ketersediaan air permukaan dengan menggunakan …repository.ub.ac.id/4140/1/muhammad iqbal...

92
KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAS METRO SKRIPSI Oleh : Muhammad Iqbal Hakim NIM 105100200111034 JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAS

METRO

SKRIPSI

Oleh : Muhammad Iqbal Hakim NIM 105100200111034

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 2: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAS

METRO

Oleh: MUHAMMAD IQBAL HAKIM

NIM 105100200111034

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 3: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis di DAS

Metro Nama : Muhammad Iqbal Hakim NIM : 105100200111034 Jurusan : Keteknikan Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

Dr. Ir. A Tunggul Sutan Haji, MT. Dr. Liliya Dewi S.,ST, MT. NIP. 19620814 198701 1 001 NIP. 19760512 200812 2 001

Tanggal Persetujuan : Tanggal Persetujuan :

Page 4: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis di DAS

Metro Nama : Muhammad Iqbal Hakim NIM : 105100200111034 Jurusan : Keteknikan Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian

Dosen Penguji I, Dosen Penguji II, Dr. Ir. A Tunggul Sutan Haji. MT. Dr. Liliya Dewi S., ST. MT. NIP. 19760512 200812 2 001 NIP. 19760512 200812 2 001

Dosen Penguji III,

Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto, MS. NIP. 19530709 198002 1 002

Ketua Jurusan,

La Choviya Hawa, STP. MP, Ph.D NIP. 19780307 200012 2 001

Tanggal Lulus TA:

Page 5: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Hakim NIM : 105100200111034 Jurusan : Keteknikan Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan

Menggunakan Sistem Informasi Geografis di DAS Metro

Menyatakan bahwa, Tugas Akhir dengan judul diatas merupakan karya asli penulis tersebut diatas. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, Agustus 2017 Pembuat Pernyataan, Ttd Muhammad Iqbal Hakim NIM. 105100200111034

Page 6: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dengan nama lengkap

Muhammad Iqbal Hakim dilahirkan di Kediri,

Lombok Barat pada tanggal 6 Juli 1992 dari

orang tua bernama Bapak H. Shafwan

Hakim dan Ibu Hj. Raehan Athar

(Almarhumah). Penulis merupakan anak ke

dua belas dari tiga belas bersaudara dan

tinggal di RT/RW 001 Desa Karang Bedil,

Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok

Barat.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-

kanak Nurul Hakim pada tahun 1998 dan Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Hakim pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan ke Mts Nurul Hakim dengan tahun kelulusan 2007,

dan lulus dari MA Nurul Hakim tahun 2010.

Tahun 2010 penulis melanjutkan belajar di perguruan

tinggi Universitas Brawijaya mengambil Progam Studi Teknik

Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Jurusan Keteknikan

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tahun 2017 telah

berhasil menyelesaikan pendidikan Strata-1nya di Universitas

Brawijaya.

Page 7: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Muhammad Iqbal Hakim

NIM : 105100200111034

Jurusan : Keteknikan Pertanian

Fakultas : Teknologi Pertanian

Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan

Menggunakan Sistem Informasi

Geografis di DAS Metro

Menyatakan bahwa,

Tugas Akhir dengan judul diatas merupakan karya asli penulis

tersebut diatas. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini

tidak benar, saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku.

Malang, Agustus 2017

Pembuat Pernyataan,

Ttd

Muhammad Iqbal Hakim

NIM. 105100200111034

Page 8: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

iii

M. IQBAL HAKIM. 105100200111034. Ketersediaan Air

Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

Geografis di DAS Metro. TA. Pembimbing : Dr. Ir. A Tunggul

Sutan Haji, MT. dan Dr. Liliya Dewi Susanawati, ST, MT.

ABSTRAK

Air adalah komponen utama penyusun bumi dan sumber

kebutuhan semua makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan

dan tumbuhan. Air mengalami siklus hidrologi yang terus

berulang sepanjang waktu tanpa henti. Tapi waktu

penyebarannya tidak merata, sehingga menyebabkan

perbedaan ketersediaan air dari tahun ke tahun. Jumlah air di

planet bumi adalah tetap.

Air permukaan adalah bagian dari curah hujan yang

mengalir di atas permukaan tanah menuju ke sungai, danau dan

lautan. Daerah Aliran Sungai Metro meliputi wilayah administrasi

Kabupaten Malang, Kota Malang dan Batu. Metro yang secara

geografis terletak diantara 1120 27’ 53,6’’ - 1120 37’ 20,8’’ BT

dan 70 56’ 14,8’’ - 80 10,57 2’’ LS. Memiliki luas 29582,995 Ha

atau 295.83 Km2. SIG merupakan sebuah system yang saling

berangkaian satu dengan yang lain. Bakorsurtanal menjabarkan

SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras

computer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang

didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki,

memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk

informasi yang berefrensi geografis.

Analisis ketersediaan air dilakukan dengan menghitung

ketersediaan air permukaan dan air hujan. Air permukaan

dihitung dengan menggunakan rumus rasional, rumus rasional

mempertimbangkan koefien run off tata guna lahan, luas DAS

dan intentitas curah hujan. Sedangkan ketersediaan air hujan

dihitung menggunakan rumus curah hujan efektif. Alat dan data

Page 9: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

iv

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat

computer dengan software Arcview GIS 3.3, data curah hujan

selama 10 tahun (2006 – 2015) stasiun yang berpengaruh di

DAS Metro, data debit sungai selama 10 tahun, peta sungai,

peta topografi, tata guna lahan.

Dari hasil perhitungan ketersediaan air permukaan

dengan menggunakan metode rasional didapatkan bahwa

ketersediaan air permukaan di DAS Metro tahun 2015 yakni

21,236 juta m3. Dengan outlet panggungrejo didapatkan air

permukaan paling besar yakni 21,236 m3. Sedangkan air

permukaan paling kecil di outlet Tlekung yakni sebesar 0,043

juta m3. Untuk hasil perhitungan ketersediaan air hujan

berdasarkan curah hujan efektif di tahun 2015, didapatkan

sebesar 261,61 juta m3. Dimana Desa Kucur memiliki

ketersediaan air hujan terbesar yakni 42,85 juta m3. Sedangkan

Kelurahan Oro-oro Dowo memiliki ketersediaan air hujan terkecil

yakni sebesar 0,48 juta m3.

Kata Kunci : Daerah Aliran Sungai, Air permukaan, Curah

Hujan, Sistem Informasi Geografis

Page 10: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

v

M. IQBAL HAKIM. 105100200111034. The Avaibility of Water

Surface Using Geographic Information In Metro Watershed.

Minor Thesis. Supervisiors : Dr. Ir. A Tunggul Sutan Haji,

MT. and Dr. Liliya Dewi Susanawati, ST, MT.

ABSTRACT

Water is the main component of the earth compiler and

the source for all organism, such as human being, animal and

plants. Water has hydrology cycle which keeps repeating non-

stop. However, the time of the deployment was not prevalent, so

that it causes the difference of availably in every year. The water

in earth is constant.

Surface water is part of the rainfall which flows on

ground level into the river, lake and sea. The Metro watershed

includes Malang district administration, Malang city and Batu. As

geographic, Metro is located between 112º 27’ 53.6’’ - 112º 37’

20.8 BT and 7º 56’ 14.8’’ - 8º 10.57 2’’ LS. Metro has an area of

29582.995 Ha or 295.83 Km2. SIG is series system.

Bakorsutanal stated that SIG as organized group of hardware

and software computer, geographic data and personnel which

were designed to get, safe, fix, manipulate, analysis and display

all reference geographic information.

Analysis of water availability was done by calculating the

availability of surface water and rainwater. Surface water was

measured by using regional formula. Rational considered run off

coefficient of the land use, the large of watershed and intensity

of rainfall. Whereas, the availability of rainfall was measured by

using effective rainfall formulate equipment and the data which

were used for this research were computer with Actview GIS 3.3

software, rainfall data in 10 years (2006-2016, station which was

influenced watershed of Metro, river discharge data in 10 years,

river map, topography map and land use.

Page 11: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

vi

Based on the calculation of surface water availability by

using rational method, it was obtained that surface water

availability in Metro DAS in 2015 was 21,236 million m3. The

biggest surface water with in pangungrejo outlet was 21,236 m3.

Whereas the smallest surface water in Tlekung outlet was 0,043

million m3. The calculation result of forest water availability

based on effective rainfall in 2015 was obtained 261,61 million

m3. Kucur village had rainfall availability of 42,85 million m3.

Whereas Oro-oro Dowo had the smallest rainfall availability, it

was only 0,48 million m3.

Key words: Watershed, Surface water, Rainfall, Geographic

Information System.

Page 12: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha

Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penyusun dapat menyelesakan Tugas akhir (TA) ini. Tugas

Akhir ini berjudul “ Ketersediaan Air Permukaan Dengan

Menggunakan Sistem Informasi Geografis di DAS Metro ”.

Penyusunan Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk

mencapai Sarjana Teknik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah memberi dukungan, bantuan dan saran

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini,

khususnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji, MT dan Ibu

Dr. Liliya Dewi Susanawati, ST, MT selaku Dosen

Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan,

Ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto, MS selaku dosen

penguji atas kritik, saran dan masukannya kepada

penulis.

3. Ibu La Choviya Hawa STP, MP, PhD selaku Ketua

Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Brawijaya.

4. Kedua orang tua (H. Shafwan Hakim dan Hj. Raehan

Athar) yang senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan

amanah yang diberikan kepada penulis.

5. Semua saudara kandung dan keluarga besar yang

senantiasa memberikan dukungan sehingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 13: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

viii

6. Seluruh Guru yang pernah mengajar penulis dari TK, MI,

MTs, MA sampai Peguruan Tinggi yang telah

membimbing dan mengamalkan ilmunya ke penulis.

7. Seluruh sahabat Tenth Generation dan sahabat di

angkatan TEP 2010 (Edgar, Ihsanudin dan Okky) serta

rekan-rekan mahasiswa angkatan 2010 TEP FTP UB

dan seluruh pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan, referensi

dan pengalaman, penyusun mengharapkan saran dan masukan

demi lebih baiknya TA ini. Akhir kata, penulis berharap Tugas

Akhir ini dapat digunakan untuk referensi dalam penyusunan TA

yang lebih baik dan dapat menyumbangkan sedikit pengetahuan

bagi ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang

keteknikan pertanian.

Malang, Agustus 2017

Penulis,

Muhammad Iqbal Hakim

Page 14: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

ix

DAFTAR ISI

Halaman RIWAYAT HIDUP ................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ....................... ii

ABSTRAK ............................................................................. iii

ABSTRACT........................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 2

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 2

1.5 Batasan Penelitian .......................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................ 5

2.1 Siklus Hidrologi ............................................................... 5

2.2 Pengertian DAS (Daerah Aliran Sungai) ........................ 6

2.2.1 Corak dan Karakteristik DAS .................................... 7

2.2.1.1 DAS Bulu Burung ................................................ 8

2.2.1.2 DAS Radial .......................................................... 8

2.2.1.3 DAS Paralel ......................................................... 9

2.2.1.4 DAS Kompleks .................................................... 10

2.3 Ketersediaan Air ............................................................. 10

2.3.1 Ketersediaan Air Hujan ............................................. 11

2.3.2 Ktersediaan Air Permukaan ...................................... 15

2.4 Debit Andalan.................................................................. 18

Page 15: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

x

2.5 Sistem Informasi Geografis ............................................. 19

2.6 Arcview............................................................................. 20

2.6.1 Data dan Analisis Spasial .......................................... 21

2.6.1.1 Perolehan Data Spasial ........................................ 22

2.6.1.2 Objek Spasial ........................................................ 23

2.6.1.3 Model Data Spasial ............................................... 23

2.6.1.4 Analisis Spasial ..................................................... 23

2.6.2 Overlay ....................................................................... 24

BAB III. METODE PENELITIAN ........................................... 29

3.1 Waktu dan Tempat penelitian .......................................... 29

3.2 Alat dan Bahan ................................................................ 29

3.2.1 Alat ............................................................................. 29

3.2.2 Data ........................................................................... 29

3.3 Pelaksanaan Penelitian ................................................... 30

3.3.1 Pengumpulan Data ................................................... 30

3.3.2 Pengolahan Data ....................................................... 30

3.3.2.1 Ketersediaan Air Permukaan ........................... 31

3.3.2.2 Ketersediaan Air Hujan .................................... 32

3.4 Analisis Total Ketersediaan Air ....................................... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................. 35

4.1 Deskripsi Wilayah ............................................................ 35

4.1.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian ............................ 35

4.1.2 Iklim dan Curah Hujan ............................................... 37

4.1.3 Topografi dan Jaringan Sungai Metro ....................... 37

4.1.4 Jenis Tanah ............................................................... 39

4.1.5 Tata Guna Lahan ....................................................... 40

4.1.6 Kependudukan ........................................................... 41

4.2 Analisis Hidrologi ............................................................. 42

4.2.1 Data Curah Hujan....................................................... 42

4.2.2 Uji Konsistensi Data Hujan ........................................ 43

4.2.3 Curah Hujan Maksimum Rerata Daerah.................... 47

Page 16: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

xi

4.3 Ketersediaan Air ............................................................. 48

4.3.1 Ketersediaan Air Permukaan .................................... 48

4.3.1.1 Menentukan Nilai C dan Luas DTA ..................... 48

4.3.1.2 Curah Hujan Rancangan ........................................ 49

4.3.1.3 Menentukan Intentitas Hujan (I) ............................. 52

4.3.1.4 Menentukan Debit Puncak Limpasan (Q) .............. 52

4.3.2 Ketersediaan Air Hujan ................................................ 55

4.3.3 Total Ketersediaan Air ................................................. 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................. 61

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 61

5.2 Saran .............................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 62

LAMPIRAN ........................................................................... 64

Page 17: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

2.1 Nilai Koefisien Limpasan ............................................ 16

4.1 Luas Desa/Kelurahan DAS Metro .............................. 36

4.2 Sungai DAS Metro ...................................................... 39

4.3 Jenis Tanah ................................................................ 40

4.4 Tata Guna Lahan DAS Metro ..................................... 41

4.5 Nama, Kode, dan Koordinat Geografis Stasiun Hujan

yang diuji ..................................................................... 42

4.6 Nilai Koefisien Determinasi (R2) Tiap Stasiun Hujan . 43

4.7 Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun CD Kepanjen ..... 44

4.8 Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Tlekung.............. 45

4.9 Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Dau .................... 46

4.10 Nilai (C) Berdasarkan Penggunaan Lahan dan

Jenis Tanah di Daerah Tangkapan Air (DTA) ............ 49

4.11 Perhitungan Distribusi Log Pearson III ....................... 51

4.12 Jumlah Debit Rasional per Desa/Kelurahan............... 53

4.13 Ketersediaan Debit Aliran Sungai Metro .................... 54

4.14 Curah Hujan Efektif di DAS Metro .............................. 55

4.15 Ketersediaan Air Hujan Berdasarkan CH Rerata

Efektif .......................................................................... 56

Page 18: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Siklus Hidrologi ........................................................... 6

2.2 Daerah Aliran Sungai .................................................. 7

2.3 DAS Bulu Burung ........................................................ 8

2.4 DAS Radial .................................................................. 9

2.5 DAS Paralel ................................................................. 9

2.6 Poligon Thiessen......................................................... 13

2.7 Isohyet ......................................................................... 14

2.8 Overlay ........................................................................ 25

3.1 Diagram Alir ................................................................ 34

4.1 Peta DAS Metro .......................................................... 35

4.2 Peta Topografi dan Jaringan Sungai Metro ............... 38

4.3 Hubungan Kumulatif Hujan Tahunan St. CD

Kepanjen dan St. Tlekung dan St. Dau ...................... 44

4.4 Hubungan Kumulatif Hujan Tahunan St. Tlekung

dan St. CD Kepanjen dan St. Dau .............................. 45

4.5 Hubungan Kumulatif Hujan Tahunan St. Dau

dan St. CD Kepanjen dan St. Tlekung ....................... 46

4.6 Peta Poligon Thiessen ................................................ 47

Page 19: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1 Peta Jenis Tanah ....................................................... 65 2 Peta Penggunaan Lahan ........................................... 66 3 Peta Overlay Nilai C Tata Guna Lahan dan Jenis

Tanah ......................................................................... 67 4 Peta Titik Potensi Air Permukaan .............................. 68 5 Data Debit 10 Harian Sungai Metro ........................... 69 6 Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun CD Kepanjen . 70 7 Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun Tlekung .......... 71 8 Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun Dau ................ 72 9 Data Curah Hujan Maximum ..................................... 73

Page 20: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah komponen utama penyusun bumi dan sumber

kebutuhan semua makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan

dan tumbuhan. Air digunakan untuk kebutuhan sehari hari

seperti mandi, cuci, minum keperluan rumah tangga, irigasi

pertanian, dan untuk hewan ternak. Jadi hampir semua sektor

kehidupan membutuhkan air. Air mengalami siklus hidrologi

yang terus berulang sepanjang waktu tanpa henti. Tapi waktu

penyebarannya tidak merata, sehingga menyebabkan

perbedaan ketersediaan air dari tahun ke tahun. Jumlah air di

planet bumi adalah tetap.

Ketersediaan air untuk kebutuhan masyarakat sebagai

penompang kehidupan sangat penting dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan menunjang peningkatan

pembangunan suatu daerah. Kekurangan air dapat

menyebabkan suatu daerah tidak dapat berkembang karena

pembangunan tidak dapat ditingkatkan bila kurangnya

ketersediaan air pada daerah tersebut. Penyediaan air sangat

erat hubungannya dengan seberapa besar potensi/ketersediaan

sumber daya air yang tersedia pada suatu daerah.

Daerah Aliran Sungai Metro meliputi wilayah administrasi

Kabupaten Malang, Kota Malang dan Batu. Sub DAS Metro

yang secara geografis terletak diantara 1120 27’ 53,6’’ - 1120

37’ 20,8’’ BT dan 70 56’ 14,8’’ - 80 10,57 2’’ LS. Memiliki luas

29582,995 Ha atau 295.83 Km2. Wilayah DAS Metro terletak

pada ketinggian 280 m sampai dengan 2830 m diatas

permukaan laut. Dengan luas tangkapan air sebesar 29582,995

Ha atau 295.83 Km2, debit air yang mengalir pada wilayah Sub

DAS Metro mulai dari hulu ke hilir dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk berbagai macam kegiatan yang meliputi

Page 21: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

2

kegiatan pertanian dan kegiatan pemenuhan kebutuhan air

domestik sehari hari. Penggunaan lahan di DAS Metro sebagian

besar diperuntukan untuk daerah pertanian, sehinga

pengelolaan DAS Metro sangat penting untuk menyediakan air

irigasi pertanian.

Sistem informasi geografi didefinisikan sebagai suatu

sistem manajemen database yang terkomputerisasi untuk

mendapatkan data, mengumpulkan data, mengolah data

kembali, mentransformasikan dan melakukan analisis sekaligus

menampilkan obyek baik secara spasial ataupun dalam bentuk

tabel. Tujuan utama dari dari sistem informasi geografi

mendesain yang difokuskan agar lebih efisien dalam pemetaan

suatu wilayah.

1.2 Rumusan Masalah

1.). Bagaimana jumlah ketersediaan air permukaan di sub DAS

Metro di tahun 2015

2). Bagaimana jumlah Ketersediaan air total di DAS Metro di

tahun 2015

1.3 Tujuan Penelitian

1). Dapat mengetahui jumlah ketersediaan air permukaan sub

DAS Metro di tahun 2015

2). Dapat mengetahui ketersediaan air total di DAS Metro di

tahun 2015

1.4 Manfaat Penelitian

1). Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yakni memperoleh

gambaran kondisi ketersediaan air permukaan sub DAS

Page 22: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

3

Metro yang dapat dijadikan bahan untuk menghitung

kebutuhan air di masa yang akan datang

2). Untuk menciptakan tata kelola air berbasis daya dukung

lingkungan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah penelitian ini adalah :

1). Penelitian ini hanya membahas ketersediaan air permukaan

sub DAS Metro berdasarkan data curah hujan dan debit

debit air sungai Metro. Tidak membahas ketersediaan air

tanah atau dari sumber mata air lainnya.

2). Perhitungan air permukaan pada penelitian ini menggunakan

Metode Rasional biasa. Bukan Metode Rasional Modifikasi.

Page 23: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

4

(Halaman ini sengaja Dikosongkan)

Page 24: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Siklus Hidrologi

Air di bumi ini mengulangi terus menerus sirkulasi yakni

penguapan, presipitasi dan pengaliran keluar (outflow). Air

menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah

menjadi awan sudah melalui beberapa proses dan kemudian

jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.

Sebelum tiba ke permukaan bumi sebagian langsung menguap

ke udara dan sebagian tiba ke permukaan bumi.

Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan

masuk ke dalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang merupakan

kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah,

kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke

sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Sebagian air yang masuk

ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-sungai (disebut

aliran intra = interflow). Tetapi sebagian besar akan tersimpan

sebagai air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi

sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di

daerah-daerah yang rendah (disebut groundwater runnof =

limpasan air tanah).

Singkatnya adalah uap dari laut dihembus ke atas

daratan ( kecuali bagian yang jatuh sebagai presipitasi ke laut),

jatuh ke daratan sebagai presipitasi (sebagian jatuh langsung ke

sungai-sungai dan mengalir langsung ke laut). Sebagian dari

hujan atau salju yang jatuh di daratan menguap dan

meningkatkan kadar uap di atas daratan. Bagian yang lain

mengalir ke sungai dan akhirnya ke laut. Seperti yang telah

dikemukakan di atas bahwa sirkulasi yang kontinu antara air laut

dan air daratan berlangsung terus. Sirkulasi air inilah yang

disebut siklus hidrologi (hydrological cycle). Lihat Gambar 2.1

Page 25: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

6

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi

2.2 Pengertian DAS (Daerah Aliran Sungai)

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah

yang dibatasi oleh pemisah topografi yang menerima hujan,

menampung, menyimpan, dan mengalirkan ke sungai,

seterusnya ke danau atau ke lautan (Suripin, 2002). Sedangkan

menurut Paimin (2009) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah

suatu wilayah daratan yang merupakan suatu kesatuan dengan

sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan

Page 26: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

7

ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat

merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan

daearh perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah tempat

presipitasi itu mengkonsentrasi ke sungai. Garis batas daerah-

daerah aliran yang berdampingan disebut batas daerah

pengaliran. Luas daerah pengaliran diperkirakan dengan

pengukuran daerah itu pada peta topografi. Daerah pengaliran,

topografi, tumbuh-tumbuhan dan geologi mempunyai pengaruh

terhadap debit banjir, corak banjir, debit, pengaliran dasar dan

seterusnya (Sosrodarsono dan Takeda, 1977).

Gambar 2.2 Daerah Aliran Sungai

2.2.1 Corak dan Karakteristik DAS

Para ahli hidrologi membedakan Daerah Aliran Sungai

berdasarkan pola alirannya. Pola aliran tersebut dipengaruhi

oleh geomorfologi, topografi, dan bentuk wilayah. Menurut

Sosrodarsono dan Takeda (1977), coraknya terdiri dari corak

bulu burung, corak radial, corak paralel dan corak yang

kompleks.

Page 27: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

8

2.2.1.1 DAS Bulu Burung

Jalur daerah di kiri kanan sungai utama diaman anak-

anak sungai mengalir ke sungai utama disebut daerah

pengaliran bulu burung. Daerah pengaliran demikian

mempunyai debit banjir yang kecil, oleh karena waktu tiba banjir

dari anak-anak sungai itu berbeda-beda. Sebaliknya banjirnya

berlangsung agak lama.

Gambar 2.3 DAS Bulu Burung

2.2.1.2 DAS Radial

Daerah pengaliran yang berbentuk kipas atau lingkaran

dan dimana anak-anak sungainya mengkonsentrasi ke suatu

titik secara radial disebut daerah pengaliran radial. Daerah

pengaliran dengan corak demikian mempunyai baniir yang

besar di dekat titik pertemuan anak-anak sungai.

Page 28: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

9

Gambar 2.4 DAS Radial

2.2.1.3 DAS Paralel

Bentuk ini mempunyai corak dimana dua jalur daerah

pengaliran yang bersatu di bagian pengaliran yang bersatu

dibagian hilir. Banjir itu terjadi di sebelah hilir titik pertemuan

sungai-sungai.

Gambar 2.5 DAS Paralel

Page 29: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

10

2.2.1.4 DAS Kompleks

Hanya beberapa buah daerah aliran sungai yang

mempunyai bentuk-bentuk ini dan disebut daerah pengaliran

yang kompleks

2.3 Ketersediaan Air

Menurut Soemarto (1987), besarnya jumlah air yang ada

di permukaan bumi ini (di atmosfer, di atas permukaan tanah

dan di bawah permukaan tanah) adalah sebanyak 1.400 × 106

km3 atau 1.400 × 1015 m3. Dalam jumlah tersebut sebagian

besar merupakan air laut (air asin) seperti terlihat persentasi di

bawah ini:

97 % = Berupa air laut (air asin)

3 % = Berupa air tawar

Pembagian air tawar yang hanya 3 % dari jumlah air di

planet bumi ini adalah sebagai berikut:

75 % = Terdapat di kutub berupa salju, es dan

gletser penutup kutub.

24 % = Berupa air tanah (di daerah jenuh yang

terletak di bawah permukaan air tanah).

0,3 % = Terdapat di danau-danau yang tersebar di

atas bumi, misalnya dibenua Eropa,

Amerika, Afrika dan Australia.

0,065 % = Sebagai butir-butir air atau lengas tanah

(soil moisture) yang terdapat di daerah tak

jenuh (antara permukaan tanah dan

permukaan air tanah).

0,035 % = Ada di atmosfer berupa awan, kabut,

embun, hujan dan lain lain.

0,03 % = Berupa air hujan

Dari jumlah persentasi tersebut terlihatlah bahwa jumlah

air tawar yang dapat digunkan oleh manusia (air danau dan air

Page 30: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

11

sungai) sangat terbatas, oleh karena itu kita harus dapat

memanfaatkan dengan sebaik baiknya.

Ketersediaan air adalah bagian dari fenomena alam,

yang sulit diprediksi dan diatur. Hal ini karena ketersediaan air

mengandung unsur variabilitas ruang (spatial variability) dan

variabilitas waktu (temporal variability) yang tinggi. Konsep

siklus hidrologi adalah bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu

di hampran bumi dipengaruhi oleh masukan (input) dan

keluaran (output) yang terjadi. Jumlah air di planet bumi itu tetap

dari masa ke masa (Suripin, 2002).

Pada penelitian ini data ketersediaan air permukaan

yang digunakan adalah data ketersediaan air hujan dan data

ketersediaan air sungai.

2.3.1 Ketersediaan Air Hujan

Curah hujan yang diperlukan untuk penyusunan suatu

rancangan pemanfaatan air adalah curah hujan rata-rata

diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada

suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut sebagai curah hujan

daerah dan dinyatakan dalam mm (Sosrodarsono, 1977).

Dengan melakukan penakaran ataupun pencatatan

hanya didapatkan curah hujan di suatu titik tertentu (point

rainfall). Bila dalam suatu areal terdapat beberapa alat penakar

atau pencatat curah hujan, maka untuk mendapatkan harga

curah hujan areal adalah dengan mengambil harga rata-ratanya.

Ada 3 cara macam berbeda dalam menentukan tinggi curah

hujan rata-rata di atas areal tertentu dari angka-angka curah

hujan di beberapa titik pos penakar atau pencatat (Soemarto,

1987).

Page 31: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

12

1. Cara tinggi rata-rata

Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil

harga rata-rata hitung (arithematic mean) dari penakaran

pada penakar hujan dalam areal tersebut.

d = n

in

n

d

n

dddd

1

321 .......... (2–1)

dimana d merupakan tinggi curah hujan rat-rata areal, d1, d2,

d3….dn adalah tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,

3…n, sedangkan n adalah banyaknya pos penakar. Cara ini

akan memberikan hasil yang dapat dipercaya, asalkan pos-

pos penakarnya terbagi merata di areal tersebut, dan hasil

penakaran masing masing pos penakar tidak menyimpang

jauh dari harga rata-rata seluruh pos penakar.

2. Cara Polygon Thiessen

Cara ini di dasarkan atas rata-rata timbang (weighted

average). Masing-masing penakar mempunyai daerah

pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis

sumber tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua

pos penakar (lihat Gambar 2.6)

Page 32: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

13

Gambar 2.6 Poligon Thiessen

Misalnya A1 adalah luas daerah pengaruh pos penakar 1, A2

luas daerah pengaruh pos penakar 2 dan seterusnya.

Jumlah A1 + A2 + A3 +…….An = A adalah merupakan jumlah

luas seluruh areal yang dicari tinggi curah hujannya. Jika

pos penakar 1 menakar tinggi hujan d1, pos penakar 2

menakar d2 hingga pos penakar dn menakar dn, maka

d =A

dAdAdA nn .............. 2211 =

nii

A

dA

1

. (2-2)

Jika i

i PA

A merupakan presentasi luas maka d = i

n

i dp .1

Dimana A = luas areal, d = tinggi curah hujan rata-rata areal,

d1, d2, d3….dn = tinggi curah hujan di pos 1,2, 3….n,

A1,A2,A3….An luas daerah pengaruh 1,2,3…n. n

ip1

= jumlah

persentasi luas 100 %.hasil perhitungan dengan rumus

Page 33: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

14

polygon Thiessen lebih teliti dibandingkan dengan cara tinggi

rata-rata atau aritmatik.

3. Cara Isohyet

Dalam hal ini kita harus menggambar dulu kontur dengan

tinggi hujan yang sama (isohyet), seperti pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Isohyet

Kemudian luas bagian diantara isohyet-isohyet yang

berdekatan diukur, dan harga rata-ratanya dihitung sebagai

harga rata-rata timbang dari nilai contour, seperti berikut ini

d = n

n

nn

AAA

Add

Add

Add

..............

2

1........

22

21

2

21

1

10

Page 34: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

15

= A

Add

A

Add n

i

ii

n

i

n

i

ii

1

1

1 2

1

2

1

(2-3)

Dimana A= luas areal, d= tinggi curah hujan rata-rata areal,

d0,d1,d2…….dn=tinggi curah pada isohyet 0,1,2…….n. A1,

A2,A3,..…..An = luas bagian isohyet yang dibatasi oleh

isohyet-isohyet yang bersangkutan . ini adalah cara yang

paling teliti, tetapi membutuhkan jaringan pos penakar yang

lebih padat guna memungkinkan membuat garis-garis

isohyet.

2.3.2 Ketersediaan Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir secara

berkesinambungan atau dengan terputus-putus dalam alur

sungai atau saluran dari sumbernya yang tertentu. Dimana

semua ini merupakan bagian dari sistem sungai yang

menyeluruh. Yang termasuk air permukaan meliputi air sungai,

saluran, sumber, danau dan waduk. Jumlah air permukaan

diperkirakan hanya 0,35 uta km3 atau hanya sekitar 1 % dari air

tawar yang ada di bumi (Suripin, 2002).

Kapasaitas air pada masing-masing Daerah Tangkapan

Air dipengaruhi oleh beberapa parameter yakni: curah hujan,

luas daerah tangkapan air, kondisi permukaan, kondisi geologi

serta evaporasi. Dalam analisa kapasitas air permukaan,

tahapan analisa yang dilakukan antara lain:

Menentukan stasiun-stasiun hujan yang berpengaruh

terhadap Daerah Tangkapan Air.

Menentukan curah hujan minimum tahunan dengan periode

tinjauan selama 10 tahun.

Page 35: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

16

Menentukan curah hujan setelah dikurangi factor evaporasi

Menentukan waktu konsentrasi masing-masing Daerah

Tangkapan Air . waktu konsentrasi tergantung pada panjang

sungai dan kemiringan.

Menentukan Intentitas Hujan (I)

Menghitung rata-rata koefisien pengaliran masing-masing

Daerah Tangkapan Air.

Menghitung debit atau kapasitas aliran Daerah Tangkapan

Air.

Kapasitas Air Permukaan = C.I.A (2-4)

Dimana:

C = Koefisien

I = Intentitas Hujan (mm/jam)

A = Luas DAS atau Catchment Area (ha)

Nilai C atau koefisien limpasan tergantung dari

penggunaan lahan dan jenis tanah di suatu. Nilai koefisien

limpasan dari penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Nilai Koefisien Limpasan

Penutupan Lahan Harga (C)

Hutan Lahan Kering Sekunder 0.03

Belukar 0.07

Hutan Primer 0.02

Hutan Tanaman Industri 0.05

Hutan Rawa Sekunder 0.15

Perkebunan 0.4

Pertanian Lahan Kering 0.1

Pertanian Lahan Kering Campur Semak 0.1

Pemukiman 0.6

Sawah 0.15

Tambak 0.05

Page 36: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

17

Terbuka 0.2

Perairan 0.05

Sumber : Kodoatie dan Syarief, 2005

Sungai merupakan torehan diatas permukaan bumi yang

merupakan penampang permukaan bumi dan penyalur alamiah

aliran air dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke

bagian hilir suatu daerah pengaliran ketempat yang lebih rendah

dan akhirnya bermuara kelaut.(Soewarno, 2000)

Karakteristik DAS mempengaruhi debit pengeluaran air

sungai air dalam suatu sistem sungai. Faktor-faktor pengontrol

karaklteristik DAS antara lain : faktor geologi, faktor hidrologi

dan tata guna lahan. Faktor geologi terdiri dari geomorfologi dan

litologi. Faktor geomorfologi terdiri dari sistem sungai (Segmen

sungai, hubungan antar cabang sungai, panjang sungai, slope

sungai). Sistem cekungan penyaluran, (ukuran cekungan,

bentuk cekungan, relief cekungan, tekstur cekungan). Faktor

litologi berupa pemunculan mata air dan batuan kedap dan lulus

air. Faktor hidrologi berupa distribusi hujan pada DAS dan

kapasitas infiltrasi dari tanah. (Chay Asdak. 2002)

Untuk mengetahui ketersediaan air permukaan

berdasarkan debit sungai diperlukan data yang cukup panjang

dan handal, sehingga informasi keragaman debit terhadap

waktu kejadian debit rendah dan tinggi dapat tercakup dan

mewakili kejadian-kejadian tersebut. Dengan data yang cukup

panjang dapat digunakan analisa statistik untuk mengetahui

gambaran umum secara kuantitatif besaran jumlah air.

Dalam menganalisis ketersediaan air pada suatu Daerah

Aliran Sungai (DAS) atau sub DAS salah satunya menggunakan

metode Mock (1973). Metode ini mempertimbangkan besarnya

air yang menjadi limpasan langsung dan air yang terinfiltrasi ke

dalam tanah menjadi simpanan air tanah (groundwater storage),

Page 37: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

18

yang kemudian menjadi aliran dasar (base flow) sehingga dapat

diketahui total aliran dan debit efektifnya.

2.4 Debit Andalan

Debit andalan adalah debit yang tersedia sepanjang

tahun dengan besarnya resiko kegagalan tertentu (Montarcih,

2009).

Terdapat empat metode untuk menganalisa debit

andalan (Montarcih, 2009). Antara lain:

1. Metode debit rata-rata minimum dalam metode debit rata-rata

minimum antara lain dalam satu tahun hanya diambil satu

data. Metode ini sesuai untuk daerah aliran sungai dengan

fluktuasi debit maksimum dan debit minimum tidak terlalu

besar dari tahun ke tahun serta kebutuhan relatif konstan

sepanjang tahun.

2. Metode flow characteristic berhubungan dengan basis tahun

normal, tahun kering dan tahun basah. Yang dimaksud debit

berbasis tahun normal adalah jika debit rata-rata tahunannya

kurang lebih sama dengan debit rata-rata keseluruhan tahun

(Qrt=Qr). Untuk debit berbasis tahun kering adalah jika debit

rata-rata tahunanya lebih kecil dari debit rata-rata

keseluruhan tahun (Qrt<Qr). Sedangkan untuk debit berbasis

tahun basah adalah jika debit rata-rata tahunanya lebih kecil

dari debit rata-rata keseluruhan tahun. Metode ini cocok

untuk DAS dengan fluktuasi debit maksimum dan debit

minimum relatif besar dari tahun ke tahun, kebutuhan relatif

tidak konstan sepanjang tahun, dan data yang tersedia cukup

panjang. Keandalan berdasar kondisi debit dibedakan

menjadi 4 antara lain:

a. Debit air musim kering, yaitu debit yang dilampaui debit-

debit sebanyak 355 hari dalam 1 tahun, keandalan:

97,3%

Page 38: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

19

b. Debit air rendah, yaitu debit yang dilampaui oleh debit-

debit sebanyak 275 hari dalam 1 tahun, keandalan:

75,3%

c. Debit air normal, yaitu debit yang dilampaui oleh debit-

debit sebanyak 185 hari dalam 1 tahun, keandalan:

50,7%

d. Debit air cukup, yaitu debit yang dilampaui oleh debit-

debit sebanyak 95 hari dalam 1 tahun, keandalan: 26,0%

3. Metode tahun dasar perencanaan, analisa debit andalan

menggunakan metode ini biasanya digunakan dalam

perencanaan atau pengelolaan irigasi. Umumnya di bidang

irigasi dipakai debit dengan keandalan 80%, sehingga rumus

untuk menentukan tahun dasar perencanaan adalah sebagai

berikut:

R80= 15

n (2 – 5)

Dengan:

n = kala ulang pengamatan yang diinginkan

R80 = debit yang terjadi < R80 adalah 20%

4. Metode bulan dasar perencanaan, analisa debit andalan

menggunakan metode ini hampir sama dengan metode flow

characteristic yang dianalisa untuk bulan-bulan tertentu.

Metode ini paling sering dipakai karena keandalan debit

dihitung bulan Januari sampai dengan bulan Desember, jadi

lebih bisa menggambarkan keadaan pada musim kemarau

dan penghujan.

2.5 Sistem Informasi Geografis

SIG merupakan sebuah system yang saling berangkaian

satu dengan yang lain. Bakorsurtanal menjabarkan SIG sebagai

kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras computer,

perangkat lunak, data geografi, dan personel yang didesain

Page 39: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

20

untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi,

menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang

berefrensi geografis. Dengan demikian, basis analisis dari SIG

adalah data spasial dalam bentuk sigital yang diperoleh melalui

data satelit atau data lain terdigitasi. Analisa SIG memerlukan

tenaga ahli sebagai interpreter, perangkat keras komputer, dan

software pendukung (Budiyanto, 2002).

Ada dua faktor utama yang terkait dengan masalah

keberhasilan implementasi SIG. Kedua hal tersebut yaitu

masalah teknologi dan masalah kondisi pengoperasian SIG itu

sendiri. Keduanya berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Keberhasilan dari implementasi teknologi SIG

sehingga sesuai seperti yang diharapkan akan memberikan

dampak yang positif dalam sistem pengelolaan informasi yang

menyangkut antara lain masalah efisiensi dan efektifitas,

komunikasi yang tepat dan terarah, serta data sebagai aset

yang berharga. Efisiensi dan Efektifitas sistem kerja sebagai

dampak dari keberhasilan implementasi teknologi SIG akan

semakin terasa. Pada era globalisasi, setiap institusi pada

sektor swasta (private sector) dapat bergerak dengan efektif dan

efisien setelah mereka menerapkan teknologi SIG untuk

membantu pekerjaan mereka di berbagai sektor, bidang atau

industri jasa yang mereka tekuni. Kunci kesuksesan bisnis pada

sektor ini di masa depan, terutama dalam menghadapi

persaingan bebas, adalah adanya sistem pengelolaan yang

efisien dan sistem pelayanan yang baik untuk para pelanggan

(Pardede dan Warnars, 2006).

2.6 ArcView

ArcView merupakan perangkat lunak pengolah data

spasial. Perangkat lunak ini memiliki berbagai keunggulan yang

dapat dimanfaatkan oleh kalangan pengolah data spasial.

Page 40: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

21

ArcView memiliki kemampuan dalam pengolahan atau editing

arc, menerima atau konversi dari data digital lain seperti CAD,

atau dihubungkan dengan data image seperti format JPG, TIF,

atau image gerak (Budiyanto, 2002).

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop

Sistem Informasi Geografis (SIG) dan pemetaan yang

dikembangkan oleh ESRI. ArcView memiliki kemampuan-

kemampuan untuk melakukan visualisasi, mengexplore,

menjawab query (baik basis data spasial maupun non-spasial),

menganalisis data secara geografis. Secara umum kemampuan

Arcview dapat dilihat melalui uraian berikut:

Pertukaran data, membaca dan menuliskan data dari dan ke

dalam format perangkat lunak SIG lainnya

Melalukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis

Menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut

Menghubungkan informasi spasial dengan atribut-atributnya

yang terdapat (disimpan) dalam basisdata atribut

Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG seperti analisis

sederhana spasial

Membuat peta tematik

Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa skrip

atau bahasa pemrograman sederhana

Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan

menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung

penggunaan perangkat lunak SIG ArcView).

2.6.1 Data dan Analisis Spasial

Data spasial merupakan dasar operasional sistem

informasi geografis. Hal ini terutama dalam sistem informasi

geografis yang berbasiskan sistem komputer digital (Budiyanto,

2010). Data spasial memberikan amatan terhadap berbagai

fenomena yang ada pada suatu objek spasial. Secara

sederhana data spasial dinyatakan sebagai irformasia alamat.

Page 41: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

22

Dalam bentuk yang lain, data spasial dinyatakan dalam bentuk

grid koordinat seperti dalam sajian peta ataupun dalam bentuk

piksel seperti dalam bentuk citra satelit.

2.6.1.1 Perolehan Data Spasial

Untuk memperoleh data spasial dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Salah satu cara yang paling dikenal adalah

dengan digitasi. Proses digitasi akan mengubah objek titik,

garis, atau polygon analog dari sebuah hard copy analog

menjadi bentuk data vektor digital (Budiyanto, 2010). Berikut

adalah beberapa cara digitasi untuk memperoleh data spasial:

1 Digitasi on Screen

Digitasi on-screen adalah digitasi yang dilakukan pada layar

monitor computer dengan memanfaatkan berbagai perangkat

lunak sistem informasi geografis seperti. Data sumber yang

akan didigitasi dalam metode ini bukan dalam bentuk peta

analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu

disiam (scan) dengan scanner. Dari penyiaman ini dihasilkan

sebuah data dalam bentuk data raster. Digitasi dilakukan

dengan membuat serangkaian titik atau garis menggunakan

pointer yang dikendalikan melalui mouse pada layar

komputer di sepanjang objek digitasi.

2. Digitasi Theodolith

Perolehan data spasial lain yang bersifat pengukuran

terestrial menggunakan theodolith. Pengukuran

menggunakan theodolith ini menghasilkan serangkaian data

spasial berupa jarak, sudut, ketinggian relatif serta posisi

relatif dari sebuah objek dengan objek lainnya. Theodolith

memanfaatkan perangkat optic untuk pengambilan data.

3. Digitasi GPS (Global Position System)

Perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data

sebenarnya adalah perangkat penangkap sinyal (receiver)

dari beberapa satelit GPS yang mengorbit diatas lokasi

Page 42: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

23

survey. Panduan dari sinyal satelit GPS memberikan

informasi lokasi receiver GPS tersebut.

4. Digitasi Menggunakan Pengindreaan Jauh

Data spasial dapat diperoleh melalui foto udara digital, citra

satelit, ataupun radar.

2.6.1.2 Objek Spasial

Objek spasial terdiri dari tiga jenis, yaitu bentuk titik,

garis, dan area. Masing-masing objek spasial ini memiliki

karakteristik sendiri-sendiri. Perbedaan karakteristik ini

menentukan pemilihan untuk simbol yang digunakan dalam

penggambaran data spasial tersebut. Untuk suatu fenomena

seperti kota digunakan symbol titik. Jalan disimbolkan dengan

dengan karakteristik berbentuk garis. Untuk data spasial yang

memerlukan perhitungan luas digambarkan dengan

menggunakan bentuk poligon.

2.6.1.3 Model Data Spasial

Secara garis besar model data spasial ada dua, yaitu

data vector dan data raster. Data vector adalah data yang

minimal terdiri dari sebuah start node dan end node, dan dapat

memiliki beberapa vertex di antara start node dan end node

tersebut. Data vector berupa titik, garis, atau poligon. Data

raster adalah data yang terdiri dari piksel-piksel penyusun data

tersebut.

2.6.1.4 Analisis Spasial

Kekuatan SIG terletak pada kemampuannya untuk

menganalisis dan mengolah data dengan jumlah yang besar.

Pengetahuan mengenai bagaimana cara mengekstrak data dan

bagaimana menggunakannya merupakan kunci analisis di

dalam SIG. kemampuan analisis berdaasarkan aspek spasial

yang dapat dilakukan oleh SIG antara lain:

Page 43: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

24

1.Klasifikasi

Klasifikasi yaitu mengelompokkan data spasial menjadi data

spasial yang baru. Contohnya adalah mengklasifikasikan dtata

guna lahan untuk pemukiman, pertanian, perkebunan,

ataupun hutan berdasarkan analisis data kemiringan atau

ketinggian.

2. Overlay

Overlay yaitu menganalisis dan mengintegrasikan dua atau

lebih data spasial yang berbeda. Misalnya menganalisis

daerah rawan erosi dengan meng-over-laykan data

ketinggian, jenis tanah dan kadar air.

3.Network

Network yaitu analysis yang bertitik tolak pada jaringan yang

terdiri dari garis-garis dan titik-titik yang saling terhubung.

Analisis ini sering dipakai dalam berbagai bidang. Misalnya

sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas, air

minum atau saluran pembuangan.

4.Buffering

Buffering yaitu analysis yang akan menghasilakan buffer atau

penyangga yang bias berbentuk lingkaran atau poligon yang

melingkupi seatu objek sebagai pusatnya, sehingga kita bias

mengetahui berapa parameter objek dan luas wilayahnya.

Buffering dapat digunakan untuk menentukan jalur hijau,

menggambarkan Zona Ekonomi Ekslusif(ZEE), mengetahui

daerah yang terjangkau BTS untuk telepon seluler,

menentukan luas tumpahan minyak di laut dan menentukan

lokasi pasar, took atau outlet dengan memperhatikan lokasi

konsumen dan took atau outlet saingan

2.6.2 Overlay

Overlay peta dilakukan minimal dengan 2 jenis peta yang

berbeda secara teknis dikatakan harus ada polygon yang

terbentuk dari 2 jenis peta yang dioverlaykan. Jika dilihat data

Page 44: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

25

atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta pembentukya

(Prahasta, Eddy. 2006)

Overlay yaitu kemampuan untuk menempatkan grafis

satu peta diatas grafis peta yang lain dan menampilkan hasilnya

di layar komputer atau pada plot. Secara singkatnya, overlay

menampalkan suatu peta digital pada peta digital yang lain

beserta atribut-atributnya dan menghasilkan peta gabungan

keduanya yang memiliki informasi atribut dari kedua peta

tersebut.

Gambar 2.8 Overlay

Ada beberapa fasilitas yang dapat digunakan pada

overlay untuk menggabungkan atau melapiskan dua peta dari

satu daerah yang sama namun beda atributnya yaitu :

Page 45: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

26

1. Dissolve Themes

Dissolve yaitu proses untuk menghilangkan batas antara

poligon yang mempunyai data atribut yang identik atau sama

dalam poligon yang berbeda. Peta input yang telah di digitasi

masih dalam keadaan kasar, yaitu poligon-poligon yang

berdekatan dan memiliki warna yang sama masih terpisah

oleh garis polygon. Kegunaan dissolve yaitu menghilangan

garis-garis poligon tersebut dan menggabungkan poligon-

poligon yang terpisah tersebut menjadi sebuah poligon besar

dengan warna atau atribut yang sama.

2. Merge Themes

Merge themes yaitu suatu proses penggabungan 2 atau

lebih layer menjadi 1 buah layer dengan atribut yang

berbeda dan atribut-atribut tersebut saling mengisi atau

bertampalan, dan layer-layernya saling menempel satu

sama lain.

3. Clip One Themes

Clip One themes yaitu proses menggabungkan data namun

dalam wilayah yang kecil, misalnya berdasarkan wilayah

administrasi desa atau kecamatan. Suatu wilayah besar

diambil sebagian wilayah dan atributnya berdasarkan batas

administrasi yang kecil, sehingga layer yang akan dihasilkan

yaitu layer dengan luas yang kecil beserta atributnya.

4. Intersect Themes

Intersect yaitu suatu operasi yang memotong sebuah tema

atau layer input atau masukan dengan atribut dari tema atau

overlay untuk menghasilkan output dengan atribut yang

memiliki data atribut dari kedua theme.

5. Union Themes

Union yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input

dengan poligon dari tema overlay untuk menghasilkan

output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut.

Page 46: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

27

6. Assign Data Themes

Assign data adalah operasi yang menggabungkan data

untuk fitur theme kedua ke fitur theme pertama yang berbagi

lokasi yang sama Secara mudahnya yaitu menggabungkan

kedua tema dan atribut.

Page 47: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

28

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 48: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

29

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai

selesai di wilayah sub DAS Kali Metro. Analisis data

dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Jurusan Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Brawijaya.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi :

3.2.1 Alat

1. Seperangkat komputer lengkap dengan software yaitu

Software Arcview sebagai software SIG, dan Microsoft Office

Excel 2010 sebagai software perhitungan.

2. Peralatan tulis, kalkulator dan lain-lain.

3.2.2 Bahan

1. Peta wilayah Studi DAS Metro yang meliputi Peta

Administrasi, Peta Jenis Tanah Peta Tata Guna Lahan, Peta

Sungai, Peta Stasiun Hujan dan Peta Topografi

2. Data curah hujan harian wilayah penelitian dari tahun 2006

sampai tahun 2015 yang diperoleh dari 3 stasiun

pengamatan yakni Stasiun CD Kepanjen , Stasiun Telekung

dan Stasiun Dau.

3. Data iklim wilayah Studi pada tahun 2006 – 2015 yang

meliputi: Temperatur rata-rata (t), Penyinaran matahari (n/N),

Lembab Nisbi rata-rata (Rh), Kecepatan angin (u), yang

diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMKG) Malang.

Page 49: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

30

4. Data debit Sungai Metro tahun 2006 – 2015 yang diperoleh

dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Bango-Gedangan

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Secara umum pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3

tahap, yaitu : pengumpaulan data, pengolahan data dan analisis

total ketersediaan air.

3.3.1 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, yang

terdiri dari data non spasial dan data spasial. Data non spasial

terdiri dari data iklim DAS Metro tahun 2006 - 2015 yang

diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Karangploso. Data selanjutnya adalah data curah hujan DAS

Metro tahun 2006 – 2015 dari tiga stasiun pengamatan yakni

Stasiun CD Kepanjen, Stasiun Stasiun Tlekung, dan Stasiun

Dau yang diperoleh dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air

Wilayah Sungai Bango-Gedangan Malang. Kemudian, data

Sungai Metro tahun 2006 – 2015 dari Balai Pengelolaan

Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bango-Gedangan Malang.

Sedangkan data yang berupa spasial yang digunakan

adalah Peta Hidrologi, Peta Administrasi se Malang Raya, Peta

Jenis Tanah, Peta Tata Guna Lahan, dan Peta Stasiun Hujan.

Peta-peta tersebut kemudian dipotong dengan luas batas DAS

yang sudah terdigitasi. Peta-peta tersebut diperoleh dari

BAKOSURTANAL.

3.3.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi 3 bagian

yakni: mengolah data untuk ketersediaan air hujan, menentukan

debit puncak limpasan dan menentukan debit andalan sungai

Page 50: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

31

dengan keandalan 80%. Sebelum data hujan digunakan, data

hujan terlebih dahulu dilakukan uji konsistensi. Uji konsistensi

bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perubahan

lingkungan atau perubahan cara menakar. Tahap selanjutnya

adalah melakukan analisis frekuensi data hidrologi. Analisis

dilakukan untuk mendaptkan curah hujan rancangan. Analisis

dilakukan dengan distribusi Log Pearson III.

3.3.2.1 Ketersediaan Air Permukaan

Data yang dibutuhkan untuk menghitung debit puncak

limpasan atau air permukaan adalah peta Jenis Tanah, Peta

Tata Guna Lahan, nilai koefisien run off yang didapat dari

literatur, dan data curah hujan harian maksimum untuk

menghitung nilai intentitas curah hujan. Perhitungan debit

puncak menggunakan Metode Rasional dengan persamaan

sebagai berikut:

Q = 0,00278. C.I.A (satuan A dalam km2) (3-1)

Dimana

Q = Debit Puncak (m3/dt)

C = Koefisien Pengaliran

I = Intentitas Curah Hujan (mm/jam)

A = Luas DAS (km2 arau ha)

Selain menghitung ketersediaan air permukaan dengan

Metode Rasional, dalam penelitian ini juga menghitung

ketersediaan air permukaan berdasarkan debit air sungai.

Ketersediaan air sungai ditentukan dengan menghitung debit

andalan dengan menggunakan metode statistik (rangking)

dengan probabilitas 80% :

Langkah langkah untuk menghitung debit andalan

sungai yaitu sebagai berikut:

Page 51: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

32

1. Mengurutkan seri data debit dari urutan besar ke kecil

2. Merangking data mulai dari rangking pertama (m=1) untuk

dara yang paling besar dan seterusnya.

3. Membuatkan kolom ploting dengan rumus Weibull:

P = %1001

n

m (3-2)

Dimana :

P = peluang (%)

m = nomor urut data

n = jumlah data

3.3.2.2 Ketersediaan Air Hujan

Data yang diperlukan untuk mengolah ketersediaan air

hujan adalah data curah hujan, Peta Thiessen dan Peta Stasiun

Hujan. Curah hujan wilayah dihitung menggunakan metode

Poligon Thiessen dan rumus curah hujan efektif. Rumus Poligon

Thiessen yakni:

d =A

dnAdAdA n ............2.. 211 =

nii

A

dA

1

. (3-3)

Dimana A = luas areal, d = tinggi curah hujan rata-rata

areal, d1, d2, d3….dn = tinggi curah hujan di pos 1,2, 3….n,

A1,A2,A3….An luas daerah pengaruh 1,2,3…n. n

ip1

= jumlah

persentase luas 100 %.

Setelah hujan rerata daerah perbulan ditentukan,

selanjutnya menghitung curah hujan efektif menggunakan

rumus:

Page 52: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

33

Re = Rtot (125 – 0,2Rtot)/125 Dimana Rtot < 250 mm

Re = 125 + 0,1 Rtot Dimana Rtot > 250 mm

Dimana : Rtot adalah curah hujan bulanan (mm/jam) (3-4)

3.4. Analisis Total Ketersediaan Air

Ketersediaan air total ditentukan berdasarkan masing

masing perhitungan ketersediaan air. Yakni ketersediaan air

permukaan dan ketersediaan air hujan.

Page 53: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

34

Gambar 3.1 Diagram Alir

Page 54: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah

4.1.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Sub DAS Metro adalah salah satu dari anak Sungai

Brantas. Yang mengaliri wilayah Kabupaten Malang dan Kota

Malang. Sub DAS Metro yang secara geografis terletak diantara

1120 27’ 53,6’’ - 1120 37’ 20,8’’ BT dan 70 56’ 14,8’’ - 80 10,57 2’’

LS dengan luas area Sub DAS Metro 29582,995 Ha atau 295.83

Km2. Berikut adalah peta DAS Metro.

Gambar 4.1 Peta DAS Metro

Page 55: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

36

DAS Metro terbagi menjadi 12 kecamatan dan 75

kelurahan. Secara rinci luas kelurahan di DAS Metro dapat

dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Luas Desa/Kelurahan DAS Metro

Hasil Perhitungan

Luas Luas

(km²) (km²)

1 Oro Oroombo Batu 7.315 39 Pandanrejo Wagir 2.751

2 Junrejo Junrejo 1.276 40 Gondowangi Wagir 4.675

3 Tlekung Junrejo 7.891 41 Parangargo Wagir 1.969

4 Dadaprejo Junrejo 1.118 42 Sitirejo Wagir 2.146

5 Mulyoagung Dau 2.269 43 Mendalan Wangi Wagir 4.159

6 Sumbersekar Dau 5.354 44 Balesari Ngajum 8.402

7 Kucur Dau 48.51 45 Babadan Ngajum 12.31

8 Tlogomas Dau 4.624 46 Kesamben Ngajum 3.139

9 Gading Kulon Dau 3.605 47 Kranggan Ngajum 6.128

10 Landungsari Dau 4.296 48 Banjarsari Ngajum 3.445

11 Selorejo Dau 3.756 49 Ngasem Ngajum 2.508

12 Petungsewu Dau 1.975 50 Kebonagung Pakisaji 4.208

13 Karangwidoro Dau 4.271 51 Wadung Pakisaji 4.826

14 Kalisongo Dau 4.51 52 Jatisari Pakisaji 6.317

15 Merjosari Lowokwaru 3.791 53 Kendalpayak Pakisaji 1.838

16 Ketawanggede Lowokwaru 0.82 54 Permanu Pakisaji 4.865

17 Sumbersari Lowokwaru 1.165 55 Genengan Pakisaji 2.224

18 Oro-oro Dowo Klojen 0.535 56 Karang Duren Pakisaji 2.069

19 Gading Kasri Klojen 0.923 57 Pakisaji Pakisaji 2.635

20 Bareng Klojen 1.086 58 Sutojayan Pakisaji 2.95

21 Kauman Klojen 0.558 59 Karang Pandan Pakisaji 1.731

22 Kasin Klojen 0.982 60 Glanggang Pakisaji 2.13

23 Karang Besuki Sukun 2.331 61 Mojosari Kepanjen 3.304

24 Pisang Candi Sukun 3.184 62 Curugrejo Kepanjen 1.414

25 Bandulan Sukun 2.402 63 Jatirejoyoso Kepanjen 3.312

26 Mulyorejo Sukun 2.863 64 Ngdilangkung Kepanjen 2.175

27 Kel. Sukun Sukun 1.252 65 Sukoraharjo Kepanjen 2.779

28 Bakalankrajan Sukun 2.23 66 Dilem Kepanjen 2.37

29 Bandungrejosari Sukun 2.302 67 Talangagung Kepanjen 3.63

30 Gadang Sukun 1.009 68 Ardirejo Kepanjen 1.326

31 Kebonsari Sukun 1.197 69 Kel. Kepanjen Kepanjen 2.291

32 Sukodadi Wagir 8.302 70 Cepokomulyo Kepanjen 1.019

33 Mulyorejo Wagir 4.132 71 Panggungrejo Kepanjen 2.047

34 Dalisodo Wagir 7.881 72 Mangunrejo Kepanjen 3.626

35 Sumbersuko Wagir 13.11 73 Jatikerto Kromengan 2.828

36 Jedong Wagir 3.439 74 Slorok Kromengan 1.099

37 Sidorahayu Wagir 4.699 75 Ngebruk S. Pucung 0.925

38 Petungsewu Wagir 3.307 76

Kelurahan/Desa KecamatanNo KecamatanKelurahan/Desa No

Page 56: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

37

Wilayah DAS Metro dibatasi oleh beberapa kecamatan di

wilayah Kabupaten Malang yaitu:

Sebelah utara : Batu, Pujon, Kec Junrejo dan Kec Dau

Sebelah Timur : Kec. Lowokwaru, Kec. Klojen, Kec. Sukun dan

Kec. Pakisaji

Sebelah selatan : Kec. Kepanjen, Kec. Sumber Pucung

Sebelah barat : Kab. Blitar, Kec, Ngajum, Kec Kromengan

4.1.2 Iklim dan Curah Hujan

Kondisi iklim di wilayah studi tahun 2015 tercatat rata-

rata suhu udara berkisar antara 21,80 C – 25,20 C. Rata-rata

kelembapan udara berkisar 51% – 84%. Penyinaran matahari

rata-rata berkisar 37% - 97%. Dan kecepatan angin berkisar 1,6

Km/Jam – 5,0 Km/Jam. Seperti pada umumnya daerah lain di

Indonesia, wilayah studi mengikuti perubahan putaran 2 iklim

yakni musim hujan dan musim kemarau. Dimana musim

kemarau terjadi mulai Bulan Mei sampai Bulan Oktober dan

musim hujan terjadi mulai Bulan November sampai Bulain April.

Selama 10 tahun terakhir (2006 – 2015) besar curah

hujan rerata tahunan yakni 1942,2 mm. Dengan curah hujan

rerata tahunan terbesar yakni 2910,2 mm yang terjadi pada

tahun 2013, sedangkan curah hujan rerata terkecil yakni 1392,6

mm yang terjadi pada tahun 2015.

4.1.3 Topografi dan Jaringan Sungai Metro

Karakteristik topografi di DAS Metro yakni berupa daerah

perbukitan/lereng dan dataran. Peta Topografi menunjukkan

bahwa sebagian besar kelurahan DAS Metro berada di

ketinggian 280 m sampai dengan 563.333 m. Sungai utama

Metro mengalir melewati Kecamatan Dau, Lowokwaru, Sukun,

Wagir, Pakisaji, Kepanjen, dan Sumber Pucung. Sedangkan

jaringan sungai yang berada di DAS Metro dan mengisi

ketersediaan air Sungai Metro berjumlah puluhan baik yang

Page 57: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

38

sudah memiliki nama ataupun yang belum memiliki nama.

Jaringan sungai Metro yang sudah memiliki nama yakni 26

sungai. Dengan Kecamatan Dau dan Wagir sebagai sebagai

kecamatan yang paling banyak dialiri jaringan Sungai Metro.

Selain karena bentuk topografi yang sebagian besar berupa

perbukitan, Kecamatan Dau dan Wagir merupakan 2 kecamatan

yang paling luas di DAS Metro. Gambar 4.2 menunjukkan peta

Topografi dan jaringan Sungai

Gambar 4.2 Peta Topografi dan Jaringan Sungai Metro

Total ada 28 sungai yang sudah memiliki nama di DAS

Metro dengan panjang total keseluruhannya adalah 339,7 Km.

sedangkan total panjang sungai yang belum memiliki nama

adalah 139,8 Km. Sungai Metro yang merupakan sungai utama

memiliki panajang 50,82 Km. Secara rinci sungai yang mengalir

di DAS Metro dapat dilihat pada Tabel 4.2

Page 58: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

39

Tabel 4.2 Sungai DAS Metro

Sumber: Hasil Perhitungan

4.1.4 Jenis Tanah

Wilayah dataran DAS Metro terlapisi oleh 7 macam jenis

tanah yang berbeda. Antara lain : asosiasi Andosol kelabu &

Regosol kelabu melapisi lahan seluas 54,90 Km2, Regosol

coklat melapisi tanah seluas 2,27 Km2, asosiasi Latosol coklat

& Regosol kelabu melapisi tanah selaus 102,56 Km2, Mediteran

coklat kemerahan melapisi tanah seluas 52,31 Km2, asosiasi

Andosol coklat dan Glesi humus melapisi tanah seluas 6,11

Km2, Aluvial Kelabu Tua melapisi tanah seluas 69,18 Km2 dan

Aluvial coklat kelabu melapisi tanah seluas 8,49Km2. Struktur

tanah di wilayah DAS mMetro pada umumnya relatif baik, tapi

yang perlu diperhatikan adalah jenis tanah Andosol dan

Regosol. Dimana Andosol diklasifikasikan peka terhadap erosi

Panjang Panjang

(Km) (Km)

1 K. Metro 50.82 15 K. Glundeng 11.14

2 K. Akhir 11.9 16 K. Gembong 4.51

3 K. Ampah 14.77 17 K. Gombong 18.6

4 K. Babar 10.23 18 K. Jemunang 16.13

5 K. Biru 11.78 19 K. Kasin 26

6 K. Braholo 10.66 20 K. sad 20.19

7 K. Claket 6.35 21 K. Sanan 10.82

8 K. Curah Gondang 7.75 22 K. Semberpang 12.56

9 K. Curah Ndoso 3.08 23 K. Slorok 3.56

10 K. Curah Puring 4.59 24 K. Sukun 15.42

11 K. Curah Clumpit 5.77 25 K. Sumber Padang 4.81

12 K. Dem 5.48 26 K. Supit Urang 5.46

13 K. Gelodog 13.78 27 K. Wadung 12.91

14 K. Gesang 15.88 28 Kali Watu 4.75

No Sungai No Sungai

Page 59: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

40

dan Regosol diklasifikasikan sangat peka terhadap erosi. Data

tanah DAS Metro dapat dilihat pada Tabel 4.3. Sedangkan Peta

Jenis tanah DAS Metro dapat di lihat di Lampiran 1.

Tabel 4.3 Jenis Tanah

Sumber: Hasil Analisa

4.1.5 Tata Guna Lahan

Secara umum penggunaan lahan di DAS Metro bagian

hulu meliputi Hutan Lahan Kering Primer seluas seluas 31,07

Km2, Hutan Tanaman Industri seluas 22,1 Km2, dan Semak

Belukar seluas 5,64 Km2. Sedangkan penggunaan lahan di DAS

Metro bagian tengah dan hilir meliputi Tanah Terbuka seluas

1,62 Km2, Pertanian Lahan Kering seluas 0,64 Km2, tubuh air

seluas 0,01 Km2, Sawah seluas 194,91 Km2, dan penggunaan

lahan untuk pemukiman seluas 39,81 Km2. Dari data

penggunaan lahan di atas dapat disimpulkan bahwa tata guna

lahan terbesar yakni untuk areal persawahan yakni seluas

194,91 Km2. Rincian penggunan lahan DAS Metro dapat dilihat

di Tabel 4.4 . Sedangkan Peta tata guna lahan DAS Metro

dapat dilihat di Lampiran 2.

No Jenis Tanah Luas (Km2) Persentase

1 Aluvial Kelabu Tua 69.18 23.39

2 Asosiasi Andosol Kelabu dan Regosol Kelabu 54.9 18.56

3 Regosol Coklat 2.27 0.77

4 Asosiasi Latosol Coklat dan Regosol Kelabu 102.56 34.67

5 Mediteran Coklat Kemerahan 52.31 17.68

6 Aluvial Coklat Kelabu 8.49 2.87

7 Asosiasi Andosol Coklat dan Glei Humus 6.11 2.07

295.82 100

Page 60: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

41

Tabel 4.4 Tata Guna Lahan DAS Metro

Sumber: Hasil Analisa

4.1.6 Kependudukan

Kependudukan merupakan segala hal yang berkaitan

dengan jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran,

kehamilan, kehamilan, kematian, sosial, budaya serta

ketahanan politik dan ekonomi. Pertumbuhan penduduk

merupakan perubahan jumlah penduduk yang baik

pertambahan atau pengurangan. Laju pertumbuhan penduduk

memiliki pengaruh terhadap lingkungan. Pesatnay laju

pertumbuhan penduduk berpotensi menyebabkan banyak terjadi

alih fungsi lahan. Dari hasil analisa Peta Penggunan Lahan

diketahui bahwa persentase lahan pertanian yakni sebesar

65.89 % dari luas total DAS Metro. Ini menunjukkan bahwa

sebagian besar penduduk yang berada di wilayah DAS Metro

mengandalkan pendapatan dari pertanian dan bercocok tanam.

No Penggunaan Lahan Luas (Km2) Persentase

1 Hutan Lahan Kering Primer 31.07 10.5

2 Hutan Tanaman Industri 22.1 7.47

3 Semak Belukar 5.64 1.91

4 Tanah Terbuka 1.62 0.55

5 Pertanian Lahan Kering 0.64 0.22

6 Tubuh Air 0.01 0

7 Sawah 194.91 65.89

8 Pemukiman 39.81 13.46

295.8 100

Page 61: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

42

4.2 Analisis Hidrologi

4.2.1 Data Curah Hujan

Terdapat 3 stasiun hujan yang berpengaruh di wilayah

DAS Metro yakni Stasiun Hujan CD Kepanjen, Stasiun Hujan

Tlekung, dan Stasiun Hujan Dau. Yang pertama yakni Stasiun

Hujan CD Kepanjen yang teletak di ketinggian 338 m diatas

permukaan laut, tepatnya di Kelurahan Kepanjen Kecamatan

Kepanjen. Kemudian yang kedua adalah Stasiun Hujan Tlekung

yang terletak di ketinggian 950 m diatas permukaan laut, tepatnya

di Kelurahan Tlekung Kecamatan Junrejo. Dan yang terakhir

adalah Stasiun Hujan Dau yang teletak di ketinggian 635 m diatas

permukaan laut, tepatanya di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau.

Data curah hujan yang akan digunakan dalam analisis

meliputi data curah hujan harian dengan pengamatan 10 tahun.

Yakni data curah hujan harian dari tahun 2006 sampai dengan

tahuin 2015. Lokasi stasiun hujan di daerah studi dapat dilihat

pada Tabel 4.5 dan peta lokasi stasiun hujan dapat dilihat pada

Lampiran 3

Tabel 4.5 Nama, Kode, dan Koordinat Geografis Stasiun Hujan

yang Diuji

No Nama St. Hujan Kode St.

Hujan

Koordinat Geografis

Lintang

Selatan Bujur Timur

1 St. CD Kepanjen 39 08º07'49,4" 112º34'00,1"

2 St. Tlekung 8-C 07º90'97" 112º63'80"

3 St. Dau 31 07º55'20,7" 112º35'14,3"

Sumber: Balai PSAW Bango Gedangan

Page 62: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

43

4.2.2 Uji Konsistensi Data Hujan

Sebelum data curah hujan digunakan dalam analisis,

terlebih dahulu dilakukan uji konsistensinya untuk mengetahui

apakah data yang digunakan mengalami perbuahan atau tidak.

Karena seringkali terjadi perubahan relatif terhadap nilai data

hujan yang tercatat. Dimana banyak kasus disebabkan oleh

pemindahan lokasi stasiun hujan, gangguan lingkungan,

kerusakan instrumentasi dan ketidaksesuaian prosedur

pengukuran. Oleh karena itu, untuk menghasilkan hasil analisa

hidrologi yang baik dilakukan uji konsistensi. Metode yang

digunakan untuk melakukan pengujian ini adalah metode kurva

massa ganda. Dimana data curah hujan tahunan jangka waktu

yang panjang dari suatu stasiun penakar hujan dibandingkan

dengan data curah hujan rata-rata sekelompok stasiun penakar

hujan lain dalam periode yang sama. Data curah hujan yang

digunakan dalam konsistensi adalah data curah hujan tahunan

dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Uji konsistensi

dilakukan pada 3 stasiun hujan seperti terlihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Nilai Koefisien Determinasi (R²) Tiap Stasiun Hujan

No Nama Stasiun Hujan Nilai Koefisien Determinasi (R²)

1 St. CD Kepanjen 0,9889

2 St. Tlekung 0,9975

3 St. Dau 0,994

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari hasil uji konsistensi data hujan 3 stasiun diperoleh

nilai koefisien determinasi (R2) dengan nilai rata-rata sebesar

98% dari seluruh stasiun hujan. Hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh curah hujan pada suatu stasiun hujan terhadap

stasiun hujan lainnya adalah sebesar 98% dan hubungannya

adalah sangat kuat. Artinya data data curah hujan dari 3 stasiun

tidak mengalami penyimpangan akibat pengaruh gangguan

Page 63: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

44

lingkungan, kerusakan instrumentasi maupun ketidaksesuaian

prosedur pengukuran. Uji konsistensi data hujan tahunan dapat

dilihat pada Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.9

Tabel 4.7 Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun CD Kepanjen

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.3 Hubungan Kumulatif Hujan Tahunan St. CD

Kepanjen dan St. Tlekung dan St. Dau

CH ST CD Kumulatif

(mm) ST CD ST TL ST DU

2006 2098 2098 1312 1528 1420 1420

2007 3330 5428 1450 1682 1566 2986

2008 2185 7613 1528 1582 1555 4541

2009 1420 9033 1268 1614 1441 5982

2010 3605 12638 2346 2596 2471 8453

2011 1420 14058 1878 1944 1911 10364

2012 1694.5 15752.5 1627 1785.6 1706.3 12070.3

2013 3282 19034.5 2481 2932 2706.5 14776.8

2014 1446 20480.5 1359 2463 1911 16687.8

2015 1385 21865.5 1487 1309 1398 18085.8

TahunCH Stasiun Lain(mm)

RerataKumulatif

Rerata

Page 64: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

45

Tabel 4.8 Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Tlekung

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.4 Hubungan Kumulatif Hujan Tahunan St. Tlekung

dan St. CD Kepanjen dan St. Dau

CH ST TL Kumulatif

(mm) ST TL ST DU ST CD

2006 1312 1312 1528 2098 1813 1813

2007 1450 2762 1682 3330 2506 4319

2008 1528 4290 1582 2185 1883.5 6202.5

2009 1268 5558 1614 1420 1517 7719.5

2010 2346 7904 2596 3605 3100.5 10820

2011 1878 9782 1944 1420 1682 12502

2012 1627 11409 1785.6 1694.5 1740.05 14242.05

2013 2481 13890 2932 3282 3107 17349.05

2014 1359 15249 2463 1446 1954.5 19303.55

2015 1487 16736 1309 1385 1347 20650.55

TahunCH Stasiun Lain(mm)

RerataKumulatif

Rerata

Page 65: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

46

Tabel 4.9 Uji Konsistensi Data Hujan Stasiun Dau

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.5 Hubungan Kumulatif Hujan Tahunan St. Dau dan

St. CD Kepanjen dan St.Tlekung.

CH ST DU Kumulatif

(mm) ST DU ST CD ST TL

2006 1528 1528 2098 1312 1705 1705

2007 1682 3210 3330 1450 2390 4095

2008 1582 4792 2185 1528 1856.5 5951.5

2009 1614 6406 1420 1268 1344 7295.5

2010 2596 9002 3605 2346 2975.5 10271

2011 1944 10946 1420 1878 1649 11920

2012 1785.6 12731.6 1694.5 1627 1660.75 13580.75

2013 2932 15663.6 3282 2481 2881.5 16462.25

2014 2463 18126.6 1446 1359 1402.5 17864.75

2015 1309 19435.6 1385 1487 1436 19300.75

TahunCH Stasiun Lain(mm)

RerataKumulatif

Rerata

Page 66: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

47

4.2.3 Curah Hujan Maksimum Rerata Daerah

Penentuan curah hujan rerata daerah menggunakan

metode Poligon Thiessen. Tahap penggambaran Poligon

Thiessen dilakukan dengan software Arcview. Hasil

penggmabran poligon Thiesen menunjukkan bahwa luasan

pengaruh hujan stasiun CD Kepanjen paling besar yakni 104.93

Km2 , kemudian stasiun Dau yakni seluas 96,48 Km2. Dan luas

pengaruh terkecil yakni stasiun Tlekung dengan luas 94,43.

Peta Poligon Thiessen dapat dilihat di gambar berikut:

Gambar 4.6 Peta Poligon Thiessen

Page 67: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

48

4.3 Ketersediaan Air

Ketersediaan air adalah sejumlah air yang tersedia yang

dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan air sehari hari baik

untuk domestik, pertanian, industri dan non domestik. Pada

penelitian ini potensi ketersediaan air yang diperhitungkan adalah

ketersediaan air hujan dan ketersediaan air permukaan.

4.3.1 Ketersediaan Air Permukaan

Perhitungan debit puncak limpasan dihitung dengan

menggunakan rumus Rasional. Dimana nilai debit puncak (Q)

didapatkan dari hasil perkalian nilai koefisien (C), intentitas

hujan (I) dan luas Daerah Tangkapan Air (A).

4.3.1.1 Menentukan Nilai C dan Luas DTA

Nilai koefisien pengaliran (C) didapatkan dari hasil

perhitungan luas tata guna lahan dan jenis tanah di Daerah

Tangkapan Air. Peta tata guna lahan dan jenis tanah dioverlay

menggunakan perangkat lunak Arcview. Sehingga didapatkan

hasil nilai Koefisien Pengaliran (C). nilai koefisien pengaliran (C)

yang besar menunjukkan bahwa jumlah limpasan di daerah

tersebut juga besar. Sebaliknya bila nilai Koefisien Pengaliran

(C) kecil maka limpasan air di daerah tersebut juga kecil dan

artinya jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah juga besar.

Sedangkan luas Daerah Tangkapan Air diperoleh dari analisa

menggunakan software Arcview dengan mempertimbangkan

topografi dan arah aliran sungai. Hasil peta overlay nilai C tata

guna lahan dan jenis tanah dapat dilihat di Lampiran 4.

Sedangkan nilai Koefisien pengaliran (C) dan luas Daerah

Tangkapan Hujan (DTA) DAS Metro dapat dilihat pada Tabel

4.10

Page 68: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

49

Tabel 4.10 Nilai (C) Berdasarkan Penggunaan Lahan dan Jenis

Tanah di Daerah Tangkapan Air (DTA)

Sumber: Hasil Analisa

4.3.1.2 Curah Hujan Rancangan

Hujan Harian Daerah Maksimum Tahunan dipakai untuk

menentukan Curah Hujan Rancangan di suatu DAS. Analisis

Curah Hujan Rancangan pada penelitian ini menggunakan

metode Log Pearson III

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Menghitung peluang empiris dengan memasukkan

nomor urut data mulai dari data terkecil sampai dengan

data terbesar dengan persamaan

P =𝑚

𝑛 + 1𝑥 100%

=1

10 + 1𝑥 100%

= 9,09

DTA/A DTA/A

(Km2) (Km2)

1 Junrejo 13.69 0.04821 19 Mulyorejo (Sukun) 22.95 0.138126

2 Tlekung 2.76 0.021739 20 Dalisodo 7.36 0.097826

3 Dadaprejo 14.26 0.053997 21 Sumbersuko 4.1 0.036585

4 Mulyoagung 20.02 0.051502 22 Jedong 4.34 0.138249

5 Sumbersekar 4.95 0.084848 23 Sidorahayu 12.15 0.120988

6 Tlogomas 21.21 0.101839 24 Petungsewu (Wagir) 9.13 0.036145

7 Gading Kulon 2.15 0.032558 25 Pandanrejo 11.36 0.09243

8 Selorejo 4.58 0.043668 26 Gondowangi 12.18 0.123974

9 Petungsewu (Dau) 5.6 0.089286 27 Parangargo 13.14 0.13242

10 Karangwidoro 3.23 0.114551 28 Mendalan Wangi 14.12 0.223796

11 Kalisongo (Dau) 15.9 0.125157 29 Babadan 4.93 0.056795

12 Merjosari 37.56 0.158147 30 Karang Pandan 138.17 0.17768

13 Karang Besuki 48.49 0.161889 31 Permanu 14.87 0.117014

14 Bandulan 88.68 0.176252 32 Kesamben 16.15 0.120124

15 Mulyorejo (Wagir) 18.79 0.134114 33 Kranggan 4.73 0.133192

16 Bakalankrajan 24.95 0.147495 34 Jatisari 28.99 0.140048

17 Bandungrejosari 118.08 0.165904 36 Ngasem 4.17 0.115108

18 Sukodadi 8.1 0.028395 37 Panggungrejo 241.43 0.122396

CDesa/Kelurahan CNo Desa/KelurahanNo

Page 69: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

50

1. Menghitung harga rata-rata (LogX) dengan rumus

LogX = ∑ 𝐿𝑜𝑔𝑋𝑛

𝑖

𝑛

Dengan:

(LogX) = Log Hujan rata-rata

n = Banyaknya Data

(LogX)= 17,4510⁄

= 1,745

2. Menghitung Standar Deviasi dalam Log

S =√∑ (𝐿𝑜𝑔𝑋𝑖−𝐿𝑜𝑔)2𝑛

𝑖=1

𝑛−1

=√0,1305

9

= 0,12

3. Menghitung Koefisien Kepencengan dalam Log dengan

persamaan

Cs=𝑛 ∑ (𝐿𝑜𝑔𝑋𝑖−𝐿𝑜𝑔𝑋)𝑛

𝑖=13

(𝑛−1)(𝑛−2)𝑆3

Cs=. (−0,005206)

72(0,12)3

Cs= -0,41 (Negatif)

Untuk perhitungan Distribusi Log Pearson III dapat dilihat

pada Tabel 4.6

Page 70: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

51

Tabel 4.11 Perhitungan Distribusi Log Pearson III

Sumber: Hasil Analisa

4. Menghitung nilai nilai Curah Hujan Rancangan dengan

rumus

LogX = LogX + K.(S.LogX)

Dengan

LogX = Logaritma besarnya curah hujan untuk periode

ulang T tahun.

LogX = rata-rata dari Logaritma curah hujan

K= Faktor sifat distribusi Log Pearson tipe III yang

merupakan fungsi Koefisien Kemencengan (Cs)

terhadap probabilitas (P)

S= Standar Deviasi

Logx = LogX+ K.(S.LogX)

= 1,745+(1,229.0,12)

= 1,89

No. Tahun Xi (mm) P (%) Log Xi Log Xi-Log X (Log Xi-Log X)2 (Log Xi-Log X)3

1 2015 33.25 9.09 1.52 -0.22 0.0496 -0.011050

2 2014 42.60 18.18 1.63 -0.12 0.0133 -0.001526

3 2009 47.51 27.27 1.68 -0.07 0.0046 -0.000311

4 2012 49.00 36.36 1.69 -0.05 0.0030 -0.000160

5 2007 50.42 45.45 1.70 -0.04 0.0018 -0.000074

6 2011 65.64 54.55 1.82 0.07 0.0053 0.000383

7 2006 66.15 63.64 1.82 0.08 0.0058 0.000439

8 2013 67.14 72.73 1.83 0.08 0.0068 0.000561

9 2010 68.54 81.82 1.84 0.09 0.0084 0.000764

10 2008 83.92 90.91 1.92 0.18 0.0322 0.005768

Jumlah 574.17 17.45 0.1305 -0.005206

Rerata 57.42 1.74

Stand. Dev 15.22 0.12

-0.41Koef. Kemencengan (Cs)

Page 71: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

52

5. Mencari antilog dari LogX untuk mendapatkan curah

hujan rancangan:

Antilog dari LogX (1,89) = 78,08 mm.

4.3.1.3 Menentukan Intentitas Hujan (I)

I=𝑅24

24(

24

𝑡)

2/3

Dengan:

I = Intentitas Curah Hujan (mm/jam)

t = Waktu Konsentrasi hujan (jam), untuk Indonesia 5 – 7 jam

R24 =Curah hujan maksimum dalam 1 hari (mm/jam)

n = tetapan (untuk Indonesia diperkirakan: n – 2/3)

I=𝑅24

24(

24

𝑡)

2/3

I=78,08

24(

24

6)

2/3

= 8,197 mm jam

4.3.1.4 Menentukan Debit Puncak Limpasan (Q)

Menentukan debit puncak menggunakan rumus:

Q = 0,00278 C.I.A (satuan A dalam km2)

Q = Debit Puncak (m3/dt)

C = Koefisien Pengaliran

I = Intentitas Curah Hujan (mm/jam)

A = Luas DTA (km2 arau ha)

Hasil perhitungan dengan rumus rasional bias dilihat pada

Tabel 4.12

Page 72: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

53

Tabel 4.12 Tabel Jumlah Debit Rasional per Desa/Kelurahan

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungaan diatas dapat dilihat bahwa total

ketersediaan air permukaan yakni sebesar 21,236 juta m3.

Dimana outletnya terletak di Desa Panggungrejo. Sedangkan

Desa Tlekung menampung debit paling kecil yakni sebesar

0.043 juta m3. Peta potensi air permukaan per desa/kelurahan

bias diliat di Lampiran 3.

DTA/A Intentitas Hujan Q Total Q Rasional

(Km2) (mm/jam) (m3/detik) (juta m3)

1 Junrejo 13.69 8.197 0.0482103 0.015039833 0.474

2 Tlekung 2.76 8.197 0.0217391 0.001367258 0.043

3 Dadaprejo 14.26 8.197 0.0539971 0.017546467 0.553

4 Mulyoagung 20.02 8.197 0.0515021 0.023495719 0.741

5 Sumbersekar 4.95 8.197 0.0848484 0.009570808 0.302

6 Tlogomas 21.21 8.197 0.1018387 0.049221319 1.552

7 Gading Kulon 2.15 8.197 0.0325581 0.001595134 0.050

8 Selorejo 4.58 8.197 0.0436681 0.00455753 0.144

9 Petungsewu (Dau) 5.6 8.197 0.0892857 0.011393828 0.359

10 Karangwidoro 3.23 8.197 0.114551 0.008431428 0.266

11 Kalisongo (Dau) 15.9 8.197 0.1251572 0.045347432 1.430

12 Merjosari 37.56 8.197 0.1581469 0.135358645 4.269

13 Karang Besuki 48.49 8.197 0.161889 0.178883077 5.641

14 Bandulan 88.68 8.197 0.1762516 0.356170941 11.232

15 Mulyorejo (Wagir) 18.79 8.197 0.1341138 0.057424865 1.811

16 Bakalankrajan 24.95 8.197 0.1474949 0.083858538 2.645

17 Bandungrejosari 118.08 8.197 0.1659044 0.446410067 14.078

18 Sukodadi 8.1 8.197 0.028395 0.00524115 0.165

19 Mulyorejo (Sukun) 22.95 8.197 0.1381263 0.07223685 2.278

20 Dalisodo 7.36 8.197 0.097826 0.016407101 0.517

21 Sumbersuko 4.1 8.197 0.0365853 0.003418143 0.108

22 Jedong 4.34 8.197 0.1382488 0.013672591 0.431

23 Sidorahayu 12.15 8.197 0.1209876 0.033497845 1.056

24 Petungsewu (Wagir) 9.13 8.197 0.0361445 0.007519912 0.237

25 Pandanrejo 11.36 8.197 0.0924295 0.023927023 0.755

26 Gondowangi 12.18 8.197 0.1239737 0.034409359 1.085

27 Parangargo 13.14 8.197 0.13242 0.039650501 1.250

28 Mendalan Wangi 14.12 8.197 0.223796 0.072008995 2.271

29 Babadan 4.93 8.197 0.0567951 0.006380541 0.201

30 Karang Pandan 138.17 8.197 0.1776796 0.559436833 17.642

31 Permanu 14.87 8.197 0.1170141 0.039650521 1.250

32 Kesamben 16.15 8.197 0.1201238 0.044208046 1.394

33 Kranggan 4.73 8.197 0.1331923 0.014356216 0.453

34 Jatisari 28.99 8.197 0.1400482 0.092517838 2.918

36 Ngasem 4.17 8.197 0.1151079 0.010938076 0.345

37 Panggungrejo 241.43 8.197 0.1223957 0.673375213 21.236

No Desa/Kelurahan C

Page 73: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

54

Selain menghitung debit andalan air permukaan

menggunakan metode rasional. Dilakukan perhitungan juga

untuk debit andalan 80% sungai Metro DAM Mergan. Data debit

10 harian didapat dari BPSDA wilayah sungai Bango Gedangan.

Data yang digunakan adalah nilai debit dalam 10 tahun (2006 –

2015). Dari data tersebut diolah menjadi debit rerata kemudian

dicari peluangnya. Berikut adalah ketersediaan debit aliran

Sungai Metro pada DAM Mergan pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Ketersediaan Debit Aliran Sungai Metro

Sumber: Hasil Perhitungan

Berdasarkan dari hasil perhitungan diatas, didapatkan

bahwa ketersediaan air Sungai Metro selama 10 tahun dengan

keandalan 80% adalah 121,012 juta m3.

Dari hasil perhitungan ketersediaan air permukaan,

didapatkan bahwa hasil perhitungan air permukaan

menggunakan Metode Rasional yakni sebesar 21,236 juta m3

pada tahun 2015 sedangkan ketersediaan air sungai DAM

Mergan selama 10 tahun yakni sebesar 121,012 juta m3.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 9.091 6.313 7.279 7.180 6.488 5.291 3.530 2.574 2.271 1.986 1.982 8.952 12.203 66.049

2 18.182 3.641 10.547 4.750 7.534 10.972 3.203 2.969 2.486 2.473 10.972 11.511 8.968 80.024

3 27.273 36.912 8.892 8.559 8.046 6.007 6.480 7.051 8.325 7.368 5.544 5.756 5.953 114.894

4 36.364 5.277 7.481 6.874 6.781 9.041 6.897 7.374 8.176 8.764 8.994 5.892 8.265 89.815

5 45.455 8.353 7.868 9.566 5.613 7.604 6.695 5.801 5.549 7.226 6.961 7.306 6.314 84.857

6 54.545 6.045 6.303 6.193 5.759 6.625 7.127 6.170 6.908 6.277 8.281 7.448 7.696 80.831

7 63.636 5.926 5.871 6.264 6.134 7.019 6.037 6.238 5.451 6.864 8.156 7.927 7.816 79.704

8 72.727 5.560 7.602 6.264 9.428 7.444 6.793 4.398 4.274 2.954 2.390 16.217 8.974 82.298

9 81.818 12.596 11.785 11.778 19.685 8.637 5.473 3.652 4.167 4.120 4.856 14.872 29.070 130.691

10 90.909 26.198 20.297 24.164 25.495 13.229 9.738 9.256 6.801 5.583 4.758 12.901 26.386 184.807

11.682 9.393 9.159 10.096 8.187 6.197 5.548 5.441 5.362 6.289 9.878 12.164 99.397

3.450 6.347 4.610 6.351 7.086 7.189 4.622 4.306 2.604 1.650 16.621 2.945 67.780

11.189 10.948 10.675 17.634 8.398 5.737 3.801 4.188 3.887 4.363 15.141 25.051 121.012Q80%

NoPeluang

(%)Debit Bulanan (Juta m3)

Rata-Rata

Total

Q70%

Page 74: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

55

4.3.2 Ketersediaan Air Hujan

Ketersediaan air hujan didapat dari perhitungan volume

curah hujan efektif setiap bulan yang jatuh di wliayah DAS

Metro. Perhitungan volume hujan efektif ini menggunakan

Metode Thiessen. Metode Thiessen memperhitungkan daerah

sebaran hujan yang mempengaruhi daerah sekitarnya. Dalam

analisis curah hujan efektif ini digunakan 3 stasiun hujan yang

tersebar di DAS Metro yakni Stasiun Hujan CD Kepanjen,

Stasiun Hujan Tlekung dan Stasiun Hujan Dau. Ketiga stasiun

hujan yang digunakan untuk perhitungan ini sudah cukup

mewakili sebagai penentuan besarnya ketersediaan air hujan.

Curah hujan efektif dapat dilihat pada Tabel 4.14 dan

Ketersediaan air hujan efektif per desa/kelurahan di wilayah

DAS Metro dapat dilihat di Tabel 4.15

Tabel 4.14 Curah Hujan Efektif di DAS Metro

Sumber: Hasil perhitungan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

1 2006 155.2 158.5 158.2 147.3 141.3 6.5 0.3 2.6 0.0 3.3 29.1 133.3

2 2007 115.7 163.3 154.2 148.0 78.0 51.3 3.8 0.7 3.9 60.4 144.8 191.4

3 2008 143.5 158.9 176.7 93.3 25.5 0.0 0.0 0.3 3.7 48.2 145.4 152.0

4 2009 150.6 163.7 91.2 94.1 58.5 29.4 13.9 0.0 2.5 11.1 131.0 150.5

5 2010 161.5 156.1 154.0 165.3 144.7 96.8 62.4 90.6 146.2 142.3 154.7 143.8

6 2011 113.1 142.1 151.3 114.7 99.5 1.6 0.0 0.0 6.5 66.0 166.4 158.6

7 2012 153.9 146.9 159.9 36.5 86.9 17.5 2.2 0.0 0.7 79.4 105.2 168.8

8 2013 166.3 153.5 150.1 155.2 161.6 145.3 95.8 0.0 0.0 82.8 156.0 178.8

9 2014 163.2 138.5 137.7 134.2 36.0 53.0 25.8 10.3 0.0 0.0 135.7 168.2

10 2015 135.8 153.3 149.5 136.6 79.3 2.3 0.0 0.0 0.0 0.0 73.4 153.0

No. TahunCurah Hujan Efektif Bulanan (mm)

Page 75: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

56

Tabel 4.15 Ketersediaan Air Hujan Berdasarkan CH Rerata Efektif

Luas

Km2 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1 Oro Oroombo 7.315 0.993626 1.121565 1.093535 0.999542 0.579992 0.01669 0 0 0 0 0.537054 1.119217 6.46122

2 Junrejo 1.276 0.173324 0.195641 0.190752 0.174356 0.101171 0.002911 0 0 0 0 0.093682 0.195232 1.12707

3 Tlekung 7.891 1.071867 1.20988 1.179642 1.078248 0.625661 0.018004 0 0 0 0 0.579343 1.207347 6.969992

4 Dadaprejo 1.118 0.151862 0.171416 0.167132 0.152767 0.088644 0.002551 0 0 0 0 0.082082 0.171057 0.987511

5 Mulyoagung 2.269 0.308207 0.347892 0.339198 0.310043 0.179904 0.005177 0 0 0 0 0.166586 0.347164 2.004171

6 Sumbersekar 5.354 0.727256 0.820897 0.800381 0.731586 0.424508 0.012216 0 0 0 0 0.393081 0.819178 4.729101

7 Kucur 48.51 6.58931 7.437747 7.251861 6.628543 3.84626 0.110681 0 0 0 0 3.561515 7.422176 42.84809

8 Tlogomas 4.624 0.628097 0.70897 0.691251 0.631836 0.366628 0.01055 0 0 0 0 0.339486 0.707486 4.084304

9 Gading Kulon 3.605 0.489682 0.552733 0.538919 0.492597 0.285833 0.008225 0 0 0 0 0.264672 0.551576 3.184238

10 Landungsari 4.296 0.583543 0.65868 0.642218 0.587018 0.340621 0.009802 0 0 0 0 0.315404 0.657301 3.794587

11 Selorejo 3.756 0.510193 0.575885 0.561492 0.51323 0.297806 0.00857 0 0 0 0 0.275759 0.574679 3.317614

12 Petungsewu 1.975 0.268272 0.302815 0.295247 0.26987 0.156594 0.004506 0 0 0 0 0.145001 0.302181 1.744485

13 Karangwidoro 4.271 0.580147 0.654847 0.638481 0.583601 0.338639 0.009745 0 0 0 0 0.313569 0.653476 3.772505

14 Kalisongo 4.51 0.612612 0.691491 0.674209 0.616259 0.357589 0.01029 0 0 0 0 0.331116 0.690044 3.98361

15 Merjosari 3.791 0.514947 0.581251 0.566724 0.518013 0.300581 0.00865 0 0 0 0 0.278328 0.580034 3.348529

16 Ketawanggede 0.82 0.111384 0.125726 0.122584 0.112047 0.065016 0.001871 0 0 0 0 0.060203 0.125462 0.724293

17 Sumbersari 1.165 0.158247 0.178622 0.174158 0.159189 0.09237 0.002658 0 0 0 0 0.085532 0.178248 1.029026

18 Oro-oro Dowo 0.535 0.072671 0.082028 0.079978 0.073104 0.042419 0.001221 0 0 0 0 0.039279 0.081857 0.472557

19 Gading Kasri 0.923 0.125375 0.141518 0.137981 0.126121 0.073183 0.002106 0 0 0 0 0.067765 0.141222 0.815271

20 Bareng 1.086 0.147516 0.16651 0.162348 0.148394 0.086107 0.002478 0 0 0 0 0.079732 0.166161 0.959246

21 Kauman 0.558 0.075795 0.085555 0.083417 0.076247 0.044243 0.001273 0 0 0 0 0.040967 0.085376 0.492872

22 Kasin 0.982 0.133389 0.150564 0.146801 0.134183 0.077861 0.002241 0 0 0 0 0.072097 0.150249 0.867385

23 Karang Besuki 2.331 0.316629 0.357398 0.348466 0.318514 0.18482 0.005318 0 0 0 0 0.171138 0.35665 2.058934

24 Pisangcandi 3.184 0.432496 0.488184 0.475983 0.435071 0.252453 0.007265 0 0 0 0 0.233763 0.487162 2.812375

25 Bandulan 2.402 0.326273 0.368284 0.35908 0.328216 0.19045 0.00548 0 0 0 0 0.17635 0.367513 2.121647

26 Mulyorejo 2.863 0.388893 0.438967 0.427996 0.391208 0.227001 0.006532 0 0 0 0 0.210196 0.438048 2.528841

27 Kel. Sukun 1.252 0.170064 0.191962 0.187164 0.171077 0.099269 0.002857 0 0 0 0 0.09192 0.19156 1.105871

28 Bakalankrajan 2.23 0.30291 0.341913 0.333367 0.304713 0.176812 0.005088 0 0 0 0 0.163722 0.341197 1.969723

Desa/KelurahanNo TotalBulan (mm)

Page 76: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

57

29 Bandungrejosari 2.302 0.31269 0.352952 0.344131 0.314552 0.182521 0.005252 0 0 0 0 0.169009 0.352213 2.033319

30 Gadang 1.009 0.137057 0.154704 0.150838 0.137873 0.080002 0.002302 0 0 0 0 0.074079 0.15438 0.891233

31 Kebonsari 1.197 0.162593 0.183529 0.178942 0.163561 0.094908 0.002731 0 0 0 0 0.087882 0.183145 1.057291

32 Sukodadi 8.302 1.127694 1.272896 1.241083 1.134409 0.658249 0.018942 0 0 0 0 0.609518 1.270231 7.333021

33 Mulyorejo 4.132 0.561266 0.633535 0.617701 0.564608 0.327618 0.009428 0 0 0 0 0.303364 0.632208 3.649728

34 Dalisodo 7.881 1.070508 1.208346 1.178147 1.076882 0.624869 0.017981 0 0 0 0 0.578609 1.205817 6.961159

35 Sumbersuko 13.109 1.780649 2.009924 1.959692 1.791251 1.039386 0.02991 0 0 0 0 0.962439 2.005716 11.57897

36 Jedong 3.439 0.467133 0.527281 0.514103 0.469915 0.272671 0.007846 0 0 0 0 0.252485 0.526177 3.037613

37 Sidorahayu 4.699 0.638284 0.720469 0.702463 0.642085 0.372574 0.010721 0 0 0 0 0.344992 0.718961 4.15055

38 Petungsewu 3.307 0.449203 0.507042 0.49437 0.451878 0.262205 0.007545 0 0 0 0 0.242794 0.505981 2.921019

39 Pandanrejo 2.751 0.37368 0.421794 0.411253 0.375904 0.218121 0.006277 0 0 0 0 0.201973 0.420911 2.429913

40 Gondowangi 4.675 0.635024 0.71679 0.698875 0.638805 0.370671 0.010667 0 0 0 0 0.34323 0.715289 4.129351

41 Parangargo 1.969 0.267457 0.301895 0.29435 0.26905 0.156118 0.004492 0 0 0 0 0.14456 0.301263 1.739186

42 Sitirejo 2.146 0.2915 0.329033 0.32081 0.293235 0.170152 0.004896 0 0 0 0 0.157555 0.328344 1.895527

43 Mendalan Wangi 4.159 0.564934 0.637675 0.621738 0.568297 0.329759 0.009489 0 0 0 0 0.305346 0.636339 3.673577

44 Balesari 8.402 1.141278 1.288228 1.256032 1.148073 0.666178 0.01917 0 0 0 0 0.616859 1.285531 7.42135

45 Babadan 12.305 1.671438 1.886652 1.8395 1.68139 0.975639 0.028075 0 0 0 0 0.90341 1.882702 10.86881

46 Kesamben 3.139 0.426383 0.481284 0.469256 0.428922 0.248885 0.007162 0 0 0 0 0.23046 0.480276 2.772628

47 Kranggan 6.128 0.832391 0.939569 0.916087 0.837347 0.485877 0.013982 0 0 0 0 0.449906 0.937602 5.412763

48 Banjarsari 3.445 0.467948 0.528201 0.515 0.470735 0.273147 0.00786 0 0 0 0 0.252926 0.527095 3.042912

49 Ngasem 2.508 0.340672 0.384537 0.374926 0.3427 0.198854 0.005722 0 0 0 0 0.184133 0.383732 2.215276

50 Kebonagung 4.208 0.57159 0.645187 0.629063 0.574993 0.333644 0.009601 0 0 0 0 0.308944 0.643837 3.716858

51 Wadung 4.826 0.655535 0.739942 0.721449 0.659438 0.382644 0.011011 0 0 0 0 0.354316 0.738392 4.262727

52 Jatisari 6.317 0.858064 0.968548 0.944341 0.863173 0.500862 0.014413 0 0 0 0 0.463783 0.96652 5.579703

53 Kendalpayak 1.838 0.249663 0.28181 0.274766 0.251149 0.145731 0.004194 0 0 0 0 0.134943 0.28122 1.623475

54 Permanu 4.865 0.660833 0.745921 0.727279 0.664767 0.385736 0.0111 0 0 0 0 0.357179 0.74436 4.297175

55 Genengan 2.224 0.302095 0.340993 0.33247 0.303894 0.176336 0.005074 0 0 0 0 0.163282 0.340279 1.964423

56 Karang Duren 2.069 0.281041 0.317227 0.309299 0.282714 0.164047 0.004721 0 0 0 0 0.151902 0.316563 1.827514

57 Pakisaji 2.635 0.357923 0.404009 0.393912 0.360054 0.208924 0.006012 0 0 0 0 0.193457 0.403163 2.327453

58 Sutojayan 2.95 0.40071 0.452306 0.441002 0.403096 0.2339 0.006731 0 0 0 0 0.216584 0.451359 2.605687

59 Karang Pandan 1.731 0.235129 0.265404 0.258771 0.236529 0.137247 0.003949 0 0 0 0 0.127087 0.264848 1.528964

60 Glanggang 2.13 0.289327 0.32658 0.318418 0.291049 0.168883 0.00486 0 0 0 0 0.156381 0.325896 1.881394

61 Mojosari 3.304 0.448796 0.506582 0.493922 0.451468 0.261967 0.007538 0 0 0 0 0.242574 0.505522 2.918369

Page 77: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

58

62 Curugrejo 1.414 0.192069 0.2168 0.211382 0.193213 0.112113 0.003226 0 0 0 0 0.103813 0.216346 1.248963

63 Jatirejoyoso 3.312 0.449882 0.507809 0.495118 0.452561 0.262602 0.007557 0 0 0 0 0.243161 0.506746 2.925436

64 Ngdilangkung 2.175 0.295439 0.33348 0.325145 0.297198 0.172451 0.004963 0 0 0 0 0.159684 0.332782 1.921142

65 Sukoraharjo 2.779 0.377483 0.426087 0.415438 0.37973 0.220341 0.006341 0 0 0 0 0.204029 0.425195 2.454645

66 Dilem 2.37 0.321927 0.363378 0.354296 0.323843 0.187913 0.005407 0 0 0 0 0.174001 0.362617 2.093382

67 Talangagung 3.63 0.493078 0.556566 0.542656 0.496013 0.287815 0.008282 0 0 0 0 0.266508 0.555401 3.20632

68 Ardirejo 1.326 0.180116 0.203308 0.198226 0.181188 0.105136 0.003025 0 0 0 0 0.097352 0.202882 1.171234

69 Kel. Kepanjen 2.291 0.311196 0.351265 0.342486 0.313049 0.181649 0.005227 0 0 0 0 0.168201 0.35053 2.023603

70 Cepokomulyo 1.019 0.138415 0.156237 0.152332 0.139239 0.080794 0.002325 0 0 0 0 0.074813 0.15591 0.900066

71 Panggungrejo 2.047 0.278052 0.313854 0.30601 0.279708 0.162302 0.00467 0 0 0 0 0.150287 0.313197 1.808082

72 Mangunrejo 3.626 0.492534 0.555953 0.542058 0.495467 0.287498 0.008273 0 0 0 0 0.266214 0.554789 3.202787

73 Jatikerto 2.828 0.384139 0.4336 0.422764 0.386426 0.224226 0.006452 0 0 0 0 0.207627 0.432692 2.497926

74 Slorok 1.099 0.149282 0.168503 0.164292 0.15017 0.087137 0.002507 0 0 0 0 0.080687 0.16815 0.970729

75 Ngebruk 0.925 0.125647 0.141825 0.13828 0.126395 0.073341 0.00211 0 0 0 0 0.067912 0.141528 0.817037

295.834 261.3054

Page 78: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

59

Berdasarkan hasil perhitungan curah hujan efektif rerata

bulanan 10 tahun terakhir (2006 – 2015) didapatkan bahwa

jumlah ketersediaan air hujan efektif total di wilayah DAS Metro

tahun 2015 yakni sebesar 261,31 juta m3. Dari hasil perhitungan

diketahui bahwa Desa kucur yang merupakan desa paling luas

dengan luas wilayah 48,51 Km2, memiliki ketersediaan air hujan

paling tinggi yakni sebesar 42,85 juta m3. Sedangkan Kelurahan

Oro-oro Dowo yang meiliki luas paling kecil yakni dengan luas

wilayah 0,54 Km2, memiliki ketersediaan air hujan sebesar 0,48

juta m3.

4.3.3 Total Ketersediaan Air

Total ketersediaan air di DAS Metro di tahun 2015

didapatkan dari hasil perhitungan air permukaan dengan

metode rasional dan perhitungan air hujan dengan metode

poligon thiessen. Total ketersediaan air permukaan yakni

21,236 juta m3 dan ketersediaan air hujan sebesar 261,61 juta

m3. Hasil perhitungan 2 metode diatas tidak bisa ditotal menjadi

satu sebagai ketersediaan air di DAS Metro. Karna air

permukaan sendiri adalah bagian dari air hujan

Page 79: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

60

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 80: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Ketersediaan Air

Permukaan dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis

di DAS Metro, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ketersediaan air permukaan di DAS Metro dengan

Metode Rasional tahun 2015 yakni sebesar 21,236 juta

m3.

2. Dengan Outlet Pangungrejo didapatkan air permukaan

paling besar yakni sebesar 21,236 juta m3 sedangkan air

permukaan paling kecil didapatkan di Outlet Tlekung

yakni sebesar 0.043 juta m3.

3. Ketersediaan air hujan berdasarkan curah hujan efektif di

DAS Metro adalah sebesar 261,61 juta m3.

4. Desa Kucur memiliki ketersediaan air hujan terbesar

yakni 42,85 juta m3. Sedangkan Kelurahan Oro-oro

Dowo memiiliki ketersediaan air terkecil yakni sebesar

0,48 juta m3.

5.2 Saran

Adapun yang dapat disarankan dari penelitian ini adalah:

1. Penggunaan Rumus Rasional Modifikasi untuk

menghitung ketersediaan air permukaan, dimana Rumus

Rasional Modifikasi mempertimbangkan pengaruh

tampungan dalam memperkirakan debit limpasan dan

konsentrasi curah hujan terjadi lebih lama, sehingga

diharapkan hasil yang dihasilkan lebih valid.

2. Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik apabila

ketersediaan air permukaan disertai analisa untuk

kebutuhan air.

Page 81: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

62

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2002. Hidrologi Dan Pengelolaan Aliran

Sungai. Gajah Mada University Press: Yogyakarta

Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis

Menggunakan ArcView GIS. Andi: Yogyakarta.

Budiyanto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis

Menggunakan Arcview GIS: Andi Yogyakarta

Kaiser, Godschalk, Chaplin. 1995. Urban land Use planning.

University of llinois Press: Illinois

Kondoatie, R.J dan Sjarief, Rustam, 2005. Pengelolaan

Sumber Daya Air Terpadu. Andi: Yogyakarta

Mock, F.J, 1973. Land Capability Appraisal Indonesia, edisi

pertama, Food And Agriculture Organization. Bogor.

Montarcih, Lily. Hidrologi Praktis. Penerbit CV Lubuk Agung:

Bandung

Paimin, Sukresna dan Purwanto. 2006. Sidik Cepat Degradasi

Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS). Pusat

Page 82: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

63

Penelitian Pengembangan Hutan dan Konservasi

Alam. Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan.

Bogor.

Pardede, F. A., dan Warnars, S. 2006. Pemanfaatan Teknologi

Sistem Informasi Geografis Untuk Menunjang

Pembangunan Daerah. Universitas Budi Luhur.

Jakarta.

Prahasta, Eddy. 2004. Membangun Aplikasi Web-Bases GIS

dengan MapServer. Penerbit Informatika: Bandung.

Prastowo. 2010. Kajian Daya Dukung Lingkungan Daerah

Aliran Sungai. Paper: “ Workshop Daya Dukung

Lingkungan “. Kementrian Lingkungan Hidup RI.

Jakarta.

Soemanto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Penerbit Usaha

Nasional: Surabaya.

Sosrodarsono, S. 1977. Hidrologi untuk Pengairan. Penerbit

Pradnya Paramita: Jakarta

Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air.

Penerbit Andi: Yogyakarta.

Page 83: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

64

LAMPIRAN

Page 84: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

65

Lampiran 1 Peta Jenis Tanah

Page 85: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

66

Lampiran 2 Peta Penggunaan Lahan

Page 86: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

67

Lampiran 3 Peta Overlay Nilai C Tata Guna Lahan dan Jenis Tanah

Page 87: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

68

Lampiran 4 Peta Titik Potensi Air Permukaan

Page 88: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

69

Lampiran 5. Data Debit 10 harian Sungai Metro

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

I 2.123 1.406 18.883 1.660 2.870 2.140 2.127 2.028 9.542 6.224

II 2.825 1.088 18.845 2.012 3.182 2.169 2.169 2.048 2.271 11.053

III 2.123 1.584 3.615 2.239 3.304 2.462 2.342 2.152 2.295 12.067

I 2.491 1.942 3.615 3.236 3.033 3.092 2.140 2.923 3.485 6.467

II 2.825 8.894 5.745 3.188 3.182 2.878 2.679 3.082 5.675 8.700

III 3.711 2.243 1.666 2.853 3.542 1.846 2.462 3.422 5.454 10.002

I 2.109 1.411 1.666 2.412 3.760 2.286 2.308 2.308 3.374 5.164

II 3.324 1.962 3.673 2.696 4.094 2.231 2.291 2.291 4.305 9.887

III 2.609 1.948 4.247 2.591 2.861 2.420 2.417 2.417 5.514 12.015

I 2.491 2.779 3.413 2.804 2.295 2.113 2.003 1.601 5.718 11.052

II 2.873 2.779 2.954 2.452 2.597 2.371 2.261 7.964 7.564 12.615

III 2.145 3.161 2.946 2.592 1.605 2.182 2.072 1.347 9.502 5.842

I 2.109 1.256 2.792 3.111 3.094 2.385 2.275 2.984 2.787 5.932

II 1.599 1.502 3.077 3.676 3.056 2.622 2.512 2.816 3.380 5.284

III 2.218 9.531 0.859 3.340 2.367 2.413 2.313 2.538 3.506 3.602

I 1.776 1.384 1.706 3.340 2.842 2.612 2.708 2.708 1.796 4.386

II 1.253 1.207 3.070 2.205 2.395 3.073 2.542 2.542 2.329 3.442

III 1.057 1.116 2.724 2.438 2.512 2.564 2.612 2.612 2.209 3.442

I 0.934 1.019 2.760 2.672 2.372 2.265 2.255 1.860 1.494 4.386

II 1.004 0.938 2.543 2.462 2.201 2.160 2.049 1.533 1.350 3.442

III 0.945 1.368 2.595 3.125 1.924 2.486 2.683 1.533 1.246 2.539

I 0.925 0.936 3.059 3.127 2.032 2.455 2.132 1.463 1.463 2.539

II 0.822 0.926 3.196 2.745 2.108 2.455 1.998 1.464 1.626 2.539

III 0.797 0.923 3.070 3.286 2.075 2.827 1.975 1.860 1.579 2.539

I 0.730 1.013 2.880 3.381 3.032 2.458 2.872 1.015 1.517 2.216

II 0.902 0.932 3.053 3.381 2.703 2.503 2.543 1.015 1.627 2.216

III 0.667 0.917 2.595 3.381 2.629 2.304 2.529 1.389 1.626 2.030

I 0.740 1.256 2.661 3.104 2.372 2.503 3.138 0.769 1.613 1.776

II 0.740 1.502 2.304 3.159 3.202 3.242 2.988 0.938 1.865 1.776

III 0.740 9.531 1.245 3.811 2.223 3.530 3.009 0.970 1.962 1.776

I 0.639 1.963 2.276 1.833 3.428 3.346 3.147 1.445 3.612 4.980

II 0.824 3.397 2.230 2.131 2.774 3.346 3.256 4.501 4.443 5.459

III 8.898 7.962 2.156 2.855 2.254 1.928 2.772 12.824 9.158 4.494

I 0.918 1.721 2.362 2.723 2.514 3.346 3.110 2.578 10.934 8.109

II 6.284 4.632 2.489 3.159 2.459 3.346 3.160 1.991 13.335 11.406

III 6.466 3.692 1.817 3.375 2.099 1.928 2.485 5.482 8.291 10.039

Data Debit Sungai Metro

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Debit Sungai Metro (m3/dtk)Bulan Periode

Sumber: BPSDA Bango Gedangan

Page 89: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

70

Lampiran 6. Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun CD Kepanjen

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jan 1 167 131 12 0 98 0 117 166 97 33

2 124 9 64 20 51 0 54 64 67 104

3 66 143 146 85 220 0 21 111 71 179

Feb 1 113 172 184 82 187 170 30 213 69 151

2 115 173 61 110 179 43 22 54 14 77

3 67 106 111 159 42 38 33 32 72 60

Mar 1 195 16 156 75 109 0 248 166 12 65

2 261 72 51 5 113 0 83 89 57 91

3 70 308 437 92 174 0 65 73 9 107

Apr 1 76 30 155 124 120 0 0 97 58 110

2 166 49 29 94 67 0 0 229 24 70

3 65 150 18 21 173 0 0 31 13 51

Mei 1 171 2 33 0 164 28 58 183 9 91

2 0 137 0 0 125 12 31 235 11 18

3 212 122 0 0 55 0 41 314 0 5

Jun 1 0 102 0 0 106 0 0 126 31 0

2 0 3 0 0 57 0 10 34 28 0

3 0 27 0 0 68 0 0 117 32 0

Jul 1 1 0 0 0 84 0 0 27 0 0

2 0 11 0 0 4 0 2.5 7 0 0

3 0 0 0 16 62 0 0 15 0 0

Agu 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 2 0 0 42 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0

Sep 1 0 0 6 0 36 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 232 0 2 0 0 0

3 0 0 0 0 85 0 0 0 0 0

Okt 1 0 43 0 0 83 0 26 0 0 0

2 0 25 0 3 42 15 3 17 0 0

3 0 82 52 8 222 133 151 48 0 0

Nov 1 11 226 99 1 191 223 5 40 9 10

2 22 30 212 24 19 128 14 109 129 0

3 21 0 106 140 94 90 116 118 94 0

Des 1 40 393 86 191 45 81 210 113 168 35

2 54 443 100 0 71 138 228 200 168 99

3 81 323 67 170 125 321 124 254 204 29

2098 3330 2185 1420 3605 1420 1694.5 3282 1446 1385

Bulan PeriodeTahun

Total Sumber: BPSDA Bango Gedangan

Page 90: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

71

Lampiran 7. Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun Tlekung

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jan 1 106 15 109 83 142 89 208 104 163 10

2 34 5 27 103 115 32 95 173 61 82

3 71 60 79 166 98 61 95 135 137 89

Feb 1 60 172 134 112 61 95 147 10 30 133

2 112 35 112 82 181 33 77 228 4 181

3 168 139 99 175 74 35 68 72 89 54

Mar 1 36 45 97 70 80 90 97 69 57 105

2 68 73 68 0 15 74 111 143 128 74

3 99 137 258 4 74 261 113 0 9 16

Apr 1 100 118 23 13 147 127 26 95 8 42

2 71 112 16 16 170 73 0 167 92 114

3 38 30 13 0 141 10 5 0 48 58

Mei 1 46 0 7 42 52 127 88 0 0 70

2 0 0 0 57 32 73 1 7 0 14

3 72 0 0 3 61 4 1 176 4 0

Jun 1 0 0 0 0 3 0 0 160 0 2

2 0 5 0 6 10 0 0 15 0 0

3 0 0 0 0 0 0 36 3 11 0

Jul 1 0 0 0 0 18 0 0 32 4 0

2 0 0 0 0 0 0 0 73 40 0

3 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0

Agu 1 0 0 0 0 1 0 0 0 7 0

2 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0

3 0 0 1 0 52 0 0 0 0 0

Sep 1 0 4 2 0 19 0 0 0 0 0

2 0 0 0 8 67 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0

Okt 1 0 19 0 0 57 27 21 0 0 0

2 0 0 0 11 49 32 13 0 0 0

3 0 3 21 0 37 0 3 105 0 0

Nov 1 0 92 35 0 141 250 0 47 36 49

2 15 22 13 50 25 88 52 106 43 73

3 0 0 102 113 111 53 71 92 30 47

Des 1 71 117 112 1 136 28 51 175 93 80

2 35 33 169 21 74 90 166 217 130 112

3 110 214 31 132 48 126 82 77 135 82

1312 1450 1528 1268 2346 1878 1627 2481 1359 1487

Bulan PeriodeTahun

Total Sumber: BPSDA Bango Gedangan

Page 91: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

72

Lampiran 8. Data Curah Hujan 10 Harian Stasiun Dau

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jan 1 172 13 74 132 144 107 115 192 353 21

2 70 16 42 66 72 78 88 152 69 73

3 90 58 117 124 154 88 82 147 135 0

Feb 1 80 132 126 112 69 90 129.6 121 97 81

2 158 147 47 39 89 113 148 63 120 81

3 135 67 141 291 45 35 65 61 127 34

Mar 1 72 29 121 48 193 98 140 70 80 125

2 76 76 118 22 44 99 90 76 181 43

3 102 112 233 12 57 188 96 62 89 114

Apr 1 102 137 35 26 168 110 59 81 115 78

2 86 68 39 18 145 123 19 178 118 43

3 4 29 7 24 82 22 10 22 114 38

Mei 1 55 0 25 32 42 116 91 0 18 60

2 0 0 14 41 25 20 0 48 56 20

3 78 0 0 26 117 0 0 106 17 0

Jun 1 20 7 0 0 42 5 0 125 58 5

2 0 0 0 88 33 0 0 71 2 0

3 0 19 0 0 30 0 9 34 10 0

Jul 1 0 0 0 26 9 0 0 41 4 0

2 0 0 0 0 10 0 4 130 33 0

3 0 0 0 0 7 0 0 33 2 0

Agu 1 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0

2 8 0 0 0 19 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 145 0 0 0 0 0

Sep 1 0 8 3 0 23 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 127 20 0 0 0 0

3 0 0 0 0 66 0 0 0 0 0

Okt 1 0 0 24 0 68 0 18 0 0 0

2 10 0 3 0 44 13 14 0 0 0

3 0 25 57 12 45 0 24 127 0 0

Nov 1 11 190 0 5 211 220 40 73 47 16

2 0 102 36 100 18 103 63 149 138 39

3 10 17 74 128 79 86 40 196 67 28

Des 1 39 93 68 65 85 25 117 254 195 146

2 35 124 159 0 54 97 165 175 108 132

3 115 213 19 177 35 88 159 145 85 132

1528 1682 1582 1614 2596 1944 1786 2932 2463 1309

Bulan PeriodeTahun

Total Sumber: BPSDA Bango Gedangan

Page 92: KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN …repository.ub.ac.id/4140/1/Muhammad Iqbal Hakim.pdf · Judul Tugas Akhir : Ketersediaan Air Permukaan Dengan Menggunakan Sistem Informasi

73

Lampiran 9. Data Curah Hujan Maximum Hujan Hujan Maksimum

St. CD Kepanjen St. Tlekung St. Dau Harian Harian Rerata

0.35 0.32 0.33 Maksimum Daerah

30 Mei 189 0 0 66.150

10 April 0 84 75 51.630

10 April 0 84 75 51.630

22 Januari 135 8 0 49.810

2 April 0 86 60 47.320

20 Desember 28 30 94 50.420

21 Maret 120 65 64 83.920

24 Maret 34 65 28 41.940

30 Maret 101 37 110 83.490

8 Desember 93 0 0 32.550

24 Februari 1 69 76 47.510

12 Juni 0 6 84 29.640

8 November 94 0 108 68.540

9 November 6 88 3 31.250

5 Maret 0 43 110 50.060

30 Desember 84 7 3 32.630

20 November 84 72 40 65.640

13 Februari 3 20 85 35.500

30 Oktober 140 0 0 49.000

1 Mei 18 83 21 39.790

13 Februari 0 46 97 46.730

19 Mei 176 7 10 67.140

17 Februari 2 100 12 36.660

26 November 29 43 85 51.960

24 Desember 83 24 12 40.690

21 Desember 0 47 28 24.280

5 Januari 0 30 100 42.600

23 Januari 95 0 0 33.250

19 Februari 0 60 15 24.150

1 Desember 0 20 65 27.850

2013 67.140

2014 42.600

2015 33.250

2010 68.540

2011 65.640

2012 49.000

2009 47.510

Kejadian Koefisien Thiessen

Tahun Tanggal Bulan

2006 66.150

2007 50.420

2008 83.920

Sumber: Hasil Perhitungan