kinerja operasional pln 2009
TRANSCRIPT
9. KINERJA OPERASIONAL
PT PLN (Persero) PUSDIKLAT
2009
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iDAFTAR GAMBAR....................................................................................................... iDAFTAR TABEL.......................................................................................................... ii9. KINERJA OPERASIONAL......................................................................................2
9.1 PENDAHULUAN.............................................................................................29.1.1 Latar Belakang...................................................................................29.1.2 Dasar Acuan.......................................................................................29.1.3 Definisi dan Istilah..............................................................................29.1.4 Klasifikasi Gangguan..........................................................................2
9.2 INDIKATOR KINERJA OPERASIONAL.........................................................69.2.1 Perspektif Bisnis Internal....................................................................69.2.2 Pelayanan Pelanggan........................................................................8
9.3 CARA PERHITUNGAN KINERJA.................................................................109.4 APLIKASI SISTEM INFORMASI KINERJA TRANSMISI (SIRKIT)...............11
9.4.1 Pengenalan......................................................................................119.4.2 Aplikasi Sirkit....................................................................................129.4.3 Data Inputan Gangguan dan Pemeliharaan.....................................13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 9-1. Halaman Muka Aplikasi SIRKIT............................................................12Gambar 9-2. Menu Aplikasi SIRKIT...........................................................................12Gambar 9-3. Tampilan Aplikasi SIRKIT pada saat ada gangguan............................13Gambar 9-4 Form Data Gangguan & Pemeliharaan..................................................14
DAFTAR TABEL
Tabel 9-1. Ciri-ciri Gangguan Controllable dan Uncontrollable....................................3
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
i
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
9.KINERJA OPERASIONAL
9.1 PENDAHULUAN
9.1.1 Latar Belakang
Kinerja merupakan salah satu alat untuk menilai suatu orang/organisasi
/perusahaan dalam menjalankan tugas yang dijalankannya apakah dapat
memenuhi sasaran yang telah ditetapkan. Dari hasil kinerja tersebut dapat
dilihat apakah individu atau kelompok tersebut berhasil atau gagal dalam
menjalankan tugas yang dijalankannya. Pada PT PLN (Persero), Kinerja
korporate juga berpengaruh terhadap penghasilan individu pegawai. Hal
tersebut tertuang dalam perhitungan Pay For Performance (P3) Pegawai.
Kinerja transmisi merupakan salah satu indikator yang sangat berperan dalam
pencapaian kinerja P3B Sumatera. Terdapat 2 (dua) perspektif yang di
dalamnya terdiri dari beberapa indikator kinerja transmisi antara lain TRAF,
TROD, TROF, CCAF, TLOD dan TLOF yang akan dijelaskan kemudian.
Selain dari indikator di atas, ada beberapa indikator yang perlu dijadikan
perhatian khususnya indikator kinerja peralatan, baik peralatan utama maupun
peralatan bantu. Indikator tersebut adalah Maintenance Index (MI), Security
Index (SI), Dependibility Index (DI) dan Auto reclose Index (ARI) yang
selanjutnya tertuang dalam kinerja Unit Pelayanan Transmisi (UPT).
9.1.2 Dasar Acuan
SK Direksi No. 059.K/DIR/2009 Tanggal 12 Maret 2009;
SK GM P3B Sumatera No.048.K/GM.P3BS/2009 Tanggal 23 Mei 2009;
9.1.3 Definisi dan Istilah
Definisi dan istilah yang biasa digunakan pada kinerja operasional adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan atau forced outage (GGN)
Merupakan semua kejadian ketidaknormalan peralatan ataupun system
yang menyebabkan PMT trip.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
ii
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
2. Trip
Sebagai pembukaan PMT secara paksa oleh relai ataupun peralatan
bantu lainnya karena terjadi gangguan.
3. Padam atau interrupted (PDM)
Merupakan kejadian yang menyebabkan terputusnya pasokan listrik ke
konsumen.
4. TL (Transmission Lines)
Merupakan saluran tenaga listrik yang dipakai untuk menyalurkan energi
listrik dengan tegangan nominal lebih dari 35 kV.
5. TR (Transformer)
Merupakan peralatan statis berdasarkan prinsip elektromagnitik untuk
mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik dari tegangan tinggi
menjadi tegangan menengah (150/20 kV, 70/20 kV, 70/12 kV).
6. IBT (Inter Bus Trafo)
Merupakan peralatan statis berdasarkan prinsip elektromagnitik untuk
mentransformasikan tegangan dan arus bolak-balik antar level tegangan
tinggi (150/70 kV, 275/150 kV, 500/150 kV).
7. Sirkit atau Circuit (CC)
Merupakan satu set rangkaian yang terdiri dari 3-fasa pada saluran
transmisi.
9.1.4 Klasifikasi Gangguan
Klasifikasi gangguan dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
a. Kriteria Gangguan terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
1. System Fault Controllable
Gangguan pada peralatan yang berkaitan langsung dengan tegangan
sistem dan dapat menimbulkan arus hubung singkat pada sistem
tenaga listrik yang disebabkan oleh hal-hal yang dapat dikendalikan
atau diprediksi sebelumnya.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
iii
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Contohnya seperti gangguan alat, pohon, gangguan penyulang karena
salah koordinasi, dan lain-lain.
2. System Fault Uncontrollable
Gangguan pada peralatan yang berkaitan langsung dengan tegangan
sistem dan dapat menimbulkan arus hubung singkat pada sistem
tenaga listrik yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat
dikendalikan atau diprediksi sebelumnya.
Contohnya seperti gangguan karena petir, PFL, binatang di transmisi,
Layang-layang, Pembangkit, Bencana Alam dan lain-lain.
3. Non System Fault Controllable
Gangguan pada peralatan yang tidak berkaitan langsung dengan
tegangan sistem, tetapi men-tripkan PMT.
Contohnya adalah anomaly relai yang menyebabkan Trip PMT,
Kebocoran SF6, SC pada alat Bantu dan lain-lain.
Dari ke-3 kriteria di atas, terdapat 2 (dua) sifat gangguan yaitu
Controllable dan uncontrollable. Adapun cirri-ciri dari gangguan
controllable dan uncontrollable dapat dilihat pada Tabel 9-1 dibawah ini.
Tabel 9-1. Ciri-ciri Gangguan Controllable dan Uncontrollable
CONTROLLABLE UNCONTROLLABLE
- Biasanya ditandai dengan adanya
kelainan
- Sulit diprediksi
- Penyebab internal peralatan - Penyebab eksternal atau fenomena alam
- Kurang pemeliharaan - Tidak masuk ruang lingkup pemeliharaan
- Analisis gangguan lebih mudah - Analisis gangguan relative lebih sulit
b. Penyebab Gangguan
Macam-macam penyebab gangguan:
1. Alat
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
iv
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Gangguan yang disebabkan karena adanya kerusakan atau
keabnormalan pada instalasi seperti PMT, PMS, Trafo, kabel,
konduktor, isolator, CT, OLTC, LA, MCB, Accessories (Batere, Jumper,
Aux Relai dan lain-lain). Seluruh gangguan yang disebabkan oleh
peralatan dikategorikan sebagai gangguan Controllable baik Non
System Fault ataupun System Fault.
2. Bencana Alam
Gangguan yang disebabkan karena fenomena alam diluar kendali
manusia seperti Gempa Bumi, Banjir, Angin Ribut/Puting Beliung,
Tanah longsor, Gunung meletus. Karena hal tersebut merupakan di
luar kendali manusia maka gangguan yang disebbakan oleh bencana
alam dikategorikan sebagai gangguan System Fault Uncontrollable.
3. Binatang
Gangguan yang disebabkan oleh berbagai jenis binatang (seperti
Tikus, Kucing, Tokek, Ular, Monyet, Beruang, Musang, Burung, dan
lain-lain). Gangguan Transmisi dan switchyard yang disebabkan oleh
binatang merupakan gangguan uncontrollable, sedangkan gangguan di
dalam Gardu Induk merupakan gangguan controllable.
4. Layangan
Gangguan yang disebabkan oleh layang-layang. Gangguan disebabkan
layang-layang dikategorikan sebagai gangguan System Fault
uncontrollable.
5. Manusia/PFL
Gangguan yang disebabkan karena human error atau pekerjaan pihak
lain. Gangguan yang disebabkan oleh Manusia atau PFL dapat
dikategorikan sebagai gangguan Non System Fault ataupun System
fault controllable ataupun uncontrollable. Hal ini harus dilihat dari
penyebab terjadinya gangguan.
6. Overload
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
v
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Gangguan karena kapasitas PHT atau TD dibebani melebihi dari batas
kemampuannya, baik akibat gangguan maupun pengaturan operasi
sistem. Gangguan overload dikategorikan sebagai gangguan System
Fault.
7. Pembangkit
Gangguan yang disebabkan karena adanya pembangkit yang trip
sehingga menyebabkan penyaluran terganggu. Gangguan disebabkan
pembangkit dapat dikategorikan sebagai gangguan System Fault
Uncontrollable.
8. Penyulang
Gangguan yang disebabkan adanya gangguan disisi jaringan distribusi.
Gangguan distribusi dikategorikan sebagai gangguan System Fault
Uncontrollable.
9. Petir
Gangguan yang disebabkan terjadinya flashover pada peralatan
instalasi akibat sambaran petir baik langsung maupun tidak langsung.
Gangguan petir dikategorikan sebagai gangguan System Fault
Uncontrollable.
10.Pohon/Tegakan
Gangguan yang disebabkan terjadinya flashover pada kawat/konduktor
jaringan akibat tidak terpenuhinya jarak bebas (clearance) dengan
pohon. Gangguan pohon dikategorikan sebagai gangguan System
Fault controllable.
11.Relai
Gangguan yang disebabkan karena relai rusak, salah setting, mala
kerja, salah wiring, dan sebagainya. Gangguan relai dikategorikan
sebagai gangguan Non System Fault Controllable.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
vi
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
9.2 INDIKATOR KINERJA OPERASIONAL
9.2.1 Perspektif Bisnis Internal
9.2.1.1 Maintenance Index (MI)
MI adalah indikator unjuk kerja terhadap derajat kepastian suatu peralatan utama
tidak mengalami kesalahan kerja pada kondisi yang diperlukan.
MI =
Faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian MI adalah gangguan-gangguan
yang bersifat Controllable, Baik gangguan System Fault ataupun Non System
Fault. Untuk dapat memperbaiki pencapaian MI, perlu dilakukan pemeliharaan
secara baik dan menyeluruh sehingga gangguan-gangguan yang bersifat
controllable dapat berkurang.
9.2.1.2 Security Index (SI)
SI adalah Indikator unjuk kerja terhadap derajat kepastian suatu peralatan bantu
tidak mengalami kesalahan kerja pada kondisi yang diperlukan.
SI =
Faktor yang memperngaruhi dalam pencapaian SI adalah gangguan-gangguan
yang bersifat Non System Fault.
9.2.1.3 Dependibility Index (DI)
DI adalah indikator unjuk kerja terhadap derajat kepastian suatu sistem proteksi
yang akan bekerja dengan benar pada kondisi yang diperlukan.
DI =
Faktor yang memperngaruhi dalam pencapaian DI adalah gangguan-gangguan
yang bersifat System Fault, baik gangguan yang Controllable ataupun
Uncontrollable. Selain itu factor yang mempengaruhi adalah jumlah mala kerja
relai.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
vii
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
9.2.1.4 Auto Reclose Index (ARI)
ARI adalah indikator unjuk kerja terhadap derajat kepastian suatu sistem Auto
Reclose bekerja dengan benar pada kondisi yang diperlukan.
DI =
Faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian ARI adalah gangguan-gangguan
temporer yang dapat dinormalkan oleh auto reclose. Definisi Auto Reclose bekerja
dengan benar apabila PMT dapat kembali masuk pada saat gangguan temporer,
dan definisi auto reclose gagal adalah gangguan bersifat temporer dan PMT gagal
masuk kembali dengan bantuan Auto Reclose.
9.2.1.5 Transformer Availability Factor (TRAF)
TRAF adalah indikator kesiapan transformer (Trafo dan Bay) dalam kurun waktu
operasi.
Kesiapan TR adalah kesiapan 1 bay TR dalam menyalurkan tenaga listrik.
TRAF = [1- ] x 100. (%)
Keterangan :
n = Jumlah Gangguan, m = jumlah pemeliharaan,
MVAOD = MVA TD Gangguan, MVAMD = MVA TD Dipelihara,
TDOD = TR Outage Duration, TDMD = TR Maintenance Duration.
9.2.1.6 Circuit Availability Factor (CCAF)
CCAF adalah indikator kesiapan saluran transmisi (Bay dan TL) dalam
kurun waktu operasi.
CCAF = [1- ] x100. (%)
Keterangan :
OD = Outage Duration,
MD = Maintenance Duration
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
viii
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
9.2.1.7 Daily Load Deviation Counter (DLDC)
DLDC adalah mengukur frekuensi terjadinya ketidaktepatan ramalan beban
harian, yang dihitung bila ramalan beban harian melewati batas ± 15%.
Kinerja ini merupakan salah satu indikator dalam kinerja Unit Pengatur
Beban.
9.2.1.8 Operation Human Error (OHE)
OHE adalah indikator mengukur frekuensi kesalahan operasi yang
dilakukan oleh dispatcher dalam mengoperasikan instalasi/peralatan baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
9.2.1.9 Kesiapan Komunikasi (Kom)
Kesiapan komunikasi adalah indikator peralatan komunikasi dengan
mengukur persentase kesiapan sarana komunikasi dalam satu kurun waktu
tertentu.
9.2.1.10 Kesiapan Master Station (MS)
Kesiapan MS adalah indikator unjuk kinerja peralatan Master Station
dengan mengukur persentase kesiapan MS dalam satu kurun waktu
tertentu.
9.2.1.11 Kesiapan Tele Informasi Data (TID)
Kesiapan TID adalah indikator kinerja yang mengukur keakuratan informasi
dasar tentang STL yang diperoleh dari pemantauan status peralatan dan
pengukuran besaran listrik pada gardu induk.
9.2.2 Pelayanan Pelanggan
9.2.2.1 Transmission Line Outage Duration (TLOD)
TLOD adalah indikator untuk mengukur lamanya gangguan pada TL setiap
100km. Lama gangguan TL dihitung sejak gangguan terjadi, hingga TL siap
dibebani (enerjais).
TLOD = x100 (jam/100kms),
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
ix
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
n = jumlah kali gangguan dalam satu periode pelaporan.
9.2.2.2 Transformer Outage Duration (TROD)
TROD adalah mengukur lamanya gangguan rata-rata peralatan pada setiap
unit TR. Lama gangguan per unit TR dihitung mulai gangguan hingga TR
(enerjais).
TROD = . (jam/unit)
n = jumlah kejadian gangguan
R = jumlah trafo yang beroperasi
9.2.2.3 Transmission Line Outage Frequency (TLOF)
TLOF adalah untuk mengukur kekerapan gangguan pada TL setiap 100km.
TLOF = x100. (kali/100kms),
n = jumlah gangguan TL dalam satu periode pelaporan.
9.2.2.4 Transformer Outage Frequency (TROF)
TROF adalah untuk mengukur kekerapan gangguan pada setiap unit TR.
TROF = . (kali/unit) ,
n = jumlah kejadian gangguan
R = jumlah trafo yang beroperasi
9.2.2.5 Voltage excurtion Counter (VEC)
VEC adalah menghitung jumlah GI yang melewati batas tegangan dengan
waktu lebih dari satu jam. Batas tegangan GI yang dipersyaratkan adalah ±
10%.
9.2.2.6 Average System Recovery Time (ASRT)
ASRT adalah mengukur kecepatan penanganan pemulihan beban yang
padam akibat gangguan. Waktu pemulihan dihitung sejak konsumen padam
hingga menyala kembali.
Besarnya beban yang padam, diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:
1. pemadaman besar, bila beban yang padam 50%,
2. pemadaman sedang, bila beban yang padam antara 15% s.d. 50%,
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
x
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
3. pemadaman kecil, bila beban yang padan antara 5% s.d. 15%.
Catatan: pemadaman <5% tidak dihitung.
9.3 CARA PERHITUNGAN KINERJA
Sesuai dengan SK GM P3B Sumatera No.048.K/GM.P3BS/2009 Tanggal 23
Mei 2009 dan SK Direksi No. 059.K/DIR/2009 Tanggal 12 Maret 2009,
perhitungan untuk kinerja operasional menggunakan kurva perhitungan
trapesium 125%.
Untuk menghitung pencapaian, rumus yang digunakan adalah :
Pencapaian = ...................... (1)
atau
Pencapaian = ...................... (2)
Perhitungan menggunakan pencapaian (1) pada saat realisasi yang
didapat lebih kecil lebih baik. ( R < T, maka hasil lebih baik ). Sedangkan
Perhitungan menggunakan pencapaian (2) pada saat realisasi yang
didapat lebih besar lebih baik. ( R > T, maka hasil lebih baik ).
Berikut cara penilaian untuk kurva 125%.
Titik OA (I) : Jika, pencapaian ≤ 50 %, maka perhitungan nilai bobot
menggunakan garis Y = 0.
Titik AB (II) : Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan
nilai bobot menggunakan garis Y = { 2 (x) - 100% } *
Bobotnya.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
xi
A (50,0) B (100,0) C (125,0) D (150,0)
Nilai Bobot
I
II
III
IV
VO (0,0)
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Titik BC (III) : Jika, 100 % ≤ pencapaian ≤ 125 %, maka perhitungan
nilai bobot menggunakan garis Y = 100% * Bobotnya.
Titik CD (IV) : Jika, 125 % < pencapaian < 150 %, maka perhitungan
nilai bobot menggunakan garis Y = { 4 (x) + 600% } *
Bobotnya.
Titik DE (V) : Jika, pencapaian ≥ 150 %, maka perhitungan nilai bobot
menggunakan garis Y = 0.
9.4 APLIKASI SISTEM INFORMASI KINERJA TRANSMISI (SIRKIT)
Sistem Informasi Kinerja Transmisi (SIRKIT) merupakan suatu program aplikasi
berbasis web yang ditumbuhkembangkan oleh PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali untuk
menghimpun data gangguan dan pemeliharaan instalasi yang terjadi. Saat ini Aplikasi
SIRKIT sudah digunakan oleh seluruh PLN yang mengelola transmisi di seluruh
indonesia, dan salah satunya adalah P3B Sumatera diharuskan menggunakan aplikasi
SIRKIT dalam menginput seluruh data gangguan dan pemeliharaan.
9.4.1 Pengenalan
Aplikasi fois dapat dibuka pada portal :
Intranet : 10.6.1.40/~fois atau
Internet : 202.162.216.204/~fois
Maka akan terbuka portal seperti pada Gambar 9-1.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
xii
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Gambar 9-1. Halaman Muka Aplikasi SIRKIT
Untuk dapat mengakses aplikasi ini dibutuhkan user name yang sudah di
daftarkan oleh administrator. Dalam hal ini administrator P3B Sumatara adalah
Kantor Induk.
9.4.2 Aplikasi Sirkit
Gambar 9-2. Menu Aplikasi SIRKIT
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
xiii
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Gambar 9-2 adalah menu pada saat user telah masuk dalam aplikasi
SIRKIT. Ada beberapa poin dalam aplikasi SIRKIT yang bisa diakses
antara lain :
- Penambahan data peralatan instalasi.
- Penambahan data gangguan dan pemeliharaan
- Mengedit data gangguan dan pemeliharaan yang sudah diinput
- Melihat dan mencetak data gangguan dan pemeliharaan yang sudah
diinput.
- Melihat pencapaian indikator kinerja SI, DI, MI, ARI, TLOF, TLOD,
TROF, TROD, CCAF, ENS dan pemeliharaan.
Untuk data gangguan dan pemeliharaan pada hari tersebut maka akan
ditampilkan langsung pada saat menu utama seperti terlihat pada
Gambar 9-3.
Gambar 9-3. Tampilan Aplikasi SIRKIT pada saat ada gangguan
9.4.3 Data Inputan Gangguan dan Pemeliharaan
Pada aplikasi SIRKIT, apabila kita akan memasukkan data gangguan atau
pemeliharaan, maka ada beberapa data yang kita inputkan oleh operator pada
saat terjadi gangguan atau pemeliharaan seperti terlihat pada Gambar 9-4.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
xiv
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Gambar 9-4 Form Data Gangguan & Pemeliharaan
Data-data tersebut adalah :
Nama GI yang mengalami gangguan atau dilakukan
pemeliharaan.
Nama Bay yang padam yang mengalami gangguan atau dilakukan
pemeliharaan.
Penyebab gangguan (kategori sebab untuk gangguan dan
pemeliharaan ).
Jenis outage (trip, AR Gagal, AR Sukses, Final Trip, Hilang
Tegangan atau pemeliharaan)
Waktu terjadinya gangguan atau pemeliharaan.
Kondisi sistem (apakah mengalami pemadaman atau tidak)
Beban yang padam yang selanjutnya digunakan untuk
perhitungan ENS
Keterangan yang diisi untuk menjelaskan secara detail
Relai yang bekerja pada saat terjadi gangguan
Annunsiator yang muncul pada saat terjadi gangguan
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
xv
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 9. Kinerja Operasional
Data-data tersebut digunakan untuk evaluasi selanjutnya yang
dilakukan di UPT dan juga Kantor Induk. Mekanisme Pengisian
gangguan dan pemeliharaan dilakukan oleh Gardu Induk/TRAGI yang
selanjutnya dianalisa oleh UPT.
Bebagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
xvi