kesehatan gimul
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu pilar strategi pembangunan kesehatan nasional adalah
Paradigma Sehat. Dalam perwujudan paradigma sehat yang diutamakan adalah
upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif)
tanpa mengabaikan upaya pengobatan (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif) (1).
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun
1995, penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat masih berkisar
penyakit yang menyerang jaringan keras gigi (karies) dan penyakit periodontal,
yang menyatakan bahwa 63% penduduk Indonesia menderita kerusakan gigi aktif
(kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Pengalaman karies perorangan rata-
rata (DMF-T = Decay Missing Filling-Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang
berarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan oleh WHO (World
Health Organization), yaitu 3. Adapun untuk prevalensi penyakit periodontal
menunjukan 42,8% (1).
Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku masyarakat.
Berdasarkan SKRT 1995 dan Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 1998
dinyatakan bahwa masyarakat belum menyadari pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak
menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi
tepat waktu. Kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan masih rendah. Hal ini terlihat dari 87% masyarakat yang mengeluh
sakit gigi tidak berobat, 12,3% masyarakat yang mengeluh sakit gigi datang
berobat ke fasilitas kesehatan gigi sudah dalam keadaan terlambat sehingga dari
rata-rata 6,4% gigi yang rusak 4,4% gigi sudah dicabut dan 0,7% mencari
pengobatan tradisional (1).
2
Program pembangunan nasional bertujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat ke arah perilaku sehat. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku, pada hakikatnya identik dengan faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu yaitu faktor pembawaan (heredity), faktor lingkungan dan
faktor waktu(1).
Usaha untuk mengubah perilaku manusia sebaiknya diawali dari keluarga.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat membantu untuk menjelaskan serta
memberikan contoh mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang
tidak(1).
Pada saat anak memasuki usia sekolah baik itu taman kanak-kanak
maupun sekolah dasar , guru di sekolah tersebut dapat pula menanamkan nilai-
nilai tentang perilaku mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang sebaiknya
tidak dilakukan disertai penjelasan-penjelasan(1).
Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk
menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah
perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan gigi, menjadi lebih
menguntungkan untuk kesehatan giginya(2).
Pendidikan kesehatan gigi merupakan salah satu program kesehatan gigi
dengan tujuan menanggulangi masalah kesehatan gigi di Indonesia. Pendidikan
kesehatan gigi dapat dilaksanakan di klinik gigi untuk setiap pengunjung klinik
gigi, di sekolah melalui program usaha kesehatan gigi sekolah dan di masyarakat
melalui organisasi kemasyarakatan yang ada seperti PKK, Posyandu, karang
Taruna, dan lain-lain(2).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti suatu
permasalahan yaitu gambaran perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “ Bagaimana perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa. “
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui perilaku anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut di
SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa/i kelas VI dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.
2. Untuk mengetahui sikap siswa/i kelas VI dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.
3. Untuk mengetahui tindakan siswa/i kelas VI dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
- Menambah pengetahuan mengenai tindakan dalam menjaga kesehatan gigi
dan mulut.
- Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang
Metodologi Penelitian Klinis.
4
2. Bagi Sekolah
Memberikan gambaran mengenai perilaku siswanya dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulut sehingga dapat meningkatkan kualitas program usaha kesehatan
gigi sekolah.
3. Bagi orang tua
Menambah pengetahuan orang tua dalam membimbing anaknya untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
4. Bagi Siswa
Meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
5. Bagi Pemerintah
Sebagai bahan untuk mengetahui gambaran tingkat kesadaran anak sekolah di
Tanjung Morawa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kesehatan Gigi Dan Mulut
WHO ( World Health Organization ) mendefenisikan sehat sebagai suatu
keadaan fisik yang sempurna meliputi sehat mental dan sehat sosial dan tidak
hanya absennya penyakit atau cacat fisik. Kesehatan mulut didefenisikan sebagai
keadaan standart dari mulut dan jaringan yang berhubungan dengan mulut yang
mana memungkinkan individu untuk makan, berbicara dan bersosialisasi tanpa
adanya penyakit, ketidaknyamanan atau keadaan yang memalukan dan
menyokong keadaan sehat secara keseluruhan(3).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral kesehatan secara
keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudidayakan diseluruh
masyarakat.Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya dan didukung
oleh gusi yang kencang dan merah muda.Pada kondisi yang normal, dari gigi dan
mulut yang sehat tidak tercium bau tidak sedap. Kondisi ini hanya bisa dicapai
dengan perawatan yang tepat (4).
Menurut Blum (1974), status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan
(fisik maupun sosial budaya), perilaku dan pelayanan kesehatan. Dari keempat
faktor tersebut, perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi
status kesehatan gigi dan mulut, karena disamping mempengaruhi kesehatan gigi
dan mulut secara langsung, perilaku dapat mempengaruhi faktor lingkungan
maupun pelayanan kesehatan(5).
2.2. Perilaku Kesehatan Gigi Dan Mulut
Perilaku kesehatan gigi dan mulut meliputi pengetahuan, sikap, dan
tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya
pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi
adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut termasuk gusi(2).
6
Menurut Kegeles (1961), ada empat faktor utama agar seseorang mau
melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu :
1. Merasa mudah terserang penyakit.
2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah.
3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal.
4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan(2).
2.2.1. Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut
Pengetahuan adalah hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami
ataupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan
merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(overt behavior) (2).
Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan
yaitu :
1. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya
mengingat atau mengingat kembali suatu objek atau rangsangan tertentu.
2. Memahami, adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang
diketahui.
3. Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut.
5. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian ke dalam
suatu bentuk tertentu yang baru.
6. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek
tertentu(2).
7
2.2.2. Sikap Mengenai Kesehatan Gigi Dan Mulut
Sikap (attitude) adalah suasana batin atau hasil dari proses
sosialisasi yaitu reaksi seseorang terhadap rangsangan yang diterimanya. Sikap
mengenai kesehatan gigi terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu :
1. Kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu objek. Misalnya, seorang ibu
berkeyakinan bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan menggosok
gigi anaknya secara teratur, maka si ibu akan berusaha keras untuk menggosok
gigi anaknya secara teratur.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misalnya, pengalaman bahwa
gigi yang berlubang walau sudah ditambal oleh dokter gigi masih juga sakit,
tetapi sesudah dicabut tidak ada lagi keluhan, membuat seseorang menolak
menambal giginya tetapi minta langsung dicabut saja, jika ada gigi yang
berlubang.
3. Kecenderungan untuk bertindak. Contohnya, seorang ibu yang tahu kalo gusi
berdarah disebabkan kekurangan vitamin C, akan memberi vitamin C pada
anaknya setiap kali gusi anaknya berdarah. Apabila ternyata pemberian
vitamin C belum juga menimbulkan penyembuhan gusi, si ibu cenderung
melakukan usaha lain, misalnya ke dokter gigi(2).
Menurut Allport (1954), ketiga hal ini membentuk sikap yang utuh.
Lebih lanjut, Allport juga menyatakan bahwa dalam menentukan sikap yang utuh
ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting(2).
Fishben dan Ajzen (1975) mengajukan suatu model sikap yang
menggambarkan hubungan keyakinan, sikap, niat, dan perilaku terdapat pada
bagan 2.1.
8
Gambar 2.1. Hubungan Keyakinan, Sikap, Niat, dan Perilaku
Sikap tentang kesehatan gigi merupakan hasil dari proses
sosialisasi. Seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang berupa objek
kesehatan gigi yaitu kosep gigi atau gusi sehat dan sakit serta upaya
pemeliharaannya melalui proses sosialisasi(2).
2.2.3. Tindakan Mengenai Kesehatan Gigi Dan Mulut
Agar sikap menjadi suatu tindakan yang nyata, diperlukan faktor
pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain, adanya sarana dan
prasarana atau fasilitas. Tindakan mempunyai empat tingkatan yaitu :
1. Persepsi, merupakan tindakan tingkat pertama yaitu memilih dan mengenal
objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Contohnya,
mengambil sikat gigi yang benar dari sejumlah sikat gigi yang disajikan
dengan berbagai bentuk dan kekerasan bulu sikat dari lunak, sedang dan keras,
untuk menggosok gigi.
2. Respon terpimpin adalah jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh yang diberikan.
Keyakinan akan akibat perilaku X
Norma Subyektif tentang
Perilaku X
Keyakinan normative
akan akibat perilaku X
Sikap terhadap
perilaku X
Niat untuk melakukan perilaku X
Perilaku X
9
Contohnya, mendidik cara menggosok gigi untuk anak berumur dibawah 5
tahun dengan posisi ibu di belakang anaknya, dan anak serta ibu menghadap
cermin agar anak bisa melihat. Selanjutnya, ibu melakukan gerakan
menggosok gigi anaknya, agar anak bisa mencontohnya.
3. Mekanisme adalah bila seseorang mampu melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis atau sudah merupakan kebiasaan. Contohnya, anak umur 5
tahun sudah mampu menggosok gigi dengan benar secara otomatis, pagi hari
sesudah makan dan malam hari sebelum tidur.
4. Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik, artinya tindakannya sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi
kebenaran tindakan yang dimaksudkan. Contohnya, untuk anak yang masih
dibawah 5 tahun dan mempunyai kebiasaan minum susu manis dalam botol, si
ibu bisa mengurangi jumlah gula dalam susunya dan segera membersihkan
gigi anak dengan kain bersih yang dibasah, sebab akan sangat sulit untuk
langsung menggosok gigi anak, lebih-lebih dalam keadaan tidur atau setengah
tidur(2).
2.3. Keadaan Dan Masalah Kesehatan Gigi Dan Mulut
Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita masyarakat di
Indonesia banyak berkaitan dengan masalah kebersihan mulut.Penyakit-penyakit
gigi dan mulut tersebut adalah penyakit jaringan periodontal dan penyakit karies
gigi. Sumber penyebab kedua penyakit tersebut adalah diabaikannya kebersihan
mulut sehingga terjadilah akumulasi plak(5).
2.3.1. Plak
Plak adalah suatu lapisan yang melekat pada gigi, terdiri dari
kuman-kuman dari ludah dan sisa makanan. Paling banyak plak terdapat pada
leher gigi, tepi gusi dan diantara gigi-gigi(6).
Plak yang baru terbentuk lunak akan mudah dibersihkan dengan
menyikat gigi. Bila dibiarkan makin lama makin tebal. Bila kita menyikat gigi
dengan sempurna maka plak akan bersih, Tetapi dalam waktu sekitar satu jam saja
10
akan terbentuk pellikel, selaput lendir dari ludah yang menyelimuti gigi.
Kemudian kuman baik dari udara luar maupun dari ludah akan menempel pula
pada pellikel; terjadi lagi plak tanpa sisa makanan.Inilah sebabnya orang harus
rajin menyikat gigi sesuai dengan aturan yang dianjurkan(6).
Sumber :http//www. medlineplus.com
Gambar 2.2. Akumulasi Plak
1. Kuman-kuman dalam Plak
Dari hasil penelitian laboratorium diketahui bahwa 80 % berat plak terdiri
dari air, jumlah bakteri di dalam plak adalah kurang lebih 250 juta per mg. Bakteri
merupakan komponen yang paling menonjol dalam plak. Bakteri pada permukaan
luar adalah jenis jenis bakteri aerobi sedangkan pada bagian dalam terdapat
bakteri anaerobi.
Dari penyelidikan diketahui bahwa bakteri-bakteri di dalam plak yang
diambil dari permukaan gigi-gigi yang telah menunjukan tanda-tanda karies
terutama terdiri dari bakteri acidogenik yaitu bakteri yang mempunyai
kemampuan untuk membentuk asam dari makanan yang mengandung
karbohidrat. Disamping mampu membentuk asam, bakteri-bakteri tersebut juga
mampu untuk tumbuh dan berkembang biak di lingkungan yang asam(6).
2. Disklosing material
Plak tidak bisa dilihat karena warnanya transparan seperti warna kaca
putih tembus cahaya.Hanya bisa dicek dengan menggunakan disclosing
material.Disclosing material ini ada yang berbentuk cairan adapula yang
berbentuk tablet.
11
Cara penggunaannya, untuk yang cairan dikumur-kumur sedangkan untuk
yang tablet dikunyah terlebih dahulu sebelum diratakan ke seluruh bagian mulut.
Sesudah itu berdiri di depan kaca sambil membuka mulut untuk melihat bagian-
bagian yang berwarna lebih tebal. Pada bagian yang berwarna lebih tebal itulah
terdapat plak gigi
Oleh karena itu, disclosing material ini berguna pula untuk menilai
kebersihan mulut seseorang serta mendidiknya, terutama bagi pemeliharaan
kesehatan mulut anak-anak, karena mudah untuk menerangkan bagian-bagian
yang masih perlu dibersihkan lagi(7).
3. Pengontrolan Plak
Kontrol terhadap plak dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Cara alamiah
a. Dengan gerakan lidah,pipi dan bibir.
b. Dengan memakan makanan yang bersifat membersihkan.
Pada penelitian telah dilakukan percobaan terhadap 7 macam buah yang
terpilih yaitu : papaya, nenas, apel, belimbing, bengkoang dan tebu serta
sayur-sayuran yang mentah(7).
2. Cara buatan
a. Secara kimiawi yaitu dengan menggunakan obat kumur yang
mengandung:
Antibiotic (vancomycin)
Enzim (destranase)
Antiseptik (chlor hexidine 0,1%)
b. Secara mekanis yaitu dengan mempergunakan beberapa alat seperti :
Sikat gigi
Dental floss
Interdental stimulator(7).
12
2.3.2. Karies Gigi
Dalam beberapa dekade terakhir kejadian karies di negara
berkembang meningkat .Kenaikan tersebut diikuti pula dengan rendahnya sarana
pelayanan kesehatan dan pengertian masyarakat dalam upaya pencegahan. Proses
terjadinya karies sangat erat kaitannya dengan perilaku dalam menjaga kesehatan
gigi seseorang(8).
1. Defenisi Karies Gigi
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email
gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi). Struktur email sangat menentukan
proses terjadinya karies. Penjalaran karies mula-mula terjadi pada email. Bila
tidak segera dibersihkan dan tidak segera ditambal, karies akan menjalar ke bawah
hingga sampai ke ruang pulpa yang berisi pembuluh saraf dan pembuluh darah,
sehingga menimbulkan rasa sakit dan akhirnya gigi tersebut bisa mati(9).
Sumber : http//www.dental-health-index.com
Gambar 2.3. Karies Gigi
2. Etiologi Karies Gigi
Banyak sekali faktor yang menyebabkan karies. Faktor yang utama, antara
lain :
1. Gigi dan air ludah, bentuk gigi yang tidak beraturan dan air ludah yang banyak
lagi kental, mempermudah terjadinya karies.
2. Adanya bakteri penyebab karies. Bakteri yang menyebabkan karies adalah dari
jenis Streptococcus dan Lactobacillus.
3. Makanan yang kita konsumsi. Makanan yang mudah lengket dan menempel di
gigi seperti permen dan coklat, mempermudah terjadinya karies.
13
Sementara itu faktor lain yang turut andil adalah tingkat kebersihan
mulut, frekuensi makan, usia dan jenis kelamin serta sikap/perilaku terhadap
pemeliharaan kesehatan gigi(9).
3. Gejala Dan Tanda Karies Gigi
Gejala dari karies gigi yaitu :
1. Gigi sensitive terhadap panas, dingin atau manis.
2. Timbul rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah.
3. Bau mulut (halitosis) (10).
Tanda-tanda karies gigi yaitu :
1. Bercak putih pada email yang menunjukan terjadinya hipokalsifikasi.
2. Bila berlanjut akan menjadi perubahan warna menjadi keabuan atau kehitaman.
3. Karies akar menyebabkan perubahan warna coklat muda atau coklat tua pada
sementum dan dentin akar gigi.
4. Karies aktif pada dentin berstruktur lunak.
5. Terjadi lubang pada gigi (11).
4. Pencegahan Karies Gigi
Ada 4 faktor yang berperan pada pembentukaan karies gigi, yaitu :
1. Kepekaan permukaan gigi terhadap serangan asam.
2. Plak yang melekat pada permukaan gigi.
3. Aktivitas bakteri di dalam plak.
4. Penyerapan karbohidrat ke dalam plak.
Hubungan dari faktor-faktor tersebut dapat digambarkan dengan rumus
berikut :
plak
Bakteri + sukrosa = asam + permukaan gigi yang peka = karies
Tampak bila salah satu faktor diatas dihilangkan,maka kita akan
menghilangkan atau mencegah pembentukkan karies (12).
14
Tindakan-tindakan untuk mencegah karies gigi tersebut yaitu :
1. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti
permen dan coklat
2. Mengontrol plak .
3. Menggunakan fluoridasi topical, yaitu memberikan fluoride langsung pada
gigi dengan cara dioleskan.
4. Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
5. Menjaga higienis gigi dan mulut (9,13).
2.3.3. Penyakit Jaringan Periodontal
Penyakit jaringan periodontal terutama merupakan reaksi inflamasi
sehingga dinamakan gingivitis dan periodontitis(14).
2.3.3.1. Gingivitis
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan gusi (gingiva), merupakan
penyakit jaringan penyangga gigi yang paling ringan.Dapat terjadi akut atau
kronik, tetapi bentuk akut lebih sering ditemukan. Faktor penyebab terjadinya
gingivitis yaitu akumulasi plak, kalkulus dan karies(14).
Sumber : http/www.dental-health-index.com
Gambar 2.4. Gigivitis
15
Gejala Gingivitis
Adapun gejala dari gingivitis yaitu :
Gusi sering berdarah.
Gusi berwarna merah tua sampai ungu.
Gusi membengkak.
Kadang-kadang dijumpai rasa sakit (13,15).
2.3.3.2. Periodontitis
Periodontitis (Piore) terjadi jika gingivitis menyebar ke struktur
penyangga gigi. Periodontitis merupakan salah satu penyebab utama lepasnya gigi
pada orang dewasa dan lanjut usia(9).
Sebagian besar periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan
karang gigi diantara gigi dan gusi.Akan terbentuk kantong diantara gigi dan gusi
dan meluas ke bawah diantara akar gigi dan tulang dibawahnya.Kantong ini
mengumpulkan plak pada suatu lingkungan bebas oksigen, yang mempermudah
pertumbuhan bakteri. Jika keadaan ini terus berlanjut, pada akhirnya banyak
tulang rahang di dekat kantong yang rusak sehingga gigi lepas (9).
Sumber: http//www.majalahkesehatan.com
Gambar 2.5. Periodontitis
16
Gejala Periodontitis
Gejala periodontitis adalah
1. Perdarahan gusi.
2. Perubahan warna gusi menjadi kehitaman.
3. Terdapatnya plak.
4. Gusi menjadi lebih lunak dan halus.
5. Penekanan sedikit saja akan menimbulkan perdarahan.
6. Sakit ketika disentuh
7. Terdapat ruang antara gusi dan gigi.
8. Kehilangan gigi
9. Bau mulut (halitosis) (13,14).
2.3.3.3. Pencegahan Gingivitis Dan Periodontitis
Pencegahan terbaik adalah mengontrol plak serta menjaga kebersihan mulut dan
gigi. Pengobatan dan pencegahan gingivitis dapat mengurangi resiko terjadinya
periodontitis(9).
2.4. Tindakan Untuk Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut (Oral Hygiene)
Pembersihan rongga mulut (oral hygiene) adalah tindakan membersihkan
rongga mulut, gigi dan gingiva dengan tujuan :
1. Mencegah penyakit mulut dan gigi beserta jaringan pendukungnya.
2. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.
3. Meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi di jaringan rongga mulut.
4. Mempertahankan fungsi mulut untuk proses asupan makanan(16).
17
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga oral hygiene yaitu :
1. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari yakni pagi dan malam hari menjelang
tidur dan lebih baik jika menyikat gigi setelah selesai makan.
a. Menggunakan sikat gigi yang benar yaitu bulu sikat yang halus dan
lembut.
b. Sikat gigi hendaknya diganti apabila sudah rusak atau minimal 3 bulan
sekali.
c. Menggunakan pasta gigi berfluor.
2. Kumur-kumur antiseptic (Oral Rinse)
Yang cukup murah dan efektif adalah dengan air hangat dicampur
garam.Berkumur lebih diperlukan untuk penyakit-penyakit jaringan gingival
serta jaringan periodontal.
Berkumur saja tidak dapat mencegah karies gigi ; penting ditekankan
bahwa berkumur bukanlah pengganti menyikat gigi untuk upaya mencegah
karies.
3. Menggunakan benang gigi (Dental Floss) untuk membersihkan sela-sela gigi.
4. Menggunakan pembersih lidah untuk membersihkan dorsum lingual yang
sering kali lupa dibersihkan saat sikat gigi.
5. Mengurangi makanan yang dapat mempercepat terjadinya kavitas pada gigi,
misalnya permen, coklat dan makanan yang mudah lengket pada gigi dan
makanan atau minuman yang terlalu asam.
6. Kontrol ke dokter gigi secara teratur yaitu 6 bulan sekali namun jika
mempunyai masalah seperti penyakit jaringan mulut dan gigi sebaiknya
dilakukan control 3 bulan sekali(9,13,16).
18
2.5. Pendidikan Kesehatan Gigi
Pendidikan kesehatan gigi untuk kelompok anak-anak dapat dikatagorikan
sebagai berikut :
1. Memotivasi untuk memulai menggosok gigi.
2. Menentukan frekwensi menggosok gigi, dua kali per hari.
3. Mendorong kerja sama yang lebih erat antara anak dengan ibunya sebagai
pembimbing dalam menggosok gigi anak.
4. Memotivasi anak dan ibunya agar bersikap positif terhadap upaya menggosok
gigi.
5. Anak diberi motivasi agar rajin menggosok gigi dengan bimbingan ibunya.
6. Petugas kesehatan baimdokter maupun perawat gigi agar senantiasa memberi
motivasi kepada anak dan membimbing anak untuk menggosok gigi(2).
19
2.6. Kerangka Teori
Perilaku Terhadap Kesehatan Gigi Dan
Mulut
Kesehatan Gigi Dan Mulut
Keadaan Dan Masalah Kesehatan Gigi Dan
Mulut
Tindakan Untuk Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut (Oral Hygiene)
Pendidikan Kesehatan Gigi
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
3.2 Defenisi Operasional
Semua konsep yang ada dalam penelitian harus dibuat batasan dalam
istilah yang operasional. Maksudnya adalah agar tidak ada makna ganda
dari istilah yang digunakan dalam penelitian tersebut, karena berbagai
pengertian dalam ilmu kedokteran sangat bervariasi.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Tindakan adalah perwujudan dari sikap.
Kesehatan gigi dan mulut yaitu gigi yang rapi, bersih dan didukung
oleh gusi yang kencang dan merah muda serta tidak tercium bau mulut
yang tidak sedap.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk
mendapatkan gambaran perilaku siswa/i SDN 101882 Tanjung Morawa
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.Pendekatan yang digunakan pada
desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana pengambilan data
hanya sekali saja pada setiap responden.
3.4 Instrumen Dan Cara Kerja
Pengetahuan siswa/i Sikap responden siswa/i Tindakan responden siswa/i
Kesehatan Gigi Dan Mulut
21
3.4.1 Instrumen
Instrumen penelitian ini terdiri dari :
1. Kuesioner yang terdiridari :
20 pertanyaan untuk pengetahuan
10 pertanyaan untuk sikap
10 pertanyaan untuk tindakan
2. Absensi siswa
3. Kertas
4. Pena
3.4.2 Cara Kerja
1. Siswa/i kelas VI diberi nomor urut berdasarkan absensi.
2. Dibuat nomor undian sebanyak jumlah siswa/i kelas VI.
3. Siswa/i dipilih dengan cara pencabutan nomor undian tersebut.
4. Siswa/i yang terpilih dikumpulkan dalam satu ruangan. Jika
siswa yang terpilih termasuk dalam kriteria eksklusi maka
dilakukan pencabutan nomor kembali untuk menggantikan siswa
tersebut.
5. Kuesioner diberikan kepada setiap siswa/i yang terpilih.
6. Setelah kuesioner dijawab oleh siswa/i, kuesioner dikembalikan
kepada peneliti pada hari yang sama.
7. Selanjutnya, kuesioner yang telah dikembalikan dilakukan
penilaian terhadap jawabannya.
8. Setelah dilakukan penilaian maka dilakukan analisa data untuk
menentukan kategori baik, sedang, buruk.
3.5 Lokasi Dan WaktuPenelitian
22
3.5.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 101882 Tanjung Morawa, Provinsi
Sumatera Utara.Lokasi ini dipilih karena belum ada yang melakukan
penelitian tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut di sekolah ini.
3.5.2 Waktu Penelitian
Penelitian dimulai dari awal bulan Juli 2012 sampai bulan
Desember 2012.
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai
karakteristik tertentu.Populasi terjangkau penelitian ini adalah siswa siswi
kelas VI SDN 101882 Tanjung Morawa yang berjumlah 82 siswa tahun
ajaran 2012-2013.
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah subset (bagian) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya.
a. Tekhnik Pengambilan Sampel
Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Simple random
sampling
b. Besar Sampel
Penentuan besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan rumus besar sampel untuk penelitian survey menurut
Surakhmad (1994) :
S=15 %+ 1000−N1000−100
(50 %−15 % )
Keterangan :
S : presentase sampel yang dibutuhkan
23
N : Besar Populasi
n : jumlah sampel
Jadi,
S=15 %+ 1000−821000−100
(50 %−15 % )
S=15 %+ 918900
(35 %)
S=15 %+35,7 %
S=50,7%
Maka, n=50,7 % x 82
n=41,574
Maka jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah sekitar 42
orang.
Kriteria inklusi sampel :
1. Siswa dan siswi SDN 101882 Tanjung Morawa yang aktif mengikuti proses
belajar mengajar di SDN 101882 Tanjung Morawa pada saat penelitian.
2. Bersedia mengikuti penelitian.
Kriteria ekslusi sampel :
1. Siswa dan siswi SDN 101882 Tanjung Morawa yang sedang sakit sehingga
tidak bisa hadir saat penelitian.
2. Siswa dan siswi yang menolak mengisi kuesioner dengan lengkap.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui
pengisian kuesioner yang telah di rancang dan di siapkan oleh peneliti
kemudian di sebarkan kepada responden yang telah memenuhi kriteria
inklusi.
3.8 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
3.8.1 Tekhnik Pengolahan Data
24
Pengolahan data dilakukan secara manual melalui beberapa tahapan,
yaitu:
a. Editing, yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data
responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai
petunjuk.
b. Coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk
mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa.
c. Tabulating, yaitu mengolah data serta pengambilan kesimpulan yang
akan dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik.
3.8.2 Tekhnik Analisa Data
Tekhnik analisa gambaran perilaku siswa-siswi SDN 101882 dalam
menjaga kesehatan gigi dan mulut berdasarkan skala pengukuran menurut
Hadi Pramoto dan Sudiarti, yaitu :
a. Baik, jika jawaban benar > 75% dari skor total.
b. Sedang, jika jawaban benar 40-75% dari skor total.
c. Buruk, jika jawaban benar < 40% dari skor total.
A. Nilai untuk pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan nomor 1 sampai 20
Untuk jawaban yang benar : 2
Untuk jawaban yang kurang tepat : 1
Untuk jawaban yang salah : 0
Maka skor total : 40
Baik jika skor : 31 - 40
Sedang jika skor : 16 - 30
Buruk jika skor : 0 – 15
B. Nilai untuk pertanyaan sikap
Pertanyaan nomor 1 sampai 10
25
Untuk jawaban yang benar : 2
Untuk jawaban yang kurang tepat : 1
Untuk jawaban yang salah : 0
Maka skor total : 20
Baik jika skor : 16 - 20
Sedang jika skor : 8 - 15
Buruk jika skor : 0 - 7
C. Nilai untuk pertanyaan tindakan
Pertanyaan nomor 1 sampai 10
Untuk jawaban yang benar : 2
Untuk jawaban yang kurang tepat : 1
Untuk jawaban yang salah : 0
Maka skor total : 20
Baik jika skor : 16 - 20
Sedang jika skor : 8 - 15
Buruk jika skor : 0 - 7
DAFTAR PUSTAKA
26
1. Herijulianti E, Indriani TS, Artini S. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001 : 117-18.
2. Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010: 17-24,39-40
3. Ireland R. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. Garsington Road, Oxford : Blackwell Publishing Ltd, 2007 :355-6.
4. Prayitno A. Kelainan Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi yang Sering Ditemui. Cermin Dunia Kedokteran, 2008; 35 :414
5. Astoeti TE, Jenie I, Kusnoto J. Hubungan Perilaku Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Murid-Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) DKI Jakarta Penderita Gigi Berjejal. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia, 2003; 10 : 490-91.
6. Ircham, Ediati S, Sidarto S. Penyakit Penyakit Gigi dan Mulut Pencegahan dan Perawatannya. Yogyakarata : Liberty, 1993 : 27-8.
7. Ariningrum R. Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Cermin Dunia Kedokteran, 2000; 126 : 45-7.
8. Hoesin S. Pengaruh Perilaku Dalam Kesehatan Gigi Pada Kelompok Usia 12 Tahun Terhadap Keparahan Karies. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia, 2003; 10 : 535.
9. Kusumawardani E. Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut. Yogyakarta :Siklus, 2011: 23-31, 45-47.
10. Boedihardjo. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Surabaya :Airlangga Universitas Press,1985 : 4-6.
11. Birnbaum W, Dunne SM. Diagnosa Kelainan Dalam Mulut. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC,2004 : 185-6.
12. Forrest JO. Pencegahan Penyakit Mulut (Preventive Dentistry). Jakarta :Hipokrates, 1989 : 71-2.
13. Suryawati, Ni Putu. 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gigi Anak. Jakarta : Dian Rakyat, 2010: 27,31-5.
14. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid 1, Cetakan 10. Jakarta : Media Aesculapius FK UI, 2009 : 151-3, 159-60.
15. Houwink B, Dirks B, dkk. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Yogyakarta :Gadjah Mada Universitas Press, 1993.
16. Wijayanti PM. Kebersihan Rongga Mulut dan Gigi Pasien Stroke. Cermin Dunia Kedokteran, 2011 ; 38 : 37-38.
17. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : CV.SagungSeto, 2008.
27
Gambaran Perilaku Siswa/i Kelas VI Dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan
Mulut di SDN 101882 Kecamatan Tanjung Morawa.
NAMA :
KELAS :
USIA :
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
Perempuan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menyilang (X) salah satu pilihan
jawaban yang kamu anggap benar .
A. KUESIONER PENGETAHUAN
1. Gigi yang sehat yaitu
a. Tidak berlubang, tidak sakit, bersih dan segar.
b. Gigi yang tidak sakit.
c. Tidak tahu.
2. Plak ( kumpulan bakteri dan sisa makanan yang menempel pada gigi )
dapat dibersihkan dengan
a. Kumur-kumur saja.
b. Menyikat gigi.
c. Dibiarkan saja karena akan hilang dengan sendirinya.
3. Plak ( kumpulan bakteri dan sisa makanan yang menempel pada gigi )
dapat menyebabkan
a. Gigi berlubang
b. Gigi berlubang dan gusi berdarah
c. Tidak ada
28
4. Waktu yang terbaik untuk menyikat gigi yaitu :
a. Kapan saja bisa
b. Sewaktu mandi
c. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
5. Bagian gigi yang harus disikat yaitu
a. Bagian sebelah depan dan dalam
b. Seluruh permukaan gigi yaitu depan , dalam dan dataran pengunyahan.
c. Tidak tahu
6. Sikat gigi yang baik digunakan adalah
a. Sikat gigi dengan bulu sikat yang halus
b. Sikat gigi dengan bulu sikat yang halus dan lembut
c. Tidak tahu
7. Sikat gigi akan diganti jika
a. Bulu sikat sudah mekar (rusak)
b. 3 bulan sekali
c. Tidak tahu
8. Cara membersihkan sikat gigi yang akan digunakan yaitu
a. Membilas kepala sikat gigi dibawah air mengalir
b. Mencelupkan kepala sikat gigi ke dalam air
c. Kepala sikat gigi tidak perlu dibersihkan
9. Pasta gigi yang baik digunakan harus mengandung :
a. Fluor
b. Vitamin lain
c. Tidak tahu
10. Jenis makanan yang tidak merusak gigi adalah
a. Makanan yang berserat
b. Makanan yang berzat tepung
c. Makanan yang manis
29
11. Kebiasaan yang baik yaitu
a. Jajan diantara jam makan
b. Menyikat gigi 2 kali sehari
c. Menyikat gigi 2 kali sehari dengan menggunakan pasta gigi berfluor
12. Gigi berlubang yaitu
a. Gigi sakit dan bengkak
b. Gigi yang tidak bersih
c. Tidak tahu
13. Gigi berlubang dapat terjadi karena
a. Makanan yang mengandung gula
b. Makanan yang asam
c. Makanan yang asin
14. Yang tidak termasuk gejala gigi berlubang yaitu
a. Menular
b. Bau mulut
c. Sakit gigi
15. Fluor dapat mencegah gigi berlubang karena
a. Gigi tahan terhadap serangan asam yang berasal dari kuman
b. Gigi tidak mudah patah
c. Makanan tidak mudah melakat pada gigi
16. Gusi berdarah dapat disebabkan karena
a. Malas menyikat gigi
b. Kekurangan vitamin C
c. Tidak tahu
17. Gejala dari radang gusi (gusi bengkak) adalah
a. Gusi berdarah dan berwarna merah
b. Gusi sakit
c. Gusi menjadi lunak
30
18. Mulut berbau tidak sedap karena
a. Keadaan gigi yang tidak sehat
b. Menyikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi
c. Menggunakan obat kumur
19. Cara mencegah bau mulut yang tidak sedap yaitu
a. Menyikat gigi minimal 2 kali sehari
b. Banyak minum air putih
c. Tidak tahu
20. Waktu yang tepat untuk pergi ke dokter gigi yaitu
a. 6 bulan sekali
b. Jika sakit gigi saja
c. Tidak perlu ke dokter gigi
B. KUESIONER SIKAP
1. Sikat gigi perlu dilakukan setiap selesai makan
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
2. Sikat gigi tidak perlu dilakukan sebelum tidur jika sudah mengantuk
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
3. Penyebab gigi berlubang adalah karena malas menyikat gigi
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
4. Gigi yang berlubang akan menimbulkan bau busuk
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
31
5. Gigi yang berlubang harus ditambal
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
6. Pemeriksaan gigi hanya perlu dilakukan jika gigi sakit
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
7. Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah menyikat seluruh
permukaan gigi
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
8. Berobat gigi lebih baik ke dokter gigi/puskesmas daripada ke dukun
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
9. Gigi yang sakit lebih baik dicabut daripada ditambal
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
10. Menyikat gigi lebih baik dilakukan saat mandi karena lebih praktis
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
C. KUESIONER TINDAKAN
1. Berapa kali kamu menyikat gigi dalam satu hari ?
a. 2 kali
b. 1 kali
c. Tidak menyikat gigi
32
2. Apakah kamu menyikat gigi setiap pagi ?
a. Ya, sambil mandi
b. Sekali - kali
c. Tidak pernah
3. Apakah kamu menyikat gigi sebelum tidur?
a. Ya, setiap malam
b. Ya, sekali – kali
c. Tidak pernah
4. Apakah setelah selesai sikat gigi malam hari kamu makan atau minum
susu ?
a. Ya
b. Tidak makan atau minum susu selesai menyikat gigi
c. Tidak menyikat gigi saat malam
5. Apakah kamu menggunakan pasta gigi saat menyikat gigi?
a. Selalu
b. Kadang - kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah kamu sering makan makanan yang manis ( permen, gula, coklat )?
a. Tidak pernah
b. Kadang – kadang
c. sering
7. Apa yang kamu lakukan jika gigi kamu sakit?
a. Membiarkannya saja
b. Mencoba mengobati sendiri
c. Pergi ke dokter gigi
8. Apa yang kamu lakukan jika gusi kamu berdarah ?
a. Memeriksa ke dokter gigi
b. Memakan vitamin C
c. Membiarkannya saja
33
9. Apakah kamu pernah memeriksa gigi ke dokter gigi/ klinik ?
a. Pernah, karena sakit gigi
b. Kadang – kadang
c. Tidak pernah karena tidak ada keluhan
10. Apakah kamu memeriksa gigi secara teratur ?
a. Ya, setiap 6 bulan sekali
b. Ya, tidak tentu
c. Tidak pernah