khilafah ar rasyidah dan filosofi bernegara dalam islam

5
21/8/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/08/20/khilafah-ar-rasyidah-dan-filosofi-bernegara-dalam-islam/ 1/5 Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam August 20th, 2014 by kafi [Al-Islam edisi 718, 26 Syawal 1435 H-22 Agustus 2014 M] Dalam sebulan terakhir ini media massa banyak memberitakan tentang Daulah Islam dan Khilafah ala ISIS yang diklaim telah diproklamasikan di Irak. Berita tersebut dikaitkan dengan berita tentang berbagai tindakan kekerasan, penindasan bahkan kekejaman; juga tentang perlakuan otoriter terhadap warga termasuk warga sipil dan non-Muslim. Semua itu boleh jadi bisa menimbulkan pemahaman keliru tentang syariah dan Khilafah di tengah-tengah umat. Waspadai Pengaburan Potret Khilafah Di tengah isu tentang Khilafah ala ISIS, seminggu terakhir ini juga tersebar berita bahwa Amerika Serikat membantu Irak dan kelompok Kurdi untuk menyerang ISIS. Alasannya adalah demi kemanusiaan, yaitu untuk mencegah genosida (pemusnahan massal) dan pembantaian. Padahal motif kemanusiaan itu hanyalah kebohongan. Pasalnya, jauh sebelum ini, genosida dan pembantaian juga terjadi di Suriah, Afrika Tengah, Myanmar dan belahan dunia lainnya. Namun, AS tidak melakukan campur tangan dengan alasan kemanusiaan. AS dan Barat tidak melakukan apa-apa. Sebaliknya, AS dan Barat sebelumnya telah melakukan tindakan brutal di Irak di Afganistan, Somalia dan belahan dunia lainnya. Tindakan AS dan Barat telah memakan korban ratusan ribu bahkan jutaan orang tewas maupun terluka. Karena itu berbagai berita itu haruslah disikapi dengan benar. Jika pun berita-berita tentang apa yang terjadi itu benar, tindakan seperti yang diberitakan itu jelas tidak dibenarkan oleh syariah. Bahkan metode memproklamasikan dan menegakkan negara yang diklaim itu sejak awal sudah keliru. Sekali lagi, jika memang berita-berita itu benar maka: Pertama, kita tidak boleh terperdaya dan tersesatkan sehingga menilai AS dan Barat sebagai penyelamat. Tindakan AS dan Barat serta rezim-rezim diktator dukungan mereka seperti di Suriah, bahkan kebiadaban Israel, jauh lebih brutal dan kejam. Kedua, kita tak boleh terpalingkan dari kewajiban syar’i untuk terus berjuang menegakkan Khilafah ar-Rasyidahyang mengikuti manhaj kenabian. Khilafah yang Sebenarnya Khilafah adalah negara kaum Muslim di seluruh dunia untuk menerapkan Islam, baik di dalam maupun luar negeri. Negara adalah organisasi politik yang berfungsi untuk menerapkan kumpulan pemahaman (mafahim), standarisasi (maqayis) dan keyakinan (qana’at ) yang diterima dan diemban oleh umat.

Upload: rizky-faisal

Post on 02-Apr-2016

243 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Khilafah ar rasyidah dan filosofi bernegara dalam islam

21/8/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/08/20/khilafah-ar-rasyidah-dan-filosofi-bernegara-dalam-islam/ 1/5

Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam

August 20th, 2014 by kafi

[Al-Islam edisi 718, 26 Syawal 1435 H-22 Agustus 2014 M]

Dalam sebulan terakhir ini media massa banyak memberitakan tentang Daulah Islam dan

Khilafah ala ISIS yang diklaim telah diproklamasikan di Irak. Berita tersebut dikaitkan dengan

berita tentang berbagai tindakan kekerasan, penindasan bahkan kekejaman; juga tentang

perlakuan otoriter terhadap warga termasuk warga sipil dan non-Muslim. Semua itu boleh jadi

bisa menimbulkan pemahaman keliru tentang syariah dan Khilafah di tengah-tengah umat.

Waspadai Pengaburan Potret Khilafah

Di tengah isu tentang Khilafah ala ISIS, seminggu terakhir ini juga tersebar berita bahwa

Amerika Serikat membantu Irak dan kelompok Kurdi untuk menyerang ISIS. Alasannya adalah

demi kemanusiaan, yaitu untuk mencegah genosida (pemusnahan massal) dan pembantaian.

Padahal motif kemanusiaan itu hanyalah kebohongan. Pasalnya, jauh sebelum ini, genosida

dan pembantaian juga terjadi di Suriah, Afrika Tengah, Myanmar dan belahan dunia lainnya.

Namun, AS tidak melakukan campur tangan dengan alasan kemanusiaan. AS dan Barat tidak

melakukan apa-apa.

Sebaliknya, AS dan Barat sebelumnya telah melakukan tindakan brutal di Irak di Afganistan,

Somalia dan belahan dunia lainnya. Tindakan AS dan Barat telah memakan korban ratusan

ribu bahkan jutaan orang tewas maupun terluka.

Karena itu berbagai berita itu haruslah disikapi dengan benar. Jika pun berita-berita tentang

apa yang terjadi itu benar, tindakan seperti yang diberitakan itu jelas tidak dibenarkan oleh

syariah. Bahkan metode memproklamasikan dan menegakkan negara yang diklaim itu sejak

awal sudah keliru. Sekali lagi, jika memang berita-berita itu benar maka:Pertama, kita tidak

boleh terperdaya dan tersesatkan sehingga menilai AS dan Barat sebagai penyelamat.

Tindakan AS dan Barat serta rezim-rezim diktator dukungan mereka seperti di Suriah, bahkan

kebiadaban Israel, jauh lebih brutal dan kejam. Kedua, kita tak boleh terpalingkan dari

kewajiban syar’i untuk terus berjuang menegakkan Khilafah ar-Rasyidahyang

mengikuti manhaj kenabian.

Khilafah yang Sebenarnya

Khilafah adalah negara kaum Muslim di seluruh dunia untuk menerapkan Islam, baik di dalam

maupun luar negeri. Negara adalah organisasi politik yang berfungsi untuk menerapkan

kumpulan pemahaman (mafahim), standarisasi (maqayis) dan keyakinan (qana’at) yang

diterima dan diemban oleh umat.

Page 2: Khilafah ar rasyidah dan filosofi bernegara dalam islam

21/8/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/08/20/khilafah-ar-rasyidah-dan-filosofi-bernegara-dalam-islam/ 2/5

Karena itu mendirikan negara Khilafah tak bisa serta-merta dengan mengambil-alih

kekuasaan, kemudian semuanya dianggap selesai begitu kekuasaan di tangan. Pasalnya,

yang paling mendasar dalam bernegara adalah penerimaan umat terhadap kumpulan

pemahaman, standarisasi dan keyakinan yang akan diterapkan kepada mereka. Jika tidak,

maka negara itu adanya seperti tidak ada; keberadaannya tidak bisa mewujudkan tujuan

bernegara.

Nabi saw. telah mengajarkan metode baku dalam mendirikan Negara Islam di Madinah. Beliau

memulai langkahnya dengan proses pembinaan serta penanaman (tatsqif) kumpulan

pemahaman, standarisasi dan keyakinan yang hendak diterapkan itu kepada umat; juga

kepada ahlul quwwah (para pemilik kekuasaan) sekaligus meminta nushrah (dukungan)

mereka. Ketika umat dan ahlul quwwah menerima dan mengembannya, mereka lalu

memberikan mandat kekuasaan mereka (taslim al-hukm) kepada Nabi saw. untuk

menerapkan kumpulan pemahaman, standarisasi dan keyakinan tersebut kepada mereka.

Sebagai organisasi yang berfungsi untuk menerapkan kumpulan pemahaman, standarisasi dan

keyakinan kepada rakyat, negara memang membutuhkan kekuatan (quwwah). Kekuatan juga

dibutuhkan untuk menjaga dan melindungi negara. Namun, negara bukanlah kekuatan (quwwah)

yang identik dengan militer. Negara juga tidak boleh menggunakan pendekatan militeristik,

apalagi menjelma menjadi military state (negara militer). Selain akan menjadi ‘monster’,

penjelmaan negara seperti ini juga menjadi madarat bagi umat. Padahal Nabi saw. bersabda:

ه یوم القیامة على رؤوس الخالئق.» ع مسلما روعھ هللا یوم القیامة، ومن أفشى سر أخیھ أفشى هللا سر «من رو

Siapa saja yang meneror seorang Muslim, Allah akan meneror dia pada Hari Kiamat. Siapa

saja yang menyebarkan rahasia saudaranya, Allah akan menyebarkan rahasianya pada

Hari Kiamat kepada para makhluk(Dikeluarkan oleh ar-Rabi’ bin Habib dalam Musnad).

Nabi saw. juga bersabda:

«ال ضرر وال ضرار في اإلسالم»

Tidak boleh ada kemadaratan (dharar) dan sesuatu yang bisa memadaratkan (dhirar) dalam

Islam (HR Ibn Majah, ad-Daruquthni dan Malik).

Karena itu negara militer (military state), negara totaliter atau negara otoriter jelas diharamkan

dalam Islam (Al-Allamah Syaikh ‘Abdul Qadim Zallum, Nizham al-Hukm fi al-Islam, hlm. 242 &

246, cet. VI, edisi Muktamadah, 1422 H).

Negara Khilafah, sebagaimana yang digariskan oleh Nabi saw., disyariatkan untuk mengurus

urusan umat dengan menerapkan hukum syariah. Nabi saw. bersabda:

Page 3: Khilafah ar rasyidah dan filosofi bernegara dalam islam

21/8/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/08/20/khilafah-ar-rasyidah-dan-filosofi-bernegara-dalam-islam/ 3/5

«األمیر الذي على الناس راع وھو مسؤول عن رعیتھ»

Pemimpin umat manusia adalah pengurus rakyat. Dia bertanggung jawab terhadap urusan

rakyatnya (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Ibn Hibban, an-Nasa’i dan al-

Baihaqi).

Karena itu negara (ad-dawlah) dan kekuasaan (as-sulthan) dalam Islam ada untuk mengurus

urusan umat. Tanpa itu tidak mungkin urusan umat bisa diwujudkan. Maka dari itu, filosofi dasar

bernegara dalam Islam adalah mewujudkan kemaslahatan umum (al-mashlahah al-‘ammah)

baik yang bersifat vital (al-mashlahah ad-dharuriyyah) seperti menjaga agama (hifdz ad-din),

jiwa (an-nafs), akal (al-‘aql), keturunan (an-nasl), kehormatan (al-karamah), harta (al-mal),

keamanan (al-amn) dan menjaga negara (hifdz ad-daulah); maupun kemaslahatan pelengkap

(al-mashlahah al-takmiliyyah), dibutuhkan (al-mashlahah al-hajiyyah) dan kebaikan (al-

mashlahah at-tahsiniyyah).

Kemaslahatan vital, seperti menjaga agama, akan terwujud jika negara menerapkan Islam

dengan benar dan konsekuen, serta menjaga Islam dari berbagai penyimpangan. Caranya

adalah dengan penerapan sanksi atas orang murtad serta orang yang pahamnya salah. Jiwa

akan terjaga jikaqishash diterapkan atas orang yang menghilangkan nyawa orang lain. Akal

akan terjaga ketika khamer, narkoba dan sejenisnya diharamkan dan siapa saja yang terlibat

dengan itu dikenai sanksi. Keturunan akan terjaga ketika hukum pernikahan diterapkan, zina

diharamkan dan sanksi bagi pelakunya ditegakkan. Kehormatan juga akan terwujud ketika

orang yang menuduh zina dijatuhi sanksi sekaligus ditolak kesaksiannya. Harta akan terjaga

ketika pencurian, korupsi dan perampokan dikenai sanksi. Keamanan pun akan terjaga

ketika bughat, begal dan pengacau keamanan dilarang serta pelakunya dijatuhi sanksi yang

berat.

Namun, kemaslahatan vital ini tidak bisa diwujudkan sendiri karena membutuhkan seperangkat

hukum syariah yang lain. Karena itu ada kemaslahatan pelengkap (al-mashlahah al-

takmiliyyah), seperti larangan melihat lawan jenis, berdua-duaan dan membuka aurat, yang

melengkapi larangan berzina. Sebab, zina tidak hanya diharamkan, tetapi semua pintu

perzinaan juga wajib ditutup rapat-rapat.

Hukum syariah juga mewujudkan kemaslahatan yang dibutuhkan (al-mashlahah al-hajiyyah),

seperti rukhshah tidak berpuasa bagi musafir dan orang yang sakit; menjamak dan

memendekkan shalat bagi musafir; bertayamum bagi orang yang sakit dan tidak menemukan

air. Selain itu, hukum syariah juga mewujudkan kemaslahatan kebaikan (al-mashlahah at-

tahsiniyyah), seperti bersuci dari najis, hadas besar dan kecil; larangan kencing di lubang, atau

air yang berhenti; memakai wangi-wangian, memotong kuku, menyisir rambut, dan sebagainya.

Semuanya ini merupakan kemaslahatan yang bersifat tahsiniyyah.

Seluruh kemaslahatan ini hanya bisa diwujudkan dengan menerapkan syariah Islam dengan

Page 4: Khilafah ar rasyidah dan filosofi bernegara dalam islam

21/8/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/08/20/khilafah-ar-rasyidah-dan-filosofi-bernegara-dalam-islam/ 4/5

sempurna, baik dan benar, sebagaimana firman Allah SWT:

﴿وما أرسلناك إال رحمة للعالمین﴾

Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam

semesta (QS al-Anbiya’ [21]: 107).

Makna “rahmat[an]” adalah jalb al-mashalih (terpenuhinya kemaslahatan) dan daf’u al-

mafasid (terhindarkannya kerusakan dan kemadaratan). Ini berlaku bukan hanya untuk orang

Islam, tetapi juga non-Muslim; bukan hanya untuk manusia, tetapi juga alam dan kehidupan.

Itulah makna frasarahmat[an] li al-‘alamin.

Hanya saja, seluruh kemaslahatan tersebut tidak akan terwujud jika syariah Islam tidak

diterapkan dengan sempurna, baik dan benar, di bawah naungan Khilafah. Khilafah itu haruslah

yang mampu menerapkan syariah Islam dengan sempurna, baik dan benar. Itulah Khilafah ‘ala

Minhaj an-Nubuwwah.

Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah ini dibangun dengan pondasi umat Islam yang menerima

dan meyakini kumpulan pemahaman, standarisasi dan keyakinan Islam yang diterapkan

kepada mereka; sebagaimana Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah yang pertama. Metode yang

digunakan untuk membangun Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah juga mengikuti sepenuhnya

metode Nabi saw. dan para Sahabat dalam mendirikan negara. Para pendiri dan

pemangkunya juga mempunyai karakter sebagaimana pendiri dan pemangku Khilafah ‘ala

Minhaj an-Nubuwwahyang pertama.

Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah menerapkan Islam secara sempurna, dengan baik dan

benar, di dalamnya darah, harta, kehormatan, akal, keturunan manusia baik Muslim maupun

non Mulsim akan terjaga dan terlindungi.

Begitulah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Itulah Khilafah yang wajib ditegakkan dan

diperjuangkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Khilafah‘ala Minhaj an-Nubuwwah ini akan

menjadi pangkal kebangkitan dan kemuliaan umat Islam. Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah ini

juga menjadi solusi dari berbagai masalah yang menyelimuti umat Islam. WalLahu a’lam. []

Komentar al-Islam

Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan, belanja negara dalam RAPBN 2015 naik menjadi

Rp 2.019,9 triliun. Kenaikan tersebut merupakan dampak dari lonjakan alokasi subsidi bahan

bakar minyak dan dana transfer daerah (Kompas.com, 16/8).

1. Selama ini Pemerintah rela menjual gas ke luar negeri dengan harga murah.

Sebaliknya, di dalam negeri termasuk PLN harus membeli dengan harga tinggi.

Page 5: Khilafah ar rasyidah dan filosofi bernegara dalam islam

21/8/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Khilafah ar-Rasyidah dan Filosofi Bernegara dalam Islam

http://m.hizbut-tahrir.or.id/2014/08/20/khilafah-ar-rasyidah-dan-filosofi-bernegara-dalam-islam/ 5/5

2. Ironis, subsidi ke rakyat asing tidak dipersalahkan, sementara subsidi kepadarakyat sendiri dikambinghitamkan. Cicilan bunga utang 156 triliun dan pokoknya

juga tak pernah dipersoalkan. Bahkan utang terus diperbesar.

3. Itulah akibat terus menganut sistem ekonomi kapitalisme liberal.

Baca juga :

1. Khilafah, Ajaran Aswaja dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara2. Peran Strategis Intelektual Muslimah Yogyakarta dalam Penegakan Khilafah Islam3. Khilafah Rasyidah … Tema Untuk Perubahan4. Renungan Maulid: Meneladani Rasulullah saw, Menerapkan Syariah, Menegakkan

Khilafah Rasyidah5. MUI Bangka Belitung: Visi Kepemimpinan Islam Terwujud dalam Khilafah