keterlibatan orang tua pada prestasi belajar siswa … · surat pernyataan saya yang bertanda...
TRANSCRIPT
KETERLIBATAN ORANG TUA PADA PRESTASI BELAJAR SISWA
(STUDI KASUS PETANI TEBU DI DESA BARUGAYA KECAMATAN
POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar sarjana
pendididkan pada program studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SYAMSINAR
10538314115
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2020
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SYAMSINAR
Nim : 10538314115
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Keterlibatan Orang Tua pada Prestasi Belajar Siswa
(Studi Kasus Petani Tebu di Desa Barugaya Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan hasil
penelitian, pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak mencantumkan
tanpa pengetahuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagai bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah
pada Unismuh Makassar atau perguruan tinggi lainnya.
Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Unismuh Makassar.
Demikian pernyataan ini saya buat.
Makassar, November 2019
Yang Membuat Pernyataan
SYAMSINAR
NIM: 10538314115
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SYAMSINAR
Nim : 105383 218 15
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi : Keterlibatan Orang Tua pada Prestasi Belajar Siswa
(Studi Kasus Petani Tebu di Desa Barugaya Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar)
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya menyusun
sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat, dengan penuh kesadaran.
Makassar, November 2019
Yang Membuat perjanjian
SYAMSINAR
NIM: 10538314115
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada suatu hal yang sia-sia jika kita bersungguh-sungguh melakukannya. Begitupun dengan belajar, tidak ada kata terlambat karena ilmu akan bermamfaat pada waktunya.
Ku persembahkan karya sederhana ini
Sebagai tanda baktiku
Kepada Ayah handaku syamsu ali dan Ibunda salima
Yang telah mengasuh,mendidik, dan Membesarkanku
Serta membiayai penulis selama menuntut ilmu;
Sebagai persaksianku
Atas kasih sayang kakak,
teman-temanku serta
Yang senantiasa mendorong semangatku
Dalam menata hidup dan kehidupan
Dengan doa, keikhlasan dan kesabaran.
ABSTRAK
SYAMSINAR, 2019. “Keterlibatan orang tua pada prestasi belajar siswa (studi kasus petani
tebu di Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar)”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Penddikan Unismuh Makassar. Di
bimbing oleh Eliza Meiyani sebagai pembimbing I dan Sulvahrul sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keterlibatan orang tua petani
tebu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Desa Barugaya.dan faktor apa yang
menjadi penghambat orang tua petani tebu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian sosial budaya yang jenis
penelitiannya yaitu metode penelitian deskriptif kualitatis dengan cara penentuan sampel
melalui teknik purposive samping dengan memilih beberapa informan yang memilki kriteria
yang telah ditentukan oleh peneliti, yakni orang tua yang kesehariannya menanam tebu dan
memiliki anak yang sedang menempuh pendidikan serta guru yang mengetahui keaktifan
siswa di sekolah.
Temuan dari penelitian ini yaitu orang tua penting halanya ikut terlibat, mendorong,
memotivasi anak dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Anak merupakan tanggung jawab
orang tua terutama dalam hal pendidikannya. Peningkatan prestasi belajar siswa sangatlah
besar pengaruhnya. Totalitas orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama
menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat di perlukan agar sianak mudah mencernah
segala ilmu yang dia dapat selama menjalani proses belajarnya, disamping itu juga agar dia
dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Perhatian orang tua dalam bentuk pemberian bimbingan dan nasehat, pengawasan
terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar,
pemberian bimbingan, serta pemenuhan fasilitas belajar, pemberian bimbingan, pemberian
pengawasan dalam belajar adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian
motivasi dan penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan
pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin teguh
pendiriannya pada yang ingin dicapai dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Kata Kunci: keterlibatan Orang Tua, Prestasi Siswa
ABSTRACT
SYAMSINAR, 2019. “Parental involvement in student achievement (case study of sugar
cane farmers in Barugaya Village, Polongbangkeng Utara District, Takalar Regency)”. Thesis
of Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education of
Unismuh Makassar. Guided by Eliza Meiyani as supervisor I and Sulvahrul Amin as
Supervisor II.
This Study aims to determine how the involvement of sugarcane farmers „parents in
improfing student achievement in Barugaya Village. And what factors are inhibiting
sugarcane farmers‟ parents in increasing student achievement.
The research carried out is a socio-cultural study whose research type is qualitative
descriptive research method by determining the sample through purposive techniques aside
by selecting several informants who have criteria set by the researchers, namely parents who
daily plant sugar cane and have children who are atudhyng as well as teachers who know
stedent activity at school.
The findings of this study are that important parents are involed, encouraging, and
motivating children in every activity they do. Children are the responsibility of parents,
especially in terms of education. Improved student achievement is very big influence. The
totality of parents in paying attention to all activities of children during their routine as a
student is very necessary so that it is easy for sianak to understand all the knowledge he can
while undergoing his learning process, besides that he can achieve maximum learning
achievement.
Parents‟ attention in the form of providing guidance and advice, supervision of
learning, giving motivation and appreciation, as well as fulfilling learning facilities,
providing supervision in learning is to train children to have discipline, providing motivation
and appreciation so that children are encouraged to learn and excel, while the fulfillment of
facilities needed in learning is so that children are more firm in their stand to be achieved by
utilizing exixsting facilities.
Keywords: Parental involvement, Student Achievements
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian kata untuk mewakili
atas segala karunia dan nikmat-NYA. Jiwa ini takkan henti bertauhid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang
Khaliq. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga dalam tulisan
ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam
keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan
ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam penampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terimah kasih kepada kedua orang
tuaku tercinta yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik,
mendukung dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada para saudara-saudara dan keluarga yang tak
hentinya memberikan motivasi. Dengan segala hormat penulis mengucapkan terimah
kasih kepada Dr. Eliza Meiyani, M.Si dan Sulvahrul Amin, S.Pd., M.Pd. Selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan motivasi serta
menuntun penulis sejak awal penyusunan proposal hingga selesainnya skripsi ini.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada :Dr. H. Abd.
Rahman Rahim, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib,
S.Pd, M.Pd, Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, dan Drs. H. Nurdin, M.Pd ketua jurusan pendidikan
sosiologi, serta seluruh dosen dan staff pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan
dan Imu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali
penulis dengan serangkaian ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Para informan saya, Kepala Sekolah, guru, staf, Pak Basri, S.Pd., dan Ibu
Mustakimah, S.Pd., selaku guru ips di Sekolah SMP Negeri 3 Polongbangkeng Utara,
serta teman-teman seperjuanganku yang selalu menemani dalam suka dan duka,
sahabat-sahabatku terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan
Sosiologi atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan Skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin Yarabbal Alamin.
Billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat wassalamu‟alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Makassar , 2019
SYAMSINAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .......................................................... vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ............................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10
E. Defenisi Operasional ........................................................................ 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep .................................................................................. 13
1. Konsep Keterlibatan Orang Tua................................................. 13
2. Prestasi Belajar Siswa ................................................................ 20
B. Landasan Teori ................................................................................. 24
C. Kerangka Pikir ................................................................................. 26
D. Penelitian yang Relevan ................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................... 30
B. Waktu dan Tempat ........................................................................... 30
C. Fokus Penelitian ............................................................................... 32
D. Informasi Penelitian ......................................................................... 32
E. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 33
F. Instrument Penelitian ....................................................................... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 35
H. Analasis Data ................................................................................... 36
I. Teknik Pemeriksaan Keabsaan Data ................................................ 36
J. Etika Penelitian ................................................................................ 39
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian ................................................................ 41
1. Sejarah SMP Negeri 3 Polombangkeng Utara .......................... 41
2. Sejarah Singkat Kabupaten Takalar .......................................... 43
3. Keadaan geografis ..................................................................... 45
4. Keadaan demografis .................................................................. 46
5. Sarana dan prasarana ................................................................. 47
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian .............................................................................. 50
B. Pembahasan hasil penelitian .......................................................... 59
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 67
B. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 31
Tabel 3.2 Jumlah Penduduk ................................................................................ 46
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................................... 48
Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana Kesehtan ........................................................... 49
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Pikir ..................................................................................... 26
Bagan 2.2 Teknik Analisis Data ........................................................................... 36
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa atau peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan bisa diperoleh baik secara formal, informal dan non formal.
Pendidikan formal diperoleh dalam mengikuti program-program yang sudah
dirancanag secara terstruktur oleh suatu intitusi, departemen atau kementrian
suatu negara. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan yang dilakukan
dilingkungan keluarga dan lingkungan, dimana kegiatan belajarnya dilakukan
secara mandiri. Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan yang
didapat siswa atau peserta didik dalam kehidupan sehari-hari (berbagai
pengalaman) baik yang dipelajari sendiri maupun dari orang lain.
Keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan.
Sebab, di mana ada keluarga di situ ada pendidikan. Ketika ada orang tua yang
ingin mendidik anaknya, maka pada waktu yang sama ada anak yang
menghajatkan pendidikan dari orang tua. Dari sini muncullah istilah “pendidikan
keluarga.” Artinya pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang
dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam
mendidik anak dalam keluarga.
Peran orang tua sangat menentukan masa depan anaknya. Orang tua
memiliki peranan penting dalam pengembangan kualitas pendidikan anak dan
tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan kesempatan yang ada. Sebenarnya usia
anak dan remaja mempunyai potensi yang sangat positif jika orangtua
memperhatikannya dengan baik dan benar.
Kemudian peran serta orang tua dalam pendidikan anak terdapat dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 7 Tahun 2003, “Orangtua
berhak berperan atau terlibat dalam memilih pendidikan dan memperoleh
informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua dari anak usia
belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar pada anaknya”.
Mendidik anak adalah tugas yang sangat mulia. Seorang ibu memegang
peranan penting dalam mendidik anak dalam lingkungannya, karena berbagai hal
awal dibentuk dari keluarga, mulai dari kepribadian, sosialisasi, pengendalian diri,
penyesuaian terhadap lingkungan sekitar, kemampuan berpikir dan hal lain yang
turut menunjang keberhasilan dan kemandirian seorang anak. Bila orang tua
mampu menjalankan fungsi-fungsinya, pendidikan dan perkembangan anak dapat
terjamin dengan baik atau mampu mencapai prestasi seperti apa yang di inginkan.
Lingkungan keluarga merupakan lembaga yang pertama dan utama dalam
proses pendidikan bagi anak. Fungsi keluarga sebagai sosialisasi yaitu
membentuk anak sejak dini sampai pertumbuhan kepribadian anak tersebut
terbentuk dan mampu berpartisipasi dengan baik. Perhatian orang tua terhadap
pendidikan anak dalam rumah tangga sangat menentukan keberhasilan anak
dalam belajar, hal ini memberikan dampak positif terhadap perubahan tingkah
laku dan perkembangan pendidikan anak.
Salah satunya ditunjukkan oleh hasil penelitian Harvard Family Research
Project‟s (HFRP) yang memperlihatkan bahwa keterlibatan orang tua memiliki
kaitan erat dengan hasil prestasi anak. Penemuan ini secara konsisten terlihat,
pada indikasi-indikasi kesuksesan anak, baik itu dari nilai, skor tes yang memiliki
standar, atau metode pengukuran lain termasuk penilaian guru.
Dukungan orang tua atau keluarga merupakan kunci utama dalam
mencapai pendidikan yang baik maupun prestasi yang bagus. Dukungan yang
dibutuhkan seorang anak dari orang tuanya misalnya membantu mengerjakan PR
(pekerjaan rumah) dan memberikan dukungan kepada kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh anak.
Orang tua merupakan sosok penting bagi setiap keberhasilan pendidikan
dan yang menjadi panutan bagi anak-anaknya di dalam mencapai kualitas
pendidikan yang baik. Prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan yang ingin
dicapai dari siswa sendiri, orang tua, sekolah maupun pemerintah.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperoleh prestasi belajar yang
tinggi, namun yang terjadi tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Masih
ada permasalahan yang timbul yang dihadapi siswa dalam mendapatkan prestasi
belajar yang baik.
Usaha untuk mendapat prestasi belajar yang baik tidak lepas dari berbagai
hal yang mempengaruhinya. Untuk itu perlu ditelusuri faktor-faktor yang
berpengaruh dengan prestasi belajar agar prestasi belajar yang diharapkan dapat
tercapai.
Menurut Slameto (1995) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
digolongkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Faktor internal
meliputi faktor psikologis misalnya kesehatan, cacat tubuh dan faktor psikologis
misalnya intelejensi, minat, bakat, disiplin belajar dan motivasi. Faktor eksternal
adalah faktor yang ada di luar individu yang meliputi guru, teman-teman sekelas,
sarana dan prasarana sekolah, metode mengajar, disiplin sekolah perhatian atau
bimbingan orang tua. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan siswa
prestasinya rendah dan memiliki perilaku atau karakteristik yang keras sekaligus
susah diatur. Diduga salah satu faktornya adalah bagaimana keterlibatan orang
tua dalam mendidik siswa itu sendiri.
Orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung tumbuh
dan perkembangan anak terutama dalam dunia pendidikan. Wujud perhatian
orang tua yang menjadi tugas utama mereka adalah mendidik dan membimbing
anaknya agar kelak menjadi insan yang dapat mengabdikan diri kepada Allah,
kepada orang tua, agama, bangsa, dan negara.
Upaya mendidik dan membimbing anak merupakan bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari serangkaian kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang
tua. Seorang ibu harus menjadi tokoh utama dalam hal mendidik anak-anaknya.
Kewajiban dalam mendidik dan membimbing anak adalah cara dalam memenuhi
kebutuhan mental rohani anak. Dengan begitu, kewajiban antara mencari nafkah
dan mendidik anak itu adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, oleh
karena itu pelaksanaannya harus secara seiring, sejalan, serasi, dan setara agar
terjadi keseimbangan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh E.G. White, seorang penulis wanita
terkemuka pernah membicarakan mengenai perasaan seorang ibu mengenai
pendidikan dalam keluarga. Dan ia berkata bahwa Tuhan telah memerintahkan
supaya keluarga menjadi tempat pendidikan yang paling ampuh dan terpenting
dari semuanya.
keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia
belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya
anak ada dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar
pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak.
Orang tua sebagai pendidik harus senantiasa menjalin hubungan baik
dengan anak agar tidak terdapat jurang pemisah dan jarak antara anak dengan
orang tua sebagai pendidik, sehingga pendidikan dapat tercapai dengan baik.
Orang tua hendaknya mencari cara-cara positif dalam menciptakan kecintaan
anak, memperkuat hubungan, mengadakan kerjasama antara mereka dan
menumbuhkan kasih sayang antar mereka. Upaya dan tanggung jawab orang tua
terhadap kebutuan anak menjadi tugas serta hak orang tua dalam memenuhinya.
Mendidik anak dengan baik dan benar berati menumbuh kembangkan
totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah dan rohaniah anak
diupayakan tumbuh dan berkembang secara selaras. Potensi jasmaniah anak
diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan jasmani,
seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan potensi
rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha
pembinaan intelektual, perasaan, dan budi pekerti. Perihal memilihkan lembaga
pendidikan yang paling tepat bagi anak, merupakan agenda penting bagi para
orang tua.
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai seorang siswa dari
proses pembelajaran pada waktu tertentu. Prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai dalam suatu usaha pada kegiatan belajar dalam perwujudan
prestasinya yang dapat dilihat dari nilai yang diperoleh tiap mengikuti tes.
Orang tua yang memberikan perhatian cukup baik terhadap pendidikan
anak mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap pencapaian hasil belajar
anak. Perlu kita ketahui sebagian besar pekerjaan orang tua siswa pada Desa
Barugaya Kec. Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar adalah sebagai petani,
di mana petani merupakan seseorang yang pekerjaannya bercocok tanam pada
lahan pertanian. Meskipun begitu para orang tua beranggapan bahwa hal itu tidak
menjadi penghalang bagi mereka untuk tidak terlibat dalam membantu anak
dalam mencapai prestasi yang baik. Perkembangan ekonomi di daerah ini bisa
diketegorikan cukup baik akan tetapi belum mampu sepenuhnya melengkapi
fasilitas belajar anak. Memang tidak semua penduduk hidup sebagai petani karena
ada juga yang berdagang, sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga sebagai
buruh harian.
Masyarakat yang bekerja sebagai buruh atau petani tebu secara tidak
langsung keadaan ini mengakibatkan rendahnya pendapatan dan berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga.
Desa Barugaya Kec, Polongbangkeng Utara Kabupaten takalar adalah
Desa yang masyarakatnya dalam mencapai kelangsungan hidupnya sehari-hari
lebih mengandalkan disektor perkebunan yaitu tebu dan jagung sebagai sumber
utama penghasilan keluarga. Tebu merupakan jenis tanaman penghasil gula yang
menjadi salah satu sumber karbohidrat.
Petani tebu di Desa Barugaya tidak semua mempunyai lahan yang luas
dan ada juga yang tidak mempunyai lahan tetapi mereka melakukan kerjasama
dengan petani yang memiliki lahan yang lebih luas atau petani yang memiliki
pekerjaan selain menjadi petani. Proses kerjasama petani pemilik dan petani
penyadap melalukan sistem bagi hasil.
Sebagai buruh dan petani tentu penghasilan yang dihasilkan tidaklah
mencukupi untuk kebutuhan keluarga keseluruhan, kebutuhan yang dikejar adalah
kebutuhan sehari-hari seperti makan saja. Seperti itulah kehidupan para petani
tebu yang memiliki lahan sedikit. Hal tersebut menyebabkan mereka harus
bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya. Beda halnya
dengan mereka yang memiliki lahan yang banyak. Masyarakat petani tebu yang
memiliki lahan yang sedikit mampu menimbulkan dampak terhadap pemenuhan
kebutuhan sekolah anak-anaknya atau sering di sebut sebagai sarana dan
prasarana yang mampu membuat meraih prestasi yang bagus. Selain dari itu
terdapat juga efek bagi para orang tua yang memiliki pekerjaan sebagai bertani
(tebu) diantaranya berkurangnya waktu untuk bersama dengan anak-anaknya,
sehingga waktu bagi orang tua untuk mengawasi atau memperhatikan anak-
anaknya sangatlah terbatas. Ketika pagi hari mereka sudah harus berangkat
bekerja dan pulang di waktu sore hari dengan kondisi fisik yang lelah. Ketika
dalam keadaan lelah orang tua cenderung tidak sempat untuk membantu
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan kepada anaknya. Disamping
itu, sebagian besar tingkat pendidikan orang tua juga rendah sehingga menjadikan
sempitnya pemahaman mereka terhadap pendidikan anak. Hal demikian
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat perhatian orang
tua terhadap anaknya terutama dalam hal pendidikan baik di rumah, di
masyarakat maupun di sekolah.
Orang tua tidak dapat melepaskan perannya dalam memperhatikan
pendidikan anaknya begitu saja setelah anak masuk bangku sekolah. Orang tua
adalah yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan putra-putrinya dan
seluruh keluargannya. Ayah dan ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya dan
anak sebagai terdidiknya. Untuk itu, bimbingan dan perhatian dari orang tua
dalam upaya mengatasi kesulitan belajar yang dialami oleh anak sangat
diperlukan. Tetapi, sebagian orang tua menafsirkan bahwa anak-anak yang sudah
diserahkan kepada sekolah atau madrasah untuk didikannya adalah seluruhnya
menjadi tanggung jawab sekolah.
Sesungguhnya sekolah adalah tempat seorang pendidik untuk membantu
keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Dalam mendidik anak, sekolah
melanjutkan pendidikan anak-anak yang telah dilakukan oleh orang tua di rumah
dan begitupun sebaliknya. Suatu pendidikan akan dikatakan baik atau tidaknya di
sekolah tergantung pada pendidikan dari keluarga. Pendidikan keluarga adalah
fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya, baik di sekolah maupun
masyarakat.
Demikianlah, tidak dapat disangkal lagi bahwa betapa pentingnya
perhatian serta keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anaknya dan
terhadap perkembangan anak maupun prestasi yang akan dicapai.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui keterlibatan
orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (studi kasus petani tebu di
Desa Barugaya Kec. Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keterlibatan orang tua petani tebu pada prestasi belajar siswa
di Desa Barugaya?
2. Apa saja faktor penghambat orang tua petani tebu dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di Desa Barugaya?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keterlibatan orang tua petani tebu pada prestasi belajar
siswa.
2. Untuk mengetahui faktor penghambat orang tua petani tebu dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dihrapkan mampu mencapai beberapa manfaat. Manfaat
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca
hal-hal yang berkaitan dengan keterlibatan orang tua terhadap prestasi belajar
siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi,
sehingga orang tua dapat mengoptimalkan proses bimbingan belajar
mereka dan memberikan fasilitas belajar untuk anak demi tercapainya
prestasi yang lebih baik lagi.
b. Bagi guru
Penelitian ini diharpkan dapat Menjadi bahan pertimbangan atau acuan
bagi para tenaga pendidik (guru) dalam merencanakan pembelajaran agar
tercapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang diinginkan.
c. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa/siswi dan
menyadari betap pentingnya keterlibatan orang tua dalam pendidikan dan
kelengkapan fasilitas belajar dalam tercapainya sebuah prestasi.
d. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
mengenai keterlibatan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
E. Definisi Operasional
1. Keterlibatan
Keterlibatan berasal dari kata libat. Libat adalah berpartisipasi,
bersangkutan atau yang berurusan.
2. Prestasi
Adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah di lakukan maupun di
kerjakan.
4. Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan
yang dapat menunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan
pengetahuan, pemahamn setiap tingkah laku, kecakapan atau kemampuan,
daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain yang ada pada individu.
5. Siswa
Siswa merupakan mereka yang secara khusus di serahkan oleh kedua
orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan disekolah,
dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan,
berketrampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Konsep Keterlibatan Orang Tua
a. Pengertian Keterlibatan Orang Tua
Keterlibatan berasal dari kata libat. Libat adalah berpartisipasi,
bersangkutan, atau yang berurusan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1986)
Orang tua adalah Ayah Ibu kandung, Siswa adalah Keturunan dari suami istri
dalam sebuah rumah tangga atau keluarga.
Suryabrata (2000) bahwa keterlibatan orang tua dengan penuh kasih
sayang terhadap pendidikan anaknya, akan menumbuhkan aktivitas anak
sebagai suatu potensi yang sangat berharga untuk menghadapi masa depan
anak.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata terlibat
atau keterlibatan dapat dartikan sebagai keikutsertaan atau ikut terlibat, ikut
berpartisipasi, atau ikut berperan dalam situasi tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa keterlibatan itu hampir
sama dengan perhatian yaitu terutama pada kegiatan yang ditujuakan pada
suatu obyek.
Menurut walgito (1995) perhatian merupakan pemusatan atau
konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang diajukan pada sesuatu atau
sekumpulan obyek dan diartikan sebagai suatu kegiatan dalam mengambil
bagian dalam suatu aktivitas untuk mencapai suatu obyek pelajaran.
Pengertian keterlibatan orang tua yang dimaksud di sini adalah orang
tua yang ikut mengurusi suatu masalah anak atas keterlibatan orang tuanya
terhadap pendidikan anaknya yaitu tentang bagaimana cara orang tuanya
memberikan bimbingan belajar di rumah, memperhatikan dan memenuhi
kebutuhan alat yang menunjang pelajaran, memberikan dorongan untuk
belajar, memberikan pengawasan, memberikan pengarahan pentingnya
belajar.
Jadi keterlibatan orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara
orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya
dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap
paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang
secara sehat dan optimal.
b. Keterlibatan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
Keluarga merupakan kelompok terkecil dari kehidupan manusia
dimasyarakat yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang hidup
bersama dalam ikatan darah perkawinan. Di dalam kehidupan keluarga atau
rumah tangga pada umumya menginginkan suasana yang penuh kebahagiaan
dan mempunyai hubungan baik antar sesama anggota keluarga, sehingga akan
tercipta situasi dan kondisi yang sangat menyenangkan, dan perlu kita ketahui
suasana dalam rumah juga mampu mempengaruhi cara belajar anak.
kehidupan berkeluarga dipengaruhi oleh bebearapa faktor, salah satunya
adalah faktor ekonomi. Dalam kenyataan yang kita ketahui bahwa dalam
kehidupan ekonomi yang kurang mengcukupi, maka akan menimbulkan
percekcokan antar anggota keluarga.
Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan
anak. Meskipun anak telah dititipkan kesekolah, tetapi orang tua harus tetap
mampu berpartisipasi terhadap meningkatnya prestasi belajar anak.
Keterlibatan orang tua dalam memotivasi anak juga dapat berpengaruh
terhadap meningkatnya prestasi belajar anak, diantaranya:
a. Menjadi panutan bagi anak.
b. Memprioritaskan pendidikan
c. Memperhatikan minat atau kesukaan anak
d. Terlibat dalam cara belajar anak
e. Menyediakan waktu untuk bersama
f. Bantu anak bertanggung jawab dengan pelajarannya
g. Tidak membebani jadwal anak
h. Memastikan kehadiran anak di sekolah
i. Memberikan contoh perilaku baik dan
j. Komunikasi yang lancar dengan anak
Menurut morisson (1988), keterlibatan orang tua merupakan suatu
proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka untuk
mendapat keuntungan baik bagi diri mereka sendiri maupun untuk anak-
anaknya. Orang tua, anak dan program sekolah semuanya merupakan bagian
dari suatu proses.
Morison mmengemukakan tiga keterlibatan orang tua, antar lain
sebagai berikut:
a. Orientasi pada tugas
Orientasi ini paling sering dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu harapan
keterlibatan orang tua, dalam membantu program sekolah yang berkaitan
sebagai staf pengajar atau sebagai tutor, melakukan monitoring serta
membantu mengawasi anak, dan yang termasuk orientasi tugas yaitu
membantu anak dalam hal tugas sekolah yang diberikan untuk dikerjakan
di rumah.
b. Orientasi pada proses
Dalam hal ini orang tua diharapkan mampu terlibat dalam hal kegiatan
yang berhubungan dengan pendidikan diantaranya, perencanaan
kurukulum, membantu menentukan standar tingkah laku sesuai yang
diharapkan dan lain sebagainya.
c. Orientasi pada perkembangan
Pada orientasi ini orang tua diharapkan mampu membantu dalam hal
pengembangan keterampilan anak dan orientasi ini juga berguna bagi diri
orang tua sendiri.
Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuh kembangkan
totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah dan rohaniah anak
diupayakan tumbuh dan berkembang secara selaras. Potensi jasmaniah anak
diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan
jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar
melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan, dan budi pekerti. Perihal
memilihkan lembaga pendidikan yang paling tepat bagi anak, merupakan
agenda penting bagi para orang tua.
Orang tua yang memberikan perhatian cukup baik terhadap pendidikan
anak mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap pencapaian hasil
belajar anak.
c. Faktor yang mempengaruhi keterlibatan orang tua dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Selain mendapatkan pelajaran dan bimbingan di sekolah, orang tua juga harus
membing belajar anak di rumah. Akan tetapi, tidak semua orang tua mampu
melakukannya dengan baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi orang tua dalam melakukan bimbingan belajar pada anak di
rumah, diantaranya yaitu:
1) Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua sangat berpengaruh untuk ikut
terlibat terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu terdapat beberapa
orang tua tidak mampu terlibat dalam hal mengontrol atau membantu
mengerjakan tugas rumah yang diberikan kepada anaknya dan membantu
kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar dan sebagainya.
Dengan demikian, latar belakang pendidikan orang tua dapat
mempengaruhi segala kegiatan yang dilakukan di rumah dalam rangka
membimbing belajar anak dan usaha meningkatkan prestasi belajarnya.
2) tingkat ekonomi orang tua
Persoalan ekonomi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
orang, lebih-lebih bagi kepala keluarga atau orang tua. karena belajar tidak
akan berjalan dengan baik, tanpa adanya alat-alat atau vasilitas belajar
yang lengkap atau secukupnya, karena dimana ketahui salah satu
penunjang keberhasilan belajar adalah vasilitas belajar.
Dengan demikian tingkat ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar anak.
3) jenis pekerjaan orang tua
Waktu dan kesempatan orang tua untuk mendidik anak-anaknya,
biasanya mempunyai keterkaitan dengan pekerjaan orang tua. Orang tua
mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda sehingga ada orang tua yang
dapat membagi waktu sedikit bagi anak.
Orang tua yang bekerja sebagai petani tebu kesehariannya disibukkan
dengan hasil tanamannya, pada waktu malam hari mereka terlelap dalam
tidur karena kelelahan setelah bekerja pada waktu siang. Begitu pula bagi
para orang tua yang jam kerjanya lama, otomatis waktu untuk anak
kurang. Tentulah dalam hal ini dapt disimpulkan bahwa para orang tua
yang mempunyai pekerjaan sebagai petani maupun buruh tentu tidak dapat
banyak membantu anak dalam hal belajar, dikarenakan adanya pekerjaan
yang menuntut berada di luar rumah dari pagi sampai sore.
4) Waktu Yang tersedia
Waktu juga sangat erat kaitannya dengan keterlibatan orang tua
terhadap prestasi belajar anak atau hasil belajar anak. Apabila orang tua
tidak mampu meluangkan waktunya untuk anak dalam hal
membimbing/membantu mengerjakan tugas maka anak akan merasa
kurang mendapan partisipan dari orang tua dan akhirnya anak tersebut
menjadi acuh terhadap tugas-tugas yang diberikan untuk dikerjakan di
rumah.
dengan demikian dapat kita ketahui bahwa keterlibatan orang tua
siswa sangat berpengaruh terhadap hasil atau pencapaian prestasi belajar
siswa. Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh pada hasil belajar atau prestasi siswa, maka peranan orang tua
adalah mendorong, memberi semangat, membimbing, dan memberi teladan
yang baik pada anaknya. Selain hal itu, perlu suasana hubungan dan
komunikasi yang lancar antara orang tua dengan anak-anak serta keadaan
keuangan keluarga yang tidak kekurangan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan kelengkapan belajar anak. Hal-hal tersebut ikut
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B. Prestasi Belajar Siswa
a. pengertian prestasi belajar siswa
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Prestasi
merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika selesai mengerjakan suatau
kegiatan baik itu berupa tugas, ulangan dan lain sebagainya. Setiap kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang pasti direncanakan terlebih dahulu dalam
rangka mencapai tujuan tergantung bagaimana pelaksanaan atau kegiatan
proses yang dilakukan.
Siti Pratini (2005) mengemukakan bahwa prestasi “adalah suatu hasil
yang dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan belajar”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang
telah dicapai dari yang dilakukan mamupun yang dikerjakan. Dengan
demikian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan,
diciptakan baik dilakukan secara pribadi maupun kelompok.
Menurut sumardi, nilai yang tercantum dalam rapor merupakan
permusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi
siswa dalam masa tertentu. Prestasi belajar siswa biasanya dicatat kedalam
buku raport siswa. Dan didalam raport tersebut terdapat nilai-nilai siswa dari
masing-masing mata pelajaran yang merupakan hasil dari pekerjaan yang
telah dilakukan siswa.
Dari pengertian prestasi yang dikemukakan di diatas, maka dapat di
ambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan
berupa penilaian terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Dengan demikian nilai dapat dijadikan sebagai indikator tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Siswa yang nilai dalam raportnya
tinggi maka prestasi belajarnya baik begitupun sebaliknya siswa yang nilai
raportnya rendah maka hasilnya kurang baik. Jadi nilai raport pada setiap
semester mencerminkan prestasi belajar siswa yang dicapai di Sekolahnya.
Belajar adalah proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang
yaitu, suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Sadar atau tidak, proses ini sebenarnya telah dilakukan manusia sejak lahir
untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengembangkan potensi-potensi
yang ada pada dirinya.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1999), mengemukakan bahwa
belajar menurut pengertian psikologi merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan
perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman
masa lampau dengan apa yang sedang di amati oleh siswa dalam bentuk
angka yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan
baik itu berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada
dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas. Sedangkan belajar adalah
hasil yang di peroleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri
individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.
Prestasi belajar juga merupakan hasil pengukuran terhadap peserta
didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam periode tertentu yang
dapat diukur menggunakan instrumen yang relevan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
Tingkat intelegensi siswa memang merupakan salah satu faktor
prestasi belajar, namun hal itu bukanlah faktor utama, ada faktor-faktor lain
yang mendukung prestasi belajar yang diperoleh siswa. Seperti dinyatakan
oleh Slameto (1988) bahwa prestasi belajar siswa tidak semata-mata
dinyatakan oleh tingkat kemampuan intelektualnya, tetapi ada faktor-faktor
lain seperti motivasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian,
ketekunan dan lain-lain.
Prestasi belajar yang di peroleh siswa melalui proses belajar disekolah,
selain ditentukan oleh siswa sebagai subyek belajar juga dipengaruhi oleh
faktor lain. Sehubungan dengan ini beberapa ahli mengemukakan adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa.
Slameto (1995) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan ekstern.
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor
individual, seperti: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti: faktor
keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat
yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan
yang tersedia, dan motivasi sosial. Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri, seperti kesehatan jasmani dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
berasal dari luar diri siswa, seperti cara guru mengajar dan metode yang
digunakan dalam mengajar. Salah satunnya adalah dengan menggunakan
metode pemberian tugas rumah kepada siswa.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar baik secara
internal maupun eksternal merupakan bukti bahwa belajar itu bukan hanya
dari usaha sendiri, akan tetapi diperlukan pengaruh dari dalam dan luar
individu seseorang agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, melalui
bakat yang dimilikinya serta motivasi atau dorongan dari orang lain utamanya
orang tua.
Berdasarkan uraian diatas dan hasil observasi yang telah di lakukan di
beberapa sekolah yang ada di barugaya menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa sebagian besar masih dibawa kriteria ketuntasan minimal (KKM),
sehingga dapat disebut bahwa prestasi belajar siswa masih rendah. KKM di
tentukan oleh masing-masing sekolah sehingga mempunyai standar yang
berbeda-beda. Kriteria ideal suatu ketuntasan minimal yang ditetapkan pihak
sekolah adalah 65-75%. Tinggi rendahnya Prestasi belajar mencerminkan
kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang bermutu dapat dicapai dengan
cara menerapkan proses belajar mengajar yang efektif dan efesien.
B. Landasan Teori
1. Teori Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial dinamis yang
menyangkut hubungan antar perseorangan, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok lainnya. Interaksi sosial merupakan kunci dalam
sendi-sendi kehidupan sosial karena tanpa berlangsungnya proses interaksi
tidak mungkin aktivitas mampu berjalan dengan baik dalam kehidupan sosial.
Secara sederhana interaksi soaial dapat terjadi apabila dua orang saling
bertemu, saling menegur, saling berkenalan dan saling mempengaruhi.
Menurut Gillin dan Gillin (dalam Soekanto,S 2002, proses soaial yang
timbul dari akibat interaksi sosial yaitu proses asosiatif (procces of
association).
1) Kerjasama (Cooperatif)
Suatu usaha bersama antar orang per-orangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerjasama
tersebut berkembang apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu
tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut dikemudian
hari mempunyai manfaat bagi semua.
2) Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan dalam sosiologi
untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan yang sama artinya
adaptasi dengan biologis. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang
atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyusuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi
adalah cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa penghancuran pihak
lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiaanya.
3) Asimilasi (Assimilation).
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat orang per-orangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga
meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan
proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan
bersama.
Penjelasan diatas bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
keterlibatan orang tua sangat dibutuhkan seorang anak/siswa. Interaksi
orang tua maupun keluarga terhadap anak juga sangat mempengaruhi
prestsi belajar siswa. Misalkan orang tua selalu memperhatikan anaknya
atau berinteraksi kepada anaknya untuk menanyakan bagaimana aktivitas
di sekolah, atau menanyakan tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah
dan membantu mengerjakan tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru,
itu semua sangat berpengaruh terhadap penigkatan prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Pikir
Pada setiap penelitian pasti di perlukan adanya kerangka berpikir sebagai
pijakan atau pedoman dalam menentukan arah dari penelitian, hal ini diperlukan
agar penelitian tetap terfokus pada kajian yang akan diteliti. Kerangka pikir
tersebut digunakan untuk memberikan konsep dalam pelaksanaan penelitian
dilapangan, alur kerangka yang dibuat oleh penelitian ini akan dideskripsikan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Keterlibatan Orang Tua
Pada Prestasi Belaja
Siswa
Faktor Penghambat
dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa
Petani Tebu
Hasil Temuan
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan suatu penelitian yang sebelumnya
dianggap cukup relevan/ mempunyai keterkaitan dengan judul dan topik yang
akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian
dengan pokok permasalahan yang sama.
1. Skripsi yang disusun oleh Mardiani 2012 dengan judul kerja sama antara
orang tua siswa dengan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MI
Guppi Minanga Desa Pebaloran Kec. Curio Kabupaten enrekang. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kerja sama antara orang tua siswa
dengan guru dapat meningkat karena terbentuknya kerja sama yaitu kepala
sekolah selalu mengundang orang tua siswa setiap akhir semester untuk
menerima rapor anaknya dan setelah itu mengadakan rapat untuk membahas
hasil belajar siswa apakah hasilnya menurun atau meningkat, kemudian
memberikan arahan-arahan kepada orang tua siswa agar selalu membimbing
anaknya di rumah dan guru agar kiranya dapat membimbing siswa di sekolah
untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.
2. Karya skripsi Chandra Devi Rahmawati 2014 yang berjudul peran orang tua
dan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKN
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Patalan Bantul. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa orang tua dan guru mampu terlibat dan peran yang telah
dilakukan orang tua dan guru mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kls
IV.
3. Karya skripsi Puspita Putri 2010 yang berjudul partisipasi orang tua dalam
meningkatkan prestasi akademik siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Hasanah Pekanbaru. Hasil Penelitiannya yaitu (1) Partisipasi orang tua dalam
meningkatkan prestasi akademik siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
Hasanah Pekanbaru tergolong cukup baik. Secara kuantitatif persentase
diperoleh angka sebesar 72.81%. (2) Terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi orang tua dalam meningkatkan prestasi akademik
siswa di Madrsah Tsanawiyah Hasanah Pekanbaru diantaranya: Faktor
pendidikan, faktor kesibukan serta faktor ekonomi..
4. Karya skripsi Andi Eliyah Humairah 2016 yang berjudul pengaruh perhatian
orang tua dan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa di SDN
Minasa Upa Kota Makassar. hasil penelitiannya yaitu hubungan antara
perhatian orang tua dengan prestasi belajar IPS siswa kelas III, IV DAN V di
SDN Minasaupa Kota Makassar tahun ajaran 2015/2016 adalah positif yang
berarti pengaruhnya siginifikan dan kontribusinya nyata.
5. Cindy Pramedita 2017 dengan judul hubungan bimbingan orang tua dengan
prestasi belajar IPS pada siswa IV SD Negeri. Hasil penelitiannya yaitu
terdapat hubungan positif dan signifikan antar bimbingan orang tua dengan
prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri di Kecamatan Tanjung
Karang Pusat Kota Bandar Lampung tahun ajaran 2017/2018. Hasil ini
menunjukkan bahwa bimbingan orang tua berperan penting dalam prestasi
belajar IPS anak dikarenakan bimbingan orang tua memberikan motivasi yang
di butuhkan anak agar bersemangat dalam belajar, sehingga prestasi belajar
dapat diperoleh dengan hasil yang baik. Bimbingan dari orang tua sangat
diperlukan untuk membangun pengetahuan yang dialmi oleh anak. Orang tua
dalam hal ini berperan membantu agar prosres pembangunan pengetahuan
anak dapat berjalan lancar.
Berdasarkan kelima penelitian tersebut hampir seluruhnya membahas
mengenai peran orang tua atau keluarga dalam meningkatkan prestas belajar
siswa, perbedaan dari ke tiga penelitian ini adalah pada metode penelitian,
subjek penelitian dan hasil penelitian yang didapatkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Penelitian ini berusaha memecahkan masalah dengan
menggambarkan problematika yang terjadi. Karena Metode kualitatif
merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan deskripsi dari orang-
orang, dalam bentuk kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Metode penelitian
kualitatif ini juga sering disebut metode penelitian naturalistic, karena
penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah, Sugiyono (2013).
2. Pendekatan penelitian kualitatif
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif
menggunakan pendekatan Studi Kasus. Studi kasus adalah metode penelitian
sosial yang mengedepankan pada pandangan umum terhadap Masyarakat.
Baik dalam bentuk kelompok, organisasi, institusi, atau peristiwa lain yang
sifatnya adalah umum.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di Desa Barugaya Kec.
Polongbangkeng Utara Kabupaten takalar dan SMP Negeri 3 Polongbangkeng
Utara. Penelitian ini di laksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin peneliti
selama kurang lebih dua bulan.
Waktu penelitian tersebut dapat kita lihat dalam matriks sebagai berikut:
N
O
Jenis Kegiatan
Oktober N0vember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2
Pengurusan
surat dosen
pembimbing
3
Penyusunan
Proposal
4
Konsultasi
Pembimbing
5
Seminar
Proposal
6
Pengurusan Isin
Penelitian
7
Konsultasi
Pembimbing
8 Ujian Skripsi
Gambar 3.1 Tabel perencanaan penelitian
C. Fokus Penelitian
Dalam sebuah penelitian, fokus penelitian sangat penting supaya
penelitian tidak melebar kepada hal-hal yang yang bukan ingin dikaji dalam
penelitian. Maka fokus penelitian ini adalah keterlibatan orang tua pada prestasi
belajar siswa (studi kasus petani tebu di Desa Barugaya Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar).
D. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah subyek penelitian yang dapat memberikan
informasi mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, informan terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Informan kunci
Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara
menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti.
2. Informan utama
informan utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail
tentang masalah penelitian yang akan diteliti/dipelajari.
3. Informan tambahan/pendukung
Informan pendukung adalan orang yang dapat memberikan informasi
tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian yang
dilakukan
Berdasarkan penjelasan tentang informan penelitian, maka yang menjadi
informan kunci adalah orang tua (petani tebu), atau orang yang berkompoten
yang mampu memberikan data yang valid terhadap objek penelitian yaitu
dimana informannya ini sebanyak 5 orang dan informan utama yaitu siswa
sebanyak 5 orang dan 2 orang untuk informan tambahan yaitu pendidik di SMP
N 3 Polut degan mata pelajaran IPS.
E. Jenis dan Sumber Data
Menurut Sutopo (2006), sumber data adalah tempat data diperoleh dengan
menggunakan metode tertentu baik berupa manusia, artefak ataupun dokumen-
dokumen.
Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapangan baik
melalui pengamatan sendiri maupun dengan narasumber yang akan
diwawancarai berisi pertanyaan mengenai keterlibatan orang tua dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa (studi kasus petani tebu di Desa Barugaya
Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang telah
diperoleh baik dari buku, data statistik, jurnal dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan berbagai metode pnelitian seperti,
observasi diantaranya (lembar observasi, kamera), wawancara yaitu (daftar
pertanyaan wawancara, alat perekam, notulen), dan telaah dokumen serta (lembar
catatan dokumen). Adapun penjelasan alat dalam pengumpulan data antara lain
sebagai berikut:
1. Observasi
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mencatat informasi sebagaimana
yang disaksikan selama penelitian berlangsung.
b. Kamera
Kamera digunakan ketika penulis melakukan observasi untuk merekam
hal-hal yang penting dan baik itu dalm bentuk foto maupun video.
2. Wawancara
a. Daftar pertanyaan
Digunakan sebagai bahan data atau sumber yang relevan dalam
penelitian.
b. Alat perekam atau recorder
Digunakan untuk merekam suara ketika melakukan pengumpulan data,
baik menggunakan metode observasi, wawancara dan sebagainya.
c. Notulen
Digunakan untuk menuliskan atau menggambarkan informasi data yang
didapat dari narasumber.
3. Dokumen
Alat yang digunakan dalam dokumen yaitu lembar catatan dokumen,
diantaranya berupa bentuk surat, catatan harian arsip dan lain sebagainya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung di masyarakat
mengenai Keterlibatan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
(studi kasus petani tebu di Desa barugaya).
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab
secara langsung kepada informan untuk mengetahui: (1) Keterlibatan orang
tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, dan (2) Faktor penghambat
orang tua petani tebu dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Desa
Barugaya. Informan atau responden dalam penelitian ini yaitu orang tua,
siswa, pendidik serta orang-orang yang berkompoten yang mampu
memberikan data yang valid.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan bukti dan keterangan seperti gambar,
rekaman, kutipan materi dan berbagai bahan referensi lain yang berada
dilokasi penelitian dan dibutuhkan untuk memperoleh data yang valid.
H. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang terkumpul guna memperoleh kesimpulan
yang valid, maka digunakan teknik analisis data dengan metode kualitatif, adapun
analis data yang digunakan yaitu:
Gambar 2.2 bagan teknik analisis data
I. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data adalah proses mengtriangulasikan tiga data yang
terdiri dari data observasi, wawancara, dan dokumen. Alat yang digunakan untuk
menguji keabsahan ada bebearapa alat.
Berikut penjelasan dari alat yang digunakan dalam menguji keabsahan data:
1. Teknik Meningkatkan Ketekunan
Menurut Sugiyono (2016) meningktkan ketekunan berarti melakukan secara
Pengumpulan
Data
Membaca
berulang-ulang
Transkip Data
Tema-tema Data Kategori Data Organisasi Data
Tahap Kejenuhan
Data
Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan
Keabsahan Data
Laporan Hasil Reduksi Data
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dansistematis.
Dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi
data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian ataupun
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan
membaca ini, wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam sehingga dapat
digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau
tidak.
2. Teknik Triangulasi
Sugiyono (2016) berpendapat tentang triangulasi dalam pengujian
keabsahan data ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Misalnya peneliti
menggunakan observasi partiipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak disebut triangulasi sumber
yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data diakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data
yang diperoleh dari sumber yang berbeda, tidak bia dirata-ratakan seperti
dalam penelitian kuantitatif, tetapi di deskripsikan, dikategorisasikan mana
pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari sumber data
tersebut. Data yang tekah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan selanjutnya diminta keepakatan dari sumber tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi, atau kuesioner.Bila dengan tiga teknik keabsahan
data tersebut, mengahasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk memastikan data mana yang dianggap benar.Atau mungkin
semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
c. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi keabahan data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehinggah lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian
keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda.Maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian
adanya.
3. Menggunakan Bahan Referensi
Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Alat-alat bantu perekam data dalam
penelitian kualitatif, seperti kamera, handycame,alat rekam suara sangat
diperlukan untuk mendukung keabsahan data yang telah ditemukan oleh
peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan
perlu dilengkapi foto-foto atau dokumen autentik, sehingga lebih dapat
dipercaya.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah standar tata perilaku peneliti selama melakukan
penelitian, mulai dari menyusun desain penelitian, mengumpulkan data lapangan
(melakukan wawancara, observasi dan pengumpulan data dokumen), menyusun
laporan penelitian hingga memublikasikan hasil penelitian, maka peneliti harus
melakukan hal sebagaimana berikut:
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang
prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu
tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat
penelitian kepada subjek. dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan,
dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampainya
harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan
memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk
kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek
tidak boleh dilanggar.
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan reponden
yang tidak mau berpatisipasi tetap harus dihormati.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMP Negeri 3 Polongbangkeng Utara
SMP N 3 Polongbangkeng Urata berdiri pada tahun 1991 berada dalam
naungan H.Rahman Eppe. Sekolah ini terletak di Dusun Malolo. Jumlah siswa
pada awal terbentuknya sekolah ini sebanyak 20 siswa, hingga saat ini jumlah
siswa bertambah menjadi 297 siswa dan jumlah guru sebanyak 20.
1) Struktur kepemimpinan
Adapun struktur kepemimpinan di SMP Negeri 3 Polongbangkeng
Utara ialah sebagai berikut:
Kepala Sekolah : Hamzah, S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah : Hj. Jasmani, S.Pd.
Kurikulum : Hj. Ratnah, S.Pd.
2) Visi dan Misi Sekolah
VISI
“Terwujudnya pendidikan bermutu berdasarkan iman dan taqwa, berakhlak
mulia serta berwawasan lingkungan”
MISI
1. Menyelenggarakan pembelajaran pikem.
2. Membekali siswa dalam hal budi pekerti luhur dan terpuji sesuai dengan
nilai-nilai agama.
3. Memberdayakan potensi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi,
kecerdasan sosial dan kecerdasan religius.
4. Mengembangkan tradisi ilmiah dalam lingkungan sekolah.
5. Meningkatkan kemampuan daya saing dalam bidang akademik dan non
akademik.
6. Mengembangkan budaya disiplin dan berkarakter dilingkungan sekolah.
7. Meningkatkan kemampuan dan wawasan guru dalam proses pembelajaran.
8. Menciptakan sekolah yang indah, sehat dan menyenangkan.
9. Meningkatkan kerja sama antar sekolah dan stakeholder untuk
pengembangan mutu sekolah.
TUJUAN SEKOLAH
1. Menyelenggarakan pembelajaran kontekstuan yang efektif dan efisien.
2. Melaksanakan kegiatan pengembangan pendidikan karakter melalui proses
belajar mengajardan kegiatan keagamaan.
3. Menyelenggarakan dan mengikuti berbagai akademik dan non akademik
4. Membudayakan gerakan 3 SIPA‟ (Sipakatau, siapakaingan,
Sipakalabbirik), dan gerakan etos kerja positif.
5. Mengikuti berbagai event pendidikan.
6. Mewujudkan lingkungan asri dan harmoni.
7. Meningkatkan kualitas sarana prasarana untuk mendukung proses
pembelajaran.
2. Sejarah Takalar
Kabupaten Takalar yang hari jadinya pada tanggal 10 februari 1960.
sebelumnya, takalar sebagai onder afdeling Makassar, Gowa, Maros,
Pngkaje‟ne Kepulauan dan Jeneponto. Onder afdelin Takalar, membawahi
beberapa district (adat gemen chap)yaitu: District Polongbankeng, District
Tope Jawa, District Takalar, District Laikang, District Sanrobone. Setiap
district diperintah oleh seorang kepala pemerintahan yang bergelar karaeng,
kecuali district Topejawa diperintah oleh kepala pemerintahan yang bergelar
Lo‟mo.
Setelah terbentuknya Kabupaten Takalar, maka District Polongbangkeng
dijadikan 2 (dua) Kecamatan Yaitu Kecamatan Polongbangkeng Utara dan
Kecamatan Polongbangkeng Selatan, dan District Galesong juga dijadikan 2
(dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Galesong Utara dan Kecamatan Galesong
Selatan, selanjutnya District Topejawa, District Takalar, District Laikan dan
District Sanrobone menjadi Kecamatan TOTALLASA (Sinkatan dari
Topejawa, Takalar, Laikang, dan Sanrobone) yang selanjutnya berubah
menjadi Kecamatan Mangngarabombang dan Kecamatan Mappakasunggu.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
2001 terbentuk lagi sebuah Kecamatan yaitu Kecamatan Pattalassang
(Kecamatan Ibu Kota) dan terakhir dengan Perda Nomor 3 Tahun 2007
tanggal 27 april 2007 dan Perda Nomor 5 Tahun 2007 Tanggal 27 April 2007,
dua Kecamatan baru terbentuk lagi yaitu Kecamatan Sanrobone (Pemekarang
dari Kecamatan Mappakasunggu) dan Kecamatan Galesong (Pemekarang dari
Kecamatan Galesong Selatan dan Kecamatan Galesong Utara). Kabupaten
Takalar merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang
mencapai jarak 64 km dari ibu kota Sulawesi Selatan jika melalui Kabupaten
Gowa. Kabupaten Takalar yang beribukota di Pattallassang. Secara
administratif Kabupaten Takalar di sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto, di sebelah utara berbatasan
dengan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, sedangkan di sebelah barat dan
selatan berbatasan dengan selat Makassar. Luas wilayah Kabupaten Takalar
tercatata seluas 566,51 km persegi yang terdiri dari 9 Kecamatan dan 81
wilayah Desa dan Kelurahan. Sembilan Kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Takalar yaitu Kecamatan Mangngarabombang, Mappakasunggu,
Sanrobone, Polongbangkeng Utara, Polongbangkeng Selatan, Pattallassang,
Galesong Utara, Galesong, serta Galesong Selatan. Kabupaten Takalar adalah
sebuah Kabupaten dengan kondisi topografi yang beragam yaitu wilayah
dengan topografi pegunungan serta wilayah topografi daratan rendah yang
meliputi wilayah pesisir di sepanjang selat Makassar. Sehingga mata
pencarian masyarakatnya pun sangat beragam mulai dari petani, pegawai,
nelayan dan lain-lain. Salah satu sektor andalan dalam perekonomian di
Kabupaten Takalar adalah sektor bertani yang salah satunya terdapat di
Kecamatan Polongbangkeng utara.
3. Letak Geografi
Keadaan geografi wilayah Kecamatan Polongbangkeng Utara
Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, dibagian barat adalah daerah pantai dan
daratan rendah dengan kemiringan 0-3 derajat sedang ketinggian ruang
bervariasi anatara 0-25m, dengan batuan penyusun geomorfologi dataran di
dominasi endapan alluvial, endapan rawa pantai, batu gamping, terumbu dan
tufa serta beberapa tempat batuan lelahan basal. Sebagian dari wilayah
Kabupaten Takalar merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 74 Km
meliputi Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu,
Kecamatan Sanrabone, Kecamatan Galesong Utara, Kecamatatan Galesong
selatan, dan Kecamatan Galesong Kota. Kabupaten Takalar dilewati oleh 4
buah sungai, yaitu Sungai Jeneberang, Sungai Jenetallasa, Sungai Pamakkulu
dan Sungai Jenemarrung, Pada keempat sungai tersebut telah dibuat
bendungan untuk irigasi sawah seluas 13.183 Ha.
Kabupaten Takalar terletak antara 5◦0381 Lintang Selatan dan antara
199◦0221 sampai 199◦0391 Bujur Timur dengan luas wilayah 566,51 Km2,
yang terdiri dari kawasan hutan seluas 8,254. Ha (14,57%), sawah seluas
16.436, 22 Ha (29,01%), Perkebunana tebu PT, XXXII seluas 5.333,45 Ha
(9,41%), tambak seluas 4.233,20 Ha (7,47%), tagalan seluas 3.639,90 Ha
(6,47%) kebun campuran seluas 8.932,11 Ha (15,77%), pekarangan seluas
1,929,90 Ha (3,41%) dan lain-lain seluas 7.892,22 Ha (13,93%).
4. Keadaan Demografis
Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk menjadi faktor yang sangat
dominan, Karena penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga menjadi
pelaksana dari pembangunan, oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan
pembangunan, perkembangan penduduk perlu diarahkan sehingga mempunyai
ciri-ciri atau karakteristik yang menguntungkan pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar tidak hanya menjadi modal pembangunan,
akan tetapi dapat juga menjadi beban, bahkan dapat menimbulkan berbagai
permasalahan seperti kebutuhan dan lapangan kerja, kebutuhan perumahan,
pendidikan dan sebagainya.
Tabel 3.2 jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Dusun
Pangkaje‟ne Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten
Takalar.
No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Presentase (%)
1. Laki-laki 336 50%
2. Perempuan 336 50%
Total 672 100%
Sumber: badan pusat statistik kabuapaten Takalar 2018.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan jumlah penduduk di Dusun
Pangkaje‟ne Desa Berugaya Kec. Polombangkeng Utara adalah 672 jiwa.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prsarana yang terdapat di Keluarahan/Desa Barugaya
Kecamatan Polongbangkeng Utara sudah cukup memadai anatara lain sebagai
berikut:
1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pendidikan gratis yang telah dicanangkan pemerintah Kabupaten
Takalar, peningkatan mutu pendidikan yang menjadi pilar pembangunan
kabupaten Takalar telah terlaksana dan telah dirasakan Masyarakat
Kelurahan/ Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten
Takalar. Hingga saat ini, perkembangan dunia pendidikan di
Kelurahan/Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten
Takalar selama 6 tahun terakhir (2013-2019) telah mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan fasilitas pendidikan
seperti pembangunan dan perbaikan sekolah, penambahan kualitas dan
kuantitas guru yang mengajar serta fasilitas pendukung pendidikan lainnya
(buku-buku, alat peraga, dan lain-lain) ini dapat dilihat adanya lima
bangunan sekolah di dalamnya yang terdiri atas :
Tabel 3.3 sarana dan prasarana pendidikan kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar
No Jenis sarana Jumlah (buah)
1 Gedung tk 3
2 Gedung sd 3
3 Gedung SMP 1
Total 7
Sumber: data sekunder yang sudah di olah 2019.
2. Sarana dan Prasarana Ibadah
Penduduk di Keluarahan/Desa Barugaya Kecamatan
Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Mayoriatas agamanya adalah
beragama islam, ini dapat terlihat dari tempat ibadah yanag ada di
Kelurahan/Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kab.
Takalar hanya terdapat 4 Buah masjid dan tidak terdapat tempat ibadah
non muslim. Ini disebabkan masyarakat Kelurahan/Desa Barugaya
Kecamatan Polongbangkeng Utara merupakan daerah muslim yang
memegang arogansi yang tunggal, adapun penduduk non muslim hanya
terdapat pada penduduk pendatang saja.
Dengan tersedianya sarana ibadah tersebut akan memberikan
kemudahan bagi penduduk untuk menunaikan ibadah terhada Allah SWT.
Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara fisk dengan
pembangunan mental spiritual dengan kata lain pembanguanan yang
dilaksanakan sekarang ini untuk mencapai kesimbangan lahir dan batin.
3. Sarana dan prasarana kesehatan
Sarana kesehatan merupakan tempat penunjang kesehatan bagi
seluruh warga di Kelurahan/Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng
Utara Kabupaten Takalar. Berdasarkan data sekunder, Kelurahan/Desa
Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara memiliki beberapa sarana
kesehatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 jumlah sarana kesehatan yang tersedia di Keluarahan/Desa
Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.
No Sarana Jumlah
1 Puskesmas 1
2 Posyandu 1
3 Rumah sakit -
Sumber dinas kesehatan tahun 2017
Dari hasil tabel diatas menunjukan bahwa sarana dan prasarana di
Kelurahan/Desa Barugaya Kecamatan Polongbangkeng Utara kabupaten
Takalar belum cukup memadai, karna belum adanya Rumah sakit di
Kecamatan ini.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.
1. Keterlibatan Orang Tua Petani Tebu Pada Prestasi Belajar Siswa
Orang tua merupakan penanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya.
Orang tua merupakan sosok pertama dan utama dalam pendidikan anak.
Meskipun anak telah dititipkan kesekolah, tetapi orang tua harus tetap mampu
berpartisipasi terhadap meningkatnya prestasi belajar anak. Keterlibatan orang tua
dalam memotivasi anak juga dapat berpengaruh terhadap meningkatnya prestasi
belajar anak.
“Masyarakat di Desa Barugaya Khususnya Dusun Pangkaje‟ne
beranggapan bahwa dalam kehidupan keluarga/ rumah tangga pada
umumya yang harus kita jaga yaitu hubungan, karena hubungan baik
antar sesama anggota keluarga adalah hal yang paling penting, dan ini
juga mampu mempengaruhi cara belajar anak supaya mampu belajar
dengan baik tanpa adanya pengaruh yang buruk dari dalam rumah” (D1.
Observasi/20/10/2019)
Sebagaimana data observasi yang telah dilakukan di salah satu masyarakat
yang ada di desa barugaya khususnya dusun pangkaje‟ne sudah mampu
menunjukkan hal yang baik kepada anak agar dia mampu tenang dalam belajar.
“Tingkat kemampuan siswa juga berpengaruh terhdap prestasi yang akan
dicapai tapi tanpa motivasi orang disekitarnya terutama orang tuax
tingkat pengetahuan yang dia miliki pasti tidak berfungsi sebagaimana
mestinya‟ (D2. Observasi/20/10/2019).
Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa sangat penting, karena dengan memotivasi, menjaga
hubungan dengan baik dalam keluarga dan lain sebagainya mampu membantu
anak untuk lebih tenang dalam belajar dan apa yang menjadi target lebih mudah
untuk dicapai, terutama mendapat nilai atau prestasi yang bagus.
Belajar merupakan salah satu proses yang dapat menimbulkan perubahan
baik dari diri individu maupun nilai/prestasi yang akan dicapai. Jadi keikutsertaan
orang tua dalam mebantu anak untuk belajar, memotivasi, memberi teladan yang
baik, komunikasi yang efekif serta yang lainnya mampu memperlancar proses
belajar sehingga ada peluang dalam mendapatkan prestasi yang lebih meningkat.
semua ini bisa terjadi karena adanya orang tua yang mampu ikut terlibat dalam
meningkatkan prestasi belajar anaknya.
Seperti apa yang di ungkapkan oleh ibu berinisail M (40 Tahun) selaku
orang tua siswa.
“Anak adalah tanggung jawab orang tua, terutama dalam hal
pendidikannya. ikatte tau toa paralluki ampajiki pendidikanna anak-
anakka, ammotivasi ilalangna appilajara karena sollangnami anne katte
terbataski pendidikanga” (D.1. Wawancara 25 Oktober 2019).
Menurut informan diatas Anak adalah tanggung jawab orang tua terutama
dalam hal pendidikannya, jadi kita sebagai orang tua penting halnya untuk
menyekolahkan anak setinggi mungkin dan memotivasi setiap yang menyangkut
akan pelajarannya, karena cukup kita yang terkendala akan pendidikan.
Ungkapan yang sama diungkapkan oleh Ibu berinisial N (35 Tahun) juga
selaku orang tua siswa.
“Kita sebagai orang tua penting halnya bertanggung jawab akan
pendidikan anak kita dan penting halnya pula untuk ikut berpartisipasi
setiap kegiatan yg dilakukan dalam pendidikannya atau dalam sekolahnya
maka dari itu ikatte sebagai tau toa paralluki untuk anjagai hubunganga
ilalang ri keluargaya dan paralluki angsarei pangngarahang mange
rianak-anakaka angkanaya pentingna anjo appilajaraka” (D2.
Wawancara, 25 Oktober 2019).
Menurut informan diatas orang tua merupakan orang pertama yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup ataupun pendidikan anak-
anaknya, maka dari itu interaksi sangat penting diantaranya pemberian motivasi,
kasih sayang, menjaga kehangatan keluarga serta mengingatkan pentingnya
belajar demi mendapatkan prestasi yang meningkat adalah suatu hal yang sangat
diharapkan oleh para orang tua.
Keterlibatan orang tua merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar anak. Bentuk kontribusi yang paling
berpengaruh yaitu interaksi atau modal komunikasi. Hal ini berdasarkan
wawancara dengan ibu berinisial N juga selaku orang tua siswa :
“Saya selalu berusaha untuk ikut terlibat/berpartisipasi dalam kegiatan
anak saya baik itu mengerjakan tugas dan lain sebagainya, saya juga
menjaga komunikasi didalam keluarga saya, saya berusaha
menumbuhkan rasa cinta, mengasihi anak saya, memberikan contoh
perilaku baik, intinya berinteraksi dengannya selalu saya jaga” (D3.
Wawancara, 28 Oktober 2019).
Hal yang samapun diungkapkan oleh Ibu berinisial M (40 Tahun).
“Kami Membantunya bertanggung jawab akan pelajarannya, menjadi
panutan, serta menjaga keharmonisan dalam keluarga paling penting”
Menurut informan diatas selaku orang tua mereka selalu berusaha ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan anaknya, menjaga komunikasi,
menumbuhkan rasa kasih sayang serta memberikan contoh perilaku yang baik
intinya merka selalu menjaga agar tiap waktu kosongnya terdapat interaksi.
Kemudian data dokumen yang didapatkan oleh peneliti yang berupa
Keterlibatan orang tua dalam meningktkan prestasi belajar siswa :
“ Keterlibatan orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan umum siswa, khususnya dalam belajar. Efek dari keterlibatan
orang tua dalal belajar siswa salah satunya siswa menjadi sukses dalam
pembelajaran di sekolah, karena adanya dorongan, dukungan terhadap aktifitas
yang dilakukan anak di sekolah”. ( D1. Dokumen).
Keterlibatan orang tua sangat besar pengaruhnya dalam rangka
meningkatan prestasi belajar anak. Setiap orang tua pasti menghendaki anaknya
belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh sehingga apa yang menjadi target
mampu dicapai misalnya meningkatnya prestasi belajar. Semua bisa dicapai
dengan cara orang tua memberi perhatian yang cukup baik kepada anak,
Menunjukkan kerja sama, memotivasi, serta membimbing anak dalam belaja.
2. Faktor Penghambat orang tua petani tebu dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa
Tingkat intelegensi siswa memang merupakan salah satu faktor prestasi
belajar, namun hal itu bukanlah faktor utama, ada faktor-faktor lain yang
mendukung prestasi belajar yang diperoleh siswa. Seperti dinyatakan oleh
Slameto (1988) bahwa prestasi belajar siswa tidak semata-mata dinyatakan
oleh tingkat kemampuan intelektualnya, tetapi ada faktor-faktor lain seperti
motivasi, sikap, kesehatan fisik dan mental, kepribadian, ketekunan dan lain-
lain.
Prestasi belajar yang di peroleh siswa melalui proses belajar disekolah,
selain ditentukan oleh siswa sebagai subyek belajar juga dipengaruhi oleh
faktor lain. Sehubungan dengan ini beberapa ahli mengemukakan adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa.
Slameto (2003) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor internal (faktor yang menyangkut seluruh pribadi
termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis) dan faktor eksternal
(Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini
sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang
berasal dari luar diri individu).
a. Faktor Internal
Faktor internal ini sering disebut sebagai faktor instrinsik yang
meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat,
kecerdasan, bakat, motivasi dan lain-lain.
1) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis merupakan sesuatu yang bepengaruh
terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan
segar jasmaninya memiliki cara belajar yang berbeda dari orang yang
dalam keadaan lelah atau orang yang memiliki jasmani yang sehat
minat belajarnya berbeda dari orang yang jasmaninya kurang sehat.
maka dari itu keadaan jasmani sangat berpengaruh terhadap minat
belajar. Seperti yang diungkapkan oleh siswa yang berinisial (14
Tahun) siswa kelas IX.B.
“Tergantung kak, kalau kondisi badan nyaman minat belajar
juga bagus tapi kalau tidak tidak juga. karena biasa kalau
pulang sekolah pergika lagi latihan pramuka jadi biasana kak
capekma kalau malam, jadi toch tidak adami juga keinginan
untuk belajar meskipun sebentar. Dan kira-kira kalau
belajarka setiap stenga 8 kak” (DI. Wawancara, 24 Oktober
2019).
Hal yang samapun di ungkapkan oleh si A (13 Tahun) siswa
kelas XI.A.
“Paling tidak minatka belajar kak kalau capeka, apa lagi kalau
darima latihan biasa sakitmi kepalaku, sakit badanku kayak
kurang sehat mika jadi tidak minat sekalima belajar itu kak,
biasa lebih pilih mama main game daripada belajar kak kalau
lagi mdag enak badanka” (D2. Wawancara, 24/10/2019).
Menurut informan diatas minat belajarnya tergantung dari
kondisi badanya, jika dia sehat maka keinginan untuk belajar juga ada,
tapi jika kondisi badan bermasalah maka keinginan untuk belajar juga
berkurang dan bahkan tidak ada sama sekali.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi
fisiologis seperti halnya kesehatan/kesegaran jasmani sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siswa ataupun hasil belajar siswa.
Maka dari itu untuk mendapatkan nilai yang bagus dibutuhkan
kesegaran jasmani karena dengan kesegaran jasmani maka minat
belajar juga akan bagus.
2) Kondisi Psikologis
Kondisi psikologis merupakan sesuatu yang sangat
mempengaruhi proses belajar seseorang karena semua keadaan dan
fungsi dari psikologis sangat berkaitan dengan aktivitas belajar. Oleh
karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan lain-lain serta
kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Seperti yang
dikemukakan oleh adek berinisial I (13 Tahun ) Siswa kelas IX. A.
“Banyak kak, misalnya mdag kusukai mata pelajarannya pasti
malaska juga belajar, dan faktor kacaraddekang poeng kak,
apalagi punna matematika tena mentong biasa minatku
pilajara kak, susah mentonga mengerti” (D3. Wawancara,
24/10/2019).
Hal yang sama pun diungkapkan oleh si F (14 Tahun) Siswa
kelas IX.A.
“Faktor malas kak, sama kalau mdag terlalu kusukai mata
pelajarannya, atau susai kak kayak bahasa inggris biasa
minatka belajar biasa tong tena apa tenaja dimengerti. tapi
punna anjo tong mudaya dimengrti sanna mamo semangatku
appilajara kak” (D4. Wawancara, 24/10/2019).
Menurut informan diatas faktor yang membuat mereka
terkadang tidak mau belajar atau malas belajar yaitu pada mata
pelajaran, dimana jika mata pelajaran itu tidak di suka atau tidak
diminati maka minat tuk belajar juga tidak ada dan faktor lainnya yaitu
terdapat pada kecerdasan yang dimiliki, terkadang meskipun ada minat
pada mata pelajaran itu kalau kemampuan tak mendukung maka
mampu membuat minat belajar turun lagi.
Dari hasl wawancara dapt dismpulkan bahwa faktor psikologis
sangat mampu mempengaruhi proses belajar seseorang. Faktor
psikologis yang merupakan faktor dari dalam diri tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar
seorang anak.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang timbul dari luar diri individu
yang bersangkutan, hal ini digolongkan kedalam dua bagian, yaitu faktor
sosial dan faktor nonsosial.
1) Faktor Sosial
Faktor sosial dapat diartikan sebagai suatu kehidupan yang
dimana individu yang satu dengan individu lainnya saling
membutuhkan dan diantara mereka tidak bisa hidup tanpa ada bantuan
dari individu lainnya. begitupun dalam pendidikan anak, keluarga
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap apa yang ditempuh
anaknya. Faktor itu dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan
antar anggota keluarga serta suasana alam rumah, hal inilah yang dapat
mempengaruhi minat atau hasil belajar siswa, adapun faktor lain yaitu
seperti guru teman sekelas dan lain sebagainya itu semua sangat besar
pengaruhnya terhadap minat atau hasil belajar siswa. Seperti yang
diungkapkan oleh berinisial H (15 Tahun) siswa kelas IX.A.
“Banyak kak, faktor suasana keluarga dalam rumah, motivasi,
dari guru yang mengajar juga biasanya kak, sama pengaruh
otak atau kacaraddekang kak” ( D5. Wawancara, 34/10/2019).
Hal yang sama diungkapkan oleh siswa berinisial F (14 Tahun)
siswa kelas IX.A.
“Faktor kacaraddekang, terus battu rigurua ante kamma
carana ngajara, sama faktor suasana dalam rumah kak,
berpengaruh ngasengi anjo kak untuk anggappa prestasi yang
lebih meningkat” (D5. Wawancara, 24/10/2019).
Menurut informan diatas banyak hal yang mempengaruhi
meningkatnya hasil belajar, diantaranya faktor guru, suasana keluarga
dalam rumah, motivasi orang tua, serta tergantung pada kecerdasan
atau kemampuan yang kita miliki sendiri.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar yang bagus atau yang
menigkat dapat dicapai melalui bagaimana situasi kelaurga dalam
rumah, bagaimana cara guru mengajar dan bagaimana motivasi orang
tua kepada anaknya serta kemampuan otak pada diri sendiri atau
kecerdasan yang dimiliki.
2) Faktor Nasional.
Faktor nasional diantaranya adalah sarana serta prasarana
belajar, seperti waktu belajar, alat-alat yang digunakan untuk belajar,
itu semua dapat mempengaruhi prestasi belajar atau hasil belajar.
Seperti yang diungkakan oleh ibu M (40 Tahun) Orang tua
siswa.
„Kami selalu suruh untuk belajar dan paling penting memnuhi
apa yang menjadi sarana dan prasarana atau fasilitas di mata
pelajaran IPS itu maupun yang lain” (D7. Wawancara,
25/10/2019).
Dari hasil wawanacar dapat disimpulkan bahwa faktor nasional
yang mengcakup sarana prasarana dalam belajar, alat-alat yang
digunakan dalam belajar itu semua sangat besar pengaruhnya terhadap
pencapaian prestasi yang meningkat atau hasil belajar yang lebih baik.
B. Pembahasan
1. Keterlibatan orang tua pada prestasi belajar siswa
Gambaran hasil penelitian dengan teori yang digunakan, teori yang
digunakan ini adalah teori interaksi sosial Gillin dan Gillin dimana interaksi
sosial yaitu hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar
perseorangan, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok
lainnya. Secara sederhana interaksi sosial dapat terjadi apabila dua orang saling
bertemu, saling menegur saling berkenalan, dan saling mempengaruhi pada
saat itulah interaksi terjadi.
Gillin dan Gillin menyatakan dalam proses sosial ada beberapa yang
timbul akibat dari interaksi sosial yakni, kerjasama (Cooperatif), akomodasi,
dan asimilasi. Untuk terlibat dalam hal pencapaian peningkatan prestasi belajar
siswa maka teori interaksi sosil kerja sama yang dibutuhkan oleh orang tua,
siswa, maupun para guru serta yang lainya yang mampu membantu dalam
pencapaian peningkatan prestasi belajar siswa, dimana menurut Gillin dan
Gillin kerjasama ini yaitu suatu usaha yang dilakukan secara bersama-sama
untuk mencapai apa yang menjadi tujuan atau keinginan secara bersama.
Keterlibatan orang tua merupakan suatu keseluruhan interaksi antara
orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya
dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap
paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang
secara sehat dan optimal. Orang tua adalah ayah ibu atau wali yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidik, memperhatikan serta
memenuhi kebutuhan anak, khususnya dalam bidang pendidikan. Perhatian
orang tua merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan,
perkembangan anak maupun prestasi yang dicapai dalam pendidikan yang
ditempuh.
Binti Maunah (2009; 97) Mengemukakan bahwa orang tua harus
memperhatikan dan membimbing anaknya. Sebagai manusia yang belum
sempurna perkembangannya, anak perlu mendapatkan pengarahan dari orang
tua agar dapat mencapai kedewasaan. Berdasarkan pendapat diatas yang
dimaksud keterlibatan orang tua dalam penelitian ini adalah upaya sadar yang
dilakukan orang tua kepada anaknya berupa tenaga, pikiran dan perasaan
dengan melakukan suatu aktivitas tertentu, Keterlibatan orang tua terhadap
anaknya dapat diwujudkan dengan memberikan bimbingan kepada anak,
memberikan dorongan untuk belajar, memenuhi kebutuhan belajar anak, dan
lain sebagainya, agar anak memperoleh minat belajar yang tinggi dan hasil
belajar yang optimal atau prestasi yang meningkat.
Setiap orang tua mengharapkan anak yang memiliki prestasi yang bagus di
sekolahnya, banyak cara yang telah di tempuh untuk mencapai hal tersebut
namun, dalam menjalankannya terkadang ada yang berhasil ada juga yang tidak.
Ikut terlibat, berpartisipasi, serta kerja samalah yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keluarga adalah lingkungan terkecil tetapi
perannanya sangat besar dalam membantu anak untuk mencapai prestasi belajar
yang bagus/ yang meningkat.
Dalam mendapatkan sebuah prestasi sesuai yang diinginkan maka hal
yang harus dilakukan anak adalah belajar. Dalam hal ini orang tua sangat
diharapkan untuk berperan penting serta bertanggung jawab untuk memotivasi
dalam belajar serta membimbingnya. Dengan demikian orang tua harus
mengetahui pertumbuhan anak, agar lebih mudah mengetahui tingkatan yang
harus dipelajari anak. Selain itu orang tua harus mampu membuat kenyamanan
dalam proses belajar anak. Bimbingan orang tua mutlak diperlukan anak, karena
dengan bimbingan tersebut orang tua dapat mengetahui segala kekurangan serta
kesulitan yang dihadapi anak. Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang tua
memiliki tanggung jawan dalam pendidikan yang ditempuh anaknya yakni,
mendidik, menjadi panutan yang baik, membantu bertanggung jawab akan
pelajarannya, memperhatikan minat atau kesukaan anak menyediakan sarana
dan prasarana belajar, serta menyediakan waktu untuk selalu bercengkrama
dengannya.
Totalitas orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama
menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar sianak mudah
mencerna segala ilmu yang didapat selama menjalani proses belajarnya,
disamping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal.
perhatian orang tua dalam bentuk pemmberian bimbingan dan nasehat,
pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta
pemenuhan fasilitas belajar, Pemberian bimbingan, pemberian pengawasan
dalam belajar adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian
motivasi dan penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi,
sedangkan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak
semakin teguh pendiriannya pada yang ingin dicapai dengan memanfaatkan
fasilitas.
Keterlibatan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sangat
penting karena dengan motivasi, memperhatikan minat/ kesukaan anak,
membantu bertanggunggung jawab akan pelajarannya, menjadi panutan yang
baik, serta menyediakan waktu untuk bersama, Segala keterlibatan/ peran ini
sangan mampu membantu anak untuk menumbuhkan semangat belajarnya dan
sianak mampu melakukan kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga
untuk mencapai prestasi yang bagus tidaklah sulit baginya.
2. Faktor penghambat orang tua petani tebu dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa
Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anak-anaknya.
Mendapat prestasi yang bagus, melengkapi sagala fasilitas belajarnya akan
tetapi, tidak semua orang tua mampu melakukannya. Meskipun ada terkadang
kita kembalikan kepada diri sang anak, karena dimana kita ketahui setiap anak
memiliki kepribadian yang berbeda-beda begitupun kemampuannya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama faktor yang mempengaruhi
orang tua dalam membantu anak meningkatkan prestasi dan yang ke dua terdapt
faktor pada siswa itu sendiri. Faktor pada orang tua diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Latar belakang pendidikan orang tua
Ada beberapa cara untuk membimbing dan meningkatkan prestasi
belajar anak. Akan tetapi suatu keberuntungan besara jika sekiranya orang
tua membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar dan
sebagainya.
Agar dapat melakukan hal seperti itu, maka perlu ditunjang oleh
pengetahuan yang banyak. Melalui sebuah pengetahuan yang tinggi Orang
tua akan lebih mudah menjalankan perannya dalam pendidikan anak-
anaknya dan dapat menjalankan peran tersebut dengan baik. Tetapi itu
semua hanya kan menjadi sebuah penyesalan dan sebuah pelajaran bagi
mereka dan teruntuk anak-anaknya bahwasanya pendidikan yang tinggi
akan memberikan pengetahuan yang maksimal juga, dan melalui ini akan
menjadi sebuah pelajaran juga bagi sang anak agar mampu bersungguh-
sungguh dalam menempuh pendidikan.
Dengan demikian, latar belakang pendidikan orang tua sangat
mempengaruhi kegiatan belajar anak di rumah.
2) Tingkat ekonomi orang tua
Persoalan ekonomi adalah hal yang paling penting bagi setiap orang,
lebih lagi bagi orang tua. Karena orang tua yang bertanggung jawab atas
segala kebutuhan keluarganya, terutama pada anak yang sedang menempuh
pendidikan. Tingkat ekonomi sangat berpengaruh dalam hal pendidikan
anak, karena kelengkapan fasilitas belajar anak sangat berpengaruh terhadap
cara atau minat belajar anak. Jadi apabila tingkat ekonomi orang tua rendah
maka apa yang menjadi fasilitas belajar anak susah tuk dilengkapi.
Dengan demikian, bagi keluarga yang dapat memnuhi segala
keperluan belajar anak maka minat belajar anak juga baik tapi sebaliknya
jika keluarga atau orang tua hanya memiliki tingkat ekonomi rendah maka
dalam memenuh keperluan belajar anak juga susah dan pada akhirnya
belajar anak akan terkendala.
3) Jenis pekerjaan orang tua.
Orang tua memiliki pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga ada orang
tua yang dapat membagi waktu dengan aanaknya dan ada juga yang tidak,
tapi itu semua tergantung pada orang tua sianak. Sebagaimana yang saya
teliti yaitu lebih fokus kepada orang tua yang pekerjaannya bercocok tanam,
yaitu tebu.
Orang tua yang bekerja sebagai petani tebu, kesehariannya disibukkan
dilahan, mulai mengolah lahanya, mengolah tebunyan mulai dari
pembersihan kulit, memotong dan menanam serta memupuk dan panen.
Maka dari itu, pada malam hari mereka harus istirahat karena kelelahan
stelah bekerja keras pada waktu siang. Akan tetapi semua itu tergantung
pada orang tua masing-masing, seperti yang menjadi informan saya
meskipun mereka lelah setelah bekerja mereka terkadang masih mampu
menyempatkan waktu sedikit untuk sang anak dan untuk prestasi yang
diraih mereka kembalikan pula kepada kemampuan yang dimiliki anak
mereka.
Maka dari itu jenis pekerjaan apapun itu, jika orang tua memahami arti
terlibat untuk prestasi anak maka selelah apapun sehabis bekerja dia masih
akan menyempatkan waktu untuk sang anak. Berbagai faktor permasalahan
yang timbul akibat adanya berbagai faktor yang terjadi , yakni faktor
internal dan eksternal juga dapat memicu pencapaian prestasi yang bagus.
Menurut Slameto (2003: 54) Faktor internal yang mempengaruhi
kesulitan belajar adalah jasmani diantaranya, cacat tubuh, adanya susunan
saraf yang tidak berkembang secara sempurna, kelamahan pada pancaindra
(misalnya: mata atau telinga yang tidak sempurna). Kondisi jasmani pada
umumnya dapat dikatakan meletarbelakangi kegiatan belajar. Keadaan
jasmani yang optimal akan berbeda sekali hasil belajarnya bila
dibandingkan dengan keadaan jasmani yang lemah. Beberapa penyakit yang
ringan yan diderita dapat berupa pilek, sakit gigi, batuk, dan lain sejenisnya.
Semua itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar diri
siswa. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga (misalnya terdapat ketidak
harmonisan ayah dan ibu dalam keluarga), serta lingkugan kemasyarakatan
(Seperti teman sepermainan yang nakal). Jadi terdapat banyak faktor yang
dapat memicu atau menghambat anak dalam pencapaian peningkatan
prestasi. Maka dari itu untuk menghindari faktor-faktor tersebut maka
dibutuhkan kesadaran masing-masing baik orang tua maupun anak agar
dalam pencapaian peningkatan prestasi lebih mudah terlaksanakan.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Keterlibatan orang tua petani tebu pada prestasi belajar siswa tergolong cukup
baik. Perhatian orang tua dalam bentuk pemmberian bimbingan dan nasehat,
pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar, sudah
dilakukan oleh para orang tua siswa. Meskipun terdapat faktor penghambat di
antaranya, terbatasnya pendidikan yang mereka miliki, faktor ekonomi dan lain
sebagainya, tapi itu semua tak mereka jadikan sebagai penghalang untuk
memenuhi fasilitas belajar anak mereka.
B. Saran
1. Bagi orang tua agar lebih memperhatikan pendidikan anaknya, dengan cara
memberikan dorongan untuk terus belajar dan meningkatkan ketertarikan
terhadap pendidikan dengan memberikan nuansa belajar yang nyaman,
menarik, dan menyenangkan.
2. Meningkatkan keterlibatan semaksimal mungkin untuk dapat membimbing dan
mengarahkan untuk lebih berprestasi dalam pendidikan yang sedang mereka
tempuh.
3. Memberikan pengertian kepada semua orang tua bahwa masa depan anaknya
ada ditangannya masing-masing.
4. Selain itu, orang tua hendaknya selalu aktif dalam memberikan motivasi
berupa dorongan dalam belajar, melengkapi segala apa yang menjadi sarana
serta prasarana anak dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, abu, dan Widodo Supriyono. (1999). Psikologi Belajar. Rineka Cipta.
Jakarta.
Djamrah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga (Sebuah Perspektif Pendidikan Islam). PT Rineka Cipta. Jakarta.
Eliyawati, Ratna dan Tatik Meiyuntariningsih. (2018). Peran Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar Anak. Jurnal Abdikarya. 1(2): 130 & 132.
Gillin dan Gillin. (1954). Cultural sociology, a Revision of An Introduction to
Sociolog. New York: The Macmilan Company.
Harmayani. (2017). Persepsi Keluarga Petani Terhadap Pendidikan Formal anak
(Studi tentang Keluarga Anak Putus Sekolah di Desa Baturijal Hulu
Kecamatan Peranap Kabupaten Indragili hulu). Jurnal Jom Fisip. 4(1): 3-6.
Hauck, Paul. (1933). Psikologi Populer, (Mendidik Siswa dengan Berhasil). Jakarta:
Arcan.
Humairah, Andi Eliyah. (2016). Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat Belajar
IPS Siswa di SDN Minasaupa Kota Makassar. [skripsi]. Universitas Negeri
Makassar (UNM).
Kaharuddin, Dkk. (2019). Panduan Penulisan Skripsi Proposal dan Skripsi. FKIP
Unismuh Makassar.
Kristiyani, Titik. (2013). Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan dan Komitmen
Siswa terhadap Sekolah: Studi Meta-analisis.Jurnal Buletin Psikologi. 21(1):
31-33.
Mardiani. (2012). Kerja Sama antara Orang Tua Siswa Dengan Guru dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa MI Guppi Minanga Desa Pebaloran
Kec. Curio Kab. Enrekang. [skripsi]. Universitas Islam Negeri(UIN).
Morisson, G. S. (1988). Education and Development Of Infants, Todlers and
Preschoolers. USA: Scott, Foresman and Company.
Palar, Pingkan Mellisa, dkk. (2015). Hubungan Peran Orang Tua dengan Prestasi
Belajar Anak Usia Sekolah di SDN Inpres 1 Tumaratas Kecamatan Langowan
barat. Ejournal Keperawatan (e-Kp). 3 (2): 2 & 5.
Pramedita, Cindy. (2017). Hubungan Bimbn gan Orang Tua dengan Prestasi Belajar
IPS pada Siswa Kelas IV SDNegeri. [skripsi]. Universitas Lampung Bandar
Lampung.
Pranowo, M. Bambang. Yusron Razak, MA dan Lebba Pongsibanne. (2013).
Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Laboratorium sosiologi Agama.
Pratini, Siti. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.
Putri, Puspita. (2010). Partisipasi Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi
akademik Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawia Hasanah Pekanbaru.
[skripsi]. Universitas Islam Negeri Sultan syarif Kasim Riau Pekanbaru.
Rahmawati, Chandra Devi. (2014). Peran Orang Tua dan Guru dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar siswa pada Mata Pelajaran PKN Kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Ma‟arif Patalan Bantul. [skripsi]. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan motivasi Belajar Anak. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitaif dan R&B. Bandung: PT
Alfabet.
Sulasteri, Sri dan st. Hasmiah Mustamin. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan matematika Fakultas
Tarbiyah dan keguruan UIN Alsuddin Maksssar.Jurnal Matematika dan
pembelajaran. 1(1): 151-154.
Suryabrata. (2000). Metode Penelitian.Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitaif. Surakarta: UNS.
Walgito. (1995). Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Fak
Psikologi UGM.
White, Ellen G. (1998). Mendidik dan Membimbing Anak. Bandung: Indonesia
Publishing House.
Yuzarion. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Peserta Didik. Jurnal
Ilmu Pendidikan. 2(1): 107-115
Zulifa, Nuruz. (2011). Hubungan Keterlibatan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Siswa. Skripsi. Surabaya. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
Ade, Heryana. (2018). Informan dan Pemilihan Informan dalam Penelitian
Kualitatif, (http://www.researchgate.net/publication/329351816. Di akses 21
Juli 2019).
Ugkhoirul. (2015). Teori George Herbert Tentang tahap Pembangunan Diri Manusia,
(https://Khumm-Wordpress.com.cdn.ampproject.org. Di akses 13 juni 2019).
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA
A. ORANG TUA
1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait pentingnya ikut berpartisipasi dalam
memabntu anak untuk giat belajar dan mampu meningkatkan prestasi
belajarnya?
2. Bagaimana prestasi belajar anak bapak/ibu pada mata pelajaran ips semester
lalu apakah meningkat atau menurun?
3. Usaha apa saja yang bapak atau ibu lakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar anak bapak/ibu?
4. Bagaimana cara bapak atau ibu dalam mengontrol aktivitas belajar anak?
5. Bagaimana cara ibu memberikan teladan yang baik pada anak?
6. Bagaimana cara ibu memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar?
7. Saat anak belajar apakah bapak/ibu mendampingi atau tidak?
8. Ketika anak mengalami kesulitan saat belajar, apakah bapak/ibu selalu
membantunya?
9. Ketika anak tidak mau belajar, apa yang bapak/ibu lakukan?
10. Fasiltas apa saja yang bapak/ibu berikan dalam meningkatkan prestasi
belajarnya khususnya pada mata pelajaran ips?
11. faktor apa yang menjadi penghambat bapak atau ibu dalam meningkatkan
prestasi belajarnya khususnya mata pelajaran ips?
B. Wawancara dengan Siswa
1. Apakah kamu selalu belajar di Rumah dan jam berapa ketika belajar?
2. Bagaimana prestasi belajar kamu semester lalu?
3. Bagaimana upaya kalian supaya prestasi yang diharapkan mampu tercapai?
4. Saat kamu mengalami kesulitan saat belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada kedua orang tuamu?
5. apakah orang tuamu selalu menasehati/memotivasi dalam hal mencapai
prestasi yang kamu harapkan?
6. faktor apa saja yang terkadang membuat kamu tidak belajar?
7. Apa yang menjadi penghambat untuk mencapai prestasi yang lebih
meningkat/sesuai yang diharapkan?
C. Wawancara dengan Guru
1. Apakah ada strategi khusus yang diberikan guru kepada para siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya?
2. Apa saja fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa khusus pada mata pelajaran ips?
3. Apakah terjalin komunikasi yang efektif antara orang tua siswa dengan para
guru yang ada di sekolah ini dalam meningkatakan prestasi belajar siswa?
4. Apakah kedua orang tua siswa selalu berkomunikasi dengan para guru dalam
hal memantau atau menanyakan perkembangan anak di Sekolah?
5. bagaimana tanggapan orang tua siswa pada saat ada guru/wali kelas
mengabarkan ada masalah yang dihadapi oleh anak di sekolah?
6. Apakah orang tua siswa selalu menanyakan kegiatan yang dilakukan anaknya
di sekolah?
7. Apakah orang tua siswa selalu memberikan informasi kepada para guru terkait
aktifitas anak di rumah?
8. Apa saja hambatan yang sering dijumpai di kelas terhadap kemajuan belajar
siswa?
TRANSKIP WAWANCARA
Nama Informan : Subaedah Dg.Siang
Status : Orang Tua Siswa/ Petani Tebu
Hari / Tanggal : Jum”at, 25 Oktober 2019
Tempat wawancara : Rumah
Hasil wawancara
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait pentingnya ikut berpartisipasi
dalam memabntu anak untuk giat belajar dan mampu meningkatkan
prestasi belajarnya?
Informan : Ikut berpartisipasi dalam kegiatan anak di sekolah sangat penting apa lagi
terkait peningkatan prestasi, kita sebagai orang tua harus benar-benar
menberi panutan yang baik dan kita juga harus selalu memotivasinya baik
dari segi belajar ataupun kegiatan yang diikutinya karena melalui itu insya
allah mereka mampu belajar dengan baik dan mendapat prestasi yang baik
pula.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar anak bapak/ibu pada mata pelajaran ips semester
lalu apakah meningkat atau menurun?
Informan : Belum ada peningkatan dek.
Peneliti : Bagaimana cara bapak/ibu dalam mengontrol aktivitas belajar anak?
Informan : Yaitu dengan cara membatasi pergaulannya, karena pergaulan yang salah
dapat mempengaruhi minat belajar anak.
Peneliti : Usaha apa saja yang bapak atau ibu lakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar anak bapak/ibu?
Informan : Saya selalu memberikan motivasi, dan berusaha mencukupi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan teladan yang baik pada anak?
Informan : kami selalu berusaha berbicara dengan baik dan menjaga hubungan di
dalam keluarga kami agar tetap damai.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar?
Informan : Saya menjajikan sebuah hadiah jika mampu meningkatkan prestasinya.
Peneliti : Saat anak belajar apakah bapak/ibu mendampingi atau tidak?
Informan : Terkadang didampingi dek, terkadang tidak. Kalau tidak terlalu lelah
didampingi ji , tapi kalau terlalu lelah cukup dimotivasi saja.
Peneliti : Ketika anak mengalami kesulitan saat belajar, apakah bapak/ibu selalu
membantunya?
Informan : iya, saya selalu berusaha membantunya untuk menyelesaiakn tugas yang
diberikan, tapi tergantung kondisi kami juga, kalau tidak terlalu lelah oke
kami membantu tapi kalau terlalu lelah kami biasanya suruh bertanya
sama temannya.
Peneliti : Ketika anak tidak mau belajar, apa yang bapak/ibu lakukan?
Informan : Selalu memotivasinya, dan mengingatkan mengenai hadiah yang kami
janjikan.
Peneliti : Fasiltas apa saja yang bapak/ibu berikan dalam meningkatkan prestasi
belajarnya khususnya pada mata pelajaran ips?
Informan : Pada mata pelajaran IPS itu dek kalau belajar biasanya di suruh pakai HP
makanya kubelikangi, dan kalau buku biasanya pinjam disekolahji.
Peneliti : faktor apa yang menjadi penghambat bapak atau ibu dalam meningkatkan
prestasi belajarnya khususnya mata pelajaran ips?
Informan : Kalau yang menjadi penghambat itu tergantungji juga, bisa dari diri anak
itu sendiri faktor kemalasan.
Nama Informan : Muriati dg.Ngati
Status : Petani Tebu
Hari / Tanggal : Jum‟at, 25 Oktober 2019
Tempat wawancara : Teras Rumah
Hasil wawancara
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait pentingnya ikut berpartisipasi
terhadap kegiatan anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya?
Informan: Ikut berpartisipasi terhadap kegiatan anak sangat bagus karena kalau kita
ikut terlibat anak akan merasa senang dan pasti akan merasa lebih giat
juga untuk belajar.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar anak bapak/ibu pada mata pelajaran ips semester
lalu apakah meningkat atau menurun?
Informan : Alhamdulillah ada peningkatan sedikit.
Peneliti : Bagaimana cara bapak/ibu dalam mengontrol aktivitas belajar anak?
Informan : Cara saya yaitu dengan membatasi penggunaan teknologi yang digunakan
misalnya hpnya saya ambil.
Peneliti : Usaha apa saja yang bapak atau ibu lakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar anak bapak/ibu?
Informan : Melengkapi segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan paling
penting itu dorongan misalnya memotivasi.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan teladan yang baik pada anak?
Informan : Membantu anak bertanggung jawab akan pelajarannya, menjadi panutan,
serta menjaga keharmonisan dalam keluarga paling penting.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar?
Informan : yach, jika ada yang dia inginkan saya mengatakan jika prestasi kamu
meningkat maka saya akan berikan yang kamu inginkan itu.
Peneliti : Saat anak belajar apakah bapak/ibu mendampingi atau tidak?
Informan : Berusaha untuk selalu mendampingi.
Peneliti : Ketika anak mengalami kesulitan saat belajar, apakah bapak/ibu selalu
membantunya?
Informan : Saya selalu berusaha, tapi biasa juga saya suruh orang yang ada di rumah
untuk membantunya.
Peneliti : Ketika anak tidak mau belajar, apa yang bapak/ibu lakukan?
Informan : Terkadang saya memarahinya, dan terkadang pula saya sedikit
menceritakan tentang kisah kami di masa sulitnya menemuh
pendidikan.
Peneliti : Fasiltas apa saja yang bapak/ibu berikan dalam meningkatkan prestasi
belajarnya khususnya pada mata pelajaran ips?
Informan : Segala yang menjadi kebutuhannya.
Peneliti : faktor apa yang menjadi penghambat bapak atau ibu dalam meningkatkan
prestasi belajarnya khususnya mata pelajaran ips?
Informan : Kalau kami tidak ada cuman mungkin dari anak itu sendiri bagaimana
kemampuan yang dimiliki.
Nama Informan : Nurlina Dg. Sangnging
Status : Petani Tebu
Hari / Tanggal : Jum‟at, 25 Oktober 2019
Tempat Wawancara : Teras Rumah
Hasil wawancara
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait pentingnya ikut berpartisipasi
dalam memabntu anak untuk giat belajar dan mampu meningkatkan
prestasi belajarnya?
Informan : Itu sangat penting karena dengan ikut berpartisipasi baik dari segi
membantu mengerjakan tugas akan membuat anak lebih semangat untuk
belajar dan apa yang menjadi target untuk meningkatkan prestasi
belajarnya akan lebih mudah juga tuk dicapai.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar anak bapak/ibu pada mata pelajaran ips semester
lalu apakah meningkat atau menurun?
Informan : dari semester ganjil ke genap alhamdulillah ada sedikit peningkatan.
Peneliti : Bagaimana cara bapak/ibu dalam mengontrol aktivitas belajar anak?
Informan : Dengan cara mengawasi pergaulannya karena jika teman bergaulnya
orang-orang yang kurang benar maka tentu akan mempengaruhi
kepribadiaanya dan minat belajarnya pasti akan berpengaruh juga.
Peneliti : Usaha apa saja yang bapak atau ibu lakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar anak bapak/ibu?
Informan : Kami selalu suruh untuk belajar dan paling penting memnuhi apa yang
menjadi sarana dan prasarana atau fasilitas di mata pelajaran IPS itu
maupun yang lain.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan teladan yang baik pada anak?
Informan : Berusaha selalu bicara dengan baik kepadanya.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar?
Informan : Yaitu dengan menceritakan kepada dia bagaiman kami dulu sulitnya pas
kami sekolah.
Peneliti : Saat anak belajar apakah bapak/ibu mendampingi atau tidak?
Informan : Terkadang, tergantung situasi juga.
Peneliti : Ketika anak mengalami kesulitan saat belajar, apakah bapak/ibu selalu
membantunya?
Informan : Membantunya kalau kami tau tugasnya tapi kalau tidak sekarang kan
sudah serba internet jadi kami suruh cari saja di google atau bertanya
kepada temannya.
Peneliti : Ketika anak tidak mau belajar, apa yang bapak/ibu lakukan?
Informan : Selalu membujuknya dan sasarannya itu ke HP kapan tidak mau belajar
pasti kuambil Hpnya.
Peneliti : Fasiltas apa saja yang bapak/ibu berikan dalam meningkatkan prestasi
belajarnya khususnya pada mata pelajaran ips?
Informan : Apa yang menjadi segala kebutuhannya di IPS saya berikan.
Peneliti : faktor apa yang menjadi penghambat bapak atau ibu dalam meningkatkan
prestasi belajarnya khususnya mata pelajaran ips?
Informan : Alhamdulillah belum ada, tapi tergantung dari anak itu juga bagaimana
kemampuan otak yang dia miliki.
Nama Informan : Dg. Ngati
Status : Orang Tua Siswa
Hari / Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019
Tempat wawancara : Bale-bale Rumah.
Hasil wawancara
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait pentingnya ikut berpartisipasi
dalam membantu anak untuk giat belajar dan mampu meningkatkan
prestasi belajarnya?
Informan: Baji sannaki ndik, karena inakke biasa susahya lambantui anjamai tugasna
jari kumotivasi mami.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar anak bapak/ibu pada mata pelajaran ips semester
lalu apakah meningkat atau menurun?
Informan : Tena nalebba meningkat, padahal selaluja motivasi.
Peneliti : Usaha apa saja yang bapak atau ibu lakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar anak bapak/ibu?
Informan : Selalua amboyai apa penyebabna ngapa namalasa appilajara, terus
kumotivasi poeng.
Peneliti : Bagaimana cara bapak atau ibu dalam mengontrol aktivitas belajar anak?
Informan : Caraku kontrolki kusuro kurangi akkarena gamenga siagadang agangna,
karena biasa punna gamengi sanggenai lantang bangngi.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan teladan yang baik pada anak?
Informan : kujagai ante kamma nabaji suasana riballakku.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar?
Informan : Selalua anghargai setiap hasilna tugas najamaya, terus kumotivasi
antekamma nakkulle bangkit siagang anjo minatna akkulei
nakembangkan.
Peneliti : Saat anak belajar apakah bapak/ibu mendampingi atau tidak?
Informan : Terkadang kudampingi punna kuissengja ndik.
Peneliti : Ketika anak mengalami kesulitan saat belajar, apakah bapak/ibu selalu
membantunya?
Informan : Biasa anjo samping ballakku kusuru punna nia pappilajarangna tena
naissengi.
Peneliti : Ketika anak tidak mau belajar, apa yang bapak/ibu lakukan?
Informan : Kuingakkangi rimimpi-mimpina/ ricita-citana, kana ante kamma batenu
langrai cita-citanu punna malasakkom pilajara.
Peneliti : Fasiltas apa saja yang bapak/ibu berikan dalam meningkatkan prestasi
belajarnya khususnya pada mata pelajaran ips?
Informan : Kupammaliangi HP karena punna pilajaraki IPS biasa disuroi rigurunna
angngerang HP.
Peneliti : faktor apa yang menjadi penghambat bapak atau ibu dalam meningkatkan
prestasi belajarnya khususnya mata pelajaran ips?
Informan : Dari faktor ekonomi, jari sikamma anjo fasilitas nabutuhkanga tena
nakkule kulengkapi, jari anjo poeng kapang nabiasa ammalasa appilajar
karena fasilitas nabutuhkanga kurang lengkapki.
Nama Informan : Dg. Ngani
Status : Guru TK dan Petani tebu
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2019
Tempat wawancara : Rumah
Hasil wawancara
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait pentingnya ikut berpartisipasi
dalam memabntu anak untuk giat belajar dan mampu meningkatkan
prestasi belajarnya?
Informan: Hal itu sangat bagus, makanya saya selalu memprioritaskan pendidikan
anak saya, memberikan contoh perilaku baik serta berusaha agar
komunikasi kami selalu berjalan dengan baik.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar anak bapak/ibu pada mata pelajaran ips semester
lalu apakah meningkat atau menurun?
Informan : Alhamdulillah meningkatji ndik.
Peneliti : Usaha apa saja yang bapak atau ibu lakukan dalam meningkatkan prestasi
belajar anak bapak/ibu?
Informan : Melengkapi apa yang menjadi fasilitasnya dan dan berusaha menjadi
teman terbaik baginya dalam bercerita, serta tidak lupa juga dalam
memberikan dorongan atas apa yang dilakukukannya.
Peneliti : Bagaimana cara bapak atau ibu dalam mengontrol aktivitas belajar anak?
Informan : Cara yang saya lakukan yaitu dengan menasehatinya agar dalam bergaul
memilih teman yang mampu membuat dirinya mrnjadi lebih baik dan
mengingtkan juga dalam penggunaan teknologi yang dia miliki, agar
waktu belajarnya tidak terganggu karena teknologi itu.
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan teladan yang baik pada anak?
Informan : Saya selalu berusaha untuk ikut terlibat/berpartisipasi dalam kegiatan anak
saya baik itu mengerjakan tugas dan lain sebagainya, saya juga menjaga
komunikasi didalam keluarga saya, saya berusaha menumbuhkan rasa
cinta, mengasihi anak saya, memberikan contoh perilaku baik, intinya
berinteraksi dengannya selalu saya jaga
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan dorongan atau motivasi untuk belajar?
Informan : Saya selalu berkata kepadanya hasil dari belajar itu sangat bagus, misalkan
kalau ulangan lalu kamu belajar maka hasilnya pasti juga akan bagus,
dari situlah anak saya biasa sangat giat dalam belajar tapi terkadang
semangat itu hanya sementara, makanya saya juga berusaha untuk selalu
memotivasi dan terlibat dalam belajarnya.
Peneliti : Saat anak belajar apakah bapak/ibu mendampingi atau tidak?
Informan : Kami usahakan untuk selalu mendampingi.
Peneliti : Ketika anak mengalami kesulitan saat belajar, apakah bapak/ibu selalu
membantunya?
Informan : Pasti, melalui itu kami selalu bantu anak bertanggung jawab atas apa yang
menjadi tugasnya.
Peneliti : Ketika anak tidak mau belajar, apa yang bapak/ibu lakukan?
Informan : Tinggal memotivasinya saja, lalu memberikan waktu untuk melalukan apa
yang di ingin lakukan, beri dukungan serta mengingatkan akan hasil yang
dia dapat lalu memujinya.
Peneliti : Fasiltas apa saja yang bapak/ibu berikan dalam meningkatkan prestasi
belajarnya khususnya pada mata pelajaran ips?
Informan : Kalau IPS pernah di suruh beli HP karena hampir setiap pertemuan itu
menggunakan HP, tapi itu sudah ada, untuk yang lainnyan
Peneliti : faktor apa yang menjadi penghambat bapak atau ibu dalam meningkatkan
prestasi belajarnya khususnya mata pelajaran ips?
Informan : Alhamdulillah sampai saat ini belum ada, dan semoga tidak ada yang
menjadi kendala dalam atau penghambat untuk kami dalam membantu
anak akami mencapai prestasi yang bagus.
Nama Informan : Muh. Fikri
Status : Siswa kelas IX.A
Hari / Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
Tempat wawancara : Kelas
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah kamu selalu belajar di Rumah dan jam berapa ketika belajar?
Informan : Jarang kak, biasanya kalau saya belajar sekitar jam 7 atau jam 8.
Peneliti :Bagaimana upaya kalian supaya prestasi yang diharapkan mampu tercapai?
Informan : Saya selalu berusaha menyelesaiakan tugas yang diberikan, dan berani
menjawan setiap diberi pertanyaan di dalam kelas.
Peneliti : Saat kamu mengalami kesulitan saat belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada kedua orang tuamu?
Informan : iya sering kak.
Peneliti : apakah orang tuamu selalu menasehati/memotivasi dalam hal mencapai
prestasi yang kamu harapkan?
Informan : Selalu kak, tapi terkadang saya sendiri yang malas kak.
Peneliti : faktor apa saja yang terkadang membuat kamu tidak belajar?
Informan : Faktor malas kak, sama kalau mdag terlalu kusukai mata pelajarannya,
atau susai kak kayak bahasa inggris biasa minatka belajar biasa tong tena
apa tenaja dimengerti. tapi punna anjo tong mudaya dimengrti sanna
mamo semangatku appilajara kak.
Peneliti : Faktor apa yang menjadi penghambat untuk mencapai prestasi yang lebih
meningkat/sesuai yang diharapkan?
Informan : Faktor kacaraddekang, terus battu rigurua ante kamma carana ngajara,
sama faktor suasana dalam rumah kak, berpengaruh ngasengi anjo kak
untuk anggappa prestasi yang lebih meningkat.
Nama Informan : Suriyanti
Status : Siswa kelas IX.B
Hari / Tanggal : 24, Oktober 2019
Tempat wawancara : Kelas
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah kamu selalu belajar di Rumah dan jam berapa ketika belajar?
Informan : Tergantung kak, kalau kondisi badan nyaman minat belajar juga bagus
tapi kalau tidak tidak juga. karena biasa kalau pulang sekolah pergika lagi
latihan pramuka jadi biasana kak capekma kalau malam, jadi toch tidak
adami juga keinginan untuk belajar meskipun sebentar. Dan kira-kira
kalau belajarka setiap stenga 8 kak.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar kamu semester lalu?
Informan : Alhamdulillah ada perubahan kak.
Peneliti : Bagaimana upaya kalian supaya prestasi yang diharapkan mampu tercapai?
Informan : Saya selalu berusaha aktif dalam kelas kak, setiap ada pertanyaan dari
guru saya, saya berusaha menjawabnya karena setiap menjawab pasti
dapat poin kak dan selalu mengerjakan tugas.
Peneliti : Saat kamu mengalami kesulitan saat belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada kedua orang tuamu?
Informan : iya kak biasaka bertanya tapi biasa mdag natauki juga.
Peneliti : Apakah orang tuamu selalu menasehati/memotivasi dalam hal mencapai
prestasi yang kamu harapkan?
Informan : Selalu kak, saya juga sering ditanya kalau dapat nilai tinggi saya diberi
hadiah kak, jadi selaluka berusaha untuk belajar.
Peneliti : Faktor apa saja yang terkadang membuat kamu tidak belajar?
Informan : Itu jie kak faktor kondisi tubuh, dan faktor malas juga iya kak..
Peneliti : Apa yang menjadi penghambat untuk mencapai prestasi yang lebih
meningkat/sesuai yang diharapkan?
Informan : kayaknya dari dalam diri jie kak, dan faktor kecrdasan juga kak.
Nama Informan : Israwati
Status : Siswa kelas IX.A
Hari / Tanggal : Kamis ,24 Oktober 2019
Tempat wawancara : Kelas
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah kamu selalu belajar di Rumah dan jam berapa ketika belajar?
Informan : Selalu kak, tapi tak sebentar sekali ji, dan jam 8 biasanya kak.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar kamu semester lalu?
Informan : Meningkat kak.
Peneliti :Bagaimana upaya kalian supaya prestasi yang diharapkan mampu tercapai?
Informan : Selalu belajar toh kak.
Peneliti : Saat kamu mengalami kesulitan saat belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada kedua orang tuamu?
Informan : iya kak, biasanya ada yang dibantu ada juga tidak kak karena tidak natauki
juga.
Peneliti : apakah orang tuamu selalu menasehati/memotivasi dalam hal mencapai
prestasi yang kamu harapkan?
Informan : Selalu kak, dan selalu di janji hadiah kalau dapat prestasi yang baik.
Peneliti : faktor apa saja yang terkadang membuat kamu tidak belajar?
Informan : Banyak kak, misalnya mdag kusukai mata pelajarannya pasti malaska juga
belajar, dan faktor kacaraddekang poeng kak, apalagi punna matematika
tena mentong biasa minatku pilajara kak, susah mentonga mengerti.
Peneliti : Apa yang menjadi penghambat untuk mencapai prestasi yang lebih
meningkat/sesuai yang diharapkan?
Informan : dari otak kayaknya kak.
Nama Informan : Amelia
Status : Siswa kelas IX. A
Hari / Tanggal : Senin, 28 oktober 2019
Tempat wawancara : Rumah
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah kamu selalu belajar di Rumah dan jam berapa ketika belajar?
Informan : Ada jedanya kak, biasa beljarka ini malam besoknya tidak, biasanya lagi
adapi tugasku kak, dan jam 8 biasanya kak.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar kamu semester lalu?
Informan : Meningkat kak.
Peneliti :Bagaimana upaya kalian supaya prestasi yang diharapkan mampu tercapai?
Informan : Selalu belajar toh kak.
Peneliti : Saat kamu mengalami kesulitan saat belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada kedua orang tuamu?
Informan : iya kak, biasanya ada yang dibantu ada juga tidak kak karena tidak natauki
juga.
Peneliti : apakah orang tuamu selalu menasehati/memotivasi dalam hal mencapai
prestasi yang kamu harapkan?
Informan : Selalu kak, dan selalu di janji hadiah kalau dapat prestasi yang baik.
Peneliti : faktor apa saja yang terkadang membuat kamu tidak belajar?
Informan : Paling tidak minatka belajar kak kalau capeka, apa lagi kalau darima
latihan biasa sakitmi kepalaku kayak kurang sehat mika jadi tidak minat
sekalima belajar itu kak, biasa lebih pilih mama main game daripada
belajar kak kalau lagi mdag enak badanka.
Peneliti : Apa yang menjadi penghambat untuk mencapai prestasi yang lebih
meningkat/sesuai yang diharapkan?
Informan : dari otak kayaknya kak.
Nama Informan : Muh. Haris
Status : Siswa kelas IX.A
Hari / Tanggal : , 24 Oktober 2019
Tempat wawancara : Kelas
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah kamu selalu belajar di Rumah dan jam berapa ketika belajar?
Informan : Jarang kak, n tidak tau juga kak, biasa mdag kuperhatikangi jamnga.
Peneliti : Bagaimana prestasi belajar kamu semester lalu?
Informan : Menurun kak.
Peneliti :Bagaimana upaya kalian supaya prestasi yang diharapkan mampu tercapai?
Informan : Selalu belajar kak.
Peneliti : Saat kamu mengalami kesulitan saat belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada kedua orang tuamu?
Informan : Skali-skalija kak, karena biasanya kalau bertanyaka mdag natau tonji.
Peneliti : apakah orang tuamu selalu menasehati/memotivasi dalam hal mencapai
prestasi yang kamu harapkan?
Informan : Punna motivasi iya kak selaluji. Cuman nakke mentongji biasa malasa.
Peneliti : faktor apa saja yang terkadang membuat kamu tidak belajar?
Informan : Faktor malas kak, biasa lebih pilih main game daripada belajar kak.
Peneliti : Faktor apa yang menjadi penghambat untuk mencapai prestasi yang lebih
meningkat/sesuai yang diharapkan?
Informan : banyak kak, faktor suasana keluarga dalam rumah, motivasi, dari guru
yang mengajar juga biasanya kak, sama pengaruh otak atau
kacaraddekang kak.
Nama Informan : Mustakimah
Status : Guru IPS sekaligus Wali Kelas
Hari / Tanggal : Senin, 28 Oktober 2019
Tempat wawancara : Perpustakaan
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah ada strategi khusus yang diberikan guru kepada para siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya?
Informan : Saya memberikan tambahan belajar, dimanapun itu tempatnya, karena
terkadang ada anak yang tidak mengerti pas belajar dalam kelas, jadi jika
saya memiliki waktu luang dan ada anak yang mau belajar maka saya
ajar.
Peneliti : Apa saja fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa khusus pada mata pelajaran ips?
Informan : Kalau terkait buku sudah lengkap cuman terkendala di media (LCD).
Peneliti : Apakah terjalin komunikasi yang efektif antara orang tua siswa dengan
para guru yang ada di sekolah ini dalam meningkatakan prestasi belajar
siswa?
Informan : Kalau saya sendiri alhamdulillah terjalin dengan efektif karena setiap saya
bertemu dengan orang tua siswa mereka selalu menanyakan bagaimana
anak-anaknya di Sekolah, bagaiamana hasil belajarnya dan sebagainya,
jadi saya kira komunikasi seperti ini cukup efektif.
Peneliti : Bagaimana tanggapan orang tua siswa pada saat ada guru/wali kelas
mengabarkan ada masalah yang dihadapi oleh anak di sekolah?
Informan : Mereka cukup tanggap jika dikabari kalau anaknya sedang bermasalah di
sekolah, dan jika di beri undangan untuk kesekolah alhamdulillah mereka
datang.
Peneliti : Apa saja hambatan yang sering dijumpai di kelas terhadap kemajuan belajar
siswa?
Informan : Tidak ada masalah cuman terkadang anak-anak itu cepat bosan, makanya
biasa saya suruh belajar diluar, terkadang juga saya berikan kuis untuk
menghilangkan rasa bosan itu.
Nama Informan : Basri
Status : Guru IPS
Hari / Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
Tempat wawancara : Lingkungan Sekolah
Hasil Wawancara
Peneliti : Apakah ada strategi khusus yang diberikan guru kepada para siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya?
Informan : Kalau saya, dalam mengajar itu materi saya selingi dengan mengajukan
pertanyaan, karena dengan begitu anak-anak lebih mudah tanggap dan
pastinya tidak mengantuk, karena mereka akan berlomba-lomba untuk
menjawabnya karena setiap pertanyaan saya berikan point/ nilai.
Peneliti : Apa saja fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa khusus pada mata pelajaran ips?
Informan : Kalau terkait fasilitas, fasilitas buku alhamdulillah sudah terpenuhi, yang
menjadi kendala itu di LCD karena hanya ada 1 LCD disini.
Peneliti : Apakah terjalin komunikasi yang efektif antara orang tua siswa dengan para
guru yang ada di sekolah ini dalam meningkatakan prestasi belajar siswa?
Informan : Terjalin dengan baik, Orang tua siswa juga sangat tanggap apabila
mendapat surat panggilan kesekolah, maka mereka datang.
Peneliti : Apakah kedua orang tua siswa selalu berkomunikasi dengan para guru
dalam hal memantau atau menanyakan perkembangan anak di Sekolah?
Informan : Kalau masalah memantau lewat HP tidak, tapi kalau kami bertemu mereka
selalu menanyak kagiatan-kegiatan yang dialakukan anak disekolah,
bagaimana perkembangannya anaknya dan lain sebagainya.
Peneliti : Bagaimana tanggapan orang tua siswa pada saat ada guru/wali kelas
mengabarkan ada masalah yang dihadapi oleh anak di sekolah?
Informan : Jika terjadi masalah dengan anak-anak disekolah kami memanggil orang
tuanya dengan memberikan surat, dan dia datang ataupun kalu tidak
sempat hadir biasanya mereka memberikan kepercayaan kepada
saudaranya atau nenek dari anak tersebut.
Peneliti : Apakah orang tua siswa selalu menanyakan kegiatan yang dilakukan
anaknya di sekolah?
Informan : Iya mereka selalu menanyakan hal tersebut ketika kami berjumpa.
Peneliti : Apakah orang tua siswa selalu memberikan informasi kepada para guru
terkait aktifitas anak di rumah?
Informan : Iya, kalau kami bertemu baik itu di sekolah maupun diluar sekolah para
orang tua selalu spontan menanyakan aktivitas anaknya di sekolah.
Peneliti : Apa saja hambatan yang sering dijumpai di kelas terhadap kemajuan belajar
siswa?
Informan : Kalau soal hambatan ada berbagai macam, misalnya di kelas yang saya
ajar itu masih ada yang belum terlalu lancar membaca, makanya saya
berusaha kreatif dalam mengelola kelas, biasanya juga ada yang
nngantuk, jadi saya mengelola kelas itu dengan melakukan formasi
tempat duduk, jadi selalu dilakukan perubahan agar terdapat kenyamanan
dalam belajar.
DOKUMENTASI
Hasil Dokumentasi dengan Orang Tua
Hasil Dokumentasi dengan Siswa
Hasil Dokumentasi dengan guru
Rapat Orang Tua dengan Guru
RIWAYAT HIDUP
Syamsinar. Dilahirkan di Pangkaje‟ne Kabupaten Takalar
pada tanggal 3 Mei 1995. Penulis adalah anak ke 3 dari 3
bersaudara buah hati pasangan Ayahanda Syamsu Ali, dan
Ibunda Salima. Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama
Islam. Penulis menempuh pendidikan di SD Inpres No. 127
Ko‟mara 1, pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2008. Kemudian terdaftar sebagai
siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di MTs Assalam Timbuseng pada tahun 2009 dan
tamat pada tahun 2011. Kemudian melanjutkan kejenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMAN 11 Takalar pada tahun 2012 dan tamat pada tahun 2014. Kemudian
pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Muhammadiyah
Makassar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Sosiologi.