kekr triwulan i 2014 provinsi jambi

Upload: vionhesti

Post on 06-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

data

TRANSCRIPT

  • KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

    Provinsi Jambi

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

    Triwulan I - 2014

  • Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI Telp : 0741 - 62445 Fax : 0741 62112 Webiste : http://www.bi.go.id

  • Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

    mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

    bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

    3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

    4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

    Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional. Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

  • Halaman ini sengaja dikosongkan.

    This page is intentionally blank.

  • v

    K A T A P E N G A N T A R

    Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

    limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi

    triwulan I-2014 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi

    dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun

    eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan

    terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh

    masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup

    beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan

    sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini

    juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

    Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan I-2014

    menunjukkan peningkatan yaitu dari 6,93% (yoy) menjadi 8,37% (yoy). Pergerakan pertumbuhan

    ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan perekonomian nasional yang tumbuh 5,21%.

    Perekonomian Jambi selama tahun I-2014 menghasilkan output Rp23,39 triliun atau 0,96% dari

    perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,51%

    (yoy) lebih rendah dari triwulan lalu 8,74% (yoy) namun lebih tinggi dari inflasi nasional 7,32%

    (yoy).Sementara itu sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi

    dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan inflasi Bungo pada

    triwulan I-2014 tercatat sebesar 6,28% (yoy). Perkembangan perbankan juga menunjukkan

    peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR)

    perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu sebesar 119,22% Sementara itu,

    kualitas kredit masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan

    (NPL) sebesar 2,06%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya

    akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi.

    Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi

    rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

    Dalam penyusunan KEKR triwulan I-2014 kami banyak memperoleh support dari dinas-

    dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu,

    kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga

    kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

    Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

    meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

    kemakmuran masyarakat Jambi.

    Jambi, Mei 2014

    KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

    PROVINSI JAMBI

    V. Carlusa

    Kepala Perwakilan

  • Halaman ini sengaja dikosongkan.

    This page is intentionally blank.

  • i

    DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i

    Daftar Tabel ......................................................................................... iii

    Daftar Grafik ......................................................................................... iv

    Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1

    BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5

    A. Umum ............................................................................. 5

    B. PDRB Sisi lapangan Usaha .................................................. 7

    1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

    Perikanan.................................................................. ... 8

    2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 11

    3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 12

    4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ... 12

    5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 13

    C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 16

    1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 17

    2. Investasi ................................................................... ... 19

    3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 21

    3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 22

    3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 24

    Boks 1 Perkembangan Kinerja Sektor Pertambangan serta Dampak Ketentuan

    Minerba terhadap Sektor Pertambangan Jambi ................................... 27

    BAB II. Inflasi ....................................................................................... 35

    A. Kajian Umum ................................................................. 35

    B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 37

    1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 40

    2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 42

    3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

    Bakar....................................................................... .... 42

    4. Kelompok Sandang.................................................. .... 43

    5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 43

    6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 43

    7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 44

    C. Inflasi Kota Bungo ............................................................... 45

    Boks 2. Potensi El Nino di Provinsi Jambi . ..................................................... 47

    BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 53

    A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 53

  • KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I -2014

    ii

    B. Bank Umum ................................................................... 54

    1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 54

    2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 55

    3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ . 58

    4. Undisbursed Loan...................................................... .. 60

    5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing

    Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi.............. 61

    6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... .. 63

    C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 64

    D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai ...... 65

    1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 65

    2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... .. 66

    3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 66

    4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 67

    5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. . 68

    BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 69

    A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan I Tahun 2014 ......... . 69

    B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan I Tahun 2014 .................. 70

    C. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 71

    BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ......................... 73

    A. Ketenagakerjaan Daerah ................................................... 73

    B. Kesejahteraan .................................................................... 75

    C. Kemiskinan ............................................................... ........ 76

    BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 77

    A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 78

    B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 80

    C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. .. 82

    Lampiran

    Glosary

  • TRIWULAN I-2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    iii

    DAFTAR TABEL

    1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6

    1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) 7

    1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 13

    1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (yoy) 17

    1.5 Indeks Tendensi Konsumen 18

    1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 20

    2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 38

    2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

    Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 38

    2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

    Periode Triwulan I - 2014 39

    3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 54

    3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 56

    3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 57

    3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 58

    3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 58

    3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi

    Jambi 60

    3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

    Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 61

    3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

    Jambi 62

    3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

    Jambi 65

    3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 68

    4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan 1-2014 70

    4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan I-2014 71

    5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 73

    5.2 Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 74

    5.3 Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam ribuan) 75

    5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2012=100) 75

    6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 79

  • KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I -2014

    iv

    DAFTAR GRAFIK

    1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (q-t-q) 5

    1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

    Usaha Triwulan I Tahun 2014 8

    1.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 9

    1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10

    1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 10

    1.7 Tingkat Hunian Hotel 11

    1.8 Perkembangan Produksi Karet Jambi 13

    1.9 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 14

    1.10 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 14

    1.11 Perkembangan Indeks Air Bersih 14

    1.12 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 15

    1.13 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 15

    1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 16

    1.15 Perkembangan Total Arus Barang 16

    1.16 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

    Triwulanan I Tahun 20146

    17

    1.17 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 19

    1.18 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 19

    1.19 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 19

    1.20 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21

    1.21 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21

    1.22 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 21

    1.23 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22

    1.24 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 23

    1.25 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 23

    1.26 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24

    1.27 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24

    1.28 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 24

    1.29 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25

    2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 35

    2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 36

    2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera

    per Maret 2014 37

    2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 40

    2.5 Perkembangan Harga Jagung 40

    2.6 Perkembangan Harga Daging 40

    2.7 Perkembangan Harga Beras 41

    2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 41

    2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 41

    2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 43

    2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 44

    3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 55

    3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 56

  • TRIWULAN I-2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    v

    3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 61

    3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito

    Bank Umum di Provinsi Jambi 63

    3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 63

    3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 64

    3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 66

    3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 67

    4.1 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 72

    5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 76

    6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81

    6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010

    s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81

    6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun

    2010 s.d April 2014 serta Perkiraan Mei s.d Juni 2014 81

  • Halaman ini sengaja dikosongkan.

    This page is intentionally blank.

  • TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

    a. Inflasi dan PDRB

    2014TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I

    MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 139,12 133,90 137,41 138,68 139,12 110,41 142,02 144,61 149,71 110,41 111,51

    Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4)

    110,62

    Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4,22 3,90 6,80 4,43 4,22 8,74 6,06 5,24 7,95 8,74 7,51

    Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4)

    6,28

    PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20.373.533 4.867.497 5.010.243 5.174.524 5.321.268 21.979.277 5.274.525 5.433.021 5.581.630 5.690.102 5.716.154

    - Pertanian 6.004.284 1.451.187 1.491.500 1.518.732 1.542.865 6.449.193 1.561.623 1.600.976 1.637.790 1.648.803 1.673.331

    - Pertambangan dan Penggalian 2.713.435 632.818 664.546 691.806 724.265 2.755.755 631.830 673.057 722.805 728.063 693.938

    - Industri Pengolahan 2.532.924 602.129 621.508 645.624 663.663 2.677.094 655.488 671.715 664.068 685.824 701.020

    - Listrik, Gas, dan Air Bersih 172.609 41.538 42.222 43.115 45.734 188.614 46.271 46.979 47.410 47.953 49.207

    - Bangunan 1.031.629 232.286 241.825 263.095 294.423 1.245.510 300.356 307.980 314.196 322.978 330.094

    - Perdagangan Hotel dan Restoran 3.673.985 879.489 899.172 939.087 956.236 4.123.669 979.292 1.008.494 1.043.019 1.092.864 1.110.716

    - Pengangkutan dan Komunikasi 1.473.275 352.177 361.214 375.484 384.400 1.598.822 382.249 392.716 409.808 414.048 409.695

    - Keuangan, Persewaan dan Jasa 1.172.817 282.678 290.388 295.250 304.502 1.265.251 308.798 315.069 321.116 320.268 314.357

    - Jasa 1.598.574 393.196 397.868 402.330 405.179 1.675.370 408.617 416.035 421.418 429.300 433.796

    Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2)

    1.290.820 330.267 379.947 285.237 295.369 859.266 261.826 295.320 302.121 283.939 263.619

    Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5.313.927 1.507.099 1.561.561 872.828 1.372.439 3.119.930 814.244 1.161.680 1.144.006 994.049 860.882

    Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)

    107.610 34.070 16.962 26.040 30.537 137.978 16.689 39.052 82.238 115.056 71.736

    Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107.841 10.440 33.658 24.426 39.317 122.793 41.980 32.722 48.091 47.459 26.274

    Catatan

    1)

    Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

    20122012

    20132013

    4)

    Sejak Januari 2014 terdapat penambahan

    cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari

    sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota

    Jambi dan Muara Bungo

    INDIKATOR

    2)

    Pengklasifikasian komoditi menggunakan

    21 kelompok barang berdasarkan SITC 2

    digit yang berlaku.

    3)

    Pengklasifikasian komoditi dalam statistik

    impor menggunakan SITC 2 digit

    vii

  • b. Perbankan

    2014Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13 Tw.IV-13 Tw.I-13

    PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 23.052.408 23.780.624 24.163.959 24.475.084 26.618.428 27.833.632 28.538.630 28.676.080 29.691.060

    DPK(Rp Juta) 17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194 18.376.298 19.154.658 19.520.974 19.415.015 20.069.436 - Tabungan 8.754.559 9.207.801 9.141.330 10.132.421 9.492.101 9.646.142 10.070.264 3.343.467 3.179.483

    - Giro 3.866.278 3.373.061 3.687.655 3.762.667 3.753.003 4.120.387 3.744.864 11.429.775 10.703.386

    - Deposito 4.634.284 5.030.674 5.088.518 4.050.106 5.131.194 5.388.129 5.705.847 4.641.773 6.186.567

    21.339.606 23.116.929 23.608.285 25.707.902 26.471.507 28.211.297 29.925.232 26.955.932 31.946.454 - Modal Kerja 8.956.344 9.761.212 9.281.782 9.935.402 10.115.811 9.822.930 10.124.382 8.103.793 10.158.229

    - Konsumsi 3.671.188 4.211.014 9.574.000 10.289.952 10.543.228 11.256.968 11.816.000 8.410.345 9.527.809

    - Investasi 8.712.074 9.144.703 4.752.503 5.482.548 5.812.468 7.131.399 7.984.850 10.441.794 12.260.417

    - Dana 16.867.872 17.236.728 17.075.570 17.799.606 18.732.803 19.527.917 19.916.444 19.898.809 20.473.410

    - LDR 126,51 134,11 138,26 144,43 141,31 144,47 150,25 135,47 156,04

    15.710.619 16.843.087 17.951.066 19.287.676 20.162.558 22.223.927 23.138.260 23.621.083 23.927.298 - Modal Kerja 6.483.171 7.075.722 6.914.923 7.326.502 7.484.277 7.365.449 7.453.703 7.548.969 7.558.597

    - Konsumsi 6.534.233 6.921.191 7.784.459 8.237.555 8.644.788 9.376.743 9.931.771 10.207.932 5.959.299

    - Investasi 2.693.215 2.846.175 3.251.684 3.723.619 4.033.494 5.481.736 5.752.786 5.864.182 10.409.402

    - LDR (%) 91,05 95,64 100,19 107,48 109,72 116,02 118,53 121,66 119,22- NPL Gross (%) 274.616 301.173 319.845 328.384 454.021 473.625 521.247 466.983 492.240

    - NPL Gross nominal 1,75 1,79 1,78 1,70 2,25 1,93 2,25 1,98 2,06

    Kredit MKM (Rp Juta)

    Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3.058.451 3.118.341 3.439.722 3.388.031 3.389.186 3.729.806 3.537.483 3.302.277 3.289.142 - Kredit Modal Kerja 1.171.534 1.266.632 1.464.483 1.464.794 1.498.112 1.313.147 1.309.646 1.260.845 1.317.572

    - Kredit Investasi 203.093 226.438 246.076 265.709 282.423 623.343 608.907 597.628 618.466

    - Kredit Konsumsi 1.683.825 1.625.270 1.729.163 1.657.528 1.608.652 1.793.316 1.618.930 1.443.804 1.353.104

    Kredit Kecil (Rp 50 < x Rp500 juta) (Rp Juta) 7.245.244 8.169.666 8.582.895 9.193.184 9.738.670 10.428.595 11.175.062 11.642.097 11.946.461 - Kredit Modal Kerja 2.100.859 2.324.547 2.014.978 2.084.917 2.147.246 1.827.369 1.887.664 1.914.038 1.895.776

    - Kredit Investasi 824.744 952.979 1.028.456 1.117.634 1.203.160 1.714.598 1.782.084 1.829.234 1.853.755

    - Kredit Konsumsi 4.319.640 4.892.140 5.539.461 5.990.633 6.388.264 6.886.628 7.505.314 7.898.825 8.196.931

    3.153.428 3.252.103 3.368.116 2.588.797 3.874.659 4.259.169 4.451.803 4.563.050 4.488.941 - Kredit Modal Kerja 2.047.667 2.237.132 2.235.693 1.655.435 2.515.038 2.762.995 2.810.877 2.853.406 2.808.005

    - Kredit Investasi 584.976 613.395 654.497 452.035 748.131 831.987 879.018 899.870 876.907

    - Kredit Konsumsi 520.786 401.576 477.927 481.328 611.490 664.187 761.909 809.774 804.029

    Total Kredit MKM (Rp Juta) 13.457.123 14.540.110 15.390.733 15.170.012 17.002.515 18.417.570 19.164.348 19.507.424 19.724.544 NPL MKM gross (%) 1,76 3,85 1,30 2,13 2,45 2,30 2,70 2,31 2,43

    - NPL MKM Gross Nominal 236.264 559.480 200.255 322.875 416.426 423.813 516.557 450.912 480.211

    B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 460.613 534.589 622.101 644.378 685.560 691.959 760.030 739.510 736.730

    DPK (Rp Juta) 349.774 410.115 431.198 481.763 501.520 506.701 551.278 532.417 532.554 - Tabungan (Rp Juta) 63.909 69.101 71.206 80.701 80.242 76.783 81.355 86.236 83.924

    - Deposito (Rp Juta) 285.865 341.013 359.992 401.062 421.278 429.918 469.923 446.181 448.630

    Kredit (Rp Juta) 337.067 410.499 463.125 487.782 520.039 554.233 567.445 545.175 539.956 - Modal Kerja 87.282 102.479 114.570 123.865 127.272 141.934 156.969 172.919 170.820

    - Investasi 73.586 87.528 98.433 95.547 101.531 110.867 111.650 94.718 93.510

    - Konsumsi 176.199 220.492 250.123 268.370 291.236 301.432 298.826 277.538 275.626

    Kredit UMKM (Rp Juta) 160.868 190.007 213.003 219.412 228.803 218.597 233.076 202.844 224.892

    Rasio NPL Gross (%) 4,23 3,69 3,63 2,82 4,37 5,01 5,96 6,30 7,08

    - NPL Gross (Nominal) 14.246 15.131 16.822 13.762 22.726 27.743 33.804 34.367 38.212

    - PPAP 7.257 8.131 8.582 8.560 7.927 11.272 13.653 14.278 15.475

    Rasio NPL Net (%) 2,07 1,71 1,78 1,07 2,85 2,97 3,55 3,68 4,21

    LDR (%) 77,71 83,22 81,00 80,71 80,43 87,12 81,21 84,26 83,65

    TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

    INDIKATORTAHUN 2012 TAHUN 2013

    Kredit Menengah (Rp500 juta < x Rp5 miliar)

    ((Rp Juta)

    Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor

    cabang

    Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)

    viii

  • TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

    c. Sistem Pembayaran

    2014Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

    KliringNilai Kliring (juta Rp) 2.488.938 2.347.560 2.380.495 2.548.121 2.519.686 2.800.410 2.577.906 2.714.032 2.512.180

    Volume Kliring (lembar warkat) 70.971 65.514 62.775 70.972 72.639 76.559 71.104 70.456 68.334

    Cek dan BG KosongLembar 856 1.164 1.150 1.134 1.463 1.811 1.837 1.635 1.505

    Nominal (juta Rp) 36.225 33.051 40.025 35.192 83.121 64.290 56.120 63.174 57.543

    RTGSRTGS dari Jambi (miliar Rp) 10.339 15.139 15.677 18.270 15.535 19.666 20.189 22.181 19.684

    RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51.804 54.010 29.104 29.431 22.244 22.658 26.876 33.327 22.514

    RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2.653 3.543 3.350 4.702 4.032 4.695 7.422 6.521 5.072

    Transaksi TunaiAliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518.106 418.971 805.987 393.685 846.548 1.031.722 1.453.196 810.929 880.393

    Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771.960 1.187.425 1.387.811 1.565.493 1.034.718 1.682.989 2.605.130 2.836.373 1.734.894

    Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253.854) (768.454) (581.824) (1.171.808) (188.170) (651.267) (1.151.935) (2.025.444) (854.501)

    Uraian2012 2013

    ix

  • Halaman ini sengaja dikosongkan.

    This page is intentionally blank.

  • 1

    RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

    I. Ekonomi Makro Regional

    Perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh sebesar 8,37% (yoy),

    meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar

    6,93% (yoy), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,21% (yoy).

    Namun demikian, secara triwulanan perekonomian Jambi pada triwulan I-2014

    tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 1,94% (qtq) menjadi

    0,46% (qtq).

    Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp23,39

    triliun atau 0,96% dari perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun). Struktur

    perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 menunjukkan bahwa sektor primer

    masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,20%, diikuti

    sektor jasa-jasa (tersier) 37,38% dan sektor sekunder sebesar 17,42%.

    Dari sisi permintaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya

    disebabkan oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33% (qtq) dan konsumsi

    lembaga swasta nirlaba sebesar 15,05% (qtq). Sementara itu, pengeluaran

    konsumsi pemerintah pada triwulan laporan menunjukkan adanya perlambatan

    yang cukup signnifikan sebesar -19,48% (qtq) sejalan dengan masih banyaknya

    proyek pemerintah yang berada dalam tahap pengadaan (belum memasuki tahap

    pembayaran).

    Dari sisi penawaran, masih tingginya pertumbuhan sektor listrik, air, dan

    gas, sektor industri pengolahan, serta sektor bangunan masing-masing sebesar

    2,61% (qtq), 2,22% (qtq) dan 2,20% (qtq), menjadi pendorong pertumbuhan

    perekonomian Jambi. Namun demikian, sektor pertambangan dan penggalian

    yang tumbuh negatif sebesar -4,69% (qtq) menyebabkan tingkat pertumbuhan

    Jambi pada triwulan laporan menjadi relatif terbatas.

    II. Inflasi

    Pada triwulan I-2014, inflasi kota Jambi tercatat 7,51%(yoy), menurun

    dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74%), namun lebih tinggi dari inflasi

    nasional (7,32%) dan rata-rata inflasi triwulan I dalam tiga tahun terakhir (5,85%).

    Perekonomian Provinsi

    Jambi triwulan I- 2014

    mengalami peningkatan

    yaitu dari 6,93 (yoy)

    menjadi 8,37% (yoy)....

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANI I-2014

    2

    Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 6,28% (yoy) dan berada di bawah

    inflasi nasional1

    .

    Faktor utama meningkatnya inflasi kota Jambi disebabkan oleh

    meningkatnya inflasi administered prices sebesar 19,13% (yoy), sementara inflasi

    inti dan volatile foods tercatat masing-masing sebesar 4,18% (yoy) dan 3,86%

    (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya

    tarif angkutan udara sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 2 Tahun 2014

    tentang Besaran Biaya Tambahan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi

    Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang diberlakukan per tanggal 1

    Maret 2014, serta meningkatnya harga elpiji ukuran 12 kg sesuai kebijakan yang

    diberlakukan oleh Pertamina2

    .

    Perkembangan harga di kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar

    1,00%, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,04%).

    Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Januari, Februari, dan Maret

    2014 masing-masing sebesar 1,56%, -0,78% dan 0,22%. Sementara itu,

    perkembangan harga di Bungo tercatat sebesar 1,26%, sedikit lebih tinggi

    dibandingkan kota Jambi dengan pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada

    bulan Januari, Februari, dan Maret 2014 masing-masing sebesar 1,11%, 0,51%

    dan -0,35%.

    III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

    Kinerja perbankan pada triwulan I-2014 secara umum menunjukkan

    peningkatan, baik dari sisi aset, dana pihak ketiga maupun penyaluran kredit.

    Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor turun sebesar

    244 bps menjadi 119,22%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar

    Rp29,69triliun. Outstanding kredit bank umum meningkat Rp306,22 miliar

    (1,30%) menjadi Rp23,93 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) meningkat

    Rp654,42 miliar (3,37%) menjadi Rp20,07 triliun. Kualitas kredit yang diberikan

    masih relatif terjaga tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank

    umum yaitu sebesar 2,06% yang masih di bawah ketentuan 5%, meskipun sedikit

    menurun (memburuk) dibandingkan triwulan sebelumnya (1,98%).

    1

    Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari

    sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari

    66 kota menjadi 82 kota. 2

    Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

    Pada triwulan I-2014,

    Kota Jambi mengalami

    inflasi sebesar 7,51%

    (yoy) dan Kota Bungo

    6,28% (yoy)..........

    Kinerja perbankan

    meningkat ditandai

    dengan meningkatnya

    jumlah aset,

    penyaluran kredit dan

    penghimpunan

    dana....

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    TRIWULAN I-2014 I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    3

    Pada periode triwulan I-2014, aktivitas pembayaran mengalami penurunan

    yang tercermin dari menurunnya transaksi kas dan nilai kliring serta RTGS

    dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia

    Jambi mencapai Rp880,39 miliar (meningkat 8,57%) sementara aliran kas keluar

    mencapai Rp1,73 triliun (menurun 38,83%) dibandingkan triwulan sebelumnya.

    Meskipun pada triwulan laporan aliran kas keluar mengalami penurunan dan

    aliran kas masuk mengalami peningkatan, Jambi tetap mengalami net outflow

    sebesar Rp854,50 miliar atau turun sebesar 57,51% (qtq) dibandingkan triwulan

    IV-2013.

    Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring turun sebesar 7,44%

    dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,51 triliun. Nilai RTGS dari, ke,

    serta dari dan ke Jambi mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya,

    masing-masing sebesar 11,26%, 32,45%, dan 22,22%.

    IV. Keuangan Pemerintah Daerah

    Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan I

    tahun 2014 mencapai Rp343,97 miliar (terealisasi sebesar 11,53% dari APBD

    2014), sementara itu realisasi belanja sebesar Rp45,87 triliun (baru terealisasi

    1,40%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, nilai realisasi tersebut jauh lebih

    rendah, masing-masing turun sebesar 50,55% dan 87,27%.

    V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

    Pada bulan Februari 2014, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu

    dari 1,56 juta orang di Februari 2013 menjadi 1,53 juta orang di Februari 2014.

    Jumlah pengangguran juga menunjukkan penurunan menjadi 39,27 ribu orang

    dibandingkan Februari 2013 (45,80 ribu). Kondisi serupa juga dialami tingkat

    pengangguran terbuka yang turun menjadi 2,50% dari 2,86%. Nilai Tukar Petani

    (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan

    sebelumnya yaitu menjadi 98,17 dari 97,21pada triwulan lalu.

    VI.Prospek Perekonomian

    Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

    Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,8%-2,3%(qtq),

    tumbuh lebih tinggi dari triwulan laporan (0,46%). Sementara itu, pertumbuhan

    ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan meningkat yaitu pada kisaran 7,2%

    7,7%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan laporan yang tumbuh 8,37%

    Aktivitas pembayaran

    mengalami penurunan

    yang tercermin dari

    menurunnya transaksi

    kas dan nilai kliring

    dibandingkan periode

    yang sama tahun lalu.....

    Realisasi pendapatan

    triwulan I -2014

    mencapai 11,53%

    dari APBD sementara

    realisasi belanja

    mencapai 1,40%...

    Jumlah pengangguran

    Februari 2014 menurun..

    Sementara Nilai Tukar

    Petani (NTP) mengalami

    peningkatan

    Laju pertumbuhan PDRB

    triwulan II-2014

    diperkirakan berkisar 7,2

    7,7% (yoy).....

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANI I-2014

    4

    (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan berada

    pada kisaran 7,3%-7,8%.

    Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian

    di triwulan mendatang. Adanya momen Pemilu Presiden dan bulan puasa

    diperkirakan akan berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat pada

    triwulan mendatang. Selain mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga,

    pelaksanaan Pemilu Presiden juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi

    pemerintah sehingga akan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi. Membaiknya

    harga komoditas di pasar global, khususnya CPO, diperkirakan berimbas pada

    membaiknya pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan konsumsi

    rumah tangga.

    Inflasi pada triwulan II-2014 diperkirakan akan sedikit lebih rendah

    dibandingkan triwulan I-2014 yaitu berada pada kisaran 6,75%-7,25% (yoy) dari

    sebelumnya 7,51% (yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini utamanya disebabkan

    oleh inflasi administered price dan volatile foods.

    Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

    mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

    Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah, 2) Potensi terjadinya El Nino

    (kekeringan) di Provinsi Jambi meskipun dalam skala rendah, 3) Potensi terjadinya

    kabut asap seiring mulai masuknya musim kemarau yang berpotensi mengganggu

    jalur distribusi barang, serta 4.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih

    terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya

    distribusi dan transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan

    akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan II tahun 2014.

    Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup mampu

    meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras di BULOG

    Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga beras.

    Menyikapi kondisi perekonomian triwulan I 2014 serta proyeksi ekonomi

    triwulan II 2014 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

    1. Penguatan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

    2. Memperkuat Kerjasama Antar Daerah

    3. Pengembangan Sistem Pusat Informasi Harga Pangan Strategis secara

    Berkelanjutan

    4. Program ketahanan pangan (khusunya komoditas penyumbang inflasi

    terbesar)

    5. Penurunan produksi migas

    Inflasi pada triwulan II-

    2014 diperkirakan

    berada pada kisaran

    6,75%-7,25%

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    TRIWULAN I-2014 I KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    5

    6. Peningkatan produksi dan nilai tambah batubara dan mineral lainnya

    7. Menurunnya tren harga karet

    8. Permasalahan distribusi barang

  • Halaman ini sengaja dikosongkan.

    This page is intentionally blank.

  • 5

    BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

    A. Umum

    Perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 tumbuh sebesar 8,37% (yoy),

    meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

    sebesar 6,93% (yoy), serta lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional

    5,21% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan perekonomian Jambi pada

    triwulan I-2014 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari

    1,94% (qtq) menjadi 0,46% (qtq) (Grafik 1.1. dan 1.2.).

    Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

    Dari sisi penggunaan, peningkatan perekonomian Provinsi Jambi utamanya

    disebabkan oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33% (qtq) dan konsumsi

    lembaga swasta nirlaba sebesar 15,05% (qtq). Sementara itu, pengeluaran

    15.1 15.6 16.2 16.516.8

    17.6 18.7 19.6 19.9

    20.83 22.022.9 23.4

    6.5 6.56.5 6.5

    6.3

    6.376.17 6.11 6.02 5.81

    5.62

    5.72

    5.21

    9.048.56 8.74

    7.86

    6.15

    7.15

    7.29

    9.098.36

    8.447.87 6.93

    8.37

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-

    11

    Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-

    12

    Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14

    Sumber: BPS (diolah)

    %

    Output Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi

    Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (qtq)

    4.87 5.01 5.175.32 5.27 5.43 5.58 5.69 5.72

    (0.22)

    2.93 3.28

    2.84

    (0.88)

    3.00 2.74 1.94

    0.46

    1.402.80

    3.21

    -1.45

    1.41

    2.61 2.96

    -1.42

    0.95

    (2.0)

    (1.0)

    -

    1.0

    2.0

    3.0

    4.0

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13 Q IV-13 Q I-14

    %Rp triliun Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan Jambi (aksis kanan) Pertumbuhan Nasional

    Sumber: BPS (diolah)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    6

    konsumsi pemerintah pada triwulan laporan menunjukkan adanya perlambatan

    yang cukup signifikan yaitu sebesar -19,48% (qtq) sejalan dengan masih

    banyaknya proyek pemerintah yang berada dalam tahap pengadaan (belum

    memasuki tahap pembayaran) (Tabel 1.1.).

    Dari sisi lapangan usaha, masih tingginya pertumbuhan sektor listrik, air,

    dan gas, sektor industri pengolahan, serta sektor bangunan masing-masing

    sebesar 2,61% (qtq), 2,22% (qtq) dan 2,20% (qtq), menjadi pendorong

    pertumbuhan perekonomian Jambi (Tabel 1.1.). Namun demikian, sektor

    pertambangan dan penggalian yang tumbuh negatif sebesar -4,69% (qtq)

    menyebabkan tingkat pertumbuhan Jambi pada triwulan laporan menjadi relatif

    terbatas.

    Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output

    Rp23,39 triliun atau 0,96% dari perekonomian Indonesia (Rp2.401,2 triliun).

    Struktur perekonomian Jambi pada triwulan I-2014 menunjukkan bahwa sektor

    primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,20%,

    diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,38% dan sektor sekunder sebesar

    17,42%.

    I II III IV I II III IV QTQ (%) Andil

    Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 0.71 0.53 0.34

    Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 23.75 (19.48) (4.06)

    Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 1.52 15.05 0.10

    Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 3.08 (1.09) (0.20)

    Perubahan Stok 0.54 2.27 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) 5.72 8.39 0.27

    -8.77 11.58 -2.62 11.63 -15.68 14.07 3.17 -7.47 18.33 11.08

    -8.17 8.99 -2.26 9.45 -14.20 10.44 1.86 -2.29 10.45 7.06

    (0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 0.46

    2013 Triwulan I - 20142012

    PDRB

    JENIS PENGELUARAN

    Ekspor

    Impor

    Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)

    I II III IV I II III IV QTQ (%) Andil

    2.38 2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.30 0.67 1.49 0.43

    Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 6.52 7.39 0.73 (4.69) (0.60)

    Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.48 (1.14) 3.28 2.22 0.27

    Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 1.15 2.61 0.02

    1.52 4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 2.80 2.20 0.13

    Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.98 3.42 4.78 1.63 0.31

    Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 4.35 1.03 (1.05) (0.08)

    Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 2.03 1.92 (0.26) (1.85) (0.10)

    0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.82 1.29 1.87 1.05 0.08

    (0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 3.00 2.74 1.94 0.46 0.46

    Triwulan I - 20142012 2013

    Pertanian

    Bangunan

    Jasa-Jasa

    LAPANGAN USAHA

    PDRB

    Sumber: BPS (diolah)

    Sumber: BPS (diolah)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    7

    B.PDRB Sisi Lapangan Usaha

    Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di

    triwulan laporan utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan

    restoran 13,42% (yoy) dan sektor bangunan 9,90% (yoy). Tingginya

    pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tersebut utamanya terjadi

    pada sub sektor perdagangan besar dan eceran (13,96%(yoy)) sejalan dengan

    momen/masa Pemilu Legislatif.

    Sementara itu, pertumbuhan pada sektor bangunan yang cukup

    signifikan utamanya disebabkan oleh peningkatan investasi properti, seperti

    pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta

    berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatan kapasitas bandara dan

    pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.

    Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)

    Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar

    Rp23,39triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian

    sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,74% serta

    sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%. Dengan demikian,

    struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami

    perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).

    I II III IV I II III IV Growth Andil

    6.22 7.72 7.56 8.85 7.61 7.34 7.84 6.87 7.15 2.12

    1.57 1.98 1.68 5.39 (0.16) 1.28 4.48 0.52 9.83 1.18

    6.51 8.16 8.19 8.65 8.86 8.08 2.86 3.34 6.95 0.86

    4.11 4.90 5.97 11.32 11.40 11.27 9.96 4.85 6.35 0.05

    7.54 10.21 17.54 28.68 29.30 27.36 19.42 9.70 9.90 0.56

    10.21 10.30 9.54 9.89 11.35 12.16 11.07 14.29 13.42 2.49

    5.06 6.42 7.91 9.22 8.54 8.72 9.14 7.71 7.18 0.52

    6.64 7.80 7.45 9.28 9.24 8.50 8.76 5.18 1.80 0.11

    4.34 4.32 3.39 3.39 3.92 4.57 4.74 5.95 6.16 0.48

    6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 8.37

    2013 Triwulan I - 20142012

    Pertanian

    Bangunan

    Jasa-Jasa

    PDRB

    LAPANGAN USAHA

    Pertambangan dan Penggalian

    Industri Pengolahan

    Listrik, Air dan Gas

    Perdagangan, Hotel dan Restoran

    Pengangkutan dan Komunikasi

    Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

    Sumber: BPS (diolah)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    8

    Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan I Tahun 2014

    1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

    Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan

    perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 7,15% (yoy) atau

    1,49% (qtq), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (6,87% (yoy)

    atau 0,67% (qtq)). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian tersebut

    disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan serta tanaman

    perkebunan. Cuaca yang kondusif selama triwulan laporan menjadi faktor yang

    mempengaruhi peningkatan kuantitas dan kualitas hasil produksi tanaman bahan

    makanan. Sementara itu, peningkatan produksi tanaman perkebunan disebabkan

    oleh meningkatnya produktivitas dan meningkatnya harga jual komoditas sawit

    sehingga menjadi insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.

    Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar

    1,03% (qtq) atau 9,40% (yoy). Peningkatan produksi tersebut memberikan

    insentif positif bagi petani, hal tersebut tercermin pada peningkatan Nilai Tukar

    Petani (NTP). Rata-rata NTP Triwulan I-2014 dibandingkan NTP Triwulan IV-2013

    naik 720 bps dari 90,94 menjadi 98,14. Meningkatnya NTP tersebut disebabkan

    mulai membaiknya harga jual terutama pada tanaman perkebunan serta insentif

    positif yang diperoleh petani dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Selain faktor

    tersebut, perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP per Desember 2013

    (menggunakan tahun dasar 2012=100) yang dilakukan oleh BPS turut

    memberikan andil dalam peningkatan NTP.

    Pertanian,

    29.55

    Pertambanga

    n dan

    Penggalian,

    15.65Industri

    Pengolahan,

    10.64

    Listrik, gas &

    air, 0.96

    Bangunan,

    5.81

    Perdagangan

    , Hotel dan

    restauran,

    17.74

    Pengangkuta

    n dan

    Komunikasi,

    6.14

    Keuangan,

    Persewaan

    dan Jasa

    Perusahaan,

    5.03

    Jasa-jasa,

    8.46

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    9

    Meskipun NTP triwulan laporan mengalami peningkatan, ketergantungan

    petani hanya pada satu sumber pendapatan saja, menjadi faktor resiko yang

    perlu diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan

    penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan

    mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk

    memulai menjalankan program pertanian terpadu.

    Grafik 1.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

    Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,86

    triliun dengan pangsa 16,48% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan

    positif sebesar 6,09% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi

    perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,17% (qtq) dibandingkan triwulan

    lalu (0,12%(qtq)). Membaiknya harga jual komoditas perkebunan terutama sawit

    mampu memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan sektor perkebunan.

    Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan terus mengalami

    peningkatan yang cukup signifikan sehingga mencapai harga tertinggi selama 3

    (tiga) tahun terakhir. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp2.005,80/kg,

    meningkat 9,83% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi

    sebesar Rp8.724,12/kg atau meningkat 5,61%. Sejalan dengan harga di Jambi,

    harga rata-rata CPO di tingkat internasional, juga menunjukkan perbaikan yakni

    sebesar USD 801,25/metric ton atau meningkat 2,43% dibandingkan triwulan

    sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, harga TBS Jambi saat ini

    meningkat signifikan 49,48%, sejalan dengan harga CPO dunia yang juga

    meningkat sebesar 6,07%.

    85

    90

    95

    100

    105

    110

    115

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

    2013 2014

    Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100

    indeks terima indeks bayar NTP

    Sumber: BPS (diolah)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    10

    Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh

    beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di

    dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit

    (PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS.

    Meskipun harga CPO lokal maupun internasional terus mengalami

    peningkatan, kebijakan anti dumping duties biofuel di Uni Eropa perlu menjadi

    perhatian karena berpotensi menurunkan ekspor CPO ke negara-negara anggota

    Uni Eropa serta berpotensi menurunkan kembali harga CPO internasional.

    Grafik 1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

    Sumber: Disbun Provinsi Jambi

    Berbanding terbalik dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi

    justru mengalami penurunan dari rata-rata Rp23.205/kg menjadi Rp21.176/kg

    (turun8,74%(qtq)). Hal ini sejalan dengan penurunan harga karet di tingkat

    internasional sebesar 16,28% menjadi USD 216,17/cent. Apabila dibandingkan

    0

    2,000

    4,000

    6,000

    8,000

    10,000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

    2012 2013 2014

    Harga (Rp)

    CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

    Grafik 1.6 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

    Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

    -

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    500.00

    -

    5,000

    10,000

    15,000

    20,000

    25,000

    30,000

    35,000

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3

    2012 2013 2014

    USD cent/KgRp/Kg

    Harga Bokar (Rp/kg)

    Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    11

    dengan harga tahun 2013, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai

    16,44% (yoy). Tren menurunnya harga karet internasional serta melimpahnya

    stok karet di pasar global menjadi salah satu faktor penyebab turunnya harga

    bokar tersebut.

    Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 4,85% (yoy), turun

    dibandingkan triwulan lalu (5,58% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor

    kehutanan menunjukkan pertumbuhan relatif stabil dibanding triwulan lalu yaitu

    dari sebesar 4,65% (yoy) menjadi 4,46% (yoy) dan hasil liaison pun menunjukkan

    peningkatan produksi. Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh 7,42% (yoy),

    lebih tinggi dari triwulan lalu (7,34%yoy)).

    2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

    Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output

    perekonomian sebesar Rp4,15 triliun (pangsa 17,74%) yang terdiri atas tiga sub

    yaitu perdagangan besar dan eceran (93,26%), hotel (1,20%) dan restoran

    (5,53%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 13,42% (yoy), dengan andil

    pertumbuhan 2,49% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan

    perdagangan besar dan eceran di Jambi (13,96% (yoy) atau 1,24% (qtq)).

    Maraknya kampanye menjelang Pemilu Legislatif mendorong tumbuhnya sub

    sektor perdagangan tersebut.

    Sementara itu, sub

    sektor hotel menunjukkan

    peningkatan sebesar 1,26%

    (qtq) atau 10,70% (yoy). Sejalan

    dengan pertumbuhan sub sektor

    perdagangan, maraknya

    kegiatan kampanye menjelang

    Pemilu Legislatifdi Provinsi Jambi

    berdampak pada tingginya

    tingkat hunian hotel. Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar

    44,87%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu

    (42,56%). Jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga meningkat

    Grafik 1.7. Tingkat Hunian Hotel

    50,954

    60,511

    54,126 56,688

    50,821

    57,930

    47,293

    58,288 55,338

    72,902

    62,409

    66,748 65,742

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    70,000

    80,000

    Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I

    2011 2012 2013 2014

    Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    12

    signifikan sebesar 18,80% (yoy) menjadi 65.742 orang. Peningkatan jumlah tamu

    menginap terbesar terjadi pada bulan Maret bersamaan dengan masa kampanye

    yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia.

    3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

    Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah

    sebesar Rp3,66 triliun (15,65%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi.

    Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan turun sebesar

    4,69% (qtq). Penurunan itu utamanya disebabkan oleh penurunan produksi yang

    tajam pada sub sektor tanpa migas (9,13% (qtq)) dan sub sektor minyak dan gas

    bumi (4,55% (qtq)).

    Namun secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian

    meningkat cukup signifikan sebesar 9,83% (yoy). Pertumbuhan pada sektor ini

    utamanya didorong oleh peningkatan produksi pertambangan minyak bumi dan

    gas bumi serta penggalian masing-masing tumbuh sebesar 13,00% (yoy) dan

    6,28% (yoy). Sementara itu sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami

    penurunan sebesar 1,71% (yoy). Turunnya produksi pertambangan non migas di

    Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena

    pengaruh melemahnya harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang

    mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai

    turut menjadi penyebab turunnya produksi.

    4. Sektor Industri Pengolahan

    Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap

    perekonomian Jambi sebesar Rp2,49 triliun (10,64%), meningkat sebesar 6,95%

    (yoy), dengan andil pertumbuhan 0,86%. Secara triwulanan, sektor industri

    pengolahan juga mengalami peningkatan sebesar 2,22% (qtq). Industri

    pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp218,63

    miliar (8,78%) serta industri non migas dengan total output Rp2,27 triliun

    (91,22%).

    Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh

    produksi karet yang menunjukkan peningkatan sebesar 4,31% (yoy). Peningkatan

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    13

    produksi karet tersebut sejalan dengan hasil liaison yang dilakukan ke perusahaan

    karet yang menunjukkan peningkatan produksi dan ekspor karet seiring dengan

    kondusifnya cuaca untuk melakukan penyadapan karet selama triwulan I-2014.

    Sedikit berbeda, data indeks produksi BPS menunjukkan secara triwulanan terjadi

    penurunan indeks industri karet dan barang dari karet dan barang dari plastik

    sebesar 1,10% (qtq).

    Berdasarkan data

    Gapkindo (Gabungan

    Pengusaha Karet Indonesia)

    cabang Jambi, produksi karet

    dalam triwulan I 2014

    mencapai 91.329 ton,

    meningkat signifikan sebesar

    20,96% dibandingkan

    triwulan lalu.3

    Namun

    demikian, peningkatan produksi tersebut sedikit tertahan dengan turunnya harga

    karet internasional serta adanya kebijakan Gapkindo untuk menurunkan produksi

    dan ekspor karet sebesar 10% sebagai upaya mendongkrak harga karet.

    Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

    5. Sektor-sektor Lain

    Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 6,35% (yoy)

    dengan sumbangan pertumbuhan 0,05%, lebih tinggi dibandingkan laju

    pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,85%(yoy)). Peningkatan tersebut

    disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing

    sebesar 6,49% (yoy) dan 5,36% (yoy).

    3

    Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

    Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14

    Industri Makanan -8.06 2.09 4.44 8.10 -21.79 17.55 4.05 1.02 7.13 -6.35

    Industri Minuman 0.30 3.80 -1.12 -0.27 -2.75 0.72 9.97 7.68 2.04 -1.09

    Industri Karet dan Barang dari

    Karet dan Barang dari Plastik

    2.25 0.32 4.36 1.15 -1.10 15.49 3.37 2.57 7.73 4.31

    I B S -2.71 1.39 1.70 0.74 -6.57 16.27 9.35 4.58 0.19 -0.76

    Sumber: BPS Provinsi Jambi

    Pertumbuhan

    Jenis Industri q-to-q y-o-y

    Grafik 1.8. Perkembangan Produksi Karet Jambi

    Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

    88,713 85,867

    81,805

    68,679 74,585

    77,418

    76,065

    75,165

    74,563

    94,647 92,488

    75,504

    91,329

    -30

    -20

    -10

    0

    10

    20

    30

    0

    20,000

    40,000

    60,000

    80,000

    100,000

    120,000

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

    2011 2012 2013 2014

    Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    14

    Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya

    jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar

    5,74% (yoy) dan 9,74% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan

    laporan mencapai 341,68 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 568.025

    rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah

    kelompok rumah tangga yang mencapai 521.974 rekening (91,89%) dengan

    konsumsi daya listrik mencapai 227,50 MWH (66,58%).

    Grafik 1.9 Perkembangan Total Pemakaian Listrik

    Grafik 1.10 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

    Sementara itu,

    pemakaian air bersih yang

    dicatat oleh PDAM Tirta

    Mayang menunjukkan

    penurunan di triwulan

    laporan. Rata-rata konsumsi

    air bersih bulanan melalui

    PDAM Kota Jambi pada

    triwulan laporan sebesar 837,29ribu M3

    , sedikit lebih rendah dari tahun lalu

    (852,75 ribu M3

    ).

    Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 7,18% (yoy)

    dengan andil pertumbuhan 0,52%, menurun dibanding pertumbuhan pada

    triwulan sebelumnya (7,71% yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan

    oleh pertumbuhan sektor angkutan sebesar 7,10% (yoy), meskipun relatif

    melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,62% yoy).

    282 301

    328 319 323 337 342 338 342

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    I II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

    KWH (dalam Juta)

    461 483 493

    506 518 530 542 531

    568

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    500

    550

    600

    I II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    ribu

    Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

    Grafik 1.11. Perkembangan Indeks Air Bersih

    861

    872

    858 852

    863

    857 853

    867

    854

    847

    837

    -0.61

    1.33

    -1.64

    -0.68

    1.34

    -0.73 -0.50

    1.69

    -1.49

    -0.90 -1.09

    (3)

    (1)

    1

    3

    5

    800

    820

    840

    860

    880

    900

    Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1

    2012 2013 2014

    Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2014

    ribu M3

    Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    15

    Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara

    Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan yang

    sama tahun lalu. Momen libur imlek dan banyaknya kunjungan juru kampanye

    nasional ke Provinsi Jambi selama masa kampanye Pemilu Legislatif menjadi

    faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut. Jumlah penumpang

    (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 302.240

    orang,meningkat8,18% dari tahun lalu. Secara umum, jumlah penumpang yang

    meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi.

    Sub sektor angkutan laut mengalami penurunan sebesar 2,88% (yoy)

    atau 3,98% (qtq), relatif lebih buruk dibandingkan triwulan lalu yang juga

    mengalami pertumbuhan negatif sebesar -0,02% (yoy). Penurunan tersebut

    sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami

    penurunan dibandingkan triwulan lalu. Pada triwulan I 2014, jumlah kunjungan

    kapal sebanyak 1.064 unit, sementara triwulan lalu sebanyak 1.335 unit. Sejalan

    dengan hal tersebut, jumlah arus barang perdagangan juga turun dari triwulan

    lalu sebesar 1.535,40 kilo ton, menjadi 1.229,92 kilo ton4

    seiring dengan

    penurunan volume impor alat berat.

    4

    Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.

    Grafik 1.12. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan

    Penumpang

    Grafik 1.13. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    200

    I II III IV I II III IV I II III IV I

    2011 2012 2013 2014

    Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

    ribu orang

    Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

    0

    500

    1000

    1500

    I II III IV I II III IV I II III IV I

    2011 2012 2013 2014

    Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

    ton

    Jumlah Bongkar Jumlah Muat

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    16

    Grafik 1.14 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal

    Grafik 1.15 Perkembangan Total Arus Barang

    Sub sektor komunikasi tumbuh 7,96% (yoy) yang didukung oleh

    pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 7,97% (yoy) dan jasa penunjang

    komunikasi sebesar 7,48% (yoy).

    Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

    1,80% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (5,18% yoy).

    Pertumbuhan sektor ini utamanya didukung oleh pertumbuhan sub sektor

    lembaga keuangan tanpa bank dan jasa penunjang keuangan masing-masing

    sebesar 8,08% (yoy) dan 7,17% (yoy). Sementara pertumbuhan sub sektor bank

    yang relatif rendah (1,36% (yoy)) menjadi penahan laju pertumbuhan sektor ini.

    Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 6,16% (yoy), sedikit lebih

    tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (5,95%yoy). Pertumbuhan

    sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintahan umum dan swasta

    masing-masing sebesar 6,12% (yoy) dan 6,34% (yoy). Sektor ini didukung oleh

    sub sektor jasa pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1,69 triliun dan

    diikuti oleh sub sektor swasta sebesar Rp287,92 miliar.

    C. PDRB Sisi Penggunaan

    Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Provinsi

    Jambi utamanya didorong oleh meningkatnya ekspor dan konsumsi lembaga

    swasta nirlaba masing-masing sebesar 28,86% (yoy) dan 22,51% (yoy).

    Berdasarkan strukturnya, 55,74% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi

    rumah tangga, diikuti dengan investasi fisik 18,41% dan konsumsi pemerintah

    15,76%. Pangsa struktur tersebut cenderung mengalami penurunan dari waktu

    ke waktu. Pada tahun 2013, pangsa konsumsi rumah tangga, investasi fisik dan

    konsumsi pemerintah masing-masing sebesar 55,81%, 18,51%, dan 16,82%.

    27.46

    34.69

    76.23

    101.74

    11.92

    -0.51

    -7.58

    7.60

    -30.40

    -15.95

    -1.64

    -2.84

    8.57

    -50

    0

    50

    100

    150

    -

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I

    2011 2012 2013 2014

    persen(%)

    Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

    unit

    Unit Pertumbuhan (yoy)

    -3.28

    25.2039.24

    28.81

    -5.39

    123.60

    88.86

    -31.98

    -17.57

    -56.71

    -45.56

    17.50

    0.69

    -100

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    -

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I

    2011 2012 2013 2014

    persen(%)

    Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

    unit

    Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    17

    Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy)5

    Grafik 1.16. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan I tahun 2014

    6

    1. Pengeluaran Konsumsi

    Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai

    Rp12,87 triliun atau 55,03% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi

    masyarakat Jambi (61,19%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu

    sebesar Rp7,88 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,51%

    (yoy) atau 0,53% (qtq), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan

    sebelumnya (4,43% (yoy)). Tingginya aktivitas perdagangan seiring dengan

    perayaan imlek dan masa kampanye Pemilu Legislatif menyebabkan konsumsi

    masyarakat dapat tumbuh tinggi. Namun, meningkatnya harga barang/jasa

    seiring dengan tingginya laju inflasi paska kenaikan BBM bersubsidi serta tren

    5

    dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika

    bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 6

    Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.

    I II III IV I II III IV Growth Andil

    4.88 5.05 5.29 4.75 4.74 4.60 4.45 4.43 4.51 2.98

    10.55 9.27 5.50 1.52 (0.49) (1.15) (2.55) 19.27 3.43 0.60

    11.72 11.31 6.92 8.05 7.41 7.84 7.73 7.57 22.51 0.15

    13.47 11.87 15.53 19.93 19.75 17.32 11.94 8.42 6.13 1.16

    21.65 19.74 14.49 8.47 11.63 13.25 9.00 7.04 12.13 0.41

    (9.61) (1.14) (9.80) 10.66 2.28 4.56 10.78 (8.17) 28.86 17.28

    (6.34) (0.25) (8.49) 7.07 0.04 1.37 5.64 (5.69) 21.41 14.19

    6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.44 7.87 6.93 8.37 8.37

    Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

    Perubahan Stok

    Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

    Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

    Lembaga Swasta Nirlaba

    Impor

    PDRB

    JENIS PENGELUARAN

    Ekspor

    2012 2013 Triwulan I - 2014

    Konsumsi

    rumah

    tangga ,

    55.03

    Lembaga

    Swasta

    Nirlaba, 0.71

    Konsumsi

    pemerintah ,

    15.76

    PMTDB,

    18.41

    Perubahan

    Stok, 2.78

    Net Impor, -

    7.31

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    18

    menurunnya harga komoditas karet menjadi faktor penahan laju pertumbuhan

    konsumsi masyarakat.

    Kondisi ini juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen pada

    triwulan I-2014 yang mencapai 105,667

    . Angka indeks tingkat konsumsi komoditi

    makanan dan bukan makanan juga masih berada pada level optimis yaitu sebesar

    109.

    Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen

    Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan

    juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan

    sepeda motor meningkat 6,18% (yoy) dari tahun lalu menjadi rata-rata 7.627

    unit/bulan. Meskipun di sisi lainnya penjualan kendaraan roda empat seperti

    sedan, jeep dan minibus mengalami penurunan sebesar 14,47% (yoy) menjadi

    rata-rata 999 unit/bulan. Penurunan penjualan kendaraan bermotor roda empat

    tersebut terjadi karena meningkatnya suku bunga kredit serta adanya kebijakan

    minimum down payment pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun

    lalu. Hal ini sejalan dengan hasil liaison yang menunjukkan penurunan penjualan

    kendaraan roda empat terkait kebijakan minimum down payment tersebut.

    Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat

    sebesar 26,38% (yoy) menjadi sebesar Rp3,84triliun. Pangsa kredit real estate di

    Jambi mencapai 15,07% dari total kredit.

    7

    Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang

    dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan

    indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan

    perkiraan pada triwulan mendatang. Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa

    masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.

    Variabel PembentukTriwulan

    I - 2013

    Triwulan

    II - 2013

    Triwulan

    III - 2013

    Triwulan

    IV - 2013

    Triwulan

    I - 2014

    Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.85 112.21 108.42 104.52

    Pengaruh inflasi terhadap tingkat

    konsumsi 106.87 108.46 109.09 105.24 105.17

    Tingkat konsumsi beberapa komoditi

    makanan dan bukan makanan 100.72 104.16 116.8 106.20 109.00

    Indeks Tendensi Konsumen 102.89 106.70 112.33 107.07 105.66

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    19

    Grafik 1.17. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor

    Grafik 1.18. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

    Grafik 1.19. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

    Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan

    laporan mencapai Rp3,69 triliun. Pengeluaran tersebut meningkat 3,43% dari

    tahun lalu, namun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (-19,48% (qtq)).

    Hal ini sejalan dengan realisasi belanja APBD yang cenderung menumpuk di akhir

    tahun. Realisasi belanja APBD provinsi Jambi Triwulan I 2014 sebesar Rp45,87

    miliar (1,40%), jauh lebih rendah dari posisi yang sama tahun lalu Rp360,29

    miliar (13,58%).

    2. Investasi

    Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang mencerminkan

    nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,30 triliun dengan pangsa 18,41% dari total

    PDRB Jambi, relatif sama dengan pangsanya pada triwulan yang sama tahun

    2013 (18,61%). Investasi mengalami pertumbuhan 6,13% (yoy) dengan andil

    pertumbuhan mencapai 1,16%.

    1,414 1,158

    1,459

    3,264 3,503

    2,902 2,823 3,061 2,996

    -

    1,000

    2,000

    3,000

    4,000

    5,000

    I II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

    unit

    Sedan, Jeep, Minibus

    30,913

    36,299

    27,851

    20,081 21,550 20,421

    25,689

    17,836

    22,882

    -

    10,000

    20,000

    30,000

    40,000

    50,000

    60,000

    70,000

    I II III IV I II III IV I

    2012 2013 2014

    Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

    unit

    SEPEDA MOTOR

    16.52

    5.16

    11.27

    40.30

    40.13

    49.79

    27.1115.44

    16.80 16.04

    33.44

    28.1826.38

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    4,500

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

    2011 2012 2013 2014

    Rp

    Milia

    r Kredit Real Estate Pertumbuhan

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    20

    Namun demikian, secara triwulanan, investasi mengalami penurunan

    dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan kecenderungan tingginya

    realisasi investasi di akhir tahun dan banyaknya proyek investasi yang masih

    dalam tahap pengadaan di awal tahun.

    Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan

    yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah

    ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang

    mencapai 47,75% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil

    Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang

    kondisi bisnis masih cukup baik. Hal ini terlihat dari masih positifnya indeks situasi

    bisnis yaitu sebesar 23,40%8

    . Dari 150 responden yang disurvei, 68,09%

    responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan relatif stabil, sementara

    27,66% menyatakan akan baik dan hanya 4,26% yang menyatakan akan

    memburuk.

    Tabel 1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi

    Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman

    Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)

    sebesar Rp162 miliar. Investasi tersebut meningkat dibandingkan posisi yang

    sama tahun lalu yang realisasinya sebesar Rp 0. Sejalan dengan hal tersebut,

    investasi asing melalui penanaman modal asing (PMA) juga meningkat 48,21%

    dari tahun lalu menjadi USD 24,24 juta. Investasi Jambi sebagian besar

    dialokasikan pada sektor pertanian.

    8 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha

    Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1

    PMA (USD juta) 48.95 96.41 5.34 5.63 16.36 6.11 11.24 0.59 24.24

    PMDN (Rp miliar) 356 228 466 395 - 1,303 288 1,208 162

    2014Keterangan

    2012 2013

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    21

    Grafik 1.20.Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru

    Grafik 1.21.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

    Grafik 1.22. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

    Sementara itu, perubahan stok mengalami pertumbuhan tahunan sebesar

    12,13%, dengan andil sebesar 0,41%.

    3. Perdagangan Eksternal

    Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan I

    2014 mencapai Rp11,40 triliun. Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar

    daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 28,86% (yoy) pada triwulan

    laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor luar negeri sebesar

    65,69%. Berdasarkan tujuannya, komposisi ekspor Jambi terdiri dari ekspor ke

    luar negeri sebesar Rp6,32 triliun (55,43%) serta ekspor ke luar daerah yang

    mencapai Rp5,08 triliun (44,57%). Tingginya ekspor ke luar negeri salah satunya

    disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas dari Provinsi Jambi.

    Impor provinsi Jambi pada triwulan I 2014 mencapai Rp9,69 trliun atau

    lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi

    -100

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    -

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

    2010 2011 2012 2013 2014

    Persen(%)

    Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

    unit

    TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (qtq)

    12.83

    6.65

    46.91

    41.27

    43.25

    33.17

    41.92

    48.91 49.77

    92.60

    76.92

    57.49

    47.75

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    -

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I

    2011 2012 2013 2014

    Rp

    Tri

    liu

    n

    Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)

    11.95

    20.02

    1.84

    (10.45)

    8.80

    10.26 12.36

    37.89

    (4.83)

    12.84

    (1.27)

    41.29

    4.93

    -20

    -10

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    -

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    I II III IV I II III IV I II III IV I

    2011 2012 2013 2014

    (%)

    Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

    KTonKonsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    22

    mengalami net eskpor sebesar Rp1,71 triliun. Impor jambi didominasi oleh impor

    antar daerah yang mencapai Rp8,76 triliun (90,38%) sementara impor luar negeri

    sebesar Rp932,22miliar (9,62%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (dari luar

    daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 21,41% (yoy) pada triwulan

    laporan. Peningkatan impor tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya

    impor luar negeri (310,13% (yoy)) dan impor antar daerah (14,59% (yoy)).

    3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

    Berdasarkan dokumen

    pemberitahuan ekspor barang

    (PEB), ekspor luar negeri Provinsi

    Jambi pada triwulan laporan

    sebesar USD 263,62 juta,

    meningkat 0,69% dari triwulan

    yang sama tahun 2013 (USD

    261,83 juta). Sementara itu,

    impor luar negeri sebesar USD 71,74 juta. Dengan kondisi tersebut, Provinsi

    Jambi mengalami net ekspor sebesar USD191,88 juta.

    Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh

    komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 160,25 juta atau 60,79%

    dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh pulp and paper serta batu bara,

    kokas dan briket masing-masing USD 22,89 juta dan USD 19,19 juta.

    Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk

    primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.

    Di sisi lain, ekspor batu bara tumbuh sebesar 14,49% (yoy) di triwulan

    laporan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya nilai ekspor

    batubara turun 27,80% (qtq). Dari sisi volume, ekspor batubara mengalami

    peningkatan 19,02% (yoy), namun jika dibandingkan dengan triwulan

    sebelumnya, volume ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar 7,59% (qtq).

    Menurunnya permintaan global serta merosotnya harga batubara internasional

    menyebabkan penurunan kegiatan produksi pada perusahaan batubara.

    Grafik 1.23. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

    (dalam satuan juta USD)

    561 550489

    398330

    380

    285 295 262295 302 284 264

    2183

    28 39 34 17 26 31 17 39 82115 72

    539

    467462

    359

    296

    363

    259 265245 256 220 169 192

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Trw I Trw II Trw III Trw

    IV

    Trw I Trw II Trw III Trw

    IV

    Trw I Trw II Trw III Trw

    IV

    Trw I

    2011 2012 2013 2014

    Ekspor Impor Net Ekspor

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    TRIWULAN I-2014 | KAJIANEKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

    23

    Rendahnya kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah

    turut menyebabkan terbatasnya harga jual.

    Selain itu, adanya peraturan mengenai distribusi batu bara di Jambi juga

    menjadi disinsentif bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di

    Jambi. Adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur

    khusus atau jalur sungai membuat margin keuntungan semakin menipis.

    Sementara dari sisi pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga

    relatif rendah sementara biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan jalan angkutan

    relatif lebih tinggi.

    Selanjutnya, nilai ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan

    sebesar 26,46% (yoy) atau 32,50% (qtq) sejalan dengan berkurangnya volume

    ekspor sebesar 56,25% (yoy) atau 48,55% (qtq). Musim kemarau yang terjadi di

    Provinsi Jambi selama triwulan laporan menyebabkan produktivitas kelapa sawit

    menurun sehingga mempengaruhi kinerja ekspor CPO.

    Grafik 1.24. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

    Grafik 1.25. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

    148.90

    77.89

    42.75

    -20.30-41.10

    -30.95-41.71

    -25.77

    -20.72-22.275.92

    -3.87 0.69

    -100

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Trw I Trw II Trw III Trw

    IV

    Trw I Trw II Trw III Trw

    IV

    Trw I Trw II Trw III Trw

    IV

    Trw I

    2011 2012 2013 2014

    Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket

    Fixed Vegetable Oil Crude Rubber

    G. Ekspor

    0

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I

    2011 2012 2013 2014

    Crude Rubber Fixed Vegetable Oil

    Batu Bara, Kokas dan Briket Lainnya

    Pulp dan Paper

    (%) juta USD

    Volume (ton)

  • EKONOMIMAKRO REGIONAL

    KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN I - 2014

    24

    Grafik 1.26. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi

    Grafik 1.27. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

    Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh ne