul Di Barat
15 jam kuhabiskan waktu dalam menuntut
Mengais segala ajaran kehidupan
Demi impian masa depan
Sebagai penerus bangsa
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
44/285
38
Dalam Dekat Denganmu
Oleh: Syarifah Aliyah Fitrisam
Menyapaku kembali di dinginnya embun pagi
Kita bertemu lagi setelah terpisah oleh jarak
Siap merangkai kenangan bersama
Dalam tiga tahun masa remaja
Hari-hari kulewati dengan keyakinan
Bahwa masa depan memegang kecerahan
Walau diri ini memilih untuk menjadi seorang membanggakan
Ku tahu balasannya akan lebih manis
Aku mempercayai suatu paham
Bahwa kita tak perlu menjadi pelekat
Pada tubuh kawan yang jadi sahabat
Agar tetap bisa menjadi dekat dengannya
Hanya satu cara untuk tetap menjadi dekat
Menjadikannmu titik dimana aku tak sempurna tanpamu
Kemudian tumbuh bersama waktu yang maha teduh
Andai saja hari ini,
Ada yang lebih indah dari sebuah pertemanan
Yang menghabiskan pinta dalam 3 tahun lamanya
Aku harus tetap berada dalam dekat denganmu
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
45/285
39
CINTA ABADI
Oleh: Tirta Safira
Ibu..
Engkau inspirasiku
Aku berkelana sampai ke ujung dunia
Membawa secerca harapan darimu
Doamu akan selalu menyertaiku dimana pun aku berada
Ibu..
Ketika malam mulai kelam
Engkau datang memberikan ku cahaya
Ketika aku terbaring lemah
Engkau datang memberikan ku kasih sayang
Engkaulah yang selalu bersamaku dalam suka maupun duka
Engkau tak bosan mengajariku , membimbingku hingga aku seperti sekarang
Walaupun tubuhmu lelah , keringatmu bercucuran tetapi engkau masih bisa
tersenyuum lebar
Ya Allah..
Aku berharap agar ibuku selalu mendapatkan perlindungan darimu
Dan walaupun nantinya kita berada di dunia yang berbeda
Engkau akan selalu tersimpan di dalam hatiku
Aku cinta padamu ibu
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
46/285
40
Musim yang Dinantikan
Oleh: Tirta Safira
Musim berlalu resah menanti
Matahari pagi bersinar gelisah kini
Semua bukan milikku musim telah berlalu
Matahari segera berganti
Dimana kutimbun daun yang layu
Makin gelisah aku menanti matahari
Dalam rimba kabut pagi
Sampai kapankah aku harus menanti ?
Awan yang hitam tenggelam dalam dekapan
Daun yang layu pun berguguran di pangkuan
Akankah musim itu ada?
Musim dimana daun-daun yang bertebaran dimana-mana
Warnanya yang kuning elok memperindah pandangan
Angin yang berhembus dengan mesranya mnambah suasana menjadi sejuk
Aku ingin musim itu ada
Tetapi harus menunggunya dengan sabar
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
47/285
41
PERCAYALAH PADA PELANGI
Oleh: Vitis Anatoni
Kesunyian yang menghampiri
Tatapan yang menggores hati
Apabila fajar sudah tak samalagi
Percayalah padapelangi yang akan selalu sama
Kali ini aku telah bebas
Bebas melakukan apa saja yang kuinginkan
Kali ini aku telah bebas
Karena aku tak memiliki siapapun lagi
Kala bencana datang
Saat itu aku menyadari
Menyadari hal-hal yang telah terjadi
Kala bencana datang
Saat itu aku menangis
Menangisi hal-hal yang telah terjadi
Batinku tersentuh akan perkataanmu
Ruangan putih membelenggu kita
Sekarang, kita menangis menyesali keadaan
Sekarang, mari berjanji untuk selalu bersama
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
48/285
42
Dua Jiwa
Oleh: Vitis Anatoni
Aku seperti hujan dalam waktu senja
Tak pernah bisa mengenali satu sama lain
Dua sisi jiwa yang tak bias kuhendaki
Yang sewaktu-waktu menggila ingin kebebasan
Saat matahari menampakkan dirinya diufuk timur
Aku menjadi jiwa seputih salju
Sebening air mata dan sesejuk udara pagi
Menolong setiap jiwa yang tersesat
Kala hari beranjak gelapAku menjadi sosok dingin tak berperasaan
Sekotor kapur dalam air bening
Menitikkan tinta hitam pada lembaran putih
Diriku memang selalu abu-abu
Berdiam diri pada kesesatan malam
Membebaskan diri pada kesucian senja
Seorang jiwa dalam hujan senja
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
49/285
43
KIS H DI MUSIM KEDU
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
50/285
44
POLKADOT UNGU
Oleh: Salsabilla Abani
Reina mematikan lampu kamarnya dan mulai menarik koper berwarna pink. Tiket dan
paspor yang sudah siap di tangannya ia masukkan ke dalam totee bag-nya. Ia lalu keluar
kamar dan mengunci pintunya. Perlahan-lahan menyusuri anak tangga menuju lantai 1.
Aku udah siap, katanya.
Ayo, nanti ketinggalan pesawat, ucap seorang lelaki. Koper pinknya lanjut ditarik
oleh Reina. Reina pun menyusul lelaki tersebut yang sudah ada di luar rumah. Reina
menutup pintu rumah dan mereka pun pergi.
*****
Kenalkan namaku Ayudia Reina Anggara, panggil saja aku Reina. Kini aku duduk di
bangku kelas 8, di Joyfull Junior High School Singapore. Yap, aku orang Indonesia lebih
tepatnya orang Jawa yang tinggal di Singapura. Mengapa aku bisa merangkak cukup jauh
ke negara Asia yang lain? Ceritanya cukup panjang, namun biarkan aku menceritakannya.
6 tahun yang lalu, ayahku, Rizky Anggara seorang diplomat harus dipindah tugaskan
ke Singapura. Ya begitulah seorang diplomat, hidupnya nomaden alias tidak pernah tetap.
Saat itu umurku 8 tahun dan ayah mendapat surat pindah tugas ke Singapura. Maka karena
itu kami sekeluarga pindah ke singapura.
Setahun yang lalu dihari pertama aku sebagai murid SMP cukup menyenangkan.
Disitu aku mendapatkan teman yang berasal dari tanah yang sama denganku. Namanya
adalah Reza, Muhammad Reza lebih tepatnya.
Awal pertemanan kita cukup lucu, Reza adalah seorang anak yang baru saja pindah
ke Singapura. Dia belum terlalu lancar dalam berbahasa Inggris, saat itu kami harus
mengenalkan diri di depan kelas menggunakan bahasa Inggris. Saat tiba waktu perkenalan
diri untuk Reza, Reza pun maju dan mulai bergumam
Hmmm, my name is Muhammad Reza. Hmm.. I am twelve years old.. kata Reza
dengan pelan takut ada yang salah. Tiba-tiba guru kami menanyakan hobi kepada
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
51/285
45
RezaReza, what is your hobby? Reza yang mendengar pertanyaan itu langsung terkejut I
like to hmmm hmm tangannya mulai bergerak ke atas dan bergerak naik turun.
Apakah dia sedang mempraktekan cara jalannya pesawat? Aku juga bingung apa
yang dia lakukan di depan dengan menggerakan tangannya. Oh mam, I know he likes to
dance. Seketika seorang anak laki laki mengangkat tangannya dan mengatakan bahwa
Reza suka menari. Saat itu juga kelas mulai ribut dengan ketawa anak-anak yang lain. Tapi
aku bingung apa yang lucu? Guruku pun mulai bertanya kembali Is it true,Reza? sambil
tertawa. Hahaha, hmmm aaa yes mam hahaha.
Karena cukup gugup akhirnya Reza kembali ke tempat duduknya. Tempat duduknya
tepat di sampingku. Dari ujung rambut sampai sepatunya kuperhatikan terus. Reza yangmerasa diperhatikan menoleh dan melotot ke arahku apa liat liat? Tanya Reza dalam
bahasa Indonesia. Wah, aku seperti mendapatkan nikmat dari tuhan. Aku akhirnya punya
teman yang bisa berbahasa Indonesia, dan sepertinya dia bisa menjadi temanku.
Kamu, orang Indonesia? tanyaku dengan senyum senang. Iya, aku orang
Indonesia jawabnya singkat. Aku langsung berdiri ke tempatnya. Kenalin, aku Ayudia
Reina. Aku juga dari Indonesia, kita sama. kataku sambil menjulurkan tangan untuk
berjabat tangan. Wah, ternyata ada orang Indonesia juga disini. Aku Reza, dia mengambiltanganku dan kita berjabatan. Tadi kamu ngapain di depan? tanyaku masih bingung
Hmmm aku tidak tau bahasa Inggris bermain pesawat, jadi aku cuma bisa
mempraktekannya kata Reza dengan tenang.
Ternyata tebakanku benar, aku langsung tertawa kecil. Tiba-tiba bel istirahat
berbunyi Kita jalan-jalan yuk aku mengajak Reza untuk keluar kelas. Ayo jawab Reza
dengan senyuman. Sekolahku tidak terlalu besar ada lapangan sepak bola dan taman kecil.
Aku dan Reza berjalan menuju taman kecil tersebut. Kamu mau jadi pilot? tanyaku
memulai pembicaraan. Iya, jadi pilot itu keren loh kata Reza semangat. Aku bisa terbang
kemana pun aku mau, aku bisa terbang kayak burung, aku bisa pegang awan . Rezamulai
melanjutkan cerita tentang cita-cita pilotnya.
Tapi hmmm aku tidak pintar bahasa Inggris ucapnya dengan murung. Aku bisa
jadi guru bahasa Inggris kamu. seketika aku menjawab tanpa berpikir.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
52/285
46
Beneran? Tanya Reza serius. Hmmm, tapi ada syaratnya jawabku dengan
mengacungkan jari telunjuk. Apaaa? Apaa? Reza bertanya dengan semangat. Nanti
kalau kamu udah jadi pilot, kamu harus ajak aku juga ya yap, itulah aku. Aku selalu ingin
terbang mengelilingi dunia ini. Pasti, aku akan ajak kamu Ayu.
Aku pun menganggukkan kepalaku. Tapi tunggu, dia tidak memanggilku Reina. Tapi
Ayu. Kenapa namanya Ayu? Namaku kan Reina Tanyaku penasaran. Aku lebih suka
memanggilmu Ayu, itu lebih Indonesia. Kata mamaku Ayu itu bahasa jawa artinya cantik
jawabnya dengan senyum.
Ya aku juga tau kalau Ayu itu berarti cantik, secara aku kan orang jawa. Hahaha, oke.
Kalau begitu kita perlu kenalan lagi. Aku mulai menjulurkan kembali tanganku. RezaReza mengambil tanganku dan kami berjabatan (lagi). Aku Ayu Lalu bibir kecil Reza dan
milikku mulai bergerak membuat sebuah garis senyum yang manis, semanis gula halus.
Tapi masih ada yang membuatku penasaran. Aku pun mulai bertanya lagi Eh Reza,
ceritain dong, kok kamu bisa di Singapura? Terus kok bisa sih belum lancar bahasa Inggris?
tanyaku masih penasaran. Ayahku kerjanya pindah-pindah. Ayahku sudah 6 tahun di sini,
nah aku baru pindah waktu kelas 1 smp ini. Nah di jawa aku tinggal sama mama Reza
menjelaskan.
Emang kerja apa Rez? tanyaku penasaran. Kok pekerjaannya sama kayak ayah
pindah-pindah? Diplomat singkat jawaban dari Reza. Wah sama dong, ayahku juga kerja
sebagai diplomat. Tapi aku sekeluarga selalu ikut kemana ayahku pindah tugas. aku juga
menjelaskan. Oh aku ingat, ayahku pernah cerita anak dari temannya akan datang ke
Singapura. Jadi orang itu kamu? tanyaku tiba-tiba mengingat kata-kata ayah.
Hahaha dunia memang sempit ya, sepertinya itu aku yang kamu bicarakan Reza
mulai tertawa mendengar kenyataan bahwa ternyata ayah kami juga berteman. Jadi Ayu,
kamu udah berapa tahun di singapura? Tanya Reza. Aku sudah 5 tahun disini jawabku
singkat. Kemudian kita mulai bercerita panjang lebar tentang pekerjaan ayah, hobi kami,
teman dan hal yang paling aku suka Cerita detektif Seketika bel berbunyi kami pun masuk
ke kelas.
*****
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
53/285
47
Kenalkan namaku Muhammad Reza. Aku adalah teman sekelas Ayu. Aku bercita-cita
menjadi pilot, karena itu aku sudah banyak belajar tentang bagian-bagian di dalam pesawat.
Aku pernah berjanji kepada Ayu, kalau aku nantinya menjadi pilot sudah jelas aku akan
mengajaknya terbang bersamaku.
Ayu menurutku, orang yang pintar dan sangat baik hati. Aku juga heran dengan
kepintarannya, mungkin menurun dari ayahnya. Ayahnya dan ayahku adalah seorang rekan
kerja. Ayahku bekerja sebagai diplomat satu tingkat diatas ayahnya Ayu. Karena itu setiap
pertemuan para diplomat, aku dan Ayu pasti di ajak karena kita sudah lama berteman.
Suatu hari di sebuah pertemuan para diplomat yang sedang membahas tentang
keikutsertaan Indonesia dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara tahun ini yang diadakan diPhilipina, aku dan Ayu janjian untuk bertemu. Tampaknya Ayu akan memberikan kasus
detektif yang terbaru. Oh ya aku lupa, Ayu sangat menyukai cerita detektif yang penuh
dengan teka-teki. Setiap bertemu kami selalu membahas kasus terbaru dari yang ringan
sampai yang susah kami pecahkan semua.
Hai Reza, aku bawa kasus terbaru katanya datang dengan menggunakan dress
berwarna merah. Wah, kamu cantik sekali malam ini. Eh jadi apa kasus terbarunya?
tanyaku penasaran. Hahaha, aku kan selalu terlihat cantik. Kamu lihat langsung deh, akuudah print di kertas. Aku juga bawa pulpen buat jaga-jaga jawabnya dengan senyum. Lalu
Ayu memberikan kertas yang berisi tulisan yang cukup panjang. Aku mulai membacanya.
Sherlock kembali mendapatkan kasus terbunuhnya seorang ahli kimia dari Jerman saat
menghadiri sebuah pesta kebun di rumah Watson dengan dresscode setelan hitam. Korban
mati tertikam pisau tepat di perutnya. Namun korban meninggalkan pesan kematian berupa
angka 47. Setelah melakukan introgasi, Sherlock menyimpulkan ada 3 orang yang bisa
dicurigai sebagai pelaku mereka adalah:
Orang ke- 1 : seorang juru masak. Ia sangat ahli dalam menggunakan pisau. Dia mengaku
bahwa selama pesta dia hanya berada di dapur.
Orang ke- 2: teman dekat si ahli kimia. Ia menggunakan setelan yang cukup rapi
berwarna perak. Ia mengaku sedang bersantai mengitari rumah
Orang ke- 3: asisten si ahli kimia. Ia menggunakan setelan hitam. Ia mengaku sedang
mengatur pertemuan dengan ahli kimia lain melalui telpon saat pesta sedang berjalan.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
54/285
48
Maka siapakah pembunuh aslinya?
Menurutku pelaku pasti asisten si ahli kimia. Karena dia berpakaian hitam pasti dia
tidak akan ketahuan. Diam-diam dia menerima telpon tapi dia malah pergi membunuh
atasannya, bagaimana menurut kamu yu? aku dengan percaya diri mencoba menjawab,
juga percaya diri ini jawaban yang tepat.
Justru karena setelan hitam itu sebagai clue kita. Coba deh kamu lihat lagi pesan
kematiannya hanya angka 47. Tidak mungkin ahli kimia hanya bermain angka. Ayo kita cari
ada apa dengan angka 47 dan kimia jawab Ayu dengan penuh semangat. Aku pun mulai
memainkan smartphoneku dan mencari hubungan angka 47 dengan kimia via internet.
Aku dapat jawabannya angka 47 yu. Oh, astaga kamu pasti tidak percaya ini aku
tiba tiba terkejut dengan jawaban yang aku dapat dari internet. Angka 47 dalam tabel
periodik menunjukan unsur Ag atau perak.
Perak? Berarti.. Ayu tiba-tiba terdiam
Orang kedua adalah pelakunya kami bersamaan mengatakan hal yang sama.
Ternyata pelaku adalah orang yang menggunakan setelan berwarna perak. Sengaja ia
menggunakan setelan perak, agar ia terlihat seperti orang yang tidak tahu apa-apa. Jelas
tertulis dresscode berwarna hitam namun dia malah menggunakan setelan berwarna perak
agar terlihat orang yang dalam hidupnya baru saja datang ke pesta kebun.
Wah seru juga nih yang ini. Kamu pintar banget ya bisa dapat ide tentang angka 47
tadi katakumasih kagum dengan kepintaran Ayu. Hahaha, biasa aja kali. Aku kan juga di
bantu kamu tadi, kita yang sama-sama pintar hahaha kata Ayusambil mengangkat tangan
menunjukan high-five. Aku langsung mengangkat tanganku dan melakukan high-five
dengan Ayu. Tiba-tiba ayah kami memanggil kami.
Sudah selesai yah, pertemuannya? tanya Ayu kepada om Rizky, ayahnya. Iya
sudah Reina. Ayo kita pulang, mama pasti sudah menunggu jawab om rizky. Iya, ini sudah
larut malam. Ayo kita pulang juga Reza kata ayahku sambil memegang pundakku. Kalau
begitu kita duluan ya Gunawan, Reza kata om Rizky pada ayahku. Oh iya silahkan Rizky
kata ayahku. Aku pulang duluan ya Rez, sampai ketemu lagi. Duluan om gunawan kata
Ayu sambil tersenyum. Iya sampai ketemu lagi Ayu kataku dengan senyum dan ayahku
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
55/285
49
melambaikan tangan. Lalu masing masing dari kami memasuki mobil dan mulai
meninggalkan tempat pertemuan.
*****
Ayah tadi, pertemuannya bahas apa? tanyaku di mobil. Begini Reina, ayah dan om
Gunawan akan mengikuti pembukaan Pesta Olahraga Asia Tenggara minggu depan.
Kebetulan kamu kan lagi libur kenaikan kelas sama Reza, jadi kita mau kalian juga ikut.
Kebetulan tempatnya di philipina, kamu mau ikut? Tanya ayah masih dengan tangan masih
di setir mobil.
Serius aku boleh ikut ayah? Iya iya aku mau banget ikut. Tapi emang Reza juga mau
ikut? aku masih sangat senang karena kabar gembira ini. Tapi ini tidak bakal seru kalau
Reza tidak ikut. Menurut om Gunawan sudah jelas Reza mau ikut kan kita naik pesawat.
Katanya Reza suka dengan hal berbau pesawatkan kata ayahku memberi kabar gembira
yang kedua. Iya yah bagaimana aku bisa lupa kalau Reza suka tentang pesawat. Kalau
begitu aku tinggal menunggu seminggu lagi untuk petualang baru.
***
Aku mematikan lampu kamarku dan mulai menggeret koperku berwarna pink. Tiketdan paspor yang sudah siap di tangan aku masukkan ke dalam totee bag-ku. Aku lalu keluar
kamar dan mengunci pintu kamarku. Perlahan-lahan menyusuri anak tangga menuju lantai
1. Aku udah siap ayah kataku.
Ayo Reina, nanti kita ketinggalan pesawat ucap ayah. Koper pink -ku lanjut ku
geret. Aku pun menyusul ayah yang sudah ada di luar rumah. Aku menutup pintu rumah
dan kami pun berangkat menuju bandara.
***
Kamu dapat kursi nomor berapa Rez? Tanyaku saat kami berjalan di koridor
pesawat. Aku 15b jawabnya singkat Kita sebelahan dong, aku 15 c kataku senang.
Ayah, sama om Rizky duduk di 15 d dan 15 e. jadi kita b isa awasi kalian juga kata om
Gunawan kepadaku dan Reza. Okey om, tenang aja kalau Reza mulai bereksperimen yang
aneh-aneh aku langsung lapor ke om hahaha aku menyikut lengan Reza. Enak aja kamu
Reza langsung naik darah ketika mendengar perkataanku.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
56/285
50
Setengah jam kemudian, pesawat mulai lepas landas. Aku dan Reza sudah siap
dengan sabuk pengaman yang sedari tadi kami pasang. Yu, kamu bukan tipe yang butuh
plastik muntah kan kalau naik pesawat? pertanyaan Reza mengejutkanku. Padahal aku
benar-benar tipe yang sering mual dalam perjalanan, bagaimana ini? Hahaha kamu lihat
saja nanti jawabku dengan sedikit khawatir.
Saat pesawat sudah mengudara, tiba tiba aku merasa ada yang salah dengan
perutku. Seperti ada yang berjalan-jalan di perutku. Dia mulai naik ke kerongkonganku. Oh
tidak jangan bilang aku akan muntah sekarang. Aku segera mengambil plastik muntah di
depanku dan kubuka. Sepertinya aku sangat tidak cocok dalam perjalanan. Ayu, kamu gak
papa? Tanya Reza yang mulai mengurut leherku. Aku mau ke kamar mandi Rez, aku gak
kuat kataku dengan cepat lari ke kamar mandi. Reza mengikutiku dari belakang.
Ayu aku tunggu di luar ya aku mendengar suara kecil dari toilet pesawat. Suara
Reza lebih tepatnya. Aku melihat ada sebuah saputangan yang unik di wastafel lalu aku
mengambil sapu tangan itu untuk membersihkan mulutku. Tiba-tiba aku merasa sangat
pusing dan mataku perlahan menutup.
***
Maaf ya de, toilet cowok ada di bagian belakang. Ini toilet cewek salah satu
pramugari menyapaku dengan bahasa Inggris. Ia cukup tinggi, dengan wajah tirus dan ada
jepit rambut bermotif polkadot ungu di kepalanya. Aku pun menjawab dalam bahasa
Inggris Oh maaf mba, teman saya sedang mual jadi saya sedang menunggu dia kataku
pelan.
Lebih baik di tunggu di tempat duduk adik saja, biar saya yang menemani teman
adik kata pramugari itu lagi. Baiklah kalau begitu dengan sedih aku meninggalkan toilet.
Sesekali aku melihat ke papan nama milik pramugari tersebut yang tertuliskan Sherina
Quang lalu aku benar benar kembali ke tempatku.
Aku lalu memberi tahu om Rizky bahwa Ayu sedang di kamar mandi Om, kayaknya
Reina lagi mabuk udara, sekarang dia lagi di kamar mandi kataku pelan. Oh iya, itu sudah
jadi kebiasaannya dari kecil, maaf sudah buat susah Reza ya kata om Rizky Hahaha, tidak
apa-apa om lalu aku kembali duduk di bangkuku.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
57/285
51
Aku, Ayu, ayahku dan om Rizky sedang beada di pesawat Singapore airlines. Pesawat
ini cukup besar karena sudah bertingkat dua. Kebetulan kami berada di kelas bisnis 1 yang
berada di tingkat kedua. Singapore airlines terdiri dari 2 tingkat dimana tingkat pertama
untuk kelas ekonomi dan bisnis 2. Sedangkan tingkat dua untuk bisnis 1. Ada 12 toilet di
pesawat ini. 6 untuk tingkat pertama dan 6 untuk tingkat kedua. Lalu 6 toilet dibagi dua, 3
untuk laki-laki dan 3 untuk wanita. Ayu masuk di salah satu dari 3 toilet tapi sudah 30 menit
sejak dia ke toilet dia tidak juga kembali.
Ayah, om, aku cari Reina dulu ya, udah 30 menit dia belum balik kataku mencoba
mendapat izin. Oh iya Reza, hati-hati ya kata ayahku memberi izin. Lalu aku mencoba
kembali ke tempat aku menunggu Ayu tadi. Aku bertemu pramugari yang berbeda, aku
mencoba bertanya dalam bahasa Inggris Permisi mba, teman saya yang masuk di sini
sudah keluar ya? tanyaku melihat pintu toilet sudah bertuliskan Unoccupied yang berarti
sudah tidak ada orang. Sudah sejak lepas landas belum ada satu penumpang yang ke sini
dik kata pramugari tersebut. Bagaimana bisa mba, jelas saya yang menemani dia kesini
aku terkejut mendengar respon pramugari tersebut.
Lalu aku kembali ke tempat dudukku dan melaporkan ini Om, Reina hilang om. Dia
gak ada di toilet, tiga-tiganya kosong ucapku cepat. Apa? Bagaimana bisa? Bukannya tadi
kamu bilang dia masuk toilet? Tanya om Rizky. Aku juga gak tau om, kata pramugarinya
gak ada satu penumpang yang masuk ke toilet itu kataku. Lalu om Rizky dan ayahku
langsung berdiri menuju tempat pramugari. Mereka menanyakan hal yang sama, namun
nihil. Ayu tidak pernah memasuki toilet tersebut. Pramugari itu langsung menghubungi
pramugari lainnya untuk mencari keberadaan Ayu.
Dibuatlah pengumuman oleh salah satu pramugari untuk larangan menuju toilet dan
tetap duduk dengan memasang sabuk pengaman mereka. Beberapa orang protes namun
akhirnya pilot pesawat yang langsung memberitahukan larangan tersebut. Setiap
pramugari mencari di setiap sisi pesawat. Mulai dari kelas bisnis 1, bisnis 2, dan kelas
ekonomi, salah satu dari mereka juga mencari di bagian penyimpanan barang atau bagasi.
Sekali lagi hasilnya nihil, Ayu juga tidak ditemukan.
Tiba-tiba saja aku teringat dengan pramugari bernama Sherina Quang itu. Lalu aku
mencoba mengatakan pada om Rizky agar beliau menanyakan keberadaan pramugari
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
58/285
52
Sherina kepada pramugari lain. Dan jawabannya sangat mengejutkan bahwa tidak ada
seorang pun pramugari maupun penumpang bernama Sherina Quang di pesawat itu.
Ini sangat tak dapat di percaya. Aku pun mulai tidak percaya dengan para pramugari.
Diam-diam aku sudah mengetahui sedikit seluk beluk pesawat. Jadi aku mulai mencari
dengan jalan pertama. Toilet itu sendiri. Diam-diam pula aku memasuki toilet wanita, dan
aku terkejut saat menemukan sebuah saputangan yang dibuang di tempat sampah. Aku
mencium bau yang sangat menyengat yaitu bau alkohol.
Jangan katakan Ayu telah diculik dan dibius menggunakan alkohol. Saputangan itu
memiliki motif polkadot dengan warna ungu. Ah aku baru sadar, pramugari sherina itu
memiliki jepit rambut dengan motif polkadot ungu juga. Bukankah pramugari dilarangmenggunakan jepit rambut untuk keamanan di pesawat? Jangan-jangan? Jadi dia yang
menculik Ayu? Tapi siapa sebenarnya dia? Bagaimana menemukannya sedangkan nama
aslinya bukan sherina.
Lalu aku keluar dari toilet tersebut dan mencoba mencari clue. Sepertinya ini sangat
susah diketahui. Bagaimana caranya tidak seorangpun pramugari yang melihatnya. Atau
jangan-jangan mereka telah diracuni pula?
Aku lalu mencoba berakting dengan salah satu pramugari. Aku berpura-pura menjadi
anak yang kesakitan dan meminta obat pada pramugari tersebut. Dia pun mengajakku ke
tempatnya beristirahat. Aku melihat ada beberapa gelas plastic bening yang berisi jus jeruk.
Dengan pramugari yang sedang mencari obat, aku perhatikan gelas jus jeruk tersebut.
Seperti ada yang tidak beres. Dibawa gelas terdapat butiran berwarna putih.
Tiba-tiba aku jadi ingat dengan kasus detektif yang aku selesaikan dengan Ayu di
bandara tadi. Terdapat butiran berwarna putih pada kasus tersebut yang ternyata obat
tidur dan pelupa sementara. Jangan-jangan Sherina menggunakan butiran tersebut, maka
dari itu para pramugari juga tidak dapat mengingat apa yang terjadi 30 menit sebelum Ayu
masuk toilet karena mereka juga tertidur. Aku langsung pergi meninggalkan pramugari
tersebut.
Reina sebenarnya kamu dimana nak? kata om Rizky yang tambah khawatir modar-
mandir di koridor pesawat. Sabar Rizky, pasti dia ada di suatu tempat di pesawat ini. Kata
ayahku mencoba menenangkan om Rizky. Aku kembali ketempat dudukku dan mulai
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
59/285
53
berbicara. Om, Reina di culik. Penculiknya seorang dokter, dia meracuni Reina juga para
pramugari dengan obat tidur aku pun mulai menjelaskan rencanaku untuk menemukan
Ayu.
***
Doakan ini berhasil ya om kataku. Iya Reza, om berharap banyak sama kamu nak
jawab om Rizky. Hati-hati ya Reza, kamu harus bisa bawa Reina kembali kata ayahku.
Oke ayah lalu aku mulai menuruni tangga di bagian belakang. Sekali lagi aku
merencanakan hal gila. Seorang anak SMP yang telah lupa dia duduk di mana hahaha.
Dengan topiku dan rambut yang diacak aku terlihat sangat berbeda.
Bu pramugari, saya.. takut.. aku mendatangi tempat para pramugari istirahat. Ada
apa sayang, kenapa kamu takut? Tanya salah satu pramugari. Saya lupa duduk dimana,
saya kehilangan mama saya saat saya ke toilet kataku sambil menitihkan air mata palsu.
Baiklah kalau begitu, biarkan saya umumkan ya supaya mama kamu datang
menjemput kata pramugari bernama Anna tersebut. Jangan, mama pasti lagi tidur
sekarang. Bantu saya mencari saja bu pramugari kataku sambil menggoyang -goyang
tangannya. Hahaha, anak yang baik. Mari saya bantu mencari mamamu kami pun mulai
menyusuri koridor pesawat bagian kelas ekonomi. Tidak seorang pun yang kukenal dan
hanya mengacuhkanku.
Namun tiba-tiba aku melihat dari kejauhan dibawa tempat duduk penumpang sebuah
paper bag yang terjatuh isinya dan ternyata isinya adalah seragam pramugari. Aku tetap
berjalan santai. Sampailah aku di tempat pemilik paper bagtersebut. Aku menoleh ke kiri
ada seseorang yang sedang tertidur terlentang dengan kepala di atas paha seorang wanita.
Dari ujung kepala sampai ujung kaki diselimuti oleh selimut polkadot ungu. Oh astaga inikah
Ayu? Aku hanya dapat melihat rambutnya saja dan
Ikat ramput pink yang aku berikan pada Ayu saat di bandara ada pada rambut
seseorang dibawah selimut tersebut. Aku berpura-pura tidak mengenal mereka dan
melanjutkan penyusuran di koridor. Tapi aku dengan cepat membalikkan badanku dan
melihat ke wanita tersebut. Ya itulah dia Sherina Quang dengan jepit rambut polkadot ungu
kini rambutnya sudah diurai. Dan dia hanya menggunakan masker layaknya seorang dokter.
Aku langsung berlari ke arahnya dan berteriak.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
60/285
54
AYUUUUUU seketika sampai di tempat sherina aku langsung menarik selimut
polkadot ungu tersebut. Dan ya, sangat tepat itu adalah Ayudia Reina. Teman SMPku yang
diculik. Ternyata dia sadar namun badannya lumpuh sementara, karena racun berlebihan.
Pramugari, orang ini telah menculik teman saya dan meracuni teman saya aku kembali
berteriak sekcencang mungkin sampai semua penumpang melihat langsung. Om Rizky,
Ayah, Reina ada disini aku berteriak sekali lagi. Ayah dan om Rizky yang sedari tadi
membututiku dan langsung membawa polisi udara. Polisi udara tersebut langsung
menangkap Sherina Quang saat ia mencoba melarikan diri.
Dia adalah anakku, kenapa kalian bilang aku menculiknya? Teriak Sherina. Semua
mata tertuju padanya lalu muncullah dokter pesawat yang menyuntikkan obat penenang.
Polisi pun langsung memborgol tangan Sherina dan akhirnya Ayu terselamatkan.
Ternyata wanita yang menculik Ayu bernama Jeniffer. Ia mengalami gangguan kejiwaan
saat anaknya Sherina Quang meninggal bersama suaminya. Anaknya begitu lucu dan pintar
sama dengan Ayu. Karena itu Jeniffer yang berprofesi dokter ini melakukan penculikan
terhadap Ayu karena traumanya terhadap anak satu-satunya.
***
Makasih banyak ya Rez, kamu udah selamatkan aku kataku dengan senyum.
Itulah gunanya teman, atau mungkin kita udah jadi sahabat ya. Selalu ada bantuan disaat
susah atau senang balas Reza dengan senyum Aku beruntung juga ya punya sahabat
yang bisa selesaiin cerita detektif dalam kehidupan nyata aku mencoba menyikut Reza.
Hahaha thanks to you, aku dapat pengalaman yang gila serunya hari ini kata Reza dengan
senyum. Hingga akhirnya pesawat pun mendarat di bandara Ninoy Aquino di Philipina,
Jeniffer dibawa ambulans yang di ikuti para polisi menuju rumah sakit terdekat dan kami
pun memulai liburan yang lebih seru setelah kejadian Polkadot Ungu.
-END-
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
61/285
55
TERNYATA DIA...
Oleh: Nurmasyita Anggraini
Matahari mulai menampakkan wajahnya tetapi Cita masih saja enggan untuk
membuka mata dan sangat betah berlindung di bawah selimutnya. Kebiasaan buruk itulah
yang membuat Cita sering telat datang ke sekolah dan tak menyadari bahwa waktu terus
berjalan. Cita adalah gadis yang baru saja masuk SMA. Ia memiliki rambut panjang
kecoklatan, mata yang bulat, dan kulit sawo matang. Ibu Cita yang menyadari bahwa
putrinya belum juga bangun, mulai membangunkannya. Cita sayang lupa ya kalau hari
ini hari pertama sekolah? Walaupun terdengar sayup-sayup namun Cita masih bisa
mencerna kata-kata ibunya.Omaigaaaat! tanpa berkata apa-apa lagi, Cita langsung
bergegas ke kamar mandi meninggalkan ibunya yang masih kaget karena suara teriakan
Cita.
Dengan serba terburu-terburu Cita bersiap pergi ke sekolah hingga sarapannya pun
tak dihabiskan. Orangtua Cita hanya geleng-geleng melihat kelakuan putri mereka. Selama
di perjalanan Cita tak henti-hentinya melihat jam tangan pink favoritnya berharap ia belum
telat. Ini kan hari pertama aku jadi anak SMA, masa sih baru hari pertama sudah telat?
Memalukan. Walaupun sebenarnya agak malas juga ketemu teman-teman baru apalagi kakak-
kakak kelas yang sok cakep dan gila hormat! batin Cita dalam hati dengan ekspresi muka
yang masih saja cemberut sejak bangun tadi.
Akhirnya Cita tiba di sekolah, dan rupanya ia belum terlambat. Cita dapat sedikit
bernafas lega akan tetapi ia masih harus mencari kelasnya. Cita berkeliling-keliling gedung
sekolah yang juga telah dipadati banyak siswa yang telah siap untuk mengikuti tahun ajaran
baru. Setelah cukup lama berkeliling dan naik turun tangga, akhirnya cita menemukan
kelasnya yang rupanya telah ia lewati beberapa kali. Begitu menemukannya, Cita tanpa
basa-basi langsung memasuki kelasnya dan duduk di sembarang tempat yang masih
kosong. Cita tak antusias untuk berkenalan dengan teman sekelasnya. Bahkan sejak
pertama duduk ia hanya melamun dan tak memperhatikan orang yang lalu lalang di
sekitarnya.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
62/285
56
Cukup lama Cita melamun sampai seorang cewek yang baru saja masuk kelas duduk
disamping Cita dan menegurnya, Hey! Melamun pagi-pagi gak baik loh, dengan nada
yang sedikit mengejek. Ha? Iya juga..hahaha Cita yang sedikit terkejut menoleh ke
sebelahnya dan mendapati seorang cewek dengan rambut hitam panjang yang disertai
bando putih sedang memperhatikan dirinya yang salah tingkah. Nama kamu siapa?
Aku? Oh..aku Cita Maharani panggil saja Cita! Kamu?
Aku Syahnaz Kusuma. Kamu bisa panggil aku Syahnaz! Salam kenal eh kalau boleh
tau kamu alumni SMP mana ya?
Aku alumni SMP Bangsa, jawab Cita singkat karena sebenarnya ia malas untuk
melanjutkan percakapan dengan teman barunya itu karena moodCita belum baik.
Ohhh.. kenapa bisa sekolah disini? Rumah kamu jauh dari sekolah?Tanya Syahnaz
lagi.
Ya karena aku mau aja. Nggak jauh amat sih. sekali lagi Cita menjawab singkat
pertanyaan Syahnaz dengan senyum yang agak dipaksakan. Walaupun begitu, Syahnaz tak
henti-hentinya bertanya pada Cita dan sama sekali tak peka dengan wajah Cita yang tambah
cemberut. Setelah cukup lama mereka berbicara, bel masuk pun berbunyi dan semua muridlangsung memasuki kelas, siap untuk mengikuti pelajaran pertama.Huft akhirnya beljuga.
Kalau tidak, bisa gila aku ditanyai ratusan pertanyaan sama Syahnaz! batin Cita dalam hati.
Seorang guru perempuan memasuki ruang kelas. Selamat pagi anak-anak
pertama-tama ibu akan memperkenalkan diri. Nama ibu dewi cantika biasa dipanggil ibu
Tika. Ibu adalah wali kelas kalian selama kelas 10 ini dan ibu mengajar mata pelajaran bahasa
Inggris.. jadi dimohon kerja samanya ya anak-anak. Dan seperti biasa di hari pertama masuk
sekolah baru, kalian akan memperkenalkan diri satu persatu agar kalian saling
mengenal.Kata ibu Tika. Syahnaz tampak semangat untuk mengenal teman-teman
sekelasnya karena sedari tadi ia tak berhenti tersenyum dan terus memandangi teman-
teman barunya. Tau tidak, aku tuh senang banget kalau punya teman baru. Dan kata
orang-orang aku paling cepat ingat nama orang yang baru aku temui bisik Syahnaz ke Cita
dengan senyum bangga. Oh ya? Bagus dong..puji Cita. walaupun sebenarnya dalam hati
Cita mulai sebal dengan teman barunya yang menurutnya sok akrab itu.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
63/285
57
Perkenalan diri pun dilakukan. Kelas Cita beranggotakan 25 siswa. Semua siswa maju
satu persatu memperkenalkan diri yang selalu berakhir dengan tepuk tangan. Oke, kalian
telah saling mengenal satu sama lain, jadi ibu harap kalian dapat berteman dengan baik.
Kita akan mulai pelajaran hari ini jadi keluarkan buku kalian.Pinta ibu Tika. Anak-anak
mulai sibuk mengeluarkan buku mereka. Astaga, ternyata aku lupa bawa buku bahasa
Inggris! Matilah aku. Cita kamu bawa buku bahasa Inggris gak? Tanya Syahnaz cemas.
Kok bisa? Iya aku bawa. Tenang aja gak usah panik gitu jawab Cita tenang. Mungkin
karena aku salah liat jadwal kali. Masa sih hari pertama sudah begini keluh Syahnaz.
Bel istirahat berbunyi, tanda pelajaran pertama telah usai. Cita, makan dikantin yuk!
Lapar nih.
Hmm, nggak ah. Mama ngelarang aku jajan sembarangan, takutnya nanti aku sakit.
Yaelah! Nggak apa-apa kok. Disini dijamin bersih. Percaya aja. Jawab Syahnnaz. Tak
sempat berkata-kata Syahnaz langsung menarik tangan Cita untuk ke kantin. Cita hanya
pasrah saja melihat kelakuan teman barunya itu.
Setibanya dikantin, mereka segera duduk. Kamu mau makan apa Cita?
Hm, aku ikut kamu aja deh! Cita sebenarnya bingung, jadi Ia hanya mengikuti menu
Syahnaz. Oke, aku mau makan mie pangsit. Kamu suka? Terus minumnya ikut aku juga?
Iya, aku suka! Iya ikut kamu aja. Setelah itu Syahnaz pergi untuk memesan
makanan. Cita menunggu sendirian. Pada saat itu lewat seorang cowok yang menarik
perhatian Cita. Cowok itu memiliki badan yang tinggi seperti atlet basket, kulitnya putih,
dan yang paling menarik adalah senyumnya yang sangat manis. Cita tak henti-hentinya
memandangi cowok tersebut. Rasanya Ia seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ayo! Lagi liat siapa?Tanya Syahnaz mengagetkan Cita. Kamu tuh ya. Hobi banget
ngagetin orang. Ini sudah kedua kalinya kamu ngagetin aku.Jawab Cita cemberut.
Iyadeh.. maaf.. maaf... Soalnya kamu hobi banget ngelamun. Jadi yah aku kagetin.
Hahaha. Eh, kamu belum jawab pertanyaan aku, kamu liat siapa sih tadi? Kayaknya serius
banget. Liat cowok ganteng ya? Ciee.. goda syahnaz.
Tau banget kamu. Tau tidak, tadi tuh ada cowok ganteeeeeng banget. Namanya
siapa ya? Jadi penasaran.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
64/285
58
Betul kan tebakan aku! Pasti kamu tuh habis liat cowok ganteng. Yang mana
orangnya? Tunjukkin dong. kata Syahnaz yang juga penasaran. Itu tuh orangnya. Yang
pakai jaket merah yang lagi sama teman-temannya, tunjuk cita ke arah orang yang
dimaksud.
Ohh.. yang itu! Aku sih kenal. Dia tuh kakak kelas aku dulu waktu SMP. Memang sih
banyak yang suka sama dia. Namanya Dika. Tapi dengar-dengar dia itu homo!Cita saat itu
sedang minum, tersedak karena omongan Syahnaz. Ha? Apa kamu bilang? Serius?Tanya
Cita kaget.
Benar atau tidaknya sih aku kurang tau. Tapi menurut pandangan aku sih tidak. Tapi
banyak banget yang bilang gitu. Jadi yah, aku percaya aja. Kamu mau aku kenalin sama dia?Kebetulan aku lumayan dekat dengan dia Jawab Syahnaz.
Ah.. masa sih. Kasian banget tau kalau sampai benar. Nggak usah dikenalin ah. Malu
aku. Ucap Cita dengan ragu. Gak apa-apa. Nanti aku kenalian kamu sama dia!
Ih Syahnaz aku bilang nggak usah. Ya nggak usah. Maksa banget deh. kata Cita
dengan nada yang agak sebal. Iyadeh jawab Syahnaz menyerah. Setelah itu mereka
mulai menyantap habis makanan mereka. Wah.. ternyata enak banget ya? kata Cita.
Iyalah! Makanya kamu tuh jangan makan makanan mama aja ejek Syahnaz. Huft..
tau ah. jawab Cita singkat.
Bel masuk pun berbunyi.Mereka berdua bergegas masuk ke kelas.Di perjalanan ke
kelas, mereka bertemu dengan kak Dika. Kak Dika! tegur Syahnaz. Oh.. kamu sekolah
disini ya Syahnaz! Ada apa? jawab kak Dika ramah. iya kak. Hm, anu temanku mau
kenalan sama kakak
Ohh..kirain ada apa. Teman kamu yang mana?Yang ini?tanya Dika sambil melirik ke
arah Cita.
Syahnaz kamu apa-apaan sih! Aku malu tau. bisik Cita ke Syahnaz. Udah tenang
aja. Jawab Syahnaz. Iya kak. Temanku yang ini. ohh..hai. Aku Dika. sambil menjulurkan
tangannya ke Cita yang membalas uluran tangan itu dengan malu-malu. Aku Cita. Oke,
salam kenal balasDika.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
65/285
59
Hm, kakak masuk kelas duluan ya. Sampai ketemu lagi, kak Dika melemparkan
senyum yang menurut Cita sangat manis itu. Iya kak! jawab Cita dan Syahnaz kompak.
Cie cie pasti deh kamu senang banget. Kamu berterima kasih dong sama aku, goda
Syahnaz ke Cita yang mukanya tampak memerah. Hampir copot jantungku tadi gara-gara
kamu. Kamu tuh jahil banget, keluh Cita. Tapi kamu senang kan? goda Syahnaz lagi. Ya
juga sih. Hahaha, akhirnya Cita mengakuinya. Yaudah, ke kelas yuk! ajak Cita. Dengan
wajah senang, Cita dan Syahnaz menuju kelas.
*****
Esoknya pada saat dirumah, Cita menerima pesan masuk dari nomor asing.
Ini cita ya? begitu pesan singkat dari nomor tersebut.
Iya. Ini siapa? Dapat nomorku dari mana? cukup lama Cita menunggu pesan itu,
kemudian nomor tersebut membalas.
Ini kak Dika. Kakak dapat nomor kamu dari Syahnaz. Membaca pesan tersebut, Cita
langsung meloncat kegirangan dan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Kemudian Cita
membalas lagi. Oh.. ka Dika. Ada apa kak?
Nggak kenapa-napa. Cuman mau kenalan sama kamu aja. Kayaknya kamu orangnya
asik deh. Kamu lagi apa?
Oh.. begitu. Kakak bisa aja. Aku lagi belajar kak. Ka Dika?
Rajin banget yah kamu. Eh kalau boleh tau rumah kamu dimana?
Iya dong kak. Rumahku di Jl. Thamrin kak.
Oh.. agak jauh ya dari rumah kakak. Kalo kakak di Jl. Basuki rahmat. Eh kalau boleh
tau, kamu ada acara gak malam minggu ini?
kurang tau kak. Memangnya ada apa?
Kakak mau undang kamu ke acara ulang tahun kakak. Nanti kamu ajak Syahnaz juga
ya!
Kakak ulang tahun? Ohh..nanti aku usahakan ya kak!
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
66/285
60
Oke, terima kasih ya.
sama-sama kak
Semenjak percakapan pesan singkat mereka itu, Cita menjadi semangat pergi ke
sekolah dan ajaibnya ia tak pernah terlambat lagi. Orang tua Cita menjadi bingung dengan
perubahan anak gadisnya itu. Setiap hari yang ada di pikiran Cita hanyalah kak Dika. Dan
topik pembicaraannya dengan Syahnaz hanyalah kak Dika dan kak Dika saja. Sampai-sampai
Syahnaz lelah menghadapi temannya yang sangat puber itu. Dan setiap Cita bercerita
tentang kak Dika, Syahnaz hanya manggut-manggut. Tetapi melihat Syahnaz yang mulai
malas mendengar ceritanya, Cita seolah-olah tak peduli dan tetap bercerita tentang ka Dika
dengan berapi-api.
Astaga! Aku hampir lupa beritahu kamu kalau kak Dika ajak kita ke acara ulang
tahunnya malam minggu ini. Kita pergi yuk! Kamu temani aku ya, beli baju buat ke acara
ulang tahunnya kak Dika bujuk Cita dengan manja. Malas ah! Kamu aja sendiri
Ahh.. Syahnaz tega banget nih sama aku. Ayolah, bujuk Cita lagi. Hm, yaudah deh.
Tapi setelah kamu harus traktir aku makan dikantin, akhirnya Syahnaz pun mengalah.
Asik! Oke bos! jawab Cita sambil mengedipkan mata.
Sehari sebelum acara ulang tahun kak Dika, Syahnaz menemani Cita pergi ke mall
untuk membeli baju pesta. Cita begitu sibuk memilih baju dari toko ke toko. Sudah dong
Cita, capek nih.. Udah sejam loh kamu keliling-keliling toko dan sampai sekarang belum juga
dapat bajunya. Lapar tau, protes Syahnaz. Iya sabar.. ini gak lama lagi. Sumpah deh
nanti aku yang traktir kamu makan. Awas ya kalau lama, gak dua kali aku temani kamu
belanja lagi. Kapok aku, Syahnaz tak berhenti mengomel. iya iya janji gak bakal lama.
Sekitar 15 menit kemudian, Cita sudah selesai memilih baju yang akan ia gunakan
nanti. Ayo kita makan! ajak Cita. Syahnaz hanya diam saja karena masih kesal menunggu
Cita dan hanya mengikuti Cita. Jangan marah dong Syahnaz, kan aku mau tampil cantik di
depan kak Dika nanti, bujuk Cita. hmmmm Syahnaz hanya bergumam. Maafin yah?
iyaa dengan nada yang agak sebal.
Asik kamu mau makan apa?
Aku mau ayam goreng
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
67/285
61
Okedeh tuan putri, tunggu disini yah, Cita segera berlalu memesan makanan untuk
mereka berdua.
*****
Setibanya di rumah, Cita mendapat pesan singkat dari ka Dika.
Kamu jadi kan datang malam minggu nanti?
iya kak. Aku datang dengan Syahnaz
Baguslah. Kakak sangat berharap kedatangan kamu.
Aku pasti datang kak. Kalau boleh tau, kakak sukanya apa?
Oke. Kalo kakak sih senang sama sepak bola. Kalau kamu?
Ohh.. keren ya. Kalo aku suka banget sama hal-hal yang berbau musik.
Ohh.. okeoke. See you later, Cita.
Hari yang sangat ditunggu-tunggu Cita akhirnya tiba. Sejak sore ia telah bersiap-siap
demi tampil cantik di depan kak Dika. Handphone Cita berbunyi dan ternyata itu panggilan
masuk dari Syahnaz. Halo? Kamu dimana sih? Kita bisa telat nih, suara cempreng Syahnaz
terdengar dari seberang sana. Sabar dong. Tunggu ya aku sampai rumah kamu 10 menit
lagi. Ini tinggal pakai sepatu.
Kamu tuh ya. Hobi banget buat orang nunggu. Cita tak menjawab dan langsung
mematikan handphonenya dan bergegas naik ke mobil. Mereka memang berencana untuk
pergi bersama-sama karena Cita takut pergi sendirian.
Akhirnya Cita tiba dirumah Syahnaz dan rupanya Syahnaz telah menunggu di depan
rumah dengan muka yang kusut. Begitu Syahnaz melihat mobil Cita, ia langsung masuk dan
mengomel sepanjang perjalanan. Cita tak memperdulikan omelan Syahnaz dan hanya
memainkan handphonenya. Sudah ya marah-marahnya nanti cantiknya hilang loh,"
goda Cita. Siapa coba yang bikin marah aku? Kamu kan? Iya aku lagi yang salah.
Maafmaaf, untuk kesekian kalinya Cita minta maaf ke Syahnaz. Syahnaz tak menggubris
dan nampaknya ia telah capek mengomel dari tadi.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
68/285
62
Tak lama kemudian mereka berdua telah sampai di acara ulang tahun kak Dika. Acara
ulang tahun kak Dika didominasi warna hijau dan yang paling banyak menghadiri acara
ulang tahun kak Dika adalah teman-teman sekelasnya. Syahnaz, aku malu nih, bisik Cita.
Bukannya kamu yang dari awal antusias banget buat datang, eh pas sampai disini kok jadi
malu begitu? Gimana sih kamu?
Hmm, kan aku gugup mau ketemu kak Dika, kata Cita sambil memeluk kado yang
dibungkus dengan kertas kado warna merah yang isinya adalah jersey. Ayo masuk.
Kayaknya sebentar lagi bakal mulai, kata Syahnaz sambil menarik tangan Cita.
Begitu masuk ke acara, mereka berdua langsung disambut oleh kak Dika. Hey.
akhirnya kalian datang juga. Dengan wajah yang sedikit malu, mereka menjawab, Iyadong kak Hm, by the way, happy birthday kak! Ini kado buat kakak, Cita memberikan
kado tersebut dengan senyum yang malu-malu. Makasih Cita! Hm, kamu cantik sekali
malam ini Puji kak Dika. Mendengar itu Cita mulai salah tingkah dan mukanya tampak
memerah.
Happy birthday kak Dika, semoga makin cakep. Maaf ya Syahnaz gak bisa kasih
kado. Soalnya gak sempat belinya. Iya makasih Syahnaz. Gak apa-apa kok. Kamu sudah
hadir saja sudah cukup. Eh ayo duduk. Bergabung aja dengan yang lain, ajak kak Dika.
Tak begitu lama menunggu, acara sudah dimulai dengan menyanyikan lagu happy
birthdaydisertai dengan tiup lilin. Setelah itu kak Dika berbicara, Terima kasih buat kalian
semua yang telah meluangkan waktunya untuk datang ke pesta ulang tahun aku. Terima
kasih juga buat wish-wish dan kado-kado kalian. Aku sangat senang malam ini. Akan tetapi
ada satu hal yang membuatku sedih karena orang yang spesial buat aku tidak bisa hadir
malam ini. Dia adalah pacarku. Kita baru saja jadian sekitar 3 bulan lalu. Tapi kehadiran
kalian semua dapat menutupi kesedihanku. Ucap ka Dika dengan ekspresi yang agak
sedih.
Mendengar pernyataan kak Dika, hati Cita serasa hancur berkeping-keping dan ingin
rasanya pergi dari tempat itu. Akan tetapi Cita tak ingin menunjukkannya kepada kak Dika.
Cita mencoba tersenyum. Sabar ya Cita bisik Syahnaz ke Cita sambil memeluknya. Iya
Syahnaz. Aku kuat kok.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
69/285
63
Di perjalanan pulang, Cita hanya terdiam dengan pandangan yang kosong.
Tampaknya dia masih tak percaya dengan apa ia dengar tadi. Cita merasa bahwa kak Dika
telah memberikannya banyak harapan akan tetapi tiba-tiba membuangnya ke dasar jurang.
Rasanya ia tak punya semangat hidup lagi.
Setelah kejadian itu, Cita semakin tak bergairah untuk sekolah. Ia tak ingin melihat
kak Dika yang hanya membuat hatinya makin sakit. Melihat temannya yang akhir-akhir ini
selalu sedih, Syahnaz memberikan semangat ke Cita. Ayo dong Cita. Kok hanya karena
cowok kamu jadi kayak begini? Semangat dong. Ini hanya buang-buang waktu kamu, bujuk
Syahnaz.
Iya Syahnaz aku tau. Tapi aku hanya butuh waktu buat ini semua, jawab Cita sambiltidur-tiduran di meja. Oke. Tapi awas ya kalau kamu terus-terusan begini! Iya aku janji.
Eh tapi aku masih penasaran. Siapa sih pacarnya ka Dika? Hm, iya yah.. Siapa ya? Aku gak
pernah dengar sama sekali, Jawab Syahnaz yang juga penasaran.
Hm, misterius banget ya. Eh, bagaimana kalau sebentar malam kita makan di mall
sekalian jalan-jalan. Aku mau refreshing sekalian mengurangi galau karena kak Dika tawar
Cita. Ide yang bagus! Kamu jemput aku ya.
Malamnya mereka pergi ke mall. Belum lama mereka berjalan-jalan, Cita melihat
seseorang yang mirip kak Dika sedang bersama seseorang dan terlihat sangat mesra.
Syahnaz itu bukannya kak Dika? TanyaCita sambil menunjuk orang yang dimaksud.
Benar! Itu kak Dika. Dia sama siapa ya? Tanya Syahnaz penasaran. Cita hanya diam
terpaku dan tak berkata apa-apa lagi. Kak dika! teriak Syahnaz. Kak Dika menoleh dan
mendapati Syahnaz bersama Cita. Kak Dika bersama orang tersebut segera menghampiri
Syahnaz dan Cita. Kalian lagi ngapain? Jalan-jalan ya? Tanya ka Dika.
Iya kak, sekalian refreshing, jawab Syahnaz. Cita masih tetap diam. Sayang kenalin
ini adik kelas aku di sekolah.
Hey, aku Syahnaz, dan aku Cita Syahnaz dan Cita memperkenalkan diri. Ohh,
nama kalian bagus ya. Kenalin aku Doni.
-END-
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
70/285
64
KLUB RELAWAN SEKOLAH
Oleh: Abdul Razaq Prasadana
Namaku Edo Wardani. Aku bersekolah di SMA Satu Nusa kota Bandung. Aku duduk
di kelas 10B. Panggilanku di kelas Edward yang merupakan singkatan dari namaku, entah
siapa yang memberiku panggilan seperti itu. Yah, bisa dibilang aku ini tak berbakat dalam
melakukan segala sesuatu, sehingga banyak pula temanku yang memanggilku Si Edward
yang tak berguna.Yah, hobiku hanya mengerjakan soal-soal kuis TTS.
Malam itu, Aku terdiam beberapa saat karena sedang memikirkan kejadian yang
terjadi di kelas kemarin. Kemarin, saat diadakan kuis dadakan, aku sama sekali tak bisa
menjawab satupun pertanyaan yang diajukan guruku sehingga nilai kuisku 0 dan
parahnya, nilai tersebut diumumkan di mading kelas. Betapa malunya aku, apalagi nilaiku
dibaca Shana yang merupakan gadis idola sekolah dan sekaligus orang yang kusukai dan
kukagumi.
Pada pelajaran kedua yaitu olahraga. Saat pak guru menyuruh kami jogging mengitari
lapangan, aku terjatuh hingga kakiku terkilir. Bukannya menolong, tapi teman-temanku
malah menertawakanku. Entah mengapa, Shana melihatku yang terjatuh di lapangan
dengan tatapan iba. Walaupun beban di kaki ini membuatku absen, aku merasa sangat
senang dari kemarin sampai malam ini karena aku merasa dia memperhatikanku.
Dooo! Kamu jangan tidur terlalu malam, besok kamu sekolah lho. Jangan sampai
terlambat yaaa? Teriak ibuku dari dapur. Iya bu, Edo mau tidur kok jawabku dari balik
dinding kamarku. Tak menuggu lama, aku pun tertidur pulas di atas bantal yang empuk.
Kesokkan harinya saat aku masuk di kelas, sahabatku, Hadi, menghampiriku. Yah, bisa
dibilang Hadi ini adalah bintang kelas dan cowok ideal dikalangan cewek-cewek sekolahku.
Sudah ganteng, pintar, jabatan sebagai wakil ketua osis, ditambah dia adalah kapten tim
basket kebanggaan sekolah. Tentu saja banyak perempuan yang lengket dengannya. Beda
jauh dengan aku yang dipanggil Si Edward tak berguna.Walau begitu dia tak sombong dan
masih mau bergaul denganku.
-
7/24/2019 Kisah Dua Musim
71/285
65
Ed, apa kabar bro? Kaki lo udah baikan? Sapa Hadi. Baik bro, masih kram sih, tapi
gak papa deh. Jawabku dengan senyum.Oke deh, hati-hati ya kata dia sambil
meninggalkan bangku tempatku duduk.
Untuk sesaat, aku memalingkan wajahku ke arah bangku Shana.Di-dia melihatku. Kita
saling bertatapan mata sekitar 2-3 detik. Tak berselang lama, kita berdua sama-sama
memalingkan wajah kita yang mungkin memerah. Ah, gak mungkin, pasti dia lagi merhatiin
Hadi. Itu pasti! Ya, aku tak salah lagi.
****
Setelah pelajaran matematika dan biologi, bel istirahat pun berbunyi. Tadi aku benar-
benar tak bisa konsentrasi dengan pelajaran karena memikirkan hal itu sampai sekarang.
Perasaanku menjadi campur aduk.
Tiba-tiba tanganku ditarik seseorang yang sangat kukenal. Shana! Ya, dia menarik
tanganku dan membawaku keluar kelas dan meunuju ke halaman sekolah. Hey hey!
Lepasin dong, k