kep.maternitas · web viewdalam penerapan standar prktek keperawatan dapt dimodifikasi keduanya...
TRANSCRIPT
Standar Praktek Keperawatan
MAKALAH I
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN IBU NIFAS
DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR
MATA AJARAN KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH
KELOMPOK D1
1. ENDANG ABDULLAH2. I WAYAN SURASTA3. GOSALI HASIBUAN4. SUHAERNINGSIH5. NENENG YULIAWATI6. ELIZABETH ESTI7. INA DEBORA R.L.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA
2002
1
1
Standar Praktek Keperawatan
KATA PENGANTAR
Seraya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan taufiq-Nya kepada kami sehingga dapat menyusun
materi seminar dengan judul : STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN.
Tujuan penyusunan materi tersebut adalah sebagai salah satu tugas dalam
mata kuliah keperawatan maternitas.
Pada kesempatan yang baik ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. H. Azrul Azwar MPH, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, yang telah memberikan waktu kepada kami untuk melakukan praktek
keperawatan maternitas.
2. Dr. Heyder Tadjudin, selaku direktur Rumah sakit Umum Pusat Fatmawati, yang
telah memberikan kesempatan dan lahan praktek bagi mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan di RSUP Fatmawati.
3. Dra. Setyowati, Skp. MApp.Sc. seaku kordinator mata kuliah maternitas.
4. Dosen pembimbing klinik maternitas yang telah meluangkan waktu dan tenaga
demi tersusunya dan terselenggaranya makalah seminar ini.
5. Sejawat dan semua pihak yang banyak membantu demi terselesainya penulisan
makalah seminar ini.
Akhirnya kritik dan saran yang bersifat konstruktif kami harapkan untuk
perbaikan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pelayanan kesehatan.
Jakarta, 28 Oktober 1996
2
2
Standar Praktek Keperawatan
DAFTAR HALAMAN
Halaman
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 1
C. Metode penulisan 2
D. Sistematika penulisan 2
BAB I, Tinjauan teoritis standar praktek keperawatan 3
A. Pengertian 3
B. Tujuan standar 4
C. Penerapan standar praktek keperawatan 5
D. Langkah-langkah penyusunan standar praktek
keperawatan 6
E. Aspek hukum standar praktek keperawatan 8
Contoh standar praktek (ANA,1991) 9
Bab III Penutup 13
3
3
Standar Praktek Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya pelayanan keperawatan saat ini
dihadapkan pada situasi yang menuntut peningkatan mutu. Beberapa faktor yang
mempengaruhinya antara lain ; perkembangan teknologi dibidang kesehatan,
adanya tuntutan dari penerima pelayanan kesehatan [masyarakat) yang semakin
kritis serta semakin kompleksnya masalah kesehatan di Indonesia.
Profesi keperawatan bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu
(kualitas) pelayanan keperawatan menuju pelayanan keperawatan yang profesional.
Adapun faktor-faktor yang diperlukannya peningkatan mutu pelayanan asuhan
keperawatan karena citra dan mutu praktek keperawatan sering dipertanyakan dan
diragukan (Sahar,J, 1996, h. 1), adanya perubahan sifat pelayanan keperawatan yang
dulu bersifat okupasi menuju kearah pelayanan keperawatan profesional.
Kualitas pelayanan keperatan dapat ditingkatkan melalui pengendalian mutu
(Quality Assurance) yang memiliki tiga komponen yaitu : penentuan standar praktek
keperawatan, pengawasan (monitor) dan evaluasi. Pelaksanaan pelayanan
keperawatan akan dimonitor dan dievaluasi berdasarkan standar.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah unutk mendesiminasikan konsep
atau teori tentang standar praktek keperawatan.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode deskripsi yang dicapai melalui studi kepustakaan dan diskusi kelompok.
D. SISTEMATIKA
4
4
Standar Praktek Keperawatan
Sistematika penulisan makalah ini terbagi dalam tiga bagian. Bab I, berisi
latar belakang, tujuan, metode dan sistematika penulisan makalah. Bab II,
menguraikan landasan teoritis tentang definisi standar praktek keperawatan terdiri
dari tujuan standar praktek keperawatan, jenis standar praktek keperawatan, langkah-
langkah penyusunan standar praktek keperawatan dan aspek hukum standar praktek
keperawatan. Bab III, penutup.
5
5
Standar Praktek Keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang menguraikan penampilan
kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil (Gillies,
1989,h.121).
Standar merupakan pernyataan yang mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan profesional (ANA,1992,h.1)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif , ditujukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup kehidupan
manusia (lokakarya Nasional 1983)
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan
suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelyanan keperawatan yang diberikan untuk
klien ( Gillies, 1989h. 121). Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien.
Digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang
diberikan dalam upaya mencapai pelayanan keperawatan. Melalui standar praktek
dapat diketahui apakah intervensi atan tindakan keperawatan itu yang telah diberi
sesuai dengan yang direncanakan dan apakah klien dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Tipe standar praktek keperawatan
Beberapa tipe standar telah digunakan untuk mengarahakan dan mengontrol
praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk ‘normatif’ yaitu menguraikan praktek
keperawatan yang ideal yang menggambarkan penampilan perawat yang bermutu
tinggi, standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu menggambarkan praktek keperawatan
6
6
Standar Praktek Keperawatan
berdasarkan hasil observasi pada sebagaian besar sarana pelayanan keperawatan
(Gillies 1989,h.125).
B.TUJUAN STANDAR
Secara umum standar praktek keperawatan ditetapkan untuk meningkatkan
asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses
pada usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan.
Penyusunan standar praktek keperawatan berguna bagi perawat, rumah
sakit/institusi, klien, profesi keperawatan dan tenaga kesehatan lain.
1. Perawat
Standar praktek keperawatan digunakan sebagi pedoman untuk membimbing
perawat dalam penentuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan teradap kien
dan perlindungan dari kelalaian dalam melakukan tindakan keperawatan dengan
membimbing perawat dalam melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan benar.
2. Rumah sakit
Dengan menggunakan standar praktek keperawatan akan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan dapat menurun dengan singkat waktu
perwatan di rumah sakit.
3.Klien
Dengan perawatan yang tidak lama maka biaya yang ditanggung klien dan
keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
Sebagai alat perencanaan untuk mencapai target dan sebagai ukuran untuk
mengevaluasi penampilan, dimana standar sebagai alat pengontrolnya.
5. Tenaga kesehatan lain
7
7
Standar Praktek Keperawatan
Untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat
saling menghormati dan bekerja sama secara baik.
C. PENERAPAN STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Dalam penerapan standar praktek keperawatan dapat digunakan pendekatan
secara umum dan khusus. Pendekatan secara umum menurut Jernigan and
Young,1983 h.10 adalah sebagai berikut :
Standar struktur : berorientasi pada hubungan organisasi keperawatan ( semua
level keperawatan ) dengan sarana/institusi rumah sakit. Standar ini terdiri dari :
filosofi, tujuan, tata kerja organisasi, fasilitas dan kualifikasi perawat.
Standar proses : berorientasi pada perawat, khususnya ; metode, prinsip dan
strategi yang digunakan perawat dalam asuhan keperawatan. Standar proses
berhubungan dengan semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Standar hasil : berorientasi pada perubahan status kesehatan klien, berupa uraian
kondisi klien yang dinginkan dan dapat dicapai sebagai hasil tindakan
keperawatan.
Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun standar praktek keperawatan sesuai
dengan aspek yang diinginkan antara lain :
1. Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik atau masalah keperawatan klien
yang sering ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan klien anteatal,
intranatal dan postnatal.
2. Aspek pendidikan dapat dipilih paket penyuluhan/pendidikan kesehatan yang
paling dibutuhkan, misalnya penyuluhan tentang perawatan payudara.
3. Aspek kelompok klien, topik dapat dipilih berdasarkan kategori umur, masalah
kesehatan tertentu misalnya; kelompok menopouse.
8
8
Standar Praktek Keperawatan
Dalam penerapan standar prktek keperawatan dapt dimodifikasi keduanya
dalam pelayanan asuhan keperawatan. Contoh : pelaksanaan standar asuhan
keperawatan pada klien postnatal, perawat dapat mengunakan standar proses
(metode, prinsip dan strategi dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
D. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN STANDAR PRKTEK
KEPERAWATAN
Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu lama karena
ada beberapa langkah yang harus ditempuh diantaranya menentukan komite (tim
penyusun), menentukan filosofi dan tujuan keperawatan, menghubungkan standar
dengan teori keperawatan, menentukan topik dan format standar (Irawaty,1996,h.9)
Ada pendapat lain bahwa penyusunan standar secara otomatis dilakukan oleh tim
maka langkah-langkah dalam penyusunan standar sebagai berikut : merumuskan
filosofi dan tujuan, menghubungkan standar dan teori yang relevan, menetapkan
topik dan format standar (Sahar,J, 1996)
Adapun langkah-langkah penyusunan standar menurut Dewi Irawaty,1996
adalah 1. Menetukan komite (tim khusus)
Penyusunan standar praktek keperawatan membutuhkan waktu dan tenaga
yang banyak, untuk itu perlu dibentuk tim penyusun. Tim penyusun terdiri dari
orang-orang yang memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang luas
tentang pelayanan keperawatan.
2. Menentukan filosofi dan tujuan keperawatan.
Filosofi merupakan keyakinan dan nilai dasar yang dianut yang memberikan
arti bagi seseorang dan berasal dari proses belajar sepanjang hidup melalui hubungan
interpersonal, agama, pendidikan dan lingkungan. Didalam pembuatan standar,
serangkaian tujuan keperawatan perlu ditetapkan berdasarkan filosofi yang diyakini
oleh profesi.
9
9
Standar Praktek Keperawatan
3. Menghubungkan standar dan teori keperawatan.
Teori yang dipilih amat bermanfaat dalam merencanakan standar,
mengarahkan dan menilai praktek keperawatan. Konsep-konsep keperawatan dapat
digunakan untuk menilai kembali tentang teori keperawatan yang telah dipilih
sebelumnya. Ada beberapa teori yang dapat dipilih dan disepakati oleh kelompok
pembuat standar keperawatan misalnya; teori Orem. Inti dari teori Orem adalah
adanya kepercayaan bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk merawat diri
sendiri (Self Care).
Perawat profesional bertanggung jawab dalam membantu klien untuk dapat
melakukan perawatan mandiri, dengan melihat kemampuan yang dimiliki klien.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat digunakan sebagai landasan dalam
mengembangkan standar praktek keperawatan.
4. Menentukan topik dan format standar
Topik-topik yang telah ditentukan disesuaikan pada aspek-aspek penyusunan
standar misalnya ; aspek asuhan keperawatan, pendidikan dan kelompok klien atau
yang bersifat umum yaitu menggunakan pendekatan meliputi standar struktur,
standar proses dan standar hasil.
Format standar tergantung dari cara pendekatan yang dipilih sebelumnya dan
topik standar yang telah ditentukan. Apabila standar praktek keperawatan yang
digunakan adalah pendekatan standar proses maka format standar yang dipakai
adalah format standar ANA 1991 terdiri dari enam tahap yang meliputi ; pengkajian ,
diagnosa, identifikasi hasil, perencanan, implementasi dan evaluasi.
Karena standar merupakan pendekatan sistematis yang terencana dalam praktek
keperawatan maka diharapkan bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan pada
klien juga termasuk pendekatan diri klien dan keluarganya.
E. ASPEK HUKUM STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
10
10
Standar Praktek Keperawatan
Dengan diberlakukannya standar praktek keperawatan, maka institusi
memberikan kesempatan pada klien untuk mengontrol asuhan keperawatan yang
diberikan perawat pada klien. Apabila klien tidak mendapat pelayanan yang
memuaskan atau klien dirugikan karena kelalaian perawat maka klien dan keluarga
mempunyai hak untuk bertanya dan menuntut.
Dinegara maju dimana standar ini telah diberlakukan maka kekuatatan
hukumnya sangat kuat. Apabila perawat melakukan kelalaian karena tindakan yang
menyimpang dari standar maka perawat dianggap melanggar hukum dan harus
dituntut pertanggung jawabannya. Oleh karena itu setiap perawat harus betul-betul
memahami standar praktek keperawatan agar dapat memberikan pelayanan yang
bermutu pada klien.
Sebagai contoh, Jensen dan Bobak mengemukakan hukum of Torts yang memuat
tentang kegiatan yang dikehendaki dari perawat : mencegah penyakit mata pada bayi
baru lahir, mendokumentasikan penyakit akibat hubungan seksual.
Pada pasal 53 ayat 2 dan 4 Undang-undang kesehatan Nomer 23 tahun 1992,
dinyatakan bahwa “tenaga kesehatan termasuk perawat dalam melakukan tugasnya
berkewajiban mematuhi standar profesi dan menghormati hak klien”. Dari uraian
tersebut jelaslahbahwa standar profesi keperawatan mempunyai dasar hukum dan
barang siapa yang melanggar akan menerima sangsi atau hukuman.
Dimensi praktek profesional adalah adanya sistem etik. Etik adalah standar
untuk menentukan benar atau salah dan untuk pengambilan keputusan tentang apa
yang seharusnya dilakukan oleh dan terhadap manusia. (Wijayarini M.A,1996,h.13) .
CONTOH STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN KLINIS ( ANA,1991,h..9 )
Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.
Pengkajian ini darus lengkap, sistematis dan berkelanjutan.
11
11
Standar Praktek Keperawatan
Kriteria pengukuran :
1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan
klien saat ini.
2. Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .
3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan..
4. Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.
5. Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan
kembali.
Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :
1. Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
2. Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan
bila memungkinkan.
3. Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan
perawatan.
Standar III : Identifikasi hasil
Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.
Kriteria pengukuran :
1. Hasil diambil dari diagnosa.
2. Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
3. Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan.
4. Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini
dan kemampuan potensial.
12
12
Standar Praktek Keperawatan
5. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang
tersedia bagi klien.
6. Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
7. Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.
Standar IV : Perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :
1. Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi
klien.
2. Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan.
3. Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
4. Rencana tersebut didokumentasikan.
5. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.
Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana
keperawatan.
Kriteria pengukuran :
1. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
2. Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
3. Intervensi didokumentasikan
Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :
1. Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
13
13
Standar Praktek Keperawatan
2. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
3. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
4. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi
diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
5. Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
6. Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses
evaluasi
14
14
Standar Praktek Keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyusunan standar praktek keperawatan merupakan suatu kewajiban bagi
profesi keperawatan, karena standar berfungsi sebagai alat untuk perencanaan dan
evaluasi penampilan praktek keperawatan sehingga dicapai pelayanan keperawatan
yang bermutu tinggi.
Dengan ada dan berlakunya standar praktek keperawatan akan melindungi
klien terhadap tindakan yang merugikan klien sebagai akibat dari kelalaian perawat.
Dan sebaliknya melindungi perawat terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
Mengingat penyusunan standar tersebut tidak sederhana perlu disusun tim
untuk merumuskan filosofi, tujuan, teori yang mendasar, topik dan format standar.
Dengan tersusun dan diberlakukannya standar praktek keperawatan
diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dimasa yang akan
datang.
B. SARAN
Dalam penyusunan standar praktek keperawatan hendaknya disamping
menggunakan pendekatan normatif juga mengguankan pendekatan empiris
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan hendaknya
keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan standar
keperawatan.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan maka standar keperawatan perlu direvisi secara teratur
15
15
Standar Praktek Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
American Nurses Associatiob,(1991), Standards Of Clinical Nursing Practice,
Whasington, DC, American Nurse Publising.
Gillies, (1989), (1989), Nursing Management, Philadelphia, W.B. Souders
company
Irawaty, D, (1996), Makalah Standar Praktek Keperawatan, FIK, tidak
dipublikasikan
Jernigan and Young, (1983), Standards, job discription and Performance
evaluation, Norwalk : Appleton Century Croft.
Lokakarya Nasional Keperawatan, (1983), Makalah Keperawatan, Jakarta,
tidak dipublikasikan
Wijayarini,M.A, Skp, MSN, (1996), Konsep Perawat Profesional, tidak
dipublikasikan
16
16