keterkaitan antara kepemimpinan kekuasaan dan partisipasi

Upload: andi-aswin-dahlan

Post on 13-Jul-2015

386 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. Daftar Isi .......................................................................................................................... BAB I A. B. BAB II A. B. C. D. PENDAHULUAN ............................................................................................ Latar Belakang .................................................................................................. Tujuan .............................................................................................................. PEMBAHASAN ............................................................................................... Kepemimpinan ................................................................................................. Kekuasaan ........................................................................................................ Partisipasi ......................................................................................................... Keterkaitan Antara Kepemimpinan, Kekuasaan dan Partisipasi .........................

i ii 1 1 2 3 3 4 5 9

Skema hubungan antara kepemimpinan, kekuasaan dan partisipasi ............................. 11 BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 12 A. B. Kesimpulan ....................................................................................................... 12 Saran ................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

i

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa filsafat yang menerangkan : 1. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang orang yang dipimpinnya. 2. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang orang yang dibimbingnya. 3. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Dengan kata lain, kepemimpinan dan kekuasaan sangat membutuhkan partisipasi dari bawahan kepada pemimpinnya agar apa yang menjadi tujuan dari si Pemimpin dapat terwujud dengan baik.

ii

B.

Tujuan1. 2. Mengetahui mengenai pengertian kepemimpinan, kekuasaan dan partisipasi Mengetahui keterkaitan antara kepemimpinan, kekuasaan dan partisipasi

iii

BAB II PEMBAHASAN

A.

Kepemimpinan Para peneliti telah mempelajari kepemimpinan selama berpuluh-puluh tahun, tetapi mereka masih belum sepakat dengan pasti apa itu kepemimpinan. Banyak orang mempergunakan istilah kepemimpinan sebagai suatu keadaan yang aneh. Seolaholah seseorang harus dilahirkan untuk menjadi pemimpin atau seseorang harus mempunyai bakat. Bagaimanapun seperti halnya bakat music dan seni, kepemimpinan memerlukan pengetahuan yang banyak dan praktik-praktik. Banyak definisi tentang kepemimpinan telah ditulis yang diantaranya adalah Stogdill, yang menulis definisi kepemimpinan sebagai suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan. Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (atau pimpinan kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama. Banyak defenisi lain dari kepemimpinan. Ada yang menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana seorang anggota kelompok mengilhami kelompok pemilih untuk bekerjasama mempergunakan fasilitas yang tepat untuk mencapai tujuan bersama. Merton menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seorang anggota mempengaruhi yang lainnya. Ia menyatakan bahwa seseorang yang berkuasa, tidak perlu menggunakan kepemimpinan. Lebih baik lagi, seorang dengan posisi sedang berkuasa, akan lebih efektif sebab dapat dikombinasikan antara kekuasaan dan kepemimpinan untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuan. Jadi, Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

iv

B.

Kekuasaan Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi (Ramlan Surbakti,1992). Sudut pandang kekuasaan Kekuasaan bersifat positif Merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh Tuhan kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat mempengaruhi dan merubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun mental. Kekuasaan bersifat Negatif Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari keuntungan pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak memiliki kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif

v

tersbut biasanya tidak akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya oleh rakyatnya. Di negara demokrasi, dimana kekuasaan adalah ditangan rakyat, maka jalan menuju kekuasaan selain melalui jalur birokrasi biasanya ditempuh melalui jalur partai politik. Partai partai politik berusaha untuk merebut konstituen dalam masa pemilu. Partai politik selanjutnya mengirimkan calon anggota untuk mewakili partainya dalam lembaga legislatif. Dalam pemilihan umum legislatif secara langsung seperti yang terjadi di Indonesia dalam Pemilu 2004 maka calon anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat.

C.

PARTISIPASI Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Menurut Keith Davis, partisipasi

didefinisikan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Dalam konsep tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Adapun konsep partisipasi menurut Ensiklopedi pendidikan Sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.

MANAJEMEN PARTISIPASI Ketika manajer puncak mengimplementasikan desentralisasi pengambilan keputusan, tingkatannya adalah susunan untuk melibatkan lebih banyak orang, mungkin bahkan semua staf dalam membuat keputusan pada tingkat dimana tindakan terjadi. Baik manajemen desentralisasi dan manajemen partisipasi, keduanya mendelegasikan otoritas dari manajer puncak kearah bawah kepada orang yang bertanggung jawab kepadanya. Dalam keperawatan, seperti juga dalam organisasi lain, pendelegasian memperkuat partisipasi. Manajer pada garis utama dengan otoritas yang telah didelegasikan kepadanya akan menghubungi departemen lain untuk memecahkan masalah dalam pemberian pelayanan. Manajer pada garis utama tidak perlu pergi ke vi

pimpinan departemen untuk menghubungi pimpinan departemen pelayanan sehingga menciptakan komunikasi leher botol. Orang yang paling dekat dengan masalah tersebut memecahkan masalah itu. Ini adalah manajemen biaya efisien dan efektif. KEPERCAYAAN Manajemen partisipasi didasarkan pada filosofis kepercayaan. Karyawan telah dipercaya untuk melaksanakan tugas secara penuh dengan laporan secara periodic dan tinjauan laporan akhir dengan manajemen. Waktu dan banyaknya partisipasi harus diatur untuk mengontrol tekanan-tekanan. Keseluruhan tugas dan keputusan harus

didelegasikan setepat mungkin. Makin banyak perawat professional ingin mengontrol pelayanan perawatan yang diberikannya. Manajer dapat memfasilitasi keadaan tersebut dengan mengajarkan kepada mereka untuk membuat rencana operasional yang lengkap meliputi: struktur prioritas dan penetapan batas akhirnya, seperti perencanaan, pembuatan standar, dokumentasi untuk laporan terpadu (laporan gabungan). Manajer yang memberikan wewenang dan memfasilitasi kinerja karyawan yang

mengkomunikasikan kepercayaan. Proses ini akan menunjukkan kemampuan karyawan dan mengungkapkan kelemahannya. KOMITMEN Keterlibatan personal dalam pengelolaan pelayanan keperawatan memerlukan komitmen dari eksekutif perawat kepala dan manajer perawatan yang lain. Manajer keperawatan harus mempunyai visibilitas yang tinggi terhadap stafnya, menunjang dan membimbing dalam proses pelayanan perawatan yang pada gilirannya staf harus dapat memegang tanggung jawab. Ciri-ciri ini dapat mereka kembangkan dalam perkumpulan kepanitiaan manajer. Mereka mendapatkan komitmen tersebut, ketika mereka mendapatkan pimpinan keluar dari tingkat produktivitas, ketika sedang merawat pasien dengan bekerjasama dengan teman sejawat dan manajer dalam rangka kerja tim dan dari perasaan ketidakpuasan. Komitmen keperawatan muncul karena kita mengetahui bahwa tujuan organisasi adalah merawat pasien dan manajer bekerja sama dengan mereka untuk menghasilkan pelayanan keperawatan. Staf diajak turut serta dalam pembuatan keputusan dan dalam membuat kesepakatan dengan pimpinannya. Pengalaman turut serta berpartisipasi dalam tugas tersebut membuat mereka menjadi lebih baik dan mereka tidak mau lagi bermalas-malasan serta bekerja sambil lalu saja sehingga vii

membutuhkan karyawan lebih banyak dari yang seharusnya. Tepat pada komitmen memberikan inspirasi kepada staf untuk lebih giat berprestasi dan produktif. Tujuan Dan Objektif Dalam Manajemen Partisipatif Pemecahan suatu konflik adalah sasaran utama dalam manajemen partisipasi. Jika kita bekerjasama, konflik tidak dapat dihindarkan, konflik membuat tidak produktif baik dalam hal proses dan dalam hasilnya. Dalam keperawatan seperti juga dalam pekerjaan lain, konflik menimbulkan stress dan mengakibatkan prgantian serta ketidakhadiran karyawan. Karyawan menjadi sangat peka ketika berhadapan dengan hal-hal yang potensial menimbulkan konflik atau dengan konflik yang nyata dan mengambil tindakan untuk mengurangi konflik tersebut, mungkin tindakan tersebut bersifat destruktif sebagai konsekuensi terhadap ketakutan, marah, ketidakpercayaan, kecemburuan, dan

kebencian. Hal-hal tersebut dapat diselesaikan melalui suasana keterbukaan dalam menetapkan prosedur pemecahan masalah, tindakan persuasive, tawar menawar dan kebijaksanaan. Tujuannya adalah untuk mengurangi hubungan yang merugikan, hal tersebut dapat diselesaikan melalui pembuatan perencanaan bersama, pemecahan masalah, dan memfasilitasi konsultasi karyawan. Kunci untuk mencapai sasaran tersebut bagi organisasi keperawatan ialah tetap mempertahankan organisasi itu sendiri dalam keadaan sehat. Lingkungan kerja yang sehat, didukung manajemen partisipatif. Partisipatif memungkinkan pemanfaatan kemampuan maksimal karyawan tanpa melepaskan kewenangan dan tanggung jawab dari manajemen. Perawat professional ingin memberikan masukan dalam pembuatan keputusan, namun mereka tidak ingin melakukan pekerjaan manajer. Mereka ingin didukung oleh manajer, ingin dapat berbicara dengan manajer dan ingin diberikan informasi.

Proses Manajemen Partisipasi Dalam proses manajemen partisipasi, perawat professional dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka dan dalam menetapkan standar kerja mereka sendiri. Proses tersebut meliputi pelatihan, perubahan peran dalam pengawasan dan komunikasi. Hal tersebut juga meliputi persiapan manajer untuk

viii

perubahan pada struktur organisasi. Partisipasi meliputi pengertian dan dukungan dari berbagai tingkat individu dalam organisasi. Komunikasi yang baik dalam organisasi keperawatan sangat penting untuk keefektifan partisipasi karyawan dalam program. Komunikasi yang baik ialah komunikasi yang efektif, dapat memberikan informasi tentang urusan-urusan keperawatan dengan jelas. Mereka mengetahui apa yang dikatakan manajemen dan mengetahui apa yang menjadi perhatian manajemen. Manajemen mengetahui apa yang dikatakan karyawan dan bagaimana menyesuaikan dengan persepsi manajemen serta mengembangkannya dalam pekerjaan. Keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan menciptakan sikap dan perilaku yang baik. Karyawan ingin menjadi produktif dan ingin belajar. Keterampilan membuat keputusan meningkatkan kompetensi mereka, mempersiapkan mereka untuk kesempatan yang akan datang. Manajemen partisipasi mengurangi kemungkinan frustasi dan rasa kehilangan yang bermakna dari perawat secara individual. Karyawan membuktikan bahwa saran dan masukan mereka diperhitungkan.

ix

D.

KETERKAITAN PARTISIPASI

ANTARA

KEPEMIMPINAN,

KEKUASAAN

DAN

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Jadi antara Kepemimpinan, Kekuasaan dan Partisipasi memiliki kaitan yang erat dalam suatu organisasi. Kepemimpinan dapat dijalankan hanya bila pada diri pemimpin terdapat kekuasaan karena jabatan yang diembannya dan penerimaan atau pengakuan bawahan atas perannya sebagai pemimpin. Kekuasaan seorang pemimpin dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Reward power atau kekuasaan memberikan penghargaan terhadap bawahan baik berupa insentif material, memenuhi permintaan rotasi tugas atau kesempatan untuk mengikuti program pengembangan staf. 2. Coecieve power atau kekuasaan untuk menerapkan perintah atau hukuman secara paksa kepada bawahan berupa penurunan atau penundaan kenaikan pangkat, skorsing maupun pemecatan. 3. Referent power merupakan kemampuanan untuk menjadi panutan bawahan sehingga dapat menimbulkan kebanggaan dan upaya bawahan untuk

mengidentifikasikan diri sesuai dengan pemimpinnya. 4. Expert power merupakan kemampuan untuk meyakinkan, membimbing dan mengarahkan bawahan berdasarkan keahlian yang dimiliki seorang pemimpin. Ruang lingkup atau batasan kekuasaan yang secara tegas ditentukan dalam jabatan tertentu dapat disebut wewenang. Seorang pemimpin memiliki wewenang dan kekuasaan untuk membuat dan memutuskan suatu keputusan atau ketetapan serta mampu mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin mengambil keputusan dengan melibatkan bawahannya (partisipasi dari bawahan) dalam memberikan usulan dan saran sehingga keputusan yang x

dibuat oleh pemimpin tidak bersifat sepihak, melainkan keputusan yang dibuat bersama melibatkan partisipasi bawahan dalam pembuatan keputusan. Hal ini menyatakan bahwa bawahan juga ikut terlibat langsung dalam pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya serta bawahan akan terlibat lebih aktif dalam melakukan usaha/kerja dalam mencapai tujuan yang dicita-citakan bersama. Setiap pemimpin pastinya memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut tidak akan dapat tercapai tanpa adanya partisipasi aktif dari pengikut atau bawahan. Pemimpin dengan kekuasaannya mampu mengambil dan menerapkan keputusan yang dibuatnya kepada bawahannya agar tujuan dari pemimpin ini tercapai. Tapi tanpa adanya partisipasi aktif dari bawahan, maka itu semua akan sulit terwujud. Keuntungan dari adanya partisipasi dari bawahan yaitu antara lain : adanya kepercayaan yang tinggi dan dukungan timbal balik antara bawahan dan pemimpinnya, peningkatan kemandirian bawahan dalam bekerja, peningkatan komunikasi dalam suatu organisasi, peningkatan keefektifan dan produktivitas serta kualitas pekerjaan akan meningkat, dan lain sebagainya.

xi

SKEMA HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KEKUASAAN DAN PARTISIPASI

KEPEMIMPINAN

PEMIMPIN T U J U A N

KEKUASAAN

PARTISIPASI

BAWAHAN

Pemimpin memiliki suatu tujuan atau visi yang ingin dicapai. Untuk mencapai visi tersebut pemimpin harus menyusun suatu misi dan disampaikan kepada bawahannya agar bawahannya mengerti dan juga ikut serta dalam mencapai tujuan tersebut. Seorang pemimpin memiliki kekuasaan untuk membuat suatu perencanaan dalam mencapai tujuan itu, agar tujuan itu juga ikut dirasakan oleh bawahan sebagai tujuan bersama, maka pemimpin melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan/pembuatan perencanaan. Karena, bagaimanapun hebatnya seorang pemimpin, tanpa adanya partisipasi aktif dari bawahan dalam kinerjanya, maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan mudah terwujud.

xii

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan 1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. 2. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. 3. Partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. 4. Kepemimpinan, kekuasaan dan partisipasi memiliki keterkaitan yang erat. Seorang pemimpin dengan kepemimpinan yang ada pada dirinya memiliki wewenang atau kekuasaan untuk membuat keputusan dan mempengaruhi bawahannya untuk mentaati keputusan itu. Namun dalam pengambilan suatu keputusan, kadang perlu melibatkan partisipasi bawahan agar keputusan yang dibuat tidak sepihak dan tercipta suatu keputusan yang lebih baik dalam mencapai suatu tujuan.

B.

Saran 1. Penulis berharap bahwa makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran seorang perawat sesuai dengan mata kuliah yang bersangkutan. 2. Jika terdapat hal-hal yang tidak benar dalam penulisan makalah ini, mohon pembaca mengkritik karena kritik itu baik demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

xiii

DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/kepemimpinan-dalam-keperawatan http://www.canboyz.co.cc http://www.endz4shared.co.cc/2009/12/kepemimpinan-dalam-organisasi.html.

xiv