kejang demam

33
Pemicu Seorang anak laki-laki dibawa orangtuanya ke Puskesmas dengan keluhan kejang dan panas. Panas tiba-tiba tinggi satu hari, 10 jam kemudian timbul kejang sluruh tubuh, lama kejang 10 menit. Pada pemeriksaan : Denyut jantung 120x/menit, pernafasan 18x/menit. Pharinx hiperemik. Kuduk kaku negatif, reaksi meningeal negatif, jantung dan paru normal. Hepar dan lien tidak teraba, anggota gerak baik. Laboratorium : Hb 12g%, HCT 36%, Leukosit 14.000/mm 3 , trombosit 250.000/mm 3 . More Info Saudara perempuan anak tersebut pernah mengalami sakit serupa seperti yang dialami si anak. Pungsi lumbal : cairan otak jernih, mnetes, sedang Nonne (-), Pandy (-), Sel 0/3/mm 3 . Unfamiliar Terms Meningeal Membran yang membungkus otak dan medula spinalis Masalah Kejang dan Panas (kejang 10 menit, suhu : 38,5 0 C ) Pharinx hiperemik Leukosit : 14.000/mm 3 Analisis Masalah Infeksi saluran pernapasan (Pharynx) Leukositosis Suhu Pharinx hiperemik Prubahan zat kimia dalam sel (ion K, Na,Cl)

Upload: xrayx-anderiew-sinaga

Post on 31-Oct-2014

143 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

laporan kejang demam

TRANSCRIPT

Page 1: kejang demam

Pemicu

Seorang anak laki-laki dibawa orangtuanya ke Puskesmas dengan keluhan kejang dan panas. Panas tiba-tiba tinggi satu hari, 10 jam kemudian timbul kejang sluruh tubuh, lama kejang 10 menit. Pada pemeriksaan : Denyut jantung 120x/menit, pernafasan 18x/menit. Pharinx hiperemik. Kuduk kaku negatif, reaksi meningeal negatif, jantung dan paru normal. Hepar dan lien tidak teraba, anggota gerak baik. Laboratorium : Hb 12g%, HCT 36%, Leukosit 14.000/mm3

, trombosit 250.000/mm3.

More Info

Saudara perempuan anak tersebut pernah mengalami sakit serupa seperti yang dialami si anak. Pungsi lumbal : cairan otak jernih, mnetes, sedang Nonne (-), Pandy (-), Sel 0/3/mm3.

Unfamiliar Terms

Meningeal Membran yang membungkus otak dan medula spinalis

Masalah

Kejang dan Panas (kejang 10 menit, suhu : 38,50C )

Pharinx hiperemik

Leukosit : 14.000/mm3

Analisis Masalah

Infeksi saluran pernapasan (Pharynx)

Leukositosis Suhu

Pharinx hiperemik

Prubahan zat kimia dalam sel (ion K, Na,Cl)

Terjadi potensial aksi

Pelepasan muatan listrik di bawa oleh neurotransmiter ke seluruh tubuh.

Kejang

Page 2: kejang demam

Hipotesis

Kejang Demam Sederhana

Learning Issue

1. Anatomi Sistem Saraf Pusat

2. Histologi Sistem Saraf Pusaat

3. Fisiologi Potensial Aksi

4. Differntial Diagnosis KD

5. Kejang Demam

Definisi

Etiologi dan faktor Risiko

Epidemiologi

Klasifikasi

Patofisiologi

Penegakan Diagnosis (Sign & Syntom, Anamnsis, P.Fisik, P.Penunjang)

Penatalaksanaan

Komplikasi

Prognosis

Page 3: kejang demam

Learning Issue 1.Anatomi Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf terdiri dari 2 subdivisi besar yaitu central nervous system (CNS) yang terdiri dari otak dan korda spinalis, dan peripheral nervous system yang terdiri dari jaringan saraf di luar CNS.

Fungsi sistem saraf dapat dibagi menjadi tiga kelompok :

a) Fungsi sensorik : Reseptor sensori mendeteksi stimulan internal seperti peningkatan keasaman darah, dan stimulan eksternal seperti nyeri dan panas. Informasi sensorik ini dibawa menuju otak dan korda spinalis melewati saraf spinal dan cranial.

b) Fungsi integrasi : Sistem saraf memproses informasi sensorik dengan menganalisis dan menyimpannya atau menimbulkan respon terhadap stimulan. Proses ini disebut persepsi. Persepsi terjadi di otak.

c) Fungsi motorik : Setelah informasi sensorik diintegrasi, sistem saraf menghasilkan respons motorik yang tepat dengan mengaktivasi efektor (otot dan kelenjar) melewati saraf kranial dan spinal. Stimulasi yang diterima efektor menyebabkan otot berkontraksi dan kelenjar mengeluarkan sekretnya.

Cranium dilindungi oleh beberapa lapisan Jaringan lunak :

o Skin

o Connective tissue

o Epicranial aponeurosis (Galea Aponeurotica)

o Loose areolar tissue

o Pericranium.

Page 4: kejang demam

Otak dan medulla spinalis dilapisi oleh lapisan selaput yang disebut Meninges. Meninges berfungsi untuk melindungi susunan saraf pusat, dan pembuluh darah, tempat melekatnya sinus venosus, menahan cerebrospinal fluid (CSF), dan memisahkan otak dengan tengkorak. Meninges terdiri atas 3 lapisan :

o Duramater

Meningens terluar yang merupakan gabungan dari dua lapisan selaput yaitu : lapisan bagian dalam (yang berlanjut ke duramater spinal) dan lapisan bagian luar (yang sebetulnya merupakan lapisan periosteum tengkorak)

o Arachnoid

Pada bagian ini terdapat banyak cairan yang komposisinya mirip dengan plasma darah yang disebut Liquor Cerebro Spinalis. Dihasilkan oleh Plexus choroid dan dialirkan melalui sistem ventrikel ke ruang subarachnoid dan diserap kembali melalui villi arachnoid ke Sinus venosus. Berfungsi untuk melindungi otak dan sebagai sumber nutrisi otak.

o Piamater

Lapisan selaput otak yang palin dalam yang langsung berhubungan dengan permukaan jaringan otak serta mengikuti konvolusinya.

Page 5: kejang demam

Otak merupakan bagian utama dalam sistem saraf, otak dapat di bagi atas :

a) CerebrumCerebrum merupakan pusatnya kecerdasan manusia. Ini menyediakan kita kemampuan

membaca, menulis, dan berbicara; mengkalkulasi angka dan mengarang musik; dan untuk mengingat memori, rencana untuk ke depannya, dan membayangkan hal – hal yang belum pernah ada. Hemispherum cerebri kiri dan kanan dipisahkan oleh fissura longitudinalis cerebri. Falx cerebri merupakan suatu perluasan duramater yang berbentuk bulan sabit, menonjol ke dalam fissura longitudinalis cerebri. Enam lobus pada hemispherum cerebri :

1.Lobus frontalis cortex motorik utama

2.Lobus parietalis cortex somatosensorik utama

3.Lobus temporalis cortex pendengaran

4.Lobus occipitalis cortex penglihatan

5.Lobus sentral ( insula/ Reil island)

6.Lobus limbik (Rhinencephalon) olfactorius

Cerebrum terdiri atas :

a. Korteks Cerebri

Korteks serebri merupakan suatu daerah yang berwarna abu – abu yang membentuk pinggiran terluar dari cerebrum. Pada saat perkembangan embrio, ketika ukuran otak bertambah secara cepat, substansi abu – abu dari korteks membesar lebih cepat dibandingkan substansi putih. Sebagai hasilnya, daerah korteks membentuk lipatan – lipatan yang dikenal sebagai gyrus. Di antara dua gyrus terdapat suatu celah. Celah yang paling dalam di antara dua gyrus disebut fissura sedangkan celah yang dangkal di antara dua gyrus disebut sulcus. Hemisfer cerebral dihubungkan oleh korpus kallosum, sebuah pita luas dari substansi putih yang mengandung akson yang menghubungkan kedua hemisfer.

b. Ganglia Basalis

Di dalam tiap hemisfer terdapat tiga nuclei yang disebut Basal ganglia. Mengingat bahwa ganglion adalah kumpulan badan sel di luar CNS. Ganglia basal dibagi menjadi dua jenis yaitu korpus claustrum dan korpus striatum. Korpus striatum terbagi menjadi dua jenis lagi yaitu nukleus kaudatus dan nukelus lentiformis. Nukleus lentiformis dibagi menjadi dua yaitu putamen dan globus pallidus. Fungsi utama dari ganglia basal adalah membantu menginisiasi dan menghentikan pergerakan dari tubuh. Basal ganglia juga berfungsi untuk menekan pergerakan yang tidak diinginkan dan meregulasi otot. Lebih jauh lagi ternyata ganglia basal mempengaruhi banyak aspek dari fungsi cortical, termasuk sensorik, limbik, kognitif, dan linguistik. Kelainan pada basal ganglia dapat memunculkan penyakit parkinson dan skizofrenia.

Page 6: kejang demam

b) DiensefalonDiensefalon merupakan bagian dalam dari Cerebrum yang menghubungkan otak tengah

dengan Hemisfer cerebrum. Diensefalon terdiri atas :

a. Talamus

Thalamus adalah lobus pada substansia gricea otak, terletak pada bagian atas truncus cerebri. Thalamus berperan penting dalam mengatur kesadaran. Nuclei thalamus memiliki hubungan timbal-balik dengan cortex cerebri membentuk jaras thalamo-cortico-thalamic yang berhubungan dengan kesadaran lebih dikenal sebagai “Gerbang Kesadaran”. Seluruh sisrem motorik dan sensorik juga berhubungan dengan thalamus, kecuali fungsi penciuman.

Page 7: kejang demam

b. Hipotalamus

Terletak di bawah thalamus dan membentuk lantai serta bagian dinding inferior lateral dari ventriculus tertius. Bagian-bagian hipothalamus:

a. Corpus mammilaris

b. Tuber cinereum

c. Infundibulum

d. Chiasma opticum

Bagian bawah infundibulum berlanjut sebagai lobus neuralis hipophyse.

c) Batang OtakBatang otak adalah pangkal otak yang menyampaikan pesan – pesan antara medula

spinalis dan otak. Batang otak berhubungan dengan diensefalon di atasnya dan medula spinalis di bawahnya. Batang otak terdiri atas :

Page 8: kejang demam

a. Otak tengah (Mesencephalon)Mesencephalon merupakan bagian otak yang pendek dan terletak diantara

pons dan hemispherum cerebri. Bagian anterior dari mesensefalon terdiri dari sekumpulan akson yang disebut pedunculus cerebrallis (crus cerebri). Pedunculus cerebrallis terdiri atas akson - akson dari traktus corticospinal, corticobulbar, dan corticopontine; yang menghantarkan impuls dari area motorik korteks cerebri ke korda spinalis, pons, dan batang otak.

Bagian posterior dari mesensefalon disebut sebagai tectum. Tectum terdiri atas 2 superior colliculi dan 2 inferior colliculi yang merupakan pusat refleks seperti melihat gerakan kendaraan di jalan. Pada bagian tengah mesensefalon terdapat aquaductus silvii yang membaginya menjadi dua bagian yaitu dorsal dan ventral. Pada bagian dorsal terdapat corpora quadrigemina, tectum, dan pedunculus cerebrallis superior (brachium conjunctivum) sedangkan pada bagian ventral terdiri atas pedunculus cerebrallis medial (crus cerebri). Mesencephalon dilewati oleh beberapa serabut saraf (tractus):

o Tractus corticospinalis 3/5 basis

o Tractus prontopontinus 1/5 medial

o Tractus temporopontinus 1/5 lateral

o Serabut corticobulbaris bersamaan Tr. Corticospinalis

b. PONS

Pons terletak di atas dari medula oblongata dan di depan cerebelum. Pons berfungsi sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan bagian – bagian yang berbeda dari otak. Kemampuan ini didukung oleh sekumpulan akson. Seperti medula oblongata, pons terdiri atas nuclei, traktus sensorik, dan traktus motorik.PONS memiliki beberapa bagian,yaitu :

a. Struktur eksterna :

1. DORSAL : Tertutup oleh Cerebellum, membentuk lantai dari Ventrikel IV

2. VENTRAL : Sulcus mediana anterior (Sulcus basilaris); terdapat a.basilaris. Dari sisi ventrolateral keluar N.V dekat pertemuan antara Pons dengan Brachium Pontis (pedunculus cerebellaris medius).

Page 9: kejang demam

b. Struktur interna :

1. Tegmentum pontis bagian dorsal, lanjutan langsung Medulla oblongata

2. Pars basilaris bagian ventral Dibentuk oleh:

1. Serabut longitudinal (Tr.Corticospinalis, Tr.Corticobulbaris, Tr.Corticopontines)

2. Serabut Transversal yg menuju ke Cerebellum lewat Brachium pontis

3. Nuclei pontines

c. Medula oblongata

Medula oblongota merupakan bagian inferior dari batang otak. Substansi alba dari medula oblongata terdiri atas semua traktus sensorik maupun motorik yang memanjang antara korda spinalis dan otak. Sebagian substansi alba membentuk tonjolan di bagian anterior medula oblongata yang disebut pyramid. Pyramid tersusun atas traktus corticospinal yang berasal dari cerebrum menuju korda spinalis. Traktus corticospinal mengendalikan pergerakan sadar dari anggota gerak dan batang tubuh. Sebagian besar traktus corticospinal menyeberang dan sebagian kecil tidak. Bentukan ini disebut decussation of pyramid.

Tepat di samping setiap pyramid terdapat sebuah tonjolan oval yang disebut olive. Di dalam olive terdapat inferior olivary nucleus, yang menerima impuls dari korteks cerebri, nucleus rubra, dan korda spinalis. Neuron inferior olivary nucleus kemudian menjulur hingga cerebelum dan mempengaruhi neuron cerebelum untuk menstimulasi penyesuaian aktivitas otot. Medula oblongata banyak sekali mengandung nuclei. Pada bagian posterior terdapat nucleus cuneatus dan gracilis yang bersinaps dengan fasiculus cuneatus dan gracilis. Selain itu, di medula juga terdapat nuclei yang merupakan komponen jalur sensorik dari pengecapan, pendengaran, dan keseimbangan. Terakhir, medula terdiri atas nuclei saraf kranial VII – XII.

d) CerebelumCerebelum terletak di fossa cranial posterior dan melekat di batang otak melalui

pedunculus cerebralis. Cerebelum juga merupakan atap dari ventrikel 4 sehingga disebut velum medullaris. Ada 3 pasang pedunculus cerebelli yang tersusun dari serabut yang masuk dan keluar dari cerebellum, yaitu:

1. Pedunculus cerebellaris superior (brachium conjunctivum) yang terdiri atas akson dari cerebelum menuju ke nuclei rubra atau thalamus.

2. Pedunculus cerebellaris medius (brachium pontis) yang terdiri atas akson yang membawa impuls dari nuclei pontis ke cerebelum.

3. Pedunculus cerebellaris inferior (corpus restiformis) terdiri atas akson yang membawa informasi dari propioreseptor, vestibular, inferior olive nucleus, dan vestibular nuclei. Selain itu, pada pedunculus ini juga terdapat akson yang membawa impuls dari cerebelum menuju formasi retikular.

Page 10: kejang demam

Terdapat tiga lobus pada serebelum yaitu lobus anterior, posterior, dan flocculonodular. Lobus flocculonodularis (archicerebellum) terdiri atas sepasang flocculus (flocculi) yang merupakan suatu penonjolan kecil pada daerah postero-inferior dan nodulus yang berada pada bagian inferior vermis.. Fungsi lobus ini adalah menerima serabut-serabut proyeksi dari nukleus vestibularis. Kedua, Lobus anterior (paleocerebellum) berukuran sederhana dan letaknya di depan fissura prima. Fungsinya adalah menerima input dari traktus spinocerebellaris. Ketiga, Lobus posterior (neocerebellum) merupakan lobus terbesar dan terletak antara dua lobus diatas. Fungsinya adalah menerima serabut-serabut proyeksi dari hemisfer cerebri.

Cerebellum dibagi menjadi dua massa lateral yang disebut hemisfer cerebelli. Kedua hemisfer ini dihubungkan oleh vermis. Setiap hemisfer cerebelli dibagi menjadi tiga regio:

1. Regio vermis dengan nucleus fastigius 2. Regio paravermal dengan nucleus interpose (nucleus globosus dan emboliformis)3. Regio lateral dengan nucleus dentatus.

Pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak :

o Arteri Carotis Interna

o Arteri vertebralis

Kedua pembuluh tersebut akan bertemu dan membentuk satu muara yaitu Circlulus Willisii (Circulus arteriosus Willisii) bersama dengan ketiga arteri lainnya (arteri cerebri anterior, arteri cerebri media, dan arteri cerebri posterior).

Page 11: kejang demam

e) CerebelumMedulla spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem

saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi utama medulla spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara periferi dan otak.Medulla Spinalis merupakan bagian dari Susunan Syaraf Pusat. Terbentang dari foramenmagnum sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang dibawah cornu terminalis serabut-serabut bukan syaraf yang disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang syaraf spinal: 8 pasang syaraf servikal, 12 Pasang syaraf Torakal, 5 Pasang syaraf Lumbal, 5 Pasang syaraf Sacral dan 1 pasang syaraf coxigeal. Akar syaraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan syaraf keluar melalui Intervertebral foramina. Syaraf Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.

Struktur Internal terdapat substansi abu-abu dan substansi putih. Substansi Abu-abu membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure dan median septum yang disebut dengan posterior median septum. Keluar dari medula spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari syaraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrit dan neuron efferen, akson tak bermyelin, syaraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu: anterior, posterior dan comissura abu-abu. Bagian Posterior sebagai input/afferent, anterior sebagai Output/efferent, comissura abu-abu untuk refleks silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat syaraf bermyelin.

Page 12: kejang demam
Page 13: kejang demam

Learning Issue 2.Histologi Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat, selanjutnya disebut SSP, terdiri atas otak dan medula spinalis. Keduanya tersusun atas substansi putih (substansia alba) dan substansi abu-abu (substansia grisea). Perbedaan ini terjadi akibat komposisi penyusun substansia alba yakni akson bermielin; dan substansia grisea yakni perikarion (soma, badan) sel saraf, dendrit, serta akson tak bermielin.

a. Cerebrum

Otak besar tersusun atas dua belahan (cerebral hemisphere) kiri dan kanan. Di bagian tepi luar (korteks) terdapat substansia grisea, lalu semakin ke dalam dibatasi dengan substansia alba, dan di bagian paling dalam terdapat nukelus yang merupakan substansia grisea. Lapisan yang menyusun otak besar berlekuk-lekuk, membentuk struktur sulkus dan girus. Lapisan ini jika ditinjau secara mikroskopik akan terlihat bahwa tersusun atas enam lapisan, yakni:

1. Lapisan molekular, merupakan lapisan terluar dan terletak tepat di bawah lapisan pia. Terdapat sel horizontal (cajal) yang pipih dengan denrit dan akson yang berkontak dengan sel-sel di lapisan bawahnya (sel piramid, sel stelatte).

2. Lapisan granular luar, sebagian besar terdiri atas sel saraf kecil segitiga(piramid) yang dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan aksonnya ke lapisan di bawahnya; sel granula (stelatte) dan sel-sel neuroglia.

3. Lapisan piramid luar, terdapat sel piramid yang berukuran besar (semakin besar dari luar ke dalam). Dendrit mengarah ke lapisan molekular; akson mengarah ke substansia alba.

4. Lapisan granular dalam, merupakan lapisan tipis yang banyak mengandung sel-sel granul (stellate), piramidal, dan neuroglia. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling padat.

5. Lapisan piramidal dalam, suatu lapisan yang paling jarang, banyak mengandung sel-sel piramid besar dan sedang, selain sel stelatte dan Martinotti. Sel Martinotti adalah sel saraf multipolar yang kecil, dendritnya mengarah ke lapisan atas dan aksonnya ke lateral.

6. Lapisan sel multiform, adalah lapis terdalam dan berbatasan dengan substansia alba, dengan varian sel yang banyak (termasuk terdapat sel Martinotti) dan sel fusiform.

Nukelus (nucleus; nuclei: jamak) merupakan kumpulan dari perikarion neuron yang terdapat di dalam SSP (bdk: ganglion di SST). Misal: basal nuclei. Di substansia alba cerebrum terdapat banyak serat-serat yang menghubungkan berbagai daerah korteks dalam hemisfer yang sama (asosiasi); menghubungkan antarhemisfer (komisura); dan menghubungkan ke nukleus di bawahnya (proyeksi).

Page 14: kejang demam

b.Cerebelum

Serebelum juga tersusun atas substansia grisea yang terletak di tepi (dinamakan korteks serebeli). Korteks serebeli tersusun atas tiga lapisan:

1. Lapisan molekular, lapisan terluar dan langsung terletak di bawah lapisan pia dan sedikit mengandung sel saraf kecil, serat saraf tak bermielin, sel stelata, dan dendrit sel Purkinje dari lapisan di bawahnya.

2. Lapisan Purkinje, disebut lapisan ganglioner, banyak sel-sel Purkinje yang besar dan berbentuk seperti botol dan khas untuk serebelum. Dendritnya bercabang dan memasuki lapisan molekular, sementara akson termielinasi menembus substansia alba.

3. Lapisan granular, lapisan terdalam dan tersusun atas sel-sel kecil dengan 3-6 dendrit naik ke lapisan molekular dan terbagi atas 2 cabang lateral.

Page 15: kejang demam

c. Medula spinalis

Bagian luar medula spinalis merupakan substansia alba, sementara bagian dalamnya merupakan substansia grisea, dengan bentuk menyerupai huruf H atau kupu-kupu. Di bagian tengah substansia grisea terdapat kanal yang dinamakan kanalis sentralis.Substansia alba berisi akson-akson yang merupakan jaras-jaras baik sensorik maupun motorik yang meneruskan impuls saraf dari/atau otak dan organ-organ perifer. Fasikulus-fasikulus jaras sensorik dan motorik terkelompokkan menjadi funikulus. Di medula spinalis dapat ditemukan funikulus dorsal, ventral, dan lateral.Substansia grisea mengandung perikarion dan banyak ditemukan sinaps neuron. Wilayah ini dapat dikelompokkan menjadi tiga :

Kornu anterior (ventral) adalah bagian sayap yang gemuk dan banyak mengandung sel-sel motorik multipolar yang berbentuk poligonal. Kornu posterior (dorsal) adalah bagian sayap yang lebih kecil dan banyak ditemui sinaps dari saraf aferen, serta interneuron.Kanalis sentralis merupakan saluran yang berhubungan dengan ventrikel keempat otak, yang dilapisi oleh sel-sel ependimal.

Page 16: kejang demam
Page 17: kejang demam

Learning Issue 3.Fisiologi potensial aksi

MEKANISME POTENSIAL AKSI

Perbedaan konsentrasi realatif kation dan anion pada sisi yang berseberangan pada

membran plasma menyebabkan sisi sitoplasmik membran bermuatan negatif dibandingkan

sisi ekstraseluler. Perbedaan muatan ini disebut potensial membran. Neuron memiliki

saluran ion bergerbang gated ion channel) yang memungkinkan sel mengubah potensial

membrannya. Neuron dapat dihiperpolarisasikan dengan stimulus yang membuka saluran

Kalium dan didepolarisasikan penurunan gradient listrik0 oleh stimulus yang membuka

saluran Natrium. Stimulus yang mendepolarisasikan dengan kekuatan memadai akan

mengubah potensial membran ke level kritis yang disebut potensial ambang sehingga

memicu potensial aksi atau impuls saraf.

Potensial aksi adalah peristiwa listrik yang terlokalisir yaitu depolarissai membran

pada titik perangsangan yang spesifik. Potensial aksi tidak bergantung pada kekuatan

stimulus pendepolarisasi. Semakin besar diameter akson semakin cepat penghantaran

potensial aksi karena tahanan arus listrik berbanding terbalik dengan luas penampang

penghantar arus tersebut.

Page 18: kejang demam

Potensial aksi dibangkitkan ketika ion Natrium mengalir ke dalam melintasi

membran. Depolarisasi potensial pertama telah menyebar ke wilayah bersebelahan pada

membran tersebut, mendepolarisasi wilayah ini dan memulai potensial aksi kedua. Pada

lokasi potensial aksi pertama membran mengalami repolarisasi ketika K= mengalir keluar.

Potensial aksi ketiga merambat secara berurutan saat repolarisasi berlangsung. Melalui

mekanisme ini aliran ion lokal menembus membran plasma dan menghasilkan impuls

saarf yang merambat sepanjang akson tersebut.

Saluran ion yang pembukaan gerbangnya diatur oleh voltase yang menghasilkan

potensial aksi hanya berkonsentrasi di sekitar nodus Ranvier. Cairan ekstraseluler juga

berhubungan dengan membran akson namun melompat dari satu nodus ke nodus lain

melewati daerah yang berinsulasi myelin pada membran di antara nodus itu. Mekanisme

ini disebut penghantaran bersalto salvatory conduction.

Learning Issue 4.Differensial diagnosis Kejang Demam

Meningitis Bakterial Breath Holding Spells (serangan nafas terhenti sejenak), jenis sianotik (sianotik

spells) atau jenis pucat (pallid spells)      : didahului oleh tangis yang kuat, disusul menahan nafas saat inspirasi dan anak menjadi lemah, sianosis, tidak sadar dapat diikuti oleh kekakuan seluruh tubuh.

Sinkop Mendadak kehilangan kesadaran karena berkurangnya aliran darah ke otak (refleks

vaskuler/ simpatis abnormal asistole/hipotensi Ensefalitis bses Otak

Page 19: kejang demam

Learning Issue 5.Kejang Demam

a. Definisi

Kejang Demam adalah kejang yang terjadi pada anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun dan berhubungan dengan demam serta tidak didapatkan adanya infeksi ataupun kelainan lain yang jelas di intrakranial.

Kejang Demam adalah kejang disertai demam akibat infeksi ekstrakranial.

b. Etiologi dan faktor resiko

3 faktor utama yang berperan terhadap Kejang Demam :

1. Demam

Panas yang berperan pada Kejang Demam infeksi saluran pernafasan, Pencernaan, roseola infantum, imunisasi.

Derajat demam 75 % : > 39oC , 25 % : > 40 oC

2. Umur

Menurut Living stone, puncak tertinggi 17 – 23 bulan. 85 % Kejnag Demamterjadi sampai umur 4 tahun.

5 – 6 bulan : infeksi Sistem Saraf Pusat

Kejang Demam menetap di atas 6 tahun : Fibrile Sizue Plus

3. Gen

5 % meningkat bila orang tersebut menderita Kejang Demam.

Turunan 1 anak penderita Kejang Demam 10 %

Mode penurunan gen Kejang Demam : Dominant, Recessive, Polygenic.

Page 20: kejang demam

c. Epidemiologi

Diperkirakan 3 % anak – anak dibawah usia 6 tahun pernah menderita Kejang Demam. Anak laki – laki lebih sering terkena dari pada anak perempuan dengan perbandingan 1,4 : 1,0. Menurut Ras kulit putih lebih banyak terkena dari kulit bewarna.

Diberbagai negara insiden dan prevalensi Kejang Demam berbeda – beda. Di Amerika Serikat dan eropa prevalensi Kejang Demam sekitar 2 – 5 %. Di Asia prevalensi meningkat menjadi 2 kali lipat dibandingkan Eropa dan Amerika serikat. Di Jepang kejadian Kejang Demam berkisar 8,3 – 9,9 %. Di kepulauan Mariana (Guam) terjadi 14 %. Angka kematian 0,64 – 0,75 %.

d. Klasifikasi

Klasifikasi Kejang Demam yaitu :

1. Kejang Demam kompleks

Lama kejang > 15 menit

Kejang fokal/Sebelah tubuh

Serangan Kejang lebih satu kali dalam 24 jam

Ada kelainan neurologi pasca demam

2. Kejang Demam Sederhana

Lama kejang < 15 menit

Kejang Demam umum/Kedua belah tubuh

Serangan Kejang sekali pada satu periode demam

Tidak ada kelainan neurologi pasca kejang

3. Kejang Demam Plus

Kejang demam yang ada > umur 6 tahun

Kejang Demam bersamaan dengan epilepsi

Serangan Kejang yang sering > 13 x per tahun

Phenotype Kejang Demam

Mutasi pada channel sodium dan GABA

Page 21: kejang demam

e. Patofisiologi

Inflamasi / Infeksi

suhu tubuh

Metabolisme basal & kebutuhan O2

Glukosa ke otak berkurang

Perubahan konsetrasi dan jenis ion didalam dan diluar sl

Difusi ion Na+ dan K+

Kejang

Durasi pendek Durasi lama

Page 22: kejang demam

Sembuh Apnea

Aktivitas otot O2

Hipoksia Kebutuhan O2

Edema Otak Permeabilitas Hipoxemia

Kerusakan Otak Epilepsi Metabolisme

f. Penegakkan diagnosa

1. Anamnese

Usia Onset Sifat dan durasi kejang Riwayat penyakit keluarga, saudara kandung Kejang :

o Dengan atau tanpa demamo Sebagian atau seluruh tubuho Lama kejango Frekuensi

2. Pemeriksaan fisik

Kesadaran Suhu tubuh Kaku kuduk Pemeriksaan jantung dan paru Pemeriksaan abdomen

Page 23: kejang demam

3. Pemeriksaan neurologi

Biasanya normal

4. Pemeriksaan laboratorium

Darah tepi Elektrolit Kadar gula darah

5. Pemeriksaan Radiologi

X-ray kepala CT-Scan MRI

6. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS)

Usia < 12 bulan : Diharuskan Usia 12 - 18 bulan : Dianjurkan Usia > 18 bulan : Tidak rutin

7. Pemeriksaan Elektro Ensefalografi (EEG)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur aktivitas listrik di otak. Biasanya tidak direkomendasikan, kecuali pada demam yang tidak khas.

g. Penatalaksanaan

1.      Penatalaksanaan saat kejangBiasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang kejang

sudah berhenti.Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau dirumah adalah diazepam rektal, dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,7 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untukanak dengan berat badan lebih dari 10 kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun (lihat gambar 1).

Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulangi lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan intravena waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit.

Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.

Page 24: kejang demam

Dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat intensif untuk diberikan anastesi umum dengan thiopental yang diberikan oleh seorang ahli anastesi. Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demamnya, apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor resikonya.

2.      Pemberian obat pada saat demamPenatalaksanaan jangka panjang termasuk menjelaskan kepada kedua orang tua cirri-ciri serangan yang relativ tidak berbahaya pada kejang demam dan mengajarkan mereka bagaimana mengenali dan menangani serangan yang terjadi di kemudian hari; bagaimana menggunakan antipiretik secara aman dan efektif.a.       AntipiretikKejang demam terjadi pada saat demam, maka tujuan utama pengobatan adalah mencegah demam meningkta. Berikan Paracetamol 10mg/kgBB/hari setiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam. Selain itu juga dapat diberikan kompres air hangat bila suhu lebih dari 39oC dan kompres air biasa bila suhu lebih dari 38oC.b.      AntikonvulsanPemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam atau dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5oC.

3.      Pemberian obat rumatan Yang termasuk dalam jenis obat rumatan yaitu fenobarbital 3-4mg/kgBB/2 dosis, asam valproat 15-40 mg/kgBB dalam 2 atau 3 kali pemberian. Adapun indikasi pemberian obat adalah sebagai berikut: ·         Kejang lebih dari 15 menit·         Ada kelainan neurologiknyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemoparesis, paresis todd, serebral palsy, retradarsi mental, dan hidrosefalus.·         Kejang fokal·         Dipetimbangkan bila:1.      Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam2.      Kejang terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan

4.   Edukasi pada orang tuaKejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang

sebagian orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara diantaranya: (14)

·    Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik

·    Memberitahukan cara penanganan kejang

·    Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali

·   Pemberian obat untuk pencegahan rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.

Page 25: kejang demam

h. Komplikasi dan Prognosis

1. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien Kejang Demam yaitu :

a) Kejang Demam berulang

b) Epilepsi

c) Kelainan neurologis ( IQ rendah)

2. Prognosis

Dengan penanggulan yang tepat & cepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkna kematian.

Kesimpulan

Dari hasil diskusi kelompok 4, kami menyimpulkan bahwa pasien seorang anak laki-laki dibawa orangtuanya ke Puskesmas dengan keluhan kejang dan panas. Panas tiba-tiba tinggi satu hari, 10 jam kemudian timbul kejang sluruh tubuh, lama kejang 10 menit, menderita Kejang Demam Tipe Sederhana. Dapat ditegakkan melalui pemeriksaan Fisik: Denyut jantung 120x/menit, pernafasan 18x/menit. Pharinx hiperemik. Kuduk kaku negatif, reaksi meningeal negatif. Dan pada pemeriksaan laboratorium : Hb 12g%, HCT 36%, Leukosit 14.000/mm3

, trombosit 250.000/mm3. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah

Diberi larutan diazepam per rectal dngan dosis 0,3-0,5mg/kg. Untuk memudahkan: 5 mg untuk BB < 10 kg, 10 mg untuk BB > 10 kg dan dibrikan Antipiretik, dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 – 15 mg/kg/kali diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali, dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.

Daftar Pustaka

1.Tortora, GJ, Derrickson HB. Principles of Anatomy And Physiology volume 1. Ed 12th. Hoboken : John Winley & Sons, 2009.hal 460 – 522.

2. Junqueira LC, Carneiro J. Basic histology text and atlas: 11th edition. New York: McGraw-Hill Medical; 2005

3. Nelson WE, ed. Ilmu kesehatan anak. 15th ed. Alih bahasa. Samik Wahab.Jakarta: EGC, 2000 : (1): 561-3.

4. Alatas, H., Hasan, R., 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 2, FKUI, Jakarta