kinerja perusahaan dengan kebudayaan perusahaan work …
TRANSCRIPT
Kinerja Perusahaan Dengan Kebudayaan Perusahaan Work Hard/Play Hard
Muhammad Anis
J. Emmed M. Prioharyono
Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok
Abstrak
Lazada adalah sebuah perusahaan retail yang mempunyai kebudayaan perusahaan yang cenderung untuk mewujudkan Work Hard/Play Hard sebagai tipe budaya perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Perusahaan ini memiliki perangkat aturan tertulis dan peraturan tidak tertulis yang melingkupi hampir seluruh bisnisnya. Oleh karena itu, para pegawai dibagi menjadi 13 kelompok kerja yang memiliki kepala kelompok yang membuat peraturan tidak tertulis untuk kelompoknya masing-masing dan berfungsi sebagai mekanisme kontrol. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif yang mencakup wawancara mendalam dan observasi partisipasi.
Kata kunci : Kebudayaan Perusahaan; Perangkat Aturan Tertulis; Peraturan Tidak Tertulis; Mekanisme Kontrol; Work Hard/Play Hard sebagai tipe Kebudayaan Perusahaan
Corporate Performance with Work Hard/Play Hard Culture
Abstract
Lazada is a retail online company which has corporate culture that tends to realize Work Hard/Play Hard’s type of culture in its daily business activities. This company has set of written rules as well as unwritten rules which cover most of their business. Therefore, the employees are devided into 13 work teams which have head of team who create the unwritten rules for their own team and function as control mechanism. The field research is carried out by applying qualitative methods which include technique of depth interview and participation observation.
Keywords : Corporate Culture; Set of Written Rules; Unwritten Rules; Control Mechanism; Work Hard/Play Hard As Type of Corporate Culture
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Pendahuluan
Lazada adalah sebuah perusahaan retail online yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan
raksasa asal Jerman, Rocket Internet. Tidak hanya hadir di Indonesia, Lazada juga hadir di
beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, dan
Filipina. Perusahaan ini sendiri baru muncul di Indonesia pada bulan Maret 2012, sehingga dapat
dikatakan masih seumur jagung. Dengan usia perusahaan yang masih sangat muda, Lazada
telahmenjadi toko online terbesar di Indonesia. Perkembangan perusahaan yang cepat dalam
waktu kurang lebih dua tahun adalah suatu pencapaian prestasi tersendiri.
Dalam perkembangannya, bisnis online Lazada juga bersaing dengan website-website lain
yang juga berfungsi sebagai pasar dunia maya yang telah muncul terlebih dahulu, seperti
Tokobagus dan Kaskus. Website adalah halaman web tempat pengguna internet dapat mengakses
halaman penjualan Lazada jika telah terkoneksi dengan internet. Kaskus adalahwebsite yang
memfasilitasi orang untuk berjualan secara gratis. Namun, Lazada dan Kaskus tidak dapat
disamakan walaupun keduanya merupakan sarana jual beli online. Kaskus adalah sebuah website
tempat setiap orang dapat menjual produknya, baik bekas maupun baru. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa Kaskus menggunakan sistem penjualan dari konsumen ke konsumen, yang
artinya setiap orang dapat berjualan di Kaskus dan setiap orang dapat membeli barang di Kaskus.
Kaskus adalah forum online terbesar di Indonesia, yang artinya website tersebut tidak hanya
berfungsi sebagai sarana jual beli, namun juga menjadi forum untuk berdiskusi berbagai hal yang
membuatnya menjadi salah satu website yang paling banyak dikunjungi dan dikenal. Sedikit
berbeda dengan Kaskus, tokobagus adalah website yang hanya menjadi tempat jual beli. Masih
dengan metode yang sama yakni konsumen ke konsumen, Tokobagus menjadi salah satu website
jual beli yang banyak dikenal orang.
Lazada berbeda dengan kaskus dan Tokobagus karena Lazada seperti halnya sebuah mal
di toko serba ada (department store) yang tidak membuka kesempatan untuk negosiasi harga.
Tidak seperti Kaskus, Lazada tidak mengizinkan orang lain dengan basis individu untuk
berjualan di websitenya. Siapa pun dapat membeli barang di Lazada, namun tidak ada individu
yang dapat menjual barang di Lazada.Perusahaan ini menjual barang yang dibelinya dari
penyedia barang dan menyimpannya di gudang perusahaan yang terletak di Ciracas. Selain
website-website tersebut, ada pula Bhinneka.com yang merupakan toko online yang serupa
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
dengan Lazada dan telah muncul terlebih dahulu. Meskipun Bhinneka muncul lebih awal, Lazada
dapat menandingi jumlah pengunjung website setiap harinya.
Lazada mampu mendapat predikat toko online terbesar di Indonesia dan masuk 50 besar
website paling banyak dikunjungi versi Alexa.com, walaupun memiliki saingan yang begitu
banyak.Pada awal kemunculannya, Lazada hanya mendapatkan kurang dari tiga puluh pesanan
dalam sehari, namun dalam kurun waktu dua tahun, jumlah yang datang adalah sekitar tiga ribu
pesanan setiap hari. Perkembangan bisnis Lazada yang begitu cepat dalam kurun waktu yang
singkat adalah suatu fenomena bisnis yang menarik untuk dikaji secara mendalam.
Dengan bermodalkan pegawai dengan jumlah dua ratusan, gudang penyimpanan barang
di Ciracas, dan kantor satu lantai di menara Bidakara, Lazada adalah perusahaan yang
berpedoman pada budaya perusahaan Work Hard/Play Hard (Deal and Kennedy, 1982: 113).
Work Hard/Play Hard menjadi pedoman Lazada dalam bergerak dan sejauh ini budaya
perusahaan tersebut tampak cocok dilihat dari pencapaian-pencapaian perusahaan.Ciri budaya
perusahaan yang dijadikan pedoman oleh Lazada ini dapat dilihat dari banyaknya pegawai
berusia muda, sebagai salah satu indicator.
Menjadi hal yang menarik untuk dibahas ketika karakteristik budaya Work Hard/Play
Hard dengan mayoritas pegawai berusia muda, dalam kenyataannya tidak menimbulkan
kekacauan meskipun tidak semua kegiatan bisnis perusahaan memilikibanyak perangkat aturan
tertulis.Perangkat aturan tertulis yang mengatur secara jelas tindakan-tindakan para pegawainya
tidak mencakup semua kegiatan rutinpada perusahaan ini. Namun ketiadaan perangakat aturan ini
juga bukan menjadi kendala bagi Lazada dan hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk
dibahas lebih lanjut.
Kondisi tersebut di atas disiati dengan adanya aturan-aturan khusus tidak tertulis setiap
kelompok yang mengatur pegawainya. Tiga belas kelompok pada perusahaan Lazada memiliki
aturan-aturan khusus pada kelompoknya masing-masing dan hanya berlaku pada pegawai
kelompok tersebut. Aturan khusus setiap kelompok ini dibuat oleh seluruh anggota kelompok
dengan bermusyawarah dan kesepakatan bersama. Terkadang kepala kelompok juga membuat
aturan khusus untuk pegawai-pegawai yang bekerja di dalam kelompoknya. Aturan ini bukanlah
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
aturan tertulis, namun dalam kenyataannya kesepakatan verbal telah mampu mengatur kinerja
para pegawai yang mayoritas berusia muda.
Metode Penelitian
Saya melakukan kegiatan penelitian ini dengan menerapkan metode kualitatif. Pada penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif ini, saya akan fokus pada makna-makna yang terkandung dalam
suatu fenomena sosial (Creswell, 1994). Teknik penelitian yang diterapkan dalam metode
kualitatif ini adalah observasi dan wawancara mendalam terhadap beberapa informan dengan
membuat catatan lapangan.Perusahaan terbentuk dari kegiatan sehari-hari (Welker, Partridge, dan
Hardin 2011: 3), karena itulah saya masuk ke dalam lingkungan perusahaan dan mengamati serta
mengikuti kegiatan sehari-hari yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Pada penelitian kualitatif,
peneliti menjadi instrumen utama yang artinya kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data
melalui wawancara mendalam menjadi hal yang sangat penting. Hasil penelitian dengan metode
kualitatif ini akan fokus kepada makna yang terkandung dari sebuah peristiwa.
Observasi dilakukan melalui keterlibatan saya sebagai pegawai magang (internship)
dalam perusahaan Lazada.Dengan demikian saya memiliki kesempatan dan peluang untuk
melakukan kegiatan pengamatan berbagai kegiatan bisnis sehari-hari.Kegiatan ini berlangsung
setiap hari selama hari kerja, hari Senin-Jumat yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2013
hingga Februari 2014. Peneliti juga melibatkan diri ke dalam aktivitas-aktivitas perusahaan, baik
kegiatan di dalam, maupun di luar lingkungan kantor. Keiikutsertaan peneliti dalam berbagai
kegiatan perusahaan sangat bermanfaat dalam pembuatan rapor yang nantinya akan bermanfaat
untuk kegiatan wawancara terhadap informan. Pengumpulan data banyak dilakukan dengan
pengamatan dan komunikasi pribadi. Selama 5 bulan saya berkesempatan magang di perusahaan
Lazada, peneliti dapat membangun rapor dengan baik dengan pegawai-pegawai lain di
perusahaan. Data dapat diperoleh dengan komunikasi yang tidak formal berupa obrolan-obrolan
santai ketika makan siang, solat, atau pun disela-sela jam kerja.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lazada sebagai perusahaan E-commerce
Lazada.co.id adalah toko online terbesar di Indonesia yang mempunyai lebih dari 37.000 produk
dan lebih dari 16 kategori utama di antaranya: elektronik, komputer, laptop, tablet, fashion
terbaru, peralatan rumah tangga, alat kesehatan dll (www.lazada.co.id). Perusahaan ini terus
berusaha mendongkrak mutu perusahaan dengan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
konsumen. Pelayanan terhadap konsumen tersebut antara lain dengan memberikan berbagai
penawaran menarik, diskon spesial, harga murah, garansi resmi untuk setiap produk, dan tidak
memungut biaya pada proses pengiriman barang untuk wilayah tertentu. Lazada juga
memberikan pilihan untuk metode pembayaran, seperti transfer melalui Bank, Cash on Delivery,
dan kartu kredit.
Lazada adalah sebuah perusahaan E-commerce. E-commerce adalah proses pembelian,
penjualan, atau pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer (Irmawati,
2011: 95). E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali
banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web. Dalam
banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce dapat bertahan tidak hanya mengandalkan
kekuatan produk saja, tapi dengan adanya kelompok manajemen yang handal, pengiriman yang
tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur
dan keamanan, desain situs web yang bagus.
Lazada Indonesia merupakan sebuah perusahaan e-commerce yang menjadikan Indonesia
sebagai pasarnya, seperti halnya negara-negara maju yang menguasai e-commerce dan
menjadikan negara-negara sebagai pasarnya (asianbrain.com). Perusahaan ini menggunakan
karakteristik penjualan B2C atau Business to Consumer.Pada penjualan Business to Consumer,
produk yang ditawarkan beraneka ragam dan aliran barang berjalan langsung dari perusahaan ke
konsumen akhir (internetsehat.org). Proses belanja diatur sedemikian rupa agar memudahkan
konsumen karena salah satu tujuan utama dari e-commerce adalah mempermudah konsumen
dalam mencari produk yang diinginkan sekaligus mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk
pencarian barang.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Untuk menunjang ini, setiap perusahaan yang mengembangkan e-commerce perlu
membuat halaman web mereka semenarik dan semudah mungkin untuk diakses konsumen.
Halaman web yang terlihat rumit dan berat untuk diakses karena memuat banyak gambar akan
ditinggalkan oleh konsumen karena pengguna internet cenderung memiliki sifat tidak sabaran
(Prihastian, 2012).
Bekerja Dalam Kelompok
Lazada adalah perusahaan yang menerapkan sistem kegiatan kerja pegawai dalam kelompok
dan secara keseluruhan terbagi menjadi tiga belas kelompok, yaitu
• Customer Service
• Sourcing
• Operation
• Production
• Pricing
• Human Resources
• Product/IT
• Finance
• Online Marketing
• Marketing & Business Development
• Business Intelegent & Project Management
• Buying
• Marketplace
Setiap kelompok memiliki tugasnya masing-masing dan dikepalai satu orang. Kepala
kelompok yang bekerja di Lazada ada yang berasal dari luar negeri dan ada pula yang berasal
dari Indonesia dengan tujuan pertukaran ilmu.
Setiap kelompok di Lazada memiliki jumlah pegawai yang berbeda-beda dan Pricing
sebagai kelompok tempat saya bekerja selama lima bulan adalah kelompok dengan jumlah
pegawai paling sedikit, selain Bussiness Intellegent. Jumlah pegawai Pricing Team adalah
delapan orang, dengan deskripsi tiga orang sebagai pegawai tetap dan lima orang pegawai
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
magang. Jumlah pegawai magang yang bekerja dalam Pricing Team dapat dipastikan berjumlah
lima orang karena tugas pokok Pricing Team dapat dikerjakan oleh lima orang sehingga lima
orang pegawai magang hanya akan menjadi penunjang para pegawai utama Pricing Team. Pada
awal saya bekerja di Lazada, Pricing Team dipimpin oleh seorang Vice President yang berasal
dari Indonesia bernama Mario Gaw, namun Mario mengundurkan diri dari perusahaan dan
digantikan oleh Daniel Stan pada tanggal 8 Januari 2014. Daniel Stan sendiri adalah orang
Rumania yang sebelumnya bekerja pada kelompok Marketplace. Sedangkan untuk pegawai tetap,
Pricing Team diisi oleh Pak Agus sebagai orang yang bertanggung jawab untuk kategori barang
elektronik, Tito sebagai orang yang bertanggung jawab untuk kategori peralatan rumah tangga,
dan Rizky sebagai orang yang bertanggung jawab untuk kategori olahraga dan fashion.
Pembagian kategori untuk setiap pegawai dimaksudkan untuk mempermudah pekerjaan.
Seperti halnya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan yang menggunakan budaya
perusahaan Work Hard/Play Hard, Lazada bergerak secara kelompok dan bukan secara individu
(Deal dan Kennedy, 1982). Setiap orang diwajibkan untuk bekejersama dengan baik di dalam
kelompok. Lingkungan fisik kantor yang tidak terpisah-pisah dalam bentuk ruangan juga menjadi
bukti bahwa Lazada bergerak dalam kelompok. Kantor Lazada yang berada di lantai 16 menara
Bidakara merupakan kantor open space yang artinya setiap kelompok tidak memiliki ruangan
khusus untuk bekerja. Tata ruangkantor yang seperti ini memudahkan para pegawai untuk saling
mengenal satu sama lain. Selain itu, kerjasama antar kelompok juga dibutuhkan sehingga tata
ruangtersebut juga memudahkan pegawai untuk bertanya pada kelompok lain ketika diperlukan.
Tata ruang yang tidak terpisah-pisah dengan sekat atau ruangan memiliki kekurangan, yakni tidak
adanya privasi dalam bekerja. Siapa pun bisa mendengar percakapan antar pegawai dan juga
melihat apa yang dikerjakan oleh pegawai lainnya.
Kelompok pada perusahaan Lazada dapat disebut sebagai organisasi tanpa batas yang
artinya penggunaan secara luas dari struktur kelompok dan membuat batasan-batasan mudah
ditembus. Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi tanpa batas menumbuhkan sikap
responsif dengan mendorong karyawan menghilangkan sikap “bukan pekerjaan saya” yang
biasanya menjadi dinding dalam kelompok (Dessler, 2003: 144). Setiap pegawai di Lazada
diajarkan untuk mengetahui pekerjaan pegawai lain sehingga ketika dimintai tolong terkait hal
lain di luar tugas sehari-harinya, ia tidak akan menolak ataupun kebingungan. Namun, bentuk
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
organisasi tanpa batas pada kelompok di perusahaan Lazada ini tidak benar-benar kehilangan
batasnya. Ada sebuah batas yang hadir dan tidak dapat ditembus oleh pegawai lain, yakni akses
yang membutuhkan akun yang memuat identitas pegawai tertentu. Dengan bekerja pada sebuah
sistem yang mengharuskan penggunanya menggunakan akun dirinya sendiri, setiap pegawai
Lazada memiliki akses yang berbeda-beda terhadap sistem yang ada.Sebagai contoh, misalnya
saja kelompok Pricing yang hanya memiliki akses untuk urusan harga, sehingga ketika kelompok
Customer Service meminta bantuan, para pegawai Pricing tidak dapat segera membantunya
karena memerlukan akses khusus untuk masuk ke sistem kerja Customer Service.
Dengan bekerja sebagai kelompok, diharapkan setiap pegawai dapat membentuk
kerjasama dengan optimal dengan saling mengerti nilai-nilai yang dipegang bersama. Setiap
anggota dituntut untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai apa yang menjadi pedoman dalam
bekerja. Pemahaman akan berbagai aturan main tidak tertulis yang berlaku di dalam kelompok,
setiap orang akan bergerak ke arah yang sama.
Peran Pemimpin Dalam Perusahaan
Kelompok kerja bukanlah kerumunan yang tidak terorganisir.Berbeda dengan kerumunan,
kelompok kerja memiliki struktur yang mengatur kegiatan kerja para pegawainya. Struktur yang
ada dalam kelompok kerja antara lain pemimpin, peran, serta aturan dan norma (Robbins, 2011:
226). Setiap kelompok memiliki pemimpin yang mempunyai peran besar atas kesuksesan atau
kegagalan kelompoknya. Pemimpin atau manager dalam sebuah perusahaan dapat dikatakan
sebagai individu yang mencapai tujuan melalui orang lain dengan membuat keputusan dan
mengelola sumber daya (Robbins, 2011: 4).
Adam Smith dan Frederick Taylor menulis tentang adanya korelasi positif antara
spesialisasi dengan efisiensi (Dessler, 2003: 143), sehingga di dalam sebuah kelompok setiap
anggota memiliki peran dengan spesialisasi masing-masing agar kerja menjadi lebih efisien.
Pemimpin mengatur tugas kelompok, seperti penugasan karyawan, perintah kerja, dan
pengendalian biaya (Dessler, 2003: 143).
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Shakespeare mengatakan “All the world is a stage, and all the men and women merely
players”. Ini menunjukkan arti bahwa setiap orang memiliki peran, begitu juga dengan pemimpin
pada sebuah kelompok. Dalam menjalankan perannya, pemimpin harus mampu melakukan empat
hal, yakni (Robbins, 2011: 4):
• Merencanakan: menciptakan tujuan dan membuat strategi untuk mencapai tujuan
tersebut.
• Mengelola: membagikan tugas-tugas tertentu yang harus dikerjakan oleh pegawainya.
• Memimpin: mengarahkan dan memotivasi para pegawainya, serta memecahkan masalah.
• Mengontrol: mengawasi kegiatan agar sesuai rencana, serta memperbaiki kesalahan yang
telah terlanjur dibuat.
Lazada memiliki seorang Managing Director yang merupakan orang Swedia yang masih
berusia 26 tahun bernama Magnus Ekbom.Sebagai seorang Managing Director, Magnus berperan
sebagai cultural drummer (J.P. Kotter dan J.J. Heskett, 1992: 18), yakni orang yang memimpin
dan mengarahkan para pegawainya.Seorang pemimpin dalam sebuah perusahaan yang baru harus
mengembangkan dan mengaplikasikan visi dan strategi bisnis. Dampak yang besar dapat
diwujudkan oleh budaya perusahaan yang kuat. Budaya tersebut dapat menggerakkan pegawai
dengan cepat untuk menghadapi kompetitor ataupun memenuhi kebutuhan konsumen (J. P.
Kotter dan J. J. Heskett, 1992: 8).
Kegiatan Ritual Perusahaan Lazada
Setiap perusahaan memiliki ritual-ritual yang biasa dilakukan dalam konteks-konteks
sosial dan pada waktu-waktu tertentu. Lazada sebagai perusahaan dengan budaya Work
Hard/Play Hard juga memiliki ritual yang biasa dijalankan pada waktu-waktu tertentu, seperti
kegiatan olahraga dan pesta tahunan.Ritual-ritual ini memiliki tujuan yang seringkali targetnya
adalah lingkungan pegawai magang perusahaan itu sendiri, yakni menjaga kerekatan antar
pegawai. Yang dimaksudkan dnegan kegiatan ritual di sini adalah serangkaian kegiatan sosial
tertentu yang melibatkan sekelompok anggota-anggota sebuah kelopok ataupun dilakukan oleh
seorang individu karena kegiatan-kegiatan tersebut memiliki makna sosial ataupun budaya bagi
yang melakukannya. Oleh karena itu kegiatan ritual ini dalam kenyataannya diwujudkan berulang
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
kali secara berkala. Kegiatan ritual yang dilakukan di Lazada antara lain: futsal, acara perpisahan,
outing, dan Lazada Warehouse Party.
Strategi Perusahaan Lazada
Untuk dapat berkembang dan mencapai target-target yang dibuat, sebuah perusahaan harus
memiliki strategi bisnis. Berikut adalah strategi bisnis perusahaan Lazada Indonesia:
12-12
Lazada membutuhkan strategi yang tepat untuk mencapai target-target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Salah satu strategi bisnis Lazada adalah suatu event yang disebut
dengan 12-12. Acara ini memiliki arti tanggal 12 dan bulan 12, karena event ini selalu digelar
pada tanggal 12 Desember setiap tahunnya. Pada event ini, Lazada menggelar diskon besar-
besaran pada banyak produk yang dijualnya.Tujuan diberikannya potongan harga ini adalah
untuk menarik minat konsumen untuk membeli barang-barang yang dijual di Lazada. Potongan
harga besar-besaran pada tanggal 12 Desember tidak hanya dilakukan oleh Lazada, melainkan
juga oleh website-website toko online lainnya.
Customer is Our Focus
Fokus Lazada adalah para pelanggan.Seperti juga yang tertulis pada Deal & Kennedy, perusahaan
sales dengan budaya perusahaan Work Hard/Play Hard memiliki slogan “Find a need and fill
it!”(Deal and Kennedy, 1982:113). Slogan itu memiliki arti untuk memfokuskan diri pada
pelanggan, temukan hal-hal apa yang dibutuhkan oleh pelanggan lalu penuhilah.
John F. Sherry menjelaskan dari perspektif antropologi, bahwa consumer behavior dapat
dilihat sebagai strategi adaptif yang membentuk kualitas hidup individu (Jordan, 2003: 63).
Sebagai contoh, di Jepang makanan kaleng untuk bayi tidak akan laku terjual, karena orangtua di
Jepang menginginkan makanan segar untuk dikonsumsi oleh anak mereka (Jordan, 2003: 63).
Lazada sebagai sebuah perusahaan harus memahami kondisi dan karakteristik sosial, budaya, dan
psikologis konsumen untuk kemudian mampu melakukan penjualan dengan sukses.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Usia Muda Pegawai
Lazada diisi oleh banyak pegawai yang berusia muda dengan beberapa alasan. Salah
satunya adalah budget terbatas yang dimiliki oleh perusahaan. Demi mendapatkan tenaga kerja
dengan budget yang kecil, Lazada merekrut para fresh graduate karena memang fresh graduate
atau pegawai dengan sedikit pengalaman adalah tenaga kerja yang dapat dibayar murah.
Penyesuaian ini mendukung perekonomian perusahaan yang memang masih sedang dalam
perkembangan. Selain itu, para pegawai yang berusia relatif muda dianggap lebih memahami
teknologi yang sedang berkembang.
Layanan Cash On Delivery
Cash on delivery adalah metode pembayaran yang menjadi salah satu nilai jual Lazada. Cash on
delivery atau biasa disingkat COD adalah metode pembayaran bertemu muka antara penjual dan
pembeli dan uang diberikan langsung kepada penjual ketika barang telah diterima oleh pembeli.
Jasa ini disediakan untuk menarik kepercayaan pembeli karena saat ini telah banyak berita
mengenai penipuan dalam transaksi online. Dengan metode pembayaran seperti ini, pembeli tidak
perlu takut ditipu karena ia tidak akan mengeluarkan uang sedikitpun selama barang belum
diterima. Jasa ini menjadi strategi Lazada untuk membuat reputasi baik menjadi toko online yang
terpercaya.
Aplikasi Lazada untuk Smartphone Android dan Iphone
Saat ini smartphone telah menjadi kebutuhan penting bagi banyak orang. Dengan berbagai
kesibukan dan pekerjaan, kehadiran telepon pintar menjadi instrumen pendukung pekerjaan yang
sangat bermanfaat. Kehadiran telepon pintar ini menjadi kesempatan Lazada Indonesia untuk
memudahkan orang berbelanja. Jika sebelumnya seseorang harus duduk di depan komputer untuk
dapat mengakses website Lazada, kini hadirnya aplikasi pada telepon pintar memungkinkan
konsumen untuk berbelanja kapan pun dan di mana pun.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Aplikasi yang hadir pada awal tahun 2014 ini langsung menjadi populer karena saat itu
Lazada juga mengadakan promo untuk konsumen yang berbelanja menggunakan aplikasi Lazada
pada telepon pintarnya. Promo ini potongan harga ini rupanya cukup sukses karena dalam waktu
3 hari saja aplikasi Lazada untuk telepon pintar Android dan Iphone ini telah diunduh oleh
banyak orang.
Pelayanan Purna Jual
Lazada menyediakan jasa pelayanan purna jual berupa pengembalian atau penukaran barang.
Perusahaan ini memiliki kebijakan untuk mengembalikan uang pelanggan secara penuh atau
penukaran barang karena alasan-alasan tertentu, seperti barang cacat hingga alasan-alasan
subjektif seperti barang tidak sesuai harapan atau pelanggan berubah pikiran. Pengembalian atau
penukaran barang ini dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan seperti:
• Masih dalam waktu 14 hari setelah barang diterima
• Masih memiliki bukti pembelian
• Barang dikembalikan dalam kemasan dan keutuhan seperti ketika diterima, termasuk
kartu garansi, buku petunjuk, dan hadiah gratis yang diterima
• Produk belum digunakan
• Segel barang tidak dibuka
Alasan subjektif seperti barang tidak sesuai harapan, tidak sesuai ukuran, atau berubah pikiran
akan menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para pelanggan untuk berbelanja di Lazada.
Jaminan uang kembali atau penukaran barang membuat pelanggan akan merasa nyaman dan
terhindar dari keraguan jika barang yang diterima tidak sesuai dengan harapannya.
Aturan Khusus Setiap Kelompok
Lazada adalah sebuah perusahaan yang terbagi menjadi 13 kelompok. Setiap kelompok
memiliki tugasnya masing-masing yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam bekerja sehari-
hari, setiap kelompokmemiliki aturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan setiap anggota
kelompoknya dengan tujuan menciptakan keteraturan dalam kelompoknya secara khusus. Ada
aturan-aturan tidak tertulis yang diterapkan tanpa dipertanyakan (Lynch, 2009: 98). Aturan-aturan
tersebut biasanya dibuat untuk dipatuhi oleh setiap anggota kelompoknya dan tidak berlaku untuk
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
anggota kelompoklain yang justru menjadi ciri khas masing-masing kelompok. Perangkat aturan
tidak tertulis yang berlaku secara khusus untuk kelompoktertentu dapat dibuat oleh kepala
kelompok, dapat pula berasal dari anggota tiap kelompok.
Hal terpenting dari suatu fenomena sosial adalah makna yang terkandung di dalamnya
(Lofland, 1984: 71). Makna yang terkandung inilah yang membedakan satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Aturan tidak tertulis dapat juga disebut dengan norma yang artinya standar
perilaku yang berlaku pada seluruh anggota grup (Robbins, 2011: 229). Aturan dan norma ini
disebut dengan shared meanings (Lofland, 1984: 73) yang artinya aturan ini berlaku untuk
seluruh anggota kelompok, disetujui, dan juga disebarkan satu sama lain. Untuk memahami
aturan-aturan tidak tertulis ini membutuhkan kecerdasan dan observasi (Hari, 1994: 52).
Kecerdasan dan observasi akan menuntun kita untuk melihat fenomena sosial yang terjadi di
lingkungan kita karena tidak jarang aturan tidak tertulis sama pentingnya dengan peraturan
tertulis sehingga tidak dapat diabaikan (Jones, 2001: 27).
Norma dan aturan yang disebarkan ini kemudian akan menjadi pedoman para pegawai
dalam bekerja atau juga dapat disebut dengan software of mind. Menjadi software artinya norma
tersebut mengatur perilaku manusia seperti pola pikir, perasaan, dan tindakan (Hofstede, 1991:
4). Norma yang telah menjadi budaya perusahaan selalu bersifat kolektif karena norma tersebut
tersebar diantara anggota-anggota kelompok yang tinggal di lingkungan sosial yang sama tempat
budaya tersebut dipelajari (Hofstede, 1991: 5). Berbagai nilai yang ada pada organisasi tidak lain
dan tidak bukan adalah norma yang bertujuan untuk mendekatkan perusahaan dengan target yang
ingin dicapainya (Koopman, 1991: 145).
Go-go Organizational
Saat ini Lazada masih berada pada fase go-go organizational yang artinya Lazada merespon pada
lingkungan, bukan membuat lingkungan melakukan yang perusahaan inginkan (Adizes, 1998:
35). Lazada memfokuskan diri untuk pelayanan terhadap konsumen dengan slogan internal
perusahaan “Customer is our focus” yang artinya mereka akan memberikan apa pun yang
diinginkan oleh konsumen. Pada perusahaan yang tidak terfokus pada mencari dan memanfaatkan
peluang, maka perusahaan tersebut akandapat membuat peluang. Sedangkan perusahaan yang
fokus mencari dan memanfaatkan peluang adalah perusahaan yang dikendalikan oleh peluang
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
(Adizes, 1998: 35) dan hal tersebut terjadi pada Lazada. Penjualan menjadi suatu hal yang adiktif.
Penjualan yang yang membaik dianggap sebagai langkah mendekat pada kesuksesan. Lazada
adalah perusahaan yang baru berusia dua tahun dan berada pada fase go-go organizational yang
artinya perusahaan masih aktif dalam usaha pemasaran, seperti mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan untuk kemudian mengatur pelayanan dan produk yang akan memuaskan pelanggan.
Pemasaran akan memikirkan cara untuk melakukan penjualan, seperti produk apa yang akan
dijual, dengan harga berapa, dan bagaimana memasarkannya (Adizes, 1998: 35).
Lazada akan menuju fase stabil perusahaan, namun juga belum sepenuhnya meninggalkan
fase infancy. Infancy adalah fase ketika ide baru diaplikasikan menjadi sebuah pekerjaan (Adizes,
1998: 34). Pada fase infancy, perusahaan hanya berpikir untuk terus bertahan. Fase ini belum
memikirkan kesuksesan yang ingin digapai. Targetnya hanyalah untuk terus bertahan hidup.Pada
fase ini, sistem, peraturan, dan kebijakan perusahaan belum banyak. Ada bagian dari Lazada yang
seolah terjebak pada fase ini, yaitu persoalan peraturan. Pada sebuah wawancara dengan Kota, ia
menjelaskan bahwa hal yang terpenting bagi Lazada saat ini adalah untuk terus tumbuh. Lazada
harus tetap tumbuh untuk menarik minat investor, sehingga tidak terlalu fokus pada struktur
ataupun peraturan tertulis yang akan mengikat pegawai. Dewasa ini Lazada masih begitu fokus
pada pasar dengan melakukan berbagai inovasi untuk menarik pelanggan. Fase berikutnya yang
akan dimasuki Lazada adalah fase stabilnya perusahaan. Pada perusahaan yang telah stabil, ia
akan kehilangan kreativitas dan inovasi dengan ungkapan “if it ain’t broke, don’t fix it” (Adizes,
1998: 61).
Pada perusahaan yang telah stabil juga sedikit konflik yang muncul karena sedikit yang
dapat diperdebatkan dan tidak banyak lagi ancaman perusahaan. Posisi yang stabil di pasar juga
merupakan ciri dari kestabilan perusahaan.
KESIMPULAN
Perusahaan dengan budaya perusahaan Work Hard/Play Hard adalah perusahaan yang
mengandalkan kerja keras yang konsisten dari para pegawainya dalam bentuk kolektif. Setiap
pegawai dituntut untuk bekerja di dalam kelompok yang akan mengarahkan perusahaan pada
target yang ingin dicapai.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Lazada sebagai perusahaan dengan budaya perusahaan Work Hard/Play Hard tidak
memiliki banyak perangkat aturan tertulis. Oleh karena itu, sebuah mekanisme pengawasan perlu
diterapkan oleh perusahaan. Tatanan tersebut adalah bentuk tim yang dipimpin oleh seorang yang
kompeten, serta kebijakan untuk membuat aturan tidak tertulis bagi tim tersebut. Lazada
memodifikasi budaya perusahaan tersebut dengan memberikan otoritas kepada pemimpin untuk
mengatur pegawainya, sehingga seorang pemimpin dapat berpengaruh besar pada perusahaan.
Pemimpin divisi yang baik akan membawa divisinya bekerja dengan optimal dan mencapai target
yang dikehendaki. Lingkungan kerja yang nyaman juga berpengaruh pada kinerja pegawai yang
kemudian juga menentukan pencapaian perusahaan secara keseluruhan.
Managing Director Lazada yang menjadi orang dengan kekuasaan terbesar dalam
lingkungan kerja adalah seorang star dalam budaya perusahaan Work Hard/Play Hard. Ia mampu
dan memang menginginkan untuk bekerja di dalam sebuah tim, namun juga merupakan orang
yang handal dalam pengambilan keputusan. Managing Director Lazada sebagai cultural
drummer harus mampu memilih jalan yang benar untuk dilewati, mengajak para pegawainya
untuk melewati jalan itu, dan memastikan para pegawainya untuk mengikuti jalan tersebut. Ia
adalah seorang pembuat kebijakan dan penentu dalam berbagai hal penting pengelolaan bisnis
perusahaan. Memasukkan unsur budaya perusahaan Tough Guy ke dalam budaya perusahaan
Work Hard/Play Hard adalah hal yang dapat saja dilakukan oleh perusahaan manapun.
Pencapaian yang sudah diraih dalam kurun waktu dua tahun penuh dengan hal-hal yang
patut untuk dibanggakan. Perkembangan pesat dalam kurun waktu singkat menunjukkan bahwa
hingga saat ini Lazada masih berpegang pada pedoman yang tepat. Kepemimpinan seorang
individu yang hebat ditambah dengan kerjasama antar pegawai menjadi salah satu senjata utama
untuk meraih kesuksesan pada perusahaan ini. Ketiadaan peraturan tertulis juga tidak menjadi
masalah jika ada sebuah mekanisme pengawasan yang mengatur tindakan para pegawai
perusahaan. Mekanisme pengawasan pada perusahaan ini berupa pola kerja dalam kelompok,
kepemimpinan berjenjang, serta peraturan tidak tertulis yang dimiliki oleh masing-masing
kelompok yang dibuat oleh kepala kelompok lewat kesepkatan bersama. Peraturan khusus setiap
divisi menjadi pagar yang menjaga tingkah laku pegawai agar tetap berada pada jalur yang benar.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Di balik semua pencapaian yang sudah diraih selama beberapa tahun, terdapat ancaman
yang mengintai perusahaan ini. Perusahaan ini tengah masuk ke dalam fase go-go organization
dimana mereka baru menggapai kesuksesan dan terus termotivasi untuk mencari kesuksesan-
kesuksesan lain. Pada fase ini biasanya perusahaan terus mencari peluang dan Lazada melihat
masyarakat Indonesia sebagai pasar mereka yang merupakan peluang untuk berbisnis. Dengan
berada pada fase yang terus mencari peluang dan budaya perusahaan yang memfokuskan diri
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, ada bahaya yang mungkin muncul berupa rusaknya
lingkungan internal perusahaan. Perusahaan pada fase go-go organizational dapat diibaratkan
seperti anak kecil yang ingin mencoba segala hal, dengan artian perusahaan ini melihat berbagai
hal sebagai peluang bagus yang dapat dimanfaatkan. Fokus yang terbagi ke berbagai arah dapat
menjatuhkan perusahaan yang baru berkembang. Terlalu fokus pada hal-hal pada lingkungan luar
perusahaan dapat memicu terjadinya keretakan di dalam lingkungan kerja perusahaan.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa Lazada adalah sebuah perusahaan yang terbentuk
dengan budaya perusahaan yang terkombinasi dengan beberapa konsep kerjasama kelompok.
Perusahaan yang sudah mengadopsi berbagai nilai dan tipe budaya perusahaan memiliki
kelemahan serta kelebihan masing-masing. Kelemahan yang ada seperti rasa keputusasaan
pegawai dan rentannya perusahaan ini karena melihat segala sesuatu sebagai peluang perlu
diwaspadai jika tidak ingin mengalami penurunan kinerja, bahkan kebangkrutan. Sedikitnya
perangkat aturan tertulis ada kalanya juga menghambat pekerjaan karena menimbulkan
kebingungan bagi pegawai. Kombinasi dari nilai dan norma serta cara kerja Lazada menjadi
kelebihan yang dapat dijadikan contoh bagi perusahaan lain yang menjadikan Work Hard/Play
Hard sebagai budaya perusahaannya.
Daftar Referensi:
Adizes, Ichak
1998 Corporate Lifecycles: How and Why Corporations Grow and Die and What to Do About It. New Jersey: Prentice Hall
Bedi, Hari
1994 Knowing Those Unwritten Rules. Asian Business; 30, pg. 52
Brand, V
2009 Empirical Business Ethics Research and Paradigm Analysis. Journal of Business Ethics, Vol. 86, No. 4, pp. 429-449. Springer.
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Chatwin, Mary Ellen
1990 The Anthropology of Organization. The Anthropology Today, Vol. 6, No. 2, pp. 17-18. Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland.
Creswell, John W.
1994 Research Design: Qualitative & Quantitative Approach. California: SAGE Publications, Inc
Deal, Terrence dan Kennedy, Allan
1982 Corporate Cultures. Ontario: Addison-Wesley Publishing Company
Dessler, Gary
2003 Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc
E. R. Wayman
2008 Current Applications. Current Anthropology, Vol. 49, No. 2, pg. 169. Chicago: The University of Chicago Press
Hanggraeni, Dewi
2011 Perilaku Organisasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Hofstede, Geert
1991 Cultures And Organizations: Software of Mind. London: McGraw-Hill Book Company
Irmawati, Dewi
2011 Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, edisi ke-VI
Jones, Todd
2001 Unwritten Rules Are Not Meant To Be Broken. The Sporting News. 11 June, pg. 27
Jordan, Ann
2003 Business Anthropology. Illinois: Waveland Press, Inc
Koopman, Albert
1991 Transcultural Management. London: Basil Blackwell
Kotter, J.P. dan Heskett, J.L
1992 Corporate Culture And Performance. New York: The Free Press
Lynch, Mike
2009 Be Careful With Unwritten Rules. Modern Machine Shop, pg.58
Lofland, John dan Lofland, Lyn
1984 Analyzing Social Settings. California: Wadsworth Publishing Company
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Moeran, Brian
2005 The Business Etnography. New York: BERG
Robbins, Stephen
2011 Organizational Behavior. Boston: Prentice Hall, Inc
Schwartzeman, Helen
1993 Etnography in Organizations. California: SAGE Publications, Inc
Simpson, Steve& Cacioppe, Ron
2001 Unwritten Ground Rules: Transforming Organization Culture to Achieve Key Business Objectives And Outstanding Customer Service. Leadership & Organization Development Journal; 22, pg. 394
Welker, M., Partridge D., dan Hardin Rebeca
2011 Corporate Lives; New Perspective on The Social Life of The Corporate Form. Current Anhropology, Vol 52, No. S3. The University of Chicago Press.
Widjaja, Amin
2007 Corporate Culture: Konsep & Kasus. Jakarta: HARVARINDO
Marsha Anjanie
2012 Kepala Sama Hitam, Isi Kepala Berwarna-warna: Studi Kasus Keragaman Interpretasi Kebudayaan Organisasi Perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Di Antara Divisi-Divisi Perusahaan, Skripsi S1, Program Sarjana Reguler Antropologi FISIP UI, tidak diterbitkan
Ranggie Annisaa Chaninda
2013 We Serve Costumer In Creative Way At Ak.Sa.Ra, Skripsi S1, Program Sarjana Reguler Antropologi FISIP UI, tidak diterbitkan
Internet
Prihastian, Ikhwan Arief
2012 Penelitian: Pengguna Internet Cenderung Memiliki Sifat Tidak Sabaran. Diakses dari: http://m.merdeka.com/teknologi/ilustrasi.html
Asianbrain
2014 Gerakan Revolusi e-bisnis di Indonesia. Diakses dari: http://www.asianbrain.com/revolusi-bisnis-internet-indonesia.htm
Startupbisnis 2014 Pertumbuhan Internet Banking dan e-Commerce di Indonesia : ATM dan CoD Mendominasi.
Diakses dari: http://startupbisnis.com/pertumbuhan-internet-banking-dan-e-commerce-di-indonesia-atm-dan-cod-mendominasi/
Baliorange
2008 Pengertian e-commerce. Diakses dari: http://www.baliorange.web.id/pengertian-ecommerce/
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014
Internetsehat
2011 Memahami e-commerce. Diakes dari: http://kalamkata.org/ebook/indonesian/Modul05-ecommerce.pdf
Surapto, Hadi
2012 44% Pengguna Internet RI Suka Belanja Online. Diakses dari: http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/303124-44--pengguna-internet-ri-suka-belanja-online
Ilman, Fariz
2013 Mengulik Sejarah Jejak Perjalanan Lazada Indonesia. Diakses dari: http://blog.lazada.co.id/mengulik-sejarah-jejak-perjalanan-lazada-indonesia/
Trainingcenter
2014 Pengantar Training Building Corporate Culture. Diakses dari: http://www.trainingcenter.co.id/building-corporate-culture
Dewi, Susanti
2012 Pentingnya Peraturan Perusahaan. Diakses dari: http://www.hrcentro.com/artikel/Pentingnya_Peraturan_Perusahaan_120528.html
www.alexa.com
Website resmi Lazada Indonesia
www.lazada.co.id
http://www.lazada.co.id/faq/#answer-faq-COD-ans 23 April 2014
http://www.lazada.co.id/faq/#answer-faq-feecalculate-ans diakses pada 3 Maret 2014
http://www.lazada.co.id/faq/#answer-faq-returnrefundpolicy-ans diakses pada 10 Juni 2014
Kinerja perusahaan…, Muhammad Anis, FISIP UI, 2014