keanekaragaman lumut hati dan lumut tanduk … · jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi gunung...

22
KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK PASCA ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA MUSYAROFAH DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: doanduong

Post on 06-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

1

KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK PASCA

ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

MUSYAROFAH

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

2

ABSTRAK

MUSYAROFAH. Keanekaragaman Lumut Hati dan Lumut Tanduk Pasca Erupsi di Taman

Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta. Dibimbing oleh HILDA AKMAL dan NUNIK SRI

ARIYANTI.

Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang aktif, letusan besar terjadi pada Oktober

2010. Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Yogyakarta, merupakan kawasan hutan hujan

tropik berada di lereng selatan Gunung Merapi. Letusan Gunung Merapi pada Oktober 2010 telah

menimbulkan awan panas dan kebakaran hutan yang mengakibatkan sebagian besar habitat

vegetasi lumut menjadi rusak. Penelitian ini bertujuan menggambarkan keanekaragaman jenis dan

menyusun kunci identifikasi jenis-jenis lumut hati dan lumut tanduk di TNGM pasca erupsi

Merapi. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga lokasi, yaitu Bukit Pronojiwo, Kinahrejo, dan

Gandok 16 bulan pasca erupsi. Metode purposive sampling digunakan untuk menginventarisasi

keragaman lumut. Pada penelitian ini dijumpai sebanyak 20 jenis, 14 marga, dan delapan suku.

Jenis-jenis tersebut meliputi 12 jenis lumut hati berdaun, lima jenis lumut hati bertalus, dan tiga

jenis lumut tanduk. Lumut arboreal hanya dijumpai di Bukit Pronojiwo, semua merupakan lumut

hati berdaun. Sedangkan lumut terestrial dijumpai di tiga lokasi penelitian. Keanekaragaman jenis

lumut hati dan lumut tanduk di Bukit Pronojiwo (lokasi yang masih dijumpai pohon) lebih tinggi

daripada di Kinahrejo dan Gandok (lokasi tanpa vegetasi pohon). Lumut hati bertalus Marchantia

treubii merupakan jenis yang umum dijumpai di TNGM.

Kata kunci : bryophyta, lumut hati, lumut tanduk, Gunung Merapi, pasca erupsi.

ABSTRACT

MUSYAROFAH. Diversity of Liverworts and Hornworts of Merapi Mountain National Park

Yogyakarta after Eruption. Supervised by HILDA AKMAL and NUNIK SRI ARIYANTI.

Merapi is an active volcano, its latest eruption was occurred in October 2010. Merapi

Mountain National Park Yogyakarta, characterized by tropical rain forest and located at the

southern slopes of the vulcano. The eruption in October 2010 spreaded hot cloud and caused forest

fires that damaged most of the vegetation where the bryophytes inhabit. This study aims to

describe species diversity and construct identification key of the bryophytes, especially the

liverworts and hornworts, of the national park post-eruption of Merapi. Sampling was conducted

sixteen months after the latest eruption at three locations; Pronojiwo Hill, Kinahrejo, and Gandok.

Purposive sampling method was applied to obtain samples of the bryophytes. A total of 20

bryophytes species representing fourteen genera and eight families, were found in the study. Those

species consist of twelve leafy liverworts, five thalloid liverworts, and three hornworts. Arboreal

bryophytes were only found in the Pronojiwo Hill, they were leafy liverworts. Terrestrial

bryophytes occurred in all study areas. The liverworts and hornworts diversity in Pronojiwo Hill

where trees still exist was higher than that in Kinahrejo and Gandok where the trees absence.

Thalloid liverworts Marchantia treubii was common in the Merapi Mountain National Park.

Keywords: bryophyte, liverworts, hornworts, Merapi Mountain, posteruption.

Page 3: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

3

KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK PASCA

ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI, YOGYAKARTA

MUSYAROFAH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 4: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

4

Judul Skripsi : Keanekaragaman Lumut Hati dan Lumut Tanduk Pasca Erupsi di Taman

Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta

Nama : Musyarofah

NIM : G34070092

Disetujui

Dra. Hilda Akmal, M. Si. Dr. Nunik Sri Ariyanti, M. Si.

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui

Dr. Ir. Iman Rusmana, M.Si

Ketua Departemen Biologi

Fakultas Matematika dan IPA IPB

Tanggal Lulus :

Page 5: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

5

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan izin-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW. yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita. Karya ilmiah ini merupakan

hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret sampai Agustus 2012 dengan judul

Keanekaragaman Lumut hati dan Lumut Tanduk Pasca Erupsi di Taman Nasional Gunung Merapi

Yogyakarta. Penulisan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sains di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian

Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Hilda Akmal M.Si dan Dr. Nunik Sri

Ariyanti M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, masukan, motivasi,

bantuan dan saran dalam penelitian ini, serta Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin DEA selaku penguji

skripsi yang telah memberikan saran dan masukannya. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Bapak Dedi selaku Polisi Kehutanan di

Taman Nasional Gunung Merapi dan pihak-pihak Balai Taman Nasional Gunung Merapi lainnya

atas ijin yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di TNGM. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada ketua Departemen Biologi FMIPA IPB; Pemda Kabupaten

Siak, Riau yang telah memberi beasiswa untuk studi di Departemen Biologi; teman-teman asrama

Riau; Bapak Suparman; Bapak Sunaryo; Ibu Etti Sartina Siregar, M.Si; kedua orangtua, kakak, dan

adek penulis tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dan motivasi; Mas Riyanto yang

selalu memberi semangat, motivasi, kesabaran serta perhatiannya terhadap penulis; sahabat-

sahabat di Biologi 45 IPB (Watri, Uun, Siti, Hana, Nurul, Cheanty, Aida); teman-teman

seperjuangan di Laboratorium Sistematika Tumbuhan IPB (Titi, Iqdam, Dirga, Roma, Herlina,

Irani, Rahmadian, kak Tia, dan kak Tari); teman-teman di Wisma Arrahmah (Puji, Yanti, Tri, Ria,

Mbak Fia); keluarga besar Biologi 44 dan 45 IPB; serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan

namanya satu-persatu yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian karya

ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan, pengetahuan, dan

informasi yang berguna bagi penelitian lainnya.

Bogor, Juli 2013

Musyarofah

Page 6: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 15 Agustus 1989 sebagai anak kedua dari tiga

bersaudara, dari pasangan Sudarno (Alm) dan Rokhayati. Penulis menyelesaikan pendidikan di

SDN 039 Lubuk Dalam, pada tahun 2001. Kemudian penulis menyelesaikan pendidikan menengah

di SMP Negeri 1 Kerinci Kanan, pada tahun 2004 dan SMA Negeri 1 Kerinci Kanan, pada tahun

2007. Penulis lulus seleksi calon mahasiswa IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD)

Kabupaten Siak, Riau; dan masuk sebagai mahasiswa Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam pada tahun 2007.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah

Anatomi dan Morfologi Tumbuhan tahun 2012, melakukan studi lapangan dengan judul

“Keanekaragaman Moluska Laut di Pantai Pasir Putih Pangandaran” di bawah bimbingan Ir. Tri

Heru Widarto, M.Sc. Selain itu penulis juga melakukan praktik lapangan dengan judul

“Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) di PT Perkebunan Nusantara V Kebun

Lubuk Dalam, Riau” di bawah bimbingan Dr. Ir. Iman Rusmana, M.Si.

Page 7: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

7

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. viii

PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat .............................................................................................................. 1

Metode ................................................................................................................................. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Taksa ....................................................................................................... 2

Kunci Identifikasi ................................................................................................................ 4

Sebaran Jenis Lumut Berdasarkan Tipe Substrat ................................................................. 5

Keanekaragaman Lumut antarlokasi Penelitian.................................................................... 6

SIMPULAN ............................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 7

LAMPIRAN .............................................................................................................................. 9

Page 8: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

8

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Checklist jenis dan suku lumut hati dan lumut tanduk di Bukit Pronojiwo, Kinahrejo

dan Gandok ……………………………………………………………………………... 3

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Peta lokasi penelitian: A) Bukit Pronojiwo; B) Kinahrejo; dan C) Gandok ................... 1

2 Kondisi vegetasi di lokasi pengambilan sampel: A) Bukit Pronojiwo dengan vegetasi

pohon, semak dan herba; B) Kinahrejo dengan vegetasi semak dan herba; C) Gandok

dengan vegetasi semak dan herba……………………………………………………… 2

3 Ciri kupul pada Marchantia: A) tepi kupul berlobus dan bergigi-gigi halus pada M.

paleacea; B) tepi kupul berambut-rambut halus pada M. treubii .................................... 3

4 Jumlah jenis lumut hati dan lumut tanduk yang ditemukan pada substrat pohon, batu,

tanah, dan pasir………………………………………………………………………….. 5

5 Jumlah jenis lumut yang ditemukan pada substrat pohon, tanah, batu, dan pasir di tiga

lokasi penelitian………………………………………………………………................ 5

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Daftar istilah ……………………………………………………………………………. 10

2 Lumut tanduk dan lumut hati bertalus di TNGM……………………………………..... 11

3 Lumut hati berdaun di TNGM…………………………………………………………... 13

Page 9: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

1

PENDAHULUAN

Gunung Merapi merupakan gunung berapi

yang aktif melakukan erupsi. Taman Nasional

Gunung Merapi (TNGM) berada di

Kabupaten Sleman Yogyakarta, yaitu di

lereng selatan Gunung Merapi; dan tiga

kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Magelang,

Boyolali, dan Klaten. Letusan Gunung Merapi

pada Oktober 2010 telah menimbulkan awan

panas dan kebakaran yang menghabiskan atau

merusak hutan tempat hidup lumut, di lereng

gunung tersebut. Proses pemulihan kembali

vegetasi akibat letusan gunung merapi

merupakan contoh suksesi sekunder yang

dapat berlangsung cepat atau lambat,

tergantung tingkat kerusakan yang

ditimbulkan.

Lumut merupakan organisme yang tumbuh

pada awal suksesi primer maupun sekunder.

Setelah area ditumbuhi lumut maka area

tersebut akan menjadi media yang cocok

untuk perkecambahan biji (Glime 2007).

Lumut disebut sebagai organisme perintis

karena dapat tumbuh di tempat tumbuhan

tingkat tinggi tidak dapat tumbuh (Gradstein

et al. 2001). Lumut umumnya hidup di habitat

yang lembap dan teduh, tetapi dapat juga

toleran terhadap kekeringan, dapat tumbuh

pada bermacam substrat seperti tanah, dinding

batu, epifit pada tumbuhan lain, bahkan epifit

pada jenis lumut lainnya (Rost et al. 2006).

Setelah meletusnya Gunung Merapi pada

Oktober 2010 vegetasi yang rusak mengalami

pemulihan secara perlahan, kembali ke

kondisi semula. Jenis-jenis lumut sejati pasca

erupsi Gunung Merapi di TNGM telah

dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang

mencatat 11 jenis lumut sejati dan Suharti

(2013) yang mencatat 45 jenis lumut sejati.

Pada penelitian lumut di Pulau Hawaii tiga

tahun setelah letusan gunung berapi,

ditemukan jenis Campylopus exasperates dan

Funaria hygrometrica sebagai lumut perintis

(Miller 1959). Penelitian tentang jenis-jenis

lumut hati dan lumut tanduk pasca erupsi di

TNGM belum pernah dilaporkan.

Penelitian ini bertujuan mengetahui

keanekaragaman jenis dan membuat kunci

identifikasi jenis-jenis lumut hati dan lumut

tanduk pada tiga lokasi pasca erupsi 2010 (16

bulan pasca erupsi) di TNGM Kabupaten

Sleman, Yogyakarta.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-

Agustus 2012 di kawasan Taman Nasional

Gunung Merapi (TNGM) yang termasuk

Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pengambilan

sampel dilakukan di tiga lokasi; yaitu Bukit

Pronojiwo, Kinahrejo, dan Gandok. Bukit

Pronojiwo (700-900 mdpl) memiliki vegetasi

berupa pepohonan, semak dan herba, kondisi

lingkungannya tertutup oleh pepohonan

dengan topografi berbukit dan berlereng

curam. Gandok (930-985 mdpl) dan Kinahrejo

(1015-1025 mdpl) memiliki vegetasi berupa

semak dan herba, kondisi lingkungannya

terbuka dengan topografi berbukit dengan

tebing-tebing curam dan dataran. Bukit

Pronojiwo dan Gandok berada di Desa

Hargobinangun, Kecamatan Pakem,

Kabupaten Sleman sedangkan Kinahrejo

berada di Desa Umbulharjo, Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman. Peta lokasi

penelitian disajikan pada Gambar 1 dan

kondisi vegetasi di tiga lokasi disajikan pada

Gambar 2.

Sumber: maps.google.com (21 Januari 2013)

Gambar 1 Peta lokasi penelitian: A) Bukit

Pronojiwo; B) Kinahrejo; dan C)

Gandok.

Metode

Penelitian eksplorasi ini dilakukan dengan

metode purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang ditemukan di

sepanjang jalan yang mudah dilalui.

Pengambilan sampel meliputi fase gametofit

dan fase sporofit. Setiap sampel lumut yang

dikoleksi diberi nomor koleksi dan dicatat

substrat tempat tumbuhnya.

Identifikasi sampel dilakukan di

laboratorium dengan mengamati struktur

gametofit dan sporofit lumut menggunakan

mikroskop, dan dicocokkan menggunakan

Page 10: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

2

buku acuan identifikasi. Buku identifikasi

yang digunakan yaitu Guide to the Liverworts

and Hornworts of Java (Gradstein 2011), dan

kunci identifikasi lumut hati dan lumut tanduk

pada beberapa pustaka lainnya, yaitu

Amakawa (1968); Grolle dan Piippo (1986);

Causse (1989); Piippo dan Vana (1989);

Piippo (1993); So (1995); So dan Zhu (1996);

Zhu dan So (2001); dan Gradstein (2002).

Hasil identifikasi dibuat tabel checklist.

Ciri-ciri jenis lumut hati dan lumut tanduk

yang ditemukan dibandingkan untuk dibuat

kunci identifikasi khusus untuk jenis-jenis

dalam checklist tersebut. Kesamaan jenis

lumut hati dan lumut tanduk dibandingkan

antarlokasi.

Gambar 2 Kondisi vegetasi d i lokasi

pengambi lan sampel : A)

Bukit Pronojiwo dengan vegetasi

pohon, semak, dan herba; B)

Kinahrejo dengan vegetasi semak

dan herba; C) Gandok dengan

vegetasi semak dan herba.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Taksa

Lumut hati yang ditemukan di Taman

Nasional Gunung Merapi (TNGM) 16 bulan

pasca erupsi sebanyak 17 jenis, meliputi 12

jenis lumut hati berdaun, 5 jenis lumut hati

bertalus (Tabel 1). Lumut hati berdaun suku

Lejeuneaceae lebih banyak ditemukan (8

jenis) pada penelitian ini daripada suku-suku

lainnya. Lejeuneaceae merupakan suku

terbesar dalam lumut hati, meliputi 500 jenis

di dunia (Piippo et al. 2002). Suku ini

termasuk suku yang paling banyak ditemukan

di hutan pegunungan (Gradstein & Culmsee

2010). Sebanyak 160 jenis anggota

Lejeuneaceae dilaporkan ada di Jawa

(SÖderstrÖm et al. 2010). Suku lumut hati

berdaun dengan jumlah jenis tertinggi kedua

adalah Solenostomataceae. Suku tersebut di

Jawa dilaporkan ada 2 marga yaitu Nardia dan

Solenostoma. Namun pada penelitian ini tidak

dijumpai Nardia. Tiga jenis dari 12 jenis

Solenostoma yang dilaporkan ada di Jawa

(SÖderstrÖm et al. 2010) dijumpai di TNGM,

yaitu S. ariadne, S. comatum, dan S.

tetragonum (Tabel 1). Selain suku

Lejeuneaceae dan Solenostomataceae, juga

dijumpai satu jenis lumut hati berdaun dari

suku Lophocoleaceae, yaitu Heteroscyphus

coalitus.

Lumut hati bertalus yang ditemukan

termasuk dalam suku Cyathodiaceae,

Marchantiaceae, dan Pallaviciniaceae,

ditemukan pada substrat tanah dan pasir di

tepi jalan dalam hutan. Selain itu

Marchantiaceae juga ditemukan pada substrat

batu di lahan terbuka tanpa pohon.

Marchantiaceae ditemukan sebanyak 3 jenis,

yaitu Dumortiera hirsuta, Marchantia

paleacea dan Marchantia treubii. Dua jenis

Marchantia yang ditemukan dapat dibedakan

dari ciri kupul yang dimilikinya. Kupul adalah

struktur seperti mangkok tempat dihasilkan

gemma. Kupul dijumpai pada bagian dorsal

talus (Gambar 3).

Jenis-jenis lumut hati yang ditemukan pada

penelitian ini lebih sedikit dari jenis-jenis

lumut sejati yang dijumpai di lokasi yang

sama (Suharti 2013). Kebanyakan jenis lumut

hati dan lumut tanduk dijumpai pada substrat

ternaungi oleh pohon. Keberadaan pepohonan

menyebabkan tertutupnya cahaya matahari

dan mengurangi intensitas cahaya yang

sampai ke permukaan tanah. Lumut hati dan

lumut tanduk umumnya tumbuh pada

lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi

A

B

C

Page 11: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

3

Tabel 1 Checklist jenis dan suku lumut hati dan lumut tanduk di Bukit Pronojiwo, Kinahrejo dan

Gandok

Nama Jenis Nama Suku Bukit

Pronojiwo Kinahrejo Gandok Substrat

Lumut hati berdaun

Acrolejeunea pycnoclada

Cheilolejeunea intertexta

Cheilolejeunea meyeniana

Cheilolejeunea trifaria

Drepanolejeunea ternatensis

Harpalejeunea filicuspis

Heteroscyphus coalitus

Lejeunea micholitzii

Lejeunea obscura

Solenostoma ariadne

Solenostoma comatum

Solenostoma tetragonum

Lumut hati bertalus

Cyathodium smaragdinum

Dumortiera hirsuta

Marchantia paleacea

Marchantia treubii

Pallavicinia lyellii

Lumut tanduk

Anthoceros punctatus

Paraphymatoceros hirticalix

Phaeoceros laevis

Lejeuneaceae

Lejeuneaceae

Lejeuneaceae

Lejeuneaceae

Lejeuneaceae

Lejeuneaceae

Lophocoleaceae

Lejeuneaceae

Lejeuneaceae

Solenostomataceae

Solenostomataceae

Solenostomataceae

Cyathodiaceae

Marchantiaceae

Marchantiaceae

Marchantiaceae

Pallaviciniaceae

Anthocerotaceae

Dendrocerotaceae

Anthocerotaceae

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Pohon

Pohon

Pohon

Pohon

Pohon

Pohon

Pasir

Pohon

Pohon

Tanah

Batu, Tanah

Batu

Tanah

Tanah

Batu, Tanah

Batu, Tanah

Pasir

Batu

Batu

Batu

Total Jenis/Suku: 20 8 19 4 2

seperti tanah lembap, batu, kayu lapuk, serta

epifil pada daun tumbuhan lain (Gradstein

2011). Selain ditemukan pada substrat yang

ternaungi oleh pohon, beberapa lumut hati dan

lumut tanduk juga ditemukan pada substrat

tanah dan batu di lahan yang terbuka tanpa

pohon.

Lumut tanduk yang ditemukan di TNGM

yaitu Paraphymatoceros hirticalyx

(Dendrocerotaceae), Anthoceros punctatus

dan Phaeoceros laevis (Anthocerotaceae).

Pada penelitian ini P. laevis ditemukan pada

substrat batu tebing. Jenis yang sama juga

ditemukan di Gunung Patuha, Jawa Barat oleh

Gradstein et al. (2010) yang dijumpai pada

substrat tanah dekat danau. Jenis P. laevis

dapat tumbuh di habitat dengan kelembapan

tinggi seperti tanah lembap dan tepi sungai

(Isaac 1941), pada batu dan tanah di hutan

(Piippo 1993).

Lumut tanduk A. punctatus dan P. laevis

bisa dibedakan melalui bentuk morfologinya.

Ciri morfologi A. punctatus antara lain talus

Gambar 3 Ciri kupul pada Marchantia: A) tepi kupul berlobus dan bergigi-gigi halus pada M.

paleacea; B) tepi kupul berambut-rambut halus pada M. treubii.

B A

Page 12: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

4

talus rata, tepi talus berkerut dan spora

berwarna hitam. Ciri morfologi P. laevis

antara lain talus berwarna hijau tua,

permukaan talus rata, tepi talus rata, dan spora

berwarna kuning. Lumut tanduk P. hirticalix

dapat dibedakan dari kedua jenis lumut tanduk

lainnya dilihat dari talus yang berwarna hijau

muda, permukaan talus ditutupi oleh lacinia-

lacinia kecil dan spora berwarna kuning. Jenis

P. hirticalix pernah dilaporkan di Jawa

sebagai Anthoceros polyandrus (Stephani

1916) dan sebagai Anthoceros tjibodensis

(Meijer 1954). Jenis ini juga dilaporkan di

New Zealand oleh Campbell & Hasegawa

(1993) sebagai Phaeoceros hirticalix.

Kunci Identifikasi

Jenis-jenis lumut hati dan lumut tanduk

yang ditemukan di TNGM dapat diidentifikasi

dengan memperhatikan ciri-ciri gametofit dan

sporofitnya. Beberapa ciri gametofit lumut

hati bertalus dan lumut tanduk antara lain

bentuk talus, warna talus, permukaan talus,

dan jumlah kloroplas dalam sel. Ciri sporofit

yang diamati antara lain bentuk dan letak

kapsul. Beberapa ciri lumut hati berdaun yang

diamati antara lain tipe daun lateral (simpel

atau berlobul) dan daun ventral, ukuran

tanaman, warna rizoid, letak rizoid serta

beberapa ciri lainnya. Dua puluh jenis lumut

yang ditemukan dapat dikenali dengan kunci

identifikasi dibawah ini. Beberapa penjelasan

istilah khusus untuk identifikasi disajikan

pada Lampiran 1. Foto jenis-jenis lumut yang

tercantum dalam kunci identifikasi tersebut

disajikan pada Lampiran 2 dan 3.

1 Gametofit berupa talus ............................2

1 Gametofit berupa batang dan daun ............

.............. 9 (kelompok lumut hati berdaun)

2 Sel mengandung 1 atau 2 kloroplas besar;

sporofit dengan kapsul berbentuk silindris

seperti tanduk, tanpa seta (tangkai) ...........

...................... 3 (kelompok lumut tanduk)

2 Sel mengandung banyak kloroplas kecil;

sporofit dengan kapsul berbentuk bulat,

dengan seta (tangkai) ................................

.............. 5 (kelompok lumut hati bertalus)

3 Permukaan talus ditutupi lasinia-lasinia

kecil ........... Paraphymatoceros hirticalix

3 Permukaan talus rata tidak ditutupi

lasinia-lasinia kecil ..................................4

4 Talus hijau kekuningan, tepi talus

bergelombang; spora hitam .......................

.............................. Anthoceros punctatus

4 Talus hijau tua, tepi talus rata; spora

kuning ........................ Phaeoceros laevis

5 Permukaan ventral talus terdapat sisik-

sisik .......................... 6 (Marchantiaceae)

5 Permukaan ventral talus tidak terdapat

sisik-sisik ................................................ 7

6 Talus dengan garis tengah berwarna

ungu; kupul dengan tepi berambut-rambut

halus, permukaan kupul dengan sel-sel

rata; reseptakel betina dengan jumlah

cuping bervariasi 3-5, posisi involukrum

di bawah cuping ........ Marchantia treubii

6 Talus tanpa garis tengah; kupul dengan

tepi berlobus dan bergigi-gigi halus,

permukaan kupul dengan sel-sel ber-

papil; reseptakel betina dengan jumlah

cuping bervariasi 6-8, posisi involukrum

di antara cuping ..... Marchantia paleacea

7 Permukaan dorsal talus berpori, talus

berpendar kuning kehijauan ......................

....................... Cyathodium smaragdinum

7 Permukaan dorsal talus tidak berpori,

talus hijau tua tidak berpendar ................ 8

8 Talus transkulen, garis di bagian tengah

talus berwarna gelap; arkegonium berada

di garis tengah permukaan dorsal talus .....

.................................... Pallavicinia lyellii

8 Talus tidak transkulen, garis tengah tidak

ada; arkegonium berada pada reseptakel

bertangkai di permukaan dorsal talus ........

.................................. Dumortiera hirsuta

9 Daun lateral terbagi, terdiri atas lob dan

lobul ............................ 13 (Lejeuneaceae)

9 Daun lateral sederhana tidak terdiri atas

lob dan lobul ........................................ 10

10 Daun ventral ada dan berbagi; tanaman

hijau muda; ujung daun dengan 2 gigi

terletak berjauhan ............. Heteroscyphus

coalitus (Lophocoleaceae)

10 Daun ventral tidak ada; tanaman hijau

kekuningan sampai hijau tua; ujung daun

membulat ..................................................

............ 11 (kelompok Solenostomataceae)

11 Rizoid ungu; sel-sel pada helaian daun

dengan trigon kecil ....................................

......................... Solenostoma tetragonum

11 Rizoid tidak berwarna; sel-sel pada

helaian daun dengan trigon besar .......... 12

12 Rizoid berasal dari batang dan sel daun;

sel daun halus ........ Solenostoma ariadne

12 Rizoid berasal dari batang; sel daun

berpapil ................ Solenostoma comatum

13 Daun ventral berbagi dua (bifid);

tanaman hijau kekuningan .................... 14

13 Daun ventral tidak terbagi; tanaman hijau

kecoklatan ...... Acrolejeunea pycnoclada

14 Sinus daun ventral bersudut tumpul ...... 15

14 Sinus daun ventral bersudut runcing ..... 16

15 Sel daun ber-mamil, terdapat 2-3 sel oseli

pada pangkal daun ....................................

Page 13: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

5

......................... Harpalejeunea filicuspis

15 Sel daun ber-papil, sel oseli tidak ada .......

.................. Drepanolejeunea ternatensis

16 Badan minyak besar, 1-3 per sel; papila

hialin berada di ujung lobul .......................

....................................... (Cheilolejeunea)

16 Badan minyak kecil dan banyak; papila

hialin berada di lobul dekat batang ...........

............................................ 19 (Lejeunea)

17 Lobul panjang (1/2-3/4 panjang lob) .........

...................... Cheilolejeunea meyeniana

17 Lobul pendek (1/4-1/3 panjang lob) ......18

18 Daun ventral 2-3x lebar batang; sel-sel

pada helaian daun tanpa trigon ...................

........................ Cheilolejeunea intertexta

18 Daun ventral 4-8x lebar batang; sel-sel

pada helaian daun dengan trigon kecil .......

........................... Cheilolejeunea trifaria

19 Tepi daun kranulat; lebar tanaman 0.6

mm ......................... Lejeunea micholitzii

19 Tepi daun rata; lebar tanaman 1.3-2.0 mm

.................................... Lejeunea obscura

Sebaran Jenis Lumut Berdasarkan Tipe

Substrat

Lumut berdasarkan substrat tempat

hidupnya dikelompokkan menjadi lumut

arboreal (epifit, tumbuh pada substrat pohon)

dan terestrial (tumbuh pada substrat tanah,

pasir, dan batu). Lumut hati arboreal (8 jenis)

dan terestrial (9 jenis) ditemukan pada

penelitian ini.

Gambar 4 Jumlah jenis lumut hati dan lumut

tanduk yang ditemukan pada

substrat pohon, batu, tanah, dan

pasir.

Semua lumut hati bertalus dijumpai pada

substrat terestrial sedangkan lumut hati

berdaun dijumpai pada substrat terestrial dan

arboreal. Semua lumut tanduk dijumpai pada

substrat terestrial (Gambar 4). Pada penelitian

ini tidak ditemukan lumut tanduk epifit.

Namun demikian di Jawa dilaporkan lumut

tanduk Dendroceros (SÖderstrÖm et al. 2010)

tumbuh sebagai epifit pada pohon (Piippo

1993).

Lumut arboreal hanya dijumpai di Bukit

Pronojiwo. Delapan dari 19 jenis lumut yang

ditemukan di Bukit Pronojiwo merupakan

lumut arboreal (Gambar 5). Habitat lumut di

Bukit Pronojiwo menyediakan substrat

arboreal berupa pohon-pohon seperti Pinus,

Akasia, dan Rasamala (Susantyo 2011).

Substrat terestrial berupa batu, pasir dan

tebing tanah terbuka, terdapat di tepi jalan

menuju puncak Bukit Pronojiwo. Semua

lumut yang ditemukan di Kinahrejo dan

Gandok dijumpai pada substrat terestrial

(Gambar 5).

Gambar 5 Jumlah jenis lumut yang ditemukan

pada substrat pohon, tanah, batu,

dan pasir di tiga lokasi penelitian.

Ketersediaan substrat merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi

keanekaragaman dan kemelimpahan jenis

lumut. Keanekaragaman dan kemelimpahan

lumut yang dijumpai di Gandok dan di

Kinahrejo lebih sedikit karena kedua lokasi

tersebut tidak terdapat pohon sebagai tempat

tumbuh lumut epifit. Hal ini juga terjadi pada

lingkungan hutan gundul bekas tebangan atau

kebakaran dikarenakan ketersediaan substrat

lumut arboreal hilang karena adanya

kebakaran dan penebangan, sedangkan

ketersediaan substrat terestrial menyusut

akibat tertutup oleh abu sisa pembakaran

(Rudolphi & Gustafsson 2011).

Keanekaragaman dan kemelimpahan lumut

hati dan lumut tanduk yang dijumpai di Bukit

Pronojiwo lebih banyak ditemukan pada

substrat terestrial daripada arboreal. Walaupun

di Bukit Pronojiwo masih terdapat pohon,

namun pengambilan sampel lumut dilakukan

di sepanjang jalan setapak menuju puncak

Bukit Pronojiwo yang terbuka. Sedangkan

jenis-jenis lumut hati di hutan primer lebih

8

4 6

2

3

0

2

4

6

8

10

Pohon Batu Tanah Pasir

Jum

lah

Jen

is

Lumut Tanduk

Lumut Hati

8

5

7

2

2

3

2

0

2

4

6

8

10

12

14

Pohon Tanah Batu Pasir

Jum

lah

Jen

is

Gandok

Kinahrejo

Bukit

Pronojiwo

Page 14: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

6

banyak dijumpai pada substrat arboreal

daripada terestrial (Ariyanti & Sulistijorini

2011) dikarenakan di hutan primer banyak

terdapat pohon sebagai tempat hidup lumut

epifit, dan substrat terestrial tertutup serasah.

Selain ketersediaan substrat,

keanekaragaman dan kemelimpahan lumut

juga dipengaruhi oleh lingkungan mikro

seperti temperatur udara, intensitas cahaya,

dan kelembapan udara (Vanderpoorten &

Engels 2002). Lumut tumbuh optimal pada

suhu 15-25 0C tetapi toleran pada suhu 40-50

0C serta kelembapan udara di atas 50%

(Asakawa 2007). Area TNGM memiliki suhu

udara rata-rata 20-25 0

C (Susantyo 2011)

sehingga TNGM merupakan tempat yang

cocok bagi tumbuhnya lumut.

Keanekaragaman Lumut Antarlokasi

Penelitian

Keanekaragaman lumut hati dan lumut

tanduk di Bukit Pronojiwo lebih tinggi dari

dua lokasi lainnya (19 jenis), Kinahrejo (4

jenis) dan Gandok (2 jenis) (Tabel 1). Pada

penelitian di lokasi yang sama dijumpai lebih

banyak jenis lumut sejati (Suharti 2013). Lima

belas dari 19 jenis lumut yang ditemukan di

Bukit Pronojiwo tidak dijumpai di Kinahrejo

dan di Gandok. Satu dari empat jenis lumut di

Kinahrejo (S. ariadne) tidak dijumpai di Bukit

Pronojiwo dan Gandok. Satu dari dua jenis

lumut di Gandok (Marchantia treubii)

dijumpai di dua lokasi lainnya sedangkan satu

jenis lainnya (S. tetragonum) tidak dijumpai di

Kinahrejo. Tiga jenis lumut hati ditemukan di

Kinahrejo dan Gandok, tetapi hanya satu jenis

yang sama (M. treubii) yang ditemukan pada

kedua lokasi tersebut (Tabel 1).

Jumlah lumut yang ditemukan di

Kinahrejo dan Gandok lebih sedikit daripada

di Bukit Pronojiwo karena di kedua lokasi

tersebut tidak terdapat pohon sebagai substrat

arboreal. Kondisi vegetasi di Bukit Pronojiwo

berupa hutan. Substrat arboreal masih banyak

dijumpai di lokasi tersebut. Lumut hati dan

lumut tanduk di Kinahrejo dan Gandok

dijumpai tumbuh di batu tebing dan tanah

tebing tepi jalan yang terbuka. Sedangkan

lumut sejati ditemukan di permukaan tanah

dan pohon tumbang (Suharti 2013). Sebagian

substrat terestrial (tanah) di Gandok tertutup

oleh tumbuhan bawah. Jenis-jenis tumbuhan

bawah yang umum dijumpai di Gandok yaitu

Digitaria nuda, Pityrogramma

austroamericana dan Polygala paniculata

(Nadirman 2013).

Jenis lumut hati yang paling umum

dijumpai yaitu jenis lumut hati bertalus dari

suku Marchantiaceae yaitu M. treubii. Jenis

ini dijumpai di ketiga lokasi. Lumut dari suku

Marchantiaceae dapat tumbuh pada substrat

yang tumbuhan lain tidak dapat tumbuh,

seperti tanah berpolusi dan abu sisa

pembakaran (Causse 1989). Di hutan

Tasmania telah dilaporkan bahwa

Marchantiaceae tumbuh pada tanah, tiga

setengah tahun setelah kebakaran hutan.

Substrat sisa pembakaran tidak menjadi

penghambat bagi perkecambahan spora

Marchantiaceae (Duncan et al. 1982).

Marchantiaceae juga dilaporkan sebagai

lumut dominan pada periode penelitian selama

sepuluh tahun setelah kebakaran hutan

(Ruokolainen & Salo 2006).

SIMPULAN

Lumut di TNGM yang dikoleksi dan

diidentifikasi pada penelitian ini meliputi 12

jenis lumut hati berdaun, lima jenis lumut hati

bertalus dan tiga jenis lumut tanduk. Jenis-

jenis yang diperoleh dapat diidentifikasi

berdasarkan ciri gametofit dan sporofit.

Beberapa ciri gametofit yang digunakan untuk

identifikasi lumut hati bertalus dan lumut

tanduk antara lain bentuk dan permukaan

talus. Lumut hati bertalus dan lumut tanduk

dapat dikenali antara lain berdasarkan letak

sporofit dan bentuk kapsul. Sedangkan

identifikasi lumut hati berdaun antara lain

menggunakan ciri-ciri daun lateral, daun

ventral dan rizoid. Lumut arboreal (semuanya

merupakan lumut hati berdaun) hanya

dijumpai di Bukit Pronojiwo, lokasi yang

masih terdapat pohon. Oleh karena itu

keanekaragaman jenis lumut di Bukit

Pronojiwo lebih tinggi daripada di Kinahrejo

dan Gandok yang memiliki kondisi lebih

terbuka tanpa vegetasi pohon. Lumut hati

bertalus M. treubii merupakan jenis yang

umum dijumpai di TNGM. Pada penelitian ini

jenis tersebut dijumpai di ketiga lokasi

penelitian.

Page 15: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

7

DAFTAR PUSTAKA

Amakawa T. 1968. New or little known

Asiatic species of the family

Jungermanniaceae. IV. J Hattori Bot. Lab.

31:101–112.

Ariyanti NS, Sulistijorini. 2011. Contrasting

arboreal and terrestrial bryophytes

communities of the Mount Halimun Salak

National Park, West Java. Biotropia

18(2):81–93.

Asakawa Y. 2007. Biologically active

compound from Bryophyte. Pure Apll

Chem. 79(4):557–580.

Campbell EO, Hasegawa J. 1993. Phaeoceros

hirticalix (Steph.) Haseg. (Anthocerotae)

new to New Zealand. New Zealand J of

Botany 31:127–131.

Causse HB. 1989. Marchantia L. The Asiatic

and Oceanic taxa. J Brophytorum

Bibliotheca Band 38:1–292.

Duncan, Diana, Dalton. 1982. Recolonization

by Bryophytes following fire. J Bryology

1(11):53–63.

Glime JM. 2007. Brophyte Ecology. Volume

1. Physiological Ecology. Ebook

sponsored by Michigan Technological

University and the International

Association of Bryologists. Accessed on

Sept. 2012, at <http://www.

bryoecol.mtu.edu>.

Gradstein SR, Churchill SP, Salazar-Allen N.

2001. Guide to the Bryophytes of Tropical

America. New York: The New York

Botanical Garden Comp.

Gradstein SR, Culmsee H. 2010. Bryophyte

diversity on tree trunk in montane forest of

Central Sulawesi, Indonesia. Tropical

Bryology 31:95–105.

Gradstein SR, He XL, Piippo S, Mizutani M.

2002. Bryophyte flora of the Huon

Peninsula, Papua New Guinea. LXVIII.

Lejeuneaceae subfamily Ptychanthoideae

(Hepaticae). Acta Bot. Fenica 174:1–88.

Gradstein SR et. al. 2010. Bryophyte of

Mount Patuha, West Java, Indonesia.

Journal on Taxonomic Botany Plant

Sociology and Ecology 13(2):95–220.

Gradstein SR. 2011. Guide to the Liverworts

and Hornworts of Java. Bogor : SEAMEO

BIOTROP.

Grolle R, Piippo S. 1986. Bryophyte flora of

the Huon Peninsula, Papua New Guinea.

XVI. Pallaviciniaceae (Hepaticae). Acta

Bot. Fennica 133:59–79.

Isaac I. 1941. The structure of Anthoceros

laevis in relation to its water supply. Ann

Bot 5(2):339–352.

Meijer W. 1957. Notes on some Malaysian

spesies of Anthoceros L. (Hepaticae) II. J

Hat. Bot. Lab. 18:1–13. Di dalam:

Campbell EO, Hasegawa J. 1993.

Phaeoceros hirticalix (Steph.) Haseg.

(Anthocerotae) new to New Zealand. New

Zealand J of Botany 31:127–131.

Miller HA. 1959. Remark on the succession of

Bryophytes on Hawaiian lava flows. NSF

Grant G7115. 14:246–247.

Nadirman I. 2013. Keanekaragaman

tumbuhan bawah pasca erupsi Merapi di

Taman Nasional Gunung Merapi,

Yogyakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Institut Pertanian Bogor.

Piippo S, Vana J. 1989. Bryophyte flora of the

Huon Peninsula, Papua New Guinea.

XXIX. Jungermanniaceae and

Gymnomitriaceae (Hepaticae). Acta Bot.

Fennica 26:107–125.

Piippo S. 1993. Bryophyte flora of the Huon

Peninsula, Papua New Guinea. LIV.

Anthocerotophyta. Acta Bot. Fennica

148:27–51.

Piippo S, He X-L, Juslen A, Tan BC, Murphy

DH, Pocs T. 2002. Hepatic and hornwort

flora of Singapore. Ann. Bot. Fennici

39:101–127.

Rost, Thomas L, Thomson. 2006. Plant

Biology, second edition. USA: Thomson

Higher Education.

Rudolphi J, Gustafsson L. 2011. Forest

regenerating after clear-cutting function as

habitat for Bryophyte and Lichen species

of conservation concern. J Pone 6(4):1–9.

Ruokolainen L, Salo K. 2006. The succession

of boreal forest vegetation during ten years

after slash-burning in Koli National Park,

Eastern Finland. Ann. Bot. Fennici 43:366-

378.

Satiyem. 2012. Keanekaragaman tumbuhan

lumut (Bryophyta) pada berbagai

ketinggian hubungannya dengan kondisi

lingkungan di wilayah lereng selatan

Merapi pasca erupsi [skripsi]. Yogyakarta:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Universitas Negeri

Yogyakarta.

SÖderstrÖm L, Gradstein SR, Hagborg A.

2010. Checklist of the hornworts and

liverworts of Java. J Phytotaxa 9:53–149.

So ML. 1995. Mosses and Liverworts of Hong

Kong. Hong Kong: Heavenly People

Depot.

So ML, Zhu RL. 1996. Mosses and Liverworts

of Hong Kong volume 2. Hong Kong:

Heavenly People Depot.

Page 16: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

8

Stephani F. 1916. Species Hepaticarium V.

Geneve & Bale, pp. 966-985. Di dalam:

Campbell EO, Hasegawa J. 1993.

Phaeoceros hirticalix (Steph.) Haseg.

(Anthocerotae) new to New Zealand. New

Zealand J of Botany 31:127–131.

Suharti. 2013. Keanekaragaman lumut sejati

di Taman Nasional Gunung Merapi,

Sleman-Yogyakarta [skripsi]. Bogor:

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam. Institut Pertanian

Bogor.

Susantyo JM. 2011. Inventarisasi

keanekaragaman jenis tumbuhan di

kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

[skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan.

Institut Pertanian Bogor.

Vanderpoorten A, Engels P. 2002. The effects

of environmental variation on bryophytes

at a regional scale. J Ecography 25:513–

522.

Zhu RL, So ML. 2001. Epiphyllous

Liverworts of China. J Nova Hedwigia

Beiheft 121:1–148.

Page 17: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

9

LAMPIRAN

Page 18: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

10

Lampiran 1

Daftar Istilah

Arkegonium (archegonium) : Organ kelamin betina atau gametangium,

mengandung sel telur

Badan minyak (oil body) : Organel bermembran berisi terpenoid, karakteristik

dari sel lumut hati

Cuping reseptakel (receptacle lobe) : Sebutan bagian reseptakel pada lumut hati bertalus,

reseptakel dapat berbagi menjadi beberapa cuping

Daun lateral : Daun pada bagian samping batang

Daun ventral (underleaves) : Daun pada bagian permukaan bawah batang; ukuran

kecil atau sama, dengan bentuk yang sama atau

berbeda dari daun lateral

Dorsal : Permukaan atas, permukaan yang jauh dari substrat

Papila hialin (hyaline papilla) : Tonjolan berwarna bening pada bagian lobul daun

Involukrum (involucre) : Struktur seperti seludang yang menyelubungi

gametangium

Kapsul (capsule) : Bagian dari sporofit tempat spora dihasilkan

Kranulat (crenulate) : Bagian tepi daun atau talus dengan gigi-gigi yang

sangat kecil

Kupul (cupule) : Bentuk seperti mangkuk, tempat dihasilkan gemma,

disebut juga gemma cup

Lasinia (lacinia) : Struktur tumpukan-tumpukan yang tumbuh pada

permukaan talus

Lob (lobe) : Bagian cuping besar dari daun lateral lumut hati

berdaun

Lobul (lobule) : Bagian cuping kecil dari daun lateral lumut hati

berdaun

Ber-lobus (lobed) : Berbagi-bagi

Mamil (mamilla) : Permukaan sel yang menonjol dengan lumen sel ikut

menonjol, permukaan sel bermamil tampak

menggembung

Oseli (ocelli) : Sel khusus pada daun lumut hati berdaun,

mengandung badan minyak yang besar, tanpa

kloroplas; berwarna abu-abu, coklat, atau merah

Papil (papilla) : Bagian yang menonjol dari permukaan dinding sel,

tampak seperti kutil pada permukaan dinding sel

Reseptakel (receptacle) : Struktur seperti kepingan yang mengandung organ

seks (arkegonium atau anteridium)

Rizoid (rhizoid) : Struktur seperti akar berbentuk benang-benang,

berfungsi sebagai alat lekat

Transkulen (transculent) : Semi-transparan atau agak tembus cahaya

Trigon (trigone) : Penebalan pada sudut-sudut dinding sel

Ventral : Permukaan bawah, permukaan yang berhubungan

langsung dengan substrat

Page 19: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

11

Lampiran 2. Lumut tanduk dan lumut hati bertalus di TNGM.

Anthoceros punctatus Paraphymatoceros hirticalyx

Phaeoceros laevis

Marchantia paleacea

Marchantia treubii

Cyathodium smaragdinum

Page 20: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

12

Lampiran 2 Lanjutan…

Pallavicinia lyellii Dumortiera hirsuta

Page 21: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

13

Lampiran 3. Lumut hati berdaun di TNGM.

Heteroscyphus coalitus

Solenostoma tetragonum

Solenostoma ariadne

Acrolejeunea pycnoclada. Harpalejeunea filicuspis

Drepanolejeunea

ternatensis Cheilolejeunea meyeniana

Cheilolejeunea intertexta

Solenostoma comatum

Page 22: KEANEKARAGAMAN LUMUT HATI DAN LUMUT TANDUK … · Jenis-jenis lumut sejati pasca erupsi Gunung Merapi di TNGM telah dilaporkan oleh Satiyem (2012) yang mencatat 11 jenis lumut sejati

14

Lampiran 3 Lanjutan…

Cheilolejeunea trifaria

Lejeunea micholitzii Lejeunea obscura