kemandirian pangan sesudah mea
TRANSCRIPT
• Kesepakatan antara negara-negara anggota
ASEAN dengan China
• Untuk mewujudkan kawasan perdagangan bebas
• Menghilangkan atau mengurangi hambatan-
hambatan perdagangan barang baik tarif ataupun
non tarif
• Peningkatan akses pasar jasa, peraturan dan
ketentuan investasi
• Peningkatan aspek kerjasama ekonomi untuk
mendorong hubungan perekonomian para pihak
ACFTA dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat ASEAN dan china.
ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA)
FTA ini antara lain bertujuan untuk:
• Meliberalisasi secara progresif dan
meningkatkan perdagangan barang dan jasa
• Menciptakan suatu sistem yang transparan
• Mempermudah investasi
Tujuan FTA
• Program percepatan penurunan tarif :
• sayuran dikonsumsi
• buah-buahan dikonsumsi termasuk nut
• Sejak 1 Januari 2010, tarif komoditas tersebut menjadi 0%
• Harga sayuran dan buah-buahan yang dimpor dari China
menjadi jauh lebih murah meningkatnya permintaan
pasar.
• Harga buah-buahan dan sayuran Indonesia di pasar China
juga turun tajam jadi lebih laku.
Early havest programe
• China:
• GDP: $4,984,730,000,000
• GNI/Kapita: $3,590
• Jumlah penduduk (2009) 1,331,460,000 orang:
• Miskin: 2.8%
• Sangat prospektif sebagai pasar produk
hortikultura Indonesia.
• China memberlakukan standar tertentu terhadap
produk hortikultura yang dipasarkan,
• walaupun persyaratan konsumen di China
juga tidak seketat Jepang.
Peluang
Trend Perkembangan Impor Hortikultura
518.4
680.5744.7
905.8
1087.3
1428.1
0.0
200.0
400.0
600.0
800.0
1000.0
1200.0
1400.0
1600.0
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sayur
Buah
Total
(26%)
(21%)
(23%)
1. Free movement of goods
2. Freedom of movement for workers
3. Freedom of estabhlisment and provision
services and mutual recognition of diplomas
4. Free movement of capital
4 Pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
• AFTA:
• Masih mungkin ada bea masuk 1-5%
• Boleh ada kebijakan khusus untuk melindungi
industri atau barang dalam negeri yang sensitif
• MEA:
• Perdagangan antar negara sangat bebas
• Tanpa bea masuk
• Sepenuhnya bersaing dengan produk negara lain
MEA vs AFTA
Fuzzy-Clustering ASEAN+3:
I. Singapore, Jepang, Korea, China
II. Malaysia, Vietnam, Thailand
III. Indonesia, Filipina
IV. Myanmar, Kamboja, Laos
V. Brunei
Kesiapan Indonesia (Achasani, 2014)
• Sangat prospektif sebagai pasar produk hortikultura
Indonesia.
• ASEAN memberlakukan standar tertentu terhadap
produk hortikultura yang dipasarkan,
• walaupun persyaratan konsumen di ASEAN juga
tidak seketat Jepang, Korea, Australia dan China.
• Peluang besar ini harus dimanfaatkan untuk
mengekspor sebanyak mungkin produk hortikultura
kita, dengan tetap memperhatikan kebutuhan dalam
negeri.
Peluang
NegaraPopulasi
GDP (juta US$)GDP/Kapita
(US$)(juta)
Indonesia 244.47 878,198 3,592
Thailand 64.38 356,564 5,678
Malaysia 29.46 303,527 10,304
Singapura 5.41 276,520 51,162
Philipina 95.8 250,436 2,614
Vietnam 90.39 138,071 1,528
Myanmar 63.67 53,140 835
Brunei 0.4 16,628 41,703
Kamboja 15.25 14,241 934
Laos 6.38 9,217 1,446
ASEAN 615.6 2,305,542 3,745
GDP (Nominal) Negara-Negara ASEAN 2011
Kebijakan Pengentian Sementara Impor Hortikultura
Sementara: Januari – Juni 2013
Komoditas (13):
Kentang, kubis, wortel, cabai
Nenas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian
Krisan, anggrek, heliconia
Contoh Kasus
Nilai Impor
(US$)
Produksi Impor Ekspor
1 Jeruk 2.116.089 167.586 325 7,92 211.089.260
2 Apel 226.804 164.891 - 72,7 189.336.608
3 Pir - 107.156 - - 106.753.329
4 Anggur 13.492 42.572 - 315,53 121.217.600
5 Durian 567.519 25.504 - 4,49 38.192.411
6 Pisang 6.360.565 1.391 1.279 0,02 849.998
7 Mangga 1.842.036 980 359 0,05 808.043
8 Semangka 417.030 716 139 0,17 446.045
9 Melon 100.205 341 148 0,34 358.106
10 Pepaya 799.312 242 215 0,03 147.641
11 Stroberi 28.652 165 27 0,58 1.072.230
12 Nangka/Cempedak 673.908 47 4 0,01 50.501
13 Rambutan 625.936 24 262 0,004 15.700
14 Nanas 1.631.867 23 1 0,001 461.567
15 Manggis 97.487 19 7.431 0,02 14.655
16 Dukuh/Langsat 267.863 5 - 0,002 2.150
17 Belimbing 80.671 1 0,5 0,001 334
18 Salak 886.733 - 674 -
18 Buah Lainnya 1.126.832 108.801 834 5,4 185.423.399
17.863.000 620.466 11.699 3,47 856.239.577
No KomoditiVolume (Ton) % Impor/
Produksi
Total
Ekspor & Impor Buah 2011
Produksi Impor EksporNilai Impor
(US $)
1 Bawang Putih 12.341 351.890 179 2.770,79 235.656.613$
2 Bawang Merah 1.048.228 149.771 6.290 13,81 72.283.013
3 Kentang 1.060.579 58.388 4.048 5,34 35.038.244
4 Wortel 408.290 28.611 29 6,89 14.887.204
5 Cabe 1.332.248 7.240 1.134 0,53 6.710.401
6 Jamur 61.370 784 250 1,22 1.124.589
7 Kubis 1.384.656 566 18.036 0,04 846.449
8 Bunga Kol 101.283 196 46 0,19 219.097
9 Ketimun 546.927 25 50 0,004 42.591
10 Tomat 890.169 18 578 0,002 74.132
11 Terung 509.093 0,1 1.003 0,00002 116
12 Sayuran Lainnya 3.500.855 65.894 5.147 1,84 29.309.824
11.133.200 663.384 36.790 5,96 396.192.273
No Komoditi
Volume (Ton)
% Impor/
Produksi
Total
Ekspor & Impor Sayur 2011
Dinamika
Penduduk
Kebutuhan lahan
u/ prasarana
umum
Ketersediaan
Lahan pertanian
Kebutuhan lahan
u/ perumahan
Fertilitas
Mortalitas
Migrasi
Produksi
pangan
Tekanan
penduduk
agraris
Eksploitasi
SDA secara
berlebihan
Ketahanan
pangan
Kemiskinan
Keperluan pangan
DINAMIKA PENDUDUK DAN KETAHANAN PANGAN
Luas Areal Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
Indonesia
2007 2008 2009 2010 2011
Areal (ha) 12.147.600 12.309.200 12.883.600 13.253.500 13.201.300
Produktivitas
(ton/ha) 4,71 4,89 5,00 5,02 4,98
Produksi
(ton) 57.157.400 60.251.100 64.398.900 66.469.400 65.740.900
Negara 2007 2008 2009 2010 2011
China 187.397.460 193.284.180 196.681.170 197.212.010 202.667.270
India 144.570.000 148.036.000 135.673.000 143.963.000 155.700.000
Indonesia 57.157.400 60.251.100 64.398.900 66.469.400 65.740.900
Bangladesh 43.181.000 46.742.000 48.144.000 50.061.200 50.627.000
Viet Nam 35.942.700 38.729.800 38.950.200 40.005.600 42.331.600
Thailand 32.099.400 31.650.600 32.116.100 35.583.600 34.588.400
Myanmar 31.451.000 32.573.000 32.682.000 32.579.700 32.800.000
Philippines 16.240.200 16.815.500 16.266.400 15.772.300 16.684.100
Brazil 11.060.700 12.061.500 12.651.100 11.236.000 13.477.000
Cambodia 6.727.000 7.175.470 7.585.870 8.245.320 8.779.000
Japan 10.893.000 11.028.800 8.474.000 8.483.000 8.402.000
USA 8.998.730 9.241.170 9.972.230 11.027.000 8.391.870
Shouth Korea 6.038.000 6.919.250 7.022.970 6.136.300 6.304.000
Pakistan 8.345.100 10.428.000 10.334.400 7.235.190 6.160.400
Egypt 6.876.830 7.253.370 5.520.480 4.329.500 5.675.030
Produksi Padi di Beberapa Negara
Produktivitas padi beberapa negara (ton/ha)
Negara 2007 2008 2009 2010 2011
Egypt 9,77 9,73 9,59 9,42 9,57
Turkey 6,91 7,57 7,78 8,69 9,05
Shouth Korea 6,35 7,39 7,60 6,88 7,38
China 6,42 6,55 6,58 6,55 6,69
Iran 4,33 4,14 4,21 5,35 5,55
Viet Nam 4,99 5,23 5,24 5,34 5,53
Japan 6,51 6,78 5,22 5,21 5,33
Indonesia 4,71 4,89 5,00 5,02 4,98
North Korea 3,20 5,02 4,11 4,26 4,34
Bangladesh 4,08 4,14 4,24 4,34 4,22
Myanmar 3,93 4,03 4,06 4,07 4,08
Malaysia 3,53 3,58 3,72 3,64 3,90
Philippines 3,80 3,77 3,59 3,62 3,68
India 3,29 3,25 3,24 3,36 3,53
Thailand 3,01 2,96 2,88 2,94 2,97
Pakistan 3,32 3,52 3,58 3,06 2,40
Negara 2007 2008 2009 2010 2011
India 43.910.000 45.537.400 41.918.300 42.862.400 44.100.000
China 29.179.116 29.493.392 29.881.590 30.117.262 30.311.300
Indonesia 12.147.600 12.309.200 12.883.600 13.253.500 13.201.300
Bangladesh 10.575.000 11.279.200 11.353.500 11.528.800 12.000.000
Thailand 10.668.900 10.683.500 11.141.400 12.119.500 11.630.300
Myanmar 8.011.000 8.077.720 8.058.260 8.011.590 8.038.000
Viet Nam 7.207.400 7.400.200 7.437.200 7.489.400 7.651.900
Philippines 4.272.890 4.459.980 4.532.300 4.354.160 4.536.640
Cambodia 2.566.000 2.613.360 2.674.600 2.776.510 2.926.000
Brazil 2.890.930 2.850.680 2.872.040 2.722.460 2.752.890
Nigeria 2.451.000 2.382.000 1.836.880 2.432.630 2.579.540
Pakistan 2.515.400 2.962.600 2.883.100 2.365.300 2.571.200
Madagascar 1.372.000 1.494.000 1.733.000 1.808.000 1.908.110
Japan 1.673.000 1.627.000 1.624.000 1.627.000 1.576.000
Luas Areal Panen Padi
Ketersediaan Lahan Tanaman Pangan di
Beberapa Negara Asia
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Indonesia India China Thailand Vietnam
Ketersediaan Lahan Tanaman Pangan (m2)/Kapita
Sumber: Soemarno, 2007
Konversi Lahan
1981 – 1999: + lahan sawah seluas 1,6 juta ha
1999 – 2002: Konversi sawah menjadi lahan non
pertanian 563.159 ha 187.719,7 ha/tahun.
Laju alih fungsi lahan sawah ke non sawah = 187.720
ha/tahun:
sawah ke non pertanian: 110.164 ha/tahun
sawah ke pertanian lainnya: 77.556 ha/tahun
lahan kering pertanian ke non pertanian: 9.152 ha/tahun
Konsumsi Beras tahun 2007
Konsumsi Beras (ton)
1. China: 102,640,324
2. India: 82,602,265
3. Indonesia: 28,146,034
4. Bangladesh: 25,196,763
5. Viet Nam: 14,255,523
6. Philippines: 11,470,307
7. Myanmar: 7,710,029
8. Japan: 7,214,929
9. Thailand: 6,904,528
10. Brazil: 6,318,838
OECD
Menurut Ken Ash (Direktur Perdagangan & Pertanian OECD):
perhatian Indonesia pada pencapaian ketahanan
pangan melalui swasembada adalah salah arah.
Menurut laporan terbaru OECD, Indonesia dapat
meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan:
mulai meninggalkan tujuan swasembada pangan.
membuka lebih luas pasar produk pertanian dalam
perdagangan internasional,
memfasilitasi penanaman modal pertanian yang lebih tinggi,
mereformasi skema subsidi input dan bantuan pangan
http://www.oecd.org/newsroom
OECD menyebutkan
Proteksi terhadap impor pangan:
menghambat daya saing sektor pertanian,
membatasi pertumbuhan produktivitas pertanian,
meningkatkan biaya pangan untuk konsumen miskin, termasuk
mayoritas petani, yang merupakan pembeli neto (net buyer) bahan
pangan pokok.
Kebijakan non-tarif yang lebih terbuka:
akan mendorong perdagangan
memungkinkan konsumen Indonesia mengakses pangan di pasar
internasional dengan lebih baik.
17.61
11.5210.6
8.619.38
17.02
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Buah danSayur
BS Segar Beras Jagung Kedelai Gandum
Produk Olahan
Impor Pangan Indonesia 2011
Problem Pangan
Lonjakan populasi 8 M jiwa 2025
Kebijakan USA dan Uni Eropa memberi subsidi
dengan keringan pajak untuk diversifikasi pertanian
tanaman pangan menjadi biofuel
Jagung untuk bioetanol:
Jagung untuk 95 liter etanol ≈ makan 1 orang selama 1 tahun
35% bijian untuk pakan ternak
Peningkatan permintaan karena peningkatan jumlah
penduduk dan juga peningkatan pendapatan
Produktivitas yang rendah kronis pada petani negara
miskin karena ketidakmampuan membeli benih,
pupuk, dan irigasi
Perubahan iklim dunia
18 Skenario sampai 2030
KONSUMSI
PERKAPITA
(Kg/Kapita/Tahun)
LAJU
PERTUMBUHAN
PENDUDUK (%)
LAJU
PERTUMBUHAN
PRODUKTIVITAS
PADI (%)
NERACA
PRODUKSI PADI
NERACA
LAHAN
125,3
1,49
1,04 negatif negatif
1,30 negatif negatif
1,56 negatif negatif
1,7
1,04 negatif negatif
1,30 negatif negatif
1,56 negatif negatif
1,3
1,04 negatif negatif
1,30 negatif negatif
1,56 negatif negatif
90
1,49
1,04 positif positif
1,30 positif positif
1,56 positif positif
1,7
1,04 positif positif
1,30 positif positif
1,56 positif positif
1,3
1,04 positif positif
1,30 positif positif
1,56 positif positif
Rekomendasi Kebijakan
Pengendalian laju pertumbuhan penduduk
Pengimplementasian UU No.41 Tahun 2009 secara konsisten
yang disinkronkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Peningkatan penyediaan air irigasi dengan perbaikan bendungan
dan saluran irigasi,
Meningkatkan areal tanaman pangan
Meningkatkan produktivitas tananaman pangan
Mencari alternatif pangan baru yang bergizi, enak, mudah
disiapkan dan sesuai dengan martabat dan budaya yang
berbasis pada sumberdaya lokal
Diversifikasi pangan dengan menurunkan konsumsi beras per
kapita secara bertahap
Diversifikasi Pangan
Aspek konsumsi, penyediaan, distribusi, keterjangkauan
dan keamanan pangan dengan peningkatan pangan
berbasis sumberdaya lokal
Pangan berbasis sumberdaya lokal perlu diolah dan
disajikan secara modern menjadi pangan yang
mempunyai nilai (gizi, gengsi, kemudahan penyajian,
citarasa, keamanan) yang setara atau lebih baik daripada
beras
Proses modernisasi pangan lokal seyogyanya dilakukan
pada tingkat lokal oleh perusahaan lokal, dan tidak
dinasionalisasikan agar dapat mencukupi kebutuhan lokal
Diversifikasi Pangan
Golongan berpenghasilan tinggi: Menaikan konsumsi
daging, telor, ikan, buah dan sayuran dengan tetap
mempertahankan asupan kalori 2200-2400 kalori/hari.
Golong Menengah: Mengganti sebagian beras dengan
sumber karbohidrat lain berbasis sumberdaya lokal yg
sudah diolah secara modern dan sebagian dengan
sumber pangan hewani serta sayuran dan buah.
Sumber karbohidrat tersebut perlu diolah agar menjadi pangan
yang bergengsi, bergizi, mudah dimasak/disajikan, awet, serta
mudah didistibusikan
Pengurangan konsumsi beras seyogyanya tidak
disarankan pada kelompok masyarakat miskin karena
karena mereka akan sulit untuk memperoleh sumber
protein sebaik dan semurah beras;
Peningkatan Produktivitas
Varietas baru, teknologi produksi dan pengolahan pangan
baru didukung penelitian
Perluasan lahan pertanian dan pencetakan sawah baru:
dengan sangat hati-hati, karena yg tersedia adalah lahan marginal
lahan-lahan marginal yang perlu penanganan spesifik lokasi;
kesalahan penangan akan menimbulkan masalah lingkungan
teknologi spesifik lokasi hasil penelitian & kearifan lokal
Mencegah alih fungsi lahan pertanian:
Keasadaran bersama, termasuk pada para politisi, penentuk
kebijakan di daerah dan anggota DPRD
Penyediaan air irigasi dengan perbaikan bendungan dan
saluran irigasi mutlak diperlukan
Perencanaan Pembangunan Pangan Nasional
Membuat Peta detail pertanian tanaman pangan:
Lokasi & luas lahan berdasar tingkat kesesuaian lahan
Peta produksi pangan berdasar waktu, lokasi dan komoditas
Mempelajari pola pangan masyarakat
Berdasarkan hal tersebut merencanakan pasokan pangan
Riset untuk mendapatkan pangan lokal bernilai (gizi,
gengsi, citarasa, kemudahan penyediaan, kemudahan
pengolahan, kemudahan penyimpanan) seperti beras.
Membangun industri pangan berbasis sumberdaya lokal
Penyediaan pangan utama alternatif berbasis sumberdaya
lokal
Kampanye diversifikasi pangan
Terima Kasih
Bumi Ia bentangkan untuk semua insan; di atasnya tumbuh buah-
buahan dan pohon kurma dengan selodongnya, juga padi-padian yang
berkulit dan tumbuh-tumbuhan yang harum baunya.
Maka, karunia manakah dari Tuhanmu yang kamu dustakan?
(Ar-Rahman: 10-13)
Kami karuniai mereka dengan buah-buahan dan
daging dari bermacam jenis yang mereka inginkan
(Ath-Thur: 22)