kesiapsiagaan rs di jawa barat dalam menerima kasus …situasi global 2019-ncov per 11 februari 2020...
TRANSCRIPT
disampaikan Dr.drg Marion Siagian M.Epid
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Pada Seminar PERSI Jabar pada tanggal 13 februari 2020
Kesiapsiagaan RS di Jawa Barat dalam menerima Kasus Dugaan2019 nCoV
Dasar Hukum• Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 414/Menkes/SK/IV/2007
tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan FluBurung (Avian Influenza)
• Permenkes no 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan TeknisBangunan dan Prasarana Rumah Sakit
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 59 tahun 2016 tentangPembebasan biaya penyakit infeksi emerging tertentu
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer 27 tahun 2017 tentangPedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di FasilitasPelayanan Kesehatan
• Keputusan Menteri Kesehatan RI NomorHK.01.07/Menkes/104/2020 tentang Penetapan Infeksi NovelCoronavirus (Infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapatmenimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
KEBIJAKAN PROVINSI JAWA BARAT
• Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kesehatan,Pergub Jawa Barat Nomor 64 Tahun 2013,
• Pergub Jabar Nomor 64 Tentang Sistim Rujukan Pelayanan kesehatan
• Kepgub Nomor 445/Kep.1751_Dinkes/2014 Tentang Fasilitas Pelayanan Rujukan Tertinggi pada wilayah cakupan rujukan provinsi
SITUASI GLOBAL 2019-nCoV per 11FEBRUARI 2020•Total kasus konfirmasi 42.763kasus, dengan 1.013 kematian(semua di Cina) – CFR 1,99%•Kasus di Cina sebanyak 28.060kasus•Kasus penyebaran sebanyak 216kasus, dilaporkan dari 24 negara(Jepang, Korea Selatan, Vietnam,Singapura, Australia, Malaysia,Thailand, Nepal, AS, Kanada,Perancis, Kamboja, Sri Lanka,Jerman, Uni Emirat Arab,Belgia,Finlandia, Filipina, India, Italia,Rusia, Spanyol, Swedia, Inggris)•Di Indonesia belum ada kasuskonfirmasiDirektur Jenderal WHO menyatakan 2019-nCoV sebagai
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
AKSES
DAN MUTU
Jangkauan Pelayanan
Kesehatan belum merata
Mutu pelayanan rujukan pasien
belum baik
Kelas RS tidak menggambarkan
kompetensi yang sebenarnya
Mutu pelayanan belum merata
TANTANGAN
PELAYANAN KESEHATAN
SISTEM RUJUKAN YANG DIHARAPKAN
PRA
HOSPITAL Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT)
INTRA
HOSPITAL Kompetensi
INTER
HOSPITAL Telemedicine
RUJUK
BALIKmempermudah akses pelayanan
→ menjadi lebih efektif
Memenuhi
dimensi
mutu
IPM Jawa Barat (70,68%)Masih Dibawah Nasional(70,81%)
KONDISI AWAL 2017 2019 – 2023 CAPAIAN AKHIR
Pengangguran Mencapai1,86 Juta (TPT = 8,16%);Tertinggi lulusan SMK
Persentase penduduk miskinsebesar 7,45% (Maret 2018);Desa Lebih Besar dari Kota
Masih tingginya Stunting diJawa Barat (29,2% atau 2,7Juta Balita)
IBU JUARA▪ Posyandu Juara▪ Jaminan Cuti Melahirkan
untuk Ibu dan Ayah ▪ Tunjangan Kebutuhan Bayi
untuk Keluarga Miskin
SEKOLAH JUARA▪ Sekolah dan Ruang
Kelas Baru▪ Kelas Pintar▪ Sekolah Gratis bagi yang
Membutuhkan
GURU JUARA▪ Pemetaan rasio Guru dan
Murid▪ Subsidi untuk Guru▪ Tunjangan Guru
SMK JUARA▪ Sertifiksi Nasional untuk SMK▪ Pembangunan dan
Revitalsiasi SMK▪ SMK sesuai potensi ekonomi
dan industri lokal
PERGURUAN TINGGI JUARA▪ Perguruan Tinggi sebagai Center of
Excellence and InnovationKelas Pintar
▪ Desa Binaan Perguruan Tinggi▪ Perguruan Tinggi di Setiap Kota/Kab
BUDAYA JUARA▪ Karnaval Budaya Sunda▪ Museum Sejarah Sunda
▪ Sekolah sebagai PusatPengembangan Kebudayaan
OLAHRAGA JUARA▪ Pusat Olahraga Kota/Kabupaten▪ Juara PON▪ Perbaikan Rumah Atlet
Terwujudnya Kualitas SumberDaya Manusia Jawa Barat yangBahagia dan Sejahtera yangditandai dengan pencapaianindikator di atas rata-rata nasionalyaitu:
IPM Jawa Barat sebesar 74,1-74,68
Tingkat pengangguranterbuka sebesar 7,80% –7,45%
Persentase penduduk miskinJawa Barat sebesar 7,17-6,80
Angka Stunting Jawa Baratsebesar 20% - 22%
Indeks kebahagiaan JawaBarat sebesar 69,58%
Indeks kebahagiaan JawaBarat mencapai 72,5% -73,5%
KESEHATAN JUARA▪ Pelayanan Kesehatan untuk Warga
Kurang Mampu▪ Puskesmas Juara▪ Pembangunan dan Revitalisasi
Rumah Sakit▪ Layad Rawat
MILLENIAL JUARA▪ Career Expo dan Career Days untuk
Fresh Graduate▪ Start Up/Creative Hub
▪ Ekspedisi Barudak Juara▪ Beasiswa Kuliah dalam dan
Laur Negeri untuk Putra Putri daerah
PEREMPUAN JUARA▪ Sekolah Perempuan▪ Pendidikan
KeterampilanPerempuan
▪ Anti-Women Trafficking
MISI 2Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif
Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT
JUMLAH
PENDUDUKThe Largest Population
TERBESAR
JIWA48.683.861
0,405%5,58%
EconomicG i n i R a s i o I n f l a s i
3,54%DecreaseFrom 20170,9%
DecreaseFrom Mar 2018 0,02%
L P E
Grow From Trw II 2018 1,75%
Social
I P M (poin)
70,69Grow From 2017 0,91%
Penduduk
72,47Grow From 20170,04%
12,42A H H (Tahun) H L S (Tahun)
GrowFrom 2017 0,98%
8,14R L S (Tahun)
GrowFrom 2017 2,39%
Pendapatan
10.285GrowFrom 2017 2,49%
7,25%M i s k i n
Sept 18
DecreaseMar 20180,2%
3,54 JutaDesa 1,2 Juta JiwaKota 2,3 Juta Jiwa
T P T (poin)
8,17%DecreaseAgs 2017 0,05%
Per Kapita (Juta)
Angkatan Kerja 22,63JutaPengangguran
1,85 Juta
InfrastructureB a n d a r a P e l a b u h a n4Kertajati, MajalengkaCikembar, Sukabumi(Progress)Nusawiru, PangandaranWiriadinata, Tasikmalaya
9PatimbanMuaragembong,LosarangCirebonPelabuhanratu
Palangpang,TasikmalayaBojongsalaweMajingklak
T o l l R o a d
9 Existing
2 On Construction
5On Planning
R a i l w a y
5 Existing Operating
5 Existing Non Operating
4 On Planning
H I G H S P E E D T R A I N
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Kelurahan
G o v e r n m e n t
18 Kabupaten9 Kota
Desa
27
6276455.312
JUMLAH PUSKESMAS TERAKREDITASI DI JABAR S/D DESEMBER 2019
27
205
618
178
JUMLAH PUSKESMAS TERAKREDITASI : 1028 Pusk
PARIPURNA
UTAMA
MADYA
DASAR
1028
44
JUMLAH PUSKESMAS : 1072 Pusk
TERAKREDITASI BELUM TERAKREDITASI
96 %
JUMLAH KABUPATEN/ KOTA MEMILIKI LABKES TERAKREDITASI DI JABAR S/D DESEMBER 2019
35
1
0
JUMLAH LABKES TERAKREDITASI : 36 LABKES
PENUH
BERSYARAT
TIDAK LULUS
13
14
JUMLAH KABUPATEN/KOTA : 27
KB/KT MEMILIKI LABKES TERAKREDITASI
KB/KT BELUM MEMILIKI LABKESTERAKREDITASI
48,14 %
4946
3529
2421 21
12 11 11 11 11 10 8 8 8 7 7 6 6 5 4 4 3 3 2 00
10
20
30
40
50
60B
ekas
i
Ko
ta B
ekas
i
Ko
ta B
and
un
g
Bo
gor
Ko
ta D
epo
k
Kar
awan
g
Ko
ta B
ogo
r
Ko
ta T
asik
mal
aya
Cir
ebo
n
Ko
ta C
ireb
on
Ku
nin
gan
Ind
ram
ayu
Pu
rwak
arta
Ban
du
ng
Sub
ang
Ban
du
ng
Bar
at
Suka
bu
mi
Ko
ta C
imah
i
Gar
ut
Ko
ta S
uka
bu
mi
Cia
mis
Cia
nju
r
Maj
alen
gka
Sum
edan
g
Ko
ta B
anja
r
Tasi
kmal
aya
Pan
gan
dar
an
JUMLAH RS
JUMLAH RUMAS SAKIT TERAKREDITASI DI JABAR S/D 1 JANUARI 2020
128
50
45
22
76
JUMLAH RS TERAKREDITASI : 322 RS
PARIPURNA
UTAMA
MADYA
DASAR
PERDANA
322
41
JUMLAH RUMAH SAKIT : 362 RS
TERAKREDITASI BELUM TERAKREDITASI
88,67%
v
RS ONLINE
Permenkes
Nomor 1171
tahun 2011
tentang Sistem
Informasi Rumah Sakit
REGUL ASI DUKUNGAN PEMANFA ATAN TI
ASPAK
Permenkes Nomor 31
tahun 2018 tentang
Aplikasi Sarana
Prasarana dan Alat Kesehatan
REKAM MEDIK
ELEKTRONIKPermenkes Nomor
269 tahun 2008
(sedang dalam
proses revisi di Biro Hukor)
SISRUTE
Surat Dirjen Pelayanan Kesehatan RI Kemenkes tentang Implementasi
SISRUTE ;Revisi Permenkes Nomor 001 tahun 2012 tentang
Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
TELEMEDICINE
(Proses harmonisasi di MENKUMHAM)
DEFINISI OPERASIONAL Pasien dalam Pengawasan1. Seseorang yang mengalami: • a. Demam (≥38ºC) atau ada riwayat demam, • b.Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan, • c.Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis
dan/atau gambaran radiologis• Perlu waspada pada pasien dengan gangguan sistem
kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dantanda menjadi tidak jelas. DAN
• Memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terjangkit* pada14 hari terakhir sebelum timbul gejala;
• 2. Seseorang dengan demam (≥380C) atau ada riwayat demam ATAU ISPA ringansampai berat pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memilik i salah satudari paparan berikut:
• a.Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• b.Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasienkonfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• c.Memiliki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei (termasuk Kota Wuhan), China; ATAU
• d.Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 har i terakhir keProvinsi Hubei (termasuk Kota Wuhan)
Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk 2019-nCoV tetapi inkonklusif (tidakdapat disimpulkan) atau seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
2. Orang dalam Pemantauan
• Seseorang yang mengalami gejala demam (≥380C) atau ada riwayat demam ATAU ISPA ringan sampai berat tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan kenegara yang terjangkit* pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala.
Kasus Probabel• Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk 2019-nCoV
tetapi inkonklusif (tidak dapat disimpulkan) atau seseorangdengan dengan hasil konfirmasi positif pan-coronavirus ataubeta coronavirus.
Kasus Konfirmasi▪ Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil
pemeriksaan laboratorium positif. Orang dalam karantina
▪ Orang yang memiliki riwayat perjalanan ke Provinsi Hubei (termasuk Kota Wuhan), China pada 14 hari terakhir tanpagejala
7 RS yang ditetapkan sebagai RS rujukan penanggulangan Flu burungberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor414/Menkes/SK/IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit RujukanPenanggulangan Flu burung adalah :
•RS Hasan Sadikin Bandung
•RSTP Dr H.A Rotinsulu Bandung
•RSU Dr Slamet Garut
•RSU Gunung Jati Cirebon
•RSU R Syamsudin SH Sukabumi
•RSU Indramayu
•RSU Subang
7 RS yang ditetapkan sebagai RS rujukan penanggulangan Flu burungberdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor414/Menkes/SK/IV/2007 tentang Penetapan Rumah Sakit RujukanPenanggulangan Flu burung adalah :
•RS Hasan Sadikin Bandung
•RSTP Dr H.A Rotinsulu Bandung
•RSU Dr Slamet Garut
•RSU Gunung Jati Cirebon
•RSU R Syamsudin SH Sukabumi
•RSU Indramayu
•RSU Subang
SURAT EDARAN DARI KEMKES TENTANG RS DENGAN R ISOLASI
Permasalahan
1. Ruang isolasi harus ada di R IGD, R Intensive dan R Rawat Inap
2. Di R ruang isolasi alat pengukur tekanan belum tersedia.
3. Rumah sakit yang ada ruang isolasi belum sesuai Standar bangunan
4. Tidak semua ruang isolasi RS mempunyai Ruang antara
5. APD untuk petugas masih belum lengkap
6. Ada rs yang ruang isolasi memakai AC saja tanpa ada ekhaust fan
NO NAMA RS PROVINSI KAB/KOTA
RUANGAN ISOLASI TEKANAN NEGATIF (RITN) RUANG ICU
SPO PENATA
LAKSANAAN
PANDEMI
SIMULASI PANDEMI
AMBULANS KHUSUS PENYAKIT
INFEKSI
KONTAK PERSON (NAMA DAN NO
HP)
JUMLAH TT
ALKES (ADA/TIDAK)
APD (ADA/TIDAK)
OBAT OBATAN ANTIVIRUS (ADA/TIDAK)
JUMLAH TT
ALKES (ADA/TIDAK)
DOKTER SPESIALIS PARU
PERAWAT LAB
RUMAH SAKIT MEMILIKI RUANGAN ISOLASI TEKANAN NEGATIF
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG PERSYARATAN TEKNIS
BANGUNAN DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
PERSYARATAN RUANG ISOLASI
1. Ukuran ruangan perawatan isolasi minimal 3x4 m2.2. Satu ruangan untuk satu tempat tidur.3. Bahan bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang
tinggi.4. Setiap ruangan disediakan minimal 2 (dua) stop kontak dan tidak boleh ada
percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus.5. Harus disediakan outlet oksigen dan vakum medik.6. Disediakan toilet pasien.7. Dilengkapi wastafel pada ruangan antara.
- Ruangan bertekanan lebih negatif dari ruangan disebelahnya.- Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik.
Untuk ventilasi mekanik minimal total pertukaran udara 6 kali/jam.- Dilengkapi ruangan antara (airlock), dimana airlock bertekanan lebih negatif
dibandingkan ruangan-ruangan disebelahnya.- Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami.- Untuk pencahayaan buatan dengan intensitas cahaya 200 lux untuk penerangan,
dan 50 lux untuk tidur.- Ruang perawatan isolasi harus menyediakan nurse call yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).
Persyaratan ventilasi udara sebagai berikut :
Ruang Perawatan isolasi ideal terdiri dari :1. Ruang ganti umum2. Ruang bersih dalam3. Stase perawat4. Ruang rawat pasien5. Ruang dekontaminasi6. Kamar mandi petugas
1. Lingkungan harus tenang2. Sirkulasi udara harus baik3. Penerangan harus cukup baik4. Bentuk ruangan sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk
observasi pasien dan pembersihannya5. Tersedianya WC dan kamar mandi6. Kebersihan lingkungan harus dijaga7. Tempat sampah harus tertutup8. Bebas dari serangga9. Tempat alat tenun kotor harus ditutup10.Urinal dan pispot untuk pasien harus dicuci dengan memakai
disinfektan.
Syarat Kamar lsolasi
1. Cuci tangan sebelum meninggalkan kamar isolasi2. Lepaskan barrier nursing sebelum keluar kamar isolasi3. Berbicara seperlunya4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien5. Pergunakan barrier nursing seperti pakaian khusus, topi, masker,
sarung tangan, dan sandal khusus6. Cuci tangan sebelum masuk kamar isolasi7. Kuku harus pendek8. Tidak memakai perhiasan9. Pakaian rapi dan bersih10.Mengetahui prinsip aseptic/ antiseptic11.Harus sehat
Syarat Petugas Yang Bekeja Di Kamar Isolasi
Alat-alat :1. Alat-alat yang dibutuhkan cukup tersedia
2. Selalu dalam keadaan steril3. Dari bahan yang mudah dibersihkan
4. Alat suntik bekas dibuang pada tempattertutup dan dimusnahkan
5. Alat yang tidak habis pakai dicuci dan disterilkan kembali
6. Alat tenun bekas dimasukkan dalam tempattertutup
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2017TENTANG
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Suatu infeksi dapat ditransmisikan lebih
dari satu cara yaitu transmisi
kontak, droplet dan airborne.
1. Kewaspadaan Transmisi Melalui Kontak
Kewaspadaan ini bertujuan untuk menurunkan risiko timbulnya
Healthcare Associated Infections (HAIs),terutama risiko transmisi
mikroba yang secara epidemiologi diakibatkan oleh kontak langsung
atau tidak langsung.
a) Kontak langsung meliputi kontak dengan permukaan kulit yang
terbuka dengan kulit terinfeksi atau kolonisasi. Misalnya pada
saat petugas membalikkan tubuh pasien, memandikan,
membantu pasien bergerak, mengganti perban, merawat oral
pasien Herpes Simplex Virus (HSV) tanpa sarung tangan.
b) Transmisi kontak tidak langsung adalah kontak dengan cairan
sekresi pasien terinfeksi yang ditransmisikan melalui tangan
petugas yang belum dicuci atau benda mati dilingkungan
pasien, misalnya instrumen, jarum, kasa, mainan anak, dan
sarung tangan yang tidak diganti.
c) Hindari menyentuh permukaan lingkungan lain yang tidak
berhubungan dengan perawatan pasien sebelum melakukan
aktivitas kebersihan tangan (hand hygiene).
d) Petugas harus menahan diri untuk tidak menyentuh mata,
hidung, mulut saat masih memakai sarung tangan
terkontaminasi/tanpa sarung tangan.
2. Kewaspadaan Transmisi Melalui Droplet
Transmisi droplet terjadi ketika partikel droplet berukuran >5
µm yang dikeluarkan pada saat batuk, bersin, muntah, bicara,
selama prosedur suction, bronkhoskopi, melayang di udara dan akan
jatuh dalam jarak <2 m dan mengenai mukosa atau konjungtiva,
untuk itu dibutuhkan APD atau masker yang memadai, bila
memungkinkan dengan masker 4 lapis atau yang mengandung
pembunuh kuman (germ decontaminator). Jenis transmisi percikan
ini dapat terjadi pada kasus antara lain common cold, respiratory
syncitial virus (RSV), Adenovirus, H5N1, H1N1.
3. Kewaspadaan Transmisi Melalui Udara (Air-Borne
Precautions)
Transmisi melalui udara secara epidemiologi dapat terjadi bila
seseorang menghirup percikan partikel nuklei yang
berdiameter 1-5µm (<5 µm) yang mengandung mikroba
penyebab infeksi. Mikroba tersebut akan terbawa aliran udara
>2 m dari sumber, dapat terhirup oleh individu rentan di
ruang yang sama atau yang jauh dari sumber mikroba.
Penting mengupayakan pertukaran udara >12 x/jam (12 Air
Changes per Hour/ACH).
DENAH RUANG ISOLASI
Indikasi kebersihan tangan:
- Sebelum kontak pasien;
- Sebelum tindakan aseptik;
- Setelah kontak darah dan cairan tubuh;
- Setelah kontak pasien;
- Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
PERLENGKAPAN APD
PENGGUNAAN SARUNG TANGAN
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN DAN MASKER
CARA MELEPASKAN MASKER DAN SARUNG TANGAN
CARA MELEPASKAN PERISAI WAJAH DAN BAJU
Ruang tunggu yang memanfaatkan ventilasi alami
DALAM KESIAPSIAGAAN PERLU DISIAPKAN
• NSPK (norma, standar, prosedur, kriteria)1
• Kebijakan dan strategi2
• Tim Gerak Cepat (TGC)3
• Sarana , prasarana dan logistik4
• Pembiayaan5
• Mengaktifkan TGC yang sudah ada
• Meningkatkan kapasitas SDM dalam kesiapanmenghadapi infeksi 2019- nCoV denganmelakukan sosialisasi table top exercise/drilling dan simulasi 2019-nCoV
• meningkatkan jejaring kerja surveilens denganlintas program dan lintas sector terkait
Sumber Daya
• Kesiapan alat transportasi (ambulans) dan memastikandapat berfungsi dengan baik untuk merujuk pasen
• Kesiapan sarana pelayanan kesehatan antara lain meliputi tersediaya ruang isolasi untuk melakukantatalaksana, alat alat kesehatan dsbnya
Sarana Prasarana
Kesiapsiagaan di wilayah :
Lanjutan …..
• Kesiapan ketersedian dan fungsi alatkomunikasi untuk berkomunikasi dengan unitunit terkait
• Kesiapan logistic penunjang pelayanankesehatan yang dibutuhkan a.l obat obatansuportif (life saving), alat alat kesehatan, APDserta logistik lainnya
SaranaPrasarana
• Kesiapan bahan bahan KIE
• Kesiapan Pedoman 2019-nCoV untuk tenaga
kesehatan
SaranaPrasarana
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 59 TAHUN 2016TENTANG
PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU
• Penyakit Infeksi Emerging tertentu meliputi : poliomyelitis, penyakit virus ebola, penyakitvirus MERS, influenza A dll (1)
• Penyakit infeksi emerging baru sebagaimanadimaksud ditetapkan oleh menteri (2)
Pasal 1
• Pasien penyakit infeksi emerging tertentusebagaimana dimaksud dalam pasal 1 diberikanpembebasan biaya
• Pembebasan biaya sebagaimana dimaksud padaayat (1) berlaku bagi pasen yang dirawat di rumah sakit rujukan Nasional, RS Provinsi RS, RS rujukan regional dan RS lain yang ditetapkanoleh Menteri
Pasal 2
PMK 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
• Pembebasan biaya penyakit infeksiemerging tertentu sebagaiman dimaksuddalam pasal 2 berlaku dengan ketentuan :
• 1 situasi di luar kejadian wabah• 2 dimulai sejak fase ditetapkan sebagai
suspek/tersangka hingga keluar hasilpemeriksaan konfirmasi laboratorium.
Pasal 3
• Pembebasan biaya penyakit infeksi emerging tertentu sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 adalah : adm pelayanan, pelayanan danperawatan di IGD, ruang isolasi dan jasa dokter, pemeriksaan penunjang diagnostic laboratoriumdan radiologi sesuai dengan indikasi medis, obatobatan, alkes dan bahan medis habis pakai, rujukan dan pemulasaran jenasah (kantongjenasah, peti jenasah, tranpormtasi danpenguburan)
Pasal 4
Lanjutan …..
PERTANYAAN?•Siapkah RS di Jabar?•Siapkah Faskes lainnya?•Surveilans Aktif RS?•Prosedur Rujukan•Pembiayaan•PKRS?
Data Ketenagaan di RS Rujukan
NAMA RS
SDM SDM YANG SUDAH DILATIH
Dokter SpParu
DokterUmum
Perawat Analis Dokter Sp Paru Dokter Umum Perawat Analis IPC Nurrse
RSHS 11 3 11 35 26 3 8
RSU GUNUNG JATI 3 121 471 24 3 6
RS ROTINSULU 29 121 17 6 7 4
RS dr SLAMET GARUT
1 51 628 27 1 1
RS SYAMSUDIN 1 93 626 36 6
RS INDRAMAYU 1 53 418 20
RSU SUBANG 0 57 416 17 0 - 416 1
Data Peralatan di 6 RS rujukan
Nama Alat RSHS RS Rotinsulu RSU Subang RSU Syamsudin RSU Indramayu RSU Gunung Jati RS Garut
Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk
Bronchoscopy 2 √ √ √ - √
TT 3 Posisi + matras 5 1 √ √ √ - √
Ventilator 2 2 √ √ √ 2 √
Bed Side Monitor 5 √ √ √ √ 2 √
Blood Gas Analyse 1 √ √ √ √ 1 √
Mobile X Ray 1 √ √ √ √ 1 √
UV light √ √√
√ √ 2 √
APD (Alat Perlindungan Diri)√
√ √ √ √ √
Nebulizer√
√ √ √ √ 1 √
Intubasi set √ √ √ √ √ 1 √
Oxgen Concentrator Complete with Accessories
√ √ √ √√
2 √
Infusion Pump 10 2 √ √ √ 3 √
Syringe pump √ 1 √ √ √ 1 √
Lanjutan…..
Nama Alat RSHS RS Rotinsulu RSU Subang RSU Syamsudin RSU Indramayu RSU Gunung Jati RS Garut
Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk
EKG 12 Channel √ √ √ √ √
Defribilator √ √ √ √ √
Automatic Film Processor √ √ √ √ √
Vena Sectie √ √ √ √ √ √
Sterilasator Kering √ √ √ √ √ √
Suction Pump √ √ √ √ √ √ √
Central Monitor √ √ √ √ √ √
Stretcher √ √ √ √ √ √ √
Manometer O2 central √ √ √ √ √ √ √
Tensimeter √ √ √ √ √ √ √
Stethoscope √ √ √ √ √ √ √
Termometer √ √ √ √ √ √ √
Standar Infus √ √ √ √ √ √ √
APD √ √
Baju Operasi √ √ √ √ √ √ √
Gown/Jas Operasi √ √ √ √ √ √ √
Sepatu Boot √ √ √ √ √ √ √
Sarung Kaki √ √ √ √ √ √
Lanjutan…..
Nama Alat RSHS RS Rotinsulu RSU Subang RSU Syamsudin RSU Indramayu RSU Gunung Jati RS Garut
Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk Fungsi Tdk
Topi Bedah/Tutup Kepala √ √ √ √ √ √ √
Masker Bedah √ √ √ √ √ √ √
Masker N95 √ √ √ √ √ √ √
Sarung Tangan Panjang √ √ √ √ √ √ √
Sarung Tangan Biasa/Bedah √ √ √ √ √ √ √
Goggles/Kaca Mata Pelindung √ √ √ √ √ √ √
Apron Plastik √ √ √ √ √ √
Alat Rumah Tangga
Lemari Alat Tenun √ √ √ √ √ √
Lemari Pakaian √ √ √ √ √ √
Ember Besar √ √ √ √ √ √
Tempat Sampah Medis √ √ √ √ √ √
AC / Kipas Angin √ √ √ √ √ √
Sikat Cuci Tangan √ √ √ √ √ √
Alat Habis Pakai
Desinfektan √ √ √ √ √ √
Sabun √ √ √ √ √ √
Tissue √ √ √ √ √ √
Plastik Sampah √ √ √ √ √ √
Isue saat ini
• Rumah Sakit rujukan yang sudah ditetapkan berdasarkanKeputusan Menteri Kesehatan RI Nomor414/Menkes/SK/IV/2007 tentang Penetapan Rumah SakitRujukan Penanggulangan Flu burung saat ini akan direviewkembali mengingat sarana dan prasarana yang tidak sesuaistandar
Kegiatan yang sudah dilakukan di ProvinsiJabar• Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melaksanakan kesiapsiagaan dan
kewaspadaan, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia serta lintas sektor terkait
• Koordinasi dan pemberian informasi antar sektor terkait dalam halpelaporan dan penanganan kasus suspek pneumonia akibat NovelCoronavirus
• Membuat surat edaran kewaspadaan kepada Dinas KesehatanKabupaten/Kota dan Rumah Sakit untuk meningkatkan kewaspadaan,danpengamatankemungkinankasus pneumonia akibat Novel Coronavirus
• Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat melalui mediasosial dan media informasi.
ARAHAN GUBERNUR DALAM RAPAT KOORDINASI JABAR ANTISIPASI COVID-19 di RSHS
1. KOORDINASI dg Kemenkes RI: Kecepatan menjadi penting!!;
2. KOORDINASI dg semua steakholders terkait keluar masuknya orang (penumpang) dan atw hewan. Terutama ke/dari LN (24 Negara yg sdh konfirmasi wabah COVID, lbh utama lg RRC);
3. Buat SURAT EDARAN KEWASPADAAN COVID-19 ke KoKab;
4. SEGERA membuat media promosi di semua kanal informasi dg mencantumkan call center PSC 119 (Operator PSC KoKab agar dilatih utk memberikan respon). Disinergikan dg program Layad Rawat.
5. Konten media promosi juga hrs mengedukasi secara benar, agar masyarakat WASPADA COVID-19. Mengetahui apa yg hrs dilakukan bila menemukan atw merasakan gejala penyakit flu pilek yg disertai demam;
6. HUMAS Jabar-Dinkesprovjabar-RSHS BERKOLABORASI menyampaikan kepada masyarakat: Budaya PHBS Etika Batuk/BersinKonsumsi mknn sehat Stok masker Jabar
7. SEGERA lakukan OPERASI PEMANTAUAN, sebagai upaya SURVEILANS PRO-AKTIF. Terutama ke kelompok2 masyarakat rentan terpapar COVID-19, melalui PELACAKAN HEALTH ALLERT CARD (HAC) kerjasama dg KKP, Immigrasi, Nakertrans, Parbud, Sosial, TNI-Polri;
8. Counter berita hoaks, kombinasikan dg berita hoaks terkait;
9. Monev pelaksanaan SISRUTE, termasuk juga utk pasien TB RO;
10. Melengkapi alkes terutama ventilator (dapat melalui CSR BJB-segera hub Dirut BJB) di 7 RS Rujukan
TERIMA KASIH