kebermarkahan dan kemenonjolan dalam linguistik indonesia
TRANSCRIPT
![Page 1: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/1.jpg)
Kebermarkahan dan Kemenonjolan
dalam Linguistik IndonesiaTotok Suhardijanto
Departemen Linguistik FIB Universitas Indonesia
![Page 2: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/2.jpg)
Pembuka• Dalam konteks bahasa Indonesia, masih cukup banyak hal yang
belum tertangani dalam pemrosesan bahasa alami (natural language processing): POS tagging, NER, coreference resolution, sentiment analysis, text summarization, dst.• Salah satu masalah utama pada bahasa alami adalah keragaman
bahasa (linguistic variability).• Terkait dengan keragaman tersebut, ada konsep bermarkah (marked)
vs. tak bermarkah (unmarked) dalam linguistik.• Menarik juga dibahas konsep kemenonjolan (salience) terkait dengan
konsep kebermarkahan.
![Page 3: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/3.jpg)
![Page 4: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/4.jpg)
Kebermarkahan: Konsep Awal (1/4)• Konsep kebermarkahan (markedness) dikemukakan oleh Trubetzkoy
(1939) yang prinsipnya kemudian digunakan pula dalam tradisi linguistik generatif oleh Chomsky (1957 dst).• Istilah bermarkah (marked) awalnya digunakan untuk pasangan
oposisi tak-simetris dalam fonologi:1) vokal bulat >< tak bulat: u, o >< i, e 2) vokal nasal >< tak nasal: a >< ã3) bunyi bersuara >< tak bersuara: p, t >< b, d
![Page 5: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/5.jpg)
Kebermarkahan: Konsep Awal (2/4)• Kemudian, penggunaannya meluas dalam tataran linguistik lainnya.• Semantis: • “sering” vs. “jarang” (istilah tak bermarkah digunakan pada bentuk
yang “wajar” digunakan): • Seberapa sering kamu berkunjung ke rumahnya? vs. ?Seberapa jarang kamu
berkunjung ke rumahnya?
• “wanita” vs. “perempuan”• Komnas Perempuan vs. ?Komnas Wanita• wanita karier vs. ?perempuan karier
![Page 6: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/6.jpg)
Kebermarkahan: Konsep Awal (3/4)• Morfologis:• Dia makan hidangan itu dengan lahap. (takber)• Dia memakan sisa-sisa makanan di tempat sampah. (ber)
• Penderita asam urat tidak boleh mengonsumsi daun-daun hijau. (takber)• Dedaunan musim gugur akan menyambut kita begitu masuk ke
area kuil di Kamakura ini. (ber)
![Page 7: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/7.jpg)
Kebermarkahan: Konsep Awal (4/4)• Sintaktis: normal (takber) vs. inversi (ber)
1) Dia berangkat ke Jakarta untuk menuntut ilmu. (takber)2) Berangkatlah dia ke Jakarta untuk menuntut ilmu. (ber)
3) Busur panah itu diambilnya. (takber)4) Diambilnya busur panah itu. (ber)
![Page 8: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/8.jpg)
Kebermarkahan: Pengertian Lanjut• Dari pengertian tunggal, dalam linguistik kebermarkahan berkembang
menjadi beberapa pengertian.(1) Kebermarkahan digunakan untuk pola paradigmatis:• Kebermarkahan tidak hanya berlaku untuk kategori atau unsur
individual.(2) Kebermarkahan dipahami relatif dan bertaraf (gradient):• Bentuk dan pola tidak lagi sekadar bermarkah atau tak bermarkah;
menjadi lebih atau kurang bermarkah daripada bentuk atau pola lainnya.
![Page 9: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/9.jpg)
Kebermarkahan Paradigmatis (1/3)• Konsep sintagmatis >< paradigmatis dalam linguistik
saya makan pisangdia menggoreng jagungkamu mengiris wortel
sintagmatis
paradigmatis
![Page 10: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/10.jpg)
Kebermarkahan Paradigmatis (2/3)• verba rebut
1) rebut2) berebut3) merebut4) rebutan5) direbut6) berebutan7) memperebutkan8) diperebutkan9) terebut
![Page 11: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/11.jpg)
Kebermarkahan Paradigmatis (3/3)• Kebermarkahan paradigmatis:
1) Sandal ibu hilang sebelah.2) Ibu sandalnya hilang sebelah. 3) Ibu sandalnya sebelah hilang. 4) Sandal ibu sebelah hilang. 5) Ibu sebelah sandalnya hilang. 6) Sandal ibu sebelahnya hilang.
![Page 12: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/12.jpg)
Kebermarkahan dan distribusi (1/2)a) Bentuk dengan fitur tak bermarkah kerap menunjukkan perbedaan
paradigmatis daripada bentuk dengan fitur bermarkah.
• reduplikasi utuh >< reduplikasi sebagian1) anak-anak kekasih2) berarak-arak bertetangga3) memuja-muja ?menetua4) mengelu-elukan ?mendedaunankan5) ...
![Page 13: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/13.jpg)
Kebermarkahan dan distribusi (2/2)b) Bentuk yang berasosiasi dengan fitur bermarkah sering muncul
dalam lingkungan gramatikal yang lebih terbatas.
• konstruksi benefaktif >< konstruksi reguleragent + V-kan + beneficier + patient agent + V-kan + patient + untuk beneficierDodi membelikan Wulan cincin. Dodi membelikan cincin untuk Wulan.~ buat, jahit, sisa ~ buat, jahit, sisa, pesan, panggil, ...
![Page 14: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/14.jpg)
Ciri-Ciri Kebermarkahan• Jadi, bentuk/pola yang bermarkah mempunyai ciri-ciri berikut ini.1) Dimarkahi oleh penanda morfologis, misalnya afiks, partikel2) Secara semantis/fungsional lebih spesifik (atau kompleks)3) Dari sudut distribusi, lebih terbatas.4) Sulit bagi manusia untuk memrosesnya (untuk mempelajari atau
menghasilkan) 5) Tak reguler/abnormal/anomali berlawanan dengan bentuk/pola
reguler yang tak bermarkah.
![Page 15: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/15.jpg)
Kebermarkahan dalam Linguistik
reguler tak reguler
tak bermarkah bermarkah
![Page 16: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/16.jpg)
Kemenonjolan• Dalam NLP, identifikasi kata dan frasa penting merupakan hal pokok.
Teknik konvensional memperlakukan dokumen sebagai kumpulan kata kunci, namun banyak sistem NLP kini mulai memahami dokumen dalam kaitannya dengan entitas.• Terkait dengan entitas, ada konsep yang disebut kemenonjolan
(salience).• Boguraev & Kenneth (1997): “discourse objects with high salience are
the focus of attention.”• Dunietz & Gillick (2014): “Unsur yang menonjol adalah sesuatu yang
oleh pembaca dianggap paling relevan dengan sebuah dokumen.”
![Page 17: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/17.jpg)
Kemenonjolan dalam Linguistik (1/2)• Dalam linguistik, kemenonjolan adalah informasi yang dianggap
penutur/penulis ada dalam benak pendengar/pembaca ketika teks/wacana tersebut dipaparkan.• Fitur linguistis yang menonjol merupakan informasi yang mudah
ditangkap oleh pendengar atau pembaca karena1. bersifat pengetahuan umum 2. bagian dari konteks di luar bahasa, atau3. sebelumnya disebutkan di dalam wacana
![Page 18: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/18.jpg)
Kemenonjolan dalam Linguistik (2/2)• Dalam pendekatan linguistik kognitif, Kecskes (2008, 2010)
membedakan tiga tipe kemenonjolan: a) kemenonjolan inheren, b) kemenonjolan kolektif, dan c) kemenonjolan situasional.
![Page 19: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/19.jpg)
Kemenonjolan Inheren• Kemenonjolan inheren bercirikan sesuatu yang alami terdapat pada
konsep umum dan pengetahuan bahasa si penutur. • Ini berkembang sebagai hasil pengetahuan pendahuluan tentang
kosakata dan berubah secara diakronis/sinkronis.• Kemenonjolan ini dipengaruhi oleh kedua kemenonjolan lainnya.
![Page 20: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/20.jpg)
Kemenonjolan Kolektif• Kemenonjolan kolektif dibagi bersama dengan anggota masyarakat
lainnya dan berubah secara diakronis. • Kemenonjolan ini dapat juga dipengaruhi oleh budaya masyarakat
penutur bahasa tertentu.
![Page 21: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/21.jpg)
Kemenonjolan Situasional
• Kemenonjolan situasional berubah secara sinkronis dan merujuk pada kemenonjolan objek dan elemen linguistik tertentu dalam konteks produksi bahasa. • Kemenonjolan situasional dapat meningkat menurut keterusterangan,
motivasi pembicara, dsb.
![Page 22: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/22.jpg)
Contoh Kemenonjolan (1/2)• Contoh:1) Setya Novanto, papa di puncak partai beringin (Beritagar 18/5)2) Rudi: “Tadi pagi ada polisi datang ke rumah.”
Faisal: “Wah, ada masalah apa?”Rudi: “Enggak kok. Dia tanya alamat rumah adiknya. Kebetulan satu kompleks.”
![Page 23: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/23.jpg)
Contoh Kemenonjolan (2/2)• Bagaimana kemenonjolan dalam teks di
sebelah ini?
![Page 24: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/24.jpg)
Kebermarkahan >< Kemenonjolan?• Kebermarkahan: distribusi terbatas, spesifik secara semantis, tak
reguler.
• Kemenonjolan: kemudahan/kecepatan untuk diakses, dibagi bersama oleh anggota masyarakat, kurang spesifik
![Page 25: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/25.jpg)
Kebermarkahan >< Kemenonjolan?
Tak bermarkah Bermarkah
Menonjol Tak Menonjol
![Page 26: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/26.jpg)
Penutup• Dalam bahasa alami, termasuk bahasa Indonesia, variasi bahasa
merupakan keniscayaan.• Pada variasi terdapat fitur-fitur yang lebih atau kurang bermarkah. • Kebermarkahan fitur menentukan apakah variasi tersebut lazim atau
tidak dalam penggunaannya.• Fitur-fitur yang kurang bermarkah cenderung lebih menonjol dalam
linguistik. Namun, hal ini perlu diteliti lebih lanjut dengan korpus data yang lebih besar.
![Page 27: Kebermarkahan dan Kemenonjolan dalam Linguistik Indonesia](https://reader036.vdocuments.mx/reader036/viewer/2022081422/587c7ef11a28ab650d8b492e/html5/thumbnails/27.jpg)
Terima Kasih