kesempatan bagi guru, tenaga kependidikan dan siswa · pdf filepertama pukul 10 pagi, para ibu...

8
SWARA PRIORITAS 1 4Ke Halaman 02 >> Halaman 4 >> Halaman 7 >> Halaman 6 Kerjasama dengan Perpusda Kunjungi Sekolah Mitra Rr. SuindahWijayanti SPd MM Jadi Juara berkat Pembelajaran Aktif Kooperatif Dosen 16 LPTK akan Latih Sekolah Praktik yang Baik SEKOLAH mitra USAID PRIORITAS di Kab Situbondo rutin dikunjungi Mobil Perpustakaan agar minat baca siswa meningkat. ADALAH Rr. Suindah Wijayanti SPd MM, guru SMPN 4 Lumajang yang baru saja menjuarai lomba Guru Terbaik se-Kabupaten Lumajang untuk kategori lomba pembelajaran tingkat menengah yang diadakan Dewan Pendidikan Kabupaten Lumajang tahun 2014. PELATIHAN untuk dosen diharapkan dapat mengembangkan sekolah rujukan yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah, 09 Edisi Okt-Des 2014 Media Informasi Pendidikan Jawa Timur www.prioritaspendidikan.org Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014 PERAN paguyuban kelas 1 SDN 3 Kilensari Situbondo sangat besar. Terutama membantu para siswa kelas awal agar bisa membaca dan menulis. Diketuai oleh Sundari, paguyuban kelas yang dibentuk pada Agustus 2014 lalu ini rela meluangkan waktu saat istirahat untuk membimbing anaknya membaca, menulis, dan mengerjakan tugas- tugas yang diberikan oleh guru. “Orangtua murid kelas 1 SDN 3 Kilensari rata-rata bekerja di pasar sebagai pedagang ikan atau nelayan. Namun saat jam istirahat, kami sebisa mungkin meluangkan waktu ke sekolah untuk membimbing anak-anak kami belajar dan mengerjakan tugas dari guru,” ungkap Sundari. Biasanya setiap jam istirahat pertama pukul 10 pagi, para ibu berbondong-bondong menuju ke sekolah untuk membantu putra-putrinya. Mereka tak segan-segan masuk ke kelas dan bertanya pada guru kelas tugas apa saja yang diberikan pada siswa dan perlu dibantu oleh orangtua. Mereka juga tak jarang membawakan bekal untuk putra-putrinya. Sambil dengan telaten memandu mengerjakan tugas yang diberikan guru, para ibu terlihat menyuapi anak-anak mereka yang belum sempat sarapan pagi saat berangkat sekolah. “Kami sudah biasa keluar masuk kelas, sudah seperti rumah sendiri. Saat istirahat selesai biasanya sebelum kembali ke tempat kerja kami berkumpul sebentar untuk membahas dukungan apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah,” terangnya. Misalnya saja, saat ini setiap minggu mereka mengadakan iuran Rp 2 ribu. Dana ini nantinya di akhir tahun akan dibelikan kipas angin untuk diletakkan di kelas karena suasana kelas yang cukup panas. Menurut Sundari, ide ini muncul sepenuhnya dari paguyuban kelas. “Sekolah hanya mendukung saja. Seluruh pengelolaan dana sepenuhnya dikelola oleh paguyuban,” terangnya. Kepala SDN 3 Kilensari Situbondo Sri Hartatik SPd mengungkapkan, peran paguyuban kelas terutama di kelas awal memang sangat besar. Hal ini merujuk pada kondisi orang tua siswa sebagai nelayan maupun pedagang ikan di pasar. “Sebanyak 90% latar belakang pekerjaan orang tua Orang Tua Dampingi Siswa Belajar di Kelas USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa Salah seorang wali murid saat membimbing putranya mengerjakan tugas sekolah di Kelas I. Ini adalah salah satu program yang dikembangkan paguyuban kelas di SDN 3 Kilensari agar putra-putri mereka giat belajar.

Upload: doantruc

Post on 21-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SWARA PRIORITAS

1

4Ke Halaman 02

>> Halaman 4

>> Halaman 7

>> Halaman 6

Kerjasama dengan Perpusda Kunjungi Sekolah Mitra

Rr. SuindahWijayanti SPd MM Jadi Juara berkat Pembelajaran Aktif Kooperatif

Dosen 16 LPTK akan Latih Sekolah Praktik yang Baik

SEKOLAH mitra USAID PRIORITAS di Kab Situbondo rutin dikunjungi Mobil Perpustakaan agar minat baca siswa meningkat.

ADALAH Rr. Suindah

Wijayanti SPd MM,

guru SMPN 4 Lumajang yang

baru saja menjuarai lomba Guru Terbaik se-Kabupaten

Lumajang untuk kategori lomba pembelajaran tingkat menengah

yang diadakan Dewan Pendidikan Kabupaten Lumajang

tahun 2014.

PELATIHAN untuk dosen diharapkan dapat mengembangkan sekolah rujukan yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah,

09Edisi

Okt-Des 2014

Media Informasi Pendidikan Jawa Timur

www.prioritaspendidikan.org

Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

PERAN paguyuban kelas 1 SDN 3 Kilensari Situbondo sangat besar. Terutama membantu para siswa kelas awal agar bisa membaca dan menulis. Diketuai oleh Sundari, paguyuban kelas yang dibentuk pada Agustus 2014 lalu ini rela meluangkan waktu saat istirahat untuk membimbing anaknya membaca, menulis, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

“Orangtua murid kelas 1 SDN 3 Kilensari rata-rata bekerja di pasar sebagai pedagang ikan atau nelayan. Namun saat jam istirahat, kami sebisa mungkin meluangkan waktu ke sekolah untuk membimbing anak-anak kami belajar dan mengerjakan tugas dari guru,” ungkap Sundari.

Biasanya setiap jam istirahat pertama pukul 10 pagi, para ibu berbondong-bondong menuju

ke sekolah untuk membantu putra-putrinya. Mereka tak segan-segan masuk ke kelas dan bertanya pada guru kelas tugas apa saja yang diberikan pada siswa dan perlu dibantu oleh orangtua.

Mereka juga tak jarang membawakan bekal untuk putra-putrinya. Sambil dengan telaten memandu mengerjakan tugas yang diberikan guru, para ibu terlihat menyuapi anak-anak mereka yang belum sempat sarapan pagi saat berangkat sekolah.

“Kami sudah biasa keluar masuk kelas, sudah seperti ru mah sendiri. Saat istirahat se lesa i b iasanya sebelum kembali ke tempat kerja kami berkumpul sebentar untuk membahas dukungan apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah,”

terangnya.Misalnya saja, saat ini setiap

minggu mereka mengadakan iuran Rp 2 ribu. Dana ini nantinya di akhir tahun akan dibelikan kipas angin untuk diletakkan di kelas karena suasana kelas yang cukup panas. Menurut Sundari, ide ini muncul sepenuhnya dari paguyuban kelas. “Sekolah hanya mendukung saja. Seluruh pengelolaan dana sepenuhnya dikelola oleh paguyuban,” terangnya.

Kepala SDN 3 Kilensari S i t u b o n d o Sr i Har ta t i k SPd mengungkapkan, peran paguyuban kelas terutama di kelas awal memang sangat besar. Hal ini merujuk pada kondisi orang tua siswa sebagai nelayan maupun pedagang ikan di pasar.

“ Sebanyak 90% l a t a r belakang pekerjaan orang tua

Orang Tua Dampingi Siswa Belajar di Kelas

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa

Salah seorang wali murid saat membimbing putranya mengerjakan tugas sekolah di Kelas I. Ini adalah salah satu program yang dikembangkan paguyuban kelas di SDN 3 Kilensari agar putra-putri mereka giat belajar.

2 Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

di wilayah ini adalah nelayan dan pedagang ikan. Saat malam tiba, ayah akan berangkat melaut hingga pagi buta. Saat ayah datang, hasil tangkapan ikan diberikan pada ibu untuk dijual ke pasar, sementara si ayah beristirahat karena lelah. Praktis waktu untuk mendampingi anak sangat sedikit.

Melihat fenomena tersebut, para orangtua rela meluangkan waktu saat jam istirahat pagi untuk mendampingi anak-anak mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, kegiatan yang dilakukan oleh orangtua ini sangat membantu perkembangan belajar siswa. Dengan dibimbing oleh orang tuanya sendiri, siswa lebih mudah mengerjakan tugas-tugas sekolah. Siswa yang kurang lancar membaca juga mengalami perkembangan yang signifikan saat rutin didampingi orangtuanya. Pengelolaan dana iuran paguyuban yang dikelola oleh orangtua juga didukung oleh sekolah, selama tidak memberatkan orangtua. (Dkd)

4Sambungan dari Halaman 1

DALAM rangka mengurangi kesenjangan kebutuhan guru PNS dan memperpendek d i s p a r i t a s ke s e n j a n g a n pemerataan guru antar wilayah dan jenjang pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi telah mengadakan Pemetaan dan Pemerataan Guru (PPG) pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak Juli 2012. Hal ini juga dalam rangka menindak lanjuti dan melaksanakan peraturan bersama SKB 5 menteri dalam upaya pemerataan guru.

Langkah yang ditempuh, Kabupaten Ngawi membuka kesempatan pada PNS di wilayahnya untuk menjadi guru. Bahkan bagi PNS yang belum memiliki latar belakang pendidikan keguruan, Pemkab Ngawi akan menyekolahkan mereka secara gratis sambil melaksanakan tugasnya mengajar. Hal ini dilakukan sejak 2012 lalu untuk menutupi kekurangan guru SD.

“Kami mencar i so lus i menutupi kekurangan jumlah guru SD yang terdiri dari guru kelas, Penjaskes, dan PAI tanpa harus merekrut PNS baru. Melalui kesempatan menjadi guru ini para PNS dari SKPD lain atau PNS yang telah jadi guru SMP/SMA kita alihkan jadi guru SD. Yang belum memiliki pendidikan keguruan kita sekolahkan di IKIP Madiun secara gratis,” ungkap Hartono SPd MPd

selaku Kabid Dikdas Dispendik Kabupaten Ngawi saat kegiatan Penyusunan Formulasi Kebijakan Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) Kohor 2 di Malang, 16-19 Desember lalu.

Data di lapangan, Kabupaten Ngawi kekurangan 781 guru SD yang terdiri dari guru kelas 398 orang, guru Penjaskes 332 orang, dan guru PAI 51 orang. Di sisi lain, Kabupaten Ngawi kelebihan guru SMP 277 orang dan guru SMA 84 orang.

Menurut Kepala Dispendik Kabupaten Ngawi Drs. Abimanyu MSi, kekurangan guru SD harus segera ditindak lanjuti agar proses pembelajaran mulai pendidikan dasar hingga atas di Kabupaten

Ngawi berjalan dengan seimbang. Berdasarkan hal tersebut,

sejak Juli 2012 lalu sebanyak 52 guru TK, 182 guru SMP, 25 guru SMA, dan 2 guru SMK dimutasi menjadi guru SD.

“Tidak hanya itu, kami juga membuka kesempatan kepada PNS struktural dari SKPD lain yang berminat menjadi guru untuk pindah ke staf fungsional. Dan ternyata sebanyak 104 orang PNS berminat. Saat ini mereka telah menempuh pendidikan di S1-PGSD IKIP PGRI Madiun semester 3 dan sejak semester 1 telah mengajar menjadi guru SD. Untuk statusnya sementara mereka sebagai guru pelaksana sambil menunggu lulus dari

Kekurangan Guru SD, Ngawi Sekolahkan PNS jadi Guru

pendidikan keguruan,” ungkapnya.Langkah tersebut sangat

membantu menutupi kekurangan guru SD dimana sebanyak 365 guru SD baru sudah menempati posisinya di sekolah dasar yang membutuhkan. Namun hal ini belum menutupi kekurangan 416 guru SD. Apalagi pada 2015 ada sekitar 100 guru PAI akan memasuki masa purna tugas/pensiun. Untuk itu menurut Sumar sono Kabid Mutasi BKD Kabupaten Ngawi, Pemkab Ngawi masih membuka peluang pada guru SMP/SMA yang akan mutasi menjadi guru SD atau PNS yang akan alih profesi menjadi guru SD.

“Saya melihat kesempatan menjadi guru SD masih diminati PNS dari SKPD lain. Apalagi saat ini ditambah dengan adanya tunjangan sertifikasi guru dan kesempatan sekolah pendidikan keguruan secara gratis.Kesempatan ini masih terbuka hingga tahun 2015,” terangnya.

Selain cara yang ditempuh diatas, Dispendik Kabupaten Ngawi juga sudah melakukan regrouping sekolah-sekolah kecil. Sejak 2014, sebanyak 35 SD sudah di-regroup. Saat ini Kabupaten Ngawi telah memanen hasil dari upaya terobosan tersebut. Kabupaten Ngawi mendapat kuota khusus untuk sertifikasi guru kelas bagi guru-guru yang dipindah antar jenjang. (Lut/Dkd)

PRIORITAS - Utama

Sri Suprapti SPd guru Kelas 1 SDN Guyung 2 Kec Gerih Kabupaten Ngawi. Sri dulunya adalah guru SMP yang dimutasi menjadi guru SD imbas kekurangan guru SD di Kabupaten Ngawi.

Orang Tua Dampingi Siswa Belajar di Kelas

Bimbingan orangtua kepada putra-putrinya memberikan dampak positif dimana putra-putrinya makin giat be-lajar. Kegiatan ini dilaku-kan karena kesibukan para orangtua sebagai nelayan/pedagang ikan sehingga sibuk bekerja di malam hari.

3Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

PRIORITAS - Utama

Kembangkan Pertanyaan Tingkat Tinggi, Gender, dan LiterasiSEJALAN dengan program pemerintah, saat ini USAID PRIORITAS mengembangkan beberapa materi pelatihan yang menarik untuk diulas dan dibutuhkan oleh guru. Tiga diantaranya adalah mengembangkan pertanyaan tingkat tinggi, literasi lintas kurikulum, dan gender dalam pendidikan. Pelatihan ini bertajuk ”Pelatihan untuk Pelatih Tingkat Provinsi Jawa Timur : Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SD/MI (Modul 2)” bagi fasilitator daerah mitra USAID PRIORITAS wilayah DBE (Bojonegoro, Nganjuk, Sampang) dan kohor 2 (Ngawi, Lumajang).

Menurut Juprianto, koordinator pelatihan pembelajaran untuk SD/MI USAID PRIORITAS Jatim, tiga materi ini dimasukkan karena dibutuhkan oleh pendidik. “Pendidik yang tergabung dalam mitra kami diharapkan memiliki pemahaman yang utuh

tentang materi-materi tersebut dengan menerapkan pendekatan pembelajaran aktif dan interaktif,” terangnya. Sebanyak 82 peserta dari 5 kabupaten (Ngawi, Lumajang, Bojonegoro, Nganjuk, Sampang) mengikuti pelatihan pada 18-22 Oktober 2014 di Hotel Santika Premiere, Surabaya.

Pertanyaan Tingkat Tinggi Mendorong Siswa Berpikir Kreatif

Sering kita mendengar guru melontarkan pertanyaan kepada siswa yang mudah untuk dijawab. Apalagi, jawabannya sudah disebutkan sebelumnya. Misalnya, ”Anak-anak ibukota Indonesia adalah Jakarta. Jadi, ibukota Indonesia itu mana?” Siswa dengan mudahnya menjawab, “Jakarta.” Padahal sejatinya siswa bisa mengungkapkan lebih dari itu, seandainya guru mau mengubah pertanyaannya. Misalnya, “Apa yang kamu

ketahui tentang ibukota Negara RI?” Inilah salah satu pertanyaan tingkat tinggi yang mampu meningkatkan keberanian siswa untuk berpikir dan memberikan beragam jawaban. Cara guru bertanya itulah berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa.

Literasi Lintas KurikulumPemberian materi ini dimaksudkan

agar pendidik lebih menyadari bahwa kemampuan literasi (membaca/memahami isi bacaan, mendengarkan/menyimak/memahami apa yang diungkapkan orang lain, berbicara/mengungkapkan gagasan secara lisan, dan menulis/mengungkapkan gagasan secara tertulis) sangat diperlukan dalam mempelajari dan sekaligus dapat dikembangkan dalam mata pelajaran-mata pelajaran tersebut.

Gender dalam PendidikanGender menjadi isu yang selama

ini belum banyak disentuh dalam dunia pendidikan. Mengapa USAID PRIORITAS perlu memperhatikan isu kesetaraan gender dalam pendidikan? Alasannya, masih banyak terjadi bias gender dalam proses pembelajaran yang berhubungan dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Misalnya, di buku ajar kita familier dengan bacaan,“Budi pergi bermain, Wati membantu ibu di dapur.”Padahal, hak bermain tidak hanya untuk laki-laki dan membantu ibu bukan hanya kewajiban perempuan.

Selain itu, fasilitas sekolah dan peran yang sama antara perempuan dan laki-laki masih sangat bias. Banyak sekolah yang memiliki fasilitas kamar mandi untuk perempuan dan laki-laki yang masih disatukan. (Dkd)

Salah satu peserta pelatihan saat praktik mengajar di SDN Sedatigede 2 Sidoarjo, memberikan pertanyaan tingkat tinggi kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan berpikir siswa.

SEBANYAK 15 orang perwakilan LPMP Sumatera Barat melakukan kunjungan belajar ke sekolah mitra di SMPN 2 Sedati, Kabupaten Sidoarjo pada 31 Oktober 2014. Tujuannya, melihat secara langsung proses pembelajaran aktif dan manajemen sekolah di SMPN 2 Sedati. Mereka menilai, program yang dikembangkan oleh USAID DBE di Sidoarjo dianggap sukses dan layak dikunjungi. Rombongan itu diterima oleh Wakil Kepala SMPN 2 Sedati yang juga sebagai fasda, Dyah N. R.

Di sekolah ini, rombongan masuk ke kelas-kelas dan menyaksikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Mereka kagum dengan banyaknya hasil karya siswa dan pajangan yang ditempel di dinding. “Kelasnya semarak sekali. Siswa juga tak malu-malu berpresentasi di depan kelas,” ungkap Ibrahim, salah satu anggota rombongan. Mereka juga kagum dengan transparansi dan akuntabilitas di sekolah ini. Pengelolaan dana BOS secara transparan dipajang di pintu masuk sekolah. Selain itu, meskipun lokasinya berada di pinggir kota, sekolah memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Mulai tempat pertemuan sekolah, kantin yang dikelola dengan baik oleh sekolah, hingga ruangan khusus memajang hasil karya siswa dan guru. “Saya tidak rugi berkunjung ke sekolah ini. Bahkan, kedepan akan lebih baik bila para guru SMP di Padang bisa menimba ilmu di sekolah ini,” terang Ibrahim. (Dkd)

Peserta kunjungan dari LPMP Sumatera Barat (Sumbar) saat mengamati pembelajaran di kelas di SMPN 2 Sedati, Sidoarjo.

LPMP Sumbar Berguru di SMPN 2 Sedati

4 Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

PRIORITAS - Praktik yang Baik

SEKOLAH mi tra USAID PRIORITAS d i Kabupaten Situbondo sangat berkomitmen dalam mengembangkan minat baca. Mereka menggandeng Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Situbondo. Salah satunya berlangsung dalam pelatihan tingkat sekolah untuk praktik yang baik dalam manajemen sekolah modul 2, khususnya unit yang terkait dengan program pengembangan budaya baca.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Perpustakaan Daerah Dra Hj Tutik Prihandayani MSi menyampaikan gagasan pengembangan budaya baca. Selain menjelaskan visi dan program umum perpustakaan daerah, beliau menyampaikan dukungan yang sangat berarti kepada sekolah mitra USAID PRIORITAS.

Tuti juga ’menyentil’ salah satu sekolah mitra yang mengalihfungsikan gedung perpustakaan menjadi ruang kepala sekolah. Disampaikan bahwa perpustakaan daerah tidak akan mendukung sekolah tersebut sampai ruang tersebut dikembalikan fungsinya sebagai perpustakaan sekolah.

Sebulan setelah pelatihan, perpusda menepati janjinya. Kunjungan pustakawan ke sekolah dilakukan. Salah satunya, kunjungan ke MI Darul Hikmah Al Fatimiyah, Kecamatan Besuki, Situbondo. Di sekolah tersebut, perpusda membawa perpustakaan mobil keliling seminggu sekali. Siswa diperbolehkan membaca dan meminjam buku. Pustakawan perpusda juga membantu pengelolaan buku di perpustakaan sekolah.

Yang menggembirakan, begitu disentil tentang gedung perpustakaan yang dialihfungsikan untuk tempat lain, kepala SDN Kilensari 9 saat ini sudah mengembalikan ruang perpustakaan sesuai fungsinya. Bahkan, kini SDN Kilensari 9 mempunyai gedung perpustakaan yang representatif dengan buku-buku yang tertata rapi. “Saya gembira ternyata respons sekolah mitra USAID PRIORITAS terhadap kami luar biasa. Saya berharap kerja sama ini dapat terus ditingkatkan,” terang Tuti.

Suasana setiap kunjungan mobil pustaka ke sekolah juga disambut gembira oleh para siswa. Mereka bahkan rela mengantre dengan tertib demi mendapatkan buku bacaan yang mereka inginkan. (Dya/Vit)

Kerjasama dengan Perpusda Kunjungi

Sekolah Mitra

Ubah Budaya Menghapal menjadi Memahami Isi Buku

SALAH s a tu m i t r a USAID PRIORITAS Jatim, SDN Konang 2 Galis, Pamekasan, telah menerapkan budaya baca di sekolah. Hasilnya, minat siswa dalam membaca buku meningkat.

Kepala SDN Konang 2 Sariati SPd awalnya pesimistis kegiatan ini bisa diterapkan di sekolahnya.

Menurut dia, budaya baca yang masih rendah di wilayahnya membuat anak-anak enggan berkunjung ke perpustakaan. Apalagi, kondisi

perpustakaan dan buku-buku bacaan di sekolah yang dipimpinnya tidak menarik dan usang. Hal ini didukung dengan sulitnya mengubah persepsi orang tua murid bahwa budaya membaca itu tidak penting.

Setelah pulang dari pelatihan USAID PRIORITAS, beliau kembali termotivasi untuk memajukan program membaca di sekolahnya. Langkah awal yang dilakukannya adalah merenovasi perpustakaan.

“Meskipun dengan langkah sederhana, saya berusaha membuat perpustakaan senyaman mungkin sehingga siswa kerasan membaca buku di perpustakaan,” ungkapnya. Sar iat i menata buku-buku di perpustakaan menjadi lebih menarik. Bel iau juga menggelar karpet sehingga siswa bebas membaca di perpustakaan. Ruangan perpustakaan juga dirombak menjadi lebih nyaman untuk membaca. Langkahnya ini juga didukung oleh komite sekolah. Mereka bersama-sama merombak perpustakaan menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Langkah selanjutnya adalah mewajibkan siswa berkunjung ke perpustakaan. Program yang dimulai pada Oktober 2014 lalu ini berjalan baik. Setelah semua siswa diwajibkan ke perpustakaan,

minat siswa membaca berubah. Setiap hari para siswa di setiap kelas secara bergantian berkunjung ke perpustakaan untuk membaca. Mereka juga diwajibkan merangkum isi buku yang telah dibacanya.

Tidak hanya itu, setiap hari saat mengawali pelajaran, seluruh kelas diwajibkan membaca buku selama 5-10 menit di dalam kelas. Apalagi saat ini di setiap kelas sudah memiliki sudut baca.

Di akhir tahun 2014 Sariati

Mobil Perpustakaan Keliling rutin berkunjung ke sekolah mitra di Situbondo, salah satunya di MI Darul Hikmah Al Fatimiyah untuk mendukung program minat baca.

Suasana per-pustakaan di SDN Konang 2 Kab. Pame-kasan setelah dirombak kini lebih nyaman untuk siswa.

bersama para guru kelas membuat evaluasi, apakah program ini sudah berjalan dengan baik dan diminati siswa. Hasilnya, menurut Sariati, minat baca s iswa meningkat . Namun, beberapa siswa masih terbiasa menghafal isi buku daripada memahami buku.

Sariati bersama para guru kelas berupaya mengubah kebiasaan ini. Caranya, siswa diminta membuat rangkuman isi buku sebanyak-banyaknya dan memajangnya di kelas atau perpustakaan. Cara ini terbukti cukup efektif.

Perjuangan Sariati tersebut tidak sia-sia. SDN Konang 2 Pamekasan mendapatkan penghargaan juara II lomba perpustakaan se-Kabupaten Pamekasan dan mendapatkan hadiah uang tunai Rp 2juta dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan pada Desember 2014.

Dana ini akan digunakannya untuk pengembangan perpustakaan, pembelian buku-buku baru, dan pengembangan taman bacaan di depan kelas.

Sariati juga menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Daerah Kabupaten Pamekasan agar secara rutin sekolah tersebut dapat dikunjungi mobil perpustakaan keliling. (Aim)

5Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

PRIORITAS - Praktik yang Baik

DARI showcase di tingkat kabupaten di Madiun pada21 April 2014, banyak pajangan karya siswa dan guru yang dipamerkan. Namun, rasanya sayang apabila setelah selesai showcase kemudian hanya dijadikan pajangan di kelas saja. Karena itu, para fasilitator daerah (fasda) dari Gugus 1 Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, memiliki ide membuat Klinik Pendidikan. Dengan menempati ruangan IT di SDN Krajan 2, Kec. Mejayan, klinik ini dipenuhi hasil karya siswa dan guru. Di klinik ini juga terdapat beberapa perangkat komputer sebagai pusat akses informasi siswa dan guru.

Hasil karya guru dan siswa yang dipamerkan di Klinik Pendidikan ini terdiri atas beberapa contoh RKS, RPP, skenario pembelajaran guru, hasil karya pembelajaran siswa, lembar kerja siswa, foto-foto kegiatan, dan masih banyak lagi. Ternyata keberadaan Klinik Pendidikan ini sangat diminati para guru dan siswa

di Gugus 1. Setiap hari ada pengunjung yang datang untuk menimba ilmu di sana. Beberapa kali kegiatan KKG dan K3S juga dipusatkan disini. Untuk pemeliharaan Klinik Pendidikan, dananya berasal dari iuran KKG dan K3S.

Kepala SDN Karajan 2 Aswari mengungkapkan, SDN Krajan 2 dipilih sebagai tempat Klinik Pendidikan karena sejak awal kegiatan KKG dan K3S untuk Gugus 1 Kecamatan Mejayan selalu terpusat di SDN Krajan 2.

Menurut Aswari, keberadaan Klinik Pendidikan ini menumbuhkan rasa bangga bagi para guru dan siswa yang karyanya dipajang. Klinik ini juga menjadi tujuan untuk menimba ilmu dari sekolah lain diluar gugus. Pada Februari2015, beberapa sekolah dari gugus lain menyatakan minatnya untuk berkunjung. Mereka juga ingin melihat pembelajaran aktif yang telah dilaksanakan di SDN Krajan 2. (Cah/Mik)

Klinik Pendidikan Pusatnya Menimba Ilmu

Klinik Pendidikan di SDN Krajan 2 Kec Mejayan Kab Madiun menjadi pusat menimba ilmu bagi para pendidik di Gugus 1. Secara berkala, Klinik Pendidikan juga menjadi tempat pertemuan KKG dan K3S di Gugus 1 Kec Mejayan Kab Madiun.

Pajangan hasil karya pembelajaran siswa dan guru di Gugus 1.

Suasana pembelajaran aktif di SDN Krajan 2 yang kerap dikunjungi sekolah lain.

Surabaya dan UIN Sunan Ampel Surabaya di Surabaya, pelatihan terdiri dari pelatihan pembelajaran untuk SD, SMP, dan MBS (Februari 2015). - Showcase di Kabupaten Lumajang (17 Februari 2015), Showcase di Kabupaten Ngawi (24 Februari 2015).- Konsultasi Publik di Kabupaten Lumajang dan Ngawi (Februari 2015). - Pelatihan untuk Fasda Kohor 3 (7-12 Maret 2015).

- Sosialisasi Program USAID PRIORITAS di Kohor 3 yaitu Kab. Banyuwangi (13 Januari 2015), Kab. Jombang (14 Januari 2015), Kota Batu (16 Januari 2015), dan Kab. Lamongan (28 Januari 2015).- Pelatihan Modul 2 untuk Sekolah Mitra LPTK Universitas Negeri Malang di Malang, pelatihan terdiri dari pelatihan pembelajaran untuk SD, SMP, dan MBS (Januari 2015).- Pelatihan Modul 2 untuk Sekolah Mitra LPTK Universitas Negeri

Kegiatan Utama USAID PRIORITAS Jawa Timur Januari-Maret 2015

PRIORITAS - Praktik yang Baik

6 Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

A DA L A H R r. S u i n d a h Wijayanti SPd MM, guru SMPN 4 Lumajang yang baru saja menjuarai lomba Guru Terbaik se-Kabupaten Lumajang untuk kategori lomba pembelajaran tingkat menengah yang diadakan Dewan Pendidikan Kabupaten Lumajang tahun 2014. Ibu guru yang akrab dipanggil Roro ini juga merupakan fasil itator daerah (fasda) Lumajang untuk jenjang SMP.

Ke b e r h a s i l a n R o r o menjuarai lomba tak lepas dari kebiasaannya melaksanakan pembelajaran aktif di kelas. Apalagi sejak terpilih menjadi fasda, dia mengakui banyak ilmu yang didapatkan untuk pengembangan kapasitas dirinya.

“Saya setiap hari mencoba menerapkan pola pembelajaran aktif dan kooperatif pada siswa

di kelas meskipun itu tidak mudah. Untuk melaksanakan pembelajaran yang bermakna, memang dibutuhkan persiapan mengajar yang matang. Saya mulai merancang skenario pembelajaran dengan baik setiap hari dan menerapkannya di kelas. Alhamdulillah, semua berbuah baik,” ungkapnya.

Aktivitas Roro juga didukung oleh Kepala SMPN 4 Lumajang Dra Ghoniyyul Khusnah MSi. Ghoniyyul yang juga fasda Kabupaten Lumajang untuk jenjang SMP selalu mengimbau para guru d i l i ngkungan sekolahnya untuk menerapkan pembelajaran akti f . “Sejak

Rr. Suindah Wijayanti SPd MMJadi Juara berkat Pembelajaran Aktif Kooperatif

menjadi sekolah mitra USAID PRIORITAS pada 2013, begitu mendapatkan ilmu dari beragam pelatihan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS, kami langsung mengimbaskan ke semua guru di SMPN 4 Lumajang. Apapun kurikulumnya, dengan menerapkan pembelajaran aktif di kelas, minat belajar siswa meningkat,” terangnya.

Saat ditanya kendala terbesar dalam menerapkan pembelajaran aktif, Roro mengakui rasa malas yang kerap datang. Tapi,dia terus berjuang melawan malas. “Yang saya pertaruhkan masa depan anak-anak, jadi saya mencoba untuk terus semangat mengajar,” tegasnya.

Lomba in i merupakan agenda Dewan Pendidikan Kabupaten Lumajang dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Lumajang. Guru yang mengikuti lomba harus mengirimkan video kondisi pembelajaran di kelas dan RPP yang dibuatnya. Di antara puluhan pengirim, Roro menjadi salah satu nominator. Para juri kemudian hadir langsung di kelas Roro untuk menyaksikan pembelajaran langsung dan melakukan dialog dengan siswa. Hasilnya, Roro berhasil menjadi juara pertama. (Dkd)

Seuntai Kata

Roro memamerkan hasil pembelajaran di kelasnya saat pelatihan untuk pelatih tingkat provinsi. Roro merupakan salah satu Fasda Kab. Lumajang.

Roro (kanan) dengan bimbingan Kepala Sekolah SMPN 4 Lumajang Ghoniyyul Khusnah (kiri) akhirnya menjadi juara Guru Terbaik.

Silvana ErlinaKoordinator Provinsi

USAID PRIORITAS Jatim

Salam Pendidikan!

KAMI mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang sudah diberikan oleh para pemangku yang peduli pendidikan kepada kami. Berkat dukungan dari para pemangku yang peduli pendidikanlah kami dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas proses belajar mengajar, manajemen sekolah serta hubungan koordinasi dengan institusi yang mendukung pencapaian visi dan misi sekolah. Banyak sudah hasil yang bisa kita lihat langsung di sekolah-sekolah tentang kemajuan sekolah terutama dalam tiga komponen yang saya sebutkan tadi.

Untuk wilayah Kohor 3 kami akan mengembangkan praktik-praktik terbaik pada 4 kabupaten/kota yakni Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kabupaten Jombang dan Kabupaten Lamongan. Terima kasih yang tak terhingga kepada para kepala daerah dari ke-4 kabupaten/kota yang telah memberikan peluang kepada kami untuk membantu memfasilitasi peningkatan kualitas pendidikan di wilayah masing-masing.

Kami berharap dukungan ini dapat berlanjut hingga di akhir program dan kepala daerah dapat mengembangkannya sebagai praktik yang baik di kecamatan-kecamatan lain dalam satu kabupaten sehingga peningkatan kualitas pendidikan akan merata di seluruh kabupaten/kota.

7Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014

Dosen 16 LPTK akan Latih Sekolah Praktik yang Baik

UNTUK mengembangkan sekolah rujukan yang berhasil dalam menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah, USAID PRIORITAS menyelenggarakan pelat ihan untuk pelatih tingkat nasional bagi 68 dosen dari 16 LPTK mitra USAID PRIORITAS yang diselenggarakan di Surabaya (1-3/12). Mereka dipersiapkan melatih dan mendampingi SD, MI, SMP, dan MTs di setiap kabupaten/kota mitra untuk menjadi sekolah praktik yang baik (SPB) atau good practice school. Sekolah praktik yang baik adalah sekolah yang dirancang dan dikembangkan menjadi sekolah yang dapat menjadi contoh yang baik dari segi pembelajaran dan manajemen sekolah.

”Pelibatan para dosen LPTK untuk lebih mendekatkan LPTK sebagia pencetak guru dengan sekolah, dan agar sekolah praktik yang baik dapat menjadi tempat praktik mengajar bagi para mahasiswa calon guru,”

kata Ajar Budi Kuncoro University and Stakeholder Coordinator Specialist USAID PRIORITAS.

Pengembangan SPB merupakan bagian dari program USAID PRIORITAS yang bertujuan agar para mahasiswa calon guru dapat praktik mengajar di sekolah yang telah berhasil dalam menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah (MBS). ”Sehingga ketika mahasiswa LPTK menjadi guru, mereka sudah mengetahui wujud praktik bukan teori dan terbiasa menerapkan pembelajaran aktif dan MBS,” katanya lagi.

Para dosen LPTK tersebut diberikan beberapa materi diantaranya tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran, merancang lembar kerja yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, program membangun pembiasaan literasi, dan porto folio dalam penilaian otentik.

Menurut Prof. Dr. Ani Rusilowati MPd

Kaprodi Pendidikan Dasar Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang (UNNES), program SPB sangat relevan dengan kepent ingan LPTK da lam menyiapkan guru yang berkualitas. “Banyak manfaat yang didapatkan dari pelatihan ini, terutama untuk para dosen. Pelatihan ini akan membantu dosen dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Untuk para guru, pelatihan ini kedepan memudahkan mereka dalam mengaitkan KD (kompetensi dasar) pada pembelajaran tematik,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan Prof. Dr. Johar Amir, M. Hum. Menurutnya, semua mata kuliah di perguruan tinggi bisa dipraktikkan dengan pendekatan pembelajaran aktif. “Semua kembali pada kemauan dosen apakah dia mau mengubah cara mengajar atau tidak. Kalau untuk mahasiswa, pembelajaran aktif sangat membantu mereka saat implementasi PPL di sekolah. (Dkd/Anw)

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Salah satu dosen sedang memberi masukan buku besar yang dipresentasikan oleh peserta pelatihan (kiri). Peserta pelatihan bangga akhirnya bisa menyelesaikan buku besar yang dibuatnya (kanan).

DALAM rangka mendukung Program Membaca, USAID PRIORITAS juga telah memberikan hibah masing-masing 145 buku bacaan kepada 82 SD/MI dan 40 SMP/MTs sekolah mitra dari 5 kabupaten Kohor 1 (Kab. Blitar, Kab. Madiun, Kab. Mojokerto, Kab. Situbondo dan Kab. Pamekasan) dan seluruh sekolah mitra LPTK. Sehingga total buku yang disumbangkan sebanyak 23.101 ribu buku bacaan.

Dalam waktu dekat, USAID PRIORITAS juga akan memberikan hibah buku yang sama kepada sekolah mitra Kohor 2 (Kab. Lumajang dan Kab. Ngawi).

Menurut Dyah Haryati Puspitasari selaku Whole Schole Development USAID PRIORITAS Jatim, dengan memberikan hibah buku bacaan di setiap sekolah diharapkan sekolah mitra dapat menjadi pelopor Program Budaya Baca di kabupaten masing-masing dan meningkatkan minat, guru, siswa, dan orangtua untuk gemar membaca. Buku-buku yang dihibahkan terdiri dari buku bacaan dan novel ringan yang disesuaikan dengan usia anak. (Dkd)

Hibahkan Buku Bacaan Pada Seluruh Sekolah Mitra

Penyerahan simbolis hibah buku dari Dispendik Kab. Blitar kepada salah satu sekolah mitra.

PRIORITAS - Tentang Kami

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman

pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui Email: [email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft

Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG. Alamat Redaksi: Pondok Mutiara Blok A No. 2 Sidoarjo Jawa Timur. Telp. 031-8921000,, Fax. 031-8078525.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

Pertemuan MKKS Sebagai Ajang Pameran Praktik yang Baik di SMPN 4 Lumajang

Diseminasi PAKEM dan CTL untuk SDLB dan SMPLB di Kabupaten Sidoarjo

Pajangan yang terdiri dari alur persiapan pembelajaran mulai pembuatan RPP hingga pengisian lembar kerja siswa di SMPN 4 Lumajang.

Salah satu guru saat membimbing siswa SMPLB pada kegiatan praktik mengajar pada diseminasi pelatihan CTL untuk para guru SMPLB se-Kabupaten Sidoarjo.

Salah satu kepala SMP melihat hasil karya siswa dan guru di SMPN 4 Lumajang pada pertemuan rutin MKKS yangdipusatkan di SMPN 4 Lumajang pada 23 Desember 2014.

Peserta diseminasi pelatihan PAKEM yang terdiri dari guru SDLB aktif berdiskusi pada 17 Oktober 2014. Kegiatan ini didanai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo.

Salah satu guru mencoba mengajak berdiskusi siswa SMPLB mempraktikkan pembelajaran aktif saat praktik mengajar pada diseminasi pelatihan CTL untuk para guru SMPLB se-Kabupaten Sidoarjo.

Diskusi merumuskan rencana tindak lanjut (RTL) salah satu kelompok pada diseminasi pelatihan PAKEM dan CTL yang terdiri dari guru SDLB dan SMPLB.

8 Swara Prioritas Edisi 09 Oktober - Desember 2014