keanekaragaman budaya berbusana arab : makna …

18
ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra Arab 714 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA SOSIAL DAN HISTORISNYA M. Alfin Khoirun Na’im dan Badriyah Widi Andari Universitas Negeri Malang [email protected] ABSTRAK : Budaya berpakaian di wilayah Arab sangatlah beragam. Warna, kain serta model pakaiannya yang beragam mengindikasikan kelas sosial penggunanya. Dari segi historisnya, pakaian-pakaian Arab memiliki keterikatan dengan tradisi-tradisi yang berkembang disetiap periode. Periodesasi yang tergambarkan dalam sejarah berpakaian orang-orang Arab diantaranya sejarah berpakaian Islam di wilayah Timur Tengah dari masa pemerintahan Umayyah dan Abbasiyah, masa Kesultanan Mamluk, Kekaisaran Ottoman, serta masa awal Kekaisaran Ottoman dan Iran. Sejarah tersebut menjadi sebuah cikal dimana berkembangnya pakaian-pakaian tradisional Arab yang kemudian berkembang baik dari segi istilah maupun coraknya di seluruh bagian negara Arab. KATA KUNCI : budaya pakaian Arab, keanekaragaman busana, makna sosial, makna historis. Keberadaan sebuah budaya tidak terlepas dari sejarah kemunculannya. Begitu pula dengan budaya berpakaian, yang memiliki keterkaitan dnegan tradisi- tradisi sebelumnya. Kedatangan Islam di dunia Arab juga tidak lantas merubah keseluruhan tradisi budaya yang sudah ada, termasuk pakaian. Hanya saja ada beberapa perbedaan yang mendasari berpakaian di masa Islam dengan masa pra- Islam. Model-model pakaian dalam sebuah masyarakat tentu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Jika dalam ajaran Islam pakaian termasuk ajaran syari‘ah, maka dalam budaya barat mungkin berbeda. Dalam budaya barat pakaian merupakan salah satu lambang status sosial, produk seni dan merupakan bagian dari ideologi sekulerisme. Bahkan fungsi pakaian pun telah berubah, bukan lagi untuk menutup aurat (menurut Islam). Perbedaan ini merupakan realitas yang mungkin dapat bersinggungan atau bahkan dianggap bertentangan idealitas ideologi tertentu baik ideologi agama, bangsa dan negara. Pakaian laki-laki dan perempuan berbeda, meski berfungsi sama namun pakaian keduanya tidak bisa dibalik. Atau model yang satu kurang tepat jika diaplikasikan terhadap lawan jenisnya. Model pakaian masyarakat Arab, Eropa, Asia dan sebagainya akan berbeda satu sama lain. Hal ini bisa jadi disebabkan karena cuaca, budaya, dan

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

714 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA SOSIAL

DAN HISTORISNYA

M. Alfin Khoirun Na’im dan Badriyah Widi Andari

Universitas Negeri Malang

[email protected]

ABSTRAK : Budaya berpakaian di wilayah Arab sangatlah beragam. Warna,

kain serta model pakaiannya yang beragam mengindikasikan kelas sosial

penggunanya. Dari segi historisnya, pakaian-pakaian Arab memiliki keterikatan

dengan tradisi-tradisi yang berkembang disetiap periode. Periodesasi yang

tergambarkan dalam sejarah berpakaian orang-orang Arab diantaranya sejarah

berpakaian Islam di wilayah Timur Tengah dari masa pemerintahan Umayyah

dan Abbasiyah, masa Kesultanan Mamluk, Kekaisaran Ottoman, serta masa awal

Kekaisaran Ottoman dan Iran. Sejarah tersebut menjadi sebuah cikal dimana

berkembangnya pakaian-pakaian tradisional Arab yang kemudian berkembang

baik dari segi istilah maupun coraknya di seluruh bagian negara Arab.

KATA KUNCI : budaya pakaian Arab, keanekaragaman busana, makna sosial,

makna historis.

Keberadaan sebuah budaya tidak terlepas dari sejarah kemunculannya.

Begitu pula dengan budaya berpakaian, yang memiliki keterkaitan dnegan tradisi-

tradisi sebelumnya. Kedatangan Islam di dunia Arab juga tidak lantas merubah

keseluruhan tradisi budaya yang sudah ada, termasuk pakaian. Hanya saja ada

beberapa perbedaan yang mendasari berpakaian di masa Islam dengan masa pra-

Islam.

Model-model pakaian dalam sebuah masyarakat tentu berbeda antara yang

satu dengan yang lainnya. Jika dalam ajaran Islam pakaian termasuk ajaran

syari‘ah, maka dalam budaya barat mungkin berbeda. Dalam budaya barat

pakaian merupakan salah satu lambang status sosial, produk seni dan merupakan

bagian dari ideologi sekulerisme. Bahkan fungsi pakaian pun telah berubah, bukan

lagi untuk menutup aurat (menurut Islam). Perbedaan ini merupakan realitas yang

mungkin dapat bersinggungan atau bahkan dianggap bertentangan idealitas

ideologi tertentu baik ideologi agama, bangsa dan negara. Pakaian laki-laki dan

perempuan berbeda, meski berfungsi sama namun pakaian keduanya tidak bisa

dibalik. Atau model yang satu kurang tepat jika diaplikasikan terhadap lawan

jenisnya. Model pakaian masyarakat Arab, Eropa, Asia dan sebagainya akan

berbeda satu sama lain. Hal ini bisa jadi disebabkan karena cuaca, budaya, dan

Page 2: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

715

kebutuhan pakaian berbeda. Di sisi lain ideologi masyarakat juga seringkali turut

andil dalam terciptanya mode pakaian (Maknuna, 2015).

Dalam tulisan ini dibahas mengenai keanekaragaman busana Arab dari

berbagai negara di dunia Arab dengan keunikan-keunikan pada setiap negaranya.

Selain itu, busana memiliki peran penting dalam pembentukan makna social

dimana pengguna nya dapat menjadi simbol social tertentu, baik ditilik dari segi

pemakaian dan segi historisnya.

BUDAYA BERBUSANA ARAB

Dalam fungsi yang lebih luas, pakaian memberikan fungsi perlindungan,

kesopanan, hiasan, dan penampilan (Eicher, 2005). Karenanya, pakaian juga dapat

menjadi suatu representamen, yang pada gilirannya dapat mengandung ikon,

indeks, dan simbol (Ulfa, 2016). Busana di Arab sangat bermacam-mavam,

namun secara umum bentuk busana budaya Arab adalah jubah panjang, baik

untuk laki-laki atau perempuan yang membedakan adalah variasi warna dimana

laki-laki memiliki warna monoton sedangkan perempuan lebih banyak variasi.

(Guindi, 2005). Juga untuk penutup kepala, bagi laki-laki seperti surban yang

dililitkan kepala dan bagi perempuan adalah jilbab sebagai penutupnya (Ulfa,

2016). Menjadi berbeda adala penyebutannya diantara negara-negara arab disertai

ciri khusus dan unik untuk setiap negara. Berikut ini merupakan gambaran

pakaian tradisional Arab yang umum dipakai (Wienhold, 2015):

Pakaian laki-laki :

1. Thawb ثوب Pakaian panjang sampai pergelangan kaki, biasanya dengan lengan

panjang, mirip dengan jubah. Mengenakan thawb mengekspresikan kesetaraan

dan itu juga sangat cocok untuk iklim panas. Biasanya berwarna putih tetapi

dapat ditemukan dalam warna lain, terutama di musim dingin.

Page 3: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

716 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Gambar 1.1 Thawb

2. Bisht بشت Jubah putih, coklat atau hitam panjang yang dilapisi dengan emas

yang dikenakan di atas thawb. Ia juga dikenal sebagai mishlah. Sering dipakai

oleh pemimpin negara atau pemimpin agama.

Gambar 1.2 Bisht

3. Keffiyeh كوفية hiasan kepala tradisional dari Timur Tengah, terbuat dari

kain persegi, dilipat dan dibungkus dengan berbagai gaya di sekitar kepala.

Beberapa pemakai membungkus keffiyeh menjadi serban, sementara yang lain

memakainya dengan longgar menutupi punggung dan bahu. Biasanya terbuat

dari katun putih (populer di Negaranegara Teluk). Keffiyeh umumnya

ditemukan di iklim kering guna memberikan perlindungan dari matahari,

serta untuk penggunaan melindungi mulut dan mata dari debu dan pasir.

Gambar 1.3 Keffiyeh

Page 4: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

717

4. Tagiyah sebuah penutup kepala tipis kadangkadang dikenakan di bawah

keffiyeh agar tidak tergelincir.

Gambar 1.4 Tagiyah

5. Agal عقال tali hitam tebal, dua ikatan yang menahan keffiyeh di tempatnya.

Beberapa pria mungkin pilih untuk tidak memakai agal.

Gambar 1.5 Agal

Sedangkan untuk pakaian perempuan:

1. Thawb ثوب longgar, lengan panjang, pakaian panjang pergelangan kaki

seperti pakaian pria. Namun, untuk perempuan, leher dan depan dapat

disulam dan dihias dengan manikmanik. Juga warna yang lebih bervariasi.

Gambar 1.6 Thawb

2. Salwar شلوار celana katun atau sutra yang dikenakan di bawah thawb.

Dikenakan wanita terutama di anak benua India, sepasang celana panjang

longgar yang dikenakan dengan tunik panjang.

Gambar 1.7 Salwar

Page 5: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

718 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

3. Abaya عباءة jubah hitam besar yang dikenakan di atas thawb longgar menutupi

seluruh tubuh. Terkadang memakai thawb di bawah abaya mereka. Berpakaian

di Timur Tengah mencerminkan lingkungan, tradisi, warisan, kepercayaan

religius, dan kepribadian wanita masyarakatnya, bersama dengan selera pribadi

dan tren faishonnya sendiri. Ketika dirumah dengan anggota

keluarga, sebagian besar wanita tidak memakai abaya.

Gambar 1.8 Abaya

4. Hijab بحجا jilbab khas yang terikat erat di sekitar kepala dan diselipkan di

belakang untuk menyembunyikan rambut sementara juga menutupi bagian

dahi, tetapi meninggalkan wajah yang masih tampak. Ada banyak versi dari

hijab yang ada dipakai dalam berbagai cara. Hijab telah lama menjadi simbol

kesopanan dan telah digunakan sebagai penutup kepala. Arti Islam dari kata

hijab sebenarnya berarti "kesopanan" dan mengacu pada tanggung jawab pria

dan wanita harus mempertahankan kesederhanaan mereka dengan mencegah

daya tarik dari lawan jenis.

Gambar 1.9 Hijab

Page 6: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

719

5. Niqab نقاب Hijab yang menutupi wajah. Disebut juga dengan cadar di

Indonesia. Beberapa wanita di Timur Tengah mengenakan cadar sebagai

bagian dari hijab mereka, sementara yang lainnya tidak. Ini populer di negara-

negara Arab di Teluk Persia tetapi juga dapat ditemukan di Afrika Utara, Asia

Tenggara, dan anak benua India. Ada banyak gaya niqab. Biasanya ada dua

jenis niqab. Yang pertama adalah kain panjang yang dikenakan di sekitar

kepala yang meninggalkan mata, dan kadangkadang dahi, terlihat (setengah

niqab). Yang kedua adalah penutup wajah total yang terdiri dari pita atas

yangdiikatkan di dahi bersama dengan bagian panjang lebar yang menutupi

wajah, meninggalkan celah untuk mata (penuh atau niqab teluk). Di Arab

Saudi, wanita dibutuhkan untuk mengenakan abaya dan hijab, sedangkan

niqab adalah diperlukan untuk wanita muslim tetapi opsional untuk wanita

yang lain.

Gambar 1.10 Niqab

6. Burqa adalah gaya niqāb yang kurang umum. Burqa terdiri dari bahan ringan

lebar lipit sekitar topi yang pas di atas kepala. Ada kisi-kisi terawang

bersulam tempat untuk melihat. Pakaian luar yang membungkus menyelimuti

seluruh tubuh. Itu dikenakan di atas pakaian seharihari yang biasa (seringkali

gaun panjang atau jubah dan celana) dan dilepas ketika wanita kembali ke

rumah. Burqa hampir sepenuhnya ditemukan di Afghanistan dan daerah -

daerah tertentu di Pakistan dan India.

Gambar 1.11 Burqa

Page 7: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

720 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

KEANEKARAGAMAN BUSANA ARAB

Telah disebutkan bahwasanya budaya berbusana yang umum di dunia arab

adalah busana dengan bentuk dan model seperti diatas. Namun, terdapat

keunikan-keunikan yang membuat busana satu negara-dengan negara lain

berbeda. Muncul perbedaan penyebutan, warna hingga pengembangan bentuk dan

fungsi menjadikan ciri khusus untuk suatu budaya berbusana di negara tersebut.

(Riva, 2016).

Mulai dari aksesori busana orang Arab dari penutup kepala. Dari aksesori

untuk pria secara umum ada Keffiyah dan Tagiyah (Wienhold, 2015). Muncul di

Tunisia Chachia, topi merah datar yang terbuat dari wol dan masih dipakai

beberapa pria yang tua disana. Ini adalah simbol dari tradisi Tunisia; Disebutkan

juga ada Taqiya, tudung kepala ini biasanya dipakai di bawah Ghutra (surban

laki-laki) yang umum di Mesir. Kekhususan Mesir adalah bahwa beberapa pria

mengenakan topi ini sendiri tidak memakai surban. Selain Mesir, Sudan juga

populer dengan Taqiya (Riva, 2016); Penutup kepala dari Yordania yang disebut

Shemagh Mhadab. Keffieh berwarna merah. Merah adalah warna yang khas dari

Jordan karena berdiri untuk nilai-nilai budaya Badui. Dalam pemakaian Shemagh

Mhadab Yordania memiliki arti sosial semakin besar jumbai, semakin tinggi

pentingnya pemakainya (Barlett, 1973). Shumagh adalah nama Saudi untuk

Keffiah khas Yordania yang dipakai oleh banyak orang Saudi di musim dingin

untuk menggantikan ghuthra. Shumagh juga popular di UEA. Shumagh Qatar

biasanya putih dan memiliki kesan seperti Afrika dengan juntaian dua ekor di

belakang, kaku di bagian depan. Juga dengan Kuwait Shumagh-nya berwarna

putih dengan ada motif khusus jika dilihat dari depan (Riva, 2016); di Palestina

disebut dengan Keffieh yang memiliki ciri hitam dan putih. Pola warna ini

menjadi simbol Palestina dalam mendukung palestina dari Israel (Mudde, 2005).

Sedangkan di Yaman disebut Shawl (Riva, 2016); Ghutra adalah kain katun

berbentuk persegi khas dari Saudi Arabia. Ini dilipat secara diagonal untuk

membentuk bentuk segitiga. Pria mengenakan Gutrah di atas Taqiyya. Beberapa

pria mengenakan Ghutra langsung di atas kepala tanpa Taqiya. Warna khas

Ghutra berwarna putih (Sakina, 2008); Kumma popular di Oman sebagai ganti

dari Ghutrah yang kurang popular. Topi tradisional yang memiliki warna berbeda

Page 8: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

721

dan memiliki lubang untuk menjaga kepala tetap dingin. Muzzar, sebuah sorban

yang melilit kepala, dengan atau tanpa kumma di bawahan (Barlett, 1973).

Untuk aksesori penutup kepala perempuan, terdapat Hijab, Niqab dan Burqa

sebagai jenis busana dasarnya. Adapun terdapat pengembangan seperti di Oman

Hijab disebut Lahaf. Ada juga Sefsari dari Tunisa. meski jarang dipakai, tetapi

masih ada beberapa wanita tua yang masih menggunakan kerudung putih panjang

ini. Banyak ditemukan di kota-kota tua Tunisia (Bouzaien, 2012); Haik cadar

hampir terlupakan di Aljazair, namun masih dikenakan oleh beberapa wanita

Berber Libya, serta Maroko. Ini adalah kain putih panjang yang menutupi seluruh

tubuh (Riva, 2016); Lithma adalah versi Yaman dari niqab da nada Sitara juga

dari Yaman. Secara harfiah bermakna "tirai", adalah pakaian tradisional ibukota

Sana'a. Saat ini, hanya wanita lansia yang memakai kain berwarna-warni ini yang

menutupi mereka dari kepala hingga ujung kaki (Apogheephoto, 2016).

Pakaian pria pun juga beragam dari bentuk awalnya Thowb. Maroko

menyebutnya Jellaba , jubah berkerudung yang lebar dan nyaman dengan lengan

panjang yang dapat dianggap sebagai bagian dari warisan nasional. Sedangkan di

mesir disebut Gallabiya dan Jalabiya di Sudan; Hampir sama seperti Jellaba,

disebut dengan Gandora, yaitu jubah lengan pendek dan lebih ringan dari Jellaba.

Terbuat dari kain wol coklat dan putih. Popular di negara Maroko dan Aljazair

(Riva, 2016); di Arab Saudi dikenal juga dengan Dishdasha, thowb Saudi yang

khas menyerupai kemeja panjang. Memiliki dua kancing leher, sangat ketat dan

dibuat untuk memiliki manset; Terdapat jubah unik dari Libya yang disebut Holi,

jubah putih melilit tubuh bagi pria Libya, biasanya dipakai dengan Tagiyah (Riva,

2016); Berasal dari Yaman, merupakan Aksesoris khusus yang disebut Jambiyya

adalah pisau melengkung yang diselipkan di balik sabuk hias yang lebar. Setiap

suku Yaman memiliki setidaknya satu dan sering memakainya. Meskipun

Jambiya melayani banyak tujuan, itu terutama belati seremonial. Pada acara-acara

seperti pernikahan, mereka digunakan saat menari (Apogheephoto, 2016).

Sedangkan beragam pakaian wanita muncul, bukan hanya nama tapi punya

keunikan tersendiri, seperti Abaya, jubah hitam dengan beberapa detail berwarna-

warni adalah yang paling umum di ibukota Masqat, Oman. Model yang sama

seperti abaya, orang Aljazair menyebutnya Karakou, memiliki model sulaman di

Page 9: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

722 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

bagian dadanya dan banyak warna karena wanita Aljazair suka berwarna. Jaket

bordir tradisional ini telah membuat trend baru di panggung mode Aljazair dan

sekarang digunakan pada acara-acara penting dan pernikahan. Abaya hitam versi

Qatar disebut Al Darra dan Dara'a, nama yang sama dengan gaun Qatar, tetapi

datang dalam versi yang lebih berwarna dan model yang berbeda. Biasanya

digunakan untuk pernikahan, tarian tradisional dan sebagainya. Balto adalah versi

Yaman dari Abaya yang tersebar luas di daerah perkotaan.;Kaftan, sebuah

overdress yang mirip dengan jellaba tetapi tanpa kerudung. Biasanya dipakai

dalam acara-acara perayaan atau pernikahan, itu tidak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari oleh orang Maroko; Berbentuk celana yang diebut Sherwal, celana

longgar dan nyaman ini juga sering terlihat di negara-negara Teluk dikenakan di

bawah Thowb. Mereka adalah salah satu dari beberapa pakaian tradisional yang

masih dipakai oleh beberapa warga negara Lebanon yang digunakan tersendiri

tanpa mengenakan Thowb. Selain di Lebanon juga digunakan di Syiria dengan

sebutan Sirwal, celana panjang ini tidak boleh dilewatkan dari pakaian tradisional

Syiria. Memiliki bentuk panjang, longgar dan biasanya terdapat dalam warna

hitam atau netral (Riva, 2016).

Selain pakaian, terdapat juga aksesori untuk alas kaki yang berasal dari

Maroko yaitu Balgha, yang sebagian besar berwarna kuning, tetapi warna lain

juga digunakan. Orang Maroko menemani Jellaba dengan sandal tradisional

Balgha ini (Lachlan, 1997).

MAKNA SOSIAL PAKAIAN ARAB

Menurut awal kekhalifahan Islam, para khalifah Islam awal memang

memberlakukan peraturan ketat agar orang-orang Arab tetap menjaga kemurnian

identitas mereka. Kekhalifahan yang menaklukkan kota-kota untuk selalu

melakukan ekspansi ke daerah-daerah terluar, membuat budaya kearaban semakin

berbaur, maka kemudian kemurnian kearaban tetap diharapkan tetap terjaga,

termasuk dalam hal pakaian (Maftuhin, 2011). Masudi (2008) mengatakan

bahwasanya bagi orang Arab, menggunakan gaun putih dan panjang

menggambarkan pentingnya pakaian tradisional Arab. Pakaian merupakan simbol

yang terlihat yang dapat mengintegrasikan dengan budaya yang berbeda dan

Page 10: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

723

menjaga keseimbangan dengan yang lalu. Karena menggunakan pakaian

tradisional arab memperkenalkan budaya pahlawan mereka dengan berbagai

macam gaya dan item dan dapat dibanggakan.

Sebagai produk budaya yang bersifat kebendaan (material culture), pakaian

memiliki banyak dimensi yang bisa mengundang berbagai disiplin ilmu untuk

mengerjakannya: dimensi fisik dan dimensi simbolik, dimensi struktural dan

interpretif. Aspek fisik pakaian dapat menjadi fokus ilmu-ilmu teknik untuk

menemukan bahan pakaian yang nyaman dikenakan atau yang sehat bagi kulit,

dan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Sejarah seni, terkait dengan nilai estetis

itu, juga sudah lama menjadikan fisik pakaian sebagai objek kajiannya. Sementara

dari segi simboliknya, yang mencakup makna sosial, ekonomi, dan kultural dari

suatu pakaian, meskipun agak terlambat juga sudah dikaji oleh ilmu-ilmu sosial

dan ilmu budaya (Maftuhin, 2011).

PERIODESASI PERKEMBANGAN PAKAIAN ARAB ISLAM DI

WILAYAH TIMUR TENGAH

Pakaian Pada Masa Dinasti Ummayyah Dan Abbasiyah

Baker (2005) mengatakan bahwa Pada Abad ke-9 di masa pemerintahan

Umayyah telah terjadi penolakan terhadap pakaian yang dikenakan oleh Khalifah

Umayyah Walid ke-II (berkuasa pada tahun 734-744) yaitu Jubah Sutera yang

diberi wewangian kuning terhadap pakaian kebesaran Hisham (berkuasa pada

tahun 724-743) sebagai bentuk pendemonstrasian gaya hidup yang bermoral.

Pada masa awal keberadaannya negara Islam, tidak ada pengaruh yang amat

kuat yang dapat merubah budaya berpakaian dari mereka. Mayoritas dari mereka

(non-Muslim) masih melestarikan budaya seperti membayar upeti pakaian

terhadap gereja Koptik yang dilakukan oleh masyarakat Mesir, dan bahkan

mereka enggan menggunakan pakaian yang serupa dengan orang Arab Muslim.

Pakaian yang dikenakan masyarakat Pra-Islam pada waktu itu berupa izar dan

thawb, sedangkan pakaian yang dikenakan sebagai penanda muslim adalah qamis

(baju) yang berlengan pendek yang dikenakan oleh Muslim laki-laki maupun

perempuan, yang diatasnya diberi mantel (caba). Pada Abad ke-8, surban

(turban/imamah) menjadi penanda bagi seorang Muslim laki-laki.

Page 11: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

724 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Gambar 1.12 izar Gambar 1.13 Turban

Laki-laki Muslim dianjurkan untuk tidak mengenakan pakian berwarna

merah ataupun hijau, sedangkan perempuan tidak dianjurkan mengenakan

perhiasan yang mencolok, melainkan menutupi kepala dan wajahnya dengan

jilbab, dan diperkenankan menggunakan sirwal (celana). Ketika musim haji

kebanyakan dari Muslim mengenakan sandal (naqlun) yaitu sandal dari kulit unta

yang biasa dipakai oleh Nabi Muhammad SAW.

Gambar 1.14 naqlun

Penetapan tradisi Khilca sejak tahun 661 hingga 749 pada periode

Umayyah, yaitu sebuah tradisi pemberian pakaian pribadi atau kain panjang yang

terinspirasi oleh kebiasaan Nabi Muhammad memberikan pakaian pribadi atau

kain miliknya terhadap orang-orang tertentu sebagai tanda penghormatan.

Terdapat juga tiraz (sulaman pita permadani) yang memuat nama Khalifah, dan

detail lainnya, berupa anyaman pada bahu (dalam mantel/caba, serta jubba) yang

posisi anyamannya menjuntai kebawah yang juga menjasi sebuah bentuk

penghormatan.

Gambar 1.15 Tiraz

Page 12: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

725

Pakaian warna putih pada masa Umayyah biasa digunakan untuk shalat

jum’at yang dipadu dengan pemakaian surban, seperti yang digambarkan pada

koin, "mahkota" itu mirip dengan mahkota Sasanid (taj) atau topi gula-roti tinggi

(qalansuwa). Pada masa ini penggambaran pakaian perempuan hanya sebatas pada

perempuan penghibur dan pembantu, dengan sedikit pengecualian. Sebagaimana

dulu sirwal sering digunakan dengan qamis. Lukisan Qusayr Amra di awal abad

ke-8 menunjukkan perempuan penghibur dengan setengah telanjang dalam

balutan rok kotak-kotak, tetapi para perempuan yang sedang dalam penobatan

menggunakan pakaian panjang dengan kerah leher yang lebar dan memakai

kerudung.

Pada masa pemerintahan Raja Sulayman (memerintah 715-717) dan

khalifah Abbasiyah Harun al-Rasyid (memerintah 786-809), memiliki kain

pakaian favorit yaitu washi dari Mesir, Irak, dan Yaman. Seperti yang dijelaskan

Ibn Khaldun, warna dinasti Abbasiyah berwarna hitam, sebagai peringatan atas

kematian cucu Muhammad. Pada upacara seremonial, khalifah biasanya

mengenakan pakaian hitam, dengan mantel Nabi di atas bahunya (yang

menandakan berkatnya) dan membawa relik lain yang terkait dengan Muhammad,

atau dia kadang-kadang mengenakan pakaian dalam monokrom yang disulam

dengan wol putih atau sutera. Qalansuwa masih dianggap sebagai "mahkota",

tetapi khalifah individual lebih menyukai satu model daripada yang lain.

Pakaian wazir (menteri) pada masa Abbasiyah yaitu sabuk rangkap,

sedangkan rekan-rekannya (ashab al-dararic) mengenakan jubah wol panjang,

kancing leher ke dada, dan lengan panjang. Perwira tentara (ashab al-aqbiyya)

mengenakan qaba yang lebih pendek dan pas, yang diperkenalkan dari Iran oleh

Khalifah al-Mansur (memerintah 754-775), dengan celana panjang atau legging.

Pangkat tertinggi memakai warna hitam, dan tidak diperkenankan warna tersebut

digunakan oleh pangkat yang rendah. Teolog menggunakan jubah luarnya yang

tebal dari katun hitam, linen, atau wol, dihiasi dengan band tiras emas-bordir,

ketika khotbah jum’at ia menggunakan mengenakan serban hitam, sedangkan

pada acara-acara tidak resmi dia mengenakan serban putih, ditutupi oleh tudung

taylasan hitam sebahu.

Page 13: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

726 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

1. Pakaian Kesultanan Mamluk

Sharbush dan sarajuq, adalah tutup kepala militer kebanggaan yang

digunakan sampai akhir abad ke-13, kemudian digantikan oleh kalawta atau topi

kain kecil yang digunakan dengan ataupun tanpa serban. Sebagaimana pada masa

pemerintahan Abbasiyah, orang-orang Sunni masih mengenakan jubah hitam dan

penutup kepala yang sudah dianggap sebagai pakaian teologi “resmi”, kemudian

penggunaan pakaian tersebut dilarang oleh Sultan Barquq pada tahun 1396 dan

1397 yang kemudian beralih pada pemakaian pakaian luar kain wol berwarna.

Para kadi (hakim) mengenakan dilq, sementara hakim lain mengenakan farajiyya,

istilah garmen yang digunakan sejak 1031.

Gambar 1.16 Farajiyya

Pada masa Kesultanan Mamluk, terdapat sebuah khilca atau system

pemberian pakaian kehormatan, yang disajikan untuk menandai penunjukan baru,

kedatangan dan keberangkatan seseorang dari pengadilan, kesimpulan yang

sukses dari proyek arsitektur atau perawatan medis, dan kesempatan serupa.

Beberapa diantara khilca tersebut ialah: yang di berikan kepada komandan

tertinggi berupa pakaian dari satin Rumi yang berwarna merah dan kuning, yang

dilapisi dengan hiasan berbentuk tupai serta dipangkas oleh berang-berang, dan

dirajut dengan benang emas dan kalawta jepit. Kepala wazir diberi sebuah jubah

sutra putih fawqani, yang dirajut dengan benang emas dan dihiasi sulaman sutra,

tupai, dan berang-berang. Sedangkan birokrat tingkat rendah hanya diberi kain

yang tidak terlalu mahal dari warna lainnya. Pada tahun 1371 dan 1372, Sultan

pada masa itu memerintahkan anggota keluarga nabi Muhammad, baik laki-laki

ataupun perempuan untuk mengenakan sepotong kain hijau di depan umum untuk

memberikan rasa hormat terhadap mereka.

Page 14: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

727

2. Pakaian Pada Masa Kekaisaran Ottoman

Dalam koleksi Topkapi Saray Museum (Istanbul), ada lebih dari dua ribu

item pakaian yang terkait dengan sultan Ottoman dan rumah tangga mereka;

hanya sedikit yang terkait dengan perempuan dan anak-anak kerajaan. Sumber ini

ditambah dengan banyak manuskrip dan lukisan album, dan barang-barang

lainnya. (Baker, 2005)

Pakaian upacara yang khas, yang modis dari pertengahan abad ke-15 hingga

pertengahan abad ke-16, adalah kaftan lengan panjang selutut yang dipakai di atas

garmen lengan lainnya, baju tanpa kerah, dan celana panjang; versi betis juga

tersedia. Pada Abad ke-17, terdapat gaya Jubah yang memiliki lengan lebar

meruncing tajam ke pergelangan tangan kancing yang disebut dolaman. Para

sultan dan pejabat-pejabat tingkat tinggi mengenakan mantel panjang yang

disebut kapaniche dengan penutup kerah persegi yang lebar menutupi bahu ;

untuk mantel penahanan sultan, bulunya adalah rubah hitam, sementara patih

agung, kasim kepala, dan bostanci bashi (komandan penjaga pribadi) biasanya

memiliki pohon musang.

Tidak ada perbedaan mencolok antara pakaian upacara Ottoman dari kepala

birokrat dan komandan tentara, tetapi ada berbagai seragam resimen yang berbeda

selama berabad-abad. Bostanci dapat dikenali dengan pakaian luarnya yang

merah, setinggi betis, dan lengan panjang yang dikenakan dengan topi merah, di

atas telinga kanan, atau topi kerucut cokelat tinggi (yang menunjukkan

peringkatnya). Korps pemanah seremonial pemanah mengenakan shalvar ketat

(celana panjang) selang dengan sepatu bot sampai pergelangan kaki, di atasnya

dikenakan underskirt filmy dan pakaian luar berlengan yang sangat berpola rumit;

hiasan kepala berbentuk kerucut asimetris dengan ikat kepala lebar emas

dilengkapi ensemble. Pasukan Peyk dari utusan pengadilan memiliki "helm"

tembaga berlapis emas, sementara resimen Janissary lainnya memakai keche ,

"tube" putih yang meninggi sekitar dua belas inci dari kaku.

Para teolog Muslim kebanyakan memakai jubah luar (cube) atau dalam

bahasa Arab disebut, yang pemakaiannya menyapu lantai dan mengancing dari

pinggang, dengan lengan yang sangat lebar. Teolog-teolog penting mengenakan

urf , sebuah gulungan turban berbentuk bulat besar, berwarna putih, sementara

Page 15: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

728 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

dari tahun 1590-an sang nakib ul-eshraf (dalam bahasa Arab, naqib al-ashraf),

pemimpin keturunan Nabi Muhammad, memiliki turban berwarna hijau seperti

jubah luarnya. Pakaian jalanan akhir abad ke-16 adalah sebuah baju besi panjang

lengan panjang (dalam bahasa Arab, farajiyya ) dengan kerah panjang punggung

yaka dan tutup wajah mahrama dua potong, dikenakan dengan peche bulu kuda

hitam di atas mata.

3. Pakaian Awal Kekaisaran Ottoman Dan Iran

Dekrit Gulhane tahun 1839 menghapus perbedaan hukum dan sosial antara

Muslim Utsmani dan subyek non-Muslim, termasuk undang-undang mewah yang

berkaitan dengan non-Muslim. Tiga belas tahun sebelumnya, semua pria dewasa,

kecuali teolog, telah diperintahkan untuk mengenakan pakaian berdasarkan gaya

Eropa: celana panjang lurus, kaos berkerah, cravat, dan fez, bukan jubah sutra

panjang panjang longgar dan turban. pada abad ke-19, wanita Ottoman banyak

yang mulai memesan salinan busana yang dikenakan oleh wanita Eropa yang

berkunjung. Setelah Perang Dunia I Mustafa Kemal "Ataturk" memerintahkan

pemakaian topi bertepi dan pakaian bergaya Barat untuk pria, dengan hukuman

keras untuk ketidakpatuhan. pakaian wanita tidak termasuk; namun, gaji tidak

akan dibayarkan kepada pemerintah wanita dan pegawai publik (misalnya, guru,

perawat, pengacara, dan juru tulis) kecuali mereka mengenakan gaya Eropa dan

meninggalkan wajah atau kerudung.

PENUTUP

Berbudaya tidak lepas dari busana dimana busana dapat menjadi dimbol

social tertentu pemakainya. Dalam budaya busana Arab terdapat berbagai macam

bentuk yang memiliki keunikan dan fungsi masing-masing. Namun, walau

terdapat perbedaan, terdapat budaya busana arab secara umum yakni model gamis

pangjang untuk semua kalangan. Selain hal tersebut, berkembanglah pula bentuk

busana arab dengan berbagai penyebutan dan ciri khas masing tiap negara Arab.

Budaya busana Arab sangat mengindikasikan adanya kelas social yang

terlihat dari setiap pemakainya. Kedatangan Islam tidak lantas merubah seluruh

tradisi kebudayan bangsa Arab, termasuk berpakaian. Dalam segi historisnya,

pakaian yang digunakan setiap periode dari masa Umayyah dan Abbasiyah hingga

Page 16: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

729

kekaisaran Ottoman memiliki keterikatan antara satu dengan yang lain, dimana

dalam satu periode tersebut masih melestarikan penggunaan pakaian periode

sebelumnya. Meski demikian terdapat beberapa perbedaan diantaranya seperti dari

tradisi Khilca terhadap profesi masyarakatnya.

DAFTAR RUJUKAN

Apogeephoto. 2016. Yemeni Dress: Photographing the Yemen Culture and

Customs. (online). dimuat dalam http://www.apogeephoto.com/yemeni-

dress-photographing-the-culture-and-customs/. Diakses pada 25 Maret

2018.

Baker, L. Patricia. 2005. Middle East: History of Islamic Dress. (online). dimuat

dalam http://fashion-history.lovetoknow.com/clothing-around-

world/middle-east-history-islamic-dress. diakses pada 21 Maret 2018.

Bartlett , J. R. 1973. The First and Second Books of the Maccabees : Traditional

Jewish Head-Dress Was Either Something Like the Arab's Keffiyeh (a

Cotton Square Folded and Wound Around a Head) or Like a Turban or

Stocking Cap. London: Cambridge University Press.

Bouzaien, Chiraz. 2012. Le Sefseri, Une Tradition Qui Disparaît. dimuat

https://www.baya.tn/rubriques/home/famille/le-sefseri-une-tradition-qui-

disparait/. Diakses pada 25 Maret 2018.

Eicher, J.B. 2005. Clothing, Costume, and Dress. Dalam Steele. V edition

Encyclopedia of Clothing and Fashion, Thomson-Gale.

Guindi, F.E. (2005) Djellaba. Dalam Steele, V (Ed), Encyclopedia of Clothing

and Fashion. Thomson-Gale.

Lachlan, Anne Mc. 1997. Morocco Hand Book and Mauritania. Morocco:

Footprint Handbooks.

Maftuhin, Arif. 2011. Menyingkap Struktur Makna Pakaian Arab. Jurnal. dimuat

dalam Jurnal Musawa Vol. 10 No. 1.

Maknuna, AA. 2015. Konsep Pakaian dan Teori Semantik. Online. Dimuat dalam

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3229/2/BAB%20II.pdf . diakses pada

tanggal 06 April 2018.

Page 17: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

ISSN: 2598-0637 Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan

Sastra Arab

730 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Masudi, Faisal. 2008. The Arab dress code : A Symbol of Identity. online. dimuat

dalam http://gulfnews.com/news/uae/general/the-arab-dress-code-a-

symbol-of-identity-1.458449. Diakses tanggal 20 Maret 2018.

Mudde, Cas. 2005. Racist Extremism in Central and Eastern Europe. London:

Routledge.

Riva, Beatrice. 2016. Arab Clothing the Ultimate Guide. (online). dimuat dalam

http://istizada.com/arab-clothing-the-ultimate-guide/. Diakses pada 25

Maret 2018.

Sakina & Sara. 2008. Clothing in Arabia-Thobes and Abayas. (online). dimuat

dalam https://islamzpeace.wordpress.com/tag/ghutra/. Diakses pada 28

Maret 2018.

Ulfa, Ruzqiyah. 2016. Analisis Semiotika Pierce Jenis Gamis Sebagai

Representasi Budaya Arab. Dalam Jurnal Semiotika: Jurnal Komunikasi.

Wienhold. 2015. Middle Eastern Dress Vocabulary. Illinois: Center for Southeast

Asian & Middle Eastern Studies University of Illinois.

SUMBER GAMBAR

Gambar 1.1 Thawb: https://www.amazon.com/MyBatua-Aarish-Galabiyya-

Jubbah-Dishdash/dp/B00LX8HMI6.

Gambar 1.2 Bisht: https://www.ebay.co.uk/itm/BROWN-BISHT-CLOAK-

ARAB-DRESS-THOBE-SAUDI-MENS-ROBE-EID-LUXURY-

AUTHENTIC-GIFT-EID-/260296031387.

Gambar 1.3 Keffiyeh:

https://en.wikipedia.org/wiki/Keffiyeh#/media/File:Bedouin_Riyadh,_Saudi

_Arabia,_1964.jpg.

Gambar 1.4 Tagiyah: http://www.ebay.co.uk/bhp/muslim-hat.

Gambar 1.5 Agal : https://www.islamicplace.com/products/thin-agal-cord-for-

men-scarf-kifaya-9.

Gambar 1.6 Thawb: https://www.ebay.co.uk/p/Islamic-Muslim-Women-Maxi-

Dress-Abaya-Kaftan-Moslem-Long-Robes-THAWB-Arab-Thoubs-1734-

black-XL/11011335268.

Gambar 1.7 Salwar: https://id.pinterest.com/pin/256142297533058374/.

Page 18: KEANEKARAGAMAN BUDAYA BERBUSANA ARAB : MAKNA …

Kendala dan Solusi Kreatif dalam Belajar Bahasa dan Sastra

Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

731

Gambar 1.8 Abaya:

https://en.wikipedia.org/wiki/Abaya#/media/File:Islamic_Clothing_Abaya

.jpg.

Gambar 1.9 Hijab: http://fashionoid.net/tag/tutorial-hijab/.

Gambar 1.10 Niqab: https://www.amazon.in/Justkartit-Womens-Layeres-Islamic-

Nosepiece/dp/B079LRNX4H.

Gambar 1.11 Burqa : https://edition.cnn.com/2017/08/17/asia/australia-pauline-

hanson-burqa/index.html.

Gambar 1.12 Izar : https://www.custom-qamis.com/en/tailored-serwel-izar/93-

izar-pagne.html.

Gambar 1.13 Turban : http://www.turbandiva.com/Mans-Turban-Dark-Gray-

Dreads-Wrap-Motorcycle-Scarf-Tactical-Scarf-_p_788.html.

Gambar 1.14 Naqlun : http://www.sarkub.com/faedah-gambar-sandal-nabi-

muhammad-saw/.

Gambar 1.15Tiraz : https://www.metmuseum.org/toah/hd/tira/hd_tira.htm.

Gambar 1.16 Farajiyya : http://idlelion.blogspot.co.id/2013/11/urban-middle-

eastern-clothing-layers-in.html.