kemot erap i

39
KEMOTERAPI A. PENDAHULUAN Segolongan obat-obatan dapat menghambat kanker bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker. Obat itu disebut “sitostatika” atau obat anti kanker. Penggunaan obat anti-kanker dimulai tahun 1946- an dengan ditemukannya secara kebetulan Nitrogen mustard yang dapat dipakai mengobati leukemia. Umumnya obat anti-kanker itu sangat toksis, sehingga penggunaannya harus dengan sangat hati- hati dan atas indikasi yang tepat. Sejak waktu itu makin banyak ditemukan obat yang dapat dipakai untuk mengobati kanker, dan pada waktu ini lebih dari 40 jenis obat anti-kanker yang dipakai secara aktif di seluruh dunia. (1) Kemoterapi atau obat anti kanker (cancer drug therapy) adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan penyakit kanker. Di masyarakat sering disebut dengan istilah kemo. Penggunaan obat kemoterapi harus dibatasi pada pasien yang telah dibuktikan jenis keganasanya, misalnya dengan biopsi atau yang paling ideal dari hasil pemeriksaan histopatologi jaringan operasi. Keputusan pemberian kemoterapi juga tergantung pada pengetahuan tentang penyebaran penyakit pada pasien serta kecepatan metastasenya. Dalam 20 tahun terakhir, perkembangan bermakna kemoterapi terjadi, meliputi obat sitotoksik baru, perbaikan regimen kombinasi kemoterapi, dan pengenalan metoda 1

Upload: gabriella-dwiputri

Post on 02-Aug-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemot Erap i

KEMOTERAPI

A. PENDAHULUAN

Segolongan obat-obatan dapat menghambat kanker bahkan ada yang dapat membunuh sel

kanker. Obat itu disebut “sitostatika” atau obat anti kanker. Penggunaan obat anti-kanker

dimulai tahun 1946-an dengan ditemukannya secara kebetulan Nitrogen mustard yang dapat

dipakai mengobati leukemia. Umumnya obat anti-kanker itu sangat toksis, sehingga

penggunaannya harus dengan sangat hati-hati dan atas indikasi yang tepat. Sejak waktu itu makin

banyak ditemukan obat yang dapat dipakai untuk mengobati kanker, dan pada waktu ini lebih

dari 40 jenis obat anti-kanker yang dipakai secara aktif di seluruh dunia.(1)

Kemoterapi atau obat anti kanker (cancer drug therapy) adalah kelompok obat-obatan yang

digunakan untuk pengobatan penyakit kanker. Di masyarakat sering disebut dengan istilah kemo.

Penggunaan obat kemoterapi harus dibatasi pada pasien yang telah dibuktikan jenis keganasanya,

misalnya dengan biopsi atau yang paling ideal dari hasil pemeriksaan histopatologi jaringan

operasi.  Keputusan pemberian kemoterapi juga tergantung pada pengetahuan tentang

penyebaran penyakit pada pasien serta kecepatan metastasenya. Dalam 20 tahun terakhir,

perkembangan bermakna kemoterapi terjadi, meliputi obat sitotoksik baru, perbaikan regimen

kombinasi kemoterapi, dan pengenalan metoda baru untuk mengurangi dan mengobati efek

toksik obat kemoterapi. (1)

Masalah lain yang harus dipahami adalah mekanisme kerja masing masing obat

kemoterapi, farmakodinamika, protokol pemberian termasuk kombinasi kemoterapi dengan

modalitas terapi yang lain, misalnya operasi dan radioterapi. (1)

B. KLASIFIKASI OBAT ANTI KANKER BERDASARKAN CARA KERJANYA

Alkilating agent (2,3)

Alkylating agent adalah agen non-spesifik, yaitu obat-obatan yang dapat membunuh sel

pada semua siklus sel.Alkilating agen merusak fungsi sel dengan membentuk ikatan kovalen

dengan amino, karboksil, sulfhidril, dan fosfat yang secara biologis merupakan molekul yang

penting. Mekanisme kerjanya dengan berikatan secara cross-linking dengan rantai ganda DNA

1

Page 2: Kemot Erap i

atau dengan merusak DNA secara langsung. Rusaknya DNA mencegah sel untuk membelah, dan

jika cukup parah, dapat menyebabkan apoptosis. Agen alkylating terdiri dari tiga golongan

utama: alkilator klasik, nitrourea, dan agen lainnya yang berikatan dengan DNA. (2,3)

Agen alkylating yang lain, termasuk:

nitrogen mustard: seperti mechlorethamine (mustargen), cyclophosphamide (Cytoxan,

Neosar), ifosfamide (ifex), dan chlorambucil (leukeran), adalah agen local yang kuat,

seperti mereka dapat menyebabkan masalah mulai dari nekrosis jaringan local, fibrosis

pulmonal, sampai sistitis hemoragik.Metabolit dari komponen ini sangat reaktif dalam

cairan, yang alkylating aktif, ethylene immonium ion, yang berikatan dengan DNA.

Sistem hemapoetik terutama sangat rentan terhadap komponen ini. (2)

nitrosoureas: nitrosoureas dihilangkan dengan kemampuannya yang tinggi untuk larut

dalam lemak dan ketidakstabilannya secara kimia. Agen ini secara cepat dan spontan

mengalami dekomposisi menjadi dua media yang sangat reaktif: chloroetil

diazohydroxide dan isocyanate. Sifat lipofilik yang alami menyebabkan nitrosourea dapat

secara bebas menyebrang membrane, secara itu, dapat melakukan penetrasi pada sawar

darah otak, menyebabkan konsentrasinya menjadi efektif dalam LCS. Karena itu, agen ini

biasa digunakan untuk berbagai jenis tumor otak. Agen ini termasuk streptozocin,

carmustine (BCNU), dan lomustine. (2)

Platinum agents : Cisplatin adalah kompleks besi inorganic berat yang memiliki

aktifitas tipikal dari sifat non-spesifik alkylating agen. Komponen ini menghasilkan

ikatan intrastrand dan interstrand dari DNA dan menyebabkan terhambatnya sintesis

DNA, RNA, dan protein. Carboplatin memiliki molekul platinum diamin yang sama

aktifnya dengan cisplatin, tapi ia terikat pada kelompok carboxylate organic yang

menyebabkan meningkatnya kemampuan larut dalam air dan proses hidrolisis yang lebih

lambat pada kompleks alkylating platinum, sehingga merubah profil toksisistas.

Oxaliplatin (eloxatin) dihasilkan dari komponen platinum lainnya oleh cincin

diaminocyclohexan yang berikatan dengan molekul platinum, sehingga berpengaruh pada

mekanisme resistan dari obat tersebut. (2)

2

Page 3: Kemot Erap i

Antimetabolit(2,3)

Antimetabolit adalah analog structural yang secara alami menyebabkan metabolit terlibat dalam

sintesis DNA dan RNA. Antimetabolit mengeluarkan aktifitas sitotoksiknya dengan

berkompetisi dengan metabolit normal untuk mengatur enzim atau mengganti metaboit yang

normalnya bekerja pada DNA dan RNA. Karena mekanisme kerja ini, antimetabolite lebih aktif

ketika sel berada pada fase S dan memiliki efek yang sedikit pada cel fase G0. Akibatnya, obat

ini lebih efektif melawan tumor yang memiliki fraksi pertumbuhan yang tinggi. (2)

Antimetabolit memiliki kurva respon dosis yang nonlinier, sehingga setelah beberapa dosis

tertentu, tidak ada lagi sel yang dibunuh walaupun dosisnya ditingkatkan (tidak berlaku pada

fluorouracil). Antimetabolit dapat dibagi menjadi analog folate, analog purin, analog adenosine,

analog pyrimidin, dan ureas pengganti. (2,3)

Produk alami(2,3)

Berbagai jenis komposisi yang memiliki aktifitas antitumor telah diambil dari substansi alami,

seperti tanaman, fungi, dan bakteri. Komponen terpilih tersebut ada yang semisintetik dan ada

yang sintetik berdasarkan struktur kimianya yang aktif, dan komponen itu juga memiliki efek

sitotoksik. (2,3)

- Antitumor antibiotic

Bleomycin biasanya mempengaruhi DNA pada waktu guanine-sitosin dan guanine-

tiamin, menyebabkan oksidasi spontan dan pembentukan radikal oksigen bebas yang

menyebabkan putusnya rantai DNA. (2)

- Anthracyclines

Antibiotic Anthracycline adalah produk yang berasal dari fungi Streptomyces percetus

var caesius. Mereka biasanya sama secara kimia, dengan struktru anthracyclin dasar

mengandung glycoside berikatan dengan amino gula, daunosamine. Anthracycin

memiliki beberapa mekanisme kerja. Yang paling diperhatikan adalah penggabungan

3

Page 4: Kemot Erap i

antara pasangan dasar DNA dan inhibisi DNA-topoisomerase I dan II. Pembentukan

radikal bebas oksigen berasal dari penurunan doxorubicin intermediet yang diduga

memiliki khasiat cardiotoksik. (2)

- Epipodophyllotoxins

Etoposide adalah semisintetik epipodophyllotoxin yang diekstraksi dari akar

Podophyllum peltatum (mandrake). Ia menghambat aktifitas topoisomerase II dengan

mengadakan kompleks DNA-topoisomerase II. Proses ini menghasilkan ketidakmampuan

untuk mensintesis DNA dan siklus sel terhenti pada fase G1. (2)

- Vinca alkaloids

Vinca alkaloids adalah zat yang berasal dari tanaman vinca rosea.Ketika memasuki sel,

vinca alkaloid akan berikatan dengan tubulin. Ikatan ini terjadi pada fase S di tempat

yang berbeda yang berhubungan dengan paclitaxel dan colchinine. Maka polimerisasi

dari mikrotubulus dihambat, menyebabkan rusaknya ikatan mitotic pada fase M. (2)

- Taxanes

Paclitaxel dan docetaxel (taxotere) adalah derivate semisintetik yang diekstraksi dari

jarum tanaman yew. Tidak seperti vinca alkaloid, taxane mempromosi mikrotubular,

sehingga menghambat siklus sel pada mitosis. Docetaxel lebih potent daripada paclitaxel

dalam menyebabkan kumpulam mikrotubular dan juga mencetuskan apoptosis. (2)

- Camptothecin analogs

Yang termasuk golongan ini yaitu irinotecan dan topotecan (hycamtin). Semisintetik ini

merupakan analog dari campthotecin alkaloid, berasal dari pohon asal Cina Camptotheca

acuminate, yang menghambat topoisomerase I dan mengganggu pemanjangan fase

replikasi DNA. (2)

4

Page 5: Kemot Erap i

Berikut adalah tabel golongan obat kemoterapi beserta dosis, kegunaan, dan toksisitasnya:

Golongan Alkilating agent(2)

Dikutip dari kepustakaan 2

5

Page 6: Kemot Erap i

Dikutip dari kepustakaan 2

6

Page 7: Kemot Erap i

Dikutip dari kepustakaan 2

7

Page 8: Kemot Erap i

Golongan Antimetabolit

Dikutip dari kepustakaan 2

8

Page 9: Kemot Erap i

Dikutip dari kepustakaan 2

9

Page 10: Kemot Erap i

Golongan produk alami

Dikutip dari kepustakaan 2

10

Page 11: Kemot Erap i

Dikutip dari kepustakaan 2

11

Page 12: Kemot Erap i

Dikutip dari kepustakaan 2

12

Page 13: Kemot Erap i

C. Kinetika sel dan keganasan

Pola perkembangan dari sel neoplastic pada individu dapat secara signifikan mempengaruhi

biologis dari tumor manusia dan responnya terhadap berbagai terapi pada keganasan. Sel tumor

dapat dibagi berdasarkan tiga populasi umum(4):

1. Sel yang tidak membelah dan telah berdiferensiasi terminal

2. Sel yang terus membelah

3. Sel yang tidak membelah yang diam tapi dapat mempengaruhi siklus sel

Kinetika pembelahan sel ini baik dijelaskan dengan konsep siklus sel.

Siklus sel terdiri dari empat fase yang berbeda dimana sel menyiapkan dirinya untuk

bermitosis. Fase G1 terdiri dari sel yang telah mengalami pembelahan kompil dan telah siap

untuk berproliferasi. Setelah beberapa waktu, sel-sel ini mulai mensintesis DNA, ditandai dengan

dimulainya fase S. Setelah sintesis DNA selesai, akhir dari fase S dilanjutkan oleh waktu

istirahat premitotix yang disebut fase G2. . Akhirnya, kondensasi kromosom terjadi dan sel

membelah selama fase mitotic M. Sel diploid yang beristirahat tidak aktif membelah dan

dimasukkan ke dalam fase G0. Waktu transisi antara siklus sel ini secara ketat diatur oleh protein

yang spesisfik. Tetapi, siklus sel ini dapat menjadi berubah pada beberapa tipe tumor. (4)

G0 fase (istirahat tahap): Sel belum memulai untuk membagi. Sel menghabiskan

sebagian besar hidup mereka di fase ini. Tergantung pada jenis sel, G0 bisa berlangsung

13

Page 14: Kemot Erap i

selama beberapa jam untuk beberapa tahun. Ketika sel mendapat sinyal untuk

mereproduksi, bergerak ke fase G1.

G1 fase: Selama fase ini, sel mulai membuat protein lebih banyak dan bertambah besar,

sehingga sel-sel baru akan dari ukuran normal. Fase ini berlangsung sekitar 18 sampai 30

jam.

Fase S: Pada fase S, kromosom yang berisi kode genetik (DNA) yang dapat disalin

sehingga kedua sel baru yang terbentuk akan memiliki untaian DNA yang cocok. S fase

berlangsung sekitar 18 hingga 20 jam.

Fase G2: Pada fase G2, sel memeriksa DNA dan akan siap untuk mulai membelah

menjadi 2 sel. Fase ini berlangsung 2-10 jam.

Fase M (mitosis): Pada tahap ini, yang berlangsung hanya 30 sampai 60 menit, sel

sebenarnya terbagi menjadi 2 sel-sel baru.

D. Obat sitotoksik dan siklus sel

Agen kemoterapi yang tradisional yaitu obat-obatan sitostatika, baik itu yang bekerja secara

spesifik maupun non-spesifik. Obat-obatan yang bekerja secara spesifik hanya mempengaruhi

siklus sel pada fase-fase tertentu. Sebagian besar obat menunjukkan variasi toksisitas letal pada

sepanjang siklus sel. (4)

Banyak agen kemoterapi hanya bekerja pada sel yang aktif membelah dan oleh karenanya ia

tidak bekerja pada fase sel G0. Kemoterapi yang spesifik bekerja pada siklus sel tertentu.

Contohnya, antimetabolite seperti 5-FU, gemcitabine, dan metothrexate, lebih aktif pada fase S.

Vinca alkaloids, epipodhyllotoxins, dan taxanes bekerja pada fase M. Vinca alkaloids seperti

vincristine, vinblastine, dan vinorelbine, mengikat protein mikrotubula pada bentuk domerik dan

mempromosi depolymerisasi, menyebabkan terhentinya mitotic. Taxanes seperti paclitaxel dan

docetaxel, mengikat mikrotubula dan menghasilkan tubulin polimerisasi, menyebabkan juga

terhentinya mitotic. (4)

Kapan toksisitas letal ini terjadi pada suatu fase siklus sel tidak selalu sinkron dengan

mekanisme kerja suatu obat. Vinkristin dan vinblastin diketahui mengganggu pembentukan

mitotic spindle, menyebabkan terhentinya sel pada fase mitosis. Namun, penelitian menunjukkan

bahwa efek letal dari obat ini terjadi ketika sel berada pada fase S, yaitu ketika pembentukan

14

Page 15: Kemot Erap i

mitotic spindle dimulai. Docetaxel dan paclitaxel yang bekerja dengan mestabilisasi tubulin

mempunyai efek letal pada siklus sel yang berbeda. Docetaxel memberikan efek toksik maksimal

pada fase S, sedangkan paclitaxel menunjukkan peningkatan toksisitas pada sel-sel yang

meninggalkan fase S melalui G2, masuk ke fase M.

Obat sitotoksik dapat dikategorikan menjadi 1) Obat yang efektif pada fase tertentu dari

silklus sel (phase-specific-drugs), 2)Obat yang efektif pada sel yang berada pada siklus sel,

namun tidak tergantung pada fasenya (cell cycle-specific-drugs), dan 3)Obat yang efektif baik

saat sel berada pada siklus sel ataupun istirahat (cell cycle-non specific-drugs). (4)

Obat kategori pertama yang bekerja pada fase S contohnya adalah antimetabolit

(sitarabin, fluorourasil, gemsitabin, metotreksat, tioguanin, fludarabin) yang mengganggu

sintesis DNA atau inhibitor topoisomerase I (topotecan) mengganggu struktur DNA. Obat yang

bekerja pada fase G2 adalah antibiotik (bleomisin), inhibitor topoisomerase II (etoposid), serta

stabilisator/polimerisator mikrotubulus (paclitaxel). Obat yang bekerja pada fase M dengan

mengganggu segregasi kromosom adalah golongan alkaloid vinka (vinblastin, vinkristin,

vindesin, vinorelbin). (4)

Obat yang efektifitasnya tidak tergantung sel berada di fase manapun adalah sebagian

besar obat alkilator (klorambusil, siklofosfamid, melfalan, busulfan, dakarbazin, sisplatin,

karboplatin) dan antibiotika (daktinomisin, daunorubisin, doksorubisin, idarubisin). Sebenarnya

obat-obatan ini tidak benar-benar nonspesifik karena mereka tetap menunjukkan efektivitas yang

lebih besar pada suatu fase dibanding fase yang lain, namun derajatnya tidak sama dengan obat

yang fase spesifik(4).

Tabel berikut menunjukkan jenis-jenis obat dan mekanisme kerjanya terhadap siklus sel(4)

15

Page 16: Kemot Erap i

16

Page 17: Kemot Erap i

E. TUJUAN KEMOTERAPI

Ada 2 tujuan mungkin untuk perawatan kemoterapi.

Kuratif: Jika memungkinkan, kemoterapi digunakan untuk mengobati kanker, yang

berarti bahwa tumor atau kanker menghilang dan tidak kambuh lagi. Namun, kebanyakan

dokter tidak menggunakan istilah"penyembuhan" kecuali sebagai kemungkinan atau

tujuan. Saat memberikan pengobatan yang mempunyai peluang untuk menyembuhkan

kanker yang diderita seseorang, dokter mungkin akan menjelaskan hal tersebut sebagai

sebuah pengobatan yang bermaksud menyembuhkan. (1)

Paliatif: Jika kanker berada di tingkatan yang telah lanjut, obat kemoterapi mungkin

digunakan untuk menghilangkan gejala yang disebabkan oleh kanker. Menghilangkan

sumber metastases, menghilangkan rekurensi, menghilangkan perdarahan,

menghilangkan bau busuk(1)

Obat anti kanker sendiri dapat diberikan sebagai:

- Terapi Utama

Sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada kanker yang kemosensitif

(leukemia, limfoma maligna, sarcoma ewing, kanker paru, dsb) dan kanker yang telah

menyebar jauh dengan tujuan untuk paliatif. (1)

- Terapi tambahan (adjuvant)

Terapi tambahan pada kanker local atau lokoregional umumnya diberikan pasca operasi

dan atau pasca radioterapi untuk kanker yang kemoresponsif. Oemberian adjuvant

kemoterapi didasarkan pada kenyataan penderita kanker yang terlihat bebas kanker,

setelah beberapa bulan atau tahun, timbul residif atau metastase yang menunjukkan

waktu operasi atau radioterapi masih ada sel kanker mikroskopis yang masih tinggal

dalam lapangan operasi atau telah ada metastase jauh yang subklinik. Terapi adjuvant

mengurangi frekuensi residif atau metastase. Belakangan ada yang memberikan

kemoterapi pra-operasi atau pra-radioterapi yang disebut Neoadjuvant kemoterapi.

Sebagai terapi tambahan kemoterapi diberikan pada kanker local atau lokoregional

seperti kanker mamae, serviks, kolon, lambung, paru, dsb. (1)

17

Page 18: Kemot Erap i

F. SYARAT PEMBERIAN KEMOTERAPI

Prinsip untuk memilih agen kemoterapi dalam kombinasi kemoterapi(2) :

1. Obat-obatan yang aktif sebagai single agent harus digunakan dalam kombinasi,

lebih diutamakan obat yang menyebabkan remisi komplit.

2. Obat-obatan dengan mekanisme kerja yang berbeda dan dengan efek sitotoksik

synergis pada tumor sebaiknya dikombinasikan.

3. Obat-obatan dengan toksisitas dosis yang berbeda-beda harus dikombinasikan

sehingga dosis terapi yang penuh dapat dioptimalkan.

4. Obat-obatan harus digunakan pada dosis optimal dan sesuai jadwal.

5. Obat-obatan harus diberikan pada interval yang konstan, dan waktu periode bebas

obat harus sependek mungkin untuk memungkinkan penyembuhan pada jaringan

yang paling sensitive.

6. Obat-obatan dengan pola resistensi yang berbeda harus diminimalisir untuk

menghindari resistensi.

Atau dengan kata lain syarat penentuan kemoterapi yaitu (1) obat harus aktif pada pemberian

tunggal atau kombinasi; (2) mempunyai cara kerja yang berbeda pada fase yang berbeda; (3)

tidak mempunyai efek samping atau toksisitas yang sama, dan (4) dosis yang dipakai sedapat

mungkin dengan dosis terapeutik.

Pemilihan Obat Anti-Kanker

- Tepat Indikasi

Indikasi pemberian obat anti-kanker adalah pada kanker sistemik, yaitu kanker yang telah

menyebar atau yang diduga teah menyebar tapi masih subklinik atau mikroskopik dan

kanker limphopoitik dan hemopoitik.

- Tepat Jenis

Untuk terapi utama obat yang diberikan adalah obat yang sensitive terhadap kanker itu

(kemosensitif), sedang untuk terapi tambahan dapat diberikan obat yang kemoresponsif

baik sebagai monofarma (tunggal) maupun poli atau multifarma.

- Tepat dosis

18

Page 19: Kemot Erap i

Obat anti-kanker sangat toksis dan harus diberikan mendekati dosis toksis, karena itu

dosisnya diberikan dengan tepat. Umumnya diberikan per kilogram berat badan atau per

m2 luas badan.

- Tepat waktu

Ada obat anti-kanker yang diberikan tiap hari, dalam siklus 1 minggu, 2 minggu, 3

minggu, dsb.

- Tepat cara

Cara pemberian bermacam-macam ada iv,ia, dsb.

- Waspada Efek samping obat

Karena sangat toksis maka untuk mendapat hasil yang maksimal dengan toksisistas

minimal perlu waspada efek samping obat.

G. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI KEMOTERAPI

Tidak semua kanker memerlukan obat sitostatika. Pemberian sitostatika harus dengan hati-hati

dan atas indikasi (1):

a. Indikasi Kemoterapi

Menurut Brule, cs (WHO,1973), ada 7 indikasi pemberian kemoterapi, yaitu:

1) Untuk menyembuhkan kanker

Hanya beberapa jenis kanker yang dapat disembuhkan oleh kemoterapi, seperti:

akut limfoblastik leukemia, Burkitt limfoma, Wilm tumor pada anak-anak,

Choriokarsinoma(1).

2) Memperpanjang hidup dan remisi

Kanker yang sensitif terhadap kemoterapi dan walaupun penyakit progresif, seperti:

akut myeloblastik leukemia, Limfoma maligna stadium III atau IV, Myeloma,

Metastase melanoma maligna atau kanker mamma, kolon, ovarium, testis(1).

3) Memperpanjang interval bebas kanker

Walaupun kanker keliatan masih lokal setelah operasi atau radioterapi, seperti:

limfoma stadiun II, melanoma maligna, kanker mamma, kolon, ovarium.

Pengobatan perlu cukup lamadan dosis tinggi dengan interval yang panjang untuk

memberikan kesempatn jaringan normal pulih diantara pengobatan(1).

4) Menghentikan progresi kanker

19

Page 20: Kemot Erap i

Progresi penyakit ditunjukkan secara subjektif seperti anoreksia, penurunan berat

badan, nyeri tulang, dsb atau terdapat kelainan objektif seperti penurunan fungsi-

fungsi organ dapat diberikan sitostatika, asalkan kemungkinan berhasilnya 25%

atau lebih(1).

5) Paliasi simptom

Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok untuk radiasi,

dapat diberikan sitostatika walaupun obat itu tidak memberi respons yang baik

sebagai terapi sistemik. (1)

6) Mengecilkan volume kanker

Mengecilkan tumor pra-bedah atau pra-radioterapi seperti pemberian bleomycin

untuk kanker mulut, saluran napas bagian atas atau pemberian alkylator dengan

kombinasinya pada limfoma stadium II. (1)

7) Menghilangkan gejala para neoplasma

Pada metastase kanker yang memberikan sindroma para neoplasma, misalnya

pemberian kortikosteroid pada anemia hemolitik, fibrinolisis, dermatomyositis,

neuropathi perifer, dsb. (1)

b. Kontra Indikasi Kemoterapi(1)

1) Kontra Indikasi Absolut

a) Penyakit stadium terminal

b) Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan

c) Septicemia

d) Koma

2) Kontra Indikasi Relatif

a) Usia lanjut

Terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan sensitivitasnya

rendah.

b) Status penampilan yang sangat jelek

c) Ada gangguan fungsi organ vital yang berat

Seperti: Hati, ginjal, jantung, sumsum tulang, dsb.

d) Dementia

e) Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur

20

Page 21: Kemot Erap i

f) Tidak ada kooperasi dari penderita

g) Tumor resisten terhadap obat

h) Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai

i) Dsb.

H. CARA DAN PENENTUAN DOSIS KEMOTERAPI

1. Dosis

Bergantung pada obat yang akan diberikan, terdapat tiga jalur berbeda untuk menentukan dosis

kemoterapi. Kebanyakan obat kemoterapi diukur dalam milligram (mg).

Dosis keseluruhan terkadang berdasarkan pada berat badan orangnya dalam kilogram (1

kilogram setara dengan 2,2 pon). Misalnya, jika dosis standar sebuah obat adalah 10 miligram

per kilogram (10 mg/kg), seseorang dengan berat 50 kilogram (110 pon) akan menerima 50 mg

(50 kg x 10 mg/kg).

Beberapa dosis kemoterapi berdasarkan area permukaan tubuh (BSA), yang dihitung oleh dokter

menggunakan tinggi dan berat badan dan dinyatakan dalam meter persegi (m2).

Dosis untuk anak-anak dan orang dewasa berbeda, bahkan jika dihitung menggunakan BSA. Hal

ini dikarenakan tubuh anak-anak memproses obat dengan cara yang berbeda. Mereka mungkin

mempunyai level sensitivitas terhadap obat yang berbeda. Karena alasan yang sama, dosis

beberapa obat mungkin juga diatur untuk orang yang:

Usia lanjut

Mempunyai status gizi yang buruk

Gemuk

Telah mengkonsumsi atau sedang mengkonsumsi obat-obatan yang lain

Telah menerima atau sedang menerima terapi radiasi

Mempunyai blood cell count yang rendah

Mempunyai penyakit hati dan ginjal

21

Page 22: Kemot Erap i

2. Jadwal (siklus)

Kemoterapi umumnya diberikan dalam interval yang teratur yang disebut siklus. Sebuah siklus

kemoterapi mungkin melibatkan pemberian satu dosis yang diikuti oleh beberapa hari atau

minggu tanpa pengobatan. Hal ini memberikan waktu pemulihan sel normal tubuh untuk pulih

dari efek samping obat. Kemungkinan yang lain, dosis obat diberikan secara berurutan selama

beberapa hari, atau setiap hari yang lain untuk beberapa hari, yang diikuti oleh sebuah periode

untuk beristirahat. Beberapa obat bekerja dengan bagus ketika diberikan secara berkelanjutan

dalam beberapa hari. (1)

Obat yang berbeda bekerja dengan baik pada jadwal yang berbeda. Jika lebih dari satu obat

digunakan, rencana pengobatan akan menetapkan seberapa sering dan seberapa tepat saat setiap

obat seharusnya diberikan. Jumlah siklus yang anda terima mungkin ditentukan sebelum

memulai pengobatan (berdasarkan jenis dan tingkatan kanker) atau mungkin fleksibel, dengan

tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pengobatan terhadap kanker dan kesehatan secara

keseluruhan. (1)

3. Perubahan dalam dosis dan jadwal

Dalam kebanyakan kasus, dosis yang paling efektif dan jadwal obat untuk mengobati kanker

tertentu telah ditemukan dengan menguji mereka dalam uji klinis. Hal ini penting, jika mungkin,

untuk mendapatkan program penuh kemoterapi dan untuk menjaga siklus jadwal. Ini akan

memberi Anda kesempatan terbaik untuk mendapatkan manfaat maksimal dari pengobatan(1).

Cara pemberian kemoterapi

Obat yang digunakan pada regimen kemoterapi dapat diberikan dalam berbagai cara (1):

oral (PO) - melalui mulut (biasanya sebagai pil)

topikal - dioleskan pada kulit sebagai krim atau lotion

intravena (IV) - infus melalui pembuluh darah. Pemberian intravena untuk terapi

sistemik, dimana obat setelah melalui jantung dan hati baru sampai ke tumor primer.

Dalam pemberian intravena usahakan jangan ada ekstravasasi otot.

intramuskular (IM) - disuntikkan ke dalam otot

22

Page 23: Kemot Erap i

subkutan (SQ) - disuntikkan di bawah kulit

intra-arteri - disuntikkan ke arteri. Pemberian intra arteri adalah terapi regional maelalui

arteri yang memasok darah ke daerah tumor dengan cara Infusi Intra Arteri menggunakan

catheter dan pompa arteri. Pemberian intra arteri dapat:Menaikkan dosis obat langsung ke

dalam tumor, menaikkan efek obat yang kurang stabil karena secara cepat dan langsung

masuk ke dalam tumor, mengurangi toksisitas.

intratekal - dimasukkan ke dalam sistem saraf pusat melalui cairan serebrospinal

intrapleural - dimasukkan ke dalam rongga pleura

intraperitoneal - dimasukkan ke dalam rongga peritonium

intravesika - dimasukkan ke kandung kemih

intralesi / intratumoral - diinjeksikan langsung ke tumor. Cara ini tidak dianjurkan karena

dapat melepaskan sel kanker dari tumor induknya dan ada cara lain yang lebih efektif,

yaitu operasi (eksisi, debulking, elektrokoagulasi), atau radioterapi.

I. CARA MENILAI HASIL KEMOTERAPI

Hasil atau respon kemoterapi dapat berupa:

a. Subjektif(1)

Mengukur hasil subjektif/hasil terapi kanker sukar tetapi sebagai pegangan dapat dipakai

parameter:

1) Berat badan

2) Status penampilan

WHO (1979) Karnofsky

0 90-100 Baik, dapat bekerja

normal,tanpa halangan

1 70-80 Cukup,tidak dapat

bekerja berat,ringan bisa

23

Page 24: Kemot Erap i

2 50-60 Lemah,tidak dapat

bekerja,tapi dapat jalan

dan merawat diri sendiri

50% dari waktu sadar

3 30-40 Jelek,tidak dapat

jalan,dapat bangun &

rawat diri sendiri, perlu

tiduran > 50% waktu

sadar

4 10-20 Jelek sekali,tidak dapat

bangun & rawat diri,

Hanya tiduran saja

b. Objektif

Pada berbagai penelitian, kriteria respon yang formal telah dikembangkan dan telah diterima

secara luas. National Cancer Institute (NCI) baru-baru ini mengusulkan standar respon yang

terbaru disebut Response Evaluation Criteria in Solid Tumor (RECIST). Sebaliknya.World

Health Organization (WHO)memiliki standar yang berbeda untuk menilai keberhasilan

kemoterapi. (2)

24

Page 25: Kemot Erap i

Dikutip dari kepustakaan 2

J. EFEK SAMPING KEMOTERAPI

Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan,

kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia dan

risiko infeksi bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka, tetapi

akibat sampingan lain bevariasi tergantung jenis obat. (6,7)

Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat (kontra-obat

emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan menghindari

makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat

dingin. (6,7)

Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa terjadi

karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel darah dibuat). Misalnya,

penderita mungkin membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal (anemia), sel darah

25

Page 26: Kemot Erap i

putih (neutropenia atau leukopenia), atau platelet (thrombocytopenia). Jika anemia parah, faktor

pertumbuhan spesifik, seperti erythropoietin atau darbepoietin, bisa diberikan untuk pertambahan

pembentukan sel darah merah, atau n sel darah merah bisa ditransfusikan. Jika thrombocytopenia

hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk merendahkan risiko pendarahan. (6,7)

Orang dengan neutropenia meningkatkan risiko terkena infeksi. Demam lebih tinggi daripada

100.4 F pada penderita dengan neutropenia dianggap sebagai keadaan darurat. Orang seperti itu

harus dievaluasi untuk infeksi dan mungkin memerlukan antibiotika dan malahan opname. Sel

darah putih jarang ditransfusikan karena, waktu ditransfusikan, mereka terus hidup hanya

beberapa jam dan menghasilkan banyak akibat sampingan. Malahan, bahan tertentu (seperti

granulocyte koloni merangsang faktor) bisa diberikan untuk merangsang produksi sel darah

putih. (6,7)

Efek Samping yang sering terjadi lainnya: Banyak penderita mengalami radang atau malah luka

selaput lendir, seperti pada garis mulut. Luka mulut nyeri dan bisa membuat makan sulit.

Berbagai larutan oral (biasanya berisi antasida, antihistamin, dan anestetik lokal) bisa

mengurangi ketidaknyamanan. Pada kesempatan langka, orang perlu support nutrisi dengan

memasang tabung pemberi makan yang ditempatkan secara langsung ke dalam perut atau usus

kecil atau dengan urat darah. Jenis obat bisa mengurangi diare yang disebabkan oleh terapi

radiasi ke perut. (6,7)

Orang yang diperlakukan dengan kemoterapi, khususnya senyawa alkylating, mungkin

mempunyai risiko bertambah leukemia sedang berkembang beberapa tahun sesudah pengobatan.

Beberapa obat, khususnya alkylating agen, sebab infertility di beberapa wanita dan di

kebanyakan laki-laki yang mendapat perlakuan ini. (6)

Meskipun kemoterapi diberikan untuk membunuh sel kanker, juga dapat merusak sel-sel

normal. Sel-sel normal yang paling mungkin untuk rusak adalah mereka yang membelah dengan

cepat:

sumsum tulang / sel darah

sel-sel akar rambut

26

Page 27: Kemot Erap i

sel-sel yang melapisi saluran pencernaan

sel-sel yang melapisi saluran reproduksi

Gangguan organ dapat berupa gangguan faal hati (antimetabolit), atau gangguan pada

miokard (aqdriamisin), kerusakan ginjal (metotreksat,platinum), dan jaringan saraf seperti

neuropati, tuli, dan letargi. Efek samping ini sangat berat sekali sehingga penderita

membutuhkan perawatan dan pengobatan khusus untuk mencegah efek fatal(6).

Faal gonad, pria maupun wanita, umumnya juga terganggu sehingga libido menurun, dan

pada wanitta, tidak ada ovulasi. Pertumbuhan dan perkembangan anak juga dapat dipengaruhi

oleh kemoterapi. (7)

Efek samping psikososial juga sering terjadi karena rontoknya rambut, sedangkan

gangguan funsi seksual dapat merusak kepribadiaan seseorang (7).

Penekanan sumsum tulang:

Sumsum tulang merupakan suatu cairan kental di bagian dalam dari beberapa tulang yang

menghasilkan sel darah putih (WBC), sel darah merah (sel darah merah), dan platelet. Salah satu

efek samping dari kemoterapi yang paling umum adalah kerusakan pada sumsum tulang. (6)

Sel-sel terus-menerus diproduksi dan tumbuh cepat di sumsum tulang. Akibatnya, mereka

sensitif terhadap efek dari kemoterapi. Sampai sel-sel sumsum tulang anda pulih dari kerusakan

kemoterapi, Anda mungkin memiliki jumlah abnormal rendah dari WBCs, sel darah merah, dan /

atau platelet. Ini disebut penekanan sumsum tulang atau myelosuppression.(6)

Ketika seseorang mendapatkan kemoterapi darah akan diperiksa secara teratur, bahkan

setiap hari bila perlu, sehingga jumlah sel-sel ini dapat dihitung. Tes ini sering disebut hitung

darah lengkap (CBC). Jika seseorang sedang dirawat karena leukemia, sampel sumsum tulang

juga dapat diambil secara berkala untuk memeriksa sumsum pembentukan sel-darah yang

berkembang. (6)

27

Page 28: Kemot Erap i

Penurunan jumlah sel darah tidak terjadi tepat pada awal obat kemoterapi karena tidak

merusak sel-sel yang sudah dalam aliran darah (ini bukan membagi dengan cepat). Sebaliknya,

obat yang mempengaruhi sel-sel darah baru yang dibuat di sumsum tulang. (6)

Sel-sel darah yang secara normalnya akan keluar, mereka terus-menerus diganti oleh

sumsum tulang. Setelah kemoterapi, seperti sel-sel aus, mereka tidak diganti, dan jumlah sel

darah akan mulai menurun. Jenis dan dosis kemoterapi akan mempengaruhi seberapa rendah

jumlah sel darah akan turun dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk penurunan terjadi.(6)

28

Page 29: Kemot Erap i

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukardja, I Gede.Dasar-dasar Kemoterapi Kanker. Onkologi Klinik.Ed 2. Surabaya:

Airlangga University Press. p239-257. 2000

2. Takimoto, Chris H. et al. Chapter 3 : Principles of Oncologic Pharmacotherapy. Cancer

Management : A Multidisciplinary Approach. p23-42. 2008.

3. Brunicardi, F.Charles, Andersen Dana K, et al. Oncology : Chemoteraphy. 8th Edition

Schwartz Manual of Surgery. The McGraw-Hill Companies. p206-209. 2006.

4. Chan Emily, Berlin Jordan D. Principles of Chemotherapy. Textbook of Surgical Oncology.

Informa healthcare, London. p21-27. 2007.

5. Swain, M. Sandra. Chemotherapy: Updates and New Perspectives.Cited from

www.TheOncologist.alphamedpress.org on March 22, 2012.

6. Kwok, Carol. Management of Side Effects from Chemotherapy. The Hong Kong Anti-Cancer

Society.2010.

7. Anonymous. Kemoterapi. Available

http://medicastore.com/kategori_penyakit/kanker/kemoterapi . Cited May 20th 2012.

29