kendala dan solusi kreatif dalam belajar bahasa dan sastra
TRANSCRIPT
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
693
PEMBELAJARAN MUFRODAT PENDEKATAN ASHWAT PANJANG
PENDEK
Moh. Nashiruddin dan Himmatul Adzimah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK: Mufradat merupakan salah satu unsur utama dalam
pembelajaran bahasa Arab. Sayangnya, pembelajaran mufradat
belum mencapai hasil maksimal, seperti banyaknya pembelajar
yang salah dalam penulisan, terutama mengenai panjang
pendeknya, padahal dalam bahasa Arab perbedaan panjang pendek
mempengaruhi makna. Pembelajaran mufradat dengan pendekatan
ashwat panjang pendek merupakan salah satu solusi untuk
meminimalisir kesalahan mufradat yang telah disebutkan diatas.
Penulis berasumsi, pembelajaran ashwat panjang pendek akan
memberikan pengaruh terhadap penulisan mufradat yang tepat.
Hasil tulisan ini menjelaskan model pembelajaran mufradat
pendekatan ashwat panjang pendek.
KATA KUNCI: Pembelajaran Mufradat, Ashwat, Panjang Pendek
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
(Krisdalaksana, 1993:21). Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh Lyons
(dalam Pateda dan Yenni, 1993:4), bahwa bahasa adalah most of them hare taken
the views that languages are systems of symbols, designed, as it were, for the
purpose of communication. Berdasarkan pendapat Lyons, dapat dikatakan bahwa
bahasa harus bersistem, berwujud symbol yang kita lihat dan kita dengar dalam
lambing, serta bahasa digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi (Aslinda
dan Syafyahya, 2007:1).
Bahasa Arab adalah kalimat yang diungkapkan oleh orang arab sesuai
tujuan masing-masing, dan sampai kepada kita dengan metode penyampaian
melalui Al-Qur’an dan Hadits Nabawi (Nasrullah dan Munir, 2008:7).
Dalam bahasa Arab terdapat beberapa unsur bahasa, diantaranya yaitu;
ashwat, nahwu, shorof, dan mufrodat. Unsur-unsur bahasa wajib dikuasai oleh
penuturnya sebagai alat bantu dalam memahami bahasa Arab. Selain itu, unsur
tersebut akan mempengaruhi kemampuan dalam keterampilan berbahasa.
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
694 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Bunyi bahasa atau sering dikenal dengan sebutan ilmu Al-Ashwat termasuk
menjadi tema utama. Ilmu Al-Ashwat sendiri memiliki beberapa kajian, seperti
fonetik dan fonologi (Nasution, 2010:6). Makhraj, sifat bunyi, bunyi vokal, dan
bunyi konsonan merupakan contoh pembahasan ilmu fonetik. Sedangkan yang
termasuk pembahasan ilmu fonologi adalah tekanan (nabr), intonasi (tanghim),
waqaf, dan panjang pendek.
Kajian fonologi tentang panjang pendek ( الطول) membahas panjangnya
waktu melafalkan bunyi bahasa, baik penggalan kata maupun kalimat dalam
paragraf. Penerapan aspek fonologi akan menimbulkan bunyi bahasa yang
bervariasi sesuai dengan makna dan fungsi dari kata itu sendiri.
Adapun aspek fonologi berfungsi untuk membedakan arti. Pelafalan bunyi
bahasa memiliki makna yang berbeda jika kata diucapkan tidak sesuai kaidah.
Contohnya dalam penggalan kata مطر akan berbeda maknanya dengan kata مطار .
PKPBA merupakan salah satu program pengembangan bahasa arab di UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang. Perkuliahan ini merupakan wujud dari upaya
mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa arab di Indonesia. Perkuliahan
khusus diperuntukkan mahasiswa baru, mulai pukul 14.00 sampai dengan 20.00
WIB selama satu tahun. PKPBA mengutamakan mahasiswa baru agar mampu
memahami dan menguasai keempat keterampilan bahasa arab.
Peran ilmu Al-Ashwat di PKPBA UIN Malang menjadi sangat penting,
mengingat mahasiswa baru tidak seluruhnya mahir di bidang bahasa arab. Dengan
demikian, ilmu Al-Ashwat merupakan materi utama yang harus dikuasai.
Ilmu Al-Ashwat tentu memberikan efek positif bagi mahasiswa PKPBA
UIN Malang. Mengapa tidak? Apabila pembelajaran ilmu Al-Ashwat diberikan
kepada mahasiswa dengan menekankan aspek fonologi, mahasiswa mampu
menuturkan kosa kata (mufrodat) dengan baik dan benar, tanpa mengubah makna
dan fungsi.
Sayangnya, penerapan pembelajaran ilmu Al-Ashwat di PKPBA UIN
Malang tidak diajarkan dengan menekankan aspek fonologi bahasa arab yang baik
seperti panjang pendek. Sehingga sering ditemukan kesalahan pada tulisan
mahasiswa ketika pembelajaran mufrodat berlangsung. Seperti kosa kata yang
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
695
seharusnya ditulis pendek, tetapi mahasiswa menulisnya panjang, dan sebaliknya.
Di samping itu, mahasiswa tidak mengetahui konsep semestinya, yang sering
berujung pada kesalahan tulisan.
Mengingat urgensi mufradat sangat penting dalam pembelajaran bahasa
Arab, yang selama ini sering terjadi kendala terutama dalam salah tulis, maka
pembelajaran mufradat pendenkatan ilmu Ashwat panjang pendek dirasa sangat
penting untuk dikaji dan diteliti, sehingga tulisan ini berfungsi meminimalisir
kesalahan penulisan mufradat, berikut akan membantu mahasiswa dalam
pembelajaran mufradat sehingga pembelajaran mufradat lebih maksimal.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana model pembelajaran mufradat dengan
pendekatan ashwat panjang pendek ? Tujuannya untuk mengetahui model
pembelajaran mufradat dengan pendekatan ashwat panjang pendek.
MUFRADAT (KOSAKATA BAHASA ARAB)
Pengertian Mufradat
Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufradat, dalam bahasa
Inggrisnya vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui
oleh seseorang atau entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Kosakata ada yang mendefinisikan sebagai himpunan semua kata yang dimengerti
oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun
kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan
gambaran dari intelegensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan salah
satu tiga unsur bahasa yang sangat penting dikuasai, kosakata ini digunakan dalam
bahasa lisan maupun bahasa tulis, dan merupakan salah satu alat untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang (Mustofa,2011: hal 61).
Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk
bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang disifatnya bebas, pengertian
ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa
terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang
maknanya relatif stabil. Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata
muállim (معلم ) dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
696 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Muállim (المعلم) mempunyai dua morfem yaitu ال dan معلم , adapun kata yang
mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang
mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-
mu’allimun ( المعلمون) yang terdiri dari tiga morfem yaitu معلم , ال dan ون .
Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran
kosakata yang disebut problematika pembentukan kosakata ( مشكلاث صرفية ).
Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-
tema yang kompleks yaitu perubahan devariasi, perubahan Infleksi, kata kerja,
mufrad, tatsniyah, jama’, ta’nits, tadzkir dan makna leksikal dan fungsional.
Tetapi dalam buku ini, penulis tidak menjelaskan satu persatu dari tema-tema
tersebut secara detail, hanya sekedar mengemukakan bahwa cakupan
pembelajaran kosakata tidak sederhana tetapi cukup luas dan rumit.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan
kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang, dan kumpulan kata
tersebut akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan
masyarakat. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan pengunaan kosakata
yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran kecerdasan dan tingkat
pendidikan si pemakai bahasa.
Jenis-Jenis Mufradat
Tuáimah memberikan klasifikasi kosakata (mufradat) menjadi 4 (empat),
yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
berikut ،(616 -616: 1991)طعيمة
Pembagian Kosakata dalam Konteks Kemahiran Kebahasaan
Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan
.(القراءة) maupun teks )المحادثة(
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
697
1) Kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaraan
perlu penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan informal (عادية)
maupun formal.
2) Kosakata untuk menulis (Writing vocabulary). penulisan pun
membutuhkan pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalah-
artikan oleh pembacanya. Penulisan ini mencakup penulisan informal
seperti catatan harian, agenda harian dan lain-lain. Juga penulisan formal,
misalnya: penulisan buku, karya ilmiah, majalah, surat kabar dan
seterusnya.
3) Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari kosakata context yang
dapat diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata
analisis yakni kosakata yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik
derivasi kata untuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya
(Djiwandono, 1996:43).
Pembagian Kosakata Menurut Maknanya
1) Kata-kata inti (content vocabulary). Kosakata ini adalah kosakata dasar
yang membentuk sebuah tulisan menjadi valid, misalnya kata benda, kata
kerja, dll.
2) Kata-kata fungsi (function words). kata-kata ini yang mengikat dan
menyatukan kosakata dan kalimat sehingga membentuk paparan yang baik
dalam sebuah tulisan. Contohnya huruf jar, adawat al-iftiham, dan
seterusnya.
Kata – kata gabungan (cluster words). Kosakata ini adalah kosakata yang
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain sehingga
membentuk arti yang berbeda-beda. Misalnya kata رغب dapat berarti menyukai
bila kata tersebut digandengkan dengan في menjadi رغب في. sedangkan bila diikuti
dengan kata عن menjadi رغب عن artinya pun berubah menjadi benci atau tidak
suka.
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
698 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
ILMU ASHWAT(ILMU BUNYI)
Sejarah Ringkas Ilmu Bunyi
Ilmu bunyi sebenarnya bukanlah ilmu baru yang lahir pada abad ini, ilmu
bunyi adalah ilmu yang sudah sangat lama. Ilmu ini telah dikenal di India,
Romawi, dan Arab sejak beberapa abad yang lalu (Nasution, 2010:13).
Ilmuan pertama yag menggunakan istilah fonetik adalah ilmuwan prancis,
G. Zoga dalam penelitiannya tentang huruf hieroglyph (huruf yang digunakan
warga Mesir kuno dalam menuliskan bahasa mereka), yang diadakan pada tahun
1797, kemudian disusul oleh Shampolion pada tahun 1822 dalam penelitianya
tentang fonetik hieroglyph dan diteruskan lagi oleh Kirby pada tahun 1826.
Urgensi Ilmu Bunyi dalam Belajar Bahasa
Ahli linguistic membagi bahasa ke dalam tiga unsure utama (unsure mikro),
yaitu unsur bunyi, unsur struktur, dan unsur makna. Unsur-unsur bahasa ini
apabila digambarkan akan terlihat bagaikan piramida sehingga ilmuwan
menyebutnya dengan piramida bahasa.
Unsur Makna
Unsur Struktur
Unsur Bunyi
Bunyi adalah bagian utama dan terutama dalam bahasa. Komunikasi lisan
tidak akan terlaksana apabila tidak ada bunyi yang dituturkan dan diperdengarkan.
Ilmu yang kompeten mempelajari bagian ini adalah fonetik dan fonologi. Kedua
ilmu inilah yang bertanggung jawab terhadap kebenaran dan keakurasian
pengucapan bunyi, kata, dan kalimat dalam proses berbahasa.
Apabila unsur ini tidak diperhatikan, maka bahasa yang dituturkan tidak
akan dipahami dengan baik, atau mungkin akan dipahami dengan makna yang
3
2
1
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
699
jauh berbeda dari maksud penutur, atau paling tidak bahasa yang diucapkan
dianggap sebagai bunyi-bunyian tanpa makna bagaikan bunyi-bunyi alami yang
terasa asing di telinga.
Akibat tidak mengindahkan bunyi
Banyak santri yang telah mempelajari bahasa asing, termasuk bahasa Arab
sejak beberapa waktu yang cukup lama, mulai dari tingkat dasar, menengah
pertama dan menengah atas bahka sampai ke Perguruan Tinggi, bahkan sebagian
dari mereka ada yang berkesempatan mengunjungi Negara tempat bahasa tersebut
dituturkan, baik untuk tujuan wisata ataupun untuk melanjutkan studi. Namun
dikarenakan ia tidak memperhatika unsure bunyi bahasa tersebut, sehingga
terkadang bahasa diucapkan tidak dipahami oleh penutur asli bahasa itu sendiri,
atau terasa asing di telinga mereka. Padahal bahasatersebut secara struktur dan
sintaksis sudah memenuhi syarat sebagai bahasa yang baik, seandainya dituliskan,
pembaca akan dapa memahaminya dengan tepat.
Gambaran negatif seperti ini kerap terjadi akibat mempelajari aturan bunyi
bahasa itu sendiri. Kendala ini sangat sering dirasakan oleh santri Indonesia yang
konon telah belajar bahasa Arab di Indonesia sejak tingkat dasar sampai lanjutan
atas . akan tetapi ketika mereka berbicara dengan penutur asli bahasa tersebut,
bahasanya tidak dapat dipahami oleh orang Arab itu sendiri. Kemungkinan besar
hal ini terjadi akibat ilmu bunyi tidak diajarkan di sekolah tingkat dasar,
menengah pertama, dan menengah atas di Indonesia.
Kemungkinan negatif tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa bentuk
yaitu terjadinya perubahan makna kata atau kalimat akibat terjadinya perubahan
satu segmen dari bahasa yang dituturkan, seperti kata tarik akan barubah
maknanya apabila bunyi terakhir k berubah menjadi f, menjadi tariff; terjadinya
perubahan makna kata atau kalimat akibat terjadinya pemisahan kata atau
perubahan dalam peletakan penggalang kata, seperti kata kemeja (tanpa
spasi/pemisah, diucapkan satu napas) yang berarti baju menjadi ke meja (di
pisahkan antara ke dan meja) yang berarti baju meja; terjadinya perubahan makna
kata atau kalimat akibat perubahan letak tekanan pada salah satu kata yang
dituturkan, seperti perubahan makna yang kita tanggap dari kalimat “kakak Ali
lulus ujian”dengan penekanan pada kata kakak berarti bukan Ali dan buka adik
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
700 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Ali, dengan penekanan pada Ali berarti bukan Ahmad dan bukan Hamdan,
demikian seterusnya apabila tekanan jatuh pada kata lulus dan ujian; terjadinya
perubahan makna kata atau kalimat akibat perubahan intonasi, seperti perubahan
intonasi mendatar menjadi naikdan menjad iturun dan menjadi turun naik;
terjadinya perubahan makna kalimat akibat perubahan peletakan jeda (waqaf)
Dapat kita lihat dalam kalimat, “Dia baru datang sore Kamis dia sudah pulang”;
terjadinya perubahan makna atau kalimat akibat perubahan panjang pendek,
seperti perubahan yang terjadi pada kata ر tanpa mad yang berarti hujan ke مط
kata ارا) dengan mad pada مط
;yang berarti lapangan terbang (bandara) (ط
terjadinya perubahan makna kata atau kalimat akibat perubahan panjang pendek,
seperti perubahan yang terjadi pada kata ر tanpa mad yang berarti hujan ke مط
kata ارا) dengan mad pada مط
.yang berarti lapangan terbang (bandara) (ط
APLIKASI FONETIK DALAM ILMU BAHASA ARAB
Aplikasi penulisan.Tulisan adalah terjemahan dari bahasa lisan. Suatu
terjemahan baru dikatakan valid, apabila semua ide dapat ditransformasikan
secara utuh. Agar bahasa tulisan dapat dikatakan valid maka tulisan itu harus
memuat simbol bunyi (huruf) yang lengkap sesuai dengan bunyi yang terdapat
dalam bahasa itu, di samping tidak diperkenankan adanya symbol yang bersamaan
untuk dua bunyi atau simbol yang tidak berguna.
Oleh karena itu dalam menentukan abjad suatu bahasa, pengambil
kebijaksanaan di negara tersebut harus mengetahui secara baik ilmu fonetik agar
simbol huruf dengan simbol bunyi bahasanya sejalan.Adanya penyempurnaan
abjad dalam suatu negara merupakan pertanda perlunya ilmu fonetik dalam
bidang penulisan.
Dengan mempelajari ilmu fonetik diharapkan semua problem dan kendala
seperti disebut di atas akan dapat diatasi atau paling tidak diminimalisasi.
Pembagian vocal menurut panjang pendeknya
Dari sudut pandang ini vocal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu vocal
panjang dan vocal pendek (Nasution, 2010:87).
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
701
Vokal Panjang
Yang dimaksud dengan vocal panjang (mad) adalah vocal yang pada saat
pengucapannya memerlukan tempo dua kali dari tempo mengucapkan vocal
pendek. Para ulama menganggap bahwa vokal panjang adalah fonem yang berdiri
sendiri dengan alasan bahwa perubahan vokal panjang menjadi vokal pendek aka
mengakibatkan perubahan arti kata, atau bentuk kata, di samping bahwa vokal
panjang dapat menempati posisi vokal pendek dan sebaliknya, seperti dalam kata
hasil penelitian dalam bidang anatomi organ bicara menunjukkan ;ضارب dan ضرب
bahwa perbedaan antara vokal panjang dan pendek, tidak saja terbatas pada tempo
saat mengucapkannya, tetapi terdapat juga perbedaan pada cara pengucapan.
Posisi lidah ketika mengucapkan vocal panjang dan pendek terdapat sedikit
perbedaan.
Vocal Pendek
Vokal pendek dalam bahasa Arab juga terbagi tiga, yaitu fathah,
dhammah, dan kasrah. Ulama fonetik Arab, termasuk Ibnu Jinni, menamakan
vocal pendek ini dengan sebutan “harakat”, sebagaimana mereka menamakan
vokal panjang dengan sebutan “mad”.
Dalam hal ini Ibnu Jinni sebagaimana dikutip oleh Dr.Ibrahim Anis
mengatakan, “Harakat adalah sebagian dari huruf mad atau huruf lain. Apabila
huruf mad ada tiga, yaitu alif, waw, dan ya maka harakat juga tiga, yaitu fathah,
dhammah, dan kasrah. Fathah, sebagian dari alif, dhammah sebagian dari waw
dan kasrah sebagian dari ya (Anis, 1990:37).
Dari keterangan ini dapat diambil beberapa poin penting bahwa dalam
bahasa Arab terdapat tiga buah vokal pendek, yaitu fathah, dhammah, dan kasrah
panjang dan tiga buah vokal panjang, yaitu fathah panjang, dhammah panjang,
dan kasrah panjang. Vokal panjang dan pendek mempunyai sifat yang bersamaan,
kecuali dalam panjang pendeknya saja.
Dengan demikian, terdapat enam buah vokal dalam bahasa Arab, fathah
pendek, dhammah pendek, kasrah pendek, yaitu fathah panjang, dhammah
panjang, dan kasrah panjang.
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
702 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
SUPRASEGMENTAL
Dalam pembahasan suprasegmental ilmu bunyi bahasa Arab memiliki
beberapa unsur, di antaranya adalah penggalan kata, tekanan, intonasi,
pemberhentian (waqaf), panjang pendek.
Panjang Pendek (ول (الط
Panjangnya waktu dalam menuturkan sebuah bunyi, penggalan kata, kata
dn kalimat dapat bervariasi. Variasi panjang pendek ini dalam berbagai bahasa
dapat difungsikan sebagai fonem, yang dapat membedakan arti.
Panjangnya waktu dalam menuturkan suatu kata, penggalan kata dapat
dibagi dua macam, yaitu panjang pendek bersifat natural, yaitu panjang sudah
merupakan sifat bunyi tersebut harus dituturkan panjang, seperti tiga huruf mad
dalam bahasa Arab, dan panjang yang bersifat rekayasa, yaitu panjng yang
sengaja dibuat untuk maksud-maksud tertentu.
Banyak faktor yang mengakibatkan adanya panjang dalam suatu bahasa
yaitu sifat dari bunyi itu sendiri; sifat dari bunyi-bunyi yang mendampingi suatu
bunyi tertentu; tinggi tendahnya tekanan; tidak adanya penggalan kata yang
menyela antara tekanan tinggi dengan tekanan rendah; intonasi.
Bahasa Arab termasuk bahasa yang mempunyai bunyi panjang yang
bersifat natural, yaitu sebagai berikut
1) Tiga fonem yang disebut mad, yaitu fathah thawilah, kasrah thawilah, dan
dhammah thawilah.fonem ini membedakan arti, seperti perubahan yang
terjadi pada kata مطر tanpa mad yang berarti hujan ke kata مطار dengan
mad pada (طا) yang berarti lapangan terbang (bandara).
Dalam ilmu tajwid, tiga fonem panjang ini mempunyai variasi panjang
pendek lagi, ada yang dua harakat, empat harakat, lima harakat, dan enam
harakat sesuai dengan ketentuan.
2) Dua kelompok alofon, masing-masing adalah
a. Nun sakin apabila bertemu dengan
(1) Salah satu huruf ikhfa yang lima belas, yaitu
ق-ك-ش-ج-ز-ص-س-ض-د-ط-ت-ظ-ذ-ث-ف
(2) Salah satu huruf idgham yang enam, yaitu
ن-و-ل-م-ر-ي
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
703
(3) Huruf iqlab, yaitu ب
b. Mim sakin apabila bertemu dengan
(1) Huruf ikhfa, yaitu ب;
(2) Huruf idgham,yaitu م
Disamping itu dalam bahasa Arab didapati juga panjang yang bersifat
rekayasa, yang berarti sebuah cara yang dapat digunakan oleh penutur untuk
mengekspresikan ide yang terdapat dalam benaknya.
Berikut adalah model pembelajaran mufradat pendekatan ashwat panjang
pendek.
المعنى القصرالمعنىالطولالكلماتالنمرة
/ول 1 Anak ولد Ayah والد دوالد
Hukum قصاص قصاص/قصص 2
qishash Cerita قصص
Mengetahui علم Alam عالم علم/عالم 3
Yang akan قادم قديم/قادم 4
datang Yang قديم
terdahulu
Hujan مطر Bandara مطار مطر /مطار 5
Anak panah مرط Lari مروط مرط /مروط 6
tak berbulu
Sungai نهر Siang hari نهار نهر /نهار 6
Seluruh جميع Universitas جامعة جميع/جامعة 8
Leburan قطر Kereta api قطارث قطر /قطار 9
Hutang دين Agama دين دين /دين 11
Keledai أتان أتن/أتان 11
betina ,Berdiam أتن
tinggal
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
704 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Yang baik باجل بجيل/باجل 12
keadaannya Yang kasar بجيل
Penderita بحر Bodoh باحر بحر /باحر 13
TBC
,Bumbu تابل تبيل/تابل 14
rempah-
rempah
Hilang akal تبيل
Ujung jari تربة Tulang dada تريبة تربة /تريبة 15
Luka التغار Bejana التيغار التغار /التيغار 16
Anjing galak الثغم Putih الثاغم الثغم/الثاغم 16
Yang merah الثقيب Yang cerdas الثاقيب الثقيب /الثاقيب 18
sekali
-Bercakap حادث حادث/حدث 19
cakap Hadats حدث
Yang kasar حرش Lipan حريش حريش/حرش 21
Awan yang حرق Kebakaran حريق حريق/حرق 21
berkilat
Berdasarkan tabel di atas, perbedaan panjang pendek sangat mempengaruhi
makna, mengingat dalam bahasa Arab perbedaan itu berefek pada perubahan
makna, maka sudah selayaknya pembelajaran mufradat menggunakan pendekatan
ilmu Ashwat panjang pendek karena hal itu bisa memberikan pengetahuan yang
baru, meminimalisir kesalahan dan memberikan suasa baru untuk pembelajaran
mufradat yang lebih baik demi melahirkan sebuah kemampuan mufradat yang
maksimal. Sehingga harapannya, hal ini bisa membantu memperbaiki kualitas
keterampilan berbahasa Arab yang lain terutama di maharah kitabah, karena
mufradat dengan panjang pendek yang baik mempengaruhi mufradat yang benar
dan akan melahirkan kitabah yang baik.
Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra
Arab ISSN 2598-0637
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
705
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
kesimpulan dari tulisan ini adalah model pembelajaran mufradat dengan
pendekatan panjang pendek diharapkan mampu memberi semangat dan motivasi
belajar mufradat sehingga dengan mengetahui panjang pendeknya akan
melahirkan pembelajaran mufradat yang maksimal sesuai dengan makna dari
setiap kosa-kata yang tepat panjang pendeknya.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat
beberapa saran yang dapat dijadikan rekomendasi dari penelitian yakni aspek
fonologi panjang pendek hendaknya perlu diperhatikan oleh dosen/guru/pendidik
maupun peserta didik untuk dikaji dan diterapkan ketika pembelajaran mufradat
agar membuahkan hasil yang maksimal, sehingga tujuan belajar yang diharapkan
dapat tercapai; guru/dosen lebih memperhatikan aspek fonologi panjang pendek
tersebut, agar selama proses pembelajaran mufrodat, peserta didik/mahasiswa
dapat menangkap dan memahami apa yang dimaksudkan guru. Seperti halnya
contoh ketika guru/dosen menyebutkan kosa kata bahasa arab harus sesuai dengan
kaidah bunyi bahasa, yang panjang dibaca panjang dan sebaliknya. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi kesalahfahaman makna bahasa Arab.
DAFTAR RUJUKAN
Anis, Ibrahim. 1990. Al-Ashwat Al-lughowiyah.Kairo : Anglo Al-Masyriyah.
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung : Refika
Aditama.
Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dan Pengajaran, Bandung: ITB
Bandung.
Krisdalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta : Gramedia.
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan
Sastra Arab
706 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Mustofa, Saiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN
Maliki Press.
Nasution, Ahmad Sayuti Anshari. Bunyi Bahasa. Jakarta: Amzah.
Pateda, Mansoer dan Yenni Pulubuhu. 1993. Bahasa Indonesia sebagai Mata
Kuliah Dasar Umum. Flores- NTT : Nusa Indah.
المرجع في تعليم اللغة العربية للناتقين بلغات أخرى الجزء .1991طعيمة، رشدي احمد.
. مكة : وحدة البحوث والمناهج معهد اللغة العربية جامعة ام القرى.الثاني
بونورجو: الجامعة قواعد اللغة العربية المواد الدراسية. . 2118نصر الله، محمد ومحمد منير.
الإسلامية بونورجو.