keren distribusi

Upload: mega-lestari-baccos

Post on 26-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    1/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    FAKULTAS EKONOMI

    MEDAN

    SKRIPSI

    ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN

    BARANG DAGANG PADA PT. SABDA CIPTA JAYA

    OLEH :

    Nama : TENGKU NURMAILIZA

    Nim : 050503099

    Departemen : Akuntansi

    Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    2009

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    2/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Pengendalian

    Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya .

    Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah

    dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan

    skripsi level Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara.

    Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar

    dan apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia

    menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara.

    Medan, 17 September 2009Yang Membuat Pernyataan

    Tengku Nurmailiza

    NIM : 050503099

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    3/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    KATA PENGANTAR

    Bismillaahirrahmanirrahiim

    Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Sang

    Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan

    nikmat, rahmat, hidayah dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat

    terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan salam tak lupa penulis hadiahkan

    kepada Nabi besar Muhammada SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunnya

    cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepad ummatnya.

    Adapun skripsi ini berjudul Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang

    Dagang pada PT. Sabda Cipta Jaya , dan disusun dalam rangka memenuhi salah satu

    syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas

    Sumatera Utara.

    Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan,

    dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

    penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat :

    1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Sumatera Utara.

    2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak. selaku Ketua Departemen

    Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris

    Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

    3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah

    banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    4/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM,

    Ak. selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu

    penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi

    ini.

    5. Kepada seluruh pegawai PT. Sabda Cipta Jaya.

    6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tengku Hazanaruddin dan Ibunda

    Zahara yang senantiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan

    kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendoakan

    penulis agar menjadi anak yang saleha dan berguna bagi agama, orang tua,

    keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dalam tata

    bahasa maupun lingkup pembahasannya. Untuk ini penulis menerima saran dan kritik

    yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    berguna dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi

    untuk pembaca.

    Medan, 17 September 2009

    Penulis,

    Tengku NurmailizaNIM : 050503099

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    5/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    ABSTRAK

    Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki oleh perusahaan.Karena persediaan merupakan suatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian intern

    yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengendalian intern

    yang dilakukan oleh guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengendalianintern persediaan barang dagangan yang diterapkan.

    Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan alatpengumpul data berupa wawancara dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, jenis data

    yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis memperoleh datamelalui wawancara dan observasi.

    Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengendalian intern atas persediaanpada PT. Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif, dimana adanya pemisahan diantara

    fungsi fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Pemantauanterhadap persediaan barang dagangan juga dilakukan secara periodik oleh bagian

    logistik melalui kegiatan stock opname.

    Kata kunci : pengendalian intern, persediaan, analisis.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    6/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    ABSTRACT

    Inventory is one of the important asset to be owned by company. Because of

    inventory is asset of company so the company should have a good internal control ofinventory to keep them from many things bad that might happen. . Therefore, the

    purpose of this research is to analysis internal control system that PT. Sabda CiptaJaya has been done for get the description of activity internal control system of

    inventory in applied by that company.To get the needed data so writer use the data collector in the form of literature

    and interview. In this research, data type that used is primary and sekunder data. Thewriter get the data by interview and observation.

    The result in this research known internal control system of inventory in PT.Kreasi Fauna Indah is effective enough, where there is function division between in

    and out of goods. There is a monitoring of inventory in periodical by logistic in stockopname activity.

    Keyword : internal control, inventory, analysis

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    7/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PERNYATAAN .............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

    ABSTRAK .................................................................................................... iv

    ABSTRACT ................................................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ................................................................. 3

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan.................................... 5

    1. Pengertian Persediaan ...................................................... 5

    2. Jenis-Jenis Persediaan ..................................................... 7

    3. Sistem Pencatatan Persediaan .......................................... 9

    B. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern .............. 12

    1. Pengertian Pengendalian Intern .................................... 12

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    8/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern ................................ 15

    C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 24

    D. Kerangka Konseptual ......................................................... 27

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ................................................................... 28

    B. Jenis dan Sumber Data ...................................................... 28

    C. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29

    D. Metode Analisis Data ......................................................... 29

    E. Responden ........................................................................ 30

    F. Jadwal dan Lokasi Penelitian ............................................. 30

    BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

    A. Data Penelitian .................................................................. 31

    1. Gambaran Umum PT. Sabda Cipta JayaCab. Medan ..... 31

    2. Jenis Jenis Persediaan Barang Dagang ....................... 36

    3. Unsur Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang

    Dagangan ..................................................................... 37

    4. Prosedur Pengendalian Persediaan Barang Dagangan .... 49

    B. Analisis Unsur - Unsur Pengendalian Intern Persediaan ....... 54

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ........................................................................ 63

    B. Saran .................................................................................. 65

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    9/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68

    LAMPIRAN ................................................................................................ 71

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    10/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul

    Tabel 2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 25

    Halaman

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    11/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul

    Gambar 2 Kerangka Konseptual .............................................................. 17

    Halaman

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    12/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul

    Lampiran 1 Struktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya ................................ 70

    Halaman

    Lampiran 2 Arus Prosedur Perhitungan Fisik Persediaan ......................... .71

    Lampiran 3 Sistem Persediaan Fisik (Lanjutan ) ....................................... .72

    Lampiran 4 Arus Dokumen Prosedur Penjualan Tunai .............................. 73

    Lampiran 5 Arus Dokumen Prosedur Penjualan Kredit ............................ .74

    Lampiran 6 Arus Prosedur Stock Opname ................................................ 75

    Lampiran 7 Daftar Hasil Perhitungan Fisik ............................................... 76

    Lampiran 8 Kartu Perhitungan Fisik ......................................................... 77

    Lampiran 9 Bukti Pengeluaran Barang PT. Sabda Cipta Jaya ..................... 78

    Lampiran 10 Surat Pesanan Barang PT. Sabda Cipta Jaya ........................... 79

    Lampiran 11 Bukti Pembayaran Kas PT. Sabda Cipta Jaya .......................... 80

    Lampiran 12 Bukti Penerimaan Kas PT. Sabda Cipta Jaya ........................... 81

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    13/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Secara umum, perusahaan dagang dapat di defenisikan sebagai organisasi

    yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak / perusahaan

    lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti

    bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan

    kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya ketingkat

    yang lebih tinggi.

    Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah

    persediaan. Tujuan akuntansi persediaan adalah untuk :

    1. Menentukan laba-rugi periodik (income determination) yaitu melalui proses

    mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan hasil penjualan

    dalam suatu periode akuntansi.

    2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca.

    Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan

    untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senantiasa

    memberi perhatian yang besar dalam persediaan. Persediaan mempunyai arti yang

    sangat strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan

    industri.

    Modal yang tertanam dalam persediaan sering kali merupakan harta lancar

    yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling

    besar dalam harta perusahan. Penjualan akan menurun jika barang tidak tersedia

    dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Prosedur

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    14/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    pembelian yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat

    membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak terjual.

    Jadi, penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan secara cermat

    untuk membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar.

    Persediaan sangat rentan terhadap kerusakan maupun pencurian.

    Pengendalian intern juga bertujuan melindungi harta perusahaan dan juga agar

    informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya. Pengendalian intern

    persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk

    mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan

    lainnya.

    Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencatat permintaan,

    barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya

    dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang

    sebenarnya ada di gudang. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan persediaan secara

    periodik atas catatan persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya.

    Kebanyakan perusahaan melakukan perhitungan fisik setahun sekali. Namun ada

    juga yang melakukannya sebulan sekali dan sehari sekali.

    PT. Sabda Cipta Jaya adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

    bidang importir dan distributor obat-obatan (farmasi), atau lebih dikenal sebagai

    Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk farmasi yang di distribusikan oleh PT.

    Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi, diantaranya ada divisi produk

    farmasi, divisi produk konsumen, divisi produk vetenary dan aquaria, divisi

    produk medical, dan divisi lain-lain. Karena cukup banyak jenis produk dan

    mobilitas keluar masuk barang sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    15/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    ataupun pencurian stock barang, akibatnya diperlukan pengendalian intern

    persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas.

    Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi

    perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas, maka penulis tertarik untuk

    mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi

    dengan judul Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang Pada

    PT. Sabda Cipta Jaya

    B.

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dikemukakan

    sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk

    pernyataan sebagai berikut :

    1. Bagaimana penerapan pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada

    PT. Sabda Cipta Jaya?

    2. Apakah pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT. Sabda

    Cipta Jaya sudah berjalan dengan efektif ?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah :

    1. untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aplikasi dari pengendalian

    intern persediaan barang dagang yang diterapkan oleh PT. Sabda Cipta Jaya,

    2. untuk mengetahui apakah pengendalian intern persediaan barang dagang yang

    diterapkan sudah cukup efektif bagi perusahaan.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    16/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    D.

    Manfaat Penelitian

    Selain tujuan, penulisan skripsi ini juga memiliki manfaat penelitian, antara

    lain :

    1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan

    peneliti tentang analisis pengendalian intern persediaan barang dagang yang

    ada dalam perusahaan dagang,

    2. bagi PT. Sabda Cipta Jaya, memberikan sumbangan masukan bagi

    manajemen yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas

    pengendalian persediaan barang dagang,

    3. bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi penulis lainnya yang akan

    melakukan ataupun yang akan melanjutkan penelitian sesuai dengan judul

    skripsi ini.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    17/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan

    Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh

    suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing.

    1. Pengertian Persediaan

    Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun

    perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.

    Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya.

    Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga

    tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan

    dikeluarkan untuk persediaan tersebut.

    Menurut Prasetyo (2006 : 65), Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi

    barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode

    usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan / proses produksi

    menunggu masa penggunaannya pada proses produksi.

    Menurut Warren Reeve (2005 : 452), Persediaan juga didefenisikan sebagai

    aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses

    produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan

    (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

    Menurut Stice dan Skousen (2009 : 571), Persediaan adalah istilah yang

    diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau

    aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang

    yang akan diproduksi dan kemudian dijual. Kesimpulannya adalah bahwa

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    18/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu dari sumber

    daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap

    segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada

    masalah lain.

    Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu :

    a) agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,

    b) untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi,

    c) untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli

    dalam jumlah yang banyak ada diskon,

    d) untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga,

    e) untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca,

    kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman,

    f) untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.

    Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung

    maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,

    dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau

    barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian,

    pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai

    barang siap untuk dijual.

    Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi perusahaan,

    karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan perusahaan.

    Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang ditanamkan) dalam

    persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.

    Menurut Hansen dan Mowen (2001 : 584), adapun biaya yang timbul

    karena persediaan adalah:

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    19/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    a. Biaya penyimpananMerupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Terdiri

    atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas persediaan.Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas

    persediaan semakin banyak.

    b. Biaya pemesananSetiap kali suatu bahan baku dipesan, perusahaan harus menanggung biaya

    pemesanan. Biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan

    yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per pesanan.c. Biaya penyiapan

    Biaya penyiapan diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapidiproduksi sendiri. Biaya penyiapan total per periode adalah jumlah

    penyiapan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per penyiapan.d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan.

    Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan proses

    produksi. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek terutama

    dalam kenyataan bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang sulitdiperkirakan secara objektif.

    2. Jenis-Jenis Pesediaan

    Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau

    kegiatan normal usaha perusahan tersebut. Berdasarkan bidang usaha

    perusahaan dapat terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan

    dagang, ataupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis

    persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan baku (raw material), barang

    dalam proses (work in process), persediaan barang jadi (finished goods), serta

    bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan

    dagang maka persediaannya hanya satu yaitu barang dagang.

    Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis

    persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara

    garis besar yaitu :

    1. Persediaan bahan baku (raw material), merupakan barang-barang yang

    diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku

    diperoleh dari sumber-sumber alam. Akan tetapi lebih sering bahan baku

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    20/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    diperoleh dari perusahaan lain yang merupakan bahan baku dari perusahaan

    lain yang merupakan produk akhir pemasok bahan baku. Sebagai contoh

    kertas cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan. Meskipun

    istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencukupi seluruh

    bahan baku yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini sering kali

    dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk

    yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau pembantu (factory supplies)

    digunakan untuk menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang

    diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan

    dalam produk.

    2. Barang dalam proses (goods in process), yang juga disebutkan pekerjaan

    dalam proses (work in process) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah

    diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.

    3. Barang jadi (finished goods), merupakan produk/barang yang telah selesai

    diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.

    Untuk persediaan barang setelah jadi atau barang jadi harus dipahami

    bahwa mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan merupakan

    barang jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan

    tersebut hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang setengah jadi atau

    barang jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan baku bagi perusahaan

    lainnya. Jadi, untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan bahan

    baku barang setengah jadi, ataupun barang jadi bagi perusahaan. Harus dilihat

    apakah persediaan tersebut sebagai input atau out put dari perusahaan atau hasil

    dari bagian yang mana dari proses perusahaan tersebut.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    21/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang

    dagang tidak berhubungan dengan tingkat penyelesaian seperti pada perusahaan

    industri, sebab persediaan barang dagang dapat berupa persediaan bahan baku,

    barang setengah jadi, ataupun barang jadi.

    Selain jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan diatas berdasarkan

    jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefenisikan,

    namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi

    upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belulm dikeluarkan

    dalam menangani pemberian jasa.

    3. Sistem Pencatatan Persediaan

    Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan

    metode periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap

    jenis persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik

    disebut juga metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode

    dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan

    dibuat jurnal penyesuaian.

    Menurut Stice dan Skousen (2009 : 667), Ada beberapa macam

    metode penilaian persediaan yang umum digunakan, yaitu : identifikasi khusus,

    biaya rata-rata (Average), masuk pertama, keluar pertama (FIFO), masuk

    terakhir, keluar pertama (LIFO).

    a. Identifikasi Khusus

    Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual

    selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode

    berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan untuk

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    22/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi

    khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.

    b. Metode Biaya Rata-Rata (Average)

    Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit.

    Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya

    dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit

    yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang mudah

    terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama

    atau masuk terakhir.

    c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)

    Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit

    yang terlebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan

    yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode

    identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO

    mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik

    dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat

    pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk

    memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan

    terjadinya biaya. Selain itu, didalam FIFO unit yang tersisa pada persediaan

    akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan

    akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode.

    d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)

    Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah

    yang terjual. Metode LIFO sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini

    adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    23/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    pendapatan. Apabila metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau

    harga naik, LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, jumlah

    laba kotor yang lebih rendah dan nilai persediaan akhir yang lebih rendah.

    Dengan demikian, LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil

    terhadap margin laba kotor, karena pada saat terjadi kenaikan harga LIFO

    mengaitkan biaya yang tinggi saat ini dalam perolehan barang-barang dengan

    harga jual yang meningkat, dengan menggunakan LIFO, persediaan

    dilaporkan dengan menggunakan biaya dari pembelian awal. Jika LIFO

    digunakan dalam waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai persediaan

    saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar.

    B. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern

    Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu

    perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan

    penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan langsung

    oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perushaan, dimana ruang gerak dan

    tugas-tugas yang harus dilakukan semakin kompleks, menyebabkan pimpinan

    perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian secara langsung, maka

    dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada

    pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.

    1.

    Pengertian Pengendalian Intern

    Adapun pengertian pengendalian intern menurut Alvin A. Arens dan

    James K. Loebecke dalam bukunyaAuditing An Intergrated Appoach(2000 : 315)

    adalah sebagai berikut :

    Internal control is a process designed to provide reasonable assurancethe achievement of managements objectives in the following categories :

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    24/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    a. Reliability of financial reporting,

    b. Effectiveness and efficiency of operations,

    c. Compliance with applicable laws and regulation.

    Dari defenisi di atas, maka dapat dilihat bahwa pengendalian intern di

    tekankan pada konsep-konsep dasar sebagai berikut :

    a. Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern

    merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern

    sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu

    rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak

    terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

    b. Pengendalian intern dilakukan oleh manusia. Pengendalian intern bukan

    hanya terdiri dari pedoman kebijaksanaan dan formulir, namun dijalankan

    oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan direksi,

    manajemen, dan personalia lain yang berperan di dalamnya.

    c. Pengendalian intern diharapkan hanya dapat memberikan keyakinan yang

    memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan direksi

    perusahaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan bawahan yang melekat

    dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan

    pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian.

    d. Pengendalian intern disesuaikan dengan pencapaian tujuan di dalam kategori

    pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi yang saling melengkapi.

    Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008 : 163)

    mendefenisikan sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,

    metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

    organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

    efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    25/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses

    yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai

    kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia.

    Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi

    menjadi dua macam, yaitu :

    1. pengendalian intern akuntansi (internal accounting control),

    2. pengendalian intern administratif (internal administrative control).

    Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem

    pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran

    yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan

    mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern

    akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan

    kreditor yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan

    keuangan yang dapat dipercaya.

    Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan

    ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan

    dipatuhinya kebijakan manajemen.

    Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 181), tujuan

    pengendalian intern adalah sebagai berikut :

    a.keandalan informasi keuangan,

    b. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,

    c.efektifitas dan efisiensi operasi.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    26/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    2.

    Unsur-Unsur Pengendalian Intern

    Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)

    dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam

    Standar Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa kompenen pengendalian

    internal terdiri dari :

    a. Lingkungan pengendalian,b. Penilaian resiko,c. Informasi dan komunikasi,d. Pengawasan,e. Aktivitas Pengendalian.

    Ad. a. Lingkungan Pengendalian

    Lingkungan pengendalian intern adalah hal yang mendasar dalam

    komponen pengendalian intern. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan,

    kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak,

    direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha tersebut (Alvin A

    Arens dan James K. Loebbecke, 2000 : 261). Dari pengertian lingkungan

    pengendalian intern tersebut, dapat diketahui bahwa efektifitas pengendalian

    dalam suatu organisasi terletak pada sikap manajemen. Lingkungan

    pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern

    lainnya yang membentuk disiplin dan stuktur dalam organisasi.

    Menurut Hall Singleton (2007 : 28), Lingkungan pengendalian

    memiliki beberapa elemen penting diantaranya yaitu :

    1. falsafah dan gaya manajemen operasi,2. struktur organisasi,3. komite audit,4. penetapan wewenang dan tanggung jawab,5. metode pengawasan manajemen,6. fungsi audit intern,7. praktek dan kebijakan karyawan,

    8. pengaruh ekstern.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    27/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    1. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi

    Falsafah manajemen adalah seperangkat parameter bagi perusahaan

    dan karyawan. Falsafah merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa

    yang tidak dikerjakan oleh perusahaan. Manajemen, melalui aktivitasnya,

    memberikan tanda yang jelas kepada pegawai tentang pentingnya

    pengendalian. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana

    operasi suatu perusahaan harus dilakukan.

    2. Struktur Organisasi

    Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam buku

    Sistem Informasi Akuntansi (2003 : 174), Struktur organisasi didefenisikan

    sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang terdapat dalam perusahaan.

    Struktur organisasi formal biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi.

    Bagan organisasi ini menunjukkan garis arus komunikasi dalam organisasi.

    Menurut Richard L. Daft yang diterjamahkan oleh Edward Tanujaya

    (2007 : 19), struktur organisasi yang baik harus memenuhi hal-hal sebagai

    berikut :

    a. spesialisasi aktivitas,b. standarisasi aktivitas,c. koordinasi aktivitas,d. sentralisasi aktivitas,e. ukuran unit kerja.

    3. Komite Audit

    Dewan komisaris yang efektif adalah yang independen dari manajemen

    dan anggota-anggotanya aktif menilai aktivitas manajemen. Komite audit

    biasanya dibebani tanggung jawab mengenai laporan keuangan, mencakup

    struktur pengendalian intern, dan ketaatan terhadap peraturan dan undang-

    undang. Komite audit harus memilihara komunikasi langsung yang terus

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    28/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    menerus, baik antara dewan komisaris dengan auditor internal maupun

    eksternal, agar pengendalian intern menjadi lebih efektif.

    4. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab

    Di samping aspek komunikasi informal, metode komunikasi formal

    mengenai wewenang dan tanggung jawab dan masalah sejenis yang berkaitan

    dengan pengendalian juga sama pentingnya. Hal ini mencakup cara-cara seperti

    memo dari manajemen tentang pentingnya pengendalian dan masalah yang

    berkaitan dengan pengendalian, organisasi formal dan rencana operasi, deskripsi

    tugas pegawai dan kebijakan terkait, dan dokumen kebijakan yang

    menggambarkan prilaku pegawai seperti perbedaan kepentingan dan kode etik

    perilaku formal.

    5. Metode Pengendalian Manajemen

    Metode pengendalian manajemen merupakan metode yang digunakan

    manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi.

    Menurut George H. Bodnar dn William S. Hopwood (2003 : 178), metode-

    metode pengendalian manajemen terdiri dari teknik-teknik yang digunakan oleh

    manajemen untuk menyampaikan instruksi dan tujuan-tujuan operasi kepada

    bawahan dan untuk mengevaluasi hasil-hasilnya.

    6. Fungsi Audit Intern

    Fungsi audit intern dibuat dalam satuan usaha untuk memantau

    efektivitas kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dangan pengendalian.

    Untuk meningkatkan keefektifan fungsi audit intern, adanya staf audit intern

    yang independen dari bagian operasi dan akuntansi menjadi penting, dan

    melapor kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dalam organisasi, baik

    manajemen puncak atau komite audit dari dewan direksi dan komisaris.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    29/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    7. Praktek dan Kebijakan Karyawan

    Tujuan pengendalian intern dapat dicapai melalui serangkaian tindakan

    manusia dalam organisasi, maka anggota organisasi merupakan elemen yang

    paling penting dalam struktur pengawasan intern. Tujuan pengendalian intern

    harus dipandang relevan dengan individu yang menjalankan pengendalian

    tersebut.

    Oleh karena pentingnya perusahaan memiliki pegawai yang jujur dan

    kompeten, maka perusahaan perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang baik

    dalam penerimaan pegawai, pengembangan kompetensi karyawan, penilaian

    prestasi, dan pemberian kompensasi atas prestasi mereka.

    8. Pengaruh Ekstern

    Pengaruh ekstern adalah pengaruh yang ditetapkan dan dilakukan oleh

    pihak luar suatu perusahaan, yang mempengaruhi suatu operasi dan praktek

    perusahaan. Hal ini meliputi pemantauan dan kepatuhan terhadap persyaratan

    yang ditetapkan badan legislatif dan instansi yang mengatur. Pengaruh ekstern

    biasanya merupakan wewenang di luar perusahaan. Pengaruh ini dapat

    meningkatkan kesadaran dan sikap manajemen terhadap perilaku dan pelaporan

    operasi perusahaan, serta dapat juga mendesak manajemen untuk menetapkan

    kebijakan dan prosedur pengendalian intern.

    Ad. b. Penilaian Resiko

    Menurut Hall Singleton (2007 : 29), perusahaan harus melakukan

    penilaian resiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan

    mengelola resiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Penilaian resiko

    manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan dan desain serta implementasi

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    30/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada

    tingkat minimum untuk mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Tujuan

    manajemen mengadakan penilaian resiko adalah untuk menentukan bagaimana

    cara mengatasi resiko yang telah di identifikasi.

    Ad. c. Informasi dan Komunikasi

    William C. Boynton dan Walter G. Kell (2002 : 263), menerangkan

    informasi dan komunikasi dalam defenisi sebagai berikut :

    The information system relevant to financial reporting objectives,which includes the accounting system, consists of the methods, and

    records esthablished to identify, assemble, analyze, classify, record and

    report entity transaction (as well as events and conditions) and to

    maintain accountability for the related assets and liabilities.

    Communication involves providing a clear understanding of individual

    roles and responsibility pertaining to the internal control structure over

    financial reporting.

    Pengertian informasi dan komunikasi dalam hal ini lebih luas cakupannya dan

    sudah termasuk di dalamnya sistem akuntansi.

    Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 179-180), sistem

    akuntansi yang efektif adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan

    keyakainan yang memadai bahwa transaksi dicatat atau terjadi adalah :

    1. sah,2. telah diotorisasi,

    3. telah dicatat,4. telah dinilai secara wajar,5. telah digolongkan secara wajar,6. telah dicatat dalam periode seharusnya,7. telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas

    dengan benar.

    Komunikasi menyangkut penyampaian informasi kepada semua yang

    terlibat dalam pelaporan keuangan agar mereka memahami bagaimana

    aktivitasnya berhubungan dengan pekerjaan orang lain, baik di dalam organisasi

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    31/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    maupun diluar organisasi. Menurut Mulyadi (2008 : 180), pedoman kebijakan,

    pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akuntansi dan memo juga

    merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam struktur

    pengendalian intern.

    Ad. d. Aktivitas Pengendalian

    Hall Singleton (2007 : 32), Aktivitas pengendalian (control activity)

    adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan

    bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko

    yang telah diidentifikasi perusahaan.

    Menurut Hall Singleton (2007 : 33-38), Aktivitas pengendalian dapat

    dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya :

    1. otorisasi transaksi,2. pemisahan tugas,3. catatan akuntansi,4. pengendalian akses,5. verifikasi independen.

    1. Otorisasi Transaksi

    Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua

    transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan

    tujuan pihak manajemen (Hall Singleton, 2007 : 33). Setiap transaksi harus

    diotorisasi dengan semestinya apabila perusahaan menginginkan pengendalian

    yang memuaskan. Dalam organisasi, otorisasi untuk setiap transaksi hanya dapat

    diberikan oleh orang yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya

    transaksi tersebut.

    Kebijakan otorisasi harus dibuat oleh manajemen puncak. Otorisasi

    tersebut dapat berbentuk umun atau khusus. Orang atau kelompok yang

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    32/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    menjamin otorisasi khusus untuk suatu transaksi seharusnya memegang posisi

    yang sepadan dengan sifat dan besarnya transaksi.

    2. Pemisahan Tugas

    Tujuan utama pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan agar

    dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam

    pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Pembagian tugas dalam

    suatu organisasi di dasarkan pada prinsip-prinsip berikut :

    pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi,

    pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva

    yang bersangkutan,

    pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi,

    pemisahan fungsi dalam pusat pengelolaan data elektronik, yaitu :

    a. fungsi perancangan sistem dan penyusunan program,

    b. fungsi operasi fasilitas pengolahan data.

    3. Catatan Akuntansi

    Catatan akuntansi (accounting record) trasdisional suatu perusahaan

    terdiri dari dokumen sumber, jurnal dan buku besar (Hall Singleton, 2007 : 37).

    Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan

    diikhtisarkan dalam sebuah dokumen yang disebut dengan formulir. Menurut

    Mulyadi (2008 : 182), formulir merupakan media yang digunakan untuk

    merekam penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi terlaksananya

    transaksi di dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus

    diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.

    Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2000 : 266-267).

    prinsip-prinsip relevan tertentu yang harus diikuti dalam membuat rancangan

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    33/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    dan penggunaan catatan dan dokumen yang pantas yaitu bahwa dokumen dan

    catatan sebaiknya :

    a. berseri dan prenumbered untuk memungkinkan pengendalian atas

    hilangnya dokumen dan sebagai alat bantu dalam penempatandokumen,

    b. disiapkan pada saat transaksi terjadi dan sesudahnya,c. cukup sederhana untuk menjamin bahwa dokumen dan catatan dapat

    dimengerti dengan jelas,

    d. dirancang sedapat mungkin untuk multiguna sehingga meminimalkanbentuk dokumen dan catatan yang berbeda-beda,

    e. dirancang dalam bentuk yang mendorong penyajian yang benar yaitudengan memasukkan unsur pengecekan intern dalam formulir dan

    catatan.

    4. Pengendalian Akses

    Tujuan dari pengendalian akses adalah untuk memastikan hanya personel

    yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan (Hall Singleton, 2007 :

    38). Cara yang paling baik dalam melindungi aktiva perusahaan dan catatan

    adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik, contohnya adalah

    penggunaan gudang untuk melindungi persediaan dari kemungkinan kerusakan,

    penggunaan lemari besi dan kotak tahan api untuk melindungi uang tunai dan

    surat berharga. Selain itu perlindungan fisik lainnya adalah pembuatan kembali

    catatan yang rusak dan penggunaan alat elektronik dalam mencatat sistem

    akuntansi.

    5. Verifikasi Independen

    Prosedur verifikasi (verification procedure) adalah pemeriksaan

    independen terhadap sistem akuntansi untuk mendeteksi kesalahan dan kesalahan

    penyajian (Hall Singleton, 2007 : 40). Keempat aktivitas pengendalian

    sebelumnya memerlukan pengecekan atau verifikasi intern secara terus-menerus

    untuk memantau efektivitas pelaksanaanya.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    34/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Ad. e. Pemantauan

    Pemantauan (monitoring) adalah proses penilaian kualitas kinerja

    struktur pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan

    dilaksanakan oleh orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik

    pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat.

    Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengawasan intern telah beroperasi

    sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaaan.

    Pemantauan dapat dilakukan oleh suatu bagian khusus yang disebut dengan

    bagian pemeriksaan intern (audit internal).

    C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

    1. Santy (2005)

    Penelitian yang dilakukan oleh Santy menganalisis aktivitas pengendalian

    intern menurut Mulyadi yang diantaranya terdiri dari (a) struktur organisasi yang

    memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, (b) sistem wewenang dan

    prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap

    kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, (c) praktek yang sehat dalam

    melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, (d) karyawan yang mutunya

    sesuai dengan tanggung jawabnya. Kesimpulan dari penelitian ini diantaranya : (a)

    PT. Cemara Cahaya Cemerlang memiliki struktur organisasi garis lurus, (b)

    prosedur pengambilan barang gudang perusahaan ini sudah cukup efektif, (c)

    sistem otorisasi telah dilakukan oleh masing-masing kepala bagian namun pada

    prosedur pengeluaran barang tidak memiliki otoriisasi bagian gudang, (d)

    persediaan dicatatat dengan metode perpetual dan melakukan program inventory

    control sehingga semua bagian dapat mengetahui informasi tentang persediaan,

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    35/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    (e) perushaaan ini telah menggunakan formulir bernomor urut cetak pada setiap

    transakasi, (f) tidak ada internal cek pada prosedur penerimaan dan pengeluaran

    barang, (g) karyawan yang bekerja di perusahaan ini telah ditempatkan sesuai

    dengan keahlian masing-masing.

    2. Indrayani (2005)

    Penelitian yang dilakukan oleh Indrayani adalah untuk mengetahui

    perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku bada PT. Serasi Jaya Tebing

    Tinggi Deli. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrayani

    menunjukkan perencanaan persediaan pada perusahaan tersebut belum efektif

    karena tidak adanya anggaran pembelian, pemakaian bahan baku. Semenetara

    pengawasan atas persediaan sudah efektif karena PT. Serasi Jaya Tebing Tinggi

    telah melakukan pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dan jumlah yang

    dibutuhkan.

    Tabel 2

    Tinjauan Penelitian Terdahulu

    Nama

    TahunJudul Perumusan Masalah Hasil Penelitian

    Santy

    (2005)

    Analisis

    Aktivitas

    PengendalianIntern Pada

    PT. Cemara

    CahayaGemilang.

    Bagaimana penerapan

    aktivitas

    pengendalian internatas persediaaan pada

    PT. Cemara Cahaya

    Gemilang ?

    (a) struktur

    organisasi

    perusahaan garislurus, (b) prosedur

    pengambilan

    barang gudangperusahaan inisudah cukup

    efektif, (c) sistemotorisasi telah

    dilakukan olehmasing-masing

    kepala bagian

    namun pada

    prosedur

    pengeluaran barang

    tidak memilikiotoriisasi bagian

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    36/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    gudang, (d)

    persediaandicatatat dengan

    metode perpetualdan melakukan

    program inventorycontrol sehingga

    semua bagian dapatmengetahui

    informasi tentangpersediaan, (e)

    perushaaan initelah menggunakan

    formulir bernomor

    urut cetak pada

    setiap transakasi,

    (f) tidak adainternal cek pada

    prosedurpenerimaan dan

    pengeluaranbarang, (g)

    karyawan yangbekerja di

    perusahaan initelah ditempatkan

    sesuai dengankeahlian masing-

    masing.

    Indrayani

    (2005)

    Perencanaan dan

    Pengawasan

    Persediaan Bahan

    Baku Pada PT.

    Serasi JayaTebing Tinggi

    Deli

    Apakah sistem

    perencanan dan

    pengawasan

    persediaan pada PT.

    Serasi Jaya TebingTinggi sudah

    dilakukan secara

    efektif

    Perencanaan

    persediaan pada

    perusahaan tersebut

    belum efektif

    karena tidak adanyaanggaran

    pembelian,

    pemakaian bahanbaku. Semenetarapengawasan atas

    persediaan sudahefektif karena PT.

    Serasi Jaya TebingTinggi telah

    melakukan

    pengawasan fisik,

    pengawasan

    akuntansi dan

    jumlah yangdibutuhkan

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    37/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    F. Kerangka Konseptual

    Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian.

    Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam

    SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam buku Hall

    Singleton (2007 : 28) menyatakan bahwa "kompenen pengendalian internal terdiri

    dari :

    a.Lingkungan pengendalian,b.Penilaian resiko,c.Informasi dan komunikasi,d.Pengawasan,e.Aktivitas Pengendalian.

    Komponen pengendalian intern menurut AICPA ini merupakan variabel yang

    akan digunakan oleh penulis untuk meneliti mengenai sistem pengendalian intern.

    Selanjutnya, konsep tersebut akan dikombinasikan dengan persediaan barang

    dagangan pada PT. Sabda Cipta Jaya untuk dianalisis yang pada akhirnya dapat

    diketahui apakah pengendalian intern pada PT. Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif

    atau tidak.

    PT. SABDA CIPTA JAYA

    PERSEDIAAN BARANG DAGANG

    PENGENDALIAN PERSEDIAAN

    ANALISIS & EVALUASI

    EFEKTIF

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    38/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    BAB III

    METODELOGI PENELITIAN

    Di dalam kegiatan penelitian dan cara untuk memperoleh data maupun

    keterangan yang dibutuhkan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, dapat

    dijelaskan sebagai berikut :

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Menurut Erlina

    (2007 : 64), Penelitian deskripitif adalah penelitian terhadap fenomena atau

    populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek beberapa individu,

    organisasional, industri, atau perspektif lain. Menurut Sugiono (2007 : 11),

    Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

    variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat

    perbandingan atau menghubungkan variabel lain.

    B. Jenis Data dan Sumber Data

    Jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:

    1. Data primer

    Merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data yang

    terjadi dilapangan yang diperoleh dari teknik wawancara, kemudian akan

    diolah oleh penulis, seperti : wawancara dengan staf bagian gudang dan

    bagian penjualan.

    2. Data sekunder

    Merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang

    sudah jadi, seperti : struktur organisasi, laporan pembelian, persediaan

    dan laporan penjualan.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    39/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    B.

    Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :

    1. Teknik wawancara, penulis melakukan tanya jawab dan diskusi secara

    langsung dengan pihak perusahaan, khususnya dengan bagian yang

    berhubungan dengan objek penelitian.

    2. Teknik observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan

    pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas yang

    berhubungan dengan pengendalian intern persediaan pada PT. Sabda

    Cipta Jaya.

    C. Metode Analisis Data

    Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode

    dengan pendekatan kualitatif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada

    penggambaran yang mendukung analisa tersebut, analisis ini menekankan pada

    pemahaman mengenai masalah masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan

    kondisi realitas dan natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci yang sifatnya

    menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat.

    D. Responden

    Responden pada penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan PT. Sabda

    Cipta Jaya yang dianggap dapat memberikan informasi atau masukan data yang

    dapat dipergunakan dalam penulisan skripsi ini.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    40/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    E.

    Jadwal dan Lokasi Penelitian

    Penelitian untuk penulisan skripsi ini dimulai dari bulan April 2009 sampai

    dengan selesai. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Sabda Cipta Jaya yang

    beralamat di Jalan T. Cikditiro No. 8-T Medan Sumatera Utara.

    Tabel 3

    Jadwal Penelitian

    Tahapan Penelitian Mei 09 Jun Jul Agust Sept Nov Des09

    Pengajuan Judul

    Penyelesaian Proposal

    Pengumpulan Data

    Seminar Proposal

    Penulisan Laporan

    Pengumpulan Data

    Penyelesaian Laporan

    Bimbingan

    Sidang Meja Hijau

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    41/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    BAB IV

    ANALISIS DAN EVALUASI

    A. Data Penelitian

    1. Gambaran Umum PT. Sabda Cipta Jaya

    a. Sejarah Singkat Perusahaan

    PT. Sabda Cipta Jaya, yang berkedudukan di Jalan Teuku Cikditiro No. 8-

    T Medan, didirikan pada tanggal 8 Mei 1983 dengan NPWP

    01.217.933.9.111.000. PT. Sabda Cipta Jaya terdiri dari bagian Keuangan dan

    Administrasi, bagian Logistik, di bagian Marketing PT. Sabda Cipta Jaya

    mempunyai kantor pusat di Jakarta dan terdiri dari 22 (dua puluh dua) kantor

    cabang, termasuk di dalamnya PT. Sabda Cipta Jaya.

    PT. Sabda Cipta Jaya adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

    bidang importir dan distribusi obat-obatan (farmasi), atau lebih dikenal sebagai

    Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk farmasi yang di distribusikan oleh PT.

    Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi, yaitu :

    a. Divisi Produk Farmasi

    b. Divisi Produk Konsumen

    c. Divisi Produk Vetanary dan Aquaria

    d. Divisi Produk Medical

    e. Divisi lain-lain.

    b. Struktur Organisasi Perusahaan

    Stuktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya didasarkan pada fungsi-fungsi

    yang telah ada, yang terdiri dari 3 (tiga) bagian besar, yaitu bagian Keuangan,

    bagian Administrasi, bagian Logistik dan bagian Marketing. Wewenang dan

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    42/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    tanggung jawab berjalan dari pimpinan tertinggi sampai karyawan, menurut garis

    lurus vertikal.

    Berdasarkan tingkatnya dalam organisasi, manajemen dapat dibedakan

    atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu manajer lini pertama, menengah dan puncak. Manajer

    tingkat pertama hanya membawahi pekerja operasional dan tidak membawahi

    manajer lainnya. Manajer menengah bertanggung jawab terutama dalam

    mengarahkan kegiatan pelaksanaan kebijakan organisasi menyelarasi tuntutan

    atasan dengan kecakapan bawahan. Manajer puncak bertanggung jawab atas

    keseluruhan manajemen organisasi. Ia menetapkan kebijakan operasional serta

    bimbingan organisasi dengan lingkungannya.

    a. Tingkat Manajemen Puncak

    Manajer puncak yang ada pada PT. Sabda Cipta Jaya adalah branch manager

    atau kepala cabang yang mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

    mengepalai seluruh bagian yang ada dicabang tersebut,

    bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan (sales), logistik, dan

    keuangan,

    mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan cabang ke pusat.

    b. Tingkat Manajemen Menengah

    Manajer menengah di PT. Sabda Cipta Jaya bertanggung jawab atas suatu

    fungsi yang ada di perusahaan, seperti fungsi marketing, fungsi logistik, dan

    fungsi keuangan dan administrasi, yang akan diuraikan sebagai berikut :

    1) Sales Manager(SM)

    Sales manager mengepalai sales department, yang bertanggung jawab atas

    sales target. Sales manager berhubungan dengan beberapa bagian, seperti

    Supervisor Product Over the Counter atau Konsumen (SPOK). Trade Sales

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    43/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Supervisor (TSS), Kepala OfficeSales and SalesAdministration(OSSA), dan

    Manager Rayon (MR).

    2) Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik)

    Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik) bertanggung jawab atas

    persediaan barang dagangan, pengeluaran barang dagangan ke langganan,

    dan mempunyai RSL (Recommended Stock List) yang ditetapkan oleh

    pusat.

    3) Kepala Keuangan dan Administrasi (Kabag K & A)

    Kepala K & A bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan

    keuangan perusahaan dan administrasifinansial.

    c. Tingkat Manajemen Lini Pertama

    Manajemen lini pertama bertanggung jawab atas pekerjaan sub bagian

    yang ada di PT. Sabda Cipta Jaya, yaitu :

    1) Supervisor Product Over the Counterdan Konsumen (SPOK)

    Supervisor bertanggung jawab atas sales kepada konsumen produk over

    the counter(produk yang dapat diperjual belikan tanpa resep dokter).

    2) Kepala Bagian OSSA (Office Sales and Sales Administration)

    Fungsi bagian OSSA adalah sebagai tenaga penjual, dimana mereka harus

    aktif menawarkan kepada langganan atau calon langganan yang datang

    langsung ke kantor atau melalui telepon. Kegiatan ini juga disebut Office

    Sales.

    3) Manajer Rayon

    Manajer Rayon atau disebut juga dengan salesman adalah orang yang

    bertanggung jawab untuk menguasai wilayah produk langganan. Namun

    jika dilihat dari cara kerjanya, cara belajar, dan cara bertindaknya, maka ia

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    44/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    lebih pantas disebut dengan Manajer Rayon, karena ada beberapa alasan

    berikut ini :

    mereka harus bekerja atas dasar fungsi-fungsi manajemen, yaitu

    planning, organizing, actuating, dan controlling,

    mereka harus menguasai wilayah, produk dan langganan.

    Manajer Rayon memimpin beberapa sub bagian yang mempunyai kegiatan

    marketing yang secara khusus mendukung tugas-tugasnya, yaitu :

    Trade Sales Supervisor(TSS)

    Tugas TSS dapat dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu :

    Segi kuantitatif, bertugas meningkatkan penjualan produk prinsipal

    yang diwakilinya dengan cara : (1) menjual secara aktif produk

    prinsipal tersebut kepada langganan utama, (2) melakukan push

    promotion yang tidak dilakukan oleh prinsipal, (3) memberikan

    penerangan kepada apotek atau toko obat, (4) memberikan feed back

    dan informasi kepada prinsipal, yang dikaitakan dengan hasil detailing

    program, pengembangan pasar, dan kegiatan pasar.

    Segi kualitatif, bertugas memberikan saluran distribusi yang telah ada

    dengan meningkatkan penjualan secara langsung.

    Profesional Agricultural Representative (PACR)

    PACR adalah salesman yang secara khusus menangani obat-obatan

    dan makanan tambahan ternak (vetenary) dan tetra. Saluran

    distribusinya adalah sektor poultry shop, farm breeding farm, dinas

    perternakan, dan lain-lain.

    Sales Representative Medical (SRMD)

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    45/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    SRMD adalah salesmanyang menangani produk-produk DuPont dan

    Becton Dickinson. Saluran distribusinya yang utama adalah rumah

    sakit dan para bidan.

    4) Koordinasi Akuntansi

    Koordinasi akuntansi bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan

    otorisasi untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencatat, dan melaporkan

    transaksi-transaksi perusahaan dan meyelenggarakan pertanggung jawaban

    atas aktiva yang besar.

    5) Kasir

    Kasir adalah bagian yang melaksanakan penerimaan, pencatatan, dan

    penyetoran uang kas ke bank. Selain itu juga menyelenggarakan kas kecil

    untuk biaya-biaya kecil yang timbul di perusahaan.

    6) Komputer Keuangan dan Akuntansi, Komputer Logistik, dan Komputer

    OSSA adalah bagian yang secara khusus menangani sistem komputer

    perusahaan dengan menggunakan PDE (Pengolahan Data Elektronik),

    sesuai dengan fungsinya masing-masing.

    7) Bagian Umum

    Bagian umum ini dilaksanakan oleh sekretaris umum yang bertugas

    mengkoordinir kegiatan rutin pelaksanaan dan urusan ke luar perusahaan,

    serta menangani masalah personalia baru.

    2.

    Jenis-Jenis Persediaan Barang Dagang

    Persediaan yang dimiliki oleh PT. Sabda Cipta Jayatermasuk jenis

    persediaan barang dagang yang dibeli untuk dijual kembali. Produk farmasi yang

    di distribusikan oleh PT. Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi yaitu :

    a. Divisi Produk Farmasi

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    46/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Asta Medica Indah

    Werke / Transfarma Medifarma (UAP & Phobus)

    Ciba Geigy Zyma Parke Davis Warner - Lambert

    Corsa Pfizer Pharma

    Mahakam Beta Farma Schering

    b. Divisi Produk Konsumen

    La Tulipe Regina Haw Par

    Nestle Deutchland Ag Siwak F & Shirin

    Perfetti Sp. A Total Citra Jayamandiri

    PT. Manful Industrial

    c. Divisi Produk Vetenary dan Aquaria

    Pfizer Afric (Animal health)

    Chinoin Hungary (Enzaprost F)

    Tetra Werke (Aquarist & Accessories)

    d. Divisi Produk Medical

    AFP Imaging

    Becton Dickinson MED

    Du Pont

    Fischer Imaging

    Cawo Photochemiche Fabric GMBH

    F. Hoffman la Roche ( Diagnostic Laboratory Equipment)

    e. Divisi lain-lain

    Medimpex : Alkoloida, Egis, Gideon Richter (fine chemical)

    Chonoin (fine chemical)

    Starchem (fine chemical)

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    47/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Biochemical MBH (fine chemical)

    Impex Quimical S.A (fine chemical)

    J.Rettenmaire & Co. (Cellualases fine chemical for the pharmacy)

    Ciech-Poland (fine chemical)

    Bracco Industrial Chemica S.P.A (fine chemical)

    Chemic linz Ges GMBH (fine chemical)

    Walter Lambert K.K (capsugel division)

    Plantextrak GMBH & Co.

    3.

    Unsur-Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

    a. Lingkungan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan

    Pengendalian intern PT. Sabda Cipta Jaya terhadap persediaan barang

    dagangan dapat dijelaskan berdasarkan faktor-faktor yang meyusun

    lingkungan pengawasan dibawah ini.

    1) Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi

    Falsafah manajemen merupakan aktivitas yang memberikan parameter

    bagi perusahaan dan karyawan tentang pentingnya pengendalian. Pada PT.

    Sabda Cipta Jaya, falsafah manajemen dikondisikan dengan adanya suatu

    keyakinan oleh manajemen puncak untuk menciptakan hubungan bisnis yang

    baik. Dalam hal ini semua karyawan ditekankan untuk bertindak dan bersikap

    jujur kepada konsumen, pemasok, dan semua pihak yang berhubungan dengan

    perusahaan. Hal ini sangat penting karena PT. Sabda Cipta Jaya merupakan

    perusahaan besar dibidang farmasi, yang pendapatan utamanya berasal dari

    penjualan produk-produk farmasi. Selain itu, kepuasan pelayanan kepada para

    langganan juga perlu diperhatikan. Pimpinan PT. Sabda Cipta Jaya secara

    tegas mengutarakan bahwa apabila ada need and want dari para konsumen

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    48/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    terhadap produk-produk yang didistribusikannya, maka perusahaan akan

    secepat mungkin melayani mereka agar tidak terjadi penggantian oleh produk-

    produk lain. Pengiriman produk yang dipesan oleh konsumen lokal akan

    dilakukan secepat mungkin pada hari itu juga, sedangkan untuk konsomen di

    luar kota, akan di usahakan melalui sistem pengiriman yang tercepat dan

    terbaik. One Day Service, itulah motto perusahaan ini.

    Gaya operasi manajemen PT. Sabda Cipta Jaya menekankan

    pentingnya laporan-laporan dari pihak bawahan, yang meliputi target-target

    yang telah disusun. Hal ini sangat ditekankan oleh manajemen karena daerah

    potensial perusahaan ini meliputi 2 (dua) wilayah, yaitu Sumatera Utara dan

    Aceh. Selain itu, hal ini dilakukan untuk memenuhi target yang ditetapkan

    kantor pusat di Jakarta, serta alat pengendalian dalam menjalankan kegiatan

    perusahaan.

    2) Struktur Organisasi

    Struktur organisasi disusun secara fungsional, yang terdiri dari fungsi

    pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi, serta fungsi logistik.

    Penyusunan struktur organisasi berdasarkan fungsi ini sesuai untuk perusahaan

    seperti PT. Sabda Cipta Jaya karena akan terlihat dengan jelas pembagian

    tugas dan wewenang dari setiap fungsional yang ada di perusahaan, sehingga

    pengendalian dapat dilakukan dengan lebih baik lagi di PT. Sabda Cipta Jaya.

    3) Komite Audit

    PT. Sabda Cipta Jaya tidak mempunyai komite audit dan dewan

    komisaris. Komite audit dan dewan komisaris berkedudukan di Jakarta, yang

    pada saat-saat tertentu atau minimal 2 (dua) kali dalam setahun mengadakan

    pemeriksaan terhadap jalannya operasional dan tujuan-tujuan yang telah

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    49/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    ditetapkan sebelumnya oleh manejemen pusat dan cabang. Hal ini cukup

    memadai karena perusahaan ini merupakan perpanjangan operasional kesatuan

    usaha PT. Sabda Cipta Jaya.

    4) Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab

    Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan pengembangan

    dari struktur organisasi, yang secara garis besar di wujudkan dalam bentuk

    pemisahan fungsi-fungsi. Pemisahan fungsi pada PT. Sabda Cipta Jaya juga

    telah diadakan, yaitu fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi,

    serta fungsi logistik. Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, maka

    manajemen pada tingkat yang lebih tinggi dapat menilai bagian-bagian yang

    dipimpinnya, apakah setiap karyawan telah melaksanakan tugasnya dengan

    baik sesuai fungsinya.

    Selain pemisahan fungsi, perusahaan ini juga telah menerapkan

    pendelegasian wewenang sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.

    Pendelegasisan wewenang dilakukan dengan memperhatikan kemampuan

    terbaik dari setiap karyawan.

    5) Metode Pengendalian Manajemen

    Metode manajemen merupakan metode yang digunakan oleh

    manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi.

    Untuk tujuan pengendalian persediaan barang dagangan, PT. Sabda Cipta Jaya

    menggunakan metode pengendalian manajemen dengan teknik :

    rasio perputaran persediaan,

    pertimbangan manajemen,

    analisis nilai terhadap masing-masing jenis persediaan.

    6) Fungsi Audit Intern

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    50/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    PT. Sabda Cipta Jaya tidak mempunyai auditor internal, tetapi kantor

    pusat mengirimkan auditor internal ke kantor cabanga Medan, secara berkala

    dua kali dalam setahun ataupun sewaktu-waktu. Audit internal ini bertugas

    untuk meminta laporan keuangan tahunan serta menilai kewajarannya. Jika

    dalam penyajiaan laporan keuangan tersebut ditemukan penyelewenagan atau

    kecurangan, maka temuan audit tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan.

    7) Praktek dan Kebijakan Karyawan

    Penerimaan pegawai atau staff di PT. Sabda Cipta Jaya ini ditangani oleh

    bagian umum, sedangkan untuk pencatatan dan penyimpanan data pegawai

    dikelola oleh bagian administrasi. Apabila perusahaan membutuhkan pegawai

    atau staff, maka bagian umum akan membuat iklan lowongan dimedia massa

    dengan menentukan syarat-syarat tertentu untuk kualifikasi pekerjaan yang

    dibutuhkan. Disamping itu perusahaan juga telah mengadakan pelatihan yang

    rutin dan memberikan penghargaaan (reward) kepada karyawan yang

    berprestasi.

    8) Pengaruh Ekstern

    Selain pengendalian manajemen diatas, PT. Sabda Cipta Jayajuga

    mempertimbangkan pengaruh eksternal, yaitu dengan adanya produk farmasi

    yang diperjualbelikan oleh perusahaan sejenis. Hal ini dapat diketahui dengan

    melakukan evaluasi terhadap laporan analisa pasar yang dibuat Trade Sales

    Supervisor(TSS). Perusahaan juga memperhatikan peraturan pemerintah yang

    berhubungan dengan jenis obat-obatan atau produk farmasi lainnya yang

    dilarang penggunaanya, dengan cara menempatkan Sales Representative

    Medical(SRMD).

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    51/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    b.

    Penilaian Resiko Persediaan Barang Dagangan

    PT. Sabda Cipta Jaya menilai persediaan farmasi atau obat-obatannya

    dengan memperhatikan masa pakainya karena persediaan obat-obatan

    merupakan barang yang harus digunakan sebelum habis masa pakainya.

    Jadi apabila tiba masa kadaluarsanya, maka produk farmasi tersebut akan

    mengakibatkan resiko berkurangnya penjualan dan menimbulkan kerugian

    bagi perusahaan.

    Untuk mengatasi resiko tersebut, perusahaan ini membuat

    kebijaksanaan stock opname sekali dalam sebulan. Kegiatan perhitungan

    fisik ini dipimpin oleh Kepala Logistik, yang juga turut diperiksa oleh

    Pimpinan Cabang, Kabag Keuangan dan Administrasi, serta oleh beberapa

    orang petugas dari bagian logistik. Tim penghitung fisik ini tidak hanya

    memeriksa jumlahnya saja, tetapi juga masa pakainya agar jangan sampai

    terjadi kadaluarsa. Pada pelaksanaanya, tim penghitungan fisik ini

    berganti-ganti pada setiap stock opname, kecuali jika Kepala Logistik

    berhalangan atau tidak bisa hadir pada hari yang ditetapkan untuk stock

    opname.

    Perusahaan juga memperhatikan peraturan pemerintah akan obat-

    obatan tertentu yang dilarang oleh pemerintah untuk dijual secara bebas di

    pasaran. Untuk mengatasi hal ini maka perusahaan menugaskan Trade

    Sales Representative (TSR) untuk melakukan survei terhadap jenis obat-

    obatan yang dilarang secara bebas penjualannya dan jenis obat-obatan

    yang dijual sesuai resep dokter.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    52/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    c.

    Informasi dan Komunikasi Persediaan Barang Dagangan

    Sistem informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan transaksi

    pemesanan, penerimaan, perhitungan, dan pengeluaran persediaan barang

    dagangan melibatkan beberapa fungsi terkait, prosedur yang harus diikuti,

    dokumen dan catatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan.

    Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus di dasarkan atas laporan

    sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang

    telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang.

    Pengendalian terhadap persediaan barang dagangan biasanya dianggap

    merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Dalam hal ini

    PT. Sabda Cipta Jayamembuat kebijaksanaan terhadap sistem penjualan

    tunai dan sistem penjualan kredit. Berikut ini akan di jelaskan sistem

    informasi dan komunikasi yang terkait dengan sistem penjualan dan

    penerimaan kas.

    1) Sistem informasi dan komunikasi penjualan tunai

    Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara pelanggan

    melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diberikan oleh

    perusahaan kepada pelanggan. Jika terjadi penjualan tunai maka pelanggan

    mendapat potongan sebesar 2 %.

    Fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan tunai ini adalah fungsi

    pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi dan fungsi logistik. Dokumen-

    dokumen yang dipergunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :

    sales order, yaitu permohonan barang dagangan oleh pelanggan yang

    diisi menurut kebutuhan pelanggan,

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    53/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    faktur penjualan tunai, yaitu faktur yang menunjukkan penjualan

    tertentu yang mencakup jumlah penjualan, syarat-syarat penjualan dan

    tanggal penjualan,

    delivery order, yaitu formulir yang digunakan untuk menunjukkan

    perincian dan tanggal pengiriman,

    surat jalan, yaitu formulir yang menunjukkan nama produk, ditujukan

    kebagian pengiriman untuk diantarkan ke tujuan pelanggan,

    pita register kas, yaitu formulir yang dipergunakan sebagai bukti

    bahwa pembayaran telah diterima dari pelanggan dengan cap lunas,

    faktur pajak, yaitu faktur yang mencatat jumlah potongan pajak

    pertambahan nilai (PPn) untuk barang yang dijual,

    kas bon penerimaan kas, yaitu semacam daftar uang tunai dan

    dokumen bank (seperti cek, bilyet giro, dan lain-lain) yang merupakan

    laporan jumlah yang diterima oleh kasir untuk selanjutnya disetor ke

    bank.

    2) Sistem informasi dan komunikasi penjualan kredit

    Pesanan penjualan kredit dapat dilakukan melalui Office Sales and

    Sales Administration (OSSA) atau Manajer Rayon (MR) di kantor, atau juga

    melalui Salesman berdasarkan prinsipal yang diwakilinya seperti produk

    farmasi, produk konsumen, produk veternary dan aquaria, produk medical dan

    produk lain-lain.

    Dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam sistem penjualan kredit

    adalah sebagai berikut :

    sales order, yaitu permohonan barang dagangan oleh pelanggan yang

    diisi menurut kebutuhan pelanggan,

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    54/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    faktur penjualan kredit, yaitu faktur yang menunjukkan penjualan

    kredit tertentu yang mencakup jumlah penjualan 2/7, n/30, tanggal

    penjualan dan lain-lain,

    delivery order, yaitu formulir yang dipergunakan untuk menunjukkan

    perincian produk, jumlah dan alamat penerima,

    faktur pajak reklame, yaitu faktur yang memuat jumlah pajak

    pertambahan nilai (PPN) untuk barang yang dijual,

    bukti pembayaran, yaitu dokumen yang berisi bukti pembayaran oleh

    debitur terhadap piutangnya,

    memo kredit, dikeluarkan jika terjadi pengembalian barang,

    bukti pengembalian barang berada digudang untuk mencatat barang

    yang dikembalikan,

    bukti memorial untuk menghapus piutang jika terjadi pengembalian

    barang.

    3) Sistem informasi dan komunikasi penerimaan kas

    Penerimaan kas terjadi diperoleh melalui penjualan tunai maupun

    pernjualan kredit. Dokumen yang dipergunakan dalam sistem penerimaan kas

    adalah sebagai berikut :

    faktur penjualan, yaitu faktur yang menunjukkan jumlah penjualan,

    syarat, tanggal, dan lain-lain,

    kas dan penerimaan kas yaitu daftar uang tunai dan dokumen bank,

    bukti penagihan, yaitu dokumen untuk menagih kepada debitur,

    bukti penyetoran oleh debitur tentang pembayaran sejumlah piutang.

    Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi atas

    persediaan barang dagangan adalah :

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    55/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    jurnal ; penjualan dan penerimaan kas,

    buku harian ; penjualan, penerimaan kas, dan memorial,

    buku besar ; perkiraan persediaan barang dagangan, perkiraan

    penjualan dan perkiraan piutang,

    buku pembantu ; persediaan barang dagangan, piutang.

    Secara periodik bagian keuangan dan administrasi harus membuat

    beberapa laporan penjualan.

    Bagian logistik akan membuat laporan penerimaan barang dari pusat,

    laporan retur barang yang dijual , daftar pesanan, dan laporan pengiriman

    barang. Laporan alokasi persediaan antar-cabang di buat apabila ada

    kiriman barang dari cabang lain dan ada pengeluaran barang untuk

    pengiriman barang kecabang lain. Apabila cabang Medan mengalami

    kehabisan persediaan dan dalam waktu secepatnya harus disediakan untuk

    memenuhi permintaan konsumen maka cabang Medan akan melapor ke

    Jakarta. Selanjutnya kantor pusat akan memerintahkan cabang lain yang

    mempunyai persediaan yang cukup untuk mengirimkan persediaan sesuai

    dengan kebutuhan ke cabang Medan.

    Selain itu, laporan analisa pasar dan laporan penjualan beberapa tahun

    lalu dibuat jika diperlukan untuk menjadi suatu pertimbangan dalam

    membuat suatu kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan dengan

    pengendalian persediaan barang dagangan. Laporan mengenai jumlah

    persediaan dibuat oleh bagian logistik yang disebut dengan laporan posisi

    stock (buffer stock), sedangkan laporan stock opname di buat atas kegiatan

    perhitungan fisik persediaan barang dagangan yang disiapkan oleh

    komputer logistik.

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    56/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    d.

    Aktivitas Pengendalian Persediaan Barang Dagangan

    Aktivitas pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. Sabda

    Cipta Jaya meliputi kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan

    ini untuk memberikan kemungkinan yang memadai bahwa sistem

    pengendalian persediaan barang dagangan yang ditetapkan telah

    dilaksanakan dalam beberapa katergori seperti diuraikan dibawah ini :

    1) Pemisahan tugas yang cukup

    Pada penjualan barang dagangan dilakukan pemisahan tugas-tugas

    yang jelas antara lain :

    Menerima pesanan oleh OSSA

    Melakukan penjualan oleh OSSA dan MR

    Mengeluarkan barang oleh tata lakasana atau staff logistik

    Mengirimkan barang oleh petugas lope

    Mencatat penjualan oleh akuntansi

    Pada perhitungan fisik barang dagangan ada pembagian tugas yang

    jelas antara :

    Melaporkan jumlah persediaan barang dagangan di gudang oleh

    Kasub logistik,

    Menghitung fisik persediaan barang dagangan oleh tim

    penghitungan persediaan, yang terdiri dari Kabag logistik, Kabag K

    & A, pimpinan cabang dan beberapa petugas dari bagian logistik,

    Membuat laporan perhitungan fisik oleh komputer logistik

    2) Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas

    PT. Sabda Cipta Jaya melakukan dua cara dalam penyediaan

    barang dagangan, yaitu :

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    57/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    Penerimaan kiriman barang dagangan dari kantor pusat

    Penerimaan kiriman barang dagangan dari cabang lain

    Arus prosedur ororisasi terhadap penerimaan kiriman barang

    dagangan dari pusat di uraikan sebagai berikut :

    Bagian logistik akan menerima barang kiriman dari pusat apabila

    jenis dan jumlah barang sesuai dengan perincian di surat

    pengiriman barang,

    Bagian logistik melaporkan pengiriman barang tersebut ke bagian

    keuangan dan administrasi

    Bagian keuangan dan administrasi membuat laporan penerimaan

    barang untuk di kirim ke kantor pusat.

    e. Pemantauan Persediaan Barang Dagangan

    Pemantauan yang dilakukan oleh PT. Sabda Cipta Jaya sehubungan

    dengan pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang

    dagangan adalah dengan memantau dan memeriksa secara rutin

    pelaksanaan kerja dari fungsi-fungsi yang terkait, apakah telah sesuai

    dengan metode dan prosedur. Pemantauan atas persediaan barang

    dagangan secara khusus meliputi penilaian dan penganalisaan laporan

    stock opname setiap bulan untuk disesuaikan dengan perkembangan

    permintaan konsumen.

    Jika pihak manajemen perusahaan menemukan penyimpangan dalam

    pelaksanaan transaksi yang berhubungan dengan barang dagangan

    sehingga dapat menimbulkan keluhan dari konsumen, maka pihak

    manajemen akan melakukan perbaikan seperlunya yang disesuaikan

  • 7/25/2019 Keren Distribusi

    58/78

    Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

    dengan perubahan kondisi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan

    pengendalian intern yang memadai dalam perusahaan.

    4. Prosedur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan