khutbah mari kita bertawadhu lagi

7
Khutbah Jum’at: Mari Kita Bertawadhu’ Lagi ه. رفعه وح من تواضع ووقاه, و اليه حفظه داه ومن لأ وه وفقهبل رجاءه ن اعتصمى م ا د ا ن لا شهد أ واسداه. وأ بفض ماحووله. واشكره ع لإنعام وأ اعطى من ا مابحانه عده س أ يك وحده ل رسودا عبده و ن شهد أ اه. وأحدا سو يعامل أ بصفاته و شهادة من عرفيد ن س ال الن رسو عبدك ورك ع وهم صل وسل بتقواه. الوصا حيده وأ خلقه بتوبعوث ا اما بعد داه_ أ سكون ينبه ا و اد وع Para hadirin jama’ah jum’ah Rahimakumullah Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Semakin sering kita mengevaluasi diri kita semakin baik. Karena dengan demikian kita akan merasa selalu bersalah dan selalu berusaha memperbaikinya. amin Alhamdulillah di hari yang bahagia ini kita masih diberikan kesempatan oleh Allah yang maha kuasa untuk berkumpul bersama saling bertaushiyah sesama. Semoga pertemuan kita diberkati oleh Allah seperti majlis jum’ah yang berkah ini. Ayyuhal Hadirun Rahimakumullah, Diantara beberapa hal yang sering kita abaikan adalah pemahaman kita seputar etika bermasyarakat. Seringkali kita lupa akan ke-diri-an kita, warna dan identitas sebagai muslim Indonesia yang hidup di tengah berbagai ragam suku, ras, agama dan bahasa kedaerahan. Meskipun ada perbedaan epistimologis

Upload: wahyu-islami

Post on 11-Jul-2015

56 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

Khutbah Jum’at: Mari Kita Bertawadhu’ Lagi

امحلد هلل اذلى من اعتصم حببل رجاءه وفقه وهداه ومن جلأ اليه حفظه ووقاه, ومن تواضع هل رفعه وحامه.

نعام وأ وله. واشكره عىل ماحوهل بفضهل واسداه. وأ شهد أ ن لاهل الاهللا أ محده س بحانه عىل ما اعطى من الإ

شهادة من عرف هللا بصفاته ومل يعامل أ حدا سواه. وأ شهد أ ن محمدا عبده ورسوهل وحده لرشيك هل

املبعوث اىل خلقه بتوحيده وأ وصامه بتقواه. اللهم صل وسمل وابرك عىل عبدك ورسوكل النيب ال يم س يدان

محمد وعىل اهل وحصبه اذلين متسكون هبداه_ أ ما بعد

Para hadirin jama’ah jum’ah Rahimakumullah

Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Semakin sering kita

mengevaluasi diri kita semakin baik. Karena dengan demikian kita akan merasa

selalu bersalah dan selalu berusaha memperbaikinya. amin

Alhamdulillah di hari yang bahagia ini kita masih diberikan kesempatan oleh

Allah yang maha kuasa untuk berkumpul bersama saling bertaushiyah sesama.

Semoga pertemuan kita diberkati oleh Allah seperti majlis jum’ah yang berkah

ini.

Ayyuhal Hadirun Rahimakumullah,

Diantara beberapa hal yang sering kita abaikan adalah pemahaman kita seputar

etika bermasyarakat. Seringkali kita lupa akan ke-diri-an kita, warna dan

identitas sebagai muslim Indonesia yang hidup di tengah berbagai ragam suku,

ras, agama dan bahasa kedaerahan. Meskipun ada perbedaan epistimologis

Page 2: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

dalam kata etika, moral, budi-pekerti dan akhlaq, namun dalam kesempatan ini

semua kata itu dimaknai oleh khatib sebagai suatu nilai luhur yang terkandung

dalam berperilaku dan berinteraksi dengan sesama. Ada banyak macam

perilaku yang dapat dikategorikan dalam nilai-nili ini seperti gotong royong,

saling menghormati, empati (tepo seliro), dan juga tawadhu’.Jama’ah Jum’ah

Rahimakumullah

Sudah jarang sekali telinga kita mendengarsemua kata-kata indah itu. Kata

gotong-royong, saling menghormati dan teposeliro juga tawadhu’, seolah

lenyap dari perbendaharaan bahasa Indonesia. Malahan kata-kata itu

tergantikan dengan istilah dikordinasikan, dikomunisikan dan lain sebagainya.

Ini berarti telah terjadi pergeseran nilai di tengah masyarakat kita. Nilai-nilai

luhur yang lahir dan dibesarkan oleh tradisi Nusantara telah kalah saing

dengan nilai-nilai kesementaraan yang mengabdi pada modernism dan

individualism. Hal seperti inilah yang sedikit demi sedikit merubah rona wajah

bangsa kita. Hal ini diperparah dengan sistem teknologi pertelevisian yang

menuruti keterbukaan dalam menggunjing sesame dan membicarakan

kesalahan sesame dengan alasan membudayakan kritik. Lihatlah beberapa tolk

show baik yang sekedar intertaintment ataupun yang berwawasan politk seolah

semuanya tidak lagi mengindahkan kaedah-kaedah etika. Naudzubillah min

dzalik.

Page 3: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

Jama’ah Jum’ah yang berbahagia

Cobalah kita bersama-sama membuka hati dan melapangkan dada. Apa

sesungguhnya yang melatar belakangi perubahan rona wajah bangsa kita. Yang

dulu sangat pemalu dan penghormat. Kini menjadi penipu dan penghujat.

Nampaknya percaya diri dan menganggap benar sendiri dengan menuduh

orang lain tak becus dan salah dalam melangkah, menjadi penyakit akut yang

terus menyandera bangsa kita.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya selaku khotib tidak berhak

mengajari, tapi sekedar mengingatkan kembali bahwa kemungkinan penyebab

ini semua adalah kelalaian kita terhadap ajaran tawadhu’ dari rasulullah saw.

Tawadhu’ biasa diartikan dengan rendah diri dan tidak somobong. Tawadhu’

adalah konsep etika yang sangat sederhana. Rasulullah saw sendiri

mengajarkan cara bertawadhu’ dengan memulai salam bila berjumpa sesama

teman, dalam sebuah hadist disebutkan:

ويبدأ من لقيه ابلسالم

Rasulullah saw selalu menyambut orang yang menemui beliau dengan salam.

Di sini mengucap salam menjadi kata kunci untuk melatih diri melakukan

tawadhu. Bukan sekedar doa yang terkandung dalam ucapan salam, akan tetapi

bagaimana seseorang memulai berkomunikasi dengan yang lain dan saling

Page 4: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

bertegur sapa, itulah yang terpenting. Apalagi kehidupan di kota seperti

Jakarta. Saling bersapa menjadi barang yang sangat mahal. Apalagi berbincang.

Kalau boleh bercerita, Teman saya yang baru datang di Jakarta merasa

bingung. Bagaimana orang bisa duduk berjejer ataupun berdiri saling hadapan

dalam satu angkutan kota tanpa bertegur sapa? Ini adalah hal yang mustahil di

daerah dan didesa-desa. Jangankan dengan sesama teman, dengan orang yang

belum dikenalpun akan disapa dengan berbagai ragam pertanyaan, mau

kemana pak? Turun di mana? Cari rumah siapa? Dan lain sebagainya.

Para Jama’ah yang dirohmati Allah

Ternyata bertegur sapa, baik dengan mengucap salam maupun berbasa-basi

sekedarnya seperti ajaran Rasulullah saw dapat melatih orang bersikap

tawadhu’. Karena mereka yang bertegur sapa biasanya bukan tipe manusia

sombong. Sebuah hadits menerangkan:

البادئ ابلسالم ابرئ من الكبار

Siapa yang memulai menegur dengan salam, bebas dari sifat sombong atau

takabbur.

Bahkan begitu tawadhu’nya Rasulullah saw higga pernah suatu ketika beliau

menolak bantuan orang yang hendak membawakan bungkusan beliau. Dengan

Page 5: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

alasan pemilik barang lebih berhak membawa barang masing-masing.

Penolakan tersebut bukanlah cerminan kesombongan, tetapi merupakan

kerendahan hati beliau saw. meskipun beliau seorang Nabi, tetapi lebih senang

membawa diri sendiri. Apakah demikian dengan pemimpin-pemipin bangsa

kita? Pastilah tidak karena mereka sudah tidak lagi mengenal tawadhu’.

Janganka membawa bungkusan kepalapun kalau bisa dibawakan oleh ajudan.

Oleh karena itu, nabi membuat kriteria sendiri sebagai cirri-ciri tawadhu

diantaranya duduk bersama fakir miskin. Seperti sebuah hadits yang berbunyi:

اجللوس مع الفقراء من التواضع

Duduk bersama orang fakir miskin, termasuk ciri khas orang yang rendah hati

(tawadhu) (HR. Ad-Dailami).

Senada dengan hadits Nabi adalah apa yang dikatakan oleh Imam Ja’far:

“Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu’.” Kemudian Salah seorang

bertanya kepada nya, “Apakah tanda-tanda tawadhu’ itu?” Beliau menjawab,

“Hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi

salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun

engkau di atas kebenaran.”

Page 6: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

Tidak hanya menghindar dari penghormatan orang, tetapi juga menghindar

dari perdebatan walaupun kita dalam posisi yang benar.

Bagaimanakah dengan tolkshow yang ada di televisi?. Dengan bangganya di

bawah siraman cahaya kamera para aktifis dan intelektual itu berbicara

bertakik-takik seolah membicarakan hal yang dianggapnya benar sambil

sesekali menghina dan menyalahkan orang lain. Berdebat kusir menjadi

keahlian tersendiri. Mereka yang menguasai retorika dan aksentuasi yang enak

menjadi pemenangnya. Bahkan sering kali setelah acara usai mereka bertanya

pada kroni-sejawat dan teman-temannya? Bagaimana tadi penampilanku?

Bagus gak? Dan berbagai pertanyaan lain yang menunjukkan

kesombongannya. Inilah potret bangsa kita. Bagaimana bisa Indonesia berjalan

maju ke depan bila yang terjadi saling menyalahkan. Berebut di depan bukan

dalam perang, tetapi dalam pamer segala kemampuan, biar dilihat sebagai

orang yang mempunyai kemampuan dan kwalitas. Bukan seperti pendiam yang

tak faham.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Marilah kita sadari bersama bahwa sesungguhnya tawadhu dan kerendah-

hatian itu tidak akan membuat seseorang menjadi hina. Bahkan sebaliknya.

Kekhawatiran itu hanya muncul bagi mereka yang sebenarnya berkwalitas

Page 7: khutbah Mari kita bertawadhu lagi

rendah tetapi ingin dianggap seorang yang berharga. Dalam sebuah hadits

diterangkan:

…التواضع ل يزيد العبد الارفعة فتواضعوا يرفعمك هللا تعاىل

Tawadhu’ itu tidak akan menambah seseuatu bagi seseorang kecuali nilai

tinggi, maka bertawadhulah kalian semua maka Allah akan meninggikanmu…

Jama’ah Jum’ah yang Rahimakumullah

Akhirnya, khutbah ini menyimpulkan bahwa tawadhu itu tidak hanya

diejawantahkan dalam perkataan tetapi juga dalam tingkah laku keseharian.

Dalam bergaul, dalam berinteraksi social dan dalam menanggapi persoalan

yang muncul.

ذ جعلنا هللا واايمك من الفائزين الامنني, وأ دخلناواايمك ىف عباده الصاحلني. أ عوذ ابهلل من الش يطان الرجمي. واإ

حساان وذي القرىب واليتاىم واملساكني وقولوا للناس أ خذان ميثاق ل هللا وابلوادلين اإ رسائيل ل تعبدون اإ بين اإ

ل قليال منمك وأ نمت معرضون. حس نا وأ قميوا الصالة وأ توا الزاكة مث توليمت اإ

يهى مى افى ما بى مكم اياا افاعانى وا ن ميى, وا ظى ىفى القمرأ نى العا لامكم كا هللا ىلى وا را اهم ابا ن اى تاهم وا تىالاوا نمكم مى ناا وا تاقابالا هللام مى ميا وا كى ذكمرا الحا اةى وا ن أ ي

مي حى وا الغافمورم الرا اهم هم نميا ا ظى تاغفىرم هللاا العا ا فااس ذا أقمولم قاوىل ها , وا ميم لى يعم العا مى السا وا هم