kelas 1.3 esai
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
1/9
Pengobatan Komplementer: Minimalkan Malpraktik, Perawat Harus
Berkompeten
Kesehatan merupakan salah satu bagian dari kebutuhan dasar bagi setiap umat
manusia di bumi ini. Masalah kesehatan menjadi problema yang krusial bagi setiap
kalangan. Betapa tidak, dalam melakukan aktivitas setiap orang memerlukan
kesehatan jasmani maupun rohani. Maka dari itu, produktivitas dan kreativitas tenaga
kesehatan perlu ditingkatkan demi menunjang kualitas pelayanan kesehatan.
Dengan seiring bertambahnya sumber daya manusia dan tingginya tingkat
kebutuhan ekonomi di era globalisasi sekarang ini, banyak jenis pengobatan maupun
terapi yang bermunculan. Masyarakat mulai melirik teknik pengobatan yang dapat
menjamin namun tetap terjangkau. Satu dari sekian teknik pengobatan yang kini
marak diperbincangkan yaitu pengobatan komplementer.
Terapi komplementer menjadi pilihan yang banyak diminati oleh mereka yang
terkendala biaya pada pengobatan kovensional atau medis. Selain faktor ekonomi,
beberapa faktor yang mendorong masyarakat untuk lebih memilih pengobatan
komplementer adalah faktor sosial, kepercayaan, budaya, psikologis, kejenuhan
terhadap pelayanan medispengobatan konvensional, manfaat dan keberhasilan,pengetahuan, serta persepsi tentang sakit dan penyakit.
Bagi masyarakat a!am, istilah komplementer tidak akan terkesan familier,
tetapi pilihan pengobatan alternatif seperti akupuntur, hipnoterapi, cupping "bekam
basah#, terapi energi "reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara#, terapi biologis
"herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan
terapi sentuhan modalitas seperti akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing,
merupakan bagian dari terapi komplementer. Masyarakat yang menjalani pengobatan
di berbagai jenjang kesehatan, tidak hanya menjalani proses pengobatan konvensional
atau medis, tetapi mereka memadukannya secara mandiri dengan pengobatan$
pengobatan alternatif seperti yang telah disebutkan sebelumnya. %adi, sebenarnya
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
2/9
tanpa disadari, kita telah menerapkan pengobatan komplementer dalam kehidupan
kita sehari$hari.
Terapi komplementer yang memang telah menjadi isu di banyak negara, masih
memerlukan riset yang lebih menyeluruh untuk dipelajari secara lebih dalam.
Beberapa penelitian yang mengangkat tema tentang terapi komplementer diantaranya
adalah terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi
kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada
perubahan psikoimunologik, terapi pijat "massage# pada bayi yang lahir kurang bulan
dapat meningkatkan berat badan, memperpendek hari ra!at, dan meningkatkan
respons. Sedangkan terapi pijat pada anak autis meningkatkan perhatian dan belajar.
Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan, meningkatkan citra tubuh, dan
menurunkan kecemasan pada anak susah makan, terapi kiropraksi terbukti dapat
menurunkan nyeri haid dan level plasma prostaglandin selama haid, penggunaan
aromaterapi berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk mengatasi infeksi
bakteri dan jamur, minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri streptokokus,
stafilokokus dan tuberculosis, tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit,
sedangkan teh dapat membersihkan jera!at dan membatasi kekambuhan, meditasi
dan imagery membantu mengurangi rasa nyeri pada pasien penderita kanker danmempercepat proses penyembuhannya, selain itu hipnoterapi dapat meningkatkan
suplai oksigen, perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas
gastrointestinal, dan mengurangi kecemasan.
Dari hasil penelitian$penelitian dapat membuat suatu paradigma baru dalam
dunia kesehatan mengenai terapi komplementer. Terapi komplementer yang disebut
juga dengan terapi holistik ini akan sangat bermanfaat bagi klien yang memiliki
penyakit kronis yang mengharuskan mereka untuk melakukan pengobatan rutin yangmengeluarkan lebih banyak dana. Selain dapat meningkatkan kesehatan secara
menyeluruh, klien juga dapat menghemat biaya pengobatan karena dalam terapi
komplementer beban untuk membeli obat yang harus dikonsumsi akan berkurang.
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
3/9
Minat masyarakat &ndonesia terhadap pengobatan komplementer ini sudah
mulai meningkat. Terlihat dengan menjamurnya klinik$klinik pengobatan alternatif
dan tradisional baik di daerah$daerah maupun di pusat kota yang banyak dikunjungi
oleh masyarakat &ndonesia. 'al ini dikarenakan oleh tingginya tingkat kesadaran
masyarakat yang lebih melihat hasil dan proses daripada suatu pelayanan kesehatan.
(engobatan komplementer dirasa lebih memberikan hasil yang nyata bagi mereka,
dibandingkan dengan metode pengobatan yang bersifat konvensional atau medis.
Karena tidak sedikit dari masyarakat kita, yang menjalani pengobatan medis tidak
menemukan suatu titik terang, dimana setelah mereka beralih kepada metode
pengobatan komplementer, dengan dua atau tiga kali terapi, mereka telah merasakan
dampak positif terhadap kesehatannya.
(ada masa sekarang ini, terapi pengobatan komplementer dan pegobatan medis
sudah dapat hidup secara berdampingan di masyarakat, seperti pada beberapa rumah
sakit di &ndonesia yang menyelenggarakan praktik pengobatan komplementer sebagai
metode pengobatan yang bersifat sebagai pendamping, pelengkap maupun pengganti
dari metode pengobatan medis. Di &ndonesia, )umah Sakit Kanker Dharmais %akarta
merupakan salah satu dari *+ rumah sakit yang telah ditunjuk oleh Departemen
Kesehatan untuk melaksanakan dan mengembangkan pengobatan komplementer.)umah Sakit Kanker Dharmais memiliki cabang unit khusus pengobatan kedokteran
komplementer, dimana nit -M ini berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan komplementer bagi penderita penyakit kanker dan atau masalah kesehatan
lainnya baik yang berasal dari )umah Sakit Kanker Dharmais maupun rujukan dari
fasilitas kesehatan lainnya. (ada saat ini pelayanan yang diberikan pada nit -M
)umah Sakit Kanker Dharmais meliputi/ *# kupuntur Medik "kupuntur
(engobatan dan kupuntur 0stetika# dan +# 'erbal "1itofarmaka, 'erbal terstandar,
jamu#. Sedangkan *+ rumah sakit lainnya yang telah melaksanakan dan
mengembangkan pengobatan komplementer adalah )umah Sakit (ersahabatan
%akarta, )umah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, )umah Sakit Kandou Manado,
)S( Sanglah Denpasar, )S( Dr. 2ahidin Sudiro 'usodo Makassar, )S T3& 4
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
4/9
Mintoharjo %akarta, )SD Dr. (ringadi Medan, )SD Saiful n!ar Malang, )S
5rthopedi (rof. Dr. ). Soeharso Solo, )S( Dr. Sardjito 6ogyakarta, )S( Dr.
Suraji Tirtonegoro Klaten.
Berangkat dari kepuasan pasien terhadap pengobatan komplementer yang
semakin menyuburkan klinik pengobatan komplementer membuat masyarakat
perlahan semakin tergiur dengan teknik pengobatan jenis ini. &su berbagai jenis
kelebihan dan keuntungan pengobatan komplementer menyebar begitu saja. Terlebih
bila satu pasien merasa sembuh total begitu menjalani pengobatan komplementer,
maka testimoni baik mengenai teknik pengobatan ini akan berdampak pada
masyarakat yang lelah menjalani pengobatan konvensional berbondong$bondong
menjalani pengobatan komplementer. 3amun, yang jadi persoalan, tak semua tenaga
medis, dalam hal ini yang dipraktikkan oleh pera!at, dapat dijamin
profesionalitasnya. palagi, pengobatan komplementer terkesan sebagai jenis
pengobatan sampingan, tak harus tenaga yang handal untuk mempraktikkannya.
(adahal, apapun jenis pengobatannya bila berkaitan baik dengan jasmani maupun
rohani pasien, bila ditangani oleh tenaga medis yang kurang kompeten sudah tentu
amat membahayakan.
Dengan demikian, terapi komplementer ini sangat perlu untuk menjadi bahan
kajian dalam dunia kepera!atan. Karena tidak hanya tenaga kesehatan seperti dokter
dan ahli terapi saja yang mempunyai kesempatan dalam mengembangkan profesinya
dalam praktik komplementer ini. %ika dilihat dari berkembangnya i7in praktik mandiri
kepada pera!at di masa sekarang ini, maka pera!at juga perlu meningkatkan
kemampuan diri dalam praktik terapi komplementer. Dimana pera!at merupakan
profesi di dunia kesehatan yang mera!at pasien dengan pendekatan holistik dan
memandang manusia secara utuh sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial,kultural, dan spiritual. Sama halnya dengan metode terapi komplementer yang
dianggap sebagai terapi dengan pendekatan holistik karena berupaya untuk
meningkatkan taraf kesehatan dengan memperhitungkan dari berbagai sudut dan
beraneka aspek kehidupan pasien.
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
5/9
(enga!asan pada penyelenggaraan praktik pengobatan komplementer di
masyarakat baru berupa pendaftaran kepada pemerintah daerah setempat saja. Bahkan
berdasarkan penelusuran oleh dinas kesehatan di berbagai daerah, ternyata masih
banyak ditemukan klinik$klink pengobatan sebagai sarana terapi komplementer atau
alternatif yang tidak memiliki i7in praktik yang jelas. 'al ini sangat
mengkha!atirkan, mengingat banyaknya berita di media cetak maupun online yang
memberitakan mengenai merebaknya pengobatan palsu yang berkedok praktik
pengobatan komplementer atau alternatif yang dijalankan oleh tenaga yang tidak
berkompeten sehingga pada akhirnya dapat berdampak buruk bagi masyarakat.
Seperti dikutip dari antarane!s.com tertanggal +8 Maret +9*9, terdapat
sebanyak ** praktik tradisional atau alternatif yang mengantongi i7in dan ada sekitar
89 lagi yang tidak mengantongi i7in dari Dinas Kesehatan "Dinkes# setempat kota
(angkal (inang, Bangka Belitung. Selain itu, mengutip dari oke7one.com tertanggal
** Maret +9*:, banyakpasien kanker payudara lebih percaya terhadap pengobatan
alternatif dan kerap melupakan pengobatan medis. (adahal hasil yang diperoleh tidak
akan efektif, bahkan sampai meregang nya!a. Maraknya pengobatan alternatif yang
menjanjikan kesembuhan tanpa operasi selalu membuat korban stadium lanjut
berjatuhan. (asien selalu datang ke rumah sakit dengan stadium &&& dan &;.
Berkaca dari maraknya malpraktik pengobatan komplementer, disebabkan salah
satunya oleh tiadanya peraturan tegas dari pemerintah. Terutama minimnya
penga!asan praktik, ditambah belum adanya undang$undang yang secara gamblang
menjelaskan mengenai pengobatan komplementer. Belum ada perlindungan hukum
bagi pasien yang menjalani pengobatan komplementer, termasuk standarisasi tenaga
medis yang diperbolehkan mempraktikkan pengobatan jenis ini. Mengingat lingkup
praktik pera!at yang mendapat sorotan melalui adanya malkpraktik pengobatankomplementer, banyak muncul anggapan di kalangan Dinas Kesehatan, bah!a
pera!at dilarang mengerjakan pengobatan akupuntur. Seperti beberapa kasus yang
terjadi di salah satu puskesmas di !ilayah Karangasem.
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
6/9
3amun dari segi hukum, pera!at sebetulnya diberikan !e!enang dalam
mengadakan praktik sendiri. Seperti yang telah termuat dalam 3omor 8< Tahun
+9*= tentang kepera!atan pada pasal * ayat ** menyatakan bah!a Surat &7in (raktik
(era!at yang selanjutnya disingkat S&(( adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
(emerintah Daerah kabupatenkota kepada (era!at sebagai pemberian ke!enangan
untuk menjalankan (raktik Kepera!atan. Selanjutnya pada 89 ayat + bagian m
menerangkan bah!a penatalaksanaan kepera!atan komplementer merupakan bagian
dari penyelenggaraan praktik kepera!atan dengan memasukkan mengintegrasikan
terapi komplementer dan alternatif ke dalam pelaksanaan suhan Kepera!atan. 'al
ini sudah jelas membuka lebar peran pera!at dalam melaksanakan praktik
kepera!atan komplementer tetapi masih belum mendapat tanggapan yang serius dankesadaran dari pihak (emerintah Dinas Kesehatan.
Masih merujuk pada 3omor 8< Tahun +9*= tentang kepera!atan pada
pasal ** yang menjelaskan tentang stadarisasi penyelenggaraan pendidikan tinggi
kepera!atan yang memenuhi standar nasional pendidikan tinggi, sedangkan pada
pasal *+ menyebutkan bah!a penerimaan mahasis!a harus sesuai dengna kuota
nasional demi menjamin mutu dari lulusan kepera!atan itu nantinya. Sedangkan pada
pasal *> ayat * menyatakan bah!a mahasis!a kepera!atan pada akhir masa
pendidikan vokasi dan profesi harus mengikuti uji kompetensi secara nasional.
Sehingga nantinya akan mendapatkan Sertifikat kompetensi bagi mahasis!a
pendidikan vokasi dan sertifikat profesi bagi mereka yang mengikuti pendidikan
profesi kepera!atan.
Dengan adanya undang$undang yang mengatur tentang standarisasi pendidikan
yang harus dicapai bagi calon pera!at ini, maka pera!at harus lebih meningkatkan
segi keilmuannya dalam kepera!atan komplementer guna memajukan profesinya
sehingga tidak hanya berpatokan pada metode pengobatan konvensional yang berupa
medis saja, tetapi harus sudah memulai membuka diri dan memperbaharui pola pikir
kita bah!a kesembuhan klien tidak mutlak hanya dengan berpedoman pada
kehebatan layanan hospitaliti dan kecanggihan alat kesehatan dunia barat saja yang
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
7/9
menggunakan obat$obatan kimia tetapi juga perlu melirik pada metode pengobatan
ketimuran yang lebih bersifat holistik dan aman bagi masyarakat.
Seperti yang sempat disebutkan di bagian a!al tadi, beberapa contoh metode
terapi komplementer salah satunya yaitu moteode pengobatan akupuntur. Metode
pengobatan yang biasa disebut dengan metode tusuk jarum dari Tiongkok ini mulai
masuk pelayanan rumah sakit sejak tahun enam puluhan, kemudian dicoba masuk
kurikulum 1akultas Kedokteran.
Tetapi di masa sekarang ini, dengan adanya i7in praktik mandiri bagi profesi
pera!at, diharapkan tidak hanya dokter saja yang berperan aktif dalam
mengembangkan keilmuannya melalui pengobatan komplementer, melainkan para
pera!at maupun mahasis!a calon pera!at di masa depan juga dapat ikut sertamengembangkan dan meningkatkan potensi diri serta mempelajari hal$hal baru dalam
praktik kepera!atan komplementer ini, misalnya pada praktik pengobatan akupuntur
ini, jika pera!at memiliki skill dan kompetensi dalam bidang tersebut, maka pera!at
dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien. Mengingat kembali bah!a
pera!at telah memiliki i7in praktik mandiri sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Maka dari itu, pera!at dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung dalam
praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer.
(erkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah dikenal secara luas,
termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena
banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam
terapi komplementer. 'al ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan
melalui penelitian$penelitian yang dapat memfasilitasi terapi komplementer agar
menjadi lebih dapat dipertanggungja!abkan.
Tidak selamanya teknik pengobatan komplementer itu membahayakan pasien,
asalkan dapat diparktikkan oleh profesional kesehatan dan orang$orang yang
memiliki lisensi ijin praktik resmi yang dapat dipertanggung ja!abkan maka teknik
pengobatan komplementer atau alternatif akan menjadi suatu paradigma baru yang
akan mengganti persepsi lama kita tentang pelayanan kesehatan yang layak di mata
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
8/9
masyarakat. Selama adanya lisensi dan i7in yang jelas, kasus$kasus malpraktik akan
dapat kita hindari.
(era!at sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta
berpartisipasi dalam terapi komplementer. (eran yang dijalankan sesuai dengan
peran$peran yang ada. rah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan
mendukung untuk meningkatkan peran pera!at dalam terapi komplementer karena
pada kenyataannya, beberapa terapi kepera!atan yang berkembang dia!ali dari
alternatif atau tradisional terapi.
Dalam %urnal Kepera!atan &ndonesia, ;olume *+, 3omor *, Maret +99
-
7/24/2019 KELAS 1.3 ESAI
9/9