kecerdasan dalam mencipta karya seni patung realis dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan...

10
Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019 Karsam (Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya) 221 Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan Menggunakan Bahan Baku Akar Kayu Jati (Bonggol Kayu Jati) Karsam Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya Abstract: The purpose of this research is to describe intelligence in creating realist sculpture works using raw materials of teak roots / teak stumps. This is motivated by the large amount of teak root waste that can be used for art work and capable of producing high economic value. But the results of observations made by the author so far, the work of art produced from teak root material is mostly just responded to as is and or made in an unrealistic form. To answer this problem the method used in this research is descriptive qualitative. Data obtained by observation in the field, in-depth observations, through literature and internet sources as well as direct practice writers. The writer as a researcher is an actor in the creation of works of art. The results of this study obtained a description of the smart ways of creating realist sculpture by using teak root / teak wood stumps, namely: smart in choosing raw materials, responding to raw materials, forming globally, forming in detail, the process of patching, drying, and finishing. The expected benefit of the results of this study is that it can help researchers / artists steps in creating realist sculpture works using raw materials of teak roots / teak stumps. Keywords: Intelligent, creative, realist sculpture, teak root (teak hump) 1. Pendahuluan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan penjelasan atau diskripsi (mendiskripsikan) tentang cara cerdas dalam mencipta karya seni patung realis dengan menggunakan bahan akar kayu jati/bonggol kayu jati. Hal ini dilatar belakangi oleh besarnya manfaat akar kayu jati (bonggol kayu jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan yang penulis lakukan selama ini, karya seni yang dihasilkan dari bahan akar kayu jati ini kebanyakan hanya sekedar direspon apa adanya dan atau dibuat dalam bentuk yang tidak realis. Sementara ben- tuknya yang tidak karuan menjadi sulit untuk diwujudkan karya seni dalam wujud realis. Un- tuk mewujudkannya diperlukan kecerdasan seniman, bukan hanya kreatifitas seniman. Kecerdasan ini meliputi cerdas memilih bahan bakunya dan cerdas merespon untuk memu- judkan karya seni dalam bentuk realis. Kayu Jati adalah jenis pohon yang berukuran besar dan berbatang lurus. Pohon jati dapat tumbuh tingginya mencapai 30-40 m. Dalam bahasa Inggris pohon jati disebut dengan nama teak yang berasal dari kata thekku. Nama ilmiah jati adalah Tectona grandis (Lincoln, William dkk. 1989). Di Indonesia bisa dikatakan bahwa kayu jati merupakan kayu kelas satu. Hal ini dikare- nakan kayu jati memiliki keawetan, kekuatan, dan keindahannya serta tahan oleh rayap. Sep- erti yang penulis ketahui selama 51 tahun ini (umur penulis), rumah penulis berbahan kayu jati, sampai hari ini rumah tersebut masih utuh. Kayu jati mempunyai warna bermacam- macam, bagian dalam berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Bagian luar berwarna putih dan kelabu kekuningan (L.f. Awang, S.A. dkk. 2002). Mahfudz dkk. (t.t.) menjelaskan, menurut sifat- sifatnya kayu jati dikelompokan menjadi: a. Jati lengo: sifatnya keras, berat, terasa ha- lus bila diraba dan seperti mengandung minyak. b. Jati sungu: sifatnya padat, berat dan berwarna hitam. c. Jati werut: sifatnya serat berombak dan keras. d. Jati doreng: sifatnya keras, warna loreng- loreng hitam menyala, dan sangat indah. e. Jati kembang: sifatnya agak lunak dan rin- gan.

Upload: others

Post on 06-Jan-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Karsam (Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya)

221

Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis

Dengan Menggunakan Bahan Baku Akar Kayu Jati (Bonggol Kayu Jati)

Karsam Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya

Abstract:

The purpose of this research is to describe intelligence in creating realist sculpture works using

raw materials of teak roots / teak stumps. This is motivated by the large amount of teak root

waste that can be used for art work and capable of producing high economic value. But the results

of observations made by the author so far, the work of art produced from teak root material is

mostly just responded to as is and or made in an unrealistic form. To answer this problem the

method used in this research is descriptive qualitative. Data obtained by observation in the field,

in-depth observations, through literature and internet sources as well as direct practice writers.

The writer as a researcher is an actor in the creation of works of art. The results of this study

obtained a description of the smart ways of creating realist sculpture by using teak root / teak

wood stumps, namely: smart in choosing raw materials, responding to raw materials, forming

globally, forming in detail, the process of patching, drying, and finishing. The expected benefit

of the results of this study is that it can help researchers / artists steps in creating realist sculpture

works using raw materials of teak roots / teak stumps.

Keywords: Intelligent, creative, realist sculpture, teak root (teak hump)

1. Pendahuluan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah menghasilkan penjelasan atau diskripsi

(mendiskripsikan) tentang cara cerdas dalam

mencipta karya seni patung realis dengan

menggunakan bahan akar kayu jati/bonggol

kayu jati. Hal ini dilatar belakangi oleh

besarnya manfaat akar kayu jati (bonggol kayu

jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan

mampu menghasilkan nilai ekonomi yang

tinggi. Namun hasil pengamatan yang penulis

lakukan selama ini, karya seni yang dihasilkan

dari bahan akar kayu jati ini kebanyakan hanya

sekedar direspon apa adanya dan atau dibuat

dalam bentuk yang tidak realis. Sementara ben-

tuknya yang tidak karuan menjadi sulit untuk

diwujudkan karya seni dalam wujud realis. Un-

tuk mewujudkannya diperlukan kecerdasan

seniman, bukan hanya kreatifitas seniman.

Kecerdasan ini meliputi cerdas memilih bahan

bakunya dan cerdas merespon untuk memu-

judkan karya seni dalam bentuk realis.

Kayu Jati adalah jenis pohon yang berukuran

besar dan berbatang lurus. Pohon jati dapat

tumbuh tingginya mencapai 30-40 m. Dalam

bahasa Inggris pohon jati disebut dengan

nama teak yang berasal dari kata thekku. Nama

ilmiah jati adalah Tectona grandis (Lincoln,

William dkk. 1989).

Di Indonesia bisa dikatakan bahwa kayu jati

merupakan kayu kelas satu. Hal ini dikare-

nakan kayu jati memiliki keawetan, kekuatan,

dan keindahannya serta tahan oleh rayap. Sep-

erti yang penulis ketahui selama 51 tahun ini

(umur penulis), rumah penulis berbahan kayu

jati, sampai hari ini rumah tersebut masih utuh.

Kayu jati mempunyai warna bermacam-

macam, bagian dalam berwarna coklat muda,

coklat kelabu hingga coklat merah tua. Bagian

luar berwarna putih dan kelabu kekuningan

(L.f. Awang, S.A. dkk. 2002).

Mahfudz dkk. (t.t.) menjelaskan, menurut sifat-

sifatnya kayu jati dikelompokan menjadi:

a. Jati lengo: sifatnya keras, berat, terasa ha-

lus bila diraba dan seperti mengandung

minyak.

b. Jati sungu: sifatnya padat, berat dan

berwarna hitam.

c. Jati werut: sifatnya serat berombak dan

keras.

d. Jati doreng: sifatnya keras, warna loreng-

loreng hitam menyala, dan sangat indah.

e. Jati kembang: sifatnya agak lunak dan rin-

gan.

Page 2: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Sebagai Wadah Pendidikan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Semarang

222

f. Jati kapur: sifatnya lunak warna keputih-

putihan, mengandung banyak kapur.

Bagian Kayu Jati dan manfaatnya:

Dalama web https://manfaat.co.id/ dijelaskan

beberapa bagian kayu jati dan manfaatnya,

yaitu:

a. Daun: sebagai pembungkus makanan, teh,

dan minuman.

b. Kulit kayu: pelapis dinding atau tembok

pada rumah.

c. Kayu jati: bisa memproduksi vernis yang

bisa digunakan untuk melapisi perabotan.

d. Rantingnya: sebagai kayu bakar untuk per-

apian dan bahan barak lokomotif uap.

e. Akarnya: dapat dimanfaatkan sebagai

pewarna alami.

Akar kayu jati yang juga disebut sebagai

bonggol ataupun gembol merupakan limbah.

Kata limbah ini merujuk dari pendapat be-

berapa polisi hutan, dikatakan bahwa kayu jati

yang tingginya kurang dari 1 (satu) meter di

atas tanah dan ke bawah sampai akar, merupa-

kan limbah. Kerana limbah maka keluar dari

hutan sampai rumah/pemukiman tidak diper-

lukan surat ijin perjalanan dari perus-

ahaan/perhutani.

Pada umumnya limbah ini digunakan sebagai

bahan kayu bakar untuk memasak. Namun

tidak sedikit orang yang memanfaatkan akar

kayu jati sebagai karya seni. Gambar 1 akar

kayu jati.

Gambar 1 Akar kayu jati/bonggol

Sumber: koleksi penulis

Dalam mencipta karya seni dengan

menggunakan akar kayu jati memiliki tingkat

kesulitan yang tinggi, jika dibanding dengan

menggunakan batang atau papan kayu jati.

Secara umum dalam mencipta karya seni me-

lalui tahap mendesain atau membuat pola,

sementara akar kayu jati bentuknya tidak

beraturan, sulit dibuat polanya atau desainnya.

Oleh karena itu perlu kecerdasan seniman da-

lam menggunakan akar kayu jati sebagai bahan

penciptaan karya seni patung realis.

Dalam https://kbbi.web.id/cerdas dijelaskan

bahwa cerdas berarti sempurna perkembangan

akal budinya, tajam pikiran, dan sempurna per-

tumbuhan tubuhnya. Sedangkan kecerdasan

bisa diartikan intelektual kecerdasan yang

menuntut pemberdayaan otak, hati, jasmani,

dan pengaktifan manusia untuk berinteraksi

secara fungsional dengan yang lain. Timbangu-

nusa Tumimbang (2015) menjelaskan dalam

mencipta karya seni diperlukan proses berpikir

dari sebuah perenungan dan pengamatan ter-

hadap apa yang disebut subjek persoalan yang

melandasi cara untuk berpikir dan mengolah

persoalan itu menjadi sebuah karya 3D. Oleh

karena itu dalam berkarya seni tidak selalu atau

tidak hanya diperlukan kreativitas akan tetapi

juga kecerdasan.

Dalam https://kbbi.web.id/kreativitas, kreativi-

tas diartikan sebagai kemampuan untuk men-

cipta; daya cipta; atau perihal berkreasi; kekre-

atifan. Menurut Dedi Kurniadi (2019: 313) kre-

ativitas merupakan kemampuan seseorang un-

tuk menghasilkan pekerjaan yang baru dan te-

pat guna.

Sedangkan secara umum pengertian kre-

atif adalah suatu kemampuan yang ada pada in-

dividu atau kelompok yang memungkinkan

mereka untuk melakukan terobosan atau pen-

dekatan-pendekatan tertentu dalam memeca-

hkan masalah dengan cara yang berbeda.

Arti kreatif juga dapat didefinisikan sebagai

kemampuan dalam menciptakan cara-cara baru

atau hal-hal baru yang berbeda dari sesuatu

yang sudah ada sebelumnya.

Secara etimologis, kata “Kreatif” berasal dari

bahasa Inggris yaitu “to create” yang artinya

membuat atau menciptakan. Sehingga arti kre-

atif adalah kemampuan dalam menciptakan

suatu ide dan konsep dalam memecahkan suatu

masalah.

Pada penelitian ini penulis berpendapat bahwa

kata cerdas lebih cenderung digunakan kepada

hal-hal yang bersifat non seni. Kata cerdas

lebih mudah pengukurannya, misalnya orang

dapat menyebutkan 10 angka/bilangan yang

habis dibagi tujuh dalam waktu setengah menit

dengan tepat dan benar.

Sedangkan kata kreatif lebih sering digunakan

untuk bidang seni dan cara mengukurnya lebih

Page 3: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Karsam (Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya)

223

subyektifitas atau lebih diskriptif. Misalnya

ada 10 lukisan. Lukisan mana yang terbaik dan

indikator apa pengukurannya? Tentu saja se-

tiap penilai beda. Perhatikan gambar 2.

Gambar 2. Hasil kreativitas

Sumber: koleksi penulis

Gambar 2 (karya penulis) menunjukkan sebuah

akar kayu jati dibersihkan, tambahkan sedikit

lempengan kemudian difinishing sudah bisa

digunakan sebagai meja, kursi, atau tatakan

bunga. Hasil karya demikian, penulis menga-

takan sebagai hasil kreativitas bukan kecer-

dasan.

Karya tersebut penulis buat tanpa melalui

proses penciptaan dengan pemikiran yang

mendalam, tanpa didasari proses pengukuran

yang mendalam. Penulis hanya memberi sedi-

kit sentuhan kreativitas karya sudah jadi. Hal

ini berbeda dengan gambar 3.

Gambar 3 Patung Harimau dari akar/bonggol kayu jati

Sumber: koleksi penulis

Proses penciptaan pada gambar 3 tidak cukup

hanya kreatif tetapi harus cerdas dalam proses

penciptaanya. Walaupun di atas penulis ka-

takan bahwa kata cerdas biasanya digunakan

untuk istilah non seni. Kecerdasan yang diper-

lukan dalam menciptakan karya pada gambar

3, diantaranya harus cerdas dalam menganalisa

serat kayu. Karena salah memilih atau

mengarahkan serat kayu, maka karya yang

dihasilkan akan mudah patah. Selain itu harus

cerdas dalam menganalisa unsur-unsur seni,

utamanya anatomi, proporsi dan karakternya.

Jika unsur-unsur ini tidak dicapai, maka hasil

yang diperoleh tidak berwujud realis.

Merujuk dari pendapat tersebut di atas, pada

penelitian ini penulis menggunakan kata cer-

das. Hal ini berkaitan dengan penciptaan seni

dengan objek yang dihasilkan dalam wujud re-

alis.

Dalam https://kbbi.web.id/realis dijelaskan

bahwa kata realis berarti orang yang dalam tin-

dakan, cara berpikir, dan sebagainya selalu ber-

pegang atau berdasarkan pernyataan. Se-

dangkan orang realis akan disebut sebagai

orang yang menganut paham realisme.

Penciptaan aliran realisme adalah selalu berpe-

doman dan menggunakan objek yang nyata

tanpa dibuat-buat/asli apa adanya. Pendapat

kaum realis ia memandang bahwa dunia ini

tanpa ilusi. Mereka ingin menciptakan hasil

seni yang asli sesuai dengan kenyataan yang

dilihat oleh mata tanpa dibuat-buat. Apa yang

dilihat itu akan diwujdkan dalam bentuk apa

adanya, tanpa distorsi, idealisasi, maupun pen-

golahan-pengolahan lainnya (https:// www.isi-

dps.ac.id).

Aliran realisme ini salah satunya dianut oleh

cabang seni rupa. Seni rupa adalah seni yang

dapat dinikmati dengan indera penglihatan dan

indera peraba (Karsam, 2019: 334). Salah satu

cabang seni rupa adalah patung.

Patung adalah salah satu wujud seni rupa 3 di-

mensi. Timbangunusa Tumimbang (2015)

menjelaskan bahwa seni patung adalah karya

seni rupa tiga dimensi (3D) hasil dari proses

kreativitas seniman dan hasil pernyataan pen-

galaman artistik yang diekspresikan melalui

bentuk 3D. Selanjutnya Timbangunusa

Tumimbang menjelaskan bahwa karya seni

patung yang ia ciptakan adalah hasil proses

berpikir dari sebuah perenungan dan pengama-

tan terhadap apa yang disebut subjek persoalan

yang melandasi cara untuk berpikir dan men-

golah persoalan itu menjadi sebuah karya 3D.

Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa un-

tuk menciptakan karya seni patung dalam

wujud realis, unsur kreatifitas kurang dominan,

sementara untuk mendapatkan anatomi, pro-

porsi, tektur, karakter sebuah objek sangat di-

perlukan kecerdasan otak.

Page 4: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Sebagai Wadah Pendidikan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Semarang

224

Berdasarkan gayanya patung bisa

dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Patung torso

b. Patung figurative

c. Patung konstruksi

d. Patung abstrak

e. Patung realis

Merujuk dari pengertian realis, maka yang di-

maksud dengan patung realis adalah patung

yang sesuai dengan bentuk objek aslinya.

Mas min dalam https://www.pelajaran.co.id/

menjelaskan berdasarkan jenisnya seni patung

dibedakan menjadi:

a. Zonde Bosse, bentuk patung yang berdiri

sendiri dan terlepas di kanan-kirinya.

b. Relief merupakan bentuk patung yang

menempel pada permukaan dinding.

2. Metode

Dalam penelitian ini metode yang digunakan

adalah diskriptif kualitatif dan eksperimen.

Laporan dipaparkan dalam bentuk diskriptif.

Data-data penelitian diperoleh dengan cara ob-

servasi di lapangan, pengamatan secara men-

dalam, praktik langsung/eksperimen. Pada

penelitian ini peneliti/penulis adalah pelaku

dalam penciptaan karya seni rupa. Data juga

diperoleh melalui literatur dan sumber internet.

Metode praktik langsung/eksperimen dilakukan

untuk mengetahui tingkat kesulitan membuat

karya seni dari akar kayu jati disbading dengan

batangnya ataupun papan kayu jati.

3. Hasil dan Pembahasan

Penelitian Sebelumnya telah dilakukan oleh

Djoko Maruto pada tahun 2015 dengan judul

Penerapan Media Anatomi Dalam Penciptaan

Patung Realis (Kop) Bagi Mahasiswa Pendidi-

kan Seni Rupa Fbs UNY. Dalam penelitian ter-

sebut bertujuan mendiskripsikan penerapan

media anatomi untuk peningkatan kemampuan

mahasiswa Seni Rupa dalam penciptaan seni

patung realis. Hasil penelitian menunjukan

bahwa pembelajaran menggunakan gambar

anatomi, mahasiswa mampu membuat karya

patung dengan anatomi yang benar dan realis

secara mandiri. Penelitian ini mempunyai

makna bahwa betapa pentingnya belajar

anatomi untuk menghasilkan karya patung

yang realis. Dengan kata lain dalam mencip-

takan karya seni patung realis diperlukan

kecerdasan dalam mempelajari anatomi.

Dalam penelitian Djoko Maruto (2015) juga

disebutkan bahwa untuk menghasilkan karya

patung yang realis beberapa hal yang dil-

akukan, yaitu:

a. Cara memilih bahan yang tepat

b. Penggunaan peralatan yang efesien

c. Penguasaan teknik mematung dengan

menggunakan gambar anatomi yang

benar dimulai dari global sampai finishing

Sedangkan dalam penelitian ini penulis akan

meneliti tentang “Kecerdasan Dalam Mencipta

Karya Seni Patung Realis dengan

Menggunakan Bahan Akar Kayu Jati”. Hasil-

nya adalah mendiskripsikan cara cerdas dalam

mencipta karya seni patung realis dengan

menggunakan bahan akar kayu jati.

Bahan yang digunakan penciptaan seni rupa

dalam penelitian ini adalah akar kayu jati atau

bonggol kayu jati. Bagian kayu jati yang

umumnya digunakan penciptaan karya seni,

yaitu:

a. Batang

b. Papan

c. Akar/bonggol

d. Ranting-ranting/dahan

Dari keempat bagian di atas, jika digunakan se-

bagai bahan penciptaan karya seni patung re-

alis memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-

beda. Berkarya seni dengan menggunakan pa-

pan kayu jati bisa dilakukan dengan cara mu-

dah, yaitu dengan membuat desain pada kertas

gambar kemudian dipindah di kertas layangan

selanjutnya ditempelkan pada kayu yang akan

dibuat karya. Untuk menghasilkan gambar

yang sama antara kanan dan kirinya, cukup

dengan cara membalikkan desain yang di ker-

tas layangan. Proses ini menghasilkan relief,

seperti gambar 4 dan gambar 5.

Gambar 4 Ukiran papan kayu jati untuk daun pintu

Sumber: koleksi penulis/ciptaan penulis

Page 5: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Karsam (Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya)

225

Gambar 5 Penulis mengukir daun pintu

Sumber: koleksi penulis

Demikian juga dengan berkarya seni dengan

menggunakan batang kayu jati. Seniman bisa

membuat desainnya atau miniaturnya terlebih

dahulu, baru dibuat pada batang kayu jati. Jika

menggunakan ranting-ranting kayu jati akan

memakan waktu yang panjang proses

pengerjaanya dan kekuatan bahan menjadi

berkurang karena hasil menampal/ meng-

gabungkan dari banyak ranting, seperti gambar

6. Hal ini berbeda dengan membuat karya seni

dengan menggunakan akar kayu jati.

Gambar 6 Patung kuda dari dahan kayu jati

Sumber: https://www.google.com/search?q=patung

+kuda+dari+akar+kayu+jati

Dalam kajian ini telah disebutkan di atas, per-

masalahan yang akan diatasi adalah bagaimana

menciptakan karya seni patung dalam wujud

yang realis dari bahan dasar akar kayu jati. Un-

tuk menjawab permasalahan ini, berikut adalah

langkah-langkah proses penciptaannya.

a. Memilih bahan baku

Dalam proses penciptaan karya seni, pada

umumnya ada 3 hal yang saling berkaitan,

yaitu pemilihan/penggunaan bahan, alat, dan

teknik. Selain itu, secara umum dalam proes

penciptaan akan diawali dengan proses desain.

Secara khusus penciptaan karya seni dengan

menggunakan akar kayu jati bisa dilakukan

dengan pemilihan bahan bakunya terlebih da-

hulu.

Bahan baku yang ada bisa digunakan untuk

karya seni dengan cara menyesuaikan kebu-

tuhan. Yang dimaksud dengan menyesuaikan

kebutuhan adalah bahan itu cocok untuk

patung ukuran berapa? Posenya seperti apa?

Baru kemudian dilakukan sedikit penambahan.

Jika pemilihan bahan baku dilakukan berdasar-

kan desain yang ada, maka akan terjadi kesu-

litan pemilihan bahan. Apalagi pada masa

sekarang ini untuk mencari akar atau bonggol-

nya saja sudah sulit.

Seperti yang disampaikan oleh Heriyanto da-

lam https://beritabojonegoro.com sulitnya

mencari bonggol kayu jati, harus masuk

pedalaman hutan. Kesulitan ini bisa disebab-

kan oleh musim hujan yang berterusan. Apa-

bila musim kemarau juga sulit membawa

bonggol ke luar karena air sungai kering. Bi-

asanya para petani membawa bonggol kayu di-

tarik ikut mengalirnya air sungai,

menggunakan kendaraan lebih sulit lagi. Hal

ini juga penulis alami. Sejak tahun 1986 penu-

lis beserta keluarga memiliki usaha pengolahan

bonggol kayu jati untuk patung, meja, kursi,

dan lain-lain. Pada tahun 2010 hingga sekarang

mengalami kesulitan mencari bahan baku

bonggol kayu jati.

Dari penjelasan di atas, maka diperlukan secara

teliti dalam pemilihan akar kayu jati, khu-

susnya akar kayu jati sebagai bahan untuk di-

jadikan patung realis. Tidak sedikit akar kayu

jati yang berlubang dan bentuk yang tidak

beratur. Oleh karena itu diperlukan ketelitian

dalam memilihnya. Seperti gambar 7 berikut

bentuknya tidak beraturan dan juga berlubang.

Gambar 7 Akar kayu jati

Sumber: koleksi penulis

Page 6: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Sebagai Wadah Pendidikan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Semarang

226

b. Merespon bahan baku

Setelah mendapatkan bahannya, langkah beri-

kutnya adalah merespon bahan yang ada. Ba-

gian mana yang tidak digunakan dibuang atau

dipotong dengan menggunakan alat yang

sesuai, misalnya dipotong dengan

menggunakan gergaji mesin, seperti gambar 8.

Setelah bagian-bagian yang tidak perlu dibu-

ang dilanjutkan dengan pembersihan. Proses

pembersihan ini pertama bisa cukup dengan

menggunakan air biasa dengan cara disemprot

menggunakan selang plastik. Untuk pembersi-

han lebih lanjut bisa dilakukan setelah proses

penciptaan.

Gambar 8 Merespon bahan baku

Sumber: koleksi penulis

c. Membentuk secara global

Setelah bagian-bagian yang tidak diperlukan

dibuang, langkah berikutnya adalah memben-

tuk secara global. Yang dimaksud dengan

membentuk secara global adalah membuat

pola kasar secara menyeluruh. Proses memben-

tuk global ini faktor utama yang harus diper-

hatikan adalah bahan baku yang ada bisa

digunakan figur dengan pose yang seperti apa.

Misalnya ada bahan baku yang sesuai untuk

patung kuda berlari kencang (kuda seperti me-

lompat), maka bahan itu akan menjadi sulit un-

tuk patung kuda posisi berjalan atau berdiri.

Selain itu pada proses membuat global ini

faktor serat kayu juga harus diperhatikan.

Gambar 9 dan 10 adalah proses membuat

global atau mengglobali.

Gambar 9 Membuat bentuk secara global

Sumber: koleksi penulis

Gambar 10 Membuat bentuk secara global

Sumber: koleksi penulis

d. Membentuk secara detail

Setelah bentuk secara global sudah jadi, maka

langkah berikutnya adalah membuat detail dari

figur yang dibuat. Seperti gambar 11. Pada

proses membuat detail ini banyak hal yang ha-

rus diperhatikan. Seperti penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Djoko Maruto (2015), un-

tuk menghasilkan karya realis sangat diper-

lukan penguasaan anatomi figur. Jadi faktor

penting yang harus dikuasai/diperhatikan saat

membuat detailnya, yaitu:

1) Anatominya

Anatomi yang dimaksud adalah struktur

dan organisasi dari keseluruhan tubuh.

Misal anatomi burung Rajawali meliputi

bagian-bagian tubuh, tulang, sayap dan

kuku. Secara detail anatominya harus

sama/nyata seperti bentuk aslinya.

Gambar 11 Membuat bentuk secara detail

Sumber: koleksi penulis

Page 7: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Karsam (Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya)

227

2) Proporsinya

Proporsi adalah perbandingan antara bagian

yang satu dengan bagian lain yang

dipadukan dalam satu kesatuan. Dalam

membuat karya realis proporsi ini wajib di-

perhatikan, jika salah akan menghasilkan

bentuk yang beda. Bermaksud membuat ha-

rimau dewasa menjadi menjadi anak ha-

rimau atau harimau cebol.

Contoh proporsi, seekor harimau dewasa

perbandingan antara panjang kaki, panjang

bandan, besarnya kepala, dan lain-lain ha-

rus satu ukuran yang benar seperti harimau

aslinya. Proporsi yang dimaksud bukan

ukuran besar kecilnya tetapi perbandingan

antar bagian dalam satu kesatuan. Per-

hatikan gambar 12 berikut.

Gambar 12 Proporsi seekor harimau

Sumber: koleksi penulis

3) Karakternya.

Untuk menghasil karya yang realis, setelah

memperhatikan anatomi dan proporsinya,

karakter sebuah figur juga harus diperhatikan.

Dalam penelitian ini penulis berpendapat

bahwa karakter adalah sifat dari bentuk fisik

dan sisi emosional. Contoh bagaimana mencip-

takan atau membuat harimau yang sedang ma-

raung? Tentu saja berbeda dengan harimau

yang sedang berjalan biasa. Gambar 13 adalah

patung harimau yang sedang berjalan biasa.

Gambar 13 Patung harimau berjalan biasa

Sumber: koleksi penulis

4) Meneliti/mengenali figure atau objek

Bagi seniman yang merupakan lulusan dari

sekolah/kuliah/kursus, maka seniman secara

umum mengenali atau memahami apa yang

disebut komposisi, unsur-unsur seni, anatomi,

karakter, dan lain sebagainya. Bagi seniman

yang cerdas dan memiliki daya ingat yang kuat,

maka tidak kesulitan meniru benda sesuai

aslinya. Namun masing-masing seniman mem-

iliki kecerdasan ataupun daya ingat yang ber-

beda-beda. Terlebih lagi bagi seniman oto-

didak.

Untuk mengatasi hal ini pengalaman bagi

penulis dari tahun 1986 sampai saat ini, untuk

menghasilkan karya yang realis, penulis selalu

mengamati secara langsung objek yang ada.

Untuk binatang piaraan seperti sapi, kambing,

burung, dan sejenisnya penulis mengamati ob-

jek secara langsung di lapangan/di tempatnya

dan juga mengamati foto. Untuk binatang sep-

erti gajah, harimau, singa, dan sejenisnya

selain mengamati foto penulis juga mengamati

video dokumenter (nasional geografi). Hal ini

penulis lakukan untuk menghasilkan karya

yang benar-benar realis.

e. Proses menambal

Bahan baku pada gambar 14 berikut merupa-

kan kelanjutan dari bahan baku gambar 9 dan

10. Setelah bahan baku itu dibuat bentuk global

dan detailnya, proses berikutnya adalah

menambal. Hal ini terjadi karena bahan baku

yang digunakan adalah akar kayu jati/bonggol

kayu jati.

Proses berkarya seni dalam bentuk realis

dengan menggunakan akar kayu jati hampir

100% melalui tahap menambal. Dalam Bahasa

melayu disebut menampal.

Perhatikan gambar 14 berikut. Bagian sayap

burung merak ini rusak secara alami. Untuk

menghasilkan karya yang realis, maka perlu

ditambal. Proses menambalnya:

1) Memilih serat kayu dan ukurannya sesuai

dengan yang dibutuhkan

2) Bersihkan daerah yang mau ditambal

3) Ditambal dengan cara dilem, dipaku atau

lainnya sesuai dengan kebutuhannya. Kalau

itu berupa kaki dan berfungsi menyangga,

maka bagian tambalan harus masuk ke da-

lam tidak sekedar menempel.

Page 8: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Sebagai Wadah Pendidikan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Semarang

228

Gambar 14 Menambal

Sumber: koleksi penulis

f. Proses pengeringan

Adakala bahan baku/akar kayu jati yang

digunakan masih basah, maka setelah proses

jadi karya/patung, sebelum difinishing perlu

dikeringkan lebih dulu. Hal ini juga berlaku un-

tuk bagian-bagian yang ditambal, terutama

yang menggunakan lem harus dikeringkan/di-

tunggu kering sebelum difinishing.

g. Proses finishing

Tahap terakhir dalam proses penciptaan karya

seni adalah proses finishing. Untuk proses fin-

ishing ada beberapa tahap yang dilakukan,

yaitu:

1) Membersihkan

Cara membersihkannya yaitu dengan cara

disemprot pakai air dengan menggunakan

selang platik. Kemudian oleskan cairan

H2O2 dengan menggunakan kuas, oleskan

lagi soda api atau soda kostik dengan

menggunakan kuas kemudian disemprot air

biasa dengan menggunakan selang plastik.

Hidrogen peroksida (H2O2) yaitu zat kimia

berupa cairan bersifat asam lemah tak

berwarna, daripada air ia lebih kental, na-

mun merupakan agen pemutih atau oksida-

tor yang kuat.

Sedangkan Soda Api atau natrium hi-

droksida (NaOH) merupakan sejenis basa

logam kaustik. Oleh karena itu ia juga dise-

but sebagai soda kaustik. Ia memiliki sifat

senyawa alkalin. Fungsinya akan lebih kuat

jika dicampur dengan air.

Setelah dibersihkan langkah berikutnya

adalah menghaluskan.

2) Menghaluskan

Untuk menghaluskan material dari bahan akar

kayu jati bisa menggunakan ampelas. Caranya

bisa dengan tangan manual atau menggunakan

alat bantu seperti gerinda.

3) Mengecat/melapisi

Setelah proses penghalusan selesai tahap tera-

khir adalah melapisi kayu. Cat atau bahan un-

tuk melapisi kayu ini berbagai macam

jenisnya. Sebelum dilapisi secara keseluruhan

adakalanya perlu proses penyamaan warna.

Hal ini sering terjadi pada bagian tambalan.

Jadi warnanya harus disamakan dulu secara

keseluruhan untuk menghindari warna yang

belang-belang/berbeda. Adapun bahan pelapis

kayu diantaranya:

i) Cat jenis mowilex, yaitu cat dengan bahan

pengencer air.

ii) Melamine/melamin, yaitu cat dengan bahan

pengencer tinner

iii) Politur dan lain sebagainya

Gambar 15 adalah hasil karya seni dengan fin-

ishing menggunakan melamin.

Gambar 15 Karya seni patung dengan bahan finishing melamin

Sumber: koleksi penulis

h. Berikut adalah hasil jadi beberapa karya

seni dari bahan akar kayu jati yang

dihasilkan oleh penulis dan keluarga.

Gambar 16 Karya seni berbentuk meja dengan unsur

tumbuhan semangka dalam wujud realis

Sumber: koleksi penulis

Page 9: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Karsam (Prodi DIV Produksi Film dan Televisi Stikom Surabaya)

229

Gambar 17 Karya seni berbentuk kursi dengan unsur

tumbuhan semangka dalam wujud realis

Sumber: koleksi penulis

Gambar 18 Karya seni berbentuk kera/monyet

dalam wujud realis

Sumber: koleksi penulis

4. Kesimpulan

Tujuan dalam penelitian ini menghasilkan pen-

jelasan atau diskripsi tentang cara cerdas dalam

mencipta karya seni patung realis dengan

menggunakan bahan akar kayu jati/bonggol

kayu jati.

Metode yang digunakan adalah diskriptif

kualitatif dan eksperimen. Data-data diperoleh

dengan cara observasi di lapangan, pengama-

tan secara mendalam, praktik langsung/eksper-

imen. Penulis sebagai peneliti adalah pelaku

dalam penciptaan karya seni rupa. Data juga di-

peroleh melalui literatur dan sumber internet.

Dalam penelitian itu adalah menggunakan kata

cerdas dalam penciptaan karya seni. Kata cer-

das ini dipilih karena karya seni yang dicip-

takan dalam bentuk realis.

Tahapan dalam proses penciptaan karya seni

patung realis dengan menggunakan bonggol

kayu jati adalah sebagai berikut:

a. Memilih bahan baku

b. Merespon bahan baku

c. Membentuk secara global

d. Membentuk secara detail

e. Proses menambal

f. Pengeringan

g. Finishing

5. Saran

Untuk menciptakan karya seni patung realis

dengan menggunakan bahan akar kayu

jati/bonggol kayu jati diperlukan kecerdasan

dalam memilih bahan baku, penguasaan alat

dan teknik, serta menguasai anatomi figur, pro-

porsi, dan karakter dari figur tersebut.

Untuk mendapatkan bahan baku yang me-

madahi diperlukan hubungan atau kerjasama

yang baik dengan para petani yang suka

mengambil akar kayu jati. Bagi para pem-

baca/peneliti penulis persilahkan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut yang berhub-

ungan penelitian ini.

6. Daftar Pustaka

Dedi Kurniadi. 2019. Penerapan Metode Tutor

Sebaya dalam Meningkatkan Kreativi-

tas Bermusik Peeserta Didik Pada Mata

Pelajaran Seni Budaya Di Kelas VII

SMP Negeri1 Sukaresmi. Jurnal Budaya

Nusantara dan Teknologi. Vol.2 No. 2

(Maret 2019): 267-338. Pusat

Pengkajian Budaya Nusantara, LPIK-

Lembaga Pemberdayaan Intelektual dan

Kajian-Kajian Universitas PGRI Adi

Buana Surabaya.

Djoko Maruto. 2015. Penerapan Media

Anatomi Dalam Penciptaan Patung Re-

alis (Kop) Bagi Mahasiswa Pendidikan

Seni Rupa Fbs UNY. https://jour-

nal.uny.ac.id/index.php/imaji/arti-

cle/view/4047. Diakses tanggal 15 Juli

2019.

Karsam. 2019. Tantangan Dalam Penciptaan

Seni Rupa Tradisi Di Era Revolusi In-

dustri 4.0. Jurnal Budaya Nusantara dan

Teknologi. Vol.2 No. 2 (Maret 2019):

267-338. Pusat Pengkajian Budaya

Nusantara, LPIK-Lembaga Pem-

berdayaan Intelektual dan Kajian-Kajian

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Page 10: Kecerdasan Dalam Mencipta Karya Seni Patung Realis Dengan ... · jati) sebagai bahan penciptaan karya seni dan mampu menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi. Namun hasil pengamatan

Seminar Nasional Seni dan Desain: “Reinvensi Budaya Visual Nusantara” Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Universitas Negeri Surabaya, 19 September 2019

Sanggar Klub Merby Kelas Lukis Sebagai Wadah Pendidikan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar di Semarang

230

Timbangunusa Tumimbang. 2015). Karya Seni

Patung Simbolik Dalam Ungkapan

Perdamaian. Jurnal Dimensi Seni Rupa

dan Desain. Dimensi, Vol 12, No. 1.

2015. Jurusan Seni Rupa, Universitas

Negeri Manado.

Lincoln, William dkk. 1989. The Encyclopedia

of Wood. A Directory of Timbers and

Their Special Uses. Oxford: Facts on

File.

L.f. Awang, S.A. dkk. 2002, Etnoekologi

Manusia di Hutan Rakyat. Jogyakarta:

Sinergi Press.

Mahfudz dkk. t.t., Sekilas Jati. Jogya-

karta:.Puslitbang Biotek dan Pemuliaan

Tanaman Hutan.

Internet:

Kayu Jati dan Keunggulannya yang Wajib

Anda Ketahui. 2019. https://www.kar-

yafurniture jepara. com/blog/kayu-jati/.

Diakses tanggal 15 Juli 2019.

Chy Ana . Macrh 31, 2015. 10 Manfaat Kayu

Jati Bagi Kehidupan Manusia. https://

manfaat.co.id/10-manfaat-kayu-jati-

bagi-kehi dupan-manusia. Diakses tang-

gal 15 Juli 2019.

I Wayan gede Juni Antara. Ilmu Pendidikan

Seni Realis dan Realisme.

https://www.isi-dps. ac.id/artikel/ilmu-

pendidikan-seni-realis-dan-realisme/).

Diakses tanggal 13 Agustus 2019.

Mas Min. 2016. Jenis-Jenis Karya Seni Patung

Lengkap Dengan Penjelasannya. https://

www.pelajaran.co.id/2016/05/jenis-

jenis-karya-seni-patung.html. Diakses

tanggal 15 Juli 2019.

Heriyanto. 11 April 2007. Masuk Pedalaman

Hutan Mencari Bonggol Kayu Jati.

https://beritabojo-

negoro.com/read/10734-masuk-pedala-

man-hutan-mencari-bonggol-kayu-

jati.html. Diakses tanggal 15 Juli 2019.