kekr triwulan i 2014 provinsi jambi
DESCRIPTION
dataTRANSCRIPT
-
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL
Provinsi Jambi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
Triwulan I - 2014
-
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 62112 Webiste : http://www.bi.go.id
-
Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu
bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.
3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.
4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.
Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.
-
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
-
v
K A T A P E N G A N T A R
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi
triwulan I-2014 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi
dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun
eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan
terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh
masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup
beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan
sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini
juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan I-2014
menunjukkan peningkatan yaitu dari 6,93% (yoy) menjadi 8,37% (yoy). Pergerakan pertumbuhan
ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,21%.
Perekonomian Jambi selama tahun I-2014 menghasilkan output Rp23,39 triliun atau 0,96% dari
perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,51%
(yoy) lebih rendah dari triwulan lalu 8,74% (yoy) namun lebih tinggi dari inflasi nasional 7,32%
(yoy).Sementara itu sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi
dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan inflasi Bungo pada
triwulan I-2014 tercatat sebesar 6,28% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan
peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR)
perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 119,22% Sementara itu,
kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan
(NPL) sebesar 2,06%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya
akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi.
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi
rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Dalam penyusunan KEKR triwulan I-2014 kami banyak memperoleh support dari dinas-
dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu,
kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga
kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam
meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk
kemakmuran masyarakat Jambi.
Jambi, Mei 2014
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI JAMBI
V. Carlusa
Kepala Perwakilan
-
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
-
i
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i
Daftar Tabel ......................................................................................... iii
Daftar Grafik ......................................................................................... iv
Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1
BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5
A. Umum ............................................................................. 5
B. PDRB Sisi lapangan Usaha .................................................. 7
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan.................................................................. ... 8
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 11
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 12
4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ... 12
5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 13
C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 16
1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 17
2. Investasi ................................................................... ... 19
3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 21
3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 22
3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 24
Boks 1 Perkembangan Kinerja Sektor Pertambangan serta Dampak Ketentuan
Minerba terhadap Sektor Pertambangan Jambi ................................... 27
BAB II. Inflasi ....................................................................................... 35
A. Kajian Umum ................................................................. 35
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 37
1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 40
2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 42
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan
Bakar....................................................................... .... 42
4. Kelompok Sandang.................................................. .... 43
5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 43
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 43
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 44
C. Inflasi Kota Bungo ............................................................... 45
Boks 2. Potensi El Nino di Provinsi Jambi . ..................................................... 47
BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 53
A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 53
-
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I -2014
ii
B. Bank Umum ................................................................... 54
1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 54
2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 55
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ . 58
4. Undisbursed Loan...................................................... .. 60
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing
Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi.............. 61
6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... .. 63
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 64
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai ...... 65
1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 65
2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... .. 66
3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 66
4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 67
5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. . 68
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 69
A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I Tahun 2014 ......... . 69
B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I Tahun 2014 .................. 70
C. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 71
BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ......................... 73
A. Ketenagakerjaan Daerah ................................................... 73
B. Kesejahteraan .................................................................... 75
C. Kemiskinan ............................................................... ........ 76
BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 77
A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 78
B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 80
C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. .. 82
Lampiran
Glosary
-
TRIWULAN I-2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
DAFTAR TABEL
1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6
1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) 7
1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 13
1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (yoy) 17
1.5 Indeks Tendensi Konsumen 18
1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 20
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 38
2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 38
2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode Triwulan I - 2014 39
3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 54
3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 56
3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 57
3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 58
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 58
3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi
Jambi 60
3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 61
3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi 62
3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi
Jambi 65
3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 68
4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan 1-2014 70
4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan I-2014 71
5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 73
5.2 Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 74
5.3 Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) 75
5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2012=100) 75
6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 79
-
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I -2014
iv
DAFTAR GRAFIK
1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q) 5
1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Triwulan I Tahun 2014 8
1.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 9
1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10
1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 10
1.7 Tingkat Hunian Hotel 11
1.8 Perkembangan Produksi Karet Jambi 13
1.9 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 14
1.10 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 14
1.11 Perkembangan Indeks Air Bersih 14
1.12 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 15
1.13 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 15
1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 16
1.15 Perkembangan Total Arus Barang 16
1.16 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Triwulanan I Tahun 20146
17
1.17 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 19
1.18 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 19
1.19 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 19
1.20 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21
1.21 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21
1.22 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 21
1.23 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22
1.24 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 23
1.25 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 23
1.26 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24
1.27 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24
1.28 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 24
1.29 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 35
2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 36
2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera
per Maret 2014 37
2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40
2.5 Perkembangan Harga Jagung 40
2.6 Perkembangan Harga Daging 40
2.7 Perkembangan Harga Beras 41
2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 41
2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 41
2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 43
2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 44
3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 55
3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 56
-
TRIWULAN I-2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 61
3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito
Bank Umum di Provinsi Jambi 63
3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 63
3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 64
3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 66
3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 67
4.1 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 72
5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 76
6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81
6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010
s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81
6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun
2010 s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81
-
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
-
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
2014TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I
MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 139,12 133,90 137,41 138,68 139,12 110,41 142,02 144,61 149,71 110,41 111,51
Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4)
110,62
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4,22 3,90 6,80 4,43 4,22 8,74 6,06 5,24 7,95 8,74 7,51
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4)
6,28
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20.373.533 4.867.497 5.010.243 5.174.524 5.321.268 21.979.277 5.274.525 5.433.021 5.581.630 5.690.102 5.716.154
- Pertanian 6.004.284 1.451.187 1.491.500 1.518.732 1.542.865 6.449.193 1.561.623 1.600.976 1.637.790 1.648.803 1.673.331
- Pertambangan dan Penggalian 2.713.435 632.818 664.546 691.806 724.265 2.755.755 631.830 673.057 722.805 728.063 693.938
- Industri Pengolahan 2.532.924 602.129 621.508 645.624 663.663 2.677.094 655.488 671.715 664.068 685.824 701.020
- Listrik, Gas, dan Air Bersih 172.609 41.538 42.222 43.115 45.734 188.614 46.271 46.979 47.410 47.953 49.207
- Bangunan 1.031.629 232.286 241.825 263.095 294.423 1.245.510 300.356 307.980 314.196 322.978 330.094
- Perdagangan Hotel dan Restoran 3.673.985 879.489 899.172 939.087 956.236 4.123.669 979.292 1.008.494 1.043.019 1.092.864 1.110.716
- Pengangkutan dan Komunikasi 1.473.275 352.177 361.214 375.484 384.400 1.598.822 382.249 392.716 409.808 414.048 409.695
- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1.172.817 282.678 290.388 295.250 304.502 1.265.251 308.798 315.069 321.116 320.268 314.357
- Jasa 1.598.574 393.196 397.868 402.330 405.179 1.675.370 408.617 416.035 421.418 429.300 433.796
Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2)
1.290.820 330.267 379.947 285.237 295.369 859.266 261.826 295.320 302.121 283.939 263.619
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5.313.927 1.507.099 1.561.561 872.828 1.372.439 3.119.930 814.244 1.161.680 1.144.006 994.049 860.882
Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)
107.610 34.070 16.962 26.040 30.537 137.978 16.689 39.052 82.238 115.056 71.736
Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107.841 10.440 33.658 24.426 39.317 122.793 41.980 32.722 48.091 47.459 26.274
Catatan
1)
Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
20122012
20132013
4)
Sejak Januari 2014 terdapat penambahan
cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari
sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota
Jambi dan Muara Bungo
INDIKATOR
2)
Pengklasifikasian komoditi menggunakan
21 kelompok barang berdasarkan SITC 2
digit yang berlaku.
3)
Pengklasifikasian komoditi dalam statistik
impor menggunakan SITC 2 digit
vii
-
b. Perbankan
2014Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 Tw.IV-13 Tw.I-13
PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 23.052.408 23.780.624 24.163.959 24.475.084 26.618.428 27.833.632 28.538.630 28.676.080 29.691.060
DPK(Rp Juta) 17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194 18.376.298 19.154.658 19.520.974 19.415.015 20.069.436 - Tabungan 8.754.559 9.207.801 9.141.330 10.132.421 9.492.101 9.646.142 10.070.264 3.343.467 3.179.483
- Giro 3.866.278 3.373.061 3.687.655 3.762.667 3.753.003 4.120.387 3.744.864 11.429.775 10.703.386
- Deposito 4.634.284 5.030.674 5.088.518 4.050.106 5.131.194 5.388.129 5.705.847 4.641.773 6.186.567
21.339.606 23.116.929 23.608.285 25.707.902 26.471.507 28.211.297 29.925.232 26.955.932 31.946.454 - Modal Kerja 8.956.344 9.761.212 9.281.782 9.935.402 10.115.811 9.822.930 10.124.382 8.103.793 10.158.229
- Konsumsi 3.671.188 4.211.014 9.574.000 10.289.952 10.543.228 11.256.968 11.816.000 8.410.345 9.527.809
- Investasi 8.712.074 9.144.703 4.752.503 5.482.548 5.812.468 7.131.399 7.984.850 10.441.794 12.260.417
- Dana 16.867.872 17.236.728 17.075.570 17.799.606 18.732.803 19.527.917 19.916.444 19.898.809 20.473.410
- LDR 126,51 134,11 138,26 144,43 141,31 144,47 150,25 135,47 156,04
15.710.619 16.843.087 17.951.066 19.287.676 20.162.558 22.223.927 23.138.260 23.621.083 23.927.298 - Modal Kerja 6.483.171 7.075.722 6.914.923 7.326.502 7.484.277 7.365.449 7.453.703 7.548.969 7.558.597
- Konsumsi 6.534.233 6.921.191 7.784.459 8.237.555 8.644.788 9.376.743 9.931.771 10.207.932 5.959.299
- Investasi 2.693.215 2.846.175 3.251.684 3.723.619 4.033.494 5.481.736 5.752.786 5.864.182 10.409.402
- LDR (%) 91,05 95,64 100,19 107,48 109,72 116,02 118,53 121,66 119,22- NPL Gross (%) 274.616 301.173 319.845 328.384 454.021 473.625 521.247 466.983 492.240
- NPL Gross nominal 1,75 1,79 1,78 1,70 2,25 1,93 2,25 1,98 2,06
Kredit MKM (Rp Juta)
Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3.058.451 3.118.341 3.439.722 3.388.031 3.389.186 3.729.806 3.537.483 3.302.277 3.289.142 - Kredit Modal Kerja 1.171.534 1.266.632 1.464.483 1.464.794 1.498.112 1.313.147 1.309.646 1.260.845 1.317.572
- Kredit Investasi 203.093 226.438 246.076 265.709 282.423 623.343 608.907 597.628 618.466
- Kredit Konsumsi 1.683.825 1.625.270 1.729.163 1.657.528 1.608.652 1.793.316 1.618.930 1.443.804 1.353.104
Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 7.245.244 8.169.666 8.582.895 9.193.184 9.738.670 10.428.595 11.175.062 11.642.097 11.946.461 - Kredit Modal Kerja 2.100.859 2.324.547 2.014.978 2.084.917 2.147.246 1.827.369 1.887.664 1.914.038 1.895.776
- Kredit Investasi 824.744 952.979 1.028.456 1.117.634 1.203.160 1.714.598 1.782.084 1.829.234 1.853.755
- Kredit Konsumsi 4.319.640 4.892.140 5.539.461 5.990.633 6.388.264 6.886.628 7.505.314 7.898.825 8.196.931
3.153.428 3.252.103 3.368.116 2.588.797 3.874.659 4.259.169 4.451.803 4.563.050 4.488.941 - Kredit Modal Kerja 2.047.667 2.237.132 2.235.693 1.655.435 2.515.038 2.762.995 2.810.877 2.853.406 2.808.005
- Kredit Investasi 584.976 613.395 654.497 452.035 748.131 831.987 879.018 899.870 876.907
- Kredit Konsumsi 520.786 401.576 477.927 481.328 611.490 664.187 761.909 809.774 804.029
Total Kredit MKM (Rp Juta) 13.457.123 14.540.110 15.390.733 15.170.012 17.002.515 18.417.570 19.164.348 19.507.424 19.724.544 NPL MKM gross (%) 1,76 3,85 1,30 2,13 2,45 2,30 2,70 2,31 2,43
- NPL MKM Gross Nominal 236.264 559.480 200.255 322.875 416.426 423.813 516.557 450.912 480.211
B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 460.613 534.589 622.101 644.378 685.560 691.959 760.030 739.510 736.730
DPK (Rp Juta) 349.774 410.115 431.198 481.763 501.520 506.701 551.278 532.417 532.554 - Tabungan (Rp Juta) 63.909 69.101 71.206 80.701 80.242 76.783 81.355 86.236 83.924
- Deposito (Rp Juta) 285.865 341.013 359.992 401.062 421.278 429.918 469.923 446.181 448.630
Kredit (Rp Juta) 337.067 410.499 463.125 487.782 520.039 554.233 567.445 545.175 539.956 - Modal Kerja 87.282 102.479 114.570 123.865 127.272 141.934 156.969 172.919 170.820
- Investasi 73.586 87.528 98.433 95.547 101.531 110.867 111.650 94.718 93.510
- Konsumsi 176.199 220.492 250.123 268.370 291.236 301.432 298.826 277.538 275.626
Kredit UMKM (Rp Juta) 160.868 190.007 213.003 219.412 228.803 218.597 233.076 202.844 224.892
Rasio NPL Gross (%) 4,23 3,69 3,63 2,82 4,37 5,01 5,96 6,30 7,08
- NPL Gross (Nominal) 14.246 15.131 16.822 13.762 22.726 27.743 33.804 34.367 38.212
- PPAP 7.257 8.131 8.582 8.560 7.927 11.272 13.653 14.278 15.475
Rasio NPL Net (%) 2,07 1,71 1,78 1,07 2,85 2,97 3,55 3,68 4,21
LDR (%) 77,71 83,22 81,00 80,71 80,43 87,12 81,21 84,26 83,65
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATORTAHUN 2012 TAHUN 2013
Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar)
((Rp Juta)
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor
cabang
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)
viii
-
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
c. Sistem Pembayaran
2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
KliringNilai Kliring (juta Rp) 2.488.938 2.347.560 2.380.495 2.548.121 2.519.686 2.800.410 2.577.906 2.714.032 2.512.180
Volume Kliring (lembar warkat) 70.971 65.514 62.775 70.972 72.639 76.559 71.104 70.456 68.334
Cek dan BG KosongLembar 856 1.164 1.150 1.134 1.463 1.811 1.837 1.635 1.505
Nominal (juta Rp) 36.225 33.051 40.025 35.192 83.121 64.290 56.120 63.174 57.543
RTGSRTGS dari Jambi (miliar Rp) 10.339 15.139 15.677 18.270 15.535 19.666 20.189 22.181 19.684
RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51.804 54.010 29.104 29.431 22.244 22.658 26.876 33.327 22.514
RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2.653 3.543 3.350 4.702 4.032 4.695 7.422 6.521 5.072
Transaksi TunaiAliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518.106 418.971 805.987 393.685 846.548 1.031.722 1.453.196 810.929 880.393
Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771.960 1.187.425 1.387.811 1.565.493 1.034.718 1.682.989 2.605.130 2.836.373 1.734.894
Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253.854) (768.454) (581.824) (1.171.808) (188.170) (651.267) (1.151.935) (2.025.444) (854.501)
Uraian2012 2013
ix
-
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
-
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I. Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh sebesar 8,37% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar
6,93% (yoy), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,21% (yoy).
Namun demikian, secara triwulanan perekonomian Jambi pada triwulan I-2014
tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 1,94% (qtq) menjadi
0,46% (qtq).
Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp23,39
triliun atau 0,96% dari perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Struktur
perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 menunjukkan bahwa sektor primer
masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,20%, diikuti
sektor jasa-jasa (tersier) 37,38% dan sektor sekunder sebesar 17,42%.
Dari sisi permintaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya
disebabkan oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33% (qtq) dan konsumsi
lembaga swasta nirlaba sebesar 15,05% (qtq). Sementara itu, pengeluaran
konsumsi pemerintah pada triwulan laporan menunjukkan adanya perlambatan
yang cukup signnifikan sebesar -19,48% (qtq) sejalan dengan masih banyaknya
proyek pemerintah yang berada dalam tahap pengadaan (belum memasuki tahap
pembayaran).
Dari sisi penawaran, masih tingginya pertumbuhan sektor listrik, air, dan
gas, sektor industri pengolahan, serta sektor bangunan masing-masing sebesar
2,61% (qtq), 2,22% (qtq) dan 2,20% (qtq), menjadi pendorong pertumbuhan
perekonomian Jambi. Namun demikian, sektor pertambangan dan penggalian
yang tumbuh negatif sebesar -4,69% (qtq) menyebabkan tingkat pertumbuhan
Jambi pada triwulan laporan menjadi relatif terbatas.
II. Inflasi
Pada triwulan I-2014, inflasi kota Jambi tercatat 7,51%(yoy), menurun
dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74%), namun lebih tinggi dari inflasi
nasional (7,32%) dan rata-rata inflasi triwulan I dalam tiga tahun terakhir (5,85%).
Perekonomian Provinsi
Jambi triwulan I- 2014
mengalami peningkatan
yaitu dari 6,93 (yoy)
menjadi 8,37% (yoy)....
-
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANI I-2014
2
Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 6,28% (yoy) dan berada di bawah
inflasi nasional1
.
Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh
meningkatnya inflasi administered prices sebesar 19,13% (yoy), sementara inflasi
inti dan volatile foods tercatat masing-masing sebesar 4,18% (yoy) dan 3,86%
(yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya
tarif angkutan udara sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 2 Tahun 2014
tentang Besaran Biaya Tambahan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang diberlakukan per tanggal 1
Maret 2014, serta meningkatnya harga elpiji ukuran 12 kg sesuai kebijakan yang
diberlakukan oleh Pertamina2
.
Perkembangan harga di kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar
1,00%, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,04%).
Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari, dan Maret
2014 masing-masing sebesar 1,56%, -0,78% dan 0,22%. Sementara itu,
perkembangan harga di Bungo tercatat sebesar 1,26%, sedikit lebih tinggi
dibandingkan kota Jambi dengan pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada
bulan Januari, Februari, dan Maret 2014 masing-masing sebesar 1,11%, 0,51%
dan -0,35%.
III. Perbankan dan Sistem Pembayaran
Kinerja perbankan pada triwulan I-2014 secara umum menunjukkan
peningkatan, baik dari sisi aset, dana pihak ketiga maupun penyaluran kredit.
Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor turun sebesar
244 bps menjadi 119,22%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar
Rp29,69triliun. Outstanding kredit bank umum meningkat Rp306,22 miliar
(1,30%) menjadi Rp23,93 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat
Rp654,42 miliar (3,37%) menjadi Rp20,07 triliun. Kualitas kredit yang diberikan
masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank
umum yaitu sebesar 2,06% yang masih di bawah ketentuan 5%, meskipun sedikit
menurun (memburuk) dibandingkan triwulan sebelumnya (1,98%).
1
Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari
sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari
66 kota menjadi 82 kota. 2
Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
Pada triwulan I-2014,
Kota Jambi mengalami
inflasi sebesar 7,51%
(yoy) dan Kota Bungo
6,28% (yoy)..........
Kinerja perbankan
meningkat ditandai
dengan meningkatnya
jumlah aset,
penyaluran kredit dan
penghimpunan
dana....
-
RINGKASAN EKSEKUTIF
TRIWULAN I-2014 I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
3
Pada periode triwulan I-2014, aktivitas pembayaran mengalami penurunan
yang tercermin dari menurunnya transaksi kas dan nilai kliring serta RTGS
dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia
Jambi mencapai Rp880,39 miliar (meningkat 8,57%) sementara aliran kas keluar
mencapai Rp1,73 triliun (menurun 38,83%) dibandingkan triwulan sebelumnya.
Meskipun pada triwulan laporan aliran kas keluar mengalami penurunan dan
aliran kas masuk mengalami peningkatan, Jambi tetap mengalami net outflow
sebesar Rp854,50 miliar atau turun sebesar 57,51% (qtq) dibandingkan triwulan
IV-2013.
Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring turun sebesar 7,44%
dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,51 triliun. Nilai RTGS dari, ke,
serta dari dan ke Jambi mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya,
masing-masing sebesar 11,26%, 32,45%, dan 22,22%.
IV. Keuangan Pemerintah Daerah
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan I
tahun 2014 mencapai Rp343,97 miliar (terealisasi sebesar 11,53% dari APBD
2014), sementara itu realisasi belanja sebesar Rp45,87 triliun (baru terealisasi
1,40%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut jauh lebih
rendah, masing-masing turun sebesar 50,55% dan 87,27%.
V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Pada bulan Februari 2014, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu
dari 1,56 juta orang di Februari 2013 menjadi 1,53 juta orang di Februari 2014.
Jumlah pengangguran juga menunjukkan penurunan menjadi 39,27 ribu orang
dibandingkan Februari 2013 (45,80 ribu). Kondisi serupa juga dialami tingkat
pengangguran terbuka yang turun menjadi 2,50% dari 2,86%. Nilai Tukar Petani
(NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan
sebelumnya yaitu menjadi 98,17 dari 97,21pada triwulan lalu.
VI.Prospek Perekonomian
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,8%-2,3%(qtq),
tumbuh lebih tinggi dari triwulan laporan (0,46%). Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 7,2%
7,7%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 8,37%
Aktivitas pembayaran
mengalami penurunan
yang tercermin dari
menurunnya transaksi
kas dan nilai kliring
dibandingkan periode
yang sama tahun lalu.....
Realisasi pendapatan
triwulan I -2014
mencapai 11,53%
dari APBD sementara
realisasi belanja
mencapai 1,40%...
Jumlah pengangguran
Februari 2014 menurun..
Sementara Nilai Tukar
Petani (NTP) mengalami
peningkatan
Laju pertumbuhan PDRB
triwulan II-2014
diperkirakan berkisar 7,2
7,7% (yoy).....
-
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANI I-2014
4
(yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan berada
pada kisaran 7,3%-7,8%.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian
di triwulan mendatang. Adanya momen Pemilu Presiden dan bulan puasa
diperkirakan akan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada
triwulan mendatang. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga,
pelaksanaan Pemilu Presiden juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi
pemerintah sehingga akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya
harga komoditas di pasar global, khususnya CPO, diperkirakan berimbas pada
membaiknya pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan konsumsi
rumah tangga.
Inflasi pada triwulan II-2014 diperkirakan akan sedikit lebih rendah
dibandingkan triwulan I-2014 yaitu berada pada kisaran 6,75%-7,25% (yoy) dari
sebelumnya 7,51% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan
oleh inflasi administered price dan volatile foods.
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah, 2) Potensi terjadinya El Nino
(kekeringan) di Provinsi Jambi meskipun dalam skala rendah, 3) Potensi terjadinya
kabut asap seiring mulai masuknya musim kemarau yang berpotensi mengganggu
jalur distribusi barang, serta 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih
terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya
distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan
akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan II tahun 2014.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu
meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG
Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras.
Menyikapi kondisi perekonomian triwulan I 2014 serta proyeksi ekonomi
triwulan II 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:
1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah
2. Memperkuat Kerjasama Antar Daerah
3. Pengembangan Sistem Pusat Informasi Harga Pangan Strategis secara
Berkelanjutan
4. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi
terbesar)
5. Penurunan produksi migas
Inflasi pada triwulan II-
2014 diperkirakan
berada pada kisaran
6,75%-7,25%
-
RINGKASAN EKSEKUTIF
TRIWULAN I-2014 I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
5
6. Peningkatan produksi dan nilai tambah batubara dan mineral lainnya
7. Menurunnya tren harga karet
8. Permasalahan distribusi barang
-
Halaman ini sengaja dikosongkan.
This page is intentionally blank.
-
5
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh sebesar 8,37% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
sebesar 6,93% (yoy), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional
5,21% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan perekonomian Jambi pada
triwulan I-2014 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari
1,94% (qtq) menjadi 0,46% (qtq) (Grafik 1.1. dan 1.2.).
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)
Dari sisi penggunaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya
disebabkan oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33% (qtq) dan konsumsi
lembaga swasta nirlaba sebesar 15,05% (qtq). Sementara itu, pengeluaran
15.1 15.6 16.2 16.516.8
17.6 18.7 19.6 19.9
20.83 22.022.9 23.4
6.5 6.56.5 6.5
6.3
6.376.17 6.11 6.02 5.81
5.62
5.72
5.21
9.048.56 8.74
7.86
6.15
7.15
7.29
9.098.36
8.447.87 6.93
8.37
4
5
6
7
8
9
10
0
5
10
15
20
25
30
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-
11
Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-
12
Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14
Sumber: BPS (diolah)
%
Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq)
4.87 5.01 5.175.32 5.27 5.43 5.58 5.69 5.72
(0.22)
2.93 3.28
2.84
(0.88)
3.00 2.74 1.94
0.46
1.402.80
3.21
-1.45
1.41
2.61 2.96
-1.42
0.95
(2.0)
(1.0)
-
1.0
2.0
3.0
4.0
0
1
2
3
4
5
6
Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13 Q I-14
%Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan Jambi (aksis kanan) Pertumbuhan Nasional
Sumber: BPS (diolah)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
6
konsumsi pemerintah pada triwulan laporan menunjukkan adanya perlambatan
yang cukup signifikan yaitu sebesar -19,48% (qtq) sejalan dengan masih
banyaknya proyek pemerintah yang berada dalam tahap pengadaan (belum
memasuki tahap pembayaran) (Tabel 1.1.).
Dari sisi lapangan usaha, masih tingginya pertumbuhan sektor listrik, air,
dan gas, sektor industri pengolahan, serta sektor bangunan masing-masing
sebesar 2,61% (qtq), 2,22% (qtq) dan 2,20% (qtq), menjadi pendorong
pertumbuhan perekonomian Jambi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor
pertambangan dan penggalian yang tumbuh negatif sebesar -4,69% (qtq)
menyebabkan tingkat pertumbuhan Jambi pada triwulan laporan menjadi relatif
terbatas.
Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output
Rp23,39 triliun atau 0,96% dari perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun).
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 menunjukkan bahwa sektor
primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,20%,
diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,38% dan sektor sekunder sebesar
17,42%.
I II III IV I II III IV QTQ (%) Andil
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 0.71 0.53 0.34
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 23.75 (19.48) (4.06)
Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 1.52 15.05 0.10
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 3.08 (1.09) (0.20)
Perubahan Stok 0.54 2.27 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) 5.72 8.39 0.27
-8.77 11.58 -2.62 11.63 -15.68 14.07 3.17 -7.47 18.33 11.08
-8.17 8.99 -2.26 9.45 -14.20 10.44 1.86 -2.29 10.45 7.06
(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 0.46
2013 Triwulan I - 20142012
PDRB
JENIS PENGELUARAN
Ekspor
Impor
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)
I II III IV I II III IV QTQ (%) Andil
2.38 2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.30 0.67 1.49 0.43
Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 6.52 7.39 0.73 (4.69) (0.60)
Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.48 (1.14) 3.28 2.22 0.27
Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 1.15 2.61 0.02
1.52 4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 2.80 2.20 0.13
Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.98 3.42 4.78 1.63 0.31
Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 4.35 1.03 (1.05) (0.08)
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 2.03 1.92 (0.26) (1.85) (0.10)
0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.82 1.29 1.87 1.05 0.08
(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 0.46
Triwulan I - 20142012 2013
Pertanian
Bangunan
Jasa-Jasa
LAPANGAN USAHA
PDRB
Sumber: BPS (diolah)
Sumber: BPS (diolah)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
B.PDRB Sisi Lapangan Usaha
Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di
triwulan laporan utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran 13,42% (yoy) dan sektor bangunan 9,90% (yoy). Tingginya
pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut utamanya terjadi
pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (13,96%(yoy)) sejalan dengan
momen/masa Pemilu Legislatif.
Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup
signifikan utamanya disebabkan oleh peningkatan investasi properti, seperti
pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta
berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas bandara dan
pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.
Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar
Rp23,39triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,74% serta
sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami
perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).
I II III IV I II III IV Growth Andil
6.22 7.72 7.56 8.85 7.61 7.34 7.84 6.87 7.15 2.12
1.57 1.98 1.68 5.39 (0.16) 1.28 4.48 0.52 9.83 1.18
6.51 8.16 8.19 8.65 8.86 8.08 2.86 3.34 6.95 0.86
4.11 4.90 5.97 11.32 11.40 11.27 9.96 4.85 6.35 0.05
7.54 10.21 17.54 28.68 29.30 27.36 19.42 9.70 9.90 0.56
10.21 10.30 9.54 9.89 11.35 12.16 11.07 14.29 13.42 2.49
5.06 6.42 7.91 9.22 8.54 8.72 9.14 7.71 7.18 0.52
6.64 7.80 7.45 9.28 9.24 8.50 8.76 5.18 1.80 0.11
4.34 4.32 3.39 3.39 3.92 4.57 4.74 5.95 6.16 0.48
6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 8.37
2013 Triwulan I - 20142012
Pertanian
Bangunan
Jasa-Jasa
PDRB
LAPANGAN USAHA
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan
Sumber: BPS (diolah)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
8
Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2014
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 7,15% (yoy) atau
1,49% (qtq), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (6,87% (yoy)
atau 0,67% (qtq)). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian tersebut
disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan serta tanaman
perkebunan. Cuaca yang kondusif selama triwulan laporan menjadi faktor yang
mempengaruhi peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman bahan
makanan. Sementara itu, peningkatan produksi tanaman perkebunan disebabkan
oleh meningkatnya produktivitas dan meningkatnya harga jual komoditas sawit
sehingga menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.
Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar
1,03% (qtq) atau 9,40% (yoy). Peningkatan produksi tersebut memberikan
insentif positif bagi petani, hal tersebut tercermin pada peningkatan Nilai Tukar
Petani (NTP). Rata-rata NTP Triwulan I-2014 dibandingkan NTP Triwulan IV-2013
naik 720 bps dari 90,94 menjadi 98,14. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan
mulai membaiknya harga jual terutama pada tanaman perkebunan serta insentif
positif yang diperoleh petani dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Selain faktor
tersebut, perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP per Desember 2013
(menggunakan tahun dasar 2012=100) yang dilakukan oleh BPS turut
memberikan andil dalam peningkatan NTP.
Pertanian,
29.55
Pertambanga
n dan
Penggalian,
15.65Industri
Pengolahan,
10.64
Listrik, gas &
air, 0.96
Bangunan,
5.81
Perdagangan
, Hotel dan
restauran,
17.74
Pengangkuta
n dan
Komunikasi,
6.14
Keuangan,
Persewaan
dan Jasa
Perusahaan,
5.03
Jasa-jasa,
8.46
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
Meskipun NTP triwulan laporan mengalami peningkatan, ketergantungan
petani hanya pada satu sumber pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang
perlu diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan
penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan
mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk
memulai menjalankan program pertanian terpadu.
Grafik 1.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi
Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,86
triliun dengan pangsa 16,48% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan
positif sebesar 6,09% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi
perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,17% (qtq) dibandingkan triwulan
lalu (0,12%(qtq)). Membaiknya harga jual komoditas perkebunan terutama sawit
mampu memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan.
Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan sehingga mencapai harga tertinggi selama 3
(tiga) tahun terakhir. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp2.005,80/kg,
meningkat 9,83% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi
sebesar Rp8.724,12/kg atau meningkat 5,61%. Sejalan dengan harga di Jambi,
harga rata-rata CPO di tingkat internasional, juga menunjukkan perbaikan yakni
sebesar USD 801,25/metric ton atau meningkat 2,43% dibandingkan triwulan
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, harga TBS Jambi saat ini
meningkat signifikan 49,48%, sejalan dengan harga CPO dunia yang juga
meningkat sebesar 6,07%.
85
90
95
100
105
110
115
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2013 2014
Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100
indeks terima indeks bayar NTP
Sumber: BPS (diolah)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
10
Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh
beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di
dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit
(PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS.
Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami
peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi
perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota
Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional.
Grafik 1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
Berbanding terbalik dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi
justru mengalami penurunan dari rata-rata Rp23.205/kg menjadi Rp21.176/kg
(turun8,74%(qtq)). Hal ini sejalan dengan penurunan harga karet di tingkat
internasional sebesar 16,28% menjadi USD 216,17/cent. Apabila dibandingkan
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
2012 2013 2014
Harga (Rp)
CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l
Grafik 1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
-
100.00
200.00
300.00
400.00
500.00
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3
2012 2013 2014
USD cent/KgRp/Kg
Harga Bokar (Rp/kg)
Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
dengan harga tahun 2013, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai
16,44% (yoy). Tren menurunnya harga karet internasional serta melimpahnya
stok karet di pasar global menjadi salah satu faktor penyebab turunnya harga
bokar tersebut.
Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 4,85% (yoy), turun
dibandingkan triwulan lalu (5,58% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor
kehutanan menunjukkan pertumbuhan relatif stabil dibanding triwulan lalu yaitu
dari sebesar 4,65% (yoy) menjadi 4,46% (yoy) dan hasil liaison pun menunjukkan
peningkatan produksi. Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh 7,42% (yoy),
lebih tinggi dari triwulan lalu (7,34%yoy)).
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output
perekonomian sebesar Rp4,15 triliun (pangsa 17,74%) yang terdiri atas tiga sub
yaitu perdagangan besar dan eceran (93,26%), hotel (1,20%) dan restoran
(5,53%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 13,42% (yoy), dengan andil
pertumbuhan 2,49% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan
perdagangan besar dan eceran di Jambi (13,96% (yoy) atau 1,24% (qtq)).
Maraknya kampanye menjelang Pemilu Legislatif mendorong tumbuhnya sub
sektor perdagangan tersebut.
Sementara itu, sub
sektor hotel menunjukkan
peningkatan sebesar 1,26%
(qtq) atau 10,70% (yoy). Sejalan
dengan pertumbuhan sub sektor
perdagangan, maraknya
kegiatan kampanye menjelang
Pemilu Legislatifdi Provinsi Jambi
berdampak pada tingginya
tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar
44,87%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu
(42,56%). Jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga meningkat
Grafik 1.7. Tingkat Hunian Hotel
50,954
60,511
54,126 56,688
50,821
57,930
47,293
58,288 55,338
72,902
62,409
66,748 65,742
0
10
20
30
40
50
60
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I
2011 2012 2013 2014
Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
12
signifikan sebesar 18,80% (yoy) menjadi 65.742 orang. Peningkatan jumlah tamu
menginap terbesar terjadi pada bulan Maret bersamaan dengan masa kampanye
yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah
sebesar Rp3,66 triliun (15,65%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi.
Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan turun sebesar
4,69% (qtq). Penurunan itu utamanya disebabkan oleh penurunan produksi yang
tajam pada sub sektor tanpa migas (9,13% (qtq)) dan sub sektor minyak dan gas
bumi (4,55% (qtq)).
Namun secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian
meningkat cukup signifikan sebesar 9,83% (yoy). Pertumbuhan pada sektor ini
utamanya didorong oleh peningkatan produksi pertambangan minyak bumi dan
gas bumi serta penggalian masing-masing tumbuh sebesar 13,00% (yoy) dan
6,28% (yoy). Sementara itu sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami
penurunan sebesar 1,71% (yoy). Turunnya produksi pertambangan non migas di
Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena
pengaruh melemahnya harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang
mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai
turut menjadi penyebab turunnya produksi.
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap
perekonomian Jambi sebesar Rp2,49 triliun (10,64%), meningkat sebesar 6,95%
(yoy), dengan andil pertumbuhan 0,86%. Secara triwulanan, sektor industri
pengolahan juga mengalami peningkatan sebesar 2,22% (qtq). Industri
pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp218,63
miliar (8,78%) serta industri non migas dengan total output Rp2,27 triliun
(91,22%).
Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh
produksi karet yang menunjukkan peningkatan sebesar 4,31% (yoy). Peningkatan
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
produksi karet tersebut sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan ke perusahaan
karet yang menunjukkan peningkatan produksi dan ekspor karet seiring dengan
kondusifnya cuaca untuk melakukan penyadapan karet selama triwulan I-2014.
Sedikit berbeda, data indeks produksi BPS menunjukkan secara triwulanan terjadi
penurunan indeks industri karet dan barang dari karet dan barang dari plastik
sebesar 1,10% (qtq).
Berdasarkan data
Gapkindo (Gabungan
Pengusaha Karet Indonesia)
cabang Jambi, produksi karet
dalam triwulan I 2014
mencapai 91.329 ton,
meningkat signifikan sebesar
20,96% dibandingkan
triwulan lalu.3
Namun
demikian, peningkatan produksi tersebut sedikit tertahan dengan turunnya harga
karet internasional serta adanya kebijakan Gapkindo untuk menurunkan produksi
dan ekspor karet sebesar 10% sebagai upaya mendongkrak harga karet.
Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 6,35% (yoy)
dengan sumbangan pertumbuhan 0,05%, lebih tinggi dibandingkan laju
pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,85%(yoy)). Peningkatan tersebut
disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing
sebesar 6,49% (yoy) dan 5,36% (yoy).
3
Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo
Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14
Industri Makanan -8.06 2.09 4.44 8.10 -21.79 17.55 4.05 1.02 7.13 -6.35
Industri Minuman 0.30 3.80 -1.12 -0.27 -2.75 0.72 9.97 7.68 2.04 -1.09
Industri Karet dan Barang dari
Karet dan Barang dari Plastik
2.25 0.32 4.36 1.15 -1.10 15.49 3.37 2.57 7.73 4.31
I B S -2.71 1.39 1.70 0.74 -6.57 16.27 9.35 4.58 0.19 -0.76
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Pertumbuhan
Jenis Industri q-to-q y-o-y
Grafik 1.8. Perkembangan Produksi Karet Jambi
Sumber: Gapkindo Cabang Jambi
88,713 85,867
81,805
68,679 74,585
77,418
76,065
75,165
74,563
94,647 92,488
75,504
91,329
-30
-20
-10
0
10
20
30
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
2011 2012 2013 2014
Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
14
Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya
jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar
5,74% (yoy) dan 9,74% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan
laporan mencapai 341,68 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 568.025
rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah
kelompok rumah tangga yang mencapai 521.974 rekening (91,89%) dengan
konsumsi daya listrik mencapai 227,50 MWH (66,58%).
Grafik 1.9 Perkembangan Total Pemakaian Listrik
Grafik 1.10 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
Sementara itu,
pemakaian air bersih yang
dicatat oleh PDAM Tirta
Mayang menunjukkan
penurunan di triwulan
laporan. Rata-rata konsumsi
air bersih bulanan melalui
PDAM Kota Jambi pada
triwulan laporan sebesar 837,29ribu M3
, sedikit lebih rendah dari tahun lalu
(852,75 ribu M3
).
Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 7,18% (yoy)
dengan andil pertumbuhan 0,52%, menurun dibanding pertumbuhan pada
triwulan sebelumnya (7,71% yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan
oleh pertumbuhan sektor angkutan sebesar 7,10% (yoy), meskipun relatif
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,62% yoy).
282 301
328 319 323 337 342 338 342
-
50
100
150
200
250
300
350
400
I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
KWH (dalam Juta)
461 483 493
506 518 530 542 531
568
-
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
ribu
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
Grafik 1.11. Perkembangan Indeks Air Bersih
861
872
858 852
863
857 853
867
854
847
837
-0.61
1.33
-1.64
-0.68
1.34
-0.73 -0.50
1.69
-1.49
-0.90 -1.09
(3)
(1)
1
3
5
800
820
840
860
880
900
Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1
2012 2013 2014
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2014
ribu M3
Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara
Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan yang
sama tahun lalu. Momen libur imlek dan banyaknya kunjungan juru kampanye
nasional ke Provinsi Jambi selama masa kampanye Pemilu Legislatif menjadi
faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang
(total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 302.240
orang,meningkat8,18% dari tahun lalu. Secara umum, jumlah penumpang yang
meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi.
Sub sektor angkutan laut mengalami penurunan sebesar 2,88% (yoy)
atau 3,98% (qtq), relatif lebih buruk dibandingkan triwulan lalu yang juga
mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,02% (yoy). Penurunan tersebut
sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami
penurunan dibandingkan triwulan lalu. Pada triwulan I 2014, jumlah kunjungan
kapal sebanyak 1.064 unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.335 unit. Sejalan
dengan hal tersebut, jumlah arus barang perdagangan juga turun dari triwulan
lalu sebesar 1.535,40 kilo ton, menjadi 1.229,92 kilo ton4
seiring dengan
penurunan volume impor alat berat.
4
Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.
Grafik 1.12. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan
Penumpang
Grafik 1.13. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014
Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
ribu orang
Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang
0
500
1000
1500
I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014
Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi
ton
Jumlah Bongkar Jumlah Muat
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
16
Grafik 1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal
Grafik 1.15 Perkembangan Total Arus Barang
Sub sektor komunikasi tumbuh 7,96% (yoy) yang didukung oleh
pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 7,97% (yoy) dan jasa penunjang
komunikasi sebesar 7,48% (yoy).
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar
1,80% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,18% yoy).
Pertumbuhan sektor ini utamanya didukung oleh pertumbuhan sub sektor
lembaga keuangan tanpa bank dan jasa penunjang keuangan masing-masing
sebesar 8,08% (yoy) dan 7,17% (yoy). Sementara pertumbuhan sub sektor bank
yang relatif rendah (1,36% (yoy)) menjadi penahan laju pertumbuhan sektor ini.
Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 6,16% (yoy), sedikit lebih
tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,95%yoy). Pertumbuhan
sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintahan umum dan swasta
masing-masing sebesar 6,12% (yoy) dan 6,34% (yoy). Sektor ini didukung oleh
sub sektor jasa pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1,69 triliun dan
diikuti oleh sub sektor swasta sebesar Rp287,92 miliar.
C. PDRB Sisi Penggunaan
Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi
Jambi utamanya didorong oleh meningkatnya ekspor dan konsumsi lembaga
swasta nirlaba masing-masing sebesar 28,86% (yoy) dan 22,51% (yoy).
Berdasarkan strukturnya, 55,74% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi
rumah tangga, diikuti dengan investasi fisik 18,41% dan konsumsi pemerintah
15,76%. Pangsa struktur tersebut cenderung mengalami penurunan dari waktu
ke waktu. Pada tahun 2013, pangsa konsumsi rumah tangga, investasi fisik dan
konsumsi pemerintah masing-masing sebesar 55,81%, 18,51%, dan 16,82%.
27.46
34.69
76.23
101.74
11.92
-0.51
-7.58
7.60
-30.40
-15.95
-1.64
-2.84
8.57
-50
0
50
100
150
-
500
1,000
1,500
2,000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014
persen(%)
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
unit
Unit Pertumbuhan (yoy)
-3.28
25.2039.24
28.81
-5.39
123.60
88.86
-31.98
-17.57
-56.71
-45.56
17.50
0.69
-100
-50
0
50
100
150
200
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014
persen(%)
Sumber: Pelindo II Cabang Jambi
unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy)5
Grafik 1.16. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 2014
6
1. Pengeluaran Konsumsi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai
Rp12,87 triliun atau 55,03% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi
masyarakat Jambi (61,19%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu
sebesar Rp7,88 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,51%
(yoy) atau 0,53% (qtq), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya (4,43% (yoy)). Tingginya aktivitas perdagangan seiring dengan
perayaan imlek dan masa kampanye Pemilu Legislatif menyebabkan konsumsi
masyarakat dapat tumbuh tinggi. Namun, meningkatnya harga barang/jasa
seiring dengan tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi serta tren
5
dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika
bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 6
Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.
I II III IV I II III IV Growth Andil
4.88 5.05 5.29 4.75 4.74 4.60 4.45 4.43 4.51 2.98
10.55 9.27 5.50 1.52 (0.49) (1.15) (2.55) 19.27 3.43 0.60
11.72 11.31 6.92 8.05 7.41 7.84 7.73 7.57 22.51 0.15
13.47 11.87 15.53 19.93 19.75 17.32 11.94 8.42 6.13 1.16
21.65 19.74 14.49 8.47 11.63 13.25 9.00 7.04 12.13 0.41
(9.61) (1.14) (9.80) 10.66 2.28 4.56 10.78 (8.17) 28.86 17.28
(6.34) (0.25) (8.49) 7.07 0.04 1.37 5.64 (5.69) 21.41 14.19
6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 8.37
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
Perubahan Stok
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Lembaga Swasta Nirlaba
Impor
PDRB
JENIS PENGELUARAN
Ekspor
2012 2013 Triwulan I - 2014
Konsumsi
rumah
tangga ,
55.03
Lembaga
Swasta
Nirlaba, 0.71
Konsumsi
pemerintah ,
15.76
PMTDB,
18.41
Perubahan
Stok, 2.78
Net Impor, -
7.31
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
18
menurunnya harga komoditas karet menjadi faktor penahan laju pertumbuhan
konsumsi masyarakat.
Kondisi ini juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen pada
triwulan I-2014 yang mencapai 105,667
. Angka indeks tingkat konsumsi komoditi
makanan dan bukan makanan juga masih berada pada level optimis yaitu sebesar
109.
Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen
Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan
juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan
sepeda motor meningkat 6,18% (yoy) dari tahun lalu menjadi rata-rata 7.627
unit/bulan. Meskipun di sisi lainnya penjualan kendaraan roda empat seperti
sedan, jeep dan minibus mengalami penurunan sebesar 14,47% (yoy) menjadi
rata-rata 999 unit/bulan. Penurunan penjualan kendaraan bermotor roda empat
tersebut terjadi karena meningkatnya suku bunga kredit serta adanya kebijakan
minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun
lalu. Hal ini sejalan dengan hasil liaison yang menunjukkan penurunan penjualan
kendaraan roda empat terkait kebijakan minimum down payment tersebut.
Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat
sebesar 26,38% (yoy) menjadi sebesar Rp3,84triliun. Pangsa kredit real estate di
Jambi mencapai 15,07% dari total kredit.
7
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang
dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan
indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan
perkiraan pada triwulan mendatang. Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa
masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.
Variabel PembentukTriwulan
I - 2013
Triwulan
II - 2013
Triwulan
III - 2013
Triwulan
IV - 2013
Triwulan
I - 2014
Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.85 112.21 108.42 104.52
Pengaruh inflasi terhadap tingkat
konsumsi 106.87 108.46 109.09 105.24 105.17
Tingkat konsumsi beberapa komoditi
makanan dan bukan makanan 100.72 104.16 116.8 106.20 109.00
Indeks Tendensi Konsumen 102.89 106.70 112.33 107.07 105.66
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
Grafik 1.17. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor
Grafik 1.18. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
Grafik 1.19. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan
laporan mencapai Rp3,69 triliun. Pengeluaran tersebut meningkat 3,43% dari
tahun lalu, namun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (-19,48% (qtq)).
Hal ini sejalan dengan realisasi belanja APBD yang cenderung menumpuk di akhir
tahun. Realisasi belanja APBD provinsi Jambi Triwulan I 2014 sebesar Rp45,87
miliar (1,40%), jauh lebih rendah dari posisi yang sama tahun lalu Rp360,29
miliar (13,58%).
2. Investasi
Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang mencerminkan
nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,30 triliun dengan pangsa 18,41% dari total
PDRB Jambi, relatif sama dengan pangsanya pada triwulan yang sama tahun
2013 (18,61%). Investasi mengalami pertumbuhan 6,13% (yoy) dengan andil
pertumbuhan mencapai 1,16%.
1,414 1,158
1,459
3,264 3,503
2,902 2,823 3,061 2,996
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
Sedan, Jeep, Minibus
30,913
36,299
27,851
20,081 21,550 20,421
25,689
17,836
22,882
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
I II III IV I II III IV I
2012 2013 2014
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
SEPEDA MOTOR
16.52
5.16
11.27
40.30
40.13
49.79
27.1115.44
16.80 16.04
33.44
28.1826.38
0
10
20
30
40
50
60
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I
2011 2012 2013 2014
Rp
Milia
r Kredit Real Estate Pertumbuhan
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
20
Namun demikian, secara triwulanan, investasi mengalami penurunan
dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan kecenderungan tingginya
realisasi investasi di akhir tahun dan banyaknya proyek investasi yang masih
dalam tahap pengadaan di awal tahun.
Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan
yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah
ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang
mencapai 47,75% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang
kondisi bisnis masih cukup baik. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi
bisnis yaitu sebesar 23,40%8
. Dari 150 responden yang disurvei, 68,09%
responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara
27,66% menyatakan akan baik dan hanya 4,26% yang menyatakan akan
memburuk.
Tabel 1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi
Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)
sebesar Rp162 miliar. Investasi tersebut meningkat dibandingkan posisi yang
sama tahun lalu yang realisasinya sebesar Rp 0. Sejalan dengan hal tersebut,
investasi asing melalui penanaman modal asing (PMA) juga meningkat 48,21%
dari tahun lalu menjadi USD 24,24 juta. Investasi Jambi sebagian besar
dialokasikan pada sektor pertanian.
8 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1
PMA (USD juta) 48.95 96.41 5.34 5.63 16.36 6.11 11.24 0.59 24.24
PMDN (Rp miliar) 356 228 466 395 - 1,303 288 1,208 162
2014Keterangan
2012 2013
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
Grafik 1.20.Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru
Grafik 1.21.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.22. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
Sementara itu, perubahan stok mengalami pertumbuhan tahunan sebesar
12,13%, dengan andil sebesar 0,41%.
3. Perdagangan Eksternal
Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan I
2014 mencapai Rp11,40 triliun. Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar
daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 28,86% (yoy) pada triwulan
laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor luar negeri sebesar
65,69%. Berdasarkan tujuannya, komposisi ekspor Jambi terdiri dari ekspor ke
luar negeri sebesar Rp6,32 triliun (55,43%) serta ekspor ke luar daerah yang
mencapai Rp5,08 triliun (44,57%). Tingginya ekspor ke luar negeri salah satunya
disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas dari Provinsi Jambi.
Impor provinsi Jambi pada triwulan I 2014 mencapai Rp9,69 trliun atau
lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi
-100
-50
0
50
100
150
200
250
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2010 2011 2012 2013 2014
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (qtq)
12.83
6.65
46.91
41.27
43.25
33.17
41.92
48.91 49.77
92.60
76.92
57.49
47.75
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
-
1
2
3
4
5
6
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I
2011 2012 2013 2014
Rp
Tri
liu
n
Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)
11.95
20.02
1.84
(10.45)
8.80
10.26 12.36
37.89
(4.83)
12.84
(1.27)
41.29
4.93
-20
-10
0
10
20
30
40
50
-
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I
2011 2012 2013 2014
(%)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
KTonKonsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
22
mengalami net eskpor sebesar Rp1,71 triliun. Impor jambi didominasi oleh impor
antar daerah yang mencapai Rp8,76 triliun (90,38%) sementara impor luar negeri
sebesar Rp932,22miliar (9,62%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (dari luar
daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 21,41% (yoy) pada triwulan
laporan. Peningkatan impor tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya
impor luar negeri (310,13% (yoy)) dan impor antar daerah (14,59% (yoy)).
3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi
Berdasarkan dokumen
pemberitahuan ekspor barang
(PEB), ekspor luar negeri Provinsi
Jambi pada triwulan laporan
sebesar USD 263,62 juta,
meningkat 0,69% dari triwulan
yang sama tahun 2013 (USD
261,83 juta). Sementara itu,
impor luar negeri sebesar USD 71,74 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi
Jambi mengalami net ekspor sebesar USD191,88 juta.
Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh
komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 160,25 juta atau 60,79%
dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh pulp and paper serta batu bara,
kokas dan briket masing-masing USD 22,89 juta dan USD 19,19 juta.
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.
Di sisi lain, ekspor batu bara tumbuh sebesar 14,49% (yoy) di triwulan
laporan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya nilai ekspor
batubara turun 27,80% (qtq). Dari sisi volume, ekspor batubara mengalami
peningkatan 19,02% (yoy), namun jika dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, volume ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar 7,59% (qtq).
Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara internasional
menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan batubara.
Grafik 1.23. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
(dalam satuan juta USD)
561 550489
398330
380
285 295 262295 302 284 264
2183
28 39 34 17 26 31 17 39 82115 72
539
467462
359
296
363
259 265245 256 220 169 192
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw
IV
Trw I Trw II Trw III Trw
IV
Trw I Trw II Trw III Trw
IV
Trw I
2011 2012 2013 2014
Ekspor Impor Net Ekspor
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
Rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah
turut menyebabkan terbatasnya harga jual.
Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara di Jambi juga
menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di
Jambi. Adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur
khusus atau jalur sungai membuat margin keuntungan semakin menipis.
Sementara dari sisi pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga
relatif rendah sementara biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan jalan angkutan
relatif lebih tinggi.
Selanjutnya, nilai ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan
sebesar 26,46% (yoy) atau 32,50% (qtq) sejalan dengan berkurangnya volume
ekspor sebesar 56,25% (yoy) atau 48,55% (qtq). Musim kemarau yang terjadi di
Provinsi Jambi selama triwulan laporan menyebabkan produktivitas kelapa sawit
menurun sehingga mempengaruhi kinerja ekspor CPO.
Grafik 1.24. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
Grafik 1.25. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama
148.90
77.89
42.75
-20.30-41.10
-30.95-41.71
-25.77
-20.72-22.275.92
-3.87 0.69
-100
-50
0
50
100
150
200
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw
IV
Trw I Trw II Trw III Trw
IV
Trw I Trw II Trw III Trw
IV
Trw I
2011 2012 2013 2014
Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket
Fixed Vegetable Oil Crude Rubber
G. Ekspor
0
500
1,000
1,500
2,000
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I
2011 2012 2013 2014
Crude Rubber Fixed Vegetable Oil
Batu Bara, Kokas dan Briket Lainnya
Pulp dan Paper
(%) juta USD
Volume (ton)
-
EKONOMIMAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014
24
Grafik 1.26. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi
Grafik 1.27. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh ne