kimia lingkungan ( perairan laut )

Upload: febrirohmadsupriyo

Post on 08-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah biota air tawar dan laut

TRANSCRIPT

MAKALAH EKOLOGI PERAIRAN FAKTOR LINGKUNGAN LAUT

DAFTAR ISI

2I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

31.2 Rumusan Masalah

31.3 Tujuan

4II. TINJAUAN PUSTAKA

5III. Faktor - Faktor Lingkungan Laut

53.1 Faktor Fisika Lingkungan Laut

53.1.1 Suhu

53.1.2 Kecerahan/Kekeruhan

63.1.3 Kecepatan Arus

63.1.4 Gelombang

63.1.5 Pasang Surut (Pasut) Air Laut

73.2 Faktor Kimia Lingkungan Laut

73.2.1 Salinitas

73.2.2 Oksigen Terlarut (DO)

73.2.3 Derajat Keasaman (pH)

83.2.4 Unsur Hara (Nutrien)

83.3 Faktor Biologi Lingkungan Laut

83.3.1 Produsen

83.3.2 Konsumen

93.3.3 Dekomposer

9IV. Faktor - Faktor Lingkungan Air Tawar

104.1 Faktor Fisika Lingkungan Air Tawar

104.1.1 Warna, Bau Air Tawar (Effect of Sediment)

104.1.2 Kenaikan suhu air (Raising of Temperature)

104.2 Faktor Kimia Lingkungan Air Tawar

11V. KESIMPULAN

11VI. DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Lautan telah lama dikenal sebagai salah satu ekosistem yang paling besar, paling kompleks dan paling dinamis di dunia dan air tawar merupakan salah satu ekosistem yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Terdapat berbagai macam interaksi antara faktor-faktor penyusun komponen lingkungan laut dan lingkungan air tawar yang berlangsung sangat cepat dan terus menerus sehingga sangat menentukan kondisi ekosistem yang ada di lingkungan perairan tersebut. Lebih dari 80% air yang yang berada di alam merupakan air laut. Air laut menentukan iklim dan kehidupan di bumi. Sifat dari lingkungan kelautan adalah selalu berubah dan dinamik dan sifat dari lingkungan air tawar yang merupakan perantara antara air laut dengan daratan. Kadang-kadang perubahan ini berlangsung dalam waktu yang relatif cepat maupun lambat. Cepat atau lambatnya perubahan ini sama-sama mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan. Perubahan apapun yang terjadi ada yang akan berdampak positif baik bagi suatu kehidupan dan negatif bagi kehidupan yang lain. Karena terus berubahnya lingkungan, maka organisme yang menempati kemungkinan juga akan berubah dan dapat merusak ekosistem tersebut. Oleh sebab itu diperlukan pengkajian mengenai faktor-faktor lingkungan laut dan lingkungan air tawar.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan komponen-komponen penyusun ekosistem lautan dan perairan air tawar setidaknya kita dapat mengurangi perubahan dan kerusakan ekosistem yang terjadi. Namun, timbul beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut.

Faktor - faktor apa saja yang terdapat di lingkungan laut maupun lingkungan air tawar yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan dan pembentukan ekosistem baru?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah tentang faktor lingkungan laut ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyusun komponen ekosistem lingkungan laut dan mengetahui interaksi-interaksi yang terjadi di dalam.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem laut dan ekosistem air tawar merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik dan biotik yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen tersebut (misalnya perubahan nilai parameter fisika-kimia perairan), maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (misalnya perubahan kualitatif dan kuantitatif organismenya). Dalam lingkungan laut terdapat faktor-faktor pembentuk suatu ekosistem yang sekaligus sebagai faktor penentu perubahan ekosistem lautan dan air tawar. Secara umum faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu faktor fisika, kimia, dan biologi.

III. Faktor - Faktor Lingkungan Laut

3.1 Faktor Fisika Lingkungan LautLaut Faktor-faktor fisika yang terdapat di lingkungan laut meliputi suhu air, kecerahan/kekeruhan, kecepatan arus, gelombang, dan pasang surut (pasut) air laut.

Ciri-ciri Habitat Air Laut :1. Variasi temperatur atau suhu tinggi2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi3. Penetrasi dari cahaya matahari tinggi4. Ekosistem tidak terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar5. Aliran atau arus laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperatur dan rotasi bumi6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan dekomposer.

3.1.1 Suhu

Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses metabolisme hanya berfungsi di dalam kisaran suhu yang relatif sempit, biasanya antara 0 40 0C, tetapi ada juga organisme yang mampu mentolerir suhu sedikit di atas dan sedikit di bawah batas-batas tersebut, misalnya ganggang hijau-biru yang hidup pada suhu 85 0C di sumber air panas. Kebanyakan organisme laut telah mengalami adaptasi untuk hidup dan berkembang biak dalam kisaran suhu yang lebih sempit daripada kisaran total 0 40 0C.

Suhu merupakan faktor fisika yang sangat penting bagi suatu habitat. Kenaikan suhu akan mempercepat reaksi-reaksi kimiawi, menurut hukum Vant Hoff kenaikan suhu 10C melipat duakan kecepatan reaksi, walaupun hukum ini tidak selalu berlaku (Nybakken, 1992). Perubahan suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak mengenai daerah ekuator dibanding daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub.

3.1.2 Kecerahan/Kekeruhan

Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air. Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi kekeruhan air seperti suspensi dalam air (lumpur), planktonik (jasad renik) dan warna air.

3.1.3 Kecepatan Arus

Arus di permukaan merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakan oleh angin dan begitupun arus dibawahnya ikut terbawa. Arus dilapisi oleh permukaan laut berbelok ke kanan dari arah angin dan arus dilapisan bawahnya akan berbelok lebih ke kanan lagi dari arah arus permukaan. Hal ini disebabkan adanya gaya cariolis (Cariolis Force), yaitu gaya yang diakibatkan oleh perputaran bumi. Jika terjadi divergensi atau pembuyaran arus permukaan maka akan terjadi upwelling, yakni naiknya massa air dari lapisan bawah laut kelapisan permukaan dan jika terjadi konvergensi atau pemusatan arus permukaan, maka akan menyebabkan downwelling, yakni turunnya massa air dari lapisan atas kelapisan bawah.

3.1.4 Gelombang

Gerakan gelombang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap organisme dan komunitas dibandingkan dengan daerah laut lainnya. Gelombang yang terhempas ke pantai akan melepaskan energinya di pantai. Makin tingginya gelombang, maka makin besar tenaganya memukul pantai. Ada tiga faktor yang menentukan besarnya gelombang yang disebabkan oleh angin yakni kuatan hembusan, lamanya hembusan dan jarak tempuh angin. Jarak tempuh angin ialah bentangan air terbuka yang dilalui angin. Sekali gelombang telah terbentuk oleh angin maka gelombang itu akan terus merambat sampai jauh.

3.1.5 Pasang Surut (Pasut) Air Laut

Pasang surut adalah naik dan turunnya air permukaan laut secara periodik selama suatu interval waktu tertentu. Pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Ada 2 (dua) macam pasang surut yang terjadi, yakni:

a. Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan)dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi bumi-bulan-matahari berada pada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.

b. Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut terendah (kecil). Pasang kecil ini terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi matahari bulan bumi membentuk sudut 90. Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan).

3.2 Faktor Kimia Lingkungan Laut

Faktor-faktor kimia yang terdapat di lingkungan laut meliputi salinitas, oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), dan unsur hara (nutrien).

3.2.1 Salinitas

Salinitas adalah banyaknya zat terlarut. Zat padat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut (Nybakken, 1992). Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan 0/00 (permil, gram per liter) (Nontji, 1986). Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena didalam air laut terlarut garam-garam yang paling utama adalah natrium klorida (NaCl) yang sering disebut garam dapur. Selain NaCl, di dalam air laut terdapat pula MgCl2, kalium, dan kalsium. Menurut teori, zat-zat garam berasal dari proses outgassing, yaitu rembesan kulit bumi didasar laut berbentuk gas kepermukaan dasar laut. Hasil kikisan kerak bumi terlarut dengan gas dari kulit bumi dasar laut dan air sehingga menghasilkan garam di laut. Zat kimia terlarut yang membentuk garam yang diukur sebagai salinitas adalah CI, Na, SO4, dan Mg yang merupakan komponen utama sebesar 99,7% dari jumlah zat terlarut dalam air laut, sisanya 0,3% yang walaupun jumlahnya sedikit dapat mempengaruhi kehidupan di laut dan sebaliknya kepekatan zat ini ditentukan oleh aktifitas kehidupan laut.

3.2.2 Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya (Fardiaz, 1992). Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya dan dari atmosfer (udara) yang masuk ke dalam air dengan kecepatan terbatas (Fardiaz, 1992). Oksigen terlarut dalam laut dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer (Fardiaz, 1992). Oksigen merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk hidup di dalam air. Kepekatan oksigen terlarut bergantung pada suhu, kehadiran tanaman fotosintesis, tingkat penetrasi cahaya yang bergantung kepada kedalaman dan kekeruhan air, tingkat kederasan aliran air, dan jumlah bahan organik yang diuraikan dalam air seperti sampah, ganggang mati atau limbah industri (Sastrawijaya, 2001).

3.2.3 Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH air yang normal atau netral yaitu antara pH 6 sampai pH 8 (Fardiaz, 1992). Air yang pH-nya kurang dari 7 bersifat asam, sedangkan yang pH-nya lebih dari 7 bersifat basa. Tanah yang bersifat asam akan mengakibatkan pelarutan dan ketersediaan logam berat yang berlebihan dalam tanah (Darmono, 1995). Perubahan pH yang sangat asam maupun basa akan mengganggu kelangsungan hidup organisme akuatik karena menyebabkan terganggunya metabolisme dan respirasi.

3.2.4 Unsur Hara (Nutrien)

Sebagian besar unsur-unsur kimiawi yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dan binatang terdapat dalam air laut dalam jumlah lebih dari cukup, sehingga kekurangannya tak perlu dipertimbangkan sebagai faktor ekologi. Dalam jaringan hidup terutama dalam bentuk senyawa organik dan dilepaskan kembali ke air sebagai kotoran maupun bangkai dalam bentuk butiran atau larutan. Dan untuk senyawa NO3, samudera mendapatkan dari udara bukan saja N tetapi juga NO3. Seperti halnya PO4, pertumbuhan dan fotosintesa dari tumbuh-tumbuhan laut (fitoplankton dan alga bentik) dibatasi oleh kepekatan NO3 dalam air. Selain unsur-unsur hara tersebut, diatom juga mengambil sejumlah besar Si dari laut dan kekurangan kandungan Si dapat menjadi faktor pembatas di perairan tertentu.

3.3 Faktor Biologi Lingkungan Laut

Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Jumlah dan keanekaragaman jenis biota yang hidup di laut sangat berlimpah. Biota laut hampir menghuni semua bagian laut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang terjeluk sekalipun (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Di laut terdapat berbagai macam organisme mulai dari yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti ikan paus. Faktor biologi lingkungan laut merupakan parameter dari mahluk hidup yang menjadi faktor penting dalam komponen penyusun ekosistem laut. Parameter biologi dapat berupa phytoplankton, zooplankton, benthos, nekton, bakteri, dan virus. Dari berbagai jenis organisme tersebut ada yang berlaku sebagai produsen, konsumen, dan pengurai (detritus).

3.3.1 Produsen

Produsen dalam lingkungan laut merupakan faktor utama yang menentukan produktuvitas lautan. Yang bertindak sebagai produsen adalah fitoplankton dan ganggang laut lainnya. Fitoplankton adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran kecil, ia melayang-layang di air dan merupakan organisme laut yang menjadi makanan utama bagi ikan-ikan laut berukuran sedang dan kecil. Ia mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis (autotrof). Contoh plankton ini yaitu Alga merah banyak terdapat di Laut Merah, Alga biru banyak terdapat di Laut Tropik, Dinophysis, dan Navicula.

3.3.2 Konsumen

Terdiri atas berbagai hewan air yang hidup di laut seperti zooplankton, benthos, dan nekton (ikan). Zooplankton adalah sebuah koloni (kelompok) yang terdiri dari berbagai-jenis hewan kecil yang sangat banyak jumlahnya. Contoh zooplankton misalnya Copepoda, Tomopteris, Arrow Wori, Jelly Fish (ubur-ubur) dan beberapa jenis Crustacea. Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur, beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut, dan terumbu karang. Sedangkan nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak aktif di perairan seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, dan cumi-cumi. Semua organisme yang berlaku sebagai konsumen tersebut merupakan organisme heterotrof di lingkungan laut.

3.3.3 Dekomposer

Organisme laut yang bertindak sebagai pengurai atau pembusuk bahan-bahan organik dan anorganik seperti jenis bakteri pengurai (Nitrobacter sp.) dan jamur. Peranan mikroorganisme ini sangat vital dalam lingkungan laut karena dengan kehadiran dekomposer yang sangat menentukan perubahan lingkungan lautan.

IV. Faktor - Faktor Lingkungan Air Tawar

Habitat air tawar menempati daerah yan relatif kecil pada permukaan bumi, dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya. Karena habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan domestik maupun industri (air mungkin dapat diperoleh dalam jumlah lebih banyak dari laut, tetapi dengan biaya dengan biaya yang lebih tinggi yaitu lebih banyak energi yang diperlukan dan adanya popusi garam). Ekosistem air tawar menawarkan sistem pembuangan yang memadai dan paling murah. Karena manusia menyalahgunakan sumber daya ini maka jelas bahwa usaha untuk mengurangi tekanan tersebut harus dilakukan secepatnya, bila tidak, air akan menjadi faktor pembatas bagi manusia.

Ciri-ciri Habitat Air Tawar :

Variasi temperatur atau suhu rendah2. Kadar garam atau salinitas rendah3. Penetrasi dari cahaya matahari kurang4. Terpegaruh iklim dan cuaca alam sekitar5. Aliran air terjadi setiap waktu terus-menerus pada sungai6. Secara fisik dan biologi merupakan perantara habitat laut dan darat.7. Tumbuhan mikroskopis seperti alga dan fitoplankton sebagai produsen utama.

4.1 Faktor Fisika Lingkungan Air Tawar

4.1.1 Warna, Bau Air Tawar (Effect of Sediment)

Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga tampak bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen (bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya. Air permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Walaupun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, namun demikian air minum dimungkinkan masih mengandung komponen-komponen terlarut. Warna air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true color) yang disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu(apparent color), yang selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti yang bersifat koloid.4.1.2 Kenaikan suhu air (Raising of Temperature)

Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari udara yang lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang lebih dingin. Air cukup efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap dan melepaskan panas dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit perubahan suhu.4.2 Faktor Kimia Lingkungan Air Tawar

Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik. Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air).

Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air

Konsekuensi yang sangat penting dari sifat kimia ini adalah mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang terkandung tanah terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai. Diperkirakan lima milyar ton zat dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat tersebut penting bagi kehidupan laut.

Air juga mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui. Sifat kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal. Air tidak terlalu reaktif yang membuatnya berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia).

V. KESIMPULAN

Melihat berbagai macam ulasan mengenai faktor-faktor pembentuk dan sekaligus penyebab terjadi perubahan di lingkungan laut dan lingkungan air tawar maka dapat diambil kesimpulan bahwa fakor yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut terdiri atas faktor fisika, kimia, dan biologi. Faktor fisika meliputi temperatur atau sahu perairan, kecerahan/kekeruhan (tingkat penetrasi cahaya), kecepatan arus, gelombang dan daerah pasang surut air laut, warna bau air tawar. Kemudian faktor kimia meliputi salinitas, oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), kelarutan dan beberapa unsur hara (nutrien). Sedangkan faktor biologi meliputi produsen (fitoplankton dan ganggang laut lainnya), konsumen (zooplankton, benthos, dan nekton) dan dekomposer (bakteri dan jamur). Masing-masing faktor tersebut memiliki keterkaitan hubungan timbal balik antara yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu lingkungan perairan laut (ekosistem lautan) dan perairan air tawar (ekosistem air tawar).VI. DAFTAR PUSTAKA

http://tonny.mhs.upnyk.ac.id/2011/10/05/karakteristik-fisika-kimia-air-laut/ http://ojanmaul.wordpress.com/category/biologi-laut/

http://smk3ae.wordpress.com/2008/06/24/sifat-%E2%80%93-sifat-kimia-air/

http://lets-belajar.blogspot.com/2007/08/faktor-fisika-kimia-air.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pengaruh-faktor-faktor-lingkungan-terhadap-budidaya-laut/

http://acehpedia.org/Lingkungan_Laut

http://zonabawah.blogspot.com/2011/05/pengaruh-berbagai-faktor-lingkungan_28.html

http://masantos.wordpress.com/category/biologi-laut/